P E R A N A N D I N A S T E N A G A K E R J A D A N T R A N S M I G R A S I D A L A M P E N E M P A T A N T E N A G A K E R J A I N D O N E S I A K E L U A R N E G E R I
( S t u d i P a d a D i n a s T e n a g a K e r j a d a n T r a n s m i g r a s i K a b u p a t e n D e l i S e r d a n g )
S K R I P S I
D i a j u k a n S e b a g a i S a l a h S a t u S y a r a t M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a S o s i a l D e p a r t e m e n I l m u A d m i n i s t r a s i N e g a r a
D i s u s u n O l e h N O V I R A S A R I
0 7 0 9 0 3 0 1 3
D E P A R T E M E N I L M U A D M I N I S T R A S I N E G A R A F A K U L T A S I L M U S O S I A L D A N I L M U P O L I T I K
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahanda & Ibunda tercinta Sugianto Nirmal dan Susila Waty yang telah melimpahkan kasih sayang dan perhatiannya, memberikan banyak hikmah dan
pelajaran hidup yang berharga. Setiap tetes keringat, pengabdian dan pengorbanannya
Insyaallah akan menjadi limpahan berkah & rahmat bagi kehidupan anak-anaknya
kelak. Amin..
2. Abangda Budi Wirataruna dan istrinya kak Fatimah, Kakanda Maya Safira & Adinda Zulfikar Fattah yang selalu menjadi motivasi bagi penulis untuk menjadi yang lebih baik lagi. Insyaallah kita jadi manusia yang banyak memberikan manfaat
baik bagi kehidupan. Amin..
3. Sang guru H. Syarifuddin Bakrie.
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirohiim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peranan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar
Negeri.
Skripsi ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademis untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
baik yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini maupun semua pihak
yang telah mengisi dan menghiasi hari-hari penulis saat kuliah.
Untuk itu penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara sekaligus yang menjadi Dosen Pembimbing penulis.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Kak Mega & Kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan
5. Bapak Drs. Josia Gurusinga selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
6. Bapak Perdamen Tarigan, SPd selaku Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja, Bapak Drs. Rustam Effendi Siregar selaku Kepala Sub Bagian Umum dan seluruh staf karyawan/ karyawati dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang yang telah membimbing dan membantu dalam memperoleh data selama penulis melakukan penelitian.
7. Kawan-kawan angkatan 2007 AN dimulai dari awal penulis memulai kuliah : Lisva
Eliza kenalan pertama waktu pendaftaran ulang di gema (maaf ya waktu TR HMI tu gak ada niat ninggalin, cuma pengen liat kw dapat banyak kenalan kawan selain aq),
next waktu martikulasi Nina & Hilda (aku gak lupa lo ma slogan NAVIDA), dan
berlanjut Ika (^_’^), Aisyaturridha (tobat dok,,jgn asek ngejek org aja..hihihi), Muhammad Akbar Pribadi (jd ingat lagu nya sindentosca yg judulnya kepompong : ‘dulu qt sahabat bteman bagai ulat bharap jd kupu2,,kini qt melangkah
berjauh2an..kw jauhi diriku karna sesuatu,,’), next kawan2 yg brasal dr Tri Angels yg
kabarnya kini telah resmi dbubarkan oleh pak walikota Binje..wkwkwk, yaitu :Kiki
(btw abg qt yg d jogja tu pkbr? Aq cerita ttg dy kmaren tu ama mu ibarat aq curhat
tentang buaya dikandang buaya nya sendiri n dsaksikan ma “kawan2”nya buaya
yagh,,”sesuatu bgt”..fiuhh), Dina (mana ne semangad dr seorang dina yg perna q
knal?? Hehe,,), Dilia.. (kapan yach bsa ngeliat badan lia bohai?? Hehe..pisss), n smw
kawan2 AN Taufik (laen x skrg ko pik..kasian tu kiki asik d labrak lwat sms j ma
pacar ko..kawan kami tu ya..xixixie), Bobi ayah (abang awak yg skrg uda jd
ayah2..hehe), Ansor (kapan bhenti ajep2nya nsor??), Husein, Novi (jangan sundek j
lelek pacarnya karna mo nginstal printer q,,hahay..tengs yo), Mufliha (semangad
donk), Reina & Tiwi (salut deh..), en buat Lisa Eliza (aq mnyebutnya ‘sahabat akhir
semester’, kok gak dari dlu y qt deket nya..hehe..tengs yo uda bsedia nemenin aq pada
moment2 ‘penting’ yg blom tentu kwn2 yg laen mw ngelakuinya,,bTw beRani gaK ne
TaRuhan TtG si AmiR?? wkwkwk) n buat kawan2 AN laennya ya gk iso d sebutin
sebijik2..semoGa kelak kita semua sukses & berhasil yagh wuii. Amin..
8. Seluruh keluarga besar HMI Komisariat FISIP-USU khususnya kawan2 Batu
Kristal..: Siti Maryam “ayak”(kesannya jgn mpe maksain khendak y..hehe..syg deh ma ayak), Indra “kocik” (cepat besar ya..biar ntar bisa jd sekum dr salah 1 organisasi
islam ternama,.haghag), Sari “tems”, Firda & Afdal (nama kelen 1 paket j y woi), Tri “si jangkung”, Miftah & Dika (kelen juga 1 paket j ya), Maurina Raffanda (temen baru <akrab> yg sbnarnya stock lama: btw aq ne bukan ko jadiin saingan
“terselubung” mu kan nda?? Intinya ne jgn “diam2” pengen ngerebut “perhatian” dr
org2 yg uda qt kenal bersama. Kw bahagia, aq pun bahagia..okeh? ^_^), Budi
“ustadz”, Rizky politik 07 (temen 1 asuhan kk asuh yg masih intens mpe skrg..hehe..btw apa ne rahasia diet mu ki?), Rholand “ketua”, Amir (temen cowo yg
feminim bawaan nya..hihi), Wirda (mga cita2 si emak anaknya jd dosen tkabul y”),
Aink, Amel kom (walopun style nya glamour, tpi ttp rendah hati n setia kawan), Ferdy (thengs ya awal kenal uda mw nemenin k kantor pos”,,hehehe), Acong, Nenda, Feny “bg boiy” dll. Apapun yang terjadi semoga jalinan silaturahim bisa tetap terjaga y woi,,bukan cuma silatlidah ja. ^_^
9. Buat 2 nama yang uda ikut menyumbangkan pelajaran hidup lewat pahitnya
kebersamaan yg perna tjalin..yakNi : Almarhum “Teman” (makasih akhirnya aq
Iskandar Pohan (kata-kata bijak tu emank indah..tapi gak slayaknya dijadikan tempat psembunyian kelicikanmu). Insyaallah sudah ditemukan hikmah indahnya.
