MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DE NGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF
Oleh:
Rahma Khairani Putri 4123121054
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Rahma Khairani Putri dilahirkan di Marlintung, Kecamatan Secanggang,
Kabupaten Langkat pada tanggal 10 Oktober 1994. Ayah bernama Purwito S.Pd.,
M.Pd. dan Ibu bernama Hasniwati Lubis, S.Pd. dan merupakan anak pertama dari
tiga bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 056008 Marlintung,
dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP
Negeri 1 Siantar dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Stabat dan lulus pada tahun 2012. Pada
tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika,
iii
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF Rahma Khairani Putri (NIM 4123121054)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berpikir induktif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap pada materi pokok optik geometris di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016. Dengan jenis penelitian quasi eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Stabat T.P 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif dalam bentuk essay test dengan jumlah 10 soal yang telah divalidasikan.
Dari data pretest kemampuan berpikir kreatif, kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran berpikir induktif dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes kemampuan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran berpikir induktif lebih baik daripada dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok optik geometris kelas X semester genap di SMA N 1 Stabat T.P 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan dan kemampuan
kepada penulis sehingga penilitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.
Derlina, M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, bantuan dan saran–saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D., Bapak Drs. Jonny H Panggabean, M.Si.,
dan Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si. selaku dosen Penguji yang telah memberikan
saran – saran pada penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si. selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd.
selaku Dekan FMIPA Unimed, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si. selaku Ketua
Jurusan Fisika dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd. selaku Ketua Prodi
Pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf
Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu
penulis selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Purwito, S.Pd.,
M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Stabat, Bapak Drs. Suherman, M.Pd. dan
Ibu Zuraidah, S.Pd. selaku Guru Bidang Studi Fisika yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para Guru dan Staf
Administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis
v
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,
ayahanda tercinta Purwito dan ibunda tercinta Hasniwati Lubis yang selalu
memberikan motivasi, nasehat, semangat, kasih sayang dan doa yang tak pernah
henti kepada penulis. Terima kasih juga kepada adinda Anis Syafitri dan adinda
Nabila Ulfiah Yasmin serta seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan,
bantuan dan doa kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat tercinta (Nisa, Sitty, Tami, Retno, Nur, Fitrah, dan Dani), kepada teman–teman seperjuangan (Ikhsan, Naimah, dan Putri Maya), dan keluarga besar Fisika Dik B
2012 yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah memberikan
arti persahabatan, kebersamaan, dan kekeluargaan selama ini. Terima kasih juga kepada teman–teman kos tersayang (kak cidah, Ola, Dinda, Ayu, vivi, Dani) yang senantiasa membantu dan memberikan semangat serta canda tawa kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca baik yang hanya sebagai bahan bacaan ataupun yang ingin
melakukan penelitian lanjutan.
Medan, Januari 2017 Penulis,
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Pemantulan Pada Bidang Datar 19
Gambar 2.2. Melukis Bayangan Pada Cermin Datar 20
Gambar 2.3. Sinar-sinar Istimewa 21
Gambar 2.4. Pembiasan Pada Kaca 22
Gambar 2.5. Pembentukan Sudut Kritis 23
Gambar 2.6. Pembiasan Pada Plan Paralel 24
Gambar 2.7. Pembiasan Pada Prisma 25
Gambar 3.1. Pembiasan Pada Bidang Lengkung 25
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes 54
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Berpikir Induktif 16
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu Tentang Berpikir Induktif 26
Tabel 3.1. Desain Penelitian 32
Tabel 3.2. Kisi – Kisi Test 35
Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif 54
Tabel 4.2. Data Postes Kemampuan Berpikir Kreatif 55
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Data Postes 56
Tabel 4.4. Hasil Uji Homogenitas Data Pretes dan Data Postes 56
Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 57
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP 1 66
Lampiran 2. RPP 2 77
Lampiran 3. RPP 3 88
Lampiran 4. LKS 1 99
Lampiran 5. LKS 2 104
Lampiran 6. LKS 3 109
Lampiran 7. Indikator Tes Kemampuan Kreatif 116
Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Kemampuan Kreatif 117
Lampiran 9. Pedoman Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 131
Lampiran 10. Pedoman Penilaian Sikap Kreativitas Siswa 132
Lampiran 11. Rubrik Penilaian Sikap Kreativitas Siswa 133
Lampiran 12. Angket Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 134
Lampiran 13. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Eksperimen 136
Lampiran 14. Tabulasi Hasil Jawaban Pretest Kelas Kontrol 137
Lampiran 15. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 138
Lampiran 16. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 139
Lampiran 17. Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 140
Lampiran 18. Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 141
Lampiran 19. Perhitungan Statistik Dasar 142
Lampiran 20. Uji Normalitas Data 147
Lampiran 21. Uji Homogenitas Data 155
Lampiran 22. Pengujian Hipotesis 158
Lampiran 23. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 163
Lampiran 24. Hasil Analisis Sikap Kreativitas Siswa 165
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan
dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri
dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu
itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja,
akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara
menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Sagala, 2003: 1).
