• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

P E R A N A N D I N A S T E N A G A K E R J A D A N T R A N S M I G R A S I D A L A M P E N E M P A T A N T E N A G A K E R J A I N D O N E S I A K E L U A R N E G E R I

( S t u d i P a d a D i n a s T e n a g a K e r j a d a n T r a n s m i g r a s i K a b u p a t e n D e l i S e r d a n g )

S K R I P S I

D i a j u k a n S e b a g a i S a l a h S a t u S y a r a t M e m p e r o l e h G e l a r S a r j a n a S o s i a l D e p a r t e m e n I l m u A d m i n i s t r a s i N e g a r a

D i s u s u n O l e h N O V I R A S A R I

0 7 0 9 0 3 0 1 3

D E P A R T E M E N I L M U A D M I N I S T R A S I N E G A R A F A K U L T A S I L M U S O S I A L D A N I L M U P O L I T I K

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A M E D A N

(2)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayahanda & Ibunda tercinta Sugianto Nirmal dan Susila Waty yang telah melimpahkan kasih sayang dan perhatiannya, memberikan banyak hikmah dan

pelajaran hidup yang berharga. Setiap tetes keringat, pengabdian dan pengorbanannya

Insyaallah akan menjadi limpahan berkah & rahmat bagi kehidupan anak-anaknya

kelak. Amin..

2. Abangda Budi Wirataruna dan istrinya kak Fatimah, Kakanda Maya Safira & Adinda Zulfikar Fattah yang selalu menjadi motivasi bagi penulis untuk menjadi yang lebih baik lagi. Insyaallah kita jadi manusia yang banyak memberikan manfaat

baik bagi kehidupan. Amin..

3. Sang guru H. Syarifuddin Bakrie.

(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirohiim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat yang telah diberikan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peranan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar

Negeri.

Skripsi ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat akademis untuk

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

baik yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini maupun semua pihak

yang telah mengisi dan menghiasi hari-hari penulis saat kuliah.

Untuk itu penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara sekaligus yang menjadi Dosen Pembimbing penulis.

3. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada Kak Mega & Kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan

(4)

5. Bapak Drs. Josia Gurusinga selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

6. Bapak Perdamen Tarigan, SPd selaku Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja, Bapak Drs. Rustam Effendi Siregar selaku Kepala Sub Bagian Umum dan seluruh staf karyawan/ karyawati dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang yang telah membimbing dan membantu dalam memperoleh data selama penulis melakukan penelitian.

7. Kawan-kawan angkatan 2007 AN dimulai dari awal penulis memulai kuliah : Lisva

Eliza kenalan pertama waktu pendaftaran ulang di gema (maaf ya waktu TR HMI tu gak ada niat ninggalin, cuma pengen liat kw dapat banyak kenalan kawan selain aq),

next waktu martikulasi Nina & Hilda (aku gak lupa lo ma slogan NAVIDA), dan

berlanjut Ika (^_’^), Aisyaturridha (tobat dok,,jgn asek ngejek org aja..hihihi), Muhammad Akbar Pribadi (jd ingat lagu nya sindentosca yg judulnya kepompong : ‘dulu qt sahabat bteman bagai ulat bharap jd kupu2,,kini qt melangkah

berjauh2an..kw jauhi diriku karna sesuatu,,’), next kawan2 yg brasal dr Tri Angels yg

kabarnya kini telah resmi dbubarkan oleh pak walikota Binje..wkwkwk, yaitu :Kiki

(btw abg qt yg d jogja tu pkbr? Aq cerita ttg dy kmaren tu ama mu ibarat aq curhat

tentang buaya dikandang buaya nya sendiri n dsaksikan ma “kawan2”nya buaya

yagh,,”sesuatu bgt”..fiuhh), Dina (mana ne semangad dr seorang dina yg perna q

knal?? Hehe,,), Dilia.. (kapan yach bsa ngeliat badan lia bohai?? Hehe..pisss), n smw

kawan2 AN Taufik (laen x skrg ko pik..kasian tu kiki asik d labrak lwat sms j ma

pacar ko..kawan kami tu ya..xixixie), Bobi ayah (abang awak yg skrg uda jd

ayah2..hehe), Ansor (kapan bhenti ajep2nya nsor??), Husein, Novi (jangan sundek j

(5)

lelek pacarnya karna mo nginstal printer q,,hahay..tengs yo), Mufliha (semangad

donk), Reina & Tiwi (salut deh..), en buat Lisa Eliza (aq mnyebutnya ‘sahabat akhir

semester’, kok gak dari dlu y qt deket nya..hehe..tengs yo uda bsedia nemenin aq pada

moment2 ‘penting’ yg blom tentu kwn2 yg laen mw ngelakuinya,,bTw beRani gaK ne

TaRuhan TtG si AmiR?? wkwkwk) n buat kawan2 AN laennya ya gk iso d sebutin

sebijik2..semoGa kelak kita semua sukses & berhasil yagh wuii. Amin..

8. Seluruh keluarga besar HMI Komisariat FISIP-USU khususnya kawan2 Batu

Kristal..: Siti Maryam “ayak”(kesannya jgn mpe maksain khendak y..hehe..syg deh ma ayak), Indra “kocik” (cepat besar ya..biar ntar bisa jd sekum dr salah 1 organisasi

islam ternama,.haghag), Sari “tems”, Firda & Afdal (nama kelen 1 paket j y woi), Tri “si jangkung”, Miftah & Dika (kelen juga 1 paket j ya), Maurina Raffanda (temen baru <akrab> yg sbnarnya stock lama: btw aq ne bukan ko jadiin saingan

“terselubung” mu kan nda?? Intinya ne jgn “diam2” pengen ngerebut “perhatian” dr

org2 yg uda qt kenal bersama. Kw bahagia, aq pun bahagia..okeh? ^_^), Budi

“ustadz”, Rizky politik 07 (temen 1 asuhan kk asuh yg masih intens mpe skrg..hehe..btw apa ne rahasia diet mu ki?), Rholand “ketua”, Amir (temen cowo yg

feminim bawaan nya..hihi), Wirda (mga cita2 si emak anaknya jd dosen tkabul y”),

Aink, Amel kom (walopun style nya glamour, tpi ttp rendah hati n setia kawan), Ferdy (thengs ya awal kenal uda mw nemenin k kantor pos”,,hehehe), Acong, Nenda, Feny “bg boiy” dll. Apapun yang terjadi semoga jalinan silaturahim bisa tetap terjaga y woi,,bukan cuma silatlidah ja. ^_^

9. Buat 2 nama yang uda ikut menyumbangkan pelajaran hidup lewat pahitnya

kebersamaan yg perna tjalin..yakNi : Almarhum “Teman” (makasih akhirnya aq

(6)

Iskandar Pohan (kata-kata bijak tu emank indah..tapi gak slayaknya dijadikan tempat psembunyian kelicikanmu). Insyaallah sudah ditemukan hikmah indahnya.