10.Buat para sahabat yang masih mempertahankan kebersamaannya hingga saat ini,
yakni sHbat SMA_q : Sri Astuti alias TutiK (kapan kawin?? Malu la ntar lagi d panggil uwak ma anaknya neni..hahaha,..:p TinggaL piLih ja tu,,banyaK yg Gantung2
d pohon..wkwkwk), si Jumiati alias CuMi (jd kapan ne cum si saskia dapat buapak
baru?? Hihihi..), iRma PratiWi yg dr dulu d julukin si “Lengket” (makin menor j
skRg ko ya..sihieyy), WiwiD (Jangan Asik NguruS Doit nasabah j laGh
wid..hehehe..KangeN ne Ama Mu), AuLia Vita Rizky (jGn PeRnah berubah
ya..^_^), Sri AyuNingsih (alias Ayu KereBo..hehehe..) sHbat SMP q : Indah Lestari (Kawan beraNtam aWak maSa SMP..Tapi dy pulak yg paling awet bekawan mPe
skrg..) & Ade RahMa Diana (jgn d borong smW ya de gelar sarjana tu..hehehe). n
kawan2 SD Muhammadiyah 31 yg Masi inGat ma Q (pdhaL Cuma setahun skuL d
Situ): Zahera, CitRa, Asep, n seLanjutNya Mitra, FadLan, Dana, IcHa, dsB. &
Gak kalaH pentinG nya kawan2 SD CenDraMata : FanY, Ryan, Adi, Yuda, dll (KapaN ne Qt bSa buAt ReUni nYa??)
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat..
Medan, November 2011 Penulis
ABSTRAK
Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri
(Studi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang) Skripsi disusun oleh
Nama : Novira Sari
NIM : 070903013
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing : Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si
Dalam rangka mengurangi pengangguran dilaksanakan suatu pengembangan kesempatan kerja. Pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja salah satunya adalah dengan program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) yang melibatkan pihak swasta yaitu PPTKIS. Permasalahan yang muncul dalam penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah banyaknya PPTKIS yang muncul, sehingga diperlukan perhatian yang besar dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh PPTKIS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dan mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian, observasi langsung, dan pencatatan dokumen.
Dari hasil analisis penelitian, dapat diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang menjalankan peranannya dalam Penempatan TKI ke Luar Negeri sesuai dengan UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang melakukan kegiatan-kegiatan yaitu pemberian informasi pada pencari kerja dan pada PPTKIS tentang adanya pencari kerja ke luar negeri, mengawasi/ memantau dan ikut membantu dalam tahap proses penempatan yang dilakukan PPTKIS, meneliti dokumen-dokumen yang diperlukan, serta memonitor keberadaan dan kinerja PPTKIS. Faktor yang mendukung adalah SDM yang memadai, budaya organisasi, otonomi daerah serta teknologi. Faktor yang menghambat adalah peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terbatas, biaya yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri cukup besar serta kurangnya minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri.
DAFTAR ISI
HALAM AN JUD UL
HALAM AN P ERS ETU JUAN HALAM AN P ENG ESAHA N
PERS EM B AHAN ... i
K ATA PENG ANT AR ... ii
AB STRAK ... vi
DAF TAR ISI ... vii
DAF TAR T AB EL ... x
DAF TAR GAM B AR ... x
B AB I PENDAH ULU AN I.1.Lat ar Be laka ng Ma sa la h ... 1
I.2 Peru musa n Ma sa la h ... 7
I.3 Tuju a n Pe ne lit ia n ... 7
I.4 Manfa at Pene lit ia n ... 8
I.5 Kera ng ka Teo r i ... 8
I.5.1 Pe mer int a h D aera h ... 9
I.5.2 Pengert ia n D ina s-D ina s Da era h ... 10
I.5.3 Perana n D ina s Te naga Ker ja da n Tra ns migra s i ... 11
I.5.4 Pene mp at an T KI ke Lu ar Neger i ... 13
I.5.4.1 Tinjau a n U mu m t ent a ng Te na ga Ke r ja da n Te naga Ker ja Indo nes ia ... 13
I.5.4.2 Fakt or-fa kt o r ya ng M e mpe ngaru hi Ket enagak er jaa n d a n Penga ngg ura n ... 21
I.5.4.3 Pene mpat a n T KI ke Luar N eger i ... 23
I.6 De fin is i Ko nsep ... 26
B AB II M ETODE P EN EL IT IA N
II.1 Objek Pe ne lit ia n ... 30
II.2 Bent uk Pe ne lit ia n ... 30
II.3 Lo kas i Pe ne lit ia n ... 31
II.4 Info r ma n Pe ne lit ia n ... 31
II.5 Teknik Pe ngu mp u la n Dat a ... 32
II.6 Teknik Ana lis is Dat a ... 34
B AB III DESK RI PSI LOK ASI PE NE LI TIA N III.1 Ga mbara n U mu m Ka bup at en D e li S e rdang ... 35
III.1.1 Sejar a h Ka bu pat e n De li Serda ng ... 37
III.1.2 Lo kas i Ka bu pat e n De li Serda ng ... 38
III.2 Ga mbara n U mu m D ina s Te nag a Ker ja da n Trans migra s i Ka bupat e n De li Serda ng ... 38
III.2.1 Vis i da n M is i D ina s Te na ga Ker ja da n Trans migra s i Ka bupat e n De li Serda ng ... 39
III.2.2 Uraia n Tugas d a n Fu ng s i Po ko k D inas Te na ga Ker ja d a n Trans migra s i Ka bu pat en D e li Serda ng ... 40
III.2.3 Susuna n Org a nis as i D ina s Tenaga Ker ja da n Tra ns migra s i Ka bupat e n De li Serd a ng ... 42
III.2.4 Uraia n Tugas Ja bat an St rukt ural D inas Te na ga Ker ja d a n Trans migra s i Ka bu pat en D e li Serda ng Serda ng ... 43
III.2.5 Pegawa i D ina s Te naga Ker ja d a n Trans migra s i Ka bupat e n De li Serda ng ... 51
IV.1.1 Pe lak sa naa n Wawa ncara ... 56
IV.1.2 Has il Waw a nc ara ... 59
IV.1.2.1 Perana n D ina s Tenaga Ker ja da n Trans migra s i Ka b. De li Serda ng da la m P e ne mp at an T KI ke Lu ar Neger i ... 60
IV.1.2.2 Tat a Cara da la m Pe ne mpat a n TKI ke Luar Neg er i 64
IV.1.2.3 Fakt o r Penduk u ng da n Fakt o r Peng ha mbat da la m Pe ne mpat a n TKI ke Lu ar Neger i ... 77
