i
Representasi Perempuan dalam Film Hollywood
Analisis Semiotika Representasi Karakter Perempuan dalam Film
Colombiana
Representation of Woman in Hollywood Movies
Semiotics Analyze of Representation of Woman’s Character in
“Colombiana”
S K R I P S I
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Disusun oleh : NOVIS PUTRI WARDHANI
20110530172
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i Representasi Perempuan dalam Film Hollywood
(Analisis Semiotika Representasi Karakter Perempuan dalam Film Colombiana)
Representation of Woman in Hollywood Movies
(Semiotics Analyze of Representation of Woman’s Character in “Colombiana”)
S K R I P S I
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Disusun oleh :
NOVIS PUTRI WARDHANI 20110530172
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Novis Putri Wardhani
NIM : 20110530172
Konsentrasi : Broadcasting Jurusan : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Representasi Perempuan dalam Film Hollywood Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta, 03 Desember 2016 Penulis
iii
MOTTO
“Hidup awalnya hanya mempunyai dua warna, yaitu HITAM dan
PUTIH. Dari dua warna itulah bila dipadukan dengan bijaksana akan
menghasilkan berbagai warna dalam kehidupan. Tergantung
bagaimana setiap individu menyikapinya. Seperti halnya pelangi yang
datang setelah mendung dan hujan pergi…”
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi
berusahalah menjadi manusia yang berguna”.
-Einstein-
“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah. Pendidikan merupakan
perlengkapan paling baik untuk hari tua”.
-Aristoteles-
“Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Karena curahan
hujan tidak memilih-milih apakah pohon apel atau hanya semak
iv
Halaman Persembahan
Sang Pemilik Hati Allah SWT...
Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT. Tak henti-hentinya bibir ini mengucap syukur kepada allah.Wahai sang pemilik hati, jiwa dan raga ini, terimakasih atas segala karunia dan kemudahan yang telah engkau berikan sehingga skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Melalui doa-doa yang telah aku lantunkan hanya untuk mu, engkau telah memberikan begitu banyak kekuatan sehingga aku dapat melewati proses yang panjang ini. Puja dan puji syukur aku panjatkan hanya kepada engkau sang pemilik hati dan raga ini serta
sholawat dan salam hanya kepada Rasullulah Muhammad SAW.
Ibunda dan Ayahanda Tercintaku..
Karya kecil yang sederhana ini aku persembahkan untuk mama tercinta Siti Rohyati dan bapak tercinta Chaerudin sebagai tanda baktiku kepada kedua orang
tuaku. Kasih sayang kalian tak terbatas untukku, kesabaran kalian tak terhingga, terimaksih mama telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang,
nasehatmu dan doa-doa yang telah mengiringi langkahku sehingga aku bisa menyelesaikan studi, terimakasih. Bapak, yang telah mencintaiku sepenuh hati terimakasih telah merestuiku untuk kuliah di jogja. Sekarang anak perempuanmu
telah selesai S1 semua ini berkat dukungan serta doa-doa dari bapak dan terimakasih telah memberikan subsidinya selama ini.
Adik laki-lakiku...
Amar Zulfikar adikku, terimakasih atas doa-doanya selama ini. Walaupun sering bertengkar tapi percayalah itu yang menjadikan pemanis dirumah membuat rindu
yang selalu ingin pulang..
v Teruntuk seseorang yang selalu ada dalam doaku. Saptaji S.I.Kom, Terimakasih
atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini, semoga engkau
pilihan yang terbaik untukku dan masa depanku.
Sahabat-sahabatku...
“Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan Tuhan dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat terbaik”. Sulistina Indriani, Bekti Setyowati, Anggita Rusmita, Windia setyaningrum, Gelvi Sulista, Baiq Nikmatun Hasanah, Ade Dwi,
Lenyka Brona, Dita Ami, Novi Diaz, Mega Anggraeni kalian adalah bagian dari kebahagiaanku. Terimakasih telah mengukir kebahagiaan di dalam hidupku.
Terimakasih atas bantuan, doa, dan motivasi kalian sehingga skripsi ini terselesaikan. Maafkan aku jika sering merepotkan kalian, dan belum bisa menjadi
sahabat yang baik untuk kalian . Tak akan terlupakan untuk persahabatan ini. Tak lupa Rio Adi Nugroho teman terbaik terimakasih telah banyak membantuku
dikala kesulitan dan kegelisahan sedang melanda, terimakasih...
Teman-teman kos Bu ir...
Iin, Gita, Gelvi, Mboy, Kay, innes terimakasih untuk canda dan tawanya di kos bu Ir, terimakasih juga untuk kalian yang pernah jadi tukang tutup pintu kamarku
sewaktu aku ketiduran. Maafkan aku yang selalu merepotkan kalian. Jangan pernah lupakan aku, temanmu yang sering ketiduran ketika mendengarkan curhatan kalian. Indra penghuni laki-laki satu-satunya di kos bu ir terimakasih atas
bantuanmu selama ini. Tak lupa untuk mba Penni seseorang yang selalu merelakan tenaganya untuk membuatkan aku semangkok mie rebus.
Terimakasih...
Teman-teman Broadcasting 2011...
vi Mayang, Fasya, rona, gita, gelvi, teh fera yang juga pernah membantuku terimakasih. Terimakasih banyak untuk semua temen-temen BC yang tak bisa disebutkan satu-satu terimakasih atas doa, bantuan dan kerjasamanya selama ini. Untuk semua temen-temen Ilmu komunikasi 2011 tentunya aku ucapkan banyak terimaksih atas kerjasamanya selama ini. Kalian semua bukan hanya menjadi
teman yang baik, kalian adalah saudara bagiku!!
Teman-teman KKN “42”
Kharis, nurma, wahdana, elen, lina, ading, asri, ardi, mboy, bram, een, elen, risky, radit, rona, jazz, oci, endah dan yang lainnya. Terimakasih telah menjadi teman
yang luar biasa dalam satu team. You are rock!!
Teman-teman naik gunung...
Lina, risky, bang ghulam, bang fredy, odi dan yang lainnya, terimakasih telah menjadi teman yang asik di gunung, rindu kalian rindu naik gunung. Next gunung
vii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
1. Film Sebagai Media Representasi ... 11
2. Perempuan dalam Film ... 17
3. Konsep Gender ... 23
6. Metode Penelitian ... 29
1. Jenis Penelitian ... 29
2. Objek Penelitian ... 30
3. Teknik Pengumpulan Data ... 30
4. Teknik Analisis Data ... 31
viii BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Perempuan dalam Film Hollywood ... 37
B. Gambaran Kulit Gelap di Amarika ... 41
C. Profil Film Colombiana ... 46
D. Sinopsis Film Colombiana... 47
E. Penelitian Terdahulu ... 54
BAB III PEMBAHASAN A. Maskulinitas Tokoh Perempuan ... 61
B. Feminitas Yang Negatif ... 71
C. Perempuan dan Sensualitas ... 82
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 95
B. Saran-Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA
ix DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Cataleya Sedang Membidik Musuhnya di Dalam Penjara ... … 6
Gambar 3.1 : Cataleya Berdiri Sejajar Dengan Jeruji Besi Yang Kokoh... … 62
Gambar 3.2 : Cataleya Mengatur Waktu ... ….. 62
Gambar 3.3 : Cataleya Menodongkan Pestol Kepada Musuh di Dalam Penjara… 63
Gambar 3.4 : Cataleya Terlihat Berotot ... …… 69
Gambar 3.5 : Cataleya Menyaksikan Pamannya Terbunuh ... ……. 72
Gambar 3.6 : Perempuan Terlihat Menangis di Hadapan Seorang Laki-laki . ……. 74
Gambar 3.7 : Cataleya Membunuh Dengan Tatapan Penuh Rasa Benci ... …….. 78
Gambar 3.8 : Ekspresi Sedih dan Menysal Cataleya ... ……. 80
Gambar 3.9 : Seorang Perempuan Membuka Baju dan Sepatunya ... ……. 83
Gambar 3.10 : Seorang Perempuan Melepaskan Kemejanya Tampak Kaos
Transparan... ...85
Gambar 3.11 : Cataleya Meliuk-liukkan Tubuhnya ... …….. 85
Gambar 3.12 : Perempuan Sedang Menggosok Anggota Tubuhnya Menggunakan
Sabun ... ... 87
x DAFTAR TABEL
xiii
ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Konsentrasi Broadcasting Novis Putri Wardhani
Representasi Perempuan Dalam Film Colombiana (Studi Analisis Semiotika Representasi Karakter Perempuan Dalam Film Colombiana)
Tahun Skripsi : 2016 + 98 Halaman
Daftar Pustaka : 35 buku + 4 sumber internet +2 jurnal
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana representasi karakter perempuan yang ditampilkan dalam Film Colombiana (2011) menceritakan tentang sepak terjang seorang perempuan bernama Cataleya yang diperankan oleh Zoe Saldana. Karakter yang melekat pada diri Cataleya adalah sangat mandiri, pemberani, kuat, kejam, pintar dan tangguh. Cataleya sangat berani memainkan senjata yang dia pakai untuk mmbunuh para musuhnya.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode semiotika. Metode semiotika digunakan untuk pemaknaan lambang-lambang dalam teks mediadan untuk melihat bentuk-bentuk komunikasi yang diperlukan sebagai sistem tanda. Objek penelitian berupa film Colombiana (2011) karya sutradara Megaton Oliver yang memiliki durasi 1 jam 40 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan Semiotika Roland Barthes
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) film Colombiana memperlihatkan perempuan yang pemberani, mandiri, jauh dari kelembutan seorang perempuan dan memperlihatkan perempuan tidak harus untuk bertindak dengan kelembutan namun lebih kepada kecerdasan yang rasional. (2) Karakter feminitas yang ditampilkan dalam film Colombiana ini filmaker menggambarkan prempuan sebagai sosok yang memiliki dualitas, kuat sekaligus lemah. (3) perempuan dalam film Colombiana juga direpresentasikan sebagai sebuah objek sensualitas. Sisi feminisme kurang terlihat jelas dalam film ini adanya transformasi pergeseran konstruksi sosial terhadap perempuan dimana perempuan dibentuk atau di konstruksi untulk maskulin terlihat dari simbol-simbol yang ada. Tetapi disisi lain mitos perempuan yang harus tampil cantik, sensual masih dilekatkan.
xiv
ABSTRACT
Universitas Muhammadiyah Yogyakartafaculty of Social Science and Political Science Department of Communication Studies concentration Broadcasting
Novis Putri Wardhani
Representation of Women In Film Colombiana (Semiotics Analysis Study of Character Representation of Women in Film Colombiana)
Thesis Year: 2016 + 98 Pages
Bibliography: 35 books + 4 +2 internet source journals
This study was conducted to determine how the representation of female characters who appear in the movie Colombiana (2011) tells of the exploits of a woman named Cataleya, played by Zoe Saldana. Character inherent in Cataleya is very independent, brave, strong, ruthless, smart and tough. Cataleya very bold play weapon he used to kill his enemies.
This research uses a qualitative study using semiotic method. Semiotic methods used for the meaning of the symbols in the text to see the media and other forms of communication that are required as a system of signs. The object of research in the form of movie Colombiana (2011), directed by Oliver Megaton which has a duration of 1 hour 40 minutes. Data collection technique used documentation and literature. Data were analyzed using Semiotics of Roland Barthes.
The results showed that (1) the film Colombiana showed that women who brave, independent, away from the tenderness of a woman and showed that women should not be to act with compassion but rather a rational intelligence. (2) Feminity character depicted in Columbiana, woman describe by filmmaker as a person who has duality, both strong and weak. (3) Feminism tend to portrayed less obvious because of the social constructionism shifts, where women shown as masculine figure based on the available symbols but on the other hand the myth remains intact, that women needs to appear beautiful and sensual.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Amerika merupakan salah satu negara yang mempunyai pengaruh besar di seluruh dunia dalam berbagai sektor industri. Salah satunya adalah industri perfilman milik Amerika yang telah melegenda di seluruh bagian dunia. Sekarang ini telah banyak sineas-sineas yang memproduksi film dengan berbagai tema yang dikeluarkan oleh rumah produksi film. Perempuan tentu saja menjadi salah satu topik yang sering dibahas dalam film. Amerika mencoba memperlihatkan pandangan lain mengenai karakter perempuan. Perempuan ditampilkan sebagai sosok yang berbeda. Perbedaan tersebut tentunya mencolok pada peran perempuan dalam rumah tangga yang sebenarnya. Karena saat ini perempuan tidak lagi ditampilkan sebagai perempuan yang lemah lembut.
2 dikonstruksikan dalam sebuah masyarakat tentang bagaimana seharusnya sikap seorang perempuan dan bagaimana sikap seorang laki-laki. Perbedaan karakteristik yang ada di perempuan dan laki-laki tersebut ada yang beranggapan bahwa hal tersebut merupakan hal yang kodrati yang sudah melekat dalam diri mereka sejak lahir, tetapi ada juga yang beranggapan maskulin dan feminin itu dikonstruksikan oleh manusia. Manusia yang membuat adanya pemahaman tentang bagaimana seharusnya perempuan dan laki-laki bersikap.
3 film bisa digambarkan dalam banyak peran dan fungsi tertentu yang menunjukkan bahwa perempuan bisa sejajar dengan laki-laki. Di dalam jurnal penelitian Dewanto, keunikan karakter perempuan yang ada di filmnya tersebut penggambaran satu sosok perempuan yang memiliki kemampuan sama dengan karakter laki-laki yang juga muncul dalam serial tersebut. Pada beberapa situasi, perempuan justru memiliki kemampuan lebih tinggi, keberanian lebih baik, serta mengambil keputusan lebih logis dibandingkan dengan karakter laki-laki. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa perempuan bisa memiliki kemampuan memimpin lebih baik dari pada laki-laki, bahkan mengendalikan karakter lain, yang kebanyakan laki-laki
(http://www.jurnalkommas.com/docs/jurnal%20dewanto%20_fix_.pdf)
Film, Feminisme dan Budaya: Kajian Feminisme Pada Karakter M dalam Serial James Bond diakses pada tanggal 30 Juni 2015.
Seperti hal nya karakter pada perempuan yang akan diteliti dalam film
4 belakang laki-laki. Beban kerja domestik lebih panjang dan lebih banyak
(Bureden). Adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat
memelihara dan rajin, serta tidak cocok dalam menjadi kepala keluarga mengakibatkan segala bentuk pekerjaan rumah tangga menjadi tanggung jawab perempuan, sehingga perempuan yang juga berstatus sebagai pekerja pada sebuah perusahaan juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga (Fakih 71-75:2003).
Tetapi saat ini para sineas-sineas perfilman dunia telah banyak memproduksi film action dan tidak sedikit film action yang diperankan oleh perempuan. Perempuan tidak lagi ditampilkan sebagai sosok yang lemah lembut, bahkan bisa lebih kuat dari pada laki-laki. Meski biasanya film action
identik dengan perang-perangan dan diperankan oleh kaum laki-laki.
5 dendamnya kepada Don Luis dan anak buahnya. Cataleya terlihat sangat mandiri dan pemberani.
6 Gambar 1.1 Cataleya sedang membidik musuhnya di dalam penjara.
Karakter pemberani sangat melekat pada diri Cataleya. Keberaniannya untuk membunuh menggunakan senjata api sudah biasa baginya. Dari gambar di atas terlihat bahwa Cataleya sedang menodongkan pistol kepada lawannya, pistol merupakan senjata yang biasanya hanya dipakai oleh kaum laki-laki saja. Karakter yang terlihat dari gambar di atas adalah perempuan sangat kuat, pemberani untuk mematikan musuhnya. Tatapan matanya pada saat membidik lawannya memperlihatkan akan adanya kebencian terhadap laki-laki. Cataleya bisa dikatakan sangat mandiri dalam menyelesaikan misinya karena dia berjuang sendirian dalam menyelesaikan tujuannya, dia sangat tangguh dan cerdas dalam menyelesaikan masalah yang datang menghadangnya sehingga Cataleya bisa membunuh semua kaum laki-laki yang memang musuhnya tersebut. Orang-orang di sekitar Cataleya hanya sebatas memberikan motivasi, suport serta nasehat.
7 Cataleya memiliki seorang pacar bernama Danny, namun tidak terikat. Cataleya menyembunyikan identitasnya dia membohongi pacarnya agar identitas Cataleya sebagai seorang pembunuh bayaran tidak terbongkar. Kehadiran Danny hanya dimanfaatkan oleh Cataleya untuk memuaskan nafsu seks nya saja. Sesekali Cataleya datang kepada Danny untuk melampiaskan hasrat seksualitasnya, tetapi setelah itu Cataleya pergi untuk menyelesaikan tugas dan misinya kembali.
Dalam melaksanakan misi balas dendamnya Cataleya juga menjalankan tugas dari pamannya. Dia bernama Emilio Restrepo (Ciff Curtis). Menjadi seorang pembunuh bayaran itu tidak mudah, Cataleya belajar menjadi seorang pembunuh kepada pamannya yang notabenya adalah seorang pembunuh juga. Semenjak orang tua Cataleya dibunuh, pamannya lah yang mengurus dan membesarkan Cataleya. Cataleya tinggal bersama paman dan neneknya di sebuah kota yang banyak terdapat bunga anggrek ber jenis Cataleya itu sebabnya orang tua Cataleya memberikan nama itu. Di mana kota yang Cataleya tinggali bersama nenek dan pamannya itulah orang tuanya berasal.
Film yang hampir sama dan memiliki tema yang sama dengan film
8 Evelyn Salt mempunyai misi yang dinamakan day X yang artinya ada misi membunuh Presiden Rusia saat Presiden Rusia sedang berkunjung ke Amerika. Evelyn Salt menjadi seorang pembunuh karena terikat dengan kelompok. Aksi yang dilakukan oleh Evelyn Salt memperlihatkan bahwa dia adalah perempuan yang kuat, kejam, pintar dan tangguh. Salt mempunyai suami yang sangat dicintai olehnya, ketika Salt melihat suaminya dibunuh pas di depan matanya dia terlihat lemah dan meneteskan air mata.
Dari kedua film ini karakter perempuan terlihat berbeda yang membedakan adalah media merepresentasikan Cataleya yang berwajah cantik dan seksi itu sebagai sosok perempuan yang mempunyai karakter kejam, pembunuh, kuat, tangguh, tak mudah terkalahkan dan tidak memiliki kecintaan terhadap laki-laki. Sedangkan Evelyn Salt adalah perempuan berkulit putih, cantik dan mempunyai seorang suami. Evelyn Salt tidak independen dia mempunyai seorang suami. Evelyn Salt seorang perempuan yang kuat, pembunuh namun dia memiliki suami tentunya Evelyn Salt sangat mencintai suaminya. Nilai-nilai feminin sering ditampilkan dalam film Salt, cara berpakaian Evelyn Salt lebih feminin dari pada Cataleya. Evelyn Salt beraksi menggunakan pakaian kerjanya dan ia memakai rok sedangkan Cataleya saat melakukan aksinya dia selalu memakai celana ketat nilai maskulin lebih terlihat. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti film
9 menggebu-gebu untuk membunuh para laki-laki yang telah merampas hak hidup kedua orang tuanya.
Hampir keseluruhan dalam film ini Cataleya digambarkan sebagai perempuan cantik, seksi yang mempunyai karakter kuat, kejam, jagoan super tangguh, mandiri dan independen. Cataleya dapat menyelesaikan misinya dengan sempurna walaupun di akhir cerita Cataleya nyaris tertangkap oleh FBI tetapi Cataleya berhasil lolos. Misi untuk membalaskan dendamnya dengan membunuh semua laki-laki dengan cara yang kejam dan tak berperasaan telah Cataleya selesaikan. Tetapi di balik semua itu, ada scene
yang menampilkan bahwa perempuan yang kuat, tangguh, tidak mudah terkalahkan dan maskulin itu ternyata juga membutuhkan cinta dan kasih sayang dari seorang laki-laki. Terlihat dari scene tersebut bahwa Cataleya ingin tahu keberadaan pacarnya dan mengatakan cinta kepadanya. Air mata yang keluar mengisyaratkan bahwa perempuan sebenarnya membutuhkan cinta dan kasih sayang dari laki-laki.
10
(things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dicampur adukan dengan mengkomunikasikan (so communicate) (Sobur, 2004:15).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana Representasi Karakter Perempuan dalam Film Colombiana(2011) ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan representasi karakter perempuan dalam film Colombiana (2011) dengan menggunakan analisis semiotika teori Roland Barthes.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan serta manfaat terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan konsep penelitian. Penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat:
1. Secara Teoritis
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan bagi akademisi khususnya dalam kajian Ilmu Komunikasi terutama film, yaitu bagaimana perempuan direpresentasikan dalam sebuah film.
2. Secara Praktis
11 Dapat menambah wacana mengenai representasi perempuan yang disampaikan dalam film.
Manfaat penelitian ini secara praktis adalah dapat menjadi bahan pertimbangan masyarakat tentang perempuan dalam karya film yang ada, secara khusus menjadi bahan pertimbangan untuk para pembuat film dalam membuat film agar lebih teliti dan mendalam.
E. Kerangka Teori
1. Film Sebagai Media Representasi
Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang berfungsi mengirimkan pesan kepada khalayak. Sebagai salah satu media massa, film memiliki caranya sendiri dalam menarik perhatian orang lain. Film memiliki kemampuan untuk mengantarkan pesan secara unik dapat juga dipakai sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang televisi, film seri serta lagu (Mc Quail, 1989:14-15).
Film juga bisa dikatakan sebagai media sosialisasi dan media publikasi budaya yang ampuh. Buktinya adalah ajang-ajang festival film semacam Jiffest (Jakarta International Film Festival), Festival Film Perancis, Pekan Film Eropa dan sejenisnya merupakan ajang tahunan yang rutin diselenggarakan di Indonesia.
masing-12 masing budaya yang mereka miliki. Begitu juga dengan khalayak yang datang untuk menonton, mereka berbondong-bondong ingin menonton film yang di produksi dari berbagai negara tersebut dengan tujuan khalayak ingin mengetahui kebudayaan yang ada di berbagai negara. Khalayak menonton film Amerika tentu saja mereka ingin mengetahui kehidupan sosial dan budaya yang ada di Amerika. Karena di setiap film ada pesan dan makna budaya yang diselipkan.
Berbicara mengenai film Hollywood, ada satu contoh film yang sama sama membahas mengenai representasi perempuan, bagaimana perempuan digambarkan sebagai sosok yang tangguh dan kuat. Gone Girl adalah salah satu contoh film Hollywood yang membahas representasi perempuan yang berbeda. Biasanya perempuan dikenal dengan sosoknya yang lemah lembut, feminin dan sensitif, namun dalam film Gone Girl, gambaran mengenai karakter perempuan ini tergantikan dengan karakter perempuan yang tangguh, kejam, pendendam dan mandiri. Dikisahkan dalam film Gone Girl
13 cerita itu merupakan pendekatan yang bersifat membujuk (persuasif). Ideologi bekerja dengan menghapus tanda-tanda cara kerjanya sendiri sehingga penafsiran atas dunia tampak “alami” atau terbukti dengan
sendirinya bagi kita. Karena film menggunakan tanda yang tidak terlihat seperti tanda” (Barthes dalam Jones dan Jackson, 2009:116).
Representasi merupakan aktivitas untuk membentuk pengetahuan yang dimungkinkan oleh kapasitas otak untuk dilakukan oleh semua manusia. Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu (Danesi, 2012:20). Representasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan tanda (gambar, bunyi dan lain sebagainya) untuk menggambarkan, menghubungkan, memproduksi sesuatu yang dilihat di sekitar kita.
Pada dasarnya desain komunikasi visual, termasuk film merupakan representasi sosial budaya masyarakat dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu dan sangat akrab dengan kehidupan manusia seperti halnya suatu kenyataan yang universal (Tinarbuko, 2012:6). Istilah representasi itu sendiri menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam produk media. Pertama, apakah seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kata ‘semestinya’
14 yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu. Kedua, bagaimanakah representasi itu ditampilkan, hal tersebut bisa diketahui melalui penggunaan kata, kalimat, aksentuasi (Eriyanto, 2001:113).
Terminologi representasi mempunyai beberapa makna. Menurut Danesi (2010:24) representasi dapat di definisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda seperti gambar, dialog untuk menghubungkan dan menggambarkan, memotret, atau memproduksi sesuatu yang dilihat, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu. Representasi adalah sebuah cara di mana memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan yang selanjutnya melalui tanda tersebut akan didapatkan gambaran (pesan) dengan bantuan alat indera manusia.
Menurut Stuart Hall, ada dua proses representasi yaitu representasi mental dan bahasa. Representasi mental yaitu konsep tentang sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing. Representasi mental ini masih berbentuk sesuatu yang abstrak. Representasi bahasa menjelaskan konstruksi makna sebuah simbol. Bahasa berperan penting dalam proses komunikasi makna. Konsep abstrak yang ada di kepala kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide tentang sesuatu dengan tanda-tanda atau simbol-simbol tertentu (Hall, 1997:16).
15 permukaan. Kata tersebut juga menyangkut makna-makna yang dikaitkan dengan penampilan yang dikonstruksi (Burton, 2008:133).
Dari beberapa penjelasan di atas, representasi bisa dikaitkan dengan proses pengkategorian dari apa yang kita saksikan dan dari berbagai macam kegiatan yang ada. Setiap pesan yang disampaikan baik verbal maupun non verbal akan di representasikan berbeda-beda oleh media dan diserap oleh khalayak dengan persepsi yang berbeda-beda pula sesuai dengan kondisi khalayak yang sesuai dengan tingkat pengetahuan tentang media itu sendiri. Dalam film Colombiana (2011) ini misalnya, tanda ditekankan pada sosok karakter perempuan, untuk mengetahui representasi karakter perempuan dalam film Colombiana (2011). Pada umumnya representasi adalah penggambaran terhadap sesuatu realitas yang dikonstruksikan kemudian dikomunikasikan kembali dalam berbagai macam tanda baik dalam bentuk suara dan gambar. Salah satu dari hasil representasi adalah film, karena film dibangun dari berbagai macam tanda dan kode. Maka dalam penelitian ini, karakter perempuan itu sendiri digambarkan melalui tanda-tanda dan kode-kode yang terdapat di dalam film Colombiana (2011).
Stuart Hall mendeskripsikan tiga pendekatan terhadap representasi yang dapat diringkas sebagai berikut:
16 b. Intensional : yang menaruh perhatian terhadap pandangan
kreator atau produser representasi tersebut.
c. Konstruksionis : yang menaruh perhatian terhadap bagaimana representasi dibuat melalui batas, termasuk kode-kode visual
(Hall dalam Burton 2008:133).
Jika yang pertama berkaitan dengan pandangan atau makna representasi dalam masyarakat sosial kita, maka pendekatan tentang representasi tersebut bisa berarti pemaknaan terhadap tanda yang ada di sekitar kita oleh masing-masing dari kita yang melihat tanda tersebut. Dengan kata lain bisa disebut sebagai pandangan umum.
Pendekatan representasi Intensional dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di belakang tanda tersebut. Tanda dalam film misalnya, bisa terjadi karena merupakan kepentingan dari sutradara maupun produser film tersebut melalui tanda-tanda. Konstruksionis berkaitan dengan pembangunan makna terhadap subjek yang direpresentasikan. Pendekatan ini sama halnya dengan skema Burton terhadap representasi tadi yakni makna yang terbentuk berdasarkan representasi dari penampilan dan perilaku yang terlihat dari subjek yang diteliti.
2. Perempuan dalam Film
17 Selain bersifat menghibur, film juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan untuk khalayak umum.
Hubungan antara film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang. Menurut Oey Hong Lee (1965:40) dalam buku “Semiotika Komunikasi”
mengatakan bahwa film sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai massa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain pada waktu unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar sudah bikin lenyap. Ini berarti bahwa dari permulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena dia tidak mengalami unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya dalam abad ke-18 dan permulaan abad ke-19. Film mencapai puncaknya di antara perang dunia I dan Perang Dunia II, namun seiring dengan munculnya medium televisi film mengalami kemerosotan tajam pada tahun 1945 (Sobur, 2004:126).
18 Perempuan yang sering diposisikan sebagai gender kelas kedua ini menempatkan sosok perempuan hanya bisa mengerjakan pekerjaan di wilayah domestik saja.
“Perempuan oleh media massa, baik iklan atau berita, senantiasa
digambarkan sangat tipikal yaitu tempatnya ada di rumah, berperan sebagai ibu rumah tangga dan pengasuh, tergantung pada pria, tidak mampu membuat keputusan penting, menjalani profesi yang terbatas, selalu melihat pada dirinya sendiri, sebagai obyek seksual/simbol seks, obyek peneguhan pola kerja patriarki, obyek pelecehan dan kekerasan, serta menjalankan fungsi sebagai konsumer barang atau jasa dan sebagai alat pembujuk” (Sunarto, 2009:4).
Sama halnya dengan gambaran representasi seorang perempuan dalam film Hollywood contohnya adalah film Gone Girl (2014). Bagaimana dalam
Gone Girl ini menceritakan hilangnya seorang perempuan yang bernama Amy. Amy adalah digambarkan sebagai sosok perempuan yang cantik, feminin, sensitif, pandai dan mudah bergaul dengan tetangga sekitar. Namun kenyataan sebenarnya Amy lah yang merancang skenario hilangnya dirinya sendiri dan membuat agar suaminya yaitu Nick menjadi tersangka dan dipenjara seumur hidup. Misteri lenyapnya Amy berlanjut pada pencarian besar-besaran yang tidak hanya melibatkan aparat kepolisian setempat,
namun juga puluhan relawan dan simpatisan. Antusiasme publik yang
19 penyelidik maupun di acara temu-bincang (talkshow) yang tersiar global
lewat televisi kabel.
Namun, seiring durasi bergulir dan fakta-fakta baru bermunculan. Sifat Amy pun sangat berbeda dengan sifat dalam skenarionya, Amy adalah perempuan yang cuek dan anti sosial, Amy juga seorang yang egois, kejam dan sangat licik. Dari sini kita tahu bahwa yang psikopat justru si Amy. Dia ingin suaminya dihukum mati kerena telah "membunuhnya". Alasannya karena Amy tahu bahwa Nick berselingkuh dan dia sangat kesal sehingga merencanakan agar seakan dia dibunuh oleh suaminya kemudian dibuang. Hingga akhirnya ada satu kalimat ajakan Nick yang mengatakan bahwa sebenarnya Nick masih mencintai Amy dan menyuruhnya untuk kembali pulang, Amy yang mengetahuinya merasa tersanjung dan tak berdaya, namun di sinilah kemudian terlihat sisi kejam Amy saat membuat alibi baru, yaitu membunuh dengan sadis Dessi Collings yang merupakan mantan pacarnya yang kemudian dituduhnya dia telah menculik dan menyiksa Amy.
20 direndahkan dan diperlakukan dengan kekerasan tidak jarang mengalami kematian. Namun dalam film ini, karakter perempuan digambarkan dengan sifat yang berbeda, yaitu perempuan keras, pendendam, tangguh, egois, kejam dan sangatlah licik.
Penggambaran perempuan di sejumlah media massa khususnya film, masih didominasi berita kekerasan terhadap perempuan, sementara pemberitaan mengenai kiprah perempuan masih berada di bawahnya. Masyarakat masih memaknai eksistensi perempuan hanya pada wilayah realitas fisik saja. Sebab media berpikir bahwa iklan atau tayangan televisi akan terasa hambar dan kehilangan segi estetikanya bila tidak menyisipkan obyek perempuan. Kepentingan komersialisme atau pengejaran rating tertinggi menjadi alasan utama kenapa perempuan dijadikan objek pelengkap (Supratman, 2012:33).
21 sebagai obyek yang sepihak, tanpa mengedepankan nilai-nilai atau norma serta penghargaan terhadap perempuan.
Keberadaan perempuan di sektor publik, cenderung dimanfaatkan oleh kaum laki-laki. Perempuan dijelma menjadi daerah eksploitasi bisnis. Fenomena ini bisa kita jumpai pada tayangan-tayangan iklan maupun program televisi dan film-film yang nyaris menjual citra perempuan sebagai pengumbar seks (Anshori dkk, 1997:3). Contohnya pada film Hollywood adalah Gone Girl dan Charlies Angel.
22 Media massa cenderung menggambarkan tentang perempuan yang pasif, tidak dapat diambil keputusan dan hanya menerima keputusan dari kaum laki-laki. Secara jelas media menempatkan perempuan menjadi objek dan menstereotipkan perempuan sebagai bawahan laki-laki dan terbatasnya hak perempuan karena dibatasi oleh pemenuhan hak laki-laki, seolah perempuan termarginalkan (Siregar, 2000:73). Film juga cenderung menstereotipkan perempuan yang dapat merugikan kaum perempuan itu sendiri dan menjadikan perempuan sebagai warga kelas dua. Dahulu sering kita lihat stereotip perempuan di dalam media yang sering dijadikan pengeksploitasian dan kekerasan baik fisik maupun psikis. Namun seiring berjalannya waktu dan kesadaran akan persamaan hak perempuan, mulai berdiri lembaga-lembaga badan perlindungan maupun seniman yang sadar akan hal itu dan ikut berpartisipasi dengan membuat film sebagai kampanye akan emansipasi perempuan.
23 misalnya dalam film Cinderella (2015)ibu tiri ditampilkan seolah-olah jahat dan tidak berperikemanusiaan.
Dari kedua film ini digambarkan perempuan yang tangguh dan bisa menjadi sosok yang kejam, Pada fim Gone Girl, Amy pada awalnya digambarkan sebagai sosok yang sangat sempurna, dia juga menjadi impian banyak wanita karena kecantikan dan kecerdasannya. Amy juga sosok yang multitalenta. Namun suatu hari dia merasa dikhianati oleh Nick suaminya sendiri yang kemudian membuatnya merencanakan pembunuhan atas dirinya sendiri. Nantinya diharapkan Nick akan di tuduh bersalah atas kematian istrinya yang sempurna dan dia akan di penjara seumur hidupnya. Setelah kabur dari rumah, Amy pun melakukan berbagai cara termasuk membunuh mantan pacarnya guna membuat alibi baru agar Amy bisa kembali ke pelukan Nick. Dalam kesimpulan ini Amy digambarkan sebagai sosok perempuan yang tetap membutuhkan laki-laki sebagai pendamping hidup, terbukti dengan Amy yang akhirnya luluh dan kembali pulang ke rumah Nick.
24 mereka, termasuk membunuh para musuh musuhnya. Dalam film ini bahwasanya perempuan ini bekerja di bawah kekuasaan laki-laki dan dari film ini digambarkan Charlie sebagai sosok laki-laki yang berkuasa atas ketiga perempuan tersebut.
3. Konsep Gender
Istilah gender di dalam masyarakat bertujuan untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki secara alamiah (ciptaan Tuhan) ataupun secara pembentukan budaya (konstruksi sosial). Sering kali masyarakat masih mencampur adukan pengertian dua perbedaan ini. Gender merupakan perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah mengikuti perkembangan jaman (Sasongko, 2009:7). Sangat berbeda dengan pengertian seks yang dipandang sebagai perbedaan biologis (jenis kelamin) dan sudah melekat sejak lahir.
25 pandangan masyarakat terhadap pemahaman gender, maka perlu diketahui beberapa istilah yang digunakan tentang pemahaman gender (Sasongko, 2009:9) :
a. Buta Gender (gender blind), yaitu kondisi atau keadaan seseorang yang tidak memahami tentang pengertian/konsep gender karena ada perbedaan kepentingan laki-laki dan perempuan.
b. Sadar Gender (gender awareness), yaitu kondisi atau keadaan seseorang yang sudah menyadari kesamaan hak dan kewajiban antara perempuan dan laki-laki.
c. Peka/Sensitif Gender (gender sensitive), yaitu kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan menilai hasil pembangunan dan aspek kehidupan lainnya dari perspektif gender (disesuaikan kepentingan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan).
26 e. Peduli/Responsif Gender (gender concern / responcive), yaitu kebijakan atau program yang sudah dilakukan dengan memperhitungkan kepentingan kedua jenis kelamin.
Pembedaan yang kedua adalah berdasarkan gender. Jika konsep seks didasarkan pada fisik, maka gender dibangun berdasarkan konstruksi sosial maupun kultural manusia. Misalnya perempuan itu dikenal dengan lemah lembut, anggun dan memiliki sifat keibuan dan emosional. Sedangkan laki-laki dianggap jantan, kuat dan rasional. Sifat-sifat tersebut dapat dipertukarkan, dengan kata lain ada laki-laki yang memiliki sifat lemah lembut, keibuan dan emosional, sementara juga ada wanita yang perkasa, kuat dan rasional. Perubahan dari sifat-sifat inilah yang bisa berubah dari waktu ke waktu (Fakih, 2006:9).
Terbentuknya perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh beberapa hal, di antaranya dikonstruksikan dan disosialisasikan secara sosial maupun kultural. Pada akhirnya dengan melalui proses yang lama perbedaan-perbedaan gender dianggap sebagai ketentuan mutlak dari tuhan, hal tersebut dianggap oleh masyarakat sebagai kondisi yang diberi dan tidak bisa dipertukarkan, seolah-olah perbedaan-perbedaan gender adalah sifat biologis yang sudah tidak dapat diubah lagi, menjadikan anggapan bahwa perbedaan gender adalah sudah menjadi kodrat antara laki-laki dan perempuan.
27 sifat atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yaitu laki-laki perempuan. Sedangkan konsep gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural (Fakih, 2012:8).
Gender sebagai perbedaan perempuan dengan laki-laki berdasarkan
28 atau pelabelan negatif, kekerasan, beban kerja lebih panjang dan banyak, serta sosialisasi ideologi nilai peran gender.
Berikut beberapa uraian dari masing-masing ketidakadilan gender:
a. Gender dan Marginalisasi Perempuan
Proses marginalisasi ini mengakibatkan kemiskinan dalam masyarakat dan negara. Salah satu bentuk pemiskinan atas jenis kelamin tertentu yang disebabkan oleh gender yaitu kaum perempuan.
b. Gender dan Subordinasi
Pandangan gender bisa menimbulkan subordinasi terhadap perempuan. Banyak anggapan perempuan itu emosional dan tidak bisa memimpin, hal tersebut menempatkan posisi perempuan tidak penting. Hal tersebut sesungguhnya berangkat dari kesadaran gender yang tidak adil.
c. Gender dan Stereotip
Secara umum stereotip adalah pelabelan atau penandaan terhadap kelompok tertentu. Stereotip selalu merugikan dan menimbulkan ketidakadilan. Salah satu jenis stereotip itu bersumber dari pandangan gender.
29 Banyak macam dan bentuk kekerasan gender di antaranya yaitu, pemerkosaan, pemukulan, penyiksaan, kekerasan dalam bentuk pelacuran, pornografi, pelecehan seksual.
e. Gender dan Beban Kerja
Adanya anggapan bahwa perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk memimpin. Di lain pihak kaum laki-laki tidak diwajibkan untuk menekuni berbagai pekerjaan kaum perempuan. Dari semuanya itu telah memperkuat struktural beban kerja perempuan (Fakih, 2012: 13-22).
Anggapan di atas dapat menjadi sebuah polemik bagi kehidupan perempuan, khususnya berhubungan dengan pengembangan diri serta potensi perempuan. Banyak yang beranggapan bahwa perempuan itu sosok nomor dua setelah laki-laki. Hal tersebut membuat kaum perempuan mengalami keterbatasan akses untuk mengembangkan potensi atau cita-cita yang mereka miliki.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
30 metode untuk menganalisis dan memberikan makna-makna terhadap lambang-lambang pesan atau teks (Pawito, 2008:155).
Semiotika adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate) (Sobur, 2004:15).
Semiotika maupun semiologi keduanya sama-sama digunakan untuk mengacu pada ilmu tentang tanda. Kedua istilah tersebut bisa menunjukkan pemikiran pemakainya. Pada penelitian ini menggunakan semiotika Roland Barthes sebagai acuan. Barthes menjelaskan bahwa signifikan pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal atau sebagai denotasi. Sedangkan konotasi adalah signifikasi pada tahap kedua.
31 pada denotasi, maka Barthes menjabarkan dengan lebih detail tentang makna konotasi.
2. Objek Penelitian
Dalam Penelitian ini peneliti mengambil objek penelitian film
Colombiana (2011) yang dibuat oleh sutradara Oliver Megaton. Dalam film
Colombiana (2011)memiliki durasi 1 jam 40 menit.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data-data obyek penelitian sehingga dapat disusun dan terkumpul secara sistematis. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu:
a. Dokumentasi
32
shot. Kemudian hasil pengumpulan data akan diteliti dengan memperhatikan unsur tanda yang merepresentasikan karakter perempuan.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan untuk mendukung penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi pustaka yang diambil dari buku, jurnal, majalah, internet, dokumentasi dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Dengan studi pustaka, peneliti yang telah menyajikan data berupa korpus dapat menyimpulkan makna dari tanda yang terdapat dalam film yang diteliti.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika. Dengan adegan-adegan yang ada di dalam film Colombiana
(2011), yang menggambarkan sosok perempuan maskulin yang ada dalam film tersebut akan dijabarkan dengan menggunakan semiotika Roland Berthes. Simbol atau tanda dapat berupa dialog adegan, setting dan sebagainya yang ada dalam film tersebut.
33 tanda-tanda tersebut dapat berupa makna denotatif (makna yang paling nyata) atau makna konotatif (makna yang memerlukan kedalaman interpretasi).
Penulis memilih metode semiotika Roland Barthes sebagai metode analisis. Barthes mengkaji makna dari suatu tanda dengan menggunakan sistem pemaknaan dua tahap yaitu denotatif dan konotatif. Pada metode analisisnya dibuat tabel kerja untuk mempermudah dalam menganalisis tanda yang ada di dalam film Colombiana (2011).
Tabel 1 3. Denotative Sign (tanda denotative) 2. Connotative Signifier
(penanda konotatif) 4. Connotative Sign (tanda konotatif
(Sumber: Sobur, 2003 : 69)
34 umum denotatif bermakna harfiah atau sesungguhnya sedangkan konotatif identik dengan operasi ideologi atau disebut mitos. Mitos adalah cara berpikir suatu kebudayaan tentang cara untuk mengonseptualisasikan atau memahami sesuatu. Dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu (Sobur, 2004:69).
Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. (Fiske dalam Sobur, 2004:128). Penulis menggunakan konsep Arthur Asa Berger untuk mendukung konsepnya Barthes. Konsep Arthur Asa Berger melihat bahwa dalam semiotik film dikenal teknik pengambilan gambar (camera shot), teknik editing dan gerakan kamera (camera moves). Di mana cara pengambilan gambar dapat berfungsi sebagai penanda, dan apa yang biasanya ditandai. Aspek-aspek teknik tersebut bisa menjadi tanda yang membantu dalam menganalisis semiotika dalam film. Berikut adalah teknik-teknik pengambilan gambar :
Close up (C.U) Hanya wajah Keintiman
35
Full shot (F.S) Seluruh tubuh Hubungan
36 ke gambar
yang lainnya
Wipe Gambar
terhapus atau menghilang dari layar
Penutup/kesimpulan
Sumber: Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, 2000:34
Dalam penulisan ini analisis data yang dipakai adalah analisis semiotika. Analisis semiotika digunakan untuk mengetahui isi, makna yang terkandung dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanda-tanda yang muncul kemudian dihubungkan dengan adegan-adegan yang terdapat dalam film Colombiana (2011) melalui analisis semiotika untuk mengetahui unsur-unsur karakter perempuan yang terdapat dalam film Colombiana (2011). Kemudian akan memilih scene dan membaginya ke dalam shot-shot
berdasarkan visual yang menunjukkan tanda-tanda karakter perempuan, menganalisis scene-scene menggunakan signifikasi Roland Barthes dengan konsep pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos. Setelah mendapatkan hasil per scene selanjutnya akan diuraikan berdasarkan mitos dan ideologi, yang terakhir adalah membuat kesimpulan yang diambil dari data yang telah diteliti antara scene, mitos dan ideologi.
5. Sistematika Penulisan
37 Bab I Pendahuluan.
Bab ini menjelaskan mengenai, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Gambaran Umum Obyek Penelitian.
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka terkait penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian-penelitian yang akan diteliti.
Bab III Sajian Data dan Analisis.
Dalam bab ini akan dijelaskan karakter perempuan dalam film
Colombiana (2011) dengan menggunakan metode analisis data yaitu
semiotika model Roland Barthes. Bab IV Penutup.
38
BAB II
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Perempuan dalam Film Hollywood
Film merupakan media massa yang memproduksi pesan. Dalam perkembangannya film Hollywood mengalami kemajuan yang sangat pesat banyak industri film yang memproduksi filmnya di Hollywood. Film Hollywood mengedepankan aksi-aksi nyata yang didukung dengan menggunakan efek komputer grafis dengan ide cerita yang digabungkan hingga menghasilkan film yang berkualitas dan menghibur untuk masyarakat. Film-film garapan Hollywood tidak hanya bersifat menghibur saja tetapi dapat dinikmati sebagai karya seni audio visual. Hebatnya para sineas-sineas paham betul terhadap selera penonton sehingga menjaga sekali nilai keartistikan dan kualitas produksinya. Tidak heran banyak sekali penonton di seluruh dunia yang menggemari film-film Amerika dikarenakan setiap detail filmnya sangat diperhatikan sehingga menghasilkan garapan yang menakjubkan.
39 laki-laki. Kebanyakan dari film-film Hollywood perempuan ditampilkan seksi, berkulit putih, menampilkan kemolekan tubuhnya yang menawan kemudian menjadi objek eksploitasi para pemilik media. Tidak jarang juga perempuan dijadikan sebagai ladang bisnis bagi mereka yang mempunyai kepentingan. Perempuan dianggap sebagai makhluk yang menawan dan mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga keberadaan sosok perempuan selalu menjadi tokoh yang menarik di dalam film Hollywood.
Satu laporan dari Pusat Studi Perempuan di Televisi dan Film mencatat kelangkaan film dengan peran utama perempuan dan hanya 12 persen dari film-film terlaku pada 2014 menampilkan perempuan sebagai pemeran utama. Fakta ini terjadi meski film-film perempuan menghasilkan pendapatan dalam jumlah besar dari total keuntungan film berlaku tahun itu dimotori oleh film “Jennifer Lawrece The Hunger Games : Mokingjay – Part 1” yang
menjadi film terlaris di AS pada tahun 2014 dengan pendapatan US$334 juta. Tetapi peran utama bagi perempuan sangat sedikit dan jarang. Bahkan, data menunjukkan bahwa jumlah perempuan yang memegang peran utama turun tiga persen sejak 2013 dan empat persen pada 2004.
(
http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150222024112-220-33832/peran-perempuan-di-hollywood-masih-dikesampingkan/ diakses pada tanggal 18 September 2015, pukul 07:34. )
40 pendapatnya terkait dengan Festival Film Cannes yang dituding gagal mempromosikan keberagaman sejak 2012, ketika 22 film dalam kompetisi utama disutradarai laki-laki. Sebelumnya, aktris Inggris, Emily Watson, mengemukakan hal yang sama dalam jumpa pers di Festival Film “San Sebastian”. Perjuangan industri film Hollywood tentang kesetaraan gender telah menjadi isu yang kian panas. Penelitian dari University of Southern California untuk Geena Davis Institut menyebutkan karakter perempuan yang memiliki nama dan berbicara dalam film hanya 30,2 persen dari 100 film terlaris di Amerika Serikat sepanjang 2007-2014. Penelitian itu juga menyebutkan hanya 1,9 persen dari film-film tersebut yang disutradarai perempuan.
( http://seleb.tempo.co/read/news/2015/09/30/219705211/kegelisahan-aktris-hollywood-soal-gender-dalam-film diakses pada tanggal 05 Oktober 2015, pukul 07:23).
Perempuan masih dianggap makhluk yang lemah dan tidak mampu untuk menjalankan peran maskulin di dalam film. Apalagi film action identik dengan peran maskulin. Tetapi saat ini sudah banyak film yang mengangkat perempuan sebagai peran utama nyatanya perempuan pun mampu untuk menjalankan peran maskulin bahkan penonton menyukai. Sekarang ini sudah banyak film dengan peran utamanya adalah seorang perempuan.
41 putih dan seksi seolah-olah untuk menarik musuhnya. Cerita di film Colombiana berawal pada tahun 1992 perbincangan antara kedua mafia yaitu Don Fabio yang berperan sebagai ayah dari Cataleya Restrepo dengan Don Louis salah satu bos mafia di negara keempat terbesar di Amerika. Terlihat dalam adegan, perbincangan mereka saling bersikap ramah. Tetapi di balik keramahan Don Louis (Beto Benites) tersebut rupanya dia menyuruh anak buahnya untuk membunuh Don Fabio dan keluarganya, tetapi rupanya Don Fabio telah mengetahui niat jahat Don Louis, sesampainya Don Fabio di rumah,dia segera menyuruh anak dan istrinya untuk segera kabur dari rumahnya tetapi terlambat rumahnya telah terlanjur dikepung oleh anak buah Don Louis.
Sebelum Don Louis tewas dia memberikan sebuah chip dan sebuah alamat kepada Cataleya, saat itulah saat terakhir Don Fabio melihat putrinya. Tak lama kemudian anak buah Don Louis pun masuk ke rumah Don Fabio dan membunuhnya tepat di depan mata anaknya Cataleya. Anak buah Don Louis yang bernama Marko merupakan salah satu teman ayahnya pun melihat Cataleya dan bertanya kepadanya agar memberikan chip tersebut, tetapi Cataleya malah melukai Marko dan kabur hingga akhirnya masuk melewati saluran air bawah tanah.
42 mandi dan kabur dari petugas polisi tersebut.Setelah kabur, Cataleya pergi ke tempat tinggal pamannya yang ada di Chicago. Di sana dia di asuh oleh pamannya yang juga merupakan mafia, disana Cataleya (Zoe Saldana) disuruh menjadi seperti gadis kecil seperti umumnya untuk bersekolah, tetapi Cataleya malah menginginkan agar pamannya mengajari dia menjadi pembunuh handal. Hingga setelah 14 tahun berlalu Cataleya tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik tetapi di balik kecantikannya dia menjadi seorang pembunuh handal karena telah diwarisi oleh paman nya, di sinilah aksi balas dendam nya dimulai. Cataleya mulai membunuh satu persatu musuh yang membunuh orangtuanya waktu dia masih kecil.
B. Gambaran Kulit Gelap di Amerika
43 justru berkembang di negara-negara yang menjunjung tinggi demokrasi seperti Australia dan Amerika.
Abad 20 adalah periode paling krusial tentang film yang bersinggungan dengan masalah sejarah Amerika dan tentang hubungan ras di Amerika (Vera and Gordon, 2003: 19-17). Awal abad ke 20 adalah masa-masa kemunculan tentang masalah tentang diskriminasi warna kulit, masalah rasisme kemudian meluas di negara yang menjunjung demokratis di dunia (Amerika) merupakan suatu keganjilan yang perlu dipertanyakan. Penghapusan perbudakan belum mampu untuk menjadikan persaudaraan di antara kaum kulit gelap dan kulit putih. Ras kulit gelap benar-benar tidak diperlakukan selayaknya bagaimana memperlakukan manusia, kaum kulit gelap kemudian dipandang rendah dan diperlakukan hina di mana-mana.
Amerika selatan telah memberlakukan hukum-hukum segregasi dan pembatasan hak pilih kaum kulit gelap yang menurunkan kedudukan orang-orang Amerika keturunan Afrika ke kasta yang lebih rendah, tetapi terdapat sejumlah amandemen perundang-undangan yang mendudukkan mereka sebagai warga negara yang sederajat. Propaganda rasis yang ekstrem, yang menggambarkan laki-laki kulit gelap sebagai hewan buas dan rakus dan sangat bernafsu terhadap perempuan berkulit putih, membantu menyediakan praktik hukuman mati. Eksekusi di luar hukum ini sering dilakukan terhadap orang-orang kulit gelap yang dituduh melanggar batas warna kulit.
Istilah ‘ras’ berasal dari bahasa Arab yang berarti keturunan (Kartika
44 berasal dari bahasa Perancis dan Italia ‘razza’ (Liliweri, 2005:19), yang dapat diartikan sebagai:
1. Perbedaan variasi dari penduduk, atau pembedaan keberadaan manusia atas dasar tampilan fisik, tipe atau golongan keturunan dan semua kelakuan bawaan yang tergolong unik.
2. Menyatakan tentang identitas berdasarkan pemilikan perangai, kualitas perangai tertentu dari suatu kelompok penduduk, menyatakan kehadiran setiap kelompok penduduk berdasarkan geografi tertentu, menyatakan tanda-tanda aktivitas suatu kelompok penduduk berdasarkan kebiasaan, sekelompok orang yang memiliki kesamaan keturunan, dan arti biologis yang menunjukkan adanya supspecies atau varietas.
Menurut ahli antropologi, ras adalah pengklasifikasian manusia atas dasar lokasi geografis dan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, besarnya tubuh, bentuk kepala dan lebatnya rambut (Haviland, 1995: 1881).
45 mendukung program-program kesejahteraan (Marchan, 2006:53). Hal itulah yang melatarbelakangi bahwa kaum kulit hitam selalu mendapat diskriminasi dan pemikiran kulit hitam merupakan kaum rendahan notabenenya kulit hitam hanyalah seorang budak dan tidak mampu untuk menjadi pemimpin masih dipercaya.
Seiring berkembangnya jaman, film sering kali digunakan sebagai alat penyebar ideologi. Menurut sejarah, ideologi-ideologi ekstrem abad ke-20 menggunakan film sebagai salah satu alat propaganda. Film tidak lagi sebagai karya seni semata, namun juga sebagai tuntutan ideologi. Amerika merupakan negara yang sering menggunakan film sebagai alat untuk menyebarkan ideologinya, termasuk rasisme. Industri perfilman Hollywood terbentuk dari gabungan kolonialisme Amerika yang muncul setelah Perang Dunia I dan II. Film-film yang dibuat pada tahun-tahun tersebut, tentara Amerika selalu tampil sebagai penyelamat dan pemberi kemerdekaan, sedangkan lawannya tampil sebagai bangsa yang harus dikasihani. Digambarkan juga bahwa bangsa-bangsa di dunia memerlukan seorang pemimpin yang kuat untuk menolong dan menyelamatkan mereka. Sosok pemimpin yang muncul tidak lain adalah Amerika.
46
Spiderman, Fantastic Four, The Avenger. Kita juga Sadar bahwa Hollywood membuat film superhero dengan karakter utamanya dari ras lain, seperti
Hancock yang diperankan oleh aktor kawakan kulit hitam, Will Smith. Namun ketika dicermati karakter John Hancock dapat terlihat bagaimana dia direpresentasikan. Dalam awal film diceritakan bahwa dia adalah orang kumuh yang tidur di sebuah kursi pinggir jalan raya sambil memegang botol alkohol dan dalam film tersebut dia juga digambarkan sebagai orang yang nekat.
47 C. Profil Film Colombiana
Gambar 2.1 Cover Film Colombiana
Film Colombiana (2011) merupakan film Hollywood yang diproduksi oleh Europa Corpdan Tristan Picture, pada tahun 2011. Berikut ini adalah
Cast and Crew dalam film Colombiana (2011):
1. Cast
a. Cataleya kecil : Amandla Stenberg b. Cataleya dewasa : Zoe Saldana c. Emilio Restrepo : Cliff Curtis
d. Alicia : Cynthia Addai Robinson
e. Marco : Jordi Molla
48 g. Danny Delanay : Michael Vartan
h. Don Luis : Beto Benites
i. Fabio : Jesse Borrego
j. Pepe : Anggel Garnica
k. Mama : Ofelia Medina
l. Richard : Callum Blue
2. Crew
a. Produser : Luc besson
b. Sutradara : Oliver Megaton
c. Penulis Naskah : OliverMegaton,Robert Mark Karmen
D. Sinopsis Film Colombiana
Cerita dari film Colombiana berawal pada tahun 1992 perbincangan antara dua mafia yaitu Don Fabio yang berperan sebagai ayah dari Cataleya Restrepo dengan Don Louis salah satu bos mafia di negara ke empat terbesar di Amerika di dalam perbincangan mereka saling bersikap ramah. Tetapi di balik keramahan Don Louis tersebut rupanya dia menyuruh anak buahnya untuk membunuh Don Fabio dan keluarganya, tetapi rupanya Don Fabio telah mengetahui niat jahat Don Louis, sesampainya dia di rumah, dia segera menyuruh anak dan istrinya untuk segera kabur dari rumahnya tetapi terlambat rumahnya telah dikepung oleh anak buah Don Louis.
49 merupakan salah satu teman ayahnya pun melihat Cataleya dan bertanya kepadanya agar memberikan chip tersebut. Tetapi Cataleya malah melukai Marco dan kabur. Aksi Cataleya pada saat kabur sangat berani, dia dikejar oleh Marco dan anak buah Don Louis. Cataleya melompat dari rumah ke rumah, dia menjadi sangat pemberani memang dari kecil dia sangat dendam terhadap Don Louis yang telah membunuh kedua orang tuanya. Setelah melewati beberapa bahaya dan rintangan akhirnya Cataleya berhasil kabur dengan cara masuk saluran air bawah tanah.
Setelah sampai di suatu jalan di Colombia, Cataleya pun pergi ke alamat yang diberikan oleh ayahnya dia pun memberikan chip tersebut kepada nama yang ada di alamat tersebut. Setelah itu Cataleya diajak ke Miami oleh petugas polisi tersebut, sebelum sampai tujuan dia berpura-pura ke kamar mandi dan kabur dari petugas polisi tersebut. Setelah kabur, Cataleya pergi ke tempat tinggal pamannya yang ada di Chicago di sana dia diasuh oleh paman dan neneknya. Pamannya yang notabenenya juga seorang mafia di Chicago. Di sana Cataleya diperintah untuk menjadi seperti gadis kecil seperti umumnya untuk bersekolah, tetapi Cataleya malah menginginkan agar pamannya mengajari dia menjadi seorang pembunuh handal karena telah diwarisi oleh pamannya di sinilah aksi balas dendamnya dimulai.
50 tidak membawa bukti identitas yang diminta polisi, polisi hanya menemukan kartu anggota perpustakaannya. Kemudian Cataleya dimasukkan ke dalam sel untuk menjadi tahanan titipan dan ternyata itu semua adalah trik Cataleya semata-mata untuk membunuh target musuhnya yang berada di dalam penjara juga.
Cataleya memang sangat jago dalam membunuh, dia dapat membunuh musuhnya di dalam penjara padahal kamera pengintai ada di setiap sudut ruangan tetapi dia bisa menjalankan aksinya secara diam-diam hingga dia bisa masuk ke dalam lorong untuk menyusup masuk ke dalam kamar penjara seorang laki-laki yang menjadi targetnya dia. Pada saat Cataleya berada di dalam lorong terdapat kipas yang besar apabila kipas tersebut mengenai kepala Cataleya bisa saja kepalanya putus. Cataleya sudah menyetel semuanya sehingga dengan hitungan detik kipas itu bisa berhenti dan Cataleya bisa melewatinya. Perempuan pemberani ini memang tidak mempunyai rasa takut sedikit pun, dia selalu berhasil dalam membunuh musuhnya.
51 kasus pembunuhan yang dilakukan Cataleya, beruntungnya semua tidak ada yang tahu bahwa yang membunuh adalah seorang perempuan. Setiap Cataleya melakukan pembunuhan dia selalu meninggalkan tanda berupa gambar bunga Cataleya yang itu berarti mengidentitaskan dirinya. Pesan itu memang sengaja dibuat oleh Cataleya agar pesan itu sampai kepada musuhnya.
Cataleya dibebaskan dari tahanan, kemudian dia berganti pakaian dan menelefon pamannya untuk laporan bahwa dia sudah menyelesaikan perintah yang pamannya berikan. FBI mulai resah terhadap pembunuhan yang terjadi karena dalam waktu 4 tahun sudah 22 kali terjadi pembunuhan. Selain Cataleya menerima pekerjaan dari pamannya dia juga mempunyai misi untuk balas dendam terhadap orang-orang yang telah membunuh kedua orang tuanya saat Cataleya berusia 9 tahun. Kejadian itu sungguh tragis dan miris dikarenakan Cataleya benar-benar menyaksikan di depan matanya kedua orang tuanya di bunuh.
52 Cataleya tidak ingin Danny mengetahui pekerjaan kekasihnya itu. Sesekali Cataleya mendatangi Danny ketika Cataleya telah menyelesaikan pekerjaannya membunuh orang.
Keesokan harinya Cataleya menemui Pamannya di salah satu tempat Laundry pakaian. Pamannya memberikan uang sebagai bayaran Cataleya yang telah menjalankan pekerjaannya dengan aman kemudian pamannya memberikan pekerjaan lagi terhadap Cataleya yang tidak lain tidak bukan adalah membunuh orang lagi. Kali ini korban yang dia bunuh tinggal di Caribia. Sementara itu agen FBI terus menyelidiki gambar yang ditinggalkan Cataleya pada korban yang dibunuhnya gambar itu merupakan gambar bunga Cataleya.
53 Cataleya kembali menemui pamannya tetapi kali ini pamannya tidak memberikan pekerjaan kepada Cataleya tetapi justru pertemuannya dengan sang paman kali ini justru Cataleya dipecat dari pekerjaannya. Pamannya tidak setuju dengan cara Cataleya melakukan pembunuhan Cataleya selalu meninggalkan tanda karena itu akan membahayakan keluarganya. Pamannya dan neneknya akan mendapat ancaman dengan Cataleya meninggalkan tanda bunga tersebut dan itu tidak hanya membahayakan paman dan neneknya saja tetapi juga membahayakan Cataleya.
Danny ternyata diam-diam telah mengambil foto Cataleya saat Cataleya sedang tidur lelap kemudian Danny mulai penasaran dengan identitas Cataleya lalu Danny menceritakan kepada temannya tentang kekasih misteriusnya itu dan Danny memperlihatkan foto Cataleya yang ada di handphonenya. Saat Danny berada di luar karena harus mengurus mobilnya yang terkena tilang polisi ternyata temannya diam-diam mengambil handphone Danny kemudian mengirimkan foto Cataleya kepada teman wanitanya untuk minta tolong mencarikan identitas Cataleya. Maksud dari teman Danny adalah baik tetapi malah menjadi masalah besar agen FBI mengetahui foto tersebut dan ternyata bukti-bukti itu menguatkan kepada Cataleya sebagai pembunuh yang selama ini dicari agen FBI.
54 telah mengepung apartemennya. Dengan cekatan Cataleya mempersiapkan untuk kabur dari apartemen itu. Cataleya membawa semua senjata yang dibutuhkannya untuk melindungi dirinya. Kemudian Cataleya kabur dengan melewati lorong sempit. Ternyata Cataleya menemui agen Ross dan dia meminta alamat Don Louis karena dia ingin balas dendam terhadap Don Louis. Setelah melalui perdebatan yang sangat panjang akhirnya Cataleya mendapatkan apa yang dia inginkan. Lalu Cataleya ke rumah Don Louis di sinilah karakter Cataleya yang, kuat, pemberani, tangguh dibangun karena dia dapat memusnahkan semua laki-laki yang ada di rumah Don Louis hingga akhirnya Don Louis lah orang terakhir yang dibunuhnya karena memang itu tujuan Cataleya selama ini.
Akhir cerita, setelah dia berhasil menuntaskan balas dendamnya saatnya Cataleya menelefon Danny yang sedang di interogasi oleh agen FBI Cataleya menyesali akan kebohongan yang dia lakukan terhadap Danny, Cataleya menyadari bahwa dia menyayanginya. Tetapi keadaan tidak memungkinkan untuk membuat mereka menjadi bersatu, Cataleya menjadi buronan FBI. Sekuat apapun perempuan dia tetap memiliki sisi femininnya memiliki rasa cinta dan kasih terhadap kaum laki-laki.
E. Penelitian Terdahulu