• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK UKM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK UKM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada

Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK

UKM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Deli Serdang

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

OLEH

090903084

Eva Ferasiska

DEPATEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Eva Ferasiska

NIM : 090903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK UKM)

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang

Medan, Juli 2013

Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Dra. Beti Nasution, M.Si

NIP. 196106251987112001 NIP. 196401081991021001

Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka

Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK UKM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang”. Adapun penulisan skripsi ini adalah

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan, semangat, dan dorongan, baik itu secara moral maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pengerjaan skripsi ini. Skripsi ini saya dedikasikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu, yaitu:

1. Untuk kedua orang tua saya yang tercinta Bapak A. Sembiring dan Ibu S. Ginting. Terima kasih sebesar-besarnya untuk semua doa dan dukungan

(4)

2. Buat abang-abangku dan eda ku tercinta Edward Firdaus Sembiring, S.Sos,

eda ku Ermawati Friska Br. Kaban, Amd.Kep, PRATU Edward Firnando Sembiring kuucapkan terima kasih untuk doa dan dukungannya, selalu sehat, panjang umur, dan sukses buat kita ya!

3. Kepada Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktu dan memberikan masukan dan bimbingan yang

sangat membangun dan berharga mulai dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si.

5. Kepada Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.

6. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,

Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si.

7. Kepada Bapak Dra. Februarti Trimurni, M.Si selaku dosen penguji ketika

seminar proposal dan sidang meja hijau, terima kasih atas saran dan masukannya.

8. Kepada seluruh dosen di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU

yang telah memberikan banyak ilmu selama perkuliahan.

9. Seluruh staf administrasi di Departemen Ilmu Administrasi Negara FISIP

(5)

10. Kepada Bapak Bisner Banjarnahor, SPd selaku Kepala Unit Pelaksanaan

Teknis, Ibu Dewi Wulansari, SH selaku Bagian Tata Usaha di LLK UKM Lubuk Pakam, untuk para instruktur, serta seluruh pegawai LLK UKM Kabupaten Deli Serdang. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan

atas izin dan kesediaan untuk memberikan informasi yang penulis butuhkan. 11. Kepada para peserta pelatihan yang telah membantu penulis memperoleh

informasi.

12. Buat para sahabat terbaikku Asri Maulina, Riris Karlina, Agustina Samosir, dan Seruan Kasih. Terima kasih buat kebersamaan dan hari-hari yang telah

kita lalui bersama. Terima kasih buat semuanya. Friends Forever! Sukses bagi kita semua!

13. Buat seorang yang spesial Joppy Kheristian Sinulingga. Terima kasih buat dukungannya, kebersamaan dan hari-hari yang telah kita lalui bersama. Semoga tahun depan dapat menyusul ya macharoku!

14. Buat teman-teman ku kelompok magang Desa Karang Anyar Kec. Pegajahan, Darwin Sidauruk, Revelino, Seruan Kasih, Sony, Riris, Tina, Sifra, Mona,

Bora, Fatma, dan Dian. Terima kasih buat kebersamaan dan kerja sama kita selama magang. Sukses buat kita semua!

15. Dan buat semua teman-teman Administrasi Negara 2009 yang tidak dapat

penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk kebersamaan kita selama kurang lebih empat tahun ini. Terima kasih untuk semuanya! Sukse buat kita

semua! AN Satu- AN Jaya!

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL………... ix

ABSTRAK ……….. x

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ………... 6

1.3 Tujuan Penelitian ……… 7

1.4 Manfaat Penelitian ………... 8

1.5 KerangkaTeori ……… 9

1.5.1 Konsep Efektivitas ………. 9

1.5.1.1 Defenisi Efektivitas ………. 9

1.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas ….. 14

1.5.1.3 Pengukuran Efektivitas Organisasi ……….. 16

1.5.2 Pelatihan Tenaga Kerja ………... 19

1.5.2.1 Defenisi Pelatihan ……… 19

1.5.2.2 Tujuan dan Fungsi Pelatihan ……… 19

1.5.2.3 Metode Pelatihan ………. 20

1.5.3 Tenaga Kerja………..……….. 22

(7)

1.5.4 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ………... 25

1.5.5 Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah ……… 27

1.6 Teoritical Mapping ……… 29

1.7 Defenisi Konsep ………. 35

1.8 Sistematika Penulisan ……… 36

BAB II METODE PENELITIAN……… 38

2.1 Bentuk Penelitian……… 38

2.2 Lokasi Penelitian……… 39

2.3 Informan Penelitian……… 39

2.4 Teknik Pengumpulan Data……… 40

2.5 Teknik Analisis Data………. 41

2.6 Etika Penelitian……….. 42

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN……….. 43

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang……….. 43

3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang……… 45

3.1.2 Lokasi Kabupaten Deli Serdang………. 46

3.2 Gambaran Umum LLK UKM Kabupaten Deli Serdang……... 46

3.2.1 Visi dan Misi LLK UKM………..…. 46

3.2.2 Uraian Tugas dan Fungsi Pokok LLK UKM Kabupaten Deli Serdang……….. 47

3.2.3 Struktur Organisasi Unit Pelaksanaan Teknis LLK UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang………... 49

(8)

BAB IV PENYAJIAN DATA ……….. 52

4.1 Karakteristik Informan……….. 52

4.1.1 Identitas Informan……….. 53

4.1.1.1 Identitas Informan Kunci……… 53

4.1.1.2 Identitas Informan Utama……… 53

4.1.1.2 Identitas Informan Tambahan ……… 53

4.2 Temuan Lapangan ……….…………... 54

4.2.1 Pemahaman Informan mengenai Pelatihan Tenaga Kerja pada LLK UKM ……… 56

4.2.2 Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang ………. 60

4.2.3 Pelatihan yang Dilaksanakan oleh LLK UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang ………. 62

4.2.4 Kesesuian Pelatihan dengan Kebutuhan TenagaKerjadalamPelaksanaanPelatihan TenagaKerjapada LLK-UKM DinasTenaga KerjadanTransmigrasi Kabupaten Deli Serdang ………. 65

4.2.5 Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja pada LLK UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang ……… 65

(9)

4.2.5.2 Ketepatan Waktu Pelaksanaannya ……….. 67

4.2.5.3 Manfaat ……… 67

4.2.5.4 Hasil ……….……… 69

BAB V ANALISIS DATA……… 72

5.1 Pemahaman Informan mengenai Pelatihan Tenaga Kerja pada LLK UKM ……… 72

5.2 Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang ……… 73

5.3 Pelatihan yang Dilaksanakan oleh LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigras Kabupaten Deli Serdang ………... 74

5.4 Kesesuian Pelatihan dengan Kebutuhan Tenaga Kerja dalam Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang ………..………. 75

5.5 Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja pada LLK UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang ……….……….. 76

5.5.1 Pencapaian Tujuan ……….… 76

5.5.2 Ketepatan Waktu Pelaksanaannya ……….. 77

5.5.3 Manfaat …….……….. 78

(10)

BAB VI PENUTUP………. 82

6.1 Kesimpulan ……… 82

6.2 Saran ……….. 83

DAFTAR PUSTAKA ………. 85

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Jumlah Penduduk dari Segi Tingkat Pendidikan ………. 2

Tabel Angkatan Kerja di Kabupaten Deli Serdang dari Tahun 2009 Sampai 2012 menurut Kelompok Usia 15 Tahun sampai 65

Tahun keatas ……….. 5 Tabel 2.1 Teoritical Mapping ……… 30 Tabel 3.1 Struktur Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelamin ………….. 49

Tabel 3.2 Pegawai LLK-UKM Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ………. 50 Table 3.3 Pegawai LLK-UKM Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan kepangkatan/ golongan ………. 51 Tabel 4.1 Daftar Nama Informan ………. 53

Tabel 4. 2 Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja pada

(12)

ABSTRAK

Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK UKM) Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Eva Ferasiska

NIM : 090903084

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Dra. Beti Nasution, M.Si

Tuntutan dunia kerja akan tenaga terampil mendorong pencari kerja untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja non formal untuk menambah ketrampilan dan keahlian mereka. Dalam hal ini pemerintah Kabupaten Deli Serdang berperan penting dalam menyediakan lembaga pelatihan kerja. Seiring dengan era otonomi daerah, Kabupaten Deli Serdang mendirikan Unit Pelaksana Teknis Dinas Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UPTD LLK UKM) yang berada di bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini mengkaji bagaimana pelaksanaan pelatihan serta apakah pelatihan yang dilakukan Unit Pelaksana Teknis Dinas Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UPTD LLK UKM) Deli Serdang sudah efektif atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pelatihan tenaga keja pada Dinas Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UPTD LLK UKM) yang berada di bawah pengawasan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Deli Serdang.

Penelitian ini dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UPTD LLK UKM) yang berlokasi di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sehingga diperoleh informan yang terdiri dari informan kunci, informan utama, dan informan tambahan. Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan. Model analisis data yang digunakan adalah model dari Moleong.

Kesimpulan penelitian ialah pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UPTD LLK UKM) Deli Serdang berjalan dengan baik atau dikatakan sudah efektif dalam mengatasi jumlah angka pengangguran di Kabupaten Deli Serdang. Efektif disini dilihat dari pelaksanaannya, materi pelatihan, dan hasil dari pelaksanaan pelatihan.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh

wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pembangunan nasional diperlukan keselarasan antara sumber daya

alam dan sumber daya manusia agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kedua sumber daya tersebut digunakan secara bersama-sama dan saling melengkapi dalam upaya tercapainya pemerataan pembangunan nasional di

seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan nasional memerlukan manusia yang potensial dan produktif. Kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan tidak saja

ditentukan secara kuantitatif oleh jumlah penduduk dan angkatan kerja dari tahun ketahun, melainkan juga secara kualitatif ditentukan oleh tingkat kemampuan dan keterampilan tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan tingkat teknologi yang

diperlukan untuk melaksanakan pembangunan tersebut.

Jumlah penduduk yang melimpah merupakan aset penting dalam

(14)

yang besar akan menjadi sumber daya pelaksana pembangunan nasional.

Masyarakat akan berperan sebagai tenaga kerja yang dapat melaksanakan

pembangunan tersebut. Di sisi lain, jumlah penduduk yang besar dan selalu bertambah juga dapat menimbulkan masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Hal ini dapat terjadi apabila pemerintah tidak dapat mengatur

jumlah penduduk yang besar menjadi input pembangunan, yaitu dengan menyediakan lapangan kerja yang memadai. Bertambahnya jumlah penduduk

maka bertambah pula jumlah angkatan kerja yang harus diikuti juga oleh perluasan lapangan kerja.

Persoalan mendasar dari semua aspek kependudukan adalah tidak

tersedianya tenaga kerja terdidik dan terlatih. Dalam arti luas, kualitas tenaga kerja di Indonesia relatif rendah, sehingga menjadi penghalang bagi pelaksanaan

pembangunan. Indonesia termasuk dalam negara sedang berkembang yang memiliki sumber daya tenaga kerja yang melimpah dan sebagian besar masih

berkualitas rendah dilihat dari latar belakang pendidikan yang diperoleh.

Pendidikan Jumlah

SD 102.44 juta

SMP 89.09 juta

SMA 63.86 juta

Perguruan Tinggi 17.28 juta

(15)

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penduduk Indonesia tingkat

pendidikan masih rendah dengan tamatan SD 102.44 juta lebih besar dibandingkan dengan tamatan dari perguruan tinggi yang hanya 17.28 juta.

Hal yang sering terjadi saat ini adalah banyaknya penduduk usia kerja yang tidak semuanya dapat memperoleh keterampilan dan keahlian tertentu dari pendidikan formal. Banyak yang ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak dapat

karena tidak memiliki biaya. Dari permasalahan tersebut berakibat pada banyaknya pemuda yang tidak melanjutkan sekolah. Pada akhirnya mereka

berusaha untuk mendapatkan pekerjaan namun tidak semuanya dapat terserap dalam lapangan kerja. Hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan dan keterampilan serta keahlian yang dimiliki. Oleh karena itu, penyiapan tenaga kerja

terampil dan ahli melalui pendidikan dan pelatihan kerja yang tepat dan terarah

sangat diperlukan.

Tuntutan dunia kerja akan tenaga kerja terampil mendorong pencari kerja untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja nonformal untuk menambah keterampilan dan keahlian mereka. Pendidikan dan pelatihan kerja merupakan

sarana penting dalam pengembangan sumber daya tenaga kerja. Pengembangan tenaga kerja ini diharapkan nantinya menjadi tenaga kerja yang siap pakai, dalam

arti bisa langsung terjun ke lapangan kerja. Orientasi program pendidikan dan pelatihan kerja tersebut sangat diperlukan mengingat sebagian besar angkatan kerja di Indonesia masih bekerja pada sektor informal dengan produktivitas yang

(16)

pedesaan dan masih sangat tradisional, proses produksinya masih secara manual

dan pada umumnya tingkat pendidikan dari pemilik usaha dan pekerja relatif rendah. Dari hal tersebut terlihat bahwa sistem pendidikan dan pelatihan kerja

sangat relevan memberikan kontribusi sebagai sarana pengembangan tenaga kerja.

Dengan kata lain, semakin tinggi relevansi program pendidikan dan pelatihan kerja dengan pasar kerja semakin besar kemungkinan program tersebut

mempersiapkan tenaga kerja terdidik dan terlatih. Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang dan pelatihan yang pernah diikuti

mencerminkan kemampuan intelektual dan jenis ketrampilan yang dimiliki adalah alat pengukur kemampuan teknisnya. Menurut UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan

untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Pelatihan kerja

dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik didalam maupun diluar hubungan kerja. Program latihan kerja perlu diprioritaskan baik dalam rangka menghadapi eraglobalisasi dan persaingan dunia, maupun

untuk mengatasi dampak krisis ekonomi mengurangi pengangguran. Dalam melaksanakan pelatihan kerja itu sendiri hendaknya diarahkan ke sektor-sektor

lapangan kerja yang banyak menyerap tenaga kerja sehingga pelatihan kejuruaan yang diikuti akan membantu menjamin angkatan kerja dapat bekerja. Upaya pengembangan sumber tenaga kerja merupakan tanggung jawab bersama dari

(17)

berkualitas, menempuh berbagai cara dan menetapkan berbagai kebijakan di

bidang ketenagakerjaan. Dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan pihak swasta dalam salah satu kebijakannya yaitu mendirikan Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah ( UKM ).

LLK-UKM dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP. 88/MEN/1997 tanggal 20 Mei 1997 berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis

di bidang pelatihan tenaga kerja. LLK-UKM berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja dan secara teknis fungsional mendapat pembinaan oleh Direktorat Jendral Pembinaan

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Mengacu pada kebijakan tersebut diatas, seiring masuknya era otonomi

daerah, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Deli Serdang mendirikan Unit Pelaksana Teknis Dinas Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UPTD

LLK-UKM). UPTD LLK-UKM Deli Serdang bertugas melaksanakan pelatihan bagi tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Angkatan Kerja di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2009 sampai 2012 menurut kelompok usia 15 tahun sampai 65 tahun keatas

Tahun Angkatan Kerja Lapangan Kerja Penganggur

2009 751.404 orang 645.977 orang 121.727 orang

2010 921.134 orang 820.978 orang 100.160 orang 2011 922.210 orang 821.934 orang 100.276 orang

2012 923.410 orang 823.598 orang 101.311 orang

(18)

Dari tabel di atas dapat kita lihat pertumbuhan Angkatan Kerja tahun

2009-2012 bertambah dari tahun ke tahun, yang disusul juga dengan jumlah pengangguran setiap tahunnya. UPTD LLK-UKM Deli Serdang menjadi salah satu solusi angkatan kerja untuk menerima pendidikan dan pelatihan kerja yang

nantinya akan menjadi bekal bagi mereka untuk bekerja. UPTD LLK-UKM Deli Serdang sebagai lembaga pelatihan yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta

pelatihan dengan bekal keterampilan dan keahlian yang tepat dengan pasar kerja bertugas untuk menyelenggarakan berbagai macam latihan keterampilan dalam rangka penyediaan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Tujuannya adalah

peserta pelatihan setelah lulus dari pelatihan dapat langsung bekerja baik swasta atau mendirikan usaha mandiri. Orientasi dari UPTD LLK-UKM Deli Serdang

adalah bagaimana menghasilkan output berupa tenaga kerja yangberkualitas, berkompeten dan produktif dalam persaingan pasar kerja.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Efektivitas Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka Latihan

(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian pada latar belakang tersebut, maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Pada Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil Menengah (LLK-UKM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang Sudah Efektif?”

Untuk mengkaji rumusan masalah diatas kita dapat melihat dari sub-sub bagian yang akan menjawab efektivitas pelaksanaan pelatihan tenaga kerja Pada Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK-UKM) Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang dibawah ini :

1. Bagaimana Pemahaman Informan mengenai Pelatihan Tenaga Kerjapada LLK

UKM?

2. Bagaimana pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang?

3. Apa saja jenis pelatihan yang diberikan dalam pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang?

4. Bagaimana kesesuian pelatihan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Deli Serdang?

(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam proses penelitiannya. Adapun tujuan yang penulis harapkan dapat

dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pemahaman informan mengenai Pelatihan Tenaga Kerja pada LLK UKM.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang.

3. Untuk melihat jenis pelatihan yang diberikan dalam pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang.

4. Untuk melihat kesesuian pelatihan dengan kebutuhan tenaga kerja dalam pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang.

5. Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pelatihan tenaga kerja pada LLK-UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara subjektif, penelitian ini merupakan wahana untuk melatih dan mengembangkan pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemampuan berfikir melalui karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang

(21)

2. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dalam menambah kajian maupun referensi bagi mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini dengan objek yang sama. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan evaluasi

bagi Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil Menengah (LLK-UKM) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang.

1.5 Kerangka Teori

Menurut Kerlinger (dalam Singarimbun, 1995:37), teori adalah

serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antara konsep dan kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir untuk menunjukan perspektif yang digunakan dalam memandang fenomena sosial menjadi obyek penelitian.

Menurut Arikunto (2002: 92), kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan

variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian. Untuk memudahkan penulis dalam rangka menyusun penelitian ini, maka dibutuhkan teori-teori sebagai pedoman kerangka berfikir untuk menggambarkan

dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Pedoman tersebut disebut kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk

(22)

1.5.1 Konsep Efektivitas

1.5.1.1 Definisi Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolong (2007:4), efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dandigunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu

sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan katasasaran tercapai karena adanya proses

kegiatan.

Kata efektivitas tidak dapat disamakan dengan efisiensi, karena keduanya memilki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi pengunaankata efisiensi lekat

dengan kata efektivitas. Efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan

pencapaian tujuan.

Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Efektifitas merupakan salah satu

dimensi dariproduktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan

waktu. Robbins dalam Tika P. (2008:129) memberikan definisi efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Maksudnya adalah efektivitas merupakan suatu standar pengukuran untuk

(23)

Secara nyata Stoner (Kurniawan, 2005:106) menekankan pentingnya

efektivitas dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Menurut Mullins dalam Rukman (2006:14), efektif itu harus terkait dengan pencapaian tujuan dan sasaran suatu tugas dan

pekerjaan dan terkait juga dengan kinerja dari proses pelaksanaan suatu pekerjaan. Menurut H. Emerson seperti yang dikutip Soewarno Handayaningrat

(1994:16), memberikan definisi bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya.

Sedangkan Georgopolous dan Tannenbaum dalam bukunya yangberjudul

Efektivitas Organisasi (1985:50), mengemukakan bahwa efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi harus

mempertimbangkan bukan saja sasaran organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran dengan kata lain, penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan.

Upaya mengevaluasi jalannya suatu organisasi, dapat dilakukan melalui konsep efektivitas. Konsep ini adalah salah satu faktor untuk menentukan apakah

perlu dilakukan perubahan secara signifikan terhadap bentuk, atau manajemen organisasi. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien, ditinjau dari sisi

masukan (input) maupun keluaran (output). Suatu kegiatan dikatakan efisien apabila dikerjakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur, sedangkan efektif

bila kegiatan bila kegiatan tersebut dilaksanakan dengan benar dan dapat memberikan hasil yang bermanfaat.

(24)

“Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain suatu organisasi disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya”.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian

efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai dengan

rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap apa yang diinginkan atau diharapkan. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha

atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang

direncanakan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

. Sumaryadi ( 2005 : 105) berpendapat bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah

ditetapkan. Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional.

Dengan demikian, pada dasarnya efeketivitas adalah tingkat pencapaian

tujuan atau sasaran organisasional yang telah ditetapkan. Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang atau oganisasi menghasilkan keluaran (out-put) sesuai dengan yang diharapakan. Berdasarkan

(25)

1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan

atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Ketepatan waktu, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau

tercapai tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Manfaat, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila tujuan ini memberikan manfaat bagi masyarakat sesuai kebutuhan.

4. Hasil, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberikan hasil.

Rohman (2008:119) mengatakan bahwa untuk dapat mengetahui

efektivitas kegiatan suatu organisasi publik dapat diukur melalui pendekatan-pendekatan sebagai berikut :

1. Pendekatan Sasaran (Goal Approach)

Pendekatan ini memusatkan perhatian dalam mengukur efektivitas pada aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mencapai tingkat out-put yang direncanakan. Sasaran-sasaran yang dianggap

penting dalam kinerja suatu organisasi adalah efektivitas, efisiensi, produktivitas, keuntungan, pengembangan, stabilitas, dan kepemimpinan.

2. Pendekatan Sumber (system resource approach )

Pendekatan ini mengukur efektivitas sisi in-put, yaitu dengan mengukur

(26)

menginterpretasikan lingkungan, dan juga kemampuan organisasi untuk bereaksi

dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan juga kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

3. Pendekatan Proses (process approach)

Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan mengukur efektivitas layanan publik melalui berbagai indikator internal

organisasi, seperti efisiensi dan iklim organisasi. Adapun indikator-indikatornya adalah komunikasi, desentralisasi, pengembalian keputusan dan sebagainya.

4. Pendekatan Integratif (Integrative Approach)

Pendekatan ini merupakan gabungan dari ketiga pendekatan di atas yang muncul sebagai akibat adanya kelemahan dan kelebihan masing-masing

pendekatan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsep efektivitas organisasi

merupakan tingkat sejauh mana organisasi berhasil melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai tepat waktu dan berkualitas dengan mengoptimalkan seluruh alat-alat dan sumber daya

yang tersedia.

1.5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

(27)

1. Ciri Organisasi

Struktur dan teknologi organisasi dapat mempengaruhi segi tertentu dari efektivitas, dengan berbagaicara. Mengenai struktur, ditentukan bahwa meningkatnya produktifitas dan efisiensi sering merupakan hasil dari

meningkatnya spesialisasi fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi pengambilan keputusan, dan formalisasi.

Teknologi juga dapat berakibat atas tingkat efektifitas selanjutnya, walaupun mungkin tidak secara langsung. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa variasi teknologi berinteraksi dengan struktur dalam pengaruhnya terhadap

keberhasilan organisasi. Artinya, efektivitas jelas dipelancar bila susunan struktur sumberdaya organisasi sedemikian rupa, sehingga paling cocok untuk menangani

teknologi yang dipakai. 2. Ciri Lingkungan

Di samping kiri organisasi lingkungan luar dan dalam juga telah

dinyatakan berpengaruh atas efektivitas. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat bergantung pada tiga variabel kunci:

a. Tingkat keterdugaan lingkungan,

b. Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan, c. Tingkat rasionalisasi organisasi.

Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan semakin tepat tanggapannya, makin berhasil adaptasi yang

(28)

Faktor pengaruh penting yang ketiga atas efektifitas adalah para pekerja

itu sendiri. Pada hakekatnya, para anggota organisasi mungkin merupakan faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan

organisasi.

Sarana pokoknya untuk mendapat dukungan yang diperlukan ini dari

pekerja adalah dengan mengintegrasikan tujuan pribadi dengan sasaran organisasi. Jika pekerja dapat memperbesar kemungkinan tercapainya tujuan pribadi dengan kerja mencapai sasaran organisasi, adalah logis untuk membuat asumsi bahwa

baik keterikatan pada organisasi manapun prestasi kerjaakan meningkat. Di pihak lain, jika para pegawai dihadapkan pada situasi dimana tujuan pribadi mereka

bertentangan dengan sarana organisasi, usaha para pekerja akan diteroboskan dengan mudah dengan akibat jumlah energi yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan efektivitas berkurang.

4. Kebijakan dan Praktek Manajemen

Terdapat beberapa mekanisme khusus untuk meningkatkan efektivitas

organisasi yaitu meliputi penetapan tujuan strategi, pemanfaatan sumberdaya secara efisien, struktur birokrasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta penyuluhan dan inovasi pembangunan.

Berdasarkan sifatnya, organisasi cenderung dalam kesatuan yang komplit, yang berusaha mengalokasikan sumberdayanya secara rasional demi tercapainya

(29)

1.5.1.3 Pengukuran Efektivitas Organisasi

Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut karena pencapaian hasil (outcome) seringkali tidak dapat diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program berhasil,

sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif (berdasarkan pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.

Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey (elib.unikom.ac.id.2011) menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai

berikut :

1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat

dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output).

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektifitas ini dapat

kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

(30)

4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu

tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.

Membahas masalah ukuran efektivitas memang sangat bervariasi tergantung dari sudut terpenuhinya beberapa kriteria akhir. Menurut pendapat Cambell (elib.unikom.ac.id.2011) menyebutkan beberapa ukuran efektifitas, yaitu:

1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi.

2. Produktifitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan.

3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik.

4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya untuk

menghasilkan prestasi tersebut.

5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi.

6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan masalalunya.

7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang waktu.

8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian waktu.

(31)

10.Motivasi artinya adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk

mencapai tujuan.

11.Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu sama

lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikan.

12.Keluasan adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah keterbekuan

terhadap rangsangan lingkungan.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan

tujuan yang akan dicapai. Selain itu, menunjukkan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/ kegiatan berhasil melaksanakan fungsi-fungsinya secara

optimal.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus adanya

suatu perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran daripada efektifitas harus adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran daripada efektifitas adanya

keadaan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

1.5.2 Pelatihan Tenaga Kerja 1.5.2.1 Defenisi Pelatihan

Menurut Carrell dan Kuzmits (1982:282) mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematis dimana karyawan mempelajari pengetahuan

(32)

Menurut Siagian (1998:184) pelatihan dapat membantu karyawan

membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat

dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.

1.5.2.2 Tujuan dan Fungsi Pelatihan

Hamalik (2001:13) mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga

bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih

tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajemen.

Menurut Hamalik (2001:16) mengatakan pelatihan bertujuan untuk:

1. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja yang memiliki keterampilan

produktif dalam rangka pelaksanaan program organisasi dilapangan.

2. Mendidik, melatih serta membina unsur-unsur ketenagakerjaan yang

memiliki kemampuan dan hasrat belajar terus untuk meningkatkan dirinya sebagai tenaga yang tangguh, mandiri, profesional, beretos kerja yang tinggi dan produktif.

3. Mendidik, melatih serta membina tenaga kerja sesuai dengan bakat, minat, nilai, dan pengalamannya masing-masing (individual).

(33)

1.5.2.3 Metode Pelatihan

Metode pelatihan adalah strategi dan metode yang digunakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan kurikulum pelatihan yang berkenaan dengan interaksi antara pelatih dan peserta latihan, yang pada gilirannya diharapkan

terjadi perubahan perilaku pada diri para peserta bersangkutan setelah dilaksanakannya proses pelatihan tersebut.

Ada tiga hal yang sangat essensial perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan metode pelatihan, ialah perencanaan pelatihan, metode pelatihan, dan media pelatihan. Rencana pelatihan disusun berdasarkan kurikulum pelatihan

yang mengacu pada perkembangan kemampuan (kompetensi) para peserta. Metode pelatihan adalah cara-cara dan teknik komunikasi yang digunakan oleh

pelatih dalam menyajikan dan melaksanakan proses pembelajaran. Media pelatihan adalah berbagai alat dan teknik komunikasi sebagai alat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, baik oleh pelatih maupun oleh para peserta.

Pemilihan dan penggunaan metode dan media komunikasi pembelajaran tersebut perlu mempertimbangkan hal-hal, sebagai berikut:

1. Tujuan pelatihan, baik tujuan umum maupun tujuan khusus yang menitik beratkan pada perubahan perilaku peserta.

2. Bahan yang akan disampaikan, berupa materi pelajaran yang disusun dalam

garis-garis besar program pembelajaran.

3. Waktu yang tersedia, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.

4. Kemampuan pelatihan menggunakan metode dan media komunikasi dalam proses pembelajaran.

(34)

Ada dua sistem dalam pelatihan ini menurut Hamalik (2001:63) yaitu:

1. Sistem satu arah. Tanggung jawab untuk mentransferkan informasi terletak pada pelatih. Para peserta bersikap pasif terhadap apa, bagaimana, perlu tidaknya komunikasi itu, tidak ada balikan efektif dari pihak peserta kepada pelatih kecuali

menunjukan rasa senang atau tidak senang. Pola ini berorientasi pada isi materi bukan pada tujuan yang hendak dicapai.

2. Sistem dua arah. Pada sistem ini terdapat pola balikan untuk memeriksa apakah peserta menerima informasi dengan tepat. Jika sudah, maka pelatih akan memodifikasi cara penyajiannya, dan apabila sambutan peserta ternyata belum

tepat, maka pelatih akan memodifikasi sambutan tersebut.

1.5.3 Tenaga Kerja

1.5.3.1 Defenisi Tenaga Kerja

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1996 tentang ketentuan pokok ketenagakerjaan yang memberikan pengertian: “Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam

maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.”

(35)

di dalam maupun di luar hubungan kerja dan adanya penambahan kata sendiri

pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat. Pengurangan kata di dalam maupun di luar hubungan kerja pada pengertian tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga kerja itu sendiri

seakan-akan ada yang di dalam dan ada pula di luar hubungan kerja tidak sesuai dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum. Demikian halnya

dengan penambahan kata sendiri dan masyarakat karena barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri. Dengan demikian sekaligus menghilangkan kesan bahwa selama ini

tenaga kerja hanya bekerja untuk orang lain dan melupakan dirinya sendiri.

Tenaga kerja merupakan istilah yang identik dengan istilah personalia,

didalamnya meliputi buruh, karyawan, dan pegawai. Secara deskriptif perbedaan antara buruh, karyawan, dan pegawai adalah:

a. Buruh

Buruh adalah mereka yang bekerja pada usaha perorangan dan diberikan imbalan kerja secara harian maupun borongan sesuai dengan kesepakatan kedua belah

pihak, baik secara lisan maupun tertulis, yang biasanya imbalan kerja tersebut diberikan secara harian.

b. Karyawan

Karyawan adalah mereka yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan, baik swasta maupun pemerintahan dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan

(36)

Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam

perundang-undanagan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku. (Sastrohadiwiryo, 2003:27).

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 1

memberikan pengertian pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun. Tenaga kerja merupakan modal utama dalam pelaksanaan masyarakat Pancasila. Tujuan terpenting dari

pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan yang dijamin haknya.

Berhubung dengan hal tersebut maka Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 merupakan Undang-Undang pokok mengenai tenaga kerja yang mengatur hak-hak tenaga kerja, yaitu:

a. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminatif untuk memperoleh pekerjaan.

b. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminatif dari pengusaha.

c. Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau

mengembangkan kompetensi kerja sesuai denga bakat, minat, dan kemampuan melalui pelatihan kerja.

(37)

e. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memilih,

mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam dan di luar negeri.

f. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan

pekerja/buruh.

g. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

1. Keselamatan dan kesehatan kerja 2. Moral dan kesusilaan dan

3. Perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

h. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

i. Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.

j. Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.

k. Dalam mewujudkan pelaksanaan hak dan kewajiban pekerja/buruh dan pengusaha, pemerintah wajib melaksanakan pengawasan dan penegakan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

l. Mogok kerja sebagai dasar pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan.

(38)

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang sebagai

perpanjangan tangan dari pemerintah pusat. Berperan dalam menyelenggarakan urusan perintahan yang berkenaan dengan ketenagakerjaan dan transmigrasi yang dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan pelatihan tenaga kerja di

LLK-UKM Deli Serdang.

Dengan demikian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat merupakan

suatu badan atau organisasi pemerintah yang dapat menjadi komando utama dalam pelatihan tenaga kerja. Karena usaha pelatihan tenaga kerja di LLK-UKM merupakan kewenangan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Maka

keberadaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang sedang membangun khususnya masyarakat Kabupaten Deli

Serdang memegang peranan yang amat penting yang artinya efektivitas pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di LLK-UKM dilapangan tidak terlepas dari besarnya peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melakukan tugasnya

tersebut.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten. Adapun tugas pokoknya adalah melaksanakan sebahagian kewenangan Pemerintah Daerah

Kabupaten Deli Serdang dalam bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.

(39)

a. Pelaksanaan pendataan dan penyusunan data base tenaga kerja daerah tentang

jumlah angkatan kerja yang bekerja dan pengangguran.

b. Pelaksanaan jejaring terhadap perusahaan dalam rangka program perluasan kesempatan kerja.

c. Pelaksanaan penyusunan informasi bursa tenaga kerja.

d. Pelaksanaan peningkatan kelembagaan produktivitas dan pelatihan

kewirausahaan.

e. Pelaksanaan dan pengendalian penyusunan kebijakan standarisasi terhadap lembaga penyalur tenaga kerja.

f. Pelaksanaan kegiatan padat karya produktif malalui program perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat pengangguran.

g. Pelaksanaan penyelesaian prosedur perselisihan hubungan industrial.

h. Pelaksanaan peningkatan penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial ketenaga kerjaan.

i. Pelaksanaan peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

j. Pelaksanaan monitoring dan pemetaan dalam rangka norma ketenaga kerjaan. k. Pelaksanaan sosialisasi Undang-Undang ketenagakerjaan terhadap pekerja,

pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh.

l. Pelaksanaan penyuluhan terhadap pekerja terburuh bagi anak dengan melibatkan elemen masyarakat dan pengusaha berdasarkan kebijakan peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

(40)

n. Pelaksanaan pelatihan peningkatan kualitas dan produktivitas kerja berbasis

masyarakat dan Mobile Trainning Unit (MTU).

o. Pelaksanaan pembinaan umum dan tehnis dalam rangka peningkatan profesionalisme tenaga pelatih swasta dan instruktur BLK.

1.5.5 Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah

Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah adalah Unit Pelaksanaan

Teknis (UPT) dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertugas menyediakan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan bakat dan minat peserta itu sendiri serta potensi yang ada di desa dalam rangka pemberdayaan

masyarakat/potensi yang ada di desa menuju kehidupan masyarakat sejahtera melalui usaha mandiri. Kegiatan pelatihan keterampilan yang dilaksanakan oleh

UPTD LLK-UKM adalah dengan sistem pelatihan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas melalui:

a. Pelatihan Institusional

b. Pelatihan Mobile Training Unit (MTU)

Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi yaitu: a. Melaksanakan kebijakan teknis dibidang LLK-UKM.

b. Melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai

dengan lingkup tugasnya.

c. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang LLK-UKM.