Pribadi manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya,
baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Melalui pendidikan, manusia akan
tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan manusia yang berkualitas bagi
pembangunan negara. Pendidikan merupakan salah satu aset masa depan yang
menentukan maju mundurnya suatu bangsa, oleh sebab itu pembangunan sektor
pendidikan harus menjadi prioritas.
Mengingat pentingnya peranan pendidikan, pemerintah telah melakukan
banyak perbaikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai jenis dan
jenjang. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, proses kegiatan
belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang sangat penting. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau
hubungan timbal balik disini bukan hanya sekedar hubungan antara guru dengan
siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.
Pada Kurikulum 2013, siswa dituntut berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 diarahkan untuk
memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa agar mereka dapat memiliki
2
diharapkan mampu menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
terintegrasi. Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan – tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Hosnan,
2014: 34). Sementara masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran.
Lemahnya proses pembelajaran ini terbukti saat kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa cenderung menjadi pendengar dan penghapal. Padahal dalam
setiap mata pelajaran khususnya fisika yang merupakan cabang Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), siswa dituntut untuk lebih banyak memahami daripada menghapal
terutama dalam hal memahami permasalahan serta mengetahui bagaimana cara
menyelesaikannya. Namun, fakta dilapangan berdasarkan observasi yang telah
peneliti laksanakan menunjukkan bahwa siswa belum mampu menyelesaikan
permasalahan fisika yang diberikan oleh guru dan belum mampu merespon apa
yang disampaikan oleh guru. Siswa mengalami kesulitan dalam mengingat
pengetahuan yang telah mereka dapat sebelumnya sehingga dalam dalam
mengemukakan pendapatnya siswa belum dapat menanggapi permasalahan
dengan baik tergambar dengan belum mampunya siswa mengidentifikasikan suatu
konsep.
Hal ini dikarenakan siswa belum mampu membentuk pengetahuannya
sendiri. Siswa cenderung mengandalkan guru sebagai sumber pengetahuannya.
Akibatnya siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya karena mereka
cenderung menghafal semua informasi yang diberikan oleh guru. Siswa akan
langsung merasa panik dan takut ketika mereka tidak dapat menyelesaikan soal
yang diberikan oleh guru. Kepanikan ini muncul karena siswa belum mampu
3
menghafal jawaban yang benar dan belum berani untuk memikirkan alternatif
jawaban yang bervariasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan berpikir kreatif
siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student center learning), dimana siswa dibimbing untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya.
Model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
model pembelajaran berpikir induktif. Sebab, model pembelajaran berpikir
induktif merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada
pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan
yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pengetahuan baru itu diuji dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Jika
pengetahuan itu berhasil menjawab permasalahan yang dihadapi, maka
pengetahuan baru itu akan disimpan dalam memori jangka panjang. Dengan
dijalankannya proses pengintegrasian tersebut, siswa dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatifnya dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Model pembelajaran berpikir induktif ini telah diterapkan oleh beberapa
peneliti seperti Pebi Muhammad Fikri (2014) pada konsep getaran dan
gelombang, Rahmawati Listyaningrum (2012) mengenai keterampilan proses
sains pada pelajaran biologi, Ayu Lestari (2013) pada pelajaran Matematika, Rizki
Prabawati (2013) pada materi kalor, dan Nur Faida Fitri Aprilianti (2012)
mengenai keterampilan metakognitif siswa pada materi larutan penyangga.
Dimana masing-masing dari penelitian tersebut telah mampu untuk meningkatkan
hasil belajar siswa walaupun masih terdapat kelemahan dari masing-masing
penelitian tersebut. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Pebi
Muhammad Fikri terdapat kelemahan karena keterbatasan alat dalam
melaksanakan praktikumnya.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dipaparkan, penelitian ini
dimaksudkan untuk menggali lebih dalam model pembelajaran berpikir induktif
dalam hal meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
4
memaksimalkan penggunaan alat dan bahan pada saat praktikum berlangsung.
Sehingga kelemahan yang terjadi pada penelitian sebelumnya dapat teratasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Siswa menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dan
kurang menarik.
2. Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal konsep dan
rumus.
3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
4. Kurang kreatifnya siswa dalam proses pembelajaran fisika.
5. Guru kurang melatih siswa untuk mampu mengeksplorasi dan
memecahkan masalah.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Stabat dan objek yang diteliti
adalah siswa kelas X semester genap T.P. 2015/2016.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
berpikir induktif.
