• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (SLOW LEARNER ATAU KETERLAMBATAN BELAJAR) PUTUS SEKOLAH DI PAGERUNGAN BESAR KECAMATAN SAPEKEN SUMENEP MADURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (SLOW LEARNER ATAU KETERLAMBATAN BELAJAR) PUTUS SEKOLAH DI PAGERUNGAN BESAR KECAMATAN SAPEKEN SUMENEP MADURA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tidak hanya diprioritaskan bagi anak-anak yang memiliki

tingkat kegeniusan tinggi, tidak diperuntukkan bagi mereka yang normal saja baik

dari segi fisik maupun mentalis maupun anak-anak yang berasal dari keluarga

bangsawan, tetapi juga bagi mereka yang dianggap berbeda dan terbelakang dari

anak-anak normal lainnya. Jika pendidikan Indonesia tidak memperhatikan masa

depan anak yang berkebutukan khusus, bisa dipastikan mereka selalu

termarginalkan dalam lingkungan mereka tinggal, apalagi untuk mendapatkan

perlakuan khusus melalui pendidikan luar biasa yang memang diperuntukkan bagi

anak-anak yang berkelainan.

Secara filosofis pendidikan merupakan hak asasi manusia. Sejalan dengan

UUD 1945, sesungguhnya pendidikan bersifat terbuka, demokratis, tidak

diskriminatif, dan menjangkau semua warga negara tanpa kecuali. Dalam konteks

pendidikan untuk anak-anak yang mengalami kelainan fisik, intelektual, sosial

emosional, gangguan perseptual, gangguan motorik, atau Anak Berkebutuhan

Khusus (ABK) merupakan warga negara yang memiliki hak yang sama untuk

menikmati pendidikan seperti warga negara yang lain. Untuk itu pemikiran dan

realisasi ke arah upaya memenuhi kebutuhan pendidikan bagi mereka harus terus

dilakukan (Munawir, 2003:3).

Walaupun pendidikan melalui sekolah adalah hak yang harus ditempuh

(2)

2

sebagai siswa. Hal ini bisa saja diakibatkan individu telah putus sekolah yang

mana putusnya tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor umum yang

sering terjadi menurut yayasan Dana Sejahtera Mandiri (2002:6) yaitu terbatasnya

kesadaran orangtua terhadap pendidikan, kurang berminat atau mempunyai

motivasi yang rendah dalam bidang pendidikan. Alasannya karena banyak

orangtua ingin anak-anaknya “segera mentas” terutama untuk anak

perempuannya, sehingga cenderung menikahkan anak perempuan itu pada usia

muda (dalam Novita, 2004).

Di indonesia seringkali kita jumpai anak yang mengalami putus sekolah,

hal ini terjadi karena bermacam-macam faktor yaitu karena faktor ekonomi yang

mengakibatkan anak tersebut tidak memiliki biaya untuk pendidikannya dan

seringkali orangtua anak tersebut mengorbankan pendidikan anaknya, selain

faktor minimnya ekonomi, perhatian dan motivasi orangtua juga berpengaruh

dalam pendidikan, karena semakin besar anak tersebut maka semakin besar pula

perhatian dan motivasi yang harus diterima, hal ini dikarenakan semakin besar

anak tersebut maka tingkat pergaulannya juga semakin luas dan seringkali anak

dapat terpengaruh oleh teman dan keadaan lingkungan sekitarnya yang

mengakibatkan putus sekolah, maka dari itu perhatian dan motivasi orangtua

sangat dibutuhkan. Selain kedua faktor di atas, putus sekolah juga kadang terjadi

karena faktor dari dalam diri anak tersebut misalnya anak tersebut mengalami

kecacatan fisik atau mental sehingga anak tersebut merasa minder untuk pergi ke

sekolah.

Staf ahli kementrian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) bidang

(3)

3

sekolah di indonesia sangat tinggi. Setidaknya setengah juta anak usia sekolah

dasar dan 200 ribu anak usia sekolah menengah pertama tidak dapat melanjutkan

pendidikan. Tingginya jumlah anak putus sekolah ini juga turut menjadi faktor

rendahnya education development index (EDI) indonesia, yakni peringkat ke 69

dari 17 negara (Profil kemendikbud, dalam Rahmad F, 2012).

