• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Perencanaan Produksi Agregat Akibat Permintaan Tidak Tetap Dengan Metode Linear Programing Pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Optimasi Perencanaan Produksi Agregat Akibat Permintaan Tidak Tetap Dengan Metode Linear Programing Pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT AKIBAT PERMINTAAN TIDAK TETAP DENGAN METODE LINEAR

PROGRAMMING PADA PT. TOBA PULP LESTARI,Tbk

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

TOHONAN KRISTINA BB 040803032

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN

Judul : OPTIMASI PERENCANAAN AGREGAT AKIBAT PERMINTAAN TIDAK TETAP DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA PT.TOBA PULP LESTARI, Tbk

Kategori : SKRIPSI

Nama : TOHONAN KRISTINA BUTARBUTAR

Nomor Induk Mahasiswa : 040803032

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Desember 2008

Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Drs. Djakaria Sebayang Drs. Open Darnius, M.Sc

NIP. 131474685 NIP. 131945360

Diketahui/Disetujui Oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

(3)

PERNYATAAN

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT AKIBAT PERMINTAAN TIDAK TETAP DENGAN METODE LINEAR

PROGRAMMING PADA PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa Skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Desember 2008

(4)

4. Bapak Jhony Marpaung dan seluruh staf PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang telah banyak membantu dan mengarahkan penulis selama melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

5. Teman-teman seperjuanganku Math’04 (Jekson, Darto, Chandra Dodong, Moria, Jusyan [SUA], Justinus, Moan, Maria, Tiur, Tia, Debo dan khususnya buat “My Best Friend” (Martha Chantizt, Rista Maniezt, Cani Jutex, dan Agnes Neny chika Jaim) atas doa, semangat dan dukungannya selama kebersamaan dalam perkuliahan dan juga menyelesaikan Skripsi ini.

6.

Teristimewa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada Ayahanda B. Butarbutar dan Ibunda R. br Panjaitan yang tercinta yang senantiasa memberikan nasehat, bimbingan, dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil kepada penulis,dan juga buat Abangku Firman Butarbutar, ST dan adik-adikku Vera , Henny dan Maria atas doa dan dukungannya.

Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang ada, penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan Skripsi ini. Mudah-mudahan Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Damai sejahtera dari Tuhan senantiasa menyertai kita semua.

Medan, Desember 2008 Penulis

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya yang telah menyertai penulis selama proses pengerjaan sampai akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Adapun penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains, yang menjadi syarat keberadaan penulis di Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Maka penulis dalam hal ini memilih judul “OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT AKIBAT PERMINTAAN TIDAK TETAP DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA PT. TOBA PULP LESTARI Tbk”

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Open Darnius, M.Sc selaku Pembimbing 1 atas segala bimbingan, arahan dan telah meluangkan waktu kepada penulis. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Bapak Drs. Djakaria Sebayang selaku Pembimbing 2 atas segala bimbingan, arahan dan juga segala nasehat dan saran yang berharga dalam penyelesaian Skripsi ini.

Dalam penyusunan dan penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, bantuan dan dukungan maupun fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Dr. Saib Suwilo, Msc dan Bapak Drs. Henry Rani, M.Si. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU yang membantu kelancaran studi penulis.

(6)

ABSTRAK

PT. Toba Pulp Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi pulp dengan pola permintaan tidak tetap. PT. Toba Pulp menghendaki adanya keoptimalan dalam penggunaan sumber daya yang ada. Salah satu alat bantu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah

(7)

ABSTRACT

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar isi vii

Daftar gambar ix

Daftar tabel x

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

Bab 2 Landasan Teori 5

2.1. Pengertian dan Tujuan Perencanaan Agregat 5 2.1.1. Pengertian Perencanaan Agregat 5

2.1.2. Tujuan Perenacanaan Agregat 6

2.2. Peramalan 6

(9)

2.2.2. Metode Peramalan Moving Average 8

2.2.3. Metode Peramalan Exponential Smoothing 9

2.2.4. Metode Peramalan Least Square 11

2.2.5. Analisis Kesalahan Peramalan 11

2.2.6. Proses Verifikasi 13

2.3. Optimasi Model Pengambilan Keputusan 15

2.3.1. Pengaruh Ketersediaan Data Terhadap Pemodelan 15

2.3.2. Penyelesaian Terhadap Model Pengambilan Keputusan 15

2.4. Linear programming 16

2.4.1. Pengantar Linear Programming 16

2.4.2. Pembuatan Model 18

2.4.3. Bentuk Baku Formulasi Linear Programming 19

2.4.4. Metode Simplex 21

2.4.5. Analisis Sensitifitas 24

2.4.5. Kasus-kasus Khusus dalam Aplikasi Metode Simpleks 27

(10)

4.2.7. Perhitungan Peramalan Permintaan 47 4.2.8. Perhitungan Penyimpangan Metode Peramalan 55 4.2.9. Verifikasi dan Pengendalian Peramalan 58

4.2.10. Perhitungan Variabel Pengambilan Keputusan dengan

Model Linear Programming 60

4.2.11. Perhitungan Analisis Sensitifitas 66

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 67

5.2. Saran 67

DAFTAR PUSTAKA 68

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Format Tabel Simpleks 22

Tabel 4.1. Data Permintaan Aktual Periode Januari 2007 – Februari 2008 39

Tabel 4.2. Perhitungan Manhours per ton 46

Tabel 4.3. Metode Moving Average -3 Periode 48

Tabel 4.4. Metode Moving Average -5 Periode 49

Tabel 4.5. Metode Moving Average -7Periode 50

Tabel 4.6. Metode Exponential Smoothing dengan α = 0.1 51 Tabel 4.7. Metode Exponential Smoothing dengan α = 0.5 52 Tabel 4.8. Metode Exponential Smoothing dengan α = 0.9 53

Tabel 4.9. Metode Least Square 54

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian Daerah A/B/C pada peta Moving Range 14

Gambar 4.1. Pola Permintaan 40

(13)

ABSTRAK

PT. Toba Pulp Lestari merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi pulp dengan pola permintaan tidak tetap. PT. Toba Pulp menghendaki adanya keoptimalan dalam penggunaan sumber daya yang ada. Salah satu alat bantu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah

(14)

ABSTRACT

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal ini terbukti dengan

banyaknya industri – industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Hal

ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan factor-faktor produksi menjadi

bertambah banyak.

Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

kegiatan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi

permintaan pasar. Untuk mengadakan kegiatan produksi tersebut harus ada

fasilitas – fasilitas produksi, antara lain bahan baku, tenaga kerja, mesin dan

lain-lain. Semua fasililtas produksi itu mempunyai kapasitas yang terbatas dan

membutuhkan biaya. Penggunaan fasilitas produksi yang tidak tepat akan

membuat perusahaan tidak dapat mencapai target produksinya dan terjadi

pemborosan biaya produksi, jadi perusahaan harus mampu mengelola fasilitas

produksi dengan baik. Dalam hal ini terjadi suatu masalah dalam pengalokasian

sumber daya yang terbatas diantara kapasitas yang bersaing.

Pengalokasian sumber-sumber daya yang terbatas diantara aktivitas

produksi yang harus dilakukan, sering kali menjadi masalah dalam dunia

perindustiran. Persoalan pengalokasian ini akan muncul ketika pengambil

keputusan harus memilih alternatif-alternatif tertentu,yang memiliki nilai

(16)

Sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia maupun sumber

daya alam sangatlah terbatas. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan

solusi untuk mengoptimalkan produksi dengan memperhatikan

keterbatasan-keterbatasan yang ada. Dalam prakteknya, pengunaan model-model optimasi

masih jarang ditemui. Hal ini disebabkan karena banyak variabel keputusan dan

kendala (keterbatasan) yang harus dipenuhi.

Program linier yang diterjemahkan dari Linear Programming (LP)

merupakan suatu cara untuk meyelesaikan persoalan pengalokasian

sumber-sumber yang terbatas diantara aktifitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik

yang mungkin dilakukan. Program linier ini menggunakan model matematis

untuk menjelaskan persoalan yang dihadapinya. Sifat “ linier” disini berarti

bahwa semua fungsi-fungsi matematis yang disajikan dalam model ini haruslah

funsi yang linier, sedangkan kata “program” memiliki arti yang sama dengan

perencanaan. Dengan demikian program linier adalah perencanaan

aktifitas-aktifitas untuk memperoleh suatu hasil yang optimal, yaitu suatu hasil yang

mencapai tujuan terbaik diantara seluruh alternatif yang fisible (Dasar-dasar

Operation Research,Pangestu Subagyo).

Penulis mengadakan penelitian pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang

merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini memproduksi bubur kertas

(pulp) yang mana bahan baku utama yang menunjang jalannya produksi adalah

kayu gelondongan Eucalyptus. Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam

dan di luar negeri termasuk Asia, Timur Tengah, Eropa dan lain-lain dengan

permintaan yang bersifat nonstasioner..

Dalam menjalankan aktifitas produksinya, tentu saja PT toba Pulp Lestari

Tbk membutuhkan suatu perencanaan dalam mengalokasikan sumber-sumber

daya yang tersedia, dengan tujuan meminimalkan biaya produksi. Hal inilah yang

menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti mengenai perencanaan produksi

(17)

selanjutnya memilih topik skripsi dengan judul “ Optimasi Perencanaan

Produksi Agregat akibat Permintaan Tidak Tetap dengan Metode Linear

Programming”.

1.2. Perumusan Masalah

Berkenaan dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi topik pembahasan

adalah masalah pengalokasian sumber daya terhadap efisiensi kinerja perusahaan,

mengingat keterbatasan sumber daya yang terbatas. Berdasarkan uraian diatas

maka untuk dapat mempermudah penulisan skripsi ini, penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Berapa jumlah tenaga kerja reguler optimal dengan tetap mengizinkan

adanya lembur

2. Berapa jumlah produk yang harus diproduksi pada bulan Maret 2008

3. Berapa persediaan akhir (ending inventory) produk pada bulan Maret

2008

4. Berapa manhours lembur yang dipakai bulan Maret 2008.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan penelitian yang fokus dan

agar tidak terjadi bahasan yang terlalu luas, maka diberikan batasan masalah

sebagai berikut :

a. Pengumpulan data permintaan dimulai mulai periode bulan Januari

2007 sampai Februari 2008

b. Metode peramalan yang digunakan adalah metode peramalan Moving

Averages, Exponential Smoothing dan Least Square

(18)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tenaga kerja reguler

optimal,jumlah pulp yang diproduksi, persediaan akhir pulp dan manhours

lembur pada bulan Maret 2008 melalui pengalokasian sumber daya yang tersedia

guna meminimalkan biaya produksi dengan metode Linear Programming.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pertimbangan dan masukan bagi

perusahaan dalam mengambil suatu keputusan sehingga tercipta suatu proses

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian dan Tujuan Perencanaan Agregat

2.1.1. Pengertian Perencanaan Agregat

Aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan atau organisasi merupakan

usaha untuk mencapai tujuan dari organisasi itu, misalnya meminimalkan biaya

produksi. Dua fungsi utama para manajer adalah membuat perencanaan dan

melakukan pengawasan. Biasanya seorang manajer menyusun perencanaan,

melakukan pengorganisasian dengan membentuk struktur organisasi, pengisian

personal, koordinasi dan pengawasan.

Menurut Koontz, O.Donnel,dan Welhrich (1995;20), “Perencanaan adalah

pengambilan keputusan; Perencanaan merupakan upaya pemilihan arah tindakan yang

diambil suatu perusahaan dan setiap departemen. Dalam pencapaian tujuan

perusahaan yang efektif dan efisien diperlukan perencanaan yang baik sebagai dasar

atas aktifitas produksi. Perencanaan adalah suatu proses penentuan terlebih dahulu

tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang

dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.

Sedangkan perencanaan agregat bersangkutan dengan cara kapasitas

organisasi yang digunakan untuk memberikan tanggapan terhadap permintaan yang

diperkirakan. Perencanaan agregat mencerminkan strategi perusahaan dalam hal

pelayanan kepada langganan, tingkat persediaan, tingkat produksi, jumlah karyawan

dan lain – lain. Hubungan antara kapasitas dan perencanaan agregat ini sangat penting

(20)

Menurut Tani Handoko (1984;234) mengatakan bahwa, ”Perencanaan

agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama

periode waktu tertentu melalui penyesuaian variabel – variabel tingkat produksi,

karyawan, persediaan dan variabel – variabel yang dapat dikendalikan lainnya”.

Sedangkan menurut David D. Bedworth (1982 : 138), Perencanaan Agregat adalah

perencanaan yang dibuat untuk memenuhi total permintaan dari seluruh elemen

produksi dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa perencanaan agregat adalah

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan total seluruh produk dengan menggunakan

seluruh sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, tanpa adanya perencanaan agregat

secara akurat maka semua aktivitas industri akan menjadi sangat keliru. Dalam suatu

lingkungan yang kompetitif, rencana agregat yang baik adalah dasar untuk mencapai

kesuksesan.

2.1.2. Tujuan Perencanaan Agregat

Tujuan perencanaan agregat adalah untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam

menghadapi permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunaan

tenaga kerja dan peralatan produksi yang tersedia sehingga ongkos total produksi

dapat ditekan seminimal mungkin (Arman Hakim Nasution, 2003 : 66).

2.2. Peramalan

2.2.1. Faktor – Faktor Pertimbangan dalam Peramalan Kuantitatif

Kegiatan perncanaan produksi dimulai dengan melakukan peramalan – peramalan

(forecast) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang diproduksikan pada

(21)

permintaan akan barang – barang atau jasa – jasa perusahaan. Peramalan yang baik

adalah sangat penting untuk efisiensi operasi – operasi manufacturing dan perusahaan

jasa.

Menurut (Sofjan Assauri, 1984: 1), “ Peramalan adalah kegiatan untuk

memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Sedangkan

menurut Hendra Kusuma (1999 : 13), “ Peramalan adalah perkiraan tingkat

permintaan satu atau produk selama beberapa periode mendatang.

Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan atas :

1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan

antara variable yang akan diperkirakan dengan variable waktu disebut

metode deret waktu atau “time series”.

2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan

antara variable yang akan digunakan dengan variable lain yang

mempengaruhinya, yang bukan waktu, disebut metode korelasi atau sebab

akibat “causal methods (Sofjan Assauri, 1984 : 9).

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi

sebagai berikut :

1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain.

(22)

3. dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang

akan datang (Sofjan Assauri, 1984 : 5)

Ada empat jenis pola data, antara lain :

1. Pola horizontal atau stationary, bila nilai – nilai dari data berfluktuasi

disekitar nilai konstan rata – rata. Dengan demikian pola ini dapat dikatakan

sebagai stasionary pada rata – rata hitungnya (mean)

2. Pola musiman atau seaoanal , bila suatu deret waktu dipengaruhi oleh faktor

musim (kuartalan, bulanan, minggua n dan harian)

3. Pola siklus atau cyclical bila data observasi dipengaruhi oleh fluktuasi

ekonomi jangka panjang yang berkaitan atau bergabung dengan siklus usaha

(business cycle)

4. Pola trend, bila ada pertambahan atau kenaikan atau penurunan dari data

observasi untuk jangka panjang . Pola ini terlihat dari penjualan produk

banyak perusahaan (Sofjan Assauri, 1984 : 46).

2.2.2. Metode Peramalan Moving Averages

Metode Moving Average diperoleh melalui penjumlahan dan pencarian nilai rata –

rata dari sejumlah periode tertentu, setiap kali nilai terlama dan menambah nilai baru.

X

Jumlah Periode

MA

=

Keterangan :

MA = Moving Averages

(23)

Dengan tambahan bahwa satu nilai X diganti setiap periode. Perhitungan rata –

rata dilakukan dengan bergerak ke depan untuk memperkirakan periode yang akan

datang dan dicatat dalam posisi terpusat pada data rata – ratanya. Moving Average

secara efektif meratakan atau menghaluskan fluktuasi pola data yang ada. Tentu saja

semakin panjang periodenya, semakin rata kurvanya. Kebaikan lainnya adalah bahwa

metode Moving Average dapat diterapkan pada jenis data apapun juga, apakah data

sesuai dengan suatu kurva matematik atau tidak.

Kelemahan metode ini adalah tidak mempunyai persamaan untuk peramalan.

Sebagai gantinya digunakan nilai rata – rata bergerak terakhir sebagai ramalan periode

berikutnya (T. Hani Handoko, 1984 : 276).

2.2.3. Metode Peramalan Exponential Smoothing

Exponential Smoothing adalah suatu tipe teknik peramalan rata – rata bergerak yang

melakukan penimbangan terhadap data masa lalu dengan cara eksponensial sehingga

data paling akhir mempunyai bobot atau timbangan lebih besar dalam rata – rata

bergerak. Dengan exponensial smoothing sederhana, peramalan dilakukan dengan cara ramalan periode terakhir ditambah porsi perbedaan (disebut α ) antara permintaan nyata periode terakhir dan ramalan periode terakhir. Persamaan peramalan

Exponential Smoothing adalah :

(24)

Keterangan :

F t = peramalan pada periode -t

F t – 1

α

= peramalan pada periode – t-1

= konstanta pemulusan

A t – 1

α

= data permintaan actual pada periode t - 1

N = banyaknya periode data permintaan actual

Exponential Smoothing sederhana tidak memperhitungkan pengaruh trend,

sehingga tidak ada nilai yang akan sepenuhnya menggantikan trend dalam data. Nilai – nilai α rendah akan menyebabkan jarak yang lebih lebar dengan trend, karena hal itu akan memberikan bobot yang lebih kecil pada permintaan sekarang.

Nilai – nilai α yang rendah terutama cocok bila permintaan produk relative

stabil (tanpa trend atau variasi siklikal) tetapi variasi acak adalah tinggi. Nilai – nilai α lebih tinggi adalah lebih berguna di mana perubahan – perubahan sesungguhnya cenderung terjadi karena lebih responsive terhadap fluktuasi permintaan. Sebagai

contoh, nilai α yang tinggi mungkin sesuai bagi industri barang – barang mode yang memerlukan tanggapan cepat dan dramatik. Pengenalan – pengenalan produk baru,

kampanye promosional, dan bahkan antisipasi terhadap resesi juga memerlukan

(25)

2.2.4. Metode Peramalan Least Square

Teknik mencari estimasi untuk nilai a dan b dengan meminimumkan jumlah kuadrat

jarak antara setiap unit data dan dalam hubungannya dengan titik pada garis regresi

yang dibuat. Perhitungan yang diperlukan untuk menentukan nilai a dan b dalam

persamaan regresi Y = a + b X, dilakukan dengan pemecahan persamaan – persamaan

berikut ( T.Hani Handoko, 1984 : 286 ):

2.2.5. Analisis Kesalahan Peramalan

(26)

a. Mean Absolut Deviation (MAD):

b. Mean Square Error (MSE):

2

Ketiga ukuran tersebut merupakan alat evaluasi teknik – teknik peramalan

untuk berbagai macam parameter. Semakin rendah nilai MAD, MSE dan ME,

peramalan akan semakin baik. (mendekati data masa silam). Tetapi nilai terendah

(kecuali nol) tidak memberikan indikasi seberapa baik metode peramalan yang

digunakan dengan metode lainnya.

Suatu peramalan dengan MAD 10,0 kedengarannya baik, tetapi jika nilai rata

– rata data 1,0 maka nilai MAD tersebut amat mengkhawatirkan; tetapi jika rata – rata

(27)

2.2.6. Proses Verifikasi

Proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh

representatif terhadap data. Proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving

Range. Dari peta ini dapat terlihat apakah sebaran berada di luar batas kendali. Jika

berada di luar batas kendali, maka peramalan tersebut tidak sesuai atau tidak

representatif. Moving Range dapat didefenisikan sebagai :

MR = |(yt’ – yt) – (y’t-1 – yt-1

MR =

)|

dan rata – rata Moving Range didefenisikan sebagai :

1 MR n

Garis tengah peta Moving Range adalah pada titik nol. Batas kendali atas (BKA) dan

bawah (BKB) pada peta Moving Range adalah:

BKA = +2.66 MR dan BKB = -2.66MR

Sementara itu, variabel yang akan diplot ke dalam peta Moving Range :

∆yt = yt’ - y

Uji yang paling konklusif bagi kondisi di luar kendali adalah titik di luar batas

kendali. Selain itu terdapat pula uji lainnya dengan tingkat kemungkinan yang sama.

Teknik yang digunakan berikut ini dirancang agar dapat digunakan dengan jumlah

data yang seminimal mungkin. Uji ini dilakukan dengan cara membagi peta kendali ke

dalam enam bagian dengan selang sama. Perhatikan gambar 2.1. Daerah A adalah

daerah di luar t

(28)

±1/3(2.66MR) = ±0.89MR (di atas ±0.89 dan di bawah -0.89MR) tetapi masi di bawah batas daerah A ±1.77MR. Daerah C adalah daerah di atas atau di bawah garis tengah dan dibatasi oleh batas daerah B ±0.89MR. Uji di luar kendali adalah :

a. dari tiga titik berturut-turut, ada dua atau lebih titik yang berada di daerah A

b. dari lima titik berturut-turut, ada empat atau lebih titik yang berada di daerah B

c. ada delapan titik berurut-turut yang berada di salah satu sisi (di atas atau di bawah

garis tengah)

Kondisi apabila ketiga kriteria di atas terjadi maka diperlakukan sama dengan kondisi

titik yang berada di luar batas kendali.

y’ - y

Daerah Di luar Kendali Batas Kendali +2.66MR

Daerah A Batas daerah A +1.77MR

Daerah B Batas Daerah B +0.89MR

Daerah C

Daerah C

Daerah B Batas Daerah B -0.89MR

Daerah A Batas daerah A -1.77MR

Daerah Di Luar Kendali

Gambar 2.1

(29)

2.3. Optimasi Model Pengambilan Keputusan

2.3.1. Pengaruh Ketersediaan Data Terhadap Pemodelan

Apapun jenis model, akan memiliki sedikit nilai praktis jika tidak didukung oleh data

yang handal. Walaupun sebuah model didefenisikan dengan baik, mutu

pemecahannya akan bergantung pada seberapa baik kita dapat mengestimasi data. Jika

estimasi tersebut terdistorsi, pemecahan yang diperoleh, walaupun optimal dalam arti

matematis, pada kenyataannya dapat bermutu rendah dari sudut pandang sistem

nyata.

Dalam beberapa permasalahan, data tidak dapat diketahui dengan pasti

sehingga data tersebut dapat diestimasi berdasarkan distribusi probabilitas. Pada

permasalahan tersebut, struktur model kemungkinan perlu diubah untuk

mengakomodasi sifat probabilistik dari permintaan. Jadi berdasarkan ketersediaan

data, pemodelan sistem dapat dibagi menjadi 2 jenis model, yaitu model probabilistic

atau stokastik dan model deterministic (Hamdy A.Taha 1993 : 7).

2.3.2. Penyelesaian Terhadap Model Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang dikembangkan secara bertahap dan

sistematis. Tidak semua proses pengambilan keputusan dapat dikembangkan secara

sistematis dan bertahap. Bertahap dan sistematis artinya memiliki kriteria yang

sistematis melalui sistem prosedur tertentu yang jelas dan teratur. Suatu kriteria yang

baik haruslah mempunyai suatu ukuran atau nilai yang jelas, dapat dipergunakan

untuk menilai berbagai akternatif pilihan, dan dapat dengan mudah dihitung dan

(30)

Selanjutnya akan diterangkan mengenai salah satu model matematis yang

prosesnya dikembangkan secara bertahap dan sistematis dalam proses pengambilan

keputusan, yakni Linear Programming.

2.4. Linear Programming

2.4.1. Pengantar Linear Programming

Keberhasilan suatu teknik operasi pada akhirnya ddiukur berdasarkan penyebaran

penggunaannya sebagai alat pengambilan keputusan. Sejak diperkenalkan diakhir

1940-an, Linear Programming telah terbukti merupakan salah satu alat riset operasi

yang paling efektif. Keberhasilannya berakar dari keluwesannya dalam menjabarkan

berbagai situasi kehidupan nyata diberbagai kehidupan ini, yaitu militer, industri,

pertanian, transportasi, ekonomi, kesehatan, dan bahkan ilmu sosial dan perilaku.

Disamping itu, tersedianya program komputer yang sangat efisien untuk memecahkan

masalah – masalah Linear Programming yang sangat luas merupakan faktor penting

dalam tersebarnya penggunaan teknik ini.

Kegunaan Linear Programming adalah lebih luas daripada aplikasinya semata.

Pada kenyataannya, linear Programming harus dipandang sebagai dasar penting untuk

pengembangan teknik – teknik Operasi riset lainnya, termasuk pemograman integer,

stokhastik, arus jaringan dan kuadratik. Dalam hal ini, pemahaman akan Linear

Programming adalah penting untuk implementasi teknik – teknik tambahan ini.

Linear Programming adalah sebuah alat deterministik, yang berarti bahwa

sebuah parameter model diasumsikan diketahui dengan pasti. Tetapi dalam kehidupan

nyata, jarang seseorang menghadapi masalah di mana terdapat kepastian yang

sesungguhnya. Teknik Linear Programming mengkompetisi “kekurangan” ini dengan

(31)

memungkinkan pengambil keputusan yang bersangkutan untuk menguji sensitivitas

pemecahan optimum yang statis terhadap perubahan diskrit atau kontiniu dalam

berbagai parameter dari model tersebut. Pada intinya, teknik tambahan ini

memberikan dimensi dinamis pada sifat pemecahan Linear Programming yang

optimum.

Tujuan dari Linear Programming adalah suatu hasil yang mencapai tujuan

yang ditentukan (optimal) dengan cara yang paling baik diantara semua alternatif yang

mungkin dengan batasan sumber daya yang tersedia. Meskipun mengalokasi sumber –

sumber daya kepada kegiatan – kegiatan merupakan jenis aplikasi yang paling umum,

Linear Programming mempunyai banyak aplikasi penting lainnya. Sebenarnya, setiap

masalah yang metode matematisnya sesuai dengan format umum bagi Linear

Programming merupakan masalah bagi Linear Programming. Selanjutnya suatu

prosedur penyelesaian yang sangat efisien, dinamakan metode simpleks, tersedia

untuk menyelesaiakan masalah – masalah linear programming.

Linear Programming merupakan proses optimasi dengan menggunakan model

keputusan yang dapat diformulasikan secara matematis dan timbul karena adanya

keterbatasan dalam mengalokasikan sumber – sumber daya. Don T. Philips dalam

bukunya “Operations Research and Principle”, menyatakan bahwa Linear

Programming merupakan masalah pemograman yang harus memenuhi tiga kondisi

berikut :

1. Variabel-variabel keputusan yang terlibat harus positif

2. Kriteria-kriteria untuk memilih nilai terbaik dari variabel keputusan dapat

diekspresikan sebagai fungsi linier. Fungsi kriteria ini biasa disebut “fungsi

objektif”

3. Aturan-aturan operasi yang mengarahkan proses-proses dapat diekspresikan

sebagai suatu set persamaan atau pertidaksamaan linier. Set tersebut

(32)

2.4.2. Pembuatan Model

Untuk menyelesaikan suatu masalah dapat digunakan model Linear Programming.

Adapun langkah – langkah pemodelannya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel-variabel dari persoalan, misalnya X1, X2

2. Menentukan batasan-batasan yang harus dikenakan untuk memenuhi batasan

sistem yang dimodelkan.

3. Menetukan tujuan (maksimasi atau minimasi) yang harus dicapai untuk

menentukan pemecahan optimum dari semua nilai yang layak dari variabel

tersebut (Hamdy A. Taha 1993 : 17).

Z = C1X1 + C2X2 + …. + CnXn

atau b

≤ ≥

Model dasar diatas juga dapat dirumuskan ke dalam notasi matriks seperti

berikut:

Z = C’ X

Syarat – ikatan :

(33)

2.4.3. Bentuk Baku Formulasi Linear Programming

Terdapat 4 buah karakter yang menjadi yang menjadi sifat dari Linear Programming,

yaitu sebagai berikut:

1. Semua pembatas berupa persamaan

2. Elemen ruas kanan dari persamaan adalah non- negatif

3. Semua variabel adalah non-negatif

4. Fungsi tujuan dapat berupa maksimasi atau minimasi.

Pembatas yang berbentuk pertidaksamaan dapat diubah ke bentuk persamaan

dengan menambah atau mengurangi ruas kiri dengan suatu variabel non-negatif.

Variabel baru ini disebut “variabel slack”, yang harus ditambahkan ke ruas kiri bila

bentuk pertidaksamaan ≤ dan dikurangi bila bentuk pertidaksamaan ≥. Variabel slack (Sj) ≥ 0 mempunyai sifat menggunakan satu satuan sumber terbatas untuk setiap

satuan Sj

a

yang terjadi, dan juga mempunyai sifat tidak mempengaruhi besaran fungsi

tujuan.

1X1 + a2X2 b1 a1X1 + a2X2 - S1 = b1

b1 0 S1 0

a1X1 + a2X2 b2 a1X1 + a2X2 + S2 = b1

b2 0 S2 0

Didalam menyelesaikan persoalan Linear Programming dengan

(34)

Karena itu setiap masalah Linear Programming harus diubah kedalam bentuk standar

sebelum diselesaika dengan metode simpleks.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan masalah metode

simpleks adalah harus adanya variabel-variabel basis dalam fungsi pembatas untuk

memperoleh solusi awal yang fesiable. Untuk fungsi-fungsi pembatas dengan tanda ≤, maka variabel basis dapat diperoleh dengan menambahkan variabel slack atau sebaliknya. Tetapi apabila fungsi pembatas mempunyai bentuk persamaan, maka tidak

selalu diperoleh varabel basis.

Untuk mendapatkan variabel basis tersebut, dapat ditambahkan dengan suatu

variabel semu, yang disebut “variabel artificial” . Variabel artificial adalah variabel

yang ditambahkan pada fungsi pembatas yang mempunyai hubungan persamaan

untuk memperoleh basis, atau juga dapat dinyatakan sebagai satuan variabel semu

(palsu) yang mempunyai sifat menggunakan satu satuan sumber terbatas untuk setiap

satu satuan variabel artificial yang terjadi. Variabel artificial ini mempunyai koefisien

fungsi tujuan yang sangat besar, dimana harga ini dapat bernilai negatif atau positif,

tergantung pada sifat fungsi tujuannya, maksimasi atau minimasi.

Cn = -M ; untuk maksimasi fungsi tujuan

Cn = +M; untuk minimasi fungsi tujuan

Keterangan :

Cn = koefisien fungsi tujuan untuk variabel artificial X1n

(35)

2.4.4. Metode Simpleks

Pada tahun 1947, seorang ahli matematika Amerika George Dantzig menemukan dan

mengembangkan suatu metode pemecahan model Linear Programming, metode

simpleks. Metode merupakan ini teknik yang dapat memecahkan model yang

mempunyai variabel keputusan dan pembatas yang lebih besar dari dua. Bahkan pada

akhirnya secara teoritis, metode ini dapat menangani variabel keputusan dan pembatas

dengan jumlah yang tak terbatas atau terhingga. Algoritma simpleks diterangkan

dengan menggunkan logika aljabar matriks, sehingga operasi perhitungan dapat lebih

efisien.

Metode simpleks mempunyai prosedur yang bersifat iterasi dan bergerak

selangkah demi selangkah. Dimulai dari suatu titik ekstrim (solusi feasible dasar) di

daerah feasible menuju ke titik ekstrim yang optimal. Pada setiap perpindahan dari

satu solusi feasible dasar ke solusi feasible dasar lainnya, dilakukan sedemikian rupa

sehingga terjadi perbaikan pada nilai fungsi tujuan.

Pada dasarnya metode simpleks menggunakan dua kondisi untuk mendapatkan

solusi yang optimal yaitu :

1. Kondisi Optimalitas

Yang menyatakan bahwa solusi yang dioptimalkan adalah solusi terbaik

2. Kondisi Feasible

Yang menyatakan bahwa yang dioptimalkan adalah solusi solusi fesiable dasar

(36)

Karena perhitungan metode simpleks dilakukan secara bertahap, maka model

perhitungan menggunakan tabel simpleks dengan pola seperti berikut :

Tabel 2.1

Ci = koefisien fungsi tujuan yang berhubungan dengan variabel basis ke-i

Cj = koefisien fungsi tujuan yang berhubungan dengan semua variabel ke-j (variabel

basis maupun variabel non basis )

bi = nilai dari variabel ke-I, sedangkan nilai variabel non basis adalah nol

aij = substitution ratio pada perpotongan baris ke-i dan kolom ke-j dibawah variabel

non basis; sedangkan yang berada dibawah variabel basis adalah matriks

satuan yang berniali 0 atau 1

Langkah-langkah pemecahan model Linear Programming dengan metode

(37)

1. Formulasikan masalah

a. Membuat fungsi tujuan dan fungsi pembatas

b. Mengubah bentuk pertidaksamaan menjadi persamaan dengan menambah

variabel slack atau variabel surplus serta variabel artificial.

c. Modifikasi fungsi tujuan dengan memasukkan variabel slack, variabel surplus

atau variabel artificial bersama-sama dengan koefisien yang sesuai.

2. Program awal

Membuat program awal sehingga hanya variabel slack atau variabel artificial

yang termasuk di dalam jawaban. Gambarkan program ini di dalam tabel

simpleks.

3. Tes untuk optimalitas .

a. Hitung harga – harga (Cj – Zj

b. Tes untuk optimalitas.

) pada setiap kolom

Jika semua harga tersebut sudah nol atau negatif , maka untuk persoalan

maksimasi

jawabannya sudah mencapai optimal. Sebaliknya jika harga-harga tersebut nol

atau positif untuk persoalan minimasi, maka hasil jawaban tersebut sudah

optimal.

c. Perbaikan program.

1. Menentukan sebuah kolom kunci ( incoming variabel ). Untuk kolom yang

mempunyai harga (Cj – Zj ) positif terbesar dijadikan kolom kunci dalam

masalah maksimasi, dan kolom yang mempunyai harga (Cj – Zj ) negatif

(38)

2. Tentukan baris kunci dan bilangan kunci ( outgoing variabel ).

Bilangan – bilangan di bawah kolom dibagi dengan bilangan – bilangan

pada kolom kunci. Hasil dari pembagian ini disebut rasio. Bandingkan

harga – harga rasio ini. Baris yang mempunyai rasio terkecil dijadikan

baris kunci ( outgoing variabel ). Bilangan yang terletak pada perpotongan

antara kolom kunci dengan baris kunci disebut bilangan kunci.

3. Mengubah bentuk baris kunci. Kurangkan bilangan pada baris yang lama (

pada setiap kolom ) dengan hasil kali bilangan – bilangan pada baris kunci

yang lama dengan rasio tetap. Dimana rasio tetap adalah hasil bagi

bilangan pada baris yang lama di dalam kolom kunci dengan bilangan

kunci. Letakkan hasil ini pada posisi yang sama pada tabel berikutnya.

Gunakan transformasi ini untuk semua baris – baris yang bukan kunci.

4. Mencari program optimal

Ulangi kembali langkah 3.b dan 3.c untuk mendapatkan solusi optimal.

2.4.5 Analisis Sensifitas

Analisis sentifitas atau analisis pasca optimal merupakan suatu usaha untuk

mempelajari nilai – nilai dari peubah – peubah pengambilan keputusan dalam suatu

model matematika jika satu atau beberapa parameter model tersebut berubah. Dalam

suatu persoalan Linear Programming analisis sensitifitas menyangkut analisis

terhadap nilai – nilai peubah pengambilan keputusan sebagai dampak perubahan

dalam koefisien fungsi tujuan, konstanta ruas kanan dan fungsi pembatas (Zainal

(39)

1. Perubahan Koefisien Fungsi Tujuan

Akibat perubahan koefisien fungsi tujuan, variabel basis dan variabel nonbasis

perlu dianalisis seberapa besar koefisien Cj

^ ^ ^

. j B

j j

C =C YC

dapat berubah (dinaikkan atau diturunkan)

tanpa mempengaruhi solusi optimal. Untuk menentukan range perubahan koefisien

fungsi tujuan, digunakan rumus sebagai berikut :

, dimana

CB

^

C

= koefisien fungsi tujuan pada tabel optimal

= menunjukkan nilai baru atau nilai pada tabel optimal

Syarat tabel tetap optimal : Cj 0 ≥

2. Perubahan konstanta ruas kanan

Pengaruh perubahan konstanta ruas kanan terhadap tabel optimal dapat

ditentukan dengan menyelidiki perubahan konstanta ruas kanan yang baru pada tabel

optimal. Atau dirumuskan sebagai berikut :

^ 1.

i i

b =Bb , dimana

^

b = menunjukkan nilai baru atau nilai pada tabel optimal

B-1

^

i b

= matrik dibawah variabel basis awal pada tabel optimal

Syarat tabel tetap optimal : 0

(40)

a. Penambahan batasan baru

Penambahan batasan baru terjadi karena perubahan sifat sumber daya yang

semula tidak terbatas menjadi terbatas jumlahnya. Penambahan batasan baru akan

mempengaruhi solusi optimal apabila sifatnya aktif dan sebaliknya tidak

mempengaruhi solusi optimal jika sifatnya pasif. Untuk itu perlu diperiksa apakah

batasan baru tersebut melanggar soluis optimal (aktif) atau tidak melanggar solusi

optimal (pasif).

b. Penambahan variabel baru

Penambahan variabel baru adalah penambahan kegiatan baru yang

menggunakan sumber daya yang sama. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh

penambahan variabel baru terhadap solusi optimal dapat dilakukan dengan

menyelidiki selisih ruas kiri dengan ruas kanan pembatas dual yang baru. Jika

selisihya berharga positif maka penambahan variabel baru tersebut tidak

mempengaruhi solusi optimal dan begitu juga sebaliknya.

Analisis sensitifitas terutama sangat sesuai untuk mempelajari pengaruh variasi

dalam koefisien biaya atau laba dan dalam jumlah sumber daya yang tersedia terhadap

pemecahan optimal. Walaupun analisis sensitifitas telah dikerjakan dengan

menggunakan perangkat lunak operasi riset, pemahaman mendasar tentang bagaimana

(41)

2.4.5. Kasus – Kasus Khusus Dalam Aplikasi Metode Simpleks

Dalam metode simpleks terdapat beberapa kasus khusus, yaitu :

1. Degenerasi

Jika dalam metode simpleks terdapat minimal dua rasio minimum yang sama,

sehingga dipilih secara sembarang untuk menentukan variabel keluar. Tetapi ketika

hal tersebut diatas terjadi, satu variabel dasar atau lebih pasti akan sama dengan nol

dalam iterasi berikutnya. Dalam kasus ini pemecahan baru tersebut adalah degenerasi.

Secara teoritis, degenerasi memiliki dua implikasi, yaitu :

a. Berkaitan dengan fenomena perputaran (cycling) dimana prosedur simpleks

akan mengulang urutan iterasi yang sama tanpa pernah memperbaiki nilai

tujuan dan tidak pernah mengakhiri perhitungan.

b. Penerapan prosedur simpleks yang dapat memberi kemungkinan terdapat

perbedaan dalam mengklasifikasi variabel sebagai variabel dasar dan nondasar

akan memberikan nilai identik untuk semua variabel dan nilai fungsi tujuan

(Hamdy A. Taha, 1993:87).

2. Alternatif optimal

Ketika fungsi tujuan adalah sejajar dengan satu dengan satu batasan yang mengikat,

maka fungsi tujuan akan memiliki nilai optimal yang sama di lebih dari satu titik

sudut. Karena alas an tersebut, pemecahan ini disebut alternatif optimal (Hamdy A.

Taha, 1993:90). Dalam penerapan metode simpleks kasus alternatif optimal ini dapat

diidentifikasikan permasalahannya dengan melihat tabel iterasi metode simpleks,

dengan ciri – ciri diamana nilai koefisien variabel non basis dalam persamaan Z

(42)

3. Pemecahan yang tidak dibatasi

Dalam beberapa model Linear Programming, nilai variabel dapat meningkat secara

tidak terbatas tanpa melanggar salah satu batasan, yang berarti bahwa ruang

pemecahan tidak dibatasi (unbounded). Akibatnya nilai fungsi tujuan dapat meningkat

(maksimasi) atau menurun (minimasi) secara tidak terbatas ( Hamdy A. Taha, 1993:

92). Pada kasus ini dapat diaktakan bahwa baik ruang pemecahan maupun nilai fungsi

tujuan optimal tidak dibatasi. Pada kasus pemecahan yang tidak dibatasi dapat segera

diidentifikasi dari iterasi tabel simpleks, dimana semua koefisien pembatas pada

kandidat kolom kunci bernilai negatif atau nol.

4. Pemecahan tidak layak

Jika batasan tidak dapat dipenuhi secara simultan, model tersebut dikatakan tidak

memiliki pemecahan yang layak. Situasi ini tidak akan terjadi jika semua batasan

berjenis ≤ (dengan asumsi konstanta sisi kanan yang nonnegatif), karena variabel slack selalu memberikan pemecahan yang layak. Ketika menggunakan variabel

artificial yang berdasarkan pada rancangannya sendiri tidak akan memberikan

pemecahan yang layak untuk model semula. Ketentuan pinalti untuk memaksa

variabel artificial berniali nol di pemecahan optimal menyebabkan model memiliki

ruang layak (Hamdy A. Taha, 1993:93). Jika tidak memiliki pemecahan yang layak

ditandai dengan cirri – ciri dimana setidaknya satu variabel artificial berniali positif di

ierasi tabel simpleks optimal.

(43)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

A. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian adalah PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Yang beralamat di Desa

Sosor Ladang Kecamatan Porsea Toba Samosir, Indonesia. Penelitian dilakukan

melalui pengamatan terhadap situasi dan kondisi di PT Toba Pulp Lestari, Tbk

khususnya di Departemen Pabrik (Mill Departement).

B. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian adalah studi kasus, yaitu penelititan yang rinci tentang suatu objek

dalam kurun waktu tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian dengan

pendekatan spesifik, dan bersifat eksploratif untuk menerangkan apa sebab

terjadinya masalah dan bagaimana memecahkannya.

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah :

Wawancara, yaitu dengan cara melakukan tanya jawab terhadap pegawai

(karyawan) perusahaan dibagian akuntansi, pulp ware house (pwh) dan

(44)

Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

penyusunan catatan harian dan laporan konsolidasi biaya produksi di

perusahaan.

Studi Dokumentasi, yaitu dengan melakukan penelusuran terhadap dokumen

– dokumen yang diperlukan atas persetujuan dari pihak perusahaan untuk

mencapai tujuan dari penelitian.

Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori – teori yang mendukung

permasalahan yang diteliti, sehingga mencapai tujuan penulisan, seperti jurnal

ilmiah dan buku – buku sebagai bahan untuk studi pustaka.

2. Pengolahan Data

Berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan dikumpulkan dari perusahaan, maka

penulis melakukan tahapan – tahapan perumusan model matematis untuk penerapan

Linear programming. Tahapan – tahapan rumusan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahapan perhitungan jam kerja shift per hari.

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel H(j), sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

Keterangan variabel tersebut adalah sebagai berikut :

H(j) = jam kerja shift-j per hari

j = 1,…m

2. Tahapan perhitungan fraksi tenaga kerja yang hadir

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel f(t), sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

(45)

f(t)

3. Tahapan perhitungan jumlah minimum pekerja regular = fraksi tenaga kerja kerja yang hadir

t = 1, 2,. . .T

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel Wmin, sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

Keterangan variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Wmin = jumlah minimum tenaga kerja regular

4. Tahapan perhitungan kapasitas produksi

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel PC(t), sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

Keterangan variabel tersebut adalah sebagai berikut :

PC(t) = kapasitas produksi pada periode -t

t = 1, 2,. . .T

5. Tahapan perhitungan manhours per unit

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel k, sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

Keterangan variabel tersebut adalah sebagai berikut :

(46)

6. Tahapan perhitungan manhours lembur yang tersedia

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel PPE(t), sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

Keterangan variabel tersebut adalah sebagai berikut :

PPE(t) = persentase dari manhours regular pada periode –t yang tersedia

untuk dapat dipakai lembur.

t = 1, 2,. . .T

7. Tahapan perhitungan peramalan permintaan

Tahapan ini digunakan untuk merumuskan variabel F(t), sebagai kebutuhan model

matematis yang selanjutnya digunakan dalam penerapan Linear Programming.

Keterangan variabel tersebut adalah sebagai berikut :

F(t)

8. Perhitungan pengambilan variabel keputusan dengan pendekatan model linear

programming

= forecast demand pada periode -t

t = 1, 2,. . .T

Inilah tahapan yang menuju ke perumusan matematis yang selanjutnya diterapkan ke

dalam Linear Programming, sehingga akan menghasilkan solusi optimal untuk

permasalahan produksi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Adapun perumusan matematis

tersebut adalah sebagai berikut :

(47)

Fungsi Kendala:

P(t) = jumlah produksi pada periode-t

C(t) = biaya penyimpanan per unit

I(t) = persediaan akhir pada periode-t

H(g) = jam kerja general per hari

H(j) = jam kerja shift-j per hari

D(t) = jumlah hari kerja pada periode-t

W(g) = jumlah tenaga kerja general

W(j) = jumlah tenaga kerja regular tetap untuk shift-j

E(t) = manhours lembur yang dipakai pada periode-t

R(t) = cost manhours regular pada periode-t

L(t) = cost manhours lembur pada periode-t

F(t) = forecast demand pada periode-t

I(t-1) = persediaan akhir pulp pada periode (t-1)

LS(t) = level stock pada periode t

(48)

k(i) = manhours yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 unit pulp

f(t) = fraksi tenaga kerja yang hadir pada periode-t

Wmin = jumlah minimum pekerja regular yang harus digunakan

PEA(t) = persentase dari manhours lembur yang tersedia yang boleh dipakai

pada periode –t

PPE(t)

D. Kesimpulan

= Persentase dari manhours regular yang tersedia untuk dapat dipakai

pada periode -t

Setelah penulis mencapai tujuan penelitian, maka penulis akan membuat suatu

kesimpulan dari hasil perhitungan terhadap data – data yang telah dikumpulkan, selain

itu penulis juga akan memberikan saran bagi perusahaan.

(49)

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Raja Garuda Mas (RGM) sebagai salah satu group perusahaan swasta nasional

yang bergerak di bidang usaha kayu lapis, melihat keadaan alam Toba Samosir

mempunyai prospek yang sangat cerah, membuat suatu gagasan untuk mendirikan

suatu pabrik pulp dan rayon yang diberi nama PT. Inti Indorayon Utama (PT. IIU).

PT. Indorayon Utama merupakan anak perusahaan RGM dengan status Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN).

Keputusan dalam menempatkan pabrik pada suatu tempat tertentu mempunyai

efek yang penting terhadap sukses tidaknya operasi pabrik. Oleh karena itu pemilihan

tempat bagi berdirinya suatu pabrik harus memperhatikan factor yang berperan

penting. Faktor–faktor tersebut adalah :

1. Sumber bahan baku harus dekat dengan lokasi pabrik

2. Sumber air harus dekat dengan lokasi pabrik

3. Tidak terlalu jauh dari pelabuhan

4. Tanah dan iklim harus sesuai untuk industri

5. Di daerah sekitar pabrik harus banyak tersedia tenaga kerja

6. Tidak terlalu membutuhkan jalur yang panjang untuk pembuangan limbah

(50)

Dengan memperhatikan hal – hal di atas maka PT. Inti Indorayon Utama

memilih lokasi pabrik di Desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea, Tobasa yang

berjarak 220 Km dari Medan. Pabrik dibangun di atas tanah seluas 200 Ha, termasuk

tanah untuk perumahan karyawan dan pembibitan seluas 10 Ha. Perusahaan berkantor

pusat di Uni Plaza, East Tower, Lt.6 Jln. MT. Haryono A-1, Medan.

Tata letak pabrik terdiri dari lima bagian utama, yaitu :

1. Pengolahan kayu hingga menjadi Chip (Wood Preparation).

2. Pengolahan Black Liquor menjadi bahan bakar.

3. Pengolahan serat kayu menjadi lembaran pulp (Fiber Line).

4. Pengolahan zat – zat kimia untuk proses dalam pabrik (Chemical Plant).

5. Tempat penyimpanan pulp (Pulp Ware House).

PT. Inti Indorayon Utama yang mempunyai kapasitas produksi 619 ton per

hari (165.000 ton per tahun) keseluruhan menelan investasi sebesar enam ratus milyar

rupiah. Dalam melaksanakan kegiatan sehari – harinya, PT. Inti Indorayon Utama

mempunyai izin – izin (Prospectus of PT. IIU, 1991) adalah sebagai berikut :

1. Izin usaha dari Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 572/III.PMDN/1987

2. Izin HPH (Hak Penguasaan Hutan) tanaman industri dan materi kehutanan

seluas 150.000 Ha sesuai dengan surat keputusan No. 203/Kpts.IV3186 dan

No.359/Kpts-IV/ 1989. Hal ini juga didukung dengan proyek PIR (Perkebunan

Inti Rakyat) seluas dua ratus ribu hektar.

3. Izin polusi dan pencemaran yang dihasilkan sesuai dengan surat keputusan

Bersama Menteri Riset dan Teknologi / ketua BPPT bersama menteri

Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 6813M3BPPT/XI/1986 dan No.

(51)

4. Izin pemanfaatan pinus di daerah Tapanuli Utara seluas 86.000 Ha sesuai

dengan Surat Keputusan No. 236/Kpts-IV/1984 pada tanggal 19November

1984.

Seluruh gagasan yang semula hanya tertuang dikertas akhirnya terealisasi

secara nyata dengan diresmikannya PT. Inti Indorayon Utama oleh Presiden Soeharto

secara serempak dengan PT. Kertas Kraft Aceh pada tanggal 14 Desember 1989. Pada

tanggal 8 Februari 1990 telah dimulai suatu langakah maju sebagai penambah devisa

Negara dengan ,mengekspor pulp perdana ke Iran sejumlah 9.000 ton. PT. Inti

Indorayon Utama semakin mengalami peningkatan untuk produksi pulp maupun

rayon. Tetapi pada tahun 1998 pabrik tidak beroperasi lagi. Pada tanggal 23

September 2001 PT. IIU berganti nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari. Walaupun

demikian pabrik belum beroperasi sampai tanggal 22 Januari 2003 PT. Toba Pulp

Lestari mendapat izin dibuka dari pemerintah. Tindak lanjut dari Izin ini, maka pada

tanggal 6 Februari 2003 Perusahaan mulai beroperasi dengan hanya memproduksi

pulp saja dengan bahan baku eucalyptus.

Struktur Organisasi

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Menganut bentuk organisasi garis dan staf (Staf and line

Organization). Kekuasaan dan wewenang tertinggi terletak pada dewan komisaris.

Dewan komisaris adalah para pemegang saham atau wakil – wakilnya yang

mempunyai wewenang mengangkat dan memberhentikan direktur mengawasi seluruh

kegiatan dan pelaksanaan tugas, meminta saran dan nasihat kepada direktur.

Dalam menjalankan tugas sehari – hari, direksi yang merupakan badan

eksekutif terdiri dari seorang presiden direktur dan tiga orang direktur. Perusahaan ini

(52)

departemen itu adalah departemen pemasaran (Marketing Dept.), departemen pabrik

(Mill Dept.), departemen kehutanan (Forestry Dept.), departemen material dan

perbengkelan (Material dan Product Dept.), departemen personalia dan administrasi

(Administrasi and Personal Dept.) dan departemen keuangan (Financial Contoller

Dept).

Sedangkan tenaga kerja yang dilibatkan oleh perusahaan adalah karyawan

tetap dan karyawan dengan sistem kontrak. Tenga kerja di bagian produksi dibagi

kedalam dua bagian, yakni :

1. Karyawan Non Shift

Jam 08.00 – 17.00 Wib

Jam 12.00 – 13.00 Wib (istirahat)

2. Karyawan Shift

Karena proses produksi di PT. Toba Pulp Lestari berlangsung selama 24 jam,

maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi atas 3 shift,

yaitu :

Shift I Jam 08.00 – 16.00 Wib

Shift II Jam 16.00 – 00.00 Wib

Shift III Jam 00.00 – 08.00 Wib

(53)

Pengumpulan data permintaan pulp dimulai dari periode Januari 2007 sampai dengan

Februari 2008. Adapun data permintaan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Permintaan Aktual Periode Januari 2007 – Februari 2008

PERIODE Jumlah Permintaan (ton)

Jan' 07 11.980,730

Feb' 07 13.881,205

Mar' 07 19.489,931

Apr ' 07 14.385,474

Mei' 07 14.454,094

Jun' 07 14.055,996

Jul' 07 13.069,902

Ag' 07 16.054,402

Sept' 07 15.164,747

Okt' 07 14.050,858

Nov' 07 14.058,916

Des' 07 12.390,081

Jan' 08 14.634,376

Feb' 08 6.111,876

Sumber : catatan harian pengiriman pulp PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

(54)

Pola Permintaan

Data – data teknis yang dikumpulkan oleh penulis adalah sebagai berikut :

• Produk : Pulp

• Kapasitas maksimum : 619 ton/hari

(55)

• Pembagian Work Center

- Work Center I (Digister)

Jenis kegiatan : Pemasakan Chip

Jumlah mesin : 4

Pengamatan waktu proses dimulai pada saat chip – chip kayu yang dibawa dari

chip pile dimasukkan ke dalam digester sampai kepada pulp hasil pemasakan

dialirkan ke blow tank.

- Work Center II (Washing and Screening)

Jenis kegiatan : Pencucian dan Penyaringan Pulp

Jumlah mesin : 6

Pengamatan waktu proses dimulai pada saat pulp yang berada di blow tank

dialirkan ke pressure knotter.

- Work Center III (Bleaching)

Jenis kegiatan : Pemutihan Pulp

Jumlah mesin : 4

Pengamatan waktu proses pada saat pulp hasil dari washing dan screening

dialirkan ke unbleach tower.

- Work Center IV (Pulp machine)

Jenis kegiatan : Pengeringan dan Pembentukan Pulp menjadi lembaran

Jumlah mesin : 3

Pengamatan dimulai pada saat pulp dari bleach Tower dialirkan ke pressure

screen untuk disaring sampai kepada pemotongan lembaran pulp pada cutter

(56)

- Work Center V

Jenis kegiatan : Pengepakan

Jumlah mesin : 1

Pengamatan waktu proses dimulai pada saat lembaran–lembaran pulp yang sudah

ditumpuk selanjutnya ditimbang sampai ke proses pengepakan dan akan dibawa ke

gudang produk jadi.

Data Stock

Untuk mencegah timbulnya kekurangan produksi (stock-out) maka setiap

bulannya terdapat persediaan penyangga (Level stock). Adapun Level stock untuk

bulan Maret 2008 adalah 438,084 ton, sedangkan persediaan (stock) akhir bulan

Februari 2008 adalah 7.261,401 ton.

Pengolahan Data

4.2.1. Perhitungan Jam Kerja per Hari

Berdasarkan pembagian jam kerja shift di atas, dimana jam istirahat tidak dimasukkan

ke dalam perhitungan, maka perhitungan jam kerja shift adalah sebagai berikut :

Jam kerja shift I per hari = 7 jam kerja

Jam kerja shift II per hari = 7 jam kerja

Jam kerja shift III per hari = 7 jam kerja

(57)

4.2.2. Perhitungan Fraksi Tenaga Kerja yang Hadir

Perhitungan persentase ketidakhadiran tenaga kerja adalah berdasarkan pada rata –

rata absensi tenaga kerja selama periode bulan Januari 2007 - Februari 2008.

Perhitungan persentase ketidakhadiran tenaga kerja tersebut adalah:

1. Persentase ketidakhadiran tenaga kerja Shift

= (0 5 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 2 4 )/1 4

Jadi, perhitungan fraksi tenaga kerja yang hadir dalam sebulan adalah :

Fraksi tenaga kerja yang hadir = 100% - 0.09%

= 99.91% = 0.99

2. Perhitungan ketidakhadiran tenaga kerja Non shift

(58)

Jadi, perhitungan fraksi tenaga kerja yang hadir dalam sebulan adalah :

Fraksi tenaga kerja yang hadir = 100% - 0.02%

= 99.98% = 0.99

4.2.3. Perhitungan Jumlah Minimum Pekerja Reguler

Perhitungan jumlah minimum pekerja regular yang dibutuhkan memerlukan rata–rata

persentase ketidakhadiran pekerja dalam sebulan. Adapun perhitungan jumlah pekerja

regular adalah sebagai berikut:

1. Jumlah kebutuhan pekerja regular Shift = 242

Jumlah minimum pekerja regular = 242 + (0.99% x 242)

= 242 pekerja + 2.4 pekerja

= 244.4 ฀244 pekerja

Jumlah minimum pekerja regular per shift = 244 3

= 81 pekerja

2. Jumlah kebutuhan pekerja regular Non shift = 319

Jumlah minimum pekerja regular = 319 + (0.99% x 319)

= 319 pekerja + 3.15 pekerja

= 322.15฀322 pekerja

(59)

4.2.4. Perhitungan Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi per hari adalah sebesar 619 ton. Jadi, perhitungan kapasitas

produksi per bulan tergantung pada banyaknya hari kerja dalam bulan tersebut :

Adapun perhitungan kapasitas produksi per bulan adalah sebagai berikut :

Kapasitas produksi = kapasitas maksimum/hari x hari kerja

= 619 ton/hari x 27 hari

= 16.713 ton

4.2.5. Perhitungan Manhours per ton

Perhitungan manhours dilakukan dengan cara mencari total dari perkalian antara

waktu siklus dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk setiap proses

produksinya. Adapun perhitungan manhours per unit adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

(60)

Work Center

Total Manhours 1.371

4.2.6. Perhitungan Manhours Lembur yang Tersedia

Perhitungan manhours lembur yang tersedia dilakukan dengan cara membandingkan

antara jumlah jam kerja maksimal dengan jumlah jam kerja regular. Adapun

perhitungannya adalah sebagai berikut :

Persen manhours lembur = 4 100 %

(61)

Pola data permintaan pulp diatas bersifat berulang setiap periode, maka data tersebut

dapat dikelompokkan sebagai jenis pola data siklus (cycle). Setelah melihat pola data

tersebut, maka penulis memutuskan menerapkan metode peramalan Moving Average,

Exponential Smoothing dan Least Square.

Adapun perhitungan peramalan permintaan tersebut adalah sebagai berikut :

- Perhitungan Peramalan dengan metode Moving Average

Penulis menerapkan metode Moving Average dengan batasan 3 periode, 5 periode

dan 7 periode. Pengolahan data dengan metode diatas dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 4.3

(62)

PERIODE Permintaan Peramalan Error Absolut Squared

Mei' 07 14.454,094 15.918,870 -1.464,776 1.464,776 2.145.568,730

Jun' 07 14.055,996 16.109,833 -2.053,837 2.053,837 4.218.246,423

Jul' 07 13.069,902 14.298,521 -1.228,619 1.228,619 1.509.505,466

Ag' 07 16.054,402 13.859,997 2.194,405 2.194,405 4.815.411,841

Sept' 07 15.164,747 14.393,433 771,314 771,314 594.924,772

Okt' 07 14.050,858 14.763,017 -712,159 712,159 507.170,441

Nov' 07 14.058,916 15.090,002 -1.031,086 1.031,086 1.063.139,027

Des' 07 12.390,081 14.424,840 -2.034,759 2.034,759 4.140.245,545

Jan' 08 14.634,376 13.499,952 1.134,424 1,134,424 1.286.918,568

Feb' 08 6.111,876 13.694,458 -7.582,582 7.582,582 57.495.544,732

Total -12.739,491 20.939,776 78.312.228,251 Rata - rata -1.158,136 1.903,616 7.119.293,477

Perhitungan peramalan permintaan bulan April 2007 dengan metode Moving

Average-3 periode adalah sebagai berikut :

' 11.980, 730 13.881, 205 19.489,931

3

y = + +

y’ = 15.117,289

Tabel 4.4

(63)

PERIODE Permintaan Peramalan Error Absolut Squared

Jun' 07 14.055,996 14.838,287 -782,291 782,291 611.978,896

Jul' 07 13.069,902 15.253,340 -2,183,438 2.183,438 4.767.401,500

Ag' 07 16.054,402 15.091,079 963,323 963,323 927.990,432

Sept' 07 15.164,747 14.403,974 760,773 760,773 578.776,166

Okt' 07 14.050,858 14.559,828 -508,970 508,970 259.050,664

Nov' 07 14.058,916 14.479,181 -420,265 420,265 176.622,670

Des' 07 12.390,081 14.479,765 -2.089,684 2.089,684 4.366.779,220

Jan' 08 14.634,376 14.343,801 290,575 290,575 84.433,947

Feb' 08 6.111,876 14.059,796 -7.947,920 7.947,920 63.169.425,968

Total -11.917,896 15.947,239 74.942.459,463 Rata - rata -1.324,211 1.771,915 8.326.939,940

Perhitungan peramalan bulan Juni 2007 dengan metode Moving Average -5

periode adalah sebagai berikut :

11.980, 730 13.881, 205 19.489,931 14.385, 474 14.454, 094 '

5

y = + + + +

y’ = 14.838,287

Tabel 4.5

(64)

PERIODE Permintaan Peramalan Error Absolut Squared Y y' (y - y' ) │y - y' │ (y - y' )2

Jan' 07 11.980,730

Feb' 07 13.881,205

Mar' 07 19.489,931

Apr ' 07 14.385,474

Mei' 07 14.454,094

Jun' 07 14.055,996

Jul' 07 13.069,902

Ag' 07 16.054,402 14.473,905 1.580,497 1.580,497 2.497.972,122

Sept' 07 15.164,747 15.055,858 108,889 108,889 11,856,877

Okt' 07 14.050,858 15.239,221 -1.188,363 1.188,363 1.412.206,280

Nov' 07 14.058,916 14.462,210 -403,294 403,294 162.646,396

Des' 07 12.390,081 14.415,559 -2.025,478 2.025,478 4.102.562,286

Jan' 08 14.634,376 14.120,700 513,676 513,676 263.862,739

Feb' 08 6.111,876 14.203,326 -8.091,450 8.091,450 65.471.563,103

Total -9.505,523 13.911,648 73.922.669,802 Rata – rata -1,357,932 1,987,378 10,560,381,400

Perhitungan peramalan bulan Agustus 2007 dengan metode moving Average -7

periode adalah sebagai berikut :

11.980, 730 13.881, 205 19.489,931 14.385, 474 14.454, 094 14.055,996 13.069,902 '

7

y = + + + + + +

(65)

- Perhitungan Peramalan Permintaan dengan metode Exponential Smoothing

Penulis menerapkan metode Exponential Smoothing dengan batasan α yang

bernilai 0.1 ; 0.5 dan 0.9. Pengolahan data dengan menggunakan metode tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6

Metode Exponential Smoothing dengan α = 0.1

PERIODE Permintaan Peramalan Error Absolut Squared Y y' (y - y' ) │y - y' │ (y - y' )2

Jan' 07 11.980,730

Feb' 07 13.881,205 11.980,730 1.900,475 1.900,475 3.611.805,226

Mar' 07 19.489,931 12.170,778 7.319,154 7.319,154 53570.015,276

Apr ' 07 14.385,474 12.902,693 1.482,781 1.482,781 2.198639,494

Mei' 07 14.454,094 13.050,971 1.403,123 1.403,123 1.968.754,153

Jun' 07 14.055,996 13.191,283 864,713 864,713 747.728,572

Jul' 07 13.069,902 13.277,755 -207,853 207,853 43.202,870

Ag' 07 16.054,402 13.256,969 2.797,433 2.797,433 7.825.631,389

Sept' 07 15.164,747 13.536,713 1.628,034 1.628,034 2.650.494,705

Okt' 07 14.050,858 13.699,516 351,342 351,342 123.441,201

Nov' 07 14.058,916 13.734,650 324,266 324,266 105.148,439

Des' 07 12.390,081 13.767,077 -1.376,996 1,376 1,893

Jan' 08 14.634,376 13.629,377 1.004,999 1.004,999 1.010.022,990

Feb' 08 6.111,876 13.729,877 -7.618,001 7.618,001 58.033.939,236

Total 9.873,470 26.903,550 131.888.825,444 Rata – rata 759.498 2.069.504 10.145.294.265

Perhitungan Peramalan bulan Maret dengan metode Smoothing Exponential

dengan α = 0.1 adalah sebagai berikut :

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 2.1 Format Tabel Simpleks
Tabel 4.1 Data Permintaan Aktual Periode Januari 2007 – Februari 2008
Gambar 4.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Despite this, the graded nature of the change in latencies with the increase in power setting shows that the calves are responding to the increase in skin temperature produced by

Reproductive well-being and performance of farm animals is largely dependent on their nutritional status, which is often less than optimum in developing tropical countries. More

penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika tergolong sedang dengan nilai rata-rata 69,52, (2) Berpikir kreatif

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel konsentrasi belajar dan variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa yang ikut dengan orang tua asuh yang secara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81,25% perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS termasuk dalam usia produktif, 78,1 % responden aktif di kelompok dukungan sebaya

Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I,

Dalam titik ini, dapat ditarik simpulan bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan di lingkungan rumah dengan sekedar meminta anak untuk membelikan rokok, ternyata hadir

Dengan menggunakan metode weighted product dapat membantu untuk menentukan peluang usaha makanan yang tepat pada usaha mikro dan kecil berdasarkan nilai skala bobot kriteria yang