• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Ekonomis Pltu Berbahan Bakar Fiber Dan Cangkang Sawit Sebagai Domestic Power

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Kelayakan Ekonomis Pltu Berbahan Bakar Fiber Dan Cangkang Sawit Sebagai Domestic Power"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN

BAKAR FIBER DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI

DOMESTIC POWER

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada

Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh :

GIDEON REWIN NAPITUPULU

NIM : 110422001

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

FAKULTAS TEKNIK

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN BAKAR FIBER

DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI

DOMESTIC POWER

Oleh:

GIDEON REWIN NAPITUPULU

NIM : 110422001

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PPSE FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Sidang pada Tanggal 26 Bulan Nopember Tahun 2014 di depan Penguji :

1. Ketua Penguji : Ir. Syamsul Amien, M.S

2. Anggota Penguji : Ir. Surya Tarmizi, Kasim, M.Si

Disetujui Oleh : Pembimbing Tugas Akhir,

Ir. Eddy Warman, MT NIP. 19541220 198003 1 003

Diketahui Oleh :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN BAKAR FIBER

DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI

DOMESTIC POWER

Oleh :

GIDEON REWIN NAPITUPULU

NIM : 110422001

Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PPSE FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Sidang pada Tanggal 26 Bulan Nopember Tahun 2014 di depan Penguji :

1. Ketua Penguji : Ir. Syamsul Amien, M.S ………. 2. Anggota Penguji : Ir. Surya Tarmizi, Kasim, M.Si ……….

Disetujui Oleh : Pembimbing Tugas Akhir,

Ir. Eddy Warman, MT NIP. 19541220 198003 1 003

Diketahui Oleh :

(4)

ABSTRAK

PT. Perkebunan Minanga Ogan merupakan perusahaan perkebunan yang

memiliki pabrik pengolahan sawit yang menggunakan pembangkit listrik sendiri

sebagai sumber daya untuk menjalankan kegiatan pengolahan dan kehidupan

domestic pada areal perkebunan itu sendiri dan mempunyai kebun sendiri serta

kebun plasma, salah satunya adalah Sei Ogan Mill (SOGM). SOGM adalah pabrik

yang mengolah sawit menjadi CPO dengan kapasitas 60 ton/jam. SOGM

memakai dua alternatif sumber power, yaitu PLTU dan PLTD. Turbin uap

menghasilkan daya 1500 kW dioperasikan pada saat pabrik berjalan. Beban turbin

tersebut adalah pabrik dan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga Ogan.

Uap dihasilkan boiler berkapasitas 19 Bar sebanyak 3 unit dan yang

beroperasi 2 unit berbahan bakar fiber dan cangkang hasil pengolahan. Pada saat

pabrik berhenti mengolah, sumber daya untuk perumahan domestic bersumber

dari 2 unit genset dengan kapasitas 301 kW berbahan bakar solar.

Harga energi listrik masing-masing pembangkit dengan suku bunga 12 %,

6 %, adalah Rp. 920,-/kWh, Rp. 807,-/kWh untuk PLTU dan Rp. 2.337,-/kWh,

Rp. 2.322,-//kWh untuk PLTD sedangkan nilai kalor bahan bakar fiber =

2.770,544 kkal/Kg = 3,222 kWh, cangkang = 3.881,15 kkal/Kg = 4,513 kWh dan

solar = 2149,75 kkal = 2,5 kWh.

Kata Kunci : Pembangkit Tenaga Listrik, Fiber dan Cangkang Kelapa

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

pertolongan, kasih dan karunia-Nya yang penulis alami dan rasakan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun Tugas Akhir ini diselesaikan untuk

memenuhi syarat kesarjanaan di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada keluarga yang terkasih,

yaitu : Ibunda Kristin Sitorus, B.Sc dan abang-abang ku Hizkia Yody Napitupulu,

SE dan Daniel Fred Octo Napitupulu, SH yang senantiasa mendukung dan

mendoakan penulis selama perkuliahan maupun di dalam penyelesaian Tugas

Akhir.

Dalam kesempatan ini penulis banyak memperoleh bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Rachmad Fauzi, ST. MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Hasdari Helmi, MT selaku Dosen Wali penulis selama mengikuti

(6)

4. Bapak Ir. Eddy Warman, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas

bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Heri Juliansyah, ST dan seluruh staff serta karyawan PT. Perkebunan

Minanga Ogan atas bantuannya dalam memberikan bimbingan dan

pengambilan data.

6. Seluruh Staff Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan seluruh

karyawan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro USU.

7. Teman-teman seangkatan Jurusan Teknik Elektro Ekstensi 2011 (Arnan

Hasibuan dkk), senior dan junior serta reguler untuk dukungannya.

8. Semua pihak yang memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu.

Medan, Nopember 2014 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 1

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Metodologi Penulisan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II DASAR TEORI ... 5

2.1 Potensi Sumber Energi Terbarukan ... 5

2.2 Sumber Energi Biomassa ... 6

2.2.1. Sumber Energi Biomassa Sawit ... 6

2.3 Prinsip Dasar PLTU ... 8

2.4 Peralatan Utama pada PLTU ... 11

(8)

2.4.2 Boiler ... 13

2.4.3. Kondensor ... 21

2.4.4. Generator ... 21

2.5 PLTU dengan Bahan Bakar Fiber dan Cangkang Sawit di PT. Perkebunan Minanga Ogan ... 24

2.5.1. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit ... 24

2.5.2 Treatment Air ... 27

2.5.3 Proses Penggunaan PLTU sebagai Penghasil Daya Listrik ... 30

2.5.3.1 Persiapan Bahan Bakar ... 30

2.5.3.2 Penaikan Tekanan Boiler ... 32

2.5.3.3 Pengaliran Steam dari Boiler ke Turbin Uap ... 32

2.6 Prinsip Dasar PLTD ... 34

2.6.1 Peralatan Utama pada PLTD ... 37

BAB III PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI TEKNIK ... 41

3.1 Harga Energi Listrik ... 41

3.2 Biaya Operasional dan Perawatan ... 42

3.3 Biaya Bahan Bakar ... 42

3.4 Biaya Pegawai ... 43

3.5 Biaya Modal (Capital Cost) ... 43

3.6 Total Biaya Pembangkitan PLTU ... 44

BAB IV ANALISIS DATA ... 45

4.1 Umum ... 45

(9)

4.4 Data-data Penggunaan PLTD sebagai Penghasil Daya Listrik ... 46

4.5 Perhitungan Biaya Bahan Bakar ... 46

4.6 Biaya Modal ... 48

4.7 Biaya Operasional dan Perawatan ... 51

4.7.1 Chemical Air ... 51

4.7.2 Biaya Pegawai ... 52

4.8 Perhitungan Total Biaya Pembangkitan ... 53

4.9 Perbandingan PLTU Berbahan Bakar Fiber dan Cangkang Sawit dengan Bahan Bakar Minyak Lainnya atau Bahan Bakar Lainnya ... 54

4.10 Perbandingan Biaya Produksi Listrik Domestic Power dengan Harga Beli PT. PLN (Persero) ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Konversi Energi pada PLTU... 8

Gambar 2.2 Siklus Fluida Kerja Sederhana pada PLTU... 9

Gambar 2.3 Diagram T-s Siklus PLTU (Siklus Rankine)... 11

Gambar 2.4 Turbin Uap di PT. Perkebunan Minanga Ogan ... 12

Gambar 2.5 Bagian-bagian Turbin Uap ... 13

Gambar 2.6 Bagian-bagian Boiler ... 14

Gambar 2.7 Safety Valve ... 15

Gambar 2.8 Preusser Gauge ... 15

Gambar 2.9 Sight Glass ... 16

Gambar 2.10 Kondensor ... 21

Gambar 2.11 Konstruksi Generator Sinkron secara Umum ... 22

Gambar 2.12 Rotor Generator Sinkron ... 24

Gambar 2.13 Proses Pengolahan Kelapa Sawit ... 25

Gambar 2.14 Depericaper Station ... 26

Gambar 2.15 Fibre Cyclone dan Air Lock ... 26

(11)

Gambar 2.17 Hopper Bahan Bakar ... 31

Gambar 2.18 Loader Pengangkut Bahan Bakar ... 31

Gambar 2.19 Pengisian Bahan Bakar ke Hopper Bahan Bakar ... 31

Gambar 2.20 Steam Flow ... 32

Gambar 2.21 Name-Plate Turbin Uap di PT. Perkebunan Minanga Ogan ... 33

Gambar 2.22 Name-Plate Generator di PT. Perkebunan Minanga Ogan ... 34

Gambar 2.23 Turbo Charger PLTD ... 35

Gambar 2.24 Combustion Chamber PLTD ... 36

Gambar 2.25 Proses Pergerakan Bolak-balik (Reciprocating) pada Torak ... 37

Gambar 2.26 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ... 38

Gambar 2.27 Diesel Generator di PT. Perkebunan Minanga Ogan ... 39

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Potensi Sumber Energi Terbarukan di Indonesia ... 5

Tabel 2.2 Potensi Bahan Bakar yang Dihasilkan PKS SOGM dengan Kapasitas 60 Ton/Jam ... 7

Tabel 2.3 Daftar Bahan Kimia Kougulasi ... 29

Tabel 4.1 Ketersediaan Bahan Bakar PTP. Minanga Ogan ... 47

Tabel 4.2 Ketersediaan Bahan Bakar PTP. Minanga Ogan per Tahun ... 47

Tabel 4.3 Biaya Bahan Bakar PLTU dalam per kW dan per Tahun ... 48

Tabel 4.4 Kapasitas, Umur, Tipe Bahan Bakar, Biaya Investasi PLTU PTP. Minanga Ogan ... 49

Tabel 4.5 Keseluruhan Biaya Pembangkit ... 53

Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian ... 54

Tabel 4.7 Kandungan Kalori pada Bagian Kelapa Sawit ... 55

(13)

ABSTRAK

PT. Perkebunan Minanga Ogan merupakan perusahaan perkebunan yang

memiliki pabrik pengolahan sawit yang menggunakan pembangkit listrik sendiri

sebagai sumber daya untuk menjalankan kegiatan pengolahan dan kehidupan

domestic pada areal perkebunan itu sendiri dan mempunyai kebun sendiri serta

kebun plasma, salah satunya adalah Sei Ogan Mill (SOGM). SOGM adalah pabrik

yang mengolah sawit menjadi CPO dengan kapasitas 60 ton/jam. SOGM

memakai dua alternatif sumber power, yaitu PLTU dan PLTD. Turbin uap

menghasilkan daya 1500 kW dioperasikan pada saat pabrik berjalan. Beban turbin

tersebut adalah pabrik dan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga Ogan.

Uap dihasilkan boiler berkapasitas 19 Bar sebanyak 3 unit dan yang

beroperasi 2 unit berbahan bakar fiber dan cangkang hasil pengolahan. Pada saat

pabrik berhenti mengolah, sumber daya untuk perumahan domestic bersumber

dari 2 unit genset dengan kapasitas 301 kW berbahan bakar solar.

Harga energi listrik masing-masing pembangkit dengan suku bunga 12 %,

6 %, adalah Rp. 920,-/kWh, Rp. 807,-/kWh untuk PLTU dan Rp. 2.337,-/kWh,

Rp. 2.322,-//kWh untuk PLTD sedangkan nilai kalor bahan bakar fiber =

2.770,544 kkal/Kg = 3,222 kWh, cangkang = 3.881,15 kkal/Kg = 4,513 kWh dan

solar = 2149,75 kkal = 2,5 kWh.

Kata Kunci : Pembangkit Tenaga Listrik, Fiber dan Cangkang Kelapa

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada PT. Perkebunan Minanga

Ogan menggunakan uap sebagai pemutar turbin uap. Uap dihasilkan oleh boiler

yang berbahan bakar fiber dan cangkang sawit hasil dari pengolahan. Untuk

mengoperasikan turbin uap dibutuhkan biaya produksi berupa biaya lembur

karyawan, biaya chemical air dan biaya bahan bakar. Dalam keadaan operasi

sehari-hari sumber daya dapat juga berasal dari mesin diesel yangberbahan bakar

solar yang mempunyai biaya produksi berupa solar.

Dalam Tugas Akhir ini penulis membahas tentang studi kelayakan

ekonomis penggunaan PLTU menggunakan sisa bahan bakar hasil produksi

pabrik sawit sebagai penghasil daya untuk perumahan domestic dengan

membandingkannya dengan pemakaian Genset sebagai penghasil daya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi untuk menjalankan PLTU

(15)

2. Untuk mengetahui perbandingannya dengan pemakaian PLTD sebagai sumber

daya perumahan domestic dan bahan bakar minyak lainnya atau bahan bakar

lainnya.

3. Untuk mengetahui perbedaan biaya produksi listrik domestic power dengan

harga beli PT. PLN (Persero).

Adapun manfaat dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Memberikan perhitungan biaya yang digunakan untuk menjalankan PLTU

berbahan bakar fiber dan cangkang sawit dan membandingkannya dengan

pemakaian PLTD sebagai sumber daya perumahan domestic dan bahan bakar

minyak lainnya atau bahan bakar lainnya.

2. Mendapatkan pengertian dan penjelasan mengenai penggunaan PLTU

berbahan bakar fiber dann cangkang sawit sisa produksi dari sisi biaya

produksi.

3. Mendapatkan perbandingan biaya produksi listrik domestic power dengan

harga beli PT. PLN (Persero).

1.3 Batasan Masalah

Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam Tugas Akhir ini lebih

terarah, maka penulis menetapkan beberapa batasan masalah sebagai berikut :

1. Aplikasi dilakukan pada pabrik SOGM (Sei Ogan Mill) PT. Perkebunan

Minanga Ogan.

2. Biaya produksi yang diambil adalah biaya lembur karyawan, biaya chemical

(16)

3. Pembanding adalah berupa biaya solar untuk pemakaian Genset 301 kW dan

bahan bakar minyak lainnya atau bahan bakar lainnya.

4. Kegiatan dilakukan pada saat pabrik berhenti beroperasi.

5. Bahan bakar berasal dari fiber dan cangkang hasil dari produksi.

1.4 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini,

yaitu :

1. Studi Literatur

Studi literatur ini dilakukan dengan membaca teori-teori yang berhubungan

dengan Tugas Akhir yang terdiri dari buku-buku referensi baik dari penulis

sendiri ataupun dari perpustakaan, artikel-artikel dan jurnal serta internet.

2. Studi Bimbingan

Diskusi dengan dosen pembimbing Tugas Akhir yang berkaitan dengan

masalah-masalah dalam penulisan Tugas Akhir.

3. Observasi

Mengamati proses penggunaan PLTU dan PLTD sebagai penghasil listrik serta

menemukan data-data biaya yang diperlukan untuk memperoleh kesimpulan

dari hasil keduanya.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan

sebagai berikut :

(17)

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah,

metodologi penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas tentang sumber energi terbarukan, sumber

energi biomassa sawit, prinsip dasar PLTU, peralatan utama pada

PLTU, PLTU berbahan bakar fiber dan cangkang sawit dan prinsip

dasar PLTD.

BAB III PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI TEKNIK

Bab ini membahas tentang harga energi listrik, biaya operasional

dan perawatan, biaya bahan bakar, biaya pegawai, biaya modal dan

total biaya pembangkitan PLTU.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini membahas perhitungan dari aspek ekonomi teknik pada

pengambilan data Tugas Akhir di lapangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian penutup berupa kesimpulan dan saran

yang berkaitan dengan pembahasan yang telah diperoleh

(18)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Potensi Sumber Energi Terbarukan

Energi adalah hal yang sangat krusial pada saat ini karena energi

diperlukan di dalam setiap aspek kehidupan. Salah satu negara yang memiliki

potensi dalam hal energi terbarukan (renewable energy) adalah Indonesia. Namun,

hal tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik sejauh ini oleh pemerintah

disebabkan minimnya pengembangan dan pemanfaatan pada energi terbarukan.

Sumber energi terbarukan, yaitu energi yang prosesnya berkelanjutan jika dikelola

dengan baik dan tidak akan habis secara alami yang biasa disebut dengan energi

berkelanjutan (sustainable energy) [1].

Tabel 2.1 Potensi Sumber Energi Terbarukan di Indonesia [2]

No. Jenis Energi Potensi Pemanfaatan

(MW) (MW) (%)

1. Tenaga Air 75.670 4.200 5,55

2. Panas Bumi 27.510 1.189 4,32

3. Mikro Hidro 500 86 17,22

4. Biomassa 49.800 445 0,89

5. Energi Angin 9.290 1,12 0,01

(19)

7. Gelombang 10-35**) - -

Total 162.770 5.921 3,64

Keterangan : *) kWh/m2/hari

**) MW per km coast length

(Dewan Riset Nasional, 2010)

2.2 Sumber Energi Biomassa

Biomassa merupakan salah satu dari bentuk energi yang terbarukan karena

diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi dimana sumber utama

biomassa tersebut berlimpah di alam dan dapat terus tumbuh dimana limbahnya

tersedia secara terus-menerus (proses berkesinambungan).

2.2.1. Sumber Energi Biomassa Sawit

Fiber dan cangkang kelapa sawit merupakan limbah padat yang dihasilkan

oleh pabrik kelapa sawit dan abu hasil pembakaran bahan bakar adalah hasil

sampingan dari limbah padat lainnya. Pada saat ini pemanfaatan limbah biomassa

adalah untuk memenuhi energi pengolahan minyak kelapa sawit melalui

pembakaran langsung fiber dan cangkang.

Cangkang dan fiber tersebut memiliki kandungan nilai kalori 2.770,544

kkal dan 3.881,15 kkal yang cukup tinggi seperti pada Tabel 2.2 sehingga dapat

(20)

Tabel 2.2 Potensi Bahan Bakar yang Dihasilkan PKS SOGM dengan Kapasitas 60 Ton/Jam

(Sumber Tabel : PT. Perkebunan Minanga Ogan, Palm Oil Management Nut &

Kernel Station)

 1 Kg fiber = 11.600 kJ = 2.770,544 kkal

 1 Kg cangkang sawit = 16.250 kJ = 3.881,15 kkal Dimana (James Prescott Joule pada tahun 1914) [3] :

1 kalori = 4,186 joule

1 kkal = 4186,8 J

1 kkal = 1,163 x 10-3 kWh

1 joule = 2,389 x 10-4 kkal

1 kjoule = 0,23884 kkal

1 joule = 2,778 x 10-7 kWh

1 joule = 1 watt = 1 detik Nm

1 kWh = 3,6 x 106 joule

1 kWh = 859,9 kkal

Bahan Bakar Quantity Nilai Kalor

Fibre (12%) 7.200 Kg/Jam 11.600 kJ/Kg

(21)

2.3 Prinsip Dasar PLTU

PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak

digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang

ekonomis. Energi kimia dalam bahan bakar dikonversi menjadi energi listrik pada

PLTU.

Tahapan melalui proses konversi energi pada PLTU adalah :

a. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk

uap bertekanan dan temperatur tinggi.

b. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.

c. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gambar 2.1 Proses Konversi Energi pada PLTU

Sirkulasi secara tertutup fluida kerja air uap digunakan pada PLTU. Siklus

tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan

(22)

1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah

panas. Di dalam boiler air ini dipanaskan dengan panas hasil pembakaran

bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.

2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan

untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi

listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan sehingga

ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.

4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air

pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air

kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi

boiler.

5. Siklus ini berlangsung secara terus menerus dan berulang-ulang.

(23)

Siklus tertutup kerja PLTU dapat digambarkan dengan diagram T-s

(Temperatur-entropi) yang merupakan penerapan siklus rankine ideal.

Langkah-langkah penerapannya, yaitu :

1. a-b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah

kompresi isentropis dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

2. b-c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik

didih yang terjadi di LP heater, HP heater dan economiser.

3. c-d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising

(penguapan) dengan proses isobar isothermis dan terjadi di boiler, yaitu

di wall tube (riser) dan steam drum.

4. d-e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya

menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di

superheater boiler dengan proses isobar.

5. e-f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.

Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis dan terjadi di dalam

turbin.

6. f-a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.

(24)

Gambar 2.3 Diagram T-s Siklus PLTU (Siklus Rankine)

2.4 Peralatan Utama pada PLTU 2.4.1 Turbin Uap

Turbin uap adalah turbin yang menggunakan energi potensial uap (yang

dihasilkan oleh boiler) yang diubah menjadi energi mekanik di sudu-sudu dan

(25)
(26)

Gambar 2.5 Bagian-bagian Turbin Uap

2.4.2. Boiler

Boiler adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap

bertekanan. Adapun tipe-tipe dari boiler adalah :

1. Menurut penggunaannya.

a. Stationary Boiler (Ketel Uap Tetap).

b. Non Stationary Boiler (Ketel Uap Tidak Tetap).

2. Menurut tekanan kerja.

a. Low Pressure (2-16 Kg/cm²).

b. Medium Pressure (17-30 Kg/cm²).

c. High Pressure (31-140 Kg/cm²).

(27)

e. Super Critical Pressure (Hingga 226 Kg/cm²).

3. Menurut kandungan pipanya.

a. Fire Tube Boiler (Ketel Pipa Api).

b. Water Tube Boiler (Ketel Pipa Air).

c. Combi Boiler (Ketel Pipa Api dan Pipa Air).

Gambar 2.6 Bagian-bagian Boiler

Adapun alat-alat safety device boiler adalah sebagai berikut :

(28)

Safety Valve adalah alat untuk mengurangi tekanan kerja pada drum boiler agar

tidak melebihi tekanan yang diizinkan atau telah disetting.

Gambar 2.7 Safety Valve

b. Preusser Gauge

Preusser Gauge sebagai indikator tekanan pada drum boiler.

Gambar 2.8 Preusser Gauge

c. Sight Glass/Gelas Penduga

Sight Glass/Gelas Penduga merupakan alat penunjuk level air yang paling

(29)

Gambar 2.9 Sight Glass

d. Blowdown Valve

Blowdown Valve untuk pembuangan kotoran TDS (Total Disolvid Solid) dari

dalam boiler dan mengkontrol parameter air pada boiler.

e. Alarm/Sirine

Alarm/Sirine untuk memperingatkan operator akan kondisi level air pada drum.

Adapun lampu indikator level boiler terdiri atas 4, yaitu :

1. High Level, pada level ini alarm akan berbunyi.

2. Normal Level.

3. First Low Level, pada level ini alarm akan berbunyi.

4. Second Low Level, pada level ini alarm akan berbunyi.

f. Thermometer

Untuk mengukur temperatur uap dari boiler. Peralatan ini juga dipasang untuk

memonitor temperatur gas buang boiler pada cerobong asap [5].

Selanjutnya, cara kerja dari sebuah boiler adalah :

(30)

Penting dilakukan pengawasan/kontrol yang seksama terhadap semua peralatan

pada boiler untuk memastikan bahwa semuanya berada dalam kondisi siap

pakai sebelum dilakukan pemanasan :

• Periksa dan pastikan semua valve pada boiler dalam posisi tertutup.

• Periksa secara visual terhadap semua fan seperti : casing, bearing, v-belt,

baut penahan dan lain-lain.

• Periksa level air pada gelas penduga. Cobakan gelas penduga untuk

memastikan bahwa level air sekitar setengah gelas penduga.

• Periksa pressure gauge berfungsi baik atau tidak.

• Kontrol air compresor dan pastikan tekanannya lebih besar dari 8.

• Inspeksi ruang bakar dan pastikan bahwa dapur bersih dan fire bar serta

dinding batu secara umum siap pakai.

• Periksa dan pastikan blowdown valve dalam posisi tertutup.

• Periksa tangki air umpan dan isi bila diperlukan.

• Tes alarm untuk level air tinggi dan level air rendah (level pertama dan

kedua). Ini dilakukan dengan memompakan air ke level yang tinggi

kemudian buang menjadi level pertama dan kedua. Kembalikan lagi level

air di boiler sekitar setengahnya.

 Pemanasan (Menaikkan Steam).

Waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan boiler bervariasi diantara jenis atau

tipe boiler. Jika boiler dipadamkan malam sebelumnya lakukan hal seperti

berikut ini :

• Masukkan fiber dan sebarkan secara merata di atas fire grate kemudian

(31)

• Hidupkan ID fan, FD fan dan secondary fan dengan damper yang setengah

terbuka.

• Jika memiliki sistem pendingin pendukung batang ruang bakar, buka water

valve atau jalankan pompa sirkulasi jika ada.

• Panaskan boiler secara perlahan untuk menaikkan steam ke tekanan kerja.

Pastikan bahwa level air di gelas penduga tidak bertambah (terkontrol).

• Lakukan blowdown pada header dinding samping dan pastikan bahwa level

air tetap terjaga (Jangan lakukan blowdown pada header dinding samping

ketika boiler operasi).

 Saat boiler bekerja (Selama Pengoperasian).

Selama boiler beroperasi perhatikan hal-hal berikut ini :

• Pengujian safety valve dengan menaikkan tekanan steam satu kali tiap shift

untuk memastikan bahwa safety valve dalam kondisi siap pakai setiap

waktu. Catat tanggal, waktu dan nama orang yang melaksanakan pengujian

tersebut.

• Pengujian gauge glass dengan frekuensi satu kali per shift untuk

memastikan bahwa bagian steam dan air terlihat jelas. Pengujian dilakukan

sesuai dengan prosedur pengujian gauge glass secara normal.

• Lakukan blowdown pada steam drum dan main headers sesuai hasil analisa

air boiler. Pastikan bahwa level air terjaga pada setengah gelas penduga.

Catat tanggal, waktu dan nama orang yang melaksanakan blowdown.

• Lakukan soot blowing satu kali per shift. Operasikan soot blower dari depan

ke belakang. Catat tanggal, waktu dan nama orang yang melakukan soot

(32)

• Masukkan bahan bakar dan sebarkan secara merata di atas fire grate dengan

ketebalan tidak lebih dari 15 cm.

• Bersihkan fire grate dengan penggaruk dan keluarkan bongkahan kerak tiap

empat jam sekali. Ini dilakukan dengan membersihkan setengah bagian fire

grate dan mempertahankan tekanan. Lakukan pembersihan pada setengah

bagian lainnya setelah tekanan dinaikkan. Catat tanggal, waktu dan nama

orang yang melakukan pembersihan ini.

Normal Shutdown (Setelah Pengoperasian).

Petunjuk berikut adalah untuk pemadaman boiler malam sebelumnya atau

pemadaman lain yang dilakukan tidak dalam kondisi darurat.

• Berhentikan pemberian bahan bakar dan biarkan bahan bakar pada ruang

bakar terbakar habis.

• BerhentikanFD dan secondary fan serta tutup damper.

• Biarkan tekanan turun dengan mengalirkan steam ke stasiun klarifikasi dan

rebusan.

• Berhentikan ID fan dan tutup damper ketika tekanan boiler sekitar setengah

dari tekanan kerja normalnya.

• Keluarkan abu dan bongkahan dari ruang bakar.

Blowdown boiler secara manual 2 atau 3 kali tetapi pastikan bahwa level air

tidak hilang dari gelas penduga.

• Pompa air ke boiler untuk mengisi bagian atas gelas penduga.

• Tutup main stop valve, auxiliary valve boiler dan hentikan feed pump serta

(33)

• Sebelum boiler ditinggalkan, asisten harus memastikan bahwa tekanan

boiler tidak lebih dari 3 bar.

Emergency Stop Boiler.

Dalam keadaan darurat seperti kondisi low level, langkah pertama adalah

memeriksa air di dalam gauge glass. Jika air tidak terlihat di dalam glass,

segera lakukan pengujian gauge glass dalam keadaan darurat.

Jika air tetap tidak terlihat di dalam glass setelah pengujian gauge glass dalam

keadaan darurat, boiler harus segera dihentikan total dengan urutan sebagai

berikut :

• Segera hentikan pompa air umpan boiler secara bersamaan (simultan).

• Tutup penuh isolating valve air umpan pada modulating control valve dan

hentikan valve/check valve air umpan pada steam drum (catatan : valve

bypass pada modulating control valve juga harus ditutup penuh).

• Berhentikan pembakaran boiler dan tarik keluar semua bahan pembakaran

(tanpa meninggalkan sisa abu dan bahan bakar) dari dapur boiler.

• Tutup penuh main steam stop valve untuk mengisolasi boiler.

• Jaga semua pintu dapur dan damper fan terbuka penuh untuk mendinginkan

dapur.

• Informasikan ke Manager dan GM tentang kejadian ini. Inspeksi semua

bagian boiler terhadap kerusakan ketika boiler telah cukup dingin.

(34)

2.4.3 Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap

[image:34.595.210.414.195.379.2]

yang telah digunakan untuk memutar turbin) [4].

Gambar 2.10 Kondensor

2.4.4 Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi

energi listrik. Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan

generator sinkron. Oleh sebab itu, generator sinkron memegang peranan penting

dalam sebuah pusat pembangkit listrik. Generator sinkron (sering disebut

alternator) merupakan sebuah mesin sinkron yang berfungsi mengubah energi

mekanik berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC) [6].

(35)

medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar

rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama

dengan medan putar pada stator. Mesin sinkron tidak dapat start sendiri karena

kutub-kutub tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu

saklar terhubung dengan jala-jala. Generator sinkron dapat berupa generator

sinkron tiga phasa atau generator sinkron satu phasa [7].

Pada prinsipnya konstruksi generator sinkron sama dengan motor sinkron.

Secara umum konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian yang diam)

dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang

berbentuk simetris dan silindris. Selain itu, generator sinkron memiliki celah

udara ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fluksi

atau induksi energi listrik dari rotor ke stator. Secara umum konstruksi sederhana

[image:35.595.187.425.465.665.2]

dari sebuah generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.11 [7].

(36)

a. Rotor

Rotor terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :

1. Slip Ring

Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi

dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke

slip ring ini kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat

(brush) yang letaknya menempel pada slip ring.

2. Sikat

Sebagian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga yang tidak

memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi sebagai saklar putar

untuk mengalirkan arus DC ke kumparan medan pada rotor generator

sinkron. Sikat terbuat dari bahan karbon tertentu.

3. Kumparan Rotor (Kumparan Medan)

Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam

menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari

sumber eksitasi tertentu.

4. Poros Rotor

Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan dimana pada

poros tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.

Bentuk suatu rotor dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.12

(37)

elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole

[image:37.595.207.419.162.333.2]

(kutub menonjol) dan non salient pole (kutub silinder atau tidak menonjol) [8].

Gambar 2.12 Rotor Generator Sinkron

2.5 PLTU dengan Bahan Bakar Fiber dan Cangkang Sawit di PT. Perkebunan Minanga Ogan

Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang beroperasi tersebut memiliki beban

pabrik itu sendiri dan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga Ogan yang

berbahan bakar fiber dan cangkang sawit hasil pengolahan.

2.5.1. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

Dari semua bagian pengolahan kelapa sawit di bawah ini yang akan

penulis lebih fokuskan adalah pada bagian Power House atau kamar mesin

sebagai pusat pengaturan listrik untuk keperluan pabrik dan keperluan listrik

perumahan domestic. Listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik dengan

(38)

sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sumber uap berasal dari boiler

yang berbahan bakar fiber dan cangkang sawit hasil dari pengolahan kelapa sawit.

Fiber merupakan pemisahan kulit dari buah kelapa sawit (nut) yang dipisahkan

melalui press cake (produk press). Proses pemisahan terjadi pada separating

column berdasarkan perbedaan berat jenis kemudian fiber akan terangkat ke

transport/conveying ducting sedangkan nut akan jatuh ke polishing drum

kemudian fiber tersebut menuju peralatan fibre cyclone dan air lock (pemisahan

fiber dengan udara). Proses pemisahanan antara nut dan fiber disebut

Depericaping sedangkan cangkang adalah kulit luar atau batok dari inti buah

kelapa sawit yang dipisahkan pada proses cracker inti sawit seperti pada Gambar

2.13 [9]. Dalam hal ini penulis akan membahas tentang pembangkit listrik dan

[image:38.595.119.508.441.726.2]
(39)

Gambar2.14 Depericaper Station

Gambar2.15 Fibre Cyclone dan Air Lock

Fibre

Air Lock

Fibre

In

[image:39.595.133.522.107.341.2] [image:39.595.88.521.418.693.2]
(40)

2.5.2. Treatment Air

Treatment air adalah sebuah treatment yang dilakukan untuk memperoleh

air dengan kualitas yang diperlukan untuk suplai domestic ataupun suplai air

boiler. Tujuan dari treatment air adalah :

a. Mencegah pembentukan kerak atau formasi sludge di atas permukaan transfer

panas di boiler.

b. Mengendalikan padatan yang tidak larut dalam air umpan boiler sehingga

konsentrasi padatan dalam air boiler dapat dijaga untuk menghasilkan steam

yang bersih tanpa perlakuan blowdown yang berlebihan.

c. Mengurangi biaya boiler water treatment dengan hasil air yang bersih dan

jernih.

d. Memperpanjang umur pengoperasian boiler yang berarti mengurangi biaya

perbaikan.

Sungai adalah sumber air dalam penelitian Tugas Akhir ini dan prosedur

pelaksanaan treatment air dapat dilihat pada Gambar 2.16. Namun, sumber air

dapat juga diperoleh dari :

a. Air Permukaan

 Sungai.

 Danau.

 Kolam.

 Laut.

b. Air Tanah

 Sumur.

(41)
[image:41.595.160.430.115.276.2]

Gambar 2.16 Alur Treatment Air

Air dari sungai ditampung pada sebuah waduk lalu dialirkan ke tangki

penampungan. Pada tangki penampungan diinjeksikan bahan kimia flokulan dan

koagulan yang berfungsi untuk memisahkan padatan terlarut seperti lumpur dari

air. Setelah melalui prosedur ini, air akan disaring kembali pada sand filter untuk

menghilangkan sisa pasir yang ada di dalam air. Setelah itu air disimpan pada

tangki air bersih dan siap untuk dipakai dimana tahapan dari sistem treatment air

tersebut adalah :

a. Koagulasi

Penambahan koagulan untuk menetralisir muatan dan membuat koloid dapat

berglomerasi.

b. Flokulasi

Pengikatan antara flokulan dan aglomerasi partikel koloid sehingga

membentuk partikel yang lebih besar dan dapat mengendap.

(42)

Menahan padatan yang tersuspensi dan memisahkan dari air [9].

Selanjutnya bahan kimia yang digunakan pada saat koagulasi adalah

[image:42.595.110.526.230.587.2]

seperti pada Tabel 2.1 [9].

Tabel 2.3 Daftar Bahan Kimia Koagulasi

TIPE EFEKTIF PH KEUNGGULAN KEKURANGAN

Alum

Al2(SO4)3

5.5 - 7.2

Murah

Kurang korosif

Flok kecil

Tidak efektif di atas

pH 7.2

Perununan pH tinggi

Poly

Aluminium

Chloride

(PAC)

4.5 - 8.0

Koagulasi lebih

daripada Alum

Penurunan pH sedikit

Mahal

Tidak efektif di atas pH 8

Ferric

Chloride

Ferric Sulfate

5.0 – 11

Flok lebih besar

Efektif pada pH tinggi

Korosif

Mahal

(Sumber Tabel : PT. Perkebunan Minanga Ogan, Palm Oil Management Nut &

Kernel Station)

Air yang digunakan untuk menjadi uap harus memenuhi beberapa syarat

sebagai berikut :

(43)

Silica : maksimal 150 ppm

Hardnes : trace

Alkalinity : 2,5 x silica

Sulfit : 30 - 50 ppm

TDS (Total Disolvid Solid) : 2000 - 2500 ppm

Untuk memenuhi syarat air seperti di atas diperlukan treatment air.

Treatment ini menggunakan bahan kimia seperti Alum (tawas), causticsoda,

flukolan, koagulan, ph boaster, anion (NaOh), cation (HCL). Pemakaian chemical

ini merupakan salah satu sumber biaya.

2.5.3. Proses Penggunaan PLTU sebagai Penghasil Daya listrik 2.5.3.1. Persiapan Bahan Bakar

Desain sebuah pembangkit listrik pada sebuah Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

SOGM PT. Perkebunan Minanga Ogan adalah dengan mendesain sebuah hopper

atau tempat penampungan bahan bakar dengan kapasitas 4 ton yang akan dibawa

oleh konveyor ke dapur boiler sebagai bahan bakar. Bahan bakar dimuat oleh

sebuah loader dengan kapasitas bucket 1,5 ton.

Suplai air ke boiler ditreatment terlebih dahulu pada stasiun water

treatment yang akan diubah menjadi steam untuk memutar turbin uap. Daya yang

dikeluarkan oleh generator didistribusikan melalui panel distribusi yang terletak

(44)

Gambar 2.17 Hopper Bahan Bakar

[image:44.595.201.426.85.257.2] [image:44.595.202.424.318.485.2] [image:44.595.200.424.547.718.2]
(45)

2.5.3.2. Penaikan Tekanan Boiler

Pemanasan boiler membutuhkan waktu yang bervariasi dalam menaikkan

steam boiler. Pada fire grate dimasukkan fiber secara merata dan disebarkan

dengan api yang dinyalakan pada damper yang setengah terbuka. ID fan, FD fan

dan secondary fan dihidupkan untuk sistem pendingin pendukung batang ruang

bakar dan menjalankan pompa sirkulasi jika ada (membuka water valve). Secara

perlahan boiler dipanaskan untuk menaikkan steam ke tekanan kerja dengan level

air gelas penduga tidak bertambah. Setelah level air tetap terjaga, blowdown dapat

dilakukan pada header dinding samping dan jangan dilakukan ketika boiler

sedang beroperasi.

2.5.3.3. Pengaliran Steam dari Boiler ke Turbin Uap

Setelah uap dari boiler sampai pada tekanan kerjanya, uap akan dialirkan

menuju turbin untuk memutar turbin uap. Setelah sampai pada kecepatan

nominalnya (1500 rpm), maka generator siap untuk dipakai seperti pada Gambar

2.20.

[image:45.595.121.524.552.684.2]
(46)

Gambar 2.21 Name-Plate Turbin Uap di PT. Perkebunan Minanga Ogan

Spesifikasi pada turbin uap, yaitu :

Merk : Siemens

Kecepatan : 1575 rpm

Daya : 1500 KW

Tekanan Uap :

Low : 15,7 Bar

Medium : 17,0 Bar

High : 19,0 Bar

Suhu Kerja :

Low : 210 °C

Medium : 260 °C

[image:46.595.199.427.122.296.2]
(47)

Gambar 2.22 Name-Plate Generator di PT. Perkebunan Minanga Ogan

Spesifikasi pada Generator, yaitu :

Merk : Stamford

Phasa : 3

KW base rate : 1500 KW

Frekuensi : 50 Hz

Rpm : 1500 rpm

Tegangan : 380 volt

Arus : 2848,8 A

Cos fi : 0,8

2.6 Prinsip Dasar PLTD

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah Pembangkit listrik yang

[image:47.595.200.427.112.285.2]
(48)

yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk

memutar rotor generator disebut prime mover. Sebagai penggerak mula, PLTD

berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang digunakan untuk memutar rotor

generator pada mesin diesel. Kebutuhan listrik dalam jumlah beban yang kecil

seperti daerah terpencil, listrik pedesaan dan memasok kebutuhan listrik suatu

pabrik biasanya menggunakan PLTD.

Pada tangki penyimpanan, bahan bakar dipompakan ke dalam tangki

penyimpanan kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily

tank) yang sebelumnya telah disaring terlebih dahulu. Bahan bakar adalah bahan

bakar minyak (BBM), maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke pengabut

(nozzel). Melalui saluran masuk (intake manifold), temperatur bahan bakar

dinaikan hingga manjadi kabut yang dimasukan ke dalam tangki udara

menggunakan kompresor udara bersih dan dialirkan ke turbo charger. Tekanan

dan temperatur udara dinaikan pada turbo charger. Pada umumnya suhu

mencapai ±600°C dimana udara yang dialirkan sebesar 500 psi.

[image:48.595.183.443.499.687.2]
(49)

Bahan bakar dari convertion kit atau nozzel dan udara yang bertekanan dan

bertemperatur tinggi diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Gambar 2.24 Combustion Chamber PLTD

Berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada

tekanan yang tinggi (35-50 atm), proses kerja di dalam mesin diesel terjadi

penyalaan sendiri sehingga temperatur di dalam silinder naik dan bahan bakar

disemprotkan di dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi

melebihi titik nyala bahan bakar yang akan menyala secara otomatis dan dapat

menimbulkan ledakan bahan bakar. Ledakan pada ruang bakar tersebut

menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol diubah menjadi energi

mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong

torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak

[image:49.595.210.415.185.365.2]
(50)

gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada

[image:50.595.210.415.183.405.2]

langkah kompresi.

Gambar 2.25 Proses Pergerakan Bolak-balik (Reciprocating) pada Torak

Selanjutnya untuk menggerakan poros rotor generator digunakan poros

engkol mesin diesel. Gaya gerak listrik (ggl) terjadi karena energi mekanis pada

generator tersebut diubah menjadi energi listrik [10].

2.6.1. Peralatan Utama pada PLTD

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk memenuhi

(51)

terpencil atau untuk listrik pedesaan dan untuk memasok kebutuhan listrik suatu

pabrik.

Peralatan utama Pembangkit Listrik Tenaga Diesel adalah :

1. Tangki penyimpanan bahan bakar.

2. Penyaring bahan bakar.

3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).

4. Pengabut.

5. Mesin diesel.

6. Turbo Charger.

7. Penyaring gas pembuangan.

8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).

9. Generator.

10. Trafo.

[image:51.595.146.484.500.665.2]

11. Saluran transmisi.

(52)
[image:52.595.200.429.84.255.2]

Gambar 2.27 Diesel Generator di PT. Perkebunan Minanga Ogan

Gambar 2.28 Name-Plate Diesel Generator

Spesifikasi pada Diesel Generator, yaitu :

[image:52.595.227.400.357.586.2]
(53)

Jumlah fasa : 3

Excitasi : 47 volt

Daya : 377 KVA

Cos fi : 0,8

Frekuensi : 50 Hz

Tegangan : 400 volt

Arus : 547 A

Kebutuhan bahan bakar pada sebuah PLTD adalah solar dan pemakaian

solar genset tersebut rata-rata 60 liter/jam.

 1 kW (kJ/s) = 859,9 kkal/h.

 1 kkal/h = 1,16x10-3 kW.

 60 liter Solar/Jam = 150 kW/Jam.

 1 liter solar = 2,5 kW = 2.149,75 kkal/h.

 Standard kebutuhan solar untuk Diesel Genset = 3,5 kWh/liter [5].

Harga bahan bakar solar yang digunakan di PT. Perkebunan Minanga

Ogan tergantung keputusan pemerintah untuk periode tersebut dan nilai kalornya,

yaitu :

(54)

BAB III

PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI TEKNIK

Untuk mengetahui kelayakan PLTU Minanga Ogan berbahan bahan bakar

fiber dan cangkang sawit dalam memenuhi kebutuhan domestic power perlu

dilakukan analisis perhitungan terhadap biaya dan aspek ekonominya.

3.1 Harga Energi Listrik

Setiap pembangkit memiliki parameter-parameter dalam menghitung

harga energi listrik yang berbeda-beda, yaitu [11] :

a. Biaya pembangkitan per kW.

b. Biaya pengoperasian per kWh.

c. Biaya perawatan per kWh.

d. Suku bunga.

e. Depresiasi.

f. Umur operasi.

g. Daya yang dibangkitkan.

Aspek ekonomi dalam pengembangan teknologi pembangkitan dianalisa

dari biaya-biaya berikut ini : [11]

(55)

b. Biaya bahan bakar

c. Biaya operasi dan perawatan

3.2 Biaya Operasional dan Perawatan

Biaya yang digunakan selama pembangkit beroperasi termasuk ke dalam

biaya operasional dan perawatan. Biaya operasional dan perawatan terdiri dari

biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Fixed Cost adalah

biaya yang tidak berhubungan terhadap besar tenaga listrik yang dihasilkan oleh

pembangkit tenaga listrik. Variabel Cost adalah biaya yang berkaitan dengan

pengeluaran untuk alat-alat dan perawatan yang dipakai dalam periode pendek

dan tergantung pada besar tenaga listrik yang dihasilkan seperti biaya air dan

lembur karyawan dalam waktu satu tahun.

Biaya operasional dan perawatan (O&M) dapat ditentukan dengan

persamaan berikut :

Gs = � & ���

. . . (3.1)

dimana :

Gs = biaya O&M (US$/kWh)

To = jam per tahun

3.3 Biaya Bahan Bakar

Pembangkit ini menggunakan bahan bakar dari fiber dan cangkang kelapa

(56)

Cangkang merupakan sisa produksi yang memiliki nilai jual sedangkan fiber tidak

memiliki harga jual. Oleh sebab itu, biaya bahan bakar untuk pembangkit ini

dimasukkan ke dalam biaya produksi untuk mengoperasikan PLTU. Disamping

itu solar merupakan bahan bakar yang dipakai untuk PLTD sebagai pembanding

bahan bakar fiber dan cangkang tersebut.

Untuk perhitungan biaya bahan bakar (fuel cost) sangat dipengaruhi oleh

harga bahan bakar yang digunakan oleh masing-masing pembangkit tersebut.

Kebutuhan bahan bakar pada sebuah boiler adalah SSC (Sepesific Steam

Consumtion) turbin uap 26 Kg/kW. Panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1

Kg Uap (20 Kg/Cm2 dengan Temperatur 212,4°C) adalah : 2.792 KJ/Kg = 669

kKal/Kg.

3.4 Biaya Pegawai

Biaya pegawai meliputi banyaknya jumlah karyawan yang lembur dalam

pengoperasian pembangkit untuk memenuhi kebutuhan domestic power.

3.5 Biaya Modal (Capital Cost)

Biaya modal atau capital cost merupakan pengeluaran-pengeluaran dalam

proyek pembangkit listrik dimana dipengaruhi umur ekonomis suatu pembangkit

dan tingkat suku bunga dalam biaya tahunan. Biaya modal dapat dirumuskan

(57)

CC = � � � ��

� � � . . . (3.2)

Capital Recovery Factor (CRF) dapat dihitung dengan persamaan 3.3 berikut ini :

CRF = (�+ )

(�+ ) −� . . . (3.3)

Keterangan :

CRF = Capital Recovery Factor (decimal)

i = suku bunga 12% dan 6% pertahun untuk pinjaman lunak (%)

n = Umur Pembangkit (tahun)

Ps = Biaya pembangunan US$/kWh

3.6 Total Biaya Pembangkitan

Total dari seluruh biaya pembangkitan adalah keseluruhan biaya yang

meliputi biaya modal, biaya bahan bakar, dan biaya operasional dan perawatan

dalam setahun pemakaian. Total biaya pembangkitan dapat dirumuskan sebagai

berikut :

TC = CC + FC + OM . . . (3.4)

Dimana :

TC = Biaya Total (Total Cost)

CC = Biaya Modal (Capital Cost)

FC = Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)

(58)

BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Umum

Salah satu peralatan yang terdapat di dalam sebuah pabrik kelapa sawit

adalah boiler yang berfungsi sebagai penghasil uap yang digunakan sebagai bahan

untuk mengolah kelapa sawit dan penggerak turbin uap untuk menghasilkan

listrik. Sebagai penghasil uap untuk penggerak turbin, boiler akan bekerja dengan

tekanan kerja yang idealnya berada diantara 15 Bar sampai dengan 18 Bar.

Adapun prosedurnya, yaitu :

1. Persiapan bahan bakar.

2. Persiapan air umpan boiler.

3. Pengaturan turbin di kamar mesin.

4.2 Peralatan yang Digunakan

Peralatan yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah :

1. Alat tulis.

2. Kamera Handphone.

3. Loader Komatsu.

4. kWh meter (Terdapat pada kamar mesin PT. Perkebunan Minanga Ogan).

(59)

4.3 Data-data Penggunaan PLTU sebagai Penghasil Daya listrik

Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan dan data-data yang diperoleh

di PT. Perkebunan Minanga Ogan, diperoleh data-data untuk penggunaan PLTU

sebagai penghasil daya listrik sebagai berikut :

a. SSC (Specific Steam Consumtion) : 26 Kg/kW

b. kW/Jam Domestic : 150 kW/Jam

c. Harga Cangkang : Rp. 490,-/Kg

d. Harga Pengolahan Air : Rp. 1.200,-/Ton

e. Rata- rata Lembur Karyawan : Rp. 11.600,-/Orang

4.4 Data-data Penggunaan PLTD sebagai Penghasil Daya Listrik

Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan dan data-data yang diperoleh

di PT. Perkebunan Minanga Ogan, diperoleh data-data untuk penggunaan PLTD

sebagai penghasil daya listrik sebagai berikut :

a. Pemakaian Solar : Rata-rata 60 liter/jam

b. Harga Solar : Untuk periode ini Rp. 11.150,-

(Tergantung keputusan pemerintah)

4.5 Perhitungan Biaya Bahan Bakar

Potensi bahan bakar yang dihasilkan oleh sebuah pabrik dengan kapasitas

(60)

Tabel 4.1 Ketersediaan Bahan Bakar PTP. Minanga Ogan [12]

Dari tabel diatas dapat dihasilkan ketersediaan bahan bakar fiber dan

cangkang dalam jumlah pertahun seperti Tabel 4.2 dengan rata-rata kerja 12

[image:60.595.96.523.359.445.2]

jam/hari.

Tabel 4.2 Ketersediaan Bahan Bakar PTP. Minanga Ogan per Tahun Bahan Bakar Quantity Nilai Kalor Panas yang Dihasilkan

Fibre (12%) 31.536 ton/ tahun 11.600 Kj/kg 365.817.600 Mj/tahun

Shell (6%) 15.768 ton/tahun 16.250 Kj/kg 256.230.000 Mj/tahun

Kebutuhan bahan bakar pada sebuah boiler adalah SSC (Specific Steam

Consumtion) turbin uap 26 Kg/kW. Panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1

Kg Uap (20 Kg/Cm2 dengan Temperatur 212,4 °C) adalah 2.792 KJ/Kg = 669

kKal/Kg. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh PLTU adalah 1.500 kW, maka

diperlukan uap sebesar 26 x 1.500 = 39.000 kg uap/jam, maka kebutuhan bahan

bakar, yaitu : 39.000 x 2.792 = 108.888 Mj/jam atau 476.929.440 Mj/tahun.

Kebutuhan bahan bakar ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pencampuran

antara cangkang dan fiber dimana penggunaan cangkang adalah 1.500 kg/jam atau

sama dengan 24.375 MJ/jam atau 106.762.500 MJ/tahun, maka sisa energi berasal

dari fiber, yaitu 84.513 MJ/jam atau 370.166.940 MJ /tahun.

Bahan Bakar Quantity Nilai Kalor Panas yang dihasilkan Fibre (12%) 7.200 kg/jam 11.600 Kj/kg 83.520.000 Kj/jam

(61)

Untuk penggunaan bahan bakar solar sebagai PLTD diperlukan solar

sebanyak 60 liter/jam, maka kebutuhan dalam setahun adalah 262.800 liter/tahun.

Berdasarkan pengambilan data-data di lapangan, maka :

a. Fiber tidak memiliki harga jual sehingga fiber tidak memerlukan biaya.

b. Biaya cangkang sawit = 1500 Kg/Jam, maka biaya bahan bakar dapat dilihat

[image:61.595.105.549.323.468.2]

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Biaya Bahan Bakar PLTU dalam per kW dan per Tahun

Bahan Bakar Quantity MJ/ Tahun Harga Total Harga per Tahun Total Harga per kW

Fibre 370.166.940 - -

Shell 106.762.500 Rp. 490,-/16.250 Kj Rp. 3.219.300.000,- Rp . 490,-

Untuk menggunakan PLTD diperlukan solar sebanyak 262.800 liter/ tahun

dengan nilai rupiah sebesar = 262.800 x Rp. 11.150,- = Rp. 2.930.220.000,-

4.6 Biaya Modal

Biaya modal dirumuskan sebagai berikut ini :

CC = � � � � � � �

(62)

Di bawah ini merupakan Tabel 4.4 kapasitas, umur, tipe bahan bakar dan

[image:62.595.104.516.233.458.2]

biaya investasi PLTU PTP. Minanga Ogan.

Tabel 4.4 Kapasitas, Umur, Tipe Bahan Bakar dan Biaya Investasi PLTU PTP. Minanga Ogan

Jenis Data Nilai

Kapasitas PLTU 1,5 MW

Umur 25 Tahun

Tipe Bahan bakar Fiber dan Cangkang

Rata-rata jam operasional

12 Jam/hari

4380 Jam/tahun

Pembangkitan listrik 6570 MWh/tahun

Biaya investasi 1.000 US$/kW

1. Perhitungan CRF

Perhitungan Capital Recovery Factor (CRF) dipengaruhi oleh umur ekonomis

pembangkit dan suku bunga.

CRF = � (1+�) (1+�) −1

 Untuk suku bunga (i) = 12 % dan umur pembangkit (n) = 25 tahun, yaitu :

CRF = 0,12 (1+0,12)

25

(63)

 Untuk suku bunga (i) = 6 % dan umur pembangkit (n) = 25 tahun, yaitu :

CRF = 0,06 (1+0,06)

25

(1+0,06)25−1 = 0,0783

2. Perhitungan pembangkitan tenaga listrik per tahun

 PLTU = Kapasitas x jam operasional = 1.500 kW x 4.380 jam/tahun

= 6.570.000 kWh/tahun

= 6.570 MWh/tahun

 PLTD = Kapasitas x jam operasional = 301 kW x 4380 jam/tahun

= 1.318.380 kWh/tahun

3. Perhitungan biaya pembangunan

Biaya pembangunan PLTU = �

� �

= 1.500.000 $ 1.500 �

= 1.000 US$/kW

Biaya pembangunan PLTD = �

� �

(64)

 Biaya modal (Capital Cost) pada PLTU a. Suku bunga (i) = 12 %

CC = 1.000 1.500 0,1275

6.570.000

=

0,0291 US$/kW b. Suku bunga (i) = 6 %

CC = 1.000 1.500 0,07835

6.570.000

=

0,0178 US$/kW

 Biaya modal (Capital Cost) pada PLTD a. Suku bunga (i) = 12 %

CC = 132,89 301 0,1275

1.318.380

=

0,0038 US$/kW

b. Suku bunga (i) = 6 %

CC = 132,89 301 0,07835

1.318.380

=

0,0023 US$/kW

4.7 Biaya Operasional dan Perawatan

Adapun biaya operasional dan perawatan meliputi biaya chemical air dan

biaya pegawai.

4.7.1 Chemical Air

Berdasarkan pengambilan data-data di lapangan, yaitu SSC (Specific

Steam Consumption) turbin uap adalah 26 Kg/kW.

(65)

Biaya pengolahan air = 39 Ton/Jam x Rp 1200,-/Ton = Rp 46.800,-/Jam, atau Rp.

204.984.000 ,-/tahun, maka biaya air adalah Rp. 31,2 ,-/kWh

4.7.2 Biaya Pegawai

Biaya pegawai adalah biaya dari jumlah karyawan yang lembur untuk

penggunaan PLTU pada saat pabrik berhenti beroperasi dalam memenuhi

kebutuhan domestic power yang terdiri dari :

Boiler : 4 Orang

Water treatment : 2 Orang

Operator Loader : 1 Orang

Total : 7 Orang

Upah lembur karyawan = 7 x Rp 11.600,-/jam = Rp. 81.200,-/jam.

Hitungan lembur adalah jam pertama sampai jam terakhir untuk 1 jam kerja

dihitung 2 jam lembur per harinya, maka biaya pegawai adalah Rp. 162.400.-/Jam

atau Rp. 711.312.000 ,-/tahun, maka biaya lembur adalah Rp. 108,26,-/kWh.

Jumlah operator PLTD yang lembur adalah 1 orang dalam memenuhi

kebutuhan domestic power. Biaya operator PLTD adalah Rp. 23.200,-/Jam atau

Rp. 101.616.000,-/tahun.

Total biaya operasional dan perawatan pada PLTU adalah :

Gs = Rp . 204.984.000,− + Rp . 711.312.000,−

12 365 1500 = Rp. 139.46,-/kWh

Total biaya operasional dan perawatan pada PLTD adalah :

Gs = Rp . 101.616.000,−

(66)
[image:66.595.39.576.164.392.2]

Dari data-data diatas dapat diperoleh pada Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Keseluruhan Biaya Pembangkit

Jenis Biaya Harga per Tahun Harga per kW

Biaya Modal –

0,0291 US$ dan 0,0038 US$ (i = 12%)

0,0178 US$ dan 0,0023 US$ (i = 6%)

Biaya Bahan

bakar

Rp. 3.219.300.000,- (Fiber dan Cangkang Sawit)

Rp. 2.930.220.000,- (Solar)

Rp. 490,- (Fiber dan Cangkang Sawit)

Rp. 2.222,59,- (Solar)

Biaya

Operasional dan

Perawatan

Rp. 916.296.000,- (lembur + chemical air)

Rp. 101.616.000,- (Solar)

Rp. 139,46,- (Fiber dan Cangkang sawit)

Rp. 77,07,- (Solar)

4.8 Perhitungan Total Biaya Pembangkitan

Perhitungan total biaya pembangkitan adalah :

