• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan guru Agama dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan guru Agama dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMPN 1 PAMULANG

Oleh:

Mita Laraswati

Nim: 102011023505

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAR

JAKARTA

(2)

SMP NEGERI 1 PAMULANG

JI. Pamulang Permai Barat" Pamulang - Tangerang 15417 Telp. (021) 7400911

pmn.

SURAT KETERANGAN

NomoI' :8001421.31'509lSMPN 1Pamulang

:epala SMPN I Pamulang dengan ini menerangkan bahwa :

Nama NIM Fakultas Jurusan

Jenjang Pendidikan Alamat

MITA LARASATI 102011023505 Tarbiyah

Pendidikan Agama Islam SI

JI. Bougenville BlokC20/20 rt01/05 Sku-Tambun- Bekasi

Adalah benar bahwa yang bersangkutan telah mengadakan penelitian di VlPN I Pamulang dari tanggal I sid 15 Oktober 2006, dengan hasil karya tulis :rjudul : "Peranan Guru Agama Dalam Mengoptimalkan Prestasi Belajar Siswa Pada lata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMPN I Pamulang".

Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan bagaimana mcstinya.

(3)

ISLAM DI SMPN 1 PAMULANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas lImu Tarbiyah

untuk memenuhi persyaratan menC8lpaJ

gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

MITA LARASWATI

Nim : 102011023505

Di bawah bimbingan

,

BMセ|

Nセ

.•

Oセ

"

Drs. H.Abdul Fatah wゥ「ゥウッョッセmNa

NIP.150236009

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGVRlJAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYAIUF HIDAYATTJLLAH

JAKARTA

(4)

セゥウキ。 Pad a Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang telah diujikan lalam sidang Munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif

-liclayatullah Jakarta pada tanggal 20 November 2 006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

;atu syarat untuk memperoleh gelar smjana pendidikan islam program strata 1 (SI) padajurusan

)enndidikan Agama Islam.

Jakarta, 20 November 2006

Sidang Munaqosyah,

)ekanl

(etua Merangkap Anggota,

)rof. Dr.

\lIP. 150203320

MA

Anggota,

NIP. 150202343

Penguji II,

H

Drs. Ruscly Jamil, M.Ag

(5)

Segala Puji Bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang tidak pernah berhenti

mencurahkan rahmat dan karuniaNya, yang telah menjadikan iman ilu indah dalam

hati hambanya serta menjadikan kecintaan kepada risalahnya lebih dicintai dari

segala apapun di dunia ini. Dengan curahan rahmat dan hidayahNya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat akhir dalam menyelesaikan

program S I Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Salawat beriring salam senantiasa tercurahkan kepada insan mulia yang

menjadi tauladan agung sepanjang masa dan ma'sum akan dosa serta pemupuk

ukhuwah sesama l11anusia, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat

dan pengikut sunnahnya yang selalu istiqomah menyeru dengan seruannya dan

berpedoman dengan petunjuknya.

Dalam penulisan skripsi, penulis menyadari tidak sedikit tentunya kendala,

hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi baik yang menyangkut pengaturan waktu

pengumpulan bahan-bahan ataupun kondisi objektif di lapangan dan sebagainya.

Nanult1 dengan pertolongan Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha penyayang serta

berkat kesungguhan hati dan kerja keras penulis dapat melewati kesulitan yang

dihadapi dan semua ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan serta bantuan dari

berbagai pihak yang selalu menyertai penulis. Untuk itu penulis sampaikan terima

(6)

2. Bapak Ketua dan sekretariat jurusan pendidikan agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs.H. Abdul Fatah Wibisono,MA, dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk dan

nasehat kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.

4. Seluruh dosen sel1a asisten dosen yang telah memberikan ilmu serta

bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Ayahanda Ma'mun Yusuf dan Ibunda Ita Fatimah atas segala kasih sayang

keduanya yang tak terhingga atas perjuangan dan pengorbanan serta

mengasuh, mendidik, mendoakan dan memberikan nasihat yang tulus kepada

penulis, Meskipun agak cerewet namun sangat membantu sekali bagi penulis

dengan segala motivasi yang diberikannya.

6. Bapak pil11pinan SMPN 1Pamulang.

7. Bapak Ibu guru SMPN 1PanlUlang yang telah meluangkan waktunya untuk

wawancara bersama penulis.

8. Pel11il11pin perpustakaan utama dan perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta stafnya yang telah berpartisipasi

dalam penyediaan literatur dan mel11injamkan buku-buku yang penulis

(7)

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

khususnya Suminar, Sulastri Herawati, Eri Syafaati, Della Rahrnah, dan

rekan-rekan kelas B angkatan 2002 yang tidak dapat disebutkan,Dengan tidak

mengurangi rasa hormat penulis.

II. Sahabat-sahabat yang sedikit banyaknya telah membantu dalam pengetikan

skripsi ini khususnya Farqon dan tedi.

12. Teman-teman kosan khususnya Nur Hikmah, Lilik, Oka, Puri, Peri dan Pipit

yang selalu menemani serta memberi dorongan dan semangatnya kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, amino Dan semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan rahrnat dan karuniaNya serta membalas budi semua

pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis. Amin

Ya Robbal A'iamin ...

Jakarta, 10 November 2006

(8)

BABI

KATAPENGANTAR .i

DAFTAR181 iv

DAFTAR TABEL vi

PENDAHULUAN

.A. LataI' Belakang Masalah I

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 8

D. Sistematika Penyusunan 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Guru Agama 10

I. Pengertian Guru Agama 10

2. Syarat-syarat Guru Agama II

3. Kompetensi Guru Agama 16

B. Prestasi Belajar 23

I. Pengertian Prestasi 13elajar 23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi 13elajar 24

3. Taksonorni Pengukuran Prestasi 13elajar Siswa 27

C. Pendidikan Agama Islam 31

I. Pengertian Pendidikan Agama Islam 31

2. Landasan Pendidikan Agama Islam 34

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam 42

(9)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 45

C. PopuJasi dan SampeJ 45

D. Teknik Pengumpulan Data 46

E. Teknik Pengolahan Data 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 1Pamulang 48

I. Sejarah Berdirinya 48

2. Visi dan Misi .49

3. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan 49

4. Struktur Organisasi 54

5. Sarana dan Prasarana 55

6. Kegiatan Ekstrakurikuler 56

B. Tabulasi Data dan Analisis Data 57

BAB V PENUTUP

1\. Kcsilllpulan 71

B. Saran 72

DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

1. Tabel Guru berdasarkanjabatannya sebagai Guru Tetap 50

2. Tabel Guru berdasarkan jabatannya sebagai Guru Honorer. 52

3. Tabel Guru berdasarkan jabatannya sebagai Guru Bantu Sementara 52

4. Tabel Siswa SMPN 1 Pamulang 53

5. Tabel Karyawan berdasarkan statusnya sebagai Tenaga Administrasi Tetap .. 53

6. Tabel Karyawan berdasarkan statusnya sebagai Tenaga Administrasi

Tidak Tetap 53

7. Tabel Karyawan berdasarkan statusnya sebagai Tenaga Pesuruh 54

8. Tabel Sm'ana dan Prasarana 55

9. Tabel mengenai variabel peran guru agama dalam pengajaran

Pendidikan Agama Islam 58

10. Tabel mengenai variabel minat siswa dalam mempelajari

Pendidikan Agama Islam, yang meliputi Motivating Force 65

I I. Tabel mengenai variabel minat siswa dalam mempelajari

Pendidikan Agama Islam, yang meliputi Ketekunan 68

12.Tabel mengenai variabel minat siswa dalam mempelajari

[image:10.595.67.471.122.534.2]
(11)
(12)

A. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lainnya dalam proses pengajaran. Belajar menunjuk kepada apa yang harus

dilakukan oleh seseorang sebagai pihak yang menerima pelajaran. Sedangkan

mengajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.

Dua konsep terse but menjadi kegiatan belajar mengajar yang baik, apabila terjadi

interaksi dalam pengajaran, yaitu untuk mencapai pengajaran yang efektif.

Belaj ar mengaj ar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena

dalam proses tersebut tidak hanya sekedar menyerap dan menerima informasi dari

guru, tetapi melibatkan diri seCal'a aktif agar hasil belajar yang diinginkan lebih

baik.

Dan itu merupakan salah satu tujuan pengajaran yang diinginkan oleh

seorang guru dalam mengajar dan usaha seorang guru untuk mencapai tujuan

tersebut yaitu harus mengetahui hal-hal yang mel11buat keberhasilan dalal11 proses

l11engajar. Oleh karena itu seorang guru hams mempunyai kemampuan dalam

l11engajar, sebagaimana dikatakan oleh Dr. Nana Sudjana bahwa :

"Salah satu kemampuan dasar yang hams dimiliki guru adalah kemampuan

dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar.

(13)

proses: belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode' dan alat bantu mengajar serta penilaian/evaluasi".'

Melihat kutipan di atas, jelas bahwa proses belajar mengajar akan

mencapai hasil jika didukung oleh keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya

guru harus mempunyai kemampuan dasar dalam merencanakan dan

melaksanakan program tersebut dan sebaliknya bagi siswa harus dapat

memanfaatkan situasi belajarnya dengan sebaik-baiknya.

Selaras dengan kutipan di atas dikatakan pula bahwa "yang paling

dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran".z

Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengajar

yang baik dan profesional dalam mengajar guna mencapai tujuan pengajaran yang

diinginkan.

Menurut Drs. Muh. Uzer Usman ada limajenis variabel yang menentukan

keberhasilan belajar mengajar siswa yakni "l11elibatkan siswa secara aktif,

menarik l11inat dan perhatian siswa, mel11bangkitkan l110tivasi siswa, prinsip

individualitas, dan peragaan dalam pengajaran".3 Sebagaimana kutipan diatas

bahwa l110tivasi belajar juga termasuk salah satu faktor yang l11empengaruhi hasil

belajar siswa. Winkel menyebutkan "siswa yang berl110tivasi lcuat akan

1Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Sinar Bam, 1989), h. 9

2Ibid.,h. 40

3 Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, J990), h.

(14)

mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar".4 Maksudnya'

adalah apabila seorang siswa sudah memiliki motivasi yang kuat, maim siswa

tersebut akan lebih banyak mempergunakan waktu belajarnya untuk selalu

berusaha semaksimal mungkin agar dapat membangkitkan minat belajarnya.

Selain faktor-faktor yang telah dikemukakan di atas, Drs. Slameto

mengungkapkan "faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap.

Sikap merupakan suatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang diem'i individu dalml1

kehidupan". Hal ini mengandung pengertian bahwa kalau mempunyai sikap

positif terhadap objek/pelajaran yang diberikan guru, maka akan menimbulkan

keeenderungan pada diri siswa untuk mengulangi pelajaran tersebut seeara tekun

yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebutuhan pacta dirinya. Dengan

demikian hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh seorang guru agar tujuan

pengajaran dapat dieapai dengan hasil yang baik.s

.Masalah yang sangat penting bagi guru ialah bagaimana usaha guru agar

sebagian besar dari murid-murid dapat belajm' dengml efektif serta menguasai

bahan pelajaran dan keterampilan yang dianggap perlu bagi perkembangan

selanjutnya dalam masyarakat yang semakin kompleks, hal tersebut juga menjadi

masalah penting dalam mata pelajm'an agalJ1a Islam yang meliputi: keimanan,

4W.5. Winkel,Psik%gi Pendidikan dan Eva/uasi Be/ajar,(Jakarta: Gramedia, 1984), h. 27

, 5lameto, Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1988),

(15)

ibadah, AI-QuI" an dan akhlak. Yang mana itu semua hanya diajarkan oleh guru

agama dan tentunya guru agama diharapkan dapat menumbuhkembangkan situasi

yang kondusif bagi pengembangan pendidikan agama Islam. Namun demikian

meskipun semua mata pelajaran agama hanya diajarkan oleh guru agama akan

tetapi semua para guru disekolah harus tetap memperhatikan pelaksanaan proses

belajar mengajar siswanya pada mata ー・ャセ。イ。ョ agama islam. Jadi, disini semua

warga sekolahpun ikut memperhatikan pendidikan agama karena pentingnya

agama dalam kehidupan manusia. Pada prinsipnya mata pelajaran agama

bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki pengetahuan tentang

<\!aran-ajaran Islam dan mampu mengaplikasikal1l1ya dalam bentuk arnalan praktis.

Dengan demikian para siswa dapat mengamalkan atau melaksanakan ritual-ritual

ibadah yang benar menurut ajaran Islam.

Pengajaran pendidikan agama Islam ini sebagai aplikasi dari surat

al-Maidah ayat 3 yang berbunyi :

iセ

<,'

"I';->J'"

."

BNセG

,', ,

"e!\'

セB

セB

' ..

i':'--i

':;.J"I

w,:> i"./""-" J

.3 .

.::..<>.>u セNSGGZ^ セ i"

- \ '. - , ; - ) , - "

....

" ...

-

-

,

,-, ) " , jD セ .. tl .. . "

セセ

jyiJ-

wi

オセ

rJ''J

Nェェセ

;;-

<J

セi

.... .. ? .. "tt- .. f!J .. ",.

Artinya: "Pada han' ini telah kusempurnakan untuk kamu agama mu, dan telah kucukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah kurldhai Islam itu jadi agama bagimu". (Q.S. Al-Maidah: 3)6

6 Departemen Agama RI, At-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakal1a: Yayasan Penyelenggara

(16)

Untuk meneapai tujuan pembelajaran agama Islam memerlukan perhatian

yang serius, waktu yang lama, dan mendapatkan bimbingan dari guru agama yang

mempunyai kualifikasi. Bila memperhatikan frekuensi jumlah tatap muka yang

relatif kurang, malca bukanlah suatu hal yang mustahil bila masih banyak

siswa-siswa yang belum mampu membaea dan menulis Al-Qur'an, apalagi dalam

memahami isi kandungannya.

Keadaan demikian tentu saja dapat memprihatinkan, karena itulah untuk

mengatasi masalah di atas, maka guru agama dituntut untuk mampu

menggunakan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya, hal tersebut dapat

dilakukan antara lain dengan sikap dan eara mengajar yang efektif.7

Telah menjadi kesepakatan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah sangat

penting bagi kehidupan manusia untuk meneapai ketentraman lahir dan batin

terutal11a bagi anak-anak remaja ditingkat SMP yang sedang mengalami masa

kegoneangan dan pubertas. Kenyataan ini membuat guru agama dituntut untuk

dapat selalu memahami dan mengerti keadaan tersebut sehingga apa yang

disampaikan akan dapat dimengelii oleh siswa dan dapat dilihat hasilnya.

Terlebih jika mengingat bahwa guru merupakan salah satu faktor eksternal yang

memiliki pengaruh yang eukup besar terhadap prestasi belajar siswa.

.Keberhasilan belajar l11erupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian

utama dalal11 keseluruhan proses belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan.

(17)

Keberhasilan belajar anak di sekolah dapat diketahui dari prestasi belf\iar anak

dalam berbagai mata pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk penilaian dengan

menggunakan simbol-simbol tertentu dalam sebuah buku laporan hasil

pendidikan.8

Mengenai prestasi belajar, Suryabrata membagi kedalam dua bagian, yaitu

"pertama, hasil belajar siswa adalah penguasaan kecakapan yang diusahakan

secara sengaja dalam suatu waktu dan satuan bahan tertentu. Kedua, hasil belajar

adalah perbedaan antara kecakapan pada awal dan akhir proses belajar mengajar.9

berbicara mengenai prestasi, siapapun menginginkan untuk mendapatkan

prestasi yang gemilang dan pastinya bangga. untuk meraihnya namun apalah

atiinya bila tidak memiliki akhlak yang mulia yang semua itu bisa didapat dalam

pelajaran pendidikan agama Islam, jadi alangkah baiknya dalam pendidikan

Islampun para siswa mendapatkan prestasi yang tak kalah hebatnya dari

pendidikan umum. Dan dalam hal ini guru agamalah yang sangat berperan

penting dalam mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mala pelajaran agama

Islam, tentunya dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru agat11a tersebut.

Sebaliknya siswa juga harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiktlya untuk

belajar dengan sungguh-sungguh dan memiliki minat serta motivasi yang kuat

dalam mempelajari pelajaran agama Islam.

8 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi,(CV. Rajawali, 1985), Cet. Ke-I, h. 1

9Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta: Rake Press, 1975), Cet. Ke-2, jilid

(18)

Dan itu semua merupakan tugas guru agama yang mana seorang guru

agama harus mampu memberikan motivasi, membangkitkan minat siswa,

melibatkan siswa seCaI'a aktif dalam proses belajar dikelas dan masih banyak lagi

sehingga prestasi yang tinggi akan dapat dicapai. Dengan demikian tujuan

pembeli\iaran agama akan berhasil dengan baik.

