• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian dalam Penerimaan Penggunaan E-Commerce dengan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Studi Kasus Perusahaan Maskapai Penerbangan di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian dalam Penerimaan Penggunaan E-Commerce dengan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Studi Kasus Perusahaan Maskapai Penerbangan di Indonesia"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

KAJIAN PENERIMAAN PENGGUNAAN

E-COMMERCE

DENGAN METODE

TECNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL

STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MASKAPAI

PENERBANGAN DI INDONESIA

EKA MAYA SARI SISWI CIPTANINGSIH

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Tugas Akhir saya yang berjudul:

KAJIAN PENERIMAAN PENGGUNAAN E-COMMERCE DENGAN METODE TECNOLOGY ACCEPTANCE MODEL STUDI KASUS PADA

PERUSAHAAN MASKAPAI PENERBANGAN DI INDONESIA

Merupakan gagasan atau kajian tugas akhir saya sendiri, dengan bimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukanny. Tugas Akhir ini belumpernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juli 2011

(3)

RINGKASAN

EKA MAYA SARI SISWI CIPTANINGSIH. Kajian dalam Penerimaan Penggunaan E-Commerce dengan Metode Technology Acceptance Model (TAM) Studi Kasus Perusahaan Maskapai Penerbangan di Indonesia. Dibawah bimbingan MUHAMMAD SYAMSUN sebagai ketua dan DARWIN KADARISMAN sebagai anggota.

Pada kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan strategi baru dalam dunia bisnis. Transfer informasi semakin cepat, hal ini dapat dirasakan terutama dengan adanya internet sebagai media komunikasi di era modern sekarang ini. Dengan meningkatnya jumlah pemakai internet membawa potensi besar dalam pemanfaatan pengguna internet. Salah satunya adalah penjualan tiket online maskapai penerbangan, sebagai sarana untuk meningkatkan daya saing.

Latar belakang inilah yang dijadikan peneliti untuk mengkaji penerimaan e-commerce khususnya di Indonesia melalui judul tulisan,”Kajian dalam Penerimaan Penggunaan E-Commerce dengan Metode Technology Acceptance Model (TAM), studi kasus Perusahaan Penerbangan di Indonesia”. Penelitian ini dibatasi pada bidang jasa terutama maskapai penerbangan di Indonesia sebagai sarana transportasi umum dan lebih dipersempit lagi pada lima maskapai penerbangan di Indonesia.

Berdasarkan theori dari Pikkarainen et al pada tahun 2004 menyatakan pada penerimaan penggunaan e-commerce. empat komponen itu adalah : penerimaan dilihat dari sudut pandang efisiensi, dari sudut pandang kemudahan dalam penggunaan, dari sudut pandang kenyamanan dalam penggunaan, sudut pandang muatan informasi, Dari keempat komponen tersebut dijadikan sebagai variable bebas pada penerimaan penggunaan e-commerce pada perusahaan penerbangan di Indonesia.

Adapun rumusan permasalahan adalah: 1)Bagaimana penerimaan pelanggan terhadap e-commerce dilihat dari sudut pandang efisiensi, kemudahan penggunaan, kenyamanan dalam penggunaan, dan muatan informasinya; 2)Bagaimana pengaruh security, privacy, akses, kecepatan dan ketepatan terhadap e-commerce?; 3)Bagaimana hubungan antar aspek efisiensi, kemudahan , kenyamanan dan muatan informasi dan pengaruhnya ke penerimaan terhadap

e-commerce ? Sedangkan tujuan yang dicapai adalah: 1) Mengidentifikasi

penerimaan pelanggan terhadap e-commerce dilihat dari sudut pandang efisiensi, kemudahan penggunaan, kenyamanan dalam penggunaan, dan muatan informasinya?; 2)Mengidentifikasi pengaruh security, privacy, akses, kecepatan dan ketepatan terhadap e-commerce?; 3)Mengidentifikasi hubungan antar aspek efisiensi, kemudahan , kenyamanan dan muatan informasi dan pengaruhnya ke penerimaan terhadap e-commerce ?

(4)

dengan komputerisasi dengan menggunakan MiniTabs 14 dan Partial Least

Square (PLS), dengan mengembangakan model Technology Acceptance Model

terhadap penerimaan penggunaan e-commerce

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan e-commerce secara umum dari keempat indikator hanya dua indikator yang mempengaruhi secara nyata Penerimaan penggunaan e-commerece dari sisi inner analisis sangat dipengaruhi oleh aspek kenyamanan dalam penggunaan dan muatan informasi yang dibutuhkan oleh para pelanggan. Secara langsung muata informasi berpengaruh lemah terhadap penerimaan e-commerce.Kontribusi terbesar dari kenyamanan dalam penggunaan. Sedangkan pada kemudahan memberikan kontribusi yang kecil terhadap penerimaan penggunaan pelanggan. Pada komponen efisiensi tidak berpengaruh kuat atau dapat dikatakan medium.

Pengaruh penggunaan e-commerce juga di pengaruhi dari outer, aspek- aspek seperti:privacy, security, akses, waktu dan daya capai.Hal ini menggambarkan kestabilan internal yang tinggi dari aspek akses diikuti dengan

privacy, waktu dan daya capai, lalu diikuti dengan pertimbangan security.

(5)

ABSTRACT

EKA MAYA SARI SISWI CIPTANINGSIH. Analysis of Measuring Customer Acceptance using Technology Acceptance Models, Case Study in Indonesia Airline. Under supervision of MUHAMMAD SYAMSUN as chairperson and DARWIN KADARISMAN as member.

This paper is aimed to study and increase our current understanding on the acceptance model of e-commerce by using technology acceptance models.

The variable are efficiency, ease of use, enjoyment, amount of information. These variables are significantly affecting perceived of use e-commerece. The instrument in conducting this research questionnaire. Questionnaire distributed by email and in the Jakarta. Only respondents responded the questionnaire with using e-commerce will be analyzed.

Using Partial least square found significantly relation between variables. There are to analyzed, which are inner and outer in order to find out the relation in and out. The result are relation between amount of information and preceived using e-commerce is weak; Enjoyment contributed in perceived of use in high contribution. And the strong correlation efficiency and ease of use.

This finding refers to the fact that the company will increase the e-commerce system that more user friendly and secure in order to deliver the customer needs. Increasing accebility in using e-commerce more easy and enjoyable with quality of internet connection.

(6)

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh Karya Tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebarkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentinan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyususan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah, dan mengutip tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(7)

Judul Tesis: KAJIAN PENERIMAAN PENGGUNAAN E-COMMERCE

DENGAN METODE TECNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

(TAM) STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MASKAPAI

PENERBANGAN DI INDONESIA

Nama : Eka Maya Sari Siswi Ciptaningsih

NIM : F352074015

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Muhammad Syamsun Ir.Darwin Kadarisman, MS

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Paskasarjana

Magister Profesional

Industri Kecil Menengah

Prof.Ir. Musa Hubeis, M.S., Ing., DEA. Prof. Dr.Ir.Khairil Anwar N.,MS

(8)

KAJIAN PENERIMAAN PENGGUNAAN

E-COMMERCE

DENGAN METODE

TECNOLOGY ACCEPTANCE

MODEL

STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MASKAPAI

PENERBANGAN DI INDONESIA

EKA MAYA SARI SISWI CIPTANINGSIH

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional pada

Program Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah dan rahmat-Nya, hingga kajian Tugas Akhir ini dapat

diselesaikan. Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini tidak dapt tersusun tanpa

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. M. Syamsun, MSc. Selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Tugas Akhir.

2. Ir. Darwin Kadarisman, MS. Selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Tugas Akhir.

3. Prof.Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Selaku Dosen Penguji dan

Ketua Program Studi MPI SPs IPB atas masukan, pengarahan dan bimbingan

baik selama penyelesaian Tugas Akhir dan proses belajar.

4. Seluruh Dosen pengajar MPI SPs IPB yang telah membekali ilmu hingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

5. Seluruh Staf administrasi PS MPI IPB yang selalu siap membantu dan

mengorganisasi kebutuhan administrasi maupun proses pengajaran.

6. Keluarga besar penulis terutama suami tercinta Fajar Ariyanto yang memberi

dukungan, Ibunda tersayang Yuni Poerwanti yang memberikan semangat dan

juga ananda tercinta Chalifa C. L.Ariyanto dan Hakim Ar Rayid atas semua

dukungan moral dan doa.

7. Teman-teman MPI 10, Rekan-rekan Travel Biro, dan rekan kerja baik di

NGO, Koperasi Wanita Serba Usaha Seruni yang memberi dukungan

sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Penulis berharap kiranya Tugas Akhir ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi semua pihak demi peningkatan e-commerce di Indonesia dan

bisnis berbasik teknologi pada umumnya.

Bogor, Juli 2011

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sragen, Jawa tengah pada tanggal 7 mei 1981 sebagai

anak dari pasangan bapak Agus Martono dan Yuni Poerwanti. Pendidikan Sarjana

di tempuh di jurusan International Business Management di INOLLAND

University Haarlem, Belanda, dan lulus tahun 2004. Selama menempuh jenjang

pendidikan sarjana pada tahun 2001 mengikuti pertukaran ke perancis di SUP

EUROPE CESEC, Caen, Perancis selama enam bulan. Pada tahun 2008 penulis

melanjutkan sekolahnya di jenjang magister di Program Studi Industri Kecil

Menengah sekolah Paskasarjana IPB.

Pada jenjang karirnya diawali dengan bekerja di SANGTAT BV 2001, di

Belanda sebagai peneliti muda. Pada tahun 2003-2004 bekerja sebagai store

Manajer di Brasserie Correlje, Belanda. Tahun 2004-2006 bekerja sebagai

manajer accounting di perusahaan financial PT. Fikasa. Tahun 2006-2009 bekerja

di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga sebagai staf khusus di Asdep

Olahraga dan Pendidikan. Saat ini penulis bekerja sebagai PR di NGO yang

bergerak di bidang pendidikan dan olahraga, selain itu ikut dalam mendirikan dan

mengorganisasi Koperasi Wanita Serba Usaha Kartini di Tangerang Selatan.

Penulis menikah dengan Fajar Ariyanto dan dikaruniai seorang putri bernama

(11)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL dan GAMBAR... ii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Definisi Internet dan Ruang Lingkup ... 8

B. Electronic Commerce... ... 10

C.Technology Accaptance Model (TAM)... 14

D. Structure Equation Modeling dan Partial Least Square... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 23

B. Metode Pengumpulan Data... 23

C. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 A. Deskripsi Data ... 29

B. Analisis Data... 29

C. Partial Least Square... 31

V. KESIMPULAN DAN SARAN 36 VI. DAFTAR PUSTAKA ... 38

(12)

ii DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perbandingan penggunaan email, faximile dan surat 2

2. Perkembangan Jumlah Pelanggan dan Pemakai Internet (kumalatif) 3

3. Perbedaaan SEM-Lisreal dengan SEM-PLS 20

4. Assesment model outer reflective 26

5. Assesment model inner 27

6. Responden berdasarkan usia 29

7. Responden berdasarkan gender 30

8. Responden berdasarkan pendapatan 30

9. Uji realibilitas 31

10. Nilai R² Endogenous 33

11. Estimasi Koefisien Path 34

(13)

iii DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Technology acceptance model 15

2. Masalah pengguna tidak menggunakan transaksi online 17

3. Keuntungan perusahaan menggunakan website 17

4. Latar belakang SEM 19

5. Rumpun metode PLS 20

6. Iterasiuntuk skor peubah laten di skema eij 22

7. Model PLS 24

8. Model Path PLS 28

9. Model análisis 31

10. Model outer dan inner dari hasil model análisis 32

11. Hasil Analisis 35

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang melahirkan sejumlah konsep, cara berpikir, dan

strategi baru dalam dunia bisnis. Transfer informasi semakin cepat, hal ini

dapat dirasakan terutama dengan adanya internet sebagai media komunikasi di

era modern sekarang ini.

Pada kenyataannya di luar negeri 83% perusahaan di Amerika

menggunakan digital tools (online tools) untuk meningkatkan manajemen

pelayanan dan 44% untuk pricing dan mereka mengatakan online tools penting

untuk bisnis mereka. Sebagian perusahaan pengguna digital tools memiliki

pendapatan pertahun kira-kira 30 Miliar Dollar atau lebih. Digital tools yang

digunakan sangat beragam, mulai dari email, Display ads, paid keyword

search, branded sponsorship, referrals, video ads, podcasts, emerging

vehicles. 83% perusahaan menggunakan email sedangkan belanja iklan online

menggunakan display ads memiliki prosentase paling besar yaitu 33%. Alasan

penggunaan email menduduki ranking pertama sebagai digital tools adalah

karena perusahaan ingin mendapatkan direct response dari calon konsumen

dan ingin membina hubungan baik sehingga dapat mempertahan konsumen.

Responden mengatakan pada tahun 2010, mereka akan membelanjakan 11%

dari anggaran marketingnya di internet. Amazon adalah contoh dari

keberhasilan penggunaan referrals sebagai digital tools. Konsep referrals

adalah memberikan komisi kepada pihak ketiga yang berhasil menjual atau

mempromosikan produk Amazon, angka yang ditawarkan berkisar antara

4-10%. Amazon berhasil meraih 40% penjualannya karena menggunakan

referrals sebagai digital tools dengan optimal.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Forrester Research, Inc. pada

tahun 2005 menyebutkan bahwa penjualan melalui internet mencapai 172,4

juta Dollar Amerika pada tahun 2005 yang merupakan peningkatan sebesar

(15)

2 2002, maka nilai penjualan melalui internet tahun 2005 merupakan

pertumbuhan sebesar 96,6% atau sebesar 96,7 Juta Dollar Amerika 1

Internet sebagai bagian dari informasi teknologi merupakan bagian dari

kehidupan manusia modern. Dengan adanya internet menjadikan satu revolusi

pada perkembangan industri saat ini. Berikut ini adalah perbandingan

penggunaan salah satu produk internet berupa electronic mail (email) dengan

penggunaan faximile maupun surat.

Tabel 1: Perbandingan penggunaan email dengan faximile dan surat

Kriteria E mail Faximile Surat

Operasional pengiriman

Cepat

Ketik lalu kirim

Perlu waktu Ketik, print, kirim

Proses panjang Ketik, print, ke tempat pengiriman, kirim

File yang dikirimkan Maksimal Dapat diisi dengan file yang beragam Terbatas Muatan kertas Terbatas kebutuhan pengirim Hasil pengiriman Kapasitas Kerahasiaan

Efektif dan efisien

Praktis dan sesuai yang dikirimkan dapat memuat warna dan berbagai bentuk file Free space sesuai muatan web

Terdapat user id dan password

Tidak ada batasan dalam dan luar negeri sesuai biaya internet berupa pulsa lokal dan lebih cepat diterima dalam hitungan detik

Tidak dapat maksimal dan sebatas kertas hitam putih dan terkadang tidak jelas dikarenakan mesin yang kurang memadahi

Terbatas lembaran hasil data print

Dapat dibaca oleh siapa saja

Sesuai pulsa lokal dan internasional.Penerimaan memerlukan waktu beberapa menit sesuai lembaran yang dikirim Berupa hard copy,tebal dan tidak praktis Terbatas lembaran hasil data print Dapat dibuka oleh siapa saja

Sesuai dengan berat dan dibedakan lo- kal dan inter-nasional. Memerlukan beberapa hari

1

(16)

3 Keunggulan internet tidak hanya digunakan untuk emailatau pengiriman

data saja melainkan, dapat pula chatting, browsing, dan sebagai sarana

e-business. Dari keunggulan penggunaan internet membuat penggunaan internet

dari tahun ke tahun semakin berkembang saat ini. Kepemilikan Personal

komputer mencapai tiga juta pada tiap tahunnya hal ini mempermudah akses

internet secara individu. Ditambah lagi kemudahan akses internet, banyaknya

alternatif yang ditawarkan oleh provider-provider internet mendorong laju

penggunaannya, semakin banyak ditawarkan penggunaan bandwith dengan

kapasitas besar dan harga relatif rendah.

Perkiraan resmi dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia) terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan

perkiraan sampai akhir tahun 2007 adalah sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 2:Perkembangan pengguna dan pemakai internet (kumulatif)

Tahun Pelanggan Pemakai 1998 134.000 512.000 1999 256.000 1.000.000 2000 400.000 1.900.000 2001 581.000 4.200.000 2002 667.002 4.500.000 2003 865.706 8.080.534 2004 1.087.428 11.226.143 2005 1.500.000 16.000.000 2006 1.700.000 20.000.000 2007 2.000.000 25.000.000

Internet perlahan-lahan mulai menggeser budaya pembelian

(pemesanan) tiket pesawat dari cara konvensional menjadi lebih modern atau

yang sering disebut booking online (online booking). Dewasa ini, memesan

tiket dapat dilakukan melalui komputer yang tersambung dengan internet. Di

Indonesia, pelayanan tersebut telah diperkenalkan oleh National Carrier

Garuda Indonesia, maskapai penerbangan Merpati Nusantara dan Airasia. Hal

ini berarti para maskapai penerbangan dapat berhubungan langsung dengan

konsumen yang tentu saja akan memberikan dampak ekonomis yang

(17)

4

World Tourism Organization memprediksi pada tahun 2010 sebanyak 195 juta

pelancong akan membanjiri daerah tujuan wisata Asia-Pasifik. Tahun 2020

diramalkan jumlah itu akan melonjak mencapai 397 juta orang, yakni

seperempat dari jumlah turisme internacional.2

Pada tahun 1998, penjualan tiket pesawat melalui internet hanya

mencapai satu persen lalu naik menjadi dua persen pada tahun 1999. Saat ini

sudah mencapai tiga persen. Persentase tersebut berlipat ganda pada maskapai

Amerika Serikat, United Airlines, dimana lima persen dari pendapatan

penerbangan domestiknya pada kwartal pertama tahun ini merupakan

sumbangan online sales, dengan perimbangan 50-50 antara website dan

lain-lain. Dengan pendapatan tahunan sekitar 20 juta dollar AS, berarti airlines

terbesar AS ini akan menjual tiket online lebih dari satu milyar dollar pada

tahun 2020, separuh diantaranya merupakan penjualan langsung kepada

konsumen. Maskapai lain, Northwest Airlines bahkan lebih tinggi. Penjualan

melalui website meningkat dari empat persen tahun lalu menjadi 6,5 persen

tahun ini. Sementara untuk semua tujuan domestik Amerika Serikat,

persentasenya berlipat ganda.

Dengan laju peningkatan pengguna internet membawa pada laju

pemanfaatan media internet sebagai sarana komunikasi baik secara individu,

sosial maupun skala komersial. Hal ini mendorong pemanfaatan dunia maya

yang bukan hanya sebagai transfer informasi ataupun komunikasi individu

(person to person), melainkan sebagai sarana komunikasi secara komersial

berupa electronic commerce (e-commerce).

Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat yang

besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu

bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu

mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis

implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan

penjualan produk produk adalah dengan menggunakan e-commerce untuk

memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik

maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang

2

(18)

5 terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah akan ikut

berperan.

Motif serta manfaat e-commerce dalam meningkatkan pelayanan

terhadap pelanggan serta meningkatkan daya saing perusahaan dalam hal ini

menjadi sudut pandang dari penulis yang dijadikan sebagai obyek dalam

penelitian ini. Melihat kenyataan tersebut, maka penerapan teknologi

e-commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang

keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan

meningkatkan penjualan cepat maka dengan melihat perkembangan teknologi

informasi yang sangat pesat tersebut kita dapat memanfaatkan suatu layanan

secara online yang berupa e-commerce. Selama ini, sistem penjualan dari

pelanggan yang digunakan oleh perusahaan hanya bersifat secara tertulis dan

manual, yang tidak jarang cenderung menyesatkan. Dengan adanya layanan

jasa berupa e-commerce yang dapat secara cepat dapat dinikmati oleh

pelanggan maupun perusahaan sendiri maka segala layanan yang diinginkan

oleh para pelanggan dapat segera ditindak lanjuti dengan secepat mungkin,

sehingga perusahaan tersebut akan mampu memberikan pelayanan yang

terbaik dan tercepat bagi para pelanggan.

Menurut Chau (2003) dalam kaitannya dengan sistim informasi

bagaimana para pelanggan dapat menerima dan memanfaatkan teknologi ini

sebagai sarana bisnis, dan merasa aman dan nyaman dalam menggunakan

e-commerce. Oleh karena itu dalam peneitian ini menganalisa penerimaan

pelanggan dalam penggunaan teknologi dengan metode Technology

Accaptance Model (TAM) untuk mengukur penerimaan e-commerce dalam

dunia bisnis di Indonesia.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas menyatakan adanya potensi yang

tinggi penggunaan e-commerce sebagai upaya peningkatan persaingan bisnis

perusahaan. Namun disisi lain pelanggan tidak merasa aman dan nyaman

(19)

6 Oleh karena itu dalam penelitian ini mengungkapkan satu ”Kajian

dalam Penerimaan Penggunaan E-Commerce dengan Metode Technology

Acceptance Model (TAM), Pada Lima Perusahaan Maskapai Penerbangan di

Indonesia”. Pada penelitian ini dibatasi pada lima maskapai penerbangan

domestik sebagai bidang jasa transportasi umum udara.

Sedangkan batasan ruang lingkup kajian pada pelanggan di Indonesia

yang sudah menggunakan atau memanfaatkan e-commerce. Adapun

permasalahaannya pada penerimaan ditinjau dari beberapa aspek yang akan

dirumuskan pada pokok bahasan berikutnya.

C. Rumusan Masalah

E-commerce berkaitan erat dengan penggunaan teknologi sebagai

upaya peningkatan persaingan bisnis perusahaan. Oleh karena itu dalam

penggunaannya tentunya harus memperhatikan dan menyesuaikan kebutuhan

para pelanggan itu sendiri.

Dengan melihat kebutuhan para pelanggan dipandang dari kemudahan

dan kemanfaatannya dapat dirumuskan dengan bagaimana penerimaan

pelanggan dengan adanya e-commerce pada perusahaan maskapai

penerbangan di Indonesia. Sedangkan aspek ini dapat diuraikan menjadi

sebagai berikut:

1. Bagaimana penerimaan pelanggan terhadap e-commerce dilihat dari sudut pandang efisiensi, kemudahan penggunaan, kenyamanan

dalam penggunaan, dan muatan informasinya?

2. Bagaimana pengaruh security, privacy, akses, kecepatan dan ketepatan terhadap e-commerce?

3. Bagaimana hubungan antar aspek efisiensi, kemudahan , kenyamanan dan muatan informasi dan pengaruhnya ke

(20)

7

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi penerimaan pelanggan terhadap e-commerce

dilihat dari sudut pandang efisiensi, kemudahan penggunaan,

kenyamanan dalam penggunaan, dan muatan informasinya?

2. Mengidentifikasi pengaruh security, privacy, akses, kecepatan dan ketepatan terhadap e-commerce?

3. Mengidentifikasi hubungan antar aspek efisiensi, kemudahan , kenyamanan dan muatan informasi dan pengaruhnya ke

penerimaan terhadap e-commerce ?

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pada :

1. Perusahaan pengguna maupun yang belum menggunakan e-commerce. Memacu dan memberikan analisa awal perusahaan yang belum menggunakan e-commerce sebagai sarana

pengembangan selling produk sebagai sarana kompetitif dalam

berbisnis. Sedangkan bagi perusahaan yang telah menggunakan

e-commece dapat memanfaatkan hasil rekomendasi sebagai analisa

dan pengembangan teknologi selling produk yang mengacu pada

penerimaan dan kebutuhan pelanggan.

2. Perusahaan yang telah mengguanakan e-commerce. Hasil analisis dan saran dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pengguna

untuk mempertahankan pelanggan tetap menggunakan dan

memotivasi pelanggan beru guna menggunakan e-commerce.

3. Akademisi, Mahasiswa dan Peneliti Lain. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam khasanah ilmu dan hasi penelitian

yang dapat digunakan sebagai referensi dan pengembangan

penelitian-penelitian selanjutnya mengenani pemanfaatan teknologi

(21)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Internet dan Ruang Lingkup

Internet merupakan sistem informasi global berbasis computer

computerbased global information system). Sebagai perumpamaan, internet

adalah sebuah “kota besar”. Alat transportasi pada kota itu adalah komputer, yang akan memudahkan pengunjung kota itu untuk berkeliling kota,

berbelanja di mall, membeli buku di toko buku, mencoba audio musik yang

baru dirilis di toko musik. Semua toko yang ada di kota itu dikenal sebagai

website yang berisi barang-barang yang dijual. Sehingga internet sering

dikenal sebagai jaringan sistem yang terkait satu dengan yang lain dengan

didukung oleh piranti komputer.

Internet terbentuk dari banyak jaringan komputer yang saling

berhubungan. Jaringan itu terdiri dari ribuan bahkan jutaan komputer yang

dapat saling berbagi informasi satu dengan yang lain. Dengan internet, semua

orang di seluruh dunia (yang memiliki akses internet) dapat berkomunikasi

satu dengan yang lain dengan murah. Misalnya dengan menggunakan email

(electronic mail), yaitu sebuah surat elektronik yang dapat dikirim ke seluruh

penjuru dunia dalam waktu kurang dari 1 menit. Untuk mendapatkan akses

email, seorang pengguna internet harus mendaftarkan diri pada website

penyedia jasa email misalnya yahoo.com, gmail.com, atau hotmail.com.

Hebatnya, fasilitas email adalah fasilitas yang tidak berbayar. Saat ini,

yahoo.com merupakan market leader pada layanan penyedia jasa email karena

memang Yahoo adalah pelopor penyedia jasa email. Awalnya, para penyedia

jasa email membatasi para penggunanya dalam kapasitas inbox emailnya,

namun sejak Google dengan Gmailnya berani memberikan kapasitas inbox

sebesar 1 GB maka Yahoo merespon dengan memberikan kapasitas inbox

tidak terbatas. Email juga memberikan pengguna internet keleluasaan dalam

mengirimkan file, misalnya seorang anak yang sedang bekerja di luar kota

ingin mengirimkan fotonya karena sudah lama tidak berjumpa dengan orang

(22)

9 ia hanya perlu mendaftar akun (account) Yahoo dan mengirimkan foto beserta

suratnya kepada orang tuanya. Bayangkan bila ia menggunakan jasa

pengiriman surat konvensional, pasti akan membutuhkan dana dan waktu yang

lebih banyak. Dengan email pertukaran informasi jadi lebih cepat, mudah dan

hemat. Siapapun yang memiliki akses kepada internet dapat langsung

berkomunikasi dengan siapapun yang sedang online di seluruh penjuru dunia,

mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, membagi informasi yang

dimilikinya atau menjual produk untuk mendapatkan keuntungan.

Saat ini telah ditemukan teknologi terbaru komunikasi melalui internet

yang disebut VOIP. Menurut Microsoft ® Encarta ® Reference Library

(2005), Voice Over Internet Protocol (VOIP) adalah sebuah metode untuk

menelepon melalui internet dengan mengirimkan data dalam paket terpisah,

cara kerjanya hampir menyerupai email. Setiap paket data mewakili kode

tertentu yang terpisah yang nantinya akan digabungkan kembali pada saat

diterima pada receiver yang penerima. Teknologi dewasa ini, membuat VOIP

menjadi semudah menelepon biasa.

Pada Bulan Februari 2004, Departemen Komunikasi Amerika (Federal

Communication Commision/ FCC) mengeluarkan kebijakan bahwa VOIP,

seperti juga email dan messenger, bebas dari regulasi pemerintah selama

hanya digunakan di komputer satu dengan yang lain. FCC tidak memutuskan

apakah perangkat lunak VOIP yang mampu mengirim data suara dari

komputer langsung ke telepon dapat diregulasi. Layanan tersebut diharapkan

berkembang dan dinikmati banyak orang. VOIP menjadikan biaya komunikasi

ke seluruh dunia menjadi lebih murah. Contoh tersebut memberikan bukti

bahwa internet membuka peluang dan memberikan dampak kepada bidang

komunikasi. Ternyata tidak hanya bidang komunikasi saja, banyak bidang lain

yang terbantu dengan adanya internet. Misalnya di bidang pemerintahan,

pendidikan dan bisnis. Bidang pemerintahan memerlukan internet dalam

mempermudah proses pembayaran pajak. Lihat saja fasilitas pembayaran

pajak online di www.pajak.go.id, fasilitas ini membawa harapan bagi para

pembayar pajak yang kurang nyaman dengan rumitnya birokrasi untuk tetap

(23)

10 di Indonesia, dapat kita bayangkan berapa Rupiah yang dapat dihemat oleh

negara dari perubahan sistem pembayaran pajak ini.

B. Electronic Commerce

Electronic Commerce (e-commerce) merupakan konsep baru yang bias

digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web

Internet (Shim, Quershi, Siegel,2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau

proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan

informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam buku M.

Suyanto,11,2003).

Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M.

Suyanto (2003) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut :

Perspektif Komunikasi: e-commerce merupakan pengiriman indormasi,

produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan computer atau

sarana eletronik lainnya.

1. Perspektif Proses Bisnis: e-commerce merupakan aplikasi teknologi

menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

2. Perspektif Layanan: e-commerce merupakan salah satu alat yang

memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam

memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan

kecepatan pelayanan.

3. Perspektif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli

produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya.

Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang ialah

berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut

segera bisa dibedakan:

1. Business to business (B2B). Merupakan trasaksi commerce antar

bisnis, misalnya antara pabrik dan whosaler, ataupun whosaler dan

retailer.

2. Business to Consumer (B2C). Merupakan trasaksi antara supplyer

dengan pelanggan. Pada umumnya trasaksi yang terjadi disini

(24)

11

3. Consumer to Consumer (C2C). Trasaksi C2C melibatkan fasilitas

elektronik antar pelanggan dan pihak ketiga. Trasaksi ini dapat

digambarkan sebagai contoh lelang yang dilakukan salah satu

pelanggan dengan cara menawar harga, dengan cara pelanggan

menawarkan untuk menjual dan pelanggan lain menawarkan untuk

membeli. Pihak ketiga sebagai perantara memperoleh komisi atau

biaya flat.

4. Consumer to Business (C2B). Transakasi C2B merupakan penawaran

individu kepada suatu perusahaan dan perusahaanlah yang menjadi

pihak pembelinya. Bentuk transaksi ini sangat berbeda dengan

tradisional transaksi dimana perusahaan yang menyediakan barang

sedangkan individu sebagai pembelinya.

5. Non Business e-Commerce. Pemanfaatan e-commerce untuk organisasi

non profit, seperti : organisasi keagamaan, pemerintahan, akademisi

sebagai upaya pelayanan operasional dan service untuk masyarakat

atau penggunanya.

a. Penggunaan dan manfaat e-commerce dalam bisnis

Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan

pelanggan memperlihatkan bahwa e-commerce dapat memberikan manfaat :

Mendapatkan pelanggan baru. Studi yang menyebutkan bahwa manfaat

penggunaan e-commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru

dikemukakan oleh Hamill dan Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta

Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-commerce memungkinkan

perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari

pasar domestik maupun pasar luar negeri.

Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh

Daniel & Storey, 1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan

adanya layanan e-banking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain.

Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari

(25)

12 Meningkatkan mutu layanan. Dengan adanya e-commerce

memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan

interkasi yang lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi yang

menyebutkan bahwa penggunaan e-commerce dapat bermanfaat untuk

meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.

Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh

Daniel & Storey, 1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat

melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa

harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan

tersebut.

Manfaat yang dapat diperoleh dari e-commerce bagi organisasi

menurut M. Suyanto (2003) adalah:

1. Memperluas market place hingga ke pasar nasional dan international.

2. Menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,

penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.

3. Memungkinkan pengurangan inventory dan overhead dengan

menyederhanakan supply chain dan management tipe “pull”.

4. Mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk dan

jasa.

5. Mendukung upaya-upaya business process reengineering.

6. Memperkecil biaya telekomunikasi – internet lebih murah dibanding

VAN.

7. Akses informasi lebih cepat.

Selain mempunyai manfaat bagi perusahaan, menurut M. Suyanto

(2003) e-commerce juga mempunyai manfaat bagi konsumen, yaitu :

1. Memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi

lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi

dengan menggunakan fasilitas Wi-Fi.

2. Memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan.

(26)

13 4. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detail dalam

hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.

5. Memberi tempat bagi para pelanggan lain di electronic community dan

bertukar pikiran serta pengalaman.

6. Memudahkan persaingan yang ada pada akhirnya akan menghasilkan

diskon secara substansial.

Menurut M. Suyanto (2003) selain manfaat terhadap organisasi, konsumen

e-commerce juga mempunyai manfaat bagi masyarakat, antara lain :

1. Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak harus

keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus

kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.

2. Memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih

rendah.

3. Memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah

pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah

mereka dapatkan tanpa e-commerce.

b. Keterkaitan E Marketing, E-business dan E-Commerce

Menurut Chaffey et.al (2003:11), e-business adalah semua pertukaran

informasi menggunakan media elektronik, baik di dalam organisasi maupun

dengan stakeholder untuk mendukung proses bisnis. Sedangkan e-commerce

adalah semua transaksi informasional dan finansial diantara organisasi dan

pihak stakeholder luar. Kedua definisi tersebut menunjukkan bahwa konsep

e-business lebih luas daripada e-commerce. Definisi lain e-business menurut

Strauss et.al (2001:6) adalah optimalisasi berkelanjutan sebuah aktivitas

perusahaan melalui teknologi digital sedangkan e-commerce hanya terkait

dengan transaksi.

Menurut Chaffey et.al (2003:11), di dalam e-commerce terdapat dua

sisi yang saling berkaitan, yaitu sell-side e-commerce dan buy-side

e-commerce. Sell-side e-commerce merupakan transaksi-transaksi yang

berkaitan dengan menjual produk kepada konsumen, sedangkan buy-side

(27)

14 terkait dengan pengadaan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi dari

pemasoknya (Chaffey, et al., 2003:10). Ketika sebuah organisasi

berusaha untuk memahami kebutuhan pasarnya, maka pemahaman tentang

faktor pendorong dan penghambat sell-side e-commerce menjadi sangat

penting, dengan kata lain, organisasi memerlukan suatu usaha marketing yang

sekarang dikenal dengan internet marketing atau online marketing.

Internet marketing merupakan penggunaan media internet untuk

mencapai tujuan marketing dan mendukung konsep marketing modern

(Chaffey, et al., 2003:7). Dalam prakteknya, internet marketing terkait dengan

penggunaan website, promosi online pada search engine, iklan banner website,

email langsung, link dan semua aktivitas untuk mendapatkan dan membina

hubungan dengan konsumen.

Kegiatan internet marketing yang optimal akan menghasilkan

penjualan yang maksimal. Menurut The McKinsey Quarterly dalam laporan

survey global tentang bagaimana perusahaan melakukan internet marketing,

Perusahaan memiliki beberapa alasan dalam menggunakan digital tools, antara

lain untuk meningkatkan manajemen pelayanan, meningkatkan manajemen

pejualan, advertising, pengembangan produk dan pricing.

C. Technology Acceptance Model (TAM)

Model Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan dari

teori psikologis, menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan

pada kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan

hubungan perilaku pengguna (user behavior relationship). Tujuan model ini

untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap

penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang

penerimaan TI dengan dimensidimensi tertentu yang dapat mempengaruhi

diterimanya TI oleh pengguna (user).

TAM diperkenalkan pertama kali oleh Davis et al pada tahun 1989

sebagai pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Fishbein

dan Ajzen pada tahun 1975. TAM merupakan model dalam mengukur level

(28)

15 yaitu: Perceived Usefulness (kemanfaatan) dan Perceived Ease of Use

(kemudahan dalam penggunaan).

Kedua variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna.

Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi

pengguna akan menentukan sikapnya dalam kemanfaatan penggunaan TI.

Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan

TI dipengaruhi oleh kemanfaatan dan kemudahan penggunaan.

Menurut Davis et al tahun 1989, pada kemanfaatan dapat didefinisikan

sebagai tingkat kepercayaan seseorang dalam menggunakan sistim tertentu

dalam menunjang kinerjanya. Hal ini juga dapat diterangkan dengan

bagaimana seseorang percaya menggunakan teknologi untuk menunjang

dalam produktivitas dalam bekerja. Dikatakan kemanfaatan suatu sistim

menjadi meningkat jika ada tingkat kepercayaan secara positif berguna bagi

performance (tampilannya).

Gambar 1: Technology acceptance model (Davis et al, 1989)

Pada kemudahan didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pada

(29)

16 penggunaannya tidak diperlukan usaha yang keras. Makna tidak perlu usaha

keras dinyatakan dengan kemudahan dalam penggunaannya dibandingkan

dengan yang lainnya. Dimana dalam penerimaannya pengguna dimudahkan

oleh system yang ada.

Pada TAM dinyatakan bahwa perilaku pada penggunaan suatu system

dibedakan menjadi kemanfaatan dan attitude (sikap). Sedangkan kemanfaatan

dan kemudahan dalam menggunakan suatu system merupakan efek dari

perilaku. Kemudahan dalam penggunaan mempengaruhi kemanfaatan system

itu sendiri.

Secara tidak langsung perilaku dipengaruhi dari variabel dari

kemanfaatan dan kemudahan dalam penggunaan. Hubungan keterkaitan

antara kemanfaatan dan kemudahan dalam penggunaan merupakan hal yang

sangat signifikan. Dapat dikatakan bahwa Penggunana seharusnya dapat

merasakan kemanfaatannya.

Pada penelitian lain Igbaria (1990) dan Robey (1989) dimana dari hasil

penelitiannya menyatakan hasil korelasi positif antara manfaat dan

kemudahan sehingga membawa pada penggunaan TI. Berdasarkan TAM

kemanfaatan dan kemudahaan penggunaan TI, menurut venkatesh dan Davis

(2000) menyatakan kemudahan dalam menggunakan TI dapat membawa pada

kenyamanan dalam penggunaan dan bekerja dengan menggunakan teknologi

tersebut. Dalam hal kenyamanan inilah yang membawa penggunan mau dan

berkeinginan untuk terus menguunakan teknologi.

Kenyamanan dalam menggunakan suatu teknologi berkorelasi dengan

waktu penggunaannya. Semakin nyaman pengguna frekuensi untuk

mengunakannya lagi semakin tinggi. Dalam bahasa teknologi menyenangkan

(fun) dan menghibur (playfulness) identik dengan kenyamanan.

Berdasarkan penelitian Asia Foundation, 2002, permasalahan utama

dalam pengguna tidak menggunakan transaksi online dengan alasan

keamanan (security). Jaminan keamanan bertrasaksi merupakan permasalahan

utama yaitu: mencapai angka 50 % dari 100% pengguna tidak menggunakan

(30)

17 paham dalam penggunaan, 30% tidak membutuhkan, 20% tidak tersedia dan

10% alasan lain.

Keamanan Kurang Paham Tidak Tersedia Lain-lain

Source: Asia Foundation, 2002

Gambar 2: Masalah pengguna tidak menggunakan transaksi online

Berdasarkan penelitian Castle Asia, 2002 keuntungan dari website,

40% membawa dampak pada promosi, 12% berdampak pada kredibilitas,

10% tidak bermanfaat dan 8% meningkatkan penjualan. Dari penelitian inilah

menunjukan bahwa kemudahan dalam mengakses website (berhubungan

dengan internet koneksi) dan juga muatan informasi mempengaruhi pada

penggunaannya.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Promosi Kredibilitas & Keberadaan

Tidak Bermanfaat

[image:30.595.149.503.499.688.2]

Menaikan Penjualan

(31)

18 Davisd et al, pada tahun 1989, dan Pikkarainen et al pada tahun 2004

menyatakan pada penerimaan penggunaan e-commerce. Empat komponen

penerimaan e-commerce dari sudut pandang :

1. Kemanfaatan (efisiensi).

2. Kemudahan dalam penggunaan.

3. Kenyamanan dalam penggunaan.

4. Muatan informasi.

Dengan adanya empat variable diatas dapat dirumuskan menjadi variable

sebagai berikut:

1. Efisiensi memberikan efek pada penerimaan penggunaan e-commerce.

2. Kemudahan dalam mengakses memberikan efek pada penerimaan

penggunaaan e-commerce.

3. Kenyamanan dalam bertransaksi dan akses memberikan efek pada

penerimaan penggunaaan e-commerce.

4. Muatan informasi memberikan efek pada penerimaan penggunaaan

e-commerce.

D. Structure Equation Modeling dan Partial Least Square

Structure Equation Modeling (SEM) adalah teknik modeling yang

digunakan secara luas dan kombinasi principal component, regresi dan path

analysis. Dalam kelompoknya SEM dibagi menjadi dua yaitu: SEM berbasis

kovarian (LISREAL) dan SEM berbasis varian Partial Least Square (PLS).

PLS lebih cepat berkembang pada berbagai bidang baik bidang

manajemen system informasi, manajemen strategi, pemasaran dan perilaku

pelanggan, dan juga e-business. Pertama kali PLS ditemukan dan

dikembangkan pada tahun 1982 oleh Wold. Pada tahun 1989, Lohmoller lebih

lanjut mengembangkan alogaritma PLS.

Latar belakang lahirnya SEM-PLS, berawal dari analisis simultaneous

equation models bidang ekonometrik, factor analysis bidang psikometrik, dan

path analysis bidang biometrik. Semua ini terpadu dalam analysis causal pada

sosiologi. Adapun latar belakang ini dapat digambarkan seperti pada skema

(32)
[image:32.595.103.504.93.601.2]

19 Gambar 4: Latar belakang SEM-PLS (Sanchez, 2007)

Lebih lanjut SEM dikembangkan oleh Kar Joreskog dan Herman Wold

dengan software Lisrealnya berdasarkan covariance structure analysis dan

Herman berdasarkan varian dan disebut dengan partial least square path

modeling. Sampai sekarang berkembang menjadi multivarian. Adapun

(33)
[image:33.595.111.513.95.445.2]

20 Gambar 5: Rumpun metode PLS (Sanchez, 2007)

Pada table dibawah ini diilustrasikan perbedaan SEM-Lisrean dan

SEM-PLS sebagai berikut:

Tabel 3: Perbedaan SEM- Lisreal dengan SEM –PLS

NO KRITERIA PLS LISREAL

1 2 Tujuan Pendekatan Berorientasi prediksi Berbasis varian (ragam)

Berorientasi pendugaan parameter

Berbasis kovarian (peragam)

3 Hubungan antara peubah laten dan indikator/manifest

Formatif atau refleksi Refleksi

4 Peubah laten Setiap peubah laten merupakan

kombinasi linear dari peubah indikator

PEubah laten diduga oleh seluruh peubah

manifetsnya

5 Kompleksitas model

Sampai kompleksitas besar 100 laten dan 1000 manifest

Sampai kompleksitas sedang (kurang dari 100

(34)

21 6 Ukuran contoh Rekomendasi

berkisar 30-100

Rekomendasi 300-800

7 Persyaratan teori Flexibel, bebas sebaran

Asumsi kuat,sebaran normal

8 Perlakuan mising

data

Algoritma NIPALS Metode kemungkinan

maksimum

9 Identifikasi Dalam model rekursif

selalu teridentifikasi

Bergantung pada model

idealnya, lebih dari 4

manifest per laten over

determinasi, 3 untuk

identifikasi yang sesuai

Source: 3

Adapun alasan PLS berkembang lebih pesat dan lebih populer diuraikan

menjadi empat alasan utama, sebagai berikut:

1.PLS dapat dimodelkan berupa reflektif dari peubah laten ke indikator atau

disebut mode reflective dan dapat pula disebabkan atau dibentuk oleh

peubah indikator ke peubah laten, disebut dengan mode formative.

2.PLS dapat digunakan untuk melakukan penduga yang kecil.

3.PLS dapat digunakan penduga yang komplek tanpa kehilangan kemampuan

atau mengalami masalah yang disebabkan penduganya.

4.PLS tidak perlu mengasumsikan sebaran normal dan cukup dengan skala

ordinal.

PLS dibentuk menjadi dua gugus yaitu model luar (outer) dan model

dalam (inner). Definisi dari model luar adalah model dimana relasinya antar

peubah laten atau unobserved. Sedangkan model dalam adalah model dimana

relasinya relasinya antar indikator atau dengan manifest atau disebut juga

observed.

Pada model outer dibagi menjadi dua macam mode yaitu mode

reflective dengan mengedepankan refleksi atau effect relasi dari peubah laten

3

Joko Ratono, Analisis Partial Least Square untuk pengembangan model critical success

(35)

22 ke indikator, mode formative mengedepankan causal relasi dari indikator ke

peubah laten. Adapun persamaannya sebagai berikut:

1. Persamaan model inner ξ = Вi – ζ

2. Persamaan mode reflective Xx = xξ + εx

3. Persamaan mode formative ξ = ∏xXx + εx

Keterangan:

ξ = vektor peubah laten

В = koefisien path

ζiεx = error

= koefisien loading

= koefisien bobot

Persamaan dalam PLS dapat dihitung melalui tahap:

1. Menghitung skor peubah laten (Yj), sebagai kombinasi linear dari peubah

indikator (Xjk), iterrasi dilakukan sampai konvergen (selisih bobot Wjk < 10

pangkat -5 dengan iterasi sebelumnya).

2. Matriks koefisien path didapatkan melalui regresi model inner.

3. Koefisien loading didapatkan melalui regresi model outer.

Skema iterasi diilustrasikan pada gambar berikut.

1) Wjk = 1 Initial weight

Yj = ∑ Wjk Xjk 2) Z j = ∑ eji Yi

K j

Wnew jk = (Z’ j Z j )pangkat -1 Z’ j Xjk

Wnewj = (X’ j X j) pangkat -1X’ jZ j

4) Wold jk – Wnew jk < 10 pangkat -5 3)

[image:35.595.110.525.36.776.2]

Gambar 6: Iterasi untuk skor peubah laten di skems eij (Sanchez, 2007)

Update LVs Take into account Inner relations

(36)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey yang

dilakukan di Jakarta kepada para pengguna transaksi online khususnya jasa

penerbangan Indonesia.

Penjajagan telah dilakukan sejak bulan Agustus 2010, sedangkan

pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan

September 2010 sampai dengan bulan Januari 2011 melalui pengiriman

kuesioner via maillinglist. Tahap berikutnya adalah pengumpulan

responden pada suatu tempat guna pengisian kuesioner

B. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dari hasil survei pengisian

kuesioner. Kuesioner yang berisi tentang informasi tentang elemen-elemen

yang dapat mengukur penerimaan sistim informasi e-commerance.

Sedangkan data sekunder diambil dari literatur-literatur, jurnal dan sumber

lain yang mendukung jalannya penelitian

Dalam instrumen penelitian data primer yang diambil berupa empat

pokok komponen yang terdiri dari :

1. Bagaimana penerimaan pelanggan akan efisiensi dari e-commerce.

(X1).

2. Bagaimana penerimaan pelanggan terhadap kemudahan dalam

penggunaan e-commerce. (X2)

3. Bagaimana penerimaan pelanggan terhadap kenyamanan dalam

menggunakan e-commerce.(X3)

4. Bagaimana muatan informasinya. (X4)

(37)
[image:37.595.134.525.127.658.2]

24 Adapun model yang digunakan dalam analisis adalah sebagai berikut:

Gambar 7: Model PLS

Keterangan:

Y = Penerimaan penggunaan e-commerce

X1 = Efisiensi penggunaan e-commerce

X2 = Kemudahan penggunaan e-commerce

X3 = Kenyamana penggunaan e-commerce

X4 = Muatan informasi penggunaan e-commerce

Uraian diatas lebih detail dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan

pada questioner yang terlampir dalam lampiran.

Pada questioner yang diambil digunakan uji validitas dari

responden-responden yang mengisi questioner. Selanjutnya dilakukan juga realibilitas

atau akurasi dengan menggunakan Cronbach Alpha. Dimana koofesien

(38)

25 Pada pemilihan responden merupakan para pengguna internet, dimana

responden yang dimaksud adalah pengguna transaksi online pembelian

tiket pesawat maskapai penerbangan Indonesia. Pada data sample ini

menggunakan parametik non probalility sampling. Penentuan jumlah

responden berdasarkan sample dari populasi berdasarkan Malhotra dan

Birks (1999), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Sehingga hasil sample yang akan diambil berjumlah 73 sample dengan

perhitungan sebagai berikut:

C. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian yang digunakan merupakan penelitian qualitatif dan

quantitatif. Dengan adanya empat variable yang digunakan. Pada qualitatif

menfomulasikan hasil data yang diambil menjadi hitungan tertentu yang

akan diperjelas dengan diskripsi dari qualitatif.

Pada olahan data dilakukan dengan menggunakan Minitab 14 demi

(39)

26 (Ringel, et al.,2005) untuk menghasilkan hasil maksimal tanpa kehilangan

kemampuan dalam pendugaan walaupun dengan ragam yang kompelek.

Pada tahapan analisis melalui SmartPLS menggunakan tahapan yang

disebut kriteria kebaikan model yang selanjutnya dilanjutkan dengan

evaluasi outer dan inner. Uraian dari analisis tersebut sebagai berikut:

a. Kriteria Kebaikan Model

Pada tahapan data analisis PLS terdapat kriteria kebaikan model Path

PLS menurut Hanselar et al (2009), dapat dievaluasi melalui:

1. Evaluasi outer

Pada evaluasi outer terdapat dua mode yang dapat digunakan, Mode

reflective dan mode formative. Pada penelitian ini lebih menekankan

mode reflective lebih dimana peubah indikator dapat mencerminkan

variable laten. Kriteria kebaikan mode reflective terdapat pada tabel

[image:39.595.108.499.385.755.2]

berikut:

Tabel 4: Assesment model reflective

NO Kriteria Keterangan

1. Reabilitas komposit

ρc= (∑ i)²/[(∑ i)²+∑Var(εi)]

dimana i merupakan loading outer ke

indicator, Var(εi)= 1 - i terstanda-

risasi. Nilai ρc > 0.6 yang

menggambar-kan konsistensi internal.

2. Reabilitas indikator Absolut standar dari loading outer > 0.7

3. Average Variance

Extracted (AVE)

AVE = (∑ i²)/(∑ i²)+ ∑Var(εi)

AVE > 0.5

4. Validitas Diskriminan Kriteria Fornell-Lacker

Akar AVE dari peubah laten lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya

5. Validitas Diskriminan Kriteria Cross Loading

(40)

27 2. Evaluasi Inner

Kriteria kebaikan model construct ditentukan melalui model inner,

[image:40.595.121.514.184.606.2]

dimana assesment model terdapat pada tabel berikut:

Tabel 5: Assesment model inner

NO Kriteria Keterangan

1. R² dari peubah laten

endogenous

Chin (1998) mengelompokan R² dalam masing-masing 0.67; 0.33; 0.19 sebagai substansial, moderat dan lemah

2. Estimasi koefisien path Evaluasi terhadap nilai koefisien meliputi besarnya nilai, tanda dan pengaruh nyata melalui Boostrap

3. Effective size f² f²=(included -excluded)/

(1- included)

nilai 0.02; 0.15; 0.35 dapat dipandang bahwa predictor peubah laten mempunyai pengaruh lemah,medium dan kuat terhadap struktur

4. Prediction relevance

(Q²)

Q²dihitung dari prosedur blindfolding.

Q²= 1-(∑DSSED)/(∑DSSOD)di mana

D jarak yang hilangkan, SSE jumlah kuadrat eror dan SSO jumlah kuadrat observasi. Q²>0 berarti prediction relevance

Analisis ini dapat diperjelas dengan gambar 8: model path PLS yang

ditulis oleh Hanseler et.al, 2009. Pada ilustrasi ini menggambarkan analisa

inner yang merupakan relasi antar peubah laten yang ditandai dengan

pengaruh langsung dan tidak langsung, serta seberapa besar pengaruhnya.

Sedangkan analisa outer lebih kepada relasi peubah laten dengan indikator,

dimana menggambarkan konsistensi internal, konsistensi dan kestabilan,

Average variance, dan terpenuhi validitasnya, serta korelasinya yang dilihat

(41)

28

Inner

Outer Outer

[image:41.595.117.496.84.389.2]

Formative Reflective

Gambar 8: Model Path PLS X11

X12

X13

X21

X22 1

X31

X32 1

X41

X42 1

ξ

1

ξ

3

ξ

3

(42)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan. Hasil olahan

data yang dibagi menjadi dua bagian yaitu: Analisis umum dan informasi

analisis; dan yang berasal dari kuesioner dan analisis data berdasarkan

variable-variabel yang saling berhubungan .

B. Analisis data a. Informasi umum

Pada penyebaran kuestioner dilakukan dengan dua metode yaitu

penyebaran melalui email dan pengisian langsung oleh responden di jakarta.

Dari 100 kuesioner yang dikirim melalui email, 60 yang kembali dan hanya

46 yang lolos scraning yaitu pengguna transaksi online dan dalam

penggunaan lebih dari 3 kali dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.Sedangkan

dari 50 kuesioner yang diberikan langsung pada responden hanya 27 yang

lolos scraning.

Dari hasil pengisian kuesioner 56,2% dari responden adalah range

umur 20-25 tahun, 21,9 % adalah umur 26-30 tahun dan 21,9 % lebih dari 30

tahun. Sedangakan secara gender 69% adalah laki-laki dan 31% adalah

perempuan.

(43)

30 Tabel 7: Responden berdasarkan gender

Pada pengklasifikasian pendapatan dibagi menjadi 3 bagian kelas

yaitu: kurang dari 2 juta rupiah, 2-5 juta rupiah, dan lebih dari 5 juta rupiah.

Dari data tersebut diperoleh table sebagai berikut:

Tabel 8: Responden berdasarkan pendapatan

b. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan yang terdapat

dalam kuesioner. Uji ini dilakukan dengan menggunakan program excel

windowsn membandingkan r-kritis dan r-table dengan menggunakan metode

korelasi dimana dinyatakan valid jika r-kritis lebih besar dari r-table. Uji ini

dilakukan agar setiap pertanyaan dalam kuesioner valid sehingga memenuhi

syarat penelitian dan dapat dilanjutkan ke jenjang selanjutnya.Hasil terlampir

dalam lampiran.

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan menggunakan Cronbach’s Alpha

(44)
[image:44.595.151.471.104.217.2]

31 Tabel 9: Uji Reliabilitas

No Variable Reliability Value

(Cronbach’s Alpha) 1

2 3 4 5

Y : Penggunaan

X1:Kemanfaatan (efisiensi) X2:Kemudahan

X3:Kenyamanan X4:Muatan informasi

.870 .862 .813 .827 .681

Nilai diatas disebut realible untuk setiap komponen yang ada di dalam

kuestioner.

C. Analisis Partial Least Square

Dalam analisis data dari model yang telah dipilih, menghasilkan

analisis outer antara peubah laten dan indicator, dan juga analisis inner

menghasilkan relasi antara peubah laten. Pada model analisis tergambarkan

sebagai berikut:

[image:44.595.99.494.385.778.2]
(45)

32 Pada gambar 9, dapat lebih dijabarkan menjadi model outer dan inner

seperti pada gambar berikut.

0.80 0.82

0.82 0.78

0.88 0. 75

0.72

0.80

0.76 0.71

0.68 0.90

0.83 0.91

0.84 0.87

0.75

0.67

0.83

0.79 Inner

0.61

0.80

[image:45.595.112.519.134.555.2]

Outer Outer

Gambar 10: Model outer dan inner dari hasil model analisis

a. Analisis Model Outer-Reflective

Analisis model outer-reflective relevan dilakukan terhadap peubah

laten penerimaan penggunaan e-commerce (Y), yang direfleksikan oleh

indikator Y1(security), Y2(privacy), Y3(Akses web), Y4(Kecepatan dan

ketepatan).Reabilitas komposit sebesar 0.91 jauh melebihi standart yang

disyaratkan 0.6. Hal ini menunjukan kestabilan dan kekonsistensi internal

indikator yang sangat baik. Sedangkan reabilitas indikator dicerminkan dari

nilai factor loading dengan angka masing-masing peubah security,privacy,

(46)

33 akses web, waktu dan daya capai adalah 0.71, 0.89, 0.91, 0.87. Hasil ini

menunjukkan melebihi dari standart 0.7.

Pada analisis X1 (Effisiensi) yang direfleksikan oleh indikator

kecepatan proses(X1_1), peningkatan kinerja(X1_2), meningkatkat

produktivitas(X1_3), peningkatan efektifitas(X1_4), efisiensi secara

umum(X1_5). Reabilitas komposit sebesar 0.9 menunjukkan angka diatas

standart. Sedangkan factor loading mencerminkan peubah menunjukan angka

0.80, 0.82, 0.87, 0.71, 0.79.

Reabilitas komposit dari X2 (Kemudahan) adalah 0.86. Indikator

mencerminkan angka 0.86, 0.83, 0.76, 0.81, 0.79, 0.71 pada mudah

dipelajari(X2_1), mudah dalam penggunaan(X2_2), Jelas manualnya(X2_3),

mudah menjadi mahir(X2_4), mudah dalam pencarían(X2_5), kemudahan

secara umum (X2_6) menunjukan angka di atas standart.

Pada analisis X3 (Kenyamanan) dan X4(Muatan Info) secara berurutan

mempunyai reabilitas komposit 0.87 dan 0.82. Sedangkan fun(X3_1),

memuaskan( X3_2), positif(X3_3), bijak(X3_4), menjaga rasa aman dan

rahasia(X3_5) dengan factor loading 0.75, 0.76, 0.83, 0.83, 0.75. Pada

Informasi tentang keuntungan(X4_1), informasi umum maskapai secara

online(X4_2) secara , transaksi online maskapai(X4_3)dengan factor loading

0.82, 0.76, 0.74.

b. Analisis Model Inner

Analisis model inner menggambarkan model construct antar variable

laten,yaitu X dan Y. X1 dan X2 mempengaruhi langsung X3, sedangkan Y

dipengaruhi langsung dengan X4, X4 dipengaruhi oleh X3 dan X1, dan X1

dipengaruhi X2.Demikian peubah laten endogenous adalah X1,X3, X4 dan Y.

Di ilustrasikan pada table berikut ini:

Tabel 6: Nilai R²peubah laten endogenous

No Peubah Laten Nilai

1.

2.

Penerimaan (Y)

Efisiensi (X1)

0.26 menurut Chin (1998) dikelompokan

dalam kategori lemah

(47)

34 3.

4.

Kenyamanan (X3)

Muatan info (X4)

0.52 menurut Chin (1998) termasuk kategori

moderat

0.51 kategori moderat

Pada tabel diatas menunjukan bahwah penerimaan dipengaruhi (Y)

dipengaruhi lemah oleh Muatan informasi (X4), Efisiensi (X1) dipengaruhi

oleh kemudahan (X2) dengan nilai 0.33 dalam kategori moderat,

Kenyamanan(X3) dipengaruhi oleh efisiensi dan kemudahan pada tingkatan

kategori moderat, sedangkan muatan info (X4) pengaruh dari efisiensi dan

kenyamanan cukup mempengaruhi juga.

Tabel 7: Estimasi koefisien path

No Koefisien Path

1.

2.

3.

Muatan info ->Penerimaan

Kenyamanan ->muatan info

Efisiensi -> muatan info

0.51 0.36 0.42 4. 5. 6.

Kemudahan -> Kenyamanan

Efisiensi -> Kenyamanan

Kemudahan-> Efisiensi

0.34

0.47

0.67

Tabel diatas menerangkan banyak ragam yang membentuk peubah

laten. Kemudahan mempunyai kontribusi terbesar pada efisiensi, diikuti oleh

muatan info terhadap penerimaan. Sedangkan pengaruh nyata dari nilai

p-value adalah efisiensi, kenyamanan dan muatan informasi dengan nilai: 1.4 10

pangkat-2, 3.7 10 pangkat -3, dan 4.8 10 pangkat -3.

Tabel 8: Effect size

No Peubah Laten Nilai Dari pengaruh peubah laten

1. 2.

Penerimaan (Y) 0.13 Efisiensi (X1) 0.27

Lemah dari pengaruh muatan info Medium dari pengaruh kemuda-han

3.

4.

Kenyamanan (X3) 0.98 0.28

Muatan info (X4) 0.27

0.33

Kuat dari pengaruh efisiensi Medium dari pengaruh kemu-dahan

Médium dari pengaruh kenya-manan

(48)

35 Pada tabel diatas menunjukan effect dari peubah laten satu dengan

lainnya dilihat dari aspek effect sizenya. Menunjukkan hubungan antar peubah

[image:48.595.106.513.101.795.2]

laten untuk menganalisa inner modelnya.

Tabel 9: Prediction Relevance

No Predictive Relevance

1. Penerimaan 0.34

2. Efisiensi 0.27

3. Kemudahan 0.46

4. Kenyamanan 0.32

5. Muatan info 0.15

Prediction relevance ini menggunakan prosedur blindfolding, dimana

hasil dari Q² lebih besar dari 0, maka prediction relevance.Sehingga analisis

model inner memenuhi syarat.

Dari hasil analisis diatas dapat digambarkan grafik Path koefisien dan

kontribusi terhadap R²

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Penerimaan Efisiensi Kenyamanan Muatan info

Koefisien Path

Kontribusi thdR²

Gambar

Gambar 3: Keuntungan perusahaan menggunakan website
Gambar 4: Latar belakang SEM-PLS (Sanchez, 2007)
Gambar 5: Rumpun metode PLS (Sanchez, 2007)
Gambar 6: Iterasi untuk skor peubah laten di skems eij (Sanchez, 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh posisi citra uji pada perhitungan keliling dan luas bangun datar dua dimensi dengan kode rantai ini, tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada

terhadap hasil belajar siswa, untuk mengetahui apakah koefisien korelasi r yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji-t.

peranan bimbingan orang tua dalam memotivasi belajar siswa. Peneliian dilakukan di SMP Islam Parung Bogor, bimbingan yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya

Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis cendawan pelarut fosfat baik dengan penambahan pupuk 50% NPK anorganik dan 100% NPK anorganik secara nyata

(2013) menyatakan bahwa tingginya kadar amilopektin pada pati dapat mempermudah proses terjadinya gelatinisasi karena dapat menurunkan tingkat kelarutan pati sehingga bisa

We additionally strive to add value of our “SDM” business portfolio; System Integration, Data Center Services and Managed Services (Cloud Computing) to become the outright leader

Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan menu terbatas dan lokus yang ditentukan. *Daerah Tertinggal dan Kawasan Transmigrasi