5
1.4 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap
pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan model
pembelajaran berpikir induktif di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap
pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan
pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016?
3. Adakah pengaruh model pembelajaran berpikir induktif terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap pada materi
pokok optika geometris di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester
genap pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan model
pembelajaran berpikir induktif di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016.
2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester
genap pada materi pokok optika geometris dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional di SMA N 1 Stabat T.P. 2015/2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berpikir induktif
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas X semester genap
pada materi pokok optika geometris di SMA N 1 Stabat T.P.
2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang model
6
2. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk melakukan
penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya.
1.7 Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini
adalah:
1. Model pembelajaran berpikir induktif merupakan model pembelajaran
yang menganggap bahwa siswa merupakan konseptor yang alamiah.
Dan apabila digunakan secara bertahap model pembelajaran berpikir
induktif ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam membentuk konsep-konsep baru secara efisien berdasarkan
pengetahuan konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya.
2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru.
3. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan
kemurnian (originality), dan ketajaman pemahaman (insight) dalam
mengembangkan sesuatu (generating) dengan 4 indikator, yaitu:
kemampuan berpikir lancar, kemampuan berpikir luwes, kemampuan
61 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model
pembelajaran berpikir induktif adalah 75,47.
2. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional adalah 48,77.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa harga thitung
dibandingkan dengan harga ttabel adalah thitung> ttabel yakni 7,216> 2,002.
Berarti, model pembelajaran berpikir induktif berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir kreatif siswa. Artinya Ha diterima yakni kemampuan
berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran berpikir induktif
memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada
materi pokok optik geometris kelas X semester genap di SMA N 1 Stabat
T.P 2015/2016.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan beberapa kendala. Agar kendala–kendala yang terjadi tidak terulang kembali, sebaiknya para peneliti selanjutnya terlebih dahulu memperhatikan kelemahan dan
kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Sehingga kendala, kelemahan, dan
kekurangan dalam penelitian ini tidak terulang kembali dan dapat diperbaiki oleh
para peneliti selanjutnya. Para peneliti yang akan melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran berpikir
induktif, sebaiknya melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan sintaks pada
model pembelajaran berpikir induktif dan menyesuaikan waktu dengan keadaan
pada proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berpikir induktif dapat berjalan dengan efisien dan
62
DAFTAR PUSTAKA
Aunurahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran . Bandung : Alfabeta.
Azhari., dan Sokiman. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matemati Siswa dengan
Menggunakan Pendekatan Kontruktivisme di Kelas VII SMP Banyuasin III, Palembang:
FKIP Universitas Sriwijaya, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 7, No 2
Barrett, Thomas E. 2008. Fundamentals Of Physics. America: Bind-Rite Graphics.
Billing, Harneet. 2013. Effect of Inductive Thinking Model on Achievement Motivation of Student
to their Learning Approach, Abhipur, Indo Global College of Education, International
Journal of Education and Phsychologi Reserch (IJEPR), Vol 2, Issue 4
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Joyce,B. Weil,M. & Calhoun, E. 2011. Model –Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan.
Yogyakarta : Pustaka Belajar
Kurniawan, Tri Joko, dan Joko. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berpikir Induktif Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Fisika, Semarang:
IKIP PGRI Semarang, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, Vol 3, No 1
Kuspriyanto, Budi., dan Sahat Siagian. 2013. Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir
Kreatif Terhadap Hasil Belajar Fisika, Medan: Universitas Negeri Medan, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Vol 6, No 2
Mazdalifah. 2004. Komunikasi Intrapersonal Ditinjau Dari Sudut Pandang Psikologi
Komunikasi, Medan: Universitas Sumatera Utara, Jurnal Pemberdayaan Komunitas, Vol
3, No 3
63
Putra, Tomi Tridaya. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan
Pembelajaran Berbasis Masalah, Padang: Universitas Negeri Padang, Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol 1, No 1
Rusman. 2012. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi
Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.
Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sani, R.A. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sulastri, Lumbantoruan. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berpikir Induktif Dengan
Menggunakan Animasi Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Kalor Kelas VII SMP Negeri 1 Pagaran T.A. 2013/2014, Medan: Universitas Negeri
Medan, Jurnal Inpafi, Vol 2, No 3
Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana.
Utami. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pembelajaran Model
Taba Berbantuan Geometer’s Sketchpad, Semarang: Universitas Negeri Semarang, Jurnal Kreano, Vol 5, No 1
Wicaksono, Winahyu Arif. 2015. Penerapan Model Berpikir Induktif Dengan Media Grafis
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III Negeri 04 Ngringo Tahun