• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS SOAL SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA SMP DI KABUPATEN BANJARNEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KUALITAS SOAL SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA SMP DI KABUPATEN BANJARNEGARA"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

   

ANALISIS KUALITAS SOAL-SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL

MATA PELAJARAN IPA SMP DI KABUPATEN BANJARNEGARA

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh

Arrynda Ratnaningsih

4401406522

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

▸ Baca selengkapnya: soal try out kelas 6 erlangga

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang

berjudul “Analisis Kualitas Soal-Soal Try Out Ujian Nasional Mata Pelajaran IPA

SMP di Kabupaten Banjarnegara” disusun berdasarkan hasil penelitian saya

dengan arahan dosen pembimbing. Sumber atau kutipan yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, Oktober 2012

Arrynda Ratnaningsih

(3)

 

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul :

“ANALISIS KUALITAS SOAL-SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA SMP DI KABUPATEN BANJARNEGARA”

disusun oleh :

nama : Arrynda Ratnaningsih NIM : 4401406522

telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada tanggal 5 Oktober 2012.

Panitia :

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Andin Irsadi, S.Pd., M.Si NIP. 19631012 198803 1001 NIP. 19740310 200003 1001

Penguji Utama

Parmin, S. Pd., M. Pd NIP. 19790123 200604 1003

Anggota Penguji/ Anggota Penguji

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(4)

ABSTRAK

Ratnaningsih. Arrynda. 2012. Analisis Kualitas Soal-Soal Try Out Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed dan Drs. Krispinus Kedati Pukan, M. Si.

Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui, memperbaiki serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis soal merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Analisis soal menggunakan Iteman lebih cepat dan efektif, karena dalam satu kali menganalisis akan didapat beberapa hal, antara lain: validitas dan reliabilitas soal. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun 2011 sampai dengan tahun 2012. Penelitian ini dilakukan di kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 2011/2012. Sekolah yang digunakan untuk penelitian adalah 9 SMP dari 91 SMP di Kabupaten Banjarnegara. Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas IX. Data diperoleh dengan metode dokumentasi dan wawancara. Hasil analisis data menunjukkan bahwa persentase tingkat kesukaran soal adalah: sukar 12,5%; sedang 77,5%; mudah 10%. Daya beda 0% baik sekali; 27,5% baik; 60% cukup; 12,5% jelek dan 0% sangat jelek, 100% efektifitas pengecoh berfungsi dan reliabilitas tinggi. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara dengan menggunakkan program Iteman memiliki tingkat kesukaran sedang, daya beda cukup, efektifias berfungsi serta reliabilitas dengan kategori tinggi.

Kata kunci: Analisis soal, Iteman, Try out UN mata pelajaran IPA SMP

(5)

 

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Kualitas Soal-Soal Try Out Ujian Nasional Mata

Pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara” tanpa satu halangan apapun.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNNES yang telah

memberikan kemudahan pelayanan administrasi dalam penyusunan skripsi.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan

dan kelancararn dalam penyusunan skripsi.

4. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed., selaku dosen pembimbing utama yang penuh

kesabaran membimbing dan memberikan motivasi, pengarahan dan

saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Krispinus Kedati Pukan, M. Si, selaku dosen pembimbing pendamping

yang penuh kesabaran membimbing dan memberikan motivasi, pengarahan

dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Parmin, S. Pd., M. Pd, selaku dosen penguji yang penuh kesabaran

membimbing dan memberikan motivasi, pengarahan dan saran-saran dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Jurusan Biologi yang telah membekali ilmu pengetahuan

kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.

8. Kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta yang terpilih sebagai sampel di

Kabupaten Banjarnegara yang telah berkenan memberikan ijin kepada penulis

(6)

9. Guru IPA di SMP Negeri dan Swasta yang terpilih sebagai sampel di

Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan bantuan dan bekerja sama

dalam penelitian ini.

10. Ibu dan bapak atas doa, motivasi, cinta dan kasing sayang yang diberikan.

11. Kakak, adik atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan.

12. Ikhwandi, Endah, Dwik, serta teman-teman biologi kelas C angkatan 2006

(Fourabiota) yang selalu memberiakan semangat dalam penulisan ini.

13. Teman-teman kos Darmada yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

14. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama

dilaksanakannya penelitian sampai selesai penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Semarang, Oktober 2012

`

Penulis

(7)

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 5

C. Penegasan Istilah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 7

B. Kerangka Berfikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 28

B. Rancangan Penelitian ... 28

C. Prosedur Penelitian ... 29

D. Metode Pengumpulan Data ... 30

E. Metode Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

(8)

BABV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 59

(9)

 

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Data hasil try out dan UN SMP di Kabupaten Banjarnegara

Tahun pelajaran 2010/2012 ... 3

2 Daftar 9 SMP di Kabupaten Banjarnegara yang soal try out

mata pelajaran IPA di analisis ... 28

3 Hasil analisis tingkat kesukaran 9 sekolah sampel soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun

ajaran 2011/2012 ... 37

4 Hasil analisis tingkat kesukaran soal try out UN mata pelajaran IPA pada setiap sekolah di Kabupaten Banjarnegara tahun

ajaran 2011/2012 ... 37

5 Hasil analisis daya beda 9 sekolah sampel soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun

ajaran 2011/2012 ... 39

6 Hasil analisis daya beda soal try out UN mata pelajaran IPA pada setiap sekolah di Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran

2011/2012 ... 40

7 Hasil analisis efektifitas pengecoh 9 sekolah sampel soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara

tahun ajaran 2011/2012 ... 41

8 Hasil analisis efektifitas pengecoh soal try out UN mata pelajaran IPA pada setiap sekolah di Kabupaten Banjarnegara

tahun ajaran 2011/2012 ... 42

9 Hasil analisis reliabilitas 9 sekolah sampel soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun

ajaran 2011/2012 ... 43

10 Hasil analisis reliabilitas soal try out mata pelajaran IPA pada setiap sekolah di Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran

2011/2012 ... 44

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Tampilan lembar kerja Notepad ... 31

2 Tampilan data yang diinput dalam Notepad ... 31

3 Tampilan pertanyaan yang muncul dilayar komputer ... 32

4 Tampilan hasil statistik butir soal ... 33

5 Tampilan hasil statistik tes ... 34

6 Tampilan hasil skor pilihan ganda ... 34

7 Tampilan rata-rata persentase tingkat kesukaran soal sangat sukar, sukar, sedang, mudah dan sangat mudah ... 38

8 Tampilan rata-rata persentase daya beda soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 2011/2012 ... 41

9 Tampilan rata-rata persentase efektifitas pengecoh pada soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 2011/2012 ... 43

10 Tampilan nilai reliabilitas pada soal try out UN mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 2011/2012 ... 45

(11)

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar kode SMP di Kabupaten Banjarnegara yang soal try out

mata pelajaran IPA dianalisis ... 60

2 Soal try out Ujian Nasional mata pelajaran IPA SMP di

Kabupaten Banjarnegara ... 61

3 Hasil analisis Iteman berupa statistik butir soal dan tes 9

sekolah sampel ... 66

4 Hasil analisis Iteman berupa skor pada 9 sekolah sampel ... 73

5 Hasil analisis soal try out UN mata pelajaran IPA di Kabupaten

Banjarnegara tahun ajaran 2011/2011 ... 88

6 Hasil analisis soal try out tiap sekolah sampel ... 90 7 Hasil wawancara dengan ketua MGMP IPA, guru mata

pelajaran IPA, dan peserta try out UN mata pelajaran IPA di

Kabupaten Banjarnegara ... 109

8 Surat penetapan dosen pembimbing ... 112

9 Surat ijin penelitian dari fakultas MIPA untuk Bakesbangpolinmas, Bappeda, dan Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olah raga Kabupaten Banjarnegara ... 113

10 Surat ijin penelitian dari Bakesbangpolinmas, Bappeda dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten

Banjarnegara ... 116

11 Surat keterangan penelitian dari seluruh sekolah sampel ... 119

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses

pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui, memperbaiki serta

meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Demikian halnya

dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Evaluasi hasil

pembelajaran tersebut nantinya akan memberikan gambaran tentang tingkat

keberhasilan pembelajaran yang dilakukan, antara lain dalam hal pencapaian

terhadap ketuntasan belajar siswa. Oleh karena itu, sebagai guru maupun calon

guru, perlu memahami cara mengukur kualitas soal untuk suatu mata pelajaran

termasuk mata pelajaran IPA SMP.