Dari hasil penelitian di beberapa negara maju seperti Amerika serikat

menunjukkan bahwa sekitar 15-50 persen dari siswa yang putus sekolah adalah

anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (dalam Munandar,

2009). Di belanda ditemukan sekitar 30 persen anak sekolah dasar dan lanjutan

yang termasuk underachiever. Hal serupa juga ditemukan di inggris dengan

perkiraan 23 persen (dalam Rianita, 2011).

Semiawan dan Munandar mengungkapkan bahwa kesempatan untuk

mendapatkan pendidikan yang sebanding dengan potensi adalah hak setiap

manusia. Setiap anak seharusnya memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan

kebutuhan, kondisi, kemampuan dan minat serta kecepatannya, untuk dapat

berkembang seoptimal mungkin. Milgram menyatakan pula bahwa anak didik

berbakat sebenarnya sama dengan anak didik luar biasa yang mengalami

gangguan penglihatan, buta, tuli, kesulitan belajar, dan keterbelakangan mental.

Mereka mmembutuhkan bantuan untuk memaksimalkan potensi prestasi

sekolahnya. Untuk itu hanya pendidikan khusus yang memungkinkan pelayanan

tersebut dapat diberikan (dalam Rianita, 2011).

Pentingnya pendidikan khusus bagi siswa yang memiliki bakat intelektual

juga disampaikan oleh Cutts dan Mosseley mereka mengungkapkan bahwa anak

(4)

4

anak berbakat intelektualpun membutuhkan pendidikan yang khusus dengan

alasan anak akan mengalami keterlambatan jika itu tidak terpenuhi (dalam

Rianita, 2011).

Pendidikan terpadu adalah sistem pendidikan yang lebih memberi

keuntungan bagi peningkatan kualitas hidup penyandang cacat, dalam arti bukan

hanya mengalihkan penempatan siswa cacat ke sekolah umum, melainkan juga

menciptakan suasana iklim pengajaran yang memungkinkan penyandang cacat

dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal. Misalnya, menciptakan

kurikulum pendidikan guru yang fleksibel, yaitu memeberi calon guru sekolah

umum dengan kemampuan mengajar murid yang berkelainan. Selain itu

menciptakan lingkungan sekolah yang memudahkan ruang gerak bagi penyandang

cacat (Widjaya, 2013:33).

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu pola

tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing karena anak berkebutuhan

khusus memiliki karakteristik yang berbeda, adanya perbedaan karakteristik setiap

peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan kemampuan khusus guru,

guru harus memiliki kemampuan berkaitan dengan cara mengombinasikan

kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek. sekolah memiliki hak

untuk menolak mengajar anak tersebut, hal ini merupakan tindakan yang salah,

dengan adanya sekolah inklusif adalah solusi yang tepat untuk mengatasi siswa

yang memiliki keterbatasan.

Ada beberapa macam bagian anak berkebutuhan khusus seperti anak

dalam kelainan perkembangan (Tunagrahita), kelainan pendengaran dan bicara

(5)

5

kesulitan belajar (slow learner), autis dan lain-lain, akan tetapi peneliti disini akan

meneliti tentang anak berkebutuhan khusus, khususnya pada siswa yang

mengalami kesulitan belajar atau lamban belajar.

Siswa yang mempunyai ketidak mampuan belajar atau disebut juga dengan

slow learner dapat didefinisikan bahwa siswa tersebut memiliki tingkat

kecerdasan yang rendah atau di bawah rata-rata, anak yang mengalami slow

learner tidak dapat dimasukkan ke dalam pendidikan berkebutuhan khusus

(sekolah luar biasa), tetapi masuk dalam pendidikan formal dengan kebutuhan

sekolah inklusif (Efendi, 2009:32).

Anak dengan slow learner dianggap selalu mengalami siklus kegagalan di dalam menyelesaikan pendidikannya, di saat dewasa pun anak-anak slow learner tetap mengalami kelemahan dalam kemampuan dan perilaku belajar mereka

sehingga mengalami gangguan perilaku dan putus sekolah. Akan tetapi, bila

kondisi ini cepat diatasi dengan intervensi khusus, banyak anak yang memiliki

kecerdasan terbatas juga mampu membangun ketrampilan resiliensi untuk

mengatasi permasalahan tersebut dan dapat lulus dari sekolah dasar sampai

dengan menyelesaikan pendidikan tingkat tinggi.

Mengacu pada permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih mendalam di desa Pagerungan Besar untuk anak yang

berkebutuhan khusus, khususnya pada anak slow learner atau siswa yang

mengalami gangguan belajar, di desa Pagerungan Besar ini peneliti menjumpai 15

siswa putus sekolah dikarenakan siswa tersebut mengalami keterbatasan, baik

keterbatasan fisik, mental, sosial sehingga siswa tersebut mengalami gangguan

(6)

6

bertahan di kelas rendah saja yaitu kelas I-III SD dan tidak bisa melanjutkan

pendidikannya ketingkat kelas yang lebih tinggi. Maka dari itu peneliti tertarik

untuk meneliti permasalahan ini guna untuk mengetahui faktor apa saja yang

menyebabkan siswa berkebutuhan khusus tersebut (slow learner) putus sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas peneliti dapat merumuskan masalah dan lebih

memfokuskan pada:

1. Faktor apa saja yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus putus

sekolah?

2. Apa kendala guru dalam mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus putus

sekolah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi:

1. Faktor apa saja yang mengakibatkan anak berkebutuhan khusus putus

sekolah.

2. Apa kendala guru dalam mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus putus

(7)

7

1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat praktis

1) Bagi peneliti: menambah wawasan dan pengetahuan khususnya terkait

dalam penelitian analisis faktor penyebab anak berkebutuhan khusus (slow learner) putus sekolah.

2) Bagi guru: penelitian ini bisa digunakan sebagai salah satu alternative

dalam mengasuh siswa yang memiliki kelainan selama berada di sekolah.

3) Bagi orangtua: dapat dipergunakan sebagai pemahaman dan gambaran

realitas dalam mengasuh anak yang berkebutuhan khusus.

b. Manfaat teoritis

Bagi keilmuan: peneliti berharap mampu menambah kajian keilmuan

dibidang pendidikan dan psikologi baik secara langsung maupun tidak langsung

serta dapat menambah wawasan sebagai salah satu sumber referensi mahasiswa,

khususnya mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas

Muhammadiyah Malang.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Agar penelitian ini bisa terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya dan

menghindari munculnya salah pengertian, maka diperlukan batasan masalah.

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken,

Sumenep, Madura untuk mengetahui dan menganalisis faktor penyebab anak

(8)

8

b. Penelitian selanjutnya pada pola asuh orangtua dalam menyikapi anak tersebut

dan kendala yang dihadapi khususnya pada pendidikan anak yang

bersangkutan dengan melakukan wawancara.

c. Penelitian selanjutnya pada kendala guru dalam pendidikan anak yang

bersangkutan dan mencari solusi pemecahan masalahnya dengan menggunakan

angket yang akan disiapkan oleh peneliti.

1.6 Definisi istilah atau Definisi Operasional

Untuk mempermudah dan memahami maksud dari penelitian ini, peneliti

membuat batasan- batasan istilah yang terkait dengan konsep penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.5.1 Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus

sehingga membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens, disebut

berkebutuhan khusus karena anak tersebut memiliki kelainan dan

keberbedaan dengan anak normal pada umumnya (Delphi, 2006:4).

1.5.2 Slow learner atau di sebut juga dengan ketidak mampuan belajar adalah individu yang memiliki gangguang pada satu atau lebih kemampuan dasar

psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara,

dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir, membaca,

berhitung, dan berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi,

disfungsi minimal otak (Aphroditta: 2013:47).

1.5.3 Putus sekolah adalah Menurut Departemen Pendidikan di Amerika serikat

(MC Millen Kaufman, dan Whitener, 1996) bahwa anak putus sekolah

(9)

9

waktunya selesai atau murid yang tidak tamat menyelesaikan program

(10)

i

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (SLOW LEARNER ATAU KETERLAMBATAN BELAJAR) PUTUS SEKOLAH

DI PAGERUNGAN BESAR KECAMATAN SAPEKEN SUMENEP MADURA

SKRIPSI

OLEH

RAUDHATUL UMMIYAH NIM : 201010430311382

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(11)

ii

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (SLOW LEARNER ATAU KETERLAMBATAN BELAJAR) PUTUS SEKOLAH

DI PAGERUNGAN BESAR KECAMATAN SAPEKEN SUMENEP MADURA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH

RAUDHATUL UMMIYAH NIM: 201010430311382

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(12)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(SLOW LEARNER ATAU KETERLAMBATAN BELAJAR) PUTUS SEKOLAH

DI PAGERUNGAN BESAR SAPEKEN SUMENEP

Oleh

RAUDHATUL UMMIYAH

201010430311382

Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan

di depan dewan penguji dan disetujui

di Malang, 21 Januari 2015

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(13)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima

untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mengesahkan:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

(14)

v

MOTTO

“Inna ma’al ‘usri yusroo.”

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

( QS. Al-Insyirah:6)

“Sehebat apapun kita merencanakan sesuatu, tetap rencana Allah adalah sebaik-baiknya rancangan

(Tawakkal ‘alallah)”

Coba maka bisa. . .

tidak bisa. . .

(15)

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Raudhatul Ummiyah

Tempat dan tanggal lahir : Sumenep, 10 Juli 1991

NIM : 201010430311382

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus (Slow

learner atau Keterlambatan Belajar) Putus Sekolah di Desa Pagerungan Besar

Kecamatan Sapeken Sumenep Madura” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah

skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau

keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam

sumber kutipan atau daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur

plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh

dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty non

eksklusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan

(16)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan Rahmat-Nya,

nikmat-Nya dan Rosulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan terang dan benar

sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Ayahanda Maksum, S.Pd.SD dan Ibunda Hurmia yang tercinta terima kasih karena

beliau tak pernah henti untuk selalu menyayangi, membimbing saya untuk menjadi

pribadi yang lebih baik, memberikan semangat ketika peneliti merasa rapuh dalam

menulis skripsi serta tak henti-hentinya mendo’akan demi masa depanku. Skripsi ini

kupersembahkan untuk kalian sebagai wujud bakti saya.

2. Adik-adikku Mu’tashim Billah, Ma’zamah Billah dan Naily Rizka A, yang telah

membantu dan menemani saya dalam penelitian berlangsung dan kadang-kadang

mengganggu saya ketika mengerjakan skripsi, tapi sifat jail kalian itu adalah hiburan

bagi saya.

3. Nenek dan kakekku yang selalu mendoakanku dan yang selalu menanyakan kapan

wisuda??..

4. Almarhumah Nenekku tercinta yang telah pulang kepangkuan Allah, semoga amal

ibadahnya diterima dan di tempatkan ditempat yang sangat mulia di sisi Allah SWT,

amin.

5. Sahabat-sahabatku penghuni kos tlogomas gang 15 b no 21, penghuni kontrakan 17 dan

teman-temanku angkatan 2010 PGSD kelas C yang tidak dapat kusebut satu persatu atas

dukungan dalam menyusun skripsi ini, serta kebersamaanya selama ini semoga terjalin

selamanya.

6. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

(17)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Analisis faktor penyebab anak berkebutuhan khusus (Slow Learner atau keterlambatan belajar) putus sekolah di Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken Sumenep Madura” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Muhadjir Efendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan fakultas Keguruan Dan ilmu Pendidikan. 3. Dr. Ichsan Anshory AM., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Dr. Ribut Wahyu E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan mengarahkan saya sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dr. Erly Wahyuni, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan banyak bimbingan, pengarahan dan masukan sehingga penulisan skripsi dapat terselesaikan dengan baik.

6. Kepala Sekolah SDN Pagerungan Besar I, Kepala Sekolah SDN Pagerungan Besar II dan Kepala Sekolah SDN Pagerungan Besar III, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Semua Guru-guru yang mengajar di SDN Pagerungan Besar I, SDN Pagerungan Besar II dan SDN Pagerungan Besar III yang telah menyempatkan waktunya untuk membantu saya dalam penelitian.

8. Terakhir, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun dikemudian hari.

Malang, 20 Januari 2015

(18)

ix

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

2.1Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ... 10

2.2Ragan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ... 13

2.3 Pengertian Slow Learner ... 22

2.3.1 Faktor Penyebab Slow Learner ... 23

2.3.2 Karakteristik Slow Learner ... 25

2.3.3 Jenis-Jenis Slow Learner ... 26

2.4 Pengajaran Efektif bagi Siswa yang Mempunyai Ketidakmampuan Belajar 30 2.5 Pengertian Putus Sekolah ... 33

2.5.1 Alasan-Alasan Anak Tidak Bersekolah ... 36

2.5.2 Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ... 38

(19)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 40

3.2Kehadiran Peneliti ... 41

3.3Lokasi Penelitian ... 41

3.4Subjek Penelitian ... 41

3.5Data dan Sumber Data ... 42

3.6Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 42

3.7Teknik Analisis Data ... 46

3.8Prosedur Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA ... ………... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Faktor yang Menyebabkan Anak Berkebutuhan Khusus Putus Sekolah 49 1. Rasa Malu dan Minder pada Teman Sebayanya ... 50

2. Tidak Adanya Pelayanan Khusus ... 52

3. Kurangnya Motivasi atau Dorongan untuk Belajar ... 54

4. Tidak Adanya Sekolah Inklusif ... 55

5. Minimnya Keadaan Status Ekonomi Keluarga ... 57

4.1.2Kendala yang Dihadapi Guru Ketika Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus ... 58

1. Jumlah Siswa dalam Satu Ruangan Kelas Cukup Banyak ... 58

2. Minimnya Tenaga Pengajar ... 61

3. Siswa yang Berkebutuhan Khusus Kesulitan dalam Memahami Pelajaran ... 62

4. Siswa yang Berkebutuhan Khusus Cenderung Terlambat Dalam Menyelesaikan Tugas ... 63

5. Siswa yang Berkebutuhan Khusus Kurang Memperhatikan Penjelasan Guru ... 64

4.2 Pembahasan ... 66

4.2.1 Faktor yang Menyebabkan Anak Berkebutuhan Khusus Putus Sekolah 66 1. Rasa Malu dan Minder pada Teman Sebayanya ... 67

2. Tidak Adanya Pelayanan Khusus ... 67

3. Kurangnya Motivasi atau Dorongan untuk Belajar ... 68

4. Tidak Adanya Sekolah Inklusif ... 69

(20)

xi

4.2.2Kendala yang Dihadapi Guru Ketika Mengajar Anak Berkebutuhan

Khusus ... 70

1. Jumlah Siswa dalam Satu Ruangan Kelas Cukup Banyak ... 70

2. Minimnya Tenaga Pengajar ... 71

3. Siswa yang Berkebutuhan Khusus Kesulitan dalam Memahami Pelajaran ... 71

4. Siswa yang Berkebutuhan Khusus Cenderung Terlambat Dalam Menyelesaikan Tugas ... 72

5. Siswa yang Berkebutuhan Khusus Kurang Memperhatikan Penjelasan Guru ... 73

BAB V PENUTUP ... 74

5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 79

(21)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Kisi-Kisi Angket ... 43

Tabel 2 Kisi-Kisi Observasi ... 44

Tabel 3 Kisi-Kisi Wawancara ... 45

Tabel 4 Hasil Poin 1.a ... 50

Tabel 5 Hasil Poin 1.b ... 52

Tabel 6 Hasil Poin 1.c ... 54

Tabel 7 Hasil Poin 1.d ... 55

Tabel 8 Hasil Poin 1.e ... 57

Tabel 9 Hasil Poin 2.a ... 59

Tabel 10 Hasil Poin 2.b ... 61

Tabel 11 Hasil Poin 2.c ... 62

Tabel 12 Hasil Poin 2.d ... 63

(22)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Alur Kerangka Pikir ... 39

4.1 Peneliti Meminta Keterangan pada Guru Pengajar ... 53

4.2 Siswa Kelas I SDN Pagerungan Besar I ... 60

4.3 Siswa Kelas I SDN Pagerungan Besar II ... 60

4.4 Siswa Kelas I SDN Pagerungan Besar III ... 60

(23)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Kuesioner atau Angket Penelitian ... 79

2. Foto-foto Pengisian Angket ... 81

3. Ketika Proses Belajar Mengajar Berlangsung (Observasi di SDN Pagerungan Besar I) 82

4. Ketika Proses Belajar Mengajar Berlangsung (Observasi di SDN Pagerungan Besar II)

... 83

5. Ketika Proses Belajar Mengajar Berlangsung (Observasi di SDN Pagerungan Besar III)

... 84

(24)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Anita, E. 2004.Mendidik Anak-anak Bermasalah. Jakarta: Inisiasi Press.

