SKRIPSI
PENGARUH PRODUK, HARGA, LOKASI DAN PROMOSI WISATA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE TEMPAT WISATA DRACO WATERPARK HERMES MEDAN
CEMPAKA KEZIA SIBURIAN 080502088
UNIVERSITAS
SUMATERA
UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa
pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung
kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Pengerjaan metode pengumpulan data
menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Pengerjaan metode
analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for Windows.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini
menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan
pertimbangan tertentu Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa secara serempak variabel produk, harga, lokasi, dan promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Draco
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product, price, location and tourist promotion of the interest to come back to Draco Waterpark Hermes sights Field. This research is explanatory research associative. The execution method of collecting data using interviews, questionnaires, and literature. The execution of the data analysis method by using statistical software SPSS 19.0 for Windows. The data used are primary and secondary data. This study used a sample of 100 respondents taken using purposive sampling technique that samples are selected with particular consideration of results based on multiple regression analysis showed that the variables simultaneously product, price, location, and the promotion of a positive and significant effect on the interest to come back to Draco Waterpark Hermes Terrain and Location is the most dominant variable in affecting interest to come back to Draco Waterpark Hermes Medan .
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan
Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata
Draco Waterpark Hermes Medan ”.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dosen Pembimbing Yth, Bpk Drs. Liasta Ginting, dan Dosen Pembaca Penilai Yth, Ibu Drs. Marhayaeni MBA, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan benar.
2. Pimpinan PT Hermes Realty Medan beserta seluruh karyawan.
3. Kedua Orangtua penulis yang terkasih, atas dukungan materi dan moral yang diberikan selama penelitian.
4. Teman-teman penulis yang tersayang Surya B Sitorus ST, Melissa S. Damanik SE, Grace Rassa Sinulingga SE Oktaviana Sinaga SE, Dian Lubis SE, Wina Hairizal SE yang selalu mendukung penulis selama penelitian. 5. Pihak lainnya yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terimakasih. Medan, Oktober 2013
DAFTAR ISI
2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... 9
2.1.2 Bauran Pemasaran ... 13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 37
3.1 Tujuan Penelitian ... 37
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
3.3 Batasan Operasional ... 38
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 38
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 42
3.6 Populasi dan Sampel ... 42
3.6.1 Populasi ... 42
3.6.2 Sampel ... 43
3.7 Jenis Data Penelitian ... 44
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45
3.9.1 Uji Validitas ... 45
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52
4.1.1 Profil Perusahaan ... 52
4.1.2 Fasilitas Perusahaan ... 58
4.1.3 Strategi Bauran Pemasaran ... 62
4.1.4 Struktur Organisasi ... 64
4.2 Hasil Penelitian ... 68
4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 68
4.2.1.1 Uji Validitas ... 68
4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 70
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 70
4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 76
4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 77
4.2.4.1 Uji Normalitas ... 77
4.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 80
4.2.4.3 Uji heteroledasitas ... 81
4.2.4.4 Uji Autokorelasi ... 82
4.2.5 Uji-t Parsial ... 83
4.2.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 85
4.3 Pembahasan ... 86
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa
pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung
kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Pengerjaan metode pengumpulan data
menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Pengerjaan metode
analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for Windows.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini
menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan
pertimbangan tertentu Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda
menunjukkan bahwa secara serempak variabel produk, harga, lokasi, dan promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Draco
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product, price, location and tourist promotion of the interest to come back to Draco Waterpark Hermes sights Field. This research is explanatory research associative. The execution method of collecting data using interviews, questionnaires, and literature. The execution of the data analysis method by using statistical software SPSS 19.0 for Windows. The data used are primary and secondary data. This study used a sample of 100 respondents taken using purposive sampling technique that samples are selected with particular consideration of results based on multiple regression analysis showed that the variables simultaneously product, price, location, and the promotion of a positive and significant effect on the interest to come back to Draco Waterpark Hermes Terrain and Location is the most dominant variable in affecting interest to come back to Draco Waterpark Hermes Medan .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar
yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu
negara itu sendiri/ di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain
untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka-ragam dan berbeda
dengan apa yang dialaminya. Industri pariwisata saat ini dianggap sebagai
industri yang paling pesat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari semakin
meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke daerah tujuan wisata (DTW).
Jika mempunyai penghasilan lebih dan waktu yang luang, orang akan cenderung
melakukan perjalanan untuk berwisata keluar daerah asal mereka. Mengunjungi
tempat wisata di daerah sendiri juga merupakan hal yang menyenangkan dan
menjadi kegiatan yang digemari oleh masyarakat dan menjadi kebutuhan
masyarakat. Wisata keluarga merupakan hal yang menjadi daya tarik bagi setiap
keluarga pada masa liburan.
Wisata keluarga, Draco Waterpark Hermes, yang terletak di Jl. W.
Mongonsidi No. 45 Polonia adalah sebuah tempat wisata rekreasi dan atraksi
bermain yang terbaik bagi seluruh keluarga Indonesia, khususnya daerah
Sumatera Utara. Draco Waterpark Hermes sudah banyak dipilih oleh warga
masyarakat, juga dipilih oleh instansi, organisasi, dan perusahaan di Sumatera
Utara sebagai tempat wisata keluarga, family gathering, corporate gathering,
seluas 20 Ha dataran tinggi 1.450 Meter diatas permukaan laut dan merupakan
waterpark terbesar di kota Medan. Dengan konsep Watertaintment menyajikan program-program acara hiburan yang akan memberikan kemudahan kepada
pengunjung dalam berlibur bersama keluarga, teman dan relasi.
Draco Waterpark Hermes merupakan wisata air eksklusif dan modern, dengan membeli dan menggunakan smartband/ top up, dimana para pengunjung
dapat menempatkan cash splash pada gelang pengunjung, yang dapat digunakan
untuk loker, rental dan foodcourt, tanpa uang cash. Sebuah gelang yang disebut
smartband digunakan untuk menyimpan nilai uang yang dikreditkan dan akan di scan saat pengunjung melakukan transaksi. Keunikan Draco Waterpark Hermes dilihat dari bentuk temanya yaitu anak naga biru dan istananya, dengan lambang
naga yang lucu, lincah dan bersahabat akan menjadi teman buat pengunjung
khususnya anak-anak dan keluarga.
Salah satu cara untuk dapat merebut hati pengunjung agar tertarik untuk
berkunjung adalah dengan cara menerapkan strategi pemasaran yang salah satu
elemennya adalah dengan bauran pemasaran. Bauran Pemasaran adalah kumpulan
alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan
respons yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008:62). Bauran
pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P” :
dalam penerapan strategi yang dilakukan oleh perusahaan jasa di dalam juga
senantiasa menerapkan pengembangan daripada strategi harga, lokasi dan promosi
yang tepat agar dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung ke daerah
wisata tersebut.
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran (Yoeti, 2007: 29). Apa keunikan produk yang kita tawarkan,
siapa pasar sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan
mampu bertahan dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan. Produk
yang ditawarkan pada saat berwisata di Draco Waterpark Hermes adalah wahana
atraksi bermain sepuasnya di berbagai macam wahana, yang menawarkan sensasi
yang berbeda beda. Wahana bermain di tempat wisata teebuka juga sangat
menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke wisata Draco Waterpark
Hermes.
Harga adalah merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Faktor harga sangat
mempengaruhi terhadap keputusan pembelian. Draco Waterpark Hermes
memberikan penawaran harga yang relatif terjangkau untuk harga tiket masuk ke
lokasi tempat wisata, adanya potongan harga yang diberikan sehingga membuat
konsumen tertarik untuk berkunjung. Draco Waterpark Hermes juga memberikan
potongan harga tiket masuk bagi palajar atau mahasiswa berprestasi.
Lokasi adalah suatu wilayah atau tempat dimana perusahaan dapat
menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasarannya kepada masyarakat.
mudah dijangkau, merupakan beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak
konsumen. Lokasi yang ditempati oleh Draco Waterpark Hermes adalah daerah
yang strategis dimana merupakan jalan yang ramai dilalui oleh
kendaraan-kendaraan baik kendaraan-kendaraan pribadi maupun kendaraan-kendaraan umum, sehingga tidak sulit
untuk mencapai lokasi tersebut. Selain itu kondisi jalan di daerah itu sangat bagus,
tidak sulit untuk dilalui oleh kendaraan jenis apapun dan berada di pusat kota
Medan.
Faktor lain yang mendukung minat berkunjung masyarakat adalah
promosi. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi
perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkaan
kualitas penjualan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal
memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan ( Lovelock, 2009: 20). Pada
umumnya perusahaan melakukan promosi agar para konsumen tertarik untuk
mengunjungi tempat wisata tersebut. Draco Waterpark Hermes telah mendisain
promosi seperti dengan memasang iklan, membagikan undian berhadiah dengan
target utama adalah masyarakat sekitar.
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Lovelock,
2009:132). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.
Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam
mengambil. Minat berfungsi sebagai daya penggerak untuk mengarahkan
seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat
mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan
Minat berkunjung adalah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana
konsumen untuk mengunjungi tempat tertentu, pada periode tertentu. Perusahaan
harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku konsumen sasaran
mereka guna menerapkan strategi yang tepat guna menumbuhkan minat
berkunjung ke tempat wisata.
Draco Waterpark Hermes merupakan tempat yang penting bagi kunjungan masyarakat dan merupakan salah satu industri jasa yang berkembang pesat.
Perkembangan ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah
pengunjung ke Draco Waterpark Hermes dari tahun ketahun. hal ini disebabkan
karena Draco Waterpark Hermes memiliki berbagai wahana bermain outdoor,
berserta kolam berenang dan fasilitas penunjang tempat wisata Draco Waterpark
Hermes Medan seperti souvenir shop, foodcourt, event and exhibition juga mendukung kebutuhan pengunjung. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
Jumlah Pengunjung pada Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan Tahun 2012
TAHUN 2012 JUMLAH PENGUNJUNG
JULI 6834 orang
AGUSTUS 7026 orang
SEPTEMBER 6482 orang
OKTOBER 6687 orang
NOVEMBER 7064 orang
DESEMBER 7620 orang
Sumber : Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan, diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa ada peningkatan jumlah
pengunjung pada tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan pada bulan
Juli-Agustus sebesar 192 pengunjung, dan pada bulan Juli-Agustus-September terjadi
peningkatan di bulan September-Oktober sebesar 205 pengunjung. Juga pada
bulan Oktober-November terjadi peningkatan sebesar 377 pengunjung. Dan pada
bulan terakhir penelitian November-Desember juga terjadi peningkatan jumlah
pengunjung 556 pengunjung karena pengetahuan pengunjung akan manfaat
produk semakin meningkat, harganya yang terjangkau oleh keuangan
pengunjung, promosinya yang baik dan fasilitas rekreasi yang memuaskan. Juga
pada bulan Desember tahun 2012 promosi besar-besaran oleh Draco Waterpark
Hermes yang memberikan diskon bagi pengunjung yang memiliki tiket khusus yang diperoleh di tempat-tempat promosi Draco Waterpark Hermes. Fenomena
penurunan pengunjung menjadi pertanyaan bagi peneliti karena bulan-bulan
berikutnya terjadi kenaikan jumlah pengunjung. Fenomena tersebut membuat
penulis tertarik dan ingin mencari tahu alasan penurunan tersebut, apakah
fenomena itu terjadi karena faktor produk, harga, lokasi dan promosi tempat
wisata. Agar menjadi hal yang diperhatikan demi meningkatkan jumlah
pengunjung wisata.
Hal inilah yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi
Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan ”.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dikemukakan peneliti berdasarkan latar belakang
promosi wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung
kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan“.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan
dalam penelitian. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisa pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat
berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar
didalam strategi untuk mempengaruhi minat berkunjung masyarakat
dan sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung tiap tahunnya.
2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
disamping memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran,
khususnya berkaitan dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.
3. Bagi pihak lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan
perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan
dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa
Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran menurut Sunarto (2006:4)
adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler
(2007:7), pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawar dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain.
Pemasaran merupakan suatu kegiatan terstruktur yang dilakukan oleh
perusahaan dengan tujuan yang jelas. tujuan pemasaran pada hakikatnya
berorientasi pasar yang digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen, memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang
menguntungkan, dan mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Pemasaran merupakan kegiatan
manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Pemasaran berarti
bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan
pemasaran bukanlah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang
mudah dihasilkan dan kemudian berusaha menjualnya.
Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa
pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan
hubungan pertukaran. Akan tetapi, pemasaran bukanlah sekadar menghasilkan
penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya
pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.
Terdapat tiga filosofi pemasaran yang berbeda, yaitu berorientasikan
produksi, berorientasikan penjualan, dan berorientasikan konsumen. Ketiga
filosofi tersebut telah mendominasi dalam bisnis berskala kecil. Sebuah
filosofi yang berorientasi pada proses pembuatan produk yang paling efisien,
bahkan meremehkan promosi, distribusi, dan kegiatan pemasaran lainnya.
Filosofi yang berorientasi pada penjualan juga ditekankan pada
efisiensi produksi dan preferensi konsumen yang mendukung terjadinya
penjualan. Terakhir, filosofi yang berorientasikan konsumen mengemukakan
kepercayaan perusahaan bahwa segala sesuatu termasuk produksi dan
penjualan, tergantung pada kebutuhan konsumen. Prioritas utama ditujukan
kepada konsumen, berarti semua usaha pemasaran bermula dan berakhir pada
konsumen.
setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain
yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk
fisik .
Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di
dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,
meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya.
Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan,
dan berbagai macam jasa lainnya.
Tjiptono (2008:16) menyatakan, jasa adalah setiap tindakan atau
perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang ada
pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan tertentu. Walaupun demikian, produk jasa bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa
murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen),
namun ada jasa yang membutukan produk fisik sebagai persyaratan utama
(misalnya kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan
dan makanan di restoran). Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa
terdiri atas (Tjiptono, 2008:18) :
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek,
alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,
2. Inseparability (tidak terpisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi,
sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi
dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. Variability/Heterogenety (keanekaragaman)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan
dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan
yang telah dimasak pada restoran.
5. Lack Of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas
penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.
2.1.2 Bauran Pemasaran
Menurut Churchill (2009:198), “Bauran Pemasaran merupakan
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi
para pembeli atau konsumen. Agar usaha kegiatan pemasaran berjalan dengan
selera pasar atau dalam bahasa pemasaran dikenal sesuai dengan kebutuhan
(needs) dan keinginan (wants) target pasar yang dituju. Untuk itu diperlukan pengembangan produk (product development) yang sesuai dengan selera
target pasar sebagai hasil dari riset pemasaran yang dilakukan, kemudian
diberi harga, didistribusikan ke tempat-tempat produk semacam itu dijual dan
pada saat yang sama dikomunikasikan atau dipromosikan kepada calon
pembeli, dalam hal ini adalah calon pengunjung.
2.1.2.1 Produk
Produk (product), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa
yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Aspek pengembangan produk baru
juga memiliki keunikan khusus. Selain itu, aspek kualitas dari produk juga
merupakan faktor yang berperan penting dalam menghasilkan suatu
produk. Penciptaan suatu produk yang berbeda dari produk pesaing juga
merupakan faktor penting dalam konsep pemasaran. Salah satu konsep
pemasaran adalah fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga
organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan
oleh para pesaing (Lamb, dkk, 2001:8).
Menurut Yoeti (2005:126), produk nyata pariwisata tidak lain
adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur,
tetapi sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan
termasuk di dalamnya akomodasi, sumber-sumber alam, hiburan,
transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya tarik lainnya.
Menurut Tjiptono (2008:126), produk pariwisata adalah sejumlah
fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan
yang terdiri dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang
terdapat pada suatu DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan
transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW
tertentu. Baud-Bovy menambahkan, paket wisata (package tour) yang
ditawarkan untuk dijual (pada calon wisatawan) dalam satu harga
(inclusive price) oleh suatu BPW (Tour Operator) adalah satu contoh dari produk industri pariwisata.
Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk
industri pariwisata merupakan produk gabungan (Composite Product),
campuran dari berbagai (as a amalgam of) objek dan atraksi wisata
(tourist atraction), transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan (entertainment). Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau unit kelompok industri pariwisata.
Menurut Yoeti (2005:129) karakter yang perlu diperhatikan
dalam rangka pemasaran produk industri pariwisata:
a. Intangibility
Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility),
produk itu tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan
produsen kepada konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk
industri pariwisata, suatu Tour Operator hendaknya dan bahkan
merupakan keharusan memiliki Informasi yang dapat dipercaya oleh
calon wisatawan. Untuk itu dituntut diperlukan eksekutif yang
profesional untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya,
khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan penawaran paket
wisata.
b. Inseparability
Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa
pada umumnya, produsen dan konsumen hadir pada waktu yang
bersamaan dalam proses produksi dan konsumsi, karena antara
produsen dan konsumen tidak ada jarak pemisah. Contoh, bila
seseorang membeli paket wisata untuk mengkonsumsinya orang
tersebut harus ikut tour yang diselenggarakan oleh Tour Operator
yang menjual paket wisata.
c. Stressing The Products Benefits
Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu
penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan
manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator
mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki "Product
Knowledge", tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang
d. Variability
Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya
standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa
produsen yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang
dijual. Karena tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan,
maka sering menimbulkan ketidakpuasan wisatawan.
e. Building A Trusting Relationship
Orang-orang yang bekerja pada suatu Tour Operator, hendaknya
memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan
dengan jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga
mereka memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata
melalui suatu Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi
ini dapat meningkatkan `loyalitas' pelanggan untuk tetap menyerahkan
semua bentuk jasa perjalanannya pada kita.
f. Inceasing The Tangibility
Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam
transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak
pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen.
Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya
menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan
program atau rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak
pernah berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian,
si pembeli atau calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual
(After Sales Service) yang merupakan kewajiban Tour Operator yang menjual paket wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka
Tour Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary,
bila tidak dianggap sebagai wanprestasi dan boleh diadukan kepada
yang berwajib.
g. Perishability
Service atau produk jasa tidak bisa ditabung atau disimpan, karenanya juga tidak diperlukan gudang untuk menyimpan produk
yang tidak laku hari ini. Hal ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk
(seats) pada airline, kereta api, kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat duduknya kurang lebih 450 seats. Bila
dalam satu hari Jakarta - Denpasar P.P ada 5 kali penerbangan
kemudian terjadi perishable tiap kali pemberangkatan (departure),
baik di Jakarta maupun di Denpasar.
2.1.2.2 Harga
Harga (pricing) merupakan sesuatu yang diserahkan dalam
pertukaran dalam mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk.
2001:268). Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi
(2008:181), penetapan harga maksimum akan dibatasi oleh permintaan
pelanggan, khususnya daya beli.
Penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam menarik minat
beli yang juga memberikan dampak dalam pemakaian secara terus
menerus. Menurut Yoeti (2007:145) harga adalah salah satu unsur penting
dalam bauran pemasaran, tanpa harga produk tidak bisa ditawarkan kepada
konsumen.Yang menjadi masalah, harga berapa suatu produk harus
ditetapkan? Tidak mudah menetapkan harga suatu produk atau barang,
banyak faktor yang perlu diketahui sebelum menetapkan harga suatu
produk. Tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Tingkat nilai tambah (value-added)
Sampai berapa besar nilai tambah telah dimasukkan ke dalam
produk sehingga harganya menjadi lebih tinggi, apalagi kalau image
lebih berperan dalam perusahaan itu. Bila kualitasnya sama, konsumen
akan membeli harga yang termurah. Jadi harganya sangat sensitif
sekali. Tetapi kalau beras sudah menjadi nasi goreng dan dijual hotel
berbintang, maka harga tidak lagi dominan, tamu hotel akan
membayarnya walau harga relatif mahal.
b) Faktor "Information Availability"
Sulitnya konsumen mencari informasi tentang harga suatu
produk atau barang membuat produk atau barang tersebut tidak
ditawarkan kepada pelanggan, tetapi konsumen menjadi enggan karena
mereka tidak tahu siapa produsennya atau pabrik yang menghasilkan
barang itu, sehingga penjual menetapkan harga seenaknya, dengan
iming-iming cicilan yang ringan.
c) Tergantung struktur industri
Perusahaan yang memegang monopoli dapat menentukan harga
seenaknya, tetapi akan berbeda halnya bila dalam perekonomian itu
ada beberapa perusahaan sejenis, maka harga dapat ditetapkan dengan
cara harga tetap (fixing price) atas kesepakatan mereka bersama. Bagi
konsumen cara ini juga tidak menguntungkan, karena harga tetap
dikendalikan oleh beberapa perusahaan itu.
Yoeti (2007:146) ada tiga cara yang lebih sederhana untuk
menetapkan harga, misalnya:
a. Skim The Cream, atau disebut juga dengan istilah Premium Pricing. Di sini harga ditetapkan setinggi mungkin tanpa menghiraukan keluhan masyarakat.
b. Going rate pricing atau Average Rate Pricing, di mana harga-harga produk atau barang ditetapkan atas harga-harga rata-rata produk lain.
c. Penetration Pricing, di mana suatu perusahaan menetapkan harga produknya di bawah harga rata-rata produk lain.
Churchill (2009:146): "Along with product, price tends to be a key
cenderung dapat berfungsi menjadi komponen strategis dan dalam
beberapa hal dapat menjadi komponen yang amat penting dalam kegiatan
pemasaran. Dianggap penting, karena strategi harga akan berkembang
sesuai dengan arah waktu dan kondisi perekonomian. Oleh karena itu
kebijakan harga dan strukturnya harus dikembangkan untuk dapat
memberikan peranan dalam strategi pemasaran, sehingga dapat
memberikan keleluasaan untuk menjawab perubahan kondisi yang
mungkin terjadi sewaktu-waktu.
Menurut Yoeti (2005:147) strategi pemasaran bila dilihat dari
sisi OPD (Organisasi Pariwisata Daerah) dapat digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Membantu dan membimbing perusahaan-perusahaan yang
termasuk kelompok industri pariwisata dalam menetapkan tingkat
harga actual yang pantas bagi suatu DTW tertentu.
b. Membantu dalam menetapkan harga yang akan digunakan
sebagai unsur yang aktif atau pasif dalam rangka menyusun strategi
pemasaran bagi suatu DTW tertentu.
c. Membantu menetapkan tujuan-tujuan yang harus diselesaikan
atau hendak dicapai dengan penetapan harga tersebut.
Menurut Yoeti (2005:151) dalam industri pariwisata, penetapan
a. Surplus Maximation
Cara ini disebut dengan istilah penetapan harga dengan
kelebihan yang maksimal. Dalam banyak kesempatan seringkali terjadi
bahwa suatu unit usaha industri pariwisata dalam menetapkan harga
cendrung menetapkan harga dengan harga lebih tinggi untuk
memperoleh profit yang lebih besar. Kelebihan atau surplus diperoleh
dari perbedaan harga jual dibandingkan dengan harga pokok produk
yang dihasilkan. Cara ini sering terjadi atau dilakukan dengan
memperhatikan events tertentu dimana diperhitungkan wisatawan akan
banyak datang berkunjung, seperti paket-paket wisata yang dijual pada
akhir tahun ke Bali atau untuk menginap di hotel yang jauh lebih
mahal bila dibandingkan dengan harga hari-hari biasa.
b. Usage Maximation
Cara ini dikenal sebagai penetapan harga dengan istilah
penggunaan secara maksimal'. Cara ini mempunyai prinsip dalam
penetapan harga yang lebih rendah, karena dengan cara itu diharapkan
wisatawan akan lebih banyak datang. Jadi berbeda dengan cara surplus
maximation yang datang hanya wisatawan kelas kakap raja, tetapi
dalam usage maximation kelompok menengah dan bawah masih
tertampung dengan penetapan harga seperti itu.
c. Cost Recovery
Cara ini disebut sebagai `perbaikan biaya. Dalam hal ini unit
bagaimana dapat menutup biaya-biaya tetap (fix cost) dan biaya-biaya
variabel (variable cost). Tentu saja harga yang lebih rendah itu tidak mengorbankan harga pokok untuk biaya produksi produk yang dijual.
Yang penting di sini harga penjualan sudah melewati titik impas
dengan perhitungan semakin banyak terjual, maka semakin besar profit
atau keuntungan diperoleh.
2.1.2.3 Lokasi
Lokasi (place) keputusan distribusi menyangkut kemudahan
akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Sugiyono (2008:105),
menyatakan bahwa tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat
yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Memilih lokasi dekat
dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor
kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga hendaknya
diperhatikan.
Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW,
karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah DTW
(Tjiptono, 2008: 147). Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap
dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka
benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang
responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di
masa mendatang.
Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang
cermat terhadap beberapa faktor, antara lain :
a. Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau
b. Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat
c. Traffic, perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas kendaraan
d. Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin
melakukan ekstensifikasi
e. Lingkungan
f. Peraturan pemerintah
2.1.2.4 Promosi
Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual
dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi
sikap dan prilaku. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan
pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia
di tempat dan pada harga yang tepat. Menurut Winardi (2010:293),
promosi berarti mencakup kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasi
(menginformasi) manfaat produk yang ditawarkan dan yang mempersuasi
Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual
(Kotler dan Amstrong, 2001:153). Metode-metode tersebut terdiri atas
periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (public relations), penjualan tatap muka (personal selling).
a. Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan
sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam
bentuk gagasan, barang atau jasa.
b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan dari suatu produk atau jasa, dan tidak dilakukan secara
berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat
mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi
lainnya dengan menggunakan yang berbeda.
c. Publisitas (Public Relation)
Public relation adalah salah satu alat promosi yang membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat disekitar perusahaan
dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun
citra perusahaan yang baik, dan menangani atau meredam rumor, cerita
d. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Merupakan suatu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan.
Menurut Yoeti (2007:169) promosi adalah variabel kunci dalam
rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk
menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar. Unsur promosi
yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau
kondisi permintaan wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi
penghubung atau katalisator dalam strategi pemasaran dan sejak
permintaan menjadi salah satu kekuatan yang tidak terawasi yang
sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan untuk
mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk
melakukan perjalanan wisata.
Yoeti (2005:174) menyatakan langkah-langkah penting yang
perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi pariwisata
adalah:
a. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan
promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita
akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang akan
digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya
mereka melakukan perjalanan wisata.
b. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan.
dan berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar
tertentu.
c. Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan
digunakan.
d. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan
digunakan, mulai dari ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa
yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang
mengenai sasaran.
e. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang
akan dilakukan.
f. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk
bentuk-bentuk hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal
kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan
brosur yang berkualitas.
g. Rencana dan jadwal mengundang Tour Operator dan Travel
Writer luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan produk-produk suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang
siap jual.
h. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau
memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter
berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang
Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan
bagi Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dalam mengembangkan dan
mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu:
a. Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang
cermat. OPD dengan bekerjasama dengan perusahaan kelompok
industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan suatu analisis
bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam komunikasi
yang diperlukan masyarakat banyak.
b. OPD hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin DTW mencari
tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan pengenalan dan
identifikasi untuk setiap komunikasi dengan penawaran-penawaran
yang dilakukan suatu DTW.
c. Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian
(authentic). Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui wisatawan dalam waktu singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan
dan komplain, akan menjadi boomerang atau menjadi bad promotion
bagi suatu DTW yang melakukannya. Seringkali terjadi, informasi
yang disampaikan oleh suatu DTW memberi gambaran yang tidak
konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar yang
berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket
wisata biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu
dicetak ulang dengan memperbaharui isinya yang sesuai dengan
hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran yang efektif hanya
merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu DTW.
DTW dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup
berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai
suatu DTW, adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik
mengapa wisatawan memilih DTW itu, paket wisata dengan harga
bersaing atau tersedianya perantara yang dapat melayani wisatawan
bila hendak berkunjung pada suatu DTW.
Adapun tujuan dari promosi (Machfoedz, 2007:143) adalah
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan dan menarik konsumen baru
b. Memperkenalkan produk baru
c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yaang telah
dikenal secara luas
d. Mendorong penggunaan yang lebih banyak diantara konsumen
yaang telah terjangkau
e. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan
kualitas produk
f. Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan
produk
g. Menstabilkan pola penjualan yang berfluktuasi
h. Meningkatkan persediaan bagi perantara
2.1.3 Minat Pengunjung
Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Rossiter,
dkk, 1997:370). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat
dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat
juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Lovelock, 2009 : 144).
Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:
a. Aspek Kognitif
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari
baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media
massa.
b. Aspek Afektif
Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
c. Aspek Psikomotor
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.
Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan
keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
Menurut Suwantoro (2004:101) minat berkunjung ke tempat wisata
dipengaruhi oleh :
a. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di
dapat dari media massa.
b. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari
keluarga dan sanak saudara.
c. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung
mengenai tempat wisata tersebut.
Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi
mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya
mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak.
Jika dorongan untuk menghimpun informasi itu kuat dapat kita bedakan
menjadi dua tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran
sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.
Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada
teman-temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk
menghimpun informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat
aktif mencari informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi
pencarian, kemudahan mencari informasi lebih banyak, nilai yang
ditempatkannya pada informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya
dari pencarian tersebut. Biasanya tingkat pencarian informasi oleh masyarakat
makin tinggi sejalan dengan bergeraknya masyarakat dari keputusan yang
melibatkan penyelesaian masalah terbatas keputusan dalam penyelesaian
masalah-masalah yang besar. Masyarakat dapat memperoleh informasi dari
banyak sumber.
Menurut Suwantoro (2004:101) atribut-atribut yang dipertimbangkan
masyarakat dalam berkunjung, yaitu :
a. Kebijaksanaan Produk
Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh
masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari
dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka
produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang
diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata
dan citra dari tempat wisata tersebut.
b. Kebijaksanaan Harga
Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.
Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk
kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik
bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal
pasar pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu
diukur dengan harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan
fasilitas.
c. Tempat / Distribusi
Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar.
Dengan adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah
dapat melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat
lokasi wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.
d. Bauran Promosi
Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah
orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan
perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat
diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume
kedatangan wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung
(consumer promotion) dan promosi tidak langsung (agent promotion),
yang diukur dengan papan reklame, pampflet dan petunjuk jalan.
e. Pelayanan dan Fasilitas
Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam
jasa. Kaitan pelayanan kepada wisatawan dengan semua fasilitas yang
memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel
yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan kolaborasi dari perumusan
masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei
literatur (Kuncoro, 2003:44)
Produk merupakan barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan konsumen dan produk dapat mempunyai bentuk, atau dapat berupa jasa
tanpa bentuk fisik (Scarborough, 2008:413). Para konsumen, pada kenyataannya
membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut,
mereka membeli pemuas kebutuhan dalam bentuk manfaat produk yang dibelinya.
Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan pembelian.
Menurut Scarborough (2008:417) harga mempengaruhi baik penjualan maupun
laba, dan tanpa harga yang benar, penjualan dan laba akan mendapatkan kesulitan.
Harga yang benar untuk produk atau jasa bergantung pada tiga faktor, yaitu:
struktur biaya perusahaan, penilaian mengenai pasar, dan citra pasar yang ingin
dibentuk dalam pikiran pelanggan.
Lokasi/tempat usaha menjadi semakin penting karena pelanggan semakin
mengharapkan layanan dan kenyamanan yang semakin memuaskan (Scarborough,
2008:415). Tata letak, dekorasi, lingkungan sekitar dapat menimbulkan kesan
suasana dari penampilan suatu tempat. Suasana dapat menciptakan perasaan santai
ataupun sibuk, kesan mewah ataupun efisiensi, sikap ramah ataupun sikap dingin,
Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi.
Promosi bertujuan untuk menginformasikan dan membujuk pelanggan. Dimana
iklan mengkomunikasikan manfaat barang atau jasa kepada calon pelanggan
melalui media massa dan penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk
dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Program promosi perusahaan kecil bisa
berperan penting dalam menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan,
apakah untuk kalangan atas, potongan harga, atau diantara keduanya
(Scarborough, 2008:418).
Minat berkunjung dari konsumen sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan
marketing mix yang dikenal dengan 4 P, product, price, place, promotion yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dalam penelitian ini ada empat faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam melakukan kunjungan, yaitu : produk, harga, lokasi
dan promosi. Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka
konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Ma’ruf,2006 (diolah)
HARGA (X2) LOKASI (X3) PROMOSI (X4)
MINAT
BERKUNJUNG KEMBALI (Y)
2.3 Penelitian Terdahulu
Bayu Hadyanto Mulyono (2010) dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas
Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen”, menyimpulkan
bahwa :
a. Kualitas produk dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.
b. Pengaruh dari kualitas produk terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,548,
sedangkan pengaruh dari kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen
sebesar 0,381. Kualitas produk adalah variabel yang paling penting dalam
mempengaruhi kepuasan konsumen.
c. Metode analisis deskriptif digunakan dalam pengumpulan data dan analisis
regresi berganda untuk menganalisa pengaruh dua atau lebih variabel
bebas pada skala yang digunakan yaitu skala interval
Hatare Samuel (2009), “Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran
Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Moderen dengan Kepuasan Pelanggan
sebagai Intervering” menyimpulkan bahwa :
a. Terdapat pengaruh langsung secara negatif antara ekspektasi pelanggan
terhadap loyalitas maupun kepuasan pelanggan, sedangkan aplikasi bauran
pemasaran eceran berpengaruh positif.
b. kepuasan pelanggan merupakan intervening positip antara ekspektasi
pelanggan dan aplikasi bauran pemasaran eceran terhadap loyalitas
pelanggan toko moderen di Surabaya.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan
rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis
(Sugiyono, 2008:306). Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka hipotesis
penelitian dirumuskan bahwa, faktor produk, harga, lokasi dan promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke tempat
wisata Draco Waterpark Hermes Medan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif
yaitu penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang,dkk,
2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel
produk (X1), variabel harga (X2), variabel lokasi (X3), variabel promosi (X4)
terhadap minat berkunjung (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pengunjung tempat wisata Draco Waterpark
Hermes Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Juli 2013.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan
tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh produk, harga,
lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata
Draco Waterpark Hermes Medan”. Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut
a. Variabel independen (variabel bebas, X), yaitu produk, harga, lokasi dan
promosi.
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Untuk menjelaskan variabel yang diidentifikasi, maka perlu definisi
operasional dari masing – masing variabel. Definisi variabel yang diteliti adalah
sebagai berikut :
1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada
variabel lain, terdiri dari :
a. Variabel Produk (X1)
Produk yaitu segala jenis wahana yang menyajikan atraksi
bermain sepuasnya di berbagai macam wahana outdoor yang
menawarkan sensasi yang berbeda beda. Wahana Waterpark dan
wahana taman bermain merupakan produk di tempat wisata Draco
Waterpark Hermes. Skala pengukuran yang digunakan ialah skala likert.
b. Variabel Harga (X2)
Variabel harga merupakan variabel yang menarik minat
konsumen untuk membeli produk, dimana variabel harga diukur
dengan kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan. Skala
pengukuran yang digunakan ialah skala likert.
c. Variabel Lokasi (X3)
Lokasi merupakan suatu tempat berlangsungnya kegiatan
wisata. Lokasi menjadi faktor penting dalam menjalankan usaha.
Terletak di jalan W. Monginsidi No. 45 Polonia, Medan. Skala
d. Variabel Promosi (X4)
Semakin banyaknya pesaing membuat pelaku bisnis harus
memikirkan cara untuk menarik minat masyarakat, dimana variabel
ini diukur dengan informasi yang disampaikan terhadap pelanggan
mengenai produk yang ditawarkan serta penciptaan citra
perusahaan melalui aktifitas promosi tersebut. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala Likert.
2. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah minat
pengunjung. Minat pengunjung merupakan keinginan, kehendak, dan
kesukaan seseorang. Didalam penelitian ini variabel Y adalah minat
pengunjung , dengan indikator sebagai berikut :
a. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark
Hermes Medan berdasarkan pengalaman pribadi atau sudah pernah berkunjung sebelumnya.
b. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark
Hermes Medan berdasarkan informasi yang di dapat dari media massa.
c. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
VARIABEL PENGERTIAN INDIKATOR VARIABEL pemilihan barang atau jasa
untuk berkunjung ke
produk atau jasa untuk berkunjung ke Tempat
2. Informasi yang di
dapat dari media
Sumber: Kotler dan Keller (2007), (diolah)
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu
dengan menyusun jangkauan skor dalam skala Likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2008:132). Penelitian memberikan lima
alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5
untuk keperluan analisis kuantitatif. Penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Pernyataan Nilai
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008) (diolah)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana
elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan
(Situmorang, dkk, 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah rata – rata
seluruh pengunjung Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan pada
bulan Juli - Desember tahun 2012 yang berjumlah 6952 orang pengunjung
perbulan.
Sampel adalah suatu bagian dari sampel yang akan diteliti dan
dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Situmorang, dkk,
2008:151). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu
sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:78). Ukuran
sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2006:78) yaitu
tehnik pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan sampel dari populasi
dengan rumus :
n
=
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Taraf Kesalahan
Sehingga jumlah sampel menjadi:
n =
,
n = 99,78
Maka sampel dalam penelitian ini adalah 99,78 responden atau dapat
dibulatkan menjadi 100 orang responden. Dalam penelitian ini, penulis
menetapkan responden terpilih adalah pengunjung yang berumur sekitar 17
tahun keatas atau dewasa dan telah berkunjung lebih dari satu kali.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel
penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari pengunjung
Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi
dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi pengelola,
maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai
wewenang dalam memberikan keterangan yang penulis butuhkan. Wawancara
menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.
b. Kuesioner
Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab.
Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008:175) uji validitas dilakukan untuk menguji
apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur
melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika
mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan
akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika
beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak
berbeda. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner
pada 30 orang pengunjung tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan
yang di ambil dari luar sampel yang telah ditentukan. Uji validitas dan
reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS 17.00 for windows,
kriterianya adalah:
Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.
Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan
ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
Jika ralpha > r tabel maka pertanyaan reliabel.
Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.
Reliabilitas mengarah pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data
penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan
berulang kali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar
dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan
tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan
5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk,
b. Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel
bebas terhadapa variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya
ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara
anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat
kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya
heteroskedastisitas (Situmorang, dkk, 2008:119 ).
c. Uji Multikolinearitas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas
dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang, dkk, 2008:137), di mana:
Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Metode Analisis Data
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara data
disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh
gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil
3.11.2 Model Regresi Berganda
Untuk meramalkan variabel tidak bebas lebih baik memperhitungkan
variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi variabel tidak bebas.
Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang merupakan
pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu
variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda
merupakan suatu analisa yang secara stimulant menginvestasikan pengaruh
dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio
variabel tidak bebas (Kuncoro 2003:535).
Rumusnya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana :
Y = Minat konsumen pada Tempat wisata Draco Waterpark
Hermes Medan
a = Konstanta
b1-b3 = Koefisien Regresi
X1 = Variabel Produk
X2 = Variabel Harga
X3 = Variabel Lokasi X4 = Variabel Promosi
e = Standart Error
3.12 Uji-F (Uji Serentak)
Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat)
Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria
pengambilan keputusan yaitu :
Ho diterima bila Fhitung, Ftabel pada α = 5%
H1 diterima bila Fhitung, Ftabel pada α = 5%
3.13 Uji-t (Uji Parsial)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh
yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk
pengujiannya :
Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Ho : bi ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan
keputusan yaitu :
Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5%
H1 diterima bila thitung > ttabel pada α = 5%
Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi
variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan
menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel
dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik
kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika
determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini
berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh