• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SOAL UJIAN PRA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 28 PADANG TAHUN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS SOAL UJIAN PRA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 28 PADANG TAHUN "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOAL UJIAN PRA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 28 PADANG TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

JURNAL

SILVI DASRUL NIM. 08010137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATRA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

ANALISIS SOAL UJIAN PRA UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 28 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Silvi Dasrul, Nurhadi, SiskaNerita

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat silvidasrul@gmail.com

ABSTRACT

Question of Pra National Examination science in SMPN 28 Padang hasn’t been the analysis in validity, reliability, difficulty level, differential and option effectively. It can give impact to average of Science be low. The purpose of this research was to give information about good question in validity, reliability, difficulty level, differential and option affectivity in Pra National Examination science in SMPN 28 Padang year 2014/2015.The type of research was descriptive, where researcher describe the real data. This data research was question Pra National Examination science in SMPN 28 Padang year 2014/2015 with 40 questions. In this research, data was cultivated by using validity, reliability, difficulty level, differential and option effectively.Based on the result, it can be concluded that the low result of test was because of question which was used as measurement hasn’t been good especially from differential and option effectively in Pra Examination Test Science SMPN 28 Padang year 2014/2015.

Keyword : Pra Examination Test, Science.

PENDAHULUAN

Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang mengandung unsur tujuan belajar, pengalaman belajar serta tujuan belajar. Hasil belajar merupakan sasaran akhir dari pelaksanaan proses belajar mengajar perlu pengukuran. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan peserta didik, selain itu juga dipengaruhi oleh instrument yang dilakukan pada saat pengukuran hasil belajar melalui tes yang diberikan. Evaluasi secara umum yaitu suatu proses mencari data atau informasi tentang objek atau subjek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap objek atau subjek tersebut. Evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) evaluasi pembelajaran, yang digunakan untuk menentukan tingkat penguasaan tentang materi pembelajaran siswa. (2) evaluasi program untuk menentukan tingkat ketercapaian program terhadap tujuan yang telah ditetapkan. (3) evaluasi sistem yang kegunaan utamanya adalah untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan lembaga dan komitmen kepemimpinan para

pengelolanya terhadap tujuan pokok dan fungsi lembaga tersebut (Sukardi, 2014:2).

Evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui, memperbaiki serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran tersebut nantinya akan memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan pembelajaran yang dilakukan, antara lain dalam hal pencapaian terhadap ketuntasan belajar siswa.

Hasil tes, dapat memberikan informasi dalam pengambilan keputusan pembelajaran, misalnya tindakan perbaikan evaluasi dan perbaikan metoda. Oleh sebab itu tes hasil belajar hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang akurat.

Sesuai hasil wawancara penulis dengan beberapa guru IPA SMP Negeri 28 Padang pada tanggal 15 april 2015, bahwa salah satu jenis tes yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah tes objektif. Pembuatan soal tes belajar siswa dilaksanakan berdasarkan kepada hasil

(4)

Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (FMKKS). Soal dibuat oleh guru mata pelajaran IPA yang terpilih menjadi tim pembuat soal, dimana setiap sekolah mengutus satu orang guru IPA berdasarkan ketentuan oleh Dinas Pendidikan.

Proses pembuatan soal melalui FMKKS bertujuan untuk dapat mengukur kemampuan siswa. Pengukuran kemampuan siswa salah satunya dapat dilakukan dengan ujian Pra Ujian Nasional. Menurut salah seorang guru IPA di SMP Negeri 28 Padang bahwa didapatkan masih rendahnya nilai rata-rata hasil evaluasi siswa pada tahap ujian Pra Ujian Nasional karena soal yang diujikan kepada siswa belum pernah di uji coba sehingga belum diketahui apakah perangkat soal tersebut memenuhi standar soal yang baik atau belum. Soal dikatakan tidak baik karena tidak dapat mengukur dengan tepat apa yang seharusnya diukur dengan keadaan sebenarnya. Soal yang tidak baik sulit untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang belum pandai dalam itu, memiliki taraf kesukaran yang tidak berdistribusi normal, dalam arti soal tersebut terlalu sulit atau terlalu mudah untuk dikerjakan siswa. Oleh karena itu, soal tidak mengungkapkan konsep yang telah diajarkan kepada siswa yang proporsional sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti kesejajaran antara hasil tes. Kriteria yang dipakai adalah 0,40-1,00 (Arikunto,2012:89). Menurut Arikunto (2012:117) reliabilitas adalah tingkat kepercayaan pada sebuah tes, dimana kriteria yang dipakai adalah 0,40-1,00.

Indeks kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal. Pada indeks kesukaran criteria yang

dipakai adalah 0,30-0,70

(Arikunto,2012:223). Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa kurang pandai. Kriteria daya pembeda yang

dipakai adalah 0,40-0,70

(Arikunto,2012:228). Untuk mengetahui suatu opsi dari setiap soal berfungsi atau tidak perlu dipedomani sebagai berikut: 1.

Untuk option kunci, (jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah berada di antara 25%-75% dan jumlah pemilih kelompok atas harus lebih besar dari pada jumlah kelompok bawah), 2. Untuk option pengecoh, ( jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah tidak kurang 25X ( )X (Ka+Kb) dan jumlah pemilih kelompok bawah harus lebih besar dari pada jumlah pemilih kelompok atas) (Arifin,2014:282). .

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Analisis soal ujian Pra Ujian Nasional mata pelajaran IPA di SMP Negeri 28 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Tujuan dari penelitian untuk mendapatkan informasi tentang validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektifitas option pada soal Pra Ujian Nasional mata pelajaran IPA di SMP Negeri 28 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti ujian Pra Ujian Nasional pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 28 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu yang diperoleh dari lembar jawaban siswa peserta tes dan kunci jawaban.

(5)

Hasil

Berdasarkan hasil analisis soal ujian Pra Ujian Nasional mata pelajaran IPA di SMP Negeri 28 Padang Di dapatkan hasil dari validitas, reliabilitas indeks kesukaran daya

pembeda dan efektifitas option soal ujian Pra Ujian Nasional dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil dari Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran, Daya Pembeda dan Efektifitas Option No Paket

Soal

Validitas Reliabilitas Indek Kesukaran

Daya Pembeda

Efektifitas Option Hasil Kriteria Hasil Kriteria Kriteria

Sedang

Kriteria Baik

Kunci Efektif

Pengecoh Efektif 1 A 0,29 Rendah 1,00 Sangat

tinggi

14 Soal 2 Soal 12 Butir 9 Butir 2 B 0,82 Sangat

tinggi

0,98 Sangat tinggi

25 Soal 8 Soal 15 Butir 14 Butir 3 C 0,93 Sangat

tinggi

0,97 Sangat tinggi

22 Soal 6 Soal 22 Butir 20Butir 4 D 0,98 Sangat

tinggi

0,72 Tinggi 15 Soal 5 Soal 17 Butir 22 Butir 5 E 0,71 Rendah 0,97 Sangat

tinggi

23 Soal 7 Soal 19 Butir 16 Butir

Pembahasan 1. Validitas

Validitas untuk 5 paket soal pada Tabel 7 yang memiliki yang validitas sangat tinggi yaitu paket B, C dan D, sedangkan paket A memiliki validitas rendah dan paket E memiliki validitas tinggi. Dari segi validitas paket B, C, D dan E dapat digunakan pada siswa SMP Negeri 28 Padang dan dapat dijadikan sebagai alat yang mengukur apa yang hendak diukur, sedangkan untuk paket A dianggap kurang tepat. Sesuai dengan teori Arikunto (2012:59) “Tes akan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Menurut Arikunto (2012:89) koefisien validitas yang baik berkisar antara 0,40 sampai 1,00.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan salah satu persyaratan tes yang baik, reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.

Koefisien reliabilitas yang baik dalam analisis soal adalah 0,40 sampai 1,00. Hasil analisis tentang uji reliabilitas dari ke lima paket soal, maka soal paket A memiliki reliabilitas 1,00 berada kriteria sangat tinggi, paket B. 0,98 berada pada kriteria sangat tinggi, paket C. 0,97 berada pada kriteria sangat tinggi, paket D. 0,72 berada pada kriteria tinggi dan paket E. 0,97 berada pada kriteria sangat tinggi. Setiap paket memiliki hasil yang berbeda-beda. Dari segi

reliabilitas dapat dikatakan kelima paket soal tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur, sebab kelima paket soal berada pada kriteria yang baik, sesuai dengan teori Arikunto (2012:93) reliabilitas yang baik berkisar antara 0,40 sampai 1,00.

Suatu tes memiliki nilai reliabilitas tinggi, karena semakin tinggi reliabilitas tes maka semakin bagus kualitas tes tersebut.

Jika suatu tes dinyatakan mempunyai instrumen yang valid, maka akan mempunyai reliabilitas yang baik juga.

Sedangkan jika suatu instrumen yang reliabel, belum tentu valid (Arikunto, 2012:101).

3. Indeks Kesukaran

Berdasarkan hasil analisis pada setiap paket soal berbeda-beda, dilihat pada Tabel 9 soal paket A memiliki indeks kesukaran yang baik 14 soal (35%), paket B. 25 soal (62%), paket C. 22 soal (55%), paket D. 15 soal (37,5%) dan paket E. 23 soal (57,5%).Pada paket B memiliki indeks kesukaran yang baik. Dari segi indeks kesukaran dapat rata-rata yang berada pada kriteria sedang 49,5%, soal yang baik adalah soal yang indeks kesukarannya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, sesuai dengan pendapat Arikunto (2012:223) Tingkat kesukaran soal, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Kisarannya adalah 0,30 sampai 0,70 soal berada pada kriteria sedang.

(6)

Dilihat dari hasil analisis soal pada setiap paket sudah seimbang, karena pada setiap paket memiliki soal yang tidak terlalu mudah dan terlalu sukar, dimana soal berada pada kriteria sedang yang tidak dapat membedakan siswa yang menjawab yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

Dilihat dari segi indeks kesukaran paket A, B, C, D dan E seimbang dengan kemampuan siswa. Menurut Arifin (2013:266) Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran soal tersebut. Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan soal tersebut baik.

Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.

4. Daya Pembeda

Dilihat hasil analisis pada Tabel 10 setiap paket soal yang memiliki daya pembeda yang baik untuk paket A. 2 soal (5%), paket B. 8 soal (20%), paket C. 6 soal (15%), paket D. 5 soal (12,5%) dan paket E.7 soal (17,5%), didapati pada paket B soal yang baik, rata-rata daya pembeda yangyang berada pada kriteria sedang adalah 14%.Dari segi daya pembeda pada kelima paket soal tersebut dianggap kurang baik karena soal yang baik itu adalah soal yang dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dan siswa berkemampuan rendah (kurang pandai). Sesuai dengan teori Arikunto (2012:232) ”.Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks deskriminasi 0,40 sampai 0,70 berada pada kriteria baik.

Hasil daya pembeda didapati rendah, karena perangkat soal belum memenuhi standar yang baik untuk digunakan siswa.

Soal tidak mengungkapkan konsep yang telah diajarkan kepda siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

5. Efektifitas Option

Berdasarkan hasil analisis, dari option kunci pada masing-masing paket soal yaitu pada paket A. 30% efektif dan 70% tidak efektif, paket B. 37,5% efektif dan 62,5 tidak efektif, paket C.55% efektif dan 45%

tidak efektif, paket D.42,5% efektif dan 57,5% tidak efektif dan paket E. 47,5%

efektif dan 52,5% tidak efektif . Dari 5 paket soal total kunci yang efektif sebanyak 42,5%, sedangkan yang tidak efektif 57,5%

besarnya efektifitas kunci yang tidak

berfungsi dengan baik perlu dilakukan perbaikan pada option kunci, tidak efektifnya option kunci dapat berpengaruh terhadap jawaban siswa. Terdapat pada paket B kunci efektif yang baik. Menurut Arikunto (2012:221) jika jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah tidak kurang dari 25% tetapi tidak lebih dari 75%

maka option dikatakan efektif. Dari option pengecoh pada paket A. 7,5% efektif dan 92,5% tidak efektif, paket B. 11,7% efektif dan 88,3% tidak efektif, paket C. 16,7%

efektif dan 83,3% tidak efektif, paket D.

18,3%efektif dan 81,7% tidak efektif dan paket E. 8,3 % efektif dan 91,7% tidak efektif. Dari 5 paket total pengecoh yang efektif sebanyak 12,5%, sedangkan yang tidak efektif 87,5%, pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik perlu diperbaiki, sesuai dengan teori Arikunto (2012:225) Pengecoh dapat berfungsi dengan baik jika pengecoh mempunyai daya tarik yang besar sehingga dipilih oleh pengikut tes yang kurang memahami konsep atau bahan.

Pengecoh tidak berfungsi jika tidak dilih oleh peserta tes. Hasil efektifitas option belum efektif , karena perangkat soal belum memenuhi standar yang baik untuk digunakan siswa. Soal tidak mengungkapkan konsep yang telah diajarkan kepda siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa soal ujian Pra Ujian Nasional di SMP Negeri 28 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015 masih belum baik dari segi daya pembeda dan efektifitas option.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi ,Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya: Bandung.

Arifin, Z. 2014. Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya: Bandung.

Budiati,H.2014. Analisis Soal Ujian Nasional IPA SMP Tahun 2014 Berdasarkan DimensiPengetahuan Dan Dimensi Proses Kognitif.

Jurnal.

(7)

Nelfita, S. 2014. Analisis Soal Ujian

Semester II IPA/Biologi Kelas VIII MTsN Kota Solok Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal.

Sukardi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, Bumi Aksara: Jakarta.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Siti Jamilatul Muyasaroh. Validitas Soal-soal Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs. Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda UAS genap tahun pelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal pilihan ganda UAS genap

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui validitas isi, validitas konstruksi, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda butir soal Penilaian Akhir Semester

Dengan mengukur reliabilitas tes, butir soal harus memenuhi criteria yang telah ditetapkan untuk validitas, indeks kesukaran dan daya pembeda dimana dari

Berdasarkan analisis soal dari segi indeks kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas pada soal geografi sosial tahun ajaran 2018/2019 Jurusan Pendidikan

Berdasarkan hasil yang ditemukan, untuk indeks kesukaran pada ujian nasional tahun pelajaran 2008/2009 tergolong dalam indeks kesukaran jelek, karena dari lima

Berdasarkan hasil analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh, seperti yang terlihat pada lampiran 8 maka dapat