PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN
TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA
INDONESIA(SIBI)SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK
TUNARUNGU DI TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Desain Komunikasi Visual
Oleh :
DIDIT RIVAN EKA DANI
12420100040
FAKULTAS TEKNOLOGIDAN INFORMATIKA
PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU DI TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukansebagaisalahsatusyaratuntukmenyelesaikan
Program SarjanaDesainKomunikasi Visual
Oleh :
Nama : Didit Rivan Eka Dani
NIM : 12.42010.0040
Program Studi : S1 (Strata Satu)
Jurusan : DesainKomunikasi Visual
INSTITUT BISNIS DAN INFOMATIKA
STIKOM SURABAYA
TUGAS AKHIR
PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU DI TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA
I. Darwin Yuwono Riyanto, S.T., M.Med.Kom.
II. Sigit Prayitro Yosep, S.T.
Pembahas
I. Muh. Bahruddin, S.Sos., M.Med.Kom.
TugasAkhirinitelahditerimasebagaisalahsatupersyaratan untukmemperolehgelarSarjana
Dr.Jusak
DekanFakultasTeknologidanInformatika
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI DAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan dibawah ini, saya:
Nama : DiditRivanEkaDani
NIM : 12.42010.0040
Program Studi : S1 DesainKomunikasi Visual Fakultas : FakultasTeknologidanInformatika JenisKarya : TugasAkhir
JudulKarya : PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NAMA-NAMA HEWAN TERNAK DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU DI TKLB-B
KARYA MULIA SURABAYA
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, saya menyetujui memberikan kepada Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif (Non-Exclusive Royalti Free Right) atas seluruh isi/sebagian karya ilmiah saya tersebut di atas untuk disimpan, dialihmediakan dan dikelola dalam bentuk pangkalan data (database) untuk selanjutnya didistribusikan atau dipublikasikan demi kepentingan akademis dengan tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
2. Karya tersebut di atas adalah karya asli saya, bukan plagiat baik sebagian maupun keseluruhan. Kutipan, karya atau pendapat orang lain yang ada dalam karya ilmiah ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya.
3. Apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti terdapat tindakan plagiat pada karya ilmiah ini, maka saya bersedia untuk menerima pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.
Demikian lembar pengesahan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 24 Agustus2016
vii ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Perancangan Buku Fotografi Nama–Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia(SIBI)sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu di TKLB–B Karya Mulia Surabaya. Pendidikan saat ini sudah sangat maju untuk generasi penerus, hanya saja yang perlu diperhatikan lagi adalah anak-anak yang mempunyai keterbatasan fisik. Mereka perlu pembelajaran dan pemahaman yang lebih melalui buku-buku khusus terutama untuk anak penyandang tunarungu. Buku pembelajaran yang harus dikembangkan dengan menggunakan metode sistem bahasa isyarat bahasa indonesia.
xi
2.1 Pengertian dan Kategori dalam Fotografi ... 6
2.2 Pengertian Bahasa Isyarat ... 22
2.3 Buku Referensi ... 24
2.4 Media ... 25
2.5 Tipografi ... 26
2.6 Teori Warna ... 27
2.7 Pengertian Media Pembelajaran ... 29
2.8 Teori Perkembangan Anak Usia Dini ... 30
xii
2.10 Hewan Beserta Contohnya ... 32
2.10.1 Pengertian Hewan ... 32
2.10.2 Hewan Liar ... 33
2.10.3 Hewan Peliharaan ... 34
2.10.4 Hewan Ternak ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40
3.1 Perancangan Penelitian ... 40
3.1.1 Jenis Penelitian ... 40
3.1.2 Jenis Penelitian ... 41
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.2.1 Jenis Penelitian ... 42
3.2.2 Wawancara (Interview) ... 42
3.2.3 Studi Literatur ... 43
3.2.4 Dokumentasi ... 44
3.2.5 FGD (Focus Group Discusion) ... 44
3.3 Teknik Analisis Data ... 44
3.3.1 Reduksi Data ... 45
3.3.2 Penyajian Data ... 45
3.3.3 Kesimpulan ... 45
BAB IV PEMBAHASAN ... 46
4.1 Hasil dan Analisis Data ... 46
4.1.1 Hasil Observasi (Pengamatan) ... 47
4.1.2 Wawancara (Interview) ... 48
xiii
4.1.4 Analisa STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) ... 50
4.1.5 Hasil Studi Eksisting ... 52
4.1.6 Analisa SWOT ... 54
4.6Sistem Produksi Buku ... 72
4.6.1 Biaya Produksi Buku ... 72
4.7Implementasi Desain ... 77
4.7.1 Desain Cover ... 79
4.7.2 Desain Halaman Setelah Cover ... 80
4.7.3 Desain Halaman Ucapan Terima Kasih dan Kata Pengantar ... 81
4.7.4 Layout Halaman Isi Buku ... 82
4.7.5 Desain Halaman 1,2,3,4 ... 82
4.7.6 Desain Halaman 5,6,7,8 ... 83
4.7.7 Desain Halaman 9,10,11,12 ... 84
4.7.8 Desain Halaman 13,14,15,16 ... 85
4.7.9 Desain Halaman 17,18,19,20 ... 86
4.7.10 Desain Halaman 21,22,23,24 ... 87
4.7.11 Desain Halaman 25,26,27,28 ... 88
xiv
4.7.13 Desain Media Pendukung ... 90
BAB V PENUTUP ... 92
5.1 Kesimpulan ... 92
5.2Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
BIODATA PENELITI ... 96
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1Kegiatan Pengenalan Anak–Anak Pada Hewan di Kebun Binatang ... 2
Gambar 1.2Kelompok hewan Yang Dikenal Anak... 3
Gambar 2.1Foto Abstrak ... 7
Gambar 2.2 Foto Arsitektur ... 7
Gambar 2.3 Foto Budaya ... 8
Gambar 2.4 Foto Fashion ... 8
Gambar 2.5 Foto Humor ... 9
Gambar 2.6 Foto Interior... 9
Gambar 2.7 Foto Jurnalistik ... 10
Gambar 2.8 Foto Komersial ... 10
Gambar 2.9 Foto Landscape ... 11
Gambar 2.10 Foto Lubang Jarum... 11
Gambar 2.11 Foto Marko ... 12
Gambar 2.12 Foto Manusia ... 12
Gambar 2.13 Foto Model ... 13
Gambar 2.14 Foto Nature ... 13
Gambar 2.15 Foto Olah Digital ... 14
Gambar 2.16 Foto Olahraga ... 15
Gambar 2.17 Foto Panggung ... 16
Gambar 2.18 Foto Pedesaan ... 16
Gambar 2.19 Foto Perkotaan ... 17
Gambar 2.20 Foto Pernikahan ... 17
Gambar 2.21Foto pets ... 18
xvi
Gambar 2.23 Foto Satwa ... 19
Gambar 2.24 Foto Snapshot ... 19
Gambar 2.25 Foto Still life ... 20
Gambar 2.26 Foto Stock Photo ... 20
Gambar 2.27 Foto Transportasi ... 21
Gambar 2.28 Foto Wisata ... 21
Gambar 2.29 Gajah ... 33
Gambar 2.30 Singa ... 33
Gambar 2.31 Harimau ... 34
Gambar 2.32 Ular ... 34
Gambar 3.1 TK Karya Mulia ... 41
Gambar 3.2 TK Karya Mulia ... 41
Gambar 4.1 Bangunan TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 49
Gambar 4.2 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 49
Gambar 4.3 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 50
Gambar 4.4 Cover Buku Ilustrasi Hewan Ternak ... 52
Gambar 4.5 Isi Buku Ilustrasi Hewan Ternak ... 53
Gambar 4.6 Font Terpilih ... 60
Gambar 4.7 Warna Yang Terpilih ... 61
Gambar 4.8 Foto Angsa ... 61
Gambar 4.9 Foto Ayam ... 62
Gambar 4.10 Foto Bebek ... 62
Gambar 4.11 Foto Burung ... 63
Gambar 4.12 Foto Domba ... 64
Gambar 4.13 Foto Katak ... 64
xvii
Gambar 4.15 Foto Kerbau ... 65
Gambar 4.16 Foto Kucing ... 66
Gambar 4.17 Kupu-Kupu ... 66
Gambar 4.18 Foto Rusa ... 67
Gambar 4.19 Foto Unta ... 67
Gambar 4.20 Sketsa Alternatif Desain Cover Buku ... 70
Gambar 4.21 Sketsa Terpilih... 71
Gambar 4.22 Sketsa Layout Halaman Buku ... 78
Gambar 4.23 Desain Cover ... 79
Gambar 4.24 Desain Halaman Setelah Cover ... 80
Gambar 4.25 Desain Halaman Ucapan Terima Kasih dan Kata Pengantar ... 81
Gambar 4.26Sketsa Layout Halaman Buku ... 82
Gambar 4.27 Desain Halaman 1,2,3,4 ... 83
Gambar 4.28 Desain Halaman 5,6,7,8 ... 84
Gambar 4.29 Desain Halaman 9,10,11,12 ... 85
Gambar 4.30 Desain Halaman 13,14,15,16 ... 86
Gambar 4.31 Desain Halaman 17,18,19,20 ... 87
Gambar 4.32 DesainHalaman 21,22,23,24 ... 88
Gambar 4.33 Desain Halaman 25,26,27,28 ... 89
Gambar 4.34 Desain Halaman Biodata ... 89
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1Analisa SWOT ... 55
xix
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto Pengunjung Pameran ... 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak – anak penyandang tuna rungu dan tuna wicara sangat sulit dalam belajar hal – hal baru di sekelilingnya. Hal ini dijelaskan oleh Jamaris (2006:80-92), bahwa terdapat masalah-masalah perilaku psikososial, berkesulitan belajar,
ataupun anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif, sehingga perlu
adanya media yang dibuat untuk mempermudah pembelajarannya. Media yang
dibuat haruslah menarik dan meningkatkan minat belajar kepada anak-anak
dengan menggunakan bahasa dasar yang mudah dipahami anak-anak tersebut,
yaitu dengan bahasa isyarat yang sesuai dengan cara berkomunikasi sehari-hari.
Pengenalan nama-nama hewan dengan bahasa isyarat merupakan langkah
awal dalam pembelajaran anak–anak TK penyandang tuna rungu yang mudah, sehingga anak–anak TK penyandang tuna rungu tersebut dengan mudah mengenal nama–nama hewan.
Hewan merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang sering
dijumpai sehari–hari.Untuk anak–anak, hewan merupakan awal dari pembelajaran yang mudah karena pengenalan hewan kepada anak usia taman kanak-kanak (TK)
sangat berpengaruh untuk membantu merangsang imajinasi dan
\
.Gambar 1.1 Kegiatan Pengenalan Anak-anak Pada Hewan di Kebun Binatang Sumber : www.vemale.com, 2016
Buku ilustrasi adalah buku yang menampilkan hasil visualisasi dari suatu
tulisan dengan menggunakan gambar dengan teknik drawing, lukisan, fotografi,
atau teknik seni rupa lainnya. Fungsi khusus ilustrasi antara lain:
Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita, memberikan bayangan
bentuk alat – alat yang digunakan di dalamtulisan ilmiah, memberikan bayangan langkah kerja, mengkomunikasikan cerita, menghubungkan tulisan dengan
kreativitas dan individualitas manusia, memberikan humor – humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan, dan dapat menerangkan konsep yang disampaikan
(Wiranda, 2013:14).
Sehingga dengan menggunakan buku fotografi bahasa isyarat merupakan
konsep yang bertujuan untuk mengkomunikasikan nama-nama hewan
ternaksecara efektif kepada anak-anak penyandang tuna rungu dan juga sebagai
media pengenalan bahasa isyarat kepada masyarakat luas.kelompok lain atau
binatang pada umumnya digunakan istilah fotofagus, contoh: sapi, rusa dan
Gambar 1.2 Kelompok Hewan Yang Dikenal Anak Sumber : Hasil Olahan Penelitian, 2016
Pada masa usia dini (usia 4-6 tahun), anak mengalami masa keemasan (the
golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk
menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda,
seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Kebijakan pemerintah yang digariskan di dalam Undang-Undang Republik
Indonesia nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, antara lain,
dinyatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan takwa
terhadap Tuhan Yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Buku fotografiSistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) merupakan konsep
yang bertujuan untuk mengkomunikasi nama-nama hewan ternaksecara efektif
kepada anak-anak penyandang tunarungu dan sebagai media pengenalan bahasa
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalahnya
adalah:
Bagaimana Merancang Buku Fotografi Nama-Nama Hewan TernakDengan
Sistem Isyarat BahasaIndonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak
Tunarungu di TKLB-B Karya Mulai Surabaya.
1.3 Batasan Masalah
Penyusunan penelitian memerlukan adanya pembatasan masalah supaya
tidak menyimpang dari tujuan semula dan menghindari kerancuan serta perluasan
masalah, maka pokok permasalahan yang dibatasi adalah:
a. Merancang buku pengenalan nama–nama hewan ternakberbasis ilustrasi foto untuk anak-anak usia 4-6 tahun.
b. Bahasa isyarat menggunakan teknik fotografi bahasa tubuh.
c. Nama hewanternakcontohnyaseperti: Sapi, domba, kuda, anjing, katak hijau,
kelinci, babi, rusa, kerbau, ikan, kucing, belut, lebah, ular, ayam, burung,
bebek.
1.4 Tujuan
Tujuan dari perancangan laporan tugas akhir ini adalah:
Merancang buku fotografi pengenalan nama-nama hewanternak khususnya hewan
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari laporan tugas akhir ini adalah:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari laporan tugas akhir ini, yaitu:
a. Sebagai media pembelajaran untuk mengenalkan nama-nama hewan
ternakkepada anak-anak tuna rungu.
b. Sebagai media pembelajaran yang mudah dalam membantu belajar kepada para
penyandang tuna rungu khususnya TKLB-B.
1.5.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari laporan tugas akhir ini, yaitu:
a. Sebagai buku referensi dalam pembelajaran di sekolah–sekolah luar biasa. b. Sebagai tambahan ilmu dan wawasan penulis mengenai bahasa isyarat melalui
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Kategori dalam Fotografi
Pengertian fotografi seperti yang diungkap dalam
www.wikpedia.orgadalah berasal dari kata Yunani yaitu”fos” : cahaya dan
“grafo” : melukis/menulis) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan
media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk
menghasilkan dambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Tanpa
cahaya,tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan
cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar mediun
penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya
yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengancahaya yang memasuki
medium pembiasan.
Kategori foto merupakan pembagian klasifikasi foto berdasarkan
pengambilan obyek foto. Karena dalam memotret yang perlu diperhatikan terlebih
dahulu adalah obyek apa yang akan dipotret. Sehingga dalam pelaksanaan
pemotretannya bisa dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.
Seperti yang terklasifikasikan dalam situs fotografi terbesar di Indonesia
1. Abstrak
Gambar 2.1 Foto Abstrak Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Yaitu foto-foto obyek yang mengutamakan keindahan komposisi, pemainan
bentuk dan warna, serta elemen-elemen grafi dan tekstur.
2. Arsitektur
Gambar 2.2 Foto Arsitektur Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Merupakan foto-foto yang menampilke cantikan bangunan buatan manusia,
3. Budaya
Gambar 2.3 Foto Budaya Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Obyek foto berupa tampilan budaya tradisional, kontemper, dan modernseperti
tari-tarian, festival budaya tradisional dan tradisilokal.
4. Fashion
Gambar 2.4 Foto Fashion Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto busana yang dirancing khusus dan kenakan oleh model foto, berupa
foto dicatwalk, studio atau lokasi khusus, dan berbeda dengankategori model
5. Humor
Gambar 2.5 Foto Humor Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang mengandung unsur–unsur kelucuan / humor. Foto ini bisa
dibuat dengan dirancang terlebih dulu, mampu foto yang dibuat secara spontan.
6. Interior
Gambar 2.6 Foto Interior Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Obyek utama adalah interior tuang, dan berbeda dengan kategori asitektur yang
8. Jurnalistik
Gambar 2.7 Foto Jurnalistik Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang dihasilkan oleh jurnalis foto dalam melakukan tugasnya, dan
non-jurnalis foto yang merekem peristiwa-peristiwa.
9. Komersial
Gambar 2.8 Foto Komersial Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang obyeknya adalah pemandangan alam yang usnsur utamanya
berupa unsur tak hidup seperti tanah, air, langit atau kombinasi ketiganya, dan
berbeda dengan kategori Nature yang menonjolkan obyek-obyekberupa
10. Landscape
Gambar 2.9 Foto Landscape Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang obyeknya adalah pemandangan alam yang unsur utamanya
berupa unsur-unsur tak hidup seperti tanah, air, lanjit atau kombinasi
ketiganya, dan berbeda dengan kategori nature yang menonjolkan
obyek-obyek berupa makhluk hidup.
11. Lubang Jarum
Gambar 2.10 Foto Lubang Jarum Sumber: Fotografi Dasar, 2013
12. Marko
Gambar 2.11 Foto Marko Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto benda kecil yang ditampilkan dengan perbesaran 1:2 atau lebih.
13. Manusia
Gambar 2.12 Foto Manusia Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Bahasa kerennya adalah foto human interest, obyek utamanya berupa manusia
secara individual dan kelompok, yang utamanya ditujukan untuk menampilkan
14. Model
Gambar 2.13 Foto Model Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang menampilkan model foto, tanpa penekanan pada unsur fashion.
15. Nature
Gambar 2.14 Foto Nature Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Segala fenomena alam, satwa lair hidup dihabitat aslinya serta
tumbuh-tumbuhan liar yang hidup dihabitat alaminya. Kehadiran manusia atau segala
bentuk hasil karya budaya manusia tidak boleh tampak dalam foto. Demikian
pula, satwa yang sudah ditangkar, dikurung, diawetkan dan tumbuh-tumbuhan
yang berupa tumbuhan hibrida, ditanam manusia dan diawetkan tidak termasuk
dalam fotografi nature. Fenomena geologi dan foto serangga termasuk dalam
kategoriini. Nilai penuturan sebuah cerita lebih ditekankan dari pada
kotoran dan tidak merubah foto aslinya. Manipulasi lebih dari pada itu tidak
diperkenankan dalam bentuk apapun.
16. Olah Digital
Gambar 2.15 Foto Olah Digital Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Karya-karya yang meruupakan hasil olah digital, kolase foto, dan teknik-teknik
digital lain. Suatu karya tidak perlu dimasukkan dalam kategori oleh digital
bila:
Croping
Resize dan rotasi
Desaturasi (dibuat jadi BW)
Pengubahan warna, gelap-terang, dan kontras (seperti dengan tools
level, curve, selective color, brightness-contrass, color balance,
sharpening, dodging and burning) yang bertunjuan memperbaiki
warna dan kontras sehingga mendekati kondisi alami.
Penambaha bingkai foto dan penulisan copryright.
Kategori Olah Digital wajib dipilih untuk foto yang telah mengalami olah
Stiching atau sandwich (penggabungan beberapa foto menjadi satu
foto)
Distort/prespektif
Penambahan objek digital (lens flare, blackground, tulisan, dll)
Penambahan blur pada background.
Pengubahan warna, gelap-terang, dan kontras (seperti dengan tools
:level, curve, selective color, brightness-contrass, colorbalance,
sharpening,dodging and burning) yang bertujuan menciptakan
nuansa yang berbeda dengan kondisi alami.
17. Olahraga
Gambar 2.16 Foto Olahraga Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Fotoolah raga adalah menampilkan foto-foto event olahraga,baik di dalamruang
18. Panggung
Gambar 2.17 Foto Panggung Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto pertunjukan di panggung, seperti konser musik,pentas showbiz,
pertunjukan tari dan pentas theater.
19. Pedesaan
Gambar 2.18 Foto Pedesaan Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang menampilkan kehidupan pedesaan, seperti interaksi
20. Perkotaan
Gambar 2.19 Foto Perkotaan Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto menampikan kehidupan perkotaan, seperti interaki masyarakat,
suasana dan dinamika kehidupan.
21. Pernikahan
Gambar 2.20 Foto Penikahan Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang berkaitan dengan pernikahan, mulai dari prewedding,liputan,
22. Pets
Gambar 2.21 Foto Pets Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang menampilkan binatang peliharaan seperti kucing anjing,
maupun ayam.
23. Potret
Gambar 2.22 Foto Potret Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto dengan obyek manusia, baik secara individual maupun kelompok,
24. Satwa
Gambar 2.23 Foto Satwa Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto hewan yang masih hidup dihabitat alaminya, atau yang hidup di
habitat buatan manusia yang mirip dengan aslinya, seperti taman nasional dan
taman safari. Berbeda dengan kaegori pets yang obyeknya berupa hewan
perlahiraan yang sudah jinak.
25. Snapshot
Gambar 2.24 Foto Snapshot Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang dihasilkan tanpa perencanaan, perlengkapan atau teknik khusus,
26. Still Life
Gambar 2.25 Foto Still Life Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto benda tidak bergerak yang diatur atau dibuat secara khusus untuk
membentuk komposisi yang indah. Foto-foto karya seni,detil mesin, dan
patung termasuk dalam kategori.
27. Stock Photo
Gambar 2.26 Foto Stock Photo Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto yang dibuat secara khusus untuk kepetingan stock photography, yang
28. Transportasi
Gambar 2.27 Foto Transportasi Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto-foto moda transportasi, baik.darat, laut maupu udara, bisa berupa pesawat
terbang, kereta api, perahu, kapal, bis, dan truk.
29. Wisata
Gambar 2.28 Foto Wisata Sumber: Fotografi Dasar, 2013
Foto wisata (photo travil) harus menunjukkan perasaan terhadap waktu dan
tempat, citra sebuah daerah, penduduknya, atau suatu budaya dalam situasi
aslinya, dan tidak ada batasan geografis. Ultra close-up yang kehilangan
identitas asli, foto studio, atau manipulasi fotografi yang merubah
penamapakan situasi sebenarnya atau merubah isi fototidak masuk dalam photo
30. Lain-lain
Foto-foto yang tidak termasuk ke 29 kategori di sini.
Setelah mengetahui tentang kategori foto ini maka apa saja yang diperlukan
dalam melakukan pemotertan? Untuk selanjutnya akan dibahas perbagian yang
dibagi dalam beberapa bab (Aziz,2013:2-19).
2.2 Pengertian Bahasa Isyarat
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dilakukan itu merupakan salah
satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu didalam
masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tataan yang sistematis tenatang
separangkat isyarat jari, tangan, dan berbagai gerak yang melambangkan kosa
kata bahasa Indonesia. Di dalam upaya pembakuan tersebut, dipertimbangkan
beberapa tolok ukur yang mencakup segi mudahan, keindahan, dan ketepatan
pengungkapan makna atau stunktur kata, di samping beberpa segi yang lain.
