• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK TARI TROEN U LAOT PADA MASYARAKAT PIDIE KABUPATEN ACEH PIDIE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK TARI TROEN U LAOT PADA MASYARAKAT PIDIE KABUPATEN ACEH PIDIE."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK TARI TROEN U LAOT PADA MASYARAKAT PIDIE

KABUPATEN ACEH PIDIE

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

IKE WILDA YUSNI

NIM. 2113142027

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, april 2016

(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Ike Wilda Yusni, NIM 2113142027. Skripsi, Bentuk Tari Troen U Laot Pada Masyarakat Pidie Kabupaten Aceh Pidie. Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini merupakan kajian mengenai Bentuk Tari Troen U Laot pada masyarakat Pidie Kabupaten Aceh Pidie. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Bentuk Tari Troen U Laot pada masyarakat Pidie Kabupaten Aceh Pidie.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Bentuk dari Murgianto yang memuat tentang gerak,. Teori ini menjadi acuan untuk mengupas permasalahan yang ada dalam tari Troen U Laot.

Waktu yang digunakan dalam penelitian untuk membahas Troen U Laot dilakukan sejak Januari 2016 sampai Maret 2016. Tempat penelitian dilakukan di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie. Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel penelitian yaitu tokoh adat, seniman, dan penari adat. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat Pidie adalah nelayan. Dari kegiatan nelayan tersebut maka diciptakan Tari Troen

U Laot. Dalam Troen U Laot terkadung bentuk gerak batiniah tari ini

mencerminkan kehidupan para nelayan yang membutuhkan perlengkapan jala untuk menjalankan aktivitasnya. Sedang bentuk lahiriah diwujudkan lewat ragam-ragam gerak yang tersusun, meliputi ragam-ragam gerak : Ayoen jaroe ( ayunan tangan ),

poh jaroe ukeh ( tangan terbuka ke depan ), poh jaroe unen ( tangan terbuka ke

kanan ), poh jaroe uwie ( tangan terbuka ke kiri ), syukor ( syukur ), poh jaroe yub ( menepuk tangan ), peuget jarring ( membuat jaring ), Teumriong bak jaring ( memegang jaring ).

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan. Kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan penelitian ini dengan menjadikannya dalam bentuk Skripsi.

Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk

dapat menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Bentuk Tari Troen u Laot Pada Masyarakat Pidie Kabupaten Aceh Pidie”. Terselesaikannya Skripsi ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihak yang membantu penulis baik dari awal penulisan sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si Ketua Prodi Pendidikan Tari 5. Drs. Inggit Prastiawan, M.Sn Dosen Pembimbing Skripsi I 6. Irwansyah, M.Sn, Dosen Pembimbing Skripsi II

7. Dra. Rr. RHD. Nugrahaningsih, M.Si Pembimbing Akademik 8. Nurwani, S.ST, M.Hum Penguji II

9. Seluruh Program Studi Pendidikan Tari yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis selama proses perkuliahan.

(8)

iii

keluh dan kesah, keringat yang tiada henti untuk membiayai kuliah penulis, semoga ayahanda dan ibunda tercinta selalu dalam lindungan Allah Swt. Adik tercinta Ika Wijaya dan Ridho Kurniawan Putra dan yang terakhir buat Edy Pranata, S.Pd atas kasih sayang dan doanya.

11.Sahabat-sahabat penulis Tika Maha Wira, Trijayanti Siregar, Ina Refida Daulay, yang telah memberikan motivasi, bantuan moral kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

Medan, April 2016 Penulis,

(9)

iv

B. Indentifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Tari ... 10

2. Pengertian Sejarah. ... 11

3. Teori Bentuk... 12

B. Kerangka Konseptual ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A. Metode Penelitian... 16

D. Teknik pengumpulan Data ... 19

1. Observasi ... 19

1. Lokasi dan keadaan Geografis ... 24

2. Sistem Religi Kabupaten Pidie ... 25

(10)

v

4. Mata Pencaharian ... 26

5. Kesenian ... 27

B. Sejarah tari Troen u Laot Pada Masyarakat Pidie ... 28

C. Bentuk Tari Troen u Laot ... 30

1. Bentuk Lahiriah ... 30

a. Gerak lahiriah. ... 30

b. Bentuk Batiniah . ... 31

c. Bentuk Batiniah Syair . ... 32

d. Bentuk Batiniah Busana. ... 33

e. Bentuk Batiniah Property………. 33

2. Pola Lantai. ... 42

3. Iringan Musik. ... 42

4. Tata Rias dan Busana. ... 46

5. Properti. ... 49

6. Tempat Pertunjukkan. ... 50

BAB V PENUTUP ... 51

1. Kesimpulan ... 51

2. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Konsep………... 15

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Aceh Pidie ... 24

Gambar 4.2 Pembuka ... 34

Gambar 4.3 Motif Gerak Pembuka ... 34

Gambar 4.4 Ragam Gerak Isi ... 35

Gambar 4.5 Motif Gerak Isi ... 35

Gambar 4.6 Motif Gerak Isi ... 35

Gambar 4.7 Motif Gerak Isi ... 35

Gambar 4.8 Motif Gerak Penutup ... 40

Gambar 4.9 Motif Gerak Penutup ... 41

Gambar 4.10 Rapai………43

Gambar 4.11 Sarune ... 45

(12)

vii

DAFTAR TABEL

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(14)

2

Kabupaten Pidie yang terbentang diantara 04, 30-4,60 lintang utara dan 95,75-96,20 bujur Timur merupakan salah satu Kabupaten dalam wilayah Provinsi Aceh. Luas wilayah Kabupaten Pidie mencapai 3.086,90 km. Wilayah Kabupaten Pidie sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya , sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, sebelah Utara bebatasan dengan Selat Malaka dan sebelah Selatan bebatasan dengan Kabupaten Aceh Barat. Aceh merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budayanya. Seni budaya yang khas yang dimiliki Aceh seperti tari troen u laot, troen u blang, musaree-saree,

likok pulo, laweut, poh, dan lain-lain.suku Aceh yang berada di Aceh Pidie

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ( NAD ) memiliki kesenian sebagaimana dimiliki suku-suku bangsa lainnya di Indonesia. Tari Troen u Laot adalah satu tarian yang berasal dari Kabupaten Aceh Pidie. Tarian ini menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat Aceh terutama masyarakat Pidie, artinya Tarian ini telah mengalami perkembangan pesat karena tarian ini telah menyebar di kota-kota lainnya seperti di Kotamadya Banda Aceh.

Menurut Koentjaraningrat (2004:1) dalam arti yang sempit kebudayaan adalah kesenian, sebaliknya dalam arti yang sangat luas kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinnya, karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Karena demikian luasnya, maka guna keperluan analisa konsep kebudayaan itu perlu dipecah lagi ke dalam unsur-unsurnya. Unsur-unsur terbesar

(15)

adat-3

istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. Kesenian sebagai salah satu unsur-unsur kebudayaan merupakan tiang yang menopang keberadaan masyarakat dalam berbagai upacara yang terdapat ditengah-tengah masyarakat.Kesenian tersebut terbagi atas seni musik, seni rupa, seni tari, seni sastra dan lain sebagainya.

Kesenian merupakan ekspresi dan kreativitas dari manusia yang dituangkan melalui gerak,bunyi,gambar,atau sesuatu yang dapat digunakan oleh manusia itu sendiri. Kesenian juga merupakan warisan yang tidak boleh dilupakan, melainkan harus dikembangkan karena dapat menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut. Kesenian bisa digunakan dalam ritual, upacara adat, hiburan, dan pertunjukan sehingga keseniaan itu sendiri tidak lepas dari aktivitas masyarakat.

(16)

4

acara budaya. Menurut sejarahnya tari troen u laot terinpirasi dari tradisi menarik jala yang sering dilakukan pada masyarakat Aceh Pidie kegiatan menarik jala sudah dilakukan pada masyarakat pesisir pantai aceh sejak lama. Saat menangkap ikan, mereka melepas dan menarik jala secara bergotong royong. Setelah selesai menangkap ikan hasil yang mereka dapatkan akan di bagi-bagi pada warga saat menarik jala. Tradisi tersebut direfleksikan dalam sebuah tari yang di sebut tari

troen u laot.

Difungsikan sebagai bentuk seni pertunjukkan tari Troen U Laot dapat di fungsikan sebagai bentuk apresiasi budaya masyarakat Aceh Pidie pesisir pantai, tarian Troen U Laot ditarikan oleh masyarakat Aceh Pidie membawakan tarian

Troen U Laot dimainkan oleh 4 penari laki-laki dan 4 penari perempuan dengan

usia remaja dengan yang diiringi musik khas Aceh. Tarian ini sudah berkembang di daerah Banda Aceh di kembangkan hingga sekarang berbagai kreasi dan variasi dalam segi gerak, pola lanati, tata rias, tata busana, property, music, setiap pertunjukkan agar terlihat menarik walaupun tidak menghilangkan cirri khas dan keasliannya.

Hasil wawancara dengan ibu Yusrizal pada tanggal 24 November 2013 Pemerintah Banda Aceh bekerja sama dengan dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh menggelar Tari Troen U Laot yang diikuti oleh seluruh para yang berada di Banda Aceh. Selain kegiatan tersebut diikuti dengan pameran benda-benda yang bersejarah di Banda Aceh yang secara resmi menyatakan bahwa tari

Troen U Laot merupakan tarian tradisi dan sekarang sudah menjadi sebuah tarian

(17)

5

merupakan tarian yang berasal dari Aceh Pidie untuk menjaga identitas tarian

Troen U Laot di daerah lain tempat masyarakat pendukungnya menetap dan

berkembang. Menjaga identitas melalui tarian tradisi dan memelihara adat istiadat tarian tersebut dan tarian ini telah menjadi tari kreasi. Tarian Troen U Laot merupakan tarian yang turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Aceh Pidie disetiap memulai turun ke laut untuk menjala ikan yang di selingi dengan acara

peusejuik atau tepung tawar dan kenduri tari Troen U Laot merupakan tarian yang

sering dilakukan oleh masyarakat Pidie di setiap turun ke laut mencari kehidupan dengan peralatan yang sederhana Troen U Laot lebih merakyat dan berkembang di sanggar-sanggar daerah Aceh Troen U Laot adalah tarian yang berkembang pada kebudayaan suku Aceh Pidie, salah satu etnik yang terdapat pada wilayah daerah Kabupaten Aceh Pidie.

Penyajian tari troen u laot pada umumnya ditarikan 8 (delapan) orang dan tidak boleh 4 penari laki-laki dan 4 perempuan, ini ditarikan dengan memakai busana baju Aceh berwarna hitam yang mengibaratkan tanah hitam yang subur. Melihat tari ini berkembang dari tujuannya, penulis tertarik untuk meneliti tarian ini dengan judul “ BENTUK TARI TROEN U LAOT PADA MASYARAKAT

PIDIE KABUPATEN ACEH PIDIE”.

B. Identifikasi Masalah

(18)

6

jawabannya, yang bertujuan agar terarahnya masalah yang dibahas. Sugiono

(2008:52) menyatakan bahwa “setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui memilih masalah dalam penelitian

sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian”. Dengan

demikian, identifikasi masalah sangat mendukung dalam suatu penelitian.

Dari uraian di atas maka permasalahan penelitian ini dapat diidentifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Bagaimana bentuk gerak tari troen u laot pada masyarakat Pidie Kabupaten Aceh Pidie?

2. Bagaimana perkembangan tari troen u laot pada Masyarakat Pidie Kabupaten Aceh Pidie?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, ternyata banyak faktor yang dapat diteliti lebih lanjut dalam permasalahan ini maka arah penelitian harus dibatasi. Hal ini dilakukan agar dalam proses penelitian dan penganalisaan data nantinya pembahasan ini tidak akan meluas dan melebar sehingga penelitian lebih terarah. Untuk itu, berdasarkan identifikasi masalah-masalah diatas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini berhubungan dengan bentuk tari tersebut adalah :

1. Bagaimana sejarah tari Troen U Laot pada masyarakat Pidie kabupaten Aceh Pidie?

(19)

7

D. Rumusan Masalah

Hani Halifuddin (2012:115) “Inti dari rumusan masalah adalah suatu yang belum terjawab, sehingga perlu diadakan sebuah penelitian, baik penelitian

lapangan maupun penelitian kepustakaan”. Rumusan masalah menjadi objek

utama penelitian dalam skripsi, karena rumusan masalah sebagai gambaran awal yang akan dibahas dalam skripsi, sehingga pembahasan dalam skripsilebih terarah, dan membuat skripsi memiliki keteraturan yang baik, hal ini sesuai

dengan pendapat Hani Halifuddin (2012:111:112) “Rumusan masalah berisi

uraian pertanyaan penelitian yang harus dicari jawabannya melalui proses penelitian dalam skripsi. Atas dasar itulah bila anda salah dalam menentukan rumusan masalah, maka pembahasan berikutnya juga akan salah.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan masalah, adapun rumusan maslah sebagai berikut. “Bagaimana Bentuk Tari Troen u Laot Pada Masyarakat Pidie

Kabupaten Aceh Pidie”.

E. Tujuan Penelitian

(20)

8

benar-benar mengacu pada rumusan masalah penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan bentuk gerak tari troen u laot pada masyarakat pidie kabupaten aceh pidie?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan dapat mengisi kebutuhan segala komponen masyarakat baik instansi terkait, lembaga-lembaga kesenian maupun praktisi kesenian. Sebuah penelitian diharapkan dapat menanamkan kesadaran, dan membangkitkan keinginan pada generasi muda. Pada penelitian ini, peneliti mencakup kegunaan pengembangan ilmu dan manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai masukan bagi penulis dalam menembah pengetahuan dan wawasan mengenai tari Troen u laot pada masyarakat pidie kabupaten aceh pidie.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat luas mengenai tari Troen u

Laot, khususnya masyarakat Aceh Pidie.

3. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya pembaca yang menekuni bidang seni.

4. Sebagai salah satu bahan masukan di Jurusan Sendratasik khususnya Program Studi Seni Tari, Universitas Negeri Medan.

(21)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari semua yang sudah diteliti di lapangan dan berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan mulai dari latar belakang sampai pembahasan, maka penulis dapat memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tari troen u laot artinya bernelayan. Tarian ini di ciptakan oleh ibu Yusrizal pada tahun 1980. Awalnya tarian ini di ciptakan rangka memeriahkan Kongres Pemuda tahun 1980 di Banda Aceh. Tari troen

u laot ini salah satu tarian yang masih berkembang hingga sekarang di

Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie. Tarian ini menceritakan tentang kegiatan masyarakat Aceh pada saat bekerja sebagai nelayan dan bertani.

2. Sebagai salah satu tarian yang masih berkembang pada masyarakat Kabupaten Pidie, tari troen u laot memiliki fungsi hiburan dan fungsi sosial dalam masyarakat.

3. Tari troen u laot kini mulai di lestarikan dan di pertunjukkan di berbagai acara seperti : Hut Aceh, Hut Kemerdekaan Republik Indonesia, Hut Kabupaten Aceh Pidie dan acara lainnya.

(22)

52

B. Saran

Tari troen u laot merupakan tari tradisional yang ada di provinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie. Tari troen u laot memiliki fungsi didalamnya, maka penulis mengajukkan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pemerintah kabupaten Pidie melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hendaknya lebih memperhatikan keberadaan tari troen u laot yang merupakan salah satu kesenian budaya daerah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan seringnya menampilkan tari troen u laot pada acara-acara yang berkaitan dengan tradisional yang ada di Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Pidie .

2. Agar masyarakat khususnya di kabupaten Aceh Pidie, mengenal tari

troen u laot, tetap menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang

terkandung dalam kesenian tersebut.

(23)

53

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Burhan Firdaus, ed. 1986.Ensikopedi Musik dan Tari Daerah,Profinsi Daerah Istimewa Aceh.Banda Aceh:Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Proyek

Inventasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Daryanto,1998.Kamus Lengkap Baahasa Indonesia.Surabaya:Apollo

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. ( 1981 ). Kesenian Tradisional Aceh Banda Aceh.

Djalal Muchtar dan Athaillah. ( 1980 ). Kesenian Tradisional Aceh. Hadi, Sumandiyo, 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Penerbit Pustaka.

Hadi Y. Sumandiyo, 1983. Pengantar Krativitas Tari. Yogyakarta: Akademi Seni Tari Indonesia.

Haryanti Huthoari, 2012. “Fungsi dan Makna Gerak Tari Rampoe Aceh Pada Masyarakat Kota Langsa ( Nanggroe Aceh Darussalam )”. Skripsi untuk memperoleh gelar S1 pada Program studi seni tari : Universitas Negeri Medan.

Hasymy.A. ( 1983 ). Kebudayaan Dalam Sejarah. Penerbit BEUNA : Jakarta. Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Penerbit : Kartika Surabaya. Koentjraningrat, 2004. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Langer Suzanne. K, 1988, Problems Of Art, Terjemahan F.X.Widyamanto, Bandung : Akademi Seni Tari Indonesia.

Murgianto, Sal, 1983, Koroegrafi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari, Jakarta: (Direktorat Jenderal) Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Padmo Pramana. Tata Teknik Pentas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut, maka solusi yang ditawarkan adalah melakukan pengabdian masyarakat yaitu membuat program tambahan posyandu

Ide cerita pada video clip animasi ini adalah membuat suatu video clip band dengan menggunakan animasi kartun agar terlihat berbeda dengan video-video clip band lainnya

Dari hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa formula gel ekstrak etanol daun Kecombrang ( Etlingera elatior ) mempunyai efektivitas dalam menyembuhkan luka sayat pada

Kebijakan- kebijakan yang perlu ditempuh mengenai pidana penjara dalam rangka mewujudkan ide pemasyarakatan adalah (1) membatasi perumusan pidana penjara secara

a. seni rupa dwimatra ( dua demensi ) yaitu karya seni berbentuk datar atau dua ukuran  ( panjangdan lebar ) yang hanya dapat di pandang dari arah depan saja ,misalnya gambar atau lukisan

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dan menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan untuk

Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka diperlukan adanya perencanaan suatu konstruksi pengendali sedimen ( check dam ) untuk mengurangi sedimentasi yang terjadi di

Dalam rangka kegiatan Sertifikasi Guru dalam Jabatan Tahun 2012 untuk guru-guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 115 UM