DAFTAR PUSTAKA
[1] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Penerbit ITB, Bandung, 1988
[2] IEEE Guides: Test Procedures for Synchronus Machines, IEEE Std
115-1995 (R2002)
[3] Theraja, B.L. & Theraja, A.K., “A Text Book of Electrical Technology”,
New Delhi, S.Chand and Company Ltd., 2001.
[4] Chapman Stephen J, “Electric Machinery Fundamentals”,Third Edition
Mc Graw Hill Companies, New York, 1999.
[5] Wijaya Mochtar,”Dasar-dasar Mesin Listrik”, Penerbit Djambatan,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian akan dilaksanakan pada Laboratorium Konversi Energi Listrik
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Penelitian akan dilaksanakan setelah selesai seminar proposal telah disetujui.
Lama penelitian direncanakan selama 2 (dua) bulan.
3.2 Peralatan yang digunakan
a. Generator Sinkron
Tegangan : 220 V
Hubungan belitan jangkar : Delta (Δ) Arus nominal jangkar : 4 Ampere Daya generator : 2,67 kW
Putaran nominal : 1500 rpm Faktor daya : 0,8 tertinggal Kelas isolasi : B
b. Motor arus searah penguatan bebas
Tegangan : 220 V
Arus jangkar : 22,7 Ampere Daya : 5 kW
c. 4 Unit PTDC
d. Beban-beban
Beban resistif (tahanan variabel/tahanan geser) Beban Induktif (Lilitan kawat tembanga) Beban Kapasitif (Kapasitor)
e. Alat-alat Ukur
Voltmeter AC dan DC Amperemeter AC dan DC Torsi meter
Tacho meter
Thermometer Infrared
f. Kabel Secukupnya
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, diambil data yang dibutuhkankan terlebih
dahulu. Data yang dibutuhkan tersebut kemudian dianalisa dan dihitung sesuai
dengan rumus yang berkaitan. Kemudian hasil yang didapat disajikan dalam
bentuk table dan kurva.
3.4 Variable yang Diamati
Variable – variable yang diamati dalam penelitian ini meliputi :
- Jenis beban yang membebani generator
- Lamanya waktu operasi generator
- Perubahan nilai resistansi generator yang diukur dengan percobaan DC test
pada saat beban seimbang dan beban tidak seimbang.
- Perubahan yang terukur oleh thermometer infrared pada saat beban
seimbang dan beban tidak seimbang.
3.5 Prosedur Penelitian
Berdasarkan diagram alir flowchart, teknik perhitungan dan pengolahan
dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut:
Mulai
Jalankan generator dengan beban seimbang
Catat panas dan waktu yg diukur thermocouple
Matikan generator
Melakukan DC test
Catat hasil DC test
Melakukan perhitungan hasil DC test
Catat panas yang didapat dari pehitungan
1
Jalankan generatopr dengan beban tidak seimbang
Catat panas Dan waktu yang diukur thermocouple
Matikan generator
Melakukan DC test
Catat hasil DC test
Melakukan perhitungan hasil DC test
Catat panas yg didapat dari
pehitungan
Bandingkan panas generator dalam keadan seimbang dan tak seimbang
Tampilkan hasinya
Bandingkan panas generator dengan thermocouple dan perhitungan
Tampilkan hasinya
selesai
1) Rangkai seluruh rangkaian yang dibutuhkan dalam penelitian.
2) Jalankan generator sinkron tiga phasa sesuai dengan tegangan nominal
generator dalam keadaan beban seimbang.
3) Ukur panas generator sinkron dengan menggunakan thermocouple ketika
generator dalam keadaan beban seimbang setiap 5 menit sampai menit ke
didapatkan suhu tertinggi dari generator.
4) Catat hasil yang diukur oleh thermocouple.
5) Matikan generator tiap 5 menit sampai suhu tertinggi dari generator,
kemudian lakukan percobaan DC tes pada generator untuk mendapatkan
nilai resistansi generator.
6) Lakukan point 1-5 diatas untuk setiap beban yang berbeda.
7) Kemudian jalankan generator sinkron tiga phasa dalam keadaan beban
tidak seimbang.
8) Ukur panas generator sinkron dengan menggunakan thermocouple ketika
generator dalam keadaan beban tidak seimbang setiap 5 menit sampai
didapatkan suhu tertinggi dari generator.
9) Catat hasil yang diukur oleh thermocouple.
10) Matikan generator sinkron tiap 5 menit sampai suhu tertinggi dari
generator, kemudian lakukan percobaan DC tes pada generator untuk
mendapatkan nilai resistansi generator.
11) Lakukan point 7-11 diatas untuk setiap perubahan beban.
12) Hitung hasil pengukuran yang didapat dari DC test untuk mendapatkan
13) Bandingkan panas generator berdasarkan keadaan seimbang atau tidak
seimbang.
14) Bandingkan panas generator berdasarkan metode pengukuran suhunya.
15) Bandingkan panas generator berdasarkan jenis beban yang membebani
generator tersebut.
BAB IV
ANALISIS PERBANDINGAN TEMPERATUR GENERATOR SINKRON
TIGA PHASA PADA KONDISI BEBAN SEIMBANG DAN TIDAK
SEIMBANG MENGGUNAKAN THERMOMETER INFRARED
4.1 Umum
Untuk dapat mengetahui pengaruh pembebanan tidak seimbang terhadap
temperatur generator sinkron tiga fasa maka diperlukan beberapa pengujian
maupun pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Pengujian generator sinkron dengan beban Resistif
2. Pengujian generator sinkron dengan beban Induktif
3. Pengujian generator sinkron dengan beban Kapasitif
Pengujian-pengujian diatas dilakukan untuk mengetahui pengaruh
generator sinkron apabila dibebani dengan beban-beban yang berbeda. Parameter
yang diambil dalam pengukuran/pengujian ini berupa temperatur pada generator
tersebut. Data hasil pengukuran/perhitungan kemudian akan dibandingkan
berdasarkan jenis beban yang sama, lalu akan dibandingkan kembali untuk semua
jenis beban yang membebani generator.
Hasil perbandingan yang didapat akan disajikan dalam bentuk tabel dan
kurva untuk memudahkan pembaca dan peneliti dalam membaca atau
4.2 Percobaan Generator Sinkron Dengan Beban Resistif
4.2.1 Rangkaian Percobaan Pengukuran Temperatur Generator Sinkron
Beban Resistif Menggunakan Thermometer Infrared
A1
Gambar 4.1 Rangakaian percobaan pengukuran suhu Generator Sinkron
tiga phasa beban resistif dengan menggunakan thermometer
infrared
4.2.1.1Generator Sinkron Beban Seimbang Resistif
a. Prosedur pengujian beban seimbang resistif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban resistif seimbang
menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.1
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
4. Ukur dan catat temperatur generator untuk t = 0.
5. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
6. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
7. Tutup S3, kemudian atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan
sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
8. Ukur dan catat kenaikan suhu tiap 5 menit menggunakan Thermometer
Infrared.
9. Lakukan pengukuran sampai didapatkan suhu jenuh generator. 10.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
11.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban seimbang resistif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa dengan beban resistif seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared didapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
40 30,3
c. Analisa Data beban seimbang resistif
Dari table 4.1 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban resistif seimbang dimana R1 = 60 ; R2 = 60 ; R3 = 60 ;
yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga menit ke
65, didapatkan suhu tertinggi sebesar 31,9 °C.
d. Grafik beban seimbang resistif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban resistif seimbang menggunakan thermometer
infrared dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.2 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban resistif
4.2.1.2Generator Sinkron Beban Tidak Seimbang Resistif
a. Prosedur pengujian beban tidak seimbang resistif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban resistif tidak
seimbang menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.1
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
3. Atur tahanan resistor variabel sebesar R1=120, R2=30 dan R3=30
4. Ukur dan catat temperatur generator untuk t = 0.
5. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
6. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
7. Tutup S3, kemudian atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan
sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
8. Ukur dan catat kenaikan suhu tiap 5 menit menggunakan Thermometer
Infrared.
9. Lakukan pengukuran sampai menit ke 30.
10.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
11.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban tidak seimbang resistif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
R1 = 120 ; R2 = 30 ; R3 = 30 ;
c. Analisa Data beban tidak seimbang resistif
Dari table 4.2 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban resistif tidak seimbang dimana R1 = 120 ; R2 = 30 ; R3 = 30 ;
yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga menit ke
65, didapatkan suhu tertinggi sebesar 33,8 °C.
d. Grafik beban tidak seimbang resistif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban resistif tidak seimbang menggunakan
Gambar 4.3 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban resistif
tidak seimbang menggunakan thermometer infrared
4.2.2 Rangkaian Percobaan Pengukuran Temperatur Generator Sinkron
Beban Resistif Menggunakan Metode Pengukuran Resistansi
T1 T2 STOP
MCB
K1
K2
L N
K2 K1
(b)
Gambar 4.4 (a). Rangkaian percobaan pengukuran suhu generator sinkron
tiga phasa beban resistif dengan menggunakan metode
pengukuran resistansi.
(b) Rangkaian kontrol pengukuran resistansi dengan DC test
untuk beban resistif.
4.2.2.1Generator Sinkron Beban Seimbang Resistif
a. Prosedur pengujian beban seimbang resistif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban resistif seimbang
menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.4 a dan b.
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
3. Atur tahanan resistor variabel sebesar R1=60, R2=60 dan R3=60
4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan
generator.
5. Catat penunjukkan V3 dan A3 sebagai t = 0 kemudian tekan tombol stop.
6. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2
menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan
arus nominal lilitan generator kemudian catat pembacaan A4 dan V3.
10.Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai didapatkan suhu jenuh generator.
11.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
12.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban seimbang resistif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa beban resistif seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data hasil percobaan DC test pada generator sinkron tiga phasa
dengan beban resistif seimbang
R1 = 60 ; R2 = 60 ; R3 = 60 ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp)
5 7,83 4
c. Analisa Data beban seimbang resistif
Dari table 4.3 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator
sinkron tiga phasa dengan beban resistif seimbang sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature
generator sinkron tiga phasa dengan beban resistif seimbang sebagai berikut :
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Table 4.4 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban
resistif seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi
R1 = 60 ; R2 = 60 ; R3 = 60 ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp) Rdc (ohm) suhu (0C)
0 7,8 4 0,975 26
5 7,83 4 0,97875 27,00192
10 7,85 4 0,98125 27,66987
15 7,9 4 0,9875 29,33974
20 7,94 4 0,9925 30,67564
25 7,97 4 0,99625 31,67756
30 7,99 4 0,99875 32,34551
35 8,02 4 1,0025 33,34744
40 8,05 4 1,00625 34,34936
45 8,06 4 1,0075 34,68333
50 8,08 4 1,01 35,35128
55 8,09 4 1,01125 35,68526
60 8,11 4 1,01375 36,35321
65 8,12 4 1,015 36,68718
Dari table 4.4 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
yang diukur menggunakan metode pengukuran resistansi hingga
menit ke 65, didapatkan suhu tertinggi sebesar 36,687 °C.
d. Grafik beban seimbang resistif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban resistif seimbang menggunakan metode
perhitungan resistansi dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.5 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban resistif
seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi
4.2.2.2Generator Sinkron Beban Tidak Seimbang Resistif
a. Prosedur pengujian beban tidak seimbang resistif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban resistif tidak
seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.4 a dan b.
3. Atur tahanan resistor variabel sebesar R1=120, R2=30 dan R3=30
4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan
generator.
5. Catat penunjukkan V3 dan A3 sebagai t = 0 kemudian tekan tombol stop.
6. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2
menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan
arus nominal lilitan generator kemudian catat pembacaan A4 dan V3.
10.Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai didapatkan suhu jenuh generator.
11.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
12.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban tidak seimbang resistif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa beban resistif tidak seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.5 Data hasil percobaan DC test pada generator sinkron tiga phasa
dengan beban resistif tidak seimbang
R1 = 120 ; R2 = 30 ; R3 = 30 ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp)
5 7,98 4
c. Analisa data beban tidak seimbang resistif
Dari table 4.5 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator
sinkron tiga phasa dengan beban resistif tidak seimbang sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperatur generator
sinkron tiga phasa dengan beban resistif tidak seimbang sebagai berikut:
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Table 4.6 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban
resistif tidak seimbang menggunakan metode pengukuran
resistansi
Dari table 4.6 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban resistif seimbang dimana R1 = 120 ; R2 = 30 ; R3 = 30 ;
yang diukur menggunakan metode pengukuran resistansi hingga
d. Grafik beban tidak seimbang resistif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban resistif tidak seimbang menggunakan metode
perhitungan resistansi dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.6 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban resistif
tidak seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi
4.3 Percobaan Generator Sinkron Dengan Beban Induktif
4.3.1 Rangkaian Percobaan Pengukuran Temperatur Generator Sinkron
Beban Induktif Menggunakan Thermometer Infrared
Gambar 4.7 Rangakaian percobaan pengukuran suhu Generator Sinkron
tiga phasa beban Induktif dengan menggunakan thermometer
infrared
4.3.1.1Generator Sinkron Beban Seimbang Induktif
a. Prosedur pengujian beban seimbang induktif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Induktif seimbang
menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.7
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
3. Atur beban lilitan sebesar L1 = 1.85 H, L2 = 1.85 H dan L3=1.85 H.
4. Ukur dan catat temperatur generator untuk t = 0.
5. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
6. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
7. Tutup S3, kemudian atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan
sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
8. Ukur dan catat kenaikan suhu tiap 5 menit menggunakan Thermometer
Infrared.
9. Lakukan pengukuran sampai didapatkan suhu jenuh generator. 10.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
b. Data hasil pengujian beban seimbang induktif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa dengan beban induktif seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared didapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 4.7 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
L1 = 1.85H; L2 = 1.85H ; L3 = 1.85H ;
c. Analisa data beban seimbang induktif
Dari table 4.7 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban induktif seimbang dimana L1 = 1.85H; L2 = 1.85H ; L3 = 1.85H ;
yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga menit ke
30, didapatkan suhu tertinggi sebesar 27,9 °C.
d. Grafik beban seimbang induktif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban induktif seimbang menggunakan thermometer
Gambar 4.8 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban induktif
seimbang menggunakan thermometer infrared
4.3.1.2Generator Sinkron Beban Tidak Seimbang Induktif
a. Prosedur pengujian beban tidak seimbang induktif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Induktif tidak
seimbang menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.7
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
3. Atur beban lilitan sebesar L1 = 3.7 H, L2 = 0.925 H dan L3=0.925 H.
4. Ukur dan catat temperatur generator untuk t = 0.
5. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
7. Tutup S3, kemudian atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan
sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
8. Ukur dan catat kenaikan suhu tiap 5 menit menggunakan Thermometer
Infrared.
9. Lakukan pengukuran sampai didapatkan suhu jenuh generator. 10.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
11.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban tidak seimbang induktif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa dengan beban induktif tidak seimbang
dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.8 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
L1 = 3.7H; L2 = 0.925H ; L3 = 0.925H ;
c. Analisa data beban tidak seimbang induktif
Dari table 4.8 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
0.925H ; yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga
menit ke 40, didapatkan suhu tertinggi sebesar 28,7 °C.
d. Grafik beban tidak seimbang induktif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban induktif tidak seimbang menggunakan
thermometer infrared dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.9 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban induktif
tidak seimbang menggunakan thermometer infrared
4.3.2 Rangkaian Percobaan Pengukuran Temperatur Generator Sinkron
Beban Induktif Menggunakan Metode Pengukuran Resistansi
T1 T2 STOP
MCB
K1
K2
L N
K2 K1
(b)
Gambar 4.10 (a). Rangkaian percobaan pengukuran suhu generator sinkron
tiga phasa beban Induktif dengan menggunakan metode
pengukuran resistansi.
(b) Rangkaian kontrol pengukuran resistansi dengan DC test
untuk beban Induktif.
4.3.2.1Generator Sinkron Beban Seimbang Induktif
a. Prosedur pengujian beban seimbang induktif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Induktif seimbang
menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.10 a dan b.
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan
generator.
5. Catat penunjukkan V3 dan A3 sebagai t = 0 kemudian tekan tombol stop.
6. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2
menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan
arus nominal lilitan generator kemudian catat pembacaan A4 dan V3.
10.Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai didapatkan suhu jenuh generator.
11.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
12.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban seimbang induktif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa beban induktif seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.9 Data hasil percobaan DC test pada generator sinkron tiga phasa
dengan beban induktif seimbang
L1 = 1.85H; L2 = 1.85H ; L3 = 1.85H ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp)
0 7,83 4
5 7,85 4
15 7,88 4
20 7,9 4
25 7,91 4
30 7,92 4
c. Analisa data beban seimbang induktif
Dari table 4.9 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator
sinkron tiga phasa dengan beban induktif seimbang sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperatur
generator sinkron tiga phasa dengan beban induktif seimbang sebagai berikut:
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Table 4.10 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban
induktif seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi
L1 = 1.85H; L2 = 1.85H ; L3 = 1.85H ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp) Rdc (ohm) suhu (0C)
0 7,83 4 0,97875 26
5 7,85 4 0,98125 26,66539
10 7,87 4 0,98375 27,33078
15 7,88 4 0,985 27,66347
20 7,9 4 0,9875 28,32886
25 7,91 4 0,98875 28,66156
30 7,92 4 0,99 28,99425
Dari table 4.10 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban induktif seimbang dimana L1 = 1.85H; L2 = 1.85H ; L3 = 1.85H ;
yang diukur menggunakan metode pengukuran resistansi hingga
menit ke 30, didapatkan suhu tertinggi sebesar 28,9 °C.
d. Grafik beban seimbang induktif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban Induktif seimbang menggunakan metode
Gambar 4.11 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban induktif
seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi
4.3.2.2Generator Sinkron Beban Tidak Seimbang Induktif
a. Prosedur pengujian beban tidak seimbang induktif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Induktif tidak
seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.10 a dan b.
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
3. Atur beban lilitan sebesar L1 = 3.7 H, L2 = 0.925 H dan L3=0.925 H.
4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan
generator.
5. Catat penunjukkan V3 dan A3 sebagai t = 0 kemudian tekan tombol stop.
7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2
menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan
arus nominal lilitan generator kemudian catat pembacaan A4 dan V3.
10.Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai didapatkan suhu jenuh generator.
11.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
12.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban tidak seimbang induktif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa beban induktif tidak seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.11 Data hasil percobaan DC test pada generator sinkron tiga phasa
dengan beban induktif tidak seimbang
L1 = 3.7H; L2 = 0.925H ; L3 = 0.925H ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp)
0 7,9 4
5 7,93 4
10 7,96 4
15 7,98 4
20 8 4
25 8,01 4
c. Analisa data beban tidak seimbang induktif
Dari table 4.11 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator
sinkron tiga phasa dengan beban induktif tidak seimbang sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature
generator sinkron tiga phasa dengan beban induktif tidak seimbang sebagai
berikut:
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Table 4.12 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban
induktif tidak seimbang menggunakan metode pengukuran
resistansi
L1 = 3.7H; L2 = 0.925H ; L3 = 0.925H ;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp) Rdc (ohm) suhu (0C)
0 7,9 4 0,9875 26
5 7,93 4 0,99125 26,98924
10 7,96 4 0,995 27,97848
15 7,98 4 0,9975 28,63797
20 8 4 1 29,29747
25 8,01 4 1,00125 29,62722
30 8,03 4 1,00375 30,28671
35 8,04 4 1,005 30,61646
Dari table 4.12 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban induktif seimbang dimana L1 = 3.7H; L2 = 0.925H ; L3 = 0.925H ;
yang diukur menggunakan metode pengukuran resistansi hingga
menit ke 40, didapatkan suhu tertinggi sebesar 30,9 °C.
d. Grafik beban tidak seimbang induktif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban Induktif tidak seimbang menggunakan metode
pengukuran resistansi dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.12 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban induktif
tidak seimbang menggunakan metode perhitungan resistansi 25
26 27 28 29 30 31 32
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
su
h
u
(
°C
)
4.4 Percobaan Generator Sinkron Dengan Beban Kapasitif
4.4.1 Rangkaian Percobaan Pengukuran Temperatur Generator Sinkron
Beban Kapasitif Menggunakan Thermometer Infrared
A1
Gambar 4.13 Rangakaian percobaan pengukuran suhu Generator Sinkron
tiga phasa beban Kapasitif dengan menggunakan
thermometer infrared
4.4.1.1Generator Sinkron Beban Seimbang Kapasitif
a. Prosedur pengujian beban seimbang kapasitif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Kapasitif seimbang
menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.13
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
3. Atur beban kapasitor sebesar C1 = 36μF,C2 = 36μF dan C3 = 36μF .
4. Ukur dan catat temperatur generator untuk t = 0.
5. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
6. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
7. Tutup S3, kemudian atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan
sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
8. Ukur dan catat kenaikan suhu tiap 5 menit menggunakan Thermometer
Infrared.
9. Lakukan pengukuran sampai didapatkan suhu jenuh generator.
10.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
11.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban seimbang kapasitif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa dengan beban kapasitif seimbang
dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.13 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
35 29,4
c. Analisa data beban seimbang kapasitif
Dari table 4.13 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban kapasitif seimbang dimana C1 = 36μF ; C2 =36μF ; C3 = 36μF;
yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga menit ke
60, didapatkan suhu tertinggi sebesar 30,3 °C.
d. Grafik beban seimbang kapasitif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban kapasitif seimbang menggunakan thermometer
infrared dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.14 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban
4.4.1.2Generator Sinkron Beban Tidak Seimbang Kapasitif
a. Prosedur pengujian beban tidak seimbang kapasitif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Kapasitif tidak
seimbang menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut:
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.13
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
3. Atur beban kapasitor sebesar C1 = 68μF, C2 = 20μF dan C3 = 20μF .
4. Ukur dan catat temperatur generator untuk t = 0.
5. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
6. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
7. Tutup S3, kemudian atur arus eksitasi hingga V2 menunjukkan tegangan
sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
8. Ukur dan catat kenaikan suhu tiap 5 menit menggunakan Thermometer
Infrared.
9. Lakukan pengukuran sampai didapatkan suhu jenuh generator.
10.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
11.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban tidak seimbang kapasitif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.14 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
C1 = 68μF ; C2 =20μF ; C3 = 20μF;
c. Analisa data beban tidak seimbang kapasitif
Dari table 4.14 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban kapasitif tidak seimbang dimana C1 = 68μF ; C2 =20μF ; C3 =
20μF; yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga
menit ke 60, didapatkan suhu tertinggi sebesar 40,1 °C
d. Grafik beban tidak seimbang kapasitif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban kapasitif tidak seimbang menggunakan
Gambar 4.15 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban
kapasitif tidak seimbang menggunakan thermometer infrared
4.4.2 Rangkaian Percobaan Pengukuran Temperatur Generator Sinkron
Beban Kapasitif Menggunakan Metode Pengukuran Resistansi
T1 T2 STOP
MCB
K1
K2
L N
K2 K1
(b)
Gambar 4.16. (a). Rangkaian percobaan pengukuran suhu generator sinkron
tiga phasa beban Kapasitif dengan menggunakan metode
pengukuran resistansi.
(b) Rangkaian kontrol pengukuran resistansi dengan DC test
untuk beban Kapasitif.
4.4.2.1Generator Sinkron Beban Seimbang Kapasitif
a. Prosedur pengujian beban seimbang kapasitif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Kapasitif seimbang
menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.16 a dan b.
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan
generator.
5. Catat penunjukkan V3 dan A3 sebagai t = 0 kemudian tekan tombol stop.
6. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2
menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan
arus nominal lilitan generator kemudian catat pembacaan A4 dan V3.
10.Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai didapatkan suhu jenuh generator.
11.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
12.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban seimbang kapasitif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa beban kapasitif seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.15 Data hasil percobaan DC test pada generator sinkron tiga phasa
dengan beban kapasitif seimbang
C1 = 36μF ; C2 =36μF ; C3 = 36μF;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp)
0 7,7 4
5 7,75 4
15 7,79 4
20 7,8 4
25 7,82 4
30 7,83 4
35 7,85 4
40 7,87 4
45 7,88 4
50 7,9 4
55 7,9 4
60 7,9 4
c. Analisa data beban seimbang kapasitif
Dari table 4.15 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator
sinkron tiga phasa dengan beban kapasitif seimbang sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature
generator sinkron tiga phasa dengan beban kapasitif seimbang sebagai berikut:
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Table 4.16 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban
kapasitif seimbang menggunakan metode pengukuran
resistansi
Dari table 4.16 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban Kapasitif seimbang dimana C1 = 36μF ; C2 =36μF ; C3 = 36μF;
yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga menit ke
60, didapatkan suhu tertinggi sebesar 32,766 °C.
d. Grafik beban seimbang kapasitif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban kapasitif seimbang menggunakan metode
Gambar 4.17 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban
kapasitif seimbang menggunakan metode perhitungan
resistansi
4.4.2.2Generator Sinkron Beban Tidak Seimbang Kapasitif
a. Prosedur pengujian beban tidak seimbang kapasitif
Adapun prosedur yang dilakukan dalam proses pengambilan data
pengukuran suhu generator sinkron tiga phasa dengan beban Kapasitif tidak
seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
1. Susun dan rangkai peralatan sesuai dengan Gambar 4.16 a dan b.
2. Seluruh switch dalam keadaan terbuka dan dalam keadaan posisi
minimum.
3. Atur beban kapasitor sebesar C1 = 68μF, C2 = 20μF dan C3 = 20μF
4. Tekan T2, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan arus nominal lilitan
generator.
6. Tutup S2 lalu naikkan PTDC 2 sampai batas arus nominal motor DC.
7. Tutup S1, kemudian naikkan PTDC 1 sampai tercapai putaran nominal
generator sinkron.
8. Tutup S3 kemudian tekan tombol T1, atur arus eksitasi hingga V2
menunjukkan tegangan sebesar 110 V lalu catat penunjukkan V2.
9. Tekan tombol T2 setiap 5 menit, atur PTDC 4 sampai A4 menunjukkan
arus nominal lilitan generator kemudian catat pembacaan A4 dan V3.
10.Lakukan prosedur no.8 dan 9 sampai didapatkan suhu jenuh generator.
11.Minimumkan semua PTDC, kemudian buka semua saklar.
12.Pengujian selesai
b. Data hasil pengujian beban tidak seimbang kapasitif
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik
FT USU untuk generator sinkron 3 phasa beban kapasitif tidak seimbang dengan
pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel 4.17 Data hasil percobaan DC test pada generator sinkron tiga phasa
dengan beban kapasitif tidak seimbang
C1 = 68μF ; C2 =20μF ; C3 = 20μF;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp)
0 7,9 4
5 8 4
10 8,06 4
15 8,11 4
20 8,19 4
25 8,24 4
35 8,29 4
40 8,3 4
45 8,33 4
50 8,38 4
55 8,41 4
60 8,45 4
c. Analisa data beban tidak seimbang kapasitif
Dari table 4.17 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator generator
sinkron tiga phasa dengan beban kapasitif tidak seimbang sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature
generator sinkron tiga phasa dengan beban kapasitif tidak seimbang sebagai
berikut:
( )
(
)
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Table 4.18 Data hasil perhitungan suhu generator sinkron tiga phasa beban
kapasitif tidak seimbang menggunakan metode pengukuran
resistansi
C1 = 68μF ; C2 =20μF ; C3 = 20μF;
t (menit) Vdc (Volt) Idc (Amp) Rdc (ohm) suhu (0C)
0 7,9 4 0,9875 26
5 8 4 1 29,29747
10 8,06 4 1,0075 31,27595
15 8,11 4 1,01375 32,92468
20 8,19 4 1,02375 35,56266
25 8,24 4 1,03 37,21139
30 8,27 4 1,03375 38,20063
35 8,29 4 1,03625 38,86013
40 8,3 4 1,0375 39,18987
45 8,33 4 1,04125 40,17911
50 8,38 4 1,0475 41,82785
55 8,41 4 1,05125 42,81709
60 8,45 4 1,05625 44,13608
Dari table 4.18 dapat diketahui bahwa kenaikan temperatur generator
dengan beban Kapasitif tidak seimbang dimana C1 = 68μF ; C2 =20μF ; C3 =
20μF; yang diukur menggunakan thermometer infrared hingga
d. Grafik beban tidak seimbang kapasitif
Dari data yang didapatkan pada percobaan dan analisa data untuk
generator sinkron tiga phasa beban kapasitif tidak seimbang menggunakan metode
pengukuran resistansi dapat dibuat grafik sebagai berikut :
Gambar 4.18 Grafik temperatur generator sinkron tiga phasa beban
kapasitif tidak seimbang menggunakan metode perhitungan
resistansi
4.5 Perbandingan Hasil Pengukuran Suhu Pada Generator Sinkron Tiga
Phasa Beban Seimbang Dan Beban Tidak Seimbang
4.5.1 Perbandingan Pada Beban Resistif
4.5.1.1 Pengukuran beban resistif menggunakan Thermometer Infrared
Dari tabel data 4.1 dan 4.2 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban resistif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana
Tabel 4.19 Data perbandingan suhu generator beban resistif pada
keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran
menggunakan Thermometer Infrared
t (menit) Suhu (°C)
Tidak Seimbang Seimbang
0 26 26
5 28,6 26,8
10 29,5 27,6
15 30,2 28,5
20 30,4 28,8
25 30,8 29,2
30 31,5 29,4
35 32,1 29,8
40 32,7 30,3
45 33,1 30,8
50 33,5 31
55 33,7 31,6
60 33,8 31,8
65 33,8 31,9
Dari tabel 4.19 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara
beban resisitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan
thermometer infrared. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 65 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 31 °C, sedangkan pada saat tidak
seimbang hanya dengan waktu sekitar 34 menit generator sudah mengalami
kenaikan suhu sebesar 31 °C.
Gambar 4.19 Grafik perbandingan suhu generator saat beban resistif
seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan
Thermometer Infrared
4.5.1.2 Pengukuran beban resistif menggunakan Metode Perhitungan
Resistansi
Dari tabel data 4.4 dan 4.6 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban resistif yang seimbang dan tidak seimbang, dimana
pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.20 Data perbandingan suhu generator beban resistif pada
keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran
20 31,6057 30,67564
Dari tabel 4.20 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara
beban resisitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan metode
perhitungan resistansi. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 65
menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 36 °C, sedangkan pada saat tidak
seimbang hanya dengan waktu sekitar 55 menit generator sudah mengalami
kenaikan suhu sebesar 36 °C.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.20 Grafik perbandingan suhu generator saat beban resistif
seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan
4.5.1.3Perbandingan metode thermometer infrared – perhitungan
resistansi
a. Baban Resistif Seimbang
Dari tabel data 4.1 dan 4.4 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban resistif seimbang, dimana pengukuran suhu
menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang
didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.21 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban resistif seimbang
t (menit) Suhu (°C) / Seimbang
Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi
0 26 26
Dari table 4.21 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat
beban resistif seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared
dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.21 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban resistif seimbang
b. Beban Resistif Tidak Seimbang
Dari tabel data 4.2 dan 4.6 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban resistif tidak seimbang, dimana pengukuran suhu
menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang
didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.22 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban resistif tidak seimbang
t (menit)
Suhu (°C) / Tidak Seimbang
Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi
20 30,4 31,6057
Dari table 4.22 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat
beban resistif tidak seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer
infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 65 yaitu sekitar 3 °C.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.22 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan
4.5.2 Perbandingan Pada Beban Induktif
4.5.2.1Pengukuran beban Induktif menggunakan Thermometer
Infrared
Dari tabel data 4.7 dan 4.8 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Induktif yang seimbang dan tidak seimbang,
dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.23 Data perbandingan suhu generator beban Induktif pada
keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran
menggunakan Thermometer Infrared
Dari tabel 4.23 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara
beban induktif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan
thermometer infrared. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 27,9 °C, sedangkan pada saat tidak
seimbang hanya dengan waktu sekitar 20 menit generator sudah mengalami
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.23 Grafik perbandingan suhu generator saat beban induktif
seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan
Thermometer Infrared
4.5.2.2 Pengukuran beban induktif menggunakan Metode Perhitungan
Resistansi
Dari tabel data 4.10 dan 4.12 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Induktif yang seimbang dan tidak seimbang,
dimana pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan resistansi yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.24 Data perbandingan suhu generator beban Induktif pada
keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran
10 27,9785 27,3308
Dari tabel 4.24 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara
beban induktif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan metode
perhitungan resistansi. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 30
menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 28,9 °C, sedangkan pada saat tidak
seimbang hanya dengan waktu sekitar 17 menit generator sudah mengalami
kenaikan suhu sebesar 28,9 °C.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.24 Grafik perbandingan suhu generator saat beban induktif
seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan
4.5.2.3Perbandingan metode thermometer infrared – perhitungan
resistansi
a. Beban Induktif Seimbang
Dari tabel data 4.7 dan 4.10 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Induktif seimbang, dimana pengukuran suhu
menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang
didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.25 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Induktif seimbang
t (menit) Suhu (°C) / Seimbang
Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi
0 26 26
5 26,7 26,6654
10 27,1 27,3308
15 27,3 27,6635
20 27,7 28,3289
25 27,8 28,6616
30 27,9 28,9943
35 27,9 28,9943
40 27,9 28,9943
45 27,9 28,9943
Dari table 4.25 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat
beban induktif seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared
dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari
kedua metode pengukuran pada menit ke 30 yaitu sekitar 1 °C.
Gambar 4.25 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Induktif seimbang
b. Beban Induktif Tidak Seimbang
Dari tabel data 4.8 dan 4.12 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Induktif tidak seimbang, dimana pengukuran suhu
menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang
didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.26 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Induktif tidak seimbang
t (menit) Suhu (°C) / Tidak Seimbang
Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi
35 28,6 30,6165
40 28,7 30,9462
45 28,7 30,9462
Dari table 4.26 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat
beban induktif tidak seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer
infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 40 yaitu sekitar 2 °C.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.26 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Induktif tidak seimbang
4.5.3 Perbandingan Pada Beban Kapasitif
4.5.3.1Pengukuran beban kapasitif menggunakan Thermometer
Infrared
Dari tabel data 4.13 dan 4.14 dapat diketahui perbandingan suhu generator
dimana pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.27 Data perbandingan suhu generator beban Kapasitif pada
keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran
menggunakan Thermometer Infrared
Dari tabel 4.27 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara
beban kapasitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan
thermometer infrared. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 30 °C, sedangkan pada saat tidak
seimbang hanya dengan waktu sekitar 10 menit generator sudah mengalami
kenaikan suhu sebesar 30 °C.
Gambar 4.27 Grafik perbandingan suhu generator saat beban kapasitif
seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan
Thermometer Infrared.
4.5.3.2Pengukuran beban kapasitif menggunakan Metode Perhitungan
Resistansi
Dari tabel data 4.16 dan 4.18 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif yang seimbang dan tidak seimbang,
dimana pengukuran suhu menggunakan metode perhitungan resistansi yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.28 Data perbandingan suhu generator beban Kapasitif pada
keadaan seimbang dan tidak seimbang pengukuran
20 29,3831 35,5627
Dari tabel 4.28 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator antara
beban kapasitif seimbang dan tidak seimbang yang diukur menggunakan metode
perhitungan resistansi. Pada saat beban seimbang dibutuhkan waktu sekitar 50
menit untuk mencapai suhu tertinggi sebesar 32 °C, sedangkan pada saat tidak
seimbang hanya dengan waktu sekitar 15 menit generator sudah mengalami
kenaikan suhu sebesar 32 °C.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.28 Grafik perbandingan suhu generator saat beban kapasitif
seimbang dan tidak seimbang pengukuran menggunakan
4.5.3.3Perbandingan metode thermometer infrared – perhitungan
resistansi
a. Beban Kapasitif Seimbang
Dari tabel data 4.13 dan 4.16 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif seimbang, dimana pengukuran suhu
menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang
didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.29 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Kapasitif seimbang
t (menit) Suhu (°C) / Seimbang
Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi
0 26 26
Dari table 4.29 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat
beban kapasitif seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer infrared
dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.29 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Kapasitif seimbang
b. Beban Kapasitif Tidak Seimbang
Dari tabel data 4.14 dan 4.18 dapat diketahui perbandingan suhu generator
sinkron 3 phasa dengan beban Kapasitif tidak seimbang, dimana pengukuran suhu
menggunakan Thermometer Infrared yang dibandingkan dengan suhu yang
didapat dengan metode perhitungan resistansi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.30 Data perbandingan metode thermometer infrared dengan
perhitungan resistansi pada beban Kapasitif tidak seimbang
t (menit) Suhu (°C) / Tidak Seimbang
Thermometer Infrared Perhitungan Resistansi
20 32,8 35,5627
Dari table 4.30 diatas dapat dilihat perbandingan suhu generator pada saat
beban kapasitif tidak seimbang hasil pengukuran menggunakan thermometer
infrared dengan metode perhitungan resistansi, dimana selisih temperatur tertinggi dari kedua metode pengukuran pada menit ke 60 yaitu sekitar 2 °C.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.30 Grafik perbandingan metode thermometer infrared dengan
4.6 Perbandingan Hasil Pengukuran Suhu Antar Jenis Beban
4.6.1 Pengukuran Menggunakan Thermometer Infrared
4.6.1.1Perbandingan beban seimbang Resistif, Induktif dan Kapasitif
Dari tabel data 4.1, 4.7 dan 4.13 dapat diketahui perbandingan suhu
generator sinkron 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang
seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.31 Tabel perbandingan jenis beban dalam keadaan seimbang
menggunakan Thermometer Infrared
t (menit) Suhu (°C) / Beban Seimbang
Resistif Induktif Kapasitif
0 26 26 26
beban yang membebani generator dalam kondisi beban seimbang, dimana suhu
jenuh tertinggi terjadi pada generator yang dibebani dengan beban resistif sebesar
kapasitif suhu jenuh dari generator cenderung lebih rendah dari suhu jenuh beban
resistif dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu jenuhnya juga lebih
cepat.
Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.31 Grafik perbandingan suhu ketiga jenis beban dalam keadaan
seimbang, pengukuran menggunakan Thermometer
Infrared.
4.6.1.2Perbandingan beban tidak seimbang resistif, induktif dan
Kapasitif
Dari tabel data 4.2, 4.8 dan 4.14 dapat diketahui perbandingan suhu
generator sinkron 3 phasa dengan beban Resistif, Induktif dan Kapasitif yang
tidak seimbang, dimana pengukuran suhu menggunakan Thermometer Infrared
Tabel 4.32 Tabel perbandingan jenis beban dalam keadaan tidak
seimbang menggunakan Thermometer Infrared
t (menit) Suhu (°C) / Beban Tidak Seimbang Resistif Induktif Kapasitif
0 26 26 26
5 28,6 26,6 29,1
10 29,5 27,1 30,4
15 30,2 27,3 31,7
20 30,4 27,9 32,8
25 30,8 28,3 33,7
30 31,5 28,5 34,3
35 32,1 28,6 35,3
40 32,7 28,7 37,4
45 33,1 28,7 38,2
50 33,5 28,7 38,8
55 33,7 28,7 39,5
60 33,8 28,7 40,1
Dari tabel 4.32 diatas dapat dilihat perbandingan suhu dari ketiga jenis
beban yang membebani generator dalam kondisi beban tidak seimbang, dimana
suhu jenuh tertinggi terjadi pada generator yang dibebani dengan beban kapasitif
sebesar 40,1 °C pada waktu operasi sekitar 60 menit. Sedangkan pada beban
resistif dan induktif suhu jenuh dari generator cenderung lebih rendah dari suhu
jenuh beban kapasitif dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu jenuhnya
juga lebih cepat.