10.Buat para sahabat yang masih mempertahankan kebersamaannya hingga saat ini,

yakni sHbat SMA_q : Sri Astuti alias TutiK (kapan kawin?? Malu la ntar lagi d panggil uwak ma anaknya neni..hahaha,..:p TinggaL piLih ja tu,,banyaK yg Gantung2

d pohon..wkwkwk), si Jumiati alias CuMi (jd kapan ne cum si saskia dapat buapak

baru?? Hihihi..), iRma PratiWi yg dr dulu d julukin si “Lengket” (makin menor j

skRg ko ya..sihieyy), WiwiD (Jangan Asik NguruS Doit nasabah j laGh

wid..hehehe..KangeN ne Ama Mu), AuLia Vita Rizky (jGn PeRnah berubah

ya..^_^), Sri AyuNingsih (alias Ayu KereBo..hehehe..) sHbat SMP q : Indah Lestari (Kawan beraNtam aWak maSa SMP..Tapi dy pulak yg paling awet bekawan mPe

skrg..) & Ade RahMa Diana (jgn d borong smW ya de gelar sarjana tu..hehehe). n

kawan2 SD Muhammadiyah 31 yg Masi inGat ma Q (pdhaL Cuma setahun skuL d

Situ): Zahera, CitRa, Asep, n seLanjutNya Mitra, FadLan, Dana, IcHa, dsB. &

Gak kalaH pentinG nya kawan2 SD CenDraMata : FanY, Ryan, Adi, Yuda, dll (KapaN ne Qt bSa buAt ReUni nYa??)

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat..

Medan, November 2011 Penulis

(7)

ABSTRAK

Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri

(Studi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang) Skripsi disusun oleh

Nama : Novira Sari

NIM : 070903013

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Dalam rangka mengurangi pengangguran dilaksanakan suatu pengembangan kesempatan kerja. Pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja salah satunya adalah dengan program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) yang melibatkan pihak swasta yaitu PPTKIS. Permasalahan yang muncul dalam penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah banyaknya PPTKIS yang muncul, sehingga diperlukan perhatian yang besar dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh PPTKIS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dan mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian, observasi langsung, dan pencatatan dokumen.

Dari hasil analisis penelitian, dapat diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang menjalankan peranannya dalam Penempatan TKI ke Luar Negeri sesuai dengan UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang melakukan kegiatan-kegiatan yaitu pemberian informasi pada pencari kerja dan pada PPTKIS tentang adanya pencari kerja ke luar negeri, mengawasi/ memantau dan ikut membantu dalam tahap proses penempatan yang dilakukan PPTKIS, meneliti dokumen-dokumen yang diperlukan, serta memonitor keberadaan dan kinerja PPTKIS. Faktor yang mendukung adalah SDM yang memadai, budaya organisasi, otonomi daerah serta teknologi. Faktor yang menghambat adalah peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terbatas, biaya yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri cukup besar serta kurangnya minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri.

(8)

DAFTAR ISI

HALAM AN JUD UL

HALAM AN P ERS ETU JUAN HALAM AN P ENG ESAHA N

PERS EM B AHAN ... i

K ATA PENG ANT AR ... ii

AB STRAK ... vi

DAF TAR ISI ... vii

DAF TAR T AB EL ... x

DAF TAR GAM B AR ... x

B AB I PENDAH ULU AN I.1.Lat ar Be laka ng Ma sa la h ... 1

I.2 Peru musa n Ma sa la h ... 7

I.3 Tuju a n Pe ne lit ia n ... 7

I.4 Manfa at Pene lit ia n ... 8

I.5 Kera ng ka Teo r i ... 8

I.5.1 Pe mer int a h D aera h ... 9

I.5.2 Pengert ia n D ina s-D ina s Da era h ... 10

I.5.3 Perana n D ina s Te naga Ker ja da n Tra ns migra s i ... 11

I.5.4 Pene mp at an T KI ke Lu ar Neger i ... 13

I.5.4.1 Tinjau a n U mu m t ent a ng Te na ga Ke r ja da n Te naga Ker ja Indo nes ia ... 13

I.5.4.2 Fakt or-fa kt o r ya ng M e mpe ngaru hi Ket enagak er jaa n d a n Penga ngg ura n ... 21

I.5.4.3 Pene mpat a n T KI ke Luar N eger i ... 23

I.6 De fin is i Ko nsep ... 26

(9)

B AB II M ETODE P EN EL IT IA N

II.1 Objek Pe ne lit ia n ... 30

II.2 Bent uk Pe ne lit ia n ... 30

II.3 Lo kas i Pe ne lit ia n ... 31

II.4 Info r ma n Pe ne lit ia n ... 31

II.5 Teknik Pe ngu mp u la n Dat a ... 32

II.6 Teknik Ana lis is Dat a ... 34

B AB III DESK RI PSI LOK ASI PE NE LI TIA N III.1 Ga mbara n U mu m Ka bup at en D e li S e rdang ... 35

III.1.1 Sejar a h Ka bu pat e n De li Serda ng ... 37

III.1.2 Lo kas i Ka bu pat e n De li Serda ng ... 38

III.2 Ga mbara n U mu m D ina s Te nag a Ker ja da n Trans migra s i Ka bupat e n De li Serda ng ... 38

III.2.1 Vis i da n M is i D ina s Te na ga Ker ja da n Trans migra s i Ka bupat e n De li Serda ng ... 39

III.2.2 Uraia n Tugas d a n Fu ng s i Po ko k D inas Te na ga Ker ja d a n Trans migra s i Ka bu pat en D e li Serda ng ... 40

III.2.3 Susuna n Org a nis as i D ina s Tenaga Ker ja da n Tra ns migra s i Ka bupat e n De li Serd a ng ... 42

III.2.4 Uraia n Tugas Ja bat an St rukt ural D inas Te na ga Ker ja d a n Trans migra s i Ka bu pat en D e li Serda ng Serda ng ... 43

III.2.5 Pegawa i D ina s Te naga Ker ja d a n Trans migra s i Ka bupat e n De li Serda ng ... 51

(10)

IV.1.1 Pe lak sa naa n Wawa ncara ... 56

IV.1.2 Has il Waw a nc ara ... 59

IV.1.2.1 Perana n D ina s Tenaga Ker ja da n Trans migra s i Ka b. De li Serda ng da la m P e ne mp at an T KI ke Lu ar Neger i ... 60

