• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Lanskap Perumahan Discovery Lumina Bintaro Jaya Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Lanskap Perumahan Discovery Lumina Bintaro Jaya Tangerang Selatan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LANSKAP PERUMAHAN

DISCOVERY LUMINA BINTARO JAYA

TANGERANG SELATAN

TREVY ASTRI DINNA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pelaksanaan Lanskap Perumahan Discovery Lumina Bintaro Jaya Tangerang Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Trevy Astri Dinna

(4)

ABSTRAK

TREVY ASTRI DINNA. Pelaksanaan Lanskap Perumahan Discovery Lumina Bintaro Jaya Tangerang Selatan. Dibimbing oleh KASWANTO.

PT. Jaya Real Property, Tbk merupakan salah satu pengembang real estate

di Indonesia yang berlokasi di Bintaro Jaya, Tangerang Selatan. Perusahaan ini telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dan tengah mengembangkan perumahan yang berbasis ramah lingkungan. PT. Jaya Real Property, Tbk tengah membangun beberapa cluster perumahan salah satunya adalah cluster Discovery Lumina. Hal tersebut menjadikan Discovery Lumina lokasi yang tepat untuk melaksanakan kegiatan magang. Tujuan dari kegiatan magang ini ialah mempelajari dan menganalisis kegiatan pelaksanaan pada lanskap perumahan Discovery Lumina mulai dari kegiatan admisnistrasi hingga eksekusi di lapang. Pada kegiatan magang ini dikumpulkan data meliputi aspek biofisik, aspek pelaksanaan administrasi dan aspek pelaksanaan fisik. Metode pengambilan data yang digunakan pada kegiatan magang ini adalah partisipasi aktif pada kegiatan di lapang, wawancara, studi pustaka dan pembuatan log book. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan analisis komparatif dan analisis SWOT. Analisis data pada kegiatan magang ini menghasilkan 9 rekomendasi strategi dalam proses pelaksanaan lanskap perumahan Discovery Lumina.

Kata kunci: pelaksanaan lanskap, lanskap perumahan, analisis SWOT

ABSTRACT

TREVY ASTRI DINNA. Implementation of Discovery Lumina Residence’s Landscape Bintaro Jaya South Tangerang. Supervised by KASWANTO.

PT. Jaya Real Property, Tbk is one of Indonesia's leading developers in the field of residential and commercial properties which located in Bintaro Jaya, South Tangerang. This developer has gained ISO 9001:2008 certification and currently developing an environmental based residential landscape. One of the development project managed by PT. Jaya Real Property, Tbk is Discovery Lumina residence, which makes Discovery Lumina a great place for internship. The purposes of this internship are to study and analyze the process, from the administrations to the implementation of Discovery Lumina’s landscape construction. In this internship, the data that have been collected include biophysical aspects, the administration aspects, and physical implementation aspects. The methods in this internship were involving active participations, interviews, library researches, and a log book. After all the data has been collected, it analyzed using comparative analysis and SWOT analysis. The outputs of this internship are 9 recommendation strategies in the process of Discovery Lumina's landscape implementations.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Arsitektur Lanskap

PELAKSANAAN LANSKAP PERUMAHAN

DISCOVERY LUMINA BINTARO JAYA

TANGERANG SELATAN

TREVY ASTRI DINNA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

NIM : A44100016

Tanggal Lulus: 1 1 AUG 2014

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Lanskap Perumahan Discovery Lumina Bintaro Jaya Tangerang Selatan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Kaswanto, SP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan dan

bantuannya dalam penulisan skripsi,

2. Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS selaku dosen pembimbing akademik yang banyak memberikan arahan dan masukan selama masa studi penulis,

3. Dr. Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi dan Fitriyah Nurul Hidayati Utami, ST, MT selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi,

4. Ibu T. Arya Cindy, Pak Bambang, Pak Robin dan Pak Deri selaku tim lanskap PT. Jaya Real Property, Tbk, dan seluruh teman-teman kontraktor lanskap yang telah membantu dan memberi bimbingan selama kegiatan magang,

5. Orang tua penulis, Bapak Tri Rahatmo Budi Santoso dan Ibu Lies Maya serta adik Rorissa Rossiana Austin atas doa dan dukungannya,

6. Teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 47 atas doa dan semangat yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk peningkatan kualitas di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun yang menggunakan.

Bogor, Juli 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

Kerangka Pikir 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Lanskap Perumahan 3

Taman Lingkungan 4

Pelaksanaan Administrasi Proyek 5

Pelaksanaan Proyek Lanskap 6

Pemeliharaan Lanskap 7

METODE 7

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 7

Batasan Studi 9

Metode Pelaksanaan Magang 9

Metode Pengolahan dan Analisis Data 10

Tahapan Magang 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 14

Kondisi Umum 14

Sejarah dan Profil Perusahaan 14

Struktur Organisasi 15

Batas dan Luas Tapak 16

Konsep 17

Aksesibilitas dan Sirkulasi 18

Topografi dan Tanah 18

Iklim 19

Drainase 19

(10)

Pelaksanaan Proyek Lanskap 22

Pembangunan Pos Jaga 22

Pembangunan Wing Gate 28

Pemasangan Kanopi 29

Pemasangan Pagar 30

Pembangunan Taman Cluster 30

Penanaman pada Berm 35

Pemeliharaan 38

Evaluasi Rencana Manajemen 41

Struktur Organisasi Lapang 41

Jadwal Pelaksanaan 42

Tenaga Kerja 43

Alat dan Bahan 44

Biaya 44

Analisis SWOT 45

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal 45

Penentuan Bobot Variabel 49

Pembuatan Matriks IFE dan EFE 50

Pembuatan Matriks Internal-Eksternal (IE) 51

Pembuatan Matriks SWOT 51

Perangkingan Alternatif Strategi 53

Partisipasi Mahasiswa 57

SIMPULAN DAN SARAN 58

Simpulan 58

Saran 58

DAFTAR PUSTAKA 59

(11)

DAFTAR TABEL

1 Jadwal pelaksanaan magang 8

2 Contoh pembobotan faktor internal/eksternal 11

3 Contoh matriks IFE 11

4 Contoh matriks Internal-Eksternal (IE) 12

5 Contoh matriks SWOT 12

6 Luas area pada cluster Discovery Lumina 17

7 Daftar tanaman pada taman cluster Discovery Lumina 34 8 Daftar tanaman pada taman berm cluster Discovery Lumina 35 9 Evaluasi jadwal pelaksanaan pekerjaan lanskap Discovery Lumina 42 10 Faktor internal pelaksanaan lanskap Discovery Lumina 48 11 Faktor eksternal pelaksanaan lanskap Discovery Lumina 49 12 Penilaian bobot faktor strategis internal 49 13 Penilaian bobot faktor strategis eksternal 50 14 Matriks IFE pembangunan lanskap Discovery Lumina 50 15 Matriks EFE pembangunan lanskap Discovery Lumina 51 16 Matriks Internal-Eksternal (IE) pelaksanaan lanskap Discovery Lumina 51 17 Matriks SWOT pelaksanaan lanskap Discovery Lumina 52 18 Perangkingan alternatif strategi pembangunan lanskap Discovery

Lumina 53

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan kerangka pikir magang Error! Bookmark not defined.

2 Peta lokasi magang 8

3 Skema kegiatan magang 13

4 Struktur organisasi perusahaan 16

5 Peta batas tapak cluster Discovery Lumina 17

6 Desain welcome area Discovery Lumina 18

7 Polder pada Distrik Discovery 19

8 Suasana saat pre-constructionmeeting 20

9 Proses pekerjaan pembersihan dan pengolahan lahan 23 10 Penumpukan semen dan drum pada lahan (a), saluran inlet pada lahan

yang akan dibangun pos jaga (b) 23

11 Pematokan pada lahan pos jaga 24

12 Pembuatan pondasi menerus dinding pos jaga (a), pondasi ceker ayam

pada kolom-kolom pos jaga (b) 25

13 Proses pemasangan batu bata untuk dinding pos jaga 26 14 Proses pengecoran pada kolom-kolom pos jaga 26 15 Pemlesteran pada pos jaga (a), pengecatan pada pos jaga (b) 27

16 Pemasangan kloset pada toilet pos jaga 27

17 Pemasangan rangka kaca pada dinding (a), pemasangan kaca pada

dinding (b) 28

18 Proses pengecoran kolom pada wing gate (a), proses pengecatan pada

wing gate (b) 29

(12)

20 Proses pemasangan kanopi (a), kanopi saat sudah terpasang (b) 30 21 Pemasangan pagar pada welcome area Discovery Lumina 30 22 Pembersihan lahan taman cluster (a), pematokan pada lahan taman

cluster (b) 31

23 Pemasangan wiremesh pada perkerasan beton 32

24 Pemasangan struktur shelter 32

25 Pemasangan atap shelter 32

26 Proses pembuatan pondasi bangku taman (a), pemlesteran bangku

taman (b) 33

27 Pemasangan batu andesit pada bangku taman 33

28 Pembuatan alas lampu taman 34

29 Pekerjaan pembersihan dan pengupasan lahan 36 30 Penanaman pohon trembesi menggunakan steiger 37 31 Pelepasan semak airis kuning dari polibag (a), penanaman semak airis

kuning (b) 38

32 Proses penanaman rumput 38

33 Penyiraman menggunakan mobil tangki 39

34 Penyulaman tanaman hanjuang merah yang mati 40

35 Penyiangan gulma pada rumput 40

36 Struktur organisasi lapang 41

37 Peresmian pedestrian dan bike path, salah satu acara yang melibatkan kerja sama dengan pemerintah daerah setempat 54

38 Sosialisasi pelaksanaan program QIP 2014 54

39 Implementasi desain taman rumah cluster Kebayoran Village tahap II 57

DAFTAR LAMPIRAN

1 Pengumuman pemenang tender softscape taman berm Discovery

Lumina 62

2 Notulensi pre-constructionmeeting Discovery Lumina 63 3 Surat perintah kerja (SPK) welcome area Discovery Lumina 65 4 Surat perintah kerja (SPK) hardscape taman cluster Discovery Lumina 72 5 Surat perintah kerja (SPK) softscape taman berm Discovery Lumina 73 6 Surat perintah kerja (SPK) softscape taman cluster Discovery Lumina 74 7 Gambar kerja welcome area dan taman utama cluster Discovery

Lumina 75

8 Planting plan taman utama cluster Discovery Lumina 76

9 Rencana anggaran biaya (RAB) welcome area Discovery Lumina 77 10 Rencana anggaran biaya (RAB) hardscape taman cluster Discovery

Lumina 79

11 Rencana anggaran biaya (RAB) softscape taman berm Discovery

Lumina 81

12 Rencana anggaran biaya (RAB) softscape taman cluster Discovery

Lumina 82

13 Kuisioner SWOT 83

(13)