TC = CC + FC + OM

a. Suku bunga (i) = 12 % dengan asumsi nilai tukar kurs dolar terhadap rupiah

adalah Rp. 10.000,-

Biaya total = (0,0291 x Rp. 10.000,-) + Rp. 490,- + Rp. 139,46,-

= Rp. 920,-/kWh (PLTU)

Biaya total = (0,0038 x Rp. 10.000,-) + Rp. 2.222,59,- + Rp. 77,07,-

(67)

b. Suku bunga (i) = 6 % dengan asumsi nilai tukar kurs dolar terhadap rupiah

adalah Rp. 10.000,-

Biaya total = (0,0178 x Rp. 10.000,-) + Rp. 490,- + Rp. 139,46,-

= Rp. 807,-/kWh (PLTU)

Biaya total = (0,0023 x Rp. 10.000,-) + Rp. 2.222,59,- + Rp. 77,07,-

= Rp. 2.322,-/kWh (PLTD)

4.9 Perbandingan PLTU Berbahan Bakar Fiber dan Cangkang Sawit dengan Bahan Bakar Minyak Lainnya atau Bahan Bakar Lainnya

Perbandingan PLTU berbahan bakar fiber dan cangkang sawit dengan

bahan bakar minyak lainnya atau bahan bakar lainnya diperoleh dari data hasil

pengujian masing-masing bahan bakar, yaitu rata-rata dua data hasil pengujian

[image:67.595.156.465.513.744.2]

yang dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Data Hasil Pengujian [13]

Bahan Nilai Kalor (kal/gr)

Batubara 5.619,16

Arang Batubara 6.543,50

Serabut Kelapa Sawit 3.809,70

Arang Serabut Kelapa Sawit 6.231,22

Cangkang Kelapa Sawit 5.112,56

Arang Cangkang Kelapa Sawit 6.877,32

(68)

(Sumber Tabel : Syafriuddin & Hanesya, Rio, “Perbandingan Penggunaan

Energi Alternatif Bahan Bakar Serabut (fiber) dan Cangkang Kelapa Sawit

[image:68.595.134.462.252.419.2]

Terhadap Bahan Bakar Batubara dan Solar pada Pembangkit Listrik”)

Tabel 4.7 Kandungan Kalori pada bagian Kelapa Sawit [2]

Bagian Kelapa Sawit Nilai Kalori

Cangkang 3.400 kcal/kg

Serat 2.637 - 4.554 kcal/kg

Tandan Buah Kosong 1800 kcal/kg

Batang 4.167 kcal/kg

POME (Palm Oil Mill Effluent) 4.695 – 8.569 kcal/m3

(Sumber Tabel : Butar-butar, David Partogi, “Analisis Biaya Produksi Listrik per

kWh Menggunakan Bahan Bakar Biogas Limbah Cair Kelapa Sawit Aplikasi

pada PLTBGS PKS Tandun”)

Berdasarkan nilai kalor pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7, fiber dan cangkang

sawit yang digunakan sebagai bahan bakar PLTU di PT. Perkebunan Minanga

Ogan dinyatakan layak secara ekonomis sebagai domestic power PT. Perkebunan

(69)

4.10 Perbandingan Biaya Produksi Listrik Domestic Power dengan Harga Beli PT. PLN (Persero)

Biaya produksi listrik yang dihasilkan oleh PLTU lebih murah bila

dibandingkan dengan PLTD dan tarif dasar listrik yang disediakan oleh PLN

berdasarkan ditetapkannya peraturan menteri energi dan sumber daya mineral

untuk golongan bisnis dan industri dengan daya 66.600 VA [14]. Hal ini

menunjukkan perhitungan harga atas tenaga listrik yang dihasilkan PLTU

berbahan bakar fiber dan cangkang sawit lebih menguntungkan sebagai domestic

[image:69.595.141.485.465.525.2]

power seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Perbandingan Biaya Produksi Listrik PLTU, PLTD dan

PT. PLN (Persero)

Keterangan PLTU PLTD PLN

(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari data pengamatan di lapangan dan data yang diperoleh, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Harga energi listrik di PT. Perkebunan Minanga Ogan berdasarkan perhitungan

suku bunga untuk masing-masing pembangkit, yaitu : bahan bakar fiber dan

cangkang dengan suku bunga 12 % dan 6 %, adalah Rp. 920,-/kWh dan Rp.

807,-/kWh sedangkan bahan bakar solar dengan suku bunga 12 % dan 6 %

adalah : Rp. 2.337,-/kWh dan Rp. 2.322,-//kWh.

2. Bahan bakar fiber dan cangkang sawit lebih ekonomis dan menguntungkan

sebagai penghasil energi listrik karena energi listrik yang dihasilkan lebih besar

dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar solar, yaitu :

bahan bakar fiber = 2.770,544 kkal/Kg, cangkang sawit = 3.881,15 kkal/Kg =

4,513 kWh dan solar = 2149,75 kkal = 2,5 kWh.

3. Biaya produksi listrik PLTU untuk domestic power lebih ekonomis

dibandingkan dengan PLTD dan biaya pemakaian tarif tenaga listrik PT. PLN

(Persero) untuk golongan bisnis menengah B2 (6.600-200.000 VA) sebesar Rp.

(71)

5.2 Saran

1. Sebaiknya memperbanyak pemakaian fiber yang tidak memiliki harga jual dan

mengurangi pemakaian cangkang setengah bucket dalam 1 jam serta

mengurangi tenaga kerja dari karyawan yang lembur untuk penggunaan PLTU

yang lebih efisien.

2. Memanfaatkan limbah sawit lainnya atau bahan bakar minyak lainnya dan

(72)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alamendah.org. 2014. Sumber Energi Terbarukan.

http://alamendah.org/2014/09/09/8-sumber-energi-terbarukan-di-indonesia/

[Diakses 22 Desember 2014]

[2] Butar-butar, David Partogi. 2013. Analisis Biaya Produksi Listrik per kWh

Menggunakan Bahan Bakar Biogas Limbah Cair Kelapa Sawit (Aplikasi pada

PLTBGS PKS Tandun). Skripsi.Universitas Sumatera Utara.

[3] www.engineeringtoolbox.com [Diakses 21 Agustus 2014].

[4] Rakhman, Alief, “Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU”, 8 April 2013,

[online]. Tersedia :

http://rakhman.net/2013/04/fungsi-dan-prinsip-kerja-pltu.html [Diakses 20 Agustus 2014].

[5] Setiawan, Bagus, Boiler station dan Power House Station, Pelatihan

Engineering Minanga Group, 2013.

[6] Boldea, Ion, Variabel Speed

Gambar

Tabel 2.1 Potensi Sumber Energi Terbarukan di Indonesia [2]
Gambar 2.2 Siklus Fluida Kerja Sederhana pada PLTU
Gambar 2.3 Diagram T-s Siklus PLTU (Siklus Rankine)
Gambar 2.4 Turbin Uap di PT. Perkebunan Minanga Ogan
+7

Referensi

Dokumen terkait

3 Hasil pengukuran sebaran kalor pada bagian bawah panci berbahan sekam padi dan cangkang kelapa sawit pada pendidihan 1 liter air dengan 3 diameter ujung bawah kerucut yang berbeda

Penelitian ini bertujuan untuk membuat biobriket arang dari biomassa cangkang kelapa sawit dan sludge limbah kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif dan untuk menguji

PROTOTIPE PIROLISIS BIOMASSA CANGKANG KELAPA SAWIT (KAJIAN PENGARUH LAJU ALIR BAHAN BAKAR TERHADAP.. KEHANCURAN EXERGI

Limbah abu dari boiler ini memiliki kandungan silika, sehingga dilakukan penelitian terhadap abu cangkang dan fiber kelapa sawit dengan proses ekstraksi dengan menggunakan

Potensi daya yang bisa digunakan pada PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kabupaten Bungo adalah 8 MW/jam yang bersumber dari cangkang sawit sebesar

3 Hasil pengukuran sebaran kalor pada bagian bawah panci berbahan sekam padi dan cangkang kelapa sawit pada pendidihan 1 liter air dengan 3 diameter ujung bawah kerucut yang berbeda

Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh penggunaan jenis perekat pada briket cangkang kelapa sawit terhadap standar kualitas briket, mengetahui pengaruh

Judul : Pengaruh Penggunaan Cangkang Kelapa Sawit UntukMengurangi Penggunaan Bahan Bakar Kayu Karet Pada Proses Pengasapan Sebagai Produk Ribbed Smoke Sheet (RSS)..