• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) Sumber Ilmu Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kelurahan Pabatu Kota Madya Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) Sumber Ilmu Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kelurahan Pabatu Kota Madya Tebing Tinggi"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana upaya Bapak/ibu agar TBM ini? Dapat meningkatkan minat baca?

2. Bagaimana upaya Bapak/ibu untuk menambah buku-buku di TBM Sumber Ilmu? Sudahkah terpenuhi?

3. Bagaimana masalah dana untuk kemajuan TBM Sumber Ilmu?

4. Apakah ada faktor yang menghambat TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?

5. Apakah upaya TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca? 6. Apakah TBM Apakah ada hubungannya dengan sekretaris dengan minat

baca?

7. Sumber Ilmu melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan?

8. Apakah tugas Bapak/ibu membantu meningkatkan minat baca di TBM Sumber Ilmu?

9. Bagaimana cara Bapak/ibu sebagai sekretaris untuk memajukan TBM Sumber ilmu?

10.Bagaimana Bapak/ibu melayani pengguna di TBM Sumber Ilmu?

11.Apakah jam buka TBM Sumber Ilmu sesuai dengan permintaan masyarakat?

12.Apakah ada upaya TBM Sumber Ilmu dalam menyambut hari jadi kemerdekaan R.I yang dilakukan setiap harinya?

13.Bagaimana keadaan minat baca masyarakat di Kelurahan Pabatu ini? 14.Jenis koleksi apa yang tersedia diperpustakaan dan berapa jumlahnya? 15.Bagaimana kebiasaan membaca masyarakat di TBM Sumber Ilmu ini

(2)

LAMPIRAN II

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Transkrip Wawancara Informan 1 Nama Informan : Junaida

Jabatan : Pengelola TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017

Waktu : 09:00 WIB

2. Keterangan : P : Peneliti I1 : Informan 1

P : Assalamualaikum bu, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.

I : iya, silakan masuk nak P : saya mau bertanya bu, boleh ? I : boleh nak

P : Pertanyaan Pertama bu, Bagaimana upaya Bapak/ibu agar TBM ini? Dapat meningkatkan minat baca?

I : Upaya saya untuk meningkatkan minat baca masyarakat sudah saya lakukan tetapi belum maksimal karena belum ada bantuan dari kelurahan setempat untuk bantuan dana maupun perlengkapan lainnya.

P : Pertanyaan kedua, Bagaimana upaya Bapak/ibu untuk menambah buku-buku di TBM Sumber Ilmu? Sudahkah terpenuhi?

I : Belum.

P : Bagaimana cara ibu?

(3)

P : Pertanyaan ketiga, Bagaimana masalah dana untuk kemajuan TBM Sumber Ilmu?

I : Kalau untuk masalah dana, yahh upaya saya sendiri namun saya pernah menerima dari pemerintah kota untuk bantuan buku-buku, bantuan lemari buku 2 buah dan rak buku sebanyak 2 buah.

P : Pertanyaan keempat, Apakah ada faktor yang menghambat TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?

I : Buku-buku koleksi di TBM Sumber ilmu ini masih kurang memenuhi kebutuhan pengguna dan kurangnya media elektronik seperti laptop, komputer, jaringan internet (WI-FI).

P : Pertanyaan kelima, Apakah upaya TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?

I : Menambah buku-buku maupun koleksi yang disenangi/dibutuhkan masyarakat. seperti pendidikan agama, olahraga, keterampilan, kamus dan lain/lain.

P : Pertanyaan Keenam, Apakah TBM Sumber Ilmu melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan?

I : Ya, tujuan saya disini dengan diadakannya kegiatan setiap tahun maka TBM Sumber Ilmu ini akan berkembang dan terkenal di masyarakat, sehingga minat baca masyarakat akan bertambah.

(4)

LAMPIRAN III

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Transkrip Wawancara Informan II

Nama Informan : Elfrida Syafriani Nasution Jabatan : Sekretaris TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017

Waktu : 10.00 WIB

2. Keterangan : P : Peneliti I2 : Informan II

P : Assalamualaikum bu, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.

I : iya, silakan masuk dek. P : saya mau bertanya bu, boleh ? I : boleh dek.

P : Pertanyaan Pertama ya bu, Apakah tugas Bapak/ibu membantu meningkatkan minat baca di TBM Sumber Ilmu?

I : Saya menyiapkan layanan administrasi seperti buku tamu, buku peminjaman/pengembalian dan menyiapkan laporan kegiatan TBM Sumber Ilmu.

P : Pertanyaan kedua, Apakah ada hubungannya dengan sekretaris dengan minat baca?

(5)

P : Pertanyaan ketiga, Bagaimana cara Bapak/ibu sebagai sekretaris untuk memajukan TBM Sumber ilmu?

I : Memberikan layanan administrasi secara teratur sehingga penunjung tertarik untuk datang ke TBM Sumber Ilmu.

(6)

LAMPIRAN IV

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Transkrip Wawancara Informan III Nama Informan : Sunaryo

Jabatan : Pelayanan Pengunjung TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017

Waktu : 11:00 WIB

2. Keterangan : P : Peneliti I3 : Informan III

P : Assalamualaikum pak, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.

I : iya, silakan masuk dek.

P : saya mau bertanya pak, boleh ? I : Boleh.

P : Pertanyaan pertama, Bagaimana Bapak/ibu melayani pengguna di TBM Sumber Ilmu?

I : Saya akan bersikap ramah, sopan santun, agar pengguna lebih tertarik untuk membaca di TBM Sumber Ilmu.

P : Pertanyaan kedua, Apakah jam buka TBM Sumber Ilmu sesuai dengan permintaan masyarakat?

(7)

P : Pertanyaan ketiga, Apakah ada upaya TBM Sumber Ilmu dalam menyambut hari jadi kemerdekaan R.I yang dilakukan setiap harinya? I : Ada, kami melakukan perlombaan seperti cerdas cermat, membaca puisi

dan lomba keterampilan.

P : Terima kasih paksudah menjawab pertanyaan saya.

(8)

LAMPIRAN V

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Transkrip Wawancara Informan IV Nama Informan : Khadijah

Jabatan : Pengadaan Koleksi TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017

Waktu : 12:00 WIB

2. Keterangan : P : Peneliti I4 : Informan IV

P : Assalamualaikum bu, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.

I : iya, silakan masuk nak P : saya mau bertanya bu, boleh ? I : Boleh.

P : Pertanyaan pertama, Bagaimana keadaan minat baca masyarakat di Kelurahan Pabatu ini?

