• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Teng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Teng"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN,

KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN

KERJA PERANGKAT DAERAH

(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat,

Kalimantan Tengah)

THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING

STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND

INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON

QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS

(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central

Kalimantan)

Oleh :

IRVAN AHSANI 20120420317

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah)

THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS

(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central Kalimantan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

IRVAN AHSANI 20120420317

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah) THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS

(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central Kalimantan)

Diajukan Oleh

IRVAN AHSANI 20120420317

Telah disetujui Dosen Pembimbing

Pembimbing

(4)

SKRIPSI

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah) THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS

(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central Kalimantan)

Diajukan Oleh

IRVAN AHSANI 20120420317

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan

Dosen Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tanggal 23 September 2016 Yang terdiri dari

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Ketua Tim Penguji

Dr. Suryo Pratolo, M.Si., Ak., CA., AAP

Anggota Tim Penguji Dr. Bambang Jatmiko, SE. M.Si

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si 19660604199202 143016

Anggota Tim Penguji

(5)

Nama : Irvan Ahsani

Nomor mahasiswa : 20120420317

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

PERANGKAT DAERAH (Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah)“ tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 27 Agustus 2016

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

Untuk Mamaku yang selalu menguatkan anak bungsunya ini, terimakasih telah jadi mama terbaik, entah seberapa banyak anakmu ini membuatmu kecewa, entah seberapa banyak pesan sms mu jarang terbalaskan, tapi mama hanya harus tau satu hal saya sayang

mama dan itu tidak akan pernah berubah. Terimakasih untuk selalu memberikan kata-kata penyemangat setiap harinya, dulu semasa baru pertama masuk SD dan pertama kali

tau apa itu ulangan, aku hanya bisa menangis karena tidak bisa kerjakan soal ulangan, tapi mama diam-diam menilik disamping pintu kelas satu dan bilang satu hal yang masih

terngiang-ngiang sampai sekarang “coretlah nak apa saja, dan kamu tlah bisa”, begitu kira-kira katanya. Dan sekarang ketika keputusasaanku atas skripsi yang tak kunjung

selesai, dia bilang sekali lagi kalimat indah yang buat air mataku menetas “Tidak ada yang memaksamu untuk lulus cepat, jangan terlalu kamu fikirkan mungkin Allah sedang mengujimu maka berusahalah tetap kuat karena gagal atau suksesnya kamu,

kamu tetap anak kebanggaan mama nak”

Jangan pernah kau takutkan bagaimana kejamnya esok, barangkali apa yang kau takutkan dimasa lalu adalah tempat dimana kau berpijak sekarang.

ALLAH S.W.T Tidak akan mengubah nasib suatu kaum

sebelum kaum itu sendiri merubahnya (Ar-ra’d Ayat 11)

Lakukan saja yang menurutmu baik dan lakukan saja apa yang kamu anggap bisa, jika akhirnya itu salah dan gagal

maka yakinlah itu bagian dari proses pembelajaran, nikmati sajalah (Irvan

Ahsani)

Jikapun kegagalan terus menerus menimpa, jikapun keberuntungan tak pula kunjung tiba, maka aku hanya meyakini satu hal bahwa Allah maha tau apa

yang terbaik bagi hambanya (Irvan Ahsani)

“Do the best, be good, then you will be the best”

“Don’t Lose The Faith, Keep Praying, Keep Trying!”

Aku berlindung pada tiga hal : Allah, Ibadah, dan Doa Ibuku. (Irvan Ahsani)

“If You Fall A Thausand Times, Stand Up Millions Of

Times Because You Do Not Know How Close You Are To

(7)

saya yang tak ternilai harganya, sehingga saya Alhamdulillah berkat ridhoNya dapat menyelesaikan tugas akhir(skripsi) ini dengan penuh pembelajaran mengenai kesabaran dan keikhlasan.

2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan banyak tauladan kehidupan sehingga pada hari ini nikmat itu sungguh nyata saya rasakan atas ilmu pengetahuan yang bermanfaat berkat beliau yang telah membawa kita hijrah ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

3. Mamaku Hairunisa yang selalu dengan sabar mengingatkan untuk shalat serta memberikan doa, semangat, motivasi, dan materi yang tidak bisa terhitung nilainya untuk mendukung anak bungsu nya ini meraih cita-citanya dan kadang kala direndung keputusasaan dan pelbagai masalah sewaktu mengenyam bangku perkuliahan. Sebagai seorang Ibu beliau adalah perwujudan ibu sekaligus ayah bagiku yang selalu menyuguhkan kata-kata indah untuk memotivasi anaknya hingga kadang air mata ini tak tertahan untuk menetes. (Mama hanya lulusan SD dan kamu harus lebih dari mama nak. Tidak ada yang memaksamu untuk lulus cepat, jangan terlalu kamu fikirkan mungkin Allah sedang mengujimu maka berusahalah tetap kuat karena gagal atau suksesnya kamu, kamu tetap anak kebanggaan mama nak. Bagaimanapun jatuhnya kamu di perantauan sana, yang kamu harus tau doa mama akan selalu ada dan Allah selalu ada didekatmu, maka bangkit dan berusahalah untuk berikan yang terbaik sebelum pilihan terakhirnya adalah berserah kepada Allah nak.

