• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL MANAJEMEN LABA MELALUI MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE (Studi empiris pada perusahaan go publik di Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL MANAJEMEN LABA MELALUI MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE (Studi empiris pada perusahaan go publik di Indonesia)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manajemen laba (earnings mangement) merupakan fenomena yang sukar untuk dihindari karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam praktek, diindikasikan bahwa para manajer melakukan tindakan tersebut tersebut untuk memaksimalkan utilitinya dan nilai pasar perusahaan (Scott, 2006)

Teori agensi memberikan pandangan bahwa masalah manajemen laba dapat diminimumkan dengan pengawasan / pengendalian melalui Corporate Governance. Praktek manajemen laba oleh manajemen dapat diminimumkan melalui mekanisme monitoring untuk menyelaraskan (alignment) perbedaan kepentingan pemilik dan manajemen antara lain dengan (1) memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976); (2) kepemilikan saham oleh institusional karena mereka dianggap sebagai

sophisticated investor dengan jumlah kepemilikan yang cukup signifikan dapat memonitor manajemen yang berdampak mengurangi motivasi manajer untuk melakukan manajemen laba (Pratana dan Machfoedz, 2003); (3) proporsi dewan komisaris independen yang membatasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen laba (Peasnell, Pope dan Young, 1998), (4) ukuran dewan komisaris, dimana jumlah komisaris yang lebih sedikit lebih mampu mengurangi indikasi manajemen laba (Midiastuty dan Machfoedz, 2003) dan (5) keberadaan komite audit yang dapat mengurangi aktivitas manajemen laba yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah kualitas laba (Wilopo, 2004).

Mekanisme corporate governance yang baik akan mengurangi tindakan manajemen laba (Watfield et al. (1995), Gabrielsen et al. (1997), Wedari (2004), Midiastuty dan Machfoedz (2003). Watts (2003) menyatakan bahwa salah satu cara yang digunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah good corporate governance. Jensen (1993) menjelaskan bahwa melalui penerapan good corporate governance, diharapkan dapat mengurangi dorongan untuk melakukan tindakan manipulasi oleh manajer. Sehingga kinerja yang dilaporkan merefleksikan keadaan ekonomi yang sebenarnya dari perusahaan yang bersangkutan..

(2)

2 Rahmawati, Suparno dan Qomariyah (2006); Nasution dan Setiawan (2007); Ujiyantho, Arief dan Pramuka (2007); dan Herawaty (2008) memfokuskan pada indeks konvensional (pasar modal konvensional), belum ditemukan penelitian yang mencoba untuk meneliti praktik manajemen laba pada indeks syari’ah (pasar modal syari’ah) dan mengkomparasikan dengan indeks konvensional.

Berkaitan dengan diluncurkannya indeks syari’ah di pasar modal Indonesia, sangat menarik apabila dilakukan kajian mengenai praktik manajemen laba pada indeks tersebut.

Hal ini didasari alasan karena sampai saat ini manajemen laba merupakan area yang controversial. Praktek manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan tindakan yang seharusnya dilakukan manajemen (positif). Healy dan Wahlen (1998) menganggap manajemen laba sebagai tindakan yang menyesatkan dan menipu pemegang saham. Hal ini disebabkan manajemen memiliki informasi asimetrik mengenai kondisi perusahaan. Widarto (2004) menyatakan bahwa manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan. Ketika perusahaan melakukan praktik manajemen laba, gambaran laba tidak lagi dapat mewakili kinerja perusahaan secara fair, sehingga akan mengurangi reliabilitas dari laba itu sendiri. Dengan demikian informasi laba menjadi kurang relevan (Whelan dan McNamara, 2004). Tindakan manajer melakukan manajemen laba dapat berakibat buruk karena bisa menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan dan dapat dikategorikan sebagai suatu tindakan penipuan yang tidak etis, siapapun yang menggunakan laporan keuangan yang mengandung unsur ini rawan terhadap misinterpretasi, manipulasi ataupun penipuan yang disengaja (Burns dan Merchant, 1990).

Penelitian ini mencoba mengexplore lebih dalam tentang berbagai model manajemen laba dengan kasus yang terjadi di pasar modal Indonesia baik yang tergabung dalam indeks syariah maupun konvensional sehingga memberikan gambaran yang menyeluruh (integrated) mengenai tindakan manajemen laba oleh manajer. Umumnya penelitian-penelitian terdahulu menggunakan pendekatan aggregate accruals untuk mengukur adanya tindakan manajemen laba. Pendekatan tersebut berusaha memisahkan total akrual menjadi komponen non-discretionary accruals (merupakan komponen akrual diluar kebijakan manajemen) dan

discretionary accruals (Komponen akrual yang berada dalam kebijakan manajemen atau manajer melakukan intervensi dalam proses pelaporan keuangan). Model yang sering digunakan adalah model modified Jones

(3)

3 karena cara-cara tersebut kurang mendapat perhatian untuk diketahui oleh pihak luar (Gumanti 2000). Akan tetapi penggunaan model discretionary accruals (aggregate accruals) menuai banyak kritikan dari para peneliti diantaranya Gomez, et al. (1999). Mereka beralasan bahwa pada model-model tersebut (aggregate accruals/discretionary accruals) tidak mengindahkan hubungan antara arus kas dan akrual, sehingga beberapa nondiscretionary accruals telah salah klasifikasi dan diklasifikasikan sebagai discretionary. Kesalahan tersebut berakibat pada kesalahan spesifikasi dalam model-model tersebut.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hansen (1999), yang membuktikan bahwa terdapat perubahan variabel-variabel struktural perusahaan yang bukan semata-mata diakibatkan oleh tindakan manajer dalam memanipulasi laporan keuangan, melainkan berhubungan dengan tujuan dan sifat estimasi diskresi akrual. Oleh karena itu, variabel tersebut mengakibatkan adanya error dalam pengukuran manajemen laba yang berdasarkan pada model Jones dan model Jones yang dimodifikasi. Kothari et al. (2002), juga menambahkan bahwa model Jones tersebut gagal dalam mengestimasi porsi discretionary

total akrual dan mungkin akan menyebabkan masalah yang serius dalam menarik kesimpulan. Oleh sebab itu pengembangan model perlu dilakukan dengan model lain yang ditawarkan oleh Whelan dan McNamara (2004) yang merupakan pengembangan model model Jones (1991) dan modified Jones (1994). Perbedaannya, dengan model yang dikembangkan adalah

discretionary accruals dipecah lagi menjadi komponen short-term discretionary accruals dan

long-term discretionary accruals. Oleh karena itu pemisahan tersebut diharapkan dapat lebih menjelaskan peran dari masing-masing komponen discretionary accruals dalam mengukur manajemen laba.

Pendekatan berbagai model dalam mendeteksi adanya tindakan manajemen laba pada perusahaan yang tergabung dalam indeks syariah maupun konvensional akan memberikan gambaran secara tepat sesuai dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya efektifitas implementasi model manajemen laba dapat diukur dengan melihat bagaimana mekanisme corporate governance mampu berperan dalam mengurangi tindakan manajemen laba.

(4)

4 B. PERUMUSAN MASALAH

Penelitian mengenai manajemen laba telah banyak dilakukan sebelumnya dengan beragam alternatif metode pendekatan, diantaranya :Midiastuty dan Machfoedz (2003); Veronica dan Bachtiar (2004); Wedari (2004); Boediono (2005); Kusumawati (2005); Veronica dan Utama (2005); Rahmawati, Suparno dan Qomariyah (2006); Nasution dan Setiawan (2007); Ujiyantho, Arief dan Pramuka (2007); dan Herawaty (2008). Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam mendeteksi manajernen laba adalah metode akrual. Jones (1991) mengasumsikan metode akrual non-diskresioner adalah tetap disetiap periode. Kesalahan metode akrual terjadi karena kesalahan pengkategorian total akrual kedalam bentuk akrual diskresioner dan akrual non-diskresioner. Penelitian Dechow menyimpulkan, empat dari lima model akrual yang diteliti yaitu, model Healy, model DeAngelo, model Jones, dan model industri, memiliki kekuatan uji yang rendah terhadap manajemen laba. Sedangkan model modified Jones (1991) memiliki kekuatan uji yang kuat terhadap manajemen laba.

Healy dan Wahlen (1998) menganggap manajemen laba sebagai tindakan yang menyesatkan dan menipu pemegang saham. Hal ini disebabkan manajemen memiliki informasi asimetrik mengenai kondisi perusahaan. Widarto (2004) menyatakan bahwa manajemen laba dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga menyesatkan. Ketika perusahaan melakukan praktik manajemen laba, gambaran laba tidak lagi dapat mewakili kinerja perusahaan secara fair, sehingga akan mengurangi reliabilitas dari laba itu sendiri. Dengan demikian informasi laba menjadi kurang relevan (Whelan dan McNamara, 2004).

Berdasarkan isu penelitian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada tahun pertama sebagai berikut:

Bagaimanakah praktik manajemen laba di perusahaan go publik di Indonesia? Permasalahan ini diperinci dengan membandingkan praktik manajemen laba pada perusahaan yang tergabung dalam indeks syariah dan indeks konvensional, yaitu :

a. Bagaimanakah praktik manajemen laba yang terjadi di perusahaan go publik yang tergabung dalam LQ-45 (indeks konvensional)? Apakah cenderung melakukan tindakan menaikkan atau menurunkan angka laba?

(5)

5 c. Apakah praktik manajemen laba yang terjadi di perusahaan go publik yang

tergabung dalam LQ-45 (indeks konvensional) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks syariah?

Hasil yang diharapkan dari penelitian tahun pertama ini adalah dapat diidentifikasi praktik manajemen laba yang terjadi pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks syariah (JII) dan indeks konvensional (LQ 45). dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada para investor dalam memberikan bukti empiris mengenai praktek manajemen laba di Indonesia sehingga dapat memberikan preferensi dalam pembuatan keputusan untuk memilih perusahaan dalam berinvestasi.

C. SISTEMATIKA PENELITIAN

Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 7 bab. Bab 1 berisi tentang latar belakang masalah yang mencakup pentingnya penelitian ini dilakukan, posisi penelitian dalam kerangka penelitian lanjutan, perumusan masalah dan hasil yang diharapkan dari penelitian tahun pertama ini. Selanjutnya pada bab 2 akan dijelaskan mengenai tujuan penelitian dan manfaat penelitian

Pada bab 3 berisi mengenai teori yang digunakan sebagai dasar kerangka penelitian meliputi teori agency dan teori stewardship. Selain itu juga dikupas mengenai hasil penelitian empiris dari penelitian-penelitian terdahulu berkait dengan penelitian manajemen laba. Pada bab ini juga dijelaskan mengenai rangka konseptual penelitian untuk memudahkan dalam memahami rencana penelitian yang akan dilakukan.

Bab 4 menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai populasi penelitian, pemilihan sampel, jenis data dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengukuran dan definisi dan operasional variabel dan teknik-teknik analisis statistik untuk penelitian ini.

Bab 5 menjelaskan hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang identifikasi praktek manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks konvensional dan indeks syariah selama periode pengamatan tahun 2004-2010. Hal-hal yang dijelaskan meliputi hasil pengujian perbedaan manajemen laba pada kedua indeks tersebut menggunakan independent sample t -test. Pada bab ini akan dijelaskan pula mengenai hasil kerja lapangan, pembahasan mengenai hasil analisis data yang meliputi analisis deskripsi dan

(6)

saran-6 saran yang dibuat berdasarkan kesimpulan atas hasil penelitian yang sudah dilakukan. Selain itu juga dikemukakan keterbatasan penelitian ini dan saran untuk penelitian-penelitian yang akan datang.

(7)

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH PENELITIAN TIM PASCA SARJANA–HPTP

(HIBAH PASCA) TAHUN I

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL

MANAJEMEN LABA MELALUI MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

(Studi empiris pada perusahaan go publik di Indonesia)

Ketua Tim Peneliti

Drs. Wiyadi, MM, Ph.D

DIBIAYAI DIKTI dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor 193-a/A.3.III/LPPM/V/2011

DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

(8)
(9)

iii

RINGKASAN DAN SUMMARY

Manajemen laba adalah suatu fenomena yang sukar dihindari sebagai akibat penggunaan dasar akrual dalam pembauatan laporan keuangan. Praktik manajemen laba dapat dilihat dan dianalisis dari dua sudut pandang yang berbeda. Perspektif pertama, manajemen laba adalah perilaku oportunistik sedangkan perspektif yang lain adalah tindakan yang seharusnya dilakukan (positive). Healy dan wahlen (1998) menyatakan bahwa manajemen laba adalah tindakan mengelabui dan menipu shareholder. Hal ini terjadi karena manajemen memiliki informasi asimetri mengenai perusahaan yang dikendalikannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan besarnya manajemen laba pada indeks syariah (JII) dan indeks konvensional (LQ45) di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah 153 and 187 perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2004-2010. Analisis yang digunakan adalah statistic deskriptif dan independent sample t-test. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai manajemen laba (DACC) di Jakarta Islamic Index adalah 0.0962 (2004), 0.11104 (2005), 0.03673 (2006), 0.20509 (2007), 0.087056 (2008), 0.045405 (2009) dan 0.100421 di tahun 2010. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata manajemen laba (DACC1) pada perusahaan yang tergabung di indek konvensional (LQ45) adalah 0.8042210 dan rata-rata nilai manajemen laba (DACC2) perusahaan pada indeks syariah (JII) adalah 0.098318. hasil analisis statistic menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai manajemen laba antara perusahaan yang tergabung dalam indeks syariah maupun indeks konvensional (prob.value = 0.335). Namun demikian, nilai rata-rata manajemen laba (DACC) pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 lebih tinggi dibandingkan dengan indeks JII. Penelitian ini menggunakan perspektif oportunistik, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan perspektif positip.

(10)

iv

SUMMARY

Earnings management is a phenomenon that is difficult to avoid because the impact of using the accrual basis for preparation of financial statements. The practice of earnings management can be viewed from two different perspectives, They are opportunistic behavior (negative) and management actions that should be done (positive). Healy and Wahlen (1998) consider earnings management as an act of misleading and deceiving shareholders. This is due to management has an asymmetric information about the condition of the companies. The purpose of this study is to analyze the difference of earnings management between the shariah index (JII) and conventional index (LQ-45). These samples are 153 and 187 companies listed in Indonesian stocks exchange from 2004-2010 periods. The analysis used independent sample t-test. The results indicate the earnings management (DACC) in Jakarta Islamic index are 0.0962 (2004), 0.11104 (2005), 0.03673 (2006), 0.20509 (2007), 0.087056 (2008), 0.045405 (2009) and 0.100421 in 2010.

The result also shows that the average value of accruals (DACC1) on the companies listed in the conventional index is 0.8042210 and the average value of accruals (DACC2) on the companies in the shariah index is 0.098318. Statistical test shows that there is not significant differences in earnings management practices (DACC) between companies in the shariah index and conventional index (prob.value = 0.335). It means that earnings management practices which tend to increase the profit made by the companies in the conventional index more than the companies in the shariah index. Earnings management perspective used in this study is opportunistic perspective. For further research, earnings management needs to be reviewed from the other perspective, such as efficiency perspective and a positive perspective.

(11)

v

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT atas ridho dan rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini berjudul Pengembangan dan implementasi model manajemen laba melalui mekanisme corporate governance.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum selaku ketua LPPM-UMS atas dorongan dan motivasinya, sehingga kami dapat berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan penelitian fundamental yang diselenggarakan DIKTI. Selain itu, kami juga mengucapkan terimakasih kepada Direktur pasca sarjana, ketua program magister manajemen dan staf administrasi pasca sarjana UMS yang memperlancar jalannya penelitian ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh fihak yang terlibat terutama kepada mahasiswa yang kami bimbing maupun tenaga asisten peneliti yang membantu kami dalam mengumpulkan data dan penyelesaian penelitian ini.

Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini meskipun kami berusaha melakukan secara cermat, hati-hati dan sesuai dengan kaidah penelitian. Penelitian lanjutan sangat perlu dilakukan sehingga praktek manajemen laba pada perusahaan-perusahaan go publik di Indonesia dapat terungkapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat.

Surakarta, Oktober 2011

(12)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

RINGKASAN DAN SUMMARY ……… iii

PRAKATA ……….……… iv

DAFTAR ISI ……….………. vi

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 8

BAB III TINJAUAN PUSTAKA …...…… ..9

BAB IV METODE PENELITIAN ………... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ……….... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 42

BAB VII RENCANA PENELITIAN TAHUN KE 2 DAN KE 3... 44

DAFTAR PUSTAKA ……… 50

(13)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Data sampel periode 2004 - 2010 ...37

Tabel 5.2 Praktek manajemen laba pada JII selama 2004 - 2010...38

Tabel 5.3 Praktek manajemen laba pada LQ45 selama 2004 - 2010...39

Tabel 5.4 Hasil uji normalitas...40

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui jumlah cluster yang terbaik pada pengelompokkan data tingkat banjir limpasan menggunakan Fuzzy C-Means..

Dalam pembahasan masalah ini yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan dari mulai menentukan struktur navigasi, membuat peta navigasi, membuat disain antarmuka,

1. Didapatkan hasil perhitungan dari perencanaan sistem hidrolik adalah dengan daya motor sebesar 0,56 kW, kapasitas pompa sebesar 18,85 lpm atau 13,76 cc/rev, dan tekanan

untuk menyelesaikan Program Studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas..

Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Larutan Nutrisi Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah ( Lactuca sativa l) dengan Sistem DFT. Respon Pertumbuhan

Sedangkan atas permasalahan yang kedua yakni mengenai alasan bagian pertanahan pemerintah Kabupaten Malang dalam melakukan penyelesaian sengketa tanah mengunakan

Tahapan penelitian meliputi preparasi sampel, penentuan kadar air buah sirsak, maserasi buah sirsak dalam etanol 80%, partisi ekstrak etanol menggunakan etil

Tahun Anggaran 2012, menyatakan bahwa masa sanggah banding hasil lelang Pekerjaan Rehabilitasi Gedung. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamongan yang dimulai pada