• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Hubungan Kerjasama Antar Amerika Serikat Brazil Dalam Bidang Ekspor Bio-Ethanol Terhadap Perkenonomian Brazil 2003-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Hubungan Kerjasama Antar Amerika Serikat Brazil Dalam Bidang Ekspor Bio-Ethanol Terhadap Perkenonomian Brazil 2003-2009"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK Crizeiro menjadi Real, yang berstandarkan temporer kepada Dollar Amerika.

Pada tahun 2003,sejak terpilihnya presiden Lula da Silva, pertumbuhan ekonomi Brazil mengalami pertumbuhan yang sangat besar, karena sebuah kebijakan Presiden Lula da Silva dalam bidang Bio-Security, yang memilih untuk memperbesar dan memperluas industri Bio-ethanol.Berdasarkan permasalahan tersebut, dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana dampak hubungan kerjasama ekspor sumber daya hayati bio-ethanol antara Amerika Serikat-Brazil dalam memberikan peningkatan sektor ekonomi di Brazil?”.

Sebagai acuan terhadap masalah penelitian, dikemukakan teori-teori dalam premis mayor dan minor. Adapun premis mayor yang digunakan adalah Hubungan Internasional, Kerjasama Internasional, Ekonomi Politik Internasional. Sedangkan premis minornya adalah Bio-ethanol. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian deskriptif analitis, yaitu menggambarkan masalah kemudian menganalisa permasalahan yang berlandaskan teori-teori dan konsep-konsep yang digunakan, maka Hipotesis adalah sebagai berikut “Jika hubungan kerjasama ekspor sumber daya hayati (Bio-Ethanol) antara Amerika Serikat dengan Brazil berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Brazil maka akan meningkatkan pendapatan perkapita Brazil, meningkatkan GDP Brazil, dan menurunkan tingkat pengangguran di Brazil”.

Berdasarkan perolehan dan pengolahan data penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Presiden Lula Da Silva berhasil meningkatkan perekonomian Brazil melalui kerjasama dengan Amerika Serikat dalam bidang ekspor Bio-Ethanol.

Kata Kunci: Brazil, Bio-Ethanol, Pertumbuhan Ekonomi Brazil.

(2)

ABSTRACT

Dadit Adi Permana. 44303018. Impact of Cooperative Relations Between Brazil-United States In The Export Of Biological Energy Sources (Bio-Ethanol) To The Economy Of Brazil 2003-2009.

Brazil is one of the country which is impacted from 1997 crisis which shaking world economy. To solve economical crisis at that moment, president Henrique Cardoso issued a policy named Plano Real, is the policy which changing Brazil currency Crizeiro into Real, a temporary standard to $USD Dollar Amerika.

In 2003, since president Lula Da Silva choosen, Brazil economical growth experiencing tremendous growth, because one of the president Lula Da Silva policy in the Bio-security sector, who chose to enlarge and expanding industry Bio-Ethanol. Based on these problem, formulated the following problem “How the impact of cooperative relationship export biological resources Bio-Ethanol between United States-Brazil in providing increased economical sectors in Brazil?”

As a references to research problem, the theoryst put forward in the major and minor premise. As for the major premise that is used in the International Relationship, International Cooperative, International Political Economy. While the minor premise is Bio-Ethanol. Research metode used in this study is analytical descriptive research metode, that describes the problem and then analyze problem that grounded theorist and concept used, then the Hypothesis is as follows “If the export relationship of biological resources (Bio-Ethanol) between United States and Brazil manage to increase economical growth of Brazil it will increase income percapita, increased GDP Brazil, and lowering the unemployment rate in Brazil.”

Based on acquisition and data processing, can be conclude that president Lula Da Silva managed to improve the economy of Brazil through cooperation with United States in the biological resource sector Bio-Ethanol.

Keywords : Brazil, Bio-Ethanol, Brazil Economy Growth.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Brasil adalah negara yang paling besar di Amerika Selatan, dan negara yang termaju serta kekuatan ekonominya paling kuat di antara negara-negara yang terdapat di bagian benua tersebut. Dengan GDP 650 milyar dan income perkapita lebih dari US$ 3.600 perkapita, Brasil merupakan negara ke sembilan terbesar ekonominya di dunia dan negara kelima terbesar penduduknya di dunia (183 juta jiwa tahun 2004) setelah Indonesia.

Sebelum tahun 2003 ekonomi Brasil selalu diguncang keadaan ekonomi dan politik yang tidak menentu terlebih - lebih pada tahun 1997 yaitu pada saat krisis keuangan dunia telah mengguncang perekonomian Brasil yang cukup serius (http://nabil-abienkl.blog.frienster.com/2007/12 (11 Desember 2009)).

Pada saat pemerintahan presiden sebelum Lula da Dilva, Fernando Henrique Cardoso mempunyai suatu kebijakan untuk menangani krisis yang terjadi di Brazil. Kebijakan tersebut di beri nama Plano Real , yaitu sebuah kebijakan yang disusun karena semakin terpuruknya nilai mata uang cruzeiro yang sangat tajam pada masa itu, dengan asumsi bahwa program Plano Real, Cardoso berencana mengganti mata uang cruzeiro dengan mata uang baru yang diberi nama Real sebagai mata uang Brazil yang berstandarkan temporer kepada $USD (Dollar Amerika Serikat.

(4)

kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para investor asing dan pribumi yang hidup berada dibawah garis kemiskinan. Beberapa kebijakan itu adalah:

1. Melakukan privatisasi beberapa perusahaan besar. 2. Mengakhiri monopoli Negara atas telekomunikasi.

3. Mengurangi pengeluaran pemerintah untuk jaminan sosial. 4. Mengurangi tunjangan dikalangan pegawai negeri.

5. Menghapuskan hambatan investasi perusahaan asing.

6. Menyetujui sebuah dekrit presiden yang mengambil alih kepemilikan lebih dari 100.000 hektar tanah dari para tuan tanah dan sektor swasta serta membagi-bagikannya kepada 36.000 keluarga miskin. Pada 1996, Cardoso menandatangani dekrit merevitalisasi peran Biro Urusan Penduduk asli(http://rum-omnibus..com/2007/12/brazil-transisi-yang-damai-sosialisme.html (diunduh Tgl 11 desember 2009)).

Sejak terpilihnya Presiden Lula pada bulan Januari tahun 2003 keadaan ekonomi Brasil mulai pulih dan stabil. Pada tahun 2004 perdagangan luar negeri Brasil telah meningkat dengan tajam dimana nilai perdagangan Brasil tahun 2004 mencapai US$ 159,254 milyar yang terdiri dari ekspor US$ 96,475 milyar dan impor US$ 62,779 milyar atau surplus sebesar US$ 33,696 milyar.

(5)

yang mencapai 32% dari tahun sebelumnya dan kenaikan nilai impor sebagai dampak dari naiknya impor barang-barang modal dan bahan baku industri sebagai akibat dari kenaikan pertumbuhan produksi industri nasional pada tahun 2004 yang mencapai 8,3%. Naiknya nilai ekspor terutama ditunjang oleh daya saing produk ekspor yang sangat tinggi, kesiapan suplai ekspor dan kestabilan nilai Real terhadap US$ pada kisaran 1 US$ = R$ 2,80- 2,90(http://nabil-abienkl.blog.friendster.com/2007/12/ (11 Desember 2009)).

Seperti presiden sebelumnya Luis Henrique Cardoso, Lula juga memiliki beberapa program yang sekiranya mampu mengendalikan perekonomian Brazil yang kembali mengalami krisis dari imbas krisis financial di Asia sejak 1997, kebijakan itu antara lain:

1. Reformasi Jaminan Sosial dan Pelayanan Publik. Disetujui pada tahun 2003. peraturan ini memberikan jaminan kepada para pensiunan pegawai negeri untuk dua puluh tahun. Di Brazil, pegawai negeri dan pekerja sektor swasta adalah subyek dari legislasi jaminan sosial dan pensiun. 2. Peraturan-peratuan pelucutan senjata, merupakan perundangan kontrol

(6)

3. Perundang-undangan Bio-Security: Peraturan yang mengatur aktivitas yang berkaitan dengan material rekayasa genetika.

4. Reformasi Peradilan di tahun 2004.

5. Dan, reformasi universitas yang sedang dirumuskan.

(http://rum-omnibus.com/2007/12/brazil-transisi-yang-damai-sosialisme.html diunduh Tgl 11 Desember 2009)).

Brazil memilih memperbesar dan memperluas industri Bio-Ethanol untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya berdasarkan salah satu poin kebijakan yang diambil lula, yaitu perundang-undangan tentang Bio-security : Peraturan yang mengatur aktivitas yang berkaitan dengan material rekayasa genetika. Salah satunya mengolah hasil limbah tebu menjadi sumber bahan bakar alternatif yang disebut Bio-Ethanol.

Brazil dengan industri ethanol nya kini dikenal sebagai negara yang berdiri paling depan dalam bisnis biofuel. Bahkan Amerika sebagai negara adidaya, mengakui keberhasilan tersebut. Menurut penelitian keberhasilan negara Brazil merupakan suatu contoh kemenangannegara berkembang atas negara maju pada salah satu isu stretegis dunia di masa depan, yaitu isu energi. Brazil kini menjadi kiblat pengembangan industri biofuel, yang dimasa depan diyakini sebagai salah satu senjata dalam memenangkan persaingan global (Plummer, R. 2006. The rise,

fall and rise of Brazil 's biofuel, BBC News,

(7)

Pengembangan biofuel ethanol Brasil pada awalnya di ilhami oleh semangat patriotisme kalangan militer, bukan pertimbangan ekonomi apalagi lingkungan. Pemerintahan militer yang berkuasa pada periode 1964-1985, didorong oleh semangat patriotisme, bermaksud mengurangi ketergantungan terhadap BBM (Bahan Bakar Minyak) yang bersumber dari Timur Tengah dengan harga sangat tinggi pada tahun 1970-an. Untuk itu, pemerintah Brazil mengembangkan program industri alcohol/ethanol sebagai bahan substitusi BBM yang disebut Pro-Alcohol Programme, yaitu memberlakukan pemakaian bahan bakar alternatif dan pemberian potongan pajak kepada produsen dan pengguna mobil etanol oleh pemerintah.

Agar program ini dapat terwujud, pemerintah memberikan dua jenis subsidi yang merupakan instrumen kebijakan yang mendukung, Subsidi jenis pertama adalah subsidi kepada petani yang menanam tebu untuk diolah menjadi ethanol sehingga mereka memperoleh pendapatan yang berimbang bila dibandingkan dengan petani yang tebunya diolah menjadi gula.Subsidi jenis kedua adalah subsidi harga pada stasiun pengisian bahan bakar yang membuat ethanol menjadi lebih murah dari BBM.

(8)

of Brazil 's biofuel, BBC News, http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/4581955.stm (diunduh Tgl 24 Januari 2010)).

Agrobisnis tebu di Brasil berciri labour-intensive.Bagi warga Brasil, industri tebu menjadi sumber kesejahteraan, bahkan bagi pekerja berkualifikasi terendah sekalipun. Ini tidak ditemukan di industri lain. Industri berbasis tebu hanya membutuhkan biaya US$ 10 untuk menciptakan satu kesempatan kerja, lebih rendah ketimbang industri petrokimia (US$ 200), industri baja (US$ 145), industri otomotif (US$ 91), industri pengolahan bahan baku (US$ 70), dan industri produk konsumsi (US$ 44). Ini yang membuat Brasil jadi produsen etanol paling efisien dan termurah di dunia biaya produksinya (sebelum pajak) US$ 17,5 per barel atau sekitar Rp 1.080 per liter. Sedangkan produsen etanol dari bahan baku jagung Amerika Utara menghabiskan biaya produksi US$ 44,1 per barel atau sekitar Rp 2.718 per liter (Plummer, R. 2006. The rise, fall and rise of Brazil 's biofuel, BBC News, http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/4581955.stm (diunduh Tgl 24 Januari 2010)).

(9)

karena harganya lebih rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil yang masih diimpor.

Tabel 1

TABEL PERTUMBUHAN GDP BRAZIL EKSPOR Bio-Ethanol TAHUN 2003-SEKARANG.

Tahun Jumlah produksi ethanol Pertumbuhan GDP

2003-2004 13 miliar liter 0,8%

2005-2006 14 miliar liter 5,1%

2007-2008 17 miliar liter 5,4 %

2009 27,8 miliar liter 5,1%

Sumber: (http://www.indexmundi.com/brazil/gdp_real_growth_rate.html(tgl

akses 23 april 2010)).

Brazil yang menjalin kerjasama dengan negara lain untuk mendapatkan keuntungan dan tercapainya keadaan ekonomi yang baik, dalam hal ini Brazil menjalin sebuah kerjasama ekspor dengan Amerika Serikat yang berfokus pada ekspor sumber energi hayati berupa produksi bio-ethanol, kerjasama tersebut dilakukan selain untuk memenuhi kekurangan kebutuhan dalam negeri mereka juga untuk mengatasi ketergantungan Amerika Serikat terhadap minyak mentah Venezuela, sumber alam Brazil berperan serta mempromosikan pemakaian sumber energi yang ramah lingkungan. (Philips, T. 2006. Brazil 's Biofuel Success Strory, Mail Guarddian Online,http://www.mg.co.za (diunduh Tgl 27 Februari 2010.))

(10)

pada saat itu Presiden Bush dan Lula mengeluarkan MOU (Memorandum of Understanding) bersama pada bulan Maret 2007 yang menampilkan inisiatif bilateral ganda untuk meningkatkan etanol dan produksi biofuel dan konsumsi seluruh dunia berkembang.kerangka MOU (Memorandum of Understanding) tersebut berpedoman pada tiga prinsip dasar, yaitu:

1. mempromosikan penelitian dan kerja sama pembangunan antara Brasil dan Amerika Serikat, kedua negara telah menggunakan mekanisme yang ada untuk memungkinkan para ahli etanol untuk bertukar penelitian dan mendiskusikan teknologi baru.

2. perjanjian ini mewajibkan Brasil dan Amerika Serikat untuk bekerja dengan negara-negara terpilih untuk melakukan studi kelayakan dan memberikan bantuan teknis mengenai budidaya tebu dan proyek kilang etanol.

3. Perjanjian tersebut adalah untuk menetapkan standar global dan kode produksi dan distribusi bahan bakar bio dengan cara Internasional Biofuels Forum (sebuah proyek PBB multilateral yang mencakup Cina, India, Afrika Selatan, dan Uni Eropa). Ini penting untuk pengaturan pasar etanol global dan lainnya yang terkait teknologi energi bersih.

(http://www.coha.org/the-future-of-us-brazil-energy-relations-an-opportunity-for-change-or-more-of-the same (diakses tgl 27 maret 2010)).

(11)

“Dampak hubungan kerjasama antara Amerika Serikat-Brazil dalam bidang

ekspor Bio-Ethanol terhadap perekonomian Brazil 2003-2009“

Penelitian ini berdasarkan pada mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, yaitu:

1. Teori HubunganInternasional

Mata kuliah ini sangat membantu memberikan pemahaman tentang Teori Hubungan Internasional dalam kajian studi Hubungan Internasional dan juga dapat digunakan sebagai pendukung dalam melakukan analisis mengenai permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, dalam hal ini teori hubungan internasional dapat digunakan untuk menganalisa kebijakan hubungan kerjasama antar negara.

2. Ekonomi Politik Internasional

Ekonomi Politik Internasional (EPI) adalah suatu bidang studi yang mempelajari sejumlah isu (masalah) sekaligus sebagai suatu cara berpikir mengenai politik dan ekonomi duniapersoalan EPI yang dihadapi masyarakat dunia, terutama negara berkembang dan negara maju.

Mata kuliah ini sangat membantu dalam memberikan masukan berupa pengetahuan mengenai kebijakan ekonomi.

3. Hubungan Internasional Amerika

(12)

negara-negara di Benua Amerika, serta memberikan pemahaman dari negara-negara di Benua Amerika memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Dengan kata lain identifikasi masalah adalah inti fenomena masalah yang akan diteliti. Oleh Karena itu berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas.

1. Bagaimanakah perekonomian Brazil sebelum adanya kerjasama dengan Amerika Serikat dalam bidang Bio-Ethanol ?

2. Apakah program yang dilakukan oleh Presiden Lula da Silva dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kerjasama Amerika Serikat-Brazil ?

3. Bagaimanakah pertumbuhan ekonomi Brazil setelah adanya kerjasama Amerika Serikat-Brazil dalam bidang Bio-ethanol ?

1.3 Pembatasan Masalah

(13)

negara Amerika Serikat dengan negara Brazil dalam bidang ekspor sumber energi hayati Bio-Ethanol dan sejauh mana kebijakan-kebijakan yang diambil oleh kedua negara dapat memberikan keuntungan kepada Amerika dan perekonomian Brazil khususnya dari tahun 2003-2009, karena pada kurun waktu tersebut perkembangan kerjasama Bio-ethanol antara Amerika Serikat dan Brazil berkembang dengan pesat, pada tahun 2003 adalah masa awal pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Lula da Silva dengan model kebijakan yang baru untuk mengangkat Brazil dari keterpurukan ekonomi. Pembatasan tahun 2009 adalah masa akhir dari kekuasaan Presiden Lula da Silva di Brazil.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

“Bagaimana dampak hubungan kerjasama ekspor Bio-Ethanol antara Amerika Serikat dan Brazil dalam memberikan peningkatan sektor ekonomi di Brazil?”

1.5 Maksud dan Tujuan Penelitian

(14)

1. Bahan informasi bagi kalangan akademik dalam memahami dan mengamati masalah secara teliti mengenai sumber energi hayati Bio-Ethanol yang ramah lingkungan dan murah baik secara produksi maupun penjualan.

2. Sebagai bahan informasi bagi kalangan akademik dalam mempelajari keberhasilan Brazil dalam menumbuhkan perekonomian setelah terimbas krisis ekonomi global.

3. Sebagai bahan informasi bagi kalangan akademik dalam mempelajari keberhasilan brazil dalam mengatasi kekurangan Bahan bakar minyak dengan mencipyakan sumber energi baru yang berasal dari sumber hayati , yaitu mengolah tebu menjadi bio-Ethanol

1.5.2 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada tinjauan penelitian, maka kegunaan penilitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perkembangan yang terjadi dikawasan Amerika Latin khususnya Brazil, karena disini menjelaskan tentang kondisi ekonomi negara brazil yang bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk memperbaiki keterpurukan ekonomi Brazil.

(15)

Amerika Latin, khususnya di Brazil. Karena dalam penelitian ini menjelaskan tentang fenomena ekonomi yang menyebabkan munculnya hubungan kerjasama antara Brazil dengan negara lain dan di sini khususnya kerjasama dalam bidang sumber energi hayati Bio-Ethanol. Dan juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti dalam studi Hubungan Internasional kontemporer.

1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.6.1 Kerangka Pemikiran

Hubungan internasional adalah mencakup hubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda dan berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung baik secara kelompok, maupun secara perorangan resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain, yang melintasi batas-batas teritorial suatu negara (Sihombing,1986:141).

Hubungan internasional kontemporer bukan hanya mempelajari hubungan politik antar negara-negara tetapi juga dengan sekelompok subjek lainnya yaitu dengan: interdependensi ekonomi, hak asasi manusia, perusahaan transnasional, organisasi internasional, lingkungan hidup, gender, keterbelakangan dan seterusnya.

(16)

McClelland mendefinisikan Hubungan Internasional sebagai berikut:

“Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antar jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk keadaan relevan yang mengelilingi interaksi” (McClelland, 1990:27).

Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan :

1. Setiap perilaku dipengaruhi oleh interaksi yang dialaminya di masa lalu dan bahwa interaksi adalah sumber daya perilaku.

2. Pengalaman interaksi di masa lau, sehingga pelaku dapat memperkirakan apa yang akan terjadi dan masing-masing dapat bertindak dengan perkiraan tersebut (McClland, 1990:30).

Dalam studi hubungan internasional ada beberapa teoritisi penting yang mewarnai dinamika studi Hubugan Internasional yaitu: Realisme, Liberalisme, Masyarakat Internasional, dan Ekonomi Politik Internasional.

Salah satu bentuk hubungan internasional terkini adalah Kerjasama Internasional. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif (James dan Robert, 1986:419).

(17)

Untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang diakibatkan tersebut maka beberapa negara membentuk suatu kerjasama untuk mencari solusinya.

Ekonomi politik internasional menjadi kajian dalam studi hubungan internasional sejak tahun 1970-an. Pada saat itu negara-negara di dunia sedang mengalami krisis minyak yang di sebabkan oleh pemboikotan pasokan minyak bumi oleh negara-negara Arab. Hal tersebut mengoyahkan stabilitas politik dan ekonomi negara-negara di dunia, sehingga krisis ini menjadi awal timbulnya kesadaran para pemegang otoritas pemerintahan bahwa faktor ekonomi sangat penting dan menentukan proses politik. Pemahaman bahwa terdapat jalinan yang saling tergantung dan tidak dapat dipisahkan antara faktor ekonomi dan politik, serta antara negara dengan pasar semakin diakui.

Ekonomi politik internasional menurut Robert Gilpin dalam bukunya yang berjudul The Political Economy of Internasional Relations, secara umum adalah.

”Studi yang mempelajari saling keterhubungan antara ekonomi internasional dengan politik internasional yang muncul akibat berkembangnya masalah-masalah yang terjadi dalam sistem internasional” (Gilpin, 1987:3).

Pengkajian Ekonomi politik internasional membutuhkan integrasi teori-teori dari disiplin ekonomi dan politik, misalnya didalam masalah isu perdagangan internasional, moneter, dan pembangunan ekonomi.

Sehingga dapat pula dinyatakan bahwa

(18)

Menurut Joan Edelman Spero, dalam bukunya yang berjudul The politics of International Economic Relations.

”Ekonomi politik internasional merupakan perilaku negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya dalam kondisi keterbatasan sumber daya, maka sebenarnya interaksi ekonomi adalah interaksi politik dalam arena internasional, pada akhirnya dapat dikatakan bahwa hubungan internasional mengandung interaksi yang bersifat ekonomi politik internasional” (Spero,1985:10).

Lebih lanjut Spero mengemukakan bahwa ada empat cara faktor politik mempengaruhi ekonomi, yaitu:

”1) Struktur dan operasi sistem ekonomi internasional dipengaruhi oleh struktur dan operasi politik internasional. 2) Kepedulian-kepedulian politik selalu mempengaruhi kebijakan ekonomi. 3) Kebijakan-kebijakan ekonomi dituntun oleh kepentingan politik. 4) Hubungan dalam ekonomi internasional adalah hubungan politik interaksi ekonomi internasional, dan hubungan politik adalah proses dimana negara-negara dan aktor non-negara mengatur konflik dan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan (Spero,1985:5).

Sumber diatas menjelaskan bahwa dalam Hubungan Internasional, selain menjahin hubungan antar negara untuk mencegah terjadinya konflik, juga dapat dilakukan hubungan yang positif lainnya dalam hal meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.

Menurut T.May Rudy dalam bukunya Teori Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional

(19)

David N.Balaam dalam bukunya yang berjudul Introduction to International Political Economy, berpendapat bahwa

”Ekonomi Politik Internasional adalah hubungan kerjasama antara negara-negara dalam kerangka produksi, distribusi kekayaan dan kekuasaan, investasi, dan lain-lain. Dalam tinjauan EPI bahwa perlu adanya pendekatan level analisis terhadap individu, negara, dan sistem internasional” (Balaam & veseth, 1996: 3).

Berdasarkan konsep pemikiran diatas, ekonomi-politik internasional secara sederhana menjelaskan sebagai interaksi global antara politik dan ekonomi, yang didefinisikan sebagai dinamika interaksi antara pengejaran kekuasaan dan kekayaan.

Berbicara mengenai Ekonomi Politik Internasional tidak akan lepas membahas tentang Ilmu Ekonomi itu sendiri, menurut Samuelson Nordhaus dalam bukunya Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Ekonomi memiliki pengertian

”Kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya pada masyarakat luas”(Samuelson,2001:4).

Pengertian tersebut menggambarkan bahwa tiap individu dapat memanfaatkan atau mengolah sumber daya yang ada untuk menjadi komiditas dalam berbagai bidang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, sehingga harus ada batasan dalam pengolaan sumber daya tersebut.

(20)

• Sumber daya manusia (penawaran tenaga kerja, pendidikan, disiplin, motivasi)

• Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas lingkungan) • Pembentukan modal (mesin,pabrik,jalan)

• Teknologi (sains, rekayasa, manajemen, kewirausahaan) (Samuelson, 2001:250).

Dalam negara apabila keempat indikator diatas telah terpenuhi dan mencapai kesejahteraan masyarakat nasional, dan menghasilkan kelebihan produksi maka negara tersebut akan melakukan suatu kegiatan yang dinamakan ekspor. sebuah kegiatan yang disebut ekspor memiliki pengertian

”Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dibeli oleh orang-orang asing”(Samuelson, 2001:325)

T. May Rudy memberikan tambahan mengenai pengertian ekspor yang ditulis didalam bukunya Bisnis Internasional, yaitu

”Perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar wilayah negara tersebut dengan memenuhi ketentuan yang berlaku”(Rudy, 2002:57)

Adanya kegiatan ekspor ini dapat mempengaruhi pertumbuhan Gross National Product (GNP) atau dalam bahasa Indonesia ialah Produk Nasional Bruto dan Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto.

Menurut Clark R. J. mengatakan bahwa:

(21)

Untuk itu GNP dibagi dalam empat kategori pokok, masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Konsumsi Masyarakat (C) 2. Investasi Swasta ( I )

3. Pengeluaran Pemerintah (G) 4. Ekspor Netto (X)

5. Impor (M)

Dimana rumus GNP dapat diturunkan sebagai berikut : GNP (Y) = C + I + G + ( X - M)

Sumber: Samuelson dan Nordhaus, 2001:121.

Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari semakin kuatnya atau semakin tingginya pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik akan membawa dampak positif bagi perkembangan perekonomian khususnya bagi sektor-sektor perekonomian yang berhubungan dengan pendapatan nasional.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya diukur dengan mempergunakan data tentang Produk Domestik Bruto (GDP) yang mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian di negara tersebut.

(22)

Sedangkan menurut Shone R., mengatakan bahwa,

“Pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan rata-rata dari output yang dihasilkan tiap orang dalam produksi barang dan jasa yang merupakan tingkat pertumbuhan per kapita secara riil bagi setiap orang. Dengan kenaikan ini maka diharapkap akan meningkatkan kapital, produksi dari tiap pekerja atau akan meningkatkan cadangan devisa” (Shone.(1988)).

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan GDP riil suatu negara pada tahun tertentu yang menunjukkan naiknya pendapatan per kapita setiap orang dalarn perekonomian dan dalam suatu negara pada tahun tertentu.

Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara bergantung pada apa yang disebut dengan :

1. GNP riil

2. Kenaikan persediaan modal 3. Kenaikan input tenaga kerja

4. Kenaikan dalam produksi secara total.

Adapun rumus untuk menghitung pertumbuhan GDP adalah GDP = C + I + G + X

1. C= nilai dollar konsumsi

2. I= investasi domestik swasta bruto 3. G= pembelian pemerintah

(23)

Pengertrian dari nilai dollar konsumsi adalah besarnya jumlah dollar yang beredar dalam sebuah negara. Investasi domestik swasta bruto adalah total keseluruhan investasi yang ditanamkan didalam Negara. Pembelian pemerintah adalah kemampuan dari pemerintah dalam mengakomadasi hasil dari produksi investasi. Ekspor netto adalah jumlah total besarnya nilai ekspor yang dilakukan sebuah negara.

1.6.2 Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas, maka peneliti menarik hipotesis yang di rumuskan sebagai berikut :

“Jika hubungan kerjasama ekspor Bio-Ethanol antara Amerika Serikat dengan Brazil berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Brazil maka akan meningkatkan pendapatan perkapita Brazil, meningkatkan GDP Brazil, dan menurunkan tingkat pengangguran di Brazil”.

1.7 Definisi Operasional

(24)

2. Perekonomian ialah Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya diukur dengan mempergunakan data tentang Produk Domestik Bruto (GDP) yang mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian di negara tersebut.

3. Gross Domestic Product (GNP) adalah Variabel dalam mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

1.8 Metode dan Teknik Penelitian

1.8.1 Metode Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis yaitu metode penelitian deskriptif analisis, penelitian deskriptif analisis yaitu dimana metode yang digunakan dengan cara menggambarkan lalu menganalisa peristiwa aktual yang didasarkan kepada pengamatan dan masalah yg diteliti. Dengan kata lain, metode penelitian ini bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan yang terjadi dan melihat keterkaitan antar variabel yang ada.

1.8.2 Teknik Penelitian

(25)

1.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.9.1 Waktu Penelitian

Proses penelitian dilakukan dalam mencari dan mengumpulkan data-data memerlukan waktu yang cukup lama. Proses ini dilakukan dalam mencari usulan penelitian yaitu Bulan Maret 2010, hingga penyusunan laporan dan presentasi, yang diharapkan hingga pada Agustus 2010

Tabel 1.10 Tabel Waktu Penelitian No Aktivita

s

2010 2011

Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengajuan judul skripsi

2 Pembuatan usulan penelitian

3 Bimbingan dan pengerjaan skripsi

4 Pengumpulan data

5 Rencana sidang

1.9.2 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian di beberapa lokasi yang dapat menunjang kebutuhan informasi yang peneliti perlukan, diantaranya :

(26)

2. Perpustakaan Universitas Parahyangan, Gedung 9 lantai 2 Jl. Ciumbeleuit No. 94 Bandung.

3. Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Jl.Raya Sumedang, jatinangor 4. Perpustakaan Universitas Pasundan, Jl.Lengkong Besar No. 68,

Bandung.

5. Kedutaan Besar Brazil, Menara Mulia lt.16 Suite 1602 Jl.Jend. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta 12390 Indonesia.

1.10 Sistematika penulisan

Dalam memaparkan penulisan penelitian ini di bagi menjadi beberapa bab, setiap bab terdiri atas beberapa bab yang disesuaikan dengan proses pembahasan yang diperlukan, bagian-bagian tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan : Bab ini menjelaskan mengapa peneliti mengambil masalah ini untuk layak diangkat sebagai sebuah masalah yang perlu diteliti sebagai sebuah karya ilmiah, dimana dalam bab ini terkandung unsur-unsur seperti latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis, definisi operasional, metoda penelitian dan teknik pengumpulan data serta lokasi dan lamanya penelitian.

(27)

penelitian yang dapat dijadikan asumsi memungkinkan penalaran untuk menjawab masalah yang diajukan peneliti. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang teori peranan organisasi internasional yang sedang diteliti.

3. BAB III Objek Penelitian : Bab ini memberikan gambaran umum mengenai objek penelitian, khususnya keadaan objek memberikan gambaran umum mengenai objek penelitian, yaitu hubungan kerjasama ekspor antara Amerika dengan Brazil.

4. BAB IV Pembahasan : Dalam bab ini dilaporkan hasil data-data yang diperoleh selama penelitian serta membandingkan hasil yang telah diperoleh dengan data pengetahuan yang telah dipublikasikan serta menjelaskan implikasi data tersebut dengan ilmu pengetahuan, yaitu tentang sejauh mana keberhasilan dan keuntungan yang diperoleh kedua negara dari hubungan kerjasama ekspor sumber energi hayati Bio-Ethanol. 5. BAB V Kesimpulan dan Saran : Bab ini merupakan kristalisasi dari hasil

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hubungan Internasional

Istilah Hubungan Internasional telah berkembang cukup pesat pada akhir

abad ke-19, berbagai pakar Hubungan Internasional telah banyak memberikan

definisi-definisi secara garis besar bahwa Hubungan Internasional merupakan

hubungan yang terjalin antar Negara-negara diseluruh belahan dunia. Dimana

didalam Hubungan Internasional sendiri terdapat komponen-komponen yang

mempengaruhi kerja dari Hubungan Internasional sendiri yakni adanya analisis

mengenai perbandingan politik Luar negeri suatu negara, Hukum Internasional,

Organisasi-organisasi internasional, perbandingan politik dan studi kawasan (Area

studies), studi-studi strategis (strategis studies), pembangunan Internasional,

komunikasi Internasional, dan studi perdamaian serta upaya penyelesaian konflik

termasuk yang menyangkut pengendalian dan pelucutan senjata (Coloumbus dan

Wolfe, 1999:21).

Hubungan internasional adalah mencakup hubungan atau interaksi yang

melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda

dan berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat

berlangsung baik secara kelompok, maupun secara perorangan resmi maupun

tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain, yang

melintasi batas-batas teritorial suatu negara (Sihombing,1986:141).

Hubungan internasional kontemporer bukan hanya mempelajari hubungan

politik antar negara-negara tetapi juga dengan sekelompok subjek lainnya yaitu

dengan: interdependensi ekonomi, hak asasi manusia, perusahaan transnasional,

organisasi internasional, lingkungan hidup, gender, keterbelakangan dan

(29)

“Hubungan internasional adalah segala bentuk interaksi, diantara masyarakat,

Negara-negara, baik yang dilakukan Negara maupun warga Negara yang

terjadi dengan melintasi batas-batas geografis Negara” (Holsti,1996:26).

Salah satu metode popular yang digunakan untuk menganalisis

kecenderungan Hubungan Internasional kontemporer adalah dengan melihat

pola-pola hubungan yang mengindikasikan adanya kesinambungan dan perubahan

(Continuity and Change) dalam semua aspek Hubungan Internasional, seperti

yang dinyatakan oleh Toma dan Gorman bahwa:

“ Faktor pendukung utama untuk kesinambungan (Continuity) Hubungan Internasional adalah aktor negara-bangsa, yang dengan atribut kedaulatan dan penggunaan power untuk meraih kepentingan nasional, berupaya untuk mempertahankan perannya sebagai aktor utama dalam hubungan Internasional. Sedangka pendukung perubahan (Change) adalah globalisasi ekonomi, kemajuan teknologi, ancaman terhadap lingkungan hidup, peningkatan power dan influence dari actor non-negara” (Toma dan Gorman, 1991:23).

McClelland mendefinisikan Hubungan Internasional sebagai berikut:

“Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antar jenis

kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk keadaan relevan yang mengelilingi

interaksi”(McClland, 1990:27).

Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan :

a.i.1. Setiap perilaku dipengaruhi oleh interaksi yang dialaminya di masa lalu dan bahwa interaksi adalah sumber daya perilaku.

a.i.2. Pengalaman interaksi di masa lau, sehingga pelaku dapat memperkirakan apa yang akan terjadi dan masing-masing dapat bertindak dengan perkiraan tersebut (McClelland,1990:30).

(30)

“ Hubungan Internasional adalah interaksi aktor-aktor yang tindakan dan

kondisinya memiliki konsekuensi penting terhadap aktor lain di luar

jurisdiksi efektif unit politiknya”

Dari definisi di atas terkaji bahwa negara-bangsa dapat dipandang sebagai

pelaku utama dari Hubungan Internasional, hal itu karena yang melakukan

tindakan dan dampak dari tindakan itu adalah unit politik walaupun tidak tertutup

kemungkinan yang melakukan tindakan itu adalah aktor-aktor non-negara.

2.2Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga

merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari

kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama

yang diperoleh melalui kerjasama dapat mendukung konsepsi dari kepentingan

tindakan yang unilateral dan kompetitif (James dan Robert,1986:419).

Kerjasama internasional dapat terbentuk karena kehidupan internasional yang

meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, lingkungan

hidup, kebudayaan, pertahanan, dan keamanan. Sehingga memunculkan

kepentingan yang beraneka ragam yang mengakibatkan berbagai masalah sosial.

Untuk mencari solusi atas berbagai masalah yang diakibatkan tersebut maka

beberapa negara membentuk suatu kerjasama untuk mencari solusinya.

Perkembangan didalam Politik luar negeri dimana terdapat berbagai

pola-pola yang salah satunya, ialah pola-pola kerjasama yang akan menjelaskan kearah

(31)

budaya, atau kepada pertahanan dan keamanan ( Dougherty dan Pfaltzgraff, 1997:

418).

Menurut ilmu Hubungan Internasional berdasarkan Charles. A. McCleland

dalam bukunya mengatakan bahwa kerjasama internasional merupakan alat

internasional yang berfungsi untuk memberikan fasilitas-fasilitas dan untuk

melayani kegiatan-kegiatan yang hampir tidak ada batasnya adalah terdapat dalam

suatu kerjasama internasional, misalnya dalam kerjasama internasional tentang

ilmu pengetahuan, kekuasaan perusahaan internasional. Kerjasama dalam

pengumpulan dan penyebaran berita dunia, dalamkomunikasi internasional antar

gereja, profesi, serikat-serikat kerja dan badan-badan pemerintah dalam mengejar

lain-lain kegiatan yang terorganisir.

Apabila suatu negara memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan

negara lain disebabkan oleh adanya motivasi-motivasi tertentu, menurut Peter

toma dan Robert Gorman,diantaranya :

1. Motivasi untuk memperkuat kepentingan nasional, dimana kerjasama di pandang oleh suatu negara merupakan suatu alat untuk memperkuat kepentingan nasionalnya.

2. Motivasi untuk memelihara perdamaian, suatu kerjasama diharapkan dapat memberikan jalan untuk menghindari konflik dan menghalangi terjadinya perang diantara negara-negara yang bertikai.

3. Motivasi untuk mendorong kemakmuran ekonomi, dimana sebuah kerjasama diharapkan mampu mendorong tingkat kemakmuran ekonomi yang menjadi keinginan setiap negara.

4. Motivasi untuk menangani eksternalitas, kerjasama yang diharapkan mampu menghilangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia, seperti menipisnya sumber daya alam serta terorisme (Toma dan Gorman 1991:385-386).

Selain itu kerjasama internasional dapat didefinisikan menjadi empat bagian,

(32)

berhubungan secara bersama-sama melakukan pendekatan satu sama lainnya;

kedua, mengadakan pembahasan dan perundingan mengenai masalah-masalah

tersebut; ketiga, mencari kenyataan-kenyataan teknis yang mendukung jalan

keluar tertentu; keempat, mengadakan perundingan atau perjanjian diantara kedua

belah pihak (Gilpin, 1997:33). mempersatukan mereka dalam cita-cita bersama dan menghindari integrasi internasional, seperti PBB ( Perserikatan Bangsa-Bangsa), Uni Eropa; 2. Kerjasama Regional, bentuk kerjasama antara negara yang berdekatan

secara geografis, kesamaan pandangan politik dan kebudayaan, serta perbedaan struktur produktivitas untuk saling membutuhkan, seperti ARF (ASEAN Regional Forum);

3. Kerjasama Fungsional, bentuk kerjasama yang diasumsikan sebagai saling mendukung fungsi dan tujuan bersama, kerjasama yang fungsional bertolak dari cara berpikir yang pragmatis yang mengisyaratkan kemampuan tertentu pada masing-masing mitra kerjasama, seperti NPT (non poliferation treaty);

4. Kerjasama Ideologis, bentuk kerjasama yang dilatar belakangi kesamaan ideologis, diantara para pelaku kerjrasama tersebut, seperti pada perang dingin, Pakta Warsawa (Gilpin, 1995:589).

2.2.1 Hubungan Bilateral

Dalam Hubungan Internasional akan hubungan kerjasama antar negara yang

merupakan pertemuan beragam kepentingan internasional dari beberapa negara

(33)

Menurut T. May. Rudy setelah kerjasama yang terbentuk dari berbagai

komitmen individu untuk mendapatkan kesejahteraan secara kolektif yang

merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan (Rudy, 2005:5).

Definisi kerjasama menurut Holsti dapat dibagi menjadi lima, yaitu:

1. Pandangan bahwa dua atau lebih kepentingan nilai atau tujuan saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau di penuhi oleh semua pihak.

2. Persetujuan atas masalah tertentu antar dua negara atau lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan benturan kepentingan.

3. Pandangan atau harapan suatu negara bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara lainnya membantu negara itu untuk mencapai kepentingan dan nilai-nilainya.

menghindari berbagai permasalahan dan konflik yang bersifat internasional.

Bentuk interaksi kerjasama dapat dibedakan berdasarkan pihak yang

melakukan hubungan antara negara, seperti kerjaswama bilateral, trilateral,

regional, dan multilateral.

Hubungan bilateral merupakan keadaan yang menggambarkan hubungan

timbal balik antara kedua belah pihak yang terlibat, dan aktor utama dalam

pelaksanaan hubungan bilateral itu adalah negara (Perwita dan Yani, 2005:28).

Dalam proses Hubungan bilateral di tentukan tiga motif, yaitu:

• Memelihara kepentingan nasional • Memelihara perdamaian

(34)

2.3 Ekonomi Politik Internasional

Ekonomi politik internasional menjadi kajian dalam studi hubungan

internasional sejak tahun 1970-an. Pada saat itu negara-negara di dunia sedang

mengalami krisis minyak yang di sebabkan oleh pemboikotan pasokan minyak

bumi oleh negara-negara Arab. Hal tersebut menggoyahkan stabilitas politik dan

ekonomi negara-negara di dunia, sehingga krisis ini menjadi awal timbulnya

kesadaran para pemegang otoritas pemerintahan bahwa faktor ekonomi sangat

penting dan menentukan proses politik. Pemahaman bahwa terdapat jalinan yang

saling tergantung dan tidak dapat dipisahkan antara faktor ekonomi dan politik,

serta antara negara dengan pasar semakin diakui.

Ekonomi politik internasional menurut Robert Gilpin dalam bukunya yang

berjudul The Political Economy of Internasional Relations, secara umum adalah

”Studi yang mempelajari saling keterhubungan antara ekonomi internasional

dengan politik internasional yang muncul akibat berkembangnya

masalah-masalah yang terjadi dalam sistem internasional” (Gilpin, 1987:3).

Pengkajian Ekonomi politik internasional membutuhkan integrasi teori-teori

dari disiplin ekonomi dan politik, misalnya didalam masalah isu perdagangan

internasional, moneter, dan pembangunan ekonomi.

Sehingga dapat pula dinyatakan bahwa ekonomi poltik internasioanl sebagai

(35)

”ekonomi politik internasional adalah sebuah studi tentang masalah

internasional yang terfokus pada elemen-elemenen interdepedensi kompleks

yang sering terjadi pada kehidupan kita sehari-hari (Spero, 1999:43).

Menurut Joan Edelman Spero, dalam bukunya yang berjudul The politics of

International Economic Relations.

”Ekonomi politik internasional merupakan perilaku negara untuk memenuhi kepentingan nasionalnya dalam kondisi keterbatasan sumber daya, maka sebenarnya interaksi ekonomi adalah interaksi politik dalam arena internasional, pada akhirnya dapat dikatakan bahwa hubungan internasional mengandung interaksi yang bersifat ekonomi politik internasional” (Spero, 1985:10).

Lebih lanjut Spero mengemukakan bahwa ada empat cara faktor politik

mempengaruhi ekonomi, yaitu:

”1) Struktur dan operasi sistem ekonomi internasional dipengaruhi oleh struktur dan opersi politik internasional. 2) Kepedulian-kepedulian politik selalu mempengaruhi kebijakan ekonomi. 3) Kebijakan-kebijakan ekonomi dituntun oleh kepentingan politik. 4) Hubungan dalam ekonomi internasional adalah hubungan politik interaksi ekonomi internasional, dan hubungan politik adalah proses dimana negara-negara dan aktor non-negara mengatur konflik dan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.(Spero, 1985:5).

Sumber diatas menjelaskan bahwa dalam Hubungan Internasional, selain

menjalin hubungan antar negara untuk mencegah terjadinya konflik, juga dapat

dilakukan hubungan yang positif lainnya dalam hal meningkatkan pertumbuhan

ekonomi masing-masing negara.

Menurut T.May Rudy dalam bukunya Teori Etika dan Kebijakan Hubungan

(36)

”Ekonomi Politik internasional memberikan dan menyediakan kerangka- kerangka konseptual dalam menganalisis dan menampung kenyataan-kenyataan yang kompleks dan saling berkaitan menegenai berbagai masalah dalam Hubungan Internasional kontemporer” (May Rudy, 1992:52-53).

Berdasarkan teori diatas bahwa ekonomi politik internasional dapat menjadi

sebuah konsep atau pemikiran dalam terjadinya hubungan internasional saat ini,

karena ekonomi politik internasioanal terlah memberikan dan menyediakan

kerangka-kerangka konseptual dalam menganalisis kenyataan hubungan

internasional yang terjadi saat ini.

Menurut David N. Balaam dalam bukunya yang berjudul Introduction to

International Political Economy, berpendapat bahwa :

”Ekonomi Politik Internasional adalah hubungan kerjasama antara negara-negara dalam kerangka produksi, distribusi kekayaan dan kekuasaan, investasi, dan lain-lain. Dalam tinjauan EPI bahwa perlu adanya pendekatan level analisis terhadap individu, negara, dan sistem internasional” (Ba1aam, 1996: 3).

Berdasarkan konsep pemikiran diatas, ekonomi-politik internasional secara

sederhana menjelaskan sebagai interaksi global antara politik dan ekonomi, yang

didefinisikan sebagai dinamika interaksi antara pengejaran kekuasaan dan

kekayaan.

Berbicara mengenai Ekonomi Politik Internasional tidak akan lepas

membahas tentang Ilmu Ekonomi itu sendiri, menurut Samuelson Nordhaus

dalam bukunya Ilmu Makro Ekonomi, Ilmu Ekonomi memiliki pengertian

”Kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka

untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya

(37)

Pengertian tersebut menggambarkan bahwa tiap individu dapat memanfaat

atau mengolah sumber daya yang ada untuk menjadi komiditas dalam berbagai

bidang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, sehingga harus ada batasan

dalam pengolaan sumber daya tersebut.

2.3.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi memiliki dua segi pengertian yang berbeda, di satu

pihak istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan bahwa

suatu perekonomian telah mengalami perkembangan ekonomi dan mencapai

kemakmuran yang lebih tinggi, seperti yang dikemukakan ”Michael Todaro”,

pertumbuhan ekonomi atau yang populer juga disebut ”Economic Growth”,

adalah suatu proses mantap dimana kemampuan berproduksi meningkat dari

waktu ke waktu, sehingga menaikkan tingkat pendapatan nasional (National

Income) (Todaro, 1985:470). Dipihak lain istilah tersebut bertujuan untuk

menggambarkan tentang masalah ekonomi yang dihadapi dalam jangka panjang.

Masalah pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang dihadapi suatu negara dapat

dibedakan pada tiga aspek, yaitu:

Aspek pertama; masalah pertumbuhan itu berasal dari perbedaan tingkat

pertumbuhan potensial yang dapat dicapai, dan tingkat pertumbuhan yang dapat di

capai, dan tingkat pertumbuhan yang sebenarnya tercapai dari satu tahun ke tahun

lain, sumber daya alam dalam suatu negara akan mengalami pertambahan.

Pertambahan ini dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi, yaitu tingkat Produksi

(38)

suatu negara menghasilkan barang dan jasa. Di samping itu kemajuan teknologi

memungkinkan sumber daya yang ada menghasilkan barang dan jasa yang lebih

banyak, selanjutnya perkembangan penduduk dan perkembangan produktivitas

mereka juga akan meningkatkan kegiatan ekonomi ke taraf yang lebih potensial,

sebagai akibatnya pertumbuhan kemakmuran lebih lambat, pengangguran

semakin besar dan masalah politik sosial semakin memburuk.

Aspek kedua; mengenai masalah pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan

pertumbuhan itu sendiri, adakalanya pertambahan potensi dari kemampuan

menghasilkan pendapatan nasional tidak mencukupi untuk mengatasi masalah

ekonomi yang dihadapi.

Aspek ketiga; mengenai keteguham pertumbuhan ekonomi yang berlakudari

satu tahun ke tahuin yang lainnya. Pertumbuhan ekonomi tidaklah berkembang

secara liniear adakalanya perekonomian berkembang dengan pesat dan ada

kalanya pergerakan lambat dan kadang-kadang berlaku mundur, yaitu tingkat

kegiatannya lebih rendah dari sebelumnya (Sukirno,2000:13).

Pertumbuhan ekonomi dunia pada perdagangan dan uang menghubungkan

bangsa-bangsa dalam jaringan interdepedensi membentuk penekanan antara

politik domestik dalam pembuatan keputusan dan politik luar negeri untuk

mencapai kesepakatan (Lairson, 1997:8).

Dengan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi, terjadi pula perubahan

mendasar tidak saja dalam hubungan ekonomi, melainkan juga dalam

kelembagaan. Pertumbuhan ekonomi juga mempengaruhi berbagai unsur sosial

(39)

Ditambahkan lebih jauh oleh Sukirno, teori pertumbuhan neo klasik meyakini

bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perekembangan tiga faktor

produksi, yaitu :

• Pertambahan modal dan produktivitas modal marginal,

• Pertambahan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja marginal, • Perkembangan teknologi (Sukirno, 1981:437).

Pertumbuhan ekonomi menurut Samuelson adalah

”menggambarkan ekspansi GDP potensial atau output nasional negara.

Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi terjadi apabila batas kemungkinan

produksi bangsa bergeser keluar” (Samuelson, 2001:249).

Dalam suatu pengertian umum pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai:

”Pertumbuhan dari pendapatan nasional yang terjadi di suatu negara dari satu

tahun ke tahun lainnya” (Sukirno, 1981:178).

Dalam sebuah pertumbuhan ekonomi dikenal adanya empat roda

pertumbuhan ekonomi yang menjadi indikator dalam sebuah perekonomian, yaitu:

• Sumber daya manusia (penawaran tenaga kerja, pendidikan, disiplin, motivasi)

• Sumber daya alam (tanah, mineral, bahan bakar, kualitas lingkungan) • Pembentukan modal (mesin, pabrik, jalan)

• Teknologi (sains, rekayasa, manajemen, kewirausahaan) (Samuelson, 2001:250).

Uraian dalam penelitian ini menggunakan konsep atau teori dari beberapa

(40)

1. Dalam pemahaman konsep atau teori Hubungan Internasional, peneliti

menggunakan konsep atau teori dari Sihombing dan Holsti.

“Hubungan Internasional adalah mencakuphubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibarkan pelaku-pelaku yang berbeda dan berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung baik secara kelompok, maupun secara perorangan resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain, yang melintasi batas-batas teritorial suatu

“Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses mantap dimana kemampuan

berproduksi meningkat dari waktu ke waktu, sehingga menaikkan tingkat

pendapatan nasional (Todaro, 1985:470).

“Pertumbuhan ekonomi adalah menggambarkan ekspansi GDP potensial atau output nasional negara. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi terjadi apabila batas kemungkinan produksi bangsa bergeser keluar”(Samuelson, 2001:249).

“Kenaikan dalam per kapita pendapatan masyarakat dari satu tahun ketahun berikutnya. Dimana tingkat pertumbuhan selalu bervariasi atau berubah dari satu dekade ke dekade berikutnya dan selalu berbeda antar satu negara dengan negara lainnya” (Landsburg and Feinstone. (1979)).

(41)

2.3.2 Ekspor

Dalam negara apabila keempat indikator diatas telah terpenuhi dan mencapai

kesejahteraan masyarakat nasional, dan menghasilkan kelebihan produksi maka

negara tersebut akan melakukan suatu kegiatan yang dinamakan ekspor. sebuah

kegiatan yang disebut ekspor memiliki pengertian, menurut Samuelson :

”Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dibeli

oleh orang-orang asing”( Samuelson, 2001:325).

T. May Rudy memberikan tambahan mengenai pengertian ekspor yang ditulis

didalam bukunya Bisnis Internasional, yaitu

”Perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam negeri ke luar

wilayah negara tersebut dengan memenuhi ketentuan yang berlaku” (May

Rudy, 2002:57).

Adanya kegiatan ekspor ini dapat mempengaruhi pertumbuhan Gross

National Product (GNP) atau dalam bahasa Indonesia ialah Produk Nasional

Bruto dan Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto.

2.3.3 GNP (Gross National Product)

GNP secara umum dapat diartikan sebagai ”Jumlah barang dan jasa yang

dihasilkan oleh penduduk suatu negara dalam jangka waktu satu tahun termasuk

didalamnya hasil produksi barang dan jasa penduduk negara tersebut ke luar

negeri tapi tidak termasuk produksi barang dan jasa penduduk asing di negara

(42)

Menurut Clark R. J. mengatakan bahwa suatu perekonomian terdiri dari

sejumlah rumah tangga keluarga dan perusahaan yang menghasilkan produksi

secara terpisah, dimana masing-masing sektor tersebut menghasilkan barang dan

jasa tertentu didalam aktivitasnya. Dimana semua barang dan jasa yang dilakukan

secara bersama-sama maka akan membentuk Produk Nasional Bruto atau kita

kenal dengan Gross National Product (GNP) (Clark and T Hies (1990).

Untuk itu GNP dibagi dalam empat kategori pokok, masing-masing adalah

sebagai berikut :

1. Konsumsi Masyarakat (C)

2. Investasi Swasta ( I )

3. Pengeluaran Pemerintah (G)

4. Ekspor Netto (X)

5. Impor (M)

Dimana rumus GNP dapat diturunkan sebagai berikut :

GNP (Y) = C + I + G + ( X - M) Sumber: Samuelson dan Nordhaus, 2001:121.

Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari semakin kuatnya atau semakin

tingginya pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Dengan pertumbuhan

(43)

perkembangan perekonomian khususnya bagi sektor-sektor perekonomian yang

berhubungan dengan pendapatan nasional.

2.3.4 GDP (Gross Domestic Product)

Pengertian dari GDP secara umum “produk domestik bruto merupakan

jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu negara berikut hasil produksi

barang dan jasa yang dihasilkan seseorang atau perusahaan asing (kamus ekonomi

lengkap, 2006).

Pertumbuhan ekonomi suatu negara biasanya diukur dengan mempergunakan

data tentang Produk Domestik Bruto (GDP) yang mengukur pendapatan total

setiap orang dalam perekonomian di negara tersebut.

Menurut Landsburg K.S., mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah,

“Kenaikan dalam per kapita pendapatan masyarakat dari satu tahun ketahun berikutnya. Dimana tingkat pertumbuhan selalu bervariasi atau berubah dari satu dekade ke dekade berikutnya dan selalu berbeda antar satu negara dengan negara lainnya” (Landsburg and Feinstone (1979)).

Sedangkan menurut Shone R., mengatakan bahwa,

“Pertumbuhan ekonomi yaitu kenaikan rata-rata dari output yang dihasilkan tiap orang dalam produksi barang dan jasa yang merupakan tingkat pertumbuhan per kapita secara riil bagi setiap orang. Dengan kenaikan ini maka diharapkap akan meningkatkan kapital, produksi dari tiap pekerja atau akan meningkatkan cadangan devisa” (Shone (1988))

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi adalah kenaikan GDP riil suatu negara pada tahun tertentu yang

menunjukkan naiknya pendapatan per kapita setiap orang dalarn perekonomian

(44)

Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi suatu negara bergantung pada apa

yang disebut dengan :

1. GNP riil.

2. Kenaikan persediaan modal.

3. Kenaikan input tenaga kerja.

4. Kenaikan dalam produksi secara total.

Adapun rumus untuk menghitung pertumbuhan GDP adalah

GDP = C + I + G + X

1. C= nilai dollar konsumsi

2. I= investasi domestik swasta bruto

3. G= pembelian pemerintah

(45)

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran umum Negara Brazil

Republik Federal Brazil (República Federativa do Brasil) adalah negara paling besar dan paling banyak penduduknya di Amerika Selatan. Brazil meraih kemerdekaannya dari Portugis pada 7 September 1822. Negara yang terletak di bagian tengah dan timur Amerika Selatan ini menjadi wilayah jajahan Portugis sejak 1494. Pada 1889, sistem pemerintahan Brasil berubah dari monarki menjadi republik.

Negara ini merupakan negara paling timur di Benua Amerika dan berbatasan dengan Pegunungan Andes dan Samudra Atlantik. Nama Brazil diambil dari nama kayu Brazil, sejenis kayu lokal. Brazil merupakan tempat pertanian ekstensif dan hutan hujan tropis. Sebagai bekas koloni Portugal, bahasa resmi Brazil adalah bahasa Portugis. Selain itu, Brazil juga sebagai penghasil kopi terbesar di dunia (http://wapedia.mobi/id/Brazil(diunduh tgl 15 April 2010, pukul: 23.45 wib))

(46)

Di bagian utara Brazil terdapat Hutan Amazon dan semakin terbuka ke arah selatan dengan bukit-bukit dan gunung kecil. Daerah selatan merupakan pusat populasi dan agrikultur Brazil. Beberapa pegunungan terletak di pesisir Samudra Atlantik yang mencapai 2.900 meter dengan puncak tertinggi Pico da Neblina setinggi 2.994 m. Sungai-sungai yang terdapat di Brazil antara lain Sungai amazon, Parana, dan Igeuaeu di mana terdapat Air Terjun Igeuaeu.

Iklim Brasil adalah tropis karena terletak di Khatulistiwa dengan sedikit variasi. Di selatan, iklimnya lebih sedang, namun kadang mengalami salju. Curah hujan sangat tinggi di daerah Amazon sedangkan daerah yang lebih kering bisa ditemukan di daerah timur laut.

Mayoritas agama yang dianut penduduk Brazil 74% adalah agama Katolik Roma, sedangkan 15,4% menganut Protestan dan terus berkembang. Sekitar 2,3 juta (1,3%) penduduknya menganut Spiritisme, terbanyak di dunia. Agama-agama lainnya adalah agama-agama tradisional Afrika, Yahudi, dan berbagai agama Asia seperti Budhisme dan Shinto. Sekitar 28 ribu orang menganut agama Islam atau sekitar 0,01% dari penduduk Brasil. Negara ini adalah negara dengan penganut Katolik terbanyak di dunia dan penganut agama-agama Asia terbanyak di Barat ( http://wapedia.mobi/id/Brazil(di unduh tgl 15 April 2010, pukul: 23.45 wib))

3.2Gambaran Kerjasama Bio-Ethanol Amerika Serikat-Brazil

(47)

masalah masing-masing Negara dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan kedua Negara tersebut.

Hubungan baik ini terus berlanjut hingga tahun 1970, dimana dalam tahun ini terjadi krisis minyak yang melanda dunia, termasuk Amerika Serikat. Bagi Amerika, pentingnya strategi untuk akses ke sumber energi merupakan pertimbangan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsanya (http://gcg.universia.netpdfs_revistas/articulo_140_1260809836496.pdf. diunduh tgl 15 agustus 2010, pukul 15.00 WIB).

Dalam keadaan krisis minyak ini, pemerintahan Amerika Serikat mengambil sebuah kebijakan untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negerinya, kebijakan tersebut adalah dengan memulai produksi missal Bio-Ethanol yang berbahan dasar dari jagung. Pemenuhan jagung sebagai bahan dasar Bio-Ethanol di peroleh dari hasil pertanian Brazil, untuk memenuhi sumber produksi Bio-Ethanol nya dan berlanjut hingga tahun 2007.

(48)

melakukan impor Bio-Ethanol dari Brazil untuk menutupi kekurangan jumlah produksi akan permintaan yang dialami oleh Amerika (http://en.wikipedia.org/wiki/Ethanol_fuel).

Bentuk kerjasama antara Amerika Serikat dengan Brazil ini ditandai dengan adanya penandatanganan MoU kerjasama dari masing-masing kepala Negara, Luis Inacio Lula da Silva adalah Presiden Brazil dengan George W Bush adalah presiden Amerika Serikat, di tahun 2007 (http://coha.org/the-future-of-us-brazil-energy-relations-an-opportunity-for-change-or-more-of-the-same(diakses tanggal 27 Maret 2010)).

3.3 Sejarah pertumbuhan Ekonomi Brazil

Sejarah perekonomian Brazil ditandai dengan urutan siklus, yang masing-masing diformulasikan berdasarkan eksploitasi satu komoditas ekspor saja misalnya, kayu pada awal kolonial, gula tebu pada abad ke 16 dan 17, logam-logam berharga (emas dan perak) serta batu permata (intan dan zamrud) pada abad ke 18, dan pada akhirnya, setelah serangkaian ekspedisi di pedalaman, kopi, pada abad ke 19 dan awal abad ke 20. Pekerja budak digunakan dalam proses produksi, situasi yang berlanjut sampai seperempat terakhir abad ke 19. Bersamaan dengan siklus-siklus ini, pertanian dan peternakan skala kecil dikembangkan dalam memenuhi konsumsi lokal. Pabrik-pabrik kecil, kebanyakan pabrik tekstil, mulai berkembang pada pertengahan abad ke 19.

(49)

diterapkan pula. Dengan runtuhnya perekonomian budak (karena lebih murah membayar upah imigran-imigran baru dibandingkan membiayai budak), maka perbudakan dihapuskan pada tahun 1888 dan penggantian monarkhi oleh rezim republik dilakukan pada tahun 1889. Sayangnya, perekonomian Brasil mengalami kemunduran yang sangat parah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah republik pertama dalam menstabilisasikan lingkungan keuangan dan menghidupkan kembali produksi hampir berhasil, ketika pengaruh depresi dunia.

Pada tahun 1929 memaksa negara ini melakukan penyesuaian baru kembali. Gelombang pertama industrialisasi berlangsung selama tahun-tahun Perang Dunia I, namun baru tahun 1930, Brazil mencapai tingkat perilaku perekonomian modern. Pada tahun 1940 pabrik baja pertama dibangun di negara bagian Rio de Janeiro , di Volta Redonda , di danai oleh US Exim bank.

Proses industrialisasi pada tahun 1950-1970 mengutamakan perluasan sektor industri otomotif, petrokimia dan baja maupun inisiasi dan penyelesaian proyek-proyek prasarana besar. Pada masa setelah Perang Dunia II, angka pertumbuhan Produk Nasional Bruto (GNP) untuk Brazil adalah diantara yang tertinggi di dunia sebesar 7,4% sampai tahun 1974 (www.brazilembasy.or.id (diunduh tgl 15 April 2010, pukul 23.46 wib)).

(50)

Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat menjadi 8,5% per tahun, dari 1970-1980, berlawanan dengan dampak krisis minyak dunia 1970. Pendapatan per kapita meningkat 4 kali lipat selama dekade tersebut sampai tingkat US$2.200 pada tahun 1980.

pada awal 1980-an, kenaikan yang mendadak dan substansial dalam suku bunga ekonomi dunia, harga rendah pada komoditas menimbulkan krisis hutang di negara-negara Amerika Latin. Brazil melakukan penyesuaian ketat, yang membawa laju pertumbuhan negatif. Penundaan sementara pemasukan modal yang tidak diharapkan ini mengurangi pendapatan Brazil dalam investasi. Beban hutang berdampak pada keuangan umum, dan mempercepat inflasi (www.brazilembassy.or.id (diunduh tgl 15 april 2010, pukul 23.46 wib)).

(51)

pada impornya. Pada tahun 1992 Brasil berhasil mencapai kesepakatan, baik dengan kreditor pemerintah maupun komersial, untuk menjadwal ulang pembayaran hutang luar negerinya dengan mempertukarkan hutang-hutang lamanya dengan obligasi baru. Penjadwalan ulang ini menandai kembalinya Brasil menjadi pasar keuangan internasional. Titik balik dalam proses stabilisasi ini terjadi dengan peluncuran Real Plan pada Juni 1994 (Unit mata uang Brasil yang baru adalah Real, yang disebut ree-ál ). Real Planmempunyai tiga tujuan utama:

(1) Menjaga inflasi dibawah kendali

(2) Mengurangi secara tepat dan substansial ketidakseimbangan sosial

(3) Mencapai pertumbuhan PDB, investasi, peluang kerja dan produktivitas jangka panjang (www.brazilembassy.or.id (diunduh tgl 15 april 2010, pukul 23.46 wib)).

(52)

US$60,4 milyar. Lebih dari 70% hasil ekspor merupakan produk industri manufaktur. Uni Eropa menyerap 25,8% dari ekspor Brasil, Amerika Serikat 17,9%, Pasar Bersama Amerika Latin (MERCOSUL) 5,5%, Asia menyerap 14,5%, Amerika Latin (non-MERCOSUL) 17,6% dan sisanya didistribusikan ke beragam pasar yang lebih kecil. (www.brazilembassy.or.id (diunduh tgl 15 april 2010, pukul 23.46 wib)).

Pada tanggal 26 Maret 1991 MERCOSUL, Pasar Bersama Selatan didirikan atas prakarsa Brasil, Argentina, Paraguay dan Uruguay dengan menanda-tangani Perjanjian Asunción. Pasar bersama ini dilaksanakan dalam bentuk perlakuan bea masuk yang sama dan sebagian zona perdagangan bebas pada tanggal 1 Januari 1995. Sasaran yang ingin dicapai MERCOSUL adalah pergerakan bebas atas modal, tenaga kerja dan jasa diantara para negara anggota.

Sejak didirikannya, MERCOSUL kini telah memperluas cakupan kegiatannya antara lain dengan menanda-tangani pakta perjanjian perdagangan bebas dengan Cile dan Bolivia yang ditanda-tangani tahun 1996 dan perundingan dengan Pakta Negara-Negara Andean sedang berlangsung. Saat ini MERCOSUL tengah menjajagi kerjasama melalui perundingan dengan Uni Eropa dalam kaitan dengan zona perdagangan bebas maupun antara lain dengan CER (Perjanjian Kerjasama dan Hubungan Ekonomi Australia-New Zealand) dan SADC (Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan).

Gambar

Tabel 1.10Tabel Waktu Penelitian
Tabel 3.1Pertumbuhan Ekonomi Brazil
Tabel diatas menunjukan kemampuan produksi Bio-Ethanol Amerika Serikat
TABEL PERTUMBUHAN GDP BRAZIL
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini ternyata memperlihatkan perilaku anak yang menjurus kepada tindakan-tindakan kejahatan, seperti

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan eksperimen yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu

Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok perlakuan signifikansinya lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, hal ini selaras dengan Tabel 2 yang memperlihatkan adanya

Dalam sistem ini setiap pelanggan yang datang mula-mula akan mengamati panjang antrian, lalu dia memilih untuk dilayani pelayan dengan antrian lebih pendek di

Pertimbangan dan langkah perencanaan strategis diarahkan perusahaan dengan upaya pemasaran dalam bentuk marketing mix ( produk, price, place, promotion ). Dalam rangka memperlancar

Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl.. dan kelompok untuk menerapkan rencana. 13), pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat

Bahkan banyak dari perwira Polri angkatan pertama pernah menjadi perwira atau ka det dari ketiga angkatan dalam militer Indonesia, yang kemudian berpindah, salah

Seperti dalam interaksi sosial, individu yang bertemu dengan individu yang lain secara langsung (tatap muka), atau dengan secara tidak langsung. Interaksi sosial tidak