• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perbandingan Beban Linear Dan Nonlinear Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Phasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Perbandingan Beban Linear Dan Nonlinear Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Phasa"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

[1} Ahmad,Faisal. 2011. Analisa Perbandinga Pengaruh Pembebanan Resistif, Induktif, Kapasitif dan Kombinasi Beban R L C Terhadap Regilati Tegangan dan Efisiensi pada Generator Sinkron tiga phasa.

[2] Zuhal. 1990. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Gramedia. Jakrta.

[3] http://id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Harmonisa

[4] http://citizenimages.Kompas.com/blog/view/144150-beban-linear.

[5] Stratford, Ray P.,”Rectifier Harmonics in Power System”. IEEE Trans. Ind. Appl. 29, 28-535 (1980)

[6] http://Konversi.wordpress.com/2014/04/13/Pengaruh-Harmonisa-pada-sistem-tenaga-Listrik

[7] Chapan, Stephen J.,”Elctric Machinery Fundamental”, Singapore: Mc Graw-Hill. Inc, 1985

[8] Gupta,J. B.,”Theory and Performance of Electrical Machines”, S. K. Kataria & Sons., 2004

[9] Drs. Yon Rijono. 1997. Dasar Teknik Tenaga Listik. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

(2)

BABBIIIB

METODEBPENELITIANB

3.1BB TempatBdanBWaktuB

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan pada bulan oktober sampai November 2014.B

3.2B BahanBdanBPeralatanB

Peralatan yang akan digunakan untuk penelitian sebagai berikut

a. Generator Sinkron

 Tegangan : 220 V

 Hubungan belitan jangkar : Delta (∆)  Arus nominal jangkar : 7 Amper

 Daya generator : 2,67 kW

 Putaran nominal : 1500 rpm

 Faktor daya : 0,8

b. Motor arus searah penguatan bebas

 Tegangan : 220 VB

 Arus jangkar : 22,7 AmperB

 Daya : 5 kWB

 Tegangan medan : 220 VB

 Arus medan : 0,17 AmperB

(3)

d. B eban-beban

 Beban linear (Lampu Pijar 75 W, 150 W, 225 W, 300 W, 375 W)  Beban nonlinear (Lampu hemat nergi, 75 W, 150 W, 225 W, 300 W,

375 W) e. Alat-alat

 Cos  meterB

 Volt meter AC dan DCB  Amper meter AC dan DCB  Watt meterB

 Torsi meterB  Tacho meterB

3.3BB VariabelByangBDiamatiB

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Tegangan Terminal (Vt).

2. Daya keluaran (Pout)

3. Torsi.

(4)

3.4.1 RangkaianBPercobaanB a. Rangkaian beban nol

GambarB3.1 Rangkaian Percobaan Beban Nol

b. Rangkaian hbung singkat

B GambarB3.2 Rangkaian Percobaan hubung singkat

P

T

D

C

1

M

V1

S1

G

n A

B C

PTDC 2 PTDC 3 S3

A2 If

S2 A1

(5)

c. Rangkaian Berbeban

GambarB3.3 Rangkaian Percobaan Berbeban

3.5BBB ProsedurBPenelitianB B a. Beban nol

1. Alat-alat dirangkai seperti Gambar 4.1, PTDC pada posisi minimum.

2. Tutup S2 dan atur arus penguat motor dengan mengatur PTDC2 hingga harga nominal.

(6)

4. Catat tegangan terminal saat arus penguat generator belum dinaikkan (If = 0).

5. Tutup S3 dan naikkan arus penguat generator secara bertahap dengan mengatur PTDC3. Dimana, putaran dijaga konstan pada setiap kenaikkan arus penguat generator, kemudian catat tegangan terminal.

6. Turunkan arus penguat generator (PTDC3 minimum) lalu buka S3. Minimumkan PTDC1 dan PTDC2 hingga nol, lalu buka S1 dan S2. 7. Percobaan selesai.

b. Hubung singkat

1. Alat-alat dirangkai seperti Gambar 4.3, PTDC pada posisi minimum.

2. Tutup S2 dan atur arus medan motor dengan mengatur PTDC2 hingga harga nominal.

3. Tutup S1 dan atur tegangan motor (V1) dengan mengatur PTDC1 hingga diperoleh harga nominal.

4. Tutup S3 dan naikkan arus penguat generator (If) secara bertahap dengan mengatur PTDC3.

5. Catat arus hubung singkat generator generator (Ia) untuk setiap tahapan arus medan generator (If) dengan putaran generator dijaga konstan.

(7)

c. Berbeban

1. Rangkaian dirangkai seperti Gambar 4.6 di atas. Semua saklar dalam keadaan terbuka dan PTDC dalam keadaan minimum. 2. Saklar S1, S2 ditutup dan PTDC 1 dan PTDC 2 diatur untuk

memberikan tegangan ke terminal jangkar dan arus medan motor sampai dicapai putaran nominal generator.

3. Saklar S3 ditutup dan PTDC 3 diatur sampai arus medan yang terbaca pada A3 sebesar 0,15 A.

4. Beban linear/nonlinear dipasang dengan menutup saklar S4. Beban dinaikkan secara bertahap dengan menjaga If konstan.

5. Untuk setiap penambahan beban, dicatat nilai yang terbaca pada alat ukur Wattmeter, A4, V2 dan besar torsinya. V2 adalah besar tegangan terminal generator.

6. Setelah itu PTDC diturunkan hingga nol dan semua saklar dibuka. 7. Untuk percobaan dengan beban induktif, kapasitif, dan kombinasi

RLC dilakukan dengan cara yang sama seperti dengan beban resistif.

8. Percobaan selesai.

3.6BBB PelaksanaanBPenelitianB

(8)

Diagram blok pelaksanaan penilitian pada Tugas Akhir ini diperlihatkan pada Gambar 3.1.

GambarB3.B4 Diagram Blok Pelaksanaan Penelitian

(9)

BABBIVB

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB

4.1BUmumB

Untuk dapat melihat bagaimana pengaruh perubahan beban terhadap kinerja generator sinkron tiga phasa maka diperlukan beberapa percobaan yaitu :

1. Percobaan Generator berbeban linear. 2. Percobaan Generator berbeban nonlinear.

Dengan memutar altenator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (If); tegangan (E0) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator.

E0 = cnØ...(4.1)

C = Konstanta mesin n = putaran sinkron

Ø= fluks yang dihasilkan oleh If.

Pada generator sinkron keadaan jalan tanpa beban mengandung arti bahwa arus armatur (Ia) = 0. Dengan demikian besar tegangan terminal adalah:

Vt = Ea = E0...(4.2)

Oleh karena besar ggl armatur adalah merupakan fungsi dari fluks magnit, maka ggl armatur dapat juga ditulis:

Ea = f(Ø)...(4.3)

(10)

penguat medan pada keadaan tertentu besarnya, akan didapatkn besar ggl armatur tanpa beban dalam keadaan saturasi.

Dengan adanya beban yang terpasang pada output generator sinkron, maka segera mengalir arus armatur (Ia); dengan adanya arus armatur ini, pada kumparan armatur atau kumparan jangkar timbul fliks putar jangkar. Fluks putar jankar ini bersifat mengurangi atau menambah fluks putar yang dihasilkan oleh kumparan rotor. Hal ini tergantung pada faktor daya beban.

Dengan adanya fluks putar armatur akibat timbulnya arus armatur, maka pada kumparan timbul reaktans pemagnit Xm. Reaktans pemagnit bersama-sama dengan reaktans bocor dikenal dengan nama reaktans sinkron (Xs) dan secara matematis ditulis, [9]

Xs = XL = Xm. ...(4.4)

4.2 BBBBBPercobaanBMenentukanBParameterBGeneratorBSinkronBTigaBPhasaB 4.2.1 PercobaanBBebanBNolB

a. DataBPercobaanB

TabelB4.1 Tegangan induksi sebagai fungsi arus medan

Putaran : 1500 rpm

NoB IfB(mA)B VB(Volt)B

1B 0B 12B

2B 20B 40B

3B 40B 63B

4B 60B 89B

(11)

6B 100B 138B

7B 120B 156B

8B 140B 177B

9B 160B 195B

10B 180B 209B

11B 200B 220B

12B 220B 229B

13B 240B 236B

14B 260B 240B

15B 280B 249B

16B 300B 253B

17B 320B 257B

18B 340B 261B

B

b. KurvaBKarakteristikBBebanBNolB

B

(12)

4.2.2 PercobaanBHubungBSingkatB a. Data Percobaan

Data percobaan hubung singkat dapat di lihat pada Tabel 4.2 dibawah ini.

TabelB4.2 Arus hubung singkat sebagai fungsi arus medan

Putaran : 1500 rpm

NoB ArusBmedanBIfB

(mA)B

ArusBhubungBsingkatB IscB(A)B

1 0 0,42

2 20 1,42

3 30 1,84

4 40 2,24

5 50 2,62

6 60 3,06

7 70 3,49

8 80 4,05

9 90 4,44

10 100 4,89

B

B

B

B

(13)

b. KurvaBKarakteristikBHubungBSingkatB

B

GambarB4.2 Karekteristik Hubung Singkat

4.2.3 BBPenentuanBParameterBGeneratorBSinkronB

Untuk menghitung parameter generator sinkron, maka dapat diketahui dari karakteristik hubung singkat dan beban nol seperti gambar di bawah ini.

(14)

B

(b)

GambarB4.3 Karakteristik Percobaan (a) Hubung Singkat (b) Beban Nol

a. ImpedansiBSinkronB

Besar nilai impedansi Zs dapat ditentukan seperti Persamaan 3.1

I E ZS 

(Ohm). Maka nilai impedansi sinkron untuk kondisi saturasi seperti pada gambar 4.5 dapat dirumuskan sebagai berikut :B

SC nl S

I

E

Z

(Ohm). Dari gambar 4.5 nilai Enl adalah 249 Volt dengan arus

medan (If) sebesar 280 mA. Untuk arus medan yang sama maka arus hubung singkat Isc pada kurva hubung singkat adalah sebesar 15,2 A. Maka besar impedansi sinkron Zs adalah

Ohm ZS 16,4

2 , 15

249

(15)

b. ReaktansiBSinkronB

B BB Karena tahanan jangkarnya besarnya sangat kecil maka tahanan jangkar diabaikan (Ra≈0) sehingga diperoleh reaktansi sinkron Zs = Xs = 16,4 ohm.

4.3 PercobaanBBerbebanB

Percobaan ini untuk melihat hubungan antara arus beban dan faktor daya tertentu dengan efisiensi dan arus beban dengan regulasi tegangan, dimana arus medan dan putaran rotor dijaga konstan.

a. DataBPercobaanB

B TabelB4.3.aB Data percobaan pada beban linearB Arus Medan : 0,15 Amper

Faktor Daya : 1

NoB BebanB (Watt)B IaBB (A)B VtB (volt)B nsBB (Rpm)B PoutB (Watt)B TB (kg-m)B

1B 75B 0,21B 231B 1500B 50B 0,063B

2B 150B 0,43B 229B 1450B 100B 0,129B

3B 225B 0,66B 227B 1450B 150B 0,198B

4B 300B 0,9B 221B 1400B 200B 0,27B

5B 375B 1,3B 218B 1400B 330B 0,39B

B

TabelB4.3.b Data percobaan pada beban nonlinear

(16)

NoB BebanB (Watt)B IaB(A)B VtB (Volt)B nsBB (Rpm)B PoutB (W)B CosB phiB TB (kg-m)B

1 75 0,29 219 1450 50 1 0,087

2 150 0,57 215 1400 100 0,93 0,183

3 225 0,93 210 1350 150 0,81 0,297

4 300 1,27 205 1300 200 0,7 0,381

5 375 1,64 200 1250 330 0,67 0,492

4.4 AnalisaB DataB PerbandinganB bebanB LinearB danB NonB linearB TerhadapB KinerjaBGenberatorBSinkronBTigaBPhasaB

4.4.1BRegulasiBTeganganB(VR)B

Regulasi tegangan dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut:[10]

VR = 100%...(4.5)

Sebelum mendapatkan berapa besar voltage regulation (VR) maka terlebih dahulu kita menghitung berapa besar tegangan induksi, dengan persamaan berikut:

E0 = (V)2 (XSIA)2...(4.6)

a. Beban linearB

 75 wattB

E0 = (231)2(16,4x0,21)2 = 231,026

VRB=B , x 100% = 0.01 %

 150 wattB

(17)

VRB=B , x 100% = 0,05%

 225 wattB

E0 = (227)2(16,4x0,66)2 = 227,26

VRB=B , x 100% = 0,11 %

 300 wattB

E0 = (221)2 (16,4x0,9)2 = 221,49

VRB=B , x 100% = 0,22 %

 375 wattB

E0 = (218)2 (16,4x0, ,13)2 = 219,04

VRB=B , x 100% = 0,48 %

B b. Beban nonlinearB

E0 = (Vt.cos)2 (Vt.sinXSxIa)2

B

 75 wattB

E0 = (219)2(16,4x0,29)2 = 219,05

(18)

 150 wattB

E0 = (215.0,93)2(215.0,3716,4x0,61)2 = 219,09

VRB=B , x 100% = 1,9 %

 225 wattB

E0 = (210.0,81)2(210.0,5916,4x0,0,93)2 = 219,7

VRB=B , x 100% =4,6 %

 300 wattB

E0 = (205.0,7)2(205.0,7116,4x,127)2 = 220,36

VR =B , x 100% = 7,49 %

 375 wattB

E0 = (198.0,67)2(198.0,7416,4x,164)2 = 218,71

VRB=B , x 100% = 10,46%

B

4.4.2 EfisiensiB(Ƞ)B

Efisiensi dapat diperoleh dengan persamaan:

Pin = . .

(19)

a. Beban linear • 75 watt

Pin = . , . = 92,30

ȠB=B , x 100% = 54,17%

• 150 watt

Pin = . , . = 191,85

ȠB=B , x 100% = 52,12%

• 225 watt

Pin = . , . = 294,46

ȠB=B , x 100% = 50,94%

• 300 watt

Pin = . , . = 398,77

ȠB=B , x 100% = 50,15%

• 375 watt

Pin = . , . = 564

ȠB=B x 100% = 48,76%

(20)

Pin = . , . = 129,38

ȠB=B , x 100% = 50,23%

• 150 watt

Pin = . , . = 262,76

ȠB=B , x 100% = 46,81 %

• 225 watt

Pin = . , . = 386,31

ȠB=B , x 100% = 41,42 %

• 300 watt

Pin = . , . = 498,23

ȠB=B , x 100% = 38,13%

• 375 watt

Pin = . , . = 628,21

ȠB=B , x 100% = 37,70 %

4.4.3 TabelBAnalisaBDataB a. BebanBlinearB

TabelB 4.4B Hasil analisa data pengaruh pembebanan linear terhadap

tegangan terminal, regulasi tegangan, dan efisiensi generator sinkron 3 phasa.

(21)

No Beban Ia (A) Vt (V) E0 (V) Pin (W) Pout (W) Torsi (Kg.m) VR (%) Ƞ (%)

1 75 0,21 231 231,026 92,30 50 0,063 0,01 54,17

2 150 0,43 229 229,11 191,85 100 0,129 0,05 52,12

3 225 0,66 227 227,26 294,46 150 0,198 0,11 50,94

4 300 0,9 221 221,49 398,77 200 0,27 0,22 50,15

5 375 1,3 218 219,04 564 275 0,39 0,48 48,76

b. BebanBnonlinearB

TabelB 4.5BHasil analisa data pengaruh pembebanan nonlinear terhadap tegangan terminal, regulasi tegangan, dan efisiensi generator sinkron 3 phasa.

Arus medan : 0,15

Pin : . .

No Beban Ia

(A) Vt (V) E0 (V) Pin (W) Pout (W) Torsi (Kg.m) VR (%) Ƞ (%)

1 75 0,29 219 219,05 129,38 65 0,087 0,02 50,23

2 150 0,61 215 219,09 262,76 123 0,183 1,9 46,81

3 225 0,93 210 217,09 386,31 160 0,279 4,6 41,42

4 300 1,27 205 220,77 498,23 190 0,381 7,49 38,13

5 375 1,64 198 218,71 628,21 218 0,492 10,46 37,70

(22)

4.4.4 KurvaBPengaruhBPerubahanBBebanBTerhadapBRegulasiBTeganganBdanB EfisiensiBGeneratorBSinkronBTigaBPhasaB

Beban vs VR

B GambarB4.4BGrafik beban vs Voltage Regulation (VR)B

BebanBvsBEfisiensiB

B GambarB4.5BGrafik beban vs Efisiensi B

0 2 4 6 8 10 12

0 100 200 300 400

VR ( %) Beban (Watt) LINEAR NONLINEAR 0 10 20 30 40 50 60

0 100 200 300 400

(23)

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

5.1BKesimpulanB

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada pembebanan linear didapatkan efisiensi tertinggi 54,17% dengan beban 75 watt, sedangkan pembebanan nonlinear efisiensi tertinggi 50,23% dengan beban 75 watt.

2. Efisiensi terendah pada pembebanan linear sebesar 48,76% dengan beban 375 watt, sedangkan pada pembebanan nonlinear sebesar 37,70% dengan beban 375 watt

3. Voltage regulasi terbesar pada beban linear yaitu sebesar 0,48% dengan beban 375 watt, sedangkan beban nonlinear sebesar 10,46% dengan beban375 watt.

5.2BSaranB

Adapun saran dari penulis sebagai pengembangan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Studi dengan jumlah beban yang lebih besar, agar terlihat lebih jelas pengaruhnya.

2. Sebaiknya dilihat seberapa besar pengaruh pembebanan linear dan nonlinear ini terhadap paralel generator sinkron tiga phasa.

(24)
(25)

BABBIIB

TINJAUANBPUSTAKA

B

2.1BB GeneratorBSinkronB

Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi

mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh

penggerak mulanya, sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian

jangkarnya. Dengan ditemukannya Generator sinkron atau alternator, telah

memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang

terkandung pada batu bara, air, minyak, gas uranium ke dalam bentuk yang

bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

Generator sinkron atau Generator AC (alternating current). Dikatakan

Generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran

medan magnet pada stator. Kecepatan Sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar

rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama

dengan medan putar pada stator. Mesin Sinkron tidak dapat start sendirii karena

kutub-kutub tidak dapat tiba-tiba mengikutii kecepatan medan putar pada waktu

sakelar teerhubung dengan jala-jala. Generator sinkron dapat berupa generator

sinkron tiga phasa atau generator sinkron tiga phasa.[1]

Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa

frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator

tersebut. Rotor generator sinkron yang diputar dengan penggerak mula (prime

mover) yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan

(26)

dengan putaran rotor tersebut. Hubungan antara medan magnet pada mesin

dengan frekuensi listrik pada stator ditunjukkan pada persamaan 2.1 dibawah ini:

f =

.

...(2.1)

dimana : f = Frekuensi listrik (Hz)

ns = Kecepatan sinkron

p = Jumlah kutub

Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga

listrik (dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLATA, PLTU,

PLTD dan lain-lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga

generator dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan

untuk penerangan darurat yang sering disebut generator set atau generator

cadangan.[2]

2.1.1BB KontruksiBgeneratorBsinkronB

Pada prinsipnya, konstruksi Generator sinkron sama dengan motor

sinkron. Secara umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian

yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian

magnetik yang berbentuk simetris dan silindris. Selain itu generator sinkron

memiliki celah udara ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat

terjadinya fluksi atau induksi energi listrik dari rotor ke-stator.

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat konstruksi sederhana dari sebuah generator sinkron

(27)

B

B

GambarB2.1BKonstruksi Generator Sinkron Secara UmumB

a. RotorB

Rotor terdiri dari beberapa komponen utama yaitu :

1. Slip Ring

Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi

dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan

ke-slip ring ini kemudian dihubungkan kesumber arus searah melalui

sikat (brush) yang letaknya menempel pada slip ring.

2. Sikat

Sebagaian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga

yang tidak memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi

sebagai saklar putar untuk mengalirkan arus DC ke-kumparan medan

(28)

3. Kumpara rotor (kumparan medan)

Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama

dalam menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus

searah dari sumber eksitasi tertentu.

4. Poros Rotor

Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana

pada poros tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap

poros rotor.

Bentuk suatu rotor dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar

2.2 berikut:

B

B

GambarB2.2BRotor Generator SinkronB

Rotor pada generator sinkron pada dasarnya sebuah elektromagnet

yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub

menonjol) dan non salient pole (kutub silinder atau tak menonjol).

(29)

Rotor tipe ini mempunyai kutub yang jumlahnya banyak.

Kumparan dibelitkan pada tangkai kutub, dimana kutub-kutub diberi

laminasi untuk mengurangi panas yang ditimbulkan oleh arus Eddy,

kumparan-kumparan medannya terdiri dari bilah tembaga persegi. Kutub

menonjol ditandai dengan rotor berdiameter besar dan panjang sumbunya

pendek.

Selain itu jenis kutub salient pole, kutub magnetnya menonjol

keluar dari permukaan rotor. Belitan-belitan medan dihubung seri. Ketika

belitan medan ini disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan

membentuk kutub yang berlawanan. Bentuk kutub menonjol generator

sinkron tampak seperti Gambar 2.3 berikut :

GambarB2.3BRotor Kutub Menonjol Generator SinkronB

Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron

dengan kecepatan putaran rendah dan sedang (120-400 rpm). Generator

sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air

pada sistem pembangkit listrik. Rotor kutub menonjol baik digunakan

(30)

 Konstruksi kutub menonjol tidak terlalu kuat untuk menahan tekanan

mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.

 Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi yang besar dan bersuara

bising jika diputar dengan kecepatan tinggi.

2. Rotor kutub tak menonjol (Rotor Silinder)

Rotor tipe ini dibuat dari plat baja berbentuk silinder yang

mempunyai sejumlah slot sebagai tempat kumparan. Karena adanya

slot-slot dan juga kumparan medan yang terletak pada rotor maka jumlah kutub

pun sedikit yang dapat dibuat. Belitan-belitan medan dipasang pada

alur-alur di sisi luarnya dan terhubung seri yang di enerjais oleh eksiter.

Rotor ini biasanya berdiameter kecil dan sumbunya sangat

panjang. Konstruksi ini memberikan keseimbangan mekanis yang lebih

baik karena rugi-rugi anginnya lebih kecil dibandingkan rotor kutub

menonjol (salient pole rotor). Gambar bentuk kutub silinder generator

sinkron tampak seperti pada Gambar 2.4 berikut:

B

B

B

[image:30.612.299.407.499.632.2]

B

(31)

Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron degan

kecepatan putaran tinggi (1500 atau 3000 rpm) biasanya digunakan untuk

pembangkit listrik berkapasitas besar misalnya pembangkit listrik tenaga uap dan

gas. Rotor silinder baik digunakan pada kecepatan tinggi karena:

 Distribusi disekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus

sehinggu lebih baik dari kutub menonjol.

 Konstruksinya memiliki kekuatan mekanik pada kecepatan putar

tinggi.

b. StatorB

Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat

untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban

disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder

dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak

bergerak). Oleh sebab itu komponen ini juga disebut sebagai stator.

Bentuk suatu stator dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.5

berikut:

[image:31.612.234.414.509.650.2]

B

(32)

Stator terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:B

1. Rangka Stator

Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang merupakan inti jangkar

generator sinkron.

2. Inti Stator

Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik

khusus yang terpasang kerangka stator.

3. Alur (slot) dan Gigi

Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator yaitu

kumparan jangkar. Ada 3 (tiga) bentuk alur stator yaitu, terbuka, setengah

[image:32.612.168.404.428.532.2]

terbuka, dan tertutup. Ketiga bentuk alur (slot) tersebut tampak seperti

Gambar 2.6 berikut

GambarB2.6BBentuk-bentuk Alur

4. Kumparan Stator (Kuparan Jangkar)

Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini

(33)

2.1.2 MetodeBEksitasiBPadaBGeneratorBSinkronB

Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron,

sistem eksitasi terdiri dari dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan

sikat (brushless excitation) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat

(brushless). Ada dua jenis sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu :

1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah).

2. Sistem eksitasi statis.

Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari :

1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai.

2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen Magnet Generator (PMG).

a. SistemBEksitasiBKonvensionalB(MenggunakanBGeneratorBArusBSearah)B

Untuk sistem eksitasi yang konvensional, arus searah diperoleh dari

sebuah generator arus searah berkapasitas kecil yang disebut eksiter. Generator

sinkron dan generator arus serah tersebut terkopel dalam satu poros, sehingga

putaran generator arus searah sama dengan putaran generator sinkron.

Tegangan yang dihasilkan oleh generator arus searah ini diberikan

kebelitan rotor generator sinkron melalui sikat karbon dan slip ring. Akibatnya

arus searah mengalir ke dalam rotor atau kumparan medan dan menimbulkan

medan magnet yang diperlukan untuk dapat menghasilkan tegangan arus

bolak-balik pada kumparan utama yang terletak distator generator sinkron.

Pada generator konvensional ini ada beberapa kerugian yaitu generator

arus searah merupakan beban tambahan untuk penggerak mula. Penggunaan slip

(34)

arus searah padabelitan medan generator sinkron. Terdapat sikat arang yang

menekan slip ring sehingga timbul rugi gesekan pada generator utamanya. Selain

itu pada generator arus searah juga terdapat sikat karbon yang menekan

komutator. Selama pemakaian slip ring dan sikat harus diperiksa secara teratur,

generator arus searah juga memiliki keandalan yang rendah. Karena hal-hal

seperti diatas dipikirkan hubungan lain dan dikenal sebagai generator sinkron

static exciter (penguat statis). Gambar 2.7 adalah sistem eksitasi yang

[image:34.612.262.422.296.419.2]

menggunakan generator arus searah.

GambarB2.7BSistem Eksitasi Meggunakan Generator Arus SearahB

b. SistemBEksitasiBStatisB

Sistem eksitasi statis menggunakan peralatan eksitasi yang tidak

bergerak (static), artinya peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama dengan

rotor generator sinkron. Sistem eksitasi statis (static excitation sistem) atau

disebut juga dengan self excitation merupakan sistem eksitasi yang tidak

memerlukan generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator sinkron.

Sumber eksitasi pada sistem eksitasi statis berasal dari tegangan output

generator itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan

(35)

Pada mulanya pada rotor ada sedikit magnet sisa, manet sisa ini akan

menimbulkan tegangan pada stator tegangan ini kemudian masuk dalam

penyearah dan dimasukkan kembali pada rotor, akibatnya medan magnet yang

dihasilkan makin besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya sampai

dicapai tegangan nominal dari generator AC tersebut. Biasanya penyearah itu

mempunyai pengatur sehingga tegangan generator dapat diatur konstan.

Bersama dengan penyearah, blok tersebut sering disebut AVR.

Dibandingkan dengan generator yang konvensional generator dengan

sistem eksitasi statis memang sudah jauh lebih baik yaitu tidak ada generator

arus searah (yang keandalannya rendah) dan beban generator arus searah pada

penggerak mula hilang. Eksiter diganti dengan eksiter yang tidak berputar yaitu

penyearah karena itu disebut eksiter statis.

GambarB2.8 Gambar eksitasi statis

Untuk keperluan eksitasi awal pada generator sinkron, maka sistem

eksitasi statis dilengkapi dengan field flashing. Hal ini dibutuhkan karena

PT

CT

AVR

Transformator eksitasi System Tiga Phasa

(36)

generator sinkron tidak memiliki sumber arus dan tegangan sendiri untuk

mensuplai kumparan medan. Penggunaan slip ring dan sikat pada eksitasi ini

menyebabkan system eksitasi ini tidak efisien dan efektif.

c. SistemBEksitasiBMenggunakanBBateraiB

Sistem eksitasi tanpa sikat diaplikasikan pada generator sinkron, dimana

suplai arus searah kebelitan medan dilakukan tanpa melalui sikat. Arus searah

untuk suplai eksitasi untuk awal start generator digunakan suplai dari baterai,

yang sering dinamakan penguat mula, dimana arus ini selanjutnya disalurkan ke

belitan medan AC exiter. Tegangan keluaran dari generator sinkron ini

disearahkan oleh penyearah yang menggunakan dioda, yang disebut rotating

rectifier, yang diletakkan pada bagian poros ataupun pada bagian dalam dari

rotor generator sinkron, sehingga rotating rectifier tersebut ikut berputar sesuai

[image:36.612.140.499.435.667.2]

dengan putaran rotor, seperti pada Gambar 2.9 berikut:

(37)

Dari Gambar 2.9 diatas, untuk menghindari adanya kontak geser pada

bagian rotor generator sinkron, maka penguat medan generator dirancang

sedemikian sehingga arus searah yang dihasilkan dari penyearah langsung

disalurkan kebagian belitan medan dari generator utama. Hal ini dimungkinkan

karena dioda penyearah ditempatkan pada bagian poros yang dimiliki

bersama-sama oleh rotor generator utama dan penguat medannya. Arus medan pada

generator utama dikontrol oleh arus yang mengalir pada kumparan medan penguat

(eksiter).

Setelah tegangan generator mencapai tegangan nominalnya maka catu

daya DC (baterai) biasanya dilepasdan digantikan oleh penyearah. Penguatan

yang dipakai adalah sistem self exitation system yaitu sistem dimana sumber daya

[image:37.612.137.500.401.643.2]

untuk penguatannya diperoleh dari keluaran tiga phasa generator itu sendiri.

Gambar 2.10 menggambarkan sistem eksitasi tanpa sikat.

(38)

Pada Gambar 2.10, untuk membangkitkan arus medan digunakan

penyearah, dimana arus yang disearahkan diperoleh dari keluaran tiga phasa

generator itu sendiri melalui transformator atau sering disebut Eksitasi

Transformator, berfungsi menurunkan tegangan keluaran generator untuk

disuplai pada penyearah.

d. SistenBEksitasiBMenggunakanBPemanenBMagnetBGeneratorB

Suatu generator sinkron harus memiliki sebuah medan magnet yang

berputar agar generator tersebut menghasilkan tegangan pada statornya. Medan

magnet ini dapat dihasilkan dari belitan rotor yang disuplai dengan sumber

listrik arus searah. Cara lain untuk menghasilkan medan magnet pada rotor

adalah dengan menggunakan magnet permanen sebagai sumber eksitasinya ini

disebut dengan permanen magnet generator (PMG).

Generator sinkron yang berkapasitas besar biasanya menggunakan

sistem eksitasi brushless yang dilengkapi dengan permanen magnet generator.

Hal ini dimaksudkan agar sistem eksitasi dari generator sama sekali tidak

tergantung pada sumber daya listrik dari luar mesin itu. Pada Gambar 2.11 dapat

dilihat bentuk skematik dari sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen

Magnet Generator.

Dari Gambar 2.11, bahwa pada bagian mesin yang berputar (rotor)

terdapat magnet permanen, kumparan jangkar generator eksitasi, kumparan

medan generator utama. Hal ini memungkinkan generator tersebut tidak

menggunakan slip ring dan sikat dalam pengoperasiannya sehingga lebih efektif

(39)
[image:39.612.137.516.83.296.2]

B

GambarB2.11BSistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanen Magnet GeneratorB

2.1.3BBB BBBPrinsiBKerjaBGeneratorBSinkronB

Adapun prinsip kerja dari suatu generator sinkron adalah

1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber

eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan

medan. Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan

medan maka akan menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu

adalah tetap.

2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera

dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.

3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang

dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada

(40)

kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik

yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks

magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl

induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut, hal tersebut sesuai dengan

persamaan :

dt d N

e 

dt

t

Sin

d

N

maks

t

Cos

N



maks

dimana :  2f

 

f

Cos

t

N

2

maks

dimana : 120 np f  t Cos np

N

maks

       120 2 maks

maks N np

E 

      120 . 14 , 3 . 2 2120 . 14 , 3 . 2 ( 2 maks maks eff np N e

E  

, 120 44 ,

4 Npn

dimana : )

120 44 , 4

( Np C

Cn

(41)

dimana : E = ggl induksi (Volt) N = Jumlah belitan

C = Konstanta P = Jumlah kutub

n = Putaran (rpm) f = Frequensi )Hz)

= Fluks magnetik (weber)

Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar

yang ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan

kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada

ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama

lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk

menghasilkan energi listrik.[2]

[image:41.612.155.449.356.684.2]

2.1.4 ReaksiBjangkarB

(42)

Bila beban terhubung ke terminal generator maka pada belitan stator akan

mengalir arus, sehigga timbul medan magnet pada belitan stator. Medan magnet

ini akan mendistorsi medan magnet yang dihasilkan belitan rotor. Seperti yang

dijelaskan pada Gambar 2.12.

Pada Gambar 2.12.a. Medan magnet yang berputar akan menghasilkan

tegangan induksi EA. Bila generator melayani beban dengan induktif, maka arus

pada stator akan tertinggal seperti pada Gambar 2.12.b. Arus stator tadi akan

meghasilkan medan magnet sendiri Bs dan tegangan stator Estat, seperti pada

Gambar 2.12.c. Vektor penjumlahan antara Bs dan BR menghasilkan Bnet, dan

penjumlahan Estat dan EA akan menghasilkan V pada terminal jangkar.

Saat beban terhubung ke beban induktif, arus jangkar akan tertinggal

terhadap tegangan jangkar. Arus pada belitan stator akan menghasilkan medan

magnet Bs, yang kemudian kan menghasilkan tegangan stator Estat. Dua tegangan

yaitu tegangan jangkar EA dan tegangan reaksi jangkar Estat akan menghasilkan

Vt, dimana:

Vt = EA + Estat ……….(2.3)

Tegangan Reaksi Jangkar Estat = -jXIa

Sehingga Persaman (2.3) dapat ditulis kembali sebagai :

Vt = EA -jXIa...(2.4)

Selain pengaruh reaksi jangkar ini, pengurangan tegangan induksi generator

(43)

penjumlahan X dan Xa sering disebut Reaktansi Sinkron Xs, sehingga Persamaan

(2.4) dapat ditulis kembali sebagai:

Vt = EA-jXIa-jXaIa-IaRa………..(2.5)

Vt = EA-jXsIa-IaRa………..(2.6)

dimana : Vt = Tegangan terminal generator (Volt)

Estat = Tegangan pada stator (Volt)

EA = GGL pada jangkar (Volt)

Xs = Impedansi Sinkron (Ohm)

Ia = Arus Jangkar (Amper)

Ra = Tahanan Jangkar (Ohm)

Xar = Impedansi armature (Ohm)

Dari Persamaan (2.6) dapat dibuat model rangkaian ekivalen generator sinkron

per fasa seperti pada Gambar 2.15 berikut:

(44)

B

2.1.5 BRangkaianBEkivalenBGeneratorBSinkronB

Stator terdiri dari belitan-belitan. Suatu belitan konduktor akan terdiri dari

tahanan Ra dan induktansi Xla maka rangkaian ekivalen suatu generator sinkron

dapat dibuat seperti Gambar 2.14.

B

GambarB2.14BRangkaian Ekivalen Generator SinkronBB

Dengan melihat Gambar 2.14 maka dapat ditulis Persamaan tegangan generator

sinkron sebagai berikut :

Ea = V + jXarIa + jXlaIa + Ra Ia………...…(2.7)

Dan persamaan terminal generator sinkron dapat ditulis

V = Ea – jXarIa – jXlaIa – Ra Ia...(2.8)

Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor

sebagai reaktansi sinkron, atau Xs = Xar + Xla dapat dilihat pada Gambar 2.15

maka persamaan menjadi:

(45)
[image:45.612.133.453.379.669.2]

GambarB2.15BPenyederhanaan Rangkaian Generator Sinkron

Karena tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron adalah

tegangan bolak-balik, maka biasanya diekspresikan dalam bentuk fasor. Diagram

fasor yang menunjukkan antara tegangan induksi perfasa dengan tegangan

terminal generator akan ditunjukkan pada Gambar 2.15

(46)

2.1.6 JenisBBebanB

Adapun jenis beban yang dilayani generator terbagi dua jenis, yaitu :

a. BBeban Linear

Beban linear adalah beban yang impedansinya selalu konstan sehingga

arus selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu. Beban linear ini

mematuhi Hukum Ohm yang menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan

tegangan. Gelombang arus yang dihasilkan oleh beban linear akan sama dengan

bentuk gelombang tegangan. Apabila diberi tegangan sinusoidal, maka arus yang

mengalir ke beban linear juga merupakan sinusoidal sehingga tidak terjadi distorsi

dan tidak menimbulkan mharmonisa. Beban ini berupa elemen pasif seperti

resistor, komputer dan kapasitor. Beberapa contoh beban linear adalah lampu

pijar, pemanas, resistor, dan lain-lain.[3]

GambarB2.17BBentuk gelombang arus dan tegangan dengan beban linear

Adapun pengaruh dari beban linear terhadap generator sinkron yaitu :

Kita ketahui bahwa beban linear tersebut tidak mempengaruhi

(47)

bentuk tidak berubah (tetap), artinya efek yang ditimbulkan oleh beban linear

tidaklah mempengaruhi bentuk gelombang sinusoidal, melainkan beban linear

hanya mempengaruhi besar arus dan tegangan genrator sinkron seiring kenaikan

beban.[4]

b. Beban nonlinear

Beban non linear adalah beban yang impedansinya tidak konstan dalam

setiap periode tegangan masukan. Dengan impedansinya yang tidak konstan,

maka arus yang dihasilkan tidaklah berbanding lurus dengan tegangan yang

diberikan, sehingga beban non linear tidaklah mematuhi Hukum Ohm yang

menyatakan arus berbanding lurus dengan tegangan.

Gelombang arus yang dihasilkan oleh beban nonlinear tidak sama dengan

bentuk gelombang tegangan sehingga terjadi cacat (distorsi). Dengan meluasnya

pemakaian beban non linear, gelombang sinusoidal ini dapat mengalami

distorsi.[3]

GambarB2.18BBentuk gelombang harmonisa pada beban lampu hemat energi.

Banyaknya aplikasi beban non linear pada sistem tenaga listrik telah

(48)

harmonisa arus, THD (total harmonic distortion) yang sangat tinggi. Umumnya

arus sistem tenaga listrik yang terdistorsi tersebut didominasi oleh arus harmonisa

orde ganjil frekuensi rendah, yakni arus harmonisa orde lima, tujuh, sebelas, dan

seterusnya, yang magnitud arus harmonisanya berbanding terbalik dengan orde

harmonisanya. Tingginya persentase kandungan harmonisa arus (THD) pada suatu

sistem tenaga listrik dapat menyebabkan timbulnya beberapa persoalan harmonisa

yang serius pada sistem tersebut dan lingkungannya, seperti terjadinya resonansi

pada sistem yang merusak kapasitor kompensasi faktor daya, membuat faktor

daya sistem menjadi lebih buruk, menimbulkan berbagai macam kerusakan pada

peralatan listrik yang sensitif, yang kesemuanya menyebabkan penggunaan energi

listrik menjadi tidak efektif.[5]

Adapun contoh-contoh beban linear yaitu:

- Lampu hemat energi

- Transformator

- Charger

- Motor induksi

- Laptop, dll.

Dampak arus harmonisa pada generator sinkron yang disebabkan oleh

penggangguan beba-beban non-linear adalah sebagai berikut:

1. Beban non-linear akan menyebabkan rugi-rugi tambahan pada generator

sinkron.

2. Rugi-rugi tambahan akibat beban non-linear disebabkan oleh rugi-rugi

(49)

3. Dalam system pembangkitan energy listrik sendiri yang umumnya

menggunakan konfigurasi tiga-fasa empat-kawat, kontribusi rugi-rugi

tambahan akibat arus urutan nol lebih besar dibandingkan rugi-rugi

tambahan akibat oleh arus urutan negative.

4. Menimbulkan flux balik di stator generator dan belitan medan, [6]

Cara mengurangi harmonisa antara lain :

- Menggunakan filter pasif L

- Menggunakan filter pasif C

- Menggunakan filter pasif LC (Low pass)

- kompensasi atau injeksi harmonisa negatif.

2.2 KarakteristikBdanBPenentuanBParameter-parameterBGeneratorB

SinkronBTigaBPhasaB

2.2.1 KarakteristikBdanBPenentuanBParameterBTanpaBBebanB:BE0B=BE0B(If)BB

Karakteristik tanpa beban (beban nol) pada generator sinkron dapat

ditentukan dengan melakukan test beban nol (open circuit) yang memiliki

langkah-langkah sebagai berikut :

a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)

b.) Tidak ada beban yang terhubung pada terminal

c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap

(50)

GambarB2.19BRangkaian Test Tanpa BebanB

Dari Gambar dapat diperoleh Persamaan umum generator :

E0 = VΦ + Ia (Ra + jXs)……….(2.10)

Pada hubungan generator terbuka (beban nol), Ia = 0. Maka,

E0 = VΦ = cnΦ ………..(2.11)

Karena tidak ada beban yang terpasang, maka Φ yang dihasilkan hanya Φf.

Sehingga :

E0 =

cn

Φf ………...(2.12)

E0 =

cnI

f

.

…………. ……….(2.13)

Nilai cn adalah konstan sehingga Persamaan menjadi :

E0 =

k

1

.I

f

.

……….…. (2.14)

dimana : E0 = Tegangan beban nol (Volt)

If = Arus medan (Amper)

(51)

2.2.2 KarakteristikBdanBPenentuanBParameterBGeneratorBSinkronBHubungB

SingkatB:BIscB=BIscB(If)B

Untuk menentukan karakteristik dan parameter generator sinkron yang

dihubung singkat terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan antara lain :

a.) Generator diputar pada kecepatan nominal

b.) Atur arus medan (If) pada nol

c.) Hubung singkat terminal

d.) Ukur arus armatur (Ia) pada setiap peningkatan arus medan (If)

Dimana, rangkaian test hubung singkat pada generator sinkron akan diperlihatkan

pada Gambar 2.21 berikut.B

B

GambarB2.20BBGambar Rangkaian Hubung SingkatBB

Dari gambar, Persamaan umum generator sinkron dihubung singkat adalah :

E = VΦ + Ia (Ra + jXs)………..(2.15)B

Pada saat generator sinkron dihubung singkat, VΦ = 0 dan Ia = Isc . Maka :

(52)

cnΦ = Isc (Ra + jXs)…………. (2.17)

Karena cn dan (Ra + jXs) bernilai konstan, maka :

cn = k1……….. (2.18)

(Ra + jXs) = k2………. (2.19)

Sehingga Persamaan menjadi :

k1.If = Isc. k2………. (2.20)

Isc =

k

k

I

f 2

1 ……….... (2.21)

Pada karakteristik generator hubung singkat bentuk kurva adalah linear. Hal ini

disebabkan oleh medan magnet yang terjadi sangat kecil sehingga inti besi tidak

mengalami saturasi. Gambar 2.22 berikut ini akan memperlihatkan karakteristik

hubung singkat pada generator sinkron.

B

B

B

[image:52.612.230.417.462.588.2]

B

GambarB2.21BKarakteristik Hubung SingkatBB

Ketika generator dihubung singkat, arus armatur :

(Ia) = Isc =

s a

a

jX

R

E

……….(2.22)

SC C

I (A)a

If(A )

(53)

Harga Mutlaknya adalah :

Ia = Isc = 2 2

s a

a jX R

E

 ……….(2.23)

dimana : E0 = Tegangan beban nol (Volt)

Ia = Arus Jangkar (Amper)

Isc = Arus Hubung singkat (Amper)

Ra = Tahanan jangkar (Ohm)

Xs = Impedansi sinkron (Ohm)

2.2.3 KarakteristikBdanBPenentuanBParameterBGeneratorBSinkronBBerbebanB

:BVB=BV(If)B

Beberapa langkah untuk menentukan parameter generator sinkron

berbeban antara lain sebagai berikut :

a.) Generator diputar pada kecepatan nominal (n)

b.) Beban (ZL) terpasang pada terminal generator sinkron

c.) Arus medan (If) dinaikkan dari nol hingga maksimum secara bertahap

d.) Catat tegangan terminal (Vt) pada setiap peningkatan arus medan (If)

B

(54)

Dari Gambar 2.24 diperoleh persamaan umum generator sinkron berbeban :

Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)…………..(2.24)

VΦ = Ea - Ia (Ra + jXs)…………. (2.25)

2.2.4 KarakteristikBLuarBGeneratorBSinkronB:BVΦB=BfB(IL)B

Karakteristik ini akan memperlihatkan pengaruh dari perubahan arus

beban (IL) terhadap tegangan terminal generator sinkron (VΦ). Dalam penentuan

karakteristik luar generator sinkron, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut :

a.) Kecepatan putar generator sinkron (n) tetap

b.) Arus medan (If ) konstan

c.) Faktor daya (cosφ) tetap

Dari gambar rangkaian generator sinkron berbeban yang telah

diperlihatkan pada Gambar 2.24 sebelumnya, diperoleh persamaan :

Ea = VΦ + Ia (Ra + jXs)………….(2.26)

Sehingga Persamaan tegangan terminal VΦ generator sinkron dalam keadaan

berbeban :

VΦ = Ea - Ia (Ra + jXs) …………. (2.27)

Dalam hal ini, arus yang mengalir pada stator sama dengan arus yang mengalir

pada beban atau:

Ia = IL

maka :

(55)

VΦ = cnΦ – ILZs………..….. (2.29)

VΦ = cnIf – ILZs……….... (2.30)

Karena c, n dan If konstan :

VΦ = k1 – ILZS………... (2.31)

Nilai Zs tetap, sehingga :

VΦ = k1 – ILk2………. ..(2.32)

Jika arus beban (IL) = 0 (beban nol), maka :

VΦ = k1

Jika tegangan terminal (VΦ) = 0 (hubung singkat), maka :

cn Z I cn V

I l s

f 

 ………. (2.33)

2.2.5 KarakteristikBPengaturanBGeneratorBSinkronB:BIfB=BfB(IL)B

Karakteristik ini menunjukkan hubungan antara perubahan arus beban (IL)

dengan terhadap arus medan (If) generator sinkron. Dimana, dalam karakteristik

ini perlu diperhatikan hal-hal berikut :

a.) Tegangan terminal VΦ dijaga konstan

b.) putaran tetap

c.) Faktor daya (cosφ) tetap

Persamaan untuk generator berbeban (Gambar 2.24) :

Ea = VΦ + Ia ( Ra + jXS )………..(2.34)

(56)

IL = Ia

sehingga :

Ea = VΦ + IL(Ra + jXS )…………. (2.35)

cnΦ = VΦ + ILZS

cnIf = VΦ + ILZS

If =

cn Z I cn

V L S

………..…. (2.36)

karena nilai c, n, VΦ, dan Zs konstan, maka :

cn = k1

VΦ = k2

Zs = k3

sehingga diperoleh :

If =

k

k

k

k

I

L 1 3

1

2

………..…. (2.37)

jika, 4 1 2

k

k

k

5 1 3

k

k

k

maka,
(57)

2.2.6 FaktorBDayaB

Tegangan yang dibangkitkan pada generator sinkron adalah arus bolak-balik, maka biasanya digambarkan dalam bentuk phasor. phasor ini mempunyai dua besaran yaitu besaran saklar (magnitude) dan besaran sudut, dimana

hubungan keduanya harus digambarkan dalam dua dimensi. Bila EΦ Vt, jXSIa dan

IaRa digambar dalam satu gambar yang menunjukkan hubungan antara

besaran-besaran tersebut, maka hasil dari gambar ini dinamakan Diagram Phasor.

Gambar 2.21.a menunjukkan hubungan, dimana generator melayani beban

dengan faktor daya satu (beban resistif murni). Gambar 2.21, total tegangan Ea

berbeda dengan tegangan Phasa Vb ini disebabkan tegangan drop pada elemen

resistif dan induktif pada mesin. Semua tegangan dan arus dari Gambar 2.21.a ini

direferensikan terhadap Vt, (Vt sebagai referensi, 00

t t V

V .

Diagram phasor ini dapat dibandingkan dengan diagram phasor untuk

generator yang melayani beban induktif dan kapasitif (lagging dan leading),

dimana diagram phasor untuk kedua beban ini masing-masing diperlihatkan pada

Gambar 2.21.b dan Gambar 2.21.c. Perlu dicatat bahwa arus jangkar dan tegangan

phasa yang diberikan, bahwa Ea yang dibutuhkan untuk beban langging (beban

induktif) lebih besar dibandingkan dengan Ea yang dibutuhkan untuk beban

kapasitif. Oleh karena itu, untuk beban lagging membutuhkan arus medan yang

besar untuk mendapatkan tegangan terminal yang sama, karena: Ea = KΦω

(58)
[image:58.612.207.432.79.426.2]

GambarB2.23BDiagram Phasor Generator Sinkron.B

BBBBBBB(a)BBerbeban Resistif,B(b)BBerbeban Induktif,B(c)BBerbeban Kapasitif

2.2.7 RegulasiBTeganganBGeneratosBSinkronBDenganBMetodeBImpedansiB

SinkronB

Dalam metode ini akan diperoleh nilai impedansi sinkron Zs (kemudian

reaktansi sinkron Xs) sebuah generator sinkron dari karakteristik beban nol (OCC)

dan hubung singkat (SCC). Oleh karena itu disebut metode impedansi sinkron.

(59)

- Gambar karakteristik beban nol (OCC) dari data yang diberikan test beban nol

(gambar 2.22)

- Gambar karakteristik hubung singkat (SCC) dari data yang diberikan oleh test

hubung singkat (gambar 2.22). kedua kurva tersebut digambarkan pada dasar

nilai arus medan yang sama.

Arus medan dilambangkan dengan (If). Tegangan beban nol (hubung terbuka)

yang berpotongan dengan arus medan If dilambangkan dengan (E1). Ketika

terminal-terminal jangkar dihubung singkat, tegangan terminal (VΦ) bernilai

nol. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa seluruh tegangan E1 digunakan

untuk menggerakkan (sirkulasi) arus hubung singkat yang disimbolkan dengan

I1 melawan impedansi sinkron (Zs) .

Maka, E1 = I1Zs

) (

) (

1 1

circuit short I

circuit open E

Zs ...(2.39)

[image:59.612.234.415.502.675.2]

Sebagai catatan, E1 dan I1 merupakan nilai phasa-phasa.

(60)

- Karena Ra diabaikan, maka Zs = Xs

- Dari vektor diagram seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.33 dapat dibuat

persamaan Ea untuk beban Resistif, induktif, dan kapasitif dan faktor dayanya.

Untuk beban resistif dari Gambar 2.23.a diperoleh :

E

A

 

V

 2

X

S

I

A

2 ...(2.40)

Untuk beban Induktif dari Gambar 3.3b diperoleh :

E

A

V

X

S

I

A

sin

2

X

s

I

A

cos

2 ...(2.41)

Untuk beban Kapasitif dari Gambar 3.3c diperoleh :

E

A

V

X

S

I

A

sin

2

X

s

I

A

cos

2 ...(2.42)

Maka regulasi tegangan adalah :

% regulasi tegangan 0 x100%

V V E 

(61)
[image:61.612.221.442.75.538.2]

BB

GambarB2.25BDiagram Phasor Generator Sinkron Untuk Menggambarkan Regulasi

Tegangan, (a) Beban Resistif, (b) Beban Induktif, (c) Beban Kapasitif

2.3 Rugi-rugiBGeneratorBSinkronB

(62)

sepenuhnya diubah menjadi daya elektrik [7]. Perbedaan daya tersebut merupakan

rugi-rugi generator sinkron. Rugi-rugi generator sinkron terdiri dari :

• Rugi-rugi gesekan dan angin (Pf&w)

• Rugi-rugi inti(Pcore)

• Rugi-rugi tembaga(Pcopper)

Rugi-rugi stray(Pstray)

Rugi-rugi generator tersebut dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu

rugi tetap dan rugi rugi berubah. Rugi-rugi generator yang tergolong

rugi-rugi tetap adalah rugi-rugi-rugi-rugi inti dan rugi-rugi-rugi-rugi angin dan gesekan. Rugi-rugi-rugi inti dan

rugi-rugi gesekan dan angin bisa disebut juga no load rotational loss (PRL). Jika

generator sinkron tanpa beban diputar pada putaran nominalnya dan diberi eksitasi

sampai tegangan nominalnya, maka seluruh daya yang masuk ke generator

sinkron digunakan untuk mengatasi rugi-rugi angin dan gesekan dan rugi-rugi inti.

Rugi-rugi berubah terdiri dari tugi-rugi tembaga dan rugi stray. Kedua

rugi-rugi ini berubah seiring dengan berubahnya beban. Rugi-rugi-rugi gesekan dan angin

timbul akibat gesekan bantalan dan sikat. Karena kecepatan putaran generator

sinkron tetap maka rugi-rugi ini bernilai tetap. Rugi-rugi inti terdiri dari rugi-rugi

hysterisis dan arus pusar. Untuk mengurangi rugi-rugi hysterisis, dipilih logam

inti yang memiliki luas area hysterisis loop yang kecil. Rugi-rugi arus pusar dapat

diperkecil dengan membentuk inti berupa lapisan tipis yang terisolasi satu sama

lainnya[8].

Rugi-rugi tembaga merupakan rugi-rugi akibat pemanasan pada kumparan

tembaga. Rugi-rugi yang tidak termasuk ke dalam ketiga tugi-rugi yang telah

(63)

diagram aliran daya pada generator sinkron. Apabila generator sinkron memasok

beban linier maka tidak ada harmonisa yang timbul. Arus yang mengalir pada

stator hanya memiliki komponen fundamental saja. Rugi-rugi tembaga generator

sinkron pada kondisi beban linier dituliskan pada persamaan (2.23).

Pcopper = 3I1 R1 ...(2.44)

2.4 EfisiensiBGeneratorBSinkronB

Secara teori bahwa semua daya mekanis yang dihasilkan oleh penggerak

mula (daya output penggerak mula juga sebagai daya input generator sinkron)

generator sinkron diubah menjadi daya elektrik (daya output generator).

Perbedaan antara daya output dengan daya input mesin sinkron dipresentasikan

sebagai rugi-rugi (losses) mesin. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.26. Daya

input mekanis pada poros generator (Pin) : Pin = τappωm. Dan daya yang

dikonversikan dari mekanikal menjadi elektrikal yang prosesnya terjadi dalam

mesin.

PCONV = τind.ωm

PCONV = 3EAIA cosγ

Dimana γ adalah sudut antara EA dengan IA. Perbedaan antara daya input ke

generator dan daya yang dikonversikan dalam generator dipresentasikan sebagai

(64)

GambarB2.26 Diagram Aliran Daya Generator Sinkron

Seperti halnya dengan mesin-mesin listrik lainnya, maupun transformator, maka

efisiensi generator sinkron dapat dituliskan sebagai berikut :

% 100

x P P

in out

...(2.54)

dimana :

Pin = Pout +

Prugi

Pout = daya keluaran

(65)

BABBIB

PENDAHULUANB

1.1BBB LatarBBelakangB

Pemakaian energi listrik dewasa ini sudah sangat luas, bahkan manusia

sangat sulit melepaskan diri dari kebutuhan dengan energi listrik. Sistem tenaga

listrik di indonesia secara keseluruhan memakai sistem tegangan tiga phasa

dengan arus arus bolak-balik. Daya listrik tiga phasa ini dibangkitkan oleh

generator tiga phasa dan kemudian disalurkan melalui saluran transmisi sampai ke

beban. Generator yang digunakan sebagai pembangkit daya listrik tiga phasa arus

bolak-balik yaitu generator sinkron.

Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis

berupa putaran menjadi energi listrik. Dengan ditemukanya generator sinkron atau

altenator, telah memberikan hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan

energi yang terkandung pada sumber daya alam berupa ; batu bara, air, minyak

kedalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik dalam rumah

tangga dan industri.

Perkembangan generator sinkron akan meningkatkan nilai kebutuhan

terhadap peralatan elektronik. Tentunya akan menambah jenis beban yang akan

dilayani generator tersebut berupa beban linear dan nonlinear. Hal ini tentunya

akan mempengaruhi kerja dari generator sinkron tersebut, oleh karena itu penulis

akan membahas serta mengamati seberapa besar perbandingan pengaruh beban

(66)

1.2BB BPerumusanBMasalahB

BAdapun rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah melihat bagaimana

pengaruh beban linear dan nonlinear terhadap kinerja generator sinkron tiga phasa

tersebut.

1.3BBB TujuanB

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh beban linear jika dibandingkan dengan beban nonlinear

terhadap efisiensi, voltage regulasi pada generator sinkron tiga phasa.

1.4BBB BatasanBMasalahB

Pembatasan masalah yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut:

1. Generator sinkron yang digunakan sebagai aplikasi adalah Generator

sinkron tiga phasa pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT.

USU.

2. Tidak membahas tentang proteksi generator sinkron tersebut.

3. Beban yang digunakan yaitu lampu pijar (linear), dan lampu hemat

energi (nonlinear).

4. Hanya melihat pengaruh pada beban seimbang.

5. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah alat ukur RMS

(67)

1.5BBB ManfaatB

Manfaat yang diharapkan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah dengan

melakukan studi perbandingan beban linear dan nonlinear pada generator sinkron

tiga phasa agar lebih memahami tentang generator sinkron khususnya ketika

diberi beban linear dan nonlinear terhadap kinerja generator sinkron tiga phasa

tersebut serta mengetahui seberapa besar pengaruh beban linear dan nonlinear

(68)

ABSTRAK

Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis

berupa putaran menjadi energi listrik. Generator sinkron dapan melayani beban linear

dan nonlinear. Adapun beban linear dan non linear tersebut mempengaruhi kinerja

generator sinkron yang berkapasitas 2,67 KW yang digunakan sebagai peralatan

penelitian tersebut yaitu, pada beban linear semakin diperbesar beban akan mengalami

penurunan efisiensi dari 54,17% (75 W) menjadi 48,76% (375 W), sedangkan pada

beban nonlinear dari 50,23% (75 W) menjadi 37,70% (375 W). Untuk voltage regulasi

pada beban linear 375 watt sebesar 0,48%, sedangkan pada beban nonlinear 375 watt

mencapai 10,46%.

(69)

TUGAS AKHIR

STUSI PERBANSINGAN BEBAN LINEAR SAN NONLINEAR

TERHASAP KINERJA GENERATOR SINKRON TIGA PHASA

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro

Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik

Oleh

DIKY IKHSAN NASUTION

NIM : 100402022

SEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MESAN

(70)

ABSTRAK

Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis

berupa putaran menjadi energi listrik. Generator sinkron dapan melayani beban linear

dan nonlinear. Adapun beban linear dan non linear tersebut mempengaruhi kinerja

generator sinkron yang berkapasitas 2,67 KW yang digunakan sebagai peralatan

penelitian tersebut yaitu, pada beban linear semakin diperbesar beban akan mengalami

penurunan efisiensi dari 54,17% (75 W) menjadi 48,76% (375 W), sedangkan pada

beban nonlinear dari 50,23% (75 W) menjadi 37,70% (375 W). Untuk voltage regulasi

pada beban linear 375 watt sebesar 0,48%, sedangkan pada beban nonlinear 375 watt

mencapai 10,46%.

(71)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

rahmat dan ridho-Nya Tugas Akhir ini dapat disusun dan diselesaikan, serta shalawat beriring

salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Tugas Akhir ini adalah bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan untuk

memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di Departemen Teknik

Elektro, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

”STUDI PERBANDINGAN BEBAN LINEAR DAN NONLINEAR TERHADAP

KINERJA GENERATOR SINKRON TIGA PHASA.”

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewa yaitu Ayahanda (Ali

musa Nasution) dan Ibunda (Rosmanidar), Kakak tersayang (Des Afliana ) yang selalu

memberikan semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian studi hingga

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Selama masa kuliah hingga penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis juga banyak

mendapat dukungan, bimbingan, maupun bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Syamsul Amien, MS., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhiryang

telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bantuan,

bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama perkuliahan hingga

penyusunan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Ir. Surya Tarmizi Kasim M.Si., selaku Dosen Wali penulis serta selaku Ketua

Departemen Teknik Elektro FT USU serta Bapak Rachmad Fauzi S.T., M.T.

(72)

memberikan masukan demi perbaikan Tugas Akhir inidan senantiasa memberikan

bimbingan selama perkuliahan.

3. Bapak Ir. Edy Warman, MT. Dan Ir. Raja Harahap,MT., selaku Dosen Penguji

Tugas Akhir yang telah banyak memberikan masukan demi perbaikan Tugas

Akhir ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik penulis menuju jenjang

Sarjana.

5. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro FT USU yang telah membantu

penulis dalam pengurusan administrasi.

6. Alhusnalia Ramadhni dan seluruh teman-teman stambuk 2010 yang selalu saling

memberi semangat, bantuan dan cerita selama mengerjakan tugas akhir.

7. Seluruh abang dan kakak senior serta adik-adik junior yang telah memberi

dukungan dan bantuan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna karena masih banyak

terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun susunan bahasanya. Saran dan kritik dari

pembaca dengan tujuan menyempurnakan dan mengembangkan kajian dalam bidang ini

sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini

dapat berguna memberikan ilmu pengetahuan bagi kita semua dan hanya kepada Allah

SWT-lah penulis menyerahkan diri.

Medan, Januari 2015 Penulis

(73)

DAFTAR ISI

TEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... ( i )

KATA PENGANTAR ... ( ii )

DAFTAR ISI ... ( iv )

DAFTAR GAMBAR ... ( vii )

DAFTAR TABET ... ( ix )

BAB I PENDAHUTUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Manfaat... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Generator Sinkron ... 4

2.1.1 Konstruksi Generator Sinkron ... 5

2.1.2 Metode Eksitasi Pada Generator Sinkron ... 12

2.1.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron...18

2.1.4 Reaksi Jangkar...20

2.1.5 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron...23

2.1.6 Jenis beban...25

(74)

2.2.1 Karakteristik dan Penentuan parameter Tanpa beban : E0=

E0(If) ... 28

2.2.2 Karakteristik dan Penentuan parameter Generator Sinkron Hubung Singkat : Isc = Isc(If) ... 30

2.2.3 Karakteristik dan Penentuan Parameter Generator Sinkron Berbeban : V = V(If)... 32

2.2.4 Karakteristik Luar Generator Sinkron : Vt = f(Ia) ... 33

2.2.5 Karakteristik Pengaturan Generator Sinkron : If = f(Ia) . 34 2.3 Faktor Daya... ... ...36

2.4 Regulasi Tegangan Generator Sinkron Dengan Metode Impedansi Sinkron ... 37

2.5 Rugi-rugi Generator Sinkron ... 41

2.6 Efisiensi Generator Sinkron ... 42

BAB III METODE PENETITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ... 44

3.2 Bahan dan Peralatan ... 44

3.3 Variabel yang Diamati ... 45

3.4 Rangkaian percobaan ... 46

3.5 Prosedur Penelitian ... 47

3.6 Pelaksanaan Penelitian ... 49

BAB IV HASIT PENETITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum ... 51

(75)

4.2.1. Percobaan Beban Nol ... 52

4.2.2. Percobaan Hubung singkat ... 54

4.2.3. Penentuan Parameter Generator sinkron ... 55

4.3 Percobaan Berbeban ... 57

4.4 Analisa Data Perbandingan beban linear dan nonlinear Terhadap Kinerja Generator Sinkron Tiga Phasa ... 58

4.4.1 Regulasi Tegangan ... 58

4.4.2 Efisiensi ... 60

4.4.3 Tabel Analisa Data ... 62

4.4.4 Kurva Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Regulasi Tegangan dan Efisiensi Generator Sinkron Tiga Phasa ... 64

BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran...65

(76)
[image:76.612.131.507.119.723.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstruksi Generator Sinkron Secara Umum ... 6

Gambar 2.2 Rotor Generator Sinkron ... 7

Gambar 2.3 Rotor Kutub Menonjol Generator Sinkron ... 8

Gambar 2.4 Rotor Kutub Silinder Generator Sinkron ... 9

Gambar 2.5 Stator Generator Sinkron ... 10

Gambar 2.6 Bentuk-bentuk Alur ... 11

Gambar 2.7 Sistem Eksitasi Menggunakan Generator Arus Searah ... 13

Gambar 2.8 Sistem Eksitasi Statis ... 14

Gambar 2.9 Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Baterai... 15

Gambar 2.10 Sistem Eksitasi Dengan Suplai Tiga Phasa ... 16

Gambar 2.11 Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanen Magnet Generator ... 18

Gambar 2.12 Model Reaksi Jangkar ... 20

Gambar 2.13 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Perphasa Tanpa Beban ... 22

Gambar 2.14 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron. ...23

Gambar 2.15 Penyederhanaan Rangkaian Generator Sinkron...24

Gambar 2.16 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tiga Phasa ... 24

Gambar 2.17 Bentuk gelom

Gambar

GambarB4.1BKarakteristik Beban Nol
GambarB4.2 Karekteristik Hubung Singkat
GambarB4.3 Karakteristik Percobaan (a) Hubung Singkat (b) Beban Nol
TabelB4.3.aB Data percobaan pada beban linearB
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus searah akan.. menghasilkan medan magnet yang diputar dengan kecepatan yang sama

Gambar 4.3 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban resistif tidak seimbang menggunakan thermometer infrared

Perubahan jumlah alur pada kumparan stator generator sinkron tiga phasa dengan bentuk rotor kutub dalam dapat berdampak pada peningkatan kapasitas daya keluaran

D an efisiensi generator sinkron dengan beban seimbang hubung wye lebih besar dari pada generator sinkron dengan beban seimbang hubung delta, pada beban hubung wye

Membahas mengenai analisis pengaruh perubahan beban terhadap kinerja generator sinkron tiga fasa yaitu dengan melaksanakan percobaan pada generator sinkron tiga fasa

Tegangan keluaran dari generator sinkron ini disearahkan oleh penyearah yang menggunakan dioda, yang disebut rotating rectifier , yang diletakkan pada bagian poros ataupun

Pada PLTU Pangkalan susu penggerak mula yang dari generator adalah turbin uap yang dikopel seporos dengan generator. Generator yang di gunakan yaitu generator

2024Karakteristik Rangkaian Terbuka Dari Generator Sinkron Kurva gabungan yang ditunjukkan pada Gambar 2 adalah plot arus medan versus arus jangkar arus beban dengan tegangan terminal