IV.1.2.2 Tat a Cara da la m Pe ne mpat a n TKI ke Luar Neg er i 64

IV.1.2.3 Fakt o r Penduk u ng da n Fakt o r Peng ha mbat da la m Pe ne mpat a n TKI ke Lu ar Neger i ... 77

B AB V ANALISIS D ATA

V.1 Perana n D ina s Te nag a Ker ja d a n Trans migra s i Ka b. De li Serd a ng da la m Pene mpat a n T KI ke Luar N eger i ... 81

V.2 Tat a Cara da la m P e ne mp at an T KI ke Luar Neg er i ... 84

V.3 Fakt o r Penduku ng d a n Fakt o r Pengha mbat da la m Pe ne mpat a n T KI ke Luar Neg er i ... 88

B AB VI PENU TU P

VI.1 Ke s impu la n ... 93

VI.2 Saran ... 94

(11)

DAF TAR GAM B AR

Gamba r IV. 1 Ga mba r Pro ses Pe ne mp at an TKI ke Lu ar Neger i ... 77

DAF TAR T AB EL

Tabe l I I I. 1 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng Berda sark a n Je n is Ke la min ... 51

Tabe l I I I. 2 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng Berda sark a n T ing kat Pend id ika n Fo r ma l ... 52

Tabe l I I I. 3 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng Berda sark a n Kepa ngkat a n/ Go lo nga n ... 53

Tabe l I I I. 4 Pegaw a i D ina s Te naga Ker ja da n Trans migra s i Ka b.D e li Serda ng pada B id.Pe lat iha n & Pe ne mpat a n Te nag a Ker ja Berd as arka n Ma sa Ker ja ... 54

(12)

ABSTRAK

Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri

(Studi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang) Skripsi disusun oleh

Nama : Novira Sari

NIM : 070903013

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Bapak Drs. H. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Dalam rangka mengurangi pengangguran dilaksanakan suatu pengembangan kesempatan kerja. Pemerintah dalam memperluas kesempatan kerja salah satunya adalah dengan program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) yang melibatkan pihak swasta yaitu PPTKIS. Permasalahan yang muncul dalam penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah banyaknya PPTKIS yang muncul, sehingga diperlukan perhatian yang besar dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri oleh PPTKIS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dan mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian, observasi langsung, dan pencatatan dokumen.

Dari hasil analisis penelitian, dapat diketahui bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang menjalankan peranannya dalam Penempatan TKI ke Luar Negeri sesuai dengan UU No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang melakukan kegiatan-kegiatan yaitu pemberian informasi pada pencari kerja dan pada PPTKIS tentang adanya pencari kerja ke luar negeri, mengawasi/ memantau dan ikut membantu dalam tahap proses penempatan yang dilakukan PPTKIS, meneliti dokumen-dokumen yang diperlukan, serta memonitor keberadaan dan kinerja PPTKIS. Faktor yang mendukung adalah SDM yang memadai, budaya organisasi, otonomi daerah serta teknologi. Faktor yang menghambat adalah peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terbatas, biaya yang diperlukan untuk bekerja di luar negeri cukup besar serta kurangnya minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pekerjaan mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga

setiap orang membutuhkan pekerjaan. Pekerjaan dapat dimaknai sebagai sumber penghasilan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pekerjaan

juga dapat dimaknai sebagai sarana untuk mengaktualisasikan kemampuan diri sehingga

seseorang merasa hidupnya menjadi lebih berharga bagi dirinya, keluarganya, dan

lingkungannya. Oleh karena itu hak atas pekerjaan merupakan hak azasi yang melekat pada

diri setiap manusia yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati. Hal ini tercermin dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (2) yang

menyatakan bahwa setiap Warga Negara Republik Indonesia berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Namun pada kenyataannya di Indonesia hal

tersebut masih menjadi permasalahan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja

Indonesia yang tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia di Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk terbesar

ke-3 di dunia setelah negara China dan India. Melimpahnya jumlah penduduk merupakan

aset penting yang menguntungkan bagi pembangunan suatu bangsa. Penduduk berperan

sebagai subjek pembangunan dan dengan jumlah penduduk yang besar berperan sebagai

tenaga kerja yang akan melakukan pembangunan. Hal tersebut akan menjadi suatu masalah

apabila jumlah penduduk yang besar tersebut tidak disesuaikan dengan jumlah lapangan kerja

yang memadai.

Sebagai akibat atas tingginya pertumbuhan angkatan kerja di satu sisi dan rendahnya

(14)

Sukirno (1981:170) memberikan penggolongan jenis-jenis pengangguran, yaitu : (1)

Pengangguran terbuka meliputi pengangguran friksional (pengangguran normal), yaitu

dimana tenaga kerja keluar dari tempat kerjanya dengan harapan akan memperoleh

pendapatan dan status sosial serta fasilitas yang lebih baik di tempat lain. (2) Pengangguran

struktural sebagai akibat pemutusan hubungan kerja. (3) Pengangguran teknologi sebagai

akibat penggantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang lebih modern. (4)

Pengangguran siklikal timbul sebagai akibat penyusutan salah satu sektor pekerjaan. (5)

Pengangguran tidak kentara yaitu pengangguran musiman dan tenaga kerja yang setengah

menganggur.

Masih tingginya jumlah pengangguran dan masalah kesempatan kerja di dalam negeri

yang semakin penting dan mendesak untuk menjadi perhatian pemerintah. Masalah

ketenagakerjaan harus tetap menjadi prioritas. Bila melihat penduduk Indonesia yang

berjumlah lebih dari 210 juta orang, permasalahan yang mungkin muncul dari meledaknya

jumlah pengangguran adalah mulai dari masalah sandang, pangan, papan, bahkan mungkin

naiknya angka urbanisasi, hingga kriminalitas.

Berdasarkan data statistik yang dikemukakan Departemen Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, jumlah pengangguran di Indonesia masih

sangat tinggi. Agustus 2007, penganguran di Indonesia sebesar 9,11%, Agustus 2008 sebesar

8,39%, Agustus 2009 7,87 %, dan Agustus 2010 sebesar 7,14%. Sementara di Sumut, jumlah

pengangguran masih tergolong tinggi. Agustus 2007 sebesar 10,1%, Agustus 2008 9,1%,

Agustus 2009 8,45%, dan Agustus 2010 sebesar 7,43%. Jumlah tersebut paling banyak

terdapat di Medan, dan menyusul Kabupaten Deli Serdang. Menurut pengamat ekonomi,

Jhon Tafbu Ritonga, jumlah pengangguran di suatu Negara mencapai 5%, sudah

(15)

Pengangguran merupakan masalah utama yang sulit untuk mendapatkan titik temu.

Berdasarkan statistik ketenagakerjaan, bahwa masalah krusial yang dihadapi oleh pasar kerja

Indonesia sampai saat ini adalah masalah pengangguran. Oleh karena itu dalam mengatasi

pengangguran ini dituntut adanya perhatian dan campur tangan pemerintah yang lebih jauh

demi kesejahteraan masyarakat. Peluang untuk memecahkan masalah ini hanya bisa

dilahirkan dengan pembangunan yang secara sadar, nyata dan efektif. Hal tersebut diarahkan

untuk menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan serta meratakan seluruh pendapatan

masyarakat. Perluasan kesempatan kerja dan penggunaan tenaga kerja yang produktif akan

memberikan imbalan dan penghargaan yang layak serta mempunyai peranan yang

menentukan pertumbuhan ekonomi dan sosial jangka panjang.

Masalah sumber daya manusia merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi

oleh bangsa Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang dalam rangka pembangunan.

Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut dengan sumber daya

(resources), baik sumber daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia (human

resources). Sumber daya manusia merupakan potensi sumber daya yang sangat dibutuhkan

dalam proses pembangunan, karena jika hanya dengan sumber daya alam dan modal tanpa

ada sumber daya manusia yang memadai dan terarah, maka tidak akan menghasilkan output

sebagai wujud dari suatu proses pembangunan.

Melihat penjelasan tersebut, maka dalam rangka mengurangi pengangguran

dilaksanakan suatu pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Dengan itu maka Pemerintah melakukan usaha untuk memperluas kesempatan kerja

salah satunya dengan program AKAN (Antar Kerja Antar Negara) yang melibatkan pihak

swasta yaitu PPTKIS (Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta). Program

AKAN memberikan banyak manfaat bagi Negara dan masyarakat terutama dalam hal

(16)

sebagai subyek yang melakukan segala kegiatan pembangunan, akan tetapi juga penting

karena pendapatan yang mereka peroleh dari pekerjaan akan memberikan pemasukan Negara

dengan adanya devisa. Nantinya devisa tersebut akan digunakan sebagai modal peningkatan

kesejahteraan TKI. Memperluas kesempatan kerja ke luar negeri akan memberikan peluang

yang besar untuk perkembangan masyarakat serta mengurangi jumlah pengangguran.

Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya migrasi TKI ke luar negeri.

Disamping faktor penarik yang ada di luar negeri yang menjanjikan upah yang lebih tinggi

daripada di Indonesia, maka faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pendorong yang

ada di dalam negeri, yaitu belum terpenuhinya salah satu hak dasar warga Negara yang paling

penting yaitu pekerjaan seperti yang telah disebutkan dalam UU 1945 pasal 27 ayat 2.

Bekerja di luar negeri menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih

baik.

Mencermati minat masyarakat untuk bekerja di luar negeri, maka pengusaha pengerah

jasa tenaga kerja pun muncul di tengah masyarakat dalam bentuk badan usaha. Sepintas

kelihatannya untuk menjadi tenaga kerja di luar negeri tidaklah terlalu rumit, justru

pandangan dan pendapat seperti inilah yang menjadi problematikanya yaitu para calon tenaga

kerja Indonesia belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi kewajiban dan haknya bila

bekerja di luar negeri. Besarnya jumlah TKI yang bekerja di luar negeri di satu sisi

mempunyai nilai positif, yaitu mengatasi sebagian masalah pengangguran di dalam negeri

namun di sisi lain mempunyai nilai negatif berupa resiko kemungkinan terjadinya perlakuan

yang tidak manusiawi terhadap TKI. Resiko tersebut dapat dialami oleh TKI baik selama

proses keberangkatan, selama bekerja di luar negeri maupun setelah pulang ke Indonesia.

Dalam hal ini peran pemerintah sangat penting melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(17)

dapat menghindarkan permasalahan-permasalahan yang diantaranya calo, pelanggaran yang

dilakukan PPTKIS.

Oleh karena itu, masyarakat harus jeli dalam memilih PPTKIS (Pelaksana

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) yang akan membantu segala hal tentang

penempatannya di luar negeri. Setiap PPTKIS harus memiliki izin resmi dari yang

berwenang. Demikian pula halnya untuk daerah Kabupaten Deli Serdang, Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu instansi pemerintah yang

bertanggung jawab dibidang penempatan TKI ke luar negeri secara aktif melaksanakan

kegiatan penyaluran TKI bersama-sama PPTKIS. Agar penempatan kerja ke luar negeri di

Kabupaten Deli Serdang tidak menjadi illegal diperlukan PPTKIS yang resmi bekerjasama

dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang. Jumlah PPTKIS yang

telah resmi terdaftar dan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Deli Serdang adalah sebanyak 78 PPTKIS yang tersebar di wilayah Sumatera

Utara.

PPTKIS sangat berperan penting dalam pelaksana proses penempatan TKI ke luar

negeri. PPTKIS bertanggung jawab kepada TKI yang ditempatkan sejak dari daerah asal

sampai kembali ke daerah asal. Untuk menjadi TKI harus melalui PPTKIS yang nantinya

juga berkewajiban melindungi dan menempatkan TKI mulai dari pemberangkatan sampai

dengan kepulangan ke daerah asal TKI.

Pemerintah mengeluarkan UU No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri sebagai landasan pemerintah tingkat

Provinsi/ Kabupaten untuk melaksanakan penempatan tenaga kerja ke luar negeri di

wilayahnya masing-masing. Peranan dari Pemerintah sangat penting untuk meningkatkan

kualitas TKI serta dapat menciptakan kepercayaan masyarakat dalam penempatan TKI ke

(18)

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang agar dalam proses penempatan tenaga kerja Indonesia

dilakukan secara benar agar permasalahan yang merugikan TKI dapat dihindari. Berdasarkan

uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Peranan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri”.

I.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu penelitian dan

untuk lebih memudahkan penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menguraikan

bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis harus

merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan

dengan apa (Arikunto, 2001:17)

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis dalam melakukan

penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana Peranan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri?”

I.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam

proses penelitiannya. Adapun tujuan yang Penulis harapkan dapat dicapai melalui penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri dan bagaimana pelaksanaannya di

(19)

2. Untuk mengetahui masalah atau kendala yang dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara subjektif, penelitian ini merupakan wahana untuk melatih dan mengembangkan

pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan berpikir melalui karya ilmiah

berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah kajian maupun referensi bagi

mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini dengan objek yang sama.

3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam penempatan TKI ke Luar Negeri.

