DI SMPN 1 PAMULANG
Oleh:
Mita Laraswati
Nim: 102011023505
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAR
JAKARTA
SMP NEGERI 1 PAMULANG
JI. Pamulang Permai Barat" Pamulang - Tangerang 15417 Telp. (021) 7400911
pmn.
SURAT KETERANGAN
NomoI' :8001421.31'509lSMPN 1Pamulang
:epala SMPN I Pamulang dengan ini menerangkan bahwa :
Nama NIM Fakultas Jurusan
Jenjang Pendidikan Alamat
MITA LARASATI 102011023505 Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam SI
JI. Bougenville BlokC20/20 rt01/05 Sku-Tambun- Bekasi
Adalah benar bahwa yang bersangkutan telah mengadakan penelitian di VlPN I Pamulang dari tanggal I sid 15 Oktober 2006, dengan hasil karya tulis :rjudul : "Peranan Guru Agama Dalam Mengoptimalkan Prestasi Belajar Siswa Pada lata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMPN I Pamulang".
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan bagaimana mcstinya.
ISLAM DI SMPN 1 PAMULANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas lImu Tarbiyah
untuk memenuhi persyaratan menC8lpaJ
gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
MITA LARASWATI
Nim : 102011023505
Di bawah bimbingan
,
BMセ|Nセ
.•
Oセ"
Drs. H.Abdul Fatah wゥ「ゥウッョッセmNa
NIP.150236009
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGVRlJAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYAIUF HIDAYATTJLLAH
JAKARTA
セゥウキ。 Pad a Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang telah diujikan lalam sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif
-liclayatullah Jakarta pada tanggal 20 November 2 006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
;atu syarat untuk memperoleh gelar smjana pendidikan islam program strata 1 (SI) padajurusan
)enndidikan Agama Islam.
Jakarta, 20 November 2006
Sidang Munaqosyah,
)ekanl
(etua Merangkap Anggota,
)rof. Dr.
\lIP. 150203320
MA
Anggota,
NIP. 150202343
Penguji II,
H
Drs. Ruscly Jamil, M.Ag
Segala Puji Bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti
mencurahkan rahmat dan karuniaNya, yang telah menjadikan iman ilu indah dalam
hati hambanya serta menjadikan kecintaan kepada risalahnya lebih dicintai dari
segala apapun di dunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat akhir dalam menyelesaikan
program S I Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Salawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang
menjadi tauladan agung sepanjang masa dan ma'sum akan dosa serta pemupuk
ukhuwah sesama l11anusia, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat
dan pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan
berpedoman dengan petunjuknya.
Dalam penulisan skripsi, penulis menyadari tidak sedikit tentunya kendala,
hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi baik yang menyangkut pengaturan waktu
pengumpulan bahan-bahan ataupun kondisi objektif di lapangan dan sebagainya.
Nanult1 dengan pertolongan Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha penyayang serta
berkat kesungguhan hati dan kerja keras penulis dapat melewati kesulitan yang
dihadapi dan semua ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak yang selalu menyertai penulis. Untuk itu penulis sampaikan terima
2. Bapak Ketua dan sekretariat jurusan pendidikan agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs.H. Abdul Fatah Wibisono,MA, dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk dan
nasehat kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
4. Seluruh dosen sel1a asisten dosen yang telah memberikan ilmu serta
bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Ayahanda Ma'mun Yusuf dan Ibunda Ita Fatimah atas segala kasih sayang
keduanya yang tak terhingga atas perjuangan dan pengorbanan serta
mengasuh, mendidik, mendoakan dan memberikan nasihat yang tulus kepada
penulis, Meskipun agak cerewet namun sangat membantu sekali bagi penulis
dengan segala motivasi yang diberikannya.
6. Bapak pil11pinan SMPN 1Pamulang.
7. Bapak Ibu guru SMPN 1PanlUlang yang telah meluangkan waktunya untuk
wawancara bersama penulis.
8. Pel11il11pin perpustakaan utama dan perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta stafnya yang telah berpartisipasi
dalam penyediaan literatur dan mel11injamkan buku-buku yang penulis
10. Sahabat-sahabat seperjuangan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
khususnya Suminar, Sulastri Herawati, Eri Syafaati, Della Rahrnah, dan
rekan-rekan kelas B angkatan 2002 yang tidak dapat disebutkan,Dengan tidak
mengurangi rasa hormat penulis.
II. Sahabat-sahabat yang sedikit banyaknya telah membantu dalam pengetikan
skripsi ini khususnya Farqon dan tedi.
12. Teman-teman kosan khususnya Nur Hikmah, Lilik, Oka, Puri, Peri dan Pipit
yang selalu menemani serta memberi dorongan dan semangatnya kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, amino Dan semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahrnat dan karuniaNya serta membalas budi semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis. Amin
Ya Robbal A'iamin ...
Jakarta, 10 November 2006
BABI
KATAPENGANTAR .i
DAFTAR181 iv
DAFTAR TABEL vi
PENDAHULUAN
.A. LataI' Belakang Masalah I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 8
D. Sistematika Penyusunan 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Guru Agama 10
I. Pengertian Guru Agama 10
2. Syarat-syarat Guru Agama II
3. Kompetensi Guru Agama 16
B. Prestasi Belajar 23
I. Pengertian Prestasi 13elajar 23
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi 13elajar 24
3. Taksonorni Pengukuran Prestasi 13elajar Siswa 27
C. Pendidikan Agama Islam 31
I. Pengertian Pendidikan Agama Islam 31
2. Landasan Pendidikan Agama Islam 34
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian 45
C. PopuJasi dan SampeJ 45
D. Teknik Pengumpulan Data 46
E. Teknik Pengolahan Data 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMPN 1Pamulang 48
I. Sejarah Berdirinya 48
2. Visi dan Misi .49
3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan 49
4. Struktur Organisasi 54
5. Sarana dan Prasarana 55
6. Kegiatan Ekstrakurikuler 56
B. Tabulasi Data dan Analisis Data 57
BAB V PENUTUP
1\. Kcsilllpulan 71
B. Saran 72
DAFTARPUSTAKA
LAMPIRAN
1. Tabel Guru berdasarkanjabatannya sebagai Guru Tetap 50
2. Tabel Guru berdasarkan jabatannya sebagai Guru Honorer. 52
3. Tabel Guru berdasarkan jabatannya sebagai Guru Bantu Sementara 52
4. Tabel Siswa SMPN 1 Pamulang 53
5. Tabel Karyawan berdasarkan statusnya sebagai Tenaga Administrasi Tetap .. 53
6. Tabel Karyawan berdasarkan statusnya sebagai Tenaga Administrasi
Tidak Tetap 53
7. Tabel Karyawan berdasarkan statusnya sebagai Tenaga Pesuruh 54
8. Tabel Sm'ana dan Prasarana 55
9. Tabel mengenai variabel peran guru agama dalam pengajaran
Pendidikan Agama Islam 58
10. Tabel mengenai variabel minat siswa dalam mempelajari
Pendidikan Agama Islam, yang meliputi Motivating Force 65
I I. Tabel mengenai variabel minat siswa dalam mempelajari
Pendidikan Agama Islam, yang meliputi Ketekunan 68
12.Tabel mengenai variabel minat siswa dalam mempelajari
[image:10.595.67.471.122.534.2]A. Latar Belakang Masalah
Belajar mengajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya dalam proses pengajaran. Belajar menunjuk kepada apa yang harus
dilakukan oleh seseorang sebagai pihak yang menerima pelajaran. Sedangkan
mengajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep terse but menjadi kegiatan belajar mengajar yang baik, apabila terjadi
interaksi dalam pengajaran, yaitu untuk mencapai pengajaran yang efektif.
Belaj ar mengaj ar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena
dalam proses tersebut tidak hanya sekedar menyerap dan menerima informasi dari
guru, tetapi melibatkan diri seCal'a aktif agar hasil belajar yang diinginkan lebih
baik.
Dan itu merupakan salah satu tujuan pengajaran yang diinginkan oleh
seorang guru dalam mengajar dan usaha seorang guru untuk mencapai tujuan
tersebut yaitu harus mengetahui hal-hal yang mel11buat keberhasilan dalal11 proses
l11engajar. Oleh karena itu seorang guru hams mempunyai kemampuan dalam
l11engajar, sebagaimana dikatakan oleh Dr. Nana Sudjana bahwa :
"Salah satu kemampuan dasar yang hams dimiliki guru adalah kemampuan
dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar.
proses: belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode' dan alat bantu mengajar serta penilaian/evaluasi".'
Melihat kutipan di atas, jelas bahwa proses belajar mengajar akan
mencapai hasil jika didukung oleh keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya
guru harus mempunyai kemampuan dasar dalam merencanakan dan
melaksanakan program tersebut dan sebaliknya bagi siswa harus dapat
memanfaatkan situasi belajarnya dengan sebaik-baiknya.
Selaras dengan kutipan di atas dikatakan pula bahwa "yang paling
dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran".z
Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengajar
yang baik dan profesional dalam mengajar guna mencapai tujuan pengajaran yang
diinginkan.
Menurut Drs. Muh. Uzer Usman ada limajenis variabel yang menentukan
keberhasilan belajar mengajar siswa yakni "l11elibatkan siswa secara aktif,
menarik l11inat dan perhatian siswa, mel11bangkitkan l110tivasi siswa, prinsip
individualitas, dan peragaan dalam pengajaran".3 Sebagaimana kutipan diatas
bahwa l110tivasi belajar juga termasuk salah satu faktor yang l11empengaruhi hasil
belajar siswa. Winkel menyebutkan "siswa yang berl110tivasi lcuat akan
1Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Sinar Bam, 1989), h. 9
2Ibid.,h. 40
3 Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, J990), h.
mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar".4 Maksudnya'
adalah apabila seorang siswa sudah memiliki motivasi yang kuat, maim siswa
tersebut akan lebih banyak mempergunakan waktu belajarnya untuk selalu
berusaha semaksimal mungkin agar dapat membangkitkan minat belajarnya.
Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, Drs. Slameto
mengungkapkan "faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap.
Sikap merupakan suatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu
bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang diem'i individu dalml1
kehidupan". Hal ini mengandung pengertian bahwa kalau mempunyai sikap
positif terhadap objek/pelajaran yang diberikan guru, maka akan menimbulkan
keeenderungan pada diri siswa untuk mengulangi pelajaran tersebut seeara tekun
yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebutuhan pacta dirinya. Dengan
demikian hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar tujuan
pengajaran dapat dieapai dengan hasil yang baik.s
.Masalah yang sangat penting bagi guru ialah bagaimana usaha guru agar
sebagian besar dari murid-murid dapat belajm' dengml efektif serta menguasai
bahan pelajaran dan keterampilan yang dianggap perlu bagi perkembangan
selanjutnya dalam masyarakat yang semakin kompleks, hal tersebut juga menjadi
masalah penting dalam mata pelajm'an agalJ1a Islam yang meliputi: keimanan,
4W.5. Winkel,Psik%gi Pendidikan dan Eva/uasi Be/ajar,(Jakarta: Gramedia, 1984), h. 27
, 5lameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1988),
ibadah, AI-QuI" an dan akhlak. Yang mana itu semua hanya diajarkan oleh guru
agama dan tentunya guru agama diharapkan dapat menumbuhkembangkan situasi
yang kondusif bagi pengembangan pendidikan agama Islam. Namun demikian
meskipun semua mata pelajaran agama hanya diajarkan oleh guru agama akan
tetapi semua para guru disekolah harus tetap memperhatikan pelaksanaan proses
belajar mengajar siswanya pada mata ー・ャセ。イ。ョ agama islam. Jadi, disini semua
warga sekolahpun ikut memperhatikan pendidikan agama karena pentingnya
agama dalam kehidupan manusia. Pada prinsipnya mata pelajaran agama
bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki pengetahuan tentang
<\!aran-ajaran Islam dan mampu mengaplikasikal1l1ya dalam bentuk arnalan praktis.
Dengan demikian para siswa dapat mengamalkan atau melaksanakan ritual-ritual
ibadah yang benar menurut ajaran Islam.
Pengajaran pendidikan agama Islam ini sebagai aplikasi dari surat
al-Maidah ayat 3 yang berbunyi :
iセ
<,'
"I';->J'"
."
BNセG
,', ,
"e!\'セB
セB
' ..i':'--i
':;.J"I
w,:> i"./""-" J セ
.3 .
.::..<>.>u セNSGGZ^ セ i"- \ '. - , ; - ) , - "
....
" ...-
-
,,-, ) " , jD セ .. tl .. . "
セセ
jyiJ-
wi
オセ
rJ''J
Nェェセ
;;-セ
<J
セi
セ
.... .. ? .. "tt- .. f!J .. ",.
Artinya: "Pada han' ini telah kusempurnakan untuk kamu agama mu, dan telah kucukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah kurldhai Islam itu jadi agama bagimu". (Q.S. Al-Maidah: 3)6
6 Departemen Agama RI, At-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakal1a: Yayasan Penyelenggara
Untuk meneapai tujuan pembelajaran agama Islam memerlukan perhatian
yang serius, waktu yang lama, dan mendapatkan bimbingan dari guru agama yang
mempunyai kualifikasi. Bila memperhatikan frekuensi jumlah tatap muka yang
relatif kurang, malca bukanlah suatu hal yang mustahil bila masih banyak
siswa-siswa yang belum mampu membaea dan menulis Al-Qur'an, apalagi dalam
memahami isi kandungannya.
Keadaan demikian tentu saja dapat memprihatinkan, karena itulah untuk
mengatasi masalah di atas, maka guru agama dituntut untuk mampu
menggunakan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya, hal tersebut dapat
dilakukan antara lain dengan sikap dan eara mengajar yang efektif.7
Telah menjadi kesepakatan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah sangat
penting bagi kehidupan manusia untuk meneapai ketentraman lahir dan batin
terutal11a bagi anak-anak remaja ditingkat SMP yang sedang mengalami masa
kegoneangan dan pubertas. Kenyataan ini membuat guru agama dituntut untuk
dapat selalu memahami dan mengerti keadaan tersebut sehingga apa yang
disampaikan akan dapat dimengelii oleh siswa dan dapat dilihat hasilnya.
Terlebih jika mengingat bahwa guru merupakan salah satu faktor eksternal yang
memiliki pengaruh yang eukup besar terhadap prestasi belajar siswa.
.Keberhasilan belajar l11erupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian
utama dalal11 keseluruhan proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan.
Keberhasilan belajar anak di sekolah dapat diketahui dari prestasi belf\iar anak
dalam berbagai mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk penilaian dengan
menggunakan simbol-simbol tertentu dalam sebuah buku laporan hasil
pendidikan.8
Mengenai prestasi belajar, Suryabrata membagi kedalam dua bagian, yaitu
"pertama, hasil belajar siswa adalah penguasaan kecakapan yang diusahakan
secara sengaja dalam suatu waktu dan satuan bahan tertentu. Kedua, hasil belajar
adalah perbedaan antara kecakapan pada awal dan akhir proses belajar mengajar.9
berbicara mengenai prestasi, siapapun menginginkan untuk mendapatkan
prestasi yang gemilang dan pastinya bangga. untuk meraihnya namun apalah
atiinya bila tidak memiliki akhlak yang mulia yang semua itu bisa didapat dalam
pelajaran pendidikan agama Islam, jadi alangkah baiknya dalam pendidikan
Islampun para siswa mendapatkan prestasi yang tak kalah hebatnya dari
pendidikan umum. Dan dalam hal ini guru agamalah yang sangat berperan
penting dalam mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mala pelajaran agama
Islam, tentunya dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru agat11a tersebut.
Sebaliknya siswa juga harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiktlya untuk
belajar dengan sungguh-sungguh dan memiliki minat serta motivasi yang kuat
dalam mempelajari pelajaran agama Islam.
8 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi,(CV. Rajawali, 1985), Cet. Ke-I, h. 1
9Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: Rake Press, 1975), Cet. Ke-2, jilid
Dan itu semua merupakan tugas guru agama yang mana seorang guru
agama harus mampu memberikan motivasi, membangkitkan minat siswa,
melibatkan siswa seCaI'a aktif dalam proses belajar dikelas dan masih banyak lagi
sehingga prestasi yang tinggi akan dapat dicapai. Dengan demikian tujuan
pembeli\iaran agama akan berhasil dengan baik.
Melihat betapa pentingnya peranan seorang guru agmna dalam
mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam, maka
penulis tel1arik untuk meneliti prestasi dalam skripsi penulis yang berjudul:
"Peranan Guru Agama dalam Mengoptimalkan Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I Pamulang".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dntuk memudahkan pemahaman skripsi ini, maIm penulis
memberikan batasan masalah sebagai berikut :
a. Yang dimaksud dengan prestasi di sini adalah hasil tertinggi yang telah
dicapai oleh siswa pada mata pelajaran agama Islam dan prestasi belajar
yang akan penulis teliti ialah nilai yang diperoleh siswa kelas 1(satu) pada
bidang studi PAl semester 2 (dua) tahun 2005/2006.
b. Kata peranan di sini adalah peranan yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar dimana dalam hal ini seorang guru agama mampu memerankan
dengan harapan dapat mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran agama Islam.
2. Perumusan Masalah
Agar dalam penulisan skripsi ini tidak menyimpang, maka perlu
adanya perumusan masalah. Adapun perumusan masalah pada skripsi ini
adalah sebagai berikut :
Bagaimana peran guru agama dalam mengoptimalkan prestasi belajar
siswa di SMPN I Pamulang pada mata peIajaran Pendidikan Agama Islam?
C. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian pada skripsi ini adalah:
I. untuk mengetahui bagaimana peran guru agama dalam mengoptimalkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2. untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan oleh guru agama dalam
mei1ingkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam.
D. Sistematilm Penyusunan
Bab I adaIah PendahuIuan yang memuat Iatar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penyusunan.
Bab II adalah Tinjauan Pustaka mengenai guru agama yang terdiri dari
dan juga mengenai prestasi belajar yang terdiri dari pengertian prestasi belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan taksonomi pengukuran
prestasi belqiar siswa. Serta mengenai pendidikan agama Islam yang terdiri dari
pengertian pendidikan agama Islam, landasan pendidikan agama Islam, dan tujuan
pendidikan agama Islam.
Bab III adalah Metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan
teknik pengolahan data.
Bab IV adalah HasiI Penelitian mengenai gambaran umum SMPN I
Pamulang yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi dan misi, keadaan guru, siswa
dan karyawan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, selia kegiatan
ekstrakurikuler. Juga mengenai tabulasi data dan analisis data.
A. Guru Agama
1. Pengertian Guru Agama
Sebelurn penulis mengernukakan lebih lanjut rnengenar pengertian
guru agarna, terlebih dahulu penulis akan rnernaparkan rnengenai pengertian
guru. Guru adalah orang yang pekerjaanya rnengajar, baik rnengajarkan
bidang studi urn urn rnaupun rnengajarkan suatu ilrnu pengetahuan kepada
orang lain. Sedangkan guru agarna adalah orang yang rnengajarkan agarna
pada orang lain. Dalarn karnus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa, guru
agarna adalah guru yang rnengajarkan mata pelajaran agama.'
Namun perlu diperjelas bahwa agama yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah agama IslaIll.
SeCaI'a institusional yang dikatakan guru agarna adalah sebagaimana
kutipan di bawah ini.
"Semua orang yang diangkat menjadi guru agama oleh Departemen Agama. Pada umumnya guru agama ini mengajar di perguruan agama yang meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah serta pendidlkan guru agama negerl (PGAN). DI samplng itu juga ada yang bertugas mengajar di sekolah-sekolah umum yaitu sekolah-sekolah yang dikelola oleh departemen-departemen selain daripada Departemen Agama,,2
IDepdikbud,f(amus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bala; Pustaka, 1988), h. 288
2 Depag. RI., P3A, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, (CV. Multiyasa & Co., 1986), h. 36
Dengan demikian yang dimaksud dengan guru agama adalah
seseorang yang ditugaskan oleh instansi tertentu untuk mengajarkan bidang
studi agama.
2. Syarat-syarat Gum Agama
Sebagai seorang pengajar dan pendidik, guru agama harus memenuhi
persyaratan tertentu. Hal tersebut jelas harus dipenuhi, agar guru agama dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi
untuk dapat menjadi guru agama yang baik adalah:
a. Mempunyai ijazah pendidikan keguman
Sebagai bukti konkrit, bahwa seseorang telah mampu menjadi guru
maka ia harus memiliki ijazah keguruan. Seperti yang dikatakan oleh
Djamaluddin Amin: "Seseorang yang akan menjadi guru, hendaklah ia
lelah mendapal pendidikan guru di sualu sekolah guru alau kursus guru,
leori praklek dan berijazah".3
b. Sehat jasmani dan rohani
Kesehatan jasmani seseorang menjadi syarat mutlak di dalam
menjalani profesi sebagai guru. "Guru yang mengidap penyakit menular
umpamanya sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Di samping ilu,
guru berpenyakit tidak akan bergairah mengajar".4
JDjamaluddin Amin,Pedomall Pelldidikan dan Pengajaran, h. 20
4 Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Itmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara dengan Dirjen
173
Dalam kutipan lain dijelaskan "Seorang guru tidak boleh mengidap
penyakit-penyakit tertentu, sepelii penyakit paru-paru (TBC), penyakit
ayan (epilepsy), penyakit lepra, penyakit tetanus dan lain-lain. Terutama
penyakit-penyakit kronis dan bisa menular kepada murid.5
Di samping kesehatan jasmani, guru harus pula sehat secara
rohaniah dalam artian jiwanya tidak terganggu/mengidap penyakit syaraf
atau pernah mengidap penyakit syaraf yang dikhawatirkan akan kambuh
kembali sewaktu-waktu.
c. Menguasai Hmu yang akan diajarkan
Seorang guru harus menguasai materi pelajaran yang diajarkannya,
dengan demikian ia harus benar-benar memperdalam serta memperluas
wawasan pengetahuannya tentang hal-hal yang diajarkarmya tersebut.
Jangan sampai pengetahuannya bersifat dangkal, hingga ia mengajarkan
sesuatu yang salah kepada anak didiknya, atau hanya mengajar sebatas
apa yang ia tahu, bukan mencapai apa yang diharapkan dari tujuan suatu
materi pelajaran. Sedangkan semua yang kita lakukan akan dimintakan
pertanggungjawabannya kelak. Sesuai dengan firman Allah SWT:
Aliinya: "Setiap orang bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya". (Q.S. Ath-Thur 52: 21)
Sclain itu guru harus memandang jauh ke depan tidak hanya
.berpaku pada materi yang pemah ia dapatkan lalu diwariskan pada anak
didiknya, namun berusaha dan mencoba menyelaraskan apa yang ia
ajarkan dengan keadaan masa kini yang mau tidak mau guru harus tunduk
pada kenyataan hidup serta tuntutan hidup yang makin meningkat, kalau
ia tidak ingin dikatakan sebagai guru yang ketinggalan zaman dan kolot
(konservatif), yang hanya mewariskan budaya-budaya lama bukan
memberikan sesuatu yang baru bagi anak didiknya.
d. Mcnguasai ilmu didaktik dan mctodik
Selain guru harus menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang
diajarkan, ia juga harus menguasai ilmu mendidik dan cara meng!Uar yang
mencakup di dalamnya pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar,
memahami dasar dan tujuan pendidikan, serta hal lain yang berkenaan
dengan hal tersebut. Dan yang harus pula diperhatikan selain menguasai
i1mu secara teOl'His, juga harus mampu menerapkan dalam proses belajar
mengajar di kelas ketika berhadapan langsung dengan anak didik.
Oleh karena itu guru yang baik, harus memiliki kemampuan
paedagogik, yang dijabarkan oleh H.M. Arifin sebagai berikut:
• Ia suka mengajar
• Ia memperhatikan mata pelajarannya
• Ia selalu memperhatikan anak didiknya
• Ia mempunyai personalitet yang menarik.6
e. Menguasai i1mu jiwa (psikologi)
AI-Ghazali, Sebagaimana dikutip H.M Arifin berpendapat bahwa
guru yang baik adalah guru yang dapat mengajarkan apa yang sesuai
dengan tingkat kemampuan akal anak didiknya. Jangan mengajarkan
hal-hal yang belum dapat ditangkap dengan akal pikirannya 7 selain itu
guru harus pula "memahami jiwa anak didiknya, agar tidak salah dalam
mendidik mereka 8.
Bagi seOl'ang guru yang mengemban misi pendidikan, sangat
penting menguasai ilmu jiwa karena dengan menguasai ilmu jiwa guru
dapat mengadaptasikan dirinya dengan kondisi kejiwaan anak didiknya.
Terlebih lagi bagi seorang guru agama yang berkewajiban menanamkan
nilai-nilai luhur agama pada anak didik, serta memberi pengaruh pada
jiwa mereka dengan pengaruh yang baik (Islami), sudah pasti i1mujiwa ini
begitu penting artinya bagi mereka.
6 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, J975), h. 116
7H.M. Arifin,Filsajat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), eet. ke-J, h. 104
f. Kepribadian
Faktor terpenting bagi seorang guru agama adalah kepribadian,
karena kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi
pendidik yang baik atau sebaliknya.
Sebenarnya arti kepribadian mempunyai pengertian yang sangat
luas dan kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau
diketahui secm'a nyata, yang dapat diketahui adalah penaInpilan atau
bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan.
"Kepribadian meliputi kualitas keselumhan dari seseorang.
Kualitas ini akan taInpak dalam cara-caranya berbuat, berfikir,
mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta
kepercayaannya.9
Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan
penampilan lain dari kepribadiannya, misalnya dalam tindakan, ucapan,
caranya bergaul, berpakaian dan dalam setiap menghadapi persoalan atau
masalah baik yang ringan maupun yang bera!.
Semua tingkah laku, cara berbuat, berbicara akan ditiru oleh anak
didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Zakiah Darajat dalmTI bukunya
ilmu pendidikan Islam yang mensyaratkan gum harus menjadi tauladan,
karena anak-mlak bersifat suka menin!, oleh karena itu hendalmya guru
9Ahamad D Marimba,Penganlar FilsaJal Pendidikan Islam, (Bandung: PT. AI-Ma'arif, 1980),
memiliki akhlak yang baik, dan akhlak yang baik dalam ilmu pendidikan
Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang
dicontohkan oleh pendidik utama, Muhammad SAW. Di antara akhlak
yang harus dipenuhi guru tersebut adalah:
G Mencintai jabatannya sebagai guru G Bersikap adil terhadap semua muridnya G Berlaku sabaI' dan tenang
G Guru harus berwibawa G Guru harus gembira
G Guru harus bersifat manusiawi G Bekerjasama dengan guru-guru lain G Bekerjasama dengan masyarakat.10
3. Kompetensi Guru Agama
Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer dinyatakan bahwa,
"kompeten artinya cakap, berkuasa (daIam menentukanlmemutuskan sesuatu),
sedangkan kompetensi artinya wewenang untuk memutuskan sesuatu.II
Adapun kompetensi guru agama dimaksudkan wewenang guru agama
dalam memutuskan sesuatu sebagai upaya membantu siswa menuju kepada
kedewasaannya.
Drs. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa, "kompetensi diartikan
sebagai suatu tugas yang memadai atau pemiIikan pengetahuan, keterampilan
10 Prof. DR. Zakiah Daradjat, [Imll Pendidikan [slam.Cet. Ke-2.(Jakarta Bumi Aksara dengan
Dirjen Binbaga [slam Depag./992). h. 42-43
dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini
kompetensi lebih dititik beratkan pada tugas guru dalam mengajar.12
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi guru agama adalah kecakapan guru agama dalam
melaksanakan tugasnya dalam pengertian pemilikan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan guru agama.
Mengenai kompetensi guru agama, maka penulis perlu merujuk
pendapat Dr. H. Hadari Nawawi yang mengatakan bahwa, "kompetensi guru
itu antara lain adalah mengenai kompetensi pribadi, kompetensi profesi dan
kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi itu berkenaan dengan kemampuan
dasar teknis edukatif dan administratif.13
Adapun kompetensi guru agama yang penulis maksudkan adalah
sebagai berikut:
a. Penguasaan Bahan Pelajaran
Penguasaan bahan pelajaran ini merupakan suatu keharusan bagi
guru agama dan merupakan salah satu kompetensi guru agama.
12Roestiyah N.K.,Masalah-masalah llmu Keguruan. (Jakarta: Bina Aksara, 1989), eet. ke-3, h. 4
" Hadari Nawawi. Organisasi Sekalah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan.
Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam dinyatakan
bahwa, "Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh guru itu adalah
penguasaan bidang studi yang akan diajarkannya.,,14
Dalam hal ini Dr. H. Hadari Nawawi merinci lebih luas bahwa,
"penguasaan bahan tersebut meliputi: a. menguasai bahan bidang studi
masing-masing sesuai dengan kurikulum, b. menguasai bahan penunjang
bidang studi masing-masing
Dengan kompetensi guru agama tersebut di atas, ini berarti guru
agama harus benar-benar mempunyai bekal material dalam arti harus
menguasai bahan yang akan diajarkan kepada siswa dalam proses belajar
mengajarnya.
b. Mampu mengelola Program Belajar Mengajar
Dalam rangka untuk mencapai tujuan intruksional yang
dikehendaki, maka guru agama harus mempunyai kompetensi dalam
mengelola proses belajar mengajar. Tanpa kompetensi seperti ini penulis
lebih cenderung mengatakan guru agama tersebut mengalami kesulitan
dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan instruksionalnya. Oleh
karenanya guru agama harus cerdas dan mempunyai fleksibilitas dalam
mengelola program belajar mengajar dengan melihat siswa sebagai subyek
anak didik, baik secara psikologis maupun intelektual.
Dr. H. Hadari Nawawi dalam hal ini menulis unsur-unsur
mengelola proses belajar mengajar sebagai berikut:
• Merumuskan tujuan instruksional
• Mengenal dan dapat mempergunakan metode mengajar
• Mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang reievan dengan materi dan murid
• Mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang dinamis • Mengenal dan memahami kemampuan anak didik
• Mampu merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.'s
c. Mampu mcngclola Kclas
Di sisi lain guru agama harus mempunyai kompetensi dalam
mengelola kelas. Dra. Roestiyah N.K. menulis: "mengelola kelas meliputi:
• Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
• Menciptakan iklim belajar yang serasi.16
Kompetensi guru agama dalam pengelolaan kelas menunjukkan
adanya interaksi antara guru agama dengan siswa dalam kegiatan be1ajar
mengajar di kelas, yang memandang'bahwa siswa adalah manusia yang
hams dihormati oleh guru agama. Dengan demikian peranan guru dalam
kelas diharapkan berhasil.
Menurut Waskito Tjipto Sasmito peranan guru agama dalam kelas adalah: peranan guru agama (dalanl kelas) baik di sekolah umum maupun madrasah adalah sarna, yaitu "mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, tingkah laku dan sikap) beragama. lmplikasi dari pendirian ini adalah bahwa guru agama harus memberikanfokus kepada pengajaran yang mementingkan pelformans. Setiap kali memasukl ke/as, guru agama harus je/as performans khusus apa yang ingin dicapai dari pengajarannya».17
15Hadari Nawawi,Lac. Cit.
