• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemotongan, Pemungutan, Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Atas Pembelian Barang Di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemotongan, Pemungutan, Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) Atas Pembelian Barang Di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PEMOTONGAN, PEMUNGUTAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) ATAS PEMBELIAN BARANG DI BIRO

PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

O

L

E

H

NAMA : EMIR NURFAJAR NIM : 102600081

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa tugas akhir praktik kerja lapangan mandiri yang berjudul ”Pemotongan, Pemungutan, dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Pembelian Barang di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara. Tak lupa juga shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan syafaatnya sehingga membawa kita semua ke dunia yang kaya akan pengetahuan.

Pada kesempatan ini Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, maupun semangat kepada Saya, sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu:

1. Kedua Orangtua tercinta Supardi Chaniago dan Susilawati Sanusi yang telah memberikan seluruh tenaga, materi dan moril kepada Saya, yang tak akan bisa saya balas. Doakan anakmu ini sukses Pa,Ma.

2. Seluruh Keluarga Besar mulai dari Nenek, Kakek, Ibuk, Bude, Om, Paman, Sepupu-sepupu, Keponakan yang telah memovitasi Saya.

(3)

4. Bapak Drs.Alwi Hashim Batubara dan Ibu Arlina SH,M.Hum selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

5. Bapak Drs.Arifin Lubis MM,Ak selaku Dosen Pembimbing Saya dalam proses menyusun tugas akhir ini yang telah memberikan arahan serta masukan yang sangat membangun sampai selesainya tugas akhir ini.

6. Bapak Edward M.Sp yang telah menjadi Dosen Pembimbing Akademik Saya dari awal kuliah hingga menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Seluruh Bapak, Ibu, Abang Staf Pengajar dan Staf Pegawai di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

8. Kepada Kakek Sunyoto SH dan Seluruh Pegawai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu Saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini baik dalam bentuk data maupun semangat. 9. Kepada Adik satu-satunya Ainayya Afifa yang kadang dengan kegilaannya

sedikit membuang penat dalam mengerjakan tugas akhir ini. Semoga harapanmu terhadap abang itu terkabul. Hahahahha

10.Kepada sis Shania Zuliana Harahap alias Kibo terima kasih atas semangat dan dukungannya selama ini. Dan terima kasih juga telah menemani saya selama mengerjakan tugas akhir ini. Sekali lagi terima kasih. Giliranmu tahun depan broo!!! :D

(4)

Arief, Kakanda Putri Wahyu Sarmita, Abangda Abdul Hadi Rizki yang sudah berjuang bersama untuk memperjuangkan apa yang harus di perjuangakan. Dan seluruh kawan-kawan 2010, 2011, 2012 yang tidak bisa disebutan satu persatu. Ayo kita lanjutkan perjuangan ini!!

Tentunya dalam melakukan penulisan ini terdapat banyak kekurangan dari Saya, sehingga Saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca. Dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi Saya dan pembaca. Akhir kata Saya ucapkan terima kasih.

Medan, 24 Juli 2013

Penulis

(5)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri 1 B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri 4

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 4

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 5

2.1 Manfaat Bagi Mahasiswa 5

2.2 Manfaat Bagi Universitas 6

2.3 Manfaat Bagi Instansi 6

C. Uraian Teoritis 7

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri 11

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 11

F. Metode Pengumpulan Data 12

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 13

BAB II GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15 A. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara 15 B. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara 25

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi 26

D. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara 32

(6)

A. Ketentuan Umum 33

B. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 35

1. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 36 2. Karaterisktik Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 36 3. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 39

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI 52

A. Subjek Pajak Pertambahan Nilai Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara 52

B. Objek Pajak Pertambahan Nilai Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara 52

C. Tarif Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Di Biro Pusat Administrasi

Universitas Sumatera Utara 53

D. Prosedur Pemungutan Dan Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Atas Pembelian Barang Oleh Biro Pusat Administrasi Universitas

Sumatera Utara 54

E. Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Di Biro Pusat

Administrasi Universitas Sumatera Utara 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57

A. Kesimpulan 57

B. Saran 58

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima di bangku perkuliahan. Oleh sebab itu praktek kerja lapangan mandiri secara langsung dapat memperkenalkan dunia kerja yang akan dihadapi setelah meninggalkan bangku perkuliahan. Melalui Praktek Kerja Lapangan Mandiri inilah diharapkan akan terbentuk orang–orang yang memiliki keahlian dan pemahaman yang baik atas bidang yang di gelutinya, sehingga dapat memberikan prestasi maksimal dalam pembangunan.

Dalam upaya penyelenggaraan pembangunan nasional yang berkesinambungan dan merata di seluruh Indonesia pemerintah memerlukan berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi. Untuk mencapai stabilitas tersebut, pemerintah harus berusaha memaksimalkan penerimaan negara, salah satunya adalah penerimaan dari sektor pajak. Sebagaimana tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, penerimaan dari sektor pajak memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penerimaan negara dan selalu meningkat setiap tahunnya.

(8)

bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Pajak sebagai sumber penerimaan negara terdiri atas pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh pemerintah pusat yang dalam hal ini dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan, terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang mewah (PPN dan PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas sektor perkebunan, kehutanan, dan pertambangan. Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan Pembangunan Daerah (Mardiasmo, 2006 : 98). Untuk jenis-jenis pajak yang dipungut sebagai pajak daerah disesuaikan dengan keadaan daerah tersebut yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah tersebut.

(9)

pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.

(10)

Ada juga barang yang merupakan Barang Kena Pajak tetapi PPN-nya dibebaskan, misalnya buku pelajaran umum dan buku pelajaran agama dan barang-barang tertentunya.

Karena menyadari pentingnya memahami makanisme pemungutan, pemotongan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), maka untuk memaksimalkan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagai salah satu sumber penerimaan negara, Penulis tertarik untuk membahas dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dengan judul “Pemotongan, Pemungutan, Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Atas Pembelian Barang Di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara”.

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah:

1.1.Untuk mengetahui bagaimana mekanisme penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) khususnya mekanisme pemotongan, pemungutan, serta pelaporannya.

1.2.Untuk mengetahui apakah Peraturan Pemerintah khususnya mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) telah dilaksanakan sesuai prosedur oleh Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

(11)

2.1.Bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang mekanisme penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan yang timbul selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Mandiri pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

c. Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

d. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2.2.Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Mempromosikan sumber daya manusia yang terdapat di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara khususnya mahasiswa-mahasiswa yang potensial.

b. Memberikan uji nyata atas ilmu yang telah disampaikan selama di perkuliahan.

c. Untuk mengevaluasi penerapan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

(12)

Perpajakan sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang lebih baik.

2.3.Bagi Biro Pusat Administrasi Universitas Seumatera Utara

a. Mendapat masukan dan saran terhadap pelaksanaan administrasi serta sistem dan prosedur pemotongan, pemungutan serta pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

b. Sebagai bahan acuan implementasi peraturan perpajakan.

c. Mempererat hubungan antara Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dengan pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

d. Dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu perpajakan di lingkungan Perguruan Tinggi khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara.

C. Uraian Teoritis 1.Pengertian Pajak

1.1.Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H

Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2006 : 1).

(13)

Dalam bukunya De Overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden, 1949, mengatakan: “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum” (Suandy Erly, 2008:9).

1.3. Prof. Dr. P. J. A. Adriani

Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2003 : 4).

2. Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak orang adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 angka 2 UU KUP).

3. Fungsi Pajak

3.1.Fungsi Budgetair

(14)

3.2.Fungsi Regulerend

Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

4. Jenis Pajak Berdasarkan Wewenang Pemungutannya 4.1.Pajak Pusat

Pajak Pusat adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.

4.2.Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah.

5. Pajak Pertambahan Nilai

Dasar hukum Pajak Pertambahan Nilai adalah Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang No.42 tahun 2009 yang mengatur pengenaan pajak atas Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Di dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tersebut memiliki pokok pikiran yaitu:

5.1. Simplicity

(15)

5.2. Kepastian Hukum

Penyempurnaan prosedur dilakukan untuk lebih memberikan kepastian hukum, agar tidak timbul kerancuan dalam pelaksanaannya.

6. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Menurut UU No.42 Tahun 2009 tentang PPN & PPnBM, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada konsumen.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak tidak langsung karena mempunyai tiga unsur terpisah atau terdapat lebih dari satu orang/badan dalam proses pengenaan PPN, yaitu meliputi :

6.1.Penanggungjawab Pajak (Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak), yaitu orang/badan yang secara hukum (yuridis formil) harus membayar pajak. Produsen harus melaporkan diri sebagai wajib pajak PPN/Pengusaha Kena Pajak.

6.2.Penanggung Pajak, yaitu orang/badan yang membayar pajak (dalam arti ekonomis). Penanggung pajak (pedagang besar) pada setiap melakukan pembelian membayar sejumlah harga beli ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

(16)

undang-undang untuk memikul beban pajak, pajak dibebankan oleh pedagang besar lewat harga jual yang lebih tinggi.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada akhirnya akan menjadi beban konsumen, oleh karena itu beban pajak akan dibebankan kepada semua konsumen, tanpa memandang siapa konsumen yang akan menanggung pajak.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga tergolong sebagai pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaannya didasarkan pada objek pajak, baik berupa barang ataupun jasa.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak pusat karena merupakan sumber penerimaan bagi APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Ruang lingkup Praktik kerja Lapangan Mandiri yang akan penulis bahas adalah mengenai Mekanisme Pemotongan, Pemungutan, serta Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai khususnya terhadap pembelian barang di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara serta mngetahui langsung apakah Peraturan Pemerintah khususnya tentang Pajak Pertambahan Nilai sudah di implementasikan dengan benar oleh Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(17)

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), kemudian mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing.

2. Studi Literatur

Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan dan pengamatan langsung di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data yang diperlukan untuk penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data

(18)

1. Daftar Wawancara (Interview Guide)

Yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pegawai di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai khususnya pada pembelian barang. 2. Data Observasi (Observation Guide)

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek yang dibahas. 3. Daftar Dokumentasi (Optional)

Yaitu dengan mengumpulkan berbagai dokumen administrasi, peraturan atau dasar hukum yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:

BAB I PENDAHULUAN

(19)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas pokok di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG PAJAK

Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran tentang data pajak seperti defenisi pajak, fungsi pajak, pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.

BAB V PENUTUP

(20)

BAB II

GAMBARAN UMUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal 4 Juli 1952, di hadapan Notaris Soetan Pane Paruhum di Medan didirikan sebuah Yayasan Universitas Sumatera Utara diketuai oleh Gubernur Sumatera Utara, Abdul Hakim. Yayasan ini bertujuan untuk mendirikan satu Universitas yang melaksanakan pendidikan tinggi di Sumatera Utara.

Sejak didirikannya yayasan tersebut, maka resmi pula tonggak awal sejarah Universitas Sumatera Utara. Guna merealisasi tujuannya, Yayasan Universitas Sumatera Utara pertama sekali mendirikan Fakultas Kedokteran, pada tanggal 20 Agustus 1952 sebagai perguruan tinggi swasta. Hasil kerja yayasan ini mendapat sambutan dan dukungan sepenuhnya dari seluruh lapisan masyarakat Sumatera Utara. Peristiwa ini merupakan suatu kejadian penting dalam sejarah perkembangan Propinsi Sumatera Utara pada umumnya, pendidikan pada khususnya.

Langkah berikutnya Yayasan Universitas Sumatera Utara mendirikan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, pada tanggal 12 Januari 1954. Kemudian pada tanggal 1 September 1955, kedua Fakultas tersebut oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara diserahkan kepada Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., dijadikan Fakultas negeri.

(21)

tanah seluas 120 Ha untuk dijadikan Kampus Universitas Sumatera Utara. Tanah tersebut terletak di Padang Bulan (kampus sekarang ini).

Agar dapat diresmikan menjadi Universitas Negeri, Yayasan Universitas Sumatera Utara segera mempersiapkan pembukaan dua Fakultas lagi yaitu Fakultas Pertanian dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Kedua Fakultas ini, masing-masing diresmikan pendiriannya pada tanggal 22 Oktober 1956 untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, sedangkan Fakultas Pertanian pada tanggal 16 Nopember 1956.

Pada tanggal 20 Nopember 1957 Presiden Republik Indonesia meresmikan pendirian Universitas Sumatera Utara menjadi Universitas Negeri. Peresmian ini dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.48/1957, tentang Pendirian Universitas Sumatera Utara di Medan.

Peraturan Pemerintah No.48/1957 tanggal 20 Oktober 1957 tentang Pendirian Universitas Sumatera Utara tersebut berlaku surat terhitung tanggal 1 September 1957 (pasal 3). Itulah sebab alasannya selama ini tanggal 1 September setiap tahun dijadikan atau ditetapkan sebagai Hari Jadi atau DIES NATALIS Universitas Sumatera Utara. Namun berdasarkan Keputusan Menteri DEPDIKBUD RI No.0554/U/1984, tanggal 17 Nopember 1984, yang kemudian diralat dengan suratnya No.273/B/I-F/85, tanggal 22 Januari 1985, ditetapkan Hari Jadi atau DIES NATALIS Universitas Sumatera Utara tanggal 20 Nopember setiap tahun (sesuai dengan tanggal peresmian pendirian Universitas Sumatera Utara).

(22)

Sumatera Utara. Pada tanggal 1 Septamber 1959 dibuka pula Fakultas Ekonomi di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. Sementara itu pada saat yang bersamaan di Medan buka juga Fakultas Teknik.

Pada saat Universitas Sumatera Utara diresmikan menjadi Universitas Negeri (yang ke-7), pimpinan dipegang oleh suatu Presidium dengan susunan seperti berikut :

Ketua Presidium : Soetan Kumala Pontas (Gubernur Sumatera Utara) Wakil Ketua : Prof. Dr. Maas (almarhum)

Sekretaris : J. Arnold Simanjuntak

Anggota : C. Marpaung (Kepala Perwakilan Kementerian PP dan K Sumatera Utara) Prof. Mr. Ny. A. Abas Manopo Prof. Dr. A. Sofian (almarhum)

Pada tanggal 26 Februari 1958 diadakan pemilihan pimpinan baru presidium Universitas Sumatera Utara. Dalam pemilihan ini terpilih Prof. Dr. Achmad Sofian, yang kemudian disetujui oleh Sidang Kabinet pada bulan Maret 1958 serta disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Oktober 1958.

Universitas Sumatera Utara terus membina dan mengembangkan dirinya dengan mendirikan fakultas-fakultas baru. Pada tanggal 19 Oktober 1961 dibuka Fakultas Kedokteran Gigi dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No.0048/Sek/PU dan dinegerikan pada tanggal 4 Nopember 1961.

(23)

lanjut pada tahun itu juga Universitas Sumatera Utara mendirikan Fakultas Ekonomi di Medan, yang kemudian dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No.34/1961 tanggal 24 Nopember 1961 diresmikan menjadi Fakultas Negeri.

Pada tahun 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sumatera Utara, berdasarkan ketentuan Pemerintah dipisahkan dari Universitas Sumatera Utara dan selanjutnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Medan.

Fakultas Sastra didirikan pada tahun 1964 dan diresmikan oleh Menteri PTIP dengan Surat Keputusan No.190/1965, tanggal 25 Agustus 1965, bersama-sama dengan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (kini menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam).

Berdasarkan gambaran di atas kelihatan bahwa Universitas Sumatera Utara tambah berkembang dengan didirikannya fakultas demi fakultas. Semua berpangkal pada rising demand serta adanya optimisme terhadap fakultas-fakultas tersebut untuk berkembang dengan pesat.

Dari pertumbuhan Universitas Sumatera Utara, seperti terlihat dalam sejarah singkat di atas maka dalam rangka peningkatan mutu serta pengembangan selanjutnya diperlukan suatu program pembangunan yang menyeluruh dan terpadu. Untuk melaksanakan program seperti itu maka diperlukan suatu dan yang cukup besar.

(24)

disetujuilah satu loan untuk Universitas Sumatera Utara dengan Proyek No. 525 INO. Persetujuan ini ditandatangani pada tanggal 2 Oktober 1981 dan berlaku efektif tanggal 2 Desember 1981. Dana yang tersedia melalui loan ini digunakan untuk membangun gedung-gedung perkuliahan, perkantoran, perbaikan lingkungan kampus, pembelian alat laboratorium, buku perpustakaan, pengiriman staf ke luar/dalam negeri untuk training,program S2 dan S3, serta short visit bagi dosen-dosen senior. Demikian pula dengan kebon percobaan Fakultas Pertanian yang berada di Tambunan A Kabupaten Langkat telah dilakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana sehingga layak sebagai kebun percobaan suatu Universitas.

Seyogianya perjanjian itu sudah berakhir pada tanggal 30 Juni 1988, tetapi karena banyaknya gangguan dan hambatanpada saat permulaan proyek berjalan maka atas permintaan Depdikbud pihak ADB bersedia memperpanjang jangka waktu proyek hingga 31 Desember 1989 dimana seluruh proyek telah selesai.

Dalam mewujudkan pembangunan itu maka terlebih dahulu dibuat Master Plan Universitas Sumatera Utara yang baru, sehingga segala sesuatu yang dibangun sesuai dengan Master Plan yang telah disepakati bersama.

Pada phase I telah dibangun 5 (lima) bangunan, yakni : 1. Gedung Perpustakaan Pusat

(25)

Keseluruhan gedung itu telah diresmikan pemakaiannya oleh MANDEPDIKBUD Bapak Prof. Dr. Fuad. Hasan, pada Oktober 1987.

Pembangunan phase II telah pula dimulai pada bulan Nopember 1987 yang lalu yang terdiri dari :

1. Gedung Kuliah & Administrasi Fakultas Ekonomi

2. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Pertanian 3. Gedung Administrasi FMIPA

4. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Teknik 5. Gedung Auditorium

6. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Kedokteran Gigi 7. Gedung Lab, Administrasi, Asrama Mahasiswa, Perpustakaan, Ruang

Rapat di Tambunan A.

8. Gedung Kuliah, Lab dan Administrasi Fakultas Teknik. 9. Gedung Kuliah, Administasi Fakultas Kedokteran 10.Gedung Kuliah FMIPA

11.Gedung Laboratorium FMIPA

12.Rumah Kaca, Mess Staf, Rumah Karyawan dan Kebun Tambunan A Pembangunan gedung-gedung itu selesai pada bulan Juli 1989. Sementara itu pembangunan Site Development juga dimulai pada bulan Oktober/Nopember 1987 yang lalu, yang terdiri dari :

1. Pembangunan jalan dan Parkir (Paket. I) 2. Pembangunan Jalan dan Parkir (Paket II)

(26)

4. Pembuatan Draimage Primer dan Skunder

5. Pembuatan Site Development Kebun Tambunan A 6. Pembuatan Jaringan Air Bersih

7. Pembuatan Jaringan Listrik 8. Pembuatan Jaringan Gas

9. Pengadaan dan Pemasangan PABX (I Paket)

Keseluruhan pekerjaan itu selesai Pada bulan Juli 1989. Pembangunan phase III adalah renovasi gedung-gedung Fakultas yang terdiri dari ruang kuliah, perkantoran, laboratorium dan sebagainya. Tender atas bangunan itu telah diadakan pada bulan Nopember 1988, dan telah diperoleh penetapan pemenangnya pada bulan Januari 1989 yang lalu, yakni untuk 16 paket pekerjaan. Keseluruhan pekerjaan itu selesai sebelum waktu pinjaman berakhir dan telah selesai seluruhnya.

Saat ini USU memiliki 15 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Ilmu Budaya, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan, Ilmu Komputer dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

(27)

merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.

USU memiliki visi menjadi University For Industry (UFI), dengan misi: 1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan

professional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.

Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa. Sistem pembelajaran didukung oleh fasilitas perpustakaan dan lebih dari 200 laboratorium. Perpustakaan menyediakan berbagai jenis sumber belajar baik dalam bentuk cetak maupun elektronik. Perpustakaan USU merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen.

(28)

acara akademik lainnya diadakan di Auditorium dan Gelanggang Mahasiswa. Sebuah rumah sakit pendidikan yang berlokasi dikampus Padang bulan telah dimulai pembangunannya sejak Agustus 2009.

Sebuah kampus baru seluas 300 ha yang berlokasi di Kwala Bekala, berjarak 15 km dari Kampus Padang Bulan sedang dikembangkan, yang saat ini digunakan untuk mendukung berbagai penelitian dan percobaan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan. Dalam upaya mengembangkan diri sebagai universitas berjangkauan luas, USU mengelola Kebun Percobaan seluas sekitar 550 ha di Langkat. USU juga telah memperoleh izin pengembangan hutan percontohan seluas 10.000 ha di Mandailing Natal.

Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632 orang dosen, 81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik pemerintahan maupun swasta.

(29)

produk penjernihan air - Ferro Filter - hasil penemuan dosen Fakultas Teknik sedang dalam

proses pengurusan hak paten, telah banyak digunakan di berbagai wilayah Sumatera.

Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus-menerus dan menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik.

B. Struktur Organisasi Universitas Sumatera Utara

Susunan organisasi Universitas Sumatera Utara terdiri atas : 1. Organisasi Sentral

a. Majelis Wali Amanat b. Unit Usaha Komersial c. Senat Akademik

d. Pimpinan Universitas (Rektor dan Pembantu Rektor e. Dewan Guru Besar

f. Sekretaris Eksekutif g. Satuan audit Internal h. Satuan Penjamin Mutu

(30)

b. Sekolah Pasca Sarjana

c. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 3. Unsur Pelaksana Administratif

a. Biro Akademik

b. Biro Sumber Daya Manusia c. Biro Keuangan

d. Biro Kemahasiswaan dan Kealumnian e. Biro Perencanaan dan Kerjasama

f. Biro Pengembangan dan Pemeliharaan aset 4. Unsur Penunjang

a. Perpustakaan dan Sistem Informasi b. Pelayanan dan Pengembangan Pendidikan c. Unit Usaha Non Komersial

d. Unit Pengadaan

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dari Universitas Sumatera Utara adalah menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian tertentu. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Universitas Sumatera Utara mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan tinggi.

(31)

c. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

d. Melaksanakan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan.

e. Melaksanakan kegiatan layanan administratif.

Dalam melaksanakan tugasnya, Universitas Sumatera Utara memiliki kantor pusat atau biro pusat yang disebut dengan Biro Pusat Administrasi. Biro Pusat Administrasi dibagi menjadi 6 (enam) bagian, yaitu :

1. Biro Administrasi Akademik

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang administrasi akademik yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Biro Administrasi Akademik mempunyai tugas memberikan layanan dan administratif di bidang akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Biro Administrasi Akademik mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan administrasi pendidikan.

b. Melaksanakan urusan administrasi di bidang kerjasama.

2. Biro Sumber Daya Manusia

(32)

3. Biro Administrasi Umum dan Keuangan

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang administrasi umum dan keuangan yang berada dibawah naungan Pembantu Rektor II. Biro Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberikan layanan administrasi umum dan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Biro Administrasi Akademik mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga, hukum dan tata laksana. b. Melaksanakan administrasi kepegawaian.

c. Melaksanakan administrasi keuangan. d. Melaksanakan administrasi perlengkapan. 4. Biro Administrasi Kemahasiswaan

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang kemahasiswaan yang berada dibawah naungan Pembantu Rektor III. Biro Administrasi Kemahasiswaan mempunyai tugas memberikan layanan administrasi kemahasiswaan. Biro Administrasi Kemahasiswaan mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan administrasi minat penalaran dan informasi kemahasiswaan. b. Melaksanakan layanan kesjahteraan mahasiswa.

5. Biro Perencanaan dan Kerjasama

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang Perencanaan dan Kerja Sama, yang berada dibawah naungan Pembantu Rektor IV yang meliputi penyusunan Rencana Strategis; penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Universitas; dan pembinaan kerjasama dengan pihak luar.

(33)

Adalah unsur pembantu pimpinan di bidang Pengembangan dan Pemeliharaan Aset, yang berada dibawah naungan Pembantu Rektor V yang meliputi pengelolaan dan pengembangan aset Universitas dan memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan Universitas.

Universitas Sumatera Utara adalah Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dipimpin oleh Rektor yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Rektor adalah pembantu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di bidang yang menjadi tugas kewajibannya disamping kedudukannya selaku pimpinan Universitas Sumatera Utara. Rektor mempunyai tugas :

a. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi serta hubungannya dengan lingkungan .

b. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta dan masyarakatuntuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama yang menyangkut bidang tanggung jawab.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Rektor dibantu oleh 5 (lima) orang Pembantu Rektor yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Pembantu Rektor terdiri atas :

(34)

Pembantu Rektor I mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2. Pembantu Rektor II (bidang Administrasi Umum).

Pembantu Rektor II memiliki tugas dan kewenangan membantu Rektor di bidang administrasi dan keuangan, yang meliputi pengelolaan keuangan Universitas dan memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan Universitas; pembinaan tenaga kependidikan dan tenaga kerja lainnya yang ditetapkan oleh Universitas; dan penyelenggaraan pembukuan Universitas. 3. Pembantu Rektor III (bidang Kemahasiswaan dan Kealumnian).

Pembantu Rektor III, memiliki tugas dan kewenangan membantu Rektor di bidang Kemahasiswaan dan Alumni, yang meliputi pembinaan kemahasiswaan dan pembinaan hubungan dengan alumni.

4. Pembantu Rektor IV (bidang Perencanaan dan Kerja Sama)

Pembantu Rektor IV, memiliki tugas dan kewenangan membantu Rektor di bidang Perencanaan dan Kerja Sama, yang meliputi penyusunan Rencana Strategis; penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Universitas; dan pembinaan kerjasama dengan pihak luar.

5. Pembantu Rektor V (bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Aset)

(35)
(36)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK

A. Ketentuan Umum 1. Pengertian Pajak

Defenisi pajak menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH dalam Resmi (2008:1) adalah:

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Defenisi tersebut disempurnakan yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk publicsaving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Defenisi pajak yang dikemukakan oleh Dr.N.J.feldmann dalam Resmi (2008:2) adalah:

(37)

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai dua fungsi yaitu: 1.1 Fungsi Budgetair

Fungsi pajak budgetair adalah memasukkan uang sebanyak-banyaknya dalam kas Negara untuk mengisi kas Negara (to raise government’s

revenue). Fungsi ini disebut dengan fungsi budgetair atau fungsi penerimaan

(Revenue Function). Oleh karena itu, suatu pungutan pajak yang baik sudah

seharusnya memenuhi asas revenue productivity. Oleh itu pula, dalam menentukan kebijakan pajak, berlaku second best theory. Jika suatu pajak sulit untuk dipungut, padahal potensinya sangat signifikan maka mungkin saja pemerintah lebih mengedepankan asas simplicity/ease of administration dari pada asas equality.

2.1 Fungsi Regurelend

Pada kenyataannya, pajak bukan hanya berfungsi untuk mengisi kas Negara. Pajak juga digunakan oleh pemerintah sebagai instrument untuuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pajak seperti custom duties/tarif (bea masuk), digunakan untuk mendorong atau melindungi (memproteksi) produksi dalam negeri, khususnya untuk melindungi infant industry dan atau industry-industri dinilai strategis oleh pemerintah.

(38)

B. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Dasar hukum Pajak Pertambahan Nilai adalah Undang-undang Dasar Republik Indonesia No.8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No.42 Tahun 2009 yang mengatur pengenaan pajak atas Pajak Pertambahan Nilai barang dan Jasa, Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Di dalam Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai tersebut memiliki pokok pikiran yaitu:

1. Simplicity

Secara umum, system yang ada tidak diubah, yang dilakukan adalah penyempurnaan prosedur. Meskipun arah kebijakan adalah penyederhanaan, namun tidak mengabaikan pengawasan dan penerimaan Negara.

2. Kepastian Hukum

Penyempurnaan prosedur dilakukan untuk lebih memberikan kepastian hukum, agar tidak timbul kerancuan dalam pelaksanaannya.

3. Meningkatkan dan Mengamankan Penerimaan Negara

Pajak tetap diutamakan sebagai sumber penerimaan Negara dan fungsi Regulerend yang tetap dipertahankan.

1. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

(39)

Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertambahan Nilai.

2. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

2.1.Pajak Pertambahan Nilai Adalah Pajak Tidak Langsung

Pajak Pertambahan Nilai ditinjau dari sudut ilmu hukum yaitu suatu jenis pajak yang menempatkan kedudukan pemikul beban pajak dengan kedudukan penanggung jawab pembayaran pajak ke kas Negara pada pihak-pihak yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi pembeli atau penerima jasa dari tindakan sewenang-wenang Negara (pemerintah).

2.2.Pajak Pertambahan Nilai Adalah Pajak Objektif

Pajak objektif mengandung pengertian bahwa timbulnya kewajiban pajak dibidang Pajak Pertambahan Nilai sangat ditentukan oleh adanya objek pajak. Pajak Pertambahan Nilai tidak mempertimbangkan kondisi subjektif subjek pajak.

2.3 Pajak Pertambahan Nilai Bersifat Multy Stage Levy

Multy Stage Levy mengandung pengertian Pajak pertambahan Nilai

dikenakan pada setiap mata rantai jalur produksi dan jalur distribusi barang kena pajak. Pajak Pertambahan Nilai dikenakan berulang-ulang pada setiap mutasi barang kena pajak atau jasa kena pajak. Meskipun demikian, ternyata Pajak Pertambahan Nilai menimbulkan pengenaan pajak berganda (non komulasi)

(40)

Indirect Subtraction Method adalah metode penghitungan Pajak Pertambahan Nilai yang akan disetor ke kas Negara dengan cara mengurangkan pajak atas perolehan dengan pajak atas penyerahan barang dan jasa.

2.5 Pajak Pertambahan Nilai Bersifat Non Kumulatif

Pajak Pertambahan Nilai yang memiliki multy stage levy namun bersifat non kumulatif yaitu tidak menimbulkan pengenaan pajak berganda, merupakan suatu kontradiksio in terminis. Pada umumnya suatu jenis pajak yang dikenakan berulang-ulang pada setiap mata rantai jalur distribusi, akan menimbulkan pengenaan pajak berganda. Ternyata Pajak Pertambahan Nilai mengingkari fenomena umum tersebut.

2.6 Pajak Pertambahan Nilai Indonesia Menganut Tarif Tunggal

Pajak Pertambahan Nilai Indonesia menganut tarif tunggal dalam UU PPN 1984 ditetapkan sebesar 10%. Dengan peraturan pemerintah tariff ini dapat dinaikkan paling tinggi menjadi 15% atau diturunkan paling rendah menjadi 5%.

2.7 Pajak pertambahan Nilai Adalah Pajak Atas Konsumsi Dalam Negeri Sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri maka Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan atas barang atau jasa yang dikonsumsikan di dalam daerah pabean Republik Indonesia. Apabila barang atau jasa itu akan dikonsumsi di luar negeri, maka barang atau jasa tersebut tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia. Ini sesuai dengan destination

(41)

tujuan barang atau jasa akan di konsumsi. Dengan menerapkan destination

principle maka Pajak Pertambahan Nilai menunjukkan di dunia perdagangan

internasional.

2.8 Pajak Pertambahan Nilai Yang Diterapkan Di Indonesia Adalah Pajak Pertambahan Nilai Tipe Konsumsi.

Pajak Pertambahan Nilai Indonesia termasuk tipe konsumsi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perolehan barang modal dapat dikurangi dari dasar pengenaan pajak.

3. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 3.1 Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Yang menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Pengusaha Kena Pajak

Setiap pengusaha, yakni orang atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan, menghasilkan barang, melakukan usaha perdagangan dan usaha jasa.

Pengusaha wajib melaporkan usahanya kepada Direktorat Jenderal Pajak di tempat pengusaha itu bertempat tinggal, berkedudukan atau ditempat usaha, dilakukan dalam waktu 30 hari (tiga puluh hari) sejak usaha dimulai, untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

(42)

Subjek Pajak Pertambahan Nilai tidak harus Pengusaha Kena Pajak (PKP), tetapi bukan Pengusaha Kena Pajak pun dapat menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai, yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yaitu:

− Siapapun yang memanfaatkan barang kena pajak tidak berwujud dan atau jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.

− Siapapun yang membangun sendiri tidak dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya.

3.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai

Objek pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah penyerapan barang dan jasa yang dilakukan dalam daerah pabean dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh Pengusaha Kena Pajak.

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:

a. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha, meliputi pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak. Penyerahan barang yang dikenakan pajak haris memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

− Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang kena Pajak (BKP)

− Barang tidak berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena Pajak tidak berwujud.

(43)

− Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau pekerjaannya.

b. Impor Barang Kena Pajak

c. Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dilakukan di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha. Penyerahan Jasa yang terutang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

− Jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak

− Penyerahan dilakukan di dalam daerah pabean

− Penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaan pengusaha yang bersangkutan.

d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean

e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean atau terhadap jasa yang bersal dari luar daerah pabean yang dimanfaatkan di dalam daerah pabean dikenakan pajak menurut undang-undang PPN.

f. Ekspor Barang kena Pajak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak. g. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak h. Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak

i. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan.

(44)

3.3 Dasar Pengenaan Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Dasar pengenaan pajak adalah nilai berupa uang yang akan dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak terutang meliputi:

a. Harga Jual

Harga jual yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak.

b. Penggantian

Penggantian yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa penyerahan Jasa Kena Pajak.

c. Nilai Impor

Nilai Impor yaitu nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea maasuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak.

d. Nilai Ekspor

Nilai Ekspor yaitu nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

e. Nilai lain

Nilai lain yaitu yang ditentukan oleh menteri keuangan yang bertujuan untuk menjamin rasa keadilan.

(45)

a. Tarif Pajak Pertambahan Nilai Sebesar 10%

Tarif Pajak Pertambahan Nilai yang berlaku atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak adalah tarif tunggal, sehingga mudah dalam pelaksanaannya dan tidak memerlukan daftar penggolongan barang atau jasa dengan tariff yang berbeda sebagaimana berlaku pada Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

b. Tarif Pajak Pertambahan Nilai Atas Ekspor Barang Kena Pajak 0% Barang Kena Pajak (BKP) yang diekspor atau dikonsumsi di luar daerah pabean dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 0% (nol persen). Pengenaan tarif 0% bukan berarti pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. Dengan demikian, pajak masukan yang telah dibayar dari barang yang diekspor tetap dapat dikreditkan.

3.5 Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai

Cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah dengan mengalikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (10% atau 0% untuk ekspor Barang Kena Pajak) dengan dasar pengenaan pajak.

PPN yang terutang = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak 3.6 Kategori Barang Kena Pajak dan Tidak Kena Pajak

a. Barang Kena Pajak

(46)

menjadi tidak realistis. Dalam kehidupan nyata di dunia ini tidak mungkin tanpa pengecualian.

b. Barang Tidak Kena Pajak

Kriteria barang tidak kena pajak ditentukan dalam pasal 4A ayat (2) UU PPN 1984 yang kemudian dijabarkan dalam penjelasan pasal 4A ayat (2) UU PPN 1984, sebagai berikut:

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya meliputi:

− minyak mentah (crude oil);

− gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat;

− panas bumi;

− asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonik, dolomite, feldspar, garam batu, granit, grafit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesik, mika, marmer, dan lain-lain;

− batu bara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan

− bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit.

2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak meliputi:

− beras;

(47)

− jagung;

− sagu;

− kedelai;

− garam, baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium;

− daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses sembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas, atau tidak dikemas, digarami, dikapuri, diasamkan, diawaetkan dengan cara lain, dan/atau direbus;

− telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau dikemas;

− susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas;

− buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses dicuci, disortasi,dikupas, dipotong, diiris, degrading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas; dan

− sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah.

(48)

4. Uang, emas batangan, dan surat berharga.

3.7 Kategori Jasa kena Pajak dan Jasa tidak Kena Pajak a. Jasa kena Pajak

Seperti halnya barang, pada hakikatnya semua jasa dikenakan PPN, kecuali UU PPN 1984 menentukan sebaliknya.

b. Jasa Tidak Kena Pajak

Kriteria jasa tidak kena pajak ditentukan dalam pasal 4A ayat (3) UU PPN 1984 yang kemudian dijabarkan dalam penjelasan pasal 4A ayat (3) UU PPN 1984, sebagai berikut:

1. jasa pelayanan kesehatan medis meliputi:

− jasa dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter hewan;

− jasa ahli kesehatan seperti ahli akupuntur, ahli gizi, ahli fisioterapi;

− jasa kebidanan dan dukun bayi;

− jasa paramedic dan perawat;

− jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium;

− jasa psikologi dan psikiater; dan

− jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan paranormal. 2. jasa pelayanan sosial meliputi:

− jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo;

− jasa pemadam kebakaran;

(49)

− jasa lembaga rehabilitasi;

− jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman, termasuk krematorium; dan

− jasa di bidang olahraga kecuali bersifat komersil.

3. jasa pengiriman surat dengan perangko, meliputi jasa pengiriman surat dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko temple.

4. jasa keuangan meliputi:

− jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang diperamakan dengan itu;

− jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana komunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;

− jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa sewa guna usaha dengan hak opsi, anjak piutang, usaha kartu kredit, dan/atau pembiayaan konsumen;

− jasa penyaluranpinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia; dan

− jasa pinjaman.

(50)

perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agen asuransi, dan konsultan asuransi. 6. jasa keagamaan meliputi:

− jasa pelayanan rumah ibadah;

− jasa pemberian khotbah dan dakwah;

− jasa penyelengaraan kegiatan keagamaan; dan

− jasa lainnya di bidang keagamaan. 7. jasa pendidikan meliputi:

− jasa penyelengaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelengaraan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional; dan

− jasa penyelengaraan pendidikan luar sekolah.

8. jasa kesenian dan hiburan meliputi, semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan.

9. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan, meliputi jasa penyiaran radio atau televisi yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bertujuan komersil.

(51)

11. jasa tenaga kerja, meliputi:

− jasa tenaga kerja;

− jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut; dan

− jasa penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja. 12. jasa perhotelan meliputi:

− jasa penyewaan kamar, termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap; dan

− jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, dan hostel.

13. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan oleh instansi pemerintah, antara lain pemberian izin mendirikan bangunan, pemberian izin usaha perdagangan, pemberian nomor pokok wajib pajak (npwp), dan pembuatan kartu tanda penduduk (ktp).

14. jasa penyediaan tempat parkir;

15. jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam; 16. jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan

(52)

Sesuai dengan namanya, Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah (added value) yang timbul pada barang atau jasa tertentu yang di konsumsi, sehingga kekhawatiran timbul efek pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan. Yang dimaksud dengan ‘nilai tambah’ adalah suatu nilai yang merupakan hasil penjumlahan biaya produksi atau distribusi yang meliputi penyusutan, bunga modal, gaji/upah yang dibayarkan, sewa telepon, listrik, serta pengeluaran lainnya, dan laba yang diharapkan oleh pengusaha.

Secara sederhana, nilai tambah di bidang perdagangan dapat juga diartikan sebagai selisih antara harga jual dengan harga beli barang dagangan. Dalam menghitung pajak yang terutang atas nilai tambah tersebut, dikenal ada tiga metode yaitu:

a. Addition Method, berdasarkan metode ini PPN dihitung dari

penjumlahan seluruh unsure nilai tambah dikalikan tarif PPN yang berlaku.

b. Subtraction Method, berdasarkan metode ini PPN dihitung dari selisih

antara harga jual dengan harga beli dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku.

c. Credit Method, berdasarkan metode ini PPN dihitung dari selisih antara

(53)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

C. Subjek Pajak Pertambahan Nilai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Dalam hal ini yang menjadi Subjek Pajak Pertambahan Nilai dalam prosedur pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas penyediaan Barang Kena Pajak atas pengadaan Alat Tulis Kantor dan Alat Rumah Tangga (ATK/ART) untuk kebutuhan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Tahun 2013 ialah CV.PRATAMA yang bertindak sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

D. Objek Pajak Pertambahan Nilai Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Dalam hal ini yang menjadi objek pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah Alat Tulis Kantor yang digunakan untuk kebutuhan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang dilakukan CV.PRATAMA (Pengusaha Kena Pajak), Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara yang bertindak sebagai pemungut Pajak.

D. Tarif Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

(54)

jumlah yang dibayarkan atau seharusnya dibayarkan kepada pihak yang menyerahkan Jasa kena Pajak (JKP) apabila dalam jumlah kontrak tersebut tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Namun apabila di dalam jumlah kontrak tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai maka terlebih dahulu dihitung Dasar Pengenaan Pajak (DPP) terlebih dahulu dengan cara:

DPP = 100/110 x Jumlah Kontrak sudah termasuk PPN

Contoh:

CV.PRATAMA adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak berupa Alat Tulis Kantor beserta Alat Rumah Tangga untuk kebutuhan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) kepada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara untuk jangka waktu 45 (empat puluh lima) waktu kalender terhitung tanggal 27 April 2013 s/d 10 Juni 2013 dengan total harga Rp. 99.751.000,- (Sembilan puluh Sembilan juta tujuh ratus lima puluh satu ribu rupiah). Cara Penghitungan:

Harga dalam kontrak kerja sama : Rp. 99.751.000,- (sudah termasuk PPN) Dasar Pengenaan Pajak:

DPP = 100/110 x Rp. 99.751.000,- = Rp. 90.682.726,-

PPN yang terutang :

(55)

H. Prosedur Pemungutan Dan Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Atas Pembelian Barang Oleh Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Dengan pembahasan-pembahasan diatas, selanjutnya dilakukan wawancara dengan pegawai di biro keuangan dan unit pengadaan barang dalam hal bagaimana prosedur pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dilakukan oleh Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) Alat Tulis Kantor dan Alat Rumah Tangga untuk kebutuhan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 sampai pada saat penyetoran di Bank Persepsi, antara lain:

1. Didalam surat Standar Ketentuan dan Syarat Umum Surat Perintah Kerja (SPK) tercantum harga jual yang telah dinegosiasi. (Surat Perintah Kerja Terlampir)

2. Pihak BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan pihak CV.PRATAMA menyetujui nilai jual yang telah tercantum pada Surat Perintah Kerja (SPK).

(56)

4. Faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) adalah bukti pemungutan dan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

5. Faktur Pajak dibuat dengan rangkap 3 (tiga) :

− Lembar 1 untuk Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

− Lembar 2 untuk CV. Pratama (Pengusaha Kena Pajak).

− Lembar 3 untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 6. Surat Setoran Pajak (SSP) dibuat dalam rangkap 5 (lima), setelah

Pajak Pertambahan Nilai disetor masing-masing diperuntukkan:

− Lembar 1 untuk pihak CV. Pratama (Pengusaha Kena Pajak) sebagai arsip.

− Lembar 2 untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

− Lembar 3 untuk CV. Pratama dilampirkan pada Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

− Lembar 4 untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos.

− Lembar 5 untuk pertinggal Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara sebagai pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

E. Prosedur Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

(57)
(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

E. Kesimpulan

Berdasar atas hasil penelitian dan pembahasan atas penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam perhitungan, pemungutan dan pelaporan atas pembelian barang di Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses terjadinya pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yaitu karena adanya objek pemungutan, dan yang menjadi objek pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara adalah setiap pembayaran/penyetoran sehubungan dengan adanya penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yaitu berupa Alat Tulis Kantor dan Alat Rumah Tangga untuk kebutuhan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 kepada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

2. Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara dilakukan atas pembayaran CV.Pratama yaitu sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan perjanjian kerja sama kepada Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara.

(59)

F. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis dalam tugas akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara telah melakukan kegiatan perpajakannya dengan baik dan semua sudah sesuai prosedur khususnya dalam Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembelian barang. Semoga di tahun berikutnya hal baik ini tidak menurun melainkan semakin meningkat kewajiban perpajakannya.

2. Semoga penelitian tugas akhir ini bias menjadi acuan implementasi peraturan perpajakan di Universitas Sumatera Utara khususnya Biro Pusat Administrasi Sumatera Utara.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2006. Perpajakan. Andi Yogyakarta: Yogyakarta.

Suandy, Erly. 2008. Hukum Pajak. Salemba Empat: Jakarta.

Waluyo. 2003. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat:Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan.

Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umun dan Tata Cara Perpajakan.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata efisiensi teknis tersebut masih dibawah 1, artinya bahwa usahatani yang padi organik oleh petani sampel masih belum efesien, masih terdapat peluang

dikelola oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Semarang. Monumen Palagan Ambarawa memiliki atraksi wisata yang menarik yang terdiri dari. Monumen Palagan

tidak lupa untuk kedua adik saya Army Yamasita dan Satria Pahala Panggabean atas doa mereka saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Aku

Banyaknya hambatan dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas akademik, menyebabkan mahasiswa menjadi sulit berkonsentrasi karena dapat dianggap sebagai suatu hal yang

Belajar Bahasa Inggris Secara Visual merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisi tentang pengenalan huruf, angka dan beberapa jenis binatang yang dilengkapi dengan pembacaannya

First, to know the kind of authentic materials which commonly used by pre-service teacher at EED of UMY in their teaching practice, and they are printed materials (picture,

Yang hasilnya merupakan sebuah teka-teki silang sederhana dengan satu bentuk form tapi memiliki dua belas tabel database (dapat di kembangkan) yang berisi pertanyaan-pertanyaan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Departemen