• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

PERTANIAN BOGOR TERHADAP RABIES

ANNISA RATNASARI BURHANUDDIN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

ANNISA RATNASARI BURHANUDDIN. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies. Dibimbing oleh DENNY WIDAYA LUKMAN dan ARDILASUNU WICAKSONO.

Rabies adalah penyakit zoonotik yang menyerang sistem saraf pusat (SSP) dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh Lyssavirus dan menular melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Rabies terutama menyerang anjing, kucing, dan kera, serta manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) terhadap rabies, mengidentifikasi faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies, serta menguji hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB. Penelitian dirancang menggunakan kajian lapang lintas seksional (cross-sectional study). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang terstruktur. Besaran sampel penelitian ini ditentukan dengan tingkat kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 5%, sehingga diperoleh besaran sampel sebanyak 281 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa FEM IPB umumnya berada pada tingkat sedang, sikap responden berada pada tingkat buruk, dan perilaku responden berada pada tingkat baik. Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies adalah pengetahuan. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang nyata antara pengetahuan dan perilaku (p=0.000, r=0.414).

Kata kunci: pengetahuan, perilaku, rabies, sikap

ABSTRACT

ANNISA RATNASARI BURHANUDDIN. Knowledge, Attitude, and Practice of Students of Faculty of Economics and Management, Institut Pertanian Bogor on Rabies. Supervised by DENNY WIDAYA LUKMAN and ARDILASUNU WICAKSONO.

(6)

students of FEM IPB on rabies was in category of moderate, attitudes of the respondents were in the poor category, but half of respondents were in the good category in practice. Factors which influenced the respondents practice on rabieswas knowledge. This research obtained significant relationship between knowledge and practice (p=0.000, r=0.414).

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

PERTANIAN BOGOR TERHADAP RABIES

ANNISA RATNASARI BURHANUDDIN

PROGRAM STUDI ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor terhadap Rabies ini berhasil diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr med vet Drh Denny Widaya Lukman, MSi dan Drh Ardilasunu Wicaksono, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan kritik. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Prof Dr Drh Ekowati Handharyani, MSi, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik, yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Drh Trioso Purnawarman, MSi selaku dosen penilai, Drh Arifin Budiman Nugraha, MSi sebagai dosen moderator seminar,serta Prof Dr Drh Arief Boediono, Ph.D dan Drh Budhy Jasa Widyananta sebagai dosen penguji. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Ungkapan terima kasih penulis disampaikan kepada teman-teman Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Denis Sutrisno sebagai teman seperjuangan dalam menyelesaikan penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman seangkatan Ganglion 48 teman seperjuangan dalam menyelesaikan pendidikan di FKH IPB.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Metode Penelitian 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Karakteristik Mahasiswa FEM IPB 5

Pengetahuan Mahasiswa FEM IPB terhadap Rabies 5

Sikap Mahasiswa FEM IPB terhadap Rabies 6

Perilaku Mahasiswa FEM IPB terhadap Rabies 6

Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku 7 Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku 7 Faktor yang Memengaruhi Perilaku Responden terhadap Rabies 8

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 9

LAMPIRAN 11

(12)

DAFTAR TABEL

1 Besaran sampel mahasiswa FEM IPB 3

2 Karakteristik mahasiswa FEM IPB 5

3 Sebaran berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa FEM IPB

terhadap rabies 6

4 Sebaran berdasarkan tingkat sikap mahasiswa FEM IPB terhadap rabies 6 5 Sebaran berdasarkan tingkat perilaku mahasiswa FEM IPB terhadap

rabies 7

6 Hubungan karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku

mahasiswa FEM IPB 7

7 Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku 8 8 Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rabies adalah penyakit zoonotikyang menyerang sistem saraf pusat (SSP) dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh Lyssavirus yang ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Rabies menyerang hewan berdarah panas terutama anjing, kucing, dan kera, serta termasuk manusia. Gejala klinis rabies pada manusia terdiri atas tiga fase yaitu prodromal, galak (furious), dan paralitik (Yousaf et al. 2012).

