• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

PERTUMBUHAN GANYONG MERAH (

Canna edulis

Ker.)

DI BAWAH TEGAKAN SENGON (

Falcataria moluccana

Miq.)

ARRY RESTI RAHAYU

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(3)

ABSTRAK

ARRY RESTI RAHAYU. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.) Dibimbing oleh NURHENI WIJAYANTO.

Kekayaan alam di Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal dan benar oleh manusia sehingga timbul beberapa masalah seperti krisis pangan dan terbatasnya konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian. Adanya sistem agroforestri yang telah berkembang saat ini dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah penyempitan lahan hutan yang telah dialih-fungsikan. Agroforestri tanaman ganyong merah dengan pohon sengon menjadi salah satu solusinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman ganyong di bawah tegakan sengon. Dosis pupuk NPK yang digunakan, yaitu 0 g, 1.5 g, 3 g dan 6 g, sedangkan dosis pupuk kompos yang digunakan adalah 0 g, 50 g, 100 g dan 200 g. Desain percobaan menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa dosis pupuk NPK hanya berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman, sedangkan dosis pupuk kompos tidak berpengaruh terhadap parameter apapun.

Kata kunci: agroforestri, Canna edulis, Falcataria moluccana, NPK, kompos

ABSTRACT

ARRY RESTI RAHAYU. Influence of NPK and Compost Fertilizer Dose Toward the Growth of Red Canna (Canna edulis Ker.) Under Sengon (Falcataria moluccana Miq.) Stand. Supervised by NURHENI WIJAYANTO.

In Indonesia, natural resources have not been maximally utilized yet, so it brought some problems such as food crisis and restricting the conversion of forest-land into agricultural-land. The presence of agroforestry that developing right now could be one of the solution in order to fix the restricting of forest-land conversion problem. Agroforestry of red canna and sengon could be one of the solution. The aim of this study is to determines the influence of NPK and compost fertilizer dose on the growth of canna under sengon stand. NPK fertilizer dose used in this study are 0 g, 1.5 g, 3 g, and 6 g, while the compost fertilizer dose used are 0 g, 50 g, 100 g, 200 g. Experimental design used in this study are complete random sampling (RAL). The result of this study shows that NPK fertilizer dose affected toward the parameter of height, while the dose of compost did not affected the parameters.

(4)

4

ARRY RESTI RAHAYU

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Silvikultur

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP

PERTUMBUHAN GANYONG MERAH (

Canna edulis

Ker.)

DI BAWAH TEGAKAN SENGON (

Falcataria moluccana

Miq.)

DEPARTEMEN SILVIKULTUR FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.)

Nama : Arry Resti Rahayu

NIM : E44090082

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS Ketua Departemen

(6)
(7)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juli 2013 ini ialah agroforestri, dengan judul Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon(Falcataria moluccana Miq.).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS selaku pembimbing atas arahan dan bimbingannya. Selainitu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Mama, Papa, Irma, Risma, Syifa, Izdihar, Alesha, Asad, Furqon serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Prasetya Dwi Cahaya, Ade Ayu Dewayani, Tristiana Dwi Nurdhita Sari, Fildah Amalina, Mada Felisita Tiasany, Devhiawati Kusmalinda, Adisti Permatasari, Suyogia Nur Azis, Teguh Artha, Lody Junio dan teman-teman SVK 46.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini, sehingga diharapkan adanya masukan dan saran untuk penyempurnaan dari semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Manfaat 2

METODE PENELITIAN 2

Lokasi dan Waktu 2

Alat dan Bahan 2

Metode Kerja 2

Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 9

(9)

DAFTAR TABEL

1 Dosis perlakuan dengan pupuk NPK dan kompos 3 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan tanaman ganyong 4 3 Uji Duncan pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan

tinggi tanaman ganyong 5

DAFTAR GAMBAR

1 Pertumbuhan tinggi tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk

NPK dan kompos selama 16 minggu 5

2 Pertumbuhan panjang tangkai tanaman ganyong dengan

perlakuan pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu 6 3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman ganyong dengan perlakuan

pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu 7

4 Pertumbuhan jumlah anakan tanaman ganyong dengan perlakuan

pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu 7

5 Pertumbuhan berat umbi tanaman ganyong dengan perlakuan

pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman 11 2 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap panjang tangkai 11 3 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun 11 4 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah anakan 11 5 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap berat umbi 11 6 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap tinggi tanaman 11 7 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap panjang tangkai 11 8 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah daun 12 9 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah anakan 12 10 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap berat umbi 12 11 Hasil uji Duncan tinggi tanaman dengan perlakuan pupuk NPK 12

(10)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah ketahanan pangan di Indonesia saat ini telah menjadi isu global yang diperbincangkan banyak pihak. Masalah tersebut dapat terjadi karena semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh ketersediaan bahan pangan. Terbatasnya konversi lahan hutan menjadi areal pertanian dalam rangka pemenuhan sumberdaya pangan mengakibatkan kelangkaan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Agroforestri merupakan salah satu sistem penggunaan lahan yang dapat ditawarkan untuk mengatasi masalah pangan. Adanya sistem agroforestri yang telah berkembang saat ini dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah penyempitan lahan hutan yang telah dialih-fungsikan. Hairiah et al. (2003) menyatakan bahwa manfaat dari agroforestri ialah mengombinasikan keuntungan dari tanaman pertanian (terjaminnya hasil tanaman pangan) dan keuntungan kehutanan (mengurangi erosi dan menjaga kesuburan tanah) dalam ruang dan waktu yang sama.

Beberapa lahan hutan yang masih tersisa dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ketahanan pangan tersebut, salah satunya dengan memanfaatkan lahan hutan rakyat melalui penanaman ganyong merah yang mempunyai beberapa manfaat berguna. Ganyong merah adalah tanaman yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat. Selain digunakan untuk penganekaragaman menu rakyat, ganyong juga mempunyai aspek yang penting sebagai bahan dasar industri. Umbi ganyong mengandung 12–33% pati (Suhartini dan Hadiatmi 2010), kadar pati yang tinggi pada umbi ganyong dapat dijadikan bahan baku industri seperti sirup glukosa dan alkohol (Putri dan Sukandar 2008). Umbi ganyong dipercaya sebagai obat tradisional yang berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti antipiretik, diuretik, hipertensi, maag dan panas dalam (Prohati 2010 dalam Santi 2010).

Ganyong merupakan tanaman umbi-umbian yang termasuk famili Cannaceae. Umbi disini adalah rhizoma yang merupakan batang yang tinggal di dalam tanah. Ganyong dikenal dengan banyak nama daerah antara lain buah tasbih, ganyal, ganyol atau sinetra, sedangkan nama asingnya adalah queensland arrowroot atau edible canna (Matoa 2011).

Tujuan

(11)

2

Manfaat

Informasi mengenai penggunaan pupuk kompos dan NPK terhadap penanaman ganyong yang ditanam di bawah tegakan sengon diharapkan dapat membantu masyarakat luas dalam mengembangkan budidaya ganyong di bawah tegakan sengon. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan infomasi tambahan mengenai tanaman ganyong.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di bawah tegakan sengon yang berada di Jalan Lingkar Perwira, Dramaga, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari sampai dengan Juli 2013.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, sabit, timbangan, meteran, ember, alat tulis dan kamera. Bahan yang digunakan adalah umbi ganyong merah yang bertunas, pupuk kompos, pupuk NPK dan lahan tegakan sengon.

Metode Kerja

Kegiatan penelitian dimulai dengan menentukan lokasi yaitu di bawah tegakan sengon yang berusia ± 1 tahun dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Umbi ganyong merah yang digunakan adalah umbi yang telah mencapai ukuran normal dan mengandung 1–2 mata tunas sehat. Penanaman dilakukan pada satu lokasi dengan dua perlakuan media yang berbeda. Perlakuan pertama adalah tanaman ganyong yang diberi pupuk NPK dengan empat dosis pupuk berbeda, yaitu dosis pupuk 0 g (kontrol), 1.5 g, 3 g dan 6 g, sedangkan perlakuan kedua adalah tanaman ganyong yang diberi pupuk kompos dengan empat dosis pupuk berbeda, yaitu dosis pupuk 0 g (kontrol), 50 g, 100 g dan 200 g.

(12)

3

penelitian dilakukan saat musim hujan. Pendangiran dilakukan dua minggu sekali dan kegiatan pemupukan dilakukan pada awal penanaman dengan dosis yang ditentukan dan diberi pupuk kembali pada bulan ke-3 setelah penanaman dengan dosis yang sama seperti awal pemupukan.

Kegiatan selanjutnya adalah (4) pengamatan yang terdiri dari pengukuran dan pengambilan data selama 4 bulan (16 minggu). Pengamatan yang dilakukan berupa pengamatan vegetatif satu minggu sekali dan pengamatan destruktif/panen. Pengamatan vegetatif meliputi: (a) pengukuran tinggi tanaman yang diukur dari pangkal batang hingga ujung percabangan daun, (b) selanjutnya pengukuran panjang tangkai daun yang dilakukan dengan mengukur tangkai daun terpanjang dari pangkal sampai ujung tangkai daun tanaman induk, (c) kemudian pengamatan jumlah daun yang diamati dengan menghitung jumlah daun yang sudah terbuka atau tidak dalam keadaan kuncup dan berasal dari tanaman induk serta pada anakan ganyong, dan (d) pengamatan jumlah anakan dengan menghitung jumlah anakan yang tumbuh di sekitar tanaman induk. Pada akhir waktu panen dilakukan pengamatan destruktif/panen berupa data berat basah umbi yang diukur menggunakan timbangan dengan ketelitian 0.01 g.

Analisis Data

Analisis Pengaruh Dosis Pupuk terhadap Pertumbuhan Ganyong

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan masing-masing perlakuan mempunyai 4 dosis yang berbeda, masing-masing dosis diulang sebanyak 5 kali. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian pupuk NPK dan pupuk Kompos.

Tabel 1 Dosis perlakuan dengan pupuk NPK dan kompos

Pupuk NPK (g) Pupuk Kompos (g)

0.0 0

1.5 50

3.0 100

6.0 200

Model persamaan umum rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yij = µ + τi + ɛij

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan pupuk ke-i dan ulangan ke-j

µ = Nilai rata-rata umum

τi = Pengaruh perlakuan pupuk pada dosis ke-i

ɛij = Pengaruh acak pada perlakuan pupuk dengan dosis ke-i dan ulangan ke-j Bentuk hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 = Perlakuan tidak berpengaruh terhadap parameter yang diamati H1 = Perlakuan berpengaruh terhadap parameter yang diamati

Jika nilai p ≤ α, tolak H0pada tingkat nyata α

Jika nilai p > α, terima H0pada tingkat nyata α

(13)

4

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 (Statistical Package for the Social Sciences version 17.0).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman ganyong merah termasuk famili Cannaceae, genus Canna dari kelompok ubi-ubian. Tumbuhan ini berbentuk herba berumpun dan bersifat perennial (Segeren dan Maas 1971). Tanaman ini dapat tumbuh di segala jenis tanah dan suhu udara serta tahan terhadap naungan, meskipun demikian ganyong tidak tahan tumbuh di tempat yang terbuka dengan angin yang kuat karena mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap hembusan angin (Lingga 1986). Naungan dapat mengurangi intensitas cahaya sekitar 30–40%, mengurangi kecepatan angin, mengurangi laju evapotranspirasi pada kanopi di bawahnya dan dapat meningkatkan ketersediaan air tanah bagi tanaman (Taiz dan Zeiger 1991). Keberadaan naungan mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk pada lahan bawah tegakan pohon yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap iklim mikro.

Indonesia mengenal dua varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun, dan pelepahnya yang berwarna merah atau ungu, sedangkan ganyong putih ditandai dengan warna batang, daun, dan pelepah berwarna hijau dan sisik umbinya yang kecokelatan. Kedua varietas tersebut memiliki beberapa perbedaan, yaitu: ganyong merah memiliki batang lebih besar, tahan terhadap sinar matahari, tahan terhadap kekeringan, sulit menghasilkan biji, hasil umbi basah lebih besar tetapi kadar patinya rendah dan umbi lazim dimakan segar atau direbus. Sedangkan ganyong putih mempunyai ukuran lebih kecil dan lebih pendek, tidak tahan terhadap sinar matahari tetapi tahan terhadap kekeringan, lebih banyak menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman, selain itu hasil umbi basah lebih kecil tetapi kadar patinya tinggi dan hanya lazim untuk diambil patinya (Rodiahwati dan Purwadaria 2011). Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai sayur atau digunakan untuk diambil patinya. Pucuk daun dan tangkai daunnya dapat pula digunakan sebagai pakan ternak (Ronoprawiro 1993).

Tabel 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan tanaman ganyong

Jenis Pupuk Parameter F-hitung

NPK

(14)

5

Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 1 dan 6), perlakuan tunggal dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, sedangkan pada tanaman ganyong yang diberi perlakuan pupuk kompos menunjukkan bahwa, perlakuan tunggal dosis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan. Berikut hasil dari masing-masing parameter, yaitu:

Tinggi Tanaman

Parameter tinggi tanaman yang diberi perlakuan pupuk NPK menunjukkan hasil sidik ragam yang berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95%, sedangkan tinggi tanaman yang diberi perlakuan pupuk kompos menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata. Berdasarkan uji lanjut Duncan, ganyong yang diberi pupuk NPK dengan dosis 6 g merupakan dosis pupuk terbaik untuk pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dengan ketiga dosis lainnya (Tabel 3, Lampiran 11).

Tabel 3 Uji Duncan pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi tanaman ganyong

Jenis pupuk Dosis (g) Tinggi tanaman (cm)

NPK

0.0 121.8 b

1.5 111.5 b

3.0 95.0 b

6.0 141.7 a

aAngka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Gambar 1 memperlihatkan bahwa ganyong yang diberi perlakuan pupuk NPK dan kompos sama-sama menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat tiap minggunya, tetapi pertumbuhan ganyong dengan perlakuan pupuk NPK menunjukkan rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pupuk kompos yang rataannya tidak terlalu jauh berbeda. Selain itu, pada Gambar 1 dapat dilihat di minggu ke-6 mengalami penurunan tinggi tanaman, baik ganyong

yang diberi perlakuan NPK maupun kompos. Hal tersebut disebabkan pada waktu pengamatan, di minggu ke-5 lahan yang menjadi tempat penelitian terkena banjir sehingga lumpur yang terbawa oleh air menggenangi tanah yang ditanami tanaman ganyong dan menyebabkan naiknya permukaan tanah. Naiknya permukaan tanah tersebut mengakibatkan turunnya tinggi tanaman pada saat Gambar 1 Pertumbuhan tinggi tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk NPK

(15)

6

pengukuran di minggu ke-6, kemudian pada minggu berikutnya pertumbuhan ganyong kembali normal seperti semula.

Perlakuan dosis pupuk NPK 6 g memiliki rataan paling tinggi untuk pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dengan dosis pupuk lainnya. Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang tidak hanya mengandung dua unsur saja tapi tiga unsur sekaligus yang merupakan gabungan dari pupuk tunggal N, P dan K (Lingga 1998). Peran utama nitrogen bagi tanaman ialah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna dalam proses fotosintesis (Lingga 1998), karena adanya unsur nitrogen tersebut tanaman yang diberi dosis pupuk NPK paling besar memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya.

Panjang Tangkai

Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 2 dan 7), perlakuan dosis pupuk NPK maupun kompos tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan

panjang tangkai tanaman ganyong pada selang kepercayaan 95%, sehingga tidak bisa diuji lanjut menggunakan uji Duncan. Gambar 2 menunjukkan di tiap minggunya tanaman ganyong memiliki perubahan panjang tangkai yang tidak jauh berbeda di antara perlakuan pupuk NPK maupun kompos. Rataan panjang tangkai yang dimiliki tanaman ganyong dengan masing-masing perlakuan mempunyai rataan yang hampir sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa dosis pupuk tidak mempengaruhi pertumbuhan panjang tangkai tanaman ganyong. Jumlah daun

Pada waktu pengamatan, banyak daun mengalami penurunan jumlah yang disebabkan oleh hama berupa belalang yang memakan sisi daun sehingga beberapa daun yang diamati mengalami kematian dan proses fotosintesis pada daun tersebut terganggu. Perlakuan pupuk NPK dan kompos tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan jumlah daun. Pada Gambar 3 dapat dilihat tanaman ganyong yang diberi perlakuan pupuk kompos memiliki rataan jumlah daun yang lebih kecil pada minggu awal setelah tanam dibandingkan dengan ganyong yang diberi perlakuan pupuk NPK, meskipun seperti itu rata-rata yang dihasilkan dari pengamatan jumlah daun pada akhir pengamatan memiliki jumlah daun yang kurang lebih sama.

(16)

7

Jumlah anakan

Hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 4 dan 9) menyatakan bahwa dosis pupuk NPK dan kompos tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah anakan tanaman ganyong. Pada Gambar 4 dapat dilihat pertumbuhan jumlah

anakan tanaman ganyong selama 16 minggu. Jumlah anakan yang dihasilkan oleh tanaman ganyong hanya berkisar 1–2 anakan hingga akhir pengamatan. Hal tersebut dapat disebabkan waktu penanaman hingga pengamatan berakhir dilakukan pada musim hujan.

Menurut IKAPI (1991) pada saat musim hujan tanaman terlihat kerdil dan berbuah sedikit atau bahkan tidak berbuah sama sekali. Hal tersebut disebabkan akar tanaman tidak dapat menyerap zat hara dalam tanah karena larut oleh air hujan, sehingga pada tanaman ganyong juga menyebabkan sedikitnya jumlah anakan yang dihasilkan dikarenakan pengamatan dilakukan pada musim hujan. Berat Umbi

Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 5 dan 10), perlakuan dosis pupuk tidak memberikan pengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% terhadap berat umbi ganyong yang ditanam di bawah tegakan sengon. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Wijayanto dan Azis (2013) bahwa pengaruh naungan sengon tidak berpengaruh nyata terhadap hasil berat umbi basah ganyong putih. Diagram rata-rata pertumbuhan berat umbi tanaman ganyong (Gambar 5) Gambar 4 Pertumbuhan jumlah anakan tanaman ganyong dengan perlakuan

pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu

(17)

8

menunjukkan hasil bobot umbi dari masing-masing perlakuan dengan dosis yang berbeda.

Rata-rata yang dihasilkan tanaman ganyong selama 4 bulan penanaman menunjukkan hasil bobot umbi yang kecil, hal tersebut dapat disebabkan umbi ganyong yang biasa dipanen pada umur 6–8 bulan. Di Queensland, umbi ganyong dipanen pada umur 6–10 bulan, sedangkan pemanenan di Hawaii dilakukan pada umbi berumur 8 bulan (Kay 1973).

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2008) menyatakan bahwa apabila pemupukan dilakukan secara bertahap sebaiknya diberikan sebanyak 2 kali pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan bersamaan dengan penanaman bibit sedangkan pemupukan kedua dilakukan menjelang tanaman berbunga atau pada saat tanaman berumur kurang lebih 3 atau 4 bulan, karena pada saat itu tanaman mulai membentuk umbi sehingga sangat membutuhkan banyak zat makanan.

Tanaman ganyong toleran di tanah yang lembab serta dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 2500 m dpl (Sastrapradja et al. 1977). Ganyong juga tumbuh baik pada daerah dengan distribusi curah hujan 1000–1200 mm/tahun. Tanaman ini juga toleran terhadap kelebihan kadar air (tetapi tidak tahan jenuh air) dan naungan (Sukarsa 2010).

Tanaman ganyong dalam penelitian dikombinasikan dengan pohon sengon, karena pohon sengon memiliki karakteristik tajuk yang ringan sehingga lahan di bawah tegakan sengon mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman pangan (Wijayanto dan Pratiwi 2011), jenis tanaman ganyong merah bisa menjadi salah satu jenis tanaman yang dapat dikembangkan di bawah tegakan hutan dalam bentuk agroforestri. Kemenristek (2002) menjelaskan bahwa sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri rhizobium. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan penyediaan unsur nitrogen dalam tanah, dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah di sekitarnya menjadi lebih subur. Kondisi tanah seperti itu dapat ditanami dengan tanaman pangan sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarap.

(18)

9

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Dosis pupuk NPK 6 g berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman ganyong merah di bawah tegakan sengon, sedangkan dosis pupuk NPK dan kompos lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman ganyong merah di bawah tegakan sengon.

SARAN

Perlu diadakan penelitian pertumbuhan tanaman ganyong dengan dosis pupuk yang lebih besar hingga waktu panen (6–10 bulan). Selain itu, area yang digunakan sebagai lokasi penelitian sebaiknya diberi batas pengamanan yang jelas untuk mengurangi gangguan dari lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2008. Budidaya Garut [Internet]. [Waktu pembaharuan 17 Mar 2013]. [diunduh 2013 Sep 17]. Tersedia pada: http://ditjentan.deptan.go.id

Hairiah K, Sardjono MA, Sabarnurdin S. 2003. Pengantar Agroforestri. Bogor (ID): World Agroforestry Centre Pr.

[IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia. 1991. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Kay DE. 1973. Root Crops. London (GB): The Tropical Products Institute, The Foreign and Common Wealth Office.

[Kemenristek] Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 2002. Teknologi Perkayuan Mengantisipasi Lenyapnya Hutan [Internet]. [Waktu pembaharuan 22 Feb 2010]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada: http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/477/print

Lingga P. 1986. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Matoa. 2011. Ganyong: Alternatif Pangan Lokal dan Obat Tradisional [Internet].

[Waktu pembaharuan 20 Jan 2010]. [diunduh 2013 Sep 10]. Tersedia pada: http://matoa.org/?p=230

Putri LSE, Sukandar D. 2008. Konvers ganyong pati (Canna edulis Ker) menjadi ethanol melalui hidrolisis asam dan fermentasi. Biodiversitas 9(2):112-116. Rodiahwati W dan Purwadaria HK. 2011. Mutu tepung dan bubur instan ganyong

(19)

10

Ronoprawiro S. 1993. Produksi Sayur-sayuran di Daerah Tropik. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

Santi SA. 2010. Studi keragaman ganyong (Canna edulis Ker.) di wilayah eks Karesidenan Surakarta berdasarkan ciri morfologi dan pola pita isozim [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.

Sastrapradja S, Niniek WS, Sarkat D, Rukmini S. 1977. Ubi-ubian. Jakarta (ID): Balai Pustaka.

Segeren W, Maas PJM. 1971. The genus Canna in Northern South Amerika. Acta Bot. 20(6):663-680.

Suhartini T, Hadiatmi. 2010. Keragaman Karakter Morfologi Tanaman Ganyong. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian.

Sukarsa E. 2010. Tanaman Ganyong [Internet]. [Waktu pembaharuan 16 Apr 2012]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada: http://www.bbp2_lembang.info Taiz L, Zeiger E. 1991. Plant Physiology. California (US): The Benjamin

Cummings.

Wijayanto N, Pratiwi E. 2011. Pengaruh naungan dari tegakan sengon (Paraserianthes falcataria L.) terhadap pertumbuhan tanaman porang (Amorphophallus onchophyllus). Jurnal Silvikultur Tropika 2(1):46-51.

(20)

11

Lampiran 1 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 5731.900 1910.633 4.802 0.014*

Galat 16 6366.600 397.913

Total 19 12098.500

* = berpengaruh nyata pada taraf 95%.

Lampiran 2 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap panjang tangkai

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 22.100 7.367 1.084 0.384tn

Galat 16 108.700 6.794

Total 19 130.800

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 3 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 20.950 6.983 0.391 0.761tn

Galat 16 286.000 17.875

Total 19 306.950

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 4 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah anakan

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 2.550 0.850 1.360 0.291tn

Galat 16 10.000 0.625

Total 19 12.550

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 5 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap berat umbi

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 73000.000 24333.333 1.622 0.224tn

Galat 16 240000.000 15000.000

Total 19 313000.000

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 6 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap tinggi tanaman

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 3740.838 1246.946 2.337 0.112tn

Galat 16 8537.300 533.581

Total 19 12278.138

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 7 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap panjang tangkai

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 24.700 8.233 0.860 0.482tn

Galat 16 153.100 9.569

Total 19 177.800

(21)

12

Lampiran 8 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah daun

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 55.750 18.583 1.059 0.394tn

Galat 16 280.800 17.550

Total 19 336.550

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 9 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah anakan

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 1.750 0.583 0.833 0.495tn

Galat 16 11.200 0.700

Total 19 12.950

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 10 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap berat umbi

Sumber Db JK KT F-Hit Pr > F

Perlakuan 3 37000.000 12333.333 1.380 0.285tn

Galat 16 143000.000 8937.500

Total 19 180000.000

tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 11 Hasil uji Duncan tinggi tanaman dengan perlakuan pupuk NPK Rata-rata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

Pengelompokan Duncan Rata-rata N Dosis pupuk (g)

A 141.7 5 6.0

B 121.8 5 0.0

B 111.5 5 1.5

(22)

13

Lampiran 12 Riwayat hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 Januari 1992 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, pasangan Ajat Sudrajat dan Rina Mardiana. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 106 Jakarta Timur, pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Ujian Talenta Mandiri IPB (UTMI). Setelah melewati setahun menduduki bangku perkuliahan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis kemudian terdaftar sebagai mahasiswi Mayor Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Tahun 2012, penulis mengambil minat studi di bidang agroforestri.

Penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, yaitu anggota divisi Informasi dan Komunikasi pada Himpunan Profesi Tree Grower Communtity (TGC) Silvikultur. Penulis juga pernah menjadi anggota Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi (PDD) pada kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen (MPD) Silvikultur pada tahun 2011.

Selama berkuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis telah mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur Sancang Timur-Papandayan pada tahun 2011, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) pada tahun 2012 di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dan Praktek Kerja Profesi (PKP) di Persemaian Permanen Cimanggis, BPTH Jawa-Madura pada tahun 2013.

Gambar

Tabel 2  Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan tanaman ganyong
Gambar 3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk
Gambar 5  Pertumbuhan berat umbi tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk

Referensi

Dokumen terkait

Faktor penghambat pemberdayaan industri pertahanan dalam mendukung kemandirian Alutsiswa yaitu belum adanya persamaan persepsi antar pihak dalam memandang

Kajian usaha tani ayam KUB bertujuan untuk mengetahui efisiensi kelayakan usaha ayam KUB jantan sebagai penghasil daging yang dipelihara secara intensif melalui

Setelah dilakukan percobaan untuk menyelipkan perlombaan olah raga pada Muktamar ke II, dengan bertujuan untuk lebih memeriahkan pegelaran Muktamar, maka dalam rangkaian

Menurut Undang – undang Nomor 8 tahun 1992 tentang Perfilman, yang dimaksud dengan Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang –

Dalam bab ini akan dibahas mengenai contoh penggunaan model regresi logistik 2-level dengan random intercept pada data survei mengenai penggunaan hak memilih pada saat pemilu

Semua tanda-tanda alam tersebut, oleh para nelayan dijadikannya sebagai petunjuk atau pedoman dalam menentukan posisi dan arah perahu disaat sedang berlayar atau berada di

quadrotor dalam anggota swarm. Desain sistem pada penelitian ini mencakup beberapa tahapan, yaitu inisialisasi posisi sebagai input dan posisi selanjutnya merupakam

pengaruh budaya organisasi secara parsial terhadap keinginan berpindah kerja ( turnover intention ) pada PT. Alas Watu Emas. 4) Untuk.. mengetahui dan