• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI   

 

PENGARUH PRODUK, HARGA, LOKASI DAN PROMOSI WISATA TERHADAP MINAT  BERKUNJUNG KEMBALI KE TEMPAT WISATA  DRACO WATERPARK HERMES MEDAN

 

 

CEMPAKA KEZIA SIBURIAN  080502088 

UNIVERSITAS

 

SUMATERA

 

UTARA

 

MEDAN

 

(2)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa

pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung

kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Jenis penelitian ini

adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Pengerjaan metode pengumpulan data

menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Pengerjaan metode

analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for Windows.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini

menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan

pertimbangan tertentu Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda

menunjukkan bahwa secara serempak variabel produk, harga, lokasi, dan promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Draco

(3)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product, price, location and tourist promotion of the interest to come back to Draco Waterpark Hermes sights Field. This research is explanatory research associative. The execution method of collecting data using interviews, questionnaires, and literature. The execution of the data analysis method by using statistical software SPSS 19.0 for Windows. The data used are primary and secondary data. This study used a sample of 100 respondents taken using purposive sampling technique that samples are selected with particular consideration of results based on multiple regression analysis showed that the variables simultaneously product, price, location, and the promotion of a positive and significant effect on the interest to come back to Draco Waterpark Hermes Terrain and Location is the most dominant variable in affecting interest to come back to Draco Waterpark Hermes Medan .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan

Promosi Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata

Draco Waterpark Hermes Medan ”.

Penelitian skripsi ini merupakan salah satu matakuliah yang wajib ditempuh di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dengan selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dosen Pembimbing Yth, Bpk Drs. Liasta Ginting, dan Dosen Pembaca Penilai Yth, Ibu Drs. Marhayaeni MBA, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan benar.

2. Pimpinan PT Hermes Realty Medan beserta seluruh karyawan.

3. Kedua Orangtua penulis yang terkasih, atas dukungan materi dan moral yang diberikan selama penelitian.

4. Teman-teman penulis yang tersayang Surya B Sitorus ST, Melissa S. Damanik SE, Grace Rassa Sinulingga SE Oktaviana Sinaga SE, Dian Lubis SE, Wina Hairizal SE yang selalu mendukung penulis selama penelitian. 5. Pihak lainnya yang membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Terimakasih. Medan, Oktober 2013

(5)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... 9

2.1.2 Bauran Pemasaran ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Tujuan Penelitian ... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional ... 38

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 42

3.6 Populasi dan Sampel ... 42

3.6.1 Populasi ... 42

3.6.2 Sampel ... 43

3.7 Jenis Data Penelitian ... 44

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 45

3.9.1 Uji Validitas ... 45

(6)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 52

4.1.1 Profil Perusahaan ... 52

4.1.2 Fasilitas Perusahaan ... 58

4.1.3 Strategi Bauran Pemasaran ... 62

4.1.4 Struktur Organisasi ... 64

4.2 Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas ... 68

4.2.1.1 Uji Validitas ... 68

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 70

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 70

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 76

4.2.4 Uji Asumsi Klasik ... 77

4.2.4.1 Uji Normalitas ... 77

4.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 80

4.2.4.3 Uji heteroledasitas ... 81

4.2.4.4 Uji Autokorelasi ... 82

4.2.5 Uji-t Parsial ... 83

4.2.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 85

4.3 Pembahasan ... 86

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

(7)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa

pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung

kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan. Jenis penelitian ini

adalah penelitian eksplanasi asosiatif. Pengerjaan metode pengumpulan data

menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Pengerjaan metode

analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 19.0 for Windows.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini

menggunakan 100 responden sebagai sampel penelitian yang diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih dengan

pertimbangan tertentu Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda

menunjukkan bahwa secara serempak variabel produk, harga, lokasi, dan promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Draco

(8)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the effect of product, price, location and tourist promotion of the interest to come back to Draco Waterpark Hermes sights Field. This research is explanatory research associative. The execution method of collecting data using interviews, questionnaires, and literature. The execution of the data analysis method by using statistical software SPSS 19.0 for Windows. The data used are primary and secondary data. This study used a sample of 100 respondents taken using purposive sampling technique that samples are selected with particular consideration of results based on multiple regression analysis showed that the variables simultaneously product, price, location, and the promotion of a positive and significant effect on the interest to come back to Draco Waterpark Hermes Terrain and Location is the most dominant variable in affecting interest to come back to Draco Waterpark Hermes Medan .

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar

yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu

negara itu sendiri/ di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain

untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka-ragam dan berbeda

dengan apa yang dialaminya. Industri pariwisata saat ini dianggap sebagai

industri yang paling pesat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari semakin

meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke daerah tujuan wisata (DTW).

Jika mempunyai penghasilan lebih dan waktu yang luang, orang akan cenderung

melakukan perjalanan untuk berwisata keluar daerah asal mereka. Mengunjungi

tempat wisata di daerah sendiri juga merupakan hal yang menyenangkan dan

menjadi kegiatan yang digemari oleh masyarakat dan menjadi kebutuhan

masyarakat. Wisata keluarga merupakan hal yang menjadi daya tarik bagi setiap

keluarga pada masa liburan.

Wisata keluarga, Draco Waterpark Hermes, yang terletak di Jl. W.

Mongonsidi No. 45 Polonia adalah sebuah tempat wisata rekreasi dan atraksi

bermain yang terbaik bagi seluruh keluarga Indonesia, khususnya daerah

Sumatera Utara. Draco Waterpark Hermes sudah banyak dipilih oleh warga

masyarakat, juga dipilih oleh instansi, organisasi, dan perusahaan di Sumatera

Utara sebagai tempat wisata keluarga, family gathering, corporate gathering,

(10)

seluas 20 Ha dataran tinggi 1.450 Meter diatas permukaan laut dan merupakan

waterpark terbesar di kota Medan. Dengan konsep Watertaintment menyajikan program-program acara hiburan yang akan memberikan kemudahan kepada

pengunjung dalam berlibur bersama keluarga, teman dan relasi.

Draco Waterpark Hermes merupakan wisata air eksklusif dan modern, dengan membeli dan menggunakan smartband/ top up, dimana para pengunjung

dapat menempatkan cash splash pada gelang pengunjung, yang dapat digunakan

untuk loker, rental dan foodcourt, tanpa uang cash. Sebuah gelang yang disebut

smartband digunakan untuk menyimpan nilai uang yang dikreditkan dan akan di scan saat pengunjung melakukan transaksi. Keunikan Draco Waterpark Hermes dilihat dari bentuk temanya yaitu anak naga biru dan istananya, dengan lambang

naga yang lucu, lincah dan bersahabat akan menjadi teman buat pengunjung

khususnya anak-anak dan keluarga.

Salah satu cara untuk dapat merebut hati pengunjung agar tertarik untuk

berkunjung adalah dengan cara menerapkan strategi pemasaran yang salah satu

elemennya adalah dengan bauran pemasaran. Bauran Pemasaran adalah kumpulan

alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan

respons yang diinginkan di pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2008:62). Bauran

pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk

mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “empat P” :

(11)

dalam penerapan strategi yang dilakukan oleh perusahaan jasa di dalam juga

senantiasa menerapkan pengembangan daripada strategi harga, lokasi dan promosi

yang tepat agar dapat menarik minat konsumen untuk berkunjung ke daerah

wisata tersebut.

Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan

kepada pasar sasaran (Yoeti, 2007: 29). Apa keunikan produk yang kita tawarkan,

siapa pasar sasaran utama jasa kita, kemudian apakah produk tersebut akan

mampu bertahan dan untuk berapa lama produk tersebut dapat bertahan. Produk

yang ditawarkan pada saat berwisata di Draco Waterpark Hermes adalah wahana

atraksi bermain sepuasnya di berbagai macam wahana, yang menawarkan sensasi

yang berbeda beda. Wahana bermain di tempat wisata teebuka juga sangat

menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke wisata Draco Waterpark

Hermes.

Harga adalah merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk

mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk. 2001:268). Faktor harga sangat

mempengaruhi terhadap keputusan pembelian. Draco Waterpark Hermes

memberikan penawaran harga yang relatif terjangkau untuk harga tiket masuk ke

lokasi tempat wisata, adanya potongan harga yang diberikan sehingga membuat

konsumen tertarik untuk berkunjung. Draco Waterpark Hermes juga memberikan

potongan harga tiket masuk bagi palajar atau mahasiswa berprestasi.

Lokasi adalah suatu wilayah atau tempat dimana perusahaan dapat

menjalankan atau melaksanakan kegiatan pemasarannya kepada masyarakat.

(12)

mudah dijangkau, merupakan beberapa kriteria lokasi yang diminati oleh banyak

konsumen. Lokasi yang ditempati oleh Draco Waterpark Hermes adalah daerah

yang strategis dimana merupakan jalan yang ramai dilalui oleh

kendaraan-kendaraan baik kendaraan-kendaraan pribadi maupun kendaraan-kendaraan umum, sehingga tidak sulit

untuk mencapai lokasi tersebut. Selain itu kondisi jalan di daerah itu sangat bagus,

tidak sulit untuk dilalui oleh kendaraan jenis apapun dan berada di pusat kota

Medan.

Faktor lain yang mendukung minat berkunjung masyarakat adalah

promosi. Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi

perusahaan dalam upaya mempertahankan kontinuitas serta meningkatkaan

kualitas penjualan untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal

memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan ( Lovelock, 2009: 20). Pada

umumnya perusahaan melakukan promosi agar para konsumen tertarik untuk

mengunjungi tempat wisata tersebut. Draco Waterpark Hermes telah mendisain

promosi seperti dengan memasang iklan, membagikan undian berhadiah dengan

target utama adalah masyarakat sekitar.

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Lovelock,

2009:132). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.

Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam

mengambil. Minat berfungsi sebagai daya penggerak untuk mengarahkan

seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat

mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan

(13)

Minat berkunjung adalah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana

konsumen untuk mengunjungi tempat tertentu, pada periode tertentu. Perusahaan

harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku konsumen sasaran

mereka guna menerapkan strategi yang tepat guna menumbuhkan minat

berkunjung ke tempat wisata.

Draco Waterpark Hermes merupakan tempat yang penting bagi kunjungan masyarakat dan merupakan salah satu industri jasa yang berkembang pesat.

Perkembangan ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah

pengunjung ke Draco Waterpark Hermes dari tahun ketahun. hal ini disebabkan

karena Draco Waterpark Hermes memiliki berbagai wahana bermain outdoor,

berserta kolam berenang dan fasilitas penunjang tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan seperti souvenir shop, foodcourt, event and exhibition juga mendukung kebutuhan pengunjung. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung pada Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan Tahun 2012

TAHUN 2012 JUMLAH PENGUNJUNG

JULI 6834 orang

AGUSTUS 7026 orang

SEPTEMBER 6482 orang

OKTOBER 6687 orang

NOVEMBER 7064 orang

DESEMBER 7620 orang

Sumber : Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan, diolah (2013)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa ada peningkatan jumlah

pengunjung pada tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan pada bulan

Juli-Agustus sebesar 192 pengunjung, dan pada bulan Juli-Agustus-September terjadi

(14)

peningkatan di bulan September-Oktober sebesar 205 pengunjung. Juga pada

bulan Oktober-November terjadi peningkatan sebesar 377 pengunjung. Dan pada

bulan terakhir penelitian November-Desember juga terjadi peningkatan jumlah

pengunjung 556 pengunjung karena pengetahuan pengunjung akan manfaat

produk semakin meningkat, harganya yang terjangkau oleh keuangan

pengunjung, promosinya yang baik dan fasilitas rekreasi yang memuaskan. Juga

pada bulan Desember tahun 2012 promosi besar-besaran oleh Draco Waterpark

Hermes yang memberikan diskon bagi pengunjung yang memiliki tiket khusus yang diperoleh di tempat-tempat promosi Draco Waterpark Hermes. Fenomena

penurunan pengunjung menjadi pertanyaan bagi peneliti karena bulan-bulan

berikutnya terjadi kenaikan jumlah pengunjung. Fenomena tersebut membuat

penulis tertarik dan ingin mencari tahu alasan penurunan tersebut, apakah

fenomena itu terjadi karena faktor produk, harga, lokasi dan promosi tempat

wisata. Agar menjadi hal yang diperhatikan demi meningkatkan jumlah

pengunjung wisata.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Harga, Lokasi dan Promosi

Wisata terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Tempat Wisata Draco Waterpark Hermes Medan ”.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dikemukakan peneliti berdasarkan latar belakang

(15)

promosi wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung

kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan“.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan

dalam penelitian. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisa pengaruh produk, harga, lokasi dan promosi wisata terhadap minat

berkunjung kembali ke tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, sebagai informasi yang dapat dijadikan dasar

didalam strategi untuk mempengaruhi minat berkunjung masyarakat

dan sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung tiap tahunnya.

2. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

disamping memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran,

khususnya berkaitan dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.

3. Bagi pihak lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan

perbandingan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian berkaitan

dengan produk, harga, lokasi dan promosi wisata.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pemasaran dan Pemasaran Jasa

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan manusia dan masyarakat. Pemasaran menurut Sunarto (2006:4)

adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler

(2007:7), pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawar dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa

yang bernilai dengan pihak lain.

Pemasaran merupakan suatu kegiatan terstruktur yang dilakukan oleh

perusahaan dengan tujuan yang jelas. tujuan pemasaran pada hakikatnya

berorientasi pasar yang digunakan untuk memahami kebutuhan dan keinginan

konsumen, memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang

menguntungkan, dan mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut. Pemasaran merupakan kegiatan

manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Pemasaran berarti

bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan

(17)

pemasaran bukanlah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang

mudah dihasilkan dan kemudian berusaha menjualnya.

Dari beberapa konsep yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa

pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan

hubungan pertukaran. Akan tetapi, pemasaran bukanlah sekadar menghasilkan

penjualan barang dan jasa saja, hal itu dikarenakan bahwa sebenarnya

pemasaran dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

Terdapat tiga filosofi pemasaran yang berbeda, yaitu berorientasikan

produksi, berorientasikan penjualan, dan berorientasikan konsumen. Ketiga

filosofi tersebut telah mendominasi dalam bisnis berskala kecil. Sebuah

filosofi yang berorientasi pada proses pembuatan produk yang paling efisien,

bahkan meremehkan promosi, distribusi, dan kegiatan pemasaran lainnya.

Filosofi yang berorientasi pada penjualan juga ditekankan pada

efisiensi produksi dan preferensi konsumen yang mendukung terjadinya

penjualan. Terakhir, filosofi yang berorientasikan konsumen mengemukakan

kepercayaan perusahaan bahwa segala sesuatu termasuk produksi dan

penjualan, tergantung pada kebutuhan konsumen. Prioritas utama ditujukan

kepada konsumen, berarti semua usaha pemasaran bermula dan berakhir pada

konsumen.

(18)

setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain

yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan

kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk

fisik .

Dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan proses atau aktivitas yang di

dalamnya selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa,

meskipun bagi pihak-pihak yang terlibat tidak sadar melakukannya.

Contohnya jasa pengobatan, jasa pengangkutan, jasa telekomunikasi, hiburan,

dan berbagai macam jasa lainnya.

Tjiptono (2008:16) menyatakan, jasa adalah setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang ada

pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

menghasilkan kepemilikan tertentu. Walaupun demikian, produk jasa bisa

berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Maksudnya, ada produk jasa

murni (seperti child care, konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen),

namun ada jasa yang membutukan produk fisik sebagai persyaratan utama

(misalnya kapal pesiar untuk angkutan laut, pesawat untuk jasa penerbangan

dan makanan di restoran). Secara garis besar karakteristik pemasaran jasa

terdiri atas (Tjiptono, 2008:18) :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, karena barang merupakan suatu objek,

alat atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,

(19)

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi,

sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi

dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability/Heterogenety (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standardized

output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Maksud dari pernyataan ini adalah jasa tidak dapat disimpan dan

dimasukkan ke dalam gudang atau dijadikan persediaan. Contohnya: makanan

yang telah dimasak pada restoran.

5. Lack Of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas

penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Churchill (2009:198), “Bauran Pemasaran merupakan

kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,

variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi

para pembeli atau konsumen. Agar usaha kegiatan pemasaran berjalan dengan

(20)

selera pasar atau dalam bahasa pemasaran dikenal sesuai dengan kebutuhan

(needs) dan keinginan (wants) target pasar yang dituju. Untuk itu diperlukan pengembangan produk (product development) yang sesuai dengan selera

target pasar sebagai hasil dari riset pemasaran yang dilakukan, kemudian

diberi harga, didistribusikan ke tempat-tempat produk semacam itu dijual dan

pada saat yang sama dikomunikasikan atau dipromosikan kepada calon

pembeli, dalam hal ini adalah calon pengunjung.

2.1.2.1 Produk

Produk (product), merupakan bentuk penawaran organisasi jasa

yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan

kebutuhan dan keinginan pelanggan. Aspek pengembangan produk baru

juga memiliki keunikan khusus. Selain itu, aspek kualitas dari produk juga

merupakan faktor yang berperan penting dalam menghasilkan suatu

produk. Penciptaan suatu produk yang berbeda dari produk pesaing juga

merupakan faktor penting dalam konsep pemasaran. Salah satu konsep

pemasaran adalah fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga

organisasi dapat membedakan produknya dari produk yang ditawarkan

oleh para pesaing (Lamb, dkk, 2001:8).

Menurut Yoeti (2005:126), produk nyata pariwisata tidak lain

adalah kepuasan dalam pengalaman, yang sukar untuk dilihat atau diukur,

tetapi sebaliknya produk itu dan cara penyediaannya menjadi kunci tujuan

(21)

termasuk di dalamnya akomodasi, sumber-sumber alam, hiburan,

transportasi, makanan dan minuman, rekreasi dan daya tarik lainnya.

Menurut Tjiptono (2008:126), produk pariwisata adalah sejumlah

fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan

yang terdiri dari tiga komponen, masing-masing yaitu: sumber daya yang

terdapat pada suatu DTW, fasilitas yang terdapat di suatu DTW, dan

transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke suatu DTW

tertentu. Baud-Bovy menambahkan, paket wisata (package tour) yang

ditawarkan untuk dijual (pada calon wisatawan) dalam satu harga

(inclusive price) oleh suatu BPW (Tour Operator) adalah satu contoh dari produk industri pariwisata.

Dari uraian tersebut di atas semakin jelas bagi kita bahwa produk

industri pariwisata merupakan produk gabungan (Composite Product),

campuran dari berbagai (as a amalgam of) objek dan atraksi wisata

(tourist atraction), transportasi (transportation), akomodasi (accommodation) dan hiburan (entertainment). Tiap komponen disuplai oleh masing-masing perusahaan atau unit kelompok industri pariwisata.

Menurut Yoeti (2005:129) karakter yang perlu diperhatikan

dalam rangka pemasaran produk industri pariwisata:

a. Intangibility

Produk industri pariwisata itu tidak berwujud (intangibility),

produk itu tidak bisa dipindahkan, dicoba, disentuh, dicium dan

(22)

produsen kepada konsumen. Oleh karena itu dalam pemasaran produk

industri pariwisata, suatu Tour Operator hendaknya dan bahkan

merupakan keharusan memiliki Informasi yang dapat dipercaya oleh

calon wisatawan. Untuk itu dituntut diperlukan eksekutif yang

profesional untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya,

khususnya tentang rencana perjalanan sesuai dengan penawaran paket

wisata.

b. Inseparability

Dalam industri pariwisata pada khususnya dan industri jasa

pada umumnya, produsen dan konsumen hadir pada waktu yang

bersamaan dalam proses produksi dan konsumsi, karena antara

produsen dan konsumen tidak ada jarak pemisah. Contoh, bila

seseorang membeli paket wisata untuk mengkonsumsinya orang

tersebut harus ikut tour yang diselenggarakan oleh Tour Operator

yang menjual paket wisata.

c. Stressing The Products Benefits

Dalam menawarkan atau menjual produk industri pariwisata, perlu

penekanan dan meyakinkan kepada calon wisatawan apa kelebihan dan

manfaat. bila wisatawan membeli paket wisata melalui Tour Operator

mereka. Untuk itu, seorang salesman harus memiliki "Product

Knowledge", tanpa memahami produk yang ditawarkan, dapat dipastikan tidak dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan yang

(23)

d. Variability

Produk industri pariwisata sangat variable sifatnya,selain tidak punya

standard yang baku dan kualitasnya sangat tergantung pada siapa

produsen yang mengemas dan memberi pelayan tentang produk yang

dijual. Karena tidak konsistennya kualitas produk yang dihasilkan,

maka sering menimbulkan ketidakpuasan wisatawan.

e. Building A Trusting Relationship

Orang-orang yang bekerja pada suatu Tour Operator, hendaknya

memiliki kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan

dengan jalan menanamkan kepercayaan demi kepercayaan, sehingga

mereka memiliki keyakinan bila membeli tiket atau paket wisata

melalui suatu Tour Operator tertentu. Untuk jangka panjang, strategi

ini dapat meningkatkan `loyalitas' pelanggan untuk tetap menyerahkan

semua bentuk jasa perjalanannya pada kita.

f. Inceasing The Tangibility

Pada beberapa kesempatan sudah seringkali dijelaskan bahwa dalam

transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual paket wisata tidak

pernah terjadi pemindahan hak milik dari produsen kepada konsumen.

Contoh, pada calon wisatawan yang membeli paket wisata, ia hanya

menerima selembar kuitansi sebagai bukti pembelian berikut dengan

program atau rencana perjalanan wisata (Tour Itinerary), tetapi tidak

pernah berupa sesuatu benda berwujud, seperti kita membeli pakaian,

(24)

si pembeli atau calon wisatawan hanya memiliki pelayanan purna jual

(After Sales Service) yang merupakan kewajiban Tour Operator yang menjual paket wisata. Artinya, setelah membeli paket wisata, maka

Tour Operator yang menjual paket wisata harus melaksanakan apa yang sudah diperjanjikan dalam paket wisata sesuai Tour Itinerary,

bila tidak dianggap sebagai wanprestasi dan boleh diadukan kepada

yang berwajib.

g. Perishability

Service atau produk jasa tidak bisa ditabung atau disimpan, karenanya juga tidak diperlukan gudang untuk menyimpan produk

yang tidak laku hari ini. Hal ini terjadi pada kamar hotel, tempat duduk

(seats) pada airline, kereta api, kapal, atau restoran. Contoh, pesawat Boeing 747 kapasitas tempat duduknya kurang lebih 450 seats. Bila

dalam satu hari Jakarta - Denpasar P.P ada 5 kali penerbangan

kemudian terjadi perishable tiap kali pemberangkatan (departure),

baik di Jakarta maupun di Denpasar.

2.1.2.2 Harga

Harga (pricing) merupakan sesuatu yang diserahkan dalam

pertukaran dalam mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, dkk.

2001:268). Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti

tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi

(25)

(2008:181), penetapan harga maksimum akan dibatasi oleh permintaan

pelanggan, khususnya daya beli.

Penentuan harga juga sangat berpengaruh dalam menarik minat

beli yang juga memberikan dampak dalam pemakaian secara terus

menerus. Menurut Yoeti (2007:145) harga adalah salah satu unsur penting

dalam bauran pemasaran, tanpa harga produk tidak bisa ditawarkan kepada

konsumen.Yang menjadi masalah, harga berapa suatu produk harus

ditetapkan? Tidak mudah menetapkan harga suatu produk atau barang,

banyak faktor yang perlu diketahui sebelum menetapkan harga suatu

produk. Tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Tingkat nilai tambah (value-added)

Sampai berapa besar nilai tambah telah dimasukkan ke dalam

produk sehingga harganya menjadi lebih tinggi, apalagi kalau image

lebih berperan dalam perusahaan itu. Bila kualitasnya sama, konsumen

akan membeli harga yang termurah. Jadi harganya sangat sensitif

sekali. Tetapi kalau beras sudah menjadi nasi goreng dan dijual hotel

berbintang, maka harga tidak lagi dominan, tamu hotel akan

membayarnya walau harga relatif mahal.

b) Faktor "Information Availability"

Sulitnya konsumen mencari informasi tentang harga suatu

produk atau barang membuat produk atau barang tersebut tidak

(26)

ditawarkan kepada pelanggan, tetapi konsumen menjadi enggan karena

mereka tidak tahu siapa produsennya atau pabrik yang menghasilkan

barang itu, sehingga penjual menetapkan harga seenaknya, dengan

iming-iming cicilan yang ringan.

c) Tergantung struktur industri

Perusahaan yang memegang monopoli dapat menentukan harga

seenaknya, tetapi akan berbeda halnya bila dalam perekonomian itu

ada beberapa perusahaan sejenis, maka harga dapat ditetapkan dengan

cara harga tetap (fixing price) atas kesepakatan mereka bersama. Bagi

konsumen cara ini juga tidak menguntungkan, karena harga tetap

dikendalikan oleh beberapa perusahaan itu.

Yoeti (2007:146) ada tiga cara yang lebih sederhana untuk

menetapkan harga, misalnya:

a. Skim The Cream, atau disebut juga dengan istilah Premium Pricing. Di sini harga ditetapkan setinggi mungkin tanpa menghiraukan keluhan masyarakat.

b. Going rate pricing atau Average Rate Pricing, di mana harga-harga produk atau barang ditetapkan atas harga-harga rata-rata produk lain.

c. Penetration Pricing, di mana suatu perusahaan menetapkan harga produknya di bawah harga rata-rata produk lain.

Churchill (2009:146): "Along with product, price tends to be a key

(27)

cenderung dapat berfungsi menjadi komponen strategis dan dalam

beberapa hal dapat menjadi komponen yang amat penting dalam kegiatan

pemasaran. Dianggap penting, karena strategi harga akan berkembang

sesuai dengan arah waktu dan kondisi perekonomian. Oleh karena itu

kebijakan harga dan strukturnya harus dikembangkan untuk dapat

memberikan peranan dalam strategi pemasaran, sehingga dapat

memberikan keleluasaan untuk menjawab perubahan kondisi yang

mungkin terjadi sewaktu-waktu.

Menurut Yoeti (2005:147) strategi pemasaran bila dilihat dari

sisi OPD (Organisasi Pariwisata Daerah) dapat digunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Membantu dan membimbing perusahaan-perusahaan yang

termasuk kelompok industri pariwisata dalam menetapkan tingkat

harga actual yang pantas bagi suatu DTW tertentu.

b. Membantu dalam menetapkan harga yang akan digunakan

sebagai unsur yang aktif atau pasif dalam rangka menyusun strategi

pemasaran bagi suatu DTW tertentu.

c. Membantu menetapkan tujuan-tujuan yang harus diselesaikan

atau hendak dicapai dengan penetapan harga tersebut.

Menurut Yoeti (2005:151) dalam industri pariwisata, penetapan

(28)

a. Surplus Maximation

Cara ini disebut dengan istilah penetapan harga dengan

kelebihan yang maksimal. Dalam banyak kesempatan seringkali terjadi

bahwa suatu unit usaha industri pariwisata dalam menetapkan harga

cendrung menetapkan harga dengan harga lebih tinggi untuk

memperoleh profit yang lebih besar. Kelebihan atau surplus diperoleh

dari perbedaan harga jual dibandingkan dengan harga pokok produk

yang dihasilkan. Cara ini sering terjadi atau dilakukan dengan

memperhatikan events tertentu dimana diperhitungkan wisatawan akan

banyak datang berkunjung, seperti paket-paket wisata yang dijual pada

akhir tahun ke Bali atau untuk menginap di hotel yang jauh lebih

mahal bila dibandingkan dengan harga hari-hari biasa.

b. Usage Maximation

Cara ini dikenal sebagai penetapan harga dengan istilah

penggunaan secara maksimal'. Cara ini mempunyai prinsip dalam

penetapan harga yang lebih rendah, karena dengan cara itu diharapkan

wisatawan akan lebih banyak datang. Jadi berbeda dengan cara surplus

maximation yang datang hanya wisatawan kelas kakap raja, tetapi

dalam usage maximation kelompok menengah dan bawah masih

tertampung dengan penetapan harga seperti itu.

c. Cost Recovery

Cara ini disebut sebagai `perbaikan biaya. Dalam hal ini unit

(29)

bagaimana dapat menutup biaya-biaya tetap (fix cost) dan biaya-biaya

variabel (variable cost). Tentu saja harga yang lebih rendah itu tidak mengorbankan harga pokok untuk biaya produksi produk yang dijual.

Yang penting di sini harga penjualan sudah melewati titik impas

dengan perhitungan semakin banyak terjual, maka semakin besar profit

atau keuntungan diperoleh.

2.1.2.3 Lokasi

Lokasi (place) keputusan distribusi menyangkut kemudahan

akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Sugiyono (2008:105),

menyatakan bahwa tempat yang menarik bagi konsumen adalah tempat

yang paling strategis, menyenangkan, dan efisien. Memilih lokasi dekat

dengan pelanggan perlu untuk mempertahankan daya saing. Selain faktor

kedekatan dengan pelanggan, faktor kenyamanan juga hendaknya

diperhatikan.

Lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan DTW,

karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah DTW

(Tjiptono, 2008: 147). Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap

dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu DTW dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.

Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka

(30)

benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang

responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di

masa mendatang.

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang

cermat terhadap beberapa faktor, antara lain :

a. Akses, berhubungan dengan kemudahan untuk dijangkau

b. Visibilitas, lokasi sebaiknya mudah dilihat

c. Traffic, perlu dipertimbangkan lalu lalang orang dan lalu lintas kendaraan

d. Ekspansi, cukup tersedia tempat apabila di masa depan ingin

melakukan ekstensifikasi

e. Lingkungan

f. Peraturan pemerintah

2.1.2.4 Promosi

Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual

dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi

sikap dan prilaku. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan

pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia

di tempat dan pada harga yang tepat. Menurut Winardi (2010:293),

promosi berarti mencakup kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasi

(menginformasi) manfaat produk yang ditawarkan dan yang mempersuasi

(31)

Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk

mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual

(Kotler dan Amstrong, 2001:153). Metode-metode tersebut terdiri atas

periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (public relations), penjualan tatap muka (personal selling).

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan

sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam

bentuk gagasan, barang atau jasa.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian

atau penjualan dari suatu produk atau jasa, dan tidak dilakukan secara

berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat

mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat promosi

lainnya dengan menggunakan yang berbeda.

c. Publisitas (Public Relation)

Public relation adalah salah satu alat promosi yang membangun hubungan baik dengan berbagai masyarakat disekitar perusahaan

dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun

citra perusahaan yang baik, dan menangani atau meredam rumor, cerita

(32)

d. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)

Merupakan suatu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan

satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan penciptakan penjualan.

Menurut Yoeti (2007:169) promosi adalah variabel kunci dalam

rencana strategi pemasaran dan dapat dipandang sebagai suatu unsur untuk

menciptakan kesempatan-kesempatan menguasai pasar. Unsur promosi

yang digunakan disusun oleh lingkungan, terutama oleh keadaan atau

kondisi permintaan wisatawan. Namun promosi dapat menjadi fungsi

penghubung atau katalisator dalam strategi pemasaran dan sejak

permintaan menjadi salah satu kekuatan yang tidak terawasi yang

sebenarnya harus diperhitungkan, maka promosi digunakan untuk

mengganti permintaan dan mempercepat proses keputusan untuk

melakukan perjalanan wisata.

Yoeti (2005:174) menyatakan langkah-langkah penting yang

perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi pariwisata

adalah:

a. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan

promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita

akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang akan

digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya

mereka melakukan perjalanan wisata.

b. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan.

(33)

dan berapa anggaran yang akan digunakan untuk suatu target pasar

tertentu.

c. Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan

digunakan.

d. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan

digunakan, mulai dari ukuran (size), berwarna atau hitam-putih, bahasa

yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy-writing yang

mengenai sasaran.

e. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan Sales Promotions yang

akan dilakukan.

f. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk

bentuk-bentuk hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal

kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan pencetakan

brosur yang berkualitas.

g. Rencana dan jadwal mengundang Tour Operator dan Travel

Writer luar negeri untuk melihat secara langsung melihat dan menyaksikan produk-produk suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang

siap jual.

h. Menunjuk seorang Public Relations Officer, untuk menjaga atau

memelihara citra suatu DTW dan sekaligus untuk meng-counter

berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri, khususnya target pasar yang

(34)

Kriteria-kriteria berikut ini dapat digunakan sebagai bimbingan

bagi Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) dalam mengembangkan dan

mengevaluasi strategi bauran promosi, di antaranya yaitu:

a. Kegiatan promosi hendaknya dilakukan dengan koordinasi yang

cermat. OPD dengan bekerjasama dengan perusahaan kelompok

industri pariwisata hendaknya mempertimbangkan suatu analisis

bermacam-macam pasar bagi daerah menetapkan macam komunikasi

yang diperlukan masyarakat banyak.

b. OPD hendaknya selalu berusaha sedapat mungkin DTW mencari

tema-tema pokok untuk daerah guna meningkatkan pengenalan dan

identifikasi untuk setiap komunikasi dengan penawaran-penawaran

yang dilakukan suatu DTW.

c. Promosi yang dilakukan hendaknya menunjukkan suatu keaslian

(authentic). Suatu usaha melakukan penipuan akan segera diketahui wisatawan dalam waktu singkat, sehingga mengakibatkan kemarahan

dan komplain, akan menjadi boomerang atau menjadi bad promotion

bagi suatu DTW yang melakukannya. Seringkali terjadi, informasi

yang disampaikan oleh suatu DTW memberi gambaran yang tidak

konsisten tentang penawaran yang dilakukan untuk pasar yang

berbeda-beda. Contohnya, brosur tentang penawaran paket-paket

wisata biasanya sudah banyak yang kadaluarsa, karenanya perlu

dicetak ulang dengan memperbaharui isinya yang sesuai dengan

(35)

hendaknya selalu ingat bahwa program pemasaran yang efektif hanya

merupakan salah satu usaha dalam upaya pemasaran suatu DTW.

DTW dapat meyakinkan produk industri pariwisatanya cukup

berkualitas, dapat menampilkan adanya kemudahan untuk mencapai

suatu DTW, adanya informasi yang jelas apa yang menjadi daya tarik

mengapa wisatawan memilih DTW itu, paket wisata dengan harga

bersaing atau tersedianya perantara yang dapat melayani wisatawan

bila hendak berkunjung pada suatu DTW.

Adapun tujuan dari promosi (Machfoedz, 2007:143) adalah

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan dan menarik konsumen baru

b. Memperkenalkan produk baru

c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yaang telah

dikenal secara luas

d. Mendorong penggunaan yang lebih banyak diantara konsumen

yaang telah terjangkau

e. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan

kualitas produk

f. Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan

produk

g. Menstabilkan pola penjualan yang berfluktuasi

h. Meningkatkan persediaan bagi perantara

(36)

2.1.3 Minat Pengunjung

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Rossiter,

dkk, 1997:370). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat

dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat

juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan

seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan

apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Lovelock, 2009 : 144).

Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu:

a. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari

baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media

massa.

b. Aspek Afektif

Konsep yang membangun aspek afektif, minat dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman

pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman

sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari

sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa

(37)

c. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.

Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan

keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Menurut Suwantoro (2004:101) minat berkunjung ke tempat wisata

dipengaruhi oleh :

a. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi yang di

dapat dari media massa.

b. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan cerita dari

keluarga dan sanak saudara.

c. Keinginan berkunjung ke tempat wisata karena ingin tahu langsung

mengenai tempat wisata tersebut.

Pada minat, dimana masyarakat dirangsang untuk mencari informasi

mengenai inovasi. Seorang masyarakat yang mulai tergugah minatnya

mungkin akan atau mungkin tidak akan mencari informasi yang lebih banyak.

Jika dorongan untuk menghimpun informasi itu kuat dapat kita bedakan

menjadi dua tingkat, yaitu : masyarakat yang mencari informasi dalam ukuran

sedang-sedang saja dan keadaan demikian disebut perhatian yang meningkat.

Bila masyarakat mencari bahan bacaan, menanyakan kepada

teman-temannya dan ikut terlibat dalam berbagai pencarian lainnya, untuk

menghimpun informasi tentang produk, maka dapat dikatakan masyarakat

aktif mencari informasi. Sejauh mana seorang masyarakat mencari informasi

(38)

pencarian, kemudahan mencari informasi lebih banyak, nilai yang

ditempatkannya pada informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya

dari pencarian tersebut. Biasanya tingkat pencarian informasi oleh masyarakat

makin tinggi sejalan dengan bergeraknya masyarakat dari keputusan yang

melibatkan penyelesaian masalah terbatas keputusan dalam penyelesaian

masalah-masalah yang besar. Masyarakat dapat memperoleh informasi dari

banyak sumber.

Menurut Suwantoro (2004:101) atribut-atribut yang dipertimbangkan

masyarakat dalam berkunjung, yaitu :

a. Kebijaksanaan Produk

Produk wisata harus sesuai dengan apa yang dicari dan disukai oleh

masyarakat atau sesuai dengan permintaan pasar. Karena apa yang dicari

dan disukai wisatawan itu tergantung dari motif perjalanan wisata, maka

produk pariwisata harus sesuai pula dengan motif perjalanan wisata, yang

diukur dengan kebersihan tempat wisata, penataan layout tempat wisata

dan citra dari tempat wisata tersebut.

b. Kebijaksanaan Harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponen.

Kebijaksanaan harga berusaha menentukan harga yang tepat untuk produk

kepariwisataan, sehingga seimbang dengan daya beli pasar dan menarik

bagi calon wisatawan. Untuk keperluan tersebut orang harus mengenal

pasar pariwisata, khususnya mengenai daya belinya. Daya belinya itu

(39)

diukur dengan harga karcis masuk, potongan harga dan harga penggunaan

fasilitas.

c. Tempat / Distribusi

Fungsi distribusi menghadirkan produk di tengah-tengah pasar.

Dengan adanya produk di tengah pasar, para masyarakat dengan mudah

dapat melihat dan membelinya, yang diukur dengan akses menuju tempat

lokasi wisata, luas lokasi dan kondisi jalan tempat wisata.

d. Bauran Promosi

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah

orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan

perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi kepariwisatawan dapat

diukur dari banyaknya informasi yang diminta dan besarnya volume

kedatangan wisatawan. Promosi dapat berupa promosi langsung

(consumer promotion) dan promosi tidak langsung (agent promotion),

yang diukur dengan papan reklame, pampflet dan petunjuk jalan.

e. Pelayanan dan Fasilitas

Fasilitas sangat berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam

jasa. Kaitan pelayanan kepada wisatawan dengan semua fasilitas yang

memungkinkan mereka melakukan perjalanan wisata, yang diukur dengan

(40)

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel

yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan kolaborasi dari perumusan

masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi, dan survei

literatur (Kuncoro, 2003:44)

Produk merupakan barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan

kebutuhan konsumen dan produk dapat mempunyai bentuk, atau dapat berupa jasa

tanpa bentuk fisik (Scarborough, 2008:413). Para konsumen, pada kenyataannya

membeli lebih dari sekedar sifat-sifat fisik yang melekat pada barang tersebut,

mereka membeli pemuas kebutuhan dalam bentuk manfaat produk yang dibelinya.

Harga produk atau jasa adalah faktor kunci dalam keputusan pembelian.

Menurut Scarborough (2008:417) harga mempengaruhi baik penjualan maupun

laba, dan tanpa harga yang benar, penjualan dan laba akan mendapatkan kesulitan.

Harga yang benar untuk produk atau jasa bergantung pada tiga faktor, yaitu:

struktur biaya perusahaan, penilaian mengenai pasar, dan citra pasar yang ingin

dibentuk dalam pikiran pelanggan.

Lokasi/tempat usaha menjadi semakin penting karena pelanggan semakin

mengharapkan layanan dan kenyamanan yang semakin memuaskan (Scarborough,

2008:415). Tata letak, dekorasi, lingkungan sekitar dapat menimbulkan kesan

suasana dari penampilan suatu tempat. Suasana dapat menciptakan perasaan santai

ataupun sibuk, kesan mewah ataupun efisiensi, sikap ramah ataupun sikap dingin,

(41)

Promosi menyangkut baik periklanan maupun penjualan secara pribadi.

Promosi bertujuan untuk menginformasikan dan membujuk pelanggan. Dimana

iklan mengkomunikasikan manfaat barang atau jasa kepada calon pelanggan

melalui media massa dan penjualan secara pribadi melibatkan seni membujuk

dalam penjualan dengan dasar tatap muka. Program promosi perusahaan kecil bisa

berperan penting dalam menciptakan citra tertentu dalam pikiran pelanggan,

apakah untuk kalangan atas, potongan harga, atau diantara keduanya

(Scarborough, 2008:418).

Minat berkunjung dari konsumen sangat dipengaruhi oleh gaya hidup dan

marketing mix yang dikenal dengan 4 P, product, price, place, promotion yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Dalam penelitian ini ada empat faktor yang

perlu dipertimbangkan dalam melakukan kunjungan, yaitu : produk, harga, lokasi

dan promosi. Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka

konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Ma’ruf,2006 (diolah)

HARGA (X2) LOKASI (X3) PROMOSI (X4)

MINAT

BERKUNJUNG KEMBALI (Y)

(42)

2.3 Penelitian Terdahulu

Bayu Hadyanto Mulyono (2010) dengan judul “ Analisis Pengaruh Kualitas

Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen”, menyimpulkan

bahwa :

a. Kualitas produk dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

b. Pengaruh dari kualitas produk terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,548,

sedangkan pengaruh dari kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

sebesar 0,381. Kualitas produk adalah variabel yang paling penting dalam

mempengaruhi kepuasan konsumen.

c. Metode analisis deskriptif digunakan dalam pengumpulan data dan analisis

regresi berganda untuk menganalisa pengaruh dua atau lebih variabel

bebas pada skala yang digunakan yaitu skala interval

Hatare Samuel (2009), “Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran

Pemasaran terhadap Loyalitas Toko Moderen dengan Kepuasan Pelanggan

sebagai Intervering” menyimpulkan bahwa :

a. Terdapat pengaruh langsung secara negatif antara ekspektasi pelanggan

terhadap loyalitas maupun kepuasan pelanggan, sedangkan aplikasi bauran

pemasaran eceran berpengaruh positif.

b. kepuasan pelanggan merupakan intervening positip antara ekspektasi

pelanggan dan aplikasi bauran pemasaran eceran terhadap loyalitas

pelanggan toko moderen di Surabaya.

(43)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan

rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis

(Sugiyono, 2008:306). Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka hipotesis

penelitian dirumuskan bahwa, faktor produk, harga, lokasi dan promosi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke tempat

wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif

yaitu penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang,dkk,

2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel

produk (X1), variabel harga (X2), variabel lokasi (X3), variabel promosi (X4)

terhadap minat berkunjung (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengunjung tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan

tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu

membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh produk, harga,

lokasi dan promosi wisata terhadap minat berkunjung kembali ke tempat wisata

Draco Waterpark Hermes Medan”. Dimana variabel yang dianalisis sebagai berikut

a. Variabel independen (variabel bebas, X), yaitu produk, harga, lokasi dan

promosi.

(45)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel yang diidentifikasi, maka perlu definisi

operasional dari masing – masing variabel. Definisi variabel yang diteliti adalah

sebagai berikut :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain, terdiri dari :

a. Variabel Produk (X1)

Produk yaitu segala jenis wahana yang menyajikan atraksi

bermain sepuasnya di berbagai macam wahana outdoor yang

menawarkan sensasi yang berbeda beda. Wahana Waterpark dan

wahana taman bermain merupakan produk di tempat wisata Draco

Waterpark Hermes. Skala pengukuran yang digunakan ialah skala likert.

b. Variabel Harga (X2)

Variabel harga merupakan variabel yang menarik minat

konsumen untuk membeli produk, dimana variabel harga diukur

dengan kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan. Skala

pengukuran yang digunakan ialah skala likert.

c. Variabel Lokasi (X3)

Lokasi merupakan suatu tempat berlangsungnya kegiatan

wisata. Lokasi menjadi faktor penting dalam menjalankan usaha.

Terletak di jalan W. Monginsidi No. 45 Polonia, Medan. Skala

(46)

d. Variabel Promosi (X4)

Semakin banyaknya pesaing membuat pelaku bisnis harus

memikirkan cara untuk menarik minat masyarakat, dimana variabel

ini diukur dengan informasi yang disampaikan terhadap pelanggan

mengenai produk yang ditawarkan serta penciptaan citra

perusahaan melalui aktifitas promosi tersebut. Skala pengukuran

yang digunakan adalah skala Likert.

2. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah minat

pengunjung. Minat pengunjung merupakan keinginan, kehendak, dan

kesukaan seseorang. Didalam penelitian ini variabel Y adalah minat

pengunjung , dengan indikator sebagai berikut :

a. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan berdasarkan pengalaman pribadi atau sudah pernah berkunjung sebelumnya.

b. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan berdasarkan informasi yang di dapat dari media massa.

c. Keinginan berkunjung di Tempat wisata Draco Waterpark

(47)

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

VARIABEL PENGERTIAN INDIKATOR VARIABEL pemilihan barang atau jasa

untuk berkunjung ke

produk atau jasa untuk berkunjung ke Tempat

2. Informasi yang di

dapat dari media

Sumber: Kotler dan Keller (2007), (diolah)

(48)

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu

dengan menyusun jangkauan skor dalam skala Likert. Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2008:132). Penelitian memberikan lima

alternatif jawaban kepada responden, dengan menggunakan skala 1 sampai 5

untuk keperluan analisis kuantitatif. Penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Pernyataan Nilai

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2008) (diolah)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana

elemen unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan

(Situmorang, dkk, 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah rata – rata

seluruh pengunjung Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan pada

bulan Juli - Desember tahun 2012 yang berjumlah 6952 orang pengunjung

perbulan.

(49)

Sampel adalah suatu bagian dari sampel yang akan diteliti dan

dianggap yang dapat menggambarkan populasinya (Situmorang, dkk,

2008:151). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu

sampel yang dipilih dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:78). Ukuran

sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2006:78) yaitu

tehnik pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan sampel dari populasi

dengan rumus :

n

=

Dimana:

n = Jumlah Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Taraf Kesalahan

Sehingga jumlah sampel menjadi:

n =

,

n = 99,78

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 99,78 responden atau dapat

dibulatkan menjadi 100 orang responden. Dalam penelitian ini, penulis

menetapkan responden terpilih adalah pengunjung yang berumur sekitar 17

tahun keatas atau dewasa dan telah berkunjung lebih dari satu kali.

(50)

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden

terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan

kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel

penelitian. Dalam hal ini penulis memperolehnya langsung dari pengunjung

Tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan.

Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi

dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi pengelola,

maupun dari internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai

wewenang dalam memberikan keterangan yang penulis butuhkan. Wawancara

menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

b. Kuesioner

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab.

(51)

Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku literatur yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008:175) uji validitas dilakukan untuk menguji

apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang

seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur

melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika

mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan

akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika

beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak

berbeda. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner

pada 30 orang pengunjung tempat wisata Draco Waterpark Hermes Medan

yang di ambil dari luar sampel yang telah ditentukan. Uji validitas dan

reliabilitas ini menggunakan alat bantu program SPSS 17.00 for windows,

kriterianya adalah:

Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Jika rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

(52)

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang

digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.

Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan

ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika ralpha > r tabel maka pertanyaan reliabel.

Jika r alpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel.

Reliabilitas mengarah pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpulan data

penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan

berulang kali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar

dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi

klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan

tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan

5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk,

(53)

b. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar peranan variabel

bebas terhadapa variabel terikat. Uji heteroskedastisitas juga pada prinsipnya

ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara

anggota grup tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya

heteroskedastisitas (Situmorang, dkk, 2008:119 ).

c. Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas

dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala

multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang, dkk, 2008:137), di mana:

Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Metode Analisis Data

3.11.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara data

disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh

gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil

(54)

3.11.2 Model Regresi Berganda

Untuk meramalkan variabel tidak bebas lebih baik memperhitungkan

variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi variabel tidak bebas.

Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang merupakan

pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu

variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda

merupakan suatu analisa yang secara stimulant menginvestasikan pengaruh

dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio

variabel tidak bebas (Kuncoro 2003:535).

Rumusnya adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana :

Y = Minat konsumen pada Tempat wisata Draco Waterpark

Hermes Medan

a = Konstanta

b1-b3 = Koefisien Regresi

X1 = Variabel Produk

X2 = Variabel Harga

X3 = Variabel Lokasi X4 = Variabel Promosi

e = Standart Error

3.12 Uji-F (Uji Serentak)

Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel

(55)

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap variabel terikat)

Ho : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria

pengambilan keputusan yaitu :

Ho diterima bila Fhitung, Ftabel pada α = 5%

H1 diterima bila Fhitung, Ftabel pada α = 5%

3.13 Uji-t (Uji Parsial)

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh

yang signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk

pengujiannya :

Ho : bi = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat).

Ho : bi ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu :

Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5%

H1 diterima bila thitung > ttabel pada α = 5%

(56)

Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi

variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan

menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel

dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik

kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen. Jika

determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini

berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel
Tabel 3.2
Gambar 4.1 Draco Lazy River
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Tahun 2017 akan melaksanakan Pelelangan umum dengan Pascakualifikasi untuk paket pekerjaan

Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Negeri Yogyakarta memberikan penghargaan dan. mengucaPkan terima kasih, kePada

Sehubungan dengan dilaksanakannya Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang/Jasa pada Madrasah Aliyah Negeri Cendikia Jambi Pekerjaan Pengadaan Makanan Siswa, Guru dan Karyawan

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa desain permutation box (P-Box) menggunakan skema gerak gir retro direct dan S-box AES secara statistik memiliki

Pelaksanaannya tarik napas, lalu kedua lengan terangkat dan terulur sejajar dengan matras dan luruskan tungkai ke atas, selanjutnya menghembuskan napas sambil

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa perancangan kriptosistem dalam penelitian ini menggunakan beberapa permutation box yang berbeda sehingga Untuk pengujian permutation

agar meninggalkan kebiasaan pola pikir yang irasional dan membiasakan berpikir rasional. Jika anda ke sekolah dengan berpikiran bahwa anda tidak betah didalam kelas