• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Buku Fotografi nama-nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu Di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Buku Fotografi nama-nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu Di TKLB-B Karya Mulia Surabaya."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN

TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA

INDONESIA(SIBI)SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK

TUNARUNGU DI TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh :

DIDIT RIVAN EKA DANI

12420100040

FAKULTAS TEKNOLOGIDAN INFORMATIKA

(2)

PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU DI TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikan

Program SarjanaDesainKomunikasi Visual

Oleh :

Nama : Didit Rivan Eka Dani

NIM : 12.42010.0040

Program Studi : S1 (Strata Satu)

Jurusan : DesainKomunikasi Visual

INSTITUT BISNIS DAN INFOMATIKA

STIKOM SURABAYA

(3)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SEBAGAI

MEDIA PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU DI TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA

I. Darwin Yuwono Riyanto, S.T., M.Med.Kom.

II. Sigit Prayitro Yosep, S.T.

Pembahas

I. Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom.

TugasAkhirinitelahditerimasebagaisalahsatupersyaratan untukmemperolehgelarSarjana

Dr.Jusak

DekanFakultasTeknologidanInformatika

(4)

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI DAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan dibawah ini, saya:

Nama : DiditRivanEkaDani

NIM : 12.42010.0040

Program Studi : S1 DesainKomunikasi Visual Fakultas : FakultasTeknologidanInformatika JenisKarya : TugasAkhir

JudulKarya : PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU DI TKLB-B

KARYA MULIA SURABAYA

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1. Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, saya menyetujui memberikan kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-Exclusive Royalti Free Right) atas seluruh isi/sebagian karya ilmiah saya tersebut di atas untuk disimpan, dialihmediakan dan dikelola dalam bentuk pangkalan data (database) untuk selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi kepentingan akademis dengan tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian maupun keseluruhan. Kutipan, karya atau pendapat orang lain yang ada dalam karya ilmiah ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya.

3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada karya ilmiah ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.

Demikian lembar pengesahan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, 24 Agustus2016

(5)
(6)

vii ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Perancangan Buku Fotografi Nama–Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia(SIBI)sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu di TKLB–B Karya Mulia Surabaya. Pendidikan saat ini sudah sangat maju untuk generasi penerus, hanya saja yang perlu diperhatikan lagi adalah anak-anak yang mempunyai keterbatasan fisik. Mereka perlu pembelajaran dan pemahaman yang lebih melalui buku-buku khusus terutama untuk anak penyandang tunarungu. Buku pembelajaran yang harus dikembangkan dengan menggunakan metode sistem bahasa isyarat bahasa indonesia.

(7)

xi

2.1 Pengertian dan Kategori dalam Fotografi ... 6

2.2 Pengertian Bahasa Isyarat ... 22

2.3 Buku Referensi ... 24

2.4 Media ... 25

2.5 Tipografi ... 26

2.6 Teori Warna ... 27

2.7 Pengertian Media Pembelajaran ... 29

2.8 Teori Perkembangan Anak Usia Dini ... 30

(8)

xii

2.10 Hewan Beserta Contohnya ... 32

2.10.1 Pengertian Hewan ... 32

2.10.2 Hewan Liar ... 33

2.10.3 Hewan Peliharaan ... 34

2.10.4 Hewan Ternak ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Perancangan Penelitian ... 40

3.1.1 Jenis Penelitian ... 40

3.1.2 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.2.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2.2 Wawancara (Interview) ... 42

3.2.3 Studi Literatur ... 43

3.2.4 Dokumentasi ... 44

3.2.5 FGD (Focus Group Discusion) ... 44

3.3 Teknik Analisis Data ... 44

3.3.1 Reduksi Data ... 45

3.3.2 Penyajian Data ... 45

3.3.3 Kesimpulan ... 45

BAB IV PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil dan Analisis Data ... 46

4.1.1 Hasil Observasi (Pengamatan) ... 47

4.1.2 Wawancara (Interview) ... 48

(9)

xiii

4.1.4 Analisa STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) ... 50

4.1.5 Hasil Studi Eksisting ... 52

4.1.6 Analisa SWOT ... 54

4.6Sistem Produksi Buku ... 72

4.6.1 Biaya Produksi Buku ... 72

4.7Implementasi Desain ... 77

4.7.1 Desain Cover ... 79

4.7.2 Desain Halaman Setelah Cover ... 80

4.7.3 Desain Halaman Ucapan Terima Kasih dan Kata Pengantar ... 81

4.7.4 Layout Halaman Isi Buku ... 82

4.7.5 Desain Halaman 1,2,3,4 ... 82

4.7.6 Desain Halaman 5,6,7,8 ... 83

4.7.7 Desain Halaman 9,10,11,12 ... 84

4.7.8 Desain Halaman 13,14,15,16 ... 85

4.7.9 Desain Halaman 17,18,19,20 ... 86

4.7.10 Desain Halaman 21,22,23,24 ... 87

4.7.11 Desain Halaman 25,26,27,28 ... 88

(10)

xiv

4.7.13 Desain Media Pendukung ... 90

BAB V PENUTUP ... 92

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94

BIODATA PENELITI ... 96

(11)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Kegiatan Pengenalan Anak–Anak Pada Hewan di Kebun Binatang ... 2

Gambar 1.2Kelompok hewan Yang Dikenal Anak... 3

Gambar 2.1Foto Abstrak ... 7

Gambar 2.2 Foto Arsitektur ... 7

Gambar 2.3 Foto Budaya ... 8

Gambar 2.4 Foto Fashion ... 8

Gambar 2.5 Foto Humor ... 9

Gambar 2.6 Foto Interior... 9

Gambar 2.7 Foto Jurnalistik ... 10

Gambar 2.8 Foto Komersial ... 10

Gambar 2.9 Foto Landscape ... 11

Gambar 2.10 Foto Lubang Jarum... 11

Gambar 2.11 Foto Marko ... 12

Gambar 2.12 Foto Manusia ... 12

Gambar 2.13 Foto Model ... 13

Gambar 2.14 Foto Nature ... 13

Gambar 2.15 Foto Olah Digital ... 14

Gambar 2.16 Foto Olahraga ... 15

Gambar 2.17 Foto Panggung ... 16

Gambar 2.18 Foto Pedesaan ... 16

Gambar 2.19 Foto Perkotaan ... 17

Gambar 2.20 Foto Pernikahan ... 17

Gambar 2.21Foto pets ... 18

(12)

xvi

Gambar 2.23 Foto Satwa ... 19

Gambar 2.24 Foto Snapshot ... 19

Gambar 2.25 Foto Still life ... 20

Gambar 2.26 Foto Stock Photo ... 20

Gambar 2.27 Foto Transportasi ... 21

Gambar 2.28 Foto Wisata ... 21

Gambar 2.29 Gajah ... 33

Gambar 2.30 Singa ... 33

Gambar 2.31 Harimau ... 34

Gambar 2.32 Ular ... 34

Gambar 3.1 TK Karya Mulia ... 41

Gambar 3.2 TK Karya Mulia ... 41

Gambar 4.1 Bangunan TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 49

Gambar 4.2 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 49

Gambar 4.3 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 50

Gambar 4.4 Cover Buku Ilustrasi Hewan Ternak ... 52

Gambar 4.5 Isi Buku Ilustrasi Hewan Ternak ... 53

Gambar 4.6 Font Terpilih ... 60

Gambar 4.7 Warna Yang Terpilih ... 61

Gambar 4.8 Foto Angsa ... 61

Gambar 4.9 Foto Ayam ... 62

Gambar 4.10 Foto Bebek ... 62

Gambar 4.11 Foto Burung ... 63

Gambar 4.12 Foto Domba ... 64

Gambar 4.13 Foto Katak ... 64

(13)

xvii

Gambar 4.15 Foto Kerbau ... 65

Gambar 4.16 Foto Kucing ... 66

Gambar 4.17 Kupu-Kupu ... 66

Gambar 4.18 Foto Rusa ... 67

Gambar 4.19 Foto Unta ... 67

Gambar 4.20 Sketsa Alternatif Desain Cover Buku ... 70

Gambar 4.21 Sketsa Terpilih... 71

Gambar 4.22 Sketsa Layout Halaman Buku ... 78

Gambar 4.23 Desain Cover ... 79

Gambar 4.24 Desain Halaman Setelah Cover ... 80

Gambar 4.25 Desain Halaman Ucapan Terima Kasih dan Kata Pengantar ... 81

Gambar 4.26Sketsa Layout Halaman Buku ... 82

Gambar 4.27 Desain Halaman 1,2,3,4 ... 83

Gambar 4.28 Desain Halaman 5,6,7,8 ... 84

Gambar 4.29 Desain Halaman 9,10,11,12 ... 85

Gambar 4.30 Desain Halaman 13,14,15,16 ... 86

Gambar 4.31 Desain Halaman 17,18,19,20 ... 87

Gambar 4.32 DesainHalaman 21,22,23,24 ... 88

Gambar 4.33 Desain Halaman 25,26,27,28 ... 89

Gambar 4.34 Desain Halaman Biodata ... 89

(14)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1Analisa SWOT ... 55

(15)

xix

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Pengunjung Pameran ... 96

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak – anak penyandang tuna rungu dan tuna wicara sangat sulit dalam belajar hal – hal baru di sekelilingnya. Hal ini dijelaskan oleh Jamaris (2006:80-92), bahwa terdapat masalah-masalah perilaku psikososial, berkesulitan belajar,

ataupun anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif, sehingga perlu

adanya media yang dibuat untuk mempermudah pembelajarannya. Media yang

dibuat haruslah menarik dan meningkatkan minat belajar kepada anak-anak

dengan menggunakan bahasa dasar yang mudah dipahami anak-anak tersebut,

yaitu dengan bahasa isyarat yang sesuai dengan cara berkomunikasi sehari-hari.

Pengenalan nama-nama hewan dengan bahasa isyarat merupakan langkah

awal dalam pembelajaran anak–anak TK penyandang tuna rungu yang mudah, sehingga anak–anak TK penyandang tuna rungu tersebut dengan mudah mengenal nama–nama hewan.

Hewan merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang sering

dijumpai sehari–hari.Untuk anak–anak, hewan merupakan awal dari pembelajaran yang mudah karena pengenalan hewan kepada anak usia taman kanak-kanak (TK)

sangat berpengaruh untuk membantu merangsang imajinasi dan

(17)

\

.Gambar 1.1 Kegiatan Pengenalan Anak-anak Pada Hewan di Kebun Binatang Sumber : www.vemale.com, 2016

Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu

tulisan dengan menggunakan gambar dengan teknik drawing, lukisan, fotografi,

atau teknik seni rupa lainnya. Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita, memberikan bayangan

bentuk alat – alat yang digunakan di dalamtulisan ilmiah, memberikan bayangan langkah kerja, mengkomunikasikan cerita, menghubungkan tulisan dengan

kreativitas dan individualitas manusia, memberikan humor – humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan, dan dapat menerangkan konsep yang disampaikan

(Wiranda, 2013:14).

Sehingga dengan menggunakan buku fotografi bahasa isyarat merupakan

konsep yang bertujuan untuk mengkomunikasikan nama-nama hewan

ternaksecara efektif kepada anak-anak penyandang tuna rungu dan juga sebagai

media pengenalan bahasa isyarat kepada masyarakat luas.kelompok lain atau

binatang pada umumnya digunakan istilah fotofagus, contoh: sapi, rusa dan

(18)

Gambar 1.2 Kelompok Hewan Yang Dikenal Anak Sumber : Hasil Olahan Penelitian, 2016

Pada masa usia dini (usia 4-6 tahun), anak mengalami masa keemasan (the

golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk

menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda,

seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.

Kebijakan pemerintah yang digariskan di dalam Undang-Undang Republik

Indonesia nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, antara lain,

dinyatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan takwa

terhadap Tuhan Yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan

dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Buku fotografiSistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) merupakan konsep

yang bertujuan untuk mengkomunikasi nama-nama hewan ternaksecara efektif

kepada anak-anak penyandang tunarungu dan sebagai media pengenalan bahasa

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalahnya

adalah:

Bagaimana Merancang Buku Fotografi Nama-Nama Hewan TernakDengan

Sistem Isyarat BahasaIndonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak

Tunarungu di TKLB-B Karya Mulai Surabaya.

1.3 Batasan Masalah

Penyusunan penelitian memerlukan adanya pembatasan masalah supaya

tidak menyimpang dari tujuan semula dan menghindari kerancuan serta perluasan

masalah, maka pokok permasalahan yang dibatasi adalah:

a. Merancang buku pengenalan nama–nama hewan ternakberbasis ilustrasi foto untuk anak-anak usia 4-6 tahun.

b. Bahasa isyarat menggunakan teknik fotografi bahasa tubuh.

c. Nama hewanternakcontohnyaseperti: Sapi, domba, kuda, anjing, katak hijau,

kelinci, babi, rusa, kerbau, ikan, kucing, belut, lebah, ular, ayam, burung,

bebek.

1.4 Tujuan

Tujuan dari perancangan laporan tugas akhir ini adalah:

Merancang buku fotografi pengenalan nama-nama hewanternak khususnya hewan

(20)

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari laporan tugas akhir ini adalah:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari laporan tugas akhir ini, yaitu:

a. Sebagai media pembelajaran untuk mengenalkan nama-nama hewan

ternakkepada anak-anak tuna rungu.

b. Sebagai media pembelajaran yang mudah dalam membantu belajar kepada para

penyandang tuna rungu khususnya TKLB-B.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari laporan tugas akhir ini, yaitu:

a. Sebagai buku referensi dalam pembelajaran di sekolah–sekolah luar biasa. b. Sebagai tambahan ilmu dan wawasan penulis mengenai bahasa isyarat melalui

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Kategori dalam Fotografi

Pengertian fotografi seperti yang diungkap dalam

www.wikpedia.orgadalah berasal dari kata Yunani yaitu”fos” : cahaya dan

grafo” : melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan

media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk

menghasilkan dambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan

cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Tanpa

cahaya,tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan

cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar mediun

penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya

yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengancahaya yang memasuki

medium pembiasan.

Kategori foto merupakan pembagian klasifikasi foto berdasarkan

pengambilan obyek foto. Karena dalam memotret yang perlu diperhatikan terlebih

dahulu adalah obyek apa yang akan dipotret. Sehingga dalam pelaksanaan

pemotretannya bisa dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Seperti yang terklasifikasikan dalam situs fotografi terbesar di Indonesia

(22)

1. Abstrak

Gambar 2.1 Foto Abstrak Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Yaitu foto-foto obyek yang mengutamakan keindahan komposisi, pemainan

bentuk dan warna, serta elemen-elemen grafi dan tekstur.

2. Arsitektur

Gambar 2.2 Foto Arsitektur Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Merupakan foto-foto yang menampilke cantikan bangunan buatan manusia,

(23)

3. Budaya

Gambar 2.3 Foto Budaya Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Obyek foto berupa tampilan budaya tradisional, kontemper, dan modernseperti

tari-tarian, festival budaya tradisional dan tradisilokal.

4. Fashion

Gambar 2.4 Foto Fashion Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto busana yang dirancing khusus dan kenakan oleh model foto, berupa

foto dicatwalk, studio atau lokasi khusus, dan berbeda dengankategori model

(24)

5. Humor

Gambar 2.5 Foto Humor Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang mengandung unsur–unsur kelucuan / humor. Foto ini bisa

dibuat dengan dirancang terlebih dulu, mampu foto yang dibuat secara spontan.

6. Interior

Gambar 2.6 Foto Interior Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Obyek utama adalah interior tuang, dan berbeda dengan kategori asitektur yang

(25)

8. Jurnalistik

Gambar 2.7 Foto Jurnalistik Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang dihasilkan oleh jurnalis foto dalam melakukan tugasnya, dan

non-jurnalis foto yang merekem peristiwa-peristiwa.

9. Komersial

Gambar 2.8 Foto Komersial Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang obyeknya adalah pemandangan alam yang usnsur utamanya

berupa unsur tak hidup seperti tanah, air, langit atau kombinasi ketiganya, dan

berbeda dengan kategori Nature yang menonjolkan obyek-obyekberupa

(26)

10. Landscape

Gambar 2.9 Foto Landscape Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang obyeknya adalah pemandangan alam yang unsur utamanya

berupa unsur-unsur tak hidup seperti tanah, air, lanjit atau kombinasi

ketiganya, dan berbeda dengan kategori nature yang menonjolkan

obyek-obyek berupa makhluk hidup.

11. Lubang Jarum

Gambar 2.10 Foto Lubang Jarum Sumber: Fotografi Dasar, 2013

(27)

12. Marko

Gambar 2.11 Foto Marko Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto benda kecil yang ditampilkan dengan perbesaran 1:2 atau lebih.

13. Manusia

Gambar 2.12 Foto Manusia Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Bahasa kerennya adalah foto human interest, obyek utamanya berupa manusia

secara individual dan kelompok, yang utamanya ditujukan untuk menampilkan

(28)

14. Model

Gambar 2.13 Foto Model Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang menampilkan model foto, tanpa penekanan pada unsur fashion.

15. Nature

Gambar 2.14 Foto Nature Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Segala fenomena alam, satwa lair hidup dihabitat aslinya serta

tumbuh-tumbuhan liar yang hidup dihabitat alaminya. Kehadiran manusia atau segala

bentuk hasil karya budaya manusia tidak boleh tampak dalam foto. Demikian

pula, satwa yang sudah ditangkar, dikurung, diawetkan dan tumbuh-tumbuhan

yang berupa tumbuhan hibrida, ditanam manusia dan diawetkan tidak termasuk

dalam fotografi nature. Fenomena geologi dan foto serangga termasuk dalam

kategoriini. Nilai penuturan sebuah cerita lebih ditekankan dari pada

(29)

kotoran dan tidak merubah foto aslinya. Manipulasi lebih dari pada itu tidak

diperkenankan dalam bentuk apapun.

16. Olah Digital

Gambar 2.15 Foto Olah Digital Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Karya-karya yang meruupakan hasil olah digital, kolase foto, dan teknik-teknik

digital lain. Suatu karya tidak perlu dimasukkan dalam kategori oleh digital

bila:

Croping

Resize dan rotasi

 Desaturasi (dibuat jadi BW)

 Pengubahan warna, gelap-terang, dan kontras (seperti dengan tools

level, curve, selective color, brightness-contrass, color balance,

sharpening, dodging and burning) yang bertunjuan memperbaiki

warna dan kontras sehingga mendekati kondisi alami.

 Penambaha bingkai foto dan penulisan copryright.

Kategori Olah Digital wajib dipilih untuk foto yang telah mengalami olah

(30)

Stiching atau sandwich (penggabungan beberapa foto menjadi satu

foto)

Distort/prespektif

 Penambahan objek digital (lens flare, blackground, tulisan, dll)

 Penambahan blur pada background.

 Pengubahan warna, gelap-terang, dan kontras (seperti dengan tools

:level, curve, selective color, brightness-contrass, colorbalance,

sharpening,dodging and burning) yang bertujuan menciptakan

nuansa yang berbeda dengan kondisi alami.

17. Olahraga

Gambar 2.16 Foto Olahraga Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Fotoolah raga adalah menampilkan foto-foto event olahraga,baik di dalamruang

(31)

18. Panggung

Gambar 2.17 Foto Panggung Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto pertunjukan di panggung, seperti konser musik,pentas showbiz,

pertunjukan tari dan pentas theater.

19. Pedesaan

Gambar 2.18 Foto Pedesaan Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang menampilkan kehidupan pedesaan, seperti interaksi

(32)

20. Perkotaan

Gambar 2.19 Foto Perkotaan Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto menampikan kehidupan perkotaan, seperti interaki masyarakat,

suasana dan dinamika kehidupan.

21. Pernikahan

Gambar 2.20 Foto Penikahan Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari prewedding,liputan,

(33)

22. Pets

Gambar 2.21 Foto Pets Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang menampilkan binatang peliharaan seperti kucing anjing,

maupun ayam.

23. Potret

Gambar 2.22 Foto Potret Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto dengan obyek manusia, baik secara individual maupun kelompok,

(34)

24. Satwa

Gambar 2.23 Foto Satwa Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto hewan yang masih hidup dihabitat alaminya, atau yang hidup di

habitat buatan manusia yang mirip dengan aslinya, seperti taman nasional dan

taman safari. Berbeda dengan kaegori pets yang obyeknya berupa hewan

perlahiraan yang sudah jinak.

25. Snapshot

Gambar 2.24 Foto Snapshot Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang dihasilkan tanpa perencanaan, perlengkapan atau teknik khusus,

(35)

26. Still Life

Gambar 2.25 Foto Still Life Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto benda tidak bergerak yang diatur atau dibuat secara khusus untuk

membentuk komposisi yang indah. Foto-foto karya seni,detil mesin, dan

patung termasuk dalam kategori.

27. Stock Photo

Gambar 2.26 Foto Stock Photo Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto yang dibuat secara khusus untuk kepetingan stock photography, yang

(36)

28. Transportasi

Gambar 2.27 Foto Transportasi Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto-foto moda transportasi, baik.darat, laut maupu udara, bisa berupa pesawat

terbang, kereta api, perahu, kapal, bis, dan truk.

29. Wisata

Gambar 2.28 Foto Wisata Sumber: Fotografi Dasar, 2013

Foto wisata (photo travil) harus menunjukkan perasaan terhadap waktu dan

tempat, citra sebuah daerah, penduduknya, atau suatu budaya dalam situasi

aslinya, dan tidak ada batasan geografis. Ultra close-up yang kehilangan

identitas asli, foto studio, atau manipulasi fotografi yang merubah

penamapakan situasi sebenarnya atau merubah isi fototidak masuk dalam photo

(37)

30. Lain-lain

Foto-foto yang tidak termasuk ke 29 kategori di sini.

Setelah mengetahui tentang kategori foto ini maka apa saja yang diperlukan

dalam melakukan pemotertan? Untuk selanjutnya akan dibahas perbagian yang

dibagi dalam beberapa bab (Aziz,2013:2-19).

2.2 Pengertian Bahasa Isyarat

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dilakukan itu merupakan salah

satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu didalam

masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tataan yang sistematis tenatang

separangkat isyarat jari, tangan, dan berbagai gerak yang melambangkan kosa

kata bahasa Indonesia. Di dalam upaya pembakuan tersebut, dipertimbangkan

beberapa tolok ukur yang mencakup segi mudahan, keindahan, dan ketepatan

pengungkapan makna atau stunktur kata, di samping beberpa segi yang lain.

Secara terperinci tolok ulur itu sebagai berikut:

1. Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili sintaksis bahasa

Indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini

merupakan tujuan utama suatusistem isyarat, yaitu suatu sistem yang

mengalihkan bahasa masyarakat umum ke dalam isyarat. Upaya ini berbeda

dengan bahasa isyarat yang biasa berkembang di antara kaum tunarungu

secara almi dan sampai sekarang belum di teliti dan bisa memiliki tata dan

(38)

2. Sistem isyarat yang disusun harus mewkilisatu kata dasar atau imbuhan,

tanpa mentutup kemungkinan adanya beberapa perkecualian bagi

dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna. Misalnya untuk kata

gabung yang sudah demikian padu maknanya sehingga tidak di wakili oleh

dua isyarat. Kata-kata yang mempunyai arti ganda memerlikan pertimbangan

berdasakan tiga prinsip yaitu ada/tidak persamaan arti, ejaan dan ucapan,

serta lema yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bila

dua dari ketiga prinisip tersebut sama dan hanya satu lema untuk kata tersebut

dalam KBBI, isyarat yang sama harus digunakan. Jika prinsip ini tidak diikuti

maka jumlah isyarat dalam sistem ini terlalu besar sehingga akan

membingungkan tunarungu, khususnya ketika membaca dan menulis.

3. Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasu sosial, budaya, dan

ekologi bahasa indonesia. Pemilihan isyarat perlu menhindari adanya

kemungkinan konotasi yang kurang etis didalam komponen isyarat di daerah

tertentu di Indonesia.

4. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan

kejiwaan siswa.

5. Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak

dipergunakan oleh kaum tunarungu Indonesia dan harus dikembangkan

melalui konsultasi dengan wakil-wakil dari masyarakat.

6. Sistem isyarat harus mudah dipelajar dan digunakan oleh siswa, guru, orang,

tua murid, dan masyarakat.

7. Isyarat yang dirancang harus memiliki kelayakan dan wujud dan maknanya.

(39)

yang jelas, tetapi sederhana, indah dan menarik gerakannya. Makna isyarat

haus menujukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untuk

dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya).

8. Isyarat yang dirancang harus dapat dipakai pada jarak sedekat mngkin

berbicara yang wajar dalam upaya merealisasikan tujuan konsep komunkasi

total yaitu keserempakan dalam berisyarat dan berbicara sewaktu

berkomunikasi.

9. Sistem isyarat harus di tuangkan dalam kamus sistem Isyarat Bahasa

Indonesia yang efisien engan deskripsi dan gambar yang akurat (Departemen

Pendidikan Nasional, 2002:14-15).

2.3BukuReferensi

Kata referensi berasal dari bahasa Inggris reference dan merupakan kata

kerja to refer yang artinya menunjuk kepada. Buku referensi merupakan buku

yang dapat memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, pariwisata,

data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang terkenal. Di

perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut

“Koleksi Referensi” sedangkan ruang tempat penyimpanannya disebut Ruang

Referensi. Buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku petunjuk, harus

selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada

setiap saat.

Buku referensi disebut pula buku rujukan atu acuan. Disebut buku rujukan

(40)

untuk mencari informasi khusus. Lazimnya, buku referensi tidak didesain untuk

dibaca terus menerus seperti halnya dengan buku cerita atau buku pelajaran.

Pada hakikatnya setiap buku dapat dijadikan buku referensi asalkan

informasi yang tercantum di dalamnya sudah diakses. Bila dirinci lebih lanjut

maka karakteristik buku biasa akan berbeda dengan buku referensi. Buku biasa

dibuat dalam bentuk eksposisi berkesinambungan artinya dikembangkan kalimat

demi kalimat, paragraf demi paragraf, serta bab demi bab. Masing-masing bagian

dikaitkan pasa setiap tingkat, artinya dar satu bab ke bab yang lain, jadi ada unsur

kesinambungan misalnya, biografi seorang tokoh.

Buku referensi dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan

khusus. Dengan demikian buku referensi memiliki ciri sebagai berikut.

a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya

bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan. Buku

referensi lebih merujuk ke sumber lain yang memiliki informasi yang

dibutuhkan pemakai.

b. Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa.

2.4 Media

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam ilmu

komunikasi, media bisa diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan

alat-alat komunikasi. Kalimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang secara

harfiah mempunyai arti perantara atau pengantar. Menurut Grossberg media

(41)

berpendapat dan menyebarkan informasi ke segala arah, yakni kepada publik dan

institusi lainnya termasuk pemerintah. Media dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Media Cetak

Media cetak adalah media yang mempergunakan unsur pencetakan untuk

penyampaian pesannya. Sehingga pesan dapat dilihat atau dibaca oleh massa.

Contohnya : surat kabar, buku, majalah, jurnal, leaflet, brosur, stiker, bulletin,

hand out, poster, spanduk, dan lain sebagainya. Jenis media ini tergolong

jenis media murah atau tidak memakai biaya yang cukup besar, media cetak

dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.

2. Media Elektronik

Media ini menggunakan perangkat elektronik untuk alat penyampaian pesan

dari sumber kepada konsumen. Pesan dapat dilihat, didengar, atau dibaca oleh

khalayak karena bentuknya lebih kompleks dari sekedar media cetak, dengan

kemajuan teknologi yang semakin cepat. Contohnya: televisi, radio, film,

video recording, computer, electronic board, audio cassette, internet dan

sebagainya.

2.5 Tipografi

Di dalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni

untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh katrena itu,

“menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam

sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang

(42)

tertentu, baik menggunakan mesin cetak offset, mesin cetak dekstop, cetak sablon,

dll.

Desain komunikasi visual tidak bisa lepas dari tipografi sebagai unsur

pendukungnya. Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh budaya serta

teknik pembuatan. Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya bisa

dipersepsikan berbeda. Pemilihan huruf tidak semudah yang dibayangkan, ribuan

bahkan jutaan jumlah huruf menyebabkan desainer harus cermat dalam memilih

tipografi yang tepat untuk karyanya.

Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti

suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga

memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual.

Hal itu dikarenakan terdapatnya nilai fungsional dan nilai estetika dalam suat

huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan.

Lazlo Moholy berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi. Oleh

karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat,

jelas (clarity), dan terbaca (legability). Eksekusi terhadap desain tipografi dalam

rancang grafis pada aspek legability akan mencapai hasil yang baik bila melalui

proses investigasi terhadap makna naskah, alasan-alasan kenapa naskah harus

dibaca, serta siapa yang membacanya.

2.6 TeoriWarna

Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan

(43)

tajam utuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang

munculnya rasa haru, sedih, gembira, mooddan semangat.

Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi

citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon

secara psikologis. Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, membuat

daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons

secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut :

a. Merah : Kekuatan, bertenaga, krhangatan, nafsu, cinta, agresifitas,

bahaya.

b. Biru : Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi,

kebersihan, perintah.

c. Hijau : Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan,

pembaruan.

d. Kuning : Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran/kecurangan,

pengecut, pengkhianatan.

e. Ungu : Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.

f. Orange : Energi, keseimbangan, kehangatan.

g. Coklat : Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.

h. Abu-abu : Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak.

i. Putih : Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa),

steril, kematian.

j. Hitam : Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri,

(44)

2.7 Pengertian Media Pembelajaran

Pembelajaran berlangsung jika terjadi proses pengembang pengetahuan,

keahlian-keahlian, atau sikap-sikap baru ketika seorang individu berinteraksi

dengan informasi dan lingkungannya. Perangcangan pembajaran tersebut

memiliki sangat banyak keterkaitan, bukan saja dengan informasi apa yang

dipelajari, tetapi juga dengan bagaimana para siswa menggunakan apa yang

mereka pelajari. Ungkapan ini ingin menegaskan bahwa pembelajaran bukan

sekedar pengalihan informasi.

Membuat pembelajaran menjadi sekeder subset informasi, seperti yang

dilakukan oleh Duchastel tersebut di atas, nampaknya lebih dari sekedar

perubahan kecil dalam definisi pembelajaran. Hal ini antaralain di sebabkan oleh

kenyataan bahwa pembelajaran lebih dari sekedar menyediakan relasi-relasi di

antara supplaier informasi dengan siswa. Dalam definisi pembelajaran yang

bertolak dari akar pendidikan dan bukan sekedar pelatihan maka jenis tugas,

tujuan pembelajaran, serta kebutuhan siswa perlu dipertimbangkan. Pembelajaran

juga meliputi penyediaan panduan siswa, feedback, dan praktek – yang mana

semua itu tidak bisa disediakan oleh informasi. Peneliti sependapat Denganmeyrs

(1999) bahwa ada perbedaan yang cukup jelas antara informasi dan pembelajaran,

karena itu teknologi informasi berada dengan teknologi pembelajaran. Pendapatini

sejalan dengan Reigeluth (1989) yang menyatakan bahwa pembejaran bukanlah

sekedar penyediaan informasi sebab pembelajaran merupakan praktik desain

(45)

yang terbukti. Implikasi dari kenyataan dari kenyataan ini ialah jika sebuah

pembelajaran tidak membuat seseorang untuk belajar, maka ia tidak memiliki

nilai (Pranata, 2010:34-36).

2.8 Teori Perkembangan Anak Usia Dini

Masa Kanak-Kanak dari Usia 2 sampai 12 tahun. Tahap ini dimulai ketika

anak-anak mendapatkan sebuah independensi baru; mereka sekarang bisa

berjalan, berbicara, makan sendiri dan berlari kesana-kemari. Yang pasti mereka

mengembangkan kemampuan-kemampuan ini cara mereka sendiri juga. Selama

tahapan ini, anak-anak mulai memiliki sejenis rasio tertentu, namun bukan rasio

yang sanggup menghadapi kejadian-kejadian yang jauh atau abstraksi. Lebih

tepatnya, jenis rasio ini terikat lagsung pada gerakan tubuh dan indra (Crain,

2007:18).

Zona-zona dan Mode-modenya. Selama tahap ketiga freud (antarausia 3-6

tahun), Kepedulian anak kepada zona anal membuka jalan menuju perhatian

kepadazona genital. Anak memfokuskan ketertarikan pada alat kelaminnya dan

menjadi sangat ingin tahu organ kelamin anak lain. Mereka juga mulai

membayangkan dirinya di dalam peran orang dewasa, bahkan berani bersiang

dengan salah satu orang tuanya untuk memperoleh kasih sayang yang lain. Anak

memasuki krisis Odipal. Erikson menyebut mode utama di tahap ini sebagai

intrusi. Lewat istilah ini, beliau berharap bisa menangkap maksud Freud tentang

anak yang semakin tumbuh dalam keberanian, keingintahuan dan hasrat

presaingan. Istilah intrusi melukiskan aktivitas penis anak laki-laki, namun

(46)

kelamin, pematangan fisik dan kemampuan mental mendorong anak maju menuju

beragam aktivitas intrusif. “Hal-hal ini mecnakup intrusi kepada tubuh orang lan

lewat serangan fisik; intrusi ke dalam telinga dan pikiran orang lain lewat

percakapan agresif; intrusi kedalam ruang lewat gerakan-gerakan yang menyolok

dan intrusi kedalam hal-hal yang tidak diketahui lewat keingintahuan” (Crain,

2007:437).

2.9 Definisi Anak Tunarungu dan Tunawicara

Menurut Pernamari Somad dan Tati Herawati (1996:27) menyatakan

bahwa “Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang

diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagaian atau seluruh alat pendenganran,

sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendegarannya dalam kehidupan

sehari-hari yang memabawa dampak terhadap kehidupan secara kompleks”.

Sedangkan menurut Sardjono (1997:7) mengatakan bahwa, “Anak

tunarungu adalah anak yang kehilangan pendengaran sebelum belajar bicara atau

kehilangan pendengaran demikian anak sudah mulai belajar bicara karena suatu

gangguan pendengaran, suara dan bahasa seolah-olah hilang”.

Lebih lanjut, Moories (1991) menjabarkan bahwa, “A deaf person is one’s

hearing disabled to an extend usually 70 dB ISO or greater that precludes the

understanding of speech through the ear alone, with or without the use of hearing

disabled to an extend (usually 35-69 dB ISO) that make difficult but he does the

(47)

Sedangkan sebagian tunawicara adalah mereka yang menderita tuna rungu

sejak bayi/lahir, yang karenanya tidak dapat menangkap pembicaraan orang lain,

sehingga tak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya meskipun tak

mengalami ganguan pada alat suaranya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak penyandang tunarungu dan

tunawicara adalah anak yang kehilangan kemampuan untuk mendengar baik

sebagaian maupun seluruhnya yang mengakibatkan tidak mampu untuk

menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupannya sehari-hari dan juga

tidak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya (Murtini, 2010:19).

2.10 Hewan Beserta Contohnya

2.10.1Pengertian Hewan

Hewan adalah organisme yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak

dapat menyediakan makanannya sendiri, mampu bergerak atau setidak tidaknya

menggerakkan tubuhnya, dan tersusun dari banyak sel. Pada dasarnya hewan atau

disebut juga binatang atau fauna dan margasatwa (atau satwa saja) adalah

kelompok makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animali. Hewan

atau binatang ini setiap hari bisa kita temui di lingkungan sekitar kita. Hewan

dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, jenis makanannya, berdasarkan

penutup tubuhnya, cara berkembangbiaknya, penutup tubuhnya, cara geraknya,

dan cara bernapasnya. Sebenarnya ada penggolongan yang lebih umum, yaitu

penggolongan hewan berdasar tulang belakangnya. Vertebrata yaitu hewan yang

(48)

belakang. Disekitar kita, hewan bisa juga kita kelompokkan menjadi hewan liar,

hewan peliharaan dan hewan ternak. (Suyitno Aloysius, 2008)

2.10.2 Hewan Liar

Hewan liar merupakan hewan yang hidup bebas di alam baik di

perkampungan, hutan, sungai, ataupun di laut. Hewan liar tidak dipelihara

manusia. Contohnya seperti : gajah, harimau, macan, dan ular.

Gambar 2.29 Gajah

Sumber: www.alamsumatra.com, 2016

Gambar 2.30 Singa

(49)

Gambar 2.31 Harimau

Sumber: www.alamsumatra.com, 2016

Gambar 2.32 Ular

Sumber: www.alamsumatra.com, 2016

Biasanya hewan liar sering diburu untuk diambil bagian tubuhnya

sehingga sekarang hewan-hewan tersebut menjadi langka. Padahal keberadaan

hewan-hewan liar sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam (Intania

Putri, 2015)

(50)

Hewan peliharaan adalah hewan yang dipelihara oleh manusia yang

harus dirawat dan dipenuhi kebutuhan hidupnya serta memiliki tempat yang

layak. Hewan peliharaan dapat dianggap sebagai teman bagi manusia. Hewan

peliharaan pada umumnya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada

pemiliknya, memiliki penampilan yang menarik, memiliki suara yang indah,

betingkah lucu atau menggemaskan, unik dan dapat menghibur

pemiliknya. Hewan peliharaan yang populer dipelihara manusia diantaranya :

anjing, kucing, burung, ikan, ular, kelinci dan hewan yang dapat dipelihara lainya.

Memiliki hewan perlahiraan adalah salah satu hal terbaik yang dapat

Anda lakukan untuk kesehatan mental dan emosi Anda. Bahkan, penelitian-

penelitian telah menunjuk bahwa orang yang sakit atau terluka yang merawat

hewan perlahiraan sembuh jauh lebih cepat. Salah satu penyebabnya adalah

bahwa hewan memberikan cinta yang tulus dan senanagan memberi. Mereka

mudah mencintai dan anda merasa senang memberi mereka kasih sayang. Anjing,

khususnya, tampak hanya ingin berada di dekat Anda dan memberi cinta kepada

Anda. Selain itu, tak banyak risiko dalam berhubungan dengan hewan perlahiran.

Anda tak perlu khawatir bahwa Anda bisa tidak sengaja mengatakan sesuatu yang

menakiti perasaan hewan itu atau merasa tertekan untuk selalu bersikap baik

(David J. Lieberman, 2008)

2.10.4 Hewan Ternak

Hewan ternak merupakan hewan yang sengaja dikembangbiakkan untuk

kebutuhan konsumsi maupun industri. Contoh hewan ternak antara lain sapi,

kerbau, kuda, bebek, ayam dan anjing. Hewan ternak dapat dimanfaatkan daging,

(51)

Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam Bahasa

Indonesia keduanya memiliki arti yang sama yaitu “BETERNAK”, namun

sebenarnya ada perbedaan makna diantara keduanya :

1. Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi komponen

memelihara, merawat, mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur

kelahiran, penjagaan kesehatan serta mengambil manfaatnya.

2. Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya

menitikberatkan pada usaha mengatur perkembangbiakan seperti mengatur

perkawinan, pemilihan bibit, menjaga kemandulan dan kebuntingan serta

kelahiran.

3. Cross Breeding adalah Perkawinan antara hewan/ternak yang berbeda

bangsanya (Breed) dimana masing-masing adalah bangsa murni.

4. Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan murni (biasanya

didatangkan dari tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal. Sesudah itu

keturunannya yang betina dikawinkan pula dengan pejantan murni itu.

Hasil-hasil anakan yang jantan terus disingkirkan sampai pada titik tingkat genetik

tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan pejantan Unggul. Nama

yang umum dimasyarakat kalau masih dalam taraf grading up adalah

Peranakan.

5. Close Breeding/Inbreeding adalah Sistem perkawinan antar individu yang

masih erat hubungan kekeluargaannya.

6. Line Breeding adalah In Breeding yang diarahkan pada suatu sifat Individu

(52)

7. Line-crossing adalah persilangan antara lines baik dalam bangsa yang sama

ataupun antar bangsa yang berbeda.

a.Kegunaan Ternak

Ternak-ternak yang ada sekarang bermula dari hewan-hewan yang liar.

Karena adanya kepentingan manusia terhadap hewan-hewan liar tersebut, maka

manusia melakukan penjinakan (domestikasi) agar menjadi hewan piara (ternak)

yang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Adapun manfaat atau kegunaan dari

usaha ternak yaitu :

1)Sebagai Sumber Gizi

Produksi ternak seperti telur, daging dan susu merupakan bahan makanan yang

bergizi tinggi karena banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat.

Bahkan air susu merupakan komponen penyempurna dari pemenuhan 4 sehat 5

sempurna.

2) Sebagai Sumber Pupuk

Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik

alat-alat pertanian dan alat transportasi. Keberadaan sumber tenaga ternak

sebagai pembajak sawah masih dipertahankan karena topografi tanah pertanian

yang berbukit-bukit sehingga sangat sulit penerapan mekanisasi pertanian

modern. Hasil samping kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk

kandang bagi tanaman

(53)

Dengan memelihara ternak maka dapat merupakan sumber untuk memperoleh

uang.

4) Sebagai Sumber Bahan Industri

Hasil utama dan samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku

industri. Telur, daging dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri

makanan. Kulit, Bulu, tulang dan lainnya dapat digunakan untuk industri

kerajinan.

5) Sebagai Sumber Lapangan Kerja

Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan

tenaga kerja yang lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis

sehingga campur tangan manusia mutlak diperlukan.

6) Sebagai Sumber Penelitian Ilmu

Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana

penelitian yang efektif bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

b. Karakteristik Peternakan

1) Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia

dimana mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak

sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat

untuk mencapai tujuan.

2) Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan

analisis dinamis dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.

3) Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun

sampingan usaha peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik),

(54)

(Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky (Nilai

ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).

4) Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha

peternakan yang jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh

lingkungan yang besar.

5) Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan

teknologi tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem

Ektensif (Modal dan teknologi rendah/sedikit dengan tenaga kerja

tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah sedangkan ektensif

respon suplly tinggi.

6) Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non

Ruminansia (Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).

(55)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1PerancanganPenelitian

3.1.1 JenisPenelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis datanya termasuk penelitian

kualitatif karena didasari oleh respon atau reaksi pada bentuk-bentuk dan verbal

oleh pelihat atau khalayak sasaran dariperancang Buku Fotografi Nama-Nama

Hewan Ternak Dengan Bahasa Isyarat Sebagai Media Pembelajaran Anak

Tunarungu.

Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk angka atau bilangan,

misalnya kepuasan pelanggan (sangat puas, puas, kurang puas dan sebagaianya),

sehingga kita tidak dapat melakukan operasi matematika terhadapnya. Jenis data

ini disebut artibut. Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karateristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini

biasaanya didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut

ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data kualitatif/artibut dapat diangkakan

dalam bentuk ordinal atau nominal. Untuk mengolah data kualitatif/atribut,

(56)

3.1.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang dilakukan peneliti adalah di TKLB-B

Karya Mulia Surabaya Jl. A.Yani No 6-8 Surabaya.

Gambar 3.1 TK Karya Mulia Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

(57)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tidakan selebihnya adalah data tambah

seperti dokumen, dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagaian ini jenis

datanyadibagai dalam kata-kata dan tindak, sumber data tertulis, foto dan data

statistika.

3.2.1 Observasi

Dengan observasi sebagai alat pengumpul data dimaksud observasi yang

dilakukan secara sistematisbukan observasi sambil-sambilan atau secara kebetulan saja. Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang

sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau

memanipulasikannya (Nasution, 2012:106).

Observasi yang dilakukan peneliti, yaitu mengunjungi sekolah TKLB-B

Karya Mulia di Surabaya dengan melihat kondisi pembelajaran anak-anak di

TKLB-B.

3.2.2 Wawancara(Interview)

Wawancara atau interviewadalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Bila guru

menanyakan murid tentang keadaan rumah, atau kita menanyakan petani tentang

seluk-beluk pertanian, itu wawancara. Namun wawancara sebagai alat penelitian

(58)

Wawancaraadalahbentukkomunikasiantaradua orang, melibatkanseseorang

yanginginmemperolehinformasidariseoranglainnyadenganmengajukanpertanyaan-pertanyaan,berdasarkantujuantertentu.Padapenelitianiniwawancara yang

digunakanadalahwawancaraterstrukturatauwawancarabaku, yang

susunanpertanyaannyasudahdisiapkansebelumyaolehpeneliti (Mulyana: 180).

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah dengan mendatangi narasumber

Kepala Sekolah TKLB-B Karya Mulia yaitu Hj. Sri Lestari S. Pd, untuk

membicarakan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagaimana cara belajar anak-anak TKLB-B Karya Mulia?

2. Hal apa saja yang dipelajari oleh anak-anak TKLB-B Karya Mulia?

3. Buku apa saja yang mendukung pembelajaran di TKLB-B Karya

Mulia?

3.2.3 StudiLiteratur

Setiap penelitian memerlukan bahan yang bersumber dari perpustakaan.

Bahan ini meliputi buku-buku, majalah-majalah, pamflet, dan bahan dokumenter

(Nasution, 2012:145).

Perpustakan yang dilakukan peneliti adalah dengan meminjam serta

menelaah buku-buku mengenai fotografi dasar, buku mengenai hewan, buku

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang didapat dari sekolah TKLB-B Karya

Mulia Surabaya, buku dan artikel yang membahas mengenai media pembelajaran,

buku yang membahas tentang teori perkembangan anak usia dini dan beberapa

buku mengenai definisi anak tunarungu. Sehingga dapat memperkuat pembahasan

yang menjelaskan tentang perancangan desain buku dan dapat menjelaskan secara

(59)

3.2.4 Dokumentasi

Dokumenadalahsegalasesuatumateridalambentuktertulis yang

dibuatolehseseorang.Dokumendapatberupabuku, artikel, media massa,

catatanharian, undang-undang, notulen, blog,halaman, web danlainnya. 3.2.5 FGD (focus Group Discusion)

Focusgroup discussionadalahmetodekualitatif yang lazimdigunakanuntukmelacakhal-haltertentu yang inginditonjolkanatau yang

menjadiprioritasbagirespondenatausubjekpenelitian.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut Patton (1980:268), adalah proses mengatur urutan

data, mengoranisasikannya kedalam suatu pola, kategori,dan satuan uraian dasar.

Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu, memberikan arti yang singifikan

terhadap analisis, menjelaskan pola uraian,dan mencari hubungan di antara

dimensi-dimensi uraian. Bogdan dan Taylor (1975:79) mendefinsikan analisis

data sebagai proses yang merincu usaha secara formal untuk menemukan tema

dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai

usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Jika dikaji, pada

dasarnya definsi pertama lebih menitijberatkan pengorganisasian data sedangkan

yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data.Deangan demikian

definsi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalampola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehinggan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarakan oleh data (Moleong, 1997:103).

(60)

Setelah data diperoleh, dilakukanlah reduksi data. Fungsi dari

reduksi data ini adalah untuk memilih data yang relevan, memfokuskan data yang

mengarah kepada pemecahan masalah dan mengkelompokkan data yang

benar-benar dibutuhkan untuk proses perancangan. Hasil dari reduksi data ini berupa

data yang lebih relevan dengan permasalahan dan memudahkan untuk menarik

kesimpulan. Sehingga peneliti membuang data-data yang tidak perlu untuk

mereduksi data yang dianggap penting untuk menunjang perancangan ini.

3.3.2 Penyajian Data

Data yang sudah melalui proses reduksi data kemudian akan disajikan

dalam bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel. Tujuan dalam

penyajian data ini adalah untuk menggabungkan informasi yang telah diperoleh

sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Penyajian data juga akan

memudahkan penguasaan informasi dari hasil penelitian, serta menghindari

adanya pemikiran serta pengambilan keputusan secara subjektif.

3.3.3 Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dapat dilakukan selama proses penelitian

berlangsung. Seperti halnya proses reduksi data, setelah memperoleh data yang

cukup memadai maka selanjutnya dapat diambil kesimpulan sementara, dan

(61)

46 BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan Bab IV ini akan lebih terfokus pada metode yang digunakan

dalam perancangan karya, hasil dan analisis, observasi data serta teknik

pengolahan dalam Perancangan Buku Fotografi Nama-Nama Hewan

TernakDenganSistemIsyaratBahasa Indonesia(SIBI) Sebagai Media Pembelajaran

Anak Tunarungu di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

4.1 Hasil dan Analisis Data

Dari data yang sudah didapat dari observasi, wawancara maka diketahui

bahwa Perancangan Buku Fotografi Nama-Nama Hewan

TernakDenganSistemIsyaratBahasa Indonesia(SIBI) ini mempunyai makna yang

sangat penting sebagai media pembelajaran bagi Anak Tunarungu di TKLB-B

Karya Mulia Surabaya. Pembelajaran tersebut dengan mengenalkan nama-nama

hewan Ternak kepada Anak Tunarungu di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

Pengenalan nama-nama hewan dengan bahasa isyarat merupakan langkah

awal dalam pembelajaran anak-anak TK penyandang tuna rungu yang mudah,

sehingga anak-anak TK penyandang tuna rungu tersebut dengan mudah mengenal

nama - nama hewan.

Hewan merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang sering

dijumpai sehari-hari. Untuk anak-anak, hewan merupakan awal dari pembelajaran

(62)

sangat berpengaruh untuk membantu merangsang imajinasi dan kreatifitas

(http://eprints.ums.ac.id/, 2015).

4.1.1 Hasil Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

suatu obyek dan melakukan pencacatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu

yang menjadi target pengamatan.

1. Berdasarkan observasi dari beberapa jurnal, buku dan website terdapat berbagai macam data yang berhubungan dengan Nama-Nama Hewan

TernakDenganSistemIsyaratBahasa Indonesia(SIBI). Hasil observasi ini

diketahui bahwa Nama-Nama Hewan TernakDenganSistemIsyaratBahasa

Indonesia(SIBI) memiliki pembelajaran yang baik untuk Anak-Anak

Tunarungu TKLB-BKaryaMuliaSurabaya.

2. Mengenai observasi tentang pemilihan media buku dibandingkan dengan

media lainnya, didapat beberapa kelebihan media buku dibandingkan

dengan media lainnya, adalah:

a. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan

watak bangsa.

b. Buku dapat dijadikan pula sebagai sarana informasi untuk memahami

sesuatu dengan mudah.

c. Buku sangat diunggulkan dan tidak dapat digantikan posisinya sebagai

salah satu sumber informasi dan sumber pembelajaran.

(63)

e. Buku mempunyai manfaat untuk meningkatkan pemahaman, pembaca

dapat membaca berulang-ulang bagian yang dirasa sulit, sampai

dipahami maknanya.

4.1.2 Wawancara (interview)

Metode ini merupakan proses tanya jawab lisan yang berfungsi untuk

menggali informasi yang lebih mendalam mengenai permasalah yang sedang

dihadapi. Wawancara memungkinkan peneliti mendapatkan data dalam jumlah

yang sesuai dengan keinginan. Adapun informasi yang dipilih adalah seorang

guru Kepala Sekolah yang sudah cukup lama mengabdi dan mengenal karakter

Anak-Anak Tunarungu di TKLB-B KaryaMuliaSurabaya. Narasumber tersebut

didapat dari sumber TKLB-BKaryaMuliaSurabaya yaitu Hj. Sri Lestari S. Pd,

selaku Kepala Sekolah di TKLB-BKaryaMuliaSurabaya.

Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Sri Lestari S. Pd, selaku kepala

sekolah di TKLB-BSurabaya, maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut:

1. Anak-Anak Tunarungu mulai belajar pengenalan nama-nama hewan,

karena pembelajaran tersebut adalah langkah awal untuk mudah di pahami

sdi usia taman kanak-kanak.

2. Dengan mengkategorikan nama-nama hewan, anak-anak menjadi lebih

mudah memahami dan menambah pembelajaran.

4.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi peneliti diperoleh dari objek penelitian sekolah di TKLB-B

Karya Mulia Surabaya. Berikut adalah hasil dokumentasi berupa foto yang

(64)

Gambar 4.1 Bangunan TKLB-B Karya Mulia Surabaya

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2016

Gambar 4.2 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya

(65)

Gambar 4.3 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya

Sumber : Dokumentasi peneliti, 2016

4.1.4Analisis STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)

a. Segmentasi

1. Demografi :

Usia : 4-6 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – Laki dan Perempuan

Profesi : Pelajar

Pendidikan : TK

Kelas Sosial : Menengah

2. Geografis :

(66)

3. Psikografi :

Gaya Hidup : Aktif, suka mengunjungi kebun binatang, suka

membaca buku dan suka menonton film kartun

Kepribadian :Penyayanghewan dan ingin belajar hal baru

b. Targeting

Target yang disasar dari buku ini adalah seluruh anak-anak usia 4-6 tahun.

Namun, secara spesifik target yang disasar adalah anak penyandang Tuna Rungu

di TKLB-BKarya Mulia yang memulai untuk mengenal nama-nama hewan

ternak.

c. Positioning

Positioning yang ingin ditanamkan pada anak penyandang Tuna Rungu di TKLB-Bterhadap buku ini adalah sebagai buku ajar yang memberikan informasi

dan panduan tentang cara ejaan yang benar tentang hewan ternak kepada anak

Tuna Rungu yang baru mulai belajar mengenal nama-nama hewan yang di kemas

dengan menggunakan teknik Fotografi, yang dapat mudah dipahami dengan

(67)

4.1.5 Hasil Studi Eksisting

Gambar 4.4 Cover Buku Ilustrasi Hewan Ternak

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Buku ini keluaran milik Karisma Publishing Group yaitu tentang aktivitas dan keterampilan TK. Buku ilustrasi hewan ternak ini memberikan informasi tentang

macam-macam hewan ternak beserta ilustrasi dan namanya. Buku ilustrasi hewan

ternak ini dikemas dengan visual dan deskripsi yaitu menggunakan teknik ilustrasi

vektor yang dimana terdapat gambar hewan sesuai dengan deskripsi yang

(68)

Gambar 4.5 Isi Buku Ilustrasi Hewan Ternak

(69)
(70)

Strategi utama :

Tabel 4.1 Analisis SWOT Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

USP yang dimiliki oleh buku ini adalah:

USP (Unique Selling Preposition) terdiri dari 3 kata yaitu keunikan yang menjual (attractive), yang diusulkan/di-propose/diperkirakan paling membuat konsumen berpaling atau memilih “new product” ini dibandingkan dengan

kompetitor (Jonatan, 2007).

Buku Ilustrasi ini menggunakan teknik fotografi yang dimana pada setiap

hewan ternak yang di visualkan memiliki kesan tersendiri sehingga dapat menarik

minat anak-anak untuk membaca atau belajar.

4.2 Keyword

Pemilihan keyword dari pembuatan buku fotografi ini didasari oleh analisis data yang dilakukan dan berdasarkan data observasi maupun wawancara.

Kemudian ditemukan tiga aspek yaitu yang pertama Visual, kedua Inform, dan ketiga cerdas. Berikut penjelasan dari ketiga aspek tersebut, yaitu:

1. Visual, dari visual ini muncul dua kata yaitu ilustrasi dan fotografi. Visual

menurut KBBI, 2016 adalah seni dan penghasilan gambar cahaya pada film

atau permukaan yang dipekakan. Menjadikan suatu konsep dapat dilihat

dengan indra penglihatan.

(71)

2. Inform, dari Inform ini muncul dua kata yaitu mengenalkan dan edukasi.

Menurut KBBI, 2016 Inform adalah menyampaikan kabar dan sebagainya

supaya diketahui.

3. Cerdas, Cerdas muncul dua kata yaitu pintar dan pengetahuan.

Berdasarkan data-data kata kunci yang sudah ditemukan diatas maka

ditemukan sebuahkeyword yang pas untuk Perancangan Buku Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai

Media Pembelajaran Anak Tunarungu di TKLB – B Karya Mulia Surabaya yaitu

(72)

57 Gambar 4.2 Bagan Keyword

(73)

4.3 Deskripsi Konsep

Dari tahap analisis data yang dilakukan telah didapatkan konsep untuk

Perancangan Buku Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat

Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu di

TKLB–B Karya Mulia Surabaya yaitu Smart. Konsep Smart sendiri mempunyai tujuan agar anak-anak panda, cakap dan mahir melakukan atau mengerjakan

sesuatu.

Keyword “Smart” diharapkan mampu mewakili dalam Perancangan Buku

Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

(SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu di TKLB–B Karya Mulia

Surabaya yang sebagai target utama mengenal dan menarik perhatian ingin

mencoba untuk memahami nama-nama hewan ternak dalam bahasa SIBI.

4.4 Alur Perancangan

4.4.1 Tujuan Kreatif

Pada Perancangan Buku Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak

Tunarungu di TKLB–B Karya Mulia Surabaya guna memperkenalkan nilai-nilai

ilmu pengetahuan, sehingga mampu mempengaruhi target audience. Hasil analisis data dan keyword diharapkan akan didapatkan visualisasi yang sesuai dengan konsep perancangan.

Dengan keyword “Smart”, diharapkan visualisasi dapat menggambarkan

seseorang memiliki kemampuan dan rasa percaya diri sehingga perancangan buku

(74)

keinginan untuk beljar memahami nama-nama hewan ternak dengan bahasa

isyarat atau SIBI.

4.4.2 Strategi Kreatif

Perancangan buku fotografi pengenalan nama-nama hewan ternak diperlukan

strategi kreatif sebagai upaya mengenalkan nama-nama hewan ternak bagi anak

tunarungu. Pesan visual merupakan salah satu hal penting dari sebuah buku, agar

mampu menunjukkan identitas ciri khas yang terdapat dalam buku fotografi

dengan konsep “Smart”. Konsep “Smart” yang akan dikemas dalam buku

fotografi menggunakan gaya desain bertemakan belajar mengenal serta

memberikan pengetahuan mengenai nama-nama hewan terna dalam bahasa isyarat

atau SIBI.

1. Judul Buku

Judu buku yang akan ditampilkan pada beberapa desain adalah “Mari Belajar

SIBI” sesuai dengan tujuan utama yaitu memberikan ilmu pengetahuan

kepada anak-anak TKLB-B Karya Mulia. Jenis huruf pada judul buku yang

digunakan adalah Serif Comicadan menggunakan karakter font. 2. Tipografi (Visual)

Gambar

Gambar 2.16 Foto Olahraga
Gambar 2.17 Foto Panggung
Gambar 2.20 Foto Penikahan
Gambar 2.22 Foto Potret
+7

Referensi

Dokumen terkait

4 Post test Tes tulisan (UTS) Menguraikan teori perilaku dan membedakan setiap teori dalam PKIP dengan benar Menguraikan teori perilaku dalam PKIP kurang benar

Konfusianisme sebagai suatu ide filsafat yang menekankan pada keteraturan sosial dan etika selama ribuan tahun telah mengakar dan melebur menjadi satu dalam pranata

Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi tetapi bagian tengah tidak, sehingga menyebabkan terjadinya lingkaran kekejangan yang mengakibatkan persalinan tidak

Selain pala yang ditanam di kebun, masyarakat adat Patani juga mengenal pala hutan, yaitu pala yang tumbuh liar di dalam hutan, yang disebarkan oleh burung-burung.. Secara adat,

Bab Pendahulan ini terdiri dari lima sub-bab, yaitu sub-bab latar belakang, yang menjelaskan secara umum apa yang menjadi dasar pertimbangan pembuatan aplikasi dan secara

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 48 ayat (4), Pasal 50 ayat (5), Pasal 54 ayat (6), Pasal 55 ayat (7), Pasal 57 ayat (3), dan Pasal 59 ayat (2) Peraturan

Adapun metode yang dipakai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis deskriptif yang bertujuan menggambarkan karakteristik dari dua tokoh

(1) Dalam hal media pembawa berasal dari area yang tidak bebas HPIK dan/atau HPI Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dan/atau media pembawa merupakan