BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai profil resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua
tunggal mengambil lokasi di :
Tempat : Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya
NPSN : 20224578
Alamat : Jln. Leuwidahu No 106 Tasikmalaya
Pengambilan populasi di sekolah ini didasarkan pada hasil wawancara tidak
terstruktur kepada guru BK yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut 50 %
siswa mengalami peristiwa perceraian dan pengabaian orang tua. Kemudian, hasil
wawancara ini ditindak lanjut menggunakan angket yang direkonstruksi oleh
Sarah K Hamill dan pengumpulan data mengenai orang tua yang meninggal.
Selain itu, pengambilan lokasi di Sekolah Menengah Pertama didasarkan pada
anggapan bahwa pada masa remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan
sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa
(Yusuf, 2008 :197).
Perkembangan psikososial pada masa remaja awalnya pun berkaitan erat
dengan perkembangan “sense of identity vs role confusion”, yaitu perasaan atau
kesadaran akan jati dirinya sehingga akan menjadi bagian pijakan dalam
mengembangkan kepribadiannya (Yusuf, 2008 : 188).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik sample yaitu
sample bertujuan atau purposive sample. Sample bertujuan dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP
Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua
tunggal.
Tabel 3.1
Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian
Jenis Ketidakutuhan ∑ Subjek Penelitian
Perceraian 29 orang
Meninggal dunia 40 orang
Tidak tinggal serumah dengan
salah satu orang tua 11 orang
∑ Populasi Penelitian 80 orang
C. Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu suatu pendekatan yang dituntut banyak menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya
(Arikunto, 2006 : 12). Penelitian kuantitatif akan lebih baik apabila disertai
dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Pendekatan kuantitatif
digunakan untuk memperoleh gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18
Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tungal didasarkan pada
indikator-indikator resiliensi.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu pengumpulan data
untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadaan dan kejadian sekarang, penelitian yang digunakan noneksperimen karena
pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variable
penelitian (Sukardi, 2010 : 157). Penggunaan metode deskriptif didasarkan untuk
E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah resiliensi. Resiliensi
merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan sukses terhadap kondisi-kondisi
tidak menyenangkan dalam kehidupan, yang diukur melalui delapan aspek,
diantaranya 1) efikasi diri, 2) penilaian realistis terhadap lingkungan, 3)
keterampilan pemecahan masalah, 4) kemampuan merencanakan dan menentukan
tujuan, 5) kemampuan berempati , 6) kemampuan menjaga jarak secara adaptif, 7)
kemampuan menggunakan humor secara efektif, dan 8) mengadopsi peran seksual
androgini. Berikut penjelasan mengenai aspek dan indikator penelitian.
1. Efikasi diri yaitu sikap mental yang menunjukkan keyakinan dirinya
memiliki kualifikasi yang mendukung keberhasilan dari upaya yang
dilakukan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi
negatif yang meliputi indikator :
a. Memiliki self image positif
b. Rasa keberartian diri atau self worth
c. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan
d. Lokus kendali internal.
2. Penilaian realistis terhadap lingkungan kemampuan untuk menilai aspek
dari kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang berada di dalam
kendali dirinya dan membedakannya dari aspek situasi negatif yang berada
di luar kendali dirinya yang meliputi indikator :
a. Adanya kesadaran dan penerimaan terhadap kenyataan aktual
b. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar.
3. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving skill) yaitu
kemampuan untuk menemukan solusi dari suatu masalah berdasarkan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki
sebelumnya dalam rangka merespon kondisi tidak menyenangkan atau
a. Rasa tertarik dan termotivasi untuk menyelesaikan masalah
b. Mengidentifikasi penyebab dari masalah
c. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah
d. Mempertimbangkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan
masalah
e. Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk masalah.
4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan yaitu kemampuan
untuk menyusun serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai
suatu hal serta menetapkan dan memaknai hal yang ingin dicapai tersebut
sehingga dapat dijadikan pegangan utama saat menghadapi kondisi tidak
menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :
a. memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal
b. Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan
c. Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan.
5. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengenali, merasakan,
dan memahami pengalaman emosional orang lain dalam kondisi tertentu
serta memaknai pengalaman emosional tersebut sebagai kesan yang
berguna ketika menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi
negatif yang meliputi indikator :
a. Mengenali dan memahami ekspresi orang lain yang mewakili
pengalaman emosional tertentu
b. Apresiatif terhadap orang lain
c. Menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama.
6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif yaitu kemampuan untuk
menangkap kelucuan dari suatu hal kemudian menggunakannya sebagai
strategi untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kondisi tidak
menyenangkan atau situasi negatif serta memberi semangat untuk
mengatasi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif tersebut yang
a. Dapat menemukan komedi dalam tragedi
b. Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa
c. Menggunakan lelucon untuk mengurangi ketegangan
d. Memperhatikan unsur kesopanan, kreativitas, dan pengetahuan
dalam lelucon.
7. Kemampuan menjaga jarak secara adaptif yaitu kemampuan untuk
menghindari lingkungan pergaulan disfungsional yang diakibatkan oleh
kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif dalam rangka memelihara
kesehatan mental pribadi dari pengaruh maladaptif orang-orang di sekitar
yang meliputi indikator :
a. Kemampuan menjaga diri dari pengaruh perilaku buruk teman
sebaya
b. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif.
8. Peran seksual androgini yaitu kemampuan untuk mengadopsi karakteristik
peran seksual feminin dan maskulin secara bersamaan dan dalam level
yang sama-sama tinggi agar dapat mendukung keluwesan dalam
menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang
meliputi indikator :
a. Sikap yang mengusung ekualitas gender
b. Tidak menutup diri dari pergaulan dengan lawan jenis
c. Menunjukkan karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan
pada situasi tertentu.
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket. Angket atau
kuisoner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
disajikan dalam angket tertutup yang berarti sudah disediakan jawaban yang perlu
dipilih oleh responden. Bentuk Instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah instrumen Sarah K Hamill (2003) mengenai adversitas yang pernah atau
sedang dirasakan siswa dan instrumen resiliensi yang merupakan hasil modifikasi
dari instrument Esya Anesty Mashudi (2012) mengenai Konseling Rasional
Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja.
2. Pedoman Skroing
Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban,
Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Antara Sesuai dan Tidak (N),
Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang memiliki rentang skor 1, 2, 3, 4, dan 5.
Tabel 3.2
Pola Skor Pilihan Angket
Pernyataan SS S N TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
3. Penyusunan Kisi-Kisi
Instrumen resiliensi dikembangkan dari instrumen resiliensi yang disusun
oleh Esya Anesty Mashudi (2012). Modifikasi instrumen meliputi perubahan
bahasa agar sesuai dengan pemahaman kognitif siswa SMP, penambahan aitem,
dan adaptasi beberapa aitem pada angket yang sebelumnya. Kisi-kisi sebelum uji
coba berjumlah 86 aitem. Kisi-kisi instrument disajikan dalam tabel 3.3 berikut
ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self
image yang positif
1-3 3 13
2. Merasa diri berarti 4-6 3
3. Keyakinan terhadap
keberhasilan upaya yang dilakukan
kesadaran dan
penerimaan terhadap
kenyataan aktual
14-16 3 7
6. Memiliki harapan
yang terukur
terhadap orang
lain di sekitar
17-19 3
3. Keterampilan pemecahan masalah
7. Tertarik dan
termotivasi untuk menyelesaikan masalah
20-22 3 16
8. Mengidentifikasi
penyebab dari
masalah n sumber-sumber
kredibel untuk
pemecahan masalah
29-31 3
11.Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
12. Memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal
36-38 3 9
13.Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan
39-41 3
14.Memiliki
fleksibilitas dalam perencanaan
ekspresi orang lain
yang mewakili
pengalaman emosional tertentu
45-47 3 10
16.Apresiatif terhadap orang lain
48-50 3
17.Menunjukkan kasih sayang dan
tanggung jawab
terhadap sesama
keinginan untuk
membuat orang
lain tertawa unsur kesopanan,
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
kreativitas dan pengetahuan dalam humor 7. Kemampuan
menjaga jarak yang adaptif
22.Menjaga diri dari pengaruh perilaku
buruk teman
sebaya
70-73 4 7
23.Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif dengan lawan jenis
80-82 3
26.Menunjukkan karakteristik
feminin dan
maskulin secara
bersamaan pada
situasi tertentu
83-86 4
∑ JUMLAH ITEM 86
4. Pengujian Alat Ukur
a. Validitas Rasional
Angket resiliensi yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih
dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen oleh pakar, uji keterbacaan, uji
validitas, dan reliabilitas.
1) Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan
instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian aitem
digunakan bagi sampel penelitian. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh para
dosen ahli yang yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,
diantaranya Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd, dan Eka
Sakti Yudha, M.Pd. Kualifikasi yang digunakan dalam uji kelayakan instrumen
yaitu Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Pernyataan yang tidak memadai
(TM) direvisi, sementara pernyataan yang memadai (M) bisa langsung digunakan.
Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini (Hasil Terlampir).
Tabel 3.4
Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgment) Resiliensi
Memadai 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
29, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54,
55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,
71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86
Revisi 4, 5, 6, 7, 12
2) Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan pada siswa SMP yang tidak termasuk dalam
populasi penelitian, yakni siswa di luar siswa SMP N 18 Tasikmalaya. Uji
keterbacaan dilakukan untuk mengetahui redaksi kata yang tidak jelas dan sulit
dipahami siswa. Setelah uji keterbacaan didapatkan beberapa perubahan.
Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan
No Aitem Sebelum Sesudah
1
Saya menyukai
penampilan fisik saya
apa adanya
Saya menyukai anggota
No Aitem Sebelum Sesudah
12 Saya mempercayai
ramalan zodiac
jika ada masalah di
kelas
Jika ada masalah di
kelas, saya ikut
menyelesaikan
24 Saya heran kenapa guru
memarahi saya
Saya tidak tahu alasan
kenapa guru memarahi
saya
80
Saya risih bermain
dengan teman lawan
jenis
Saya tidak nyaman
bermain dengan teman
lawan jenis
3) Uji Validitas Empirik dan Reliabilias Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan bersamaan dengan
pengambilan data (built in) di SMP Negeri 18 Tasikmalaya pada tanggal 10-18
Pebruari 2014.
a) Uji Validitas Empirik Instrumen
Uji validitas eksternal atau validitas empiris dilakukan dengan cara
membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada
instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2007)
dan mengetahui tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168).
Perhitungan validitas instrument menggunakan Korelasi Pearson (Product
Moment) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010.
nm = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
(Arikunto, 2006 : 170)
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
N = Jumlah Sampel
X = Skor Mentah
Y = Skor Total
Selanjutnya dihitung menggunakan rumus uji-t :
= √� − √ −
(Sugiyono, 2007 : 230)
Keterangan :
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi
n = sampel/responden
Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti valid dan Jika thitung < ttabel
maka tidak valid (Sugiyono, 2007 : 230). Nilai ttabeluntuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk= 80-2) yaitu 1,66.
Dari 86 aitem yang disusun setelah dilakukan uji validitas empirik
didapatkan 54 aitem yang dapat digunakan sebagai sebuah instrumen.
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Setelah Uji Validitas
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
Item ∑
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah dari pengaruh
Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah
8. Peran seksual androgini
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya
dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Uji reliabilitas
menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket
penghitungannya menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
= ��− −∑ �� �
(Arikunto, 2006 : 196)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan ∑σb2
= jumlah varians butir σ12
= varians total
Sebagai tolak ukur tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas itu, setelah
diuji signifikansinya, dapat digunakan klasifikasi Guilford (Subino, 1987 : 115)
sebagai berikut :
Kurang dari 0, 20 : tidak ada korelasi
0, 20 – 0, 40 : korelasi rendah
0, 40 – 0, 70 : korelasi sedang
0, 70 – 0, 90 : korelasi tinggi
0, 90 – 1, 00 : korelasi sangat tinggi.
Hasil perhitungan menunjukan reliabilitas instrumen resiliensi yaitu 0, 8.
Mengacu kepada tingkat koefisien reliabilitas Guilford, maka instrumen resiliensi
berada pada kriteria korelasi tinggi.
G. Pengolahan Data
Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui
tingkat kategorisasi resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar
yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Digunakan Z
skor untuk mengategori kelompok dengan langkah sebagai berikut.
1. Menjumlahkan seluruh skor siswa
2. Menghitung rata-rata dari seluruh skor siswa, dengan menggunakan
rumus :
�̅ = ∑� (Furqon, 2011 : 42)
3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan
rumus :
= √ = √� ∑��= �− (∑��= �)
� �− (Furqon, 2011 : 65)
4. Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus :
� = �− ∑
�
5. Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan
rumus :
= 5 + × �
6. Mengategorikan siswa ke dalam klasifikasi tingkat resiliensi, yang
mengacu kepada pedoman. Dengan μ = 50 dan s = 10.
Tabel 3.7
Pedoman Tingkat Kategorisasi
T < (μ -1,5 x s) Sangat Rendah
(μ -1,5 x s) < T < (μ - 0,5 x s) Rendah
(μ - 0,5 x s) < T < ( μ + 0,5 x s) Sedang
(μ + 0,5 x s) < T < ( μ +1,5 x s) Tinggi
( μ +1,5 x s) < T Sangat Tinggi
(Azwar, 2013 : 148)
7. Hasil analisis data peserta didik diinterpretasi sehingga menghasilkan
gambaran tingkat kategori resiliensi, sebagai berikut.
Tabel 3.8
Sangat Tinggi
66,00 < T
Siswa sangat mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Tinggi
56,00 < T < 65,99
Siswa mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Sedang
46,00 < T < 55,99
Siswa cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi
Rendah
36,00 < T < 45,99
Siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit
kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang
dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan
sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Sangat Rendah
T < 35,99
Siswa sangat tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau
bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan
yang dihadap dan menjadikan pengalaman tidak
menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.
Adapun hasil pengolahan data digunakan dalam kategorisasi untuk penghitungan
hasil penelitian pada BAB IV.
H. Alur Penelitian
Penelitian pada skripsi ini dilakukan melalui tahapan, sebagai berikut :
1. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 18 Tasikmalaya sebagai identifikasi masalah.
2. Proposal skripsi diseminarkan pada mata kuliah metode riset pada
semester tujuh. Kemudian, dosen pembimbing mata kuliah metode riset
3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen
pembimbing pada tingkat fakultas.
4. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya,
melakukan uji kelayakan instrument (judgment) dan uji keterbacaan.
5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.
6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18
Tasikmalaya.
7. Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data
hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.
8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil