PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN,
KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN
KERJA PERANGKAT DAERAH
(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah)
THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING
STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND
INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON
QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS
(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central
Kalimantan)
Oleh :
IRVAN AHSANI 20120420317
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah)
THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS
(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central Kalimantan)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
IRVAN AHSANI 20120420317
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah) THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS
(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central Kalimantan)
Diajukan Oleh
IRVAN AHSANI 20120420317
Telah disetujui Dosen Pembimbing
Pembimbing
SKRIPSI
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
(Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah) THE IMPLEMENTATION OF GOVERNMENT ACCOUNTING STANDARDS, HUMAN RESOURCE COMPETENCIES AND INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ITS EFFECT ON QUALITY OF WORKING UNIT FINANCIAL REPORTS
(Study on Working Units in West Kotawaringin, Central Kalimantan)
Diajukan Oleh
IRVAN AHSANI 20120420317
Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan
Dosen Penguji Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Tanggal 23 September 2016 Yang terdiri dari
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ketua Tim Penguji
Dr. Suryo Pratolo, M.Si., Ak., CA., AAP
Anggota Tim Penguji Dr. Bambang Jatmiko, SE. M.Si
Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si 19660604199202 143016
Anggota Tim Penguji
Nama : Irvan Ahsani
Nomor mahasiswa : 20120420317
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH (Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah)“ tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 27 Agustus 2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
Untuk Mamaku yang selalu menguatkan anak bungsunya ini, terimakasih telah jadi mama terbaik, entah seberapa banyak anakmu ini membuatmu kecewa, entah seberapa banyak pesan sms mu jarang terbalaskan, tapi mama hanya harus tau satu hal saya sayang
mama dan itu tidak akan pernah berubah. Terimakasih untuk selalu memberikan kata-kata penyemangat setiap harinya, dulu semasa baru pertama masuk SD dan pertama kali
tau apa itu ulangan, aku hanya bisa menangis karena tidak bisa kerjakan soal ulangan, tapi mama diam-diam menilik disamping pintu kelas satu dan bilang satu hal yang masih
terngiang-ngiang sampai sekarang “coretlah nak apa saja, dan kamu tlah bisa”, begitu kira-kira katanya. Dan sekarang ketika keputusasaanku atas skripsi yang tak kunjung
selesai, dia bilang sekali lagi kalimat indah yang buat air mataku menetas “Tidak ada yang memaksamu untuk lulus cepat, jangan terlalu kamu fikirkan mungkin Allah sedang mengujimu maka berusahalah tetap kuat karena gagal atau suksesnya kamu,
kamu tetap anak kebanggaan mama nak”
Jangan pernah kau takutkan bagaimana kejamnya esok, barangkali apa yang kau takutkan dimasa lalu adalah tempat dimana kau berpijak sekarang.
ALLAH S.W.T Tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sebelum kaum itu sendiri merubahnya (Ar-ra’d Ayat 11)
Lakukan saja yang menurutmu baik dan lakukan saja apa yang kamu anggap bisa, jika akhirnya itu salah dan gagal
maka yakinlah itu bagian dari proses pembelajaran, nikmati sajalah (Irvan
Ahsani)
Jikapun kegagalan terus menerus menimpa, jikapun keberuntungan tak pula kunjung tiba, maka aku hanya meyakini satu hal bahwa Allah maha tau apa
yang terbaik bagi hambanya (Irvan Ahsani)
“Do the best, be good, then you will be the best”
“Don’t Lose The Faith, Keep Praying, Keep Trying!”
Aku berlindung pada tiga hal : Allah, Ibadah, dan Doa Ibuku. (Irvan Ahsani)
“If You Fall A Thausand Times, Stand Up Millions Of
Times Because You Do Not Know How Close You Are To
saya yang tak ternilai harganya, sehingga saya Alhamdulillah berkat ridhoNya dapat menyelesaikan tugas akhir(skripsi) ini dengan penuh pembelajaran mengenai kesabaran dan keikhlasan.
2. Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan banyak tauladan kehidupan sehingga pada hari ini nikmat itu sungguh nyata saya rasakan atas ilmu pengetahuan yang bermanfaat berkat beliau yang telah membawa kita hijrah ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
3. Mamaku Hairunisa yang selalu dengan sabar mengingatkan untuk shalat serta memberikan doa, semangat, motivasi, dan materi yang tidak bisa terhitung nilainya untuk mendukung anak bungsu nya ini meraih cita-citanya dan kadang kala direndung keputusasaan dan pelbagai masalah sewaktu mengenyam bangku perkuliahan. Sebagai seorang Ibu beliau adalah perwujudan ibu sekaligus ayah bagiku yang selalu menyuguhkan kata-kata indah untuk memotivasi anaknya hingga kadang air mata ini tak tertahan untuk menetes. (Mama hanya lulusan SD dan kamu harus lebih dari mama nak. Tidak ada yang memaksamu untuk lulus cepat, jangan terlalu kamu fikirkan mungkin Allah sedang mengujimu maka berusahalah tetap kuat karena gagal atau suksesnya kamu, kamu tetap anak kebanggaan mama nak. Bagaimanapun jatuhnya kamu di perantauan sana, yang kamu harus tau doa mama akan selalu ada dan Allah selalu ada didekatmu, maka bangkit dan berusahalah untuk berikan yang terbaik sebelum pilihan terakhirnya adalah berserah kepada Allah nak.
4. Saudara-saudaraku (Maria Ulfah, Dedy Anwar, Fredy Afrianto) yang telah banyak berkorban materi,tenaga, dan waktu untuk mendukung adiknya ini dari kecil sampai berada di penghujung bangku perkuliahan ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran yang tak berbatas. Untuk saudara-saudaraku maaf sampai hari ini saya belum bisa memberikan yang terbaik dan kadang kala selalu menyusahkan kalian. Kadang aku bersyukur atas segala masalah yang Allah turunkan kepada kita, karena saat itu aku belajar bagaimana harus bersikap dewasa untuk sabar, ikhlas, dan mencoba bangkit. Tidak ada saudara-saudara terbaik selain kalian dan itu tak akan berubah sampai kapanpun.
5. Abah dan Ibuku yang selalu mendukung materi maupun non materi dan selalu memberikan doa dan semangat yang tak berbatas.
7. Nenek Dice walaupun hanya keluarga jauh tapi rasanya kau lebih dekat dari kata keluarga dekat, jasamu sungguh membuatku bingung harus membalas seperti apa, karena jujur ketika keluargaku dililit bertubi-tubi hujan masalah, kau selalu ada untuk memberikan pertolongan tak terduga, aku kuliahpun atas motivasimu dari beberapa kegagalanku kemarin dan jelas itu sangat berarti nek.
8. Semua keluargaku yang tidak bisa kusebutkan satu per satu yang juga telah memberikan dukungan dan doa untuk kesuksesanku.
9. Sahabat-sahabatku “anak kolong langit” (Ali Mufti, Fendi Adriansyah, Handayani Jaka Saputra, Rahayu Putri Utami, Dio Erlangga Dwilopa, Muhammad Kusuma Aji, Zyahwan Alfian, Askariyanto, Hendra Saputra Pora, Wahyudi Effendi) yang telah mendukungku dari semester awal sampai sekarang dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Untuk Tami terimakasih banget udah jadi sahabat terbaik sampai hari ini, pertama kenal di grup facebook mataf ekonomi 2012 dan jadi teman pertama bersama dio erlangga dwilopa di perantauan, terimakasih udah selalu sabar jadi guru akuntansi dan teman curhatku selama ini,terbaiklah pokoknya. Untuk Ryan Noiq terimakasih sudah jadi temen ketawa,galau,sedih ku, proses perubahanku sampai hari ini suka atau tidak adalah andil kau boss dan itu sangat berarti. Untuk Hamdan terimakasih sudah jadi sahabat terbaik dari kelas H di semester satu sampai sekarang, kita sama-sama merintis jalan perubahan itu atas suka duka kegagalan dan kesuksesan periode itu, terbaiklah. Untuk Brotherku ali mufti loe udah kayak adekku rasanya walaupun umurmu lebih tua beberapa bulan hehe,tapi kadang aku bersyukur tuhan pertemukan kita karena kebaikanmu sungguh tak terkira brotherku, terimaksih brother terbaik.
10.Sahabat-sahabatku (Vebry Mustafa, Deandra Fariska Damayanti, Handi Sudibyo) yang telah banyak membantu penulis dalam berbagai hal hingga sampai di penghujung akhir perkuliahan. Khusus untuk Deandra Fariska terimakasih banyak udah sangat banyak membantu selama kuliah, kadang bingung mau balas dengan apa karena ternyata ada orang yang luar biasa baiknya, terimakasih udah selalu sabar ngajarin gue sampai larut malam, guru privat terbaik lah. Untuk Vebry Mustafa terimakasih juga udah sangat membantu dalam perkuliahan, temen ngobrol sekaligus debat terbaiklah pokoknya bosku Vebry Mustafa.
tempat lain. Thanks untuk kando Marsudi Atmajaya, Fariq Firdaus, Nasrudin Hanif, Arif Widodo, Ahmad Munadir Amri, Neri Revisa, Erma Nurul Safitri, Bang Cahyo Prabowo Corleone, Bang Ridho Al Amin, Bang Beny Mandala Putera, Bang Yogi, Mas Kaffa, Bang Gerry, Bang Ghozy, Bang Ari, Bang Halim, Bang Andi, Bang Fandi, Aran Pramono, terimakasih banyak atas segala hal yang sungguh bermanfaat untuk proses pembelajaranku.
14.Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak mengajarkanku tentang kekeluargaan, kepemimpinan, dan pentingnya suatu amanah dan tanggung jawab yang di emban. Terimakasih atas kepercayaan kalian untuk amanah sebagai Ketua DPM KM UMY periode 2015-2016, jujur aku belajar banyak hal di lembaga ini bahwa kadang untuk suatu pengabdian kadang kala waktu,tenaga,fikiran, dan materi harus dikorbankan, aku menikmati itu dan tak pernah terbayang oleh diriku dimasa lalu. Kita berbeda Partai/ideologi/bendera tapi harus kuakui itu semua sangat bermanfaat untuk profesionalisme dan di lain peran kalian adalah keluarga terbaik di luar rapat ataupun sidang, dan aku harus jujur untuk hal yang satu ini. Terkhusus untuk Aris Cahyono dan Helen Dian Fridayani terimakasih sudah jadi partner terbaik selama di DPM KM UMY.
15.Temen-temen seperjuangan Partai Islam Progresif dan IMM cabang A.R Fachrudin (Bang Hilmy Dzulfadli, Bang Deni, Bang Andi, Bang Muji, Mas Suyoto, Bang Ari Susanto, Ade Juniara, Didit Nur Yulianto, Bandar Barokah, Miftahurrahmah, Dewi Kusumastuti, Merisa Dwi Juanita, Suryatman, Arfan Adin Sofia Putra) thanks untuk segala bantuannya dan perjuangannya selama ini, lanjutkan perjuangan untuk menebar kebaikan.
16.Temen-temen KKN 112 terimakasih sudah membuat kenangan yang sangat menyenangkan selama 1 bulan KKN di desa dlingo di pakis 1, itu sungguh berarti dimana canda,tawa, haru kita rasakan. Dimana pengabdian, kekeluargaan, dan keikhlasan kita belajar banyak disana.
17.Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan standar akuntansi
pemerintahan, kompetensi sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal
terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah. Pengumpulan data
penelitian ini menggunakan survei kuesioner. Kuesioner disampaikan kepada 125
pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kotawaringin Barat yang
bekerja di bagian akuntansi/keuangan, sebanyak 94 kuesioner kembali diisi dengan
lengkap dan dapat diolah. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Sampel
ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi
berganda dengan menggunakan software SPSS 20.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi
pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan satuan
kerja perangkat daerah, kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah, dan sistem
pengendalian internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
satuan kerja perangkat daerah.
Kata Kunci: Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Internal, dan Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja
system on quality working unit financial report. Data were collected using questionnaire
survey. The questionnaires were delivered to 125 employees of local government units
(SKPD) Kotawaringin Barat District specifically at financial/accounting department,
total of 94 questionnaires were returned and can be processed. This study belongs to
questionnaire research. The sample was determined by purposive sampling technique.
The data analysis was done by using multiple regressions with the help of SPSS 20
software.
The result showed that the implementation of government accounting standards had
a positive significant effect on quality of working unit financial report, human resource
competencies had a positive significant effect on quality of working unit financial report,
and internal control system had a positive significant effect on quality of working unit
financial report.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia,
kemudahan dan kelancaran dalam penulisan skripsi yang berjudul “ Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Sistem Pengendalian Internal Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah. (Studi pada SKPD di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah)” yang Alhamdulillah dengan penuh pengorbanan,
kesabaran, keikhlasan dan perjuangan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan
seizin Allah SWT.
Shalawat beserta salam tidak lupa tercurahkan kepada junjungan besar kita
Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita hijrah dari zaman kegelapan
dan kebatilan ke zaman yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Sehingga pada hari ini kita bisa menikmati kemahsyuran ilmu pengetahuan
warisan beliau yang kemudian mempermudah kita untuk melihat alam semesta yang
begitu luas dan memperkaya pengetahuan kita guna menjadikan diri dan generasi
berikutnya yang lebih cerdas, yang kemudian dengan semuanya itu kita dapat lebih
bersyukur dan semakin dekat dengan Allah SWT.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan
bagi pemerintah daerah tentang pentingnya penerapan standar akuntansi pemerintahan,
kompetensi sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal guna mewujudkan
1. Bapak Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Drs. Ietje Nazaruddin. S.E., M.Si., Akt., CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Bambang Jatmiko, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, saran, pengarahan, bimbingan dan dukungan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah sabar dalam mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku perkuliahan.
5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
7. Seluruh pegawai/staff di Satuan Kerja Perangkat Daerah bagian keuangan/akuntansi
Kabupaten Kotawaringin Barat yang telah bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan dan
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat
dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan
penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 27 Agustus 2016
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
INTISARI ... ix
ABSTRAK ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 18
C. Rumusan Masalah ... 19
D. Tujuan Penelitian... 19
E. Manfaat Penelitian ... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 22
A. Landasan Teori ... 22
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 22
2. Teori COSO ... 24
3. Standar Akuntansi Pemerintahan... 26
4. Kompetensi Sumber Daya Manusia ... 32
5. Sistem Pengendalian Internal ... 39
B. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesis ... 46
1. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 46
2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 47
3. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 49
C. Kerangka Pemikiran ... 50
BAB III METODE PENELITIAN ... 52
A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 52
B. Jenis Data ... 52
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 53
D. Teknik Pengumpulan Data ... 53
E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 54
F. Uji Kualitas Instrumen ... 57
1. Statistik Deskriptif ... 57
2. Uji Kualitas Data ... 58
a. Uji Validitas ... 58
b. Uji Reliabilitas ... 58
3. Uji Asumsi Klasik ... 59
a. Uji Normalitas ... 59
b. Uji Multikolinearitas ... 60
c. Uji Heteroskedastisitas ... 60
4. Uji Hipotesis ... 61
a. Uji t ... 62
b. Uji F ... 62
2. Demografi Responden ... 65
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65
b. Responden Berdasarkan Usia ... 66
c. Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66
d. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67
e. Responden Berdasarkan SKPD ... 68
B. Uji Kualitas Instrumen dan Data ... 70
1. Uji Statistik Deskriptif ... 70
2. Uji Kualitas Data ... 71
a. Uji Validitas ... 71
b. Uji Reliabilitas ... 74
3. Uji Asumsi Klasik ... 75
a. Uji Normalitas ... 75
b. Uji Multikolinearitas ... 76
c. Uji Heteroskedastisitas ... 76
4. Uji Hipotesis ... 77
a. Hasil Uji t ... 77
1) Pengujian Hipotesis Satu ... 78
2) Pengujian Hipotesis Dua ... 78
3) Pengujian Hipotesis Tiga ... 78
b. Hasil Uji F ... 79
c. Uji Koefisien Determinasi ... 80
1. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap
Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 81
2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Daerah ... 82
3. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ... 83
BAB V KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN, KONTRIBUSI PENELITIAN ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 85
C. Keterbatasan Penelitian ... 87
D. Kontribusi Penelitian ... 88
DAFTAR PUSTAKA
Pemeriksa Keuangan (BPK) Semester I Tahun 2015 ... 4
Tabel 1.2 Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan ... 7
Tabel 1.3 Daftar Opini LKPD Propinsi Kalimantan Tengah Semester I Tahun 2015 ... 9
Tabel 4.1 Daftar Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ... 64
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 66
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 66
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 67
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan SKPD ... 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 70
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas ... 71
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ... 75
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas ... 76
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 77
Tabel 4.13 Hasil Uji t ... 77
Tabel 4.14 Hasil Uji F ... 79
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tren Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 ... 8
Gambar 1.2 Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pada Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 (Berdasarkan Jumlah Permasalahan) ... 12
Gambar 1.3 Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Yang Berdampak Finansial (RpMiliar) ... 12
Gambar 1.4 Kelompok Temuan Sistem Pengendalian Internal (SPI) Atas Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 ... 14
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan,
kompetensi sumber daya manusia, dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan
keuangan satuan kerja perangkat daerah. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan survei
kuesioner. Kuesioner disampaikan kepada 125 pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Kabupaten Kotawaringin Barat yang bekerja di bagian akuntansi/keuangan, sebanyak 94
kuesioner kembali diisi dengan lengkap dan dapat diolah. Penelitian ini termasuk dalam
penelitian kuantitatif. Sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data
menggunakan regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 20.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan
berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah,
kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan satuan kerja perangkat daerah, dan sistem pengendalian internal berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah.
working unit financial report. Data were collected using questionnaire survey. The
questionnaires were delivered to 125 employees of local government units (SKPD) Kotawaringin
Barat District specifically at financial/accounting department, total of 94 questionnaires were
returned and can be processed. This study belongs to questionnaire research. The sample was
determined by purposive sampling technique. The data analysis was done by using multiple
regressions with the help of SPSS 20 software.
The result showed that the implementation of government accounting standards had a
positive significant effect on quality of working unit financial report, human resource
competencies had a positive significant effect on quality of working unit financial report, and
internal control system had a positive significant effect on quality of working unit financial
report.
A. Latar Belakang
Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini diwarnai dengan munculnya fenomena menguatnya tuntutan akuntabilitas atas
organisasi-organisasi publik tersebut, baik di pusat maupun daerah.
Akuntabilitas merupakan bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut
dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).
Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang (UU) Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Upaya konkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah
dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan.
Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas dalam
hal ini pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya
2
yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas. Dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan
berkualitas itu memenuhi karakteristik ; Relevan, Andal, Dapat
dibandingkan, dan Dapat dipahami.
Terkhusus untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),
laporan keuangan tersebut nantinya harus disampaikan oleh Pemerintah
Daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD), Laporan Keuangan yang dimaksud setidak-tidaknya
meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas,
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK), sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang No 17 tahun 2003, pasal 32.
Undang-Undang (UU) No 17 tahun 2003 juga mengisyaratkan bahwa
laporan pertanggungjawaban pemerintah atau laporan keuangan pemerintah
pada gilirannya harus diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
sebelum disampaikan kepada pihak legislatif sesuai dengan
kewenangannya. Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang
dimaksud adalah dalam rangka pemberian pendapat (Opini) sebagaimana
yang diamanatkan oleh Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara.
Namun, masih maraknya fenomena mengenai pelaporan keuangan
pemerintah pusat maupun daerah yang menyajikan data-data yang tidak
berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam
pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah, akhirnya membuat publik
bertanya-tanya tentang kinerja pemerintah yang dalam praktiknya masih
minim dalam hal pertanggungjawaban dan menyebabkan publik kemudian
menuntut agar penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance
government) untuk segera dilaksanakan dan ditingkatkan.
Apalagi melihat data-data hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2014.
Pengecualian diberikan atas aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
senilai Rp 2,78 triliun (mutasi) yang tidak dapat dijelaskan; Utang
Kementrian Negara/ Lembaga (KL) kepada pihak ketiga yang tidak dapat
ditelusuri dan tidak didukung dokumen yang memadai; permasalahan
kelengkapan pengungkapan data kewajiban kontijensi; dan Sisa Anggaran
Lebih (SAL) yang tidak akurat. (IHPS BPK semester I 2015).
Di samping itu pula, permasalahan mengenai laporan keuangan yang
masih minim dalam hal pertanggungjawabannya ini juga merupakan
masalah klasik yang terus berulang setiap tahunnya. Dimana Opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) atas Laporan keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) telah diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2009. Sebelumnya, Badan
4
Pendapat (TMP) atau disclaimer atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) Tahun 2004-2008.(IHPS BPK semester I 2015).
Maka, permasalahan mengenai kualitas laporan keuangan kini semakin hangat dan menarik untuk dikaji dan ditelusuri lebih dalam, apalagi
permasalahan mengenai buruknya kualitas laporan keuangan ini tidak hanya
terjadi di lingkup Pemerintah Pusat saja tetapi sudah merambah ke berbagai
sektor di Pemerintahan Daerah. Sebagaimana dibuktikan dalam Tabel
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Temuan Pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Semester I 2015, berikut:
TABEL 1.1.
Jumlah Lapoan Hasil Pemeriksaan Dan Temuan Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Semester I Tahun 2015
Pemerintah/Jenis Pemeriksaan Jumlah LHP Jumlah Temuan
Pemerintah Pusat 117 1.637
Pemeriksaan Keuangan 97 1.519
PDTT 20 118
Pemerintah Daerah 518 8.019
Pemeriksaan Keuangan 504 7.888
Pemeriksaan Kinerja 3 17
PDTT 11 114
(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)
Dimana dalam tebel diatas dapat kita lihat dengan jelas, bahwa di dalam
518 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pada Pemerintah Daerah terdapat
atau lebih permasalahan, yaitu berupa kelemahan Sistem Pengendalian
Internal (SPI) dan/atau ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan. (IHPS semester 1 Tahun 2015 BPK).
Permasalahan mengenai kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah
yang marak terjadi dan terus berulang setiap tahunnya semakin diperkuat
dengan terbitnya Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan (IHPS) yang
diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dimana dari
pemeriksaan 504 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) atas 251 (49,80%) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),
opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 230 (45,64%) Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), opini Tidak Wajar (TW) atas 4
(0,79%) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), dan opini Tidak
Memberikan Pendapat (TMP) atas 19 (3,77%) Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Capaian Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) ini di bawah target Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menetapkan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas seluruh Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) pada tahun 2014.
Secara keseluruhan, pada semester I tahun 2014 pemerintah propinsi
memiliki persentase Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) paling tinggi, yaitu
6
61,54% dan 44,59%. Sebagaimana dapat dilihat dari tabel opini Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 dan Tren opini
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014 Berdasarkan Tingkat Pemerintahan
(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)
Pemerintahan Propinsi Kabupaten Kota
Tahun WTP WDP TW TMP Total WTP WDP TW TMP Total WTP WDP TW TMP Total
2010 6 22 0 5 33 16 254 23 103 396 12 67 3 11 93
18% 67% 0% 15% 100% 4% 64% 6% 26% 100% 13% 72% 3% 12% 100%
2011 10 19 0 4 33 36 268 6 89 399 21 62 2 7 92
30% 58% 0% 12% 100% 9% 67% 2% 22% 100% 23% 67% 2% 8% 100%
2012 17 11 0 5 33 72 256 6 67 401 31 52 0 7 90
52% 33% 0% 15% 100% 18% 64% 1% 17% 100% 34% 58% 0% 8% 100%
2013 16 15 0 2 33 105 241 11 41 398 35 55 0 3 93
48% 45% 0% 6% 100% 26% 61% 3% 10% 100% 38% 59% 0% 3% 100%
2014 (Sem I) 26 7 0 1 34 169 188 4 18 379 56 35 0 0 91
8
(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)
GAMBAR 1.1
Tren Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2010-2014
Dari berbagai permasalahan kualitas laporan keuangan yang telah
dijelaskan diatas, tentu ini merupakan bukti dari kurangnya pemahaman
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan buruknya Sistem Pengendalian
Internal (SPI), serta kurangnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
yang mumpuni, sehingga menyebabkan permasalahan kualitas laporan
keuangan yang buruk di berbagai pemerintahan daerah terus terjadi dan
Semester I Tahun 2015
(Sumber :www.bpk.go.id . IHPS Semester I Tahun 2015)
10
Tabel diatas menunjukkan data mengenai opini yang diberikan auditor
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Tengah.
Data tersebut menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki opini WDP (Wajar Dengan
Pengecualian) selama empat tahun berturut-turut yaitu yaitu dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014. Namun pada tahun 2015 Kabupaten Kotawaringin
Barat memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) yang menandakan
bahwa dalam hal ini pemerintah telah lebih baik dari tahun sebelumnya.
Penyimpangan-penyimpangan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dibuktikan dalam Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Keuangan (IHPS) Semester I Tahun 2015 yang diterbitkan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mana didalamnya memberikan
informasi yang tersirat jelas bahwa buruknya kualitas laporan keuangan yang
terjadi pada pemerintah pusat maupun daerah pada umumnya disebabkan
karena tidak diterapkannya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Ketidaksesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) tersebut
antara lain meliputi penyajian aset dan belanja yang tidak didukung dengan
bukti.
Di samping itu juga Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, itupun
pada praktiknya tidak dilaksanakan dengan optimal oleh Pemerintah Pusat
perundang-undangan antara lain meliputi : Masalah kewajiban, penerimaan
perpajakan, penerimaan Negara bukan pajak, dan belanja.
Selain itu ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
didalamnya juga diatur mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) juga
pada praktiknya mewabah hingga pemerintahan daerah, sebagaimana
tercantum dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan (IHPS) Semester I
Tahun 2015 yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dimana
hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas 504 Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 mengungkapkan 5.993
permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan senilai Rp3,20 triliun. Dari permasalahan ketidakpatuhan tersebut,
sebanyak 3.638 permasalahan berdampak finansial yang meliputi 2.422
(40,41%) kerugian daerah senilai Rp1,42 triliun, 324 (5,41%) potensi kerugian
daerah senilai Rp1,41 triliun, dan 892 (14,88%) kekurangan penerimaan senilai
Rp373,70 miliar. Selain itu, terdapat 2.355 (39,30%) kelemahan administrasi.
Sebagaimana dapat kita lihat pada (gambar 1.2) yang memuat kelompok
temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
pada pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014
dan (gambar 1.3) yang memuat kelompok temuan ketidakpatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berdampak finansial dibawah
12
(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)
GAMBAR 1.2.
Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Pada Pemeriksaan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 (Berdasarkan Jumlah Permasalahan)
(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)
GAMBAR 1.3.
Kelompok Temuan Ketidakpatuhan Terhadap
Dari berbagai permasalahan diatas mengenai kurang diterapkannya Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang kemudian menyebabkan buruknya
kualitas laporan keuangan pemerintah pusat maupun daerah, dimana hal
tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan Nugraheni dan Subaweh (2008),
dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap Kualitas Laporan Keuangan” dimana hasil penelitiannya
membuktikan bahwa penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
memiliki pengaruh terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan, begitupun
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumah (2012), dengan judul
penelitian “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan“ yang menunjukkan bahwa Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berpengaruh signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan.
Namun, penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan laporan
keuangan menjadi tidak berkualitas bukan hanya disebabkan karena kurang
diterapkannya Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), selain itu juga karena
lemahnya Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang ada dalam pemerintahan
pusat maupun daerah. Dimana di dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Keuangan
(IHPS) Semester I Tahun 2015 yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) disebutkan bahwa dari 10.154 temuan yang memuat 15.434
permasalahan terdapat 7.544 (48,88%) permasalahan mengenai kelemahan
Sistem Pengendalian Internal (SPI). Permasalahan Sistem Pengendalian
14
persediaan, investasi, asset tetap, kewajiban, penerimaan perpajakan, belanja,
dan pengungkapan.
Selain itu, hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas 504
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014 mengungkapkan
5.978 permasalahan Sistem Pengendalian Internal (SPI). Permasalahan Sistem
Pengendalian Internal (SPI) tersebut meliputi 2.222 (37,17%) kelemahan
sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan 2.598 (43,46%) kelemahan
sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan belanja, dan 1.158
(19,37%) kelemahan struktur pengendalian intern, sebagaimana dapat dilihat
pada (grafik 1.4) berikut:
(Sumber :www.bpk.go.id. IHPS Semester I Tahun 2015)
GAMBAR 1.4.
Kelompok Temuan Sistem Pengendalian Internal (SPI) Atas Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Tahun 2014
Permasalahan mengenai lemahnya Sistem Pengendalian Internal (SPI) di
kualitas laporan keuangan pemerintah sebagaimana dijelaskan diatas, juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Windiastuti(2013), tentang
pengaruh sumber daya manusia bidang akuntansi dan sistem pengendalian
internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dimana hasil
penelitiannya membuktikan bahwa sistem pengendalian internal
pemerintah memiliki pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Namun, buruknya kualitas laporan keuangan di dalam pemerintah pusat
maupun daerah ternyata bukan hanya disebabkan oleh kurang diterapkannya
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan lemahnya Sistem Pengendalian
Internal (SPI) tetapi juga disebabkan oleh minimnya Kompetensi Sumber Daya
Manusia (SDM) khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten
dalam bidang akuntansi juga menjadi faktor penting yang kemudian
menyebabkan buruknya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat maupun
daerah, karena walaupun Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sudah diatur
dengan benar dan Sistem Pengendalian Internal (SPI) juga semakin diperkuat
akan menjadi tidak berguna jika tidak didukung Sumber Daya Manusia (SDM)
yang kompeten dalam bidang akuntansi yang memiliki spesialisasi dan
pemahaman yang lebih matang mengenai tata cara penyusunan laporan
keuangan yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, Amran (2009), menyatakan
bahwa sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu instansi. Dengan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas, tentunya akan mampu mempengaruhi kualitas informasi akuntansi
16
Laporan keuangan yang berkualitas sangatlah penting untuk diterapkan
karena apabila suatu laporan keuangan tidak berkualitas dan melaporkan
keadaan yang tidak sesuai dengan kenyataan atau peristiwa yang terjadi maka
tentunya akan ada berbagai pihak yang dirugikan atas kesalahan pencatatan
ataupun pelaporan laporan keuangan tersebut. Dalam Islam Allah SWT telah
menjelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus
menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan
dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa’ ayat 35 yang berbunyi:
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.”
Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi
dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum
dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya,
baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan,
dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Oleh karena itu kualitas laporan keuangan dirasa penting untuk diwujudkan
agar tidak menimpakan masalah dan merugikan berbagai pihak atas kelalaian
kita khususnya Sumber Daya Manusia Bidang Akuntansi yang dalam hal ini
harus mempunyai kompetensi dalam hal pengetahuan, keahlian, perilaku.
Pengetahuan yang dimaksud bukan hanya soal akuntansi saja tetapi juga soal
agama sehingga kecurangan-kecurangan seperti manipulasi laporan keuangan
yang marak terjadi dewasa ini tidak lagi berlangsung terus menerus kedepan.
Penelitian terdahulu menyatakan hal yang serupa mengenai hubungan antara
kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap Kualitas Laporan
Keuangan, dimana penelitian Roviyantie (2011), dengan judul penelitian
“Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Penerapan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Daerah” yang menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan pemaparan-pemaparan yang telah dijelaskan diatas, dapat
dikatakan bahwa permasalahan mengenai buruknya kualitas laporan keuangan
pemerintah pusat maupun daerah disebabkan oleh tiga faktor, antara lain:
Kurangnya Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Lemahnya
Sistem Pengendalian Internal (SPI), dan Minimnya Kompetensi Sumber Daya
18
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rahayu,dkk (2014), yang meneliti mengenai “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (SAKD), dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Propinsi
Riau”.Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
pada tahun dan tempat penelitian serta variabel Penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah (SAKD) yang digantikan dengan Sistem Pengendalian
Internal (SPI).
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam hal ini peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat. Berdasarkan hal tersebut,
maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Sistem Pengendalian Internal Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah”.
B. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas yaitu: Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Sumber Daya Manusia,
2. Penelitian ini terbatas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berpengaruh
positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah?
2. Apakah Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh positif
terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah?
3. Apakah Sistem Pengendalian Internal (SPI) berpengaruh positif terhadap
kualitas laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Memberikan bukti empiris bahwa Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan
keuangan satuan kerja perangkat daerah.
2. Memberikan bukti empiris bahwa Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan
kerja perangkat daerah.
3. Memberikan bukti empiris bahwa Sistem Pengendalian Internal (SPI)
berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan satuan kerja
20
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk memperluas pengetahuan mengenai akuntansi sektor publik yang
berhubungan dengan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sistem
Pengendalian Internal (SPI).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi Pemerintah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dan meningkatkan
kesadaran pemerintah daerah akan pentingnya Kompetensi Sumber
Daya Manusia (SDM) serta Sistem Pengendalian Internal (SPI) dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan.
b. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baik secara teori maupun praktik terkait dengan Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP), Kompetensi Sumber Daya Manusia
(SDM), Sistem Pengendalian Internal (SPI), dan Kualitas Laporan
c. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah studi literatur mengenai Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sistem Pengendalian
Internal (SPI) serta pengaruhnya terhadap Kualitas Laporan Keuangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Mardiasmo (2004), menjelaskan bahwa pengertian akuntabilitas publik sebagai kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang
memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban tersebut.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : a)
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang
lebih tinggi (akuntabilitas vertikal), dan b) pertanggungjawaban
kepada masyarakat luas (akuntabilitas horisontal).
Masalah keagenan muncul ketika eksekutif atau agen
cenderung memaksimalkan self interest-nya dan kewenangannya
yang dimulai dari proses penganggaran, pembuatan
keputusan-keputusan, sampai dengan melaporkan dan menyajikan laporan
keuangan yang sewajar-wajarnya untuk memperlihatkan bahwa
kinerja mereka selama ini telah baik, selain itu juga untuk
mengamankan posisinya di mata legislatif dan rakyat. Teori
cenderung tidak menyukai risiko. Tanggung jawab yang
ditunjukkan pemerintah daerah sebagai pihak eksekutif tidak hanya
berupa penyajian laporan keuangan yang lengkap dan wajar, tetapi
juga bagaimana mereka mampu membuka akses untuk para
pengguna laporan keuangan. Pemerintah daerah sebagai agen akan
menghindari risiko berupa ketidakpercayaan stakeholders terhadap
kinerja mereka. Oleh karena itu, pemerintah daerah akan berusaha
untuk menunjukkan bahwa kinerja mereka selama ini baik dan
akuntabel dalam pengelolaan keuangan daerah. (Safitri, 2009).
Berkaitan dengan masalah keagenan, praktek pelaporan
keuangan dalam organisasi sektor publik merupakan suatu konsep
yang didasari oleh teori keagenan. Dalam pelaporan keuangan,
pemerintah yang bertindak sebagai agen mempunyai kewajiban
menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna
informasi keuangan pemerintah yang bertindak sebagai principal
dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik serta baik secara
langsung atau tidak langsung melalui wakil-wakilnya. Dalam suatu
pemerintahan demokrasi, hubungan antara pemerintah dan para
pengguna informasi keuangan pemerintah dapat digambarkan
24
2. Teori COSO
Comimittee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) menerbitkan Internal Control – Integrated
Framework tahun 1994 yang mengemukakan bahwa pengendalian
intern merupakan pengendalian kegiatan (operasional) perusahaan
yang dilakukan pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan secara
efisien, yang terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur
yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dari operasi
perusahaan. Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission (COSO) mengenalkan bahwa terdapat 5
(lima) komponen kebijakan dan prosedur yang didesain dan
diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan
pengendalian intern dapat dicapai. Kelima komponen pengendalian
intern tersebut adalah:
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment).
Komponen ini meliputi tindakan, kebijakan dan prosedur yang
menggambarkan:
1) Integritas dan nilai etika;
2) komitmen terhadap kompetensi;
3) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia;
4) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab;
5) Filosofi manajemen dan gaya operasi;
7) Struktur organisasi.
Contoh: code of conduct, pemberian dan pemisahan fungsi
wewenang dan tanggung jawab, job description, dan kebijakan
sumber daya manusia seperti pelatihan dan kompensasi.
b. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)
Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risiko yang
dihadapinya. Perusahaan harus menetapkan tujuan, terintegrasi
dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan
aktivitas-aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi secara harmonis.
Perusahaan juga harus menetapkan mekanisme untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait.
Contoh: penggunaan Key Performance Indicator (KPI), survei
kepuasan customer, dan Balance Score Card (BSC).
c. Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi (Accounting
Information and Communication System).
Komunikasi informasi tentang operasi pengendalian intern
memberikan substansi yang dapat digunakan oleh manajemen
untuk mengevaluasi efektivitas kontrol dan untuk mengelola
operasinya. Keakuratan dan ketepatan informasi dibutuhkan guna
mengambil suatu keputusan. Selain itu, dengan sisem informasi dan
26
dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan,
mengelola, dan mengendalikan operasinya.
Contoh: staff meeting bulanan, news letter dari perusahaan, dan
process for escalation of issues.
d. Aktivitas Pengendalian (Controll Activities)
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan diambil
untuk menghadapi risiko-risiko yang terkait dalam mencapai tujuan
satuan usaha (entitas).
Contoh: rekonsiliasi, protek user-ID dan password dan verifikasi
tandatangan atas penarikan cek.
e. Pemantauan (Monitoring).
Keseluruhan proses harus dimonitor, dan dibuat perubahan bila
diperlukan. Dengan cara ini, sistem dapat bereaksi secara dinamis,
berubah seiring dengan perubahan kondisi.
Contoh: ongoing review of operations, penilaian kinerja karyawan
dan exception reporting. (Saleba, 2014).
3. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun
2003, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24
Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan prinsip-prinsip akuntansi
pemerintah.Dengan demikian, Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP) merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum
dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di
Indonesia.
Kemudian juga tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 71 Tahun 2010, Standar akuntansi pemerintahan diartikan
sebagai prinsip-prinsip akuntansi dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan pemerintah dalam bentuk Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan (PSAP), serta disusun dengan mengacu
kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Suatu pemerintahan yang menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) akan menghasilkan laporan keuangan yang
sangat diperlukan dalam lingkungan pemerintahan. Dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) diharapkan agar semuanya berjalan
dengan terstruktur dan sesuai dengan pedoman yang berlaku sehingga
akan dihasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan akurat.
Oleh karena itu dengan adanya Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), Pemerintah harus menerapkan dan mempraktekkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai pedoman dalam menyusun
dan menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dalam rangka
membentuk suatu tata pemerintahan yang baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati
28
Pemerintahan (SAP) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah”.
Dimana hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa dengan penerapan
Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) maka laporan keuangan akan
lebih berkualitas dalam rangka untuk membentuk suatu pemerintahan
yang baik.
a. Aspek – aspek Standar Akuntansi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dikemukakan bahwa
aspek – aspek Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri atas : 1) Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi
yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang
relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yang relevan:
a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan
atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi
masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan
kejadian masa kini.
c) Tepat waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat
berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d) Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan
selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan
memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang
termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan
jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut
dapat dicegah.
2) Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta
secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin
relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat
diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi
30
a) Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b) Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali
oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh.
c) Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3) Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan
periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan
lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi
yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal
dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah
kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
4) Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta
istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
b. Faktor-faktor pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dikemukakan bahwa
faktor – faktor pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan meliputi:
1) Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas
pelaporan dalam mencapaitujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
2) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan
32
sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas
pemerintah untuk kepentingan masyarakat.
3) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur
kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan
menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam
pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan
ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
4) Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan
penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk
membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah
generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung
beban pengeluaran tersebut.
5) Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam
penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah
untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
4. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) berdasarkan Keputusan
didefenisikan sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil
tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif
dan efisien.
Kompetensi menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonseia Nomor 2 Tahun 2013 Pasal 1 adalah
kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai
Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga
Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, efektif, dan efisien.
Dalam hal ini pekerjaan yang dihasilkan tidak akan tepat waktu
dan terdapat pemborosan waktu serta tenaga. Dengan adanya
kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) maka waktu pembuatan
laporan keuangan akan dapat dihemat. Hal ini karena Sumber Daya
Manusia (SDM) tersebut telah memiliki pengetahuan dan
pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga
laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan
tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan keuangan disajikan
maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan