PERANAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO)
TERHADAP PENDAPATAN PETANI DAN PENGEMBANGAN
WILAYAH DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN
DELI SERDANG
Irma Ariani Siregar*, Rahmanta**, dan Wahyu Ario Pratomo**
*Mahasiswa PWD USU**Dosen PWD USU
Abstract: The use of land in Percut Sei Tuan Subdistrict is dominated by
agricultural land for 57.22% of the total area of the subdistrict. The current condition of this agricultural land is that most of the land is damaged that this condition has degraded the fertility of the soil. The research was be doing at Kolam Village and Tanjung Rejo Village Percut Sei Tuan Subdistrict, Deli Serdang Regency. The data obtained were analyzed through multiple linear regression tests, simple linear regression test, paired samples t test, and descriptive analysis. The result of this study showed that 1) the agricultural land area and the use of organic fertilizer simultaneously had positive and significant influence on the production of the farmers in Percut Sei Tuan Subdistrict, 2) the production after the use of organic fertilizer simultaneously had positive and significant influence on the income of the farmers in Percut Sei Tuan Subdistrict, 3) there was a difference between the production before and after the establisment of the Organic Fertilizer Processing Unit, and 4) the contribution of the Organic Fertilizer Processing Unit in producing organic fertilizer was not adequate to meet the need for organic fertilizer in Percut Sei Tuan Subdistrict.
Abstrak::Penggunaan lahan di Kecamatan Percut Sei Tuan didominasi oleh lahan pertanian seluas 57,22% dari luas kecamatan. Kondisi lahan pertanian pada saat ini
sebagian besar telah menunjukkan degradasi/kerusakan penurunan
kesuburan.Penelitian ini dilakukan di Desa Kolam dan Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, analisis regresi linear sederhana, analisis uji beda (paired samples t test) dananalisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) luas lahan dan pemakaian pupuk organik secara bersama-sama memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi petani di Kecamatan Percut Sei Tuan. 2) produksi sesudah pemakaian pupuk organik secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani di Kecamatan Percut Sei Tuan. 3) terdapat perbedaan antara produksi sebelum dengan produksi sesudah adanya kegiatan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). 4) kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dalam menghasilkan pupuk organik dirasa belum mencukupi kebutuhan akan pupuk organik di Kecamatan Percut Sei Tuan.
Kata kunci: pupuk organik, pendapatan petani, pengembangan wilayah
PENDAHULUAN
Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian di sektor pertanian.Pertanian adalah dasar dalam pembangunan ekonomi dan peluang kerja di pedesaan.Penggunaan lahan di pedesaan lebih memfokuskan kepada produksi pertanian. Daerah pedesaan mempunyai peranan dan fungsi yang sangat penting
dalam menghasilkan berbagai jenis komoditas pertanian (pangan, perkebunan dan peternakan).
dengan kebutuhan, dan bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang bersangkutan.Dalam menganalisis pengembangan wilayah sering berhadapan dengan faktor-faktor yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan penggunaan lahan.Setiap jenis penggunaan lahan dapat mencirikan kualitas penggunaan lahan itu sendiri, dan ketika lahan memberikan tanda-tanda kerusakan maka jenis penggunaan lainnya siap menggantikan.
Kondisi lahan pertanian pada saat ini sebagian besar telah menunjukkan degradasi/kerusakan lahan atau penurunan kesuburan lahan, akibat pemakaian pupuk anorganik yang terus menerus.Hal ini ditunjukkan oleh semakin rendahnya kandungan bahan organik pada lahan pertanian.Perbaikan kesuburan lahan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lahan pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas lahan dan pelestarian lingkungan demi mewujudkan pertanian berkelanjutan.Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesuburan lahan pertanian dapat ditempuh melalui pemberian pupuk organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari bagian tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses dekomposisi, dapat berbentuk padat atau cair yang dapat berfungsi sebagai pupuk dan dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan biologi tanah pertanian. Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk anorganik adalah menyehatkan lingkungan, penggunaan pupuk organik tidak meninggalkan residu pada tanaman sehingga aman untuk dikonsumsi; revitalisasi produktivitas tanah, penggunaan pupuk organik sangat membantu memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur/subur, ringan dan mudah diolah; dan menekan biaya usaha tani, penggunaan pupuk organik dapat mereduksi jumlah penggunaan pupuk anorganik.
Penggunaan pupuk organik saja pun tidak dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian.Oleh karena itu, kombinasi penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik untuk meningkatkan
produktivitas lahan dan produksi perlu
dipromosikan dan
disosialisasikan.Kombinasi pupuk organik dan pupuk anorganik perlu dilakukan agar degradasi lahan dapat dikurangi dalam rangka memelihara pelestarian lingkungan (Darma Susetya, 2012).
Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) merupakan salah satu media penghasil pupuk organik di Kecamatan Percut Sei Tuan.Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah fasilitas pembangunan penghasil pupuk organik yang terdiri dari bangunan rumah kompos, bak fermentasi, alat pengolah pupuk organik, kendaraan roda 3, bangunan
kandang ternak dan ternak
sapi/kerbau.Sasaran dari kegiatan pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) adalah sentra produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan sentra peternakan.
Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki luas wilayah 19.079 Ha dimana luas lahan pertaniannya 10.917 Ha.Lebih dari 50% luas kecamatan merupakan luas lahan pertanian. Di Kecamatan Percut Sei Tuan, terdapat 2 (dua) lokasi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang terletak di Desa Kolam dan Desa Tanjung Rejo. Alasan pemilihan Kecamatan Percut Sei Tuan adalah karena Kecamatan Percut Sei Tuan merupakan salah satu sentra produksi tanaman pangan terutama padi sawah di Kabupaten Deli Serdang.
kepada pemakainya ‘seyogyanya’ penggunaan lahan tetap dipertahankan.
METODE
Penelitian ini dilakukan di Desa Kolam dan Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, dengan pertimbangan di 2 (dua) desa tersebut terdapat pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO).Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, analisis regresi linear sederhana, analisis uji beda (paired samples t test) dananalisis deskriptif.
HASIL
Pengaruh Luas Lahan dan Pemakaian Pupuk Organik Terhadap Produksi Petani di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 1. Maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :Y = 1721,301 + 694,023 X1 + 5,447 X2. Koefisien regresi luas lahan
(X1) adalah sebesar 694,023 (tanda positif).
Interpretasi terhadap angka ini adalah apabila luas lahan bertambah sebesar 1 Ha maka produksi responden akan meningkat sebesar 694,023 Kg per musim tanam. Sebaliknya apabila luas lahan berkurang
sebesar 1 Ha maka produksi responden menurun sebesar 694,023 Kg per musim tanam.
Koefisien regresi pemakaian pupuk organik (X2) adalah sebesar 5,447 (tanda
positif). Interpretasi terhadap angka ini adalah apabila pemakaian pupuk organik bertambah sebesar 1 Kg maka produksi respoden akan meningkat sebesar 5,447 Kg per musim tanam. Sebaliknya apabila pemakaian pupuk organik berkurang sebesar 1 Kg maka produksi responden akan menurun sebesar 5,447 Kg per musim tanam.
Kolom R Square menunjukkan angka 0,950, hal ini menunjukkan bahwa produksi responden dipengaruhi sebesar 95% oleh faktor luas lahan dan pemakaian pupuk organik. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor atau penyebab lain yang tidak dapat dijelaskan pada uraian ini.
Dari uji Anova (F-test) pada Tabel 2.diperoleh nilai Fhitung sebesar 875,252
sedangkan nilai probabilitas menunjukkan angka 0,000 < alpha maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti hipotesis penelitian yang mengatakan secara bersama-sama luas lahan dan pemakaian pupuk organik berpengaruh positif terhadap produksi petani dapat diterima.
Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 1721.301 688.515
Luas Lahan (Ha) 694.023 258.924 Pemakaian Pupuk Organik (Kg) 5.447 .311 a. Dependent Variable: Produksi Sesudah Pemakaian Pupuk Organik (Kg)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
Tabel 2. Hasil Uji Simultan F (F-test)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 8.9818 2 4.4918 875.252 .000a
Residual 4.7207 92 513065.143 Total 9.4538 94
Tabel 3. Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1721.301 688.515 2.500 .014 Luas Lahan (Ha) 694.023 258.924 .131 2.680 .009 Pemakaian Pupuk
Organik (Kg)
5.447 3.11 .857 17.511 .000
a. Dependent Variable: Produksi Sesudah Pemakaian Pupuk Organik (Kg) Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
Dari uji parsial (t-test) pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa thitung pada variabel luas
lahan adalah 2,680 sedangkan nilai probabilitas menunjukkan angka 0,009 < alpha maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima, yang artinya luas
lahan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani di Kecamatan Percut Sei Tuan.Pada variabel pemakaian pupuk organik thitung adalah
17,511 sedangkan nilai probabilitas menunjukkan angka 0,000 < alpha maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, yang artinya pemakaian pupuk organik secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani di Kecamatan Percut Sei Tuan.
Pengaruh Produksi Sesudah Pemakaian Pupuk Organik Terhadap Pendapatan Petani di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4 maka dapat disusun persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut :Y = 254422,076 + 3650,268 X. Koefisien regresi produksi sesudah pemakaian pupuk organik (X) adalah sebesar 3650,268 (tanda positif). Interpretasi terhadap angka ini adalah apabila produksi bertambah sebesar 1 Kg maka pendapatan petani akan meningkat sebesar Rp 3.650,268. Sebaliknya apabila produksi berkurang sebesar 1 Kg maka pendapatan petani akan menurun sebesar Rp 3.650,268
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 254422.076 156689.100
Produksi Sesudah Pemakaian Pupuk Organik (Kg) 3650.268 29.038 a. Dependent Variable: Pendapatan (Rupiah)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
Tabel 5. Hasil Uji Simultan F (F-test)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.26016 1 1.26016 15802.597 0.000a
Residual 7.41313 93 7.97111 Total 1.26716 94
a. Predictors: (Constant), Produksi Sesudah Pemakaian Pupuk Organik (Kg) b. Dependent Variable: Pendapatan (Rupiah)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
Tabel 6. Hasil Uji Parsial (t-test)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 254422.076 156689.100 1.624 .108 Produksi Sesudah 3650.268 29.038 .997 125.708 .000 Pemakaian Pupuk
Organik (Kg)
Kolom R Square menunjukkan angka 0,994, hal ini menunjukkan bahwa pendapatan responden dipengaruhi sebesar 99,4% oleh faktor produksi sesudah pemakaian pupuk organik. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor atau penyebab lain yang tidak dapat dijelaskan pada uraian ini.
Dari uji Anova (F-test) pada Tabel 5 diperoleh nilai Fhitung sebesar 15802,597
sedangkan nilai probabilitas menunjukkan angka 0,000 < alpha maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti hipotesis penelitian yang mengatakan secara simultan produksi sesudah pemakaian pupuk organik berpengaruh positif terhadap pendapatan petani dapat diterima.
Dari uji parsial (t-test) pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa thitung pada variabel
produksi sesudah pemakaian pupuk organik adalah 125,708 sedangkan nilai probabilitas menunjukkan angka 0,000< alpha maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, yang artinya produksi sesudah pemakaian pupuk organik secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan petani di Kecamatan Percut Sei Tuan.
PEMBAHASAN
Pengaruh Keberadaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Analisa pengembangan wilayah dalam penelitian ini dilihat dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.Dari aspek ekonomi, peneliti membahas mengenai dampak pemakaian pupuk organik terhadap pendapatan petani melalui pendekatan jumlah produksi. Pemakaian pupuk organik oleh petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan dimana hal ini akan mempengaruhi jumlah produksi. Dengan meningkatnya produksi pertanian berarti
dengan sendirinya pendapatan petani juga akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara produksi sebelum dan sesudah pemakaian pupuk organik. Rata-rata kenaikan produksi sekitar 13,3% dari produksi sebelumnya. Hasil analisis uji beda (paired samples t test) menunjukkan angka -9,483 yang berarti rata-rata produksi sebelum pemakaian pupuk organik lebih rendah dari pada rata-rata produksi sesudah pemakaian pupuk organik.
Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji beda (paired samples t test) adalah apabila probabilitas < alpha, H0
ditolak dan Ha diterima dan apabila
probabilitas > alpha, H0 diterima, Ha
ditolak. Berdasarkan Tabel 7 nilai probabilitas menunjukkan angka 0,000 < alpha maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara produksi sebelum pemakaian pupuk organik dengan produksi sesudah pemakaian pupuk organik.
Dari aspek lingkungan, peniliti membahas mengenai dampak pemakaian pupuk organik terhadap kelestarian lingkungan demi mewujudkan pertanian berkelanjutan.Apabila lahan masih memberikan keuntungan kepada pemakainya ‘seyogyanya’ penggunaan lahan tetap dipertahankan.Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden sudah menyadari manfaat pemakaian pupuk organik terhadap pelestarian lingkungan.Salah satu keunggulan pupuk organik adalah membantu memperbaiki struktur tanah dan bahan organik yang terkandung dalam pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah.Kondisi fisik tanah menjadi lebih ringan sehingga mempermudah melakukan pengolahan tanah.Selain itu pemakaian pupuk organik juga dapat mengurangi jumlah pemakaian pupuk anorganik karena pemakaian pupuk anorganik secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lahan.
Tabel 7. Hasil Uji beda (paired samples t test) terhadap produksi sebelum dan sesudah pemakaian pupuk organik
t df Sig. (2-tailed) Pair 1 Produksi Sebelum Pemakaian Pupuk Organik (Kg) -
Produksi Sesudah Pemakaian Pupuk Organik (Kg)
-9.483 94 .000
Tabel 8. Kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) akan pupuk organik per masa tanam selama tahun 2010 - 2012
Tahun Masa Tanam Realisasi Produksi Pupuk Organik
2011 April-September 700.000 2.184.000 32,05
Oktober-Maret 800.000 2.184.000 36,63
2012 April-September 900.000 2.184.000 41,21
Sumber :Hasil Pengolahan Data Primer, 2013
Dampak Keberadaan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) terhadap ketersediaan pupuk organik dalam jumlah dan waktu yang tepat di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Dari Tabel 8 dapat dilihat seberapa besar kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik di Kecamatan Percut Sei Tuan.Setiap tahun kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik di Kecamatan Percut Sei Tuan semakin meningkat. Akan tetapi kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik ini masih dirasa belum mencukupi akan kebutuhan pupuk organik di kecamatan itu. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan pupuk organik diharapkan diimbangi dengan ketersediaan pupuk organik dalam jumlah dan waktu yang tepat. Penambahan jumlah Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dinilai dapat meningkatkan jumlah produksi pupuk organik. Alternatif lain adalah menambah jumlah bangunan rumah kompos dan bak fermentasi pada Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang sudah ada.
KESIMPULAN
1. Produksi petani dipengaruhi sebesar 95% oleh faktor luas lahan dan pemakaian pupuk organik. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel luas lahan dan pemakaian pupuk organik secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi petani di Kecamatan Percut Sei Tuan. Selain itu secara parsial masing-masing variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. 2. Pendapatan petani dipengaruhi sebesar
99,4% oleh faktor produksi sesudah pemakaian pupuk organik. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa variabel produksi sesudah pemakaian pupuk organik secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani di Kecamatan Percut Sei Tuan. Selain itu secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
3. Pada aspek ekonomi, peneliti membahas mengenai dampak pemakaian pupuk organik terhadap pendapatan petani melalui pendekatan jumlah produksi. Pemakaian pupuk organik oleh petani dapat meningkatkan produksi. Dengan meningkatnya produksi berarti dengan sendirinya pendapatan petani juga akan mengalami peningkatan. Terdapat perbedaan antara produksi sebelum dan sesudah pemakaian pupuk organik. Rata-rata kenaikan produksi sekitar 13,3% dari produksi sebelumnya. Hasil analisis uji beda (paired samples t test) terhadap produksi sebelum dan sesudah
pemakaian pupuk organik
pemakaian pupuk organik terhadap pelestarian lingkungan demi mewujudkan pertanian berkelanjutan. Apabila lahan masih memberikan keuntungan kepada pemakainya ‘seyogyanya’ penggunaan lahan tetap dipertahankan. Pemakaian pupuk organik oleh petani dapat meningkatkan kesuburan tanah dan dapat mencegah degradasi/kerusakan lahan. Selain itu pemakaian pupuk organik juga dapat mereduksi/mengurangi jumlah pemakaian pupuk anorganik.
4. Kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dalam memenuhi kebutuhan akan pupuk organik di Kecamatan Percut Sei Tuan terutama di Desa Kolam dan Desa Tanjung Rejo semakin tahun semakin meningkat. Akan tetapi kontribusi Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik masih dirasa belum mencukupi akan kebutuhan pupuk organik. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan pupuk organik diharapkan diimbangi dengan ketersediaan pupuk organik dalam jumlah dan waktu yang tepat. Penambahan jumlah Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) dinilai dapat meningkatkan jumlah produksi pupuk organik. Alternatif lain adalah menambah jumlah bangunan rumah kompos dan bak fermentasi pada Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) yang sudah ada.
SARAN
1. Kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Deli Serdang agar memberi pembinaan/supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap jalannya pengoperasian Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) secara kontinu agar terhindar dari kemungkinan terhentinya aktivitas Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Kepada Dinas Pertanian Provinsi maupun Deli Serdang agar mengusahakan penambahan jumlah Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) di Kecamatan Percut Sei Tuan guna meningkatkan ketersediaan pupuk organik di kecamatan ini.
2. Kepada petani pengurus Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) agar bersedia menambah jumlah bangunan rumah kompos dan bak fermentasi secara swadana pada Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang sudah ada. Penambahan sarana ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan pupuk organik.
3. Dari penelitian ini diharapkan agar melakukan penelitian selanjutnya mengenai Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) agar lebih aktual dan akurat demi mendukung pembangunan masyarakat pedesaan khususnya di Deli Serdang.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Budiharsono Sugeng. 2005. Teknik Analisa Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lanjutan.Jakarta : PT.Pradnya Paramita.
Darma Susetya. 2012. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik Untuk
Tanaman Pertanian dan
Perkebunan.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Febrita, E.H. 2011.Peranan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dalam
Meningkatkan Pendapatan
Masyarakat Petani di Daerah Irigasi Namo Rambe Kabupaten Deli Serdang.Medan :Tesis Sekolah Pascasarjana USU Medan.
Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jedeng, I Wayan.2011. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Varietas Lokal Ungu.Denpasar :Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.
Kaimuddin. 2009. Pertumbuhan dan Produksi Berbagai Varietas Padi Terhadap Beberapa Dosis Pupuk Organik. Jakarta.
Pertumbuhan dan Hasil Padi Di Desa Subak Rejasa Kabupaten Tabanan Bali. Bali :Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Nachrowi D. Nachrowi. 2001. Analisis Sumber Daya Manusia, Otonomi Daerah dan Pengembangan Wilayah, dalam Tiga Pilar Pengembangan Wilayah Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah. Jakarta : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Nugroho, I. dan Dahuri, R. 2012.Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta : LP3ES.
Saefulhakim, dkk. 2002. Studi
Perencanaan Wilayah
Pengembangan Strategi (Strategy Development Region). Bogor : IPB dan Bappenas.
Wahyunindyawati.2011. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bawang Merah. Jawa Timur : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan
Percut Sei Tuan Dalam Angka 2011.Deli Serdang.
Gerbang Pertanian. 2012.
http://www.gerbangpertanian.com/20 12/03/kelebihan-pupuk-organik-dibanding-kimia.html.Kelebihan Pupuk Organik Dibanding dengan Pupuk Anorganik (diakses pada tanggal 19 Oktober 2012).
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos. Jakarta.
Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Teknis Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Jakarta. Pemerintah Republik
Indonesia.Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Pemerintah Republik