Apriyanto, Nunung. 2013. Seluk Beluk Tunagrahita & Strategi Pembelajarannya. Jogjakarta: Javalitera.

Delphie, Bandi. 2006.Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Jhon, Holt. 2002. Mengapa Siswa Gagal. Jakarta: Erlagga

M, Aphroditta. 2013. Panduan Lengkap Orangtua & Guru untuk Anak dengan

Disleksia (Kesulitan Membaca). Jogjakarta: Javalitera.

M, Efendi. 2009.Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Purwa, Almaja, P. 2013. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Jogjakarta: Ar-ruz Media.

Robert, E, Slavin. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 2003. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada TM, Emirfan. 2013. Panduan Lengkap Orangtua & Guru untuk Anak dengan

Diskalkulia (Kesulitan Menghitung). Jogjakarta: Javalitera.

Widjaya, Ardhi. 2013. Seluk Beluk Tunanetra & Strategi Pembelajarannya. Jogjakarta: Javalitera.

Wood, Derek, dkk. 2009. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Jogjakarta: Katahati.

(25)

xvi Internet

Candra Dwi. 2012. Penyebab Anak- anak Putus Sekolah dan Cara

Penanggulanganya. (online).http://Imadiklus.com/2012/07/1

Penyebab-anak-anak-putus-sekolah-dan-cara-penanggulangannya/. Diakses 14 April 2014.

Eliamalia. 2008. Pendidikan Terpadu Menuju Pendidikan Inklusi. (online).http://eliamalia.blogspot.com/2008/06/pendidikan-terpadu-menuju-pendidikan-inklusi.html. Diakses 13 April 2014.

Fachrozi. 2012. Faktor-faktor Putus Sekolah. (online). http://Jurnal/2012/11/03.Faktor-faktor-putus-sekolah.htm.Diakses 15 April 2014.

Hermansyah. 2010. Menggagas Pendidikan Berbasis Nilai Kebersamaan Dalam

Seting Sekolah Inklusif. (online). http://Kemendikbud.Artikel.PLB.htm.

Diakses 13 April 2014.

Kompas. 2010. Ribuan Siswa Putus Sekolah. (online). http://Kediri.kompas.com/2010/10/16 Ribuan-siswa-putus-sekolah/. Diakses

15 April 2014.

Murfi Ali. 2013. Anak Berkebutuhan Khusus. (online). http://Jurnal-Putus-Sekolah/2.htm. Diakses 14 April 2014.

Manurung R. 2010. 12 Juta Anak Indonesia Putus Sekolah. (online).

http://AyomerdekA.Wordpres.com.12-juta-anak-indonesia-putus-sekolah.html.

Referensi

Dokumen terkait

Santosa, Mas (1993), Sistem Informasi Aspek Panas dalam Rancang Arsitektur, Lembaga Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.. Santosa, Mas, Sri Nastiti dan

Analisis keragaan atau perkembangan komoditas hortikultura dilakukan berdasarkan ketersediaan data series yang mencakup indikator luas areal dan luas panen, produktivitas,

yang terpasang kateter uretra pada bangsal Flamboyan, Cempaka, dan Bakung di RSUD Panembahan Senopati, Bantul. Lama waktu terpasang kateter pada pasien di RSUD Panembahan

Sistem Informasi Manajemen | Kesuksesan MaIcih dalam memanfaatkan E-business 10 Tidak hanya sebatas memberikan sebutan untuk para penggemar keripik, akan tetapi bentuk

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis Deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan

Penelitian yang dilakukan dengan metode eksperiman ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis sprayer terhadap udara keluaran yang dihasilkan evaporative cooling yang

Quraish Shihab tersebut telah pula menunjukkan dengan jelas bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang memiliki implikasi terhadap munculnya konsep dasar sistem

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Dengan sistem akuntansi yang masih manual, proses pengolahan data akuntansi