• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PPB 0900476 CHAPTER 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PPB 0900476 CHAPTER 3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai profil resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua

tunggal mengambil lokasi di :

Tempat : Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya

NPSN : 20224578

Alamat : Jln. Leuwidahu No 106 Tasikmalaya

Pengambilan populasi di sekolah ini didasarkan pada hasil wawancara tidak

terstruktur kepada guru BK yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut 50 %

siswa mengalami peristiwa perceraian dan pengabaian orang tua. Kemudian, hasil

wawancara ini ditindak lanjut menggunakan angket yang direkonstruksi oleh

Sarah K Hamill dan pengumpulan data mengenai orang tua yang meninggal.

Selain itu, pengambilan lokasi di Sekolah Menengah Pertama didasarkan pada

anggapan bahwa pada masa remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan

sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa

(Yusuf, 2008 :197).

Perkembangan psikososial pada masa remaja awalnya pun berkaitan erat

dengan perkembangan “sense of identity vs role confusion”, yaitu perasaan atau

kesadaran akan jati dirinya sehingga akan menjadi bagian pijakan dalam

mengembangkan kepribadiannya (Yusuf, 2008 : 188).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik sample yaitu

sample bertujuan atau purposive sample. Sample bertujuan dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

(2)

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP

Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua

tunggal.

Tabel 3.1

Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian

Jenis Ketidakutuhan ∑ Subjek Penelitian

Perceraian 29 orang

Meninggal dunia 40 orang

Tidak tinggal serumah dengan

salah satu orang tua 11 orang

∑ Populasi Penelitian 80 orang

C. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif,

yaitu suatu pendekatan yang dituntut banyak menggunakan angka, mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya

(Arikunto, 2006 : 12). Penelitian kuantitatif akan lebih baik apabila disertai

dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Pendekatan kuantitatif

digunakan untuk memperoleh gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18

Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tungal didasarkan pada

indikator-indikator resiliensi.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu pengumpulan data

untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan

keadaan dan kejadian sekarang, penelitian yang digunakan noneksperimen karena

pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variable

penelitian (Sukardi, 2010 : 157). Penggunaan metode deskriptif didasarkan untuk

(3)

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah resiliensi. Resiliensi

merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan sukses terhadap kondisi-kondisi

tidak menyenangkan dalam kehidupan, yang diukur melalui delapan aspek,

diantaranya 1) efikasi diri, 2) penilaian realistis terhadap lingkungan, 3)

keterampilan pemecahan masalah, 4) kemampuan merencanakan dan menentukan

tujuan, 5) kemampuan berempati , 6) kemampuan menjaga jarak secara adaptif, 7)

kemampuan menggunakan humor secara efektif, dan 8) mengadopsi peran seksual

androgini. Berikut penjelasan mengenai aspek dan indikator penelitian.

1. Efikasi diri yaitu sikap mental yang menunjukkan keyakinan dirinya

memiliki kualifikasi yang mendukung keberhasilan dari upaya yang

dilakukan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi

negatif yang meliputi indikator :

a. Memiliki self image positif

b. Rasa keberartian diri atau self worth

c. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan

d. Lokus kendali internal.

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan kemampuan untuk menilai aspek

dari kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang berada di dalam

kendali dirinya dan membedakannya dari aspek situasi negatif yang berada

di luar kendali dirinya yang meliputi indikator :

a. Adanya kesadaran dan penerimaan terhadap kenyataan aktual

b. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar.

3. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving skill) yaitu

kemampuan untuk menemukan solusi dari suatu masalah berdasarkan

pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki

sebelumnya dalam rangka merespon kondisi tidak menyenangkan atau

(4)

a. Rasa tertarik dan termotivasi untuk menyelesaikan masalah

b. Mengidentifikasi penyebab dari masalah

c. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah

d. Mempertimbangkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan

masalah

e. Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk masalah.

4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan yaitu kemampuan

untuk menyusun serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai

suatu hal serta menetapkan dan memaknai hal yang ingin dicapai tersebut

sehingga dapat dijadikan pegangan utama saat menghadapi kondisi tidak

menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

b. Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan

c. Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan.

5. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengenali, merasakan,

dan memahami pengalaman emosional orang lain dalam kondisi tertentu

serta memaknai pengalaman emosional tersebut sebagai kesan yang

berguna ketika menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi

negatif yang meliputi indikator :

a. Mengenali dan memahami ekspresi orang lain yang mewakili

pengalaman emosional tertentu

b. Apresiatif terhadap orang lain

c. Menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama.

6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif yaitu kemampuan untuk

menangkap kelucuan dari suatu hal kemudian menggunakannya sebagai

strategi untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kondisi tidak

menyenangkan atau situasi negatif serta memberi semangat untuk

mengatasi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif tersebut yang

(5)

a. Dapat menemukan komedi dalam tragedi

b. Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa

c. Menggunakan lelucon untuk mengurangi ketegangan

d. Memperhatikan unsur kesopanan, kreativitas, dan pengetahuan

dalam lelucon.

7. Kemampuan menjaga jarak secara adaptif yaitu kemampuan untuk

menghindari lingkungan pergaulan disfungsional yang diakibatkan oleh

kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif dalam rangka memelihara

kesehatan mental pribadi dari pengaruh maladaptif orang-orang di sekitar

yang meliputi indikator :

a. Kemampuan menjaga diri dari pengaruh perilaku buruk teman

sebaya

b. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif.

8. Peran seksual androgini yaitu kemampuan untuk mengadopsi karakteristik

peran seksual feminin dan maskulin secara bersamaan dan dalam level

yang sama-sama tinggi agar dapat mendukung keluwesan dalam

menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang

meliputi indikator :

a. Sikap yang mengusung ekualitas gender

b. Tidak menutup diri dari pergaulan dengan lawan jenis

c. Menunjukkan karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan

pada situasi tertentu.

F. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket. Angket atau

kuisoner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

(6)

disajikan dalam angket tertutup yang berarti sudah disediakan jawaban yang perlu

dipilih oleh responden. Bentuk Instrumen yang digunakan pada penelitian ini

adalah instrumen Sarah K Hamill (2003) mengenai adversitas yang pernah atau

sedang dirasakan siswa dan instrumen resiliensi yang merupakan hasil modifikasi

dari instrument Esya Anesty Mashudi (2012) mengenai Konseling Rasional

Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja.

2. Pedoman Skroing

Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban,

Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Antara Sesuai dan Tidak (N),

Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang memiliki rentang skor 1, 2, 3, 4, dan 5.

Tabel 3.2

Pola Skor Pilihan Angket

Pernyataan SS S N TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

3. Penyusunan Kisi-Kisi

Instrumen resiliensi dikembangkan dari instrumen resiliensi yang disusun

oleh Esya Anesty Mashudi (2012). Modifikasi instrumen meliputi perubahan

bahasa agar sesuai dengan pemahaman kognitif siswa SMP, penambahan aitem,

dan adaptasi beberapa aitem pada angket yang sebelumnya. Kisi-kisi sebelum uji

coba berjumlah 86 aitem. Kisi-kisi instrument disajikan dalam tabel 3.3 berikut

ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

(7)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self

image yang positif

1-3 3 13

2. Merasa diri berarti 4-6 3

3. Keyakinan terhadap

keberhasilan upaya yang dilakukan

kesadaran dan

penerimaan terhadap

kenyataan aktual

14-16 3 7

6. Memiliki harapan

yang terukur

terhadap orang

lain di sekitar

17-19 3

3. Keterampilan pemecahan masalah

7. Tertarik dan

termotivasi untuk menyelesaikan masalah

20-22 3 16

8. Mengidentifikasi

penyebab dari

masalah n sumber-sumber

kredibel untuk

pemecahan masalah

29-31 3

11.Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk

(8)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

12. Memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

36-38 3 9

13.Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan

39-41 3

14.Memiliki

fleksibilitas dalam perencanaan

ekspresi orang lain

yang mewakili

pengalaman emosional tertentu

45-47 3 10

16.Apresiatif terhadap orang lain

48-50 3

17.Menunjukkan kasih sayang dan

tanggung jawab

terhadap sesama

keinginan untuk

membuat orang

lain tertawa unsur kesopanan,

(9)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

kreativitas dan pengetahuan dalam humor 7. Kemampuan

menjaga jarak yang adaptif

22.Menjaga diri dari pengaruh perilaku

buruk teman

sebaya

70-73 4 7

23.Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif dengan lawan jenis

80-82 3

26.Menunjukkan karakteristik

feminin dan

maskulin secara

bersamaan pada

situasi tertentu

83-86 4

∑ JUMLAH ITEM 86

4. Pengujian Alat Ukur

a. Validitas Rasional

Angket resiliensi yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih

dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen oleh pakar, uji keterbacaan, uji

validitas, dan reliabilitas.

1) Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan

instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian aitem

(10)

digunakan bagi sampel penelitian. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh para

dosen ahli yang yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan,

diantaranya Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd, dan Eka

Sakti Yudha, M.Pd. Kualifikasi yang digunakan dalam uji kelayakan instrumen

yaitu Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Pernyataan yang tidak memadai

(TM) direvisi, sementara pernyataan yang memadai (M) bisa langsung digunakan.

Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini (Hasil Terlampir).

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgment) Resiliensi

Memadai 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38,

29, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54,

55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,

71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86

Revisi 4, 5, 6, 7, 12

2) Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan pada siswa SMP yang tidak termasuk dalam

populasi penelitian, yakni siswa di luar siswa SMP N 18 Tasikmalaya. Uji

keterbacaan dilakukan untuk mengetahui redaksi kata yang tidak jelas dan sulit

dipahami siswa. Setelah uji keterbacaan didapatkan beberapa perubahan.

Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan

No Aitem Sebelum Sesudah

1

Saya menyukai

penampilan fisik saya

apa adanya

Saya menyukai anggota

(11)

No Aitem Sebelum Sesudah

12 Saya mempercayai

ramalan zodiac

jika ada masalah di

kelas

Jika ada masalah di

kelas, saya ikut

menyelesaikan

24 Saya heran kenapa guru

memarahi saya

Saya tidak tahu alasan

kenapa guru memarahi

saya

80

Saya risih bermain

dengan teman lawan

jenis

Saya tidak nyaman

bermain dengan teman

lawan jenis

3) Uji Validitas Empirik dan Reliabilias Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan bersamaan dengan

pengambilan data (built in) di SMP Negeri 18 Tasikmalaya pada tanggal 10-18

Pebruari 2014.

a) Uji Validitas Empirik Instrumen

Uji validitas eksternal atau validitas empiris dilakukan dengan cara

membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada

instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2007)

dan mengetahui tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168).

Perhitungan validitas instrument menggunakan Korelasi Pearson (Product

Moment) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010.

(12)

nm = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

(Arikunto, 2006 : 170)

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Sampel

X = Skor Mentah

Y = Skor Total

Selanjutnya dihitung menggunakan rumus uji-t :

= √� − √ −

(Sugiyono, 2007 : 230)

Keterangan :

t = nilai thitung

r = koefisien korelasi

n = sampel/responden

Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti valid dan Jika thitung < ttabel

maka tidak valid (Sugiyono, 2007 : 230). Nilai ttabeluntuk α = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk= 80-2) yaitu 1,66.

Dari 86 aitem yang disusun setelah dilakukan uji validitas empirik

didapatkan 54 aitem yang dapat digunakan sebagai sebuah instrumen.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Setelah Uji Validitas

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

(13)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

(14)
(15)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah dari pengaruh

(16)

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

8. Peran seksual androgini

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya

dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Uji reliabilitas

menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket

(17)

penghitungannya menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

= ��− −∑ �

(Arikunto, 2006 : 196)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan ∑σb2

= jumlah varians butir σ12

= varians total

Sebagai tolak ukur tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas itu, setelah

diuji signifikansinya, dapat digunakan klasifikasi Guilford (Subino, 1987 : 115)

sebagai berikut :

Kurang dari 0, 20 : tidak ada korelasi

0, 20 – 0, 40 : korelasi rendah

0, 40 – 0, 70 : korelasi sedang

0, 70 – 0, 90 : korelasi tinggi

0, 90 – 1, 00 : korelasi sangat tinggi.