Secara terperinci tolok ulur itu sebagai berikut:
1. Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili sintaksis bahasa
Indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
merupakan tujuan utama suatusistem isyarat, yaitu suatu sistem yang
mengalihkan bahasa masyarakat umum ke dalam isyarat. Upaya ini berbeda
dengan bahasa isyarat yang biasa berkembang di antara kaum tunarungu
secara almi dan sampai sekarang belum di teliti dan bisa memiliki tata dan
2. Sistem isyarat yang disusun harus mewkilisatu kata dasar atau imbuhan,
tanpa mentutup kemungkinan adanya beberapa perkecualian bagi
dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna. Misalnya untuk kata
gabung yang sudah demikian padu maknanya sehingga tidak di wakili oleh
dua isyarat. Kata-kata yang mempunyai arti ganda memerlikan pertimbangan
berdasakan tiga prinsip yaitu ada/tidak persamaan arti, ejaan dan ucapan,
serta lema yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bila
dua dari ketiga prinisip tersebut sama dan hanya satu lema untuk kata tersebut
dalam KBBI, isyarat yang sama harus digunakan. Jika prinsip ini tidak diikuti
maka jumlah isyarat dalam sistem ini terlalu besar sehingga akan
membingungkan tunarungu, khususnya ketika membaca dan menulis.
3. Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasu sosial, budaya, dan
ekologi bahasa indonesia. Pemilihan isyarat perlu menhindari adanya
kemungkinan konotasi yang kurang etis didalam komponen isyarat di daerah
tertentu di Indonesia.
4. Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan
kejiwaan siswa.
5. Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak
dipergunakan oleh kaum tunarungu Indonesia dan harus dikembangkan
melalui konsultasi dengan wakil-wakil dari masyarakat.
6. Sistem isyarat harus mudah dipelajar dan digunakan oleh siswa, guru, orang,
tua murid, dan masyarakat.
7. Isyarat yang dirancang harus memiliki kelayakan dan wujud dan maknanya.
yang jelas, tetapi sederhana, indah dan menarik gerakannya. Makna isyarat
haus menujukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untuk
dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya).
8. Isyarat yang dirancang harus dapat dipakai pada jarak sedekat mngkin
berbicara yang wajar dalam upaya merealisasikan tujuan konsep komunkasi
total yaitu keserempakan dalam berisyarat dan berbicara sewaktu
berkomunikasi.
9. Sistem isyarat harus di tuangkan dalam kamus sistem Isyarat Bahasa
Indonesia yang efisien engan deskripsi dan gambar yang akurat (Departemen
Pendidikan Nasional, 2002:14-15).
2.3BukuReferensi
Kata referensi berasal dari bahasa Inggris reference dan merupakan kata
kerja to refer yang artinya menunjuk kepada. Buku referensi merupakan buku
yang dapat memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, pariwisata,
data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang terkenal. Di
perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut
“Koleksi Referensi” sedangkan ruang tempat penyimpanannya disebut Ruang
Referensi. Buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku petunjuk, harus
selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada
setiap saat.
Buku referensi disebut pula buku rujukan atu acuan. Disebut buku rujukan
untuk mencari informasi khusus. Lazimnya, buku referensi tidak didesain untuk
dibaca terus menerus seperti halnya dengan buku cerita atau buku pelajaran.
Pada hakikatnya setiap buku dapat dijadikan buku referensi asalkan
informasi yang tercantum di dalamnya sudah diakses. Bila dirinci lebih lanjut
maka karakteristik buku biasa akan berbeda dengan buku referensi. Buku biasa
dibuat dalam bentuk eksposisi berkesinambungan artinya dikembangkan kalimat
demi kalimat, paragraf demi paragraf, serta bab demi bab. Masing-masing bagian
dikaitkan pasa setiap tingkat, artinya dar satu bab ke bab yang lain, jadi ada unsur
kesinambungan misalnya, biografi seorang tokoh.
Buku referensi dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan
khusus. Dengan demikian buku referensi memiliki ciri sebagai berikut.
a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya
bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan. Buku
referensi lebih merujuk ke sumber lain yang memiliki informasi yang
dibutuhkan pemakai.
b. Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa.
2.4 Media
Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Dalam ilmu
komunikasi, media bisa diartikan sebagai saluran, sarana penghubung, dan
alat-alat komunikasi. Kalimat media sebenarnya berasal dari bahasa latin yang secara
harfiah mempunyai arti perantara atau pengantar. Menurut Grossberg media
berpendapat dan menyebarkan informasi ke segala arah, yakni kepada publik dan
institusi lainnya termasuk pemerintah. Media dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Media Cetak
Media cetak adalah media yang mempergunakan unsur pencetakan untuk
penyampaian pesannya. Sehingga pesan dapat dilihat atau dibaca oleh massa.
Contohnya : surat kabar, buku, majalah, jurnal, leaflet, brosur, stiker, bulletin,
hand out, poster, spanduk, dan lain sebagainya. Jenis media ini tergolong
jenis media murah atau tidak memakai biaya yang cukup besar, media cetak
dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.
2. Media Elektronik
Media ini menggunakan perangkat elektronik untuk alat penyampaian pesan
dari sumber kepada konsumen. Pesan dapat dilihat, didengar, atau dibaca oleh
khalayak karena bentuknya lebih kompleks dari sekedar media cetak, dengan
kemajuan teknologi yang semakin cepat. Contohnya: televisi, radio, film,
video recording, computer, electronic board, audio cassette, internet dan
sebagainya.
2.5 Tipografi
Di dalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni
untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh katrena itu,
“menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam
sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang
tertentu, baik menggunakan mesin cetak offset, mesin cetak dekstop, cetak sablon,
dll.
Desain komunikasi visual tidak bisa lepas dari tipografi sebagai unsur
pendukungnya. Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh budaya serta
teknik pembuatan. Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya bisa
dipersepsikan berbeda. Pemilihan huruf tidak semudah yang dibayangkan, ribuan
bahkan jutaan jumlah huruf menyebabkan desainer harus cermat dalam memilih
tipografi yang tepat untuk karyanya.
Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa berarti
suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan, tetapi juga
memiliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual.
Hal itu dikarenakan terdapatnya nilai fungsional dan nilai estetika dalam suat
huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan citra yang ingin diungkapkan.
Lazlo Moholy berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi. Oleh
karena itu, tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat,
jelas (clarity), dan terbaca (legability). Eksekusi terhadap desain tipografi dalam
rancang grafis pada aspek legability akan mencapai hasil yang baik bila melalui
proses investigasi terhadap makna naskah, alasan-alasan kenapa naskah harus
dibaca, serta siapa yang membacanya.
2.6 TeoriWarna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan
tajam utuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang
munculnya rasa haru, sedih, gembira, mooddan semangat.
Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi
citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon
secara psikologis. Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, membuat
daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons
secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut :
a. Merah : Kekuatan, bertenaga, krhangatan, nafsu, cinta, agresifitas,
bahaya.
b. Biru : Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi,
kebersihan, perintah.
c. Hijau : Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan,
pembaruan.
d. Kuning : Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran/kecurangan,
pengecut, pengkhianatan.
e. Ungu : Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan.
f. Orange : Energi, keseimbangan, kehangatan.
g. Coklat : Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan.
h. Abu-abu : Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak.
i. Putih : Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, innocent (tanpa dosa),
steril, kematian.
j. Hitam : Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri,
2.7 Pengertian Media Pembelajaran
Pembelajaran berlangsung jika terjadi proses pengembang pengetahuan,
keahlian-keahlian, atau sikap-sikap baru ketika seorang individu berinteraksi
dengan informasi dan lingkungannya. Perangcangan pembajaran tersebut
memiliki sangat banyak keterkaitan, bukan saja dengan informasi apa yang
dipelajari, tetapi juga dengan bagaimana para siswa menggunakan apa yang
mereka pelajari. Ungkapan ini ingin menegaskan bahwa pembelajaran bukan
sekedar pengalihan informasi.
Membuat pembelajaran menjadi sekeder subset informasi, seperti yang
dilakukan oleh Duchastel tersebut di atas, nampaknya lebih dari sekedar
perubahan kecil dalam definisi pembelajaran. Hal ini antaralain di sebabkan oleh
kenyataan bahwa pembelajaran lebih dari sekedar menyediakan relasi-relasi di
antara supplaier informasi dengan siswa. Dalam definisi pembelajaran yang
bertolak dari akar pendidikan dan bukan sekedar pelatihan maka jenis tugas,
tujuan pembelajaran, serta kebutuhan siswa perlu dipertimbangkan. Pembelajaran
juga meliputi penyediaan panduan siswa, feedback, dan praktek – yang mana
semua itu tidak bisa disediakan oleh informasi. Peneliti sependapat Denganmeyrs
(1999) bahwa ada perbedaan yang cukup jelas antara informasi dan pembelajaran,
karena itu teknologi informasi berada dengan teknologi pembelajaran. Pendapatini
sejalan dengan Reigeluth (1989) yang menyatakan bahwa pembejaran bukanlah
sekedar penyediaan informasi sebab pembelajaran merupakan praktik desain
yang terbukti. Implikasi dari kenyataan dari kenyataan ini ialah jika sebuah
pembelajaran tidak membuat seseorang untuk belajar, maka ia tidak memiliki
nilai (Pranata, 2010:34-36).
2.8 Teori Perkembangan Anak Usia Dini
Masa Kanak-Kanak dari Usia 2 sampai 12 tahun. Tahap ini dimulai ketika
anak-anak mendapatkan sebuah independensi baru; mereka sekarang bisa
berjalan, berbicara, makan sendiri dan berlari kesana-kemari. Yang pasti mereka
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini cara mereka sendiri juga. Selama
tahapan ini, anak-anak mulai memiliki sejenis rasio tertentu, namun bukan rasio
yang sanggup menghadapi kejadian-kejadian yang jauh atau abstraksi. Lebih
tepatnya, jenis rasio ini terikat lagsung pada gerakan tubuh dan indra (Crain,
2007:18).
Zona-zona dan Mode-modenya. Selama tahap ketiga freud (antarausia 3-6
tahun), Kepedulian anak kepada zona anal membuka jalan menuju perhatian
kepadazona genital. Anak memfokuskan ketertarikan pada alat kelaminnya dan
menjadi sangat ingin tahu organ kelamin anak lain. Mereka juga mulai
membayangkan dirinya di dalam peran orang dewasa, bahkan berani bersiang
dengan salah satu orang tuanya untuk memperoleh kasih sayang yang lain. Anak
memasuki krisis Odipal. Erikson menyebut mode utama di tahap ini sebagai
intrusi. Lewat istilah ini, beliau berharap bisa menangkap maksud Freud tentang
anak yang semakin tumbuh dalam keberanian, keingintahuan dan hasrat
presaingan. Istilah intrusi melukiskan aktivitas penis anak laki-laki, namun
kelamin, pematangan fisik dan kemampuan mental mendorong anak maju menuju
beragam aktivitas intrusif. “Hal-hal ini mecnakup intrusi kepada tubuh orang lan
lewat serangan fisik; intrusi ke dalam telinga dan pikiran orang lain lewat
percakapan agresif; intrusi kedalam ruang lewat gerakan-gerakan yang menyolok
dan intrusi kedalam hal-hal yang tidak diketahui lewat keingintahuan” (Crain,
2007:437).
2.9 Definisi Anak Tunarungu dan Tunawicara
Menurut Pernamari Somad dan Tati Herawati (1996:27) menyatakan
bahwa “Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau
kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagaian atau seluruh alat pendenganran,
sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendegarannya dalam kehidupan
sehari-hari yang memabawa dampak terhadap kehidupan secara kompleks”.
Sedangkan menurut Sardjono (1997:7) mengatakan bahwa, “Anak
tunarungu adalah anak yang kehilangan pendengaran sebelum belajar bicara atau
kehilangan pendengaran demikian anak sudah mulai belajar bicara karena suatu
gangguan pendengaran, suara dan bahasa seolah-olah hilang”.
Lebih lanjut, Moories (1991) menjabarkan bahwa, “A deaf person is one’s
hearing disabled to an extend usually 70 dB ISO or greater that precludes the
understanding of speech through the ear alone, with or without the use of hearing
disabled to an extend (usually 35-69 dB ISO) that make difficult but he does the
Sedangkan sebagian tunawicara adalah mereka yang menderita tuna rungu
sejak bayi/lahir, yang karenanya tidak dapat menangkap pembicaraan orang lain,
sehingga tak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya meskipun tak
mengalami ganguan pada alat suaranya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak penyandang tunarungu dan
tunawicara adalah anak yang kehilangan kemampuan untuk mendengar baik
sebagaian maupun seluruhnya yang mengakibatkan tidak mampu untuk
menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupannya sehari-hari dan juga
tidak mampu mengembangkan kemampuan bicaranya (Murtini, 2010:19).
2.10 Hewan Beserta Contohnya
2.10.1Pengertian Hewan
Hewan adalah organisme yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak
dapat menyediakan makanannya sendiri, mampu bergerak atau setidak tidaknya
menggerakkan tubuhnya, dan tersusun dari banyak sel. Pada dasarnya hewan atau
disebut juga binatang atau fauna dan margasatwa (atau satwa saja) adalah
kelompok makhluk hidup yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animali. Hewan
atau binatang ini setiap hari bisa kita temui di lingkungan sekitar kita. Hewan
dapat digolongkan berdasarkan tempat hidupnya, jenis makanannya, berdasarkan
penutup tubuhnya, cara berkembangbiaknya, penutup tubuhnya, cara geraknya,
dan cara bernapasnya. Sebenarnya ada penggolongan yang lebih umum, yaitu
penggolongan hewan berdasar tulang belakangnya. Vertebrata yaitu hewan yang
belakang. Disekitar kita, hewan bisa juga kita kelompokkan menjadi hewan liar,
hewan peliharaan dan hewan ternak. (Suyitno Aloysius, 2008)
2.10.2 Hewan Liar
Hewan liar merupakan hewan yang hidup bebas di alam baik di
perkampungan, hutan, sungai, ataupun di laut. Hewan liar tidak dipelihara
manusia. Contohnya seperti : gajah, harimau, macan, dan ular.
Gambar 2.29 Gajah
Sumber: www.alamsumatra.com, 2016
Gambar 2.30 Singa
Gambar 2.31 Harimau
Sumber: www.alamsumatra.com, 2016
Gambar 2.32 Ular
Sumber: www.alamsumatra.com, 2016
Biasanya hewan liar sering diburu untuk diambil bagian tubuhnya
sehingga sekarang hewan-hewan tersebut menjadi langka. Padahal keberadaan
hewan-hewan liar sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam (Intania
Putri, 2015)
Hewan peliharaan adalah hewan yang dipelihara oleh manusia yang
harus dirawat dan dipenuhi kebutuhan hidupnya serta memiliki tempat yang
layak. Hewan peliharaan dapat dianggap sebagai teman bagi manusia. Hewan
peliharaan pada umumnya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada
pemiliknya, memiliki penampilan yang menarik, memiliki suara yang indah,
betingkah lucu atau menggemaskan, unik dan dapat menghibur
pemiliknya. Hewan peliharaan yang populer dipelihara manusia diantaranya :
anjing, kucing, burung, ikan, ular, kelinci dan hewan yang dapat dipelihara lainya.
Memiliki hewan perlahiraan adalah salah satu hal terbaik yang dapat
Anda lakukan untuk kesehatan mental dan emosi Anda. Bahkan, penelitian-
penelitian telah menunjuk bahwa orang yang sakit atau terluka yang merawat
hewan perlahiraan sembuh jauh lebih cepat. Salah satu penyebabnya adalah
bahwa hewan memberikan cinta yang tulus dan senanagan memberi. Mereka
mudah mencintai dan anda merasa senang memberi mereka kasih sayang. Anjing,
khususnya, tampak hanya ingin berada di dekat Anda dan memberi cinta kepada
Anda. Selain itu, tak banyak risiko dalam berhubungan dengan hewan perlahiran.
Anda tak perlu khawatir bahwa Anda bisa tidak sengaja mengatakan sesuatu yang
menakiti perasaan hewan itu atau merasa tertekan untuk selalu bersikap baik
(David J. Lieberman, 2008)
2.10.4 Hewan Ternak
Hewan ternak merupakan hewan yang sengaja dikembangbiakkan untuk
kebutuhan konsumsi maupun industri. Contoh hewan ternak antara lain sapi,
kerbau, kuda, bebek, ayam dan anjing. Hewan ternak dapat dimanfaatkan daging,
Ada Istilah Animal Husbandry dan Animal Breeding. Dalam Bahasa
Indonesia keduanya memiliki arti yang sama yaitu “BETERNAK”, namun
sebenarnya ada perbedaan makna diantara keduanya :
1. Animal Husbandry adalah Beternak dalam arti luas meliputi komponen
memelihara, merawat, mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur
kelahiran, penjagaan kesehatan serta mengambil manfaatnya.
2. Animal Breeding adalah Beternak dalam arti sempit yang hanya
menitikberatkan pada usaha mengatur perkembangbiakan seperti mengatur
perkawinan, pemilihan bibit, menjaga kemandulan dan kebuntingan serta
kelahiran.
3. Cross Breeding adalah Perkawinan antara hewan/ternak yang berbeda
bangsanya (Breed) dimana masing-masing adalah bangsa murni.
4. Grading Up adalah suatu sistem breeding dimana pejantan murni (biasanya
didatangkan dari tempat lain) dikawinkan dengan betina lokal. Sesudah itu
keturunannya yang betina dikawinkan pula dengan pejantan murni itu.
Hasil-hasil anakan yang jantan terus disingkirkan sampai pada titik tingkat genetik
tertentu, sehingga hasil akhir akan diperoleh betina dan pejantan Unggul. Nama
yang umum dimasyarakat kalau masih dalam taraf grading up adalah
Peranakan.
5. Close Breeding/Inbreeding adalah Sistem perkawinan antar individu yang
masih erat hubungan kekeluargaannya.
6. Line Breeding adalah In Breeding yang diarahkan pada suatu sifat Individu
7. Line-crossing adalah persilangan antara lines baik dalam bangsa yang sama
ataupun antar bangsa yang berbeda.
a.Kegunaan Ternak
Ternak-ternak yang ada sekarang bermula dari hewan-hewan yang liar.
Karena adanya kepentingan manusia terhadap hewan-hewan liar tersebut, maka
manusia melakukan penjinakan (domestikasi) agar menjadi hewan piara (ternak)
yang berguna dan bermanfaat bagi manusia. Adapun manfaat atau kegunaan dari
usaha ternak yaitu :
1)Sebagai Sumber Gizi
Produksi ternak seperti telur, daging dan susu merupakan bahan makanan yang
bergizi tinggi karena banyak mengandung protein, mudah dicerna dan lezat.
Bahkan air susu merupakan komponen penyempurna dari pemenuhan 4 sehat 5
sempurna.
2) Sebagai Sumber Pupuk
Keberadaan ternak besar dan kecil dimanfaatkan untuk sumber tenaga menarik
alat-alat pertanian dan alat transportasi. Keberadaan sumber tenaga ternak
sebagai pembajak sawah masih dipertahankan karena topografi tanah pertanian
yang berbukit-bukit sehingga sangat sulit penerapan mekanisasi pertanian
modern. Hasil samping kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
kandang bagi tanaman
Dengan memelihara ternak maka dapat merupakan sumber untuk memperoleh
uang.
4) Sebagai Sumber Bahan Industri
Hasil utama dan samping dari ternak dapat digunakan untuk bahan baku
industri. Telur, daging dan susu dapat digunakan dalam berbagai industri
makanan. Kulit, Bulu, tulang dan lainnya dapat digunakan untuk industri
kerajinan.
5) Sebagai Sumber Lapangan Kerja
Dengan semakin berkembangnya usaha peternakan maka akan membutuhkan
tenaga kerja yang lebih banyak. Industri peternakan adalah industri biologis
sehingga campur tangan manusia mutlak diperlukan.
6) Sebagai Sumber Penelitian Ilmu
Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maka ternak merupakan sarana
penelitian yang efektif bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
b. Karakteristik Peternakan
1) Karakteristik Ternak adalah Usaha / Industri yang dikendalikan oleh manusia
dimana mencakup 4 komponen yaitu : Manusia sebagai subyek, Ternak
sebagai obyek, lahan/tanah sebagai basis ekologi dan teknologi sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
2) Karakteristik Usaha dinamis, dimana usaha peternakan harus dikaji dengan
analisis dinamis dengan referensi waktu dan penuh dengan ketidakpastian.
3) Karakteristik Produk peternakan adalah karakteristik hasil utama maupun
sampingan usaha peternakan. Yaitu Fragile (mudah pecah secara fisik),
(Tingkat Variasi yang tinggi dalam kualitas produk) serta Bulky (Nilai
ekonomis hasil samping berlawanan dengan hasil utama).
4) Karakteristik Produksi Peternakan adalah faktor-faktor produksi usaha
peternakan yang jumlahnya relatif banyak serta dominansi pengaruh
lingkungan yang besar.
5) Karakateristik sistim Usaha Peternakan terdiri dari Sistem Intensif (Modal dan
teknologi tinggi/banyak dengan tenaga kerja rendah/sedikit) serta sistem
Ektensif (Modal dan teknologi rendah/sedikit dengan tenaga kerja
tinggi/banyak). Jadi yang Intensif respon supply rendah sedangkan ektensif
respon suplly tinggi.
6) Karakteristik tipe ternak berdasarkan penggunaan pakan yaitu Ternak Non
Ruminansia (Berperut tunggal) dan Ternak Ruminansia (Berperut ganda).
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1PerancanganPenelitian
3.1.1 JenisPenelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis datanya termasuk penelitian
kualitatif karena didasari oleh respon atau reaksi pada bentuk-bentuk dan verbal
oleh pelihat atau khalayak sasaran dariperancang Buku Fotografi Nama-Nama
Hewan Ternak Dengan Bahasa Isyarat Sebagai Media Pembelajaran Anak
Tunarungu.
Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk angka atau bilangan,
misalnya kepuasan pelanggan (sangat puas, puas, kurang puas dan sebagaianya),
sehingga kita tidak dapat melakukan operasi matematika terhadapnya. Jenis data
ini disebut artibut. Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan kategorisasi, karateristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini
biasaanya didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut
ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda. Data kualitatif/artibut dapat diangkakan
dalam bentuk ordinal atau nominal. Untuk mengolah data kualitatif/atribut,
3.1.2 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dilakukan peneliti adalah di TKLB-B
Karya Mulia Surabaya Jl. A.Yani No 6-8 Surabaya.
Gambar 3.1 TK Karya Mulia Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tidakan selebihnya adalah data tambah
seperti dokumen, dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagaian ini jenis
datanyadibagai dalam kata-kata dan tindak, sumber data tertulis, foto dan data
statistika.
3.2.1 Observasi
Dengan observasi sebagai alat pengumpul data dimaksud observasi yang
dilakukan secara sistematisbukan observasi sambil-sambilan atau secara kebetulan saja. Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang
sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau
memanipulasikannya (Nasution, 2012:106).
Observasi yang dilakukan peneliti, yaitu mengunjungi sekolah TKLB-B
Karya Mulia di Surabaya dengan melihat kondisi pembelajaran anak-anak di
TKLB-B.
3.2.2 Wawancara(Interview)
Wawancara atau interviewadalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Bila guru
menanyakan murid tentang keadaan rumah, atau kita menanyakan petani tentang
seluk-beluk pertanian, itu wawancara. Namun wawancara sebagai alat penelitian
Wawancaraadalahbentukkomunikasiantaradua orang, melibatkanseseorang
yanginginmemperolehinformasidariseoranglainnyadenganmengajukanpertanyaan-pertanyaan,berdasarkantujuantertentu.Padapenelitianiniwawancara yang
digunakanadalahwawancaraterstrukturatauwawancarabaku, yang
susunanpertanyaannyasudahdisiapkansebelumyaolehpeneliti (Mulyana: 180).
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah dengan mendatangi narasumber
Kepala Sekolah TKLB-B Karya Mulia yaitu Hj. Sri Lestari S. Pd, untuk
membicarakan hal-hal sebagai berikut:
1. Bagaimana cara belajar anak-anak TKLB-B Karya Mulia?
2. Hal apa saja yang dipelajari oleh anak-anak TKLB-B Karya Mulia?
3. Buku apa saja yang mendukung pembelajaran di TKLB-B Karya
Mulia?
3.2.3 StudiLiteratur
Setiap penelitian memerlukan bahan yang bersumber dari perpustakaan.
Bahan ini meliputi buku-buku, majalah-majalah, pamflet, dan bahan dokumenter
(Nasution, 2012:145).
Perpustakan yang dilakukan peneliti adalah dengan meminjam serta
menelaah buku-buku mengenai fotografi dasar, buku mengenai hewan, buku
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang didapat dari sekolah TKLB-B Karya
Mulia Surabaya, buku dan artikel yang membahas mengenai media pembelajaran,
buku yang membahas tentang teori perkembangan anak usia dini dan beberapa
buku mengenai definisi anak tunarungu. Sehingga dapat memperkuat pembahasan
yang menjelaskan tentang perancangan desain buku dan dapat menjelaskan secara
3.2.4 Dokumentasi
Dokumenadalahsegalasesuatumateridalambentuktertulis yang
dibuatolehseseorang.Dokumendapatberupabuku, artikel, media massa,
catatanharian, undang-undang, notulen, blog,halaman, web danlainnya. 3.2.5 FGD (focus Group Discusion)
Focusgroup discussionadalahmetodekualitatif yang lazimdigunakanuntukmelacakhal-haltertentu yang inginditonjolkanatau yang
menjadiprioritasbagirespondenatausubjekpenelitian.
3.3 Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut Patton (1980:268), adalah proses mengatur urutan
data, mengoranisasikannya kedalam suatu pola, kategori,dan satuan uraian dasar.
Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu, memberikan arti yang singifikan
terhadap analisis, menjelaskan pola uraian,dan mencari hubungan di antara
dimensi-dimensi uraian. Bogdan dan Taylor (1975:79) mendefinsikan analisis
data sebagai proses yang merincu usaha secara formal untuk menemukan tema
dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Jika dikaji, pada
dasarnya definsi pertama lebih menitijberatkan pengorganisasian data sedangkan
yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data.Deangan demikian
definsi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalampola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehinggan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarakan oleh data (Moleong, 1997:103).
Setelah data diperoleh, dilakukanlah reduksi data. Fungsi dari
reduksi data ini adalah untuk memilih data yang relevan, memfokuskan data yang
mengarah kepada pemecahan masalah dan mengkelompokkan data yang
benar-benar dibutuhkan untuk proses perancangan. Hasil dari reduksi data ini berupa
data yang lebih relevan dengan permasalahan dan memudahkan untuk menarik
kesimpulan. Sehingga peneliti membuang data-data yang tidak perlu untuk
mereduksi data yang dianggap penting untuk menunjang perancangan ini.
3.3.2 Penyajian Data
Data yang sudah melalui proses reduksi data kemudian akan disajikan
dalam bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan tabel. Tujuan dalam
penyajian data ini adalah untuk menggabungkan informasi yang telah diperoleh
sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi. Penyajian data juga akan
memudahkan penguasaan informasi dari hasil penelitian, serta menghindari
adanya pemikiran serta pengambilan keputusan secara subjektif.
3.3.3 Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dapat dilakukan selama proses penelitian
berlangsung. Seperti halnya proses reduksi data, setelah memperoleh data yang
cukup memadai maka selanjutnya dapat diambil kesimpulan sementara, dan
46 BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan Bab IV ini akan lebih terfokus pada metode yang digunakan
dalam perancangan karya, hasil dan analisis, observasi data serta teknik
pengolahan dalam Perancangan Buku Fotografi Nama-Nama Hewan
TernakDenganSistemIsyaratBahasa Indonesia(SIBI) Sebagai Media Pembelajaran
Anak Tunarungu di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.
4.1 Hasil dan Analisis Data
Dari data yang sudah didapat dari observasi, wawancara maka diketahui
bahwa Perancangan Buku Fotografi Nama-Nama Hewan
TernakDenganSistemIsyaratBahasa Indonesia(SIBI) ini mempunyai makna yang
sangat penting sebagai media pembelajaran bagi Anak Tunarungu di TKLB-B
Karya Mulia Surabaya. Pembelajaran tersebut dengan mengenalkan nama-nama
hewan Ternak kepada Anak Tunarungu di TKLB-B Karya Mulia Surabaya.
Pengenalan nama-nama hewan dengan bahasa isyarat merupakan langkah
awal dalam pembelajaran anak-anak TK penyandang tuna rungu yang mudah,
sehingga anak-anak TK penyandang tuna rungu tersebut dengan mudah mengenal
nama - nama hewan.
Hewan merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang sering
dijumpai sehari-hari. Untuk anak-anak, hewan merupakan awal dari pembelajaran
sangat berpengaruh untuk membantu merangsang imajinasi dan kreatifitas
(http://eprints.ums.ac.id/, 2015).
4.1.1 Hasil Observasi (Pengamatan)
Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap
suatu obyek dan melakukan pencacatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu
yang menjadi target pengamatan.
1. Berdasarkan observasi dari beberapa jurnal, buku dan website terdapat berbagai macam data yang berhubungan dengan Nama-Nama Hewan
TernakDenganSistemIsyaratBahasa Indonesia(SIBI). Hasil observasi ini
diketahui bahwa Nama-Nama Hewan TernakDenganSistemIsyaratBahasa
Indonesia(SIBI) memiliki pembelajaran yang baik untuk Anak-Anak
Tunarungu TKLB-BKaryaMuliaSurabaya.
2. Mengenai observasi tentang pemilihan media buku dibandingkan dengan
media lainnya, didapat beberapa kelebihan media buku dibandingkan
dengan media lainnya, adalah:
a. Buku adalah sumber ilmu pengetahuan dan sumber pembangunan
watak bangsa.
b. Buku dapat dijadikan pula sebagai sarana informasi untuk memahami
sesuatu dengan mudah.
c. Buku sangat diunggulkan dan tidak dapat digantikan posisinya sebagai
salah satu sumber informasi dan sumber pembelajaran.
e. Buku mempunyai manfaat untuk meningkatkan pemahaman, pembaca
dapat membaca berulang-ulang bagian yang dirasa sulit, sampai
dipahami maknanya.