16Roestiyah N.K., Masa/ah-masa/ah I1mu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), eel. ke-3, h. 7
17 Departcmell Agama: Badan Penelitian dan Pengcmbangan Agama, Pusat PeneHtian dan
Pengembangan Pcndidikall Agama, Laporan Loka Karya Pengembangan Pend/dikan Agama:
d. Mampu menggunakan Media/Sumber
Penggunaan media/sumber dalam proses belajar mengajar sangat
penting oleh karena itu menentukan dalarn usaha peneapaian tujuan
ー・ョァセ。イ。ョ yaitu tujuan instruksional (seeara sempit) dan tujuan kurikuler
(seeara luas).
WS. Winkel mengatakan, "media pengajaran tatkala diartikan
seeara luas adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterarnpilan
dan sikap.,,18
Sedangkan jika diartikan seeara sempit yaitu: "alat-alat
elektromekanis yang menjadi perantara antara siswa dan materi
pelajaran".
Selanjutnya beliau melanjutkan pengertian media pengajaran
dengan mengikuti pandangan E. De. Corte sebagai berikut: "suatu sarana
non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh
tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar,
untuk meneapai tujuan instruksional".19
Berbieara mengenai media/sumbel', Dr. Hadari Nawawi
merineinya sebagai berikut:
• Mampu mengenal, memilih dan menggunakan media
18W.S. Winkel,Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), cet. ke-2, h. 187
• Mampu dan bersedia membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana contoh: globe dibuat menjadi peta
• Mampu menggunakan laboratorium dalam proses belajar mengajar • Memiliki kemampuan pengembangan laboratorium
• Mampu mendorong penggunaan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.20
e.. Mampu mengelola Interaksi Belajar Mengajar
Adapun kompetensi guru agama dalam mengelola interaksi belajar
mengajar ini juga sangat penting dalam pencapaian tujuan instruksional
khusus dan tujuan instruksional umum. Hal ini juga dalam rangka
pencapaian tujuan kurikuler bidang studi pendidikan agama Islam.
Kompetensi ini penting dimiliki oleh seorang guru agama oleb
karena itu guru agama harus mampu mengelola dan menggunakan
interaksi belajar untuk perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi
anak-anak.21
f. Memiliki Kemampuan Penilaian Prestasi Belajar Siswa secara
Obyektif dan Mempergunakan Hasilnya untul{ Kepentingan Proses
Pendidikan Anak-anak.
Kompetensi di atas memberikan indikasi bahwa guru agama harus
betul-betul mampu menggunalmn alat-alat penilaian agar dapat
mengetahui dan menentukan apakah suatu hasil belajar yang diingin.kan
benar-benar telah tercapai dan sampai dimana hasil belajar yang
diinginkan itu telah tercapai.
20 H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga
Pendidikan,Cet.Ke-3, (Jakarta CV Haji Masagllng,I989j
H. C. Witherington, dkk, mengatakan sebagai berikut: tes pelajaran atau yang lazim juga disebut tes pendidikan di pergunakan untuk menilai hasil-hasil yang dicapai seorang anak dalam mempelajari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pengajaran yang efektif menghendaki di pergunakannya alat-alat untk menentukan apakah suatu hasil belajar yang diinginkan tadi telah tercapai.22
g. Mampu memahami Fungsi dan Program Layanan Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah
Dengan kompetensi ini guru agama diharapkan mampu
memberikan bimbingan pada siswanya dengan menaruh perhatian
terhadap perkembangan fisik dan psikis yang sehat di kalangan siswanya.
Perlu ditegaskan di sini bahwa guru agama, di dalam
.melaksanakan program layanan bimbingan dan penyuluhan tersebut
hendaknya melihat dan sesuai dengan kondisi sekolah.
Dr. Winarno Surachmat }.lISe. Ed.,mengatakcl11: "guru harus memiliki
kecakapan dalam memberikan bimbingan. Sesungguhnya mengajar
merupakan suatu bentuk bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh guru di samping bimbingan yang banyak terpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan ia menetapkan
tingkatan-tingkatan perkembangan setiap anak didiknya, baik
perkembangan di bidang emosi, di bidang minat dan kecakapan khusus maupun dalam prestasi-prestasi skalati/c, jlsik dan sosial. Dengan dapatnya ia menetapkan taral-tarafperkembangan orang dalam berbagai bidang itu, dapat ia membangun sebuah rencana atas dasar pengetahuan itu sehingga murid-murid benar-benar mengalami pendidikan yang menyeluruh dan integral".23
22 H.C. Witherington, et.al., Tehnik-tehnik Be/ajar dan Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), cet. ke-3, h. 139
23 Winarno Surachmat. Metod%gi Pengajaran Nasiona/, (Bandung: Jemmars, Hh), tpn., hal.
B. Prestasi Belajar
1. PCllgertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu; prestasi dan belajar. Yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah
dikerjakan.24
Sedangkan dalam kamus populer dinyatakan prestasi adalah apa yang
teJah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan bekerja. Jadi jelaslah bahwa prestasi itu ada setelab
teljadinya aktifitas yang dilakukan seseorang.
Adapun mengenai definisi dari 「・ャセ。イL banyak sekali para ahli yang
mengemukakan di antaranya adalah Nana Sudjana babwa belajar adalah
"suafu proses yang difandai dengan adanya perubahan, di aman perubahan
tersebut dapaf difunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan
pengefahuan, pemahaman dan fingkah laku, kecakapan dan kemampuan,
daya penerima, dan lain-lain yang ada pada diri individu.,,25
Menurut Drs. Slameto mendifinisikan belajar adalab "suatu proses
usaha yang dilakukan individu unfuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah
24 Departemen Pcndidikan dan Kcbudayaall, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), h, 70
25 Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Bclajar Mengajar, eel, Ke-4, (Bandung: Sinal' Baru
laku yang baru seeara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu Uu
dalam interaksi dengan lingkungannya. ,,26
Yang perlu digaris bawahi dari pengertian prestasi dan belajar tersebut
di atas adalah penguasaan keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran yang lazim diberikan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Biasanya istilah ini sering dipergunakan dalam bidang pendidikan dan
diberikan kepada keadaan yang menggambarkan keadaan tentang hasil yang
optimal dari sllatll aktifitas belajar.
Prestasi belajar siswa dalam bentuk konkrit pemberian angka nilai dari
guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi
pelajaran yang diberikan serta ikllt menentukan dan mendorong siswa
meningkatkan prestasi belajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar sebagai suatu aktivitas tidak terlepas dari berbagai
faktor-laktor yang mempengaruhi proses aktivitas tersebut. Faktor-faktor ini akan
menllnjang berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar, sehingga melalui
faktor-faktor ini pula dapat diketahui tcrcapai atau tidaknya hasil belajar yang
diinginkan dalam proses pcmbelajaran. Adapun faktor-faktor yang
2(, Slameto, Be/ajar dan Fak/ar:fak/or yang Mempengarllhinya, (Jakarta: PT. Bina Aksara,
mempengarubi kegiatan prestasi belajar siswa dikelompokkan ke dalam dua
kelompok yaitufaktor internal dan faktor eksternal siswa.
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) ialab berupa faktor
fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa,Sedangkan faktor-faktor yang
berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan
faktor budaya.
a. Faktor-fal{tor kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada
dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.
• Faktor fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran
fisik dan kondisi panca indranya, terutama penglihatan dan
pendengarannya.
• Faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
adalab faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan-kemampuan dasar pengetabuan (bahan
appersepsi) yang dimiliki siswa.27
b. Faktor eksternal siswa
Faktor eksternal siswa ini, terdiri dari dua macam yaitu faktor
lingkungan dan faktor budaya.
• Faktor Lingkungan
27H. M. Alisuf Sabri, Penganlar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Raja Gl'afindo
Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga sangat besar pengaTuhnya terhadap keberhasilan
anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, cukup
atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, tenang atau tidaknya
situasi dalam rumah. Semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil
belajar anak.
Lingkungan sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar seperti kualitas guru, metode mengajamya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, bila sekolah kurang
memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid·murid kurang
mematuhi perintah paTa guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar
sungguh·sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan
prestasi belajar anak menjadi rendah. Demikian pulajikajumlah murid
perkelas terlalu banyak, dapat mengakibatkan kelas kurang tenang,
hubung!ill guru dengan murid kurang akrab dan lain sebagainya.
Lingkungan masyarakat
Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang·
orang yang berpendidikan dan bermoral baik, maka hal ini akan
mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, jika tinggal di
pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat
dikatakan tidak menunjang, sehingga motivasi belajar kurang.
Lingkungan sekitar
Keadaan lingkungan, bangunan rumah penduduk yang sangat rapat,
kendaraan lalu lintas yang membisingkan, iklim yang terlalu panas,
polusi l:dara, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan bel'!iar.
Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim sejuk akan menunjang
proses belajar.
• "faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian".
3.Taksonomi Pengukuran Prestasi Belajar Siswa
Teksonomi pengukuran prestasi belajar siswa meliput: "Bidang
kognilif, afeklif, dan psikomolorik." 28 Ketiganya tidak dapat dipisahkan dan
membentuk hubungan hierarka. Penjelasan tiga ranah tersebut akan penulis
uraiakan di bawah ini.
a. Bldllng Kognltlf, mencakup:
. • Basil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
Cakupannya yaitu yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan yang
mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan,
28 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengajar, (Ban dung: Sinar Bam Aigensindo,
l'eristilahan, l'asal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain. Kata-kata
ol'erasionalnya antara lain menyebutkan, menuliskan dan
mendetinisikan.
• Hasil belajar l'emahaman (comprehention)
Ada tiga macam l'emahaman yang berlaku umum, yaitu l'ertama
l'emahaman terjemahan. Kedua pemahaman l'enafsiran misalnya
memahami grafik. Ketiga l'emahaman ekstral'olasi yaitu kesanggupan
melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersurat. Kata-kata
operasionalnya antara lain membedakan, menjelaskan.
e Hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu
konsel', ide, runms dalam situasi yang baru. Misalnya menerapkan
dalil dalam suatu persoalan. Kata-kata operasionalnya meliputi
menghitung, mendemonstrasikan, menghubungkan.
• Hasil belajar analisis
Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas
(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang punya alii
atau mempunyai hirarki. Kata-kata operasionalnya antara lain
menguraikan, membuat diagram, menghubungkarl.
Sistensis adalah kesanggupan menyatukan unSl1r atal1 bagian me!1iadi
satu integritas. Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman,
aplikasi dan analisis.
o Hasil belajar evall1asi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai
suatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang
dipakai. Kata-kata operasionalnya antm'a lain menilai,
mempertimbangkan, mengkritik.
b. Bidang Afcktif
Nana Sudjana menyebutkan prestasi bidang afektif yang meliputi:
• Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luas yang datmlg pada siswa. Dalam tipe
ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus.
• Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulasi yang datmlg dar! luar. Dalam hal ini termasuk
ketepatan reaksi, perasaan, kepuasml dalam menjawab stimulus dari
luar.
• Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dml kepercayaan
terhadap gej ala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di
• Organisasi yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistern organisasi,
termasuk rnenentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain.
• Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari
semua sistern nilai yang telah dirniliki seseorang yang rnernpengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Basil belajar bidang afektif tarnpak pada siswa dalarn berbagai
tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, rnotivasi
belajar.
c. BidangPsikomotorik
Ada 6 tingkatan keterarnpilan, yakni:
• Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
• Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
. • Kemampuan perseptual terrnasuk di dalarnnya rnembedakan visual,
rnembedakan auditif rnotorik, dan lain-lain
• Kemampuan di bidang fisik, rnisalnya kekuatan, ketepatan
• Gerakan·gerakan skill, mulai dari keterarnpilan sederhana sampai pada
keterarnpilan yang kompleks.
• Keterampilan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi
seperti gerakan ekspesif, interpretatif.,,29
Dcngan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik dan tepat,
diharapkan keterampilan-keterampilan di atas dapat terwujud dalam
kehidupan pribadi siswa.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan sarana yang efektif dan efisien dalam upaya
mencapai tujuan yang diinginkan, pendidikan juga merupakan lembaga
kemanusiaan yang tinggi, tanpa pendidikan manusia akan setingkat bahkan
lebih rendah dari hewan, serta pendidikan merupakan kegiatan yang selalu
mengiringi hidup manusia dan senantiasa dibutuhkan oleh manusia yang
dewasa baik rohani maupun jasmani.
Sebelum membahas pengertian pendidikan agama Islam secara
lengkap ada baiknya terlebih dahulu mengetahui arti pendidikan secara
umllm. Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata "didik" yang berarti
"memelihara memberi latiban (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran".J°
Dari pengertian di atas tampak bahwa seluruh kegiatan yang ditujukan
llntllk membentuk akhlak, budi pekerti dan mengasah keterampilan berfikir
adalah kegiatan pendidikan.
.10 Dcpdikblld.Kall/IIS [Jesal'lJahasa Indonesia Edisi/I, (Jakarta: Baja; Pustaka, 1994), cct.
kc-4, h. 232
Secara istilah pendidikan dalam arti yang luas adalah "semua
perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan,
pengalaman kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai
usaha menyiapkan generasi muda agar dapat mel11enuhi fungsi hidupnya baik
jasmani maupun rohani".31
Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa pendidikan tidak hanya
bertugas untuk mengel11bangkan kecerdasan dan l11embentuk akhlak sesuai
dengan norma-norma yang berlaku, tetapi juga sebagai sarana generasi tua
untuk mewariskan pengetahuannya kepada generasi muda, agar generasi
muda dapat melaksanakan kewajibannya untuk l11elangsungkan kehidupan
manUSJa.
Untuk melengkapi bahasan ini maka akan dikemukakan beberapa
pandangan pengertian pendidikan agama Islam:
a. Menurut Prof. H. M. Arifin, M.Ed. pendidikan agama Islam adalah proses
membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak
didik agak menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan pendidikan
agama Islam32
31 Soeganda Poerkawatja dan H.A.H. Harahap., Esiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), h. 257
J2Prof. H. M. Arifin, M.Ed.,11m" Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. ke-4, h.
b.. Menurut A. D. Marimba pendidikan agama Islam adalah bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
kepacla terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.)3
c. Menurut Zuhaerini clkk "Pendidikan agama Islam adalah usaha yang
diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai clengan
ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan
dan berbuat berclasarkan nilai-nilai Islanl, serta bertanggung jawab sesuai
dengan nilai-nilai Islam.,,34
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pencliclikan agama Islam itu lebih banyak ditujukan pada perbaikan sikap
(prilaku) clan mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi
dirinya maupun bagi orang lain dan juga pendidikan agama Islam tidak hanya
bersifat teoritis saja akan tetapi bersifat praktis. Maka dari itu pendidikan
agama Islam merupakan penclidikan kepribadian, iman dan amal, bahkan
penclidikan agama Islam merupakan pendiclikan individu dan pendidikan
masyarakat, karena ajaran Islam berisikan sikap dan tingkah laku pribadi dan
masyarakat.
Konsep pendidikan dalam agama Islanl adalah tidak hanya sekedar
menganlbil kognitif (kecerdasan) anak diclik dengan menekankan kepada
J3Ahmad D. Marimba, Pengal1lar Fifsajat Pendidikan Islam. (Bandung: AI Ma'arif, 1989), cet.
ke-8, h. 23
34 Dra. Zuhaerini, et.al., Fifsajat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, J995), cet. ke-5, h.
penguasaan materi bel aka. Tetapi lebih dari itu bagaimana memberikan
penekanan pada afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan) anak didik.
Sehingga terjelma sebuah kepribadian yang utuh sesuai dengan ajaran Islam
dan meningkatkan ketaqwaan dan keimanannya.
Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa pendidikan agan1a Islam
adalah proses pewarisan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ajaran Islam
dan merupakan usaha pembentukan pribadi manusia muslim yang telah
dimulai sejak Rasulullah menyampaikan risalah Tuhannya.
2. Landasan Pendidikan Agama Islam
Landasan atau dasar merupakan bagian yang amat penting dari suatu
bangunan yang menjadi tumpuan kekuatan bagi kokohnya bangunan itu.
Pelaksanaan suatu kegiatan memerlukan suatu landasan yang kuat untuk
menjadi sumber kekuatal1 yang menjamin berlangsungnya kegiatan tersebut
serta menghasilkan l1ilai yang memuaskan.
Oleh karel1a pentingnya landasan tersebut, maka landasan pendidikan
il1i hendaknya sesuatu yang mempunyai kekuatal1 yang tak terbantahkan lagi
yaitu sumber ajaran Islam sendiri, sehingga menjadi hal yang wajar bila
pendidikan agama Islam menjadikan Al Qur' an dan As Sunnah serta Ijtihad
sebagai landasan pendidikannya.
Dalam hal ini Drs. I-Iery Nur Aly menyatakan bahwa: "Nabi
telah menjadikan Al Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam di samping
sunnah beliau sendiri. ,,35
Berikut ini akan diuraikan secara singkat dasar atau landasan dari
pendidikan Islam yaitu:
a. AI Qur'an
Secara bahasa Al Qur'an ialah "bacaan" atau yang dibaca"
sedangkan menurut istilah syar'i ialah "Kamullah" yang diturunkan
kepada Nabi Muhamma SAW yang ditulis dalam Mushaf.,,36
Hal ini karena Al Qur'an sebagai sumber ajaran agama Islam
hanya dapat diketahui hukum-hukum dan ajarannya yang terkandung di
dalamnya dengan jalan dibaca dan difahami, sabda Rasul SAW:
'" J:. .. -- , . , '" J J o
イセ
セケ
2;\
J+9
0-<>
JW
JJI ;(;,.1:)
<lilA!:)
PtセQ
iIセIャ
.. ,.. .... ... .... ""....
J", " " " , J.-. 0 ... ...
(;,b,.
<y
:>Jb.J!! oIJ);SJ.G.-i.:;
'1)
[sセ
セセi
セ|ェセ
[sZ[GZセs
Artinya:
"Bacalah Al QUI''an itu oleh kalian, kemudian caritah keridloan Allah dengan bacaan tersebut, sebelum datangnya suatu kaum ytmg memperlakukannya seolah-olah mereka mengocokkan undian, yai/u mereka hanya mengharapkan pahala duniawi tidak mengharapkan pahala akherat. "(HR. Abu Dawud dari Jabiri7
" Drs. Hery Nur Aly,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, (999), eet. ke-I, h. 32
Dari hadits ini dapat difahami bahwa Rasul menyuruh kita sebagai
kaumnya untuk membaca Ai Qur'an sekaligus juga meresapi maknanya
yang kemudian mengamaikannya secara ikhlas tanpa mengharapkan
kepentingan dunia.
Sedangkan dari segi istilah Al QUI" an adalah "Kalam Allah yang
turun kepada Rasullah dengan bahasa Arab yang jelas yang telah dijadikan
oleh Allah sebagai mu'jizat terbesar untuk Rasul-Nya dan membacanya
menjadi ibadah bagi orang mu'min".38
Prof. Dr. Abdul Wahab Khalaf lebih komplit lagi meyebutkan
difinisi Al Qur' an, adalah sebagai berikut:
"Kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam kalbu Rasullah SAW, dengan menggunakan bahasa Arab .dan disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (penguat) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan undang-undang bagi seluruh umal manusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al QUI''an itu dihimpun di antara dua ujung yang dimulai dengan sural Al Falehah dan dilulup dengan surat An Nas yang sampai kepada kita secara tertib dalam bentuk tulisan maupun lisan dalam keadaan utuh alau terpelihara dari perubahan dan pergantian".39
Ajaran-ajal'an Islam dalal11 AI QUI"an yang bel'kenaan dengan il11an
tidak sebanyak ajaran yang bel'kenaan dengan al11al perbuatan, ini
menggambarkan bahwa amal paling banyak dikerjakan, sebab semua amal
pel'buatan manusia termasuk dalam lingkup amal shaleh, untuk mengarah
J8 Dr. Muh. Rafal Saud,Rasulullah Seorong Profil Pendidik, (Jakarta: Flrdaus, 1994), eet.
ke-4, h. 68
J9 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, Alih Bhs. Masdar Helmy, (Bandung: Gema 1nsani
pada terciptanya kesadaran terhadap perbuatan seseorang agar termasuk
perbuatan amal shaleh, maka perlu menyadarkan selumh perbuatan pada
AI Qur'an sebagai landasan utama berpijak dalam berbuat dan
menentukan sikap. Firman Allah SWT:
'" Jo ,. 0 ...
(\
ZNセ|I
PZNセNjj|
ャヲセ
セ コN[NNセセ
セlkャ|
2JJ.)
... ... . . .
Artinya:
"Kitab (AI Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang bertaqwa". (AI Baqoroh: 2)40
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap usaha, kegiatan dan tindakan
.manusia termasuk di dalamnya pendidikan hams disandarkan pada Al
Qur'an, bahkan dalam merencanakan dan memmuskan berbagai teori,
methode dan materi pendidikan agama Islam hams menggunakan Al
Qur'an sebagai sumber utama.
Al Qur'an menjadi dasar untuk pelaksanaan pendidikan agama
Islam karena AI Qur' an telah disepakati menjadi salah satu sumber ajaran
Islam, selain dalam Al Qur'an juga banyak mengandung ayat-ayat yang
mendorong dan memotivasi pada pendidikan. Misalnya Fimlan Allah:
40Depag RI, Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta; Yayasan Penyelenggara Penterjemah
. Artinya:
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran".
(Shad: 29)41
Dalam ayat di atas menunjukkan bahwa Allah menurnnkan Al
Qur'an agar manusia dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah
terntama bagi orang yang mempunyai aka!.
Contoh lain dari Al Qur'an yang berisi prinsip-prinsip berkenaan
dengan kegiatan dan usaba pendidikan adalah kisah Lukman yang
mengajari anak-anaknya, dalam surat Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah
ini menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah
iman, akhlak, ibadah, sosial dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu maka
pendidikan Islam barns menggunakan Al Qur'an sebagai sumber utama
dalam mernmuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam.
b. As Sunnah
Sebagai landasan pendidikan agama Islam yang kedua adalah As
.Sunnah. SecaI'a harfiah slinnah berarti "Jalan, methode dan program".42
Menllrut istilah Sunnah adalah "Segala yang dinukilkan dari Nabi
SAW baik berupa perkataan, perbuatan mallpun berupa takrir, pengajaran,
41Ibid. h. 736
42M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah Pengantar Umu Hadits. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991),
sifat, kelakuan, perjalanan hidup, baik sebelum Nabi SAW diangkat
menjadi Rasul maupun sesudahnya".43
Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa sabda, perkataan,
perbuatan dan takrir Rasulullah SAW yang dimaksudkan sebagai
undang-undang dan pedoman hidup ummat yang harus diikuti dan yang sampai
kepada kita dengan sanad (sandaran) yang shoheh, hingga memberikan
keyakinan yang pasti atau dugaan yang kuat bahwa hal itu datang dari
Rasulullah adalah sebagai hujjah bagi kaum muslimin dan sebagai tempat
para Mujtahid mengeluarkan hukum-hukum syara'. Hukum yang dipetik
dari Sunnah wajib ditaati sebagaimana hukum yang diistimbatkan dari Al
Qur'an.
Abdurrahman An Nahlawi berpendapat bahwa:
"Setelah Al Qur 'an pendidikan agama Islam menjadikan As sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulumnya. Dalam dunia pendidikan As .Sunnah memiliki dua man/aat, pertama As Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan agama Islam sesuai dengan konsep Al Qur 'an, kedua As Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan methode pendidikan".44
As Sunnah memberi motivasi untuk kegiatan pendidikan, misalnya
sabda Nabi:
43Ibid, h. 25
(l) ... J." (R , . . . . ltJ .... J." '" ...
セZL
セ
.:ill
セ
.:ill
J:;'j
0i
Nセ
.:ill
セェ
0;';
(.S!i
y:'
.... l ) " . . . セ ... .... J." .... ... .... I) I) - : ; " . . . .... , . . . .
.WI
Jl
t..o.;yb
セ
.:ill
セ
CJ.p
セ セ
t..o.;yb
セ
:;:,
:Jli
.... ... ...
...
'" ...Hセ
01)))Artinya:
"Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa menempuh suatu jalan demi menimba ilmu, pasti Allah memudahkan baginyajalan menuju syurga,,45
Menurut hadits di atas, Rasulullah menjelaskan bahwa bagi orang
yang menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya masuk
surga.Dengan pengertian ini seolah-olah Rasulullah memberikan syarat
bagi orang yang hendak dimudahkan masuk surga maka ia harns menuntut
ilmu. Maka dengan demikian dalam Islam ilmu dan dunia pendidikan
dipandang amat penting karena dijadikan salah satu cara untuk masuk
surga. Hadits ini memberikan motivasi untuk giat mencari ilmu.
c. Ijtihad
Selain landasan Al Qur'an dan As Suunah, juga yang menjadi
dasar atau l!ltldasan pendidikan Islam adalah ijtihad, Karena Al Qur'an
dan As Sunnah banyak yang mengandung arti umum. Maka para ahli
hukum dalam Islam menggunakan ijtihad, karena dirasa semakin perlu
setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Muchtar Yahya dan Fatchurrahman dalam buku Dasar-dasar
Pembinaan Hukum Fiqih Islam menyatakan bahwa: "Ijtihad adalah
mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum
syar'i dari dalil-dalil syara' yaitu Al Qur'an dan As Sunnah".46
Ijtihad dalam penggunaan dapat meliputi seluruh aspek ajaran
Islam, termasuk aspek pendidikan. Tetapi harus tetap berpedoman pada Al
Qur'an dan As Sunnah. Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin
perlu, sebab ajaran Islam yang terdapat dalam Al Qur'an dan As Sunnah
adalah bersifat pokok-pokok dan prinsipnya saja dengan demikian untuk
melengkapi dan merealisir ajaran Islam memang sangat dibutuhkan
. ijtihad. Sebab keumuman dari Al Qur'an dan As Sunnah belum dapat
menjamin tujuan pendidikan agama Islam akan tercapai. ljtihad tersebut
dapat dijadikan dasar sebagai tambahan dari landasan yang lain, selama
dasar tambahan ini tidak belientangan dengan dasar yang pokok yaitu Al
Qur'an dan As Sunnah.
Lingkup kajian Ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan
dalam kehidupan yang senantiasa berkembang, termasuk pendidikan maka
sangat dirasa perlu dan penting sejalan dengan perkembangan zaman yang
.semakin maju dan modern, tidak hanya pada materi atau isinya melainkan
juga pada sistem pendidikannya.
46 Mukhlar Yahya dan Fatehurrahman., Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqih Islam,
3. Tu.juan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tereapai setelah usaha
atau kegiatan itu selesai, setiap kegiatan yang telah direneanakan pasti
mempunyai tujuan karena tanpa tujuan yang pasti biasanya tidak terarah.
Pendidikan agama Islam adalah kegiatan yang tereneana dan
mempunyai dasar yang kuat yaitu Al Qur'an dan As Sunnah serla Ijtihad,
kemudian bila ditanyakan selanjutnya tentang apa tujuan pendidikan agama
Islam, ada beberapa pendapat di bawah ini yang dapat membantu dalam
memehami tujuan pendidikan agama Islam, di antaranya ialah:
a. Abdurrahman An Nahlawi mengemukakan bahwa: "Tujuan pendidikan
agama Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam
kehidupan manusia, baik seeara individual maupun seeara sosial".47
b. Prof. H. M. Arifin, M.Ed., memaparkan tujuan pendidikan agama Islam
ada dua tujuan yaitu:
• Tujuan keagamaan adalah bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk akherat atas petunjuk dan i1ham agama yang benar yang tumbuh dan dikembangkan dari l\jal'an·ajaran Islam yang bel'sih dan suci dengan tujuan mempertemukan did pdbadi dengan Tuhannya melalui kitab-kitab yang suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunl1ah dan fardlu bagi seorang mukallaf.
41Abdurrahman An- Nahlawi, Prinsip-prinsip danMetode pendidikan Islam:Dalam Keluarga,
• Tujuan keduniaan adalah tujuan yang diarahkan pada pekerjaan yang berguna atau untuk mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan masa depan.48
c. Menurut Aburrahman Al Baghdadi bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah "mencerdaskan akal dan membentuk jiwa yang islami sehingga
akan terwujud sosok pribadi muslim sejati yang berbekal pengetahuan
dalam segala aspek kehidupan".49
d. Abdul Fatah Jalal dalam buku azaz-azaz pendidikan Islam menyebutkan
. tujuan pendidikan agama Islam adalah "Mempersiapkan manusia yang
'abid yang menghambakan dirinya kepada Allah SWT".50
Dari batasan-batasan tujuan pendidikan agama Islam di atas
menggambarkan bahwa Islam menghendaki perkembangan dan pertumbuhan
manusia sejak dilahirkan hingga akhir hayatnya adalah menjadi manusia yang
utuh "kepribadiannya" baik jasmani maupun rohani, sehingga menjadi hamba
yang "abid yang selalu menghambakan dirinya kepada Allah SWT.
Pendidikan Islam juga diharapkan mampu mengembangkan potensi-potensi
anak didik tidak hanya pada kemampuan kognitif tetapi lebih penting adalah
menumbuhkembangkan afektif dan keterampilan peserta didik, sehingga
" Prof. H. M. Ariftn, M.Pd., Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Renika Cipta, 1994), cet. ke-4, h. 37-38
49 Abdurrahl11an AI Baghdadi., Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam, (Bangil: AI lzzah,
1996), cet. ke-I, h. 30
50Abdul Fatah Jalal,Azaz-azaz Pendidikan Islam, (Bandllng: CV. Diponegoro, 1988), cet. ke-1,
tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh rohani dan jasmaninya,
dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya
kepada Allah SWT.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah membentuk pribadi muslim yang fikiran, ucapan dan tindakannya
merupakan pengembangan dari tujuan penciptamlliya yaitu untuk beribadah
kepada Allah, dan menyembah hanya kepada-Nya, baik dalam kehidupan
A. Metode Penelitian
Metoele yang eligunakan elalam penelitian ini aelalah metoele deskriptif dengan
menggunakan rUl11US prosentase.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilalesanakan di SMPN 1 Pamulang yang berlokasi eli JI.
Pal11ulang Perl11ai Barat 11 Pamulang - Tangerang. Waktu penelitian dilaksanakan
pada tanggal 1 sampai 15 Oktober 2006.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah "keseluruhan subyek penelitian".' Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Pamulang yang berjumlah 1284 siswa.
Sedangkan sampel adalah "sebagian/wakil yang diteliti".2 Dalam penelitian
ini penulis hanya menetapkan kelas 1 yang berjumlah 399 siswa sebagai objek
penelitian. Akan tetapi hanya 20% s'\ia sebagai sampel penelitian yaitu 50 orang. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa "jika jumlah
obyekllya besar, malea dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
I Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian sualU Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rincka
Cipta, 2002,Cet. Kc-J2, h. 108
'Ibid.h. 110
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggllnakan cara :
I. Observasi yaitu mengumplllkan data yang melakllkan pengamatan terhadap
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam yang berlangsung
di SMPN 1 Pamulang.
2. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab dengan guru
agama guna mencari keterangan-keterangan mengenai data-data yang diperlukan
dalam penelitian.
3. Angket yaitu mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan terulis yang disllsun
dan disebarkan kepada peserta didik SMPN I Pamulang. Populasi dalam
penelitian ini berjumlah 1278 orang namun dalam penelitian ini penulis hanya
mengambil sampel 20% nya saja yaitu 50 orang dengan menggunakan rumus :
P
=£x
100%N
Keterangan F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu
P = Angka prosentase
Sedangkan dalam pengelolaan data-data yang SUdail terkumpul, penulis
menggunakan metode statistik deskriptif dengan kategori prosentase sebagai
berikllt :
81% <