Hasil perhitungan menunjukan reliabilitas instrumen resiliensi yaitu 0, 8.

Mengacu kepada tingkat koefisien reliabilitas Guilford, maka instrumen resiliensi

berada pada kriteria korelasi tinggi.

G. Pengolahan Data

Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui

tingkat kategorisasi resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar

(18)

yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Digunakan Z

skor untuk mengategori kelompok dengan langkah sebagai berikut.

1. Menjumlahkan seluruh skor siswa

2. Menghitung rata-rata dari seluruh skor siswa, dengan menggunakan

rumus :

�̅ = ∑ (Furqon, 2011 : 42)

3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan

rumus :

= √ = √� ∑��= �− (∑��= �)

� �− (Furqon, 2011 : 65)

4. Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus :

� = �− ∑

5. Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan

rumus :

= 5 + × �

6. Mengategorikan siswa ke dalam klasifikasi tingkat resiliensi, yang

mengacu kepada pedoman. Dengan μ = 50 dan s = 10.

Tabel 3.7

Pedoman Tingkat Kategorisasi

T < (μ -1,5 x s) Sangat Rendah

(μ -1,5 x s) < T < (μ - 0,5 x s) Rendah

(μ - 0,5 x s) < T < ( μ + 0,5 x s) Sedang

(μ + 0,5 x s) < T < ( μ +1,5 x s) Tinggi

( μ +1,5 x s) < T Sangat Tinggi

(Azwar, 2013 : 148)

7. Hasil analisis data peserta didik diinterpretasi sehingga menghasilkan

gambaran tingkat kategori resiliensi, sebagai berikut.

Tabel 3.8

(19)

Sangat Tinggi

66,00 < T

Siswa sangat mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit

kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang

dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan

sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Tinggi

56,00 < T < 65,99

Siswa mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit

kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang

dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan

sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sedang

46,00 < T < 55,99

Siswa cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit

kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang

dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan

sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi

Rendah

36,00 < T < 45,99

Siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit

kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang

dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan

sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sangat Rendah

T < 35,99

Siswa sangat tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau

bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan

yang dihadap dan menjadikan pengalaman tidak

menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Adapun hasil pengolahan data digunakan dalam kategorisasi untuk penghitungan

hasil penelitian pada BAB IV.

H. Alur Penelitian

Penelitian pada skripsi ini dilakukan melalui tahapan, sebagai berikut :

1. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 18 Tasikmalaya sebagai identifikasi masalah.

2. Proposal skripsi diseminarkan pada mata kuliah metode riset pada

semester tujuh. Kemudian, dosen pembimbing mata kuliah metode riset

(20)

3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen

pembimbing pada tingkat fakultas.

4. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya,

melakukan uji kelayakan instrument (judgment) dan uji keterbacaan.

5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk

melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.

6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18

Tasikmalaya.

7. Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data

hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.

8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil

Gambar

Tabel 3.1 Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Pola Skor Pilihan Angket
Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan
Tabel 3.7 Pedoman Tingkat Kategorisasi

Referensi

Dokumen terkait

meningkatkan perilaku asertif peserta didik. Program bimbingan pribadi sosial dapat diterapkan pada situasi-situasi. interpersonal dimana individu mengalami kesulitan

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) motivasi belajar siswa yang berlatar belakang disfungsional sebagian besar berada pada kategori sedang, (2) semua aspek

P ernahkah Anda berada pada situasi yang menyenangkan dan nyaman, yang membuat tidak ingin beranjak hingga ingin terus berada dalam situasi dan kondisi

Berbahasa tidak santun dapat melahirkan kesenjangan komunikasi sehingga menimbulkan situasi yang buruk dalam berbagai lingkungan baik keluarga, sekolah, maupun

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menekankan pada penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,

Perbandingan anatara peserta didik perempuan dan laki-laki menunjukan peserta didik perempuan lebih baik dalam hal penerimaan dirinya, dibuktikan dari presentase

Ketika bekerja, guru BK sering bersinggungan dengan situasi yang begitu kompleks dan penuh dengan situasi stres. Oleh karena itu, agar terhindar dari situasi-situasi

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu dengan memberikan bobot skor pada tiap item atau pertanyaan