(41)

e. Merumuskan petunjuk teknis operasional dibidang pelatihan.

f. Merumuskan pengembangan kurikulum pelatihan.

g. Menyusun program kerja dengan pihak pengusaha dalam rangka kerjasama dibidang pelatihan.

h. Memberikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat tentang program latihan kerja.

i. Melakukan mediator bagi pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja yang terlatih.

j. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan pelatihan.

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan tugas dan fungsi dibidang tenaga kerja dan

transmigrasi.

1.6 Teoritical Mapping

Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk

melakukan penelitian. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengkaji tentang pelatihan tenaga kerja.

Penelitian Khori Probosemi (2011) menyimpulkan kebutuhan pelatihan karyawan bidang pelayanan sudah memuaskan para karyawan PT Taspen Bogor. Penelitian Ruwaidah menyimpulkan pelatihan dominan terhadap variabel

produktivitas kerja karyawan. Penelitian Ayu Ningsih menyimpulkan program pelatihan dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

(42)

kemudahan dalam mencari kerja khususnya di luar negeri. Penelitian Rony

Salinding menyimpulkan pelaksanaan pelatihan yang diadakan PT. Erajaya Swasembada Cabang Makassar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Untuk melihat selengkapnya dari penelitian-penelian diatas dapat

dilihat tabel 2.1 dibawah ini:

Tabel 1.1 yang dilakukan oleh PT Taspen (Persero) Kantor

kantor pusat apabila ada materi baru yang perlu disampaikan untuk karyawan.

Hal tersebut tidak menunjukkan

(43)
(44)

puas dengan

dirinya, dan tidak memerlukan bimbingan dari orang yang lebih ahli, dan oleh analisis KKJ dan KKP yang mengacu

terdiri dari materi pelatihan (X1),

(45)

( pabrik paku dan

dibuktikan dari nilai F hitung yang

lebih besar dari F tabel.

dibuktikan dari nilai t hitung masingmasing variabel bebas yang lebih

besar dari t tabel. 3. Berdasarkan hasil uji regresi linier

berganda, maka dapat diketahui

(46)
(47)
(48)

pelatihan

(49)

hubungan antara kemampuan instruktur (X3) dengan peningkatan produktivitas kerja

karyawan (Y).

perusahaan.

I.7 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (2008: 33), konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan,

kelompok, atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial.

Untuk menghindari batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing

konsep, guna menghindari adanya salah pengertian maka defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah efektivitas pelaksanaan pelatihan tenaga kerja merupakan suatu ukuran untuk melihat tindakan yang dilakukan oleh LLK-UKM

dalam melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu sebuah pelatihan untuk membantu orang yang putus sekolah

maupun yang ingin bekerja tapi tidak memiliki keterampilan, yang dapat mereka peroleh dengan mengikuti pelatihan. Indikator untuk melihat suatu program efektif yaitu pencapaian tujuan, ketepatan waktu, manfaat, dan hasil. Sedangkan

indikator untuk melihat keefektivitas pelaksanaan pelatihan tenaga kerja di LLK UKM yaitu pelaksanaan pelatihan, jenis pelatihan, kesesuaian pelatihan dengan

(50)

come. Hasil output adalah hasil yang dilihat dengan peserta diakhir pelatihan diberikan sertifikat yang menerangkan bahwa mereka sudah pernah mengikuti pelatihan di LLK UKM, sedangkan hasil outcome adalah hasil yang dilihat secara nyata melalui mereka dapat bekerja dengan perusahaan, dan mereka juga dapat

membuka usaha mandiri yang nantinya akan membuka lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep, dan sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian.

BAB III DESKRIPSI LOKASI

Bab ini menguraikan tentang gambaran dan karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, dan struktur

(51)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini berisika hasil data yang diperoleh dari lapangan dan atau berupa dokemen yang akan dianalisis.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisikan tetang uraian data-data yang diperoleh setelah melaksanakan penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah

(52)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif menyajikan data yang dikumpulkan terutama dalam bentuk

kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai

kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya (H.B Sutopo, 2002:111). Dengan demikian metode ini memusatkan

perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional

yang akurat. Dimana penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, dan

(53)

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Loka Latihan Kerja-Usaha Kecil dan Menengah (LLK-UKM) yang beralamat di Jalan Antara Bakaran Batu dan

pihak-pihak lain yang terkait. Alasan pemilihan lokasi penelitian yaitu karena dilihat dari jumlah pengangguran dan angkatan kerja dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal

populasi dan sampel. Menurut Suyanto (2005: 172), informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:

1. Informan Kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.

3. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun

tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan kunci, yaitu :

(54)

2. Informan Utama, yaitu :

a. Peserta yang mengikuti pelatihan 3. Informan Tambahan, yaitu:

a. Pengajar

b. Lulusan dari LLK-UKM

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, digunakan dua macam teknik pengumpulan data yaitu:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer yaitu pengumpulan data yang diperoleh

melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang terkait dengan suatu tujuan

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode ini dipakai untuk informan yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk

(55)

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan kepustakan yang dapat mendukung data primer.

Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,

literature, internet, dan sumber-sumber lain yang berkompetisi dan memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian.

b. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian.

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang digunakan dan

peneliti dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Menurut Moleong (2006: 274), teknik analisa kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data,

menelaah dan menyusunnya dalam satuan yang kemudian dikatagorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan dan serta menafsirnya dengan analisis

(56)

2.6 Etika Penelitian

Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki resiko yang dapat merugikan atau membahayakan subjek penelitian, namun peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat

dan martabat kemanusiaan (Jacob 2004:201).

Etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat

(57)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki

keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini

disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan)

yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.

Kabupaten Deli Serdang mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu Kota Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa kabupaten yaitu Langkat,

Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 Km² terdiri dari 33 kecamatan dan 902 kampung.

