• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IV - 1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015 BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan

Permasalahan umum yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, adalah sebagai berikut: 1. Minimnya kualitas pelayanan umum kepada masyarakat, khususnya

masyarakat yang tinggal di kepulauan. Hal ini di sebabkan kurangnya sarana dan prasarana penunjang, rendahnya kinerja sumber daya aparatur daerah, konsolidasi organisasi dan ketatalaksanaan kelembagaan pemerintahan daerah yang belum berkembang, belum adanya peraturan-peraturan yang mendukung pengembangan iklim usaha yang kondusif sehingga menghambat upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

2. Belum berkembangnya agribisnis dan diversifikasi pangan, sebagai akibat rendahnya investasi, hal ini menyebabkan terbatasnya aplikasi teknologi di semua sub sistem agribisnis, terutama pada komoditas unggulan daerah, sehingga produktivitas yang di capai masih dari harapan.

3. Tingkat kesejahteraan rakyat belum merata, sebagai akibat rendahnya kualitas sumberdaya dan rendahnya kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang

bersentuhan langsung dengan peningkatan kesejahteraan sosial, seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan sarana

perekonomian daerah.

4. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan objek wisata.

5. Belum terlaksananya secara optimal program beasiswa pendidikan bagi masyarakat berpendapatan rendah.

6. Belum terakomodasinya secara memadai dan merata pendidikan menyangkut pengetahuan tentang kebudayaan lokal (tarian daerah, musik tradisional dan bahasa daerah) sebagai muatan lokal kurikulum di sekolah-sekolah.

(2)

IV - 2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

7. Terjadinya perubahan iklim (climate change) yang mempengaruhi produktivitas pertanian serta menimbulkan berbagai bencana yang membutuhkan perencanaan pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan pembangunan serta upaya penanggulangan bencana.

4.2 Isu Strategis

4.2.1 Isu Strategis Nasional dan Global

Isu yang kecenderungan besar mempengaruhi dan mewarnai kehidupan sosial ekonomi Kabupaten Minahasa Utara 5 (lima) tahun ke depan adalah :

a. Transformasi Masyarakat Agraris Menuju Masyarakat Industri, Informasi dan Telekomunikasi.

Transformasi ini telah berlangsung sejak lama, akan tetapi intensitas dan kecepatannya semakin melaju di tahun – tahun mendatang sejalan dengan perkembangan pesat di bidang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Kecenderungan tersebut kemungkinan akan melahirkan benturan – benturan dalam masyarakat, khususnya antara nilai-nilai budaya tradisional (pada masyarakat agraris) disatu sisi, dan budaya industri (pada masyarakat modern) pada sisi yang lain.

Budaya industri menuntut hadirnya nilai – nilai baru seperti efisiensi, produktivitas dan rasionalitas dari masyarakat yang belum tentu dapat segera terpenuhi. Olehnya dalam ikhtiar perumusan visi-misi Kabupaten Minahasa Utara perlu dipikirkan secara cermat dan tepat tentang adanya suatu strategi dalam rangka menangani kemungkinan lahirnya benturan-benturan nilai di masa yang akan datang.

b. Kecenderungan Globalisasi

Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam mengantisipasi globalisasi yaitu pertama, kemampuan kita dalam mengambil manfaat dari globalisasi. Kemampuan ini sangat bergantung pada brain ware (Mutu Modal Manusia/Kualitas Sumberdaya Manusia) yang dimiliki oleh setiap daerah. Manakala brain ware ini lemah, bukan tidak mungkin banyak peluang akan lewat begitu saja tanpa termanfaatkan; kedua, agar kita tidak hanyut dalam arus globalisasi itu, maka dituntut adanya

(3)

IV - 3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

sisi tetap memungkinkan masuknya elemen-elemen budaya lain yang positif dan pada sisi lain ia tetap kuat dalam mencegah masuknya elemen-elemen destruktif dan kontra produktif.

c. Krisis Energi dan Krisis Pangan

Krisis politik di hampir seluruh wilayah timur tengah sebagai pemasok utama minyak bumi mengakibatkan produksi minyak dunia berkurang drastis dan memicu kelangkaan BBM di dunia.

Kekurangan BBM fosil yang melahirkan gagasan pembatasan BBM bersubsidi dibandingkan menanggung secara bersama kenaikan harga BBM dunia dan kebijakan kenaikan Tarif Dasar Listrik adalah respon pemerintah untuk mentransmisikan tekanan fiskal kepada ekonomi rumah tangga dan ekonomi perusahaan, justru di tengah isu kelangkaan pangan.

Di sisi yang lain dunia kini berada dalam ancaman krisis pangan. Ini juga menjadi ancaman terbesar bagi Indonesia pada tahun 2011 ini. Di sejumlah negara, krisis pangan yang terjadi pada 2008 terbukti menyulut kerusuhan sosial yang serius. Bagi Indonesia, dampak yang ditimbulkan oleh krisis pangan bahkan bisa lebih serius jika pada saat yang sama suhu politik nasional terus memanas seperti yang mulai terasa akhir-akhir ini. Tanpa krisis pangan secara nasional pun, kelaparan sudah memakan ratusan atau bahkan ribuan korban di Indonesia.

d. Pemanasan Global (Global Warning)

Pemanasan global yang berakibat pada peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi sedang dialami oleh penduduk bumi. Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia.

Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang

(4)

IV - 4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut. Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca pemicu langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.

e. Milenium Development Goals (MDGs)

Tujuan Pembangunan Milenium berisikan tujuan kuantitatif yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu, terutama persoalan penanggulangan kemiskinan pada tahun 2015. Tujuan ini dirumuskan dari ‘Deklarasi Milennium’, dan Indonesia merupakan salah satu dari 189 negara penandatangan pada Deklarasi September 2000.

Delapan Tujuan Pembangunan Milenium juga menjelaskan mengenai tujuan pembangunan manusia, yang secara langsung juga dapat memberikan dampak bagi penanggulangan kemiskinan ekstrim. Masing-masing tujuan MDGs terdiri dari target-target yang memiliki batas pencapaian minimum yang harus dicapai Indonesia pada 2015.

Untuk mencapai tujuan MDGs tahun 2015 diperlukan koordinasi, kerjasama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, utamanya pemerintah (nasional dan lokal), masyarakat sipil, akademis, media, sektor swasta dan lembaga donor. Secara kolektif kelompok ini akan memastikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia tetap memegang komitmennya untuk melaksanakan dan melaporkan kemajuan pencapaian MDGs. MDGs menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan, dengan memiliki tenggat waktu dan kemajuan yang terukur. Komitmen bersama terhadap pemenuhan hak-hak dasar manusia, dirumuskan dalam delapan Tujuan Pembangunan Milenium, yakni:

1. Penghapusan kemiskinan (Eradicate extreme poverty and hunger), 2. Pendidikan untuk semua (Achieve universal primary education), 3. Persamaan gender (Promote gender equality and empower women),

(5)

IV - 5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

4. Perlawanan terhadap penyakit (Combat HI V/AIDS, malaria, and other diseases),

5. Penurunan angka kematian anak (Reduce child mortality), 6. Peningkatan kesehatan ibu (Improve Maternal Health),

7. Pelestarian lingkungan hidup (Ensure Environmental Sustainability), 8. Kerja sama global (Develop a global partnership for development).

4.2.2 Isu Strategis Regional

Pengembangan wilayah Sulawesi, didalam dokumen perencanaan nasional diletakkan sebagai salah satu pulau besar di Indonesia, sangat penting dalam mendukung peningkatan kinerja pembangunan nasional. Wilayah Sulawesi ditempatkan sebagai wilayah pusat pertumbuhan di kawasan Timur Indonesia dan sub-regional ASEAN. Dengan kondisi ini, wilayah Sulawesi memiliki akses perdagangan yang cukup strategis di dalam pembangunan Nasional.

Pembangunan Wilayah Sulawesi sebagaimana tertuang didalam RPJM Nasional 2010-2014, diarahkan untuk menjadi salah satu

lumbung pangan nasional dengan meningkatkan produktivitas dan nilai

tambah pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan; mengembangkan bioenergi; serta meningkatkan dan memperluas perdagangan, jasa dan pariwisata bertaraf intenasional. Sesuai dengan

RTRWN pengembangan wilayah Sulawesi diarahkan untuk: (1) mendorong perkembangan peran Pulau Sulawesi sebagai salah satu

wilayah yang memiliki peluang-peluang eksternal cukup besar; (2) mengembangkan komoditas unggulan Pulau Sulawesi yang

memiliki daya saing tinggi melalui kerjasama lintas sektor dan lintas

wilayah provinsi dalam pengelolaan dan pemasarannya; (3) memprioritaskan kawasan-kawasan tertinggal dan kawasan

perbatasan dalam rangka pencapaian pemerataan tingkat perkembangan antar wilayah, termasuk pengembangan pulau-pulau kecil dan gugus kepulauan; (4) memanfaatkan potensi sumber daya di darat dan laut secara optimal serta mengatasi potensi konflik lintas wilayah provinsi yang terjadi di beberapa wilayah perairan dan daratan; (5) mempertahankan keberadaan sentra-sentra produksi pangan nasional, khususnya bagi sawah-sawah beririgasi teknis dari ancaman konversi lahan; (6) memantapkan keterkaitan antara

(6)

IV - 6 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

kawasan andalan dan kawasan budidaya lainnya, kota-kota dan pusat kegiatan di dalamnya, dengan kawasan-kawasan dan pusat-pusat pertumbuhan antar pulau di wilayah nasional, serta dengan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan sub regional ASEAN, Asia Pasifik dan kawasan internasional lainnya dalam menciptakan daya saing wilayah; (7) mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung hingga mencapai luasan minimal 40% dari luas Pulau Sulawesi dalam rangka mengurangi resiko dampak bencana lingkungan yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan asset-asset sosial-ekonominya yang berbentuk prasarana, pusat permukiman maupun kawasan budidaya; (8) mempertahankan dan merehabilitasi kawasan cagar budaya sebagai asset sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya tradisional dan kearifan lokal; (9) mengembangkan industri pengolahan yang berbasis pada sektor kelautan, pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kehutanan secara berkelanjutan; dan (10) mengembangkan pemanfaatan ruang untuk mewadahi dinamika kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya.

Pusat-pusat pengembangan di Pulau Sulawesi yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) diarahkan untuk: (1) mendorong optimalisasi pengembangan kawasan perkotaan Maminasata (Makassar–Maros–Sungguminasa–Takalar) dan Manado-Bitung sebagai pusat pelayanan primer yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya; dan (2) mendorong pengembangan kota-kota Gorontalo, Palu, Kendari dan Mamuju sebagai pusat pelayanan sekunder.

Kebijakan pengembangan wilayah Sulawesi secara nasional juga diarahkan pada optimalisasi peran strategis kelautan dalam meningkatkan interaksi perdagangan intra pulau (antar provinsi di Sulawesi) maupun dalam mendukung peran wilayah Sulawesi sebagai penggerak Kawasan Timur Indonesia. Untuk itu strategi yang diterapkan adalah: (1) peningkatan sistem transportasi laut yang menghubungkan provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi; (2) pemantapan sistem transportasi laut untuk memperkuat fungsi intermediasi Sulawesi bagi KBI dan KTI; (3) pembangunan pelabuhan-pelabuhan

ikan dalam klaster-klaster industri pengolahan hasil laut; (4) pengembangan pelabuhan hubungan ekspor komoditas unggulan; (5) peningkatan pengawasan jalur pelayaran internasional untuk

(7)

IV - 7 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

mencegah aktivitas penyelundupan; (6) pengembangan lembaga pendidikan dan kurikulum berbasis kelautan (perikanan, pariwisata, perkapalan); (7) pengembangan industri angkutan laut (perkapalan); dan (8) pengembangan wisata bahari. Selanjutnya isu-isu strategis yang disepakati pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional Sulawesi di Mamuju Provinsi Sulawesi Barat adalah:

1. Optimalisasi pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing tinggi di wilayah Sulawesi.

Dominasi sektor-sektor primer dalam perekonomian wilayah Sulawesi menunjukkan belum optimalnya peningkatan nilai tambah sektor dan komoditas unggulan. Padahal keragaman komoditas unggulan antar daerah memungkinkan dikembangkannya gugus (cluster) industri unggulan secara simultan di seluruh Kabupaten/Kota.

2. Interkoneksitas domestik intrawilayah.

Integrasi jaringan transportasi domestik sangat strategis dalam mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Di samping itu, posisi strategis wilayah Sulawesi memegang peranan penting bagi penguatan integrasi perekonomian KBI dan KTI.

3. Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kemiskinan.

Rendahnya kualitas sumber daya manusia ditunjukkan oleh peringkat IPM provinsi-provinsi di Sulawesi yang berada di bawah 20, kecuali Sulawesi Utara yang jauh lebih baik. Tingkat kemiskinan relatif tinggi ditemui di Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

4. Kapasitas energi listrik.

Ketersediaan energi listrik saat ini tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Peningkatan kapasitas energi listrik sangat strategis dalam menunjang arah pengembangan gugus industri unggulan di wilayah Sulawesi.

5. Revitalisasi modal sosial.

Peningkatan rasa saling percaya di antara masyarakat dan antara masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam meningkatkan efektivitas program-program pembangunan. Meningkatnya rasa saling

(8)

IV - 8 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

percaya juga berperan memperlancar kerja sama produktif, mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat ketahanan sosial masyarakat dalam menghadapi isu-isu sensitif.

6. Pembangunan kawasan perbatasan dan pulau-pulau terpencil. Pengamanan dan pengembangan pulau-pulau kecil menjadi isu penting dari pengembangan wilayah Sulawesi. Keterisolasian dan kesenjangan, tingkat kesejahteraan di kawasan perbatasan juga berpotensi mengikis nasionalisme masyarakat yang selanjutnya bisa mengancam keutuhan wilayah.

7. Reformasi birokrasi dan tata kelola.

Aparat pemerintah daerah yang profesional disertai pelayanan publik yang prima berpotensi meningkatkan daya tarik daerah di mata investor, baik lokal maupun asing. Selanjutnya, meningkatnya investasi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pelayanan publik yang efisien juga mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin.

Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan merupakan prioritas pertama RPJMN Tahun 2010-2015 sehingga wajib menjadi prioritas pembangunan daerah Kabupaten Minahasa Utara. Arah kebijakan reformasi birokrasi dan tata kelola adalah sebagai berikut:

1. Penataan struktur organisasi pemerintah menjadi lebih efisien (tepat fungsi, tepat ukuran) dan sinergis

2. Peningkatan efektivitas otonomi daerah melalui: a). Penghentian/ pembatasan pemekaran wilayah; b). peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah; c). Peningkatan efektivitas dan efisiensi pemilihan umum kepala daerah.

3. Penyempurnaan pengelolaan PNS yang meliputi sistem rekruitmen, pendidikan,penempatan, promosi dan mutasi PNS secara terpusat. 4. Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan

perundang-undangan di tingkat pusat dan daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan.

5. Penetapan dan penerapan sistem indikator kinerja utama pelayanan publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

(9)

IV - 9 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

6. Peningkatan integrasi dan integritas penerapatan dan penegakan hukum melalui peningkatan kinerja penegakan hukum dan pemberantasan korupsi sehingga kepercayaan masyarakat makin meningkat.

7. Penerapatan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dan e-KTP berbasis sidik jari.

Pada dasarnya, pembangunan daerah Kabupaten Minahasa Utara diarahkan kepada pemantapan ekonomi wilayah yang mandiri dan efisien, menyejahterakan, berdaya saing dan berdaya tahan, yang dibangun pada sistem sosial-ekonomi dan kemasyarakatan dengan pola simbiose-mutualistik yang berkeadilan, merata, demokratis, dan bermartabat. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan diperlukan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan bebas KKN untuk tercapainya tujuan pembangunan dengan proses pelayan publik yang berkualitas sehingga diperlukan reformasi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Sasarannya pelaksanaan reformasi penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah :

a. Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, bersih dan bebas KKN.

b. Meningkatnya pelayanan prima.

c. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. d. Profesionalisme aparatur daerah yang didukung oleh sistem

rekrutmen dan aparatur yang berbasis kompetensi, transparan dan mampu mendorong mobilitas aparatur daerah serta memperoleh gaji dan kesejahteraan yang sepadan.

e. Tertatanya organisasi pemerintah yang tepat fungsi dan tepat ukuran.

f. Tata laksana yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Goverment.

g. Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif. Di dalam sistem ini peran aktif masyarakat ditingkatkan terus-menerus dan bersinergi dengan peran pemerintah yang semakin efisien, berkualitas, profesional, dan berketeladanan.

(10)

IV - 10 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

8. Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta mitigasi bencana.

Wilayah Sulawesi dikaruniai keragaman hayati yang cukup tinggi dan unik yang berbeda dengan flora dan fauna baik di Asia maupun Australia. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan dapat mengancam potensi tersebut. Di sisi lain, wilayah ini memiliki kerawanan bencana terkait aktivitas gunung berapi dan pergerakan lempeng bumi.

4.2.3 Isu Strategis Provinsi Sulawesi Utara

Isu strategis Provinsi Sulawesi Utara yang perlu mendapatkan perhatian dalam perumusan strategi Kabupaten Minahasa Utara adalah:

1. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi, supremasi hukum, dan hak asasi manusia serta memantapkan landasan etik dan moral untuk mewujudkan kondisi aman, damai, nyaman, tertib, dan disiplin;

2. Mengembangkan kebudayaan dan berbagai potensi alam daerah sebagai bagian dari warisan dunia;

3. Memantapkan penerapan Clean Government dan Good Governance yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme serta melaksanakan pelayanan publik yang optimal;

4. Mewujudkan masyarakat yang sehat, memiliki harapan hidup yang panjang, cerdas, berdaya saing tinggi, dan berprestasi;

5. Memberdayakan pelaku bisnis dalam kegiatan ekonomi global, regional dan lokal yang berbasiskan pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan koperasi;

6. Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dan menjamin kebebasan pers yang bertanggung jawab;

7. Meningkatkan pembangunan di kawasan perbatasan;

8. Mewujudkan Sulawesi Utara sebagai bagian dari masyarakat Ekonomi ASEAN yang menjadi Pintu Gerbang Indonesia ke Asia Timur dan Pasifik;

9. Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Sulawesi Utara dan Indonesia Timur Bagian Utara;

(11)

IV - 11 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

11. Memantapkan revitalisasi pertanian, perikanan, dan fasilitas penunjang perekonomian daerah;

12. Menyediakan infrastruktur publik yang memadai;

13. Mengelola sumber daya alam secara efektif, efisien, berkelanjutan, dan melestarikan lingkungan hidup serta melakukan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap akibat-akibat perubahan iklim;

14. Melaksanakan penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial dengan memperhatikan kepentingan kaum perempuan, anak dan lanjut usia;

15. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (petani, nelayan, buruh dan pegawai).

4.2.4 Isu Strategis Kabupaten Minahasa Utara

Berdasarkan fakta, potensi dan permasalahan di wilayah Kabupaten Minahasa Utara, dapat di tarik beberapa isu strategis, sebagai berikut :

1. Optimalisasi Pengembangan Sektor dan Komoditas Unggulan;

2. Pengembangan Wilayah Perbatasan, Tertinggal dan Pulau Terpencil; 3. Pemantapan kinerja birokrasi dan tata kelola menuju Clean

Government dan Good Governance yang bebas korupsi, kolusi, dan

nepotisme serta melaksanakan pelayanan publik yang optimal.

4. Perubahan iklim akibat pemanasan global yang akan menjadi ancaman bagi keselamatan penduduk yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

5. Pengembangan kebudayaan daerah dan pariwisata. 6. Pengembangan fasilitas dan infrastruktur publik. 7. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. 8. Perdagangan perempuan dan anak (Trafficking).

Tabel IV.1 Rata-rata skor Isu-isu strategis

No Isu-Isu Strategis Total Skor Rata-Rata

skor

(1) (2) (3) (4)

1. Optimalisasi Pengembangan Sektor dan

Komoditas Unggulan 92 8.36

2. Pengembangan Wilayah Perbatasan,

(12)

IV - 12 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab. Minahasa Utara 2010-2015

3. Pemantapan kinerja birokrasi dan tata Kelola

menuju Clean Government dan Good

Governance yang bebas korupsi, kolusi, dan

nepotisme serta melaksanakan pelayanan publik yang optimal

93 8.45

4.

Perubahan iklim akibat pemanasan global

yang akan menjadi ancaman bagi

keselamatan penduduk yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

88 8.00

5. Pengembangan kebudayaan daerah dan

pariwisata 95 8.64

6. Pengembangan fasilitas dan infrastruktur publik

86 7.82

7. Pengembangan teknologi informasi dan

komunikasi 83 7.55

8. Perdagangan perempuan dan anak

Gambar

Tabel IV.1   Rata-rata skor Isu-isu strategis

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan perjanjian perdagangan internasional selain diatur dalam KUH Perdata, diatur pula dalam Uniform Custom and Practice for Documentary Credit (UCP) yaitu dalam

Pada PES 2013, akan lebih mudah dalam melakukan dribbling untuk melewati pemain lawan, namun lebih susah dalam melakukan umpan 1-2 jika dibandingkan PES 20121. Trik dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan kerja siswa memiliki peranan penting karena dengan kemampuan kesiapan kerja yang dimiliki

Solusi yang diberikan untuk menolong pihak Masjid dalam menerima donasi masyarakat Masjid Jami Al-Ikhwan saat pandemi covid-19 adalah memberi pelatihan dan

Buay

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fitur tekstur, khususnya untuk fitur tekstur yang diperoleh dari analisis distribusi statistik dari intensitas citra yakni

Penulis pun berusaha untuk banyak bertanya dan belajar dengannya bagaimana cara memvisualkan suatu pengalaman atau rasa ke dalam karya dua dimensi, membuat sebuah konsep, dan