Melihat betapa pentingnya peranan seorang guru agmna dalam

mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam, maka

penulis tel1arik untuk meneliti prestasi dalam skripsi penulis yang berjudul:

"Peranan Guru Agama dalam Mengoptimalkan Prestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I Pamulang".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dntuk memudahkan pemahaman skripsi ini, maIm penulis

memberikan batasan masalah sebagai berikut :

a. Yang dimaksud dengan prestasi di sini adalah hasil tertinggi yang telah

dicapai oleh siswa pada mata pelajaran agama Islam dan prestasi belajar

yang akan penulis teliti ialah nilai yang diperoleh siswa kelas 1(satu) pada

bidang studi PAl semester 2 (dua) tahun 2005/2006.

b. Kata peranan di sini adalah peranan yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar dimana dalam hal ini seorang guru agama mampu memerankan

(19)

dengan harapan dapat mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran agama Islam.

2. Perumusan Masalah

Agar dalam penulisan skripsi ini tidak menyimpang, maka perlu

adanya perumusan masalah. Adapun perumusan masalah pada skripsi ini

adalah sebagai berikut :

Bagaimana peran guru agama dalam mengoptimalkan prestasi belajar

siswa di SMPN I Pamulang pada mata peIajaran Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan Penelitian

tujuan penelitian pada skripsi ini adalah:

I. untuk mengetahui bagaimana peran guru agama dalam mengoptimalkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

2. untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan oleh guru agama dalam

mei1ingkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran pendidikan agama

Islam.

D. Sistematilm Penyusunan

Bab I adaIah PendahuIuan yang memuat Iatar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika

penyusunan.

Bab II adalah Tinjauan Pustaka mengenai guru agama yang terdiri dari

(20)

dan juga mengenai prestasi belajar yang terdiri dari pengertian prestasi belajar,

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dan taksonomi pengukuran

prestasi belqiar siswa. Serta mengenai pendidikan agama Islam yang terdiri dari

pengertian pendidikan agama Islam, landasan pendidikan agama Islam, dan tujuan

pendidikan agama Islam.

Bab III adalah Metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian,

tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan

teknik pengolahan data.

Bab IV adalah HasiI Penelitian mengenai gambaran umum SMPN I

Pamulang yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi dan misi, keadaan guru, siswa

dan karyawan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, selia kegiatan

ekstrakurikuler. Juga mengenai tabulasi data dan analisis data.

(21)
(22)

A. Guru Agama

1. Pengertian Guru Agama

Sebelurn penulis mengernukakan lebih lanjut rnengenar pengertian

guru agarna, terlebih dahulu penulis akan rnernaparkan rnengenai pengertian

guru. Guru adalah orang yang pekerjaanya rnengajar, baik rnengajarkan

bidang studi urn urn rnaupun rnengajarkan suatu ilrnu pengetahuan kepada

orang lain. Sedangkan guru agarna adalah orang yang rnengajarkan agarna

pada orang lain. Dalarn karnus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa, guru

agarna adalah guru yang rnengajarkan mata pelajaran agama.'

Namun perlu diperjelas bahwa agama yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah agama IslaIll.

SeCaI'a institusional yang dikatakan guru agarna adalah sebagaimana

kutipan di bawah ini.

"Semua orang yang diangkat menjadi guru agama oleh Departemen Agama. Pada umumnya guru agama ini mengajar di perguruan agama yang meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah serta pendidlkan guru agama negerl (PGAN). DI samplng itu juga ada yang bertugas mengajar di sekolah-sekolah umum yaitu sekolah-sekolah yang dikelola oleh departemen-departemen selain daripada Departemen Agama,,2

IDepdikbud,f(amus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bala; Pustaka, 1988), h. 288

2 Depag. RI., P3A, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, (CV. Multiyasa & Co., 1986), h. 36

(23)

Dengan demikian yang dimaksud dengan guru agama adalah

seseorang yang ditugaskan oleh instansi tertentu untuk mengajarkan bidang

studi agama.

2. Syarat-syarat Gum Agama

Sebagai seorang pengajar dan pendidik, guru agama harus memenuhi

persyaratan tertentu. Hal tersebut jelas harus dipenuhi, agar guru agama dapat

berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi

untuk dapat menjadi guru agama yang baik adalah:

a. Mempunyai ijazah pendidikan keguman

Sebagai bukti konkrit, bahwa seseorang telah mampu menjadi guru

maka ia harus memiliki ijazah keguruan. Seperti yang dikatakan oleh

Djamaluddin Amin: "Seseorang yang akan menjadi guru, hendaklah ia

lelah mendapal pendidikan guru di sualu sekolah guru alau kursus guru,

leori praklek dan berijazah".3

b. Sehat jasmani dan rohani

Kesehatan jasmani seseorang menjadi syarat mutlak di dalam

menjalani profesi sebagai guru. "Guru yang mengidap penyakit menular

umpamanya sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Di samping ilu,

guru berpenyakit tidak akan bergairah mengajar".4

JDjamaluddin Amin,Pedomall Pelldidikan dan Pengajaran, h. 20

4 Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Itmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara dengan Dirjen

(24)

173

Dalam kutipan lain dijelaskan "Seorang guru tidak boleh mengidap

penyakit-penyakit tertentu, sepelii penyakit paru-paru (TBC), penyakit

ayan (epilepsy), penyakit lepra, penyakit tetanus dan lain-lain. Terutama

penyakit-penyakit kronis dan bisa menular kepada murid.5

Di samping kesehatan jasmani, guru harus pula sehat secara

rohaniah dalam artian jiwanya tidak terganggu/mengidap penyakit syaraf

atau pernah mengidap penyakit syaraf yang dikhawatirkan akan kambuh

kembali sewaktu-waktu.

c. Menguasai Hmu yang akan diajarkan

Seorang guru harus menguasai materi pelajaran yang diajarkannya,

dengan demikian ia harus benar-benar memperdalam serta memperluas

wawasan pengetahuannya tentang hal-hal yang diajarkarmya tersebut.

Jangan sampai pengetahuannya bersifat dangkal, hingga ia mengajarkan

sesuatu yang salah kepada anak didiknya, atau hanya mengajar sebatas

apa yang ia tahu, bukan mencapai apa yang diharapkan dari tujuan suatu

materi pelajaran. Sedangkan semua yang kita lakukan akan dimintakan

pertanggungjawabannya kelak. Sesuai dengan firman Allah SWT:

Aliinya: "Setiap orang bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya". (Q.S. Ath-Thur 52: 21)

(25)

Sclain itu guru harus memandang jauh ke depan tidak hanya

.berpaku pada materi yang pemah ia dapatkan lalu diwariskan pada anak

didiknya, namun berusaha dan mencoba menyelaraskan apa yang ia

ajarkan dengan keadaan masa kini yang mau tidak mau guru harus tunduk

pada kenyataan hidup serta tuntutan hidup yang makin meningkat, kalau

ia tidak ingin dikatakan sebagai guru yang ketinggalan zaman dan kolot

(konservatif), yang hanya mewariskan budaya-budaya lama bukan

memberikan sesuatu yang baru bagi anak didiknya.

d. Mcnguasai ilmu didaktik dan mctodik

Selain guru harus menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang

diajarkan, ia juga harus menguasai ilmu mendidik dan cara meng!Uar yang

mencakup di dalamnya pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar,

memahami dasar dan tujuan pendidikan, serta hal lain yang berkenaan

dengan hal tersebut. Dan yang harus pula diperhatikan selain menguasai

i1mu secara teOl'His, juga harus mampu menerapkan dalam proses belajar

mengajar di kelas ketika berhadapan langsung dengan anak didik.

Oleh karena itu guru yang baik, harus memiliki kemampuan

paedagogik, yang dijabarkan oleh H.M. Arifin sebagai berikut:

• Ia suka mengajar

• Ia memperhatikan mata pelajarannya

(26)

• Ia selalu memperhatikan anak didiknya

• Ia mempunyai personalitet yang menarik.6

e. Menguasai i1mu jiwa (psikologi)

AI-Ghazali, Sebagaimana dikutip H.M Arifin berpendapat bahwa

guru yang baik adalah guru yang dapat mengajarkan apa yang sesuai

dengan tingkat kemampuan akal anak didiknya. Jangan mengajarkan

hal-hal yang belum dapat ditangkap dengan akal pikirannya 7 selain itu

guru harus pula "memahami jiwa anak didiknya, agar tidak salah dalam

mendidik mereka 8.

Bagi seOl'ang guru yang mengemban misi pendidikan, sangat

penting menguasai ilmu jiwa karena dengan menguasai ilmu jiwa guru

dapat mengadaptasikan dirinya dengan kondisi kejiwaan anak didiknya.

Terlebih lagi bagi seorang guru agama yang berkewajiban menanamkan

nilai-nilai luhur agama pada anak didik, serta memberi pengaruh pada

jiwa mereka dengan pengaruh yang baik (Islami), sudah pasti i1mujiwa ini

begitu penting artinya bagi mereka.

6 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan

Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, J975), h. 116

7H.M. Arifin,Filsajat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), eet. ke-J, h. 104

(27)

f. Kepribadian

Faktor terpenting bagi seorang guru agama adalah kepribadian,

karena kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi

pendidik yang baik atau sebaliknya.

Sebenarnya arti kepribadian mempunyai pengertian yang sangat

luas dan kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak, sukar dilihat atau

diketahui secm'a nyata, yang dapat diketahui adalah penaInpilan atau

bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan.

"Kepribadian meliputi kualitas keselumhan dari seseorang.

Kualitas ini akan taInpak dalam cara-caranya berbuat, berfikir,

mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta

kepercayaannya.9

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya merupakan

penampilan lain dari kepribadiannya, misalnya dalam tindakan, ucapan,

caranya bergaul, berpakaian dan dalam setiap menghadapi persoalan atau

masalah baik yang ringan maupun yang bera!.

Semua tingkah laku, cara berbuat, berbicara akan ditiru oleh anak

didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Zakiah Darajat dalmTI bukunya

ilmu pendidikan Islam yang mensyaratkan gum harus menjadi tauladan,

karena anak-mlak bersifat suka menin!, oleh karena itu hendalmya guru

9Ahamad D Marimba,Penganlar FilsaJal Pendidikan Islam, (Bandung: PT. AI-Ma'arif, 1980),

(28)

memiliki akhlak yang baik, dan akhlak yang baik dalam ilmu pendidikan

Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang

dicontohkan oleh pendidik utama, Muhammad SAW. Di antara akhlak

yang harus dipenuhi guru tersebut adalah:

G Mencintai jabatannya sebagai guru G Bersikap adil terhadap semua muridnya G Berlaku sabaI' dan tenang

G Guru harus berwibawa G Guru harus gembira

G Guru harus bersifat manusiawi G Bekerjasama dengan guru-guru lain G Bekerjasama dengan masyarakat.10

3. Kompetensi Guru Agama

Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer dinyatakan bahwa,

"kompeten artinya cakap, berkuasa (daIam menentukanlmemutuskan sesuatu),

sedangkan kompetensi artinya wewenang untuk memutuskan sesuatu.II

Adapun kompetensi guru agama dimaksudkan wewenang guru agama

dalam memutuskan sesuatu sebagai upaya membantu siswa menuju kepada

kedewasaannya.

Drs. Roestiyah N.K menjelaskan bahwa, "kompetensi diartikan

sebagai suatu tugas yang memadai atau pemiIikan pengetahuan, keterampilan

10 Prof. DR. Zakiah Daradjat, [Imll Pendidikan [slam.Cet. Ke-2.(Jakarta Bumi Aksara dengan

Dirjen Binbaga [slam Depag./992). h. 42-43

(29)

dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini

kompetensi lebih dititik beratkan pada tugas guru dalam mengajar.12

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kompetensi guru agama adalah kecakapan guru agama dalam

melaksanakan tugasnya dalam pengertian pemilikan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan guru agama.

Mengenai kompetensi guru agama, maka penulis perlu merujuk

pendapat Dr. H. Hadari Nawawi yang mengatakan bahwa, "kompetensi guru

itu antara lain adalah mengenai kompetensi pribadi, kompetensi profesi dan

kompetensi kemasyarakatan. Kompetensi itu berkenaan dengan kemampuan

dasar teknis edukatif dan administratif.13

Adapun kompetensi guru agama yang penulis maksudkan adalah

sebagai berikut:

a. Penguasaan Bahan Pelajaran

Penguasaan bahan pelajaran ini merupakan suatu keharusan bagi

guru agama dan merupakan salah satu kompetensi guru agama.

12Roestiyah N.K.,Masalah-masalah llmu Keguruan. (Jakarta: Bina Aksara, 1989), eet. ke-3, h. 4

" Hadari Nawawi. Organisasi Sekalah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan.

(30)

Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam dinyatakan

bahwa, "Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh guru itu adalah

penguasaan bidang studi yang akan diajarkannya.,,14

Dalam hal ini Dr. H. Hadari Nawawi merinci lebih luas bahwa,

"penguasaan bahan tersebut meliputi: a. menguasai bahan bidang studi

masing-masing sesuai dengan kurikulum, b. menguasai bahan penunjang

bidang studi masing-masing

Dengan kompetensi guru agama tersebut di atas, ini berarti guru

agama harus benar-benar mempunyai bekal material dalam arti harus

menguasai bahan yang akan diajarkan kepada siswa dalam proses belajar

mengajarnya.

b. Mampu mengelola Program Belajar Mengajar

Dalam rangka untuk mencapai tujuan intruksional yang

dikehendaki, maka guru agama harus mempunyai kompetensi dalam

mengelola proses belajar mengajar. Tanpa kompetensi seperti ini penulis

lebih cenderung mengatakan guru agama tersebut mengalami kesulitan

dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan instruksionalnya. Oleh

karenanya guru agama harus cerdas dan mempunyai fleksibilitas dalam

mengelola program belajar mengajar dengan melihat siswa sebagai subyek

anak didik, baik secara psikologis maupun intelektual.

(31)

Dr. H. Hadari Nawawi dalam hal ini menulis unsur-unsur

mengelola proses belajar mengajar sebagai berikut:

• Merumuskan tujuan instruksional

• Mengenal dan dapat mempergunakan metode mengajar

• Mampu memilih, menyusun dan menggunakan prosedur instruksional yang reievan dengan materi dan murid

• Mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang dinamis • Mengenal dan memahami kemampuan anak didik

• Mampu merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.'s

c. Mampu mcngclola Kclas

Di sisi lain guru agama harus mempunyai kompetensi dalam

mengelola kelas. Dra. Roestiyah N.K. menulis: "mengelola kelas meliputi:

• Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran

• Menciptakan iklim belajar yang serasi.16

Kompetensi guru agama dalam pengelolaan kelas menunjukkan

adanya interaksi antara guru agama dengan siswa dalam kegiatan be1ajar

mengajar di kelas, yang memandang'bahwa siswa adalah manusia yang

hams dihormati oleh guru agama. Dengan demikian peranan guru dalam

kelas diharapkan berhasil.

Menurut Waskito Tjipto Sasmito peranan guru agama dalam kelas adalah: peranan guru agama (dalanl kelas) baik di sekolah umum maupun madrasah adalah sarna, yaitu "mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, tingkah laku dan sikap) beragama. lmplikasi dari pendirian ini adalah bahwa guru agama harus memberikanfokus kepada pengajaran yang mementingkan pelformans. Setiap kali memasukl ke/as, guru agama harus je/as performans khusus apa yang ingin dicapai dari pengajarannya».17

15Hadari Nawawi,Lac. Cit.

16Roestiyah N.K., Masa/ah-masa/ah I1mu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), eel. ke-3, h. 7

17 Departcmell Agama: Badan Penelitian dan Pengcmbangan Agama, Pusat PeneHtian dan

Pengembangan Pcndidikall Agama, Laporan Loka Karya Pengembangan Pend/dikan Agama:

(32)

d. Mampu menggunakan Media/Sumber

Penggunaan media/sumber dalam proses belajar mengajar sangat

penting oleh karena itu menentukan dalarn usaha peneapaian tujuan

ー・ョァセ。イ。ョ yaitu tujuan instruksional (seeara sempit) dan tujuan kurikuler

(seeara luas).

WS. Winkel mengatakan, "media pengajaran tatkala diartikan

seeara luas adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterarnpilan

dan sikap.,,18

Sedangkan jika diartikan seeara sempit yaitu: "alat-alat

elektromekanis yang menjadi perantara antara siswa dan materi

pelajaran".

Selanjutnya beliau melanjutkan pengertian media pengajaran

dengan mengikuti pandangan E. De. Corte sebagai berikut: "suatu sarana

non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh

tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar,

untuk meneapai tujuan instruksional".19

Berbieara mengenai media/sumbel', Dr. Hadari Nawawi

merineinya sebagai berikut:

• Mampu mengenal, memilih dan menggunakan media

18W.S. Winkel,Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), cet. ke-2, h. 187

(33)

• Mampu dan bersedia membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana contoh: globe dibuat menjadi peta

• Mampu menggunakan laboratorium dalam proses belajar mengajar • Memiliki kemampuan pengembangan laboratorium

• Mampu mendorong penggunaan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.20

e.. Mampu mengelola Interaksi Belajar Mengajar

Adapun kompetensi guru agama dalam mengelola interaksi belajar

mengajar ini juga sangat penting dalam pencapaian tujuan instruksional

khusus dan tujuan instruksional umum. Hal ini juga dalam rangka

pencapaian tujuan kurikuler bidang studi pendidikan agama Islam.

Kompetensi ini penting dimiliki oleh seorang guru agama oleb

karena itu guru agama harus mampu mengelola dan menggunakan

interaksi belajar untuk perkembangan fisik dan psikis yang sehat bagi

anak-anak.21

f. Memiliki Kemampuan Penilaian Prestasi Belajar Siswa secara

Obyektif dan Mempergunakan Hasilnya untul{ Kepentingan Proses

Pendidikan Anak-anak.

Kompetensi di atas memberikan indikasi bahwa guru agama harus

betul-betul mampu menggunalmn alat-alat penilaian agar dapat

mengetahui dan menentukan apakah suatu hasil belajar yang diingin.kan

benar-benar telah tercapai dan sampai dimana hasil belajar yang

diinginkan itu telah tercapai.

20 H. Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga

Pendidikan,Cet.Ke-3, (Jakarta CV Haji Masagllng,I989j

(34)

H. C. Witherington, dkk, mengatakan sebagai berikut: tes pelajaran atau yang lazim juga disebut tes pendidikan di pergunakan untuk menilai hasil-hasil yang dicapai seorang anak dalam mempelajari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pengajaran yang efektif menghendaki di pergunakannya alat-alat untk menentukan apakah suatu hasil belajar yang diinginkan tadi telah tercapai.22

g. Mampu memahami Fungsi dan Program Layanan Bimbingan dan

Penyuluhan di Sekolah

Dengan kompetensi ini guru agama diharapkan mampu

memberikan bimbingan pada siswanya dengan menaruh perhatian

terhadap perkembangan fisik dan psikis yang sehat di kalangan siswanya.

Perlu ditegaskan di sini bahwa guru agama, di dalam

.melaksanakan program layanan bimbingan dan penyuluhan tersebut

hendaknya melihat dan sesuai dengan kondisi sekolah.

Dr. Winarno Surachmat }.lISe. Ed.,mengatakcl11: "guru harus memiliki

kecakapan dalam memberikan bimbingan. Sesungguhnya mengajar

merupakan suatu bentuk bimbingan yang dapat dilaksanakan oleh guru di samping bimbingan yang banyak terpusat pada kemampuan intelektual, guru perlu memiliki pengetahuan yang memungkinkan ia menetapkan

tingkatan-tingkatan perkembangan setiap anak didiknya, baik

perkembangan di bidang emosi, di bidang minat dan kecakapan khusus maupun dalam prestasi-prestasi skalati/c, jlsik dan sosial. Dengan dapatnya ia menetapkan taral-tarafperkembangan orang dalam berbagai bidang itu, dapat ia membangun sebuah rencana atas dasar pengetahuan itu sehingga murid-murid benar-benar mengalami pendidikan yang menyeluruh dan integral".23

22 H.C. Witherington, et.al., Tehnik-tehnik Be/ajar dan Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), cet. ke-3, h. 139

23 Winarno Surachmat. Metod%gi Pengajaran Nasiona/, (Bandung: Jemmars, Hh), tpn., hal.

(35)

B. Prestasi Belajar

1. PCllgertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu; prestasi dan belajar. Yang

dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah

dikerjakan.24

Sedangkan dalam kamus populer dinyatakan prestasi adalah apa yang

teJah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jalan keuletan bekerja. Jadi jelaslah bahwa prestasi itu ada setelab

teljadinya aktifitas yang dilakukan seseorang.

Adapun mengenai definisi dari 「・ャセ。イL banyak sekali para ahli yang

mengemukakan di antaranya adalah Nana Sudjana babwa belajar adalah

"suafu proses yang difandai dengan adanya perubahan, di aman perubahan

tersebut dapaf difunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan

pengefahuan, pemahaman dan fingkah laku, kecakapan dan kemampuan,

daya penerima, dan lain-lain yang ada pada diri individu.,,25

Menurut Drs. Slameto mendifinisikan belajar adalab "suatu proses

usaha yang dilakukan individu unfuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah

24 Departemen Pcndidikan dan Kcbudayaall, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1988), h, 70

25 Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Bclajar Mengajar, eel, Ke-4, (Bandung: Sinal' Baru

(36)

laku yang baru seeara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu Uu

dalam interaksi dengan lingkungannya. ,,26

Yang perlu digaris bawahi dari pengertian prestasi dan belajar tersebut

di atas adalah penguasaan keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran yang lazim diberikan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru.

Biasanya istilah ini sering dipergunakan dalam bidang pendidikan dan

diberikan kepada keadaan yang menggambarkan keadaan tentang hasil yang

optimal dari sllatll aktifitas belajar.

Prestasi belajar siswa dalam bentuk konkrit pemberian angka nilai dari

guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi

pelajaran yang diberikan serta ikllt menentukan dan mendorong siswa

meningkatkan prestasi belajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar sebagai suatu aktivitas tidak terlepas dari berbagai

faktor-laktor yang mempengaruhi proses aktivitas tersebut. Faktor-faktor ini akan

menllnjang berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar, sehingga melalui

faktor-faktor ini pula dapat diketahui tcrcapai atau tidaknya hasil belajar yang

diinginkan dalam proses pcmbelajaran. Adapun faktor-faktor yang

2(, Slameto, Be/ajar dan Fak/ar:fak/or yang Mempengarllhinya, (Jakarta: PT. Bina Aksara,

(37)

mempengarubi kegiatan prestasi belajar siswa dikelompokkan ke dalam dua

kelompok yaitufaktor internal dan faktor eksternal siswa.

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) ialab berupa faktor

fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa,Sedangkan faktor-faktor yang

berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor-faktor lingkungan dan

faktor budaya.

a. Faktor-fal{tor kondisi Internal Siswa

Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada

dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.

• Faktor fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran

fisik dan kondisi panca indranya, terutama penglihatan dan

pendengarannya.

• Faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

adalab faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan

kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan-kemampuan dasar pengetabuan (bahan

appersepsi) yang dimiliki siswa.27

b. Faktor eksternal siswa

Faktor eksternal siswa ini, terdiri dari dua macam yaitu faktor

lingkungan dan faktor budaya.

• Faktor Lingkungan

27H. M. Alisuf Sabri, Penganlar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Raja Gl'afindo

(38)

Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga sangat besar pengaTuhnya terhadap keberhasilan

anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, cukup

atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, tenang atau tidaknya

situasi dalam rumah. Semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil

belajar anak.

Lingkungan sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar seperti kualitas guru, metode mengajamya,

kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, bila sekolah kurang

memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid·murid kurang

mematuhi perintah paTa guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar

sungguh·sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan

prestasi belajar anak menjadi rendah. Demikian pulajikajumlah murid

perkelas terlalu banyak, dapat mengakibatkan kelas kurang tenang,

hubung!ill guru dengan murid kurang akrab dan lain sebagainya.

Lingkungan masyarakat

Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri dari orang·

orang yang berpendidikan dan bermoral baik, maka hal ini akan

mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, jika tinggal di

(39)

pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat

dikatakan tidak menunjang, sehingga motivasi belajar kurang.

Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan, bangunan rumah penduduk yang sangat rapat,

kendaraan lalu lintas yang membisingkan, iklim yang terlalu panas,

polusi l:dara, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan bel'!iar.

Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim sejuk akan menunjang

proses belajar.

• "faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian".

3.Taksonomi Pengukuran Prestasi Belajar Siswa

Teksonomi pengukuran prestasi belajar siswa meliput: "Bidang

kognilif, afeklif, dan psikomolorik." 28 Ketiganya tidak dapat dipisahkan dan

membentuk hubungan hierarka. Penjelasan tiga ranah tersebut akan penulis

uraiakan di bawah ini.

a. Bldllng Kognltlf, mencakup:

. • Basil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Cakupannya yaitu yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan yang

mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan,

28 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengajar, (Ban dung: Sinar Bam Aigensindo,

(40)

l'eristilahan, l'asal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain. Kata-kata

ol'erasionalnya antara lain menyebutkan, menuliskan dan

mendetinisikan.

• Hasil belajar l'emahaman (comprehention)

Ada tiga macam l'emahaman yang berlaku umum, yaitu l'ertama

l'emahaman terjemahan. Kedua pemahaman l'enafsiran misalnya

memahami grafik. Ketiga l'emahaman ekstral'olasi yaitu kesanggupan

melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersurat. Kata-kata

operasionalnya antara lain membedakan, menjelaskan.

e Hasil belajar penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu

konsel', ide, runms dalam situasi yang baru. Misalnya menerapkan

dalil dalam suatu persoalan. Kata-kata operasionalnya meliputi

menghitung, mendemonstrasikan, menghubungkan.

• Hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas

(kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang punya alii

atau mempunyai hirarki. Kata-kata operasionalnya antara lain

menguraikan, membuat diagram, menghubungkarl.

(41)

Sistensis adalah kesanggupan menyatukan unSl1r atal1 bagian me!1iadi

satu integritas. Sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman,

aplikasi dan analisis.

o Hasil belajar evall1asi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai

suatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang

dipakai. Kata-kata operasionalnya antm'a lain menilai,

mempertimbangkan, mengkritik.

b. Bidang Afcktif

Nana Sudjana menyebutkan prestasi bidang afektif yang meliputi:

• Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luas yang datmlg pada siswa. Dalam tipe

ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus.

• Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulasi yang datmlg dar! luar. Dalam hal ini termasuk

ketepatan reaksi, perasaan, kepuasml dalam menjawab stimulus dari

luar.

• Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dml kepercayaan

terhadap gej ala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di

(42)

• Organisasi yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistern organisasi,

termasuk rnenentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain.

• Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari

semua sistern nilai yang telah dirniliki seseorang yang rnernpengaruhi

pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Basil belajar bidang afektif tarnpak pada siswa dalarn berbagai

tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, rnotivasi

belajar.

c. BidangPsikomotorik

Ada 6 tingkatan keterarnpilan, yakni:

• Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

• Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

. • Kemampuan perseptual terrnasuk di dalarnnya rnembedakan visual,

rnembedakan auditif rnotorik, dan lain-lain

• Kemampuan di bidang fisik, rnisalnya kekuatan, ketepatan

• Gerakan·gerakan skill, mulai dari keterarnpilan sederhana sampai pada

keterarnpilan yang kompleks.

• Keterampilan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi

seperti gerakan ekspesif, interpretatif.,,29

(43)

Dcngan pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik dan tepat,

diharapkan keterampilan-keterampilan di atas dapat terwujud dalam

kehidupan pribadi siswa.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan merupakan sarana yang efektif dan efisien dalam upaya

mencapai tujuan yang diinginkan, pendidikan juga merupakan lembaga

kemanusiaan yang tinggi, tanpa pendidikan manusia akan setingkat bahkan

lebih rendah dari hewan, serta pendidikan merupakan kegiatan yang selalu

mengiringi hidup manusia dan senantiasa dibutuhkan oleh manusia yang

dewasa baik rohani maupun jasmani.

Sebelum membahas pengertian pendidikan agama Islam secara

lengkap ada baiknya terlebih dahulu mengetahui arti pendidikan secara

umllm. Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata "didik" yang berarti

"memelihara memberi latiban (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak

dan kecerdasan pikiran".J°

Dari pengertian di atas tampak bahwa seluruh kegiatan yang ditujukan

llntllk membentuk akhlak, budi pekerti dan mengasah keterampilan berfikir

adalah kegiatan pendidikan.

.10 Dcpdikblld.Kall/IIS [Jesal'lJahasa Indonesia Edisi/I, (Jakarta: Baja; Pustaka, 1994), cct.

kc-4, h. 232

(44)

Secara istilah pendidikan dalam arti yang luas adalah "semua

perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan,

pengalaman kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai

usaha menyiapkan generasi muda agar dapat mel11enuhi fungsi hidupnya baik

jasmani maupun rohani".31

Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa pendidikan tidak hanya

bertugas untuk mengel11bangkan kecerdasan dan l11embentuk akhlak sesuai

dengan norma-norma yang berlaku, tetapi juga sebagai sarana generasi tua

untuk mewariskan pengetahuannya kepada generasi muda, agar generasi

muda dapat melaksanakan kewajibannya untuk l11elangsungkan kehidupan

manUSJa.

Untuk melengkapi bahasan ini maka akan dikemukakan beberapa

pandangan pengertian pendidikan agama Islam:

a. Menurut Prof. H. M. Arifin, M.Ed. pendidikan agama Islam adalah proses

membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak

didik agak menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan pendidikan

agama Islam32

31 Soeganda Poerkawatja dan H.A.H. Harahap., Esiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), h. 257

J2Prof. H. M. Arifin, M.Ed.,11m" Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet. ke-4, h.

(45)

b.. Menurut A. D. Marimba pendidikan agama Islam adalah bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju

kepacla terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.)3

c. Menurut Zuhaerini clkk "Pendidikan agama Islam adalah usaha yang

diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai clengan

ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan

dan berbuat berclasarkan nilai-nilai Islanl, serta bertanggung jawab sesuai

dengan nilai-nilai Islam.,,34

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pencliclikan agama Islam itu lebih banyak ditujukan pada perbaikan sikap

(prilaku) clan mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi

dirinya maupun bagi orang lain dan juga pendidikan agama Islam tidak hanya

bersifat teoritis saja akan tetapi bersifat praktis. Maka dari itu pendidikan

agama Islam merupakan penclidikan kepribadian, iman dan amal, bahkan

penclidikan agama Islam merupakan pendiclikan individu dan pendidikan

masyarakat, karena ajaran Islam berisikan sikap dan tingkah laku pribadi dan

masyarakat.

Konsep pendidikan dalam agama Islanl adalah tidak hanya sekedar

menganlbil kognitif (kecerdasan) anak diclik dengan menekankan kepada

J3Ahmad D. Marimba, Pengal1lar Fifsajat Pendidikan Islam. (Bandung: AI Ma'arif, 1989), cet.

ke-8, h. 23

34 Dra. Zuhaerini, et.al., Fifsajat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, J995), cet. ke-5, h.

(46)

penguasaan materi bel aka. Tetapi lebih dari itu bagaimana memberikan

penekanan pada afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan) anak didik.

Sehingga terjelma sebuah kepribadian yang utuh sesuai dengan ajaran Islam

dan meningkatkan ketaqwaan dan keimanannya.

Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa pendidikan agan1a Islam

adalah proses pewarisan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan ajaran Islam

dan merupakan usaha pembentukan pribadi manusia muslim yang telah

dimulai sejak Rasulullah menyampaikan risalah Tuhannya.

2. Landasan Pendidikan Agama Islam

Landasan atau dasar merupakan bagian yang amat penting dari suatu

bangunan yang menjadi tumpuan kekuatan bagi kokohnya bangunan itu.

Pelaksanaan suatu kegiatan memerlukan suatu landasan yang kuat untuk

menjadi sumber kekuatal1 yang menjamin berlangsungnya kegiatan tersebut

serta menghasilkan l1ilai yang memuaskan.

Oleh karel1a pentingnya landasan tersebut, maka landasan pendidikan

il1i hendaknya sesuatu yang mempunyai kekuatal1 yang tak terbantahkan lagi

yaitu sumber ajaran Islam sendiri, sehingga menjadi hal yang wajar bila

pendidikan agama Islam menjadikan Al Qur' an dan As Sunnah serta Ijtihad

sebagai landasan pendidikannya.

Dalam hal ini Drs. I-Iery Nur Aly menyatakan bahwa: "Nabi

(47)

telah menjadikan Al Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam di samping

sunnah beliau sendiri. ,,35

Berikut ini akan diuraikan secara singkat dasar atau landasan dari

pendidikan Islam yaitu:

a. AI Qur'an

Secara bahasa Al Qur'an ialah "bacaan" atau yang dibaca"

sedangkan menurut istilah syar'i ialah "Kamullah" yang diturunkan

kepada Nabi Muhamma SAW yang ditulis dalam Mushaf.,,36

Hal ini karena Al Qur'an sebagai sumber ajaran agama Islam

hanya dapat diketahui hukum-hukum dan ajarannya yang terkandung di

dalamnya dengan jalan dibaca dan difahami, sabda Rasul SAW:

'" J:. .. -- , . , '" J J o

イセ

セケ

2;\

J+9

0-<>

JW

JJI ;(;,.1:)

<lilA!:)

PtセQ

iIセIャ

.. ,.. .... ... .... ""....

J", " " " , J.-. 0 ... ...

(;,b,.

<y

:>Jb.J!! oIJ)

;SJ.G.-i.:;

'1)

[sセ

セセi

セ|ェセ

[sZ[GZセs

Artinya:

"Bacalah Al QUI''an itu oleh kalian, kemudian caritah keridloan Allah dengan bacaan tersebut, sebelum datangnya suatu kaum ytmg memperlakukannya seolah-olah mereka mengocokkan undian, yai/u mereka hanya mengharapkan pahala duniawi tidak mengharapkan pahala akherat. "(HR. Abu Dawud dari Jabiri7

" Drs. Hery Nur Aly,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, (999), eet. ke-I, h. 32

(48)

Dari hadits ini dapat difahami bahwa Rasul menyuruh kita sebagai

kaumnya untuk membaca Ai Qur'an sekaligus juga meresapi maknanya

yang kemudian mengamaikannya secara ikhlas tanpa mengharapkan

kepentingan dunia.

Sedangkan dari segi istilah Al QUI" an adalah "Kalam Allah yang

turun kepada Rasullah dengan bahasa Arab yang jelas yang telah dijadikan

oleh Allah sebagai mu'jizat terbesar untuk Rasul-Nya dan membacanya

menjadi ibadah bagi orang mu'min".38

Prof. Dr. Abdul Wahab Khalaf lebih komplit lagi meyebutkan

difinisi Al Qur' an, adalah sebagai berikut:

"Kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril ke dalam kalbu Rasullah SAW, dengan menggunakan bahasa Arab .dan disertai dengan kebenaran agar dijadikan hujjah (penguat) dalam hal pengakuannya sebagai Rasul, dan agar dijadikan undang-undang bagi seluruh umal manusia, di samping merupakan amal ibadah jika membacanya. Al QUI''an itu dihimpun di antara dua ujung yang dimulai dengan sural Al Falehah dan dilulup dengan surat An Nas yang sampai kepada kita secara tertib dalam bentuk tulisan maupun lisan dalam keadaan utuh alau terpelihara dari perubahan dan pergantian".39

Ajaran-ajal'an Islam dalal11 AI QUI"an yang bel'kenaan dengan il11an

tidak sebanyak ajaran yang bel'kenaan dengan al11al perbuatan, ini

menggambarkan bahwa amal paling banyak dikerjakan, sebab semua amal

pel'buatan manusia termasuk dalam lingkup amal shaleh, untuk mengarah

J8 Dr. Muh. Rafal Saud,Rasulullah Seorong Profil Pendidik, (Jakarta: Flrdaus, 1994), eet.

ke-4, h. 68

J9 Abdul Wahab Khalaf, Ilmu Ushul Fiqh, Alih Bhs. Masdar Helmy, (Bandung: Gema 1nsani

(49)

pada terciptanya kesadaran terhadap perbuatan seseorang agar termasuk

perbuatan amal shaleh, maka perlu menyadarkan selumh perbuatan pada

AI Qur'an sebagai landasan utama berpijak dalam berbuat dan

menentukan sikap. Firman Allah SWT:

'" Jo ,. 0 ...

(\

ZNセ|I

PZNセNjj|

ャヲセ

セ コN[NNセセ

セlkャ|

2JJ.)

... ... . . .

Artinya:

"Kitab (AI Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang bertaqwa". (AI Baqoroh: 2)40

Ayat ini menunjukkan bahwa setiap usaha, kegiatan dan tindakan

.manusia termasuk di dalamnya pendidikan hams disandarkan pada Al

Qur'an, bahkan dalam merencanakan dan memmuskan berbagai teori,

methode dan materi pendidikan agama Islam hams menggunakan Al

Qur'an sebagai sumber utama.

Al Qur'an menjadi dasar untuk pelaksanaan pendidikan agama

Islam karena AI Qur' an telah disepakati menjadi salah satu sumber ajaran

Islam, selain dalam Al Qur'an juga banyak mengandung ayat-ayat yang

mendorong dan memotivasi pada pendidikan. Misalnya Fimlan Allah:

40Depag RI, Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta; Yayasan Penyelenggara Penterjemah

(50)

. Artinya:

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran".

(Shad: 29)41

Dalam ayat di atas menunjukkan bahwa Allah menurnnkan Al

Qur'an agar manusia dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah

terntama bagi orang yang mempunyai aka!.

Contoh lain dari Al Qur'an yang berisi prinsip-prinsip berkenaan

dengan kegiatan dan usaba pendidikan adalah kisah Lukman yang

mengajari anak-anaknya, dalam surat Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah

ini menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah

iman, akhlak, ibadah, sosial dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu maka

pendidikan Islam barns menggunakan Al Qur'an sebagai sumber utama

dalam mernmuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam.

b. As Sunnah

Sebagai landasan pendidikan agama Islam yang kedua adalah As

.Sunnah. SecaI'a harfiah slinnah berarti "Jalan, methode dan program".42

Menllrut istilah Sunnah adalah "Segala yang dinukilkan dari Nabi

SAW baik berupa perkataan, perbuatan mallpun berupa takrir, pengajaran,

41Ibid. h. 736

42M. Hasbi Ash Shiddiqy, Sejarah Pengantar Umu Hadits. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991),

(51)

sifat, kelakuan, perjalanan hidup, baik sebelum Nabi SAW diangkat

menjadi Rasul maupun sesudahnya".43

Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa sabda, perkataan,

perbuatan dan takrir Rasulullah SAW yang dimaksudkan sebagai

undang-undang dan pedoman hidup ummat yang harus diikuti dan yang sampai

kepada kita dengan sanad (sandaran) yang shoheh, hingga memberikan

keyakinan yang pasti atau dugaan yang kuat bahwa hal itu datang dari

Rasulullah adalah sebagai hujjah bagi kaum muslimin dan sebagai tempat

para Mujtahid mengeluarkan hukum-hukum syara'. Hukum yang dipetik

dari Sunnah wajib ditaati sebagaimana hukum yang diistimbatkan dari Al

Qur'an.

Abdurrahman An Nahlawi berpendapat bahwa:

"Setelah Al Qur 'an pendidikan agama Islam menjadikan As sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulumnya. Dalam dunia pendidikan As .Sunnah memiliki dua man/aat, pertama As Sunnah mampu menjelaskan konsep dan kesempurnaan pendidikan agama Islam sesuai dengan konsep Al Qur 'an, kedua As Sunnah dapat menjadi contoh yang tepat dalam penentuan methode pendidikan".44

As Sunnah memberi motivasi untuk kegiatan pendidikan, misalnya

sabda Nabi:

43Ibid, h. 25

(52)

(l) ... J." (R , . . . . ltJ .... J." '" ...

セZL

.:ill

.:ill

J:;'j

0i

Nセ

.:ill

セェ

0;';

(.S!i

y:'

.... l ) " . . . セ ... .... J." .... ... .... I) I) - : ; " . . . .... , . . . .

.WI

Jl

t..o.;yb

.:ill

CJ.p

セ セ

t..o.;yb

:;:,

:Jli

.... ... ...

...

'" ...

Hセ

01)))

Artinya:

"Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa menempuh suatu jalan demi menimba ilmu, pasti Allah memudahkan baginyajalan menuju syurga,,45

Menurut hadits di atas, Rasulullah menjelaskan bahwa bagi orang

yang menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan baginya masuk

surga.Dengan pengertian ini seolah-olah Rasulullah memberikan syarat

bagi orang yang hendak dimudahkan masuk surga maka ia harns menuntut

ilmu. Maka dengan demikian dalam Islam ilmu dan dunia pendidikan

dipandang amat penting karena dijadikan salah satu cara untuk masuk

surga. Hadits ini memberikan motivasi untuk giat mencari ilmu.

c. Ijtihad

Selain landasan Al Qur'an dan As Suunah, juga yang menjadi

dasar atau l!ltldasan pendidikan Islam adalah ijtihad, Karena Al Qur'an

dan As Sunnah banyak yang mengandung arti umum. Maka para ahli

hukum dalam Islam menggunakan ijtihad, karena dirasa semakin perlu

setelah wafatnya Rasulullah SAW.

(53)

Muchtar Yahya dan Fatchurrahman dalam buku Dasar-dasar

Pembinaan Hukum Fiqih Islam menyatakan bahwa: "Ijtihad adalah

mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum

syar'i dari dalil-dalil syara' yaitu Al Qur'an dan As Sunnah".46

Ijtihad dalam penggunaan dapat meliputi seluruh aspek ajaran

Islam, termasuk aspek pendidikan. Tetapi harus tetap berpedoman pada Al

Qur'an dan As Sunnah. Ijtihad di bidang pendidikan ternyata semakin

perlu, sebab ajaran Islam yang terdapat dalam Al Qur'an dan As Sunnah

adalah bersifat pokok-pokok dan prinsipnya saja dengan demikian untuk

melengkapi dan merealisir ajaran Islam memang sangat dibutuhkan

. ijtihad. Sebab keumuman dari Al Qur'an dan As Sunnah belum dapat

menjamin tujuan pendidikan agama Islam akan tercapai. ljtihad tersebut

dapat dijadikan dasar sebagai tambahan dari landasan yang lain, selama

dasar tambahan ini tidak belientangan dengan dasar yang pokok yaitu Al

Qur'an dan As Sunnah.

Lingkup kajian Ijtihad adalah segala sesuatu yang diperlukan

dalam kehidupan yang senantiasa berkembang, termasuk pendidikan maka

sangat dirasa perlu dan penting sejalan dengan perkembangan zaman yang

.semakin maju dan modern, tidak hanya pada materi atau isinya melainkan

juga pada sistem pendidikannya.

46 Mukhlar Yahya dan Fatehurrahman., Dasar-dasar Pembinaan Hukum Fiqih Islam,

(54)

3. Tu.juan Pendidikan Islam

Tujuan merupakan sesuatu yang diharapkan tereapai setelah usaha

atau kegiatan itu selesai, setiap kegiatan yang telah direneanakan pasti

mempunyai tujuan karena tanpa tujuan yang pasti biasanya tidak terarah.

Pendidikan agama Islam adalah kegiatan yang tereneana dan

mempunyai dasar yang kuat yaitu Al Qur'an dan As Sunnah serla Ijtihad,

kemudian bila ditanyakan selanjutnya tentang apa tujuan pendidikan agama

Islam, ada beberapa pendapat di bawah ini yang dapat membantu dalam

memehami tujuan pendidikan agama Islam, di antaranya ialah:

a. Abdurrahman An Nahlawi mengemukakan bahwa: "Tujuan pendidikan

agama Islam adalah merealisasikan penghambaan kepada Allah dalam

kehidupan manusia, baik seeara individual maupun seeara sosial".47

b. Prof. H. M. Arifin, M.Ed., memaparkan tujuan pendidikan agama Islam

ada dua tujuan yaitu:

• Tujuan keagamaan adalah bahwa setiap pribadi orang muslim beramal untuk akherat atas petunjuk dan i1ham agama yang benar yang tumbuh dan dikembangkan dari l\jal'an·ajaran Islam yang bel'sih dan suci dengan tujuan mempertemukan did pdbadi dengan Tuhannya melalui kitab-kitab yang suci yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban, sunl1ah dan fardlu bagi seorang mukallaf.

41Abdurrahman An- Nahlawi, Prinsip-prinsip danMetode pendidikan Islam:Dalam Keluarga,

(55)

• Tujuan keduniaan adalah tujuan yang diarahkan pada pekerjaan yang berguna atau untuk mempersiapkan anak untuk menghadapi kehidupan masa depan.48

c. Menurut Aburrahman Al Baghdadi bahwa tujuan pendidikan agama Islam

adalah "mencerdaskan akal dan membentuk jiwa yang islami sehingga

akan terwujud sosok pribadi muslim sejati yang berbekal pengetahuan

dalam segala aspek kehidupan".49

d. Abdul Fatah Jalal dalam buku azaz-azaz pendidikan Islam menyebutkan

. tujuan pendidikan agama Islam adalah "Mempersiapkan manusia yang

'abid yang menghambakan dirinya kepada Allah SWT".50

Dari batasan-batasan tujuan pendidikan agama Islam di atas

menggambarkan bahwa Islam menghendaki perkembangan dan pertumbuhan

manusia sejak dilahirkan hingga akhir hayatnya adalah menjadi manusia yang

utuh "kepribadiannya" baik jasmani maupun rohani, sehingga menjadi hamba

yang "abid yang selalu menghambakan dirinya kepada Allah SWT.

Pendidikan Islam juga diharapkan mampu mengembangkan potensi-potensi

anak didik tidak hanya pada kemampuan kognitif tetapi lebih penting adalah

menumbuhkembangkan afektif dan keterampilan peserta didik, sehingga

" Prof. H. M. Ariftn, M.Pd., Perbandingan Pendidikan Islam, (Jakarta: Renika Cipta, 1994), cet. ke-4, h. 37-38

49 Abdurrahl11an AI Baghdadi., Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam, (Bangil: AI lzzah,

1996), cet. ke-I, h. 30

50Abdul Fatah Jalal,Azaz-azaz Pendidikan Islam, (Bandllng: CV. Diponegoro, 1988), cet. ke-1,

(56)

tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh rohani dan jasmaninya,

dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya

kepada Allah SWT.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam

adalah membentuk pribadi muslim yang fikiran, ucapan dan tindakannya

merupakan pengembangan dari tujuan penciptamlliya yaitu untuk beribadah

kepada Allah, dan menyembah hanya kepada-Nya, baik dalam kehidupan

(57)
(58)

A. Metode Penelitian

Metoele yang eligunakan elalam penelitian ini aelalah metoele deskriptif dengan

menggunakan rUl11US prosentase.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilalesanakan di SMPN 1 Pamulang yang berlokasi eli JI.

Pal11ulang Perl11ai Barat 11 Pamulang - Tangerang. Waktu penelitian dilaksanakan

pada tanggal 1 sampai 15 Oktober 2006.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah "keseluruhan subyek penelitian".' Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Pamulang yang berjumlah 1284 siswa.

Sedangkan sampel adalah "sebagian/wakil yang diteliti".2 Dalam penelitian

ini penulis hanya menetapkan kelas 1 yang berjumlah 399 siswa sebagai objek

penelitian. Akan tetapi hanya 20% s'\ia sebagai sampel penelitian yaitu 50 orang. Hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa "jika jumlah

obyekllya besar, malea dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

I Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian sualU Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rincka

Cipta, 2002,Cet. Kc-J2, h. 108

'Ibid.h. 110

(59)

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis menggllnakan cara :

I. Observasi yaitu mengumplllkan data yang melakllkan pengamatan terhadap

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam yang berlangsung

di SMPN 1 Pamulang.

2. Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan jalan tanya jawab dengan guru

agama guna mencari keterangan-keterangan mengenai data-data yang diperlukan

dalam penelitian.

3. Angket yaitu mengumpulkan data melalui daftar pertanyaan terulis yang disllsun

dan disebarkan kepada peserta didik SMPN I Pamulang. Populasi dalam

penelitian ini berjumlah 1278 orang namun dalam penelitian ini penulis hanya

mengambil sampel 20% nya saja yaitu 50 orang dengan menggunakan rumus :

P

=£x

100%

N

Keterangan F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu

P = Angka prosentase

Sedangkan dalam pengelolaan data-data yang SUdail terkumpul, penulis

menggunakan metode statistik deskriptif dengan kategori prosentase sebagai

berikllt :

81% <

Gambar

Tabel Guru berdasarkanjabatannya sebagai Guru Tetap
GuruTabell Tetap
GuruTabel2 Honorer
TenagaTabelS Administrasi Tetap
+7

Referensi

Dokumen terkait

5 John Afifi, op., cit.. Pada umunya pendidik lebih suka menggunakan metode ceramah dikombinasikan dengan metode tanya jawab. Metode ceramah banyak dipilih karena mudah

Peserta lelang sudah melakukan registrasi dan telah terdaftar pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Muara Enim di situs internet

Hal ini ditinjau dari ciri-ciri guru yang profesional yang meliputi: (1) mampu menunjukan sikap dan pengetahuan yang berkualitas dalam menjalankan tugas-tugas

Apabila akhir kalimat berupa huruf yang didahului dengan mad atau mad lin, maka dibaca dengan mematikan huruf yang terakhir dengan memanjangkan madnya 2 harokat atau

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA BAGIAN PELEBURAN BESI BAJA DI

TYAS RUKMI SUSILO RAHAJU, S.PD... GUSTI

- Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi.

Mahasiswa dapat menjelaskan 3 kemampuan yang diharapkan dihasilkan dari lulusan pendidikan tinggi.. Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang diberikannya ISD