• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan jalur interpretasi wisata sejarah kawasan kota tua Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan jalur interpretasi wisata sejarah kawasan kota tua Jakarta"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN

JALUR INTERPRETAS1 WISATA SEJARAH

KAWASAN KOTA TUA JAKARTA

PROGRAM

STUD1

ARSITEKTUR

LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

(2)

Pengembangan Kauasan Kota Tua Jakarta yang merupakan hasil kerjasama Dinas Tam Kota Jakarta Barat dan

Urban

and Regional Developmenl imirure (URDI).

R a ~ - a n a Tindak ini berisi mengenai

arahan

pengembangan yang mencakup arahan Tata Guna Lahan, a r b sirkuhsi, arahan open space dan jdur pcdesbian

serta

arahan

pengembangan program kauasan

Tapak V g a n baupa jalur i n t a p m i yang detak di dalam

wilayah a d m i n i m i Kota Jakarta Barat dan melalui J1. Stasitm, Jl. F'intu Besar S e l m d a n U t a r a , J l . Kali & s a r T i u r I d a n V , J l . Kali BesarT'unurdao Baral,

Jl. Cengkeh, JI. Pos dan Jl.

Lada

Aksesibilitas menuju

tapak

mudah dengan behapi altemarif sarana transportasi. Tam Guna Lahan k a u m 7Wo tQdiri dari

peTkantom Komponen iklim yang menjadi kendala

adalah

W y a anah hujan dan keleanbaban kawasan. T o m tapak paancangao datar. Jalur ini memiliki panjang

2,5

km dan terdiri dari jalur sirkulasi

kendar;lan,

p e d d r h

dan

pengendaia sepeda Screetjunime yang ada masih kmang unruk manenuhi kebuhlhan wisata sejarah. Fasilitas interpretasi belum ada Dmioase yang digunakan &ah dmiuase tesmup. Utilitas yang berada sepanjang jalur sudah

cukup

lengkap dan mendukung kegiatan wisata Jenis Ruang Tehuka Hijau

(RTH)

di wpanjang tapak

tadiri

dari area dan linier. K d t a s lingkungan yang

perlu dipertimkmgkan meliputi kualitas visual, h d i t a s dam, h d i t a s sma, kualitas keamanan Lingkungan dan kualitas iklim rnikro. Jalur ini meleuati obyek bersejarah yaitu Stasiun KO@ Taman Stasiun Kota, Museum Bank Indonesia,

Deretan Gedung Tua di Kali Besar Tunur, Standard

Chartered

Bank,

Toko Merah, Hotel Omni, Jembatan Pasar Ajmn, Gudang Tua di sebelah timur Kali Besar,

Dish-& Kiai Aria,

Pasar

Terbuka di d e p n Mlseum Fatahillah, Museum Fatahillah, Mlrseum Seni Rupa serta Taman ~a'tahillah

Konsep W i Sejarah yang digunakan dalam pmmcangan d a h wisata

ini be- touring circuifs dengan tujuan meningkahn pemahaman dan apresiasi m j u n g mengenai obyek yang h d q a t di kauasan.

W i

ini dapat dilakukan dengan

self

guide atau guided dengan altemaiif h-ansportasi jang
(3)

Komep W w Sejarah ini mendasari Konsep Umum P e m m m g m yaitu

dugan menpgkat -a kolonial dan peradaban Islam sesuai b g a n Konscp Jalur lnterpreiasi yang diretomendadkan Damayanti

(2003).

Upaya prig dilakukan adalah dcngan rnenaaplrsn UXISUT penyatu dcsain antara tedua

Untuk bangunan, digunakan atsp kbentuk &me

dan

peqgmam pilar-pilar. Konsep mum perancangan menrpakan dasar pengembangan bentak arsitektural e l m lamkap yang mencakup bmtuk b;mgunan scrta dekorasi

danen

lamkap lang

dirancang.

Konsep mum perancangan selanjutnya dijabartan lagi dalam

komep @him, walk konsep bicyde rcnde, konsep srreeifionirrm, konsep tara hijau, konsep stop meo dan komep fasilitas interpretasi.

Paancaogan ini dilakukan per-segmm jalan untuk mernudahkan

pemahaman kinakteristik Lawaran clan pengembangan yang ingio d i t a m p i h

pada tiap segma~ Segmen IUIZ&I

tadiri dari

Segmen A (Taman Stasinn Kota), Segmm B ( J h

Pintn

&sar Utara dan Sdatan), Segmeo C (Jalan Kali Besar Timnr

V

)

,

Segmen D (Jalan Kali Bcsr Barat dan T i n r ) ,

Segmen E ( J a b Kali Baar Timor

I),

Segmcn

F

(Dtstrik Ktai Aria, Jalan

Cengkeh), Segmen

G

( T a m FatnhiTLah. Pasar Terbuka di depan taman

dan

J a b Pos) dan Segmeo H ( J a b Lada). F'roduk tiap segmea tersebut terdiri dari &ambar sife plan, garnbar potoagan tampak, gambar detil ko:omtrulrsi sena gambar

d - t i f .

Karya perancangan

ini

dibarapkan

dapat

diimplementasikan dalmn ran& pengembangan kawasan KO;

Tua Jakarta

sebgai kauasan

arisata

sejarah Keberhasi pembangunan jalur

i

n

-

wisata sejarab hima raintegrasi dengan sellrmh upaya pengembangan kawasab oleh berbagai sinteholder. Saran

)ang diajukan dari penelitian ini adalah patunya komitmen sellrmh s[&holder

yang terkait dengan pengembangn~ Lawasan Kota

Tua Jakarta

untuk segeca
(4)

Judul Perancangan Jatar Interpretasi Wisata Sejarah Kawasan Kota Tua Jakarta

Nama hatiwi Ardi Anggraini

MU' A342020 19

RogramShldi: Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Nurfiavati H. S. Arifin. M.Sc IT. O h r i a n Pramokanto, M S i

(5)

RIWAYAT HTDUP

Pendis dilahirkan di Ungaran pa&

tanggal

24 November 1984 sebagai

an& kedua dari tiga besadam, dari pasangan Ir. Suhendro Budihardjo clan

Dm

Endang Tri Rahayu. Penulis telah menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 1 Ungaran pada tahun 19%: SLTP Negeri 1 ~ n ~ a r a n ' ~ a d a tahun 1999, SMU Negeri 1

Sanarang

pada tahun 2002. Penulis diterima di lmtitut PeTtanian Bogor melalui jalur USMl (Undangan Seleksi Maruk LPB) pada tahun 2002 dan memilih Program Studi ArsiteLhrr Lanskap, Fakultas Pertanian.

Semasa kuliah, penulis pemah terpilih untuk mergikuti "LntaMtional Student Planning and Design Competition: Riau EqEquatorial Park". Kemudian pa&

(6)
(7)

KATA PENGAhTAR I

DAPTAR TABEL v

DAPTAR GAMBAR vi

BAB

1

.

PENDAHULUAN 1

I . I

.

Latar Eklakang

...

1

12.TujuanStudi

...

2

13.KegmamStudi

...

3

BAB

2. TLNJAUAN PUSTAKA 4

...

2.1. Lanskap Kota Bersejarab 4

...

2.2. Pelestarian Lauskap Sjaah 5

...

2.3. Pengembmgm

Lamkap

Sejarab Sebagai Obyek Wisaia 6 2.4. Jalur I n t e r p d WisaiaSejatab Oud Barnvia

...

7

2.5. El- Lamkap Jalur lnterpretasi Wisata Sejatab

...

10

2.6.OudMavia

...

I 1 -3 2 7

.

Perancangan Jdur Intespretasi

...

12

BAB

3

.

IMETODOLOGI . . 15

3.1. W a k a dan Tempat 15 1 2.2. Batasan Studi

...

16

-

...

2.3. Metode Studi 16

BAB

4

.

KNVENTARISASI DAN ANALISIS 20

...

4.1. Lokasi. Batas dan Aksesibitas T a p k 20 4 2

.

Tam Guna L a b (TGL)

...

22

4.3.Iklim

...

23

...

4.4. Kondisi Fiik Jdur Interprerasi 26

...

4.5. l h h s e , dan Uditas 32 1 4.6. Tata Hijau

...

24

4.7. Kualitas L i

...

37

....

4.8. Bangunan Bersejarah dan

Karakte;istik

Arsitektur BanguIlan 42 4.8.1. Stasiun Kota

...

44

4.82. T m S t a s i u n

...

44

4.8.3. Mlseum Bank Indonesia

...

45

4.8.4. Dgetan Gedung Tua di &tar KaIi Bgar ... 45

4.8.5. Toko Merah

...

46

4.8.6. HotelOmni

...

46

4.8.7. Jembatan Pasar

. .

Ayam

...

47

4.8.8. D i K h A n a

...

47

4.8.9. Pasar

di

depan Mlseum Fatahillah

...

47
(8)

...

111

...

4.8.1 1 . Mt~seum Fatahillah 48

4.9. M ? e r Ruang dan Masa Bangunan 49

4.9.1.MassaBangunan

...

49

...

4.92. b a k e r Ruang 5 1 4.10.Datasodal 52 4.11.AspekL&

...

54

BAB 5.

SINTESIS

59

...

5.1. Aksesibilitas Tapak :

...

59

5.2.

Ta&a

Guna Lahan

UGL)

...

59

5 3

.

Mim

60 5.4. Kondisi

Fisik

Jalur lnterpretasi 61

...

5.5. Drainase dan Utilitas 65 5.6. Tata Hijau

...

66

5.7. Kualitas Lhghmgan 67 5.8. Karakter Arsitelrtlrr B a p m n Kota Tua

...

68

5.9.DataSosi

...

68

BAB 6

.

KONSEP PEM'CANGAN

73

...

6.1. Konsep Wisata Sejarah 73

...

...

6 2

.

Konsep Umum Perancangan .. 76

...

6 3

.

Konsep Pedesmian

Walk

76

...

6.4. Konsep Bicycle Route 76 6.5. KO- Street Furnihne

..

...

78

6.6. Konsep Taia H~jau

...

78

6.7. Konsep SIop Area ... 79

6.8. KonsepRancanganFasilitaslnterpTetasi

...

81

BAB 7

.

RAPiCANGAN

83

...

7.1. Rancan-

Scgwn

A 84 7 2

.

Rancan- Segmen B ... 86

7.3.RancanganSegmenC

...

87

7.4. Ranolngan Segmen D ... 89

...

7.5. Rancangan w e n

E

90 7.6.Raacangin,SegmaF

...

91

...

7.7. Raimngm Segmen G 92 7.8.RancanginSegmenH

...

93

7.9. Detil Komamksi

...

2

...

94

7.9.1. LampuTaman 94 7.92. Lamp Jalan

...

95

7.9.3. Kiw Toilet Umum dan Slop Area

...

95

7.9.4. Halte

dan

Telepon Umtrrn ... % 7.9.5. Signboard ... 96

... 7.9.6. Shelter 97 7.9.7. Bangku

...

97

7.9.8. Desain Paving

...

97

7.9.9. Detil Penanaman

...

98

7.9.10. Dminase ...

99

(9)

iv

BAB 8. KESIMF'ULAN

DAN

SARAN 100

8.1. Kesimpulan

...

1

oo

(10)

Nornor Halaman Teks

...

1 . Jenis

dan

Sumber Data yang Diumpulkan 17

...

2

.

Data Iklim 2004 (Sumber : BMG Jakarta, 2004) 24

5

.

Perubahan Iklirn (Sumber : BMG Jakarta, 2004)

...

25

...

4 . Bangunan Kolonial Kota Tua 50

...

5

.

Kondisi Kependudukan di Kawasan Kota Tua 52 .

.

6 . Hasil lnvenmsasl Tapak

...

56

7

.

Lebar Trotoar Be&sahn Lokasi

...

64

...

8

.

Permasalahao

dan

Solusi Kualitas Lingkungan 67 9

.

Hasil Sintesis Tpak

...

70

...

.

10 Pembagian Segmen &lam Tapak 83 I I

.

Hmdmarenhl dan dafimmerd Segnxu A

...

86

12

.

Hardmarerial dan Sofimmerial Segmen B

...

87

13

.

Hmdmarerial

dan

dafrnuuerial Segmen C

...

88

14

.

Hardmarerial dan S0)maferiol Segmen D

...

90

1 5

.

Hmdmareriol dan Sojhmerial Segmen

E

...

91

...

16

.

H a r h e r i a l dan dafrnuuerial Segmen F 92 17

.

Hmdmnterial dan daftmaferial Segmen G

...

93
(11)

Nornor Halaman Teks

.

1 pets L o h i Studi 15

.

2 m s d i 16

-

.

> Diagram Tahapan Stud; 19

.

4 L o b i s d i 21

5

.

T m Guns

Lahan

Kaumsan

...

23

.

6 Kondisi Skkulasi Kendaraan 28

.

7 Kondisi Sirkulasi Pedestrian 29

.

8 Kondisi Sirkulasi Kendaman dan Pedestrian 29 ... .

9 Letak Sile Furniture 31

10

.

Kondisi Sile F m 5 u r e Tapak 3 1 II.ArahDmhaseTapak

...

33

12

.

KO& DIaimse Tapak 33

.

.

...

13 . Jaringan Llshlk dan Telepon 3

.

.

..

...

.

14 Pemeiaan Kondlsl Tata Hqau 36

15 . Kondisi T- Hijau di Lapang 36

...

16

.

Klralitas Visual Tapak 38

17 . Kditas Udara Tapak

...

39

18 . Kditas Suara Tapak 39

...

19

.

Kcamanan Tapak 40

...

.

20 Iklim

M h

Tapak Pagi Hari 41

... ...

2 1 . Iklim Mikm Tapak Siang Hari 41

.

22 Iklim Mikro Tapak Sore Hari 42

23 . Bangunan

dan

Area Bersejarah 43

24

.

Pembagian W t e r . . 50

...

.

25 Contoh Bangunan Islam 51

.

.

26

.

Inventansas~ Tapak 55

.

27 Arahan Sirkulasi Kota Tua

...

.

62

.

...

28 Arahan Perparkiran Kota Tua 63

.

...

(12)

vii

...

30

.

Jalur

I

n

-

dan Slop Area 75

3 I

.

Diagram

KO-

Rancangan Jalur Lnterpretasi

...

82

32 . Pembagian Segrnen

...

83

33.DesainBangku

...

97
(13)

Nomor Halaman

Teks

1 . identifiliasi Elemen M m d M q Kauasan Kota Tua Jakarta

...

105

2

.

Peta OwrIoy Elemen Memd Map Kaw- Kota Tua Jakarta

...

107

...

3

.

Tabel Tema serta T u j m dari T i 30ps 108 4

.

Peta Jalur lnterpretasi Wisata Sejarah

...

110

...

5 . Data Pengunjung Museum Tahun 2004 sampai 2006 111

-

...

6

.

Rute Aldi fitas dan Penggunaan Kauasan 1 1 ~ 7 . Pembagian Sub Kawasau Kota Tua Jakarta 1 15 8 . Pembagian Zona Inti Kota Tua Jakarta

...

116

9

.

Peta Arahan Pengembangan Kaumsan Kota Tua Jakarta

...

117

10

.

Rancangan Segmen A (Taman Stasiun Kota)

...

123

I I

.

Rancangan Segmen

B

(Jalan Pintu Besar Utara Selatan)

...

127

1 2 Rancangan SegmenC(Jalan Kali Besar Tiur

V)

128 13 . R a n a q p Segmen

D

(Jalan Kali Besar T i u r Barat)

...

129

14 . Rmwngan Segmen

E

(Jalan Kali Besar Tunur I)

...

130

15

.

Rancangan Segmen

F

(Jalan Cengkeh)

...

131

16

.

Rancangan

Segwn

G (Tamao Fatahillah)

...

132

...

17

.

Ramrangan Segmen

H

(Jalan

Lada)

134 18

.

RancanganLampuTaman

...

135

19 . Rancangan Lampu Jalan

...

137

20 . Ranwngan Kios, Toild Umum dan SIop Areo

...

139

...

21

.

Rancangan Halte dm Telepon Umum 141 22 . RancaDgan Sign Board

...

143

23

.

Ranolngan Shelter

...

144

24 . Rancangan Ban&

...

145

25

.

Rancangan Dsain Paving

...

146
(14)

BAB

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Bdakang

Kota

Jakarta

sudah menc8pai usia 479 tahui Di udaoya

yang

ntdah tidak mlrda lagi itu,

Jakarta

sudah banyak

berubah.

.

