PENGEMBANGAN MEDIA LATIHAN MEJA LOMPAT PADA
GERAKAN HANDSPRING UNTUK ATLET PEMULA PERSANI
KOTA MEDAN TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH
ADE WANTA BREMA PUTRA
NIM : 6113121003
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: gerakan lompat memutar badan termasuk jenis latihan
(2)▸ Baca selengkapnya: analisis gerakan lompat kangkang adalah
(3)(4)i
ABSTRAK
ADE WANTA BREMA PUTRA SITEPU. Pengembangan Media Latihan Meja Lompat Pada Gerakan Handspring Untuk Atlet Pemula PERSANI Kota Medan Tahun 2015/2016
(Dosen Pembimbing: RAHMA DEWI )
Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNIMED 2016
Dalam senam ada berbagai jenis gerakan salah satunya adalah gerakan handspring. Handspring merupakan elemen gerak dasar yang harus dikuasai oleh seorang atlet senam sebab banyak gerakan lanjutan yang dapat dilakukan dari gerakan handspring ini. Suatu hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan handspring di atas permukaan yang keras lebih mudah bila dibandingkan melakukan handspring di atas permukaan yang lunak.
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan media latihan meja lompat dalam latihan senam. Metode penelitian dan pengembangan research and development (R&D) ini disertai dengan pendekatan melalui wawancara. Subyek dalam penelitian pengembangan ini adalah atlet pemula persani kota Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah a. Telaah para pakar/ ahli. b. Uji coba kelompok kecil dan c. Uji coba lapangan.
Berdasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan bahwa: Diperlukan media latihan yang dikembangkan agar dapat meningkatkan kemampuan gerakan handspring . Dengan media latihan yang dikembangkan atlet yang berlatih lebih efektif dan lebih efesien. Dengan media latihan yang dikembangkan atlet lebih termotivasi untuk mendapatkan bentuk latihan yang baru khususnya dalam gerakan handspring di atas meja lompat. Dengan adanya pengembangan media latihan meja lompat ini diharapkan dapat mengembangkan bentuk-bentuk Latihan gerakan handspring dalam berlatih atau bertanding. Dengan hasil penelitian ini diharapkan atlet menjadi lebih kreatif dan inovatif.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena kasih dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Pengembangan Media Latihan Meja Lompat Pada Gerakan
Handspring Untuk Atlet Pemula PERSANI Kota Medan Tahun 2015/2016”. Selama ini penyusunan skripsi ini, tentu tidak saja terlepas dari bimbingan
dan arahan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED.
2. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNIMED, Bapak Drs. Suharjo, M.Pd selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNIMED, Bapak Syamsul Gultom, S.Km, M.Kes selaku
Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED, Bapak Drs.
Mesnan, M.Kes selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNIMED.
3. Ibu Dr. Novita, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Olahraga (PKO) Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Yan Indra Siregar S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga (PKO) Universitas Negeri Medan.
5. Ibu Dr. Rahma Dewi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi saya yang
telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, memberikan motivasi
dan arahan dalam perjalanan penulisan skripsi saya ini dari awal hingga
skripsi ini selesai.
6. Bapak Drs. H. Ibrahim Wiyaka, M.Kes, AIFO selaku Pengarah I dan Bapak
Drs.Ibrahim, M.Pd selaku Pengarah II yang telah memberi arahan dan
membimbing penyelesaian skripsi ini serta seluruh Dosen Staf Pegawai
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Medan.
7. Kepada Pelatih Persani Kota Medan Bapak Baginda Siregar, S.Pd dan
iii
8. Teristimewa kepada Orang Tua tercinta Ayahanda Riduan Sitepu dan
Ibunda Mery Fridawati serta adik-adik penulis yang telah memberikan
motivasi, semangat dan selalu mendoakan saya dalam kondisi apapun.
9. Terimakasih khusus kepada teman – teman wanita saya Mega Susanti, Fransisca Intan, S.Pd dan Nindy Safitri yang telah mendampingi saya
selama ini.
10. Terimakasih Kepada sahabat : Harry Hendirwan, Abdillah Daulay, Dedek
Dermawan S.Pd, Yuanda Pristiwan serta seluruh mahasiswa PKO 2011
khususnya PKO Reguler B 2011.
Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya dapat
membantu pengembangan pendidikan program studi Pendidikan
Kepelatihan Olahraga.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
v
D. Langkah – Langkah Pengembangan ... 21
1. Penelitian Pendahuluan ... 21
2. Perencanaan Pengembangan Model ... 21
Desain Produk Draft Awal ... 22
3. Validasi, Evaluasi, dan Revisi Variasi ... 25
4. Implementasi Produk ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Pengembangan Variasi ... 32
B. Kelayakan Produk ... 36
C. Efektifitas Produk ... 38
D. Penyempurnaan Produk ... 45
E. Pembahasan Produk ... 46
F. Keterbatasan Penelitian ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
vi
Daftar Tabel
Tabel Halaman
1. Ahli Olahraga Senam ... 25
2. Ahli Olahraga Senam ... 37
3. Hasil Pernyataan Ahli Olahraga ... 39
4. Hasil Revisi Pernyataan Ahli Olahraga ... 41
5. Hasil Revisi Pernyataan Wasit Senam ... 41
6. Hasil Revisi Pernyataan Pelatih ... 42
vii
Daftar Gambar
Gambar Halaman
1. Lapangan Senam Lantai Dan Peralatan Senam ... 12
2. Meja Lompat ... 14
3. Langkah – langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D) ... 16
4. Desain Gambar Meja Lompat ... 23
5. Tahap Pertama Penambahan Meja Lompat (1) ... 24
6. Tahap Pertama Penambahan Meja Lompat (2) ... 24
7. Tahap Pertama Penambahan Meja Lompat (3) ... 25
viii
Daftar Lampiran
Lampiran Halaman
1. Analisis Data ... 52
2. Lembar Validasi Kelompok Kecil ... 56
3. Lembar Validasi Kelompok Besar ... 62
4. Dokumentasi ... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahragadan kesehatan (penjas) merupakan
salah satu kelompok mata pelajaran dalam sistem kurikulum pendidikan
nasional di Indonesia. Menurut Depdiknas (2006) tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah, cakupan materi kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan dimaksutkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin,
kerjasama, dan hidup sehat. Kemudian didalam teknik penilaiannya mata
pelajaran Pendidikan JasmaniOlahraga dan Kesehatan mengacu pada tiga
aspek penilaian yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik.
Melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang
teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat merubah
perilaku peserta didik serta dapat mencapai seperangkat tujuan yang
meliputi pembinaan dan pembentukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan jasmani peserta didik.
Senam lantai adalah materi mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan yang disampaikan di kelas SMP maupun SMA.
Menurut kemendiknas (2013:173). Senam lantai adalah salah satu rumpun
dari senam. Sesuai dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan/bentuk
2
merupakan alat yang dipergunakan. Senam lantai disebut juga dengan
istilah pembelajaran bebas. Oleh karena tidak mempergunakan
benda-benda atau perkakas lain pada saat menjalankannya. Tujuan melakukan
senam lantai selain untuk meningkatkan kemampuan melakukan
bentuk-bentuk gerakan senam lantai sendiri juga sebagai pembelajaran
pembentukan kemampuan untuk melakukan gerakan senam dengan alat.
Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat untuk
mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak. Melalui berbagai
kegiatannya, peserta didik akan berkembang daya tahan otot, kekuatan,
power, kelentukan, koordinasi, kelincahan, dan keseimbangannya.
Disamping itu, program senam dapat pula menyumbang pengayaan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) bertujuan untuk
mengembangkan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
Pengembangan aspek psikomotor rmelalui Pendidikan Jasmani (Penjas)
dapat dilakukan dengan berbagai aktifitas fisik yang dilakukan secara
terarah dan sistematis.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah diarahkan untuk
mengembangkan aspek psikomotor, yang meliputi kebugaran jasmani dan
keterampilan dalam cabang-cabang olahraga. Dasar-dasar senam akan
sangat baik untuk mengembangkan pelurusan tubuh, penguasaan dan
kesadaran tubuh secara umum, dan keterampilan-keterampilan senam.
Contohnya, meliputi berdiri dengan postur tubuh yang baik, menggantung
3
Depdiknas (2003:1) mengemukakan bahwa “ kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari dalam waktu yang relative lama tanpa menimbulakan kelelahan yang berarti. Untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar ”.
DISPORA (2004 : 3) menjelaskan bahwa;“ Dalam olahraga senam ada beberapa jenis senam yang diorganisir oleh FIG (FederationInternationaldeGymnastigue) yang di bagi menjadi 6 kelompok yaitu; 1. Senam Artistik, 2. Senam RitmikSportif, 3. Senam Akrobatik, 4. Senam AerobicSport, 5. Senam Trampolin, 6. Senam Umum. Akan tetapi jenis yang akan dibahas penulis dalam proposal ini adalah senam artistik pada nomor senam alat”.
Setelah melakukan observasi dan wawancara pada pelatih di
gedung senam Prof. Drs. Jepta Hutabarat pada tanggal 04 November 2015,
masih banyak atlet yang belum menguasai. gerakan handspring dengan
baik. Atlet cenderung jatuh terhempas ke depan pada saat mendarat,
badan tidak tegak, dan tidak bisa menjaga keseimbangan tubuh sehingga
pada saat handspring tubuh atlet sering terhempas dan goyang ini dapat
mengakibatkan cidera pada atlet senam. Mengenai program latihan yang
diberikan kepada atlet-atletnya pelatih menyatakan hanya memberikan
latihan penunjang seperti latihan fisik untuk atlet. Latihan yang diberikan
hanya untuk meningkatkan kemampuan handspring di lantai matras saja
dan latihan yang diberikan seperti : push up untuk melatih kekuatan
lengan, sit up untuk melatih otot perut, back up untuk melatih kekuatan
pinggang dan split untuk melatih kelentukan.
Pelatih mengatakan untuk meningkatkan suatu bentuk latihan
maupun latihan fisik dan teknik dalam senam lantai maupun alat dan
4
senam alat, disini sangat diperlukan suatu alat yang bisa membantu atlet
supaya tidak takut untuk melakukan suatu gerakan senam terutama
gerakan handspring di atas meja lompat disinilah kendala pelatih untuk
mengajarkan gerakan handspring tersebut terutama handspring diatas
meja lompat. Karena tidak adanya media latihan untuk setiap alat yang ada
dimana pelatih sangat kesulitan untuk mengajarkan gerakan-gerakan yang
ada pada alat senam. Sarana dan prasarana yang ada di gedung senam
Persani ini tergolong lengkap seperti: kuda-kuda pelana, meja lompat,
trampolin, dan palang sejajar. Ini semua merupakan alat-alat yang
dipertandingkan untuk putra, namun media latihan untuk semua alat tidak
ada khususnya media latihan meja lompat masih kurang memadai.
Dari hasil wawancara tanggal 04 November 2015 yang peneliti
lakukan terhadap atlet, mereka menyatakan alasan dari ketakutannya untuk
menjalani latihan, khususnya untuk latihan alat mereka sering sekali
terjatuh, terhempas, terbanting dan bahkan sampai mengalami cidera luka
ataupun terkilir ditubuhnya. Inilah alasan utama yang membuat kemauan
atlet untuk berlatih masih kurang dan tidak mampu melakukan
gerakan-gerakan senam alat dikarenakan takut.
Berdasarkan wawancara 11 November 2015 dengan pelatih banyak
upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan
memberikan model latihan-latihan yang mudah dan gerakan-gerakan tanpa
alat. Mereka kemudian melakukan gerakan tersebut dengan tanpa alat,
5
sudah mulai menguasai gerakan handspring maka mereka akan
melakukannya di atas meja lompat, namun latihan tanpa alat ini juga tidak
efektif (Lampiran 1).
Pelatih mengatakan perlunya keberanian atlet yang harus dibangun
yang dapat membantu pelatih dalam melatih gerakan handspring di atas
meja lompat. Karena pelatih sangat kesulitan untuk mengajarkan gerakan
tersebut menggunakan alat yang sesungguhnya. Dimana pelatih
membutuhkan sebuah media latihan yang menarik dan dapat menimbulkan
kemauan bagi atlet untuk berlatih dan tidak takut lagi. Gerakan handspring
diatas meja lompat bagi atlet pemula ini menimbulkan dampak yang
sangat fatal untuk atlet dimana atlet itu takut dan ragu untuk melakukan
gerakan handspring dan pelatih tidak bisa langsung memperbaiki
gerakan-gerakan yang salah.
Atlet tersebut melakukan gerakan hansdpring di atas alat tanding,
dalam latihan yang bervariasi penilaian handspring yang baik dan benar
adalah jika pada saat melakukan handspring posisi badan atlet tegak lurus
dengan kedua tangan terangkat ke atas dan atlet dapat mengontrol tubuh
hingga diam dalam waktu 3 detik sebelum melanjutkan ke gerakan yang
lain. Pada cabang olahraga senam kekuatan otot lengan mutlak diperlukan
karena dalam pelaksanaan gerakan senam seperti; handstand, handspring,
run off, dan flick – flack banyak menggunakan lengan beserta otot otot
yang terdapat pada lengan untuk melakukan gerakan tersebut. Selain
6
seorang pesenam untuk melakukan setiap gerakan, seperti otot perut pada
saat melakukan handstand, otot tungkai pada saat melakukan tolakan
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa latihan handspring di klub ini masih
melakukan latihan biasa yaitu melakukan teknik handspring dengan
metode konvensional tanpa ada modifikasi yang berarti atau sebuah
sentuhan yang mengubah model latihan tersebut menjadi lebih menarik
untuk dilakukan. Latihan dilakukan tanpa mengacu kepada prinsip
perkembangan gerak dan juga prinsip dari latihan itu sendiri.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk menciptakan sebuah alat atau
media untuk membantu melakukan gerakan handspring di atas meja
lompat sebagai media modifikasi untuk atlet senam pemula. Dimana alat
tersebut berbentuk seperti kue lapis dimana alat ini dapat ditinggikan dan
direndahkan sesuai dengan kebutuhan atlet yang akan menggunakannya.
Alat ini terbuat dari busa-busa yang tidak terpakai lagi seperti busa sofa
yang tidak terpakai lagi, busa tempat tidur, dimana busa-busa tersebut
diolah lagi. Dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm dan tinggi
disesuaikan dengan kebutuhan atlet pemula pada saat handspring, salto
dan juga otot pinggang pada saat melakukan gerakan flick flack.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat di
identifikasi beberapa masalah sebagai berikut: Apakah pengembangan
media latihan meja lompat dalam olahraga senam lantai dibutuhkan atlet
7
olahraga senam lantai untuk atlet pemula? Faktor faktor apa saja yang
perlu dikembangkan untuk meningkatkan kualitas materi pengembangan
media latihan meja lompat dalam olahraga senam lantai pada atlet pemula?
Peralatan apa saja yang diperlukan untuk pengembangan media latihan
meja lompat dalam olahraga senam lantai atlet pemula?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
dikemukakan diatas dan agar tidak menimbulkan pembahasan masalah
yang terlalu luas, maka perlu dibuat pembatasan masalah. Adapun yang
menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada
pengembangan media latihan meja lompat pada gerakan handspring untuk
atlet pemula.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara membuat media latihan meja lompat pada gerakan
gerakan handspring untuk atlet pemula?
2. Apakah pengembangan media latihan meja lompat pada gerakan
8
E. Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan pada penelitian pengembangan ini
adalah media latihan meja lompat terhadap gerakan handspring untuk atlet
pemula.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menciptakan sebuah alat / media latihan handspring pada senam
lantai
2. Untuk mengetahui kegunaan alat / media latihan handspring yang
dikembangkan pada atlet pemula.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi pelatih dapat memperoleh media latihan yang lebih variatif untuk
meningkatkan kemampuan handspring atlet pemula.
2. Bagi atlet dapat memberikan pengetahuan untuk meningkatkan
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan
peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan karakateristik alat yang dikembangkan alat ini tidak
menyalahi gerakan handspring pada umumnya, aman saat
digunakan dan dapat menggurangi resiko cidera.
2. Berdasarkan media yang dikembangkan alat ini sesuai dengan
kebutuhan pelatih dan membantu meningkatkan kemampuan
melatih para pelatih karena mudah disesuaikan dengan
kemampuan atlet.
3. Dengan media latihan meja lompat yang dikembangkan ini
membuat atlet berlatih lebih senang dan termotivasi pada saat
latihan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil dari uji coba lapangan dan hasil pembahasan
peneliti, maka dapat disarankan bahwa:
a. Agar produk media latihan meja lompat terhadap gerakan
handspring ini dapat digunakan oleh pelatih dan atlet senam,
sebaiknya produksi lebih banyak dalam upaya mempublikasi atau
sosialisasi sehingga dapat diaplikasikan dalam jangkauan yang
50
b. Sebelum disebarluaskan sebaiknya media latihan meja lompat
terhadap gerakan handspring ini disusun kembali untuk menjadi
lebih baik, meliputi kemasan dan manfaat.
c. Untuk subyek penelitian sebaiknya dilakukan pada subyek yang
lebih luas, baik itu dari jumlah subyek maupun jumlah klub yang
digunakan sebagai kelompok uji coba agar dapat digunakan pada
51
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Imran. (2013). Dasar-dasar Melatih Fisik Olahragawan. Unimed Press: Medan
Tangkudung James. (2006). Kepelatihan Olahraga. Cerdas Jaya : Jakarta
Maksum. (2005). Jurnal Ordik Olahraga Membentuk Karakter Skripsi FIK UNS. Semarang
Syaodih Sukmadinata Nana. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung
Mahmudi Sholeh. (1992). Olahraga Pilihan Senam. DEPDIKBUD : Surakarta
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D) Alfabeta : Bandung