B AB V ANALISIS D ATA
V.1 Perana n D ina s Te nag a Ker ja d a n Trans migra s i Ka b. De li Serd a ng da la m Pene mpat a n T KI ke Luar N eger i ... 81
V.2 Tat a Cara da la m P e ne mp at an T KI ke Luar Neg er i ... 84
V.3 Fakt o r Penduku ng d a n Fakt o r Pengha mbat da la m Pe ne mpat a n T KI ke Luar Neg er i ... 88
B AB VI PENU TU P
VI.1 Ke s impu la n ... 93
VI.2 Saran ... 94
DAF TAR GAM B AR
Gamba r IV. 1 Ga mba r Pro ses Pe ne mp at an TKI ke Lu ar Neger i ... 77
DAF TAR T AB EL
Tabe l I I I. 1 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng Berda sark a n Je n is Ke la min ... 51
Tabe l I I I. 2 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng Berda sark a n T ing kat Pend id ika n Fo r ma l ... 52
Tabe l I I I. 3 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng Berda sark a n Kepa ngkat a n/ Go lo nga n ... 53
Tabe l I I I. 4 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng pada B id.Pe lat iha n & Pe ne mpat a n Te nag a Ker ja Berd as arka n Ma sa Ker ja ... 54
ABSTRAK
Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri
(Studi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang) Skripsi disusun oleh
Nama : Novira Sari
NIM : 070903013
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing : Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si
Dalam rangka mengurangi pengangguran dilaksanakan suatu pengembangan kesempatan kerja. Pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja salah satunya adalah dengan program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) yang melibatkan pihak swasta yaitu PPTKIS. Permasalahan yang muncul dalam penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah banyaknya PPTKIS yang muncul, sehingga diperlukan perhatian yang besar dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh PPTKIS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dan mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian, observasi langsung, dan pencatatan dokumen.
Dari hasil analisis penelitian, dapat diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang menjalankan peranannya dalam Penempatan TKI ke Luar Negeri sesuai dengan UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang melakukan kegiatan-kegiatan yaitu pemberian informasi pada pencari kerja dan pada PPTKIS tentang adanya pencari kerja ke luar negeri, mengawasi/ memantau dan ikut membantu dalam tahap proses penempatan yang dilakukan PPTKIS, meneliti dokumen-dokumen yang diperlukan, serta memonitor keberadaan dan kinerja PPTKIS. Faktor yang mendukung adalah SDM yang memadai, budaya organisasi, otonomi daerah serta teknologi. Faktor yang menghambat adalah peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terbatas, biaya yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri cukup besar serta kurangnya minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga
setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pekerjaan
juga dapat dimaknai sebagai sarana untuk mengaktualisasikan kemampuan diri sehingga
seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga bagi dirinya, keluarganya, dan
lingkungannya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak azasi yang melekat pada
diri setiap manusia yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati. Hal ini tercermin dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) yang
menyatakan bahwa setiap Warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun pada kenyataannya di Indonesia hal
tersebut masih menjadi permasalahan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja
Indonesia yang tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk terbesar
ke-3 di dunia setelah negara China dan India. Melimpahnya jumlah penduduk merupakan
aset penting yang menguntungkan bagi pembangunan suatu bangsa. Penduduk berperan
sebagai subjek pembangunan dan dengan jumlah penduduk yang besar berperan sebagai
tenaga kerja yang akan melakukan pembangunan. Hal tersebut akan menjadi suatu masalah
apabila jumlah penduduk yang besar tersebut tidak disesuaikan dengan jumlah lapangan kerja
yang memadai.
Sebagai akibat atas tingginya pertumbuhan angkatan kerja di satu sisi dan rendahnya
Sukirno (1981:170) memberikan penggolongan jenis-jenis pengangguran, yaitu : (1)
Pengangguran terbuka meliputi pengangguran friksional (pengangguran normal), yaitu
dimana tenaga kerja keluar dari tempat kerjanya dengan harapan akan memperoleh
pendapatan dan status sosial serta fasilitas yang lebih baik di tempat lain. (2) Pengangguran
struktural sebagai akibat pemutusan hubungan kerja. (3) Pengangguran teknologi sebagai
akibat penggantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang lebih modern. (4)
Pengangguran siklikal timbul sebagai akibat penyusutan salah satu sektor pekerjaan. (5)
Pengangguran tidak kentara yaitu pengangguran musiman dan tenaga kerja yang setengah
menganggur.
Masih tingginya jumlah pengangguran dan masalah kesempatan kerja di dalam negeri
yang semakin penting dan mendesak untuk menjadi perhatian pemerintah. Masalah
ketenagakerjaan harus tetap menjadi prioritas. Bila melihat penduduk Indonesia yang
berjumlah lebih dari 210 juta orang, permasalahan yang mungkin muncul dari meledaknya
jumlah pengangguran adalah mulai dari masalah sandang, pangan, papan, bahkan mungkin
naiknya angka urbanisasi, hingga kriminalitas.