4. Saudara-saudaraku (Maria Ulfah, Dedy Anwar, Fredy Afrianto) yang telah banyak berkorban materi,tenaga, dan waktu untuk mendukung adiknya ini dari kecil sampai berada di penghujung bangku perkuliahan ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran yang tak berbatas. Untuk saudara-saudaraku maaf sampai hari ini saya belum bisa memberikan yang terbaik dan kadang kala selalu menyusahkan kalian. Kadang aku bersyukur atas segala masalah yang Allah turunkan kepada kita, karena saat itu aku belajar bagaimana harus bersikap dewasa untuk sabar, ikhlas, dan mencoba bangkit. Tidak ada saudara-saudara terbaik selain kalian dan itu tak akan berubah sampai kapanpun.

5. Abah dan Ibuku yang selalu mendukung materi maupun non materi dan selalu memberikan doa dan semangat yang tak berbatas.

(8)

7. Nenek Dice walaupun hanya keluarga jauh tapi rasanya kau lebih dekat dari kata keluarga dekat, jasamu sungguh membuatku bingung harus membalas seperti apa, karena jujur ketika keluargaku dililit bertubi-tubi hujan masalah, kau selalu ada untuk memberikan pertolongan tak terduga, aku kuliahpun atas motivasimu dari beberapa kegagalanku kemarin dan jelas itu sangat berarti nek.

8. Semua keluargaku yang tidak bisa kusebutkan satu per satu yang juga telah memberikan dukungan dan doa untuk kesuksesanku.

9. Sahabat-sahabatku “anak kolong langit” (Ali Mufti, Fendi Adriansyah, Handayani Jaka Saputra, Rahayu Putri Utami, Dio Erlangga Dwilopa, Muhammad Kusuma Aji, Zyahwan Alfian, Askariyanto, Hendra Saputra Pora, Wahyudi Effendi) yang telah mendukungku dari semester awal sampai sekarang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Untuk Tami terimakasih banget udah jadi sahabat terbaik sampai hari ini, pertama kenal di grup facebook mataf ekonomi 2012 dan jadi teman pertama bersama dio erlangga dwilopa di perantauan, terimakasih udah selalu sabar jadi guru akuntansi dan teman curhatku selama ini,terbaiklah pokoknya. Untuk Ryan Noiq terimakasih sudah jadi temen ketawa,galau,sedih ku, proses perubahanku sampai hari ini suka atau tidak adalah andil kau boss dan itu sangat berarti. Untuk Hamdan terimakasih sudah jadi sahabat terbaik dari kelas H di semester satu sampai sekarang, kita sama-sama merintis jalan perubahan itu atas suka duka kegagalan dan kesuksesan periode itu, terbaiklah. Untuk Brotherku ali mufti loe udah kayak adekku rasanya walaupun umurmu lebih tua beberapa bulan hehe,tapi kadang aku bersyukur tuhan pertemukan kita karena kebaikanmu sungguh tak terkira brotherku, terimaksih brother terbaik.

10.Sahabat-sahabatku (Vebry Mustafa, Deandra Fariska Damayanti, Handi Sudibyo) yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal hingga sampai di penghujung akhir perkuliahan. Khusus untuk Deandra Fariska terimakasih banyak udah sangat banyak membantu selama kuliah, kadang bingung mau balas dengan apa karena ternyata ada orang yang luar biasa baiknya, terimakasih udah selalu sabar ngajarin gue sampai larut malam, guru privat terbaik lah. Untuk Vebry Mustafa terimakasih juga udah sangat membantu dalam perkuliahan, temen ngobrol sekaligus debat terbaiklah pokoknya bosku Vebry Mustafa.

(9)

tempat lain. Thanks untuk kando Marsudi Atmajaya, Fariq Firdaus, Nasrudin Hanif, Arif Widodo, Ahmad Munadir Amri, Neri Revisa, Erma Nurul Safitri, Bang Cahyo Prabowo Corleone, Bang Ridho Al Amin, Bang Beny Mandala Putera, Bang Yogi, Mas Kaffa, Bang Gerry, Bang Ghozy, Bang Ari, Bang Halim, Bang Andi, Bang Fandi, Aran Pramono, terimakasih banyak atas segala hal yang sungguh bermanfaat untuk proses pembelajaranku.

14.Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak mengajarkanku tentang kekeluargaan, kepemimpinan, dan pentingnya suatu amanah dan tanggung jawab yang di emban. Terimakasih atas kepercayaan kalian untuk amanah sebagai Ketua DPM KM UMY periode 2015-2016, jujur aku belajar banyak hal di lembaga ini bahwa kadang untuk suatu pengabdian kadang kala waktu,tenaga,fikiran, dan materi harus dikorbankan, aku menikmati itu dan tak pernah terbayang oleh diriku dimasa lalu. Kita berbeda Partai/ideologi/bendera tapi harus kuakui itu semua sangat bermanfaat untuk profesionalisme dan di lain peran kalian adalah keluarga terbaik di luar rapat ataupun sidang, dan aku harus jujur untuk hal yang satu ini. Terkhusus untuk Aris Cahyono dan Helen Dian Fridayani terimakasih sudah jadi partner terbaik selama di DPM KM UMY.

15.Temen-temen seperjuangan Partai Islam Progresif dan IMM cabang A.R Fachrudin (Bang Hilmy Dzulfadli, Bang Deni, Bang Andi, Bang Muji, Mas Suyoto, Bang Ari Susanto, Ade Juniara, Didit Nur Yulianto, Bandar Barokah, Miftahurrahmah, Dewi Kusumastuti, Merisa Dwi Juanita, Suryatman, Arfan Adin Sofia Putra) thanks untuk segala bantuannya dan perjuangannya selama ini, lanjutkan perjuangan untuk menebar kebaikan.

16.Temen-temen KKN 112 terimakasih sudah membuat kenangan yang sangat menyenangkan selama 1 bulan KKN di desa dlingo di pakis 1, itu sungguh berarti dimana canda,tawa, haru kita rasakan. Dimana pengabdian, kekeluargaan, dan keikhlasan kita belajar banyak disana.

17.Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

(10)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan standar akuntansi

pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal

terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah. Pengumpulan data

penelitian ini menggunakan survei kuesioner. Kuesioner disampaikan kepada 125

pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kotawaringin Barat yang

bekerja di bagian akuntansi/keuangan, sebanyak 94 kuesioner kembali diisi dengan

lengkap dan dapat diolah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Sampel

ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 20.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi

pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan satuan

kerja perangkat daerah, kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah, dan sistem

pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan

satuan kerja perangkat daerah.

Kata Kunci: Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Internal, dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja

(11)

system on quality working unit financial report. Data were collected using questionnaire

survey. The questionnaires were delivered to 125 employees of local government units

(SKPD) Kotawaringin Barat District specifically at financial/accounting department,

total of 94 questionnaires were returned and can be processed. This study belongs to

questionnaire research. The sample was determined by purposive sampling technique.

The data analysis was done by using multiple regressions with the help of SPSS 20

software.

The result showed that the implementation of government accounting standards had

a positive significant effect on quality of working unit financial report, human resource

competencies had a positive significant effect on quality of working unit financial report,

and internal control system had a positive significant effect on quality of working unit

financial report.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,

kemudahan dan kelancaran dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Sistem Pengendalian Internal Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah. (Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah)” yang Alhamdulillah dengan penuh pengorbanan,

kesabaran, keikhlasan dan perjuangan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan

seizin Allah SWT.

Shalawat beserta salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan besar kita

Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita hijrah dari zaman kegelapan

dan kebatilan ke zaman yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini. Sehingga pada hari ini kita bisa menikmati kemahsyuran ilmu pengetahuan

warisan beliau yang kemudian mempermudah kita untuk melihat alam semesta yang

begitu luas dan memperkaya pengetahuan kita guna menjadikan diri dan generasi

berikutnya yang lebih cerdas, yang kemudian dengan semuanya itu kita dapat lebih

bersyukur dan semakin dekat dengan Allah SWT.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan

bagi pemerintah daerah tentang pentingnya penerapan standar akuntansi pemerintahan,

kompetensi sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal guna mewujudkan

(13)

1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Drs. Ietje Nazaruddin. S.E., M.Si., Akt., CA selaku Kepala Program Studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Bambang Jatmiko, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu, saran, pengarahan, bimbingan dan dukungan sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah sabar dalam mendidik dan

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku perkuliahan.

5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

7. Seluruh pegawai/staff di Satuan Kerja Perangkat Daerah bagian keuangan/akuntansi

Kabupaten Kotawaringin Barat yang telah bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

8. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan dan

(14)

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat

dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan

penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 27 Agustus 2016

(15)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

INTISARI ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 18

C. Rumusan Masalah ... 19

D. Tujuan Penelitian... 19

E. Manfaat Penelitian ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 22

A. Landasan Teori ... 22

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 22

2. Teori COSO ... 24

3. Standar Akuntansi Pemerintahan... 26

4. Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 32

5. Sistem Pengendalian Internal ... 39

(16)

B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 46

1. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 46

2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 47

3. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 49

C. Kerangka Pemikiran ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 52

B. Jenis Data ... 52

C. Teknik Pengambilan Sampel ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 53

E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 54

F. Uji Kualitas Instrumen ... 57

1. Statistik Deskriptif ... 57

2. Uji Kualitas Data ... 58

a. Uji Validitas ... 58

b. Uji Reliabilitas ... 58

3. Uji Asumsi Klasik ... 59

a. Uji Normalitas ... 59

b. Uji Multikolinearitas ... 60

c. Uji Heteroskedastisitas ... 60

4. Uji Hipotesis ... 61

a. Uji t ... 62

b. Uji F ... 62

(17)

2. Demografi Responden ... 65

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

b. Responden Berdasarkan Usia ... 66

c. Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66

d. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

e. Responden Berdasarkan SKPD ... 68

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 70

1. Uji Statistik Deskriptif ... 70

2. Uji Kualitas Data ... 71

a. Uji Validitas ... 71

b. Uji Reliabilitas ... 74

3. Uji Asumsi Klasik ... 75

a. Uji Normalitas ... 75

b. Uji Multikolinearitas ... 76

c. Uji Heteroskedastisitas ... 76

4. Uji Hipotesis ... 77

a. Hasil Uji t ... 77

1) Pengujian Hipotesis Satu ... 78

2) Pengujian Hipotesis Dua ... 78

3) Pengujian Hipotesis Tiga ... 78

b. Hasil Uji F ... 79

c. Uji Koefisien Determinasi ... 80

(18)

1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 81

2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Daerah ... 82

3. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 83

BAB V KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN, KONTRIBUSI PENELITIAN ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

C. Keterbatasan Penelitian ... 87

D. Kontribusi Penelitian ... 88

DAFTAR PUSTAKA

(19)

Pemeriksa Keuangan (BPK) Semester I Tahun 2015 ... 4

Tabel 1.2 Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan ... 7

Tabel 1.3 Daftar Opini LKPD Propinsi Kalimantan Tengah Semester I Tahun 2015 ... 9

Tabel 4.1 Daftar Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ... 64

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 66

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan SKPD ... 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas ... 71

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 75

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 76

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 77

Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 77

Tabel 4.14 Hasil Uji F ... 79

(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tren Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 ... 8

Gambar 1.2 Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 (Berdasarkan Jumlah Permasalahan) ... 12

Gambar 1.3 Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berdampak Finansial (RpMiliar) ... 12

Gambar 1.4 Kelompok Temuan Sistem Pengendalian Internal (SPI) Atas Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 ... 14

(21)
(22)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan,

kompetensi sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan

keuangan satuan kerja perangkat daerah. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan survei

kuesioner. Kuesioner disampaikan kepada 125 pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Kotawaringin Barat yang bekerja di bagian akuntansi/keuangan, sebanyak 94

kuesioner kembali diisi dengan lengkap dan dapat diolah. Penelitian ini termasuk dalam

penelitian kuantitatif. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data

menggunakan regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 20.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah,

kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan

keuangan satuan kerja perangkat daerah, dan sistem pengendalian internal berpengaruh positif

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah.

(23)

working unit financial report. Data were collected using questionnaire survey. The

questionnaires were delivered to 125 employees of local government units (SKPD) Kotawaringin

Barat District specifically at financial/accounting department, total of 94 questionnaires were

returned and can be processed. This study belongs to questionnaire research. The sample was

determined by purposive sampling technique. The data analysis was done by using multiple

regressions with the help of SPSS 20 software.

The result showed that the implementation of government accounting standards had a

positive significant effect on quality of working unit financial report, human resource

competencies had a positive significant effect on quality of working unit financial report, and

internal control system had a positive significant effect on quality of working unit financial

report.

(24)
(25)

A. Latar Belakang

Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini diwarnai dengan munculnya fenomena menguatnya tuntutan akuntabilitas atas

organisasi-organisasi publik tersebut, baik di pusat maupun daerah.

Akuntabilitas merupakan bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media

pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut

dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan

pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang (UU) Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Upaya konkrit untuk

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah

dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan

keuangan.

Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas dalam

hal ini pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya

(26)

2

yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas. Dalam Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan

berkualitas itu memenuhi karakteristik ; Relevan, Andal, Dapat

dibandingkan, dan Dapat dipahami.

Terkhusus untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),

laporan keuangan tersebut nantinya harus disampaikan oleh Pemerintah

Daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD), Laporan Keuangan yang dimaksud setidak-tidaknya

meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas,

dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK), sebagaimana tercantum

dalam Undang-Undang No 17 tahun 2003, pasal 32.

Undang-Undang (UU) No 17 tahun 2003 juga mengisyaratkan bahwa

laporan pertanggungjawaban pemerintah atau laporan keuangan pemerintah

pada gilirannya harus diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

sebelum disampaikan kepada pihak legislatif sesuai dengan

kewenangannya. Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang

dimaksud adalah dalam rangka pemberian pendapat (Opini) sebagaimana

yang diamanatkan oleh Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.

Namun, masih maraknya fenomena mengenai pelaporan keuangan

pemerintah pusat maupun daerah yang menyajikan data-data yang tidak

(27)

berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam

pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah, akhirnya membuat publik

bertanya-tanya tentang kinerja pemerintah yang dalam praktiknya masih

minim dalam hal pertanggungjawaban dan menyebabkan publik kemudian

menuntut agar penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance

government) untuk segera dilaksanakan dan ditingkatkan.

Apalagi melihat data-data hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) yang memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian

(WDP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2014.

Pengecualian diberikan atas aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)

senilai Rp 2,78 triliun (mutasi) yang tidak dapat dijelaskan; Utang

Kementrian Negara/ Lembaga (KL) kepada pihak ketiga yang tidak dapat

ditelusuri dan tidak didukung dokumen yang memadai; permasalahan

kelengkapan pengungkapan data kewajiban kontijensi; dan Sisa Anggaran

Lebih (SAL) yang tidak akurat. (IHPS BPK semester I 2015).

Di samping itu pula, permasalahan mengenai laporan keuangan yang

masih minim dalam hal pertanggungjawabannya ini juga merupakan

masalah klasik yang terus berulang setiap tahunnya. Dimana Opini Wajar

Dengan Pengecualian (WDP) atas Laporan keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) telah diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak Laporan

Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2009. Sebelumnya, Badan

(28)

4

Pendapat (TMP) atau disclaimer atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) Tahun 2004-2008.(IHPS BPK semester I 2015).

Maka, permasalahan mengenai kualitas laporan keuangan kini semakin hangat dan menarik untuk dikaji dan ditelusuri lebih dalam, apalagi

permasalahan mengenai buruknya kualitas laporan keuangan ini tidak hanya

terjadi di lingkup Pemerintah Pusat saja tetapi sudah merambah ke berbagai

sektor di Pemerintahan Daerah. Sebagaimana dibuktikan dalam Tabel

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Temuan Pemeriksaan Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) Semester I 2015, berikut:

TABEL 1.1.

Jumlah Lapoan Hasil Pemeriksaan Dan Temuan Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Semester I Tahun 2015

Pemerintah/Jenis Pemeriksaan Jumlah LHP Jumlah Temuan

Pemerintah Pusat 117 1.637

Pemeriksaan Keuangan 97 1.519

PDTT 20 118

Pemerintah Daerah 518 8.019

Pemeriksaan Keuangan 504 7.888

Pemeriksaan Kinerja 3 17

PDTT 11 114

(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)

Dimana dalam tebel diatas dapat kita lihat dengan jelas, bahwa di dalam

518 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pada Pemerintah Daerah terdapat

(29)

atau lebih permasalahan, yaitu berupa kelemahan Sistem Pengendalian

Internal (SPI) dan/atau ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan. (IHPS semester 1 Tahun 2015 BPK).

Permasalahan mengenai kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah

yang marak terjadi dan terus berulang setiap tahunnya semakin diperkuat

dengan terbitnya Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan (IHPS) yang

diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dimana dari

pemeriksaan 504 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) atas 251 (49,80%) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),

opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 230 (45,64%) Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), opini Tidak Wajar (TW) atas 4

(0,79%) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dan opini Tidak

Memberikan Pendapat (TMP) atas 19 (3,77%) Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD). Capaian Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) ini di bawah target Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menetapkan opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) atas seluruh Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) pada tahun 2014.

Secara keseluruhan, pada semester I tahun 2014 pemerintah propinsi

memiliki persentase Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang

memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) paling tinggi, yaitu

(30)

6

61,54% dan 44,59%. Sebagaimana dapat dilihat dari tabel opini Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 dan Tren opini

(31)

Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan

(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)

Pemerintahan Propinsi Kabupaten Kota

Tahun WTP WDP TW TMP Total WTP WDP TW TMP Total WTP WDP TW TMP Total

2010 6 22 0 5 33 16 254 23 103 396 12 67 3 11 93

18% 67% 0% 15% 100% 4% 64% 6% 26% 100% 13% 72% 3% 12% 100%

2011 10 19 0 4 33 36 268 6 89 399 21 62 2 7 92

30% 58% 0% 12% 100% 9% 67% 2% 22% 100% 23% 67% 2% 8% 100%

2012 17 11 0 5 33 72 256 6 67 401 31 52 0 7 90

52% 33% 0% 15% 100% 18% 64% 1% 17% 100% 34% 58% 0% 8% 100%

2013 16 15 0 2 33 105 241 11 41 398 35 55 0 3 93

48% 45% 0% 6% 100% 26% 61% 3% 10% 100% 38% 59% 0% 3% 100%

2014 (Sem I) 26 7 0 1 34 169 188 4 18 379 56 35 0 0 91

(32)

8

(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)

GAMBAR 1.1

Tren Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014

Dari berbagai permasalahan kualitas laporan keuangan yang telah

dijelaskan diatas, tentu ini merupakan bukti dari kurangnya pemahaman

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan buruknya Sistem Pengendalian

Internal (SPI), serta kurangnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

yang mumpuni, sehingga menyebabkan permasalahan kualitas laporan

keuangan yang buruk di berbagai pemerintahan daerah terus terjadi dan

(33)

Semester I Tahun 2015

(Sumber :www.bpk.go.id . IHPS Semester I Tahun 2015)

(34)

10

Tabel diatas menunjukkan data mengenai opini yang diberikan auditor

terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah.

Data tersebut menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki opini WDP (Wajar Dengan

Pengecualian) selama empat tahun berturut-turut yaitu yaitu dari tahun 2010

sampai dengan tahun 2014. Namun pada tahun 2015 Kabupaten Kotawaringin

Barat memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) yang menandakan

bahwa dalam hal ini pemerintah telah lebih baik dari tahun sebelumnya.

Penyimpangan-penyimpangan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dibuktikan dalam Ikhtisar Hasil

Pemeriksaan Keuangan (IHPS) Semester I Tahun 2015 yang diterbitkan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mana didalamnya memberikan

informasi yang tersirat jelas bahwa buruknya kualitas laporan keuangan yang

terjadi pada pemerintah pusat maupun daerah pada umumnya disebabkan

karena tidak diterapkannya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tersebut

antara lain meliputi penyajian aset dan belanja yang tidak didukung dengan

bukti.

Di samping itu juga Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang diatur

dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005, sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, itupun

pada praktiknya tidak dilaksanakan dengan optimal oleh Pemerintah Pusat

(35)

perundang-undangan antara lain meliputi : Masalah kewajiban, penerimaan

perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak, dan belanja.

Selain itu ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

didalamnya juga diatur mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) juga

pada praktiknya mewabah hingga pemerintahan daerah, sebagaimana

tercantum dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan (IHPS) Semester I

Tahun 2015 yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dimana

hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas 504 Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 mengungkapkan 5.993

permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan senilai Rp3,20 triliun. Dari permasalahan ketidakpatuhan tersebut,

sebanyak 3.638 permasalahan berdampak finansial yang meliputi 2.422

(40,41%) kerugian daerah senilai Rp1,42 triliun, 324 (5,41%) potensi kerugian

daerah senilai Rp1,41 triliun, dan 892 (14,88%) kekurangan penerimaan senilai

Rp373,70 miliar. Selain itu, terdapat 2.355 (39,30%) kelemahan administrasi.

Sebagaimana dapat kita lihat pada (gambar 1.2) yang memuat kelompok

temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

pada pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014

dan (gambar 1.3) yang memuat kelompok temuan ketidakpatuhan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berdampak finansial dibawah

(36)

12

(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)

GAMBAR 1.2.

Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pada Pemeriksaan Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 (Berdasarkan Jumlah Permasalahan)

(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)

GAMBAR 1.3.

Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap

(37)

Dari berbagai permasalahan diatas mengenai kurang diterapkannya Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang kemudian menyebabkan buruknya

kualitas laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah, dimana hal

tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan Nugraheni dan Subaweh (2008),

dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap Kualitas Laporan Keuangan” dimana hasil penelitiannya

membuktikan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

memiliki pengaruh terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan, begitupun

juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumah (2012), dengan judul

penelitian “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan“ yang menunjukkan bahwa Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berpengaruh signifikan terhadap

kualitas laporan keuangan.

Namun, penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan laporan

keuangan menjadi tidak berkualitas bukan hanya disebabkan karena kurang

diterapkannya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), selain itu juga karena

lemahnya Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang ada dalam pemerintahan

pusat maupun daerah. Dimana di dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan

(IHPS) Semester I Tahun 2015 yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) disebutkan bahwa dari 10.154 temuan yang memuat 15.434

permasalahan terdapat 7.544 (48,88%) permasalahan mengenai kelemahan

Sistem Pengendalian Internal (SPI). Permasalahan Sistem Pengendalian

(38)

14

persediaan, investasi, asset tetap, kewajiban, penerimaan perpajakan, belanja,

dan pengungkapan.

Selain itu, hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas 504

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 mengungkapkan

5.978 permasalahan Sistem Pengendalian Internal (SPI). Permasalahan Sistem

Pengendalian Internal (SPI) tersebut meliputi 2.222 (37,17%) kelemahan

sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan 2.598 (43,46%) kelemahan

sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan belanja, dan 1.158

(19,37%) kelemahan struktur pengendalian intern, sebagaimana dapat dilihat

pada (grafik 1.4) berikut:

(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)

GAMBAR 1.4.

Kelompok Temuan Sistem Pengendalian Internal (SPI) Atas Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Tahun 2014

Permasalahan mengenai lemahnya Sistem Pengendalian Internal (SPI) di

(39)

kualitas laporan keuangan pemerintah sebagaimana dijelaskan diatas, juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Windiastuti(2013), tentang

pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan sistem pengendalian

internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dimana hasil

penelitiannya membuktikan bahwa sistem pengendalian internal

pemerintah memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

Namun, buruknya kualitas laporan keuangan di dalam pemerintah pusat

maupun daerah ternyata bukan hanya disebabkan oleh kurang diterapkannya

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan lemahnya Sistem Pengendalian

Internal (SPI) tetapi juga disebabkan oleh minimnya Kompetensi Sumber Daya

Manusia (SDM) khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten

dalam bidang akuntansi juga menjadi faktor penting yang kemudian

menyebabkan buruknya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat maupun

daerah, karena walaupun Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sudah diatur

dengan benar dan Sistem Pengendalian Internal (SPI) juga semakin diperkuat

akan menjadi tidak berguna jika tidak didukung Sumber Daya Manusia (SDM)

yang kompeten dalam bidang akuntansi yang memiliki spesialisasi dan

pemahaman yang lebih matang mengenai tata cara penyusunan laporan

keuangan yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, Amran (2009), menyatakan

bahwa sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan suatu instansi. Dengan adanya sumber daya manusia yang

berkualitas, tentunya akan mampu mempengaruhi kualitas informasi akuntansi

(40)

16

Laporan keuangan yang berkualitas sangatlah penting untuk diterapkan

karena apabila suatu laporan keuangan tidak berkualitas dan melaporkan

keadaan yang tidak sesuai dengan kenyataan atau peristiwa yang terjadi maka

tentunya akan ada berbagai pihak yang dirugikan atas kesalahan pencatatan

ataupun pelaporan laporan keuangan tersebut. Dalam Islam Allah SWT telah

menjelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui

keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus

menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan

dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa’ ayat 35 yang berbunyi:

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah

dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih

baik akibatnya.”

Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi

dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum

(41)

dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya,

baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan,

dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.

Oleh karena itu kualitas laporan keuangan dirasa penting untuk diwujudkan

agar tidak menimpakan masalah dan merugikan berbagai pihak atas kelalaian

kita khususnya Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi yang dalam hal ini

harus mempunyai kompetensi dalam hal pengetahuan, keahlian, perilaku.

Pengetahuan yang dimaksud bukan hanya soal akuntansi saja tetapi juga soal

agama sehingga kecurangan-kecurangan seperti manipulasi laporan keuangan

yang marak terjadi dewasa ini tidak lagi berlangsung terus menerus kedepan.

Penelitian terdahulu menyatakan hal yang serupa mengenai hubungan antara

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap Kualitas Laporan

Keuangan, dimana penelitian Roviyantie (2011), dengan judul penelitian

“Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Penerapan Sistem

Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Daerah” yang menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan pemaparan-pemaparan yang telah dijelaskan diatas, dapat

dikatakan bahwa permasalahan mengenai buruknya kualitas laporan keuangan

pemerintah pusat maupun daerah disebabkan oleh tiga faktor, antara lain:

Kurangnya Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Lemahnya

Sistem Pengendalian Internal (SPI), dan Minimnya Kompetensi Sumber Daya

(42)

18

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Rahayu,dkk (2014), yang meneliti mengenai “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah (SAKD), dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Propinsi

Riau”.Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pada tahun dan tempat penelitian serta variabel Penerapan Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah (SAKD) yang digantikan dengan Sistem Pengendalian

Internal (SPI).

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam hal ini peneliti

tertarik untuk meneliti mengenai Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat. Berdasarkan hal tersebut,

maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Sistem Pengendalian Internal Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah”.

B. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas yaitu: Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia,

(43)

2. Penelitian ini terbatas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berpengaruh

positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah?

2. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah?

3. Apakah Sistem Pengendalian Internal (SPI) berpengaruh positif terhadap

kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Memberikan bukti empiris bahwa Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan

keuangan satuan kerja perangkat daerah.

2. Memberikan bukti empiris bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan

kerja perangkat daerah.

3. Memberikan bukti empiris bahwa Sistem Pengendalian Internal (SPI)

berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja

(44)

20

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk memperluas pengetahuan mengenai akuntansi sektor publik yang

berhubungan dengan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sistem

Pengendalian Internal (SPI).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi Pemerintah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dan meningkatkan

kesadaran pemerintah daerah akan pentingnya Kompetensi Sumber

Daya Manusia (SDM) serta Sistem Pengendalian Internal (SPI) dalam

meningkatkan kualitas laporan keuangan.

b. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baik secara teori maupun praktik terkait dengan Penerapan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia

(SDM), Sistem Pengendalian Internal (SPI), dan Kualitas Laporan

(45)

c. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah studi literatur mengenai Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),

Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sistem Pengendalian

Internal (SPI) serta pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan

(46)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Mardiasmo (2004), menjelaskan bahwa pengertian akuntabilitas publik sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan

mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang

memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : a)

pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang

lebih tinggi (akuntabilitas vertikal), dan b) pertanggungjawaban

kepada masyarakat luas (akuntabilitas horisontal).

Masalah keagenan muncul ketika eksekutif atau agen

cenderung memaksimalkan self interest-nya dan kewenangannya

yang dimulai dari proses penganggaran, pembuatan

keputusan-keputusan, sampai dengan melaporkan dan menyajikan laporan

keuangan yang sewajar-wajarnya untuk memperlihatkan bahwa

kinerja mereka selama ini telah baik, selain itu juga untuk

mengamankan posisinya di mata legislatif dan rakyat. Teori

(47)

cenderung tidak menyukai risiko. Tanggung jawab yang

ditunjukkan pemerintah daerah sebagai pihak eksekutif tidak hanya

berupa penyajian laporan keuangan yang lengkap dan wajar, tetapi

juga bagaimana mereka mampu membuka akses untuk para

pengguna laporan keuangan. Pemerintah daerah sebagai agen akan

menghindari risiko berupa ketidakpercayaan stakeholders terhadap

kinerja mereka. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan berusaha

untuk menunjukkan bahwa kinerja mereka selama ini baik dan

akuntabel dalam pengelolaan keuangan daerah. (Safitri, 2009).

Berkaitan dengan masalah keagenan, praktek pelaporan

keuangan dalam organisasi sektor publik merupakan suatu konsep

yang didasari oleh teori keagenan. Dalam pelaporan keuangan,

pemerintah yang bertindak sebagai agen mempunyai kewajiban

menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna

informasi keuangan pemerintah yang bertindak sebagai principal

dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik

keputusan ekonomi, sosial, maupun politik serta baik secara

langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya. Dalam suatu

pemerintahan demokrasi, hubungan antara pemerintah dan para

pengguna informasi keuangan pemerintah dapat digambarkan

(48)

24

2. Teori COSO

Comimittee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) menerbitkan Internal Control – Integrated

Framework tahun 1994 yang mengemukakan bahwa pengendalian

intern merupakan pengendalian kegiatan (operasional) perusahaan

yang dilakukan pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan secara

efisien, yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur

yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dari operasi

perusahaan. Committee of Sponsoring Organizations of the

Treadway Commission (COSO) mengenalkan bahwa terdapat 5

(lima) komponen kebijakan dan prosedur yang didesain dan

diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan

pengendalian intern dapat dicapai. Kelima komponen pengendalian

intern tersebut adalah:

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment).

Komponen ini meliputi tindakan, kebijakan dan prosedur yang

menggambarkan:

1) Integritas dan nilai etika;

2) komitmen terhadap kompetensi;

3) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia;

4) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab;

5) Filosofi manajemen dan gaya operasi;

(49)

7) Struktur organisasi.

Contoh: code of conduct, pemberian dan pemisahan fungsi

wewenang dan tanggung jawab, job description, dan kebijakan

sumber daya manusia seperti pelatihan dan kompensasi.

b. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)

Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risiko yang

dihadapinya. Perusahaan harus menetapkan tujuan, terintegrasi

dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan

aktivitas-aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi secara harmonis.

Perusahaan juga harus menetapkan mekanisme untuk

mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait.

Contoh: penggunaan Key Performance Indicator (KPI), survei

kepuasan customer, dan Balance Score Card (BSC).

c. Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi (Accounting

Information and Communication System).

Komunikasi informasi tentang operasi pengendalian intern

memberikan substansi yang dapat digunakan oleh manajemen

untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk mengelola

operasinya. Keakuratan dan ketepatan informasi dibutuhkan guna

mengambil suatu keputusan. Selain itu, dengan sisem informasi dan

(50)

26

dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan,

mengelola, dan mengendalikan operasinya.

Contoh: staff meeting bulanan, news letter dari perusahaan, dan

process for escalation of issues.

d. Aktivitas Pengendalian (Controll Activities)

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan diambil

untuk menghadapi risiko-risiko yang terkait dalam mencapai tujuan

satuan usaha (entitas).

Contoh: rekonsiliasi, protek user-ID dan password dan verifikasi

tandatangan atas penarikan cek.

e. Pemantauan (Monitoring).

Keseluruhan proses harus dimonitor, dan dibuat perubahan bila

diperlukan. Dengan cara ini, sistem dapat bereaksi secara dinamis,

berubah seiring dengan perubahan kondisi.

Contoh: ongoing review of operations, penilaian kinerja karyawan

dan exception reporting. (Saleba, 2014).

3. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun

2003, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24

Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi

(51)

pemerintah.Dengan demikian, Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP) merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum

dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di

Indonesia.

Kemudian juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 71 Tahun 2010, Standar akuntansi pemerintahan diartikan

sebagai prinsip-prinsip akuntansi dalam penyusunan dan penyajian

laporan keuangan pemerintah dalam bentuk Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan (PSAP), serta disusun dengan mengacu

kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Suatu pemerintahan yang menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) akan menghasilkan laporan keuangan yang

sangat diperlukan dalam lingkungan pemerintahan. Dengan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) diharapkan agar semuanya berjalan

dengan terstruktur dan sesuai dengan pedoman yang berlaku sehingga

akan dihasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan akurat.

Oleh karena itu dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP), Pemerintah harus menerapkan dan mempraktekkan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pedoman dalam menyusun

dan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dalam rangka

membentuk suatu tata pemerintahan yang baik.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati

(52)

28

Pemerintahan (SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah”.

Dimana hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa dengan penerapan

Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) maka laporan keuangan akan

lebih berkualitas dalam rangka untuk membentuk suatu pemerintahan

yang baik.

a. Aspek – aspek Standar Akuntansi Pemerintahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dikemukakan bahwa

aspek – aspek Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri atas : 1) Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi

yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan

pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa

masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta

menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa

lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang

relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.

Informasi yang relevan:

a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan

atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

(53)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi

masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan

kejadian masa kini.

c) Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d) Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan

selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi

yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan

memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang

melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang

termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan

jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut

dapat dicegah.

2) Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta

secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin

relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat

diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara

potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi

(54)

30

a) Penyajian Jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta

peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang

secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b) Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali

oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan

simpulan yang tidak berbeda jauh.

c) Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak

berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3) Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih

berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan

periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan

lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara

internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat

dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi

yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal

dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan

kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah

(55)

kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan

tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4) Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta

istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para

pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan

operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna

untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

b. Faktor-faktor pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dikemukakan bahwa

faktor – faktor pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan meliputi:

1) Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas

pelaporan dalam mencapaitujuan yang telah ditetapkan secara

periodik.

2) Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan

(56)

32

sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas

pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3) Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur

kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa

masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan

menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam

pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan

ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.

4) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan

penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk

membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah

generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung

beban pengeluaran tersebut.

5) Evaluasi Kinerja

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam

penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah

untuk mencapai kinerja yang direncanakan.

4. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)

Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berdasarkan Keputusan

(57)

didefenisikan sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki

oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,

keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam

pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil

tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif

dan efisien.

Kompetensi menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonseia Nomor 2 Tahun 2013 Pasal 1 adalah

kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai

Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku

yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga

Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional, efektif, dan efisien.

Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu

dan terdapat pemborosan waktu serta tenaga. Dengan adanya

kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) maka waktu pembuatan

laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena Sumber Daya

Manusia (SDM) tersebut telah memiliki pengetahuan dan

pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga

laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan

tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan keuangan disajikan

maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan

Gambar

TABEL 1.1.
 GAMBAR 1.1 Tren Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun
TABEL 1.3.
GAMBAR 1.2.
+7

Referensi

Dokumen terkait

pembelajaran bermakna, (4) sebagian besar (75%) siswa kelas VII SMPN 20 Palu masih mengalamai kesulitan pada pokok bahasan PLSV pada hal penguasaan materi ini

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul :

Sedangkan untuk indikator yang ketiga yakni pengendalian diri dengan koefisien regresi 0,353 secara statistis tidak signifikan pada alpha 5% (H2.c: 0,074 >

Brand Minded menjadi frame of reference pada kelima informan ini dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu, terutama bagaimana dia

Hasil penelitian usia terbanyak pada usia 46-55 tahun (37%), jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan (85,2%), kadar total kolesterol rerata 212,67±77,348, dosis

Kuis (Membuat pertanyaan materi minggu lalu, bertanya jawab dgn temannya berputar 2x) 5. Mahasiswa mendengarkan presentasi dosen tentang konsep dasar IPA tentang

Abstrak : Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah apakah dengan penggunaan media Presentase Microsoft Power Point pada mata pembelajaran IPS Terpadu

Dalam hal ini, akan dibuktikan bahwa pelabuhan Surabaya meskipun telah dikembangkan menjadi pelabuhan besar bertaraf internasional, tetapi perlakuan terhadap buruh