I : Masih kurang, karena sekarang sudah ada media elektronik seperti hp android, game online, dan lain-lain.

P : Pertanyaan kedua, Jenis koleksi apa yang tersedia diperpustakaan dan berapa jumlahnya?

I : Jenis Koleksinya banyak, seperti buku keterampilan, olahraga, pendidikan agama, buku cerita dogeng dan lain-lain. Jumlah koleksi TBM Sumber Ilmu ini sebanyak 1228 judul dengan eksemplar sebanyak 2298. P : Pertanyaan ketiga, Bagaimana kebiasaan membaca masyarakat di TBM

(9)

I : Kebiasaannya sambil mengobrol.

(10)
(11)
(12)

Peneliti sedang mewawancarai pengelola TBM Sumber Ilmu.

(13)
(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renika Cipta

Depdiknas, 2008, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,Gramedia Pustaka Indonesia. Depdiknas. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Direktorat Pendidikan Masyarakat. 2006. Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan

Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Pembina Pendidikan Masyarakat.. 2012. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengolahan Taman Bacaan Masyarakat Tahun 2012. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo.

Ernawati, Nurul. 2010.Optimalisasi Layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Pedesaan.

www.bppnfireg4.net/index.php/optimalisasi-layanan-tbm.html di akses pada tanggal 20/3/2015

Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

(15)

Hermanto, 2011. Konsep Minat.

http://kasturi82.blogspot.com/2011/12/konsep-minat.html pada tanggal 12 juni 2016

Kamah, Idris,dkk. 2002. Pedoman Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Perpustakaan RI

Lasa Hs. (2005). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media. Lasa Hs. (2013). Manajemen Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Yogyakarta:

Ombak.

Lily K Somadikarta. 2007. Taman Bacaan Dalam Pertumbuhan (in statu

nascendi, (Online), https://kangbudhi.wordpress.com/2007/09/16/taman-bacaan-perpustakaan-dalam-pertumbuhan-in-statu-nascendi/, diakses Sabtu 25 Februari 2017

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Depdiknas.

Mikhael Gewati. (2016). Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia, http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.d i.urutan.ke-60.dunia diakses 27 Februari 2017

Moleong, L.J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Moleong, Lexy J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

(16)

Murniaty. 2012. Manajemen dan Organisas Taman Bacaan Masyarakat: Modul Teoritis. Medan : IPI kota Medan.

Mustofa Kamil. 2009. Pendidikan Non formal Pengembangan Melalui Pusat Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran Dari

Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta.

Novita E., Dwi. 2007. Pembinaan Minat Baca Bagi Siswa Sekolah Dasar.

Makalah Disampaikan pada Pelatihan Perpustakaan SD Purwoasri II SingosariMalang.

Prasetyo, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Think Jogjakarta.

Rahim, Farida, 2005, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar (Jakarta : PT.Bumi Aksara)

___________. 2001. Pengajaran Membaca Pemahaman berdasarkan Teori

Siregar, Ahmad Ridwan. Pembinaan Minat Baca Anak. Medan: USU Press, 2008. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

________.2008. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

(17)

Sutarno NS. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

---. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Wahyudi. 2007. Upaya Perpustakaan dalam Menghadapi Krisis Budaya Baca. <http://www.hendromartojo.info/?pilih=news&aksi=lihat&id=>22/11/2012

https://pencilbooks.wordpress.com/2008/08/26/rendahnya-minat-baca/diakses 25 Februari 2017

http://gobekasi.pojoksatu.id/2016/05/19/survei-unesco-minat-baca-masyarakat-indonesia-0001-persen/ diakses 27 Februari 2017

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta, dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah.

Menurut Sugiyono (2009: 15) menyatakan bahwa : Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pnelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

(19)

penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peneliti dan subjek penelitian Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan angka-angka, akan tetapi menyangkut pendeskripsian, penguraian dan penggambaran suatu masalah yang sedang terjadi. Penelitian deskriptif ini bertujuan agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan terperinci tentang taman bacaan masyarakat serta memperoleh data dari permasalahan penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu yang berada di Jl. Berlian No. 2 Tebing Tinggi, Penulis tertarik melakukan riset di lokasi ini karena, TBM Sumber Ilmu adalah salah satu TBM terbaik tingkat nasional.

3.3 Proses Penelitian

Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.3.1 Mengindetifikasi informan

Dalam penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti.

(20)

Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap berkompetensi dibidang perpustakaan keliling atau peneliti mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu.

Informan dalam penelitian ini yaitu, pemilik TBM sebagai pengelola dan tiga orang staf yaitu: sekretaris, bagian pelayanan dan pengadaan koleksi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

1. Teknik Wawancara,

(21)

jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Informan adalah orang yang memberikan informasi, dimana pemberian keterangannya karena dipancing oleh pihak peneliti.Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi perkembangan taman bacaan masyarakat (TBM) yang dikelola oleh informan sebagai pendiri TBM. Untuk menjaga agar interpretasi peneliti sesuai dengan apa yang disampaikan informan, maka peneliti mengulang dan menanyakan kembali jawaban yang dirasa kurang jelas. Keuntungan metode ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas. 2. Teknik Pengamatan/Observasi,

(22)

sebagai mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan melihat langsung proses pada Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu Kelurahaan Pabatu

3. Teknik Dokumentasi,

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

3.5 Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (Emzir, 2010) menyatakan bahwa terdapat tiga macam teknik analisis data kualitatif deskriptif, yaitu:

1. Reduksi Data

(23)

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting dibuang.

2. Model Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for qualitative research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).

(24)

didukung data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori yang grounded.Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir penelitian.

3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

(25)

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Dalam setiap penelitian, selain menggunakan metode yang tepat juga diperlukan kemampuan memilih metode pengumpulan data yang relevan. Data merupakan faktor penting dalam penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :

1. Data Primer, merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dalam penelitian ini data primer yang dikumpulkan diperoleh dari responden melalui kuesioner yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang disediakan.

2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain, seperti : buku, jurnal, dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Keabsahan Data

(26)

tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability), pada konteksnya (dependability), dan dapat tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) (Moleong dalam Harsono, 2008 : 172).

Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum dipakai dalam uji validitas penelitian kualitatif, triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan dan observasi oleh penulis dalam mengamati kejadian fakta yang terdapat dilapangan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan sekunder. Wawancara dan observasi dilakukan sebagai data primer yag berkaitan dengan informasi yang didapat dari kebijakan pihak TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu.

1. Triangluasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti lakukan pada TBM Sumber Ilmu Keluarahan Pabatu.

2. Triangulasi Teori

(27)

3. Triangulasi Metode

(28)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu.