Rabies menjadi salah satu perhatian utama pada sektor kesehatan masyarakat di beberapa negara Asia. Indonesia merupakan negara yang endemis rabies dan menyerang 24 dari 34 provinsi yang ada. Rata-rata terjadi 150-300 kasus kematian manusia akibat rabies setiap tahunnya (WHO 2012). Kasus rabies di Indonesia pertama kali dilaporkan di Jawa Barat pada kerbau tahun 1884, pada anjing tahun 1889, dan pada manusia tahun 1894 (WHO 2001). Jawa Barat tidak lagi berstatus daerah bebas rabies karena pada pertengahan 2008 telah ditemukan kasus rabies di Sukabumi yang menunjukkan belasan warga dilaporkan positif terserang rabies akibat gigitan anjing liar.

Masyarakat Indonesia lebih mengenal rabies dengan sebutan anjing gila. Pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai bahaya rabies masih sangat kurang, hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi mengenai bahaya rabies. Negara-negara berkembang termasuk Indonesia belum mampu memberantas rabies karena rendahnya prioritas terhadap penyakit ini, baik dari kesehatan manusia maupun kesehatan hewan (Sofyannoor 2011). Bahaya rabies tidak hanya berdampak terhadap kesehatan dan ketentraman masyarakat yang selalu diakhiri kematian, tetapi juga dapat memengaruhi dampak perekonomian khususnya bagi pengembangan daerah-daerah pariwisata di Indonesia yang tertular rabies, sehingga perlu dilakukan pengendalian penyakit berupa pencegahan dan pemberantasan seintensif mungkin bahkan menuju pada program pembebasan (Depkes RI 2011).

Situasi rabies di Indonesia tahun 2010 dilaporkan 78 288 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR), dengan lyssa (kematian rabies) sebanyak 206 orang (0.03%) dan telah dilakukan pemberian vaksin anti rabies (VAR) 62 920 orang (80.36%). Sampai September 2011 dilaporkan kasus (GHPR) sebanyak 52 503, dengan lyssa sebanyak 104 orang (0.19%), dan telah dilakukan pemberian VAR 46 051 (87.71%). Kasus rabies pada manusia pada tahun 2010 terbanyak dilaporkan dari Provinsi Bali dengan kematian 82 orang (39.80%). Adapun provinsi yang menekan jumlah lyssa menjadi 0 kasus pada tahun 2010 ada delapan provinsi yaitu NAD, Bengkulu, Banten, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Situasi rabies di Indonesia sampai 19 September 2011 dilaporkan 52 503 kasus GHPR, dengan lyssa sebanyak 104 orang dan telah dilakukan pemberian VAR sebanyak 46 051 (87.71%) (Depkes RI 2011).

(14)

2

kasus gigitan hewan pembawa rabies di sekitar kampus belum pernah dilaporkan. Menurut Wahyudi (2001) walaupun belum semua anjing divaksinasi dan dieliminasi tetapi banyaknya kasus rabies yang terjadi di Jawa Barat mengalami penurunan dan tingkat penyebarannya mengalami penyempitan.

Terdapat banyak anjing liar yang tidak berpemilik berkeliaran di dalam dan sekitar kampus IPB yang dapat menjadi ancaman bagi mahasiswa dan masyarakat. Bahaya rabies dapat mengancam hidup manusia maka perlu dilakukan penelitian terkait dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku terutama mahasiswa non-bidang medis yang dikhususkan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Fakultas Ekonomi dan Manajemen merupakan salah satu fakultas di IPB yang seluruh mahasiswanya mempelajari bidang keilmuan sosial sehingga mahasiswa kurang mendapatkan informasi mengenai penyakit menular yang bersumber dari hewan (penyakit zoonotik).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) terhadap rabies, mengidentifikasi faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies, serta melihat hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB terhadap penyakit rabies, mendapatkan data mengenai faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies, serta mendapatkan hasil hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB .

METODE

Waktu dan Tempat Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Mei 2015. Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus program studi Manajemen, Agribisnis, Ekonomi Syariah, Ekonomi dan Sumber Daya Lingkungan, serta Ekonomi dan Studi Pembangunan FEM IPB.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

(15)

3

Besaran Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa program studi Manajemen, program studi Agribisnis, program studi Ekonomi Syariah, program studi Ekonomi dan Sumber Daya Lingkungan serta program studi Ekonomi Studi dan Pembangunan angkatan 48 dan angkatan 49.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan program Microsoft Excel 2010. Ukuran sampel dihitung menggunakan program WinEpiscope 2.0.

Mahasiswa FEM IPB angkatan 48 dan angkatan 49 berjumlah 1 046 orang. Penentuan besaran sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, prevalensi dugaan 50%, dan tingkat kesalahan 5%, sehingga diperoleh besaran sampel sebanyak 281 sampel. Besaran sampel yang diperoleh lalu dibagi secara proporsional di setiap program studi dan angkatan. Hasil pembagian sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Besaran sampel mahasiswa FEM IPB

Program studi

Penelitian dirancang menggunakan kajian lapang lintas seksional (cross-sectional study) yang dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur untuk menjaring data-data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian juga dilakukan dengan survey langsung terhadap mahasiswa angkatan 48 dan angkatan 49 setiap program studi di FEM IPB.

Kuesioner

(16)

4

yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasi setiap skor peubah jawaban responden dengan total skor masing-masing peubah, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0.05 dan 0.01.

Tingkat pengetahuan diukur dengan memberikan sebanyak 10 pertanyaan mengenai rabies. Setiap pertanyaan diberi skor 1 jika jawaban benar dan jika jawaban salah diberi skor 0. Hasil penjumlahan dari skor pengetahuan responden dibagi kedalam tiga kategori yaitu baik, sedang, atau buruk. Menurut Notoatmodjo (2003) kategori pengetahuan terdiri dari:

a. Pengetahuan baik : jika jawaban benar 75% b. Pengetahuan sedang : jika jawaban benar 50-75% c. Pengetahuan buruk : jika jawaban benar <50%

Tingkat sikap diukur dengan memberikan sebanyak 10 pertanyaan menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi, yaitu responden diminta untuk memberikan jawaban setuju, kurang setuju, atau tidak setuju. Masing-masing skala diberi skor dengan ketentuan untuk pertanyaan yang bersifat positif jawaban setuju diberi skor 2, jawaban kurang setuju diberi skor 1, dan jawaban tidak setuju diberi skor 0. Sedangkan untuk pertanyaan yang bersifat negatif jawaban setuju diberi skor 0, jawaban kurang setuju diberi skor 1, dan jawaban ridak setuju diberi skor 1.

Hasil penjumlahan dari skor yang didapat dari jawaban responden diubah ke dalam data kualitatif berupa baik, sedang, atau buruk dengan kriteria sebagai berikut (Arikunto 2009):

a. Sikap baik : jika jawaban benar 75-100% b. Sikap sedang : jika jawaban benar 50-75% c. Sikap buruk : jika jawaban benar <50%

Tingkat perilaku diukur dengan memberikan sebanyak 10 pertanyaan mengenai penyakit rabies. Setiap pertanyaan diberi skor 1 jika jawaban benar dan jawaban salah diberi skor 0. Hasil penjumlahan dari skor yang didapat dari jawaban responden dibagi dalam dua kategori yaitu baik dan buruk. Jika jawaban benar responden <50% dinyatakan sebagai kategori buruk dan jika jawaban benar >50% dinyatakan sebagai kategori baik (Dabbak dan Arafa 2014).

Analisis Data

(17)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Mahasiswa FEM IPB

Karakteristik responden adalah identitas yang terdiri atas nama, program studi, angkatan, jenis kelamin, dan usia. Hasil karakteristik responden digunakan sebagai acuan untuk melihat tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku responden. Penelitian menunjukkan bahwa dari 281 responden sebanyak 133 orang adalah mahasiswa FEM IPB angkatan 48 dan sebanyak 148 orang adalah mahasiswa FEM IPB angkatan 49.

Tabel 2 Karakteristik mahasiswa FEM IPB

Karakteristik mahasiswa Jumlah (n=281)

Remaja akhir (18-21 tahun) 263 93.6

Dewasa (22-25 tahun) 18 6.4

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar (71.2%) responden adalah berjenis kelamin perempuan sedangkan responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 28.8%. Menurut Papalia et al. (2007) kategori remaja akhir yaitu mereka yang berusia 18-21 tahun, dan kategori dewasa yaitu mereka yang berusia 22-25 tahun. Responden yang berada pada tingkatan usia remaja akhir (18-21 tahun) lebih banyak dibandingkan responden yang berada pada tingkatan usia dewasa (22-25 tahun). Perbedaan usia yang tidak terlalu jauh antar responden memungkinkan tidak terjadinya kesenjangan tingkat pengetahuan responden terhadap rabies.

Pengetahuan Mahasiswa FEM IPB terhadap Rabies

(18)

6

Tabel 3 Sebaran berdasarkan tingkat pengetahuan mahasiswa FEM IPB terhadap rabies

Pengetahuan responden dikategorikan baik artinya mahasiswa FEM IPB sebagian besar telah mengetahui rabies. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pengalaman, pengamatan sekitar, dan informasi dari media elektronik.

Sikap Mahasiswa FEM IPB terhadap Rabies

Sikap responden mahasiswa FEM IPB dari 281 responden sebagian besar (66.20%) memiliki sikap yang dikategorikan buruk, sebesar 31.67% dikategorikan memiliki sikap yang sedang, dan hanya 2.13% responden yang dikategorikan memiliki sikap yang baik terhadap rabies dapat dilihat pada Tabel 4. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Yunita (2009) yang melaporkan bahwa sikap masyarakat di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah dalam mencegah terjadinya rabies adalah berada pada tingkat baik (57.7%).

Tabel 4 Sebaran berdasarkan tingkat sikap mahasiswa FEM IPB terhadap rabies

Sikap Jumlah

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Sikap seseorang akan ditentukan oleh kedua aspek tersebut, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui maka akan memperlihatkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi dan Wawan 2010).

Perilaku Mahasiswa FEM IPB terhadap Rabies

(19)

7 Tangah dalam mencegah terjadinya penyakit rabies berada pada tingkat baik (63.9%).

Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo 2004). Perilaku responden dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti pengetahuan, tingkat pendidikan, keluarga, budaya, sosial ekonomi, dan keadaan disekitarnya. Perilaku responden yang baik dapat didasari oleh pengetahuan yang cukup baik pula sehingga akan terbentuk perilaku yang bersifat lebih baik.

Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Setelah dilakukan analisis data diketahui bahwa tidak terdapat hubungan karakteristik responden terhadap perilaku tekait rabies. Karakteristik diantaranya adalah angkatan, jenis kelamin, dan usia. Karakteristik tersebut menunjukkan hubungan yang tidak berbeda nyata (p>0.05) dapat dilihat pada Tabel 6. Mahasiswa yang menjadi responden berusia antara 19-22 tahun. Perbedaan usia yang tidak terlalu jauh antar responden memungkinkan tidak terjadinya perbedaan yang nyata terhadap pengetahuan responden. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Yusra (2007) yang menyatakan tidak ada perbedaan tindakan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan penyakit rabies berdasarkan usia.

Tabel 6 Hubungan karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB terhadap rabies

Karakteristik Pengetahuan Sikap Perilaku

Nilai p r Nilai p r Nilai p r

Angkatan 0.258 0.104 0.153 -0.145 0.766 -0.106

Jenis Kelamin 0.641 -0.026 0.496 -0.068 0.878 0.029

Usia 0.170 -0.091 0.599 0.041 0.729 0.037

Hubungan antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

(20)

8

perilaku terhadap rabies (p=0.000, p<0.05). Hasil ini sejalan dengan penelitian Tahulending et al. (2015) yang melaporkan bahwa terdapat hubungan berbeda nyata antara pengetahuan dan perilaku repsonden terhadap rabies. Kekuatan hubungan peubah pengetahuan dengan perilaku memiliki kekuatan hubungan yang sedang, didapatkan melalui uji Gamma dengan nilai korelasi r=0.414 (Tabel 7).

Hal ini menunjukkan bahwa responden yang memilki pengetahuan baik mengenai rabies maka akan berperilaku baik pula terhadap rabies begitupun sebaliknya. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sebab perilaku ini terjadi akibat adanya paksaan atau aturan yang yang mengharuskan untuk berbuat (Mubarak et al. 2007).

Tabel 7 Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB terhadap rabies

Peubah Pengetahuan Sikap Perilaku

Nilai p r Nilai p r Nilai p r

Pengetahuan 0.064 0.111 0.000* 0.414

Sikap 0.064 0.111 0.070 0.108

Perilaku 0.000* 0.414 0.070 0.108

*berbeda nyata pada p<0.05

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Notoadmojo (2003) bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan, yang dalam hal ini partisipasi pemilik anjing dalam program pencegahan rabies, pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut. Begitu juga dengan pendapat Andersen yang dikutip Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan sedikit banyaknya akan memengaruhi seseorang dalam akibat tertentu dari konsekuensi tindakan yang dilakukan.

Faktor yang Memengaruhi Perilaku Responden terhadap Rabies

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diketahui bahwa peubah yang memiliki pengaruh terhadap perilaku mahasiswa FEM IPB adalah pengetahuan. Responden dengan pengetahuan buruk memiliki peluang sebesar 2.47 kali untuk berperilaku buruk terhadap rabies dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan baik begitupun sebaliknya. Faktor yang memengaruhi perilaku mahasiswa FEM IPB terhadap rabies dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Faktor yang memengaruhi perilaku responden terhadap rabies

Peubah Odds ratio Selang kepercayaan 95% Nilai p

Pengetahuan buruk vs

pengetahuan baik 2.47 1.05-5.78 0.000*

(21)

9

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tingkat pengetahuan mahasiswa FEM IPB angkatan 48 dan angkatan 49 terhadap rabies paling besar berada pada kategori sedang. Selain itu, sikap responden terhadap rabies paling besar berada pada kategori buruk, dan perilaku responden terhadap penyakit rabies tergolong baik. Peubah pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap perilaku (p=0.000, p<0.05), dengan kekuatan hubungan yang sedang (r=0.414). Hasil penelitian membuktikan bahwa mahasiswa yang memiliki pengetahuan buruk memiliki peluang sebesar 2.47 kali untuk berperilaku buruk terhadap rabies dibandingkan responden berpengetahuan baik begitupun sebaliknya.

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian yang sama bagi peneliti lain pada fakultas lain di IPB, masyarakat sekitar kampus, dan siswa sekolah. Dilakukan sosialisasi pada mahasiswa terkait pencegahan rabies serta pengendalian anjing liar di dalam kampus sehingga diharapkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FEM IPB menjadi lebih baik serta adanya penambahan peubah status kepemilikan anjing responden.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Aritonang, Lerbin R. 2005. Kepuasaan Pelanggan: Pengukuran dan Penganalisaan dengan SPSS. Jakarta (ID): PT. Gramedia Pustaka Utama. Dabbak H, Arafa MA. 2014. Risk assessment and risk perception of coronary

heart disease in Gaza strip, Palastine. SCIRP. 6(21):2883-2893.doi:10.4236/health.2014.621327.

[Depkes RI] Program studi Kesehatan RI. 2000. Petunjuk Perencanaan dan Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies di Indonesia. Jakarta (ID): Depkes RI.

Dewi M, Wawan A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta (ID): Nuha Medika.

Malahayati E. 2009. Pengaruh karakteristik pemilik anjing terhadap partisipasinya dalam program pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Kwala berkala Kecamatan Medan Johor tahun 2009 [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara

Mubarak WI, Chayatin N, Rozikin K, Supradi. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar: Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

(22)

10

Papalia, Diane E. Olds, Sally W, Feldman, Ruth D. 2007. Human Development.Ed ke-10. New York (US): McGraw-Hill.

Patriawati B, Rosemary F. 2008. Rabies [internet].[diunduh pada 2015 Feb 7]. Tersedia pada: http: www.portalkomunikasi.jabarpr ov.go.id.

Sofyannoor MG. 2011. Polemik pemberantasan rabies di Indonesia [internet].

[diunduh pada 2014 Agust 23]. Tersedia

padahttp://civas.info/index.php?option=com_content&view=article&id=58 :polemik-pemberantasan-rabies-di-indonesia&catid=30:opini&Itemid=63. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta (ID): EGC.

Tahulending JM, Kandou GD, Ratag B. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. 5(1):172.

Wahyudi RE. 2001. Kajian strategi pemberantasan rabies dalam penerapan otonomi daerah di Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wardana A. 2007. Menggunakan SPSS dalam Penelitian Sosial. Yogyakarta (ID): Universitas Yogyakarta.

[WHO] World Health Organization. 2001. Strategies For the Control and Elimination of Rabies in Asia. Geneva (SZ): WHO.

[WHO] World Health Organization. 2012. Strategic Framework for Elimination of Human Rabies Transmitted by Dogs in the South-East Asia region. New Delhi (DL): WHO.

Yunita H. 2009. Hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang rabies dengan tindakan pencegahan penyakit rabies di Kelurahan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah [skripsi]. Padang (ID): Universitas Andalas. Yousaf ZM,Qasim M, Zia S, Khan MR, Ashfaq UA, Khan S. 2012. Rabies

molecular virology, diagnosis, prevention, and treatment. Virol J. 9(50):3. Yusra. 2007. Pengaruh karakteristik pemilik anjing terhadap tindakannya dalam

(23)

11

(24)

12

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KUESIONER PENELTIAN

1. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomor urut Kuesioner (diisi oleh peneliti) :

2. Nama :

3. Departemen :

4. Angkatan :

5. Jenis Kelamin : L / P

6. Umur : ……….tahun

7. No. Telepon/HP` :

Pernyataan Persetujuan

Assalamualaikum/salam sejahtera saudara/i, saya Annisa Ratnasari Burhanuddin mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Saat ini saya sedang mengadakan penelitian yang berkaitan dengan

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen terhadap Rabies, oleh karena itu saya membutuhkan waktu dan perhatian saudara/i selama beberapa menit untuk menjawab pertanyaan. Semua jawaban yang saudara/i sampaikan dan identitas saudara/i akan sangat dirahasiakan. Saya sangat mengharapkan bantuan dari saudara/i untuk memberikan keterangan yang cermat dan jujur. Namun saudara/i berhak menolak berpartisipasi dalam penelitian ini jika tidak berkenan. Terima kasih atas waktunya. Sekarang akan saya mulai wawancaranya.

Pernyataan Responden :

(25)

13

2. PENGETAHUAN RESPONDEN

Untuk mengisi form pengetahuan terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon membaca pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap pertanyaan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang disediakan.

Pertanyaan:

1. Menurut Saudara/i apakah penyakit rabies itu?

o Penyakit pada anjing yang dapat menular kepada manusia melalui cakaran anjing penderita

o Penyakit pada anjing dan manusia yang dapat saling menular melalui air liur anjing penderita

o Semua jawaban di atas benar o Tidak tahu

2. Menurut Saudara/i penyakit rabies dapat menyerang makhluk hidup apa?

o Anjing, kucing, kera, ular, dan manusia o Anjing, kucing, monyet, dan manusia o Semua jawaban di atas benar

o Tidak tahu

3. Menurut Saudara/i disebabkan oleh apakah penyakit rabies? o Bakteri

o Virus o Cacing o Tidak tahu

4. Menurut Saudara/i bagaimana cara penularan penyakit rabies? o Masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan

o Masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi daging anjing o Masuk ke dalam tubuh melalui sistem syaraf pusat o Tidak tahu

5. Menurut Saudara/i apakah tanda-tanda penyakit rabies pada anjing?

o Menyendiri, menyerang segala hal di sekitarnya, mata terbuka dan kering

o Lebih agresif, takut dengan orang, dan menyerang segala hal di sekitarnya

(26)

14

6. Menurut Saudara/i apakah tanda-tanda penyakit rabies pada manusia?

o Muntah, takut pada air, dan diare o Demam, takut pada air, dan sakit kepala o Sakit kepala, takut pada air, dan diare o Tidak tahu

7. Saran apakah yang Saudara/i berikan apabila mengetahui ada seseorang baru digigit oleh seekor anjing?

o Mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun selama 5-10 menit, luka di sekitar gigitan ditutup dengan plester dan dibawa ke Puskesmas

o Mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun selama 5-10 menit, diberi larutan antiseptik di sekitar luka gigitan dan dibawa ke Puskesmas

o Semua jawaban di atas benar o Tidak tahu

8. Jika Saudara/i mengetahui ada anjing yang menggigit orang di dalam atau di sekitar kampus maka hal yang pertama kali dilakukan?

o Anjing yang menggigit ditangkap dan dibawa ke Dokter Hewan dan orang yang digigit anjing segera dibawa ke dokter/Puskesmas/rumah sakit

o Orang yang digigit anjing segera diberikan pertolongan pertama dan anjing yang menggigit ditangkap dan dibawa ke Dokter Hewan

o Kedua jawaban di atas benar o Tidak tahu

9. Upaya pencegahan yang dilakukan agar hewan pelihara tidak tertular penyakit rabies?

o Memberikan vaksinasi rabies setiap satu bulan o Memberikan vaksinasi rabies setiap enam bulan o Kedua jawaban di atas salah

o Tidak tahu

10. Menurut Saudara/i bagaimana cara yang tepat untuk mencegah penyakit rabies?

o Menghindari untuk tidak berkontak dengan anjing dan tidak memelihara hewan pembawa rabies lainnya

o Memberikan vaksinasi rabies secara teratur pada hewan dan orang yang selalu berhubungan dengan hewan tersebut

(27)

15

3. SIKAP RESPONDEN

Untuk mengisi form sikap terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon membaca penyataan-pernyataan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap pernyataan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada kolom, yakni “Setuju”, “Kurang Setuju”, atau “Tidak Setuju”.

No Pernyataan Setuju Kurang

Setuju

Tidak Setuju

1 Menurut saya penyakit rabies pada anjing dapat

menular kepada manusia tidak hanya melalui gigitan anjing.

2 Saya yakin penyakit rabies tidak hanya menyerang

makhluk hidup seperti anjing, kucing, monyet, dan manusia.

3 Menurut pendapat saya penyakit rabies disebabkan

oleh bakteri rabies.

4 Menurut saya cara penularan penyakit rabies masuk ke

dalam tubuh melalui luka gigitan dan masuk ke dalam sistem pernapasan.

5 Saya yakin tanda-tanda anjing yang terkena penyakit

rabies menyendiri dan takut pada orang.

6 Menurut pendapat saya gejala penyakit rabies pada

manusia antara lain demam, sakit kepala, dan takut air.

7 Pertolongan pertama pada orang yang digigit anjing

antara lain dengan mencuci luka dengan air yang mengalir kemudian diberi antiseptik dan dibawa ke dokter/Puskesmas/rumah sakit.

8 Saya rasa jika mengetahui ada anjing yang menggigit

orang maka sebaiknya anjing ditangkap dan dibunuh agar tidak menggigit dan membahayakan orang lebih banyak.

9 Menurut saya salah satu tindakan pencegahan penyakit

rabies yaitu dengan melakukan vaksinasi

10 Saya yakin pencegahan penyakit rabies dapat

(28)

16

4. PERILAKU RESPONDEN

Untuk mengisi form perilaku terhadap penyakit rabies, Saudara/i dimohon membaca pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti. Setelah membaca setiap pertanyaan, silahkan berikan jawaban Saudara/i sejujurnya terhadap pertanyaan tersebut. Jawaban dilakukan dengan memberi tanda (√) pada hawaban yang disediakan

Pertanyaan:

1. Apa yang Saudara/i lakukan agar terhindar dari penyakit rabies? o Tidak memelihara hewan pembawa rabies

o Melakukan vaksinasi secara teratur o Semua jawaban diatas benar o Tidak tahu

2. Apa yang akan dilakukan bila Saudara/i memelihara hewan peliharaan seperti anjing?

o Merawat dengan baik dan memberi kandang yang layak

o Tidak perlu melakukan hal-hal yang khusus dalam memelihara anjing o Merawat dengan baik dan membebaskan anjing hidup di luar kandang o Tidak tahu

3. Apa yang Saudara/i lakukan ketika bertemu dengan anjing liar? o Tenang, menghampiri, dan tidak mengganggu anjing tersebut o Tenang, menjauhi, dan mengusir anjing tersebut

o Tenang, tidak mengganggu, dan pelan-pelan menjauhi o Tidak tahu

4. Ketika melihat ada gejala aneh pada anjing seperti agresif dan kejang-kejang, apa yang akan anda lakukan?

o Memeriksa terlebih dahulu penyebab anjing melakukan hal demikian o Melapor kepada dokter hewan atau ke dinas yang membidangi

Kesehatan Hewan setempat

(29)

17 6. Kapan sebaiknya dilakukan vaksinasi rabies pada anjing?

o Setelah terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada manusia o Sebelum terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada manusia o Setelah terjadi adanya kasus gigitan anjing kepada anjing

lainnya o Tidak tahu

7. Bagaimana tindakan pertolongan pertama jika ada seseorang baru digigit oleh seekor anjing?

o Membersihkan luka gigitan dengan air, lalu diberi larutan antiseptik, dan diberi plester

o Segera membawa orang yang baru digigit tersebut ke puskemas/dokter untuk mendapat pengobatan

o Segera mencuci dan membersihkan luka gigitan dengan air sabun, lalu diberi larutan antiseptik

o Tidak tahu

8. Kemana harus membawa orang yang baru saja terkena gigitan anjing?

(jawaban boleh lebih dari satu)

o Rumah Sakit

o Anjing ditangkap dan dibunuh agar tidak menggigit korban lain o Anjing dibunuh dan diserahkan ke Dokter Hewan

o Anjing diserahkan ke Dokter Hewan o Tidak tahu

10. Seandainya Saudara/i merasakan gelisah, demam, sakit kepala, gatal, dan kondisi tubuh lemah setelah tergigit anjing, apa yang akan saudara/i lakukan?

o Harus curiga bahwa itu gejala dari penyakit rabies sehingga harus segera mungkin mendapat pengobatan

o Tidak perlu curiga karena hanya gejala biasa yang sering terjadi pada gejala awal mirip penyakit influenza

(30)

18

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Polewali pada tanggal 12 November 1993 dari ayah Ir Burhanuddin, MM dan ibu Dra Agustina, penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN 066 Pekkabata tahun 2005, pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 3 Polewali pada tahun 2008, dan pada tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Polewali. Tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

Gambar

Tabel 1  Besaran sampel mahasiswa FEM IPB
Tabel 2  Karakteristik mahasiswa FEM IPB
Tabel 4  Sebaran berdasarkan tingkat sikap mahasiswa FEM IPB terhadap rabies

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dikemukakan oleh Slavin :.. ―… a) Penyajian kelas, pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi

Terdapat perbedaan daya terima cupcake terhadap warna, tekstur dan keseluruhan, pada cupcake tepung terigu berbeda nyata dengan cupcake berbahan dasar varietas

[r]

of electrical stimulus intensity on the speed of response and efficacy of bilateral electroconvulsive therapy (ECT) in the treatment of schizophrenia.. Methods: Sixty-two patients

Di tengah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun perkebunan kelapa sawit di areal tanah gambut (seperti di PT. EMAL dan PT. JAW, perusahaan baru yang berada dalam area

Marta, Yusron, Devi, Danar, Jendro, Andhika, Uray, Arif, Probo, Ovin, Gendis,.. THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY BASED LEARNING IN TEACHING ENGLISH AT THE SEVENTH GRADE OF SMPN

Setelah dilakukan perhitungan dan analisis perencanaan kapasitas waktu produksi, ternyata masih belum optimal, karena dalam enam stasiun kerja hanya dua stasiun kerja

[r]