Gtdung-gedung pencakar hagit

.

dengan segala kemeuahan menjadi ciri ibu KO& ~ e ~ k i n i . Bangunan-bangunan

tua p u b

sejarah

yang sehausnya dilestarikan dan

diklihara

kini kondisinya sudah tidak m w a i lagi. Kota Tua

Jakarta

yang

berada

di

bagian Utara J a .

juga mengalami nasib yang sama d e a p sebagian besar wi1ap.h lain

yang

ada

di

Jakarta

Mentttut Kepala

Sukv

Dinas

Tata Kota

Jakarta

Barat dalam websire

Suku

Dinas

Tata Kota

Jakarta Barat,

dalam konsep pengembangan ka- Kota Tua,

masih banyak peamaslaban

dan kedala

yang

harus dihadapi. Permasalahan

t e s e h meliputi

akses

sirkulasi kemscetao ldu-lintas, ans keodaraan berat yang

m-

kondisi lisik bangcman tua, PKL

yang tidak

tezkontrol

sehiwza h a w y a keamanan kawasan, bangunao bersejd ~ a n g

h h & a k , kualitas kampmg yang relafif h u h , kmangnp k e z , sampab dan sistem drainaw yang hvrang baik ALhasil, uajah Kota Tua puo senakin baubah. Kota Tua Jakarta tidak lagi mencirikan kaw- peainggalan kolonial

yang bersejarah dan

bemilai

tinggi.

Kota tua di lmlowsia adalah bentukan kolonial kareoa fisik kota tua jelas

menunjukkan bentuk f i i k kota di Belanda (Sandy, 1989). Begitu pula halnla

dengan ka- Kota Tua Jakarta Banyak bangunamp yang mencidm bangunan kolonial Belanda dan wmeriukan lpaha pelestarian Salab saru p y a

untuk melestarikan t e m h &ah dengan mengeoallran kepada masyankat mengenai tinggioya nilai sejarah kawasan sehhgg m a s p d a s

paham

mengglai

perlunya peledarian

terhadap

kau- Pengenalan

terhadap

majarakat

ini

d a p

kornunikasi yang sengaja dibentuk antara pengunjung terbadap s u m obyek wisata

melalui i l m t m s i - i l W media Hubungan komunikasi ini benrpa pernabaman

yang ingin disampaikan kepada m a s p d a i

dan

dapat

diterima sesuai

dengan
(15)

2

dipahami dan diapresiasikan oleh pengunjung sehingga pengunjung dapat lebih rnengcnal obyek wisasa yang dikunjlmginya serta turut rnmjaga kelatariann).a

Untuk menunjang kegiatan interpretasi ini, diperiukan terbgai teknik interpretasi. Teknik interpretasi yang umum disediakan &ah dengan pengadaan

jalur interpretasi dimana dengan jalur ini pengunjung dapat m e n d m suasana Kota Tua Jakarta

sebagai

kota bersejamh Telah dilakukan shidi m n g n a i jalur inteqmtasi yang

dapat

diterapkan prada kau.asan ini yaitu dalam

tesis

Damajanti

(2003) ).ang bejudul Sr& on Making Infegraed Inferpre~mion Network for a Colonial Ciry (Care

a&

: Oud Bolavia, Old Cily ofJ&n?a). Namun shidi

tersebut

belum sampai pads tahap perancangan jalur interpretasi. P e m m n g m jalur

ini

memalukan elemewlanen lanskap yang

dapat

diteqkan pada jalur jalur agar tujuan inteTpretasi dapat

terCapai.

Sebagai kauasan bersejarah, kauasan Kota Tua Jakarta memiliki poteosi

yang

besar &ag&

ka- wisata terutama wisaia sejamh Oleb k n a itu, pemmagm pada jalur intapTetasi ini

diarahkan

pada penggurtaan jalw inteTpretasi tersebut sew jalur wisata Sebagai suatu jalur u h @ rnaka diperiukan kenyamanan, kearnanan dan keindahan kauasan bagi pengmjung saat melalui jalur tersebut

Melalui studi

ini,

dilakukan perancangan pada jalur interpmiasi wisaia sejarah deogan mengacu pada St& on Making lnfegroled Inferpretation Network

for a Colonial City (Damayanti, 2003). Diharapkan karya perancangan ini dapai diterapkan pada kawasan Kota Tua Jakarta agar pengunjung

dapat

lebii

memabami dan mengapresiasi nilai sejarah budaya yang terkandung di kauasan

13. Tnjnan Stndi

Studj ini bertujuan unh& merancang jalur interprerasi yang d i r e k o m e n d a s i dalarn Sr& on Making Infregnted Inferprefation Metworkfor

a Colonial Ciry (Damayank 2003). Jalur interpretasi yang diraMang bertujuan unh& menunjang wisata sejarah pada Kauasan Kota Tua Jakarta Diharapkan

dengan adanya elemen lanskap yang menunjang jalur terse& pengunjung dapat

(16)

3

13. Kegclnaan Studi

Kegunaan dari studi ini adalah &raga; masukan bagi Pemerintah Daerah

Kota Jakarta Barat untuk m e w u j h jal~tr interpretasi w v h a sejamh yang d a p i mendukung pemahaman dan apresiasi pengmjung temadap Kota Tua &rap

kota bersejamh s e m menyediakan kenyamanan, lieamanan dan keindahm demi

(17)

BAB 2.

TINJAUAN

PUSTAKA

2.1. LaoskapKotaBcsxjarah

Kota men~md Simonds (1983) adalah lamkap buatan manuda yang terjadi akibai aktifitas manusia dalam mengelola lingkungan untuk keperluan hiduprip

Lanskap buatan t& berpusat dan didominasi oleh bangunambangunan

(Eckbo, 1%4). Kota

akan

bekernbang sesuai d e n p poteosi dan akzfitamya,

dirnana sebuah kota menrpakan bentuk dan kebudayaan

fsik

kota masa lalu (Koentjaraningraf 1985).

hu-asan Kota Tua Jakarta adalah salah satu wntoh lanskap kota )mg k j d karena beutukan fisik kotanya bergaya kolonial Belanda Hams dan

Dines (1 988) menjelaskan babwa lanskap sejarah menrpakan lanskap yang baasal dari mas lampau yang di dalamnya terdapat bukti

f d

tentang keberadaan manusia di dalamn)a M a m konteks lamkap sejarah, lamkap menurut Goodchild (1990) r m m p k a n area tertentu yang memiliki karakteristik-karaktmidk tertentu atau berupa komposisi beberapa fearure rang menjadikao area tersebut

dapru

dikenali sebagai salab satu tipe lamkap sejarah yang telah WUi. Goodchild (1990) juga menjelaskao suatu lamkap dikatakan memiliki da)a tar& historis apabila didalamn)a memuat satu atau bebe~apa kondisi lanskap berihvt ini :

1. Merupakan contob )mg menarik dari sebuah tipe lanskap s e j d

2. Memuat bukti yang menarik untuk mempelajari sejarah tentang tala guna

lahan, landtap dan taman, atau sikap budap tehadap lanskap dan taman. 3 Merniliki keterkaitan dengan seseorang, rnasyarakat, atau peristiwa yang

pcnting dalam sejarab

4. Memiliki nilaiailai penting dalam s e j d dengan

bangunan

atau monumen h j a r a b .
(18)

5 bangunan dan monumen bersejarah di kawasan ini, kawasan Kota Tua ini juga termasuk dalam tipe lamkap yang takait bangunan atau monumen basejarah dari

individu atau sekelompok masyarakat

Di Indonesia sendiri, telah ada ~~UUIZJI yang menyangkut mengenaj

Benda

Cagar Budaya dimam pada peratman ini, kawasan Kota Tua juga memili

biteria sebagai kawasan prig maniliki Bends Cagar Budaya. Menumi Undang-

Undang Republik Indonesia No. 5 Tahuo 1992 Tentang Bends Cagar Budaya

dan

Perahtian Pemerintah Republik Indonesia No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 disebutkan bahua definisi Beda

Cagar Budaya (BCB) adalah benda buatan man* bag& atau ddak bergerak yaag berupa kgaruao atau kelompok, atau bagiao-bagiannp atau s i s a - k y a , )ang berumur se!aang-kurangnya 50 tahun aiau meuakili masa g a p }ang khas

clan rneud5li masa g a p s-ekurang-kwangnya 50 tahun sea?a dianggap rnempuoyai

nilai penting bagi

sjarah,

ilmu #uan dan kebudayaan araupun beoda alam yaag dkggsp ~mempm~yai nilai penting bagi sejarab, ilmu pengetahuan dan kebudayaan

22. Pdestarian Lanskap Sejarah

Menurut Goodchild (1990), lanskap sejarah pedu dileaarikan karma memiliki arti penting, yaitu:

1. Menjadi bagian penting dan bagian integral dari warisan budaja

2. Menjadi bukti fisik dan Aeologis dari uarisan sejarah

3. Memberi kontribusi bagi keberianjldan pembangunan kehidupan

-ya

4. Manberi kontribusi bagi k-an& pengalaman )mg ada

5. Memberi kenyamanan publik (public m711nig)

Nilai lanskap sejarah suatu kota tidak dapat terlepas dari nilai sejarah kota iiu d i r i . Nilai sejarah sum kota tidak selalu pada bangunan atau ligkungan penrmahan tetapi d u p kawasan alamiah yang berhubungan dengan kota

tersebut sqmti uajah jalan, lokasi-lokasi sejarah, taman-taman dan muka

(19)

