Rusunawa dengan Sistem Bagi Hasil
Jumat, 20 June 2008
MALANG, KOMPAS.com - Pengelolaan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) akan dilakukan dengan sistem bagi hasil antara pihak kampus dengan pemerintah. Pasalnya, rusunawa tersebut merupakan aset milik pemerintah yang
dibangun di lahan milik kampus.
Demikian dituturkan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Muhadjir Effendy , Jumat (20/6) di Malang. Bangunan rusunawa tersebut bukan hibah. Namun merupakan aset milik pemerintah yang dititipkan ke institusi pendidikan. "Sehingga bagaimana pun faedahnya, tetap harus dikembalikan ke negara," ujar Muhadjir.
Untuk itu Muhadjir mengatakan, bahwa pengelolaan rusunwa tersebut dimungkinkan dalam bentuk bagi hasil. Karena ini rusunawa, maka UMM akan tetap menyewakannya kepada mahasiswa. "Dan hasilnya diserahkan ke negara, dalam hal ini Departemen Keuangan, tentu dengan dikurangi beban-beban operasional," ujarnya.
Namun Muhadjir mengatakan, bahwa sistem bagi hasil itu diusulkan baru bisa diterapkan setelah rusunawa beroperasi selama beberapa tahun. Hal itu sekaligus untuk melihat kelayakan dari rusunawa tersebut. Bangunan fisik rusunawa diperkirakan baru selesai September 2008.
Rusunawa mahasiswa UMM akan dibangun dua gedung yaitu gedung putra (seluas 3946 meter persegi) dan gedung putri (lahannya seluas 3245 meter persegi). Rumah susun sederhana sewa atau rusunawa untuk mahasiswa di Kota Malang rencananya akan dibangun empat lantai dengan daya tampung sekitar 336 mahasiswa.
Lantai pertama akan diisi enam unit ruang inap (masing-masing 8 mahasiswa) sehingga lantai satu akan diisi 48 mahasiswa. Sedangkan lantai 2 hingga empat diisi 12 unit ruang inap atau dihuni masing-masing 96 mahasiswa. Setiap lantai akan di lengkap I ruang belajar dan mushola. Adapun ruang makan dan kantin akan difokuskan di lantai satu.
Rusunawa itu juga akan dilengkapi ruang parkir dengan kapasitas 120 sepeda motor, dan 20 mobil. Selain itu juga akan dilengkapi sarana olahraga sebanyak satu unit. Anggaran yang diperkirakan untuk membangun rusunawa itu sekitar Rp 17,787 miliar.
kerawanan sosial akibat tingginya pergesekan sosial budaya antara mahasiswa-mahasiswa atau mahasiswa dan masyarakat setempat, kemacetan dan kerawanan lalu lintas, serta sejumlah dampak negatif lainnya.
Harvested from :