• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWADENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWADENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DE NGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF

Oleh:

Rahma Khairani Putri 4123121054

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Rahma Khairani Putri dilahirkan di Marlintung, Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat pada tanggal 10 Oktober 1994. Ayah bernama Purwito S.Pd.,

M.Pd. dan Ibu bernama Hasniwati Lubis, S.Pd. dan merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 056008 Marlintung,

dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP

Negeri 1 Siantar dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis

melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Stabat dan lulus pada tahun 2012. Pada

tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika,

(4)

iii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF Rahma Khairani Putri (NIM 4123121054)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berpikir induktif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap pada materi pokok optik geometris di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016. Dengan jenis penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Stabat T.P 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk essay test dengan jumlah 10 soal yang telah divalidasikan.

Dari data pretest kemampuan berpikir kreatif, kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berpikir induktif dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran berpikir induktif lebih baik daripada dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok optik geometris kelas X semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan dan kemampuan

kepada penulis sehingga penilitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.

Derlina, M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan saran–saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D., Bapak Drs. Jonny H Panggabean, M.Si.,

dan Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si. selaku dosen Penguji yang telah memberikan

saran – saran pada penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si. selaku dosen Pembimbing

Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd.

selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si. selaku Ketua

Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd. selaku Ketua Prodi

Pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf

Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu

penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Purwito, S.Pd.,

M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Stabat, Bapak Drs. Suherman, M.Pd. dan

Ibu Zuraidah, S.Pd. selaku Guru Bidang Studi Fisika yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para Guru dan Staf

Administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis

(6)

v

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,

ayahanda tercinta Purwito dan ibunda tercinta Hasniwati Lubis yang selalu

memberikan motivasi, nasehat, semangat, kasih sayang dan doa yang tak pernah

henti kepada penulis. Terima kasih juga kepada adinda Anis Syafitri dan adinda

Nabila Ulfiah Yasmin serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan,

bantuan dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat tercinta (Nisa, Sitty, Tami, Retno, Nur, Fitrah, dan Dani), kepada teman–teman seperjuangan (Ikhsan, Naimah, dan Putri Maya), dan keluarga besar Fisika Dik B

2012 yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah memberikan

arti persahabatan, kebersamaan, dan kekeluargaan selama ini. Terima kasih juga kepada teman–teman kos tersayang (kak cidah, Ola, Dinda, Ayu, vivi, Dani) yang senantiasa membantu dan memberikan semangat serta canda tawa kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk

perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin

melakukan penelitian lanjutan.

Medan, Januari 2017 Penulis,

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pemantulan Pada Bidang Datar 19

Gambar 2.2. Melukis Bayangan Pada Cermin Datar 20

Gambar 2.3. Sinar-sinar Istimewa 21

Gambar 2.4. Pembiasan Pada Kaca 22

Gambar 2.5. Pembentukan Sudut Kritis 23

Gambar 2.6. Pembiasan Pada Plan Paralel 24

Gambar 2.7. Pembiasan Pada Prisma 25

Gambar 3.1. Pembiasan Pada Bidang Lengkung 25

Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes 54

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berpikir Induktif 16

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu Tentang Berpikir Induktif 26

Tabel 3.1. Desain Penelitian 32

Tabel 3.2. Kisi – Kisi Test 35

Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif 54

Tabel 4.2. Data Postes Kemampuan Berpikir Kreatif 55

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Data Postes 56

Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Data Postes 56

Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 57

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP 1 66

Lampiran 2. RPP 2 77

Lampiran 3. RPP 3 88

Lampiran 4. LKS 1 99

Lampiran 5. LKS 2 104

Lampiran 6. LKS 3 109

Lampiran 7. Indikator Tes Kemampuan Kreatif 116

Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Kreatif 117

Lampiran 9. Pedoman Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 131

Lampiran 10. Pedoman Penilaian Sikap Kreativitas Siswa 132

Lampiran 11. Rubrik Penilaian Sikap Kreativitas Siswa 133

Lampiran 12. Angket Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 134

Lampiran 13. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Eksperimen 136

Lampiran 14. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Kontrol 137

Lampiran 15. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 138

Lampiran 16. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 139

Lampiran 17. Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 140

Lampiran 18. Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 141

Lampiran 19. Perhitungan Statistik Dasar 142

Lampiran 20. Uji Normalitas Data 147

Lampiran 21. Uji Homogenitas Data 155

Lampiran 22. Pengujian Hipotesis 158

Lampiran 23. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 163

Lampiran 24. Hasil Analisis Sikap Kreativitas Siswa 165

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan

dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah

tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri

dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu

itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja,

akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara

menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Sagala, 2003: 1).

Pribadi manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya,

baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Melalui pendidikan, manusia akan

tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan memegang

peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi

pembangunan negara. Pendidikan merupakan salah satu aset masa depan yang

menentukan maju mundurnya suatu bangsa, oleh sebab itu pembangunan sektor

pendidikan harus menjadi prioritas.

Mengingat pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah melakukan

banyak perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai jenis dan

jenjang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan

belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses

belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau

hubungan timbal balik disini bukan hanya sekedar hubungan antara guru dengan

siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.

Pada Kurikulum 2013, siswa dituntut berperan aktif dalam proses

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 diarahkan untuk

memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa agar mereka dapat memiliki

(11)

2

diharapkan mampu menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang

terintegrasi. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa

agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Hosnan,

2014: 34). Sementara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

masalah lemahnya proses pembelajaran.

Lemahnya proses pembelajaran ini terbukti saat kegiatan pembelajaran

berlangsung siswa cenderung menjadi pendengar dan penghapal. Padahal dalam

setiap mata pelajaran khususnya fisika yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA), siswa dituntut untuk lebih banyak memahami daripada menghapal

terutama dalam hal memahami permasalahan serta mengetahui bagaimana cara

menyelesaikannya. Namun, fakta dilapangan berdasarkan observasi yang telah

peneliti laksanakan menunjukkan bahwa siswa belum mampu menyelesaikan

permasalahan fisika yang diberikan oleh guru dan belum mampu merespon apa

yang disampaikan oleh guru. Siswa mengalami kesulitan dalam mengingat

pengetahuan yang telah mereka dapat sebelumnya sehingga dalam dalam

mengemukakan pendapatnya siswa belum dapat menanggapi permasalahan

dengan baik tergambar dengan belum mampunya siswa mengidentifikasikan suatu

konsep.

Hal ini dikarenakan siswa belum mampu membentuk pengetahuannya

sendiri. Siswa cenderung mengandalkan guru sebagai sumber pengetahuannya.

Akibatnya siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya karena mereka

cenderung menghafal semua informasi yang diberikan oleh guru. Siswa akan

langsung merasa panik dan takut ketika mereka tidak dapat menyelesaikan soal

yang diberikan oleh guru. Kepanikan ini muncul karena siswa belum mampu

(12)

3

menghafal jawaban yang benar dan belum berani untuk memikirkan alternatif

jawaban yang bervariasi.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan berpikir kreatif

siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student center learning), dimana siswa dibimbing untuk mengembangkan

kemampuan berpikirnya sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya.

Model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah

model pembelajaran berpikir induktif. Sebab, model pembelajaran berpikir

induktif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada

pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan

yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu diuji dengan cara

menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika

pengetahuan itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka

pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang. Dengan

dijalankannya proses pengintegrasian tersebut, siswa dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Model pembelajaran berpikir induktif ini telah diterapkan oleh beberapa

peneliti seperti Pebi Muhammad Fikri (2014) pada konsep getaran dan

gelombang, Rahmawati Listyaningrum (2012) mengenai keterampilan proses

sains pada pelajaran biologi, Ayu Lestari (2013) pada pelajaran Matematika, Rizki

Prabawati (2013) pada materi kalor, dan Nur Faida Fitri Aprilianti (2012)

mengenai keterampilan metakognitif siswa pada materi larutan penyangga.

Dimana masing-masing dari penelitian tersebut telah mampu untuk meningkatkan

hasil belajar siswa walaupun masih terdapat kelemahan dari masing-masing

penelitian tersebut. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Pebi

Muhammad Fikri terdapat kelemahan karena keterbatasan alat dalam

melaksanakan praktikumnya.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, penelitian ini

dimaksudkan untuk menggali lebih dalam model pembelajaran berpikir induktif

dalam hal meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

(13)

4

memaksimalkan penggunaan alat dan bahan pada saat praktikum berlangsung.

Sehingga kelemahan yang terjadi pada penelitian sebelumnya dapat teratasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Siswa menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan

kurang menarik.

2. Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal konsep dan

rumus.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

4. Kurang kreatifnya siswa dalam proses pembelajaran fisika.

5. Guru kurang melatih siswa untuk mampu mengeksplorasi dan

memecahkan masalah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Stabat dan objek yang diteliti

adalah siswa kelas X semester genap T.P. 2015/2016.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

berpikir induktif.

(14)

5

1.4 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap

pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan model

pembelajaran berpikir induktif di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap

pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan

pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016?

3. Adakah pengaruh model pembelajaran berpikir induktif terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap pada materi

pokok optika geometris di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester

genap pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan model

pembelajaran berpikir induktif di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester

genap pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berpikir induktif

terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap

pada materi pokok optika geometris di SMA N 1 Stabat T.P.

2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang model

(15)

6

2. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan

penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya.

1.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini

adalah:

1. Model pembelajaran berpikir induktif merupakan model pembelajaran

yang menganggap bahwa siswa merupakan konseptor yang alamiah.

Dan apabila digunakan secara bertahap model pembelajaran berpikir

induktif ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

dalam membentuk konsep-konsep baru secara efisien berdasarkan

pengetahuan konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa

digunakan oleh guru.

3. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan

kemurnian (originality), dan ketajaman pemahaman (insight) dalam

mengembangkan sesuatu (generating) dengan 4 indikator, yaitu:

kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir luwes, kemampuan

(16)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan

pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model

pembelajaran berpikir induktif adalah 75,47.

2. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan

pembelajaran konvensional adalah 48,77.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa harga thitung

dibandingkan dengan harga ttabel adalah thitung> ttabel yakni 7,216> 2,002.

Berarti, model pembelajaran berpikir induktif berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kreatif siswa. Artinya Ha diterima yakni kemampuan

berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran berpikir induktif

memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada

materi pokok optik geometris kelas X semester genap di SMA N 1 Stabat

T.P 2015/2016.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa kendala. Agar kendala–kendala yang terjadi tidak terulang kembali, sebaiknya para peneliti selanjutnya terlebih dahulu memperhatikan kelemahan dan

kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Sehingga kendala, kelemahan, dan

kekurangan dalam penelitian ini tidak terulang kembali dan dapat diperbaiki oleh

para peneliti selanjutnya. Para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan

menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran berpikir

induktif, sebaiknya melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan sintaks pada

model pembelajaran berpikir induktif dan menyesuaikan waktu dengan keadaan

pada proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran berpikir induktif dapat berjalan dengan efisien dan

(17)

62

DAFTAR PUSTAKA

Aunurahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran . Bandung : Alfabeta.

Azhari., dan Sokiman. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matemati Siswa dengan

Menggunakan Pendekatan Kontruktivisme di Kelas VII SMP Banyuasin III, Palembang:

FKIP Universitas Sriwijaya, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 7, No 2

Barrett, Thomas E. 2008. Fundamentals Of Physics. America: Bind-Rite Graphics.

Billing, Harneet. 2013. Effect of Inductive Thinking Model on Achievement Motivation of Student

to their Learning Approach, Abhipur, Indo Global College of Education, International

Journal of Education and Phsychologi Reserch (IJEPR), Vol 2, Issue 4

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Joyce,B. Weil,M. & Calhoun, E. 2011. Model –Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan.

Yogyakarta : Pustaka Belajar

Kurniawan, Tri Joko, dan Joko. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berpikir Induktif Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Fisika, Semarang:

IKIP PGRI Semarang, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Vol 3, No 1

Kuspriyanto, Budi., dan Sahat Siagian. 2013. Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir

Kreatif Terhadap Hasil Belajar Fisika, Medan: Universitas Negeri Medan, Jurnal

Teknologi Pendidikan, Vol 6, No 2

Mazdalifah. 2004. Komunikasi Intrapersonal Ditinjau Dari Sudut Pandang Psikologi

Komunikasi, Medan: Universitas Sumatera Utara, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Vol

3, No 3

(18)

63

Putra, Tomi Tridaya. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah, Padang: Universitas Negeri Padang, Jurnal Pendidikan

Matematika, Vol 1, No 1

Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi

Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sani, R.A. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sulastri, Lumbantoruan. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berpikir Induktif Dengan

Menggunakan Animasi Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

Kalor Kelas VII SMP Negeri 1 Pagaran T.A. 2013/2014, Medan: Universitas Negeri

Medan, Jurnal Inpafi, Vol 2, No 3

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana.

Utami. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Model

Taba Berbantuan Geometer’s Sketchpad, Semarang: Universitas Negeri Semarang, Jurnal Kreano, Vol 5, No 1

Wicaksono, Winahyu Arif. 2015. Penerapan Model Berpikir Induktif Dengan Media Grafis

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III Negeri 04 Ngringo Tahun

2015/2016, Kebumen: Universitas Negeri Semarang, Jurnal Kalam Cendekia, Vol 4, No

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dengan kebiasaan Ibunya di malam hari yang selalu duduk dan merenung di bawah pohon depan rumahnya sambil memohon kepada “Mbah Ibu Bumi Bapa Kuasa” yang diyakini

bahan ajar cetak berupa lembar kerja siswa dalam pembelajaran matematika yang.. diperuntukan untuk peserta didik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Terdapat atau tidaknya perbedaan signifikan kreativitas siswa sebelum dan sesudah menerapkan (2) Terdapat atau

Gerak sejar- ah dalam materialisme historis menunjukkan bahwa realitas tidak terjadi begitu saja, akan tetapi merupakan hasil dari suatu proses sejarah yang didasari dari

dengan peserta didik kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran. konvensional (ceramah dan diskusi) setelah pada pengukuran

However, the degree of misfit between EU decisions and WB indicators is apparent from the fact that Croatia, which is still an EU candidate country, ranks higher than both

Perancangan dan pembuatan aplikasi media pembelajaran Sistem komputer berbasis android kelas X jurusan teknik komputer dan jaringan SMK Adzkia Padang sangat valid

Oleh karena itu maka penelitian ini akan dicobakan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada