PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
contextual
Strategi Pembelajaan Kontekstual
Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktifitas
mempelajari materi pembelajaran yang sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya.
Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar mendengarkan atau mencatat, tetapi belajar adalah proses pengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan
perkembangan siswa terjadi secara utuh, dan tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual
Contextual Teaching and Learning (CTL) ialah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
3 hal yang harus kita pahami :
1. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkan konsep dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana
materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
2. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk
menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
Gambar : teori
“
Puzzle
”
pembelajaran
kontekstual
Pengetahuan yang sudah ada
Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL
Latar Belakang Filosofis
CTL banyak dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari
epistimologi Giambista Vico (Suparno, 1997).
Menurut Vico, pengetahuan merupakan struktur konsep dari subjek yang mengamati. Selanjutnya, pandangan filsafat
konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan mempengaruhi konsep tentang proses belajar, bahwa belajar bukanlah sekedar menghapal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman.
Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan
Piaget :
Bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki
struktur kognitif yang kemudian dinamakan
“
skema
”. Skema terbentuk karena pengalaman.
Berkat pengalaman itulah dalam struktur kognitif
anak terbentuk skema tentang pengetahuan yang
dimilikinya.
Proses penyempurnaan skema dilakukan
melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses penyempurnaan
skema,
Akomodasi adalah proses mengubah skema
yang sudah ada hingga terbentuk skema yang
baru.
Latar Belakang Psikologis
Sesuai dengan filsafat yang mendasarinya bahwa pengetahuan terbentuk karena peran aktif subjek, maka dipandang dari sudut psikologis, CTL berpijak pada aliran psikologis kognitif.
Menurut aliran ini proses belajar terjadi karena pemahaman individu terhadap lingkungan. Belajar bukanlah peristiwa
mekanis seperti keterkaitan stimulus dan respon. Belajar tidak sesederhana itu. Belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minta, motivasi, dan kemampuan atau pengalaman.
Apa yang tampak pada dasarnya adalah wujud dari adanya dorongan yang berkembang diri seseorang. Sebagai peristiwa mental perilaku manusia tidak semata-mata merupakan
gerakan fisik saja, akan tetapi yang lebih penting adalah faktor pendorongnya yang ada dibelakang gerakan fisik itu. Mengapa demikian? Sebab manusia selamanya memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kebutuhan itulah yang mendorong
Dari asumsi dan latar belakang yang mendasarinya,
Belajar
pada konteks CTL adalah:
Bukanlah menghapal, akan tetapi mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.
Bukan hanya sekedar mengumpulkan fakta yang terpisah. Pengetahuan itu pada dasarnya merupakan organisasi dari
semua yang dialami, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap pola-pola perilaku manusia, seperti pola berpikir, pola bertindak, dan lain-lain.
Proses pemecahan masalah, sebab dengan memecahkan
masalah anak akan berkembang secara utuh yang bukan hanya perkembangan intelektualnya saja akan tetapi juga mental dan emosi.
Proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks.
Peran Guru dan Siswa dalam CTL
Pada dasarnya guru memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran kontekstual, seorang guru
harus memperhatikan karakteristik pembelajaran
kontekstual yang mengutamakan siswa sebagai subjek
bukan sebagai objek.
Karakteristik pembelajaran kontekstual yaitu :
kerjasama,
saling menunjang,
menyenangkan,
tidak membosankan,
belajar dengan bergairah,
pembelajaran terintegrasi,
menggunakan berbagai sumber,
Beberapa hal yag harus diperhatikan guru dlm
menggunakan pendekatan CTL :
1. Peran guru bukanlah sebagai instruktur atau
penguasa yang memaksakan kehendak, melainkan
guru adalah pembimbing siswa agar mereka bisa
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Peran guru untuk memilih bahan-bahan belajar yang
dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.
3. Peran guru adalah membantu agar setiap siswa
mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman
baru dengan pengalaman sebelumnya.
7 Asas CTL
1. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri ialah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
Merumuskan masalah
Mengajukan hipotesis
Mengumpulkan data
Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
Membuat kesimpulan
3. Bertanya (questioning), dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk :
Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.
Merangsang keingintahuan siswa pada sesuatu yang diinginkan.
4. Masyarakat belajar (Learning Community), konsep masyarakat
belajar dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui hasil kerjasama dengan orang lain, baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan yang terjadi secara ilmiah.
5. Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6. Refleksi (Reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment), dalam CTL penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil
belajar seperti tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata. Penialaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang
Apa itu Pendekatan Kontekstual ?
Anak belajar lebih
baik melalui kegiatan mengalami sendiri
dalam lingkungan yg alamiah
Strategi belajar lebih
penting daripada hasil
Belajar akan lebih bermakna
jika anak
“
mengalami
”
apa
yang
dipelajarinya,
bukan
“
mengetahuinya
”
Pembelajaran
berorientasi
penguasaan materi terbukti
hanya
berhasil
dalam
“mengingat”
jangka pendek,
tetapi gagal membekali anak
memecahkan
persoalan
dalam
“
kehidupan
jangka
CTL =
Konsep belajar mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata
Proses belajar alamiah dalam bentuk siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari
guru ke siswa
Strategi pembelajaran lebih penting dari pada hasil
Siswa mengerti :
Apa makna belajar ?
Apa manfaatnya ?
Status apa mereka ?
Mengapa pendekatan
kontekstual menjadi pilihan
?
Diperlukan sebuah pendekatan belajar
yang lebih memberdayakan siswa
Pengetahuan bukanlah seperangkat
fakta dan konsep yang siap diterima,
tetapi
“
sesuatu
”
yang harus
Kecenderungan pemikiran tentang
belajar
1.
Proses belajar
Anak belajar dari
mengalami sendiri,
mengkontruksi
2. Transfer belajar
Anak harus tau makna
belajar dan menggunakan
pengetahuan dan
keterampilan yang
diperolehnya untuk
3. Siswa sebagai
pembelajar
Tugas guru : mengatur
strategi belajar, membantu
menghubungkan
4. Pentingnya
lingkungan belajar
Lupakan tradisi:
“
guru akting di panggung, siswa
menonton
”.
Ubah menjadi ,
”
siswa aktif bekerja dan belajar
di panggung, guru
HAKIKAT PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
Konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan
LANGKAH PENERAPAN CTL DALAM KELAS:
1)
Kembangkang pemikiran bhw anak akn belajar lebih
bermakna dg cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan
dan ketrampilan barunya!
2)
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk
semua topik!
3)
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya!
4)
Ciptakan „masyarakat belajar‟ (beljar dalam
kelompok-kelompok)!
5)
Hadirkan „model‟ sbg contoh pembelajaran!
6)
Lakukan refleksi di akhir pertemuan!
7 KOMPONEN CTL
1.
KONSTRUKTIVISME (
CONSTRUCTIVISM
)
2.
MENEMUKAN (
INQUIRY
)
3.
BERTANYA (
QUESTIONING
)
4.
MASYARAKAT BELAJAR (
LEARNING
COMMUNITY
)
5.
PEMODELAN (
MODELING
)
6.
PENILAIAN SEBENARNYA (
AUTHENTIC
ASSESSMENT
)
Filosofi Konstruktivisme :
Pengetahuan dibangun sedikit demi
sedikit, yg hasilnya diperluas melalui
konteks terbatas (sempit) dan tidak
sekonyong-konyong
Dalam pandangan konstruktivis,
strategi memperoleh lebih diutamakan
dibandingkan seberapa banyak siswa
memperoleh dan mengingat
Siklus inkuiri:
Observasi (
observation
)
Bertanya (
questioning
)
Mengajukan dugaan (
hipotesis
)
Pengumpulan data (
data gathering
)
Penyimpulan (
conclution
)
Kata kunci dr Strategi Inkuiri adalah:
Bertanya (questioning)
Bertanya dipandang sbg kegiata guru
utk mendorong, membimbing, dan
menilai kemampuan berpikir siswa
Pada semua aktivitas belajar,
questioning dpt diterapkan: antara
siswa dg siswa, antara guru dg siswa,
antara siswa dg orang lain yg
Masyarakat belajar (learning community)
Dalam kelas CTL guru disarankan selalu
Pemodelan (Modeling):
Dalam sebuah pembelajaran selalu ada
model yg ditiru. Guru memberi model
tentang ‘bagaimana cara belajar’
Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang
apa yang baru dipelajari atau berpikir
ke belakang tentang apa-apa yang
Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment):
Pembelajran yg benar memang ditekankan pd upaya
membantu siswa agar mampu mempelajari (learning
how to learn) sesuatu, bukan ditekanka pada
diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir
periode pembelajaran
Kemajuan belajar dinilai dari proses bukan melulu