6 Usaha perlindmgan dan pelestarian terh;tdap kota dan

bemejamh pertu dilakukan gcma mengbiMlari lenyapoya lingkungan kota atau

warisan-uarisao~hmoyangmernilikiidmtitasterseediriyangrmik Kota dan desa bemejarah menrpakan bagian dari aarisan W y a sehingga periu

dilestarikankarenabaliniadalahsumbexyangyangsangattingbagieksistensi

biologis

dan

kehidupan manlnia Warisan b d q a ini

dapat

menggambarkaa dan

meqgabuugkan kehidupan mas lampau dengan masa kini sehingga

menghasilkan kcsinambuugm ).ang mengikat satu gemmsi dengan g& beril?rm)m Manfaat lain yang dapat diberikan oleh kota dan desa )ang

dilestarilrao tersebut yaitu menciptalcan suatu

dasar

yang jelas bagi pengembangan kotamasayangakandatangdandapatmunberikanwama~padasetiap perkembangan kota kareua kekayaan dan keragaman wajah dan aimosfm yang dimilikinya O.(urisjah dan Pramukanto, 1995).

Pelestarian Kawasan Kota

Tua

Jakarta d i e oleh peraturan

panerintah baupa SK Gubemur KDKJ Jakarta NoD~-bll1/4/54/1973. Strrat

K e p m s a n tersebut menyatakan Daerah Jakarta Kota dengan batas barat pergudangan di Jalan Gedong Panjans

batas

timur ash Sungai Ciliuung, batas selatan

adalah

Stasiun Kota

sampai

Jalan Jembatau Batu dan batas uta~a adalah

Pasar

ntao

sampai pahtasm Kampung Lnrar Batang din- sebagai d a d

dibawah

pemugamn Pemaintah

DKJ

Jakarta

23. Pengembangan Lanskap Scjarah Sebagai Obyek W i t a

Lamkap sejarah memiliki potensi sebagai obyek wisata Lrarena k e i m h n

kaw-ya yang tidak b i i didapatkan dari

ka-

lain Menund Nurisjah dan Pramukanto (2001), lanskap sejarah mer& swtu bukti

f i

dari keberadaan manusia di bumi ini. Wahm yang tertaa atau tercermia d a h suah~ lanskap

sejamh yang mernbedakan designed imtdrcqpc lainnya

adalah

keierkaitan pembtukan essenlid chmaaer dari laoskap ini pads uaktu/periode jang lalu ) m g didasarkan pada sistean periodik ) m g khusus

(seperti

sistem politik, ekonomi, sosial dl). Selanjurnya, salah satu -k dari pelestarian lanskap

yang tcrkait

dengan

aspek budaya

dan

sejarah

ini

adalab untuk motivasi ekowmi. P
(20)

7 baik, iautama

dapat

mendukung perekonomian koraldaed

b i

dikembangkan

sbagai kauasan tujuan w i a a (cultural and hirrorical rype of rourism) (Nurkjah dan Pramukanto, 2001). Alasan ekonomi inilah yang rnendomng diadakannya wisata pada lanskap sejarah. D i i k a n dengan peningkatan ekowmi pada

Pemerintah Indonesia mernpertirnbangkan mengenai pengemban-m

kau- Kota Tua se&i obyek wisaia dengan adanya Pemman Daerah No. 6

Tahun 1999 tentang RTRW DKI Jakarta 2010. Dalam peraturan ini dijeladcan mengenai misi dan sblilegi pengembangan tata ruang kotamadya terutam terlrait dengan pengembangan Kauasan Kota Tua Menurut p e r m tersebut, mategi P e p b a n g a n Tata Ruang Kotamadya Jakarta Barat salah satunya ditempuh rnelalui mendorong rwitalisasi Kawasan Kota Tua sebagai objek uisata dengan

meningk*

-

dan

prasaraoa pewiuk~go)=

Sebagai

tindak

lanjut dari usaha revitalisasi )mg telah dicanangkan

terb;bdap

kauasaq Dinas Tata Kota Jakarta Barat b e k e ~ ~ dengan Urban and

Regional develop me^ Imtitute (URDI) merencaMkao dan nmanang Rencana

Tmdak Pengembangan Kauasan Kota Tua Jakarta Rencana Tindak ini berisi mengenai arahan pengembangan KamSan Kota Tua yang

akan

diterapkan

2.4. Jalor Interprctasi W i t a Scjarah Oud BPlovin

Lnterpreiasi

adalah kegiaian edukatif yang sasarannya mengungkaph

makna dan pertalian dengan u m g p d a n ilumasi media dan bukan sekedar

mengemukakan keterangan-k- k d a s a d m apa yang terfihat saja

(Knudson, 1982). Dalam kegiatan ini, hans kperhatikan prinsip-prinsip :

I. Suaru interpretasi )mg tidak berkaitan dengan apa yang diuraikan atau

yang diperagakan dengan apa yang dialami oleh pengunjung adalah M

) m g sia-sia

(21)

8 3. lnterpmtasi adalah seni yang menggabungkan berrnacam-macam seni, apakah rnateri in-i itu bersifat ilmiah, sejamh, arsitektur atau bentuk kebudayaan h y a .

4. Sasaran utama interpmtasi & I a h pancingan afau provokasi dan bukan perintah.

5. Interpretasi berm& menjeladran atau mempemmjukkan seluruhnya: bukansebagian-sebagian.

6. lnterpretasi yang ditujukan untuk anak-anak tidak

dapai

digunakan untuk orang deu- karena mempunyai pedekatan )ang berbeda

T i interpTerasi ini menrpakan suaru

usaha

pelesiarian )ang

memhar untuk manpertahankan lamkap aslilalami

secara

terpdu dengan usaha-

ugha y g juga dapai wnampung kebutuharrkebutuhan dan kepentingan baru

serta berbagai kondisi yang akan dihadapi masa

ini

dan )ang akan daiang.

P e n d e b pelestarian d e q p ~ tindakan interpretasi ini mencakrq, penglcajian

tehdaptujuandesaindanjugapenggunaanlamkapstbellrmnyaDesainyang baru b l a h mampu untuk rnemperkuat integitas nil& historis lamkap ini dan

pada saat bang bersamaan juga mengintegrasikann)~ dengan prog.ram-program kegiatan tapak baru yang diintroduksikan (Nurisjah dan Pramukanto, 2001).

M e n w t Veverka (1998), dua ha1 yang paling m e m b i i

dalam

merencanakan program atau pelayanan interpretasi &ah tema interpretasi dan tujuan intcrpretasi. Dilanjutkan, tema

dalam

interpretasi adalah ide kunci atau ide

pusai dari keseluruhan presentasi. Saat berkomunikasi dengan pengunjung, pendengarharusdapaiwrangkumpoinutamadarinratuprogramdalamsaru Mimat Kalimat inilah yang merupakan tema Pengembangan dari tema ini dapat mengarah pada stnJaur lang terurganisasi &ta kejelasan tujuan dari program.

Sepati

haln)a pada Kawasan Kota Tua Jabrarta, tema )ang d i i b i l adalah kota kolonial yang memiliki nilai sejarah tinggi. Sebagai pemwjudan dari tema ini, diperlukan suatu i m g e (pengpmbaradpersepsi) rnengenai Kota Tua sebagai kota kolonial dirnana imoge ini dapat diperoleh dari elemen-elemen pembentuk kotanya.
(22)

9 Kelima elemen ini membentuk menral mup aratu kota Pmhs &ah jalan yang menjadi sirkulasi suatu wilayah. P u h dapat bempa jalan raya, re1 kereta api dan sungai. Edges adalah batmbaias suafu wilayah yang memberikan kejelasan atatu

ruang, Dirwicts adalah suafu luasan terteotu yang nmupkan bagian dari wilayah

s u m kota Abdes adalah pusat keramaian di sum kota yang menjadi pusat

&+vim masyamh kota, umumnya be- jalan Lomhrks

meqakan bangman yang mempmyai ciri khusus yang dapat menjrd umcu

tanda atatu kota Sedangkan Node menurut VanDyke (1990) menrpakan atatu ruang dengan luasan atau karakter (ciri khas) tertentu seperti landmark atau tempat besejarah Dan dirwict

adalah

gab- kombinasi dari kelompok elemewlemen lingkungan yang memepunyai W e r atau hubungan tertentu

Elemen menral mup rmebut d a p i d i n g melengkapi satu dengan yang lainnya dan bersambungan membentuk kelompok-kelompok aiau kesaiuan kelompok Elememelemen dari menfal map ini

alran

menimbulkan kesan (imge)

. .

seseorang terhadap Lingkrmgan kota Kesan atau imuge

ini

dapat d i g e m a h r

karena adanya pola tertentu dan teratur (Porteous, 1997). Pola yang ada akan memungkinkan suatu elemen mudah membentuk c i w atau mudah dibayangkan (imageoble).

