• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN PSAK 23 (REVISI 2016) TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN PSAK 23 (REVISI 2016) TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN PSAK 23 (REVISI 2016) TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Oleh

Aniroh

20133030024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN

PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS PENERAPAN PSAK 23 (REVISI 2016) TENTANG PENGAKUAN PENDAPATAN PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk penyelesaian studi di Program Studi Akuntansi Terapan

Oleh

Aniroh

20133030024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI TERAPAN

PROGRAM VOKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Aniroh

Nomor Mahasiswa : 20133030024

Menyatakan bahwa tugas akhir ini dengan judul : “Analisis penerapan PSAK 23 tentang pengakuan pendapatan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul.” Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam tugas akhir ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia bahwa karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, September 2016

(4)

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” “Tidak ada kegagalan selama terus ada usaha”

“Niatkanlah setiap perbuatan karena ALLAH dan ikutilah Rasulullah”

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan untuk:

Ayah dan ibuku yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayangnya mendidik dan membimbingku

Kedua kakakku yang selalu memotivasiku

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...6

E. Pendapatan PSAK 23 Tentang Pendapatan 1. Definisi Pendapatan Jasa ...25

2. Pengungkapan Pendapatan Jasa ...26

3. Pengakuan Pendapatan Jasa ...26

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI A. Sejarah Rumah Sakit ...30

B. Visi dan Misi Rumah Sakit ...37

C. Stuktur Organisasi Rumah Sakit ...38

(7)

E. Legalitas Hukum Rumah Sakit ...41

F. Kegiatan Usaha Rumah Sakit ...42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan...46

1. Metode Pengakuan Pendapatan Rawat Inap Rumah Sakit ...46

2. Pencatatan Piutang Tak Tertagih Rawat Inap Rumah Sakit ...50

3. Analisis dan Evaluasi Kriteria dan Pengakuan Pendapatan ...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...55

B. Saran ...56

DAFTAR PUSTAKA ...57

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

(9)
(10)

viii INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan PSAK 23 tentang pengakuan pendapatan rawat inap serta pencatatan piutangnya. Informasi yang didapat dari penelitian ini sangat penting bagi institusi sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penerapan peningkatan prestasi kerja. Penulis membatasi pembahasan dalam pengakuan pendapatan rawat inap.

Pencatatan pengakuan pendapatan rawat inap dinilai berdasarkan data pasien tahun 2015. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan adalah data kualitatif.

Hasil penelitian tentang pencatatan pengakuan pendapatan terdapat kesalahan yaitu seharusnya piutang yang tidak tertagih dicatat sebagai beban operasional bukan sebagai pendapatan.

(11)

ix ABSTRACT

This study aims to identify the application of IAS 23 on revenue recognition as well as recording receivables hospitalization. Information obtained from this research is very important for the institution as a material consideration to the application of the increase in performance. Authors limit the discussion on revenue recognition hospitalization.

Recording of revenue recognition inpatient assessed on the basis of patient data by 2015. Methods of data collection using observation and interview methods. The analytical method used is descriptive method. The data used are primary data and secondary data. Source data used is qualitative data.

Results of research on the recording of revenue recognition there is an error that is supposed to be doubtful recorded as an operating expense rather than as revenue .

(12)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan utama seseorang untuk

melakukan aktivitas. Kesehatan sendiri tidak bisa lepas dari rumah sakit.

Rumah sakit merupakan salah satu badan pelayanan kesehatan yang

memiliki peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Indonesia

memiliki banyak rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun non

pemerintah yang digunakan untuk menunjang kesehatan masyarakat.

Rumah sakit yang memiliki pelayanan serta fasilitas yang baik, maka

kebutuhan kesehatan masyarakat akan mudah terpenuhi.

Kebutuhan masyarakat mengenai kesehatan semakin hari semakin

meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit harus berusaha keras untuk

melayani masyarakat agar kesehatan yang diharapkan dapat dirasakan

secara maksimal. Pelayanan kesehatan yang maksimal akan

menyejahterakan masyarakat. Untuk menjamin pelayanan kesehatan yang

terstruktur dengan baik, maka sebuah rumah sakit harus memiliki ilmu

penunjang bukan hanya ilmu dalam kedokteran namun juga bagian ilmu

lainnya seperti akuntansi.

Rumah sakit harus dikelola secara profesional oleh pemimpin serta

tenaga kerja rumah sakit. Ilmu akuntansi akan mempermudah untuk

melaksanakan tugas kesehariannya. Peran ilmu akuntansi adalah

(13)

membutuhkan informasi tersebut, baik informasi operasional tingkat bawah

maupun informasi mengenai kebijakan-kebijakan dari atasan. Informasi

yang dibutuhkan mengenai hal tersebut adalah laporan-laporan dari bagian

akuntansi.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah salah satu

organisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Yogyakarta khususnya

masyarakat daerah Bantul. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang bergerak di bidang jasa

meliputi pemberian pelayanan medis maupun spesialis, konsultasi

kesehatan, pelayanan rawat jalan dan rawat inap, membantu penelitian dan

pengembangan kesehatan serta pelayanan kesehatan lainnya. Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Bantul akan mendapatkan pendapatan dari pelayanan

tersebut.

Standar akuntansi yang digunakan Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Bantul bukanlah standar akuntansi khusus rumah sakit.

Standar akuntansi khusus rumah sakit sampai saat ini belum ada, sehingga

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul menggunakan standar akuntansi

secara umum yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 45 tentang

Organisasi Nirlaba.

PSAK No 45 yang menjelaskan tentang laporan keuangan rumah

sakit PKU Muhammadiyah Bantul meliputi laporan posisi keuangan pada

(14)

serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas

laporan keuangan.

Karakteristik organisasi nirlaba dalam PSAK ini yaitu organisasi

memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para

penyumbang lain yang tidak mengaharapkan imbalan apapun dari organisasi

tersebut. Sebuah rumah sakit dalam praktiknya membutuhkan laba yang

digunakan untuk keperluan lainnya seperti membayar pajak. Oleh karena

itu, organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga sulit

dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.

Oganisasi nirlaba mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan

kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada

public, meskipun tidak ada kepemilikan. Akibatnya, pengukuran jumlah,

saat, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting

bagi para pengguna laporan keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur

dan pemasok dana lainnya. Organisasi seperti ini memiliki karakteristik

yang tidak jauh dengan organisasi bisnis umumnya.

PSAK No 45 menyatakan bahwa penghasilan barang dan/atau jasa

pada organisasi nirlaba tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu

entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada

para pendiri atau pemilik entitas tersebut. Meskipun laba tersebut tidak

dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas, ini membuktikan bahwa

(15)

Pendapatan rumah sakit terdiri dari dua sumber yang terdiri dari:

1. Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari

kegiatan utama rumah sakit yang meliputi:

a. Pendapatan rawat inap

b. Pendapatan rawat jalan

c. Pendapatan tindakan besar

d. Pendapatan tindakan kecil

e. Pendapatan visited dan konsul

f. Pendapatan ambulan

g. Pendapatan MR

h. Laboratorium klinik

i. Farmasi rawat jalan

j. Farmasi rawat inap

k. Gizi

l. USG

m. EKG

n. Pendapatan radiologi

o. Pendapatan Loundry dan linen

p. Pendapatan paket pasien

q. Pendapatan fisioterapi

r. Pendapatan bina rohani

(16)

2. Pendapatan non operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari

luar kegiatan utama perusahaan.

Pendapatan adalah salah satu pos yang penting dalam laporan

aktivitas. Pendapatan akan menentukan bagaimana kondisi operasional

rumah sakit selama satu periode serta menentukan keputusan apa yang akan

diambil dari besarnya pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, rumah

sakit membutuhkan kebijakan akuntansi untuk mengakui pendapatan yang

sesuai dengan standar akuntansi sehingga menghasilkan penyajian

pendapatan yang benar.

PSAK No 45 tidak menjelaskan secara detail bagaimana seharusnya

suatu entitas mengakui pendapatan, sehingga kemungkinan suatu entitas

tersebut tidak mengakui pendapatan sesuai dengan standar akuntansi yang

khusus membahas tentang pengakuan pendapatan yaitu PSAK No 23.

Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah

kapan seharusnya rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul mengakui

pendapatan serta bagaimana seharusnya rumah sakit melakukan pencatatan

atas pendapatan yang tidak terealisasi atas piutang yang berasal dari pasien

yang tidak mampu. PSAK yang mengatur tentang pendapatan adalah

standar akuntansi khusus pendapatan yaitu PSAK No 23. Berdasarkan

uraian di atas penulis bermaksud mempelajari dan menganalisis penerapan

PSAK 23 pada rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Oleh karena itu

(17)

Penerapan PSAK 23 tentang Pengakuan Pendapatan pada Rumah

Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

bagaimana proses pengakuan serta pencatatan pendapatan rawat inap rumah

sakit PKU Muhammadiyah Bantul periode 2015 ditinjau dari PSAK No 23

tentang pendapatan.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditentukan oleh peneliti adalah data

pendapatan jasa rawat inap periode 2015 serta bagaimana penerapan PSAK

No 23 terkait pendapatan rawat inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah

Bantul.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam melakukan penelitian ini, antara lain:

1. Mengetahui bagaimana penerapan metode pengakuan pendapatan

pada rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul, khususnya unit rawat

inap.

2. Mengetahui kesesuaian antara metode pengakuan pendapatan yang

diterapkan rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul pada unit rawat

(18)

3. Mengetahui kendala penerapan PSAK No 23 pada pengakuan

pendapatan unit rawat inap rumah sakit PKU Muhammadiyah

Bantul.

E. Manfaat Penelitian

Harapan penulis laporan ini dapat memberikan manfaat, diantaranya:

1. Bagi penulis untuk mengetahui penerapan metode pengakuan

pendapatan menurut PSAK No 23 sehingga menjadi tambahan

wawasan dan pemahaman.

2. Bagi rumah sakit untuk mendapatkan masukan untuk dapat

dijadikan pertimbangan dalam penerapan PSAK No 23 tentang

pendapatan, sehingga akan dapat disajikan pendapatan yang akurat

di rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul.

3. Bagi pihak lain diharapkan dapat menambah pengetahuan wawasan

dan menjadi sumber referensi.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Bantul. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul merupakan salah satu organisasi milik Muhammadiyah

yang beralamat di jalan Jenderal Sudirman No 24 Bantul,

(19)

2. Sumber Data

Sumber data penelitian yang digunakan penulis adalah:

a. Data primer

Data yang diperoleh melalui observasi langsung terkait dengan

data pengakuan pendapatan di bagian akuntansi untuk

mendapatkan data-data yang relevan.

b. Data sekunder

Data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen rumah sakit

dan literatur yang terkait dengan masalah yang dibahas.

3. Metode Pengumpulan Data

Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan

penelitian adalah menggunakan jenis data kualitatif dan data

kuantitatif, metode yang digunakan untuk memperoleh data yang

lengkap dan obyektif adalah sebagai berikut:

a. Metode interview/wawancara

Metode ini adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab secara langsung dengan kepala bagian keuangan.

Wawancara yang penulis lakukan dengan kepala bagian

keuangan berhubungan dengan data yang ingin diperoleh.

b. Metode observasi

Metode ini adalah metode pengumpulan data dengan cara

pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan di

(20)

dengan masalah yang dibahas agar lebih meyakinkan dan lebih

akurat.

c. Penelitian Pustaka

Penelitian sebagai usaha untuk memperoleh keterangan dan

data dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan teori dari

buku-buku literatur, catatan-catatan kuliah serta sumber lainnya

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, agar diperoleh

suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses

pembahasan mengenai masalah-masalah yang diidentifikasi.

4. Alat Analisis yang Digunakan

Penelitian ini membahas tentang pengakuan pendapatan

rawat inap serta pencatatan piutang tak tertagih di PKU

Muhammadiyah Bantul tahun 2015, maka untuk memudahkan

dalam mencari hasil akhir penelitian serta sebagai sarana

mempermudah temuan bagi orang lain, alat analisis yang

digunakan adalah pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK No 23

tentang Pendapatan sebagai panduan analisis pengakuan

pendapatan.

5. Analisis Data

Analisis data yang penulis lakukan adalah menggunakan

metode deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan

yang sebenarnya sesuai dengan fakta-fakta yang penulis peroleh

(21)

a. Mengumpulkan SOP pendapatan dan piutang dari awal

transaksi sampai menjadi laporan keuangan.

b. Melakukan wawancara untuk mendapatkan penjelasan yang

lebih rinci tentang metode pengakuan serta pencatatan piutang

tak tertagih.

c. Melakukan analisis data terhadap data SOP pendapatan dan

piutang serta hasil dari wawancara kemudian disesuaikan

dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 23 tentang

Pendapatan.

d. Membandingkan data serta hasil wawancara yang sudah

diperoleh dan dianalisis untuk memberikan solusi terkait

pengakuan pendapatan rawat inap.

e. Memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan penelitian

(22)

✂ ✂

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendapatan

1. Definisi Pendapatan

Teori akuntansi menyatakan bahwa pendapatan mempresentasikan

capaian dan biaya mempresentasi upaya. Konsep upaya dan hasil

mempunyai implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Biaya

pendapatan dapat tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung

biaya.

Definisi pendapatan menurut FASB adalah:

Arus masuk atau peningkatan nilai asset entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau prduksi barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung.

Menurut Paton dan Littleton (1970):

Pendapatan adalah produk perusahaan, yang diukur dari jumlah asset baru yang diterima dari pelanggan, dinyatakan dalam istilah asset pendapatan diawali, diakhiri, oleh arus dana dari pelanggan atau investor dalam penghasilan produk bisnis, komoditas atau pelayanan lainnya.

PSAK 23 menyatakan bahwa pendapatan adalah:

Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik.

Pendapatan adalah arus kas bruto yang hanya berasal dari aktivitas

(23)

☞ ✌

entitas, di luar itu bukan merupakan suatu pendapatan. PSAK 23

menyebutkan bahwa jumlah yang ditagih dari pihak ketiga atau jumlah

yang ditagih oleh principal seperti pajak bukan suatu pendapatan karena

tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.

Unsur-unsur pendapatan dalam PSAK 23 terdiri dari:

1. Penjualan barang

2. Penjualan jasa

3. Penggunaan asset perusahaan oleh pihak-pihak lain yang

menghasilkan bunga, royalty dan dividen.

Pendapatan dapat digolongkan dalam beberapa bagian:

1. Pendapatan operasional perusahaan

Pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan

tersebut diharapkan akan terus dihasilkan selama kegiatan utama

perusahaan tersebut terus berjalan.

2. Pendapatan non operasional perusahaan

Pendapatan yang berasal dari luar luar kegiatan utama perusahaan.

3. Pendapatan luar biasa

Pendapatan yang dihasilkan dari sesuatu yang tidak wajar dan tidak

diketahui kapan akan mendapatkan kejadian tersebut. Contohnya

(24)

✍ ✎

4. Pendapatan dari hasil pajak

Pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan

dikurangi beban pajak yang tarifnya ditentukan berdasarkan

undang-undang yang berlaku.

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pendapatan perusahaan berasal

dari dua sumber yaitu sumber dari kegiatan utama perusahaan dan

sumber dari luar kegiatan perusahaan.

Pendapatan dari kegiatan utama perusahaan dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Pendapatan penjualan barang

Pendapatan yang berasal dari barang yang diproduksi perusahaan

untuk dijual dan barang yang dibeli perusahaan lalu dijual kembali

selama periode tertentu yang nilainya dibebankan kapan pembeli

atau pelanggan.

2. Pendapatan penjualan jasa

Pendapatan yang berasal dari jasa yang diberikan perusahaan kepada

pelanggan.

Pendapatan dari luar kegiatan utama perusahaan melalui penggunaan

asset perusahaan oleh pihak lain meliputi:

1. Bunga

Pembebanan untuk penggunaan kas, setara kas, atau jumlah terutang

(25)

✏ ✑

2. Royalty

Pembebanan untuk penggunaan asset jangka panjang perusahaan

misalnya, paten, merk dagang, hak cipta dan lainnya.

3. Dividen

Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu.

B. Pengukuran Pendapatan

Pengukuran Pendapatan dalam PSAK No 23:

PSAK No 23 menyatakan bahwa pendapatan harus diukur dengan

nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.Jumlah

pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh

persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai asset

tersebut.Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dan rabat

volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber-sumber pendapatan

meliputi:

1. Pendapatan dari penjualan barang

Pendapatan yang bersumber dari penjualan barang yang produknya

berasal dari perusahaan itu sendiri atau barang yang dibeli dari

perusahaan lain lalu dijual kembali. Pendapatan ini membutuhkan proses

dengan siklus yang panjang. Diawali dengan perencanaan dan

(26)

✒ ✓

atau jenis barang yang akan dijual. Setelah itu membuat rencana proses

pembuatannya. Langkah selanjutnya setelah produk itu sudah jadi

adalah menentukan cara menjualnya dan cara mempromosikannya.

Penjualan bisa dilakukan dengan cara tunai atau cara kredit. Hasil

produk yang dijual dapat juga diberi jaminan jika terjadi kerusakan atau

kekeliruan dalam mengirim produk. Penjualan kredit juga menyertakan

solusi jika ada pelanggan yang terlambat membayar.

2. Pendapatan dari penjualan jasa

Penjualan jasa biasanya berupa pelayanan yang diberikan kepada

konsumen sehingga konsumen akan merasa puas dengan pelayanan

yang diberikan. Sumber pendapatan yang diperoleh dari pelayanan ini

adalah imbalan dari konsumen atas sarana atau fasilitas dari pelayanan

tersebut.

3. Pendapatan dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi lainnya oleh

pihak luar perusahaan.

Perusahaan memberikan pelayanan dengan menyewakan aktiva atau

jenis sumber ekonomi yang memang jarang digunakan oleh perusahaan

atau bahkan tidak digunakan oleh pihak lain yang membutuhkan.

Pelayanan ini bisa dimanfaatkan untuk menambah pendapatan

perusahaan.

4. Pendapatan dari penggunaan aktiva

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan menjual aktiva selain

(27)

✔ ✕

utama perusahaan. Aktiva yang dijual biasanya adalah aktiva yang sudah

tidak baru lagi namun masih bisa digunakan sebagai pendukung

kegiatan operasi.

C. Pengungkapan Pendapatan

Berdasarkan PSAK No 23 perusahaan harus mengungkapkan:

1. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk

metode yang dianut untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi

penjualan jasa.

2. Jumlah setiap kategori signifikan pendapatan yang diakui selama periode

tersebut termasuk pendapatan dari:

dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan.

4. Pendapatan yang ditunda pengakuannya.

D. Pengakuan Pendapatan

Menurut SFAC No. 5 pengakuan pendapatan adalah:

(28)

✖ ✗

Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan

konseptual. Konseptual pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi

kualitas keterukuran dan keterandalan. Kriteria keterukuran berkaitan

dengan masalah berapa jumlah rupiah produk tersebut dan criteria

keterandalan berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif

serta dapat diuji kebenarannya. Kedua kriteria tersebut harus terpenuhi

untuk mengakui pendapatan.

Menurut Dycman, Dukes dan Davis (1999: 269) untuk perusahaan

yang lebih banyak memberikan jasa daripada produk, pengakuan

pendapatan mengikuti prosedur yang samadengan untuk transaksi barang

berwujud. Empat metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa

adalah sebagai berikut:

1. Kinerja khusus

Metode kinerja khusus adalah metode untuk pemberian jasa dengan

melakukan aksi tunggal. Misalnya, seorang tukang tambal ban

memperoleh pendapatan dari menambal ban pelanggan.

2. Kinerja proporsional

Metode kinerja proporsional adalah pendapatan jasa yang diperoleh lebih

dari aksi tunggal dan jika jasa melebihi satu periode akuntansi.

Pendapatan dalam metode ini diakui berdasarkan kinerja proporsional

setiap tindakan. Metode ini dari akuntansi untuk pendapatan jasa disebut

(29)

✘ ✙

3. Kinerja selesai

Metode kinerja selesai adalah mengakui pendapatan yang diperoleh

dengan melakukan berbagai tindakan yang tindakan terakhir merupakan

hal penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa karena

menganggap pendapatan jasa hanya akan diperoleh setelah melakukan

transaksi yang terakhir. Metode ini disebut juga metode kontrak selesai.

4. Penagihan

Metode penagihan adalah dimana ada ketidakpastian dalam

penagihan piutang atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan

tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi.

Berdasarkan metode ini pendapatan diakui saat memperoleh kas.

Berdasarkan Finanacial Accounting Standard Aboard (FASB) ada

dua kriteria pengakuan pendapatan:

1. Realizable

Pendapatan dapat dikatakan telah terealisasi bila produk atau jasa

terjual atau ditukarkan dengan kas.

2. Earned

Pendapatan yang baru diakui setelah pendapatan tersebut telah

terhimpun dimana kegiatan ini menghasilkan pendapatan yang telah

berjalan dan secara substansial telah selesai sehingga ada unit yang

(30)

✚ ✛

Namun terbentuknya pendapatan tidak harus memenuhi dua kriteria di

atas. Kam (1990: 243-252) mengemukakan bahwa pendapatan dapat diakui

setelah memenuhi persyaratan berikut:

1. Keterukuran nilai asset

2. Adanya suatu transaksi

3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai

AICPA memberikan kaidah pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai

berikut:

1. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan atau

tindakan, pendapatan harus diakui pada saat pekerjaan tersebut selesai

dilakukan.

2. Kalau pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan

atau tindakan secara bertahap, pendapatan harus diakui selama periode

pelaksanaan pekerjaan secara proporsional.

3. Kalau terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi berkenaan dengan

ketertagihan atau kolektibilitas pendapatan jasa, pendapatan baru diakui

setelah kas berkumpul.

Berdasarkan PSAK 23 pengakuan pendapatan jasa meliputi:

1. Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi

dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut

harusdiakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada

(31)

✜ ✢

2. Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari

suatu transaksi dimana pendapatan diakui saat jasa diberikan.

3. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi

sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

4. Bila jasa dihasilkan oleh sejumlah kegiatan yang tidak dapat ditentukan

selama suatu periode tertentu, pendapatan diakui atas dasar garis lurus

selama periode tertentu kecuali jika ada bukti bahwa ada metode lain

yang lebih baik yang baik yang mencerminkan tingkat penyelesaian.

5. Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi

dengan andal, pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan

beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.

6. Jika hasil suatu transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan

kemungkinan kecil biaya yang terjadi yang akan diperoleh kembali,

pendapatan tidak diakui dan biaya yang terjadi diakui sebagai beban.

Pendapatan dihasilkan dari keseluruhan kegiatan dalam perusahaan

selama satu periode. Keseluruhan kegiatan dalam perusahaan yang

mengakibatkan pendapatan secara keseluruhan dinamakan “earning

process”. Kegiatan earning process ini akan mengakibatkan adanya

pendapatan/keuntungan dan beban/kerugian. Selisih antara

pendapatan/keuntungan dengan beban/kerugian akan menghasilkan laba

atau rugi dalam laporan laba rugi perusahaan.

Ada beberapa karakter pendapatan yang di dalam perusahaan

(32)

✣ ✤

perusahaan. Karakter ini berdasarkan sumber pendapatan, produk dan

kegiatan utama perusahaan, jumlah uang yang dihasilkan, serta proses

penandingan antara pendapatan dan beban.

Penjelasan di atas menjelaskan bahwa pengertian earning process

adalah proses yang terjadi selama memperoleh pendapatan. Pengakuan

pendapatan pada perusahaan lain masih ada yang hanya saat penjualan saja,

dimana pada saat perusahaan memberikan barang atau memberikan jasa.

Penentuan pengakuan pendapatan dari hasil penjelasan barang atau

penyerahan jasa harus benar-benar teliti. Terjadinya persetujuan penjualan

dengan penyerahan barang kadang-kadang kejadiannya waktunya tidak

sama. Peristiwa ini akan berpengaruh pada laporan laba rugi dimana bisa

saja pendapatan dinilai terlalu tinggi atau bahkan terlalu rendah. Pemisah

batas (cut off) pendapatan secara tepat dan konsisten dapat digunakan

untuk menghindari kejadian seperti di atas.

Ada dua kondisi ketika akan melakukan pencatatan pendapatan dalam

proses akuntansi:

1. Proses pendapatannya harus lengkap

2. Harganya telah ditentukan

Dalam teori akuntansi ada dua metode dalam pengakuan pendapatan:

1. Accrual Basis

Dasar pengakuan ini adalah perusahaan mengakui pendapatan saat

terjadinya transaksi. Metode ini mengakui pendapatan meskipun belum

(33)

✥✥

a. Selama kegiatan produksi

Contohnya dalam hal sewa, bunga dan komisi yang dianggap

sebagai pendapatan berdasarkan perjanjian yang telah terjadi.

b. Untuk kontrak jangka panjang

Pendapatan diakui berdasarkan kemajuan pekerjaan atau presentase

penyelesaian.

c. Pendapatan dari Cost Plus Fixed Free Contract

Kontrak yang telah dibuat berdasarkan fee yang sudah ditambah

dengan biaya-biaya tertentu.

d. Perubahan asset

Perubahan asset yang mengakibatkan bertambahnya pendapatan.

2. Cash Basis

Pencatatan pendapatan saat menerima kas dan mencatat beban ketika

kas dibayarkan. Pengakuan pendapatan berdasarkan metode ini adalah

sebagai berikut:

a. Pada saat dilakukan penjualan

Berikut penggunaan pengakuan pendapatan saat dilakukan

penjualan:

1) Harga pokok telah diketahui

2) Telah terjadi transaksi pertukaran barang atau jasa

3) Dari segi realisasi, penjualan dianggap kejadian penting bagi

(34)

✦ ✧

b. Pada saat pembayaran diterima

Pendapatan ini diakui saat perusahaan telah menerima kas. Metode

ini diterapkan jika tidak ada ketidakpastian piutang dari penjualan

barang atau jasa tersebut, sehingga pendapatan diakui sampai pada

saat penerimaan kas. Oleh karena itu saat penerimaan kas dianggap

kejadian penting bagi perusahaan.

c. Pada saat bagian tahap produksi dilaksanakan

Metode ini disebut juga metode presentase penyelesaian yaitu

mengerjakan proyek-proyek yang membutuhkan waktu beberapa

periode akuntansi. Cara ini memungkinkan bila beban dalam tahap

akhir kemajuan dapat ditaksir secara wajar. Jika taksiran tidak

dapat dipertanggungjawabkan, maka metode kontrak selesai lebih

baik untuk digunakan.

d. Pada saat selesainya produksi

Metode ini dapat digunakan dalam kondisi sebagai berikut:

1) Situasi pasar yang stabil

2) Harga komoditi juga stabil, yaitu harga jual produk yang telah

ditentukan.

3) Kegiatan produksi dianggap hal penting di perusahaan.

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

agar sebuah laporan keuangan jelas. Ketentuan nilai wajar imbalan dalam

(35)

★ ✩

Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan

jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau

yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas

ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari

jumlah nominaldari kas yang diterima. Suatu perusahaan dapat

memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel

tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan

ari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan

suatu transaksi financial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan

pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan

tingkat bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga tersirat tersebut adalah

yang paling mudah ditentukan dari:

1. Tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang serupa dari suatu

penerbit (issuer) dengan penilaian kredit (credit rating) yang sama.

2. Suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai nominal instrumen

tersebut ke harga jual tunai pada saat ini dari barang atau jasa.

Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa pendapatan adalah hasil dari

penjualan barang atau jasa. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil dari

produk yang dijual atau jasa yang diberikan adalah imbalan yang

(36)

✪ ✫

E. Pendapatan PSAK 23 Tentang Pendapatan Jasa

1. Definisi Pendapatan jasa berdasarkan PSAK No 23

Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara

kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu

yang disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu

periode atau selama lebih dari satu periode. Beberapa kontrak penjualan jasa

yang timbul dari kontrak konstruksi, misalnya kontrak penjualan jasa

mengenai manajer proyek dan arsitek, tidak dibahas dalam Pernyataan ini.

Pendapatan dalam definisi ini adalah arus masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode

bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri.

Jumlah yang dapat ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak

pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke

perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan karena itu harus

dikeluarkan dari pendapatan. Begitupun dalam hubungan keagenan, arus

masuk bruto manfaat ekonomi termasuk jumlah yang ditagih atas nama

prinsipal, tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas perusahaan, dan karena itu

(37)

✬ ✭

2. Pengungkapan Pendapatan Berdasarkan PSAK No 23

Barang atau jasa yang dipertukarkan (barter) untuk barang atau

jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak

dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

Contoh yang sering terjadi adalah dengan komoditi seperti minyak atau

susu dimana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi

untuk memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam

suatu lokasi tertentu. Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk

dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran

tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang

diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang

ditransfer.

3. Pengakuan Pendapatan berdasarkan PSAK No 23

Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi,

pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan

acuan pada tingakat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.

Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi

berikut ini dipenuhi:

1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi

(38)

✮ ✯

3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat

diukur dengan andal.

4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk

menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian

dari suatu transaksi sering disebut sebagai metode persentase

penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan diakui dalam periode

akuntansi pada saat jasa diberikan. Pengakuan pendapatan atas dasar ini

memberikan informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa

dan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode.

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi

sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.

Namun, bila suatu ketidakpastian timbul mengenai kolektibilitas suatu

jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak

tertagih, atau jumlah yang pemulihannya (recovery) tidak lagi besar

kemungkinannya, diakui sebagai suatu beban dari pada penyesuaian

jumlah pendapatan yang diakui semula.

Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah

perusahaan tersebut mencapai persetujuan mengenai hal-hal berikut

dengan pihak lain dalam transaksi tersebut:

1. Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan

dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan

(39)

✰ ✱

2. Imbalan yang harus dipertukarkan.

3. Cara dan persyaratan penyelesaian

Biasanya perusahaan perlu mempunyai system anggaran dan pelaporan

keuangan intern yang efektif. Perusahaan tersebut menelaah dan bila

perlu merevisi estimasi pendapatan sewaktu jasa diberikan. Kebutuhan

revisi tersebut tidak perlu mengindikasikan bahwa hasil transaksi

tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal.

Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai

metode. Suatu perusahaan menggunakan metode yang dapat mengukur

dengan andal jasa yang diberikan. Tergantung pada sifat transaksi,

metode tersebut dapat meliputi:

1. Survey pekerjaan yang telah dilaksanakan.

2. Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai presentase dari

total jasa yang harus dilakukan.

3. Proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi

total biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan

jasa yang dilaksanakan hingga tanggal tertentu dimasukkan dalam

biaya yang terjadi hingga tanggal tersebut. Hanya biaya yang

mencerminkan jasa yang dilakukan, atau yang harus dilakukan

dimasukkan kedalam estimasi total biaya transaksi tersebut.

Pembayaran berkala dan uang muka yang diterima dari pelanggan

(40)

✲ ✳

Jasa yang dihasilkan oleh sejumlah kegiatan yang tidak dapat

ditentukan selama suatu periode tertentu, pendapatan diakui atas dasar

garis lurus selama periode tertentu kecuali jika ada bukti bahwa ada

metode lain yang lebih baik yang dapat mencerminkan tingkat

penyelesaian. Kegiatan tertentu yang jauh lebih signifikan daripada

kegiatan yang lain, pengakuan pendapatan ditunda sampai kegiatan

yang signifikan tersebut dilakukan.

Hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi

dengan andal, pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban

yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.

Selama tahap awal suatu transaksi, seringkali terjadi bahwa hasil

transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal. Namun

demikian, besar kemungkinan terjadi bahwa perusahaan akan

memperoleh kembali biaya transaksi yang terjadi. Oleh karena itu,

pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan biaya yang telah

terjadi yang diharapkan dapat diperoleh kembali. Hasil transaksi yang

tidak dapat diestimasi dengan andal, tidak ada laba yang diakui.

Hasil dari suatu transaksi yang tidak dapat diestimasi dengan andal, dan

kecil kemungkinan biaya yang terjadi akan diperoleh kembali,

(41)

✴ ✵

BAB III

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Sejarah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

1. Berdirinya rumah sakit

Berawal dari kerisauan beberapa pimpinan Aisyiyah Bantul seperti Ny. Zahrowi Soejoeti, Ny. Harjo Joyodarmo, setelah mendengar ungkapan Ny. Mathori Al Huda yang harus menjalani persalinan di rumah sakit swasta di Bantul yang secara religius berada di bawah naungan kaum nasrani. Kerisauan ini berlanjut dan sampai pada dr. Hardjo Djojodarmo, seorang dokter spesialis kandungan yang bekerja di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Daerah Bantul hanya memiliki satu rumah sakit pemerintah dan satu rumah sakit swasta yang dikelola umat nasrani, Rumah Sakit Santa Elishabet Ganjuran, rumah sakit yang bergerak dengan dorongan altruisme (mengutamakan kepentingan orang lain dan penyebaran agama Nasrani). Sementara mayoritas penduduk Kabupaten Bantul beragama Islam. Dr. Hardjo Djojodarmo dan beberapa pimpinan Aisyiyah Bantul bermaksud merintis berdirinya Rumah Bersalin yang bernuansa Islam.

Keinginan ini kemudian dikonsultasikan dengan Pimpinan

(42)

✶ ✷

Irsyad. Akhirnya, mereka bersepakat untuk mendirikan Rumah Bersalin (RB) maka kemudian dibentuklah Badan Pelaksana Klinik dan Rumah Bersalin Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah Bantul (Wawancara dengan M. Irsyad, 10/8/2003 di Bantul Karang, pukul 10.15).

Nama badan/lembaga yang disepakati menunjukkan bahwa nama awal PKU Muhammadiyah adalah Klinik dan RB, sedang nama Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) secara resmi tidak pernah dipakai. Masyarakat umum lebih mengenal nama BKIA karena pada perjalanan awalnya meski dalam ijin kepada pemerintah adalah RB tetapi nama BKIA dipakai oleh klinik baik dalam stempel/cap maupun papan nama di depan klinik. Penggunaan nama BKIA pada praktik di lapangan menurut Ny. Hasyimah A Isman, karena memang pada masa pemerintahan Soekarno membuat kebijakan program peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak dalam rangka menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi melalui BKIA. Walaupun demikian, permohonan ijin yang diajukan kepada pemerintah adalah Klinik dan RB PKU Muhammadiyah.

(43)

✸ ✹

pengajuan ijin pada pemerintah bernama Klinik dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul.

Poliklinik dan Rumah Bersalin membutuhkan waktu 10 tahun untuk mendapatkan ijin tetap penyelenggaraan. Pada tanggal 13 September 1976, berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Propinsi DIY Nomor: 14/192/T/RB/76, Poliklinik dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul baru mendapat ijin tetap penyelenggaraan. Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul berdiri tahun 1966 dan belum memiliki kepastian hukum, namun pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan tanpa merasa khawatir diklaim sebagai lembaga liar. Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul ingin menunjukkan betapa tingginya semangat amar ma’ruf nahi munkar para pengurus dan pengelola. Mereka memegang teguh konsistensi yang sejak awal selalu dijaga dan dirawat.

Pimpinan Daearah Muhammadiyah Bantul memperhatikan

(44)

✺✺

SK Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul Nomor:

A-2/81/PMD/VI/1984 tertanggal 17 Romadhon 1414/ 17 juni 1984. PDA sebagai pengelola berkewajiban menyampaikan laporan secara periodik kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul.

Berdasarkan SK tersebut, PDA mengelola Klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul secara penuh. PDA melalui SK nomor: 01/A-1/PAD/1984 tertanggal 28 Syawwal 1404 H/27 juli 1984 M merubah nama Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah menjadi Poliklinik dan RB Aisyiyah Bantul dan mengesahkan pengurus baru Poliklinik dan RB Aisyiyah. Perubahan nama ini diikuti perubahan stempel/cap lembaga melalui surat PDA nomor: 71/A-1/1984 tertanggal 23 Agustus 1984, yang ditujukan kepada Ka Kanwil Depkes Propinsi DIY, bahwa mulai 1 September 1984 stempel Klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul dinyatakan tidak berlaku, diganti Klinik dan RB Aisyiyah Bantul.

2. Masa awal pengembangan menuju rumah sakit

(45)

✻ ✼

memperoleh ijin sementara menyelenggarakan RSKIA melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY nomor: 503/1099/PK/V/95. Ijin ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun sejak tanggal penetapan, 12 Mei 1995. Peresmian menjadi rumah sakit khusus pada tangal 2 Agustus 1995 oleh Sri Sultan HB X, dan pengajian oleh Prof.DR.HM.Amien Rais (Ketua PP Muhammadiyah). Pada tanggal 15 April 1998, RSKIA mendapat ijin tetap berdasar SK Menteri Kesehatan RI nomor: YM.02.04.3.5.5718.

3. Pengembangan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU)

RSKIA sebagai sebuah Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat (IPSM) di bawah kepemilikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul, RSKIA PKU Muhammadiyah Bantul didalam perkembangannya seiring dengan dinamika pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat, dirasakan bahwa ternyata kemampuan rumah sakit perlu ditingkatkan statusnya, yaitu dari rumah sakit khusus menjadi rumah sakit umum agar dapat mencukupi pelayanan serta dapat mengikuti perubahan kondisi lingkungan internal secara lebih inovatif.

(46)

✽ ✾

performansi fisik rumah sakit terhadap standar rumah sakit umum kelas pratama.

Studi kelayakan yang dilakukan oleh Konsorsium memberikan rekomendasi dapat ditingkatkan status RSK menjadi RSU karena telah memenuhi syarat minimal pendirian RSU. Rekomendasi itulah yang membuat PDM Bantul mengajukan permohonan kepada Bupati Bantul untuk dapat mengembangkan RSKIA menjadi RSU. Setelah dilakukan pemeriksaan dinyatakan memenuhi persyaratan menjadi RSU. RSKIA melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Nomor: 445/4318 tertanggal 20 oktober 2001 RSKIA resmi menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) PKU Muhammadiyah Bantul.

Pemda Bntul hanya memberikan ijin PKU Muhammadiyah Bantul 2 tahun. Oleh karena itu, untuk dapat memperpanjang ijin pengelolaan berikutnya harus memenuhi standar baku yang ditetapkan.Standar baku sudah dilaksanakan oleh pengelola sejak diperolehnya ijin RSK dengan menerapkan manajemen mutu terpadu untuk setiap bagian/instalasi.

(47)

✿ ❀

menghadap jalan protokol, jalan Jenderal Sudirman 124 karena mendapatkan tambahan area untuk pelayanan.

Dari ketiga masa pertumbuhan dan perkembangan RSU PKU Muhammadiyah Bantul seperti narasi di atas, menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1. Tingginya semangat untuk beramar ma’ruf nahi munkar (mengajak berbuat baik dan mencegah berbuat buruk) para pengurus dan pengelola Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul. Walaupun pada 10 tahun pertama, Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul belum mendapat pengakuan dari pemerintah, mereka tetap berusaha berbuat yang terbaik bagi umat yang membutuhkan. Konsistensi mereka tidak bergeser karena dilandasi semangat beribadah.

2. Semangat beribadah dalam memberikan pertolongan kepada umat melalui Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul agaknya mengalami distorsi pada saat pertengahan masa peletakan dasar-dasar pengelolaan amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan. Tarik menarik antara Aisyiyah dengan Muhammadiyah dalam hal

kepemilikan dan pengelolaan Poliklinik dan RB PKU

(48)

❁ ❂

usaha bidang kesehatan dengan Aisyiyah, organisasi otonom dibawah Muhammadiyah.

3. Penataan organisasi saat awal berdirinya Poliklinik dan RB PKU Muhammadiyah terasa lebih efektif, sehingga saat-saat pertumbuhan dan perkembangan, baik saat menjadi RSKIA maupun RSU masalah-masalah elementer sudah tak muncul lagi. Sinergi antara Muhammadiyah dan Aisyiyah memberikan dukungan percepatan pertumbuhan dan perkembangan RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Selama 19 tahun status RB dan Poliklinik dijalani, kemudian meningkat menjadi RSKIA selama 6 tahun dan tahun 2001 meningkat menjadi RSU.

B. Visi dan Misi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

1. Visi

Terwujudnya Rumah Sakit Islami yang mempunyai keunggulan kompetitif global, dan menjadi kebanggaan umat.

2. Misi

(49)

❃ ❄

C. Struktur Organisasi dan Pengurus Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul memiliki struktur organisasi yang telah difungsikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang dari bagian masing-masing anggota, diantaranya:

Kepala Pengembangan Organisasi dan Mutu Direktur Pelayanan Medis

Direktur Penunjang

Direktur Keuangan dan SIMRS

(50)

❅ ❆

Manajer Logistik dan Yanum Manajer SIMRS

Manajer Humas Legal dan Perkantoran Manajer Gizi

Manajer Lab dan Radiologi Manajer SDI dan Diklat Manajer Sarpras dan Kesling Manajer Binroh

Manajer Rekam Medis dan Penjaminan Tim-Tim Direktur Pelayanan Medis Tim-Tim Direktur Penunjang

Tim-Tim Direktur Keuangan dan SIMRS Tim-Tim Direktur SDI dan Bindatra

D. Landasan Dasar

Falsafah: RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan ilmu, iman dan Amal Sholeh.

Motto: Layananku Ibadahku. Tujuan:

1. Menjadi media dakwah Islam melalui pelayanan kesehatan untuk meraih ridho Allah.

(51)

❇ ❈

3. Terwujudnya pelayanan prima yang holistik sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.

4. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui upaya pemberdayaan yang berkesinambungan.

5. Meningkatnya pendapatan melalui manajemen yang efektif dan efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama.

6. Menjadikan Rumah Sakit sebagai wahana pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Nilai:

Nilai-nilai dasar yang dianut dan dikembangkan dalam proses pelayanan dan tata organisasi adalah:

(52)

❉ ❊

(Sumber SK PDM No 062/KEP/III.0/B/2006)

E. Legalitas Hukum

Legalitas Hukum yang telah diperoleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah sebagai berikut:

Akte Perusahaan :Menggunakan surat Keterangan

Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Badan Hukum nomor 1-A/8.a/1588/1993 tanggal 15 Desember 1993

NPWP : 01.143.030.3-543.000

Nomor Ijin Penyelenggaraan : 0005/DP/159/VII/2015

Pemilik : Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pendiri :Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Kabupaten Bantul

Tanggal Berdiri : 1 Maret 1966M / 09 Dzulqo'dah 1385

H

(53)

❋ ●

Tipe / Kelas Rumah Sakit : C

Akreditasi Kemenkes : Nomor: KARS-SERT /70/XII/2014

tanggal 9 Desember 2014

F. Kegiatan Usaha Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul

1. Jenis Pelayanan

8) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

9) Poliklinik Tumbuh Kembang Anak

(54)

❍ ■

1) Bangsal Umum Dewasa (Al Insan, Al A'raf, Al Kautsar) 2) Bangsal Bedah (Al Kahfi)

3) Bangsal Anak (Al Ikhlas)

4) Bangsal Perawatan Bayi ( An Nuur) 5) Bangsal Nifas (An Nisaa)

(55)

❏❏

7) Katarak (Pacho & Konvensional) f. Persalinan

1) Spontan

2) Bedah Caesar

2. Pelayanan Masyarakat

a. Home Care

b. Pemeriksaan / Pengobatan Massal c. Khitan Masal

(56)

❑ ▲

4. Pelayanan Lain a. Test Bebas Napza b. Senam Hamil

c. Pelayanan Informasi Obat d. Pelayanan Home Care

e. General Medical Check Up (GMC) f. Pelayanan Bimbingan Rohani Islam g. Konsultasi Gizi

h. Pelayanan Rukti Jenazah i. Trauma Center

j. PKU DMC

k. Layanan Kesehatan Keliling

(57)

▼ ◆

Metode pengakuan pendapatan dalam teori akuntansi ada dua jenis

yaitu metode cash basis dan accrual basis. PSAK No 23 menyatakan

pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi diakui secara

bersamaan. Metode pengakuan pendapatan rawat inap yang digunakan di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul adalah metode accrual basis.

Jenis pendapatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

terdiri dari 3 jenis pendapatan yaitu:

a. Pendapatan jasa (rawat jalan dan rawat inap) yaitu pendapatan yang

diperoleh dari jasa yang diberikan kepada pasien dalam bentuk

pelayanan. Pendapatan ini disebut imbalan yaitu imbalan yang diperoleh

sesuai dengan pengenaan jasa kepada pihak-pihak lain yang

menggunakan jasa yang bersangkutan. Pendapatan jasa Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Bantul meliputi: pendapatan tindakan besar,

pendapatan tindakan kecil, pendapatan visited dan konsul, pendapatan

ambulan, pendapatan MR, laboratorium klinik, USG, EKG, pendapatan

radiologi, pendapatan loundry dan linen, pendapatan paket pasien,

pendapatan fisioterapi, pendapatan bina rohani, pendapatan homecare

(58)

❖ P

b. Pendapatan Farmasi (dagang) yaitu pendapatan yang diperoleh dari

penjualan obat-obatan yang sesuai dengan harga beli barang tersebut

ditambah dengan laba yang diharapkan. Pendapatan farmasi Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Bantul meliputi: farmasi rawat jalan dan

farmasi rawat inap.

c. Pendapatan gizi (manufaktur) yaitu pendapatan yang diperoleh dari

bahan-bahan yang olah, sehingga makanan dan minuman yang diberikan

pihak rumah sakit kepada pasien adalah merupakan pendapatan gizi.

Penelitian ini dilakukan dengan proses analisa terhadap pengakuan

pendapatan rawat inap yang dilakukan penulis terhadap data pencatatan

pendapatan dari pasien umum, pasien relasi dan pasien BPJS.

Proses analisis tersebut pertama mengambil sampel dari beberapa

pencatatan pendapatan dari pasien, baik pasien umum, pasien relasi, maupun

pasien BPJS. Proses pengakuan pendapatan dari awal transaksi sampai

disajikan ke dalam laporan keuangan pada akhir periode.

Berikut contoh pencatatan pasien umum menggunakan metode accrual

basis:

1) Bapak Musidi sebagai pasien umum rawat inap masuk tanggal 7

Oktober 2015. Biaya selama perawatan senilai Rp. 2.100.000. Berikut

pencatatan jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Piutang pasien umum Rp. 2.100.000

(59)

◗ ❘

Biaya perawatan pasien selama di rumah sakit senilai Rp.2.100.000.

Bapak Musidi pulang tanggal 11 Oktober 2015. Bapak Musidi

melakukan pembayaran biaya perawatan senilai Rp. 1.500.000, sisa

piutang senilai Rp. 600.000. Berikut pencatatan jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Kas/bank(BMI) Rp. 1.500.000

Piutang Pasien Rp. 1.500.000

Pembayaran piutang senilai Rp. 1500.000, sisa piutang senilai Rp.

600.000.

2) Ibu Saginem sebagai pasien BPJS rawat inap masuk tanggal 21 Oktober

2015. Biaya perawatan senilai Rp. 1.000.000. Berikut pencatatan

jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Piutang pasien BPJS Rp. 1.000.000

Pendapatan Rp. 1.000.000

Biaya perawatan ibu Saginem di rumah sakit senilai Rp. 1.000.000.

Ibu Saginem pulang tanggal 23 Oktober 2015 tidak terjadi pembayaran

karena ditanggung BPJS. BPJS menanggung biaya ibu Saginem senilai

Rp.500.000. Saat BPJS melakukan pembayaran. Berikut pencatatan

(60)

❙ ❚

Nama Akun Debet Kredit

Bank Rp. 500.000

Piutang BPJS Rp. 500.000

Biaya perawatan yang dibayar BPJS senilai Rp. 500.000, sisa piutang

senilai Rp. 500.000 ditanggung oleh ibu Saginem.

Terjadi selisih pembayaran antara biaya rumah sakit dengan BPJS senilai

Rp. 500.000. Berikut pencatatan jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Selisih Klaim Rp. 500.000

Piutang Rp. 500.000

Selisih biaya rumah sakit dengan BPJS senilai Rp. 500.000 yang harus

ditanggung oleh ibu Saginem.

Ibu Saginem mendapat bantuan dari LAZISMU sebesar 20%. Berikut

pencatatan jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Kas Rp. 100.000

Piutang pasien BPJS Rp. 100.000

Bantuan dari LAZISMU senilai Rp. 100.000 (20%*Rp. 500.000), sisa

(61)

❯ ❱

3) Bapak Zaidi BP sebagai pasien relasi asuransi jasa raharja masuk

tanggal 9 Oktober 2015. Biaya selama perawatan senilai Rp. 300.000.

Berikut pencatatan jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Piutang pasien relasi Rp. 300.000

Pendapatan Rp. 300.000

Jumlah biaya perawatan di rumah sakit senilai Rp. 300.000.

Bapak Zaidi BP pulang tanggal 11 Oktober 2015. Jasa raharja yang

menanggung biaya bapak Zaidi membayar biaya perawatan senilai Rp.

300.000. Berikut pencatatan jurnalnya:

Nama Akun Debet Kredit

Bank Rp. 300.000

Piutang pasien relasi Rp. 300.000

Jasa raharja membayar biaya perawatan bapak Zaidi BP senilai Rp.

300.000 melalui bank)

Berdasarkan pencatatan data di atas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul telah menggunakan metode accrual secara tepat.

2. Pencatatan Piutang Tak Tertagih Rawat Inap di PKU Muhammadiyah

Bantul

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat

(62)

❲ ❳

diterima. Rumah sakit menerima imbalan yang diterima disesuaikan dengan

sejumlah jasa atau pengorbanan yang telah diberikan. Kadang-kadang

imbalan tersebut tidak diterima sesuai dengan yang diharapkan oleh Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Pasien yang melakukan pengobatan di

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak semuanya mampu

melunasi seluruh biaya pengobatan di rumah sakit. Biaya yang belum

dilunasi oleh pasien masih dalam bentuk piutang. Rumah sakit berharap

pada saat tanggal neraca piutang yang berasal dari transaksi periode tertentu

dapat direalisasikan sebagai pendapatan. Piutang yang seharusnya terealisasi

sebagai pendapatan pada saat akhir periode atau pada saat akan dimasukkan

dalam laporan keuangan tidak selamanya dapat terealisasi.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dalam pencatatan

piutang setiap periode berikutnya sampai tahun seterusnya akan terus

diakumulasi. Pasien yang tidak mampu membayar sampai batas waktu yang

ditentukan pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak

mengubah catatan piutang menjadi cadangan piutang tak tertagih atau

penghapusan piutang. Piutang tersebut akan diserahkan ke LAZISMU agar

piutang tersebut dilunasi. LAZISMU hanya memberikan 20% kepada pasien

yang menurut LAZISMU wajib mendapatkan bantuan dengan memberikan

beberapa syarat kepada pasien agar pasien mendapatkan bantuan dari

(63)

❨ ❩

3. Analisis dan Evaluasi Kriteria dan Pengakuan Pendapatan di Rumah

Sakit PKU Muhammadiyah Bantul.

PSAK No 23 tentang pendapatan menyatakan bahwa pendapatan

diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan

transaksi tersebut akan diterima. Namun, bila tidak ada kepastian dari

jumlah pendapatan tidak dapat tertagih akan diakui sebagai beban. Pasien

yang tidak ada keinginan tidak membayar pengobatannya tanpa

sepengetahuan pihak rumah sakit, maka pelayanan jasa yang telah diberikan

rumah sakit kepada pasien harus diakui sebagai beban operaional. Namun

pihak rumah sakit tetap mengakui piutang yang tak tertagih sebagai

pendapatan. Pihak rumah sakit akan menyerahkan piutang yang tak tertagih

ke LAZISMU sebesar 20%.

Hal ini akan berpengaruh terhadap penyajian laporan laba rugi.

Jumlah yang seharusnya dicatat dalam beban akan dicatat dalam pendapatan

karena jumlah tak tertagih tersebut dilunasi oleh pihak LAZISMU meskipun

tidak secara keseluruhan. Hal ini mungkin bagi rumah sakit tidak

mempengaruhi kewajaran dari nilai pendapatan, tetapi perlakuan ini tidak

sesuai dengan PSAK No 23 Tentang Pendapatan.

Perlakuan seperti di atas akan mempengaruhi penyajian laporan laba rugi

antara lain:

a. Perkiraan dari LAZISMU

Jumlah pemberian yang diberikan LAZISMU akan lebih besar dari

(64)

❬ ❭

diberikan kepada pasien yang tidak mampu bayar. Dan biasanya

pelayanan dari LAZISMU hanya diberikan kepada karyawan atau

keluarga karyawan yang ada dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul serta pasien yang tidak mampu membayar.

b. Perkiraan Pendapatan

Nilai pendapatan bersih akan lebih kecil dari nilai pendapatan

sebenarnya karena pemberian dari LAZISMU terlalu besar. Hal ini

akan mengakibatkan jumlah pendapatan bersih sedikit. Padahal jumlah

yang ada di penyajian laporan pendapatan bukanlah jumlah pendapatan

yang telah terealisasi sebenarnya oleh rumah sakit.

c. Perkiraan beban

Jumlah beban yang ada di penyajian laba rugi juga akan berbeda dari

sebenarnya, karena beban yang seharusnya dicatat sebagai beban

dicatat sebagai pendapatan, karena telah dibayar 20% oleh pihak

LAZISMU dan piutang yang belum tertagih dianggap sebagi

pendapatan. Jumlah beban yang ada dalam laporan laba rugi

seharusnya lebih besar. Beban yang tidak dicatat oleh pihak rumah

sakit adalah beban yang tidak dapat tertagih dari pasien. Jumlah tagihan

ini seharusnya dicatat rumah sakit dalam beban operasional sebagai

beban piutang tak tertagih.

Pengklasifikasian perkiraan pencatatan yang tepat, akan

(65)

❪ ❫

laba rugi. Pengklasifikasian ini memang tidak mempengaruhi nilai

kewajaran penyajian laporan laba rugi tetapi akan menunjukkan

gambaran sebenarnya mengenai keberhasilan rumah sakit mengenai

pendapatan rawat inap sehingga keputusan yang akan diambil juga

(66)

❴❴

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian yang penulis lakukan serta penelitian yang

penulis peroleh dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, maka pada

bagian tulisan ini penulis akan menyampaikan kesimpulan dari uraian di bab

sebelumnya serta saran yang bisa penulis berikan kepada pihak Rumah Sakit

PKU Muhammadiyah Bantul:

1. Pengakuan pendapatan rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul menggunakan metode accrual basis yaitu pendapatan diakui pada

saat terjadi transaksi meskipun pihak rumah sakit belum menerima

pembayaran dalam bentuk uang atau kas. Metode ini telah sesuai dengan

PSAK No 23 tentang pendapatan.

2. Pencatatan piutang tak tertagih Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul

tetap mencatat sebagai pendapatan. Namun, bagi pasien yang tidak

membayar atau tidak mampu membayar akan dibayar oleh pihak

LAZISMU meskipun tidak secara keseluruhan. Pihak rumah sakit juga

akan terus menagih piutang dari pasien. Sebagai contoh piutang tahun 2007

sampai saat ini belum terlunasi dan masih diupayakan untuk tetap ditagih,

karena dari pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul tidak

(67)

❵ ❛

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas maka sebagai penutup Tugas

Akhir ini, saran yang bisa penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Pengakuan pendapatan rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Bantul sebaiknya tetap menggunakan metode accrual basis secara

keseluruhan dan konsisten agar lebih akurat serta sesuai dengan PSAK No

23 tentang pendapatan.

2. Untuk pasien yang tidak mampu membayar dan kemungkinan kecil untuk

bisa tertagih seharusnya pihak rumah sakit mencatat dalam piutang tak

tertagih yang termasuk dalam beban operasional, bukan dicatat sebagai

pendapatan rumah sakit yang pelunasannya sebagian berasal dari pihak

(68)

57

DAFTAR PUSTAKA

Borisman, Ronald. 2005. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 pada Rumah Sakit Umum Mongonsidi Program Akuntansi USU

Indonesia, I. A. 2016. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, D. E., et al. 2007. Akuntansi Intermediate jilid dua edisi keduabelas. (E. Salim, Trans.) Jakarta: Erlangga.

Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pengakuan dan pengukuran pendapatan asuransi pada perusahaan yang diteliti telah sesuai dengan PSAK NO.23 dan NO.36 sebab jumlah

Tujuan penelitian ini yaitu melakukan evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul ditinjau dari persepsi

Tujuan penelitian ini yaitu melakukan evaluasi kinerja Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU PKU Muhammadiyah Bantul ditinjau dari persepsi

Penelitian berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional Terhadap kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul

Kesimpulan dan Saran: Pengisian Sign In di Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Bantul masih belum patuh untuk itu rumah sakit juga perlu membuat sistem

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pasca huni pengguna bangsal Al-A’raaf Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. Jenis penelitian ini adalah

Dimensi lainnya adalah mengenai kemudahan mendapatkan ruangan untuk rawat inap. Pernyataan yang positif yang diantaranya menyatakan bisa dirawat inap di rumah sakit

Hal ini dapat dikarenakan bahwa di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul penyakit penyerta tidak banyak terjadi namun terdapat faktor lain yang lebih