Penilaian pembelajaran IPA SMP harus dipandang dan digunakan

sebagai cara atau teknik untuk menilai proses dan hasil belajar, karena dengan

adanya penilaian akan menghasilkan informasi penting yang bermanfaat untuk

menilai pencapaian sekaligus untuk memperbaiki program pembelajaran. Alasan

lain adalah karena pembelajaran IPA SMP termasuk mata pelajaran yang diujikan

dalam ujian nasional (UN), sehingga harus benar-benar mendapat perhatian yang

serius. Menyongsong UN,sekolah biasanya memprogramkan try out sebagai tahap

persiapan. Meskipun hanya sebagai latihan, soal-soal try out harus dibuat sebaik

mungkin, karena baik buruknya soal akan mempengaruhi perolehan hasil belajar

siswa. Hasil try out diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kesiapan

siswa menghadapi UN.

Peserta ujian dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua NA

(Nilai Akhir) mencapai paling rendah 5,5 dan nilai setiap mata pelajaran paling

rendah 4,0. Peraturan menteri pendidikan RI No 45 Tahun 2010 pasal 6

menerangkan bahwa nilai akhir (NA) diperoleh dari gabungan antara nilai sekolah

dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan nilai ujian nasional, dengan

pembobotan 40% untuk nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan

(13)

2  

mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi UN. Pihak sekolah dan

dinas pendidikan menyikapi hal ini dengan melakukan try out bagi siswa untuk

mengukur tingkat kesiapan siswa. Program try out tidak hanya dilakukan sekali,

melainkan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan sekolah.

Try out tingkat Kabupaten di Banjarnegara dilakukan 1-2 bulan sebelum UN, dimana try out diberikan 1 kali untuk tingkat kabupaten dan 5 kali untuk

tingkat sekolah, dengan pembuatan soal yang dilakukan oleh Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) di bawah koordinasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah

(MKKS). Soal try out di Kabupaten Banjarnegara disusun berdasarkan SKL

(Standar Kompetensi Kelulusan) dengan sebaran soal sulit 25%, sedang 50% dan

mudah 25%, selain itu juga dibuat oleh guru-guru yang kompeten di bidangnya

sehingga soal tersebut bisa dikatakan layak atau berkualitas sebagai soal try out.

Distribusi soal try out untuk Kabupaten Banjarnegara melalui korda (koordinasi

daerah) masing-masing (Ali Masruri, 6 Oktober 2010, wawancara). Soal UN

maupun soal try out berjumlah 40 soal dimana ada 20 soal fisika dan 20 soal

biologi.

Berdasarkan fakta yang ditemukan peneliti tahun 2011 pada 9 sekolah

yang dijadikan sampel rata-rata kelulusan try out yang mencapai 71,55% pada 1

sekolah, sedangkan 8 sekolah yang lain di bawah 71,55%. Namun pada hasil

kelulusan UN diatas 71,55% ada 6 sekolah, sedangkan yang dibawah 71,55% ada

(14)

Tabel 1. Data komparasi hasil try out dengan UN SMP di Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011.

No Nama Sekolah Hasil try

out Tahun 2010/2011

Hasil UN Tahun 2010/2011

∆ (selisih hasil UN dengan try

out)

Hasil Akhir UN

tahun 2010/2011

1. SMP N 1 Bawang 66% 94% 28% 100%

2. SMP N 2 Bawang 43% 75% 32% 100%

3. SMP N 1 Purwonegoro 54% 88% 34% 100%

4. SMP N 1 Mandiraja 79% 94% 15% 100%

5. SMP N 1 Rakit 58% 93% 35% 100%

6. SMP Taman Siswa 25% 25% 0% 89%

7. SMP Muhammadiyah

Banjarnegara

48% 100% 52% 100%

8. SMP Cokroaminoto Banjarnegara

0% 13% 13% 75%

9. SMP PGRI Purworejo Klampok

21% 62% 41% 100%

Rata-rata prosentase kelulusan

43,78% 71,55% 27,78% 96%

Berdasarkan data tersebut perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap soal-soal

try out di kabupaten Banjarnegara untuk mendapatkan informasi tentang soal yang mampu menggambarkan kemampuan siswa. Informasi yang diperoleh dari

analisis nantinya akan di gunakan sebagai bahan acuan dalam pembuatan soal try

out tahun berikutnya, apakah soal try out akan dibuat lagi tanpa melihat dan mempertimbangkan kualitas soal yang sudah ada, atau memperbaiki kualitas soal

sebelumnya.

Dalam melakukan analisis soal tes dapat dilakukan dengan menggunakan

program analisis yang sudah dipercaya kemampuan analisisnya, antara lain

program Iteman. Iteman merupakan program komputer yang digunakan untuk

(15)

4  

untuk dunia pendidikan program ini cukup terkenal. Program ini termasuk satu

paket program dalam MicroCAT yang dikembangkan mulai tahun 1982.

(Retnowati 2009).

Analisis terhadap butir soal pilihan ganda dapat dilakukan menggunakan

program komputer yaitu program Iteman. Berdasarkan observasi yang dilakukan,

diketahui bahwa kebanyakan peneliti baik dari kalangan guru maupun mahasiswa

cenderung melakukan analisis item secara terpisah-pisah. Sebagai contoh untuk

analisis tingkat kesukaran maupun daya beda, masing-masing dianalisis secara

terpisah sehingga menyita waktu. Analisis soal dengan menggunakan program

Iteman dapat menghemat waktu dan efektif, karena dalam satu kali kegiatan

menganalisis akan didapatkan beberapa hal, antara lain: jumlah soal yang

dianalisis, jumlah siswa, rata-rata jawaban benar, standar deviasi, skor minimum

dan maksimum siswa, reliabilitas skor, tingkat kesukaran maupun daya beda.

Hasil penelitian Afiyana (2010) yaitu analisis kualitas soal latihan ujian

mata pelajaran IPA di Kabupaten Batang, menunjukkan kualitas soal dalam

kategori kurang baik. Karena soal didominasi oleh tingkat kesukaran soal yang

tinggi. Penelitian Arrizqi (2009) mengenai analisis UAS Biologi Kelas XI di

Kabupaten Tegal pada soal pilihan ganda menunjukkan rata-rata persentase

tingkat kesukaran mudah 29%, sedang 44%, dan sulit 26% ; reliabilitas sebesar

0,467 ; daya beda soal 80% ; efektifitas pengecoh sebanyak 49% kurang

berfungsi.

Menurut Arifin (2009), analisis kualitas soal tes merupakan suatu tahap

yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Dalam penilaian

hasil belajar, tes diharapkan dapat menggambarkan perilaku peserta didik dan

menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Jika tes yang digunakan guru

kurang baik, maka hasil yang diperoleh tentunya kurang baik. Hal ini dapat

merugikan peserta didik itu sendiri. Tes hendaknya disusun sesuai dengan prinsip

dan prosedur penyusunan tes yang standar. Setelah digunakan perlu diketahui

apakah tes tersebut berkualitas baik atau kurang baik sehingga harus dilakukan

(16)

Kondisi demikian menggugah peneliti yang kemudian menjadi

pertimbangan sebagai bahan yang melatarbelakangi penyusunan skripsi yang

berjudul “Analisis Kualitas Soal-Soal Try Out Ujian Nasional Mata Pelajaran IPA

SMP di Kabupaten Banjarnegara”.

B.Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan diungkap

dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kualitas soal-soal try out ujian nasional

mata pelajaran IPA SMP di Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012?.

C.Penegasan Istilah

1. Analisis soal

Analisis butir soal adalah identifikasi terhadap kualitas butir-butir soal

dilihat dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan pola

jawaban soal. Sebuah soal dikatakan baik atau berkualitas apabila memenuhi

persyaratan, yaitu valid, reliabel, tingkat kesukaran sedang dan daya beda soal

yang baik (Sudijono 1995). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program

Iteman versi 3.00 untuk menganalisis dan membatasi hanya soal yang berbentuk pilihan ganda (multiple choice) yang akan dianalisis kualitasnya sesuai dengan

teori tes klasik. Hal ini karena soal bentuk pilihan ganda (multiple choice) selalu

digunakan untuk try out.

2. Kualitas soal try out UN

Kualitas soal try out yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

identifikasi kualitas butir-butir soal ditinjau dari segi validitas, reliabilitas, daya

beda, tingkat kesukaran dan efektifitas distrakor.

3. Program Iteman

Iteman merupakan program komputer yang digunakan untuk menganalisis

butir soal secara klasik. Program ini termasuk satu paket dalam MicroCAT yang

dikembangkan oleh Assesment System Corporation sejak tahun 1982 (Retnowati

2009). Progarm Iteman yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah versi

(17)

6  

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

kualitas soal try out mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah

Menengah Pertama di kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil analisis dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan yang berharga

saat melakukan evaluasi.

b. Dapat menjadi acuan bagi para peneliti lain untuk melakukan penelitian

sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara intensif dan mendalam.

2. Manfaat praktis

a. Dapat menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Banjarnegara sebagai bahan untuk menentukan kebijakan dan

langkah-langkah yang dipandang efektif dibidang pendidikan, terutama

yang berhubungan dengan evaluasi.

b. Bagi guru, terutama penyusun soal try out UN, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas soal.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A.Tinjaun Pustaka

1. Penilaian dalam Pembelajaran

Penilaian dan pembelajaran merupakan dua kesatuan yang tak

terpisahkan. Oleh karena itu, penilaian menjadi bagian yang sangat penting untuk

merefleksi input maupun output dalam pembelajaran suatu sekolah. Penilaian

pembelajaran di sekolah meliputi banyak segi yang secara garis besar dapat dilihat

dari calon siswa, lulusan dan proses pendidikan secara menyeluruh (Hayat 2006).

Lebih lanjut Hayat (2006) menjelaskan bahwa, pembelajaran dan penilaian

merupakan sebuah siklus, dimana keberadaan suatu aspek akan mempengaruhi

aspek yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan akan tercermin dalam penilaian

yang merupakan bagian dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses pembelajaran

yang baik akan menghasilkan penilaian yang baik pula.

Pada dasarnya upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya

peningkatan pembelajaran, karena muara dari berbagai program pendidikan

adalah pada terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Upaya

peningkatan program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi

program-program pembelajaran sebelumnya. Untuk dapat menyusun program

pembelajaran yang lebih baik, evaluasi program pembelajaran sebelumnya

merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan. Hasil dari evaluasi program

pembelajaran akan memberikan informasi secara optimal untuk perbaikan

program pembelajaran. Menurut Widoyoko (2010), evaluasi terhadap program

pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan guru sebaiknya menjangkau

penilaian terhadap: 1) Desain pembelajaran yang meliputi kompetensi yang

dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih dan isi program, 2)

Implementasi program pembelajaran atau kualitas pembelajaran, serta 3) Hasil

(19)

8  

2. Pentingnya Penilaian Kualitas Soal

Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, dan penafsiran informasi

secara sistematik untuk menentukan seberapa jauh tujuan telah tercapai

(Mustaqimah 2002, dalam Muna 2006). Menilai dapat dilakukan dari banyak segi,

salah satunya adalah dari segi hasil belajar siswa. Alat ukur hasil belajar siswa

dapat berupa soal. Dalam hal ini, soal tersebut harus valid dan realibel, untuk itu

perlu adanya analisis soal tes.

Tujuan penilaian menurut Hamalik (2003) tidak hanya memberikan dasar

pemberian angka atau skor atas hasil belajar siswa. Program penilaian hasil

belajar siswa bertujuan untuk:

a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam rangka mencapai tujuan

belajar sehubungan dengan kegiatan yang telah dilakukannya.

b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar

lebih lanjut baik terhadap individu siswa maupun terhadap kelompok.

c. Memberikan informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk

mengetahui tingkat kemampuan siswa, menetapkan kesulitannya dan untuk

menetapkan kegiatan remedial.

d. Mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal kemajuan sendiri dan

merangsangnya untuk melakukan usaha perbaikan.

e. Memberikan informasi tentang semua aspek kemajuan siswa, dan pada

gilirannya setiap guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif menjadi

anggota masyarakat dan pribadi yang bulat.

f. Memberikan bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang

sesuai dengan kecakapan, minat dan kesanggupannya.

Sistem penilaian yang baik akan mendorong peningkatan kualitas

pembelajaran. Tenaga pendidik harus benar-benar memahami sistem penilaian

yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik agar dapat

menggambarkan kemampuan peserta didik yang telah dicapai. Kualitas

pembelajaran yang baik, selain didukung oleh tenaga pendidik yang berkualitas

juga didukung oleh penilaian pembelajaran yang berkualitas pula (Miller &

(20)

Evaluasi merupakan bagian yang terpenting dalam pembelajaran, yang

dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal,

kecakapan siswa dan program pengajaran. Evalusi ini dapat dilakukan awal

pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa, dan

evaluasi akhir dari proses pembelajaran, yaitu untuk mendapat gambaran

kecakapan penyerapan dari suatu penyajian yang telah dilaksanakan dari akhir

pelajaran. Evaluasi yang diberikan pada siswa bukan hanya sekedar pelengkap

dari proses pembelajaran, akan tetapi merupakan suatu pengukuran dari suatu

proses yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum pembelajaran berlangsung, dan

evaluasi yang diberikan kepada siswa tidak terlepas dari pengembangan

kompetensi dasar yang dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator (Yamin

2007). Guru melakukan penilaian berdasarkan pada indikator yang dikembangan

dari kemampuan dasar sesuai materi pembelajaran yang diajarkan.

Berdasarkan keterangan diatas, setelah materi pembelajaran disiapkan

guru hendaknya segera membuat soal yang berhubungan dengan isi pelajaran

yang telah diajarkan. Soal-soal tersebut tidak boleh melenceng dari indikator yang

telah ditetapkan. Guru harus memikirkan butir-butir soal dari indikator-indikator

tersebut. Soal-soal tersebut diacak sebelum diberikan kepada siswa. Soal tersebut

akan menjadi alat ukur atau evaluasi belajar dari materi pembelajaran setelah

dipelajari.

Menurut Dasna (2009), try out sebagai salah satu upaya mengukur

kemampuan siswa sudah ada pada jalur yang tepat karena kegiatan itu dapat

memberikan gambaran tentang kompetensi yang telah dicapai/dikuasai oleh siswa,

dan memberikan pengalaman kepada siswa mengerjakan tes sebagaimana yang

akan dilakukan pada UN. Bila try out yang dilakukan menggunakan soal-soal

model UN maka hasil yang diperoleh akan menjadi bahan perenungan bagi siswa

dan sekolah untuk optimalisasi upaya dan usaha agar mencapai hasil yang optimal

pada saatnya.

UN merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana tujuan

yang telah tercapai dalam pembelajaran. Hasilnya akan menggambarkan apakah

(21)

10  

Menteri Pendidikan Nasional RI No 46 tahun 2010 menerangkan bahwa mata

pelajaran yang diikut sertakan dalam UN Tahun 2010/2011 meliputi Bahasa

Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA.

3. Alat Penilaian

Alat penilaian terdiri dari dua bentuk, yaitu tes maupun non tes (Arikunto

2002):

a. Non tes, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari

sumber. Yang tergolong dalam bentuk non tes adalah sebagai berikut:

1. Skala bertingkat (rating scale)

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu

hasil pertimbangan.

2. Kuesioner

Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur.

3. Daftar yang cocok (chek list)

Daftar yang cocok adalah deretan pertanyaan dimana responden yang

dievaluasi membutuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan. 4. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan tanya-jawab sepihak.

Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi

kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya

diajukan oleh obyek evaluasi.

5. Pengamatan (observation)

Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pengamatan secara sistematis.

6. Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam

(22)

evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan. Tentang kepribadian,

kebiasaan, dan sifat dari obyek yang dinilai.

b. Tehnik Tes

1) Pengertian tes

Adanya perbedaan individual akan menentukan berhasil tidaknya suatu

individu dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Dalam hal ini

berakibat pula akan adanya prestasi kerja maupun belajar. Senada dengan

adanya perbedaan individu itu, maka perlu diciptakan alat untuk

mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, dan alat ukur tersebut

adalah tes.

Secara harfiah kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno yaitu

“testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia

{maksudnya adalah dengan menggunakan piring logam akan diperoleh

jenis-jenis logam mulia yang nilanya sangat tinggi (Sudijono 1995)}.

Menurut Arikunto (2002) tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana tertentu. Dalam hal

ini mengunakan cara-cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Sedangkan pengertian tes menurut Thoha (1996) sebagai alat pengukuran

berupa pertanyaan, perintah dan petunjuk yang ditujukan kepada testee

untuk mendapatkan respon yang sesuai dengan petunjuk tersebut. Selain itu,

menurut Daryanto (2001) tes juga diartikan sebagai serentetan pertanyaan

atau latihan yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan

intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimilki oleh individu atau

kelompok.

Terdapat beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan

dengan uraian diatas yaitu testing. testee, dan tester. Testing berarti waktu saat dilakukannya tes atau peristiwa saat berlangsungnya penalaian dan

(23)

12  

2) Macam tes

Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa jika

ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan. Oleh sebab itu, pengukuran

tes prestasi belajar dapat dibagi mejadi 2 tipe yitu:

a) Pengukuran yang mengunakan tes buatan guru

Bentuk tes yang dibuat oleh guru bisa sangat bervariasi misalnya

tes tertulis, tes lisan, tes kinerja dan sikap. Pengukurannya lebih

menekankan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran siswa

dari hari ke hari. Tes buatan guru didasarkan pada isi dan tujuan khusus

untuk kelas atau sekolah ditempat guru itu mengajar. Dalam hal ini

dikembangkan oleh guru dengan sedikit ataupun tanpa bantuan dari luar.

Selain itu biasanya menggunakan item-item soal yang belum pernah di

try-outkan, dianalisis atau direvisi sebelum menjadi bagian dari tes tersebut.

b) Pengukuran yang menggunkan tes standar

Menurut Lababa (2008) tes standar adalah tes dimana soal-soalnya

sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tes

standar adalah 1) menentukan tujuan tes, 2) menentukan acuan yang akan

dipakai oleh tes (kriteria atau norma), 3) membuat kisi-kisi, 4) memilih

soal-soal dari kumpulan soal yang sudah sesuai dengan kisi-kisinya.

Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, maka soal-soal tersebut

harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, analisis hasil

ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif maupun

kuantitatif.

Pada tes standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan

mudah dilakukan sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu

jenis penilaian saja yaitu tes tertulis, khususnya bentuk soal pilihan

ganda. Hal ini disebabkan tes standar digunakan untuk keperluan yang

(24)

pendidikan berikutnya, tes untuk melihat daya serap siswa, tes

pemantauan mutu siswa, dan sebagainya.

Bentuk tes standar telah mengalami standarisasi, yakni proses

validasi dan reliabilitas, sehingga tes tersebut benar-benar valid dan

reliable untuk suatu tujuan dan bagi kelompok tertentu. Pada tes standar,

soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan.

Dengan demikian, tes standar adalah tes dimana soal-soalnya sudah

mengalami proses analisis baik secara kaulitatif maupun kuantitatif.

3) Fungsi tes

Menutur Hidayat (2008) secara umum ada dua macam fungsi tes

yaitu:

a) Sebagai alat pengukuran terhadap peserta didik. Dalam hal ini tes

berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah

dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar

dalam jangka waktu tertentu.

b) Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Sebab melalui

tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program

pengajaran yang telah ditentukan dapat dicapai.

4) Kualitas tes yang baik

Tujuan utama analisis soal adalah untuk mendapatkan informasi

tentang karakteristik setiap butir soal, baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Hasil suatu analisis soal dapat digunakan untuk mengetahui

apakah soal akan berfungsi dengan baik atau tidak.

Pada dasarnya cara yang ditempuh dalam analisis soal adalah melalui

telaah (analisis kualitatif) dan analisis berdasarkan data hasil uji coba

(analisis kuantitatif) yang meliputi validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat

kesukaran dan efektifitas distraktor. Analisis secara kualitatif terhadap butir

soal pada dasarnya adalah penelaahan butir soal ditinjau dari segi kaidah

penulisan soal yaitu (1) isi atau materi; (2) konstruksi; dan (3) bahasa. Soal

yang baik harus memenuhi ketiga kaidah penulisan soal tersebut. Kaidah

(25)

14  

a) Soal sesuai dengan indikator.

b) Harus memenuhi kaidah-kaidah penulisan soal, misalnya untuk soal

pilihan ganda, pokok soal juga memberikan petunjuk kearah yang benar;

pilihan jawaban harus homogen dan logis.

c) Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

d) Bahasa soal jelas dan komunikatif.

Analisis soal secara kualitatif dilakukan sebelum suatu soal diujikan.

Analisis ini belum memberikan gambaran tentang karakteristik psikometri

soal. Oleh karena itu, untuk membuktikan bahwa soal-soal itu sudah baik

perlu diuji cobakan terhadap sejumlah siswa. Jawaban siswa terhadap

soal-soal itu dijadikan dasar untuk analisis kuantitatif. Ada 2 macam

karakteristik soal yang ditinjau dalam analisis kuantitatif yaitu tingkat

kesukaran dan daya beda. Tingkat kesukaran adalah proporsi jumlah peserta

tes yang menjawab benar dengan jumlah peserta seluruhnya. Daya pembeda

adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang mampu

dengan siswa yang kurang mampu.

4. Kriteria alat ukur

Suatu tes dapat dikatakan sebagai alat pengukur yang baik jika

memenuhi kriteria berikut ini, antara lain:

a. Validitas

Valid sering diartikan sebagai kesahihan. Suatu alat ukur disebut valid

bilamana alat ukur tersebut memiliki isi yang layak mengukur objek yang

harus diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Dalam hal ini ada kesesuaian

antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sarana pengukuran.

Menurut Ridlo (2005), valid merupakan kualitas yang menunjukan

hubungan antara suatu pengukuran dengan tujuan belajar. Sedangkan menurut

Supriyadi (2005) validitas tes mempunyai arti bahwa tes harus mengukur apa

yang semestinya harus di ukur. Suatu instrument dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dapat dibagi menjadi

4 macam yaitu validitas isi, validitas konstruksi, validitas ramalan dan validitas

(26)

1) Validitas isi ( content validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi jika mengukur tujuan khusus

tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh

karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini

sering disebut validitas kurikuler.

2) Validitas konstruksi (construct validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi jika butir-butir soal

tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam

tujuan instruksional khusus.

3) Validitas “ada sekarang” (concurrent validity)

Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes

dikatakan memiliki empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika

ada istilah “sesuai” tentu ada 2 hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil

tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai

hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah

ada (ada sekarang, concurrent). Dalam membandingkan hasil sebuah tes

maka diperlukan suatu kriterium atau alat banding. Maka hasil tes

merupakan suatu yang dibandingkan.

4) Validitas prediksi (predictive validity)

Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang

akan datang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila

mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada

masa yang akan datang.

b. Reliabilitas

Reliabel berarti dapat dipercaya. Reliabilitas (keandalan) adalah ketetapan

atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal

jika ia dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif (Arifin 2009). Tes

reliabel dapat tidak valid, tetapi tes yang valid biasanya reliabel. Diantara hal

yang mempengaruhi hasil tes adalah banyaknya soal dalam tes dan kualitas

butir soal. Semakin panjang tes biasanya makin relibel. Cara mencari

(27)

16  

1) Metode parallel (equivalent)

Tes paralel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai

kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya

berbeda. Dalam menggunakan metode tes paralel ini pengetes harus

menyiapkan dua buah tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok

siswa yang sama.

2) Metode tes ulang (test-retest method)

Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu

seri tes tetapi dicobakan dua kali, kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut

dihitung korelasinya.

3) Metode belah dua (split-half method)

Dalam metode ini item atau butir soal dibelah menjadi dua. Ada dua cara

membelah butir soal yaitu, membelah atas item-item genap dan item-item

ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil-genap, dan membelah atas

item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor

awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan

awal-akhir.

Nilai dari reliabilitas diberi lambang r yang dapat dicari besarnya dengan

menggunakan rumus K-R. 20 atau Spearman-Brown. Menurut Arikunto

(2002) harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product

moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga r hitung > r tabel, maka soal tersebut reliabel. Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut:

0,800 < r ≤ 1,000 : sangat tinggi 0,600 < r ≤ 0,800 : tinggi 0,400 < r ≤ 0,600 : cukup 0,200 < r ≤ 0,400 : rendah 0,000 < r ≤ 0,200 : sangat rendah c. Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

(28)

siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi

karena diluar jangkauannya. Ada beberapa alasan untuk menyatakan tingkat

kesukaran soal. Bisa saja tingkat kesukaran soal ditentukan oleh kedalaman

soal dan kompleksitas.

Dalam hal ini, bermutu tidaknya butir soal-soal tes hasil belajar dapat

diketahui dari derajat kesukaran soal yang dimilki oleh masing-masing butir

soal tersebut. Butir-butir soal tes belajar dapat dikatakan sebagai butir soal

yang baik, jika butir soal tersebut tidak terlalu mudah juga tidak terlalu sulit.

Dengan kata lain, taraf kesukaran soal tersebut adalah sedang / cukup. Angka

yang dapat memberi petunjuk mengenai tingkat kesukaran soal itu dikenal

dengan istilah “Difficulty indek”, dalam evaluasi belajar umumnya

dilambangkan huruf P (propotion). Besarnya tingkat kesukaran antara 0,00

sampai dengan 1,0. Menurut Arikunto (2002) klasifikasi indeks kesukaran

adalah sebagai berikut:

Soal dengan P antara 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P antara 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P antara 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

d. Daya pembeda

Menurut Arikunto (2002) Daya pembeda soal adalah kemampuan soal

untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan

siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan besarnya

daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Seperti halnya indeks

kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya

bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks

diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi

digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak

pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.

-1,00 0,00 1,00

daya pembeda daya pembeda daya pembeda tinggi

(29)

18  

Dengan menggunakan program Iteman dapat menggambarkan tingkat

kemampuan soal dalam membedakan antara peserta didik yang sudah

memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belum atau tidak

memahami materi yang diujikan. Menurut Arikunto (2007) klasifikasi daya

pembeda soal adalah sebagai berikut:

D = 0,00 - 0,20 daya pembeda soal adalah jelek

D = 0,21 – 0,40 daya pembeda soal adalah cukup

D = 0,41 – 0,70 daya pembeda soal adalah baik

D = 0,71 – 1,00 daya pembeda soal adalah baik sekali

D = negatif daya pembeda soal adalah sangat jelek

e. Efektifitas distraktor

Option atau alternatif jawaban dalam soal jumlahnya berkisar antara 3

sampai 5 option. Selain itu juga terdapat kemungkinan satu jawaban benar dari

ke lima alternatif jawaban tersebut. Sedangkan sisanya merupakan jawaban

yang salah. Jawaban yang salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah

distraktor atau pengecoh.

Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain yaitu

menganalisis dengan pola penyebaran jawaban soal. Adapun yang dianalisis

dengan pola penyebaran soal adalah suatu pola yang menggambarkan

bagaimana testee menentukan pilihan jawabannya terhadap kemungkinan

jawaban yang telah dipasangkan pada setiap butir soal.

Menurut Daryanto (2001) yang dimaksud pola jawaban soal adalah

distribusi peserta tes dalam hal menentukan jawaban pada soal bentuk pilihan

ganda. Dari pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh (distraktor)

dapat berfungsi sebagai pengecoh yang baik atau tidak. Pengecoh yang tidak

dipilih sama sekali oleh peserta tes, berarti pengecoh tersebut buruk.

Sebaliknya, pengecoh dapat dikatakan baik jika pengecoh tersebut mempunyai

daya tarik yang besar bagi peserta tes yang kurang memahami konsep atau

kurang menguasai bahan untuk dipilih sebagai jawaban soal. Suatu pengecoh

(distraktor) dapat dikatakan berfungsi baik jika paling sedikit dipilih 5%

(30)

5. Pengembangan Soal Higher Order of Thinking Skill (HOTS)

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau keterampilan berfikir tinggi, dibagi menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan,

berpikir kritis dan berpikir kreatif. Dalam pembentukan sistem konseptual IPA

proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir kritis. Belajar

berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar

bagaimana cara berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah

saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan berpikir siswa dapat dilatihkan

melalui kegiatan dimana siswa diberikan suatu masalah dalam hal ini masalah

berbentuk soal yang bervariasi (Prayugo 2012).

Untuk mengembangkan soal HOTS, diperlukan pemahaman terlebih

dahulu tentang HOTS dan cara mengembangkan soal HOTS.

a. Higher Order of Thinking Skill (HOTS)

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) atau ketrampilan berfikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok yaitu pemecahan masalah, membuat

keputusan, berfikir kritis dan berfikir kreatif.

Menurut Devi (2012) penilaian adalah proses pengumpulan dan

pengolahan informasi. Dalam pendidikan, penilaian berarti proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil

belajar peserta didik. Untuk melaksanakan penilaian, guru memerlukan

instrumen penilaian dalam bentuk soal-soal, baik untuk menguji aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotor.

Instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menguji hasil belajar

peserta didik pada aspek kognitif biasanya diambil dari berbagai buku atau

kumpulan soal-soal ujian. Soal dapat berupa uraian atau pilihan ganda.

Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji aspek

ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak peserta didik

belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering diakhiri soal evaluasi

yang kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Peserta

didik tingkat SMP/MTs harus mulai dilatih berpikir tingkat tinggi sesuai

(31)

20  

dengan cara melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak siswa berpikir dalam

level analisis, sintetis dan evaluasi.

Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk

menilai hasil belajar IPA dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik

menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja

operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal kognitif, afektif maupun

psikomotorik. Di dalam pembelajaran IPA dinyatakan bahwa IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP

2006, dalam Devi), berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar IPA

menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep IPA.

b. Pengembangan soal HOTS

Pengembangan soal HOTS memerlukan berbagai kriteria baik dari segi

bentuk soalnya maupun konten materi subyeknya. Teknik penulisan soal-soal

HOTS baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian secara umum sama

dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri yang

membedakannya.

Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal

untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi

yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif

Bloom pada level analisis, sintesis dan evaluasi, setiap pertanyaan diberikan

dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis.

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka

setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk

sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan

novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar

kata/symbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam.

Keterampilan-keterampilan di dalam HOTS di dalam taksonomi Bloom

termasuk tiga level tertinggi yaitu analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk peserta

didik tingkat menengah tidak semua keterampilan dapat dilatihkan melalui

(32)

berpikir peserta didik SMP/MTs dan mengkreasikan menjadi soal yang

mendorong peserta didik berpikir.

6. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda

Menulis soal pilihan ganda sangat diperlukan ketelitian dan keterampilan.

Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal dalam bentuk pilihan ganda

adalah menentukan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang

tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang pendeknya relatif

sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam

penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti

langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya,

langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan

pengecohnya (BNSP 2010).

Kaidah penulisan soal pilihan ganda menurut BNSP (2010) adalah

sebagai berikut:

a. Materi

1) Soal harus sesuai dengan indikator.

2) Pengecoh harus berfungsi.

3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.

b. Konstruksi

1) Pokok soal harus dirumuskan dengan jelas dan tegas.

2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja.

3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

5) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

6) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

7) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban

di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

8) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

(33)

22  

9) Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada

soal harus jelas dan berfungsi.

10)Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang

bermakna tidak pasti.

11)Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c. Bahasa/Budaya

1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia.

2) Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah

dimengerti warga belajar/peserta didik.

3) Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan

satu kesatuan pengertian.

Mengacu pada uraian diatas, jelas bahwa try out merupakan langkah awal

yang ikut memberi andil menentukan kesuksesan UN. Selain untuk meningkatkan

menambah bekal siswa dalam menghadapi ujian nasional, dari try out tersebut

juga dapat mengetahui kesiapan siswa menghadapi UN. Penyusunan soal tentunya

harus benar-benar diperhatikan, supaya dapat memberikan kontribusi yang baik

dalam mengukur kemampuan siswa. Berdasarkan kaidah penyusunan soal

tersebut, diharapkan soal-soal yang disusun benar-benar mampu mengukur

kompetensi siswa serta dapat dijadikan bekal dalam menghadapi Ujian Nasional.

Oleh karena itu, soal-soal UN, selain harus mengikuti kaidah penyusunan

soal, tentunya juga harus disusun oleh orang-orang yang memiliki kemampuan

dalam menyusun soal, seperti unsur-unsur dosen dari perguruan tinggi, guru mata

pelajaran, anggota BSNP (ahli-ahli di bidang psikometri, evaluasi pendidikan,

kurikulum, dan manajemen pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman, dan

komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan) dan pakar penilai pendidikan.

Dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional dan dapat

mengetahui kemampuan para siswa secara nasional sesuai dengan mata pelajaran

yang diujikan (Andriani 2012). Mengacu pada pendapat bahwa kredibilitas

penafsiran peneliti lebih penting dari pada validitas (Burns 1999). Berdasarkan

(34)

tersebut dikerjakan oleh orang-orang yang profesional. Kualitas soal tidak cukup

dilihat dari segi validitasnnya saja, namun perlu dilihat dari segi reliabilitasnya.

Oleh karena itu, untuk mengetahui kualitas suatu soal, perlu diketahui validitas

dan reliabilitasnya.

7. Program Iteman

Program Iteman dikembangkan oleh Assesment System Corporation

mulai tahun 1982. Program ini dipergunakan untuk (Hayat 1999):

a. Menganalisis data file (format ASCII)/ notepad melalui manual entri data.

b. Menskor dan menganalisis data soal berbentuk pilihan ganda untuk 30.000

siswa dan 250 butir soal.

c. Memberikan informasi tentang validitas butir dan reliabelitas tes.

Item And Test Analysis (Iteman) merupakan perangkat lunak yang dibuat melalui bahasa pemprograman komputer dan diciptakan khusus untuk analisis

statistik butir soal dan tes. Program ini dibuat dengan pendekatan analisis butir

soal secara klasikal yang berguna untuk menentukan kualitas butir soal dan tes

berdasarkan data empiris hasil uji coba (Hayat 1999).

Analisis butir soal secara klasikal adalah proses penelaahan butir soal

melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutu butir soal

yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik (Dikmenum 2000).

Adapun yang termasuk teori tes modern antara lain adalah model Rasch, Bigspet

dan SPSS. Digunakan program Iteman didasarkan pada prinsip kemudahan dan

kepraktisan jika dibandingkan dengan program modern.

Hasil dari analisis soal mencakup informasi mengenai tingkat kesukaran

soal, daya pembeda soal, dan statistika sebaran jawaban. Selain menghasilkan

statistik butir soal, juga menghasilkan statistik tes yang meliputi reliabilitas tes,

kesalahan pengukuran, dan distraktor skor. Program ini juga memberikan output

skor untuk setiap peserta tes. Seluruh data yang akan dijadikan sebagai input

dalam analisis berada dalam satu file. Program Iteman mampu menganalisis

(35)

24  

karakter maksimal dalam satu file data adalah 255 karakter termasuk identitas

responden.

Menurut Hayat (1999), hasil analisis Iteman berupa dua file yaitu file

skor dan file statistik.

1. File skor

Program Iteman juga memberikan hasil skor untuk setiap peserta tes

yang menunjukan jumlah benar dari seluruh jawaban. Baris pertama dari output

menunjukan jumlah karakter untuk identitas peserta tes jumlah skala, dan nama

file input. Kemudian hasil skala diberikan secara berurutan sesuai denga urutan

peserta tes dalam file data.

2. File statistik

Statistik hasil analisis dapat dibedakan kedalam 2 bagian yaitu statistik

butir soal dan statistik tes.

a. Seq. No adalah nomor urut butir soal dalam file data.

b. Scala-Item adalah nomor urut butir soal dalam skala (tes/subtes).

c. Prop. Correct adalah proporsi siswa (peserta tes) yang menjawab benar butir soal. Nilai ekstrim (mendekati nol atau satu) menunjukan bahwa butir soal

tersebut terlalu sukar atau terlalu mudah untuk peserta tes. Indeks ini disebut

juga indeks tingkat kesukaran soal secara klasikal.

d. Biser adalah daya pembeda soal dengan menggunakan koefiensi korelasi beserial. Nilai positif menujukkan bahwa peserta tes yang menjawab benar

butir soal, mempunyai skor yang relatif tinggi dalam tes/skala tersebut.

Sebaliknya, nilai negatif menunjukan bahwa peserta tes yang menjawab benar

butir soal, memperoleh skala yang relatif rendah dalam tes/skala tersebut.

Untuk statistik pilihan jawaban (alternatif) korelasi biserial negatif sangat tidak

dikehendaki untuk kunci jawaban dan sangat dikehendaki untuk pilihan

jawaban yang lain (pengecoh).

e. Point-biser adalah juga indeks daya pembeda soal dan pilihan jawaban (alternatif) dengan menggunakan koefisiensi korelasi point-biserial.

Penafsirannya sama dengan statistik biserial. Statistik pilihan jawaban

(36)

Perbedaannya adalah bahwa statistik pilihan jawaban dihitung secara terpisah.

Untuk setiap pilihan jawaban dan didasarkan ada dipilh tidaknya alternatif

tersebut, bukan pada benarnya jawaban. Tanda bintang yang muncul disebelah

kanan hasil analisis menunjukan kunci jawaban.

Program Iteman memberikan hasil analisis statistik berikut untuk

tes/skala.

1) N of items adalah jumlah butir soal dalam tes/skala yang ikut dianalisis. Untuk tes/skala yang terdiri dari butir-butir soal dikotomi, hal ini merupakan

jumlah total butir soal dalam tes/skala.

2) N of Examines adalah jumlah peserta tes yang digunakan dalam analisis. 3) Mean adalah skor atau rata-rata skor peserta tes.

4) Variance adalah varian dari distribusi skor peserta tes yang memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta tes.

5) Std. Dev adalah devisiasi standar dari distribusi skor peserta tes. Devisiasi standar merupakan akar dari variance.

6) Skew adalah kemiringan distribusi skor peserta tes yang memberikan gambaran tentang bentuk distribusi skor peserta tes. Kemiringan negatif

menunjukan bahwa sebagian besar skor berada pada bagian bawah (skor

rendah) dari distribusi skor. Kemiringan nol menunjukan bahwa skor

berdistribusi secara simetris di sekitar skor rata-rata (mean).

7) Kurtosis adalah puncak distribusi skor yang menggambarkan kelaindaian distribusi skor dibanding dengan distribusi normal. Nilai positif menunjukan

distribusi yang lebih lancip (memuncak) dan nilai negatif menunjukan

distribusi yang lebih landai (merata). Kurtosis untuk distribusi normal

adalah nol (0).

8) Minimum adalah skor terendah peserta tes dalam tes atau skala tersebut. 9) Maximum adalah skor tertinggi pada peserta tes atau skala tersebut.

10)Median adalah skor tengah dimana 50% berada pada atau lebih rendah dari skor tersebut.

(37)

26  

0.0 sampai 1.0. Koefisien alpha hanya cocok digunakan pada tes yang

bukan mengukur kecepatan dan yang hanya mengukur satu dimensi.

Semakin tinggi koefisien alpha menandakan semakin realibel suatu soal.

12)SEM adalah kesalahan pengukuran standar untuk setiap tes atau skala. SEM merupakan estimit dari devisiasi standar kesalahan pengukuran dalam skor

tes.

13)Mean P adalah rata-rata tingkat kesukaran semua butir soal dalam tes secara klasikal dihitung dengan mencari rata-rata proporsi peseta tes yang

menjawab benar untuk semua butir soal dalam tes atau skala.

14)Mean Item-Tot adalah nilai rata-rata indeks daya pembeda yang diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata korelasi biserial dari semua butir soal data

tes atau skala.

15)Mean-Biserial adalah juga nilai rata-rata indeks daya pembeda yang diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata korelasi biserial dari semua

butir soal data tes atau skala.

Kelebihan analisis butir soal secara klasikal adalah mudah, dapat

dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer, murah, sederhana,

familiar dan dapat menggunakan data dari beberapa peserta didik maupun dengan

sampel kecil (Millman dan Greene 1993, dalam Dikmenum 2000). Berdasarkan

keterangan tersebut, program Iteman merupakan alat analisis soal yang sangat

praktis. Hanya dengan memasukkan data kedalam program Iteman tersebut, maka

banyak sekali hasil yang dapat diketahui. Dengan menggunakan program Iteman,

akan kita ketahui apakah soal-soal try out yang telah disusun oleh guru-guru yang

(38)

B.Kerangka Berfikir

Dengan dilakukan analisis terhadap kualitas soal try out, diharapkan

dapat diperoleh informasi yang memberikan gambaran tentang kualitas soal try

out di Banjarnegara. Memperhatikan uraian pada landasan teori, maka dapa disusun kerangka berfikir seperti gambar 1.

 

Rata-rata prosentase kelulusan try out tahun pelajaran 2010/2011 Kabupaten Banjarnegara mencapai 43,78 %. ( ∑ % kelulusan : ∑ sekolah = 394 : 9 = 43,78%).

Rata-rata prosentase kelulusan UN tahun pelajaran 2010/2011 Kabupaten

Banjarnegara mencapai 71,55 %. ( ∑ % kelulusan : ∑ sekolah = 644 : 9 = 71,55%).

Prosentase kelulusan try out lebih kecil, diduga disebabkan oleh tingkat kesulitan

soal lebih tinggi dari UN

Dokumentasi lembar jawaban soal try out dari 9 SMP se-kabupaten Banjarnegara tahun ajaran 2011/2012

Analisis soal try out di 9 sekolah menggunakan Program Iteman

Pembahasan hasil analisis soal try out

(39)

   

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian dan Obyek Penelitian

1. Penelitian dilakukan di 9 SMP yang diambil secara acak dari 91 SMP yang ada

di kabupaten Banjarnegara. Nama-nama 9 SMP yang dijadikan sampel tertera

pada tabel 2.

Tabel 2. Daftar 9 SMP di kabupaten Banjarnegara yang soal try out mata pelajaran IPA di analisis.

2. Obyek dari penelitian adalah soal dan hasil try out di 9 SMP kabupaten

Banjarnegara yang digunakan sebagai sampel. Sedangkan subyek dari penelitian

ini yaitu siswa kelas IX.

B.Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penilitian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang di gunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk

membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono 2004). Data yang digunakan

No. Nama Sekolah

1. SMP N 1 Bawang

2. SMP N 2 Bawang

3. SMP N 1 Purwonegoro

4. SMP N 1 Mandiraja

5. SMP N 1 Rakit

6. SMP Taman Siswa

7. SMP Muhammadiyah Banjarnegara

8. SMP Cokroaminoto Banjarnegara

(40)

adalah data kuantitatif yaitu hasil pengamatan atas suatu hal yang bisa dinyatakan

dalam bentuk angka baik melalui perhitungan dengan rumus maupun dengan

program komputer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif

kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan peristiwa yang

terjadi dengan menggunakan data statistik.

C.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan

pelaksanaan.

1. Persiapan penelitian

Pada tahap awal penelitian dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Meminta ijin penelitian dan mencari informasi tentang SMP di Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kabupaten Banjarnegara.

b. Melakukan observasi awal di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

kabupaten Banjarnegara untuk memperoleh data SMP di kabupaten

Banjarnegara.

c. Mencari data tentang pelaksanaan try out dari ketua MGMP IPA kabupaten

Banjarnegara.

d. Mengumpulkan nama dan jumlah siswa kelas IX, lembar soal, kunci

jawaban dan lembar jawab try out untuk dilakukan analisis.

2. Pelaksanaan penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan di 9 sekolah pada tahun pelajaran

2011/2012 setelah pelaksanaan try out. Data yang diperlukan seperti lembar soal,

kunci jawaban dan lembar jawab dari 9 sekolah diambil seluruhnya dengan cara

meminjam dan memfotocopy kepada guru yang bersangkutan. Setelah

mendapatkan data try out, peneliti melakukan pengolahan terhadap data tersebut,

yaitu:

a. Penghitungan validitas, reliabilitas, daya beda soal, tingkat kesukaran soal, dan

efektifitas distraktor dengan menggunakan program Iteman.

b. Menjalankan program Iteman.

(41)

30  

d. Membahas atau menelaah soal-soal yang menurut penghitungan menunjukkan

kualitas yang kurang baik.

D.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian

ini peneliti menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yang di

maksud yaitu dengan cara meminjam dan memfotocopy soal, kunci jawaban dan

lembar jawaban siswa.

E.Metode Analisis Data

Salah satu tujuan dilakukannya analisis soal adalah untuk mengadakan

identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek, dengan

ketentuan yaitu:

a. Apakah suatu soal dapat diterima karena didukung oleh data statistik yang

memadai.

b. Tidak digunakan sama sekali karena terbukti secara empiris tidak berfungsi

sebagai soal yang baik.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program komputer berupa

program Iteman. Program iteman didasarkan pada teori tes klasik. Data yang

diperoleh nantinya akan digunakan untuk analisis soal secara kuantitatif. Pada

penelitian ini dianalisis validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan

efektifitas distraktor. Sebelum mengunakan program Iteman, harus terlebih dahulu

membaca petunjuk pengoperasionalnnya secara seksama. Sebagai contoh, tahap

awal adalah membuat file data (control file) yang diberisi 5 komponen utama,

yaitu:

1. Baris pertama adalah baris pengontrol yang mendeskripsikan data.

2. Baris kedua adalah daftar kunci jawaban setiap butir soal.

3. Baris ketiga adalah banyaknya pilihan jawaban setiap butir soal.

4. Baris keempat adalah daftar butir soal yang dianalisis {jika butir yang akan

dianalaisis diberi tanda Y (yes), jika tidak ikut dalam analisis diberi tanda N

(no)}.

(42)

Langkah untuk menjalankan aplikasi ITEMAN, adalah sebagai berikut:

a. Tekan Power pada CPU komputer atau padaLaptop.

b. Tunggu beberapa saat, hingga dilayar terlihat area kerja Desktop Windows.

Peneliti menggunakan Windows 7.

c. Klik tombol Start pada baris taskbar.

d. Arahkan pada pilihan All Programs Accessories Notepad.

e. Di layar akan terlihat lembar kerja Notepad (gambar 1).

Gambar 1. Tampilan lembar kerja Notepad

f. Input data ke dalam lembar kerja Notepad (gambar 2)

(43)

32  

Keterangan:

1) 005 adalah jumlah butir soal (maks 250 butir)

2) o (omit) adalah jawaban kosong

3) N adalah butir soal yang belum dikerjakan (Not respon)

4) 06 adalah jumlah siswa (maks 80)

5) DCABB adalah kunci jawaban soal nomor 1 sampai nomor 5

6) 44444 adalah jumlah pilihan jawaban (A, B, C, dan D)

7) yyyyy adalah Y=Yes untuk butir soal yang dianalisis. Ketik nnnnn untuk

butir soal yang tidak dianalisis (n adalah N=No)

8) o1 adalah nomor peserta tes, BADCC adalah jawaban peserta tes, dan

seterusnya.

g. Menyimpan file dari Notepad. File harus satu folder dengan progarm Iteman

agar memudahkan menganalisisnya.

h. Klik program Iteman mengisi pertanyaan yang muncul dilayar

komputer (gambar 3).

Gambar 3. Pertanyaan yang muncul di layar komputer.

Keterangan:

1) Enter the name of the input file: ketik nama file yang akan dianalisis,

misalnya CONTOH-1.TXT lalu tekan ENTER

2) Enter the name of the output file: ketik nama file output (hasil) yang

(44)

3) Do you want the score written to a file?: ketik Y bila dikehendaki hasil

analisis direkam, ketik N bila hasil analisis tidak direkam.

4) Bila diketik Y maka akan muncul Enter the name of the score file: ketik

nama file untuk hasil skor, misal SKOR-1.TXT lalu tekan ENTER.

Dalam waktu beberapa detik, akan muncul hasil analisis soal. Hasil

analisis dari program Iteman ada 2 yaitu statistik butir soal (gambar 4) dan

statistik tes (gambar 5).

(45)

34  

Gambar 5. Hasil statistik tes.

Hasil skor untuk setiap siswa dari Iteman:

Gambar 6. Hasil skor untuk setip siswa.

Hasil korelasi point-biserial ( ) dan korelasi biserial berasal dari

(46)

Keterangan :

γpbi = koefisien korelasi biseral

Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul item yang dicari

validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi skor total

p = proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut

( )

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

Menurut Ebel dan Frisbie (1991), dalam Dikmenum (2000), butir soal

dikatakan baik bila : > 0,40 untuk butir soal sangat baik; 0,30-0,39 untuk soal

baik, tetapi perlu perbaikan; 0,20-0,29 untuk soal dengan catatan, biasanya

diperlukan perbaikan; < 0,19 untuk soal jelek, dibuang, atau diperbaiki melalui

revisi. Adapun tingkat kesukaran butir soal memiliki skala 0-1. Semakin

mendekati 1 soal tergolong mudah dan mendekati 0 soal tergolong sukar.

Gambar

Tabel 1. Data komparasi hasil try out dengan UN SMP di Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011
Gambaran kualitas soal try out
Tabel 2. Daftar 9 SMP di kabupaten Banjarnegara yang soal try out mata pelajaran IPA di analisis
Gambar 1. Tampilan lembar kerja Notepad
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) memaparkan pemetaan dan analisis soal UAN tingkat SMP/MTs mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tahun pelajaran 2011/2012

Siti Jamilatul Muyasaroh. Validitas Soal-soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs. Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Universitas

Siti Jamilatul Muyasaroh. Validitas Soal-soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs. Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Universitas

8 | Husein Tampomas, Soal dan Solusi Try Out Matematika SMA IPS Dinas Kabupaten Bogor, 2014 32.. Dari 7 orang calon pengurus akan di pilih seorang ketua, wakil, sekertaris,

Option terdiri satu jawaban yang benar (kunci jawaban) dan beberapa pengecoh (distractor) (Sudjana, 2014:48). Penelitian kualitas soal matematika yang digunakan dalam try out/tes

Analisis kesesuaian soal akan menelaah validitas isi apakah soal try out UN Biologi sudah sesuai dengan kisi-kisi pembuatan yang memuat SKL UN, sedangkan kualitas butir soal

Saol try out SMA andalan Kabupaten tahun 2008 converted to pdf by Mohammad Zaidan Halaman 2 5.. Gambar berikut memperlihatkan skala

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaran butir soal Ujian Nasional UN IPA SMP Tahun Ajaran 2014/2015 di