Badasarkan peoelitian Syamsudin (1989), telah ditanukan elemen mental

mup bersejarah yang dimiliki oleh k a u m Kota Tua

Jakarta sehingga dapat

mcnunjukkan bahua kota tersebut mempunyai saru ciri khas sebagai kota kolonial. Elemeoelemen tersebul menrpakao penerapan dari konsep Lynch yang didapat dari empat pcriode sejarah Kota Jakarta j m g dimulai dari +ode Hindu sampai dengan periode seielah penjajahan Elemen tmebut kemudian di-over Iny-

kan. Tabel identifikari elemen wrta pcta o v k lay t d u t dapa dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Dari hasil peneliiian Syamsudin tersebuf tedapai 45 lokasi

yang mempkan po~enrid stops untuk diadakan kcgiatan intaprrtad sehingga image kota kolonial p d a Kota Tua

Jakarta

dapai tagambarkan
(23)

10 dan t u j m y a , jarak wrta aksesibilitar Tabel tema serta tujuan dari tiap sops yang dipilih d a p dilihat pada Lampiran 3.

Dari beberap teknik interpmiasi, seyguidecuguided fours seperti jalur sejarah dan koridor sejarah mum diguMkan tmtuk menginterpretazikao dam sebaik sumbe.rdaya sejarah dalam suatu tujuan w a atau skala regional

(Knudson e f - d , 1999, Orbasli, 2 0 ) .

S u m

jalur atau jalan sejarah dapat dilihat sebagai aratu kesempatan )ang lebii baik untuk masa depan, dan dipilih view lokasi temadap pergunjung, untuk meningkatkan sirkulasi pengunjung

rnernlrdahkan pengunjung mengenal dan rnengapresiasi asp& lain dari kota dan memastikan

atraksi

di beberapa l o b juga dihwjungi (Orbasli, 2000).

Selanjutnla Damayanti (2003) menghubungkan ke-23 stops untuk membentuk jdur interpretasi wkaia sejarah berdasar kendala dan potensi

kawsan Mempertimbanglran

ukuran

area Kota Tua Jakarta, jalur interpretasi wisata sejarah ini dibagi menjadi dua jalur. Jalur pertarna sejauh

2,5

irm memiliki

13 s o p , berlokasi di area

down

rown (bagian selatan)

dm

dapat ditempuh selama 1,85 sampai 2 jam. Sedangkan jalur kedua juga memiliki 13 stops dengan jalur sejauh

12

km,

berlokasi sekitar area pelabuhan (bagian uma) dan dapat ditempuh selama h - k i r a 2,5 jam Menlmrt konsep dalam stlsdi Darnayanti (2003) tersebut, kedua jalur

ini

dimaksudkan untuk pejalan kaki scrta pengenbm wpeda Pcta

jalur inte~pretasi wisata sejarah ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Untuk selanjum>a perancangan jalur intaprctasi ini rnengacu konsep jalur interpntasi Damapnti (2003).

.

Eiemen Lanskap JaIar Interpretasi Wirata Sejarah

Elemen lanslcap pada jalur interpretaSi wvisata sejarah diperlukan untuk

dap memenuhi tujuan inteqrrtasi serta wisata sejarah yang dilakdian Untuk meounjang kegiatan interpre?asi, diperlukan penyediaao media inteqmtasi besupa fasititas i n t t r p w i yang dap memberikan infonnasi mengenai sejarah kawasan

(24)

1 1

-ya

adalah

dengaa h y a panandu, book]* led*

-,

pda wisata, P-! int=pmasi pameran, mloarm, galeri dan -ya

Sedangkan untuk menunjang wisata sejarah yang dilakukan, perlu dipahami meagemi sistem

reacreasi.

Dalam suahl sistem rekreasi,

terdapat

hubungan era! antara sisi supply dan &mmrdmmrd Supply dalam dawsi didefinisikan sebagai scmua pengembangan fisik

dan

jnvgram yang manenuhi keb- dan keinginao pengrmjung (Gcmn, 1997). Kebuhlhan

dan

keingkm pgunjung inilah yang dkbut dengan demand. Elanen lamkap yang dirancang juga merupakan

salah satu supply

dma5i.

S'43~ly rekreasi

ini

kdiri atas amac3ions, &ce5,

tramportarion. ir&onnations, dan promotions (Gunn, 1997).

Dan komponen

supply rekrrad tersebut yang

dapat

diwujudkan &lam elemenelanen Lamkapnya antara lain artrauions, semMcesces transprtaiion dan ~onnarions.

Salah satu contoh pyediaan elanen lanskap jalur u b addah pada

W o n ' s FrMdom Trail. Freedm Trail

ini

sejauh 4

km

dan

dapat

ditempuh

selama 3-4 jam sata menghubmgkan 16 s t o p .

T i

stops ditandai dengaa

signbomd hemp peta d m penddan jalur antar stops satu dengan yang lain Jalur

tersebut ditandai dengan garis merah sebagai pengarah, kadang dengan paving gmnit atau baiu bata Jalur ini didukmg dengan

pengadaan

fasilitas dan pelayanan baupa pusat peqgmjung sepanjang jalur wisata yang mcmbcri informasi dan

pets, tanpat &Lahat dan WC di

tiap

pusai peogunj~mg, kemudahau untuk

n

pcngunjlmg )riing -=%

dan

jalan bebas pada A a p stow. * Pengunjung

dapat

m e q p k s kawasan dengan transportasi m u m sepati kexta

bauah tanah.

Dan untuk

pengunjung yang kendaraao atau

bi

pariukta, terdapat parkir yang terbaras serta g a d

di

scllrmh kota Boston

ataupun

parkir

bauah tar& Selain itu j u g terdapat pusat pwbclanjaan yang m e n y e d i h berbagai maoun rnakanan khas serta setting taapat

sesuai

periode sejanh yang ingin ditampilkan

26. OudBatavia

Jakarta pertama kali diked sebagai pelabuhao di rnuara Sungai Cdiwung

(25)

. .

12

P o w Pada abad ke-16, para pendatimg Portugis diberi izin mendrnkan benteng di Sunda Kelapa

Sedangkan

aralusul hari jadi Jakarta

tanggal

22 Juni adalah tanggal peMklukan Slmda Kelapa oleh Fatahillah pada bhun 1527 dan m w t i nama kota tersebut menjadi Jayakarta yaog berarti kememn@n Orang Belanda dafang ke Jayakarca sekitar akhir

abad

ke-16.

Dan

pada 1619,

V O C

dipimpin oleh Jan Pietemoon Coen menaLlukkan Jayalrarra dan kemudian

mengobah namanya menjadi

Batavia

Dalam masa Belanda,

Baravia

berlrembang menjadi kota

yaog

besar dan pen- Keadaan alam

Batavia

yang bmua-raua

mirip sekali deogan negeai Belanda Maka komep pernbangunan kota pun dilrembangkan seperti Amaerdam yang bemda di Belanda Lalu mulai dibangun

kanal-kanal mtuk melind~mgi

Baravia

dari ancaman banjir. Kegiaian pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang tertetak &tar 500 mttm dari bandar.

VOC membangun

balai kota yang anggun, )ang menrpakan

k e d u d h pum pemerintahan kota

Baravia

Pada aualnya, kota Batavia ban)=

sebatas

kawasan dalam benteng yaitu Lawasan Kota Tua sekarang dan dijadikan

sebagiu

pusai kota Karem pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan limhmgm

..

cepat ms& pen-- Belanda memindahkan pusat kegiatan p e m z r i n ~ ke kauasan yang lebii tinggi letaknya yaitu ke arah selatan di luar bent- Wiiyah ini dinamakan Welteweden.

Kauasan Kota Tua Jakarta sebenamya memiliki potensi ekonomi, sosial

dan budaja yang bcsar namun pananfaatannya bclum d i m a k s i i untuk

menh&hn

fungsi

kawasan

Bahkan

saat

ini

dapaI dikatalran bahua kauasan

Kota

Tua

mengalami penunman kualitas l k g k m g n fisik, ekonomi,

sosial

dan budaya. Penunman kualitra kawasan semakin diperparah dengan burukn)a sis&em pcnycdiaan

dan

pclayanan infrasrmktur, utilitas dan fasilitas pcnunjang lainnya. Kodisi tersebut menjadikan pertumbuhan dan perkembangan kauasan Kota Tua menjadi tidak jelas dan tidak terarah Banyak bangunan bemilai sejamh maupun bangunan lama dengan tipologi bang- yang khas hancur aiau hilang k a ~ n a tekanan ekonomi maupun hancur sendiri ('sel/derfruc~ion') karena faktor alam dan lain lain Situasi bangunan yang tidak tauat menyebabkan tingginya tingkat krimiditas tautama pada malam hari karena pada saat malam hari kawasan ini
(26)

13 Untuk mmghidupkan kembali Kawasan Kota Tua, salah satu u s a h yang

m e d a d a n pada peuingkatan fungsi

dari

Lawasan Kota Tua agar

dapat

kembali hidup setelah &an lama ditiqgalkan Namun temyasa revitalisasi ini mengalami

banyak

hsmbatan ddam pelaksanaanop

Dan

usaha

untuk menghidupkan lagi kawasan

ini

tidak tenvujud. Cara lain mtuk menghidupkan kembali Kota

Tua

Jakarta

ini

adalah

dengan menjadikannya sehgai obyek wisata sejamh Oleh k a r e ~ itu diperlukan pmmcangan jalur inlerpretasi yang

dapat

mendukung k e a m interpretasi uisata sejarah tersebut

2.7. Perantangan Jalnr Interpretasi

Pemmmgm m a q a k m ilmu dan

semi

pengorganisasian ruang dan maaa

s e h g g

tercapai

keharmonisan jang

saara

fimgsional berdaya guna dan seam

estctis indah. Pahatian peaamangan ditujukan pada perniliban komponem dan

MIan Perancangan serta tanaman dan kombinasinya sebagai penyelesaian masalah,

sehingga

pemilihan materi merupakan ha1 pea- (Zein, 1981). Prinsip dasar pemmmgm menurut Van Dyke (1990) &ah sehgai berikut :

I. Unify jaitu kesatuan seluruh e l m (harmonis); repefirion, module and g.id rheme

2. Balance yaitu keseimbangm dalam skala dan pmporsi

~mn&

menyuam elemen lanskap: q m m e q , asymmehy mrdradiol

3. Empharir/Dominance

)aim

menciptakan konuaslakseq directionali!y, placemenl, wnfrasi, size and number.

fkrbeda dengan pengabanga ek- lamkap psEda tipe lamkap )sang

lain, pengembangan elemen pada lamkap sej& te~utama pada jalur interpretasi sejarah harus rneanpehatikan satu qamt penting. Ptinslp mhervicify (keaslian) harus dipematikan dalarn pembangunan ulang sejarah (Gunn 1997). Dalam hal

ini,

terdapat d m umm utama yang membenhk mhenlicify. I;arakter dan fimgsi ditambahkan menjadi mfhEnIicify, menjadi sum pujian paling serius yang dapat

dilimpahkan pada suatu pekerjaan

semi

(Grillo, 1960). Selanjutqa disebutkan bahua h a h e r dan fungsi tidak

dapat

dipisahkan Keduanya selalu d i n g
(27)

14

adalah ltriteria ldama

dari

sernua desain dan &pat d i d wbagai pemeouhan t e a b d q tujuan Dengan kata lain, semua desain ham muniliki nrjuan khusus dalam penggunaannya. Sedanglcan karakter mewakili suah~ gaya dalam desain

Kamkte~ ini hams terpamar dari desain b e n d dan ntang secara mum.

Den%an pertimbangan yang elah

disebutkan,

maka dalam perancangan

jalur Oud Bafavio ini, pealu mempertimbangkan mengenai bentuk

dan

struktur bangMan yang

ada

di

sepanjang jalur intqmmi untuk menciptakan lanskap yang terintegrasi dan dapat rnenciprakan

desain

dengan mrfhenficity.

Selain itu juga perlu rnempertimbangkan mengenai pemenuhan kebutuhan

(28)

BAB 3. MET0DOUX;I

3.1. \Vaktn dan Tanpat

Kawasan Kota Tua

Jakarta

I& dalam batas adrmrushas

. .

i daerah Kota

Jakarta

Barat dan sebagian lagi dalam daerah Kota Jakarta Utam I;auasm Kota

Tua dalam benteng aiau ka\msan j a g sering disebut'dengan

Oud

&IImio ini

&ah titik a d pembangunan kota kolonial pada zaman

VOC.

Pemmmgan

dilakulran di kawasan dalam benteng j a g sebelah selatan ).aim )q mas&

.

. [image:28.523.71.448.137.763.2]

dalam batas

adn

i daerah Kota

Jakarta

Barat

Lokasi studi

dapat

dilihai pada Gambar 1 .

Gambar 1 . Peta Lokasi Studi

Studi ini dilalrukan sejak bulan Februari 2006 d e w persiapan proposal, pengumpulan data pada bulan Maret sarnpai April 2006 kemudian analisis dan

(29)

16 33. BatasanStudi

Srudi ini hanya s e b m perancangan jalur interpretasi wisata sejarah serta

hmd mnreriol dan

sofr

mmerial )ang dipeiiukan dalarn jalur. KO- jalur interpretasi ini rnengacu pada konsep jalur interpretasi Damayanti (2003). Wilajah d i

&ah

jalur interpretasi yang pertama dari studi Damayanti (2003)

*IIJdi daerah s e l m Kota Tua Pemilihan lokasi studi ini berdasarkan pada kekentalan kota kolonial yang masih dapai dilihat dari lokasi

ini.

Lokasi studj ini [image:29.536.73.471.67.639.2]

dibatasi dengan to1 pelabuhan pada bagian utara dan Stasiun Kota pada bagian selatan. Peta batasan s h d dapai dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Batasan Shtdi

33. Metode Studi

Metode )ang dilakukan dalam studi ini adalah metode deskriptif dengan pendebtan yang terbag menjadi beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi :

I. Persiapan a u d

Persiapan awal ini rneliputi studi puaaka, kajian temadap d i - d i sebelumnja serta kajian t e h d a p perahrran-perahrran yang berlaku di

(30)

17 telab dilakukan di kawasan meliputi studi dari behagai bidang ilmu s e p d donomi, lingkungan, sipil, scjarah budaya, arsitektur bangunan,

tata kota dan sebagainya Selain itu Pemerintah Kota Jakarta

Bani

juga

cukup banyak bekerjasama dengan behagai pihak &lam usaha

menghidupkan kembali kauasan ini. Studi puaaka banyak berperan

tendama untuk rnembantu dalam rnemberi solusi temadap pertnasalahan di

dalam ka- sesuai Ndut pandang arsirelrtur lamkap. Shtdi purtaka

yang dijadikan

acuan

&lam studi ini

adalah

Sfudy on Making inlegrated

ln~erprefation Network for a Colonial City (Case Study : Oud Bar-

Old City of Joitmro) (Damayanti, 2003). Rekomendasi dari studi tersebut

dijadikan s&@ dasar dalam studi

ini.

2. Inventarksi

Tahap inventarisasi m a q a k m

tahap

pengumpulan data Data y m g dikumpulkan pada tahap ini meliptdi data primer dan

data

sekunder. Data

W u t d i p l e h

dengan

behagai teknik, yaitu p e c p W a lapang wanancam dengan ktami takaif pewllnuran intemef s h d pusIaka dan sebagainya Tabel 1 mentmjukkan jenis dan sumber data yang

dikumpulkan dalam proses inventarisasi.

>

sejmhlau-~aa Tua lakana

3--

t a d z p )aog banilai wjarah

> K m a h i s & pcoduduk

3 Aktifdasdanjenis

Paw=-b-

3KHa)itainik

m m g

m - j u n g

(31)

19

yang

ada

tersebut, kemudian dicari solusi yang paling tepat untuk diterapkan dalam huasan.

4.

Perancangan

Tahap ini menrpakan tahap pent@ dalam studi. Mulgmula dari hasil sintesis, direncaoakan konsep \risata sejamh yang akan diadakan dan

konsepkonwp lain jang mendasari pem~cangan Konsep tersebut terdiri

dari konsep m u m perancangan, konsep pedesirian walk biqcle r o e stree~furnitzre, tata hijau, stop mea dan fadlitas interpreiasi. Setelah itu

baru

dirancang jalur interpxtasi wisata sejarah serta el- )ang diperlukan F'roduk perancangan

ini

melipuri site plan, detil konmuksi el- gambar potongan Iampak serta gambar perspehe.

Tahapan

proses

dalam

studi

ini

dapat

dilihat pada Gambar 3.

3 S t u d i R a a k a

3 Mwgkaji Sndi yang d dilakulan stbehrmnla

3 Mmgkaji P a a m z n

3 DHaRima >DHaSd-rmdcr

3Pacnsi Ahanalif

3 K W % h i

3 K a a c p W s a t a S j a r a h

3 K a a c p Umtnn P m m m g n 3 Site PIm

3 K a a c p Pedaoimt IYdk 3 Dail Konsrmksi

I

3 K a a c p B i q d e Rome Uano

3 K a r s c p S p e a F m n i h u e - 3 & m b a r p a m g m 3 K a a c p Tgta Hijau Tempak.

3 KoasepSIopArro 3GaubrPaspds'f

>

K a a c p FasiIii lmqussi [image:31.530.74.481.116.715.2]
(32)

BAB 4.

INVENTARISASI

DAN

ANALISIS

Bab ini a h memaparkan mengenai hasil pengumpulan data serta analisisoya Dam yang dipemleh dari hasil pengurnpulan data terdiri dari data primer dan selnmder dimana teknik pengumpulannya dengan cara pengamatan langsung di lapang, wawancara dengan instansi terkait, penelusuran intemef serta studi pustaka

Dam

b a n g terkumpul dibedakan menjadi beberapa sub data

Selanjutnya hasil pengumpulan data ini

akan

dianalisis. Analisis iN

m e n r p a h

tahapan

untuk mencari potensi dan kendala pada

tapak

yang bexhubungan dengan t u j m d i ini, yaitu paancanean

-

jalur interpretasi \risara sejarah kauasan Kota Tua Jakarta Analisis yang dilahvkan ini dipandang dari

segi bidang Arsitektur Lanskap. Jalur )ang djpilih adalah jalur pertama dari hasil studi Damayanti (2003) yang meliputi kaw- down town yaitu kaw- kota

yang paling ramai d m dahulu merupakan pusat ahaifitas. Transportasi )ang digunakan dalam jalur wisata iN adalah berjalan kaki dan bersepeda seperti konsep wisata yang dianjldran Darnapti (2003). Oleh karena itu, analisis ) m g dilakukan &ah analisis

tapak

untuk

Atifitas

wim )mg dilakukan dengan berjalan kaki

amu

mengendaiai s e w

4.1. Lokasii Batas dan AksesibiLitas Tapak

Secaia geografis, Jakarta Barat terietak antara lMO

-

4S0 BT dan 6 O

-

12O

LU serta 7 m dpl. Tapak Kota Tua yang menjadi batas studi tedetak di dalam d a e d adminimasi Kota Jakarta Barat tepatnya di Kecarnatan Tambora dan

Taman Sari. Pemmangan hanya dilakukan pada daerah Kota Tua (kawasan dalam benteng) sebelah selatan dengan batas wilayah ebagai berikut :

Utara : Jalan Tol Bandara Soekamo Hana

Selatan : Batas kaw- tidak merupakan garis lurus dimana batas selaian bagian Timur terbentuli oleh JlJernbatan Mu, Plaza Stasiun Kota dan bangunan-bangunan disekitamya

.

riur

: I(anal SIndrbui~engrachr yang dibuat ketika kauasan

ini

masih
(33)

2 1 Tapak peramrangan ini benrpa jalur interpretasi yang meldui Jalan Stasiun, Jalan Pintu Bcsa~ Sclatan dan Utara, Jalan Kali Besar Emur I dan V, Jalan Kali Besar Emur dan Barat, Jalan Gmgkeh, Jalan Pos dan Jalan Lads Menurut Rencana lnduk dan Rencana Pengembangan Kota Tua, kawasan di

sekitar jalur interpretasi ini termasuk dalam sub kauasan Kali Besar, Kampung Kyai Taman Faiahillah dan Stasiun Kota K a u m tersebut juga termasuk

sebagai Zona Inti, yaitu ~ \ ~ C L W - I perencaman Rencana T i yang diuramakan

[image:33.530.68.443.58.678.2]

pengembangamp. IW.s

tapak

dan jalur interpretasinya

dapa

dilihai pada

Gambar 4.

Gambar 4. Lokasi Studi

Aksesibilitas menuju Kota Tua tergolong mudah karma dapaI ditempuh dengan bertagai alternatif transportasi umum maupun pribadi. Untuk transporlasi pribadi, dapat ditempuh dengan rnobil, motor aiaupun bus pariwisata Sedangkan

(34)

22

Bogor, &kasi, dan kota lain di &tar Jakarta), Bus Tram Jakana (Jalur Blok M- Kota), angkutan pedotaan (MI2 dari Stasiun senen, MI5 dari Tanjung F'riuk),

Bus

(PZ

dari Kampung Rambutan) dan Kopaja (86 dari Lebak Bulus). Altematif tmqmrtasi tersebut didukung oleh adanya jalan to1 lingkar luar Jakarta, jalan

aneri sem jalur kereta api yang melayani antar kota Melalui jalur lam, terdapat Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pelabuhan Tanjung Priok. Jalur d a m didukung dengan adanya to1 ke Bmdam Soekamo Ham

Aksesibilitas menuju ka~asan yang mudah ini merupakan pot& karena

besamya jumlah peagunjung rang damng pada kauasao. Dengan demikiaq peluang pengembangan kauasan untuk dijadilran kauasan wisata sangai besar.

N a m u n ha1 tersebut juga dapat menimbulkan

dampak

wgaiif benrpa rusaknya kauasan terutama dari perilah vanaidism pengunjug atau olasyarakai sekitar.

4 3 . Tata Gana Lahan

Taia Guna Latran yang berada di sepanjang jalur interpretasi ini behe&- beda Pada dasamya, Pernerinlah DKI Jakarta menetapkan

Karrasan

Kota Tua

sebgai ka~asan bersejarah serta pengembangan pariuisaia dan komersial dengan

skala regional dan internasional. Penggunaan lahannya sebagian besar dipenmrukkan bagi bangunan umum,

dan

sebagian lain untuk campuran bangunan

umum dan penrmahaq seam sebagian kecil untuk penrmahan dan industri pergudangan dengan intensitas bangunan berkoefisien lantai sebesar mta-rata 3 - 4. Menurut audi yang dilakukan Aspac Mitm Consultindo dan Dinas P a r i u b

(2004), kegiatan kauasan sebagian besar bempa perkantoran dan

(78%) diikuti dengan wirma (5%), perneriniahan (2,5Y0), pergudangan (0,5Y0), fasilitas m u m (O,S%), dan sisanya berupa jalan

sungai,

dan saluran ataupun

bangunan-bangunan yang tidak terdata Tata Guna Lahan

W L )

yang berada di sebritar jalur interpretasi ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Tata Guna Lahan pada kauasan yang berbeda-beda mempengaruhi hasil

W g a n jalur interpretasi ini. Semakin banyak jenis lahan pada kauasan, maka akan semakin banyak kepentingan )ang mempengaruhi tap&

Kegiatan perkantoran dan petdagangan yang paling baoyak terdapal di kauasan

(35)
(36)

24

material elemen landcap yang dirancang. P e m i l i i bahan yang tepat dapat

menuajang kegiamn wisata yang diadakaa Sodanglran material elemen lanskap

yang tidak cocok

dapat

menimbuIkan lumut, kenrraltan elawn pada bahan yang mudah lapuk

dan

kennakan desain

secara

kesellnuhan Selain itu juga

dapat

meoyetrabkan ketidabnyamanan dalam benvisata karma jalanan yang licin. Tabel 2 menunjukkan meogenai daia ikIim DKI Jakarta tahua 2004.

Dari data iklim d u n 2004, kompown iklim yang diperlukan adalah data wab hujao, kelembaban, kecepatan angin, dan temperatur. Keempat hal inilah

yang menjadi pewntu dalarn kenyamanan tap& Curah hujan

tertinggi terjadi

pada bulan Febntari yaitu sebesar 384,7 mmibulan

dan

terendah adalab pada Man Agusha dimana sama sekali tidak ada hujan Kelembaban udara tertinggi pada bulan Januari sebesar 83 % dan terendah adalah 71 % pada bulan AgusIus. Kecepatan angin tertinggi tejadi pada bulan Oktober sebesar 5,4 mldt dan

terendah pada bulan Aguaus 2 mldt Temperatln terjadi pada bulan September yaitu s e k 28,7"C terendah pada bulan Februari 26,8 OC. Tabel 3

memperlihatkan perubahan &Jim DKI Jakaita yang tejadi pada Lima tahun

taakhir (tahun 1999 sampai 2004).

Dari tabel tersebui, dapat dilibat bahwa curah hujan dan kelembaban udara

tapak

menjadi kendala dalam kegiatan uisata sejarah yang dilakukan. Curah hujan
(37)

25

(1986), kelembaban udara yang ideal bagi rnanusia untuk beraktifitas dengan

baik

yaitu be& pada kisaran 60-75%. Kelembaban udara tapak berkisar lebih dari

75%. Oleh kareM itu perlu dicari pemecahan dari pennasalahan

curah

hujan dan kelernbaban udara ini.

Tabel 3. Perubahan Mim (Sumber : BMG Jakarta, 2004)

Komponen iklim kauasan yang menjrtdi potensi dalam kegiatan w k t a

adalab

kecepatan angin dan temp-

udara

Untuk melakukan ahfitas bejalan kaki dengan mudah pada pea!arnfnm wulk taman atau plaza, kecepatan angin tidak b o l d lebih dari 43 kmtjam (Lynch, 1993). Kecepatan angin rata-raia pertahltn dari

tapak

manenuhi ini )aitu tidak melebihi 12,6 W j a m Menurut

Laurie (1986), kisaran suhu nyaman untuk daerah tropis bagi manusia untuk melakulcao aktifitamya adalah 27'C-2S°C. B e n k a h n ha1 tersebut, maka

temperatur udara ram-rata pertahun telah memenuhi syarat ahifitas uisata w u n tetdapai bulan-bulan dimana temperarur lebii tinggi daripada 28 OC.

lklim

mikro di beberapa rempai sepanjang jalur interpretasi tidab: oyaman

karena kurangnya vegetasi sehingga pada siang hari terik matahari langsung

tidak

temalang se-ea suhu udaran).a tinggi. Jalur interprecasi ini beroricntasi utara . selaian dan pada beberapa lokasi berada diantara bagman, sehingga terdapai sisi jalur yang terlindung matahari pada pagi haxi dan terkena sinar pada sore hari dan sebalibya. Pada pagi hari sampai pukul 10.00, suhu

udara

cukup nyaman dengan kelembaban udara yang rendah. Setelah pukul 10.W1 suhu udara menhght

secam

(38)

26

4.4. Kondisi P i i k Jalnr Interpmtasi

Topografi jalur intapretasi

datar

dengan kemiringan tidak lebih dari 5% kecuali pada jalur yang mdalui jembatan seperti pada jembatan penghubung Jalan

KaliBesarTiurdanKaliBesarBaratTopografiLapakyangdatariniberpotensi

untuk pejalanan wisata dengan berjalan kaki maupun dengan naik sepeda karma dengan ropografi &tar ini, pengrmjung tidak akao t e M u kelelahan dalam

rnelakukan perjalanan wisata sehingga tujuan sejarah j m g dilakvkan dapa~ tercapai. Namun kendala j m g dapai diiimbulkan oleh topogtali ).ang

datar

ini

adalah kernowtonan dalam b e ~ h

Jalur interpretasi

ini

memiliki panjang 25 km yang meliputi jalur sirkulasi k.emlaraan

dan

jalur sirkulari pedemiae L&ar jalur unruk kendaraan bervariasi antara 7 sampai 34 m dengan lcbar minimum tdetak pada Jalan Kali

Baar

T i u r

I dan V dan lebar m a k s i u m pada Jalan

Lada

Jalur

ini

berada pada kawaran

dengan lalu lalang kendamn dan pejalan kaki yang tinggi karena

berada

pada jalur kendaraan menuju dan dari pelabuhan Kepdafm tinggi pada jalur sirhvlasi

kendaraan tderak pada Jalan Pintu

Besar

Selatan, Jalan Stasiun dan Jalan

Lada

Kepadatan t i n g i ini dapai menjadi kendala dalam wisata karena tingginja resiko kecelakaan s e m terhamhya sirkulasi dalam benvisara

Tipe jalan pada jalur sirkulasi kendaman terdiri dari jalan arteri primer dan jalan kolektor. Jalan arteri primer

adalah

jalan yang wlayani

angkuran

u!ama

d q a n ciri-ciri perjalanan jar& jauh, kecepatan raia-rata

-

(60-80 M j a m ) dan jumlah jalan rnasuk dibatasi s e a m efsien. Jalan kolektor adalah jalan )ang melajmi angkutan penumpanglpembagian dengan ciriciri perjalanan jarak

sedan& kecepatan raia-rafa sedang ( 3 0 6 0 km/jam) dan jumlah jalan mas& dibatasi.

Siaem sirkulasi kendaraan pada kawasan Kota

Tua

direnanabn wkvp efsien dengan men- pola jalan ) m g berbentulr grid. Namun pola grid tersebut belum termanfaatkan secara efektif karena pelajanan angkutan umum jang masih terbatas pada jalan-jalan utama kawasan. Hal

ini

meoyebabkan terjadinjra kelebihan volume kendaraan pada jalan-jalan tertentu, sedangkan jalan-

jalan laimya kurang dimanfaatkan. Beban jalan ) m g tertalu tin& ini

(39)

27

puncak yaitu pagi

dan

sore hari. Selain mas& kurangnya pelayanan

angkutan

m u m yang melalui kawasan Kota Tua, sampai saat ini belum tedihru keterkaitan anfar hansportasi m k h y a hubungao antam ' b u s w ~ ; kaeta api dan aagkutan umum didalam kawasar~ Oleh karena belum adanya sistem sirkulasi kendaraan yang t@u, rnaka yang muncul

adalah

terminal-terminal bayangan yang muncul dimanamana

dan

tidak t-. Rambu-rambu lalu lintas beds dalam kondisi cukup baik dan lengkap. Namun M yang menjadi

&

k

adalah

ketidalrpatuhan . pengguoa jalan dalam mentaati rambu-rambu sehingga meadukung terjadin).a

k

-Untuk sistenr perparkiran, sampai saat ini belum ada sum konsep

penataan sistem perparkiran di Kawdsan Kota Tua Hal

ini

dapat dilihat dengan

mas& banyaknya badan jalan yang d i g u d a n mtuk parkir (on-sfreef parking)

yang dapat menimbulkan kendala berupa kernacetan Salah sahl faktor ) m g

mbdap sistem perparkiran di kawasan ini

adalah

tehakin)a keterrediaan lahan yang dapat dijadikan sebagai tempat paxkir. Shhgga

yang

berkembang

&ah

tempat-tempat parkir sementara dan oendenmg liar )q

dikelola oleh pihak-pihak tertentu, dimana dari segi keamanan tidak

dapru

dijamin Parkir liar j q tidak t- ini berpengaruh pada kualitas visual jalur. Pemetaan sistem sirkulasi

dan

kondisinya dapat dilihat

+

Gambar 6.

Lebar jalur pedestrian di sepanjang jalur interpretasi beTvariasi antara 1 sampai 5 m. Lebar minimum untuk jalur pedestrian ini t d & di Jalan Kali Besar limur V. Lebar maksimurn jalur pedestrian t d e t a k @a Jalan Kali Besar Timur dan Barat Sirkulasi pedestrian dalam jalur interpretasi tidak tedalu padat dan

&lam kondisi cukup baik Pada awalnya, pengembangan Kauasan Kota Tua

Jakarta lebih diarahkan sebagai kau-

)Ag

mempematikan jalur pedestrian sepexti Mnya konsep pengembangan kota di E r o p Hal ini dapa~ dilihat dari disain jalan yang memberikan ruang bagi para pedestrian. Penggunaan con block
(40)
(41)
[image:41.523.75.427.59.708.2]

Gambar 7. Kondisi Sirkulasi Pedestrian

(42)

30 Mengenai fasilitas bagi sirkulasi sepeda, saa~

ini

belum dikembangkan pada K a ~ a ~ a n Kota Tua walaupun ojdc sepah sudah ada scjak jaman &lanth

Ojek sepeda m

Gambar

Gambar 1 .  Peta Lokasi Studi
Gambar 2. Batasan Shtdi
gambar potongan Iampak serta gambar perspehe. Tahapan proses
Gambar 4. Gambar 4. Lokasi Studi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.. Bapak Bambang

Bagi peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelangan tersebut di atas diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan kepada Panitia Pengadaan

Aplikasi yang dibangun berhasil mencatat kehadiran mahasiswa pada suatu perkuliahan dengan pengenalan wajah pada kondisi pencahayaan dan resolusi yang sama

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi Percetakan dan

penambang emas yang berada di Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan. Hutabargot, Kabupaten

Penelitian yang berjudul “Analisis Keterpaduan Angkutan Umum Terhadap Karakteristik Dan Perkembangannya Di Kota Surakarta Tahun 2011 – 2013” yang bertujuan untuk

[r]

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Kabupaten Mandailing Natal Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir.. Pembangunan infratruktur permukiman Kabupaten Mandailing