Berdasarkan data statistik yang dikemukakan Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, jumlah pengangguran di Indonesia masih
sangat tinggi. Agustus 2007, penganguran di Indonesia sebesar 9,11%, Agustus 2008 sebesar
8,39%, Agustus 2009 7,87 %, dan Agustus 2010 sebesar 7,14%. Sementara di Sumut, jumlah
pengangguran masih tergolong tinggi. Agustus 2007 sebesar 10,1%, Agustus 2008 9,1%,
Agustus 2009 8,45%, dan Agustus 2010 sebesar 7,43%. Jumlah tersebut paling banyak
terdapat di Medan, dan menyusul Kabupaten Deli Serdang. Menurut pengamat ekonomi,
Jhon Tafbu Ritonga, jumlah pengangguran di suatu Negara mencapai 5%, sudah
Pengangguran merupakan masalah utama yang sulit untuk mendapatkan titik temu.
Berdasarkan statistik ketenagakerjaan, bahwa masalah krusial yang dihadapi oleh pasar kerja
Indonesia sampai saat ini adalah masalah pengangguran. Oleh karena itu dalam mengatasi
pengangguran ini dituntut adanya perhatian dan campur tangan pemerintah yang lebih jauh
demi kesejahteraan masyarakat. Peluang untuk memecahkan masalah ini hanya bisa
dilahirkan dengan pembangunan yang secara sadar, nyata dan efektif. Hal tersebut diarahkan
untuk menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan seluruh pendapatan
masyarakat. Perluasan kesempatan kerja dan penggunaan tenaga kerja yang produktif akan
memberikan imbalan dan penghargaan yang layak serta mempunyai peranan yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dan sosial jangka panjang.
Masalah sumber daya manusia merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang dalam rangka pembangunan.
Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut dengan sumber daya
(resources), baik sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia (human
resources). Sumber daya manusia merupakan potensi sumber daya yang sangat dibutuhkan
dalam proses pembangunan, karena jika hanya dengan sumber daya alam dan modal tanpa
ada sumber daya manusia yang memadai dan terarah, maka tidak akan menghasilkan output
sebagai wujud dari suatu proses pembangunan.
Melihat penjelasan tersebut, maka dalam rangka mengurangi pengangguran
dilaksanakan suatu pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Dengan itu maka Pemerintah melakukan usaha untuk memperluas kesempatan kerja
salah satunya dengan program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) yang melibatkan pihak
swasta yaitu PPTKIS (Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta). Program
AKAN memberikan banyak manfaat bagi Negara dan masyarakat terutama dalam hal
sebagai subyek yang melakukan segala kegiatan pembangunan, akan tetapi juga penting
karena pendapatan yang mereka peroleh dari pekerjaan akan memberikan pemasukan Negara
dengan adanya devisa. Nantinya devisa tersebut akan digunakan sebagai modal peningkatan
kesejahteraan TKI. Memperluas kesempatan kerja ke luar negeri akan memberikan peluang
yang besar untuk perkembangan masyarakat serta mengurangi jumlah pengangguran.
Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya migrasi TKI ke luar negeri.
Disamping faktor penarik yang ada di luar negeri yang menjanjikan upah yang lebih tinggi
daripada di Indonesia, maka faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pendorong yang
ada di dalam negeri, yaitu belum terpenuhinya salah satu hak dasar warga Negara yang paling
penting yaitu pekerjaan seperti yang telah disebutkan dalam UU 1945 pasal 27 ayat 2.
Bekerja di luar negeri menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik.
Mencermati minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri, maka pengusaha pengerah
jasa tenaga kerja pun muncul di tengah masyarakat dalam bentuk badan usaha. Sepintas
kelihatannya untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri tidaklah terlalu rumit, justru
pandangan dan pendapat seperti inilah yang menjadi problematikanya yaitu para calon tenaga
kerja Indonesia belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi kewajiban dan haknya bila
bekerja di luar negeri. Besarnya jumlah TKI yang bekerja di luar negeri di satu sisi
mempunyai nilai positif, yaitu mengatasi sebagian masalah pengangguran di dalam negeri
namun di sisi lain mempunyai nilai negatif berupa resiko kemungkinan terjadinya perlakuan
yang tidak manusiawi terhadap TKI. Resiko tersebut dapat dialami oleh TKI baik selama
proses keberangkatan, selama bekerja di luar negeri maupun setelah pulang ke Indonesia.
Dalam hal ini peran pemerintah sangat penting melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dapat menghindarkan permasalahan-permasalahan yang diantaranya calo, pelanggaran yang
dilakukan PPTKIS.
Oleh karena itu, masyarakat harus jeli dalam memilih PPTKIS (Pelaksana
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) yang akan membantu segala hal tentang
penempatannya di luar negeri. Setiap PPTKIS harus memiliki izin resmi dari yang
berwenang. Demikian pula halnya untuk daerah Kabupaten Deli Serdang, Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu instansi pemerintah yang
bertanggung jawab dibidang penempatan TKI ke luar negeri secara aktif melaksanakan
kegiatan penyaluran TKI bersama-sama PPTKIS. Agar penempatan kerja ke luar negeri di
Kabupaten Deli Serdang tidak menjadi illegal diperlukan PPTKIS yang resmi bekerjasama
dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang. Jumlah PPTKIS yang
telah resmi terdaftar dan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Deli Serdang adalah sebanyak 78 PPTKIS yang tersebar di wilayah Sumatera
Utara.
PPTKIS sangat berperan penting dalam pelaksana proses penempatan TKI ke luar
negeri. PPTKIS bertanggung jawab kepada TKI yang ditempatkan sejak dari daerah asal
sampai kembali ke daerah asal. Untuk menjadi TKI harus melalui PPTKIS yang nantinya
juga berkewajiban melindungi dan menempatkan TKI mulai dari pemberangkatan sampai
dengan kepulangan ke daerah asal TKI.
Pemerintah mengeluarkan UU No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri sebagai landasan pemerintah tingkat
Provinsi/ Kabupaten untuk melaksanakan penempatan tenaga kerja ke luar negeri di
wilayahnya masing-masing. Peranan dari Pemerintah sangat penting untuk meningkatkan
kualitas TKI serta dapat menciptakan kepercayaan masyarakat dalam penempatan TKI ke
Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang agar dalam proses penempatan tenaga kerja Indonesia
dilakukan secara benar agar permasalahan yang merugikan TKI dapat dihindari. Berdasarkan
uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Peranan Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri”.
I.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian dan
untuk lebih memudahkan penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menguraikan
bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis harus
merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan
dengan apa (Arikunto, 2001:17)
Berdasarkan dari uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis dalam melakukan
penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Peranan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri?”
I.3 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam
proses penelitiannya. Adapun tujuan yang Penulis harapkan dapat dicapai melalui penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri dan bagaimana pelaksanaannya di
2. Untuk mengetahui masalah atau kendala yang dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri.
I.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara subjektif, penelitian ini merupakan wahana untuk melatih dan mengembangkan
pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan berpikir melalui karya ilmiah
berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah kajian maupun referensi bagi
mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini dengan objek yang sama.
3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri.
I.5 Kerangka Teori
Sebelum melangkah pada operasionalisasi penelitian, akan dikemukakan terlebih
dahulu teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan. Sebagai upaya untuk
lebih mengarahkan dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Kerangka teori ini diperlukan sebagai alat untuk memudahkan penelitian, sebab ia
merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti harus terlebih
dahulu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari
sudut mana ia menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut Kerlinger (dalam Singarimbun,
1995:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan
perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi objek
penelitian. Oleh karena itu, untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berpikir yaitu
kerangka teori.
Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah:
I.5.1 Pemerintahan Daerah
Pada pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menentukan tentang pembagian Wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 18 tersebut menyebutkan bahwa “Pembagian
Daerah Indonesia atas Daerah Besar dan Kecil dengan bentuk susunan Pemerintahannya
ditetapkan dengan Undang-undang”. Dari isi pasal tersebut beserta penjelasannya di atas,
maka jelaslah bahwa pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan
dekonsentrasi dibidang ketatanegaraan. Daerah yang dibentuk berdasarkan azas desentralisasi
disebut Daerah Otonom yang selanjutnya disebut “Daerah”. Sedangkan Wilayah yang
dibentuk berdasarkan azas dekonsentrasi disebut Wilayah Administratif yang disebut dengan
“Wilayah”, yaitu wilayah-wilayah yang disusun secara vertikal dan merupakan lingkungan
kerja perangkat Pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di daerah.
Pembentukan wilayah-wilayah dalam susunan vertikal adalah untuk meningkatkan
pengendalian dalam rangka menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.
Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa “Pemerintah Daerah
adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam menyelenggarakan
pemerintahan Daerah dibentuk Sekretariat Daerah dan Dinas-dinas Daerah.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka menjamin adanya kerjasama yang serasi antara
Kepala Daerah dengan DPRD dalam tugas-tugas Pemerintah Daerah. Dilihat dari mekanisme
pembentukan kebijakan daerah, DPRD dan kepala daerah secara bersama-sama adalah
pembuat kebijakan. Namun, pada tahap pelaksanaan kebijakan tersebut, kedua institusi
sedangkan DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan daerah (Widjaja,
2008 : 46).
I.5.2 Pengertian Dinas-Dinas Daerah
Dinas daerah adalah unsur pelaksana pemerintah daerah. Daerah dapat berarti
Provinsi, Kabupaten, atau Kota. Dinas daerah menyelenggarakan fungsi sebagai perumusan
kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, pemberian perizinan dan pelaksanaan
pelayanan umum, serta pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. Dinas
daerah provinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi dimpimpin oleh seorang
Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan
desentralisasi dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang
dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka
dekonsentrasi. Untuk melaksanakan kewenangan Provinsi di Daerah Kabupaten/Kota, dapat
dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) provinsi yang wilayah kerjanya
meliputi satu atau beberapa daerah Kabupaten/Kota. UPTD tersebut merupakan bagian dari
Dinas Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi sebanyak-banyaknya terdiri atas 10 Dinas, dan
khusus untuk Provinsi DKI Jakarta sebanyak-banyaknya terdiri dari 14 Dinas. Dinas Daerah
Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah
Dalam Pasal 49 UU No. 5/1974 diatur mengenai Dinas-dinas Daerah sebagai berikut :
1. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
2. Pembentukan, susunan organisasi dan formasi Dinas Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
I.5.3 Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta 1976 : 735), peranan
berasal dari kata peran, yang artinya sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang
pimpinan terutama.
Pengertian peranan menurut Thoha (1990 : 10), dirumuskan sebagai suatu rangkaian
prilaku yang teratur yang ditimbulkan karena adanya suatu jabatan tertentu atau karena
adanya suatu kantor yang mudah dikenal.
Selain itu menurut Soekanto (1990 : 10) juga memberikan pengertian mengenai
peranan yaitu aspek dinamis kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah melaksanakan suatu peranan. Jadi
peranan menentukan apa yang harus diperbuat oleh seseorang sehubungan dengan posisinya
dalam masyarakat.
Dari konsep pengertian di atas dapat penulis simpulkan pengertian peranan adalah
sesuatu yang sudah menjadi bagian dari suatu badan yang mana badan ini dapat menjadi
komando utama pada suatu kegiatan yang ada di dalam atau di luar organisasi.
Dan dalam penelitian ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kebupaten Deli
Serdang sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat, berperan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang berkenaan dengan Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi yang dalam hal penelitian ini adalah berkenaan dengan Penempatan Tenaga
Kerja Indonesia ke Luar Negeri.
Dengan demikian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat merupakan suatu
badan atau organisasi pemerintah yang dapat menjadi komando utama dalam Penempatan
Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Karena usaha penempatan TKI ke Luar Negeri
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang sedang
membangun khususnya masyarakat kabupaten Deli Serdang memegang peranan yang amat
penting yang artinya efektifitas pelaksanaan ketentuan penempatan TKI ke Luar Negeri
dilapangan tidak terlepas dari besarnya peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam
melakukan tugasnya tersebut.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor : 5 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang bahwa Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah Kabupaten. Adapun tugas pokoknya adalah melaksanakan sebahagian
kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang dalam Bidang Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
3. Pembinaan dan melaksanakan tugas di bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsi dibidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
I.5.4 Penempatan TKI ke Luar Negeri
I.5.4.1 Tinjauan Umum tentang Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja Indonesia.
Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat
(Husni, 2005: 15).
Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan
pokok ketenagakerjaan yang memberikan pengertian:
“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.”
Dari pengertian tersebut tampak perbedaan yaitu dalam Undang-Undang No.13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan revisi dari Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang
Ketenagakerjaan tidak lagi memuat kata-kata baik di dalam maupun di luar hubungan kerja
dan adanya penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan
masyarakat. Pengurangan kata di dalam maupun di luar hubungan kerja pada pengertian
tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga kerja itu
sendiri seakan-akan ada yang di dalam dan ada pula di luar hubungan kerja serta tidak sesuai
dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum. Demikian halnya dengan
penambahan kata sendiri dan masyarakat karena barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga
kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri. Dengan demikian sekaligus
menghilangkan kesan bahwa selama ini tenaga kerja hanya bekerja untuk orang lain dan
melupakan dirinya sendiri.
Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, di dalamnya
meliputi buruh, karyawan, dan pegawai. Secara deskriptif perbedaan antara buruh, karyawan,
dan pegawai adalah:
a. Buruh
Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan
baik secara lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan
secara harian.
b. Karyawan
Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan, baik
swasta maupun pemerintahan dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik yang bersifat harian, mingguan, maupun
bulanan yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan
c. Pegawai (Pegawai Negeri)
Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas jabatan negeri atau tugas Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. (Sastrohadiwiryo, 2003: 27)
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Indonesia adalah buruh.
Dalam perkembangan hukum perburuhan di Indonesia, istilah buruh diupayakan untuk
diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang telah diusulkan oleh pemerintah
(Depnaker). Alasan pemerintah karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian
bangsa, buruh lebih cenderung merujuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di
bawah pihak lain yaitu majikan.
Berangkat dari sejarah penyebutan istilah buruh seperti tersebut di atas, menurut
Husni (2005: 34) istilah buruh kurang sesuai dengan perkembangan sekarang, buruh sekarang
ini tidak lagi sama dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada sektor non formal seperti
tukang, kuli, pembantu rumah tangga dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal seperti Bank,
Dalam RUU Ketenagakerjaan ini sebelumnya hanya menggunakan istilah pekerja
saja, namun agar selaras dengan Undang yang lahir sebelumnya yakni
Undang-Undang No.21 Tahun 2000 yang menggunakan istilah serikat buruh/ pekerja, maka istilah
yang digunakan adalah pekerja/ buruh.
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 angka 4
memberikan pengertian pekerja/ buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima
upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Penegasan dalam bentuk imbalan apa pun ini perlu
karena selama ini diidentikkan dengan uang, padahal ada pula buruh atau pekerja yang
menerima imbalan dalam bentuk barang.
Tenaga Kerja merupakan modal utama dalam pelaksanaan masyarakat pancasila.
Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat
termasuk tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan yang dijamin haknya.
Berhubung dengan hal tersebut maka Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
merupakan Undang-Undang pokok mengenai tenaga kerja yang mengatur hak-hak tenaga
kerja, yaitu:
a. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminatif untuk
memperoleh pekerjaan.
b. Setiap pekerja/ buruh memiliki berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha.
c. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau
mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
melalui pelatihan kerja.
d. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti
pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah,
e. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,
mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di
dalam dan di luar negeri.
f. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerja/ buruh.
g. Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
• Keselamatan dan kesehatan kerja
• Moral dan kesusilaan dan
• Perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
h. Setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
i. Setiap pekerja/ buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial
tenaga kerja
j. Setiap pekerja/ buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/
serikat buruh.
k. Dalam mewujudkan pelaksanaan hak dan kewajiban pekerja/ buruh dan
pengusaha, pemerintah wajib melaksanakan pengawasan dan penegakan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan.
l. Mogok kerja sebagai dasar pekerja/ buruh dan serikat pekerja/ buruh dilakukan
secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan.
Selain hak tenaga kerja, agar terselenggaranya hubungan yang baik antara tenaga
kerja dengan atasan (pengusaha, maka tenaga kerja harus melaksanakan kewajiban-kewajiban
diantaranya:
a. Wajib melakukan prestasi atau pekerjaan bagi majikannya.
c. Wajib mematuhi perjanjian kerja.
d. Wajib mematuhi perjanjian perburuhan.
e. Wajib mematuhi rahasia perusahaan.
f. Wajib memenuhi peraturan majikan.
Tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya disebut TKI adalah warga Negara Indonesia
baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 2004 tentang
penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yaitu
“Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan
menerima upah.”
Pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja memberi izin pengiriman TKI ke luar
negeri dengan pertimbangan : (Manullang, 1995: 35)
a.Mengurangi jumlah pengangguran yang semakin besar dibandingkan dengan
tersedianya lowongan pekerjaan di luar negeri.
b.Pengiriman TKI ke luar negeri ini pada dasarnya karena ada permintaan dari luar
negeri dan adanya pencari kerja yang berminat bekerja di luar negeri.
c.Hasil-hasil yang diperoleh dari pengiriman TKI ke luar negeri, yaitu:
• Mempererat hubungan antar Negara (Negara pengirim tenaga kerja dan Negara
penerima tenaga kerja)
• Mendorong terjadinya peningkatan pengalaman kerja dan ahli teknologi.
• Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Berdasarkan Undang-undang Republik Negara Indonesia nomor 39 tahun 2004
penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI bertujuan untuk (Edison Nainggolan, 2007: 5)
a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.
b. Menjamin dan melindungi calon TKI/ TKI sejak di dalam negeri, di Negara tujuan,
sampai kembali ke tempat asal di Indonesia.
c. Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Syarat-syarat calon TKI adalah:
a. Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan
pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun.
b. Sehat jasmani dan rohani.
c. Tidak dalam keadaan hamil bagi calon TKI perempuan.
d. Mempunyai tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu.
e. Terdaftar di Dinas Ketenagakerjaan di daerah tempat tinggalnya.
f. Memiliki dokumen yang dipersyaratkan.
Menurut Nainggolan (2007:55), setiap calon TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama
untuk:
a. Bekerja di luar negeri.
b. Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur
penempatan TKI di luar negeri.
c. Memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri.
d. Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.
f. Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja
asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
tujuan.
g. Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta
pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan selama penempatan di luar negeri.
h. Memperoleh jaminan perlidungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke
tempat asalnya.
i. Memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.
Setiap calon TKI mempunyai kewajiban untuk:
a. Mentaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di Negara
tujuan.
b. Mentaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja.
c. Membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
d. Memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan TKI
kepada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. ((Nainggolan, 2007: 55-56)
I.5.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Menurut Todaro (1998:5), yang menjadi faktor dalam mempengaruhi pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian pencari kerja, tidak seimbangnya
permintaan dan penawaran antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia,
kurangnya mampunya pemerintah dalam membuat kebijaksanaan ketenagakerjaan yang
Sebenarnya permasalahan utama yang menyebabkan pengangguran adalah tingkat
pendidikan dan relevansinya dengan kebutuhan lapangan pekerjaan tersebut. Hal ini senada
dengan hasil penelitian Yudo Swasono dan Boediono yang menyimpulkan :
Dalam kaitannya dengan keteraturan empirik yang dapat diamati dari pola hubungan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi…diperkirakan bahwa penurunan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan sekolah dasar yang diikuti dengan kenaikan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi akan terjadi pada tahap kedua, industrialisasi. Saat tersebut dinamakan titik balik (turning point) dalam pengembangan tenaga kerja. Pada titik balik tersebut berlangsung suatu relokasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri yang menyebabkan kurva penawaran disektor industri berbalik ke atas. (www. Jurnal ketenagakerjaan.co.id)
Dengan demikian, apabila perekonomian suatu bangsa telah mengarah ke era
industrialisasi, maka tingkat pendidikan tenaga kerja akan semakin diperlukan. Jika hal ini
tidak diantisipasi, maka tingkat pengangguran akan semakin tinggi pula. Apalagi ditambah
dengan semakin berkurangnya lahan disektor pertanian sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhan sektor industri.
Selain tingkat pendidikan, masih terdapat faktor dari pihak swasta/penyedia lapangan
pekerjaan yang cenderung merekrut tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja.
Kondisi ini sangat sulit bagi angkatan kerja yang baru menyelesaikan pendidikannya.
Permasalahan lainnya adalah ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola para pencari
kerja, karena jumlahnya yang cukup banyak dan dari berbagai lapisan pendidikan.
Melihat fakta-fakta ini, masalah ketenagakerjaan dan pengangguran adalah tugas dari
seluruh masyarakat khususnya pencari kerja dan perusahaan segera memberikan
informasi-informasi tentang keahlian yang dibutuhkannya kepada masyarakat dan efektivitas
pemerintah yang dalam hal ini adalah pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui
kebijaksanaan yang berorientasi pada penempatan Tenaga Kerja Indonesia khususnya ke
Luar Negeri.
Husni (2005) menyatakan dalam program penempatan dapat dilakukan melalui
jalur-jalur kesempatan kerja yaitu melalui Bursa Tenaga Kerja. Bursa tenaga kerja adalah suatu
pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja (IPK) atau Bursa Kesempatan Kerja (BKK)
yang dapat memberikan informasi secara lengkap dan cepat untuk keperluan penyusunan
pelaksanaan dan penyesuaian perencanaan tenaga kerja.
Bursa tenaga kerja atau bursa kesempatan kerja sangat diperlukan untuk mendukung
pola perencanaan tenaga kerja, meliputi penyusunan rencana perluasan kesempatan kerja,
pendidikan dan latihan kerja, pengupahan, perlindungan, dan sebagainya.
Menurut Undang-Undang No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia,
“Penempatan Tenaga Kerja Indonesia adalah kegiatan pelayanan untuk
mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar
negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan
pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke Negara
tujuan, dan pemulangan dari Negara tujuan.”
Pelaksana penempatan TKI le luar negeri terdiri dari:
a. Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang penempatan TKI ke luar
negeri, baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten atau Kota.
b. Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) yaitu badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas yang mendapat izin dari Menteri untuk berusaha di bidang jasa
penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2004 untuk dapat
memperoleh Surat Ijin Pengerahan dan Penempatan TKI (SIPPTKI) pelaksana penempatan
b. Berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
c. Memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan
sekurang-kurangnya sebesar Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
d. Menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada bank pemerintah.
e. Memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri
sekurang-kurangnya untuk kurun waktu tiga tahun berjalan.
f. Memiliki unit pelatihan kerja.
g. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.
Tanggung jawab PPTKIS yang berkaitan dengan perlindungan TKI (A. Edison
Nainggolan, 2007: 21-22) :
a. Bertanggungjawab kepada TKI yang ditempatkan sejak dari daerah asal sampai
kembali ke daerah asal.
b. Untuk melakukan rekrut TKI, harus mempunyai surat permintaan tenaga kerja dari
pengguna di luar negeri (job order).
c. Calon yang direkrut oleh PPTKIS harus mempunyai:
• Perjanjian Penempatan antara TKI dan PPTKIS untuk menjamin kepastian
keberangkatan calon TKI serta hak dan kewajiban masing-masing pihak.
• Perjanjian kerja antara TKI dan pengguna untuk menetapkan hak dan
kewajiban TKI dan pengguna di luar negeri.
d. PPTKIS wajib memberangkatkan calon TKI selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak
Untuk kelancaran pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia, dibentuk Balai
Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) di Ibukota
Provinsi dan atau/ di tempat Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia yang dianggap perlu.
Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia adalah Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada kepala BNP2TKI, mempunyai tugas memberikan kemudahan pelayanan pemprosesan
seluruh dokumen penempatan, perlindungan, dan penyelesaian masalah Tenaga Kerja
Indonesia secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerja masing-masing.
Dalam melaksanakan tugas pemberian kemudahan pelayanan, pemprosesan dokumen
dilakukan bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah sesuai bidang tugas masing-masing.
Penempatan TKI ke luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang
pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau
ke Negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga
kerja asing (Pasal 27). Ketentuan ini sangat penting untuk menghindari perlakuan yang tidak
manusiawi terhadap TKI seperti obyek perdagangan manusia, kekerasan, perbudakan, kerja
paksa, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan
lain yang tidak manusiawi (Husni, 2005: 89-90).
Kegiatan penempatan TKI ke luar negeri disebutkan dalam pasal 31, yaitu meliputi:
a. pengurusan Surat Izin Pengerahan.
b. Perekrutan dan Seleksi.
c. Pendidikan dan Pelatihan Kerja.
d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi.
e. Pengurusan dokumen.
g. Pembekalan Akhir Pemberangkatan.
h. Pemberangkatan.
I.6 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian
ilmu sosial. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan
pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang
berkaitan satu dengan yang lainnya. (Singarimbun. 1995:33).
Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat
menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka penulis
mengemukakan konsep-konsep antara lain:
1. Peranan
Peran atau peranan adalah fungsi, wewenang, hak-hak, dan kewajiban yang
dilakukan oleh seseorang, kelompok, ataupun lembaga-lembaga sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini adalah Peranan dari Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah lembaga yang bertugas untuk
membantu Kepala Daerah untuk menentukan kebijakan yang berkenaan dengan
ketenagakerjaan yang dalam hal penelitian ini adalah berkenaan dengan Penempatan
Tenga Kerja Indonesia ke Luar Negeri yang berguna untuk mengatasi dan
mengurangi jumlah pengangguran.
Penempatan TKI ke Luar Negeri adalah kegiatan pelayanan untuk
mempertemukan TKI sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya dengan suatu
pekerjaan yang ada di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan,
pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan
pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke Negara tujuan, dan pemulangan TKI
dari Negara tujuan ke daerah asalnya.
4. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan TKI ke Luar
Negeri
Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam penempatan TKI ke luar
negeri adalah bagaimana dinas tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya yang
berhubungan dengan penempatan TKI ke luar negeri dan diatur berdasarkan Instruksi
Bupati Kepala Daerah Deli Serdang mengenai PERDA Kabupaten Deli Serdang
Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Deli Serdang.
Adapun yang dinilai adalah :
1. Bagaimana peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli
Serdang dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri?
2. Siapa saja pihak yang terkait dalam Penempatan TKI ke Luar Negeri?
3. Bagaimana tata cara Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri yang
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Deli Serdang?
4. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat yang
dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Deli Serdang dalam
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika
penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini memuat tentang objek penelitian, bentuk penelitian, lokasi penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian
yang mencakup sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi, serta struktur
organisasi.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan
selama penelitian berlangsung dan juga dokumen-dokumen lain yang akan di
analisa.
BAB V ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh dari lapangan
saat penelitian dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diajukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan untuk
BAB II
METODE PENELITIAN
II.1 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peranan yang dilakukan Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam hal Penempatan TKI ke Luar
Negeri bagi pencari kerja yang terdaftar di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kab. Deli Serdang.
II.2 Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan
gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif menyajikan data
yang dikumpulkan terutama dalam bentuk kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti
lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam
mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan
studinya (H.B Sutopo, 2002: 111). Dengan demikian metode ini memusatkan perhatian pada
masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang
diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Dimana penelitian ini
menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan
fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba menganalisis untuk memberi kebenarannya
II.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah
Kabupaten Deli Serdang yang berlokasi di dalam Komplek Bupati, Lubuk Pakam dan
pihak-pihak lain yang terkait.
II.4 Informan Penelitian
Penelitian Kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil
penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan
sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang
diperlukan selama proses penelitian. Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172),
informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:
1. Informan Kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial
yang diteliti.
3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan dengan teknik
purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan strata, pedoman atau wilayah tetapi
didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.
Mereka yang dijadikan sebagai informan pada penelitian ini adalah berdasarkan
pertimbangan bahwa mereka telah mewakili dan disesuaikan dengan bidang-bidang dalam
struktur organisasi pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Deli Serdang.
1. Informan kunci, berjumlah 3 (tiga) orang yaitu :
a. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang
b. Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja
c. Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja
2. Informan utama, berjumlah 6 (enam) orang, yaitu:
a. 4 pegawai PPTKIS yang bekerja sama
b. 2 masyarakat Kab. Deli Serdang yang akan ditempatkan bekerja di Luar
Negeri.
3. Informan tambahan, berjumlah 2 (dua) orang yaitu : masyarakat
II.5 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan,
maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
instrumen sebagai berikut:
a. Wawancara Mendalam, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
secara langsung dan terbuka kepada informan atau sejumlah pihak yang terkait
dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang
lengkap dan mendalam.
b. Observasi atau Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat
gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya
ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan
catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain
yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.
II.6 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif ini
adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam
menghubungkan fakta-fakta, data dan informasi.
Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan
melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan sehingga akan diperoleh
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya
yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.
Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota
Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini
terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli
berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi
ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan
dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah
6.400 Km2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan
mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan
Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu lalu meminta/mengadakan
perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 Km2
Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang
dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan
daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke
Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30
Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara geografi maupun
Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru
Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang
dimiliki ikut berpengaruh.
Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72
Km2 terdiri dari 22 Kecamatan dan 403 desa/kelurahan yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.
Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti
Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama
seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366
jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74 persen dengan kepadatan
rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.
Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam
Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian : dengan
masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan golongan bersatu dalam
kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong-royong membangun semangat kebersamaan,
menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya
sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada
kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa.
III.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten
Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur
mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara
Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan
wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST
membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat
Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.
Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian
bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur
(NST) tidak bersedia.
Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk
mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah
dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang
Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang
Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang yang beribukota di Lubuk
Pakam.
III.1.2 Lokasi Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak di antara 2057’ – 3016’ Lintang Utara dan antara 98033’ – 9907’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di
kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 dari luas Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas Selat Sumatera di sebelah Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan
Kabupaten Karo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, dan sebelah