4.1.2 Wawancara (interview)
Metode ini merupakan proses tanya jawab lisan yang berfungsi untuk
menggali informasi yang lebih mendalam mengenai permasalah yang sedang
dihadapi. Wawancara memungkinkan peneliti mendapatkan data dalam jumlah
yang sesuai dengan keinginan. Adapun informasi yang dipilih adalah seorang
guru Kepala Sekolah yang sudah cukup lama mengabdi dan mengenal karakter
Anak-Anak Tunarungu di TKLB-B KaryaMuliaSurabaya. Narasumber tersebut
didapat dari sumber TKLB-BKaryaMuliaSurabaya yaitu Hj. Sri Lestari S. Pd,
selaku Kepala Sekolah di TKLB-BKaryaMuliaSurabaya.
Dari hasil wawancara dengan Ibu Hj. Sri Lestari S. Pd, selaku kepala
sekolah di TKLB-BSurabaya, maka diperoleh hasil analisis sebagai berikut:
1. Anak-Anak Tunarungu mulai belajar pengenalan nama-nama hewan,
karena pembelajaran tersebut adalah langkah awal untuk mudah di pahami
sdi usia taman kanak-kanak.
2. Dengan mengkategorikan nama-nama hewan, anak-anak menjadi lebih
mudah memahami dan menambah pembelajaran.
4.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi peneliti diperoleh dari objek penelitian sekolah di TKLB-B
Karya Mulia Surabaya. Berikut adalah hasil dokumentasi berupa foto yang
Gambar 4.1 Bangunan TKLB-B Karya Mulia Surabaya
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2016
Gambar 4.2 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya
Gambar 4.3 Dokumentasi Suasana Belajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya
Sumber : Dokumentasi peneliti, 2016
4.1.4Analisis STP (Segmentasi, Targeting, Positioning)
a. Segmentasi
1. Demografi :
Usia : 4-6 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki dan Perempuan
Profesi : Pelajar
Pendidikan : TK
Kelas Sosial : Menengah
2. Geografis :
3. Psikografi :
Gaya Hidup : Aktif, suka mengunjungi kebun binatang, suka
membaca buku dan suka menonton film kartun
Kepribadian :Penyayanghewan dan ingin belajar hal baru
b. Targeting
Target yang disasar dari buku ini adalah seluruh anak-anak usia 4-6 tahun.
Namun, secara spesifik target yang disasar adalah anak penyandang Tuna Rungu
di TKLB-BKarya Mulia yang memulai untuk mengenal nama-nama hewan
ternak.
c. Positioning
Positioning yang ingin ditanamkan pada anak penyandang Tuna Rungu di TKLB-Bterhadap buku ini adalah sebagai buku ajar yang memberikan informasi
dan panduan tentang cara ejaan yang benar tentang hewan ternak kepada anak
Tuna Rungu yang baru mulai belajar mengenal nama-nama hewan yang di kemas
dengan menggunakan teknik Fotografi, yang dapat mudah dipahami dengan
4.1.5 Hasil Studi Eksisting
Gambar 4.4 Cover Buku Ilustrasi Hewan Ternak
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Buku ini keluaran milik Karisma Publishing Group yaitu tentang aktivitas dan keterampilan TK. Buku ilustrasi hewan ternak ini memberikan informasi tentang
macam-macam hewan ternak beserta ilustrasi dan namanya. Buku ilustrasi hewan
ternak ini dikemas dengan visual dan deskripsi yaitu menggunakan teknik ilustrasi
vektor yang dimana terdapat gambar hewan sesuai dengan deskripsi yang
Gambar 4.5 Isi Buku Ilustrasi Hewan Ternak
Strategi utama :
Tabel 4.1 Analisis SWOT Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016
USP yang dimiliki oleh buku ini adalah:
USP (Unique Selling Preposition) terdiri dari 3 kata yaitu keunikan yang menjual (attractive), yang diusulkan/di-propose/diperkirakan paling membuat konsumen berpaling atau memilih “new product” ini dibandingkan dengan
kompetitor (Jonatan, 2007).
Buku Ilustrasi ini menggunakan teknik fotografi yang dimana pada setiap
hewan ternak yang di visualkan memiliki kesan tersendiri sehingga dapat menarik
minat anak-anak untuk membaca atau belajar.
4.2 Keyword
Pemilihan keyword dari pembuatan buku fotografi ini didasari oleh analisis data yang dilakukan dan berdasarkan data observasi maupun wawancara.
Kemudian ditemukan tiga aspek yaitu yang pertama Visual, kedua Inform, dan ketiga cerdas. Berikut penjelasan dari ketiga aspek tersebut, yaitu:
1. Visual, dari visual ini muncul dua kata yaitu ilustrasi dan fotografi. Visual
menurut KBBI, 2016 adalah seni dan penghasilan gambar cahaya pada film
atau permukaan yang dipekakan. Menjadikan suatu konsep dapat dilihat
dengan indra penglihatan.
2. Inform, dari Inform ini muncul dua kata yaitu mengenalkan dan edukasi.
Menurut KBBI, 2016 Inform adalah menyampaikan kabar dan sebagainya
supaya diketahui.
3. Cerdas, Cerdas muncul dua kata yaitu pintar dan pengetahuan.
Berdasarkan data-data kata kunci yang sudah ditemukan diatas maka
ditemukan sebuahkeyword yang pas untuk Perancangan Buku Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai
Media Pembelajaran Anak Tunarungu di TKLB – B Karya Mulia Surabaya yaitu
57 Gambar 4.2 Bagan Keyword
4.3 Deskripsi Konsep
Dari tahap analisis data yang dilakukan telah didapatkan konsep untuk
Perancangan Buku Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat
Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu di
TKLB–B Karya Mulia Surabaya yaitu Smart. Konsep Smart sendiri mempunyai tujuan agar anak-anak panda, cakap dan mahir melakukan atau mengerjakan
sesuatu.
Keyword “Smart” diharapkan mampu mewakili dalam Perancangan Buku
Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia
(SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak Tunarungu di TKLB–B Karya Mulia
Surabaya yang sebagai target utama mengenal dan menarik perhatian ingin
mencoba untuk memahami nama-nama hewan ternak dalam bahasa SIBI.
4.4 Alur Perancangan
4.4.1 Tujuan Kreatif
Pada Perancangan Buku Fotografi Nama – Nama Hewan Ternak Dengan
Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Sebagai Media Pembelajaran Anak
Tunarungu di TKLB–B Karya Mulia Surabaya guna memperkenalkan nilai-nilai
ilmu pengetahuan, sehingga mampu mempengaruhi target audience. Hasil analisis data dan keyword diharapkan akan didapatkan visualisasi yang sesuai dengan konsep perancangan.
Dengan keyword “Smart”, diharapkan visualisasi dapat menggambarkan
seseorang memiliki kemampuan dan rasa percaya diri sehingga perancangan buku
keinginan untuk beljar memahami nama-nama hewan ternak dengan bahasa
isyarat atau SIBI.
4.4.2 Strategi Kreatif
Perancangan buku fotografi pengenalan nama-nama hewan ternak diperlukan
strategi kreatif sebagai upaya mengenalkan nama-nama hewan ternak bagi anak
tunarungu. Pesan visual merupakan salah satu hal penting dari sebuah buku, agar
mampu menunjukkan identitas ciri khas yang terdapat dalam buku fotografi
dengan konsep “Smart”. Konsep “Smart” yang akan dikemas dalam buku
fotografi menggunakan gaya desain bertemakan belajar mengenal serta
memberikan pengetahuan mengenai nama-nama hewan terna dalam bahasa isyarat
atau SIBI.
1. Judul Buku
Judu buku yang akan ditampilkan pada beberapa desain adalah “Mari Belajar
SIBI” sesuai dengan tujuan utama yaitu memberikan ilmu pengetahuan
kepada anak-anak TKLB-B Karya Mulia. Jenis huruf pada judul buku yang
digunakan adalah Serif Comicadan menggunakan karakter font. 2. Tipografi (Visual)