I.5 Kerangka Teori

Sebelum melangkah pada operasionalisasi penelitian, akan dikemukakan terlebih

dahulu teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan. Sebagai upaya untuk

lebih mengarahkan dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Kerangka teori ini diperlukan sebagai alat untuk memudahkan penelitian, sebab ia

merupakan pedoman berpikir bagi peneliti. Oleh karena itu, seorang peneliti harus terlebih

dahulu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari

sudut mana ia menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut Kerlinger (dalam Singarimbun,

1995:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan

(20)

perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial yang menjadi objek

penelitian. Oleh karena itu, untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman berpikir yaitu

kerangka teori.

Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah:

I.5.1 Pemerintahan Daerah

Pada pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menentukan tentang pembagian Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 18 tersebut menyebutkan bahwa “Pembagian

Daerah Indonesia atas Daerah Besar dan Kecil dengan bentuk susunan Pemerintahannya

ditetapkan dengan Undang-undang”. Dari isi pasal tersebut beserta penjelasannya di atas,

maka jelaslah bahwa pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan

dekonsentrasi dibidang ketatanegaraan. Daerah yang dibentuk berdasarkan azas desentralisasi

disebut Daerah Otonom yang selanjutnya disebut “Daerah”. Sedangkan Wilayah yang

dibentuk berdasarkan azas dekonsentrasi disebut Wilayah Administratif yang disebut dengan

“Wilayah”, yaitu wilayah-wilayah yang disusun secara vertikal dan merupakan lingkungan

kerja perangkat Pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di daerah.

Pembentukan wilayah-wilayah dalam susunan vertikal adalah untuk meningkatkan

pengendalian dalam rangka menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa “Pemerintah Daerah

adalah Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dalam menyelenggarakan

pemerintahan Daerah dibentuk Sekretariat Daerah dan Dinas-dinas Daerah.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka menjamin adanya kerjasama yang serasi antara

Kepala Daerah dengan DPRD dalam tugas-tugas Pemerintah Daerah. Dilihat dari mekanisme

pembentukan kebijakan daerah, DPRD dan kepala daerah secara bersama-sama adalah

pembuat kebijakan. Namun, pada tahap pelaksanaan kebijakan tersebut, kedua institusi

(21)

sedangkan DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan daerah (Widjaja,

2008 : 46).

I.5.2 Pengertian Dinas-Dinas Daerah

Dinas daerah adalah unsur pelaksana pemerintah daerah. Daerah dapat berarti

Provinsi, Kabupaten, atau Kota. Dinas daerah menyelenggarakan fungsi sebagai perumusan

kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya, pemberian perizinan dan pelaksanaan

pelayanan umum, serta pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. Dinas

daerah provinsi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi dimpimpin oleh seorang

Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris

Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

desentralisasi dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang

dilimpahkan oleh Pemerintah Pusat kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka

dekonsentrasi. Untuk melaksanakan kewenangan Provinsi di Daerah Kabupaten/Kota, dapat

dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) provinsi yang wilayah kerjanya

meliputi satu atau beberapa daerah Kabupaten/Kota. UPTD tersebut merupakan bagian dari

Dinas Daerah Provinsi. Dinas Daerah Provinsi sebanyak-banyaknya terdiri atas 10 Dinas, dan

khusus untuk Provinsi DKI Jakarta sebanyak-banyaknya terdiri dari 14 Dinas. Dinas Daerah

Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah

Dalam Pasal 49 UU No. 5/1974 diatur mengenai Dinas-dinas Daerah sebagai berikut :

1. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah.

2. Pembentukan, susunan organisasi dan formasi Dinas Daerah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam

(22)

I.5.3 Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta 1976 : 735), peranan

berasal dari kata peran, yang artinya sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang

pimpinan terutama.

Pengertian peranan menurut Thoha (1990 : 10), dirumuskan sebagai suatu rangkaian

prilaku yang teratur yang ditimbulkan karena adanya suatu jabatan tertentu atau karena

adanya suatu kantor yang mudah dikenal.

Selain itu menurut Soekanto (1990 : 10) juga memberikan pengertian mengenai

peranan yaitu aspek dinamis kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah melaksanakan suatu peranan. Jadi

peranan menentukan apa yang harus diperbuat oleh seseorang sehubungan dengan posisinya

dalam masyarakat.

Dari konsep pengertian di atas dapat penulis simpulkan pengertian peranan adalah

sesuatu yang sudah menjadi bagian dari suatu badan yang mana badan ini dapat menjadi

komando utama pada suatu kegiatan yang ada di dalam atau di luar organisasi.

Dan dalam penelitian ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kebupaten Deli

Serdang sebagai perpanjangan tangan dari Pemerintah Pusat, berperan dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan yang berkenaan dengan Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi yang dalam hal penelitian ini adalah berkenaan dengan Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia ke Luar Negeri.

Dengan demikian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat merupakan suatu

badan atau organisasi pemerintah yang dapat menjadi komando utama dalam Penempatan

Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri. Karena usaha penempatan TKI ke Luar Negeri

(23)

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang sedang

membangun khususnya masyarakat kabupaten Deli Serdang memegang peranan yang amat

penting yang artinya efektifitas pelaksanaan ketentuan penempatan TKI ke Luar Negeri

dilapangan tidak terlepas dari besarnya peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam

melakukan tugasnya tersebut.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor : 5 Tahun 2007

Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang bahwa Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh

seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah Kabupaten. Adapun tugas pokoknya adalah melaksanakan sebahagian

kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang dalam Bidang Ketenagakerjaan dan

Transmigrasi.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Tenaga

Kerja dan Transmigrasi

3. Pembinaan dan melaksanakan tugas di bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsi dibidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

I.5.4 Penempatan TKI ke Luar Negeri

I.5.4.1 Tinjauan Umum tentang Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja Indonesia.

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(24)

menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat

(Husni, 2005: 15).

Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan

pokok ketenagakerjaan yang memberikan pengertian:

“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun

di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.”

Dari pengertian tersebut tampak perbedaan yaitu dalam Undang-Undang No.13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan revisi dari Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang

Ketenagakerjaan tidak lagi memuat kata-kata baik di dalam maupun di luar hubungan kerja

dan adanya penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan

masyarakat. Pengurangan kata di dalam maupun di luar hubungan kerja pada pengertian

tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga kerja itu

sendiri seakan-akan ada yang di dalam dan ada pula di luar hubungan kerja serta tidak sesuai

dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum. Demikian halnya dengan

penambahan kata sendiri dan masyarakat karena barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga

kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri. Dengan demikian sekaligus

menghilangkan kesan bahwa selama ini tenaga kerja hanya bekerja untuk orang lain dan

melupakan dirinya sendiri.

Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia, di dalamnya

meliputi buruh, karyawan, dan pegawai. Secara deskriptif perbedaan antara buruh, karyawan,

dan pegawai adalah:

a. Buruh

Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan

(25)

baik secara lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan

secara harian.

b. Karyawan

Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan, baik

swasta maupun pemerintahan dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, baik yang bersifat harian, mingguan, maupun

bulanan yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan

c. Pegawai (Pegawai Negeri)

Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan

diserahi tugas jabatan negeri atau tugas Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku. (Sastrohadiwiryo, 2003: 27)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Indonesia adalah buruh.

Dalam perkembangan hukum perburuhan di Indonesia, istilah buruh diupayakan untuk

diganti dengan istilah pekerja, sebagaimana yang telah diusulkan oleh pemerintah

(Depnaker). Alasan pemerintah karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian

bangsa, buruh lebih cenderung merujuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di

bawah pihak lain yaitu majikan.

Berangkat dari sejarah penyebutan istilah buruh seperti tersebut di atas, menurut

Husni (2005: 34) istilah buruh kurang sesuai dengan perkembangan sekarang, buruh sekarang

ini tidak lagi sama dengan buruh masa lalu yang hanya bekerja pada sektor non formal seperti

tukang, kuli, pembantu rumah tangga dan sejenisnya, tetapi juga sektor formal seperti Bank,

(26)

Dalam RUU Ketenagakerjaan ini sebelumnya hanya menggunakan istilah pekerja

saja, namun agar selaras dengan Undang yang lahir sebelumnya yakni

Undang-Undang No.21 Tahun 2000 yang menggunakan istilah serikat buruh/ pekerja, maka istilah

yang digunakan adalah pekerja/ buruh.

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 angka 4

memberikan pengertian pekerja/ buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima

upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Penegasan dalam bentuk imbalan apa pun ini perlu

karena selama ini diidentikkan dengan uang, padahal ada pula buruh atau pekerja yang

menerima imbalan dalam bentuk barang.

Tenaga Kerja merupakan modal utama dalam pelaksanaan masyarakat pancasila.

Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat

termasuk tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan yang dijamin haknya.

Berhubung dengan hal tersebut maka Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

merupakan Undang-Undang pokok mengenai tenaga kerja yang mengatur hak-hak tenaga

kerja, yaitu:

a. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminatif untuk

memperoleh pekerjaan.

b. Setiap pekerja/ buruh memiliki berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa

diskriminasi dari pengusaha.

c. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau

mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan

melalui pelatihan kerja.

d. Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja setelah mengikuti

pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga pelatihan kerja pemerintah,

(27)

e. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,

mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di

dalam dan di luar negeri.

f. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan

pekerja/ buruh.

g. Setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

• Keselamatan dan kesehatan kerja

• Moral dan kesusilaan dan

• Perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

h. Setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

i. Setiap pekerja/ buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial

tenaga kerja

j. Setiap pekerja/ buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/

serikat buruh.

k. Dalam mewujudkan pelaksanaan hak dan kewajiban pekerja/ buruh dan

pengusaha, pemerintah wajib melaksanakan pengawasan dan penegakan peraturan

perundang-undangan ketenagakerjaan.

l. Mogok kerja sebagai dasar pekerja/ buruh dan serikat pekerja/ buruh dilakukan

secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan.

Selain hak tenaga kerja, agar terselenggaranya hubungan yang baik antara tenaga

kerja dengan atasan (pengusaha, maka tenaga kerja harus melaksanakan kewajiban-kewajiban

diantaranya:

a. Wajib melakukan prestasi atau pekerjaan bagi majikannya.

(28)

c. Wajib mematuhi perjanjian kerja.

d. Wajib mematuhi perjanjian perburuhan.

e. Wajib mematuhi rahasia perusahaan.

f. Wajib memenuhi peraturan majikan.

Tenaga kerja Indonesia yang selanjutnya disebut TKI adalah warga Negara Indonesia

baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu

berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 39 tahun 2004 tentang

penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri yaitu

“Tenaga Kerja Indonesia adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi

syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan

menerima upah.”

Pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja memberi izin pengiriman TKI ke luar

negeri dengan pertimbangan : (Manullang, 1995: 35)

a.Mengurangi jumlah pengangguran yang semakin besar dibandingkan dengan

tersedianya lowongan pekerjaan di luar negeri.

b.Pengiriman TKI ke luar negeri ini pada dasarnya karena ada permintaan dari luar

negeri dan adanya pencari kerja yang berminat bekerja di luar negeri.

c.Hasil-hasil yang diperoleh dari pengiriman TKI ke luar negeri, yaitu:

• Mempererat hubungan antar Negara (Negara pengirim tenaga kerja dan Negara

penerima tenaga kerja)

• Mendorong terjadinya peningkatan pengalaman kerja dan ahli teknologi.

• Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

(29)

Berdasarkan Undang-undang Republik Negara Indonesia nomor 39 tahun 2004

penempatan dan perlindungan calon TKI/TKI bertujuan untuk (Edison Nainggolan, 2007: 5)

a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi.

b. Menjamin dan melindungi calon TKI/ TKI sejak di dalam negeri, di Negara tujuan,

sampai kembali ke tempat asal di Indonesia.

c. Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.

Syarat-syarat calon TKI adalah:

a. Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan

pada pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun.

b. Sehat jasmani dan rohani.

c. Tidak dalam keadaan hamil bagi calon TKI perempuan.

d. Mempunyai tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu.

e. Terdaftar di Dinas Ketenagakerjaan di daerah tempat tinggalnya.

f. Memiliki dokumen yang dipersyaratkan.

Menurut Nainggolan (2007:55), setiap calon TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama

untuk:

a. Bekerja di luar negeri.

b. Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur

penempatan TKI di luar negeri.

c. Memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatan di luar negeri.

d. Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk

menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.

(30)

f. Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja

asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara

tujuan.

g. Memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta

pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan selama penempatan di luar negeri.

h. Memperoleh jaminan perlidungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke

tempat asalnya.

i. Memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli.

Setiap calon TKI mempunyai kewajiban untuk:

a. Mentaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di Negara

tujuan.

b. Mentaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja.

c. Membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

d. Memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan TKI

kepada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. ((Nainggolan, 2007: 55-56)

I.5.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Menurut Todaro (1998:5), yang menjadi faktor dalam mempengaruhi pengangguran

adalah rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian pencari kerja, tidak seimbangnya

permintaan dan penawaran antara pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia,

kurangnya mampunya pemerintah dalam membuat kebijaksanaan ketenagakerjaan yang

(31)

Sebenarnya permasalahan utama yang menyebabkan pengangguran adalah tingkat

pendidikan dan relevansinya dengan kebutuhan lapangan pekerjaan tersebut. Hal ini senada

dengan hasil penelitian Yudo Swasono dan Boediono yang menyimpulkan :

Dalam kaitannya dengan keteraturan empirik yang dapat diamati dari pola hubungan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi…diperkirakan bahwa penurunan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan sekolah dasar yang diikuti dengan kenaikan jumlah tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi akan terjadi pada tahap kedua, industrialisasi. Saat tersebut dinamakan titik balik (turning point) dalam pengembangan tenaga kerja. Pada titik balik tersebut berlangsung suatu relokasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri yang menyebabkan kurva penawaran disektor industri berbalik ke atas. (www. Jurnal ketenagakerjaan.co.id)

Dengan demikian, apabila perekonomian suatu bangsa telah mengarah ke era

industrialisasi, maka tingkat pendidikan tenaga kerja akan semakin diperlukan. Jika hal ini

tidak diantisipasi, maka tingkat pengangguran akan semakin tinggi pula. Apalagi ditambah

dengan semakin berkurangnya lahan disektor pertanian sebagai akibat perkembangan dan

pertumbuhan sektor industri.

Selain tingkat pendidikan, masih terdapat faktor dari pihak swasta/penyedia lapangan

pekerjaan yang cenderung merekrut tenaga kerja yang mempunyai pengalaman kerja.

Kondisi ini sangat sulit bagi angkatan kerja yang baru menyelesaikan pendidikannya.

Permasalahan lainnya adalah ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola para pencari

kerja, karena jumlahnya yang cukup banyak dan dari berbagai lapisan pendidikan.

Melihat fakta-fakta ini, masalah ketenagakerjaan dan pengangguran adalah tugas dari

seluruh masyarakat khususnya pencari kerja dan perusahaan segera memberikan

informasi-informasi tentang keahlian yang dibutuhkannya kepada masyarakat dan efektivitas

pemerintah yang dalam hal ini adalah pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui

kebijaksanaan yang berorientasi pada penempatan Tenaga Kerja Indonesia khususnya ke

Luar Negeri.

(32)

Husni (2005) menyatakan dalam program penempatan dapat dilakukan melalui

jalur-jalur kesempatan kerja yaitu melalui Bursa Tenaga Kerja. Bursa tenaga kerja adalah suatu

pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja (IPK) atau Bursa Kesempatan Kerja (BKK)

yang dapat memberikan informasi secara lengkap dan cepat untuk keperluan penyusunan

pelaksanaan dan penyesuaian perencanaan tenaga kerja.

Bursa tenaga kerja atau bursa kesempatan kerja sangat diperlukan untuk mendukung

pola perencanaan tenaga kerja, meliputi penyusunan rencana perluasan kesempatan kerja,

pendidikan dan latihan kerja, pengupahan, perlindungan, dan sebagainya.

Menurut Undang-Undang No.39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia,

“Penempatan Tenaga Kerja Indonesia adalah kegiatan pelayanan untuk

mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar

negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan

pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke Negara

tujuan, dan pemulangan dari Negara tujuan.”

Pelaksana penempatan TKI le luar negeri terdiri dari:

a. Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang penempatan TKI ke luar

negeri, baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten atau Kota.

b. Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) yaitu badan usaha yang berbentuk

Perseroan Terbatas yang mendapat izin dari Menteri untuk berusaha di bidang jasa

penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2004 untuk dapat

memperoleh Surat Ijin Pengerahan dan Penempatan TKI (SIPPTKI) pelaksana penempatan

(33)

b. Berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

c. Memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan

sekurang-kurangnya sebesar Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

d. Menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) pada bank pemerintah.

e. Memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri

sekurang-kurangnya untuk kurun waktu tiga tahun berjalan.

f. Memiliki unit pelatihan kerja.

g. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.

Tanggung jawab PPTKIS yang berkaitan dengan perlindungan TKI (A. Edison

Nainggolan, 2007: 21-22) :

a. Bertanggungjawab kepada TKI yang ditempatkan sejak dari daerah asal sampai

kembali ke daerah asal.

b. Untuk melakukan rekrut TKI, harus mempunyai surat permintaan tenaga kerja dari

pengguna di luar negeri (job order).

c. Calon yang direkrut oleh PPTKIS harus mempunyai:

• Perjanjian Penempatan antara TKI dan PPTKIS untuk menjamin kepastian

keberangkatan calon TKI serta hak dan kewajiban masing-masing pihak.

• Perjanjian kerja antara TKI dan pengguna untuk menetapkan hak dan

kewajiban TKI dan pengguna di luar negeri.

d. PPTKIS wajib memberangkatkan calon TKI selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak

(34)

Untuk kelancaran pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia, dibentuk Balai

Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) di Ibukota

Provinsi dan atau/ di tempat Pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia yang dianggap perlu.

Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia adalah Unit

Pelaksana Teknis di lingkungan BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada kepala BNP2TKI, mempunyai tugas memberikan kemudahan pelayanan pemprosesan

seluruh dokumen penempatan, perlindungan, dan penyelesaian masalah Tenaga Kerja

Indonesia secara terkoordinasi dan terintegrasi di wilayah kerja masing-masing.

Dalam melaksanakan tugas pemberian kemudahan pelayanan, pemprosesan dokumen

dilakukan bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah sesuai bidang tugas masing-masing.

Penempatan TKI ke luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang

pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia atau

ke Negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga

kerja asing (Pasal 27). Ketentuan ini sangat penting untuk menghindari perlakuan yang tidak

manusiawi terhadap TKI seperti obyek perdagangan manusia, kekerasan, perbudakan, kerja

paksa, kesewenang-wenangan, kejahatan atas harkat dan martabat manusia, serta perlakuan

lain yang tidak manusiawi (Husni, 2005: 89-90).

Kegiatan penempatan TKI ke luar negeri disebutkan dalam pasal 31, yaitu meliputi:

a. pengurusan Surat Izin Pengerahan.

b. Perekrutan dan Seleksi.

c. Pendidikan dan Pelatihan Kerja.

d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi.

e. Pengurusan dokumen.

(35)

g. Pembekalan Akhir Pemberangkatan.

h. Pemberangkatan.

I.6 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak sebuah kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian

ilmu sosial. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan

pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang

berkaitan satu dengan yang lainnya. (Singarimbun. 1995:33).

Oleh karena itu, untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas agar penulis dapat

menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka penulis

mengemukakan konsep-konsep antara lain:

1. Peranan

Peran atau peranan adalah fungsi, wewenang, hak-hak, dan kewajiban yang

dilakukan oleh seseorang, kelompok, ataupun lembaga-lembaga sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini adalah Peranan dari Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi.

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah lembaga yang bertugas untuk

membantu Kepala Daerah untuk menentukan kebijakan yang berkenaan dengan

ketenagakerjaan yang dalam hal penelitian ini adalah berkenaan dengan Penempatan

Tenga Kerja Indonesia ke Luar Negeri yang berguna untuk mengatasi dan

mengurangi jumlah pengangguran.

(36)

Penempatan TKI ke Luar Negeri adalah kegiatan pelayanan untuk

mempertemukan TKI sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya dengan suatu

pekerjaan yang ada di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan,

pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan

pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke Negara tujuan, dan pemulangan TKI

dari Negara tujuan ke daerah asalnya.

4. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan TKI ke Luar

Negeri

Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam penempatan TKI ke luar

negeri adalah bagaimana dinas tersebut melaksanakan tugas dan fungsinya yang

berhubungan dengan penempatan TKI ke luar negeri dan diatur berdasarkan Instruksi

Bupati Kepala Daerah Deli Serdang mengenai PERDA Kabupaten Deli Serdang

Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Deli Serdang.

Adapun yang dinilai adalah :

1. Bagaimana peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli

Serdang dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri?

2. Siapa saja pihak yang terkait dalam Penempatan TKI ke Luar Negeri?

3. Bagaimana tata cara Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri yang

dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Deli Serdang?

4. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat yang

dihadapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Deli Serdang dalam

(37)

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika

penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang objek penelitian, bentuk penelitian, lokasi penelitian,

informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat tentang gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian

yang mencakup sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan fungsi, serta struktur

organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan

selama penelitian berlangsung dan juga dokumen-dokumen lain yang akan di

analisa.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh dari lapangan

saat penelitian dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diajukan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilakukan untuk

(38)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Objek Penelitian

Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah peranan yang dilakukan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dalam hal Penempatan TKI ke Luar

Negeri bagi pencari kerja yang terdaftar di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kab. Deli Serdang.

II.2 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian diskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan

gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif menyajikan data

yang dikumpulkan terutama dalam bentuk kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti

lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah

penelitian yang studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam

mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan

studinya (H.B Sutopo, 2002: 111). Dengan demikian metode ini memusatkan perhatian pada

masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau

masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang

diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Dimana penelitian ini

menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan

fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba menganalisis untuk memberi kebenarannya

(39)

II.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemerintah

Kabupaten Deli Serdang yang berlokasi di dalam Komplek Bupati, Lubuk Pakam dan

pihak-pihak lain yang terkait.

II.4 Informan Penelitian

Penelitian Kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan

sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara

sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang

diperlukan selama proses penelitian. Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005: 171-172),

informan penelitian ini meliputi tiga macam yaitu:

1. Informan Kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial

yang diteliti.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak

langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan dengan teknik

purposive yaitu penentuan informan tidak didasarkan strata, pedoman atau wilayah tetapi

didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Mereka yang dijadikan sebagai informan pada penelitian ini adalah berdasarkan

pertimbangan bahwa mereka telah mewakili dan disesuaikan dengan bidang-bidang dalam

struktur organisasi pada Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Deli Serdang.

(40)

1. Informan kunci, berjumlah 3 (tiga) orang yaitu :

a. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang

b. Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja

c. Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja

2. Informan utama, berjumlah 6 (enam) orang, yaitu:

a. 4 pegawai PPTKIS yang bekerja sama

b. 2 masyarakat Kab. Deli Serdang yang akan ditempatkan bekerja di Luar

Negeri.

3. Informan tambahan, berjumlah 2 (dua) orang yaitu : masyarakat

II.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi dan keterangan-keterangan yang diperlukan,

maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan

instrumen sebagai berikut:

a. Wawancara Mendalam, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan

secara langsung dan terbuka kepada informan atau sejumlah pihak yang terkait

dan berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data yang

lengkap dan mendalam.

b. Observasi atau Pengamatan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat

gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan

(41)

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya

ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan

catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain

yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

II.6 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan oleh penulis

dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif ini

adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam

menghubungkan fakta-fakta, data dan informasi.

Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan

melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan sehingga akan diperoleh

(42)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di

Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya

yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan.

Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota

Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini

terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli

berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi

ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan

dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah

6.400 Km2 terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.

Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan

mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan

Binjai yang berada didaerah perbatasan pada beberapa waktu lalu meminta/mengadakan

perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 Km2

Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang

dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan

daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke

Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30

(43)

Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara geografi maupun

Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru

Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang

dimiliki ikut berpengaruh.

Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.497,72

Km2 terdiri dari 22 Kecamatan dan 403 desa/kelurahan yang terhampar mencapai 3.34 persen dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti

Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama

seperti Islam, Kristen, Hindu dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366

jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74 persen dengan kepadatan

rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.

Dalam gerak pembangunannya, motto Kabupaten Deli Serdang yang tercantum dalam

Lambang Daerahnya adalah “Bhinneka Perkasa Jaya” yang memberi pengertian : dengan

masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan golongan bersatu dalam

kebhinnekaan secara kekeluargaan dan gotong-royong membangun semangat kebersamaan,

menggali dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya

sehingga menjadi kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada

kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa.

III.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten

Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan

(44)

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur

mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara

Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan

wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST

membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat

Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian

bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur

(NST) tidak bersedia.

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk

mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah

dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang

Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang

Dasar 1945.

Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang yang beribukota di Lubuk

Pakam.

III.1.2 Lokasi Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak di antara 2057’ – 3016’ Lintang Utara dan antara 98033’ – 9907’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di

kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 dari luas Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas Selat Sumatera di sebelah Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Karo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, dan sebelah

Gambar

Tabel III. 1
Tabel III.2
Tabel III.4
Tabel IV.1

Referensi

Dokumen terkait

PROSEDUR REKRUITMEN TENAGA KERJA WANITA YANG AKAN DI KIRIM KE MALAYSIA DI DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI SURAKARTA (Pendaftaran, Pelatihan dan

KEPALA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat SELAKU PENGGUNA

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Bangka

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kepulauan Bangka

Penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi lokasi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur (Disnakertransduk) dan lokasi ke dua yaitu

Berdasarkan hasil kegiatan PKL pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung, yang di laksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2017, penulis memahami bidang kerja

Bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dari hasil penelitian diharapkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat berperan lebih dalam upaya mengurangi pengangguran di Kabupaten