Daerah ini, sejak berbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh

(58)

waktu lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang

menjadi 4.397,94 Km²

Kota Medan menjadi pusat pemerintahan, karena memang dalam

sejarahnya sebagian besar wilayah Kota Medan adalah “Tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir

jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 kilometer dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.

Kabupaten ini kembali mengalami perubahan pada tahun 2004 baik secara geografis maupun administrasi pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36

Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh. Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi

2.497,72 Km² terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan yang terhampar mencapai 3.34 % dari luas Sumatera Utara.

Kabupaten Deli Serdang dihuni penduduk yang terdiri dari berbagai suku

bangsa seperti Melayu, Karo, Simalungun, Jawa, Batak, Minang, Cina, Aceh dan pemeluk berbagai agama seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha, dengan total jumlah penduduk berjumlah 1.686.366 jiwa dengan Laju

Pertumbuhan Penduduknya (LPP) sebesar 2,74% dengan kepadatan rata-rata 616 jiwa perkilometer persegi.

(59)

memberi pengertian : dengan masyarakatnya yang beraneka ragam suku, agama,

ras, dan golongan bersatu dalam kebhinekaan secara kekeluargaan dan gotong royong membangun semangat kebersamaan, menggali, dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusianya sehingga menjadi

kekuatan dan keperkasaan untuk mengantarkan masyarakat kepada kesejahteraan dan kejayaan sepanjang masa.

3.1.1 Sejarah Kabupaten Deli Serdang

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 sebelum

ini, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbangungan (lebih

kurang 38 Km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi).

Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar

Negara Sumatera Timur ( NST) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara

Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se-Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan

(60)

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada RIS untuk mencari kata

sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah

sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang yang beribukota di Lubuk Pakam.

3.1.2 Lokasi Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara

2 Lintang Utara dan antara 98 Bujur Timur, merupakan

bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan

luas wilayah 2.497,72 Km dari luas Provinsi Sumatera Utara, dengan batas-batas

Selat Sumatera di sebelah Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.

3.2 Gambaran Umum LLK UKMKabupaten Deli Serdang

3.2.1 Visi dan Misi LLK UKM VISI :

Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat melalui peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang mandiri dalam rangka meningkatkan lapangan

(61)

MISI:

UPTD LLK-UKM Lubuk Pakam Dinas Tenaga Kerja dan Kabupaten Deli Serdang memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang pelatihan dan keterampilan :

1. Pelatihan institusional untuk pencari kerja bagi pemuda–pemudi putus sekolah yang bertujuan membekali keterampilan bagi pencari kerja untuk

memasuki dunia usaha.

2. Pelatihan non institusional (MTU) yang di laksanakan di desa – desa

kecamatan, di lembaga permasyarakatan maupun pondok pesantren yang bertujuan untuk peningkatan produktifitas bagi masyarakat petani atau nelayan, sedangkan untuk lembaga permasyarakatan dan pondok pesantren

merupakan pembekalan keterampilan.

3. Pelatihan kerja sama dengan pihak ke III program PKL/ PSG bagi

sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Deli Serdang untuk meningkatkan kualitas kelulusan untuk mendukung kegiatan pelajaran praktikum di

sekolah yang bersangkutan

3.2.2 Uraian Tugas dan Fungsi Pokok LLK UKM Kabupaten Deli Serdang

Loka Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi kabupaten Deli Serdang mempunyai fungsi yaitu:

1. Melaksanakan kebijakan teknis dibidang LLK-UKM.

2. Melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

(62)

3. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang

LLK-UKM.

4. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan,

perlengkapan, dan organisasi dibidang LLK-UKM.

5. Merumuskan petunjuk teknis operasional dibidang pelatihan.

6. Merumuskan pengembangan kurikulum pelatihan.

7. Menyusun program kerja dengan pihak pengusaha dalam rangka kerjasama dibidang pelatihan.

8. Memberikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat tentang program latihan kerja.

9. Melakukan mediator bagi pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja yang terlatih.

10.Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan pelatihan.

11.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sesuai dengan tugas dan fungsi

(63)

3.2.3 Struktur Organisasi Unit Pelaksanaan Teknis LLK UKM Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang

3.2.4 Pegawai LLK UKM Kabupaten Deli Serdang

Identifikasi pegawai merupakan gambaran mengenai keadaan pegawai yang dimiliki oleh kantor LLK UKM Kabupaten Deli Serdang. Berikut ini

disajikan identifikasi pegawai berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, kepangkatan/golongan, dan berdasarkan diklat struktur kepemimpinan.

a. Struktur Kepegawaian Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.1

Pegawai LLK UKM Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Jenis Kelamin

No Berdasarkan jenis kelamin pegawai Jumlah

1 Pegawai Laki-laki 23 orang

2 Pegawai Perempuan 9 orang

Kepala Unit Pelaksanaan Teknis

Sub. Bagian Tata Usaha

Gambar

Tabel 1.1
pengaruh tabel.
Tabel 3.1
table dibawah ini:
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan Program Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian pada tahun 2016 diarahkan pada perwujudan kesejahteraan tenaga kerja, pekerja dan masyarakat pada umumnya

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam pengembangan peternakan

tahun 2017 pada 21 Oktober 2016. Saya ingin menarik perhatian tuan/puan berhubung intipati Bajet. 2017 yang melibatkan kita sebagai Rakyat umumnya dan

u d u l : Penghitungan Premi Asuransi Long Term Care untuk Model Multi Status (Studi Kasus: Produk Annuity as A Rider Benefit). Nama : Chrysmandini

[r]

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Kendal tau seperti disajikan pada tabel 4.7, diperoleh p- value sebesar 0,004 <  (0,05) sehingga dapat

Dari seluruh pengolahan data didapatkan bahwa terjadi perubahan tingkat produktivitas yang semakin meningkat setelah operator bekerja menggunakan kursi kerja ergonomis dan

Puskesmas Tanah Jambo Aye dapat menyusun strategi yang terformulasi dalam. menghadapi implementasi kebijakan JKN di Puskesmas Tanah