TBM Sumber Ilmu ini dikelola oleh Ibu Junaida dengan pemikiran beliau, para orang tua dapat menggunakan waktu luang untuk membaca sambil menungu kepulangan anak-anak mereka diluar jam belajar. Ibu Junaida ini dibantu oleh pihak kelurahan setempat dengan memberikan bantuan buku-buku yang sifat ekstrakulikuler antara lain: buku kesenian, olahraga, pendidikan agama, keterampilan dan lain-lain.

Pada saat bersamaan ketua tim penggerak PKK Keluarahan Pabatu mengadakan perlombaan PAUD terbaik di Kota Tebing Tinggi. PAUD MELUR mendapatkan juara 1 (satu) oleh karena PAUD ini sudah dilengkapi dengan sarana ruang baca maka oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi bersama-sama dengan Perpustakaan Umum membuka sekaligus meresmikan TBM Sumber Ilmu sebagai sarana pembelajaran masyarakat.

4.2 Karateristik Informan.

(29)
[image:29.595.112.539.218.399.2]

meminta waktu terlebih dahulu kepada pengelola untuk bersedia di wawancarai. Adapun karateristik dari para Informan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karateristik Informan No

.

Kode Sumber Profesi Lokasi wawancara Hari/Tanggal Wawancara 1 I1 Informan 1 Pemilik TBM

Sumber Ilmu

TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu

Kamis, 23 Maret 2017 2 I2 Informan 2 Sekretaris TBM Sumber Ilmu

Kelurahan Pabatu

Kamis, 23 Maret 2017 3 I3 Informan 3 Bagian

Pelayanan

TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu

Kamis, 23 Maret 2017 4 I4 Informasi 4 Bagian

Pegadaan Koleksi

TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu

Kamis, 23 Maret 2017

Wawancara dilakukan secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtantif artinya dilakukan tidak hanya harus pada tempat tertentu. Wawancara dilakukan pada jam yang telah ditetapkan dan pada saat informan sedang ada di tempat. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal. Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan kepada informan.

4.3 Kategori

(30)

melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sesuai dengan sub fokus penelitian.

4.4 Tolak Ukur dan Keberhasilan TBM Sumber Ilmu

Tolak ukur dan keberhasilan TBM Sumber Ilmu dapat dilihat dengan beberapa indikator sebagai berikut :

a. Tersedianya administrasi TBM Sumber Ilmu yang meliputi: Buku pengunjung TBM Sumber Ilmu, Buku peminjaman/pengembalian, buku inventaris, kearsipan dan berkas laporan-laporan.

b. Punya jaringan kerjasama antar TBM dan instansi yang terkait. c. Tempat TBM Sumber Ilmu yang memadai, nyaman dan kondusif. d. Koleksi buku yang terus berganti dan bertambah disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat/pengunjung. e. Sarana TBM Sumber Ilmu cukup.

f. Tersedianya layanan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan informasi seputar bahan bacaan dan buku-buku yang diperlukan.

g. Anggaran yang cukup untuk mengelola TBM Sumber Ilmu.

(31)

STRUKTUR ORGANISASI TBM SUMBER ILMU

KELURAHAN PABATU KECAMATAN PADANG HULU KOTA TEBING TINGGI

Pengelola

Sekretaris

Pengadaan Pelayanan

1) Informan I : Pengelola/Pengurus TBM Sumber Ilmu Tugas Pengelola :

a) Melaksanakan semua fungsi kepengelolaan TBM Sumber Ilmu. b) Menjalin kerjasama dengan institusi lain untuk pengembangan TBM. c) Merencanakan pengembangan TBM Sumber Ilmu.

d) Melaksanakan sosialisasi TBM Sumber Ilmu dimasyarakat. 1. Pertanyaan : Bagaimana upaya Bapak/ibu agar TBM ini? Dapat

meningkatkan minat baca?

Jawaban : Upaya saya untuk meningkatkan minat baca masyarakat sudah saya lakukan tetapi belum maksimal karena belum ada bantuan dari kelurahan setempat untuk bantuan dana maupun perlengkapan lainnya.

2. Pertanyaan : Bagaimana upaya Bapak/ibu untuk menambah buku-buku di TBM Sumber Ilmu? Sudahkah terpenuhi?

(32)

3. Pertanyaan : Bagaimana masalah dana untuk kemajuan TBM Sumber Ilmu?

Jawaban : Kalau untuk masalah dana, yahh upaya saya sendiri

namun saya pernah menerima dari pemerintah kota untuk bantuan buku-buku, bantuan lemari buku 2 buah dan rak buku sebanyak 2 buah.

4. Pertanyaan : Apakah ada faktor yang menghambat TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?

Jawaban : Buku-buku koleksi di TBM Sumber ilmu ini masih kurang memenuhi kebutuhan pengguna dan kurangnya media elektronik seperti laptop, komputer, jaringan internet (WI-FI).

5. Pertanyaan : Apakah upaya TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?

Jawaban :Menambah buku-buku maupun koleksi yang

disenangi/dibutuhkan masyarakat. seperti pendidikan agama, olahraga, keterampilan, kamus dan lain/lain. 6. Pertanyaan : Apakah TBM Sumber Ilmu melibatkan masyarakat dalam

setiap kegiatan?

(33)

2) Informan II: Sekretaris TBM Sumber Ilmu. Tugas Sekretaris :

a) Menyiapkan layanan administrasi TBM Sumber Ilmu (buku tamu dan laporan).

b) Memberikan laporan kegiatan TBM Sumber Ilmu kepada pengelola. c) Memberikan pertimbangan rencana pengembangan TBM Sumber

Ilmu kepada pengelola.

1. Pertanyaan : Apakah tugas Bapak/ibu membantu meningkatkan minat baca di TBM Sumber Ilmu?

Jawaban : Saya menyiapkan layanan administrasi seperti buku tamu, buku peminjaman/pengembalian dan menyiapkan laporan

kegiatan TBM Sumber Ilmu.

2. Pertanyaan : Apakah ada hubungannya dengan sekretaris dengan minat baca?

Jawaban :Saya bertugas mencatat dan menerima keluhan dari pengunjung jika ada keluhan maupun buku yang diinginkan tidak ada di TBM tersebut untuk dilaporkan

kepada pengelola.

3. Pertanyaan : Bagaimana cara Bapak/ibu sebagai sekretaris untuk memajukan TBM Sumber ilmu?

(34)

3) Informan III : Pelayanan pengunjung TBM Sumber Ilmu. Tugas Pelayanan/pengunjung :

a) Melakukan layanan informasi koleksi buku.

b) Memberikan penjelasan kepada pengunjung mengenai TBM Sumber Ilmu.

c) Melakukan pendataan buku.

d) Memberikan laporan perkembangan pengguna TBM Sumber Ilmu. 1. Pertanyaan : Bagaimana Bapak/ibu melayani pengguna di TBM

Sumber Ilmu?

Jawaban :Saya akan bersikap ramah, sopan santun, agar pengguna lebih tertarik untuk membaca di TBM Sumber Ilmu. 2. Pertanyaan : Apakah jam buka TBM Sumber Ilmu sesuai dengan

permintaan masyarakat?

Jawaban : Tidak sesuai, karena jam buka di TBM sumber ilm

terlalu singkat, sementara masyarakat menginginkan waktu yang lama, tetapi masyarakat boleh meminjam buku untuk dibawa pulang, tidak dikenakan denda tetapi kalau hilang harus diganti dengan buku.

3. Pertanyaan : Apakah ada upaya TBM Sumber Ilmu dalam menyambut hari jadi kemerdekaan R.I yang dilakukan setiap harinya? Jawaban : Ada, kami melakukan perlombaan seperti cerdas cermat,

(35)

4) Informan IV : Pengadaan Koleksi TBM Sumber Ilmu. Tugas Pengadaan Koleksi :

a) Melakukan identifikasi kebutuhan bahan bacaan. b) Mengusulkan bahan bacaan.

c) Monitoring koleksi buku.

1. Pertanyaan :Bagaimana keadaan minat baca masyarakat di Kelurahan Pabatu ini?

Jawaban : Masih kurang, karena sekarang sudah ada media elektronik seperti hp android, game online, dan lain-lain. 2. Pertanyaan : Jenis koleksi apa yang tersedia diperpustakaan dan berapa

jumlahnya?

Jawaban : Jenis Koleksinya banyak, seperti buku keterampilan,olahraga, pendidikan agama, buku cerita dogeng dan lain-lain. Jumlah koleksi TBM Sumber Ilmu ini sebanyak 1228 judul dengan eksemplar sebanyak 2298. 3. Pertanyaan :Bagaimana kebiasaan membaca masyarakat di TBM

(36)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. TBM Sumber Ilmu adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan ruangan untuk membaca, diskusi, dan menulis dan kegiatan sejenis ataupun kegiatan lain terutama dalam pendidikan non formal yang dilengkapi dengan bahan bacaan dan sarana prasarana yang ada serta didukung oleh pengelola yang keberadaannya di masyarakat.Keberhasilan akan taman bacaan tergantung pada upaya yang dilakukan taman bacaan Sumber Ilmu antara lain melakukan berbagai jenis kegiatan literasi dan usaha kreatif.

2. TBM Sumber Ilmu sangat berperan sebagai sarana pembelajaran untuk belajar mandiri, penunjang kurikulum pendidikan luar sekolah bagi siswa dan sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat dalam meningkatkan minat baca.

3. Koleksi TBM Sumber Ilmu sudah memadai dan bervariasi, pengguna TBM

Sumber Ilmu khususnya bagi masyarakat Kelurahan Pabatu dan sekitarnya

dapat memanfaatkan layanan koleksi untuk kebutuhan pendidikan, pekerjaan dan kewirausahaan.

4. Pengguna TBM Sumber Ilmu menyediakan koleksi sesuaikan dengan

(37)

5.2 Saran

1. Bagi pengelola TBM Sumber Ilmu perlu adanya tempat penyimpanan buku bacaan dan ruang baca yang lebih luas sehingga pengunjung lebih leluasa dalam memanfaatkan TBM Sumber Ilmu.

2. Penambahan koleksi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

secara pesat.

3. Bagi pengelola TBM Sumber Ilmu perlu menambah jadwal buka agar

masyarakat dapat meluangkan waktu mereka untuk membaca.

4. Pemerintah terkait seperti dari dinas pendidikan dan perpustakaan umum daerah juga diharapkan turut andil dalam peningkatan maupun pendanaan.

5. Bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi beserta aparatnya agar lebih peduli untuk berpartisipasi dalam pengembangan maupun keberadaan TBM Sumber Ilmu dan TBM lainnya agar terwujudnya reading habit bagi masyarakat dikota maupun desa.

(38)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Taman Bacaan Masyarakat

(39)

2.1.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang perorang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah taman bacaan masyarakat berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkankearah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. (Depdiknas, 2008).

(40)

Menurut S.R. Ranganathan yang dikutip oleh Lily (2007:3) Five Laws” dapat diterapkan pada semua jenis perpustakaan termasuk Taman Bacaan Masyarakat. TBM ibarat perpustakaan dalam pertumbuhannya (in statunascend) Keberadaanya ditengah tengah masyarakat adalah sebagai alat untuk meningkatkan minat dan lebih dari itu TBM juga berfungsi sebagai salah upaya dalam melakukan kegiatan pendidikan serta memenuhi kebutuhan akan membaca warga masyarakat pada umumnya serta Taman bacaan masyarakat merupakan jantung pendidikan masyarakat dengan berbagai macam progam dan pelayanan di dalamnya diharapkan mampu memotivasi dan menumbuhkan minat dan kegemaran membaca bagi. Dengan tumbuh kembangnya minat dan kegemaran membaca, maka membaca merupakan suatu kebiasaan yang mesti dilakukan tiap hari sebagaimana memenuhi kebutuhan hidup.

(41)

2.1.2 Tugas dan Fungsi Taman Bacaan Masyarakat

Tugas TBM Taman Bacaan Masyarakat menyatakan bahwa :

a. Mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan informasi dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik dan multimedia kepada para pengunjung TBM.

b. Menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun pula harus disertai peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan TBM.

c. Terus memperhatikan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi agar keinginan masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi d. Sebagai jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini dan

masa depan (Petunjuk Teknis TBM. 2010:15)

Pada dasarnya fungsi TBM adalah sebagai wadah bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam buku Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengolahan Taman Bacaan Masyarakat Tahun 2012 (2012: 7) yaitu:

1. Sebagai sumber belajar–TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misalnya praktek memasak, budidaya ikan, menanam cabe dan lainnya.

2. Sebagai sumber informasi–TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan/atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.

(42)

Dari Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tugas TBM adalah mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan informasi dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik dan multimedia kepada para pengunjung TBM. Sedangkan fungsi TBM adalah sebagai sumber informasi dan belajar yang menyediakan bahan bacaan.

2.1.3 Tujuan Taman Bacaan Masyarakat

Penyelenggaraan taman bacaan masyarakat tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan kandungan maksud dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, diperlukan langkah-langkah strategis, kebijakan yang aplikatif dan terencana secara konseptual serta tindakan yang konkret. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat dibentuk dengan maksud (Sutarno, 2006: 33) sebagai berikut :

a) Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi, dalam arti aktif, taman bacaan masyarakat tersebut mempunyai kegiatan yang terus-menerus untuk menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk di koleksi.

b) Sebagai tempat mengolah atau memproses semua bahan pustakadengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi serta kelengkapan lainnya, baik secara manual maupun menggunakan sarana teknologi informasi, pembuatan perlengkapan lain agar semua koleksi mudah digunakan.

c) Menjadi tempat memelihara dan menyimpan. Artinya ada kegiatan untuk mengatur, menyusun, menata, memelihara, merawat, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah diakses, tidak mudah rusak, hilang, dan berkurang.

d) Sebagai salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi serta kegiatan ilmiah lainnya. Memberikan layanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam, meneliti, dengan cara cepat, tepat, mudah, dan murah.

(43)

f) Merupakan agen perubahan kebudayaan dari masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dalam konsep yang lebih hakiki, eksistensi dan kemajuan taman bacaan masyarakat menjadi kebanggaan dan simbol peradaban kehidupan umat manusia.

Sedangkan Menurut Lasa Hs, dalam bukunya Manajemen Perpustakaan (2013) yang pada definisi perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan kepada warga masyarakat, maka taman bacaan masyarakat sebagai sumber belajar, memiliki beberapa tujuan yaitu :

1. Menumbuhkembangkan minat baca, kebiasaan membaca di taman bacaan masyarakat, mampu meningkatkan minat baca. Banyak membaca dan kualitas bacaan yang dibaca, pada umumnya akan menumbuhkan minat menulis pada seseorang.

2. Menumbuhkan dan mendorong literasi informasi. Literasi informasi, yang kemudian sering disebut dengan istilah melek informasi, merupakan kesadaran akan kebutuhan seseorang terhadap informasi, mengindentifikasi, pengaksesan, evauasi, menggabungkan informasi dalam pengetahuan dan mengkomunikasikan informasi.

3. Mengembangkan bakat dan kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual). Bacaan anak, tayangan gambar, dan musik mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang. Bakat seseorang bisa berkembang pesat walaupun nilai akademiknya tidak terlalu tinggi. Maka taman bacaan yang mempertimbangkan pengembangan bakat dan kecerdasan pada warga belajarnya, akan memiliki kekuatan yang baik terhadap bakat dan minat.

Sejalan Pendapat lain berdasarkan Panduan Pendirian TBM (2012) menyatakan bahwa :

1. Pengoptimalkan peran TBM dalam mengembangkan budaya baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat gemar belajar yang berdampak pada peningkatan mutu sumber daya manusaia

(44)

3. Kemudian mewadahi, menyalurkan aspirasi, dan perkarsa TBM diIndonesia dalam memelihara warga belajar pendidikan keaksaraan yang dinilai telah bebas buta aksara

4. Memelihara semangat kerja dan nilai-nilai luhur dalam pengertian TBM terhadap masyarakat.

Dari Uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan TBM Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2.1.4 Sasaran dan Pengguna Taman Bacaan Masyarakat

Salah satu tujuan yang terpenting bagi manusia dalam hidupnya adalah berusaha untuk menjadi masyarakat yang lebih berharga. Dalam dunia modern, setiap individu anggota masyarakat memperoleh hak azasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, memperoleh pengertian-pengertian dan penjelasan-penjelasan yang baik hampir semua masalah yang penting. Setiap anggota masyarakat itu sendiri harus menyediakan waktu yang cukup secara teratur dan terus menerus sepanjang hidupnya untuk membina kecakapan, keterampilan, menambah ilmu pengetahuan, serta budi pekerti yang baik untuk mencapai standar hidup yang lebih baik.

(45)

penemuan-penemuan baru yang dapat membawa penghayatan hidup diri sendiri dan umat manusia secara keseluruhan dengan ragam dan tingkat kehidupannya. Dalam Petunjuk Teknis TBM (2010 :10) Adapun sasaran pengguna TBM adalah:

1. Warga belajar Pendidikan keaksaraan baik yang telah menyelesaikan program keaksaraan dasar atau yang saat ini sedang belajar di program Keaksaraan Usaha Mandiri.

2. Masyarakat yang sedang belajar di program PNFI

3. Masyarakat umum baik yang berkepentingan maupun tidak.

(46)

Dari Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa sasaran dan pengguna TBM ialah Warga belajar Pendidikan keaksaraan baik yang telah menyelesaikan program keaksaraan dasar atau yang saat ini sedang belajar di program Keaksaraan Usaha Mandiri dan Masyarakat umum baik yang berkepentingan maupun tidak.

2.1.5 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat

Program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.Pada Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006:23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :

a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah.

b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikasi atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.

(47)

Sedangkan menurut Murniaty (2012, 7) bahwa:

Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola TBM harus seorang yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi serta memiliki kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada masyarakat. Kualifikasi dan kompetensi pengelola TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga ketersediaan tenaga pengelola. Selain tenaga pengelola, TBM juga dapat memberdayakan masyarakat, anak-anak muda, atau mahasiswa sebagai relawan.

Untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, pengetahuan dan keterampilan, maka setiap pengelola TBM dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan pengelolaan TBM, mengikuti seminar, atau kunjungan ke TBM lain. Menurut Ernawati (2010, 71) syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pengelola di bidang pelayanan informasi di TBM antara lain:

1. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM.

2. Memiliki kemauan, dedikasi dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca

3. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau minta pertolongan.

4. Pandai bergaul sehingga orang merasa dekat dan diperhatikan.

5. Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas agar tercapainya masyarakat yang terampil dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat.

Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat. Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 24) tugas-tugas pengelola TBM adalah :

(48)

b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan.

c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain.

d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat.

e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari.

f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani dan membimbing masyarakat membaca dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi atau pendidikan agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat juga memiliki tugas untuk mempromosikan bahan bacaan yang ada di Taman Bacaan Masyarakat bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.

2.1.6 Pengunjung Taman Bacaan Masyarakat

(49)

Perlu diperhatikan, pengguna TBM bersifat heterogen, sehingga bentuk layanan, jenis bacaan, kegiatan penunjang, dan usaha produktif yang diselenggarakan disesuaikan dengan kondisi psikologis pengunjung TBM. (Gol A gong, 2011 : 263). Secara umum karakteristik pengunjung pada TBM (dan tempat layanan publik) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Memiliki waktu luang atau memiliki kesempatan untuk menunggu. b. Di samping aktivitas utamanya, mereka membutuhkan aktivitas lain

sampai datangnya waktu aktivitas utama. c. Bersifat heterogen, bervariasi.

d. Cenderung berada di tempat tersebut untuk jangka waktu yang tidak tertentu (tidak teratur).

Dari Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pengunjung TBM adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh TBM.

2.2 Minat Baca Masyarakat

(50)

libatkan tokoh-tokoh masyarakat, (t) pemerintah pusat (Perpustakaan Nasional RI) perlu menetapkan penjadwalan secara tetap dan rutin setiap tahun, kegiatan Gemar Membaca dengan melibatkan semua unsur terkait, dan (g) perlu suatu landasan hukum yang kuat yaitu Undang-Undang Sistem Nasional Perpustakaan (Perpusnas, 2003).

2.2.1 Pengertian Minat

(51)

Menurut Hurlock (Hermanto Blogs, 2011), mengartikan minatsebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apayang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bilamereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka merekaakan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akanmenimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Sedangkan Menurut Chaplin (Hermanto Blogs, 2011), menyebutkan bahwainterest atau minat dapat diartikan sebagai:

1. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi polapada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektifterhadap objek minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atauobjek itu berharga atau berarti bagi individu.

3. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah lakumenuju satu arah tertentu

Dari berbagai pendapat diatas maka dapat di simpulkan bahwayang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasaketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan,kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa adaseorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dandiikuti dengan perasaan yang senang. Minat merupakan sumber motivasiseseorang. Sehingga minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yangdilakukan seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat masyarakat akandilakukannya dengan senang hati.

2.2.2 Pengertian Membaca

(52)

dapat mengenal kata-kata, gambar-gambar, mengetahui, mengerti dan menghayati ide yang dikemukakan oleh pengarang yang terdapat dalam suatu bacaan. Menurut Soedarso (2004: 4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.

Sedangkan Menurut Rahim (2001: 163) yang menyatakan bahwa membaca meliputi informasi tekstual yang dihubungkan dengan istilah skemata menunjukkan kelompok konsep yang tersusun dalam otak Pseseorang yang berhubungan dengan objek-objek, tempat tempat, tindakan-tindakn atau peristiwa-peristiwa.Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia sepanjang masa karena pertama, membaca itu merupakan satu alat komunikasi yang amat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, kedua bahwa bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun waktu zaman dalam sejarah sebahagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang, dan ketiga bahwa sepanjang masa sejarah terekam. Oleh karena itu, dengan membaca dapat diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa waktu lampau, maupun waktu sekarang di tempat lain, atau berbagai cerita yang menarik tentang masalah kehidupan di dunia ini (Munaf, 2002: 241).

(53)

Menurut Rahim (2008, 11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: 1. Kesenangan.

2. Menyempurnakan membaca nyaring. 3. Menggunakan strategi tertentu.

4. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topic.

5. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya.

6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis. 7. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi.

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.

9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Dari uraian di atas maka dapat dinyatakanbahwa membaca meliputi informasi tekstual yang dihubungkan dengan istilah skemata menunjukkan kelompok konsep yang tersusun dalam otak seseorang yang berhubungan dengan objek-objek, tempat tempat, tindakan-tindakn atau peristiwa-peristiwa

2.2.3 Pengertian Minat Baca

(54)

Untuk mencari akar-akarnya tidaklah sulit, karena sering didiskusikan, antara lain masih kuatnya budaya dengar dan budaya lisan, kondisi sosial ekonomi masyarakat belum menunjang masyarakat minat baca, dan daya beli masyarakat yang masih rendah serta kemajuan teknologi dan komunikasi terutama media elektronik dapat menjadi ancaman untuk meningkatkan minat baca. Sistem belajar mengajar dan kurikulum di sekolah atau perguruan tinggi pun kurang menunjang kegemaran membaca dan menulis.

Menurut Rahim (2008, 28) menyatakan bahwa:

Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Secara teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca (reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading ability). Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yag rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah. Itulah yang sedang terjadi pada masyarakat indonesia sekarang ini.

Menurut Kamah dkk (2002 :7) tujuan minat baca dapat dibagi dua, yaitu :

1. Tujuan umum minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.

2. Tujuan Khusus

(55)

b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. c. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua

lapisan masyarakat.

d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat.

Seseorang yang melakukan aktivitas membaca tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan Semakin banyak seseorang membaca, semakin tertantang seseorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka telah baca. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan minat membaca untuk membantu masyarakat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat.

Menurut Siregar (2008, 139) secara umum pembinaan minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga.

2. Mewujudkan suatu sistem penumbuhkembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna

Sedangkan Menurut Sutarno NS (2003 : 25) menjelaskan faktor pendukung minat baca adalah faktor yang turut mempelancar terlaksananya pembinaan minat baca. Faktor pendukung tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Kesadaran orang tua 2. Inisiatif guru sekolah

3. Tersedianya perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum.

4. Penulis atau pengarang.

(56)

5. Penerbit

Kesadaran penerbit untuk menerbitkan buku-buku yang bermutu. Penerbit jangan hanya memikirkan keuntungan belaka, tetapi juga memperhatikan kualitas buku-buku yang diterbitkan.

6. Toko buku

Tersedianya buku-buku yang beragam untuk semua lapisan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan informasinya.

7. Kebijakan Pemerintah

Adanya kebijakan pemerintah yang memacu tumbuh dan kembangnya minat baca, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengadakan perlombaan mengarang, membaca puisi, memberikan penghargaan kepada pengarang terbaik, mengurangi pajak kertas, mengurangi pajak import buku serta membebaskan pajak buku-buku perpustakaan dan lain-lain

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

2.3 Upaya Meningkatkan Minat Baca

(57)

Upaya-Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca mencakup dua faktor antara lain:

1. Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri atau faktor yang interent dalam diri meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Hasil temuan terkait dengan Faktor Personal yang mempengarui minat baca masyarakat yaitu: Faktor personal yang ada dalam diri atau faktor yang interent diri, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan. Hal ini berasal dari manusia atau Masyarakat itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh Kepala PKBM dan Pendamping TBM yang menyatakan:

”Faktor internal dari dalam diri masyarakat itu yang mempengarui besar kecilnya minat baca masyarakat karena itu adalah faktor yang melekat dalam diri sesorang.”

Berdasarkan pernyataan (Haryoto Edi, 2004 :12) menyatakan bahwa Faktor personal adalah salah satu sebab atau faktor yang mendasari akan minat seseorang akan sesuatu hal atau kegiatan.

(58)

membaca tanpa ada pengaruh dari siapapun, Karena mereka melakukan semua itu didasari dalam diri masyarakat.

Menurut Wahyudi (2007, 1) agar dapat berperan bagi pengguna jasa perpustakaan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan minat baca, antara lain:

1. Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi dan layanan.

2. Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pemakaiannya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung keberhasilan pendidikan.

Sedangkan Menurut Sutarno (2006: 292) memberikan masukan dalam hal upaya meningkatkan minat baca dan kebiasaan membaca ditingkatan masyarakat pelajar anatara lain :

1. Memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana pada setiap perpustakaan.

2. Memperbaiki silabus atau sistem belajar mengajar di setiap sekolah. 3. Mengadakan lomba penulisan karya ilmiah bagi pelajar.

4. Membentuk club pecinta buku. 5. Membuat program buku murah.

(59)

Menurut Siregar (2008, 2), peningkatan minat baca ditentukan oleh dua faktor, yaitu:

1. Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam masyarakat, maka akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca.

2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti, tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga sangat membantu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwaUpaya meningkatkan minat baca ialah mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan literasi ataupun membaca itu bukan lah hal yang mudah perlu adanya upaya ataupun suatu bentuk nyata akan mewujudkan harapan tersebut yang antara lain dengan adanya suatu layanan publik akan literasi seperti TBM.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca

(60)

terbentuknya minat baca seseorang selaindipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, Makaada empat faktor yang mempengaruhi minat baca menurut laboratorium dan Arnold seperti yang dikutip Rahim (2005) adalah:

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar.

b. Faktor intelektual

Intelegensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu : kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh. c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan itu mencangkup menjadi dua bagian:

1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu ramah lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa individu.

2. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah individu. d. Faktor psikologis

Faktor psikologis mencakup beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Motivasi

Motivasi adalah kunci dalam membaca. Kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa / individu praktik pengajaran dengan minat dan pengalaman individu.

b. Kematangan sosial, ekonomi emosi, dan penyesuaian diri individu yang lebih mudah perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada individu yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik diri akan mendapat kesulitan dalam membaca.

Faktor – faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang dapat dalakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

a. Dimulai sejak usia anak – anak atau dini. b. Dilakukan secara terus menerus.

c. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi. d. Ditanamkan suatu kebiasaan.

e. Lingkungan yang mendukung. f. Adanya suatu kebutuhan.

(61)

h. Tersedia fasilitas dan kemudahan seperti teknologi informasi dan peralatan yang memadai. (Sutarno 2006, 261)

Menurut pendapat lain, Ada dua kelompok besar faktor dan unsur yang mempengaruhi minat membaca yaitu faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay, 2005: 14) Menyatakan bahwa :

1. Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri atau faktor yang interent diri, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.

2. Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri atau faktor exterent, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan sekolah.

2.5 Faktor Rendahnya Minat Baca

Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun, kenyataannya banyak orang yang belum menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu budaya (kebiasaan) dan kebutuhan. Hal ini yang menjadikan rendahnya minat seseorang terhadap membaca. Rendahnya minat membaca pada seseorang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.

(62)

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu tersebut. Faktor internal meliputi adanya kecendungan malas dalam membaca, kesibukan dalam beraktivitas, sehingga tidak sempat untuk membaca.

Malas hampir menjadi masalah bagi kebanyakan orang untuk membaca. Malas bisa diakibatkan oleh minat dan motivasi yang rendah dalam diri seseorang. Selain minat dan motivasi yang rendah, kecenderungan orang tidak memiliki gairah dalam membaca. Jika hal ini sudah mendarah dalam diri seseorang, maka rasa malas akan semakin kuat.

Kesibukan beraktivitas, kebanyakan masyarakat memiliki begitu banyak kegiatan dalam kesehatiannya, hal itu adalah salah satu faktor yang sering membuat orang malas untuk menyempatkan membaca karena sudah lelah dalam beraktivitas.

b. Faktor eksternal

(63)

Sarana membaca, dalam kegiatan membaca di TBM harus didukung dengan sarana yang memadai, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kepuasan dalam mencari sumber ilmu di tempat tersebut. Hal ini harus diperhatikan oleh mengelola dari TBM tersebut.

Pelayanan, taman bacaan masyarakat seharusnya memiliki pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan buku yang mereka inginkan, selain itu bisa mengetahui apa saja yang dibutuhkan masyarakat.

Status sosial, membaca bukan untuk orang yang status sosialnya tinggi, tetapi membaca yaitu untuk semua lapisan masyarakat yang ingin mengubah kebiasaan buruk, yaitu tidak mau membaca. Walaupun seseorang yang dikatakan status sosialnya rendah, tetapi jika dia banyak membaca, maka sebetulnya dia sedang melakukan proses kemajuan.

(64)

Kemajuan teknologi memperkenalkan masyarakat dengan begitu banyak multimedia berupa internet, televisi, telepon genggam, ipad, dan sebagainya. Multimedia memudahkan masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi dengan cepat, sehingga memungkinkan masyarakat malas untuk mencari sumber informasi dari buku.

Taman Bacaan Masyarakat tidak akan tercipta apabila tidak ada minat baca yang tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam menumbuhkan minat baca masyarakat, ada beberapa faktor rendahnya minat baca masyarakat. Menurut Novita (2007), beberapa faktor yang menghambat minat baca adalah :

a. Mengemukan bahwa derasnya arus hiburan melalui media elektronik seperti televisi. Saat ini teknologi semakin canggih dan anak-anak cenderung kecanduan dengan berbagai macam permainan berbasis teknologi seperti video game, playstation, dan lain-lain.

b. Budaya bangsa Indonesia baik remaja maupun orang tua lebih sering menghabiskan waktu dengan mengobrol daripada membaca.

c. Kuatnya daya tarik luar yang bersifat hura-hura sangat kuat menggoda generasi muda seperti ngeband, nongkrong dimall, menonton film dan sebagainya.

(65)

e. Kurangnya kesadaran dan pentingnya membaca. Masih rendanhya kesadaran keluarga Indonesia akan pentingnya membaca bagi anak. Misalnya kurangnya perhatian orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat member dampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanak.

f. Dalam beberapa taraf, kemampuan masyarakat untuk berbahasa Indonesia masih di permasalahkan seperti masyarakat yang masih buta huruf atau yang tidakmengerti bahasa Indonesia.

g. Sistem pendidikan yang lebih menekankan pada transfer ilmu pengetahuan dari guru ke murid. Kedudukan guru sebagai sumber utama informasi serta murid sebagai penerima pengetahuan dengan anggapan hadiah atau sesuatu yang dibeli.

h. Kurang tersedianya bahan bacaan dan fasilitasnya. Buku yang bermutu masih langka karena penerbit melihat pangsa pasar yang lebih suka bacaan ringan seperti komik, novel, atau majalah.

i. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan baik dalam koleksi maupun sistem pelayanan yang dapat juga diberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca. Contohnya : jumlah perpustakaan yang kondisinya kurang memadai dan sumber daya pustakawan yang minim. j. Mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak

(66)

Menurut Primanto Nugroho (2000) seperti yang dikutip Ulfah Nurhidayah dalam Suara Merdeka (2007) dipaparkan bahwa rendahnya minat baca disebabkan membaca memerlukan banyak waktu luang.Sementara orang Indonesia waktunya lebih banyak tersita untuk bekerja demi mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan.Selain itu, harga buku juga ikut andil menjadi pemicu rendahnya tingkat membaca.

(67)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu program pendidikan non formal dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemberdayaan masyarakat adalah dengan pengembangan literasi serta pengembangan minat baca pada masyarakat, terlebih lagi bila dikaitkan dengan alinea ke-4 dalam UUD-45, yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Sejalan dengan itu secara spesifik, kewajiban untuk meningkatkan minat baca masyarakat diatur dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Sebagai salah satu dari implementasi program pemerintah yang turut mendukung pembangunan dunia pendidikan adalah peningkatan minat baca serta pengembangan model Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

(68)

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim Perpustakaan Nasional RI terhadap TBM, mengungkapkan bahwa TBM itu merupakan sesuatu yang unik dan menarik. Dari studi tersebut, disimpulkan TBM memiliki daya tarik terdiri dari lima hal; (a) pelayanan yang ramah sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan taman bacaan, (b) bahan bacaan yang beragam, semakin banyak ragam bacaan, semakin banyak masyarakat yang berminat untuk datang ke taman bacaan, diantaranya seperti; buku agama, komik, dan ketrampilan, (c) tempat sederhana sehingga membuat masyarakat lebih akrab,yang penting bersih dan cukup luas dan (d) bahan bacaan bersifat popular, tidak serius dan disertai dengan ilustrasi gambar. Pentingnya TBM dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah sebagai sumber informasi, sarana belajar mandiri, sarana hiburan, dan sebagai tempat pemecahan masalah. TBM adalah pusat layanan informasi umum, yang didirikan oleh masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan lembaga yang menyelenggarakan pengembangan budaya baca dan minat baca masyarakat, dengan menyediakan fasilitas bahan bacaan kepada masyarakat, dan juga berfungsi sebagai sumber informasi bagi masyarakat di sekitar TBM, selain itu TBM juga dapat berfungsi sebagai lembaga pengembangan masyarakat.

(69)

mendirikan taman bacaan masyarakat yang bernama TBM Sumber Ilmu. Pada awal berdirinya TBM Sumber Ilmu ini memiliki jumlah koleksi sebanyak 500 buku atas sumbangan yang diberikan oleh Perpustakaan Daerah Kota Tebing Tinggi. Kemudian pada tahun 2009 TBM Sumber Ilmu mendapatkan bantuan buku-buku dari Pemerintah Provinsi Sumut. Sehingga kini TBM Sumber Ilmu mempunyai koleksi sebanyak 1228 judul dengan eksemplar sebanyak 2298 yang diantaranya terdiri dari berbagai judul, yaitu, koleksi bersifat umum, buku untuk anak, yang meliputi, cerita bergambar, buku remaja, majalah dan buku keterampilan dan lain-lain. Selain itu TBM Sumber Ilmu ini pernah menjuarai sebagai TBM terbaik, kategori juara harapan ke III se SUMUT tahun 2009 dengan hadiah TV warna 30 inc.

(70)

2016, indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dan 61 negara soal minat baca.

Sejalan dengan rendahnya minat baca,sedangkan Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berdasarkan survei UNESCO Mei (2016) minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya dalam seribu masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca. Ini dapat dilihat dari tingkat minat baca masyarakat Indonesia ini masih jauh ketinggalan dibandingkan negara lain seperti Jepang yang mencapai 45 persen, sedangkan Singapore 55 persen. Bahkan berdasarkan survei UNESCO, budaya masyarakat Indonesia berada di 38 dari 39 negara yang paling rendah di kawasan ASEAN.

Selain itu, Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) kemajuan teknologi digital seperti media sosial, handphone, televisi dan audio-visual lainnya yang menyebabkan minat baca masyarakat rendah terutama menyebabkan anak dan remaja yang kurang berminat membaca buku. Dengan demikian penulis berkeinginan untuk meneliti tentang ; Upaya Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Kelurahan Pabatu, Kota Madya Tebing Tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

(71)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui upaya Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat di Kelurahan Pabatu

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : Secara Teoritis :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara teoritis untuk ilmu pengetahuan khususnya mengenai faktor-fak

Gambar

Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait

diperhatikan mengingat bagaimana kondisi lingkungan bencana yang biasanya sulit untuk dijangkau. Untuk hal ini komunikasi menjadi hal mendasar yang diperlukan

Kepuasan kerja juga sangat mempengaruhi betah atau tidaknya seorang karyawan bekerja disuatu perusahaan, jika karyawan sudah merasa puas atas pekerjaan yang ia jalani dan

Indonesia adalah salah satu negara yang bergabung dengan PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 ayat (2) Konvensi PBB tentang hak anak, maka

In conclusion, this research find that among 14 project type that proposed in Pozible as crowdfunding platform, only Video Games has a significant factor to influence

Latar belakang dari penelitian ini adalah 1) penulis ingin mengetahui tingkat persebaran HIV/AIDS di Dunia umumnya, khususnya Negara maju seperti Amerika. Dikarenakan awal

The results of this study suggest that the practice of patronage in Ponorogo conducted by the Democrat’s candidate is very diverse, ranging from the use of money given to

bahwa bank berdasarkan prinsip syari’ah atau bank syari’ah atau bank Islam, seperti halnya bank konvensional, yang juga berfungsi sebagai suatu lembaga

The results of the Pearson correlation matrix as presented in Table 2 show that there is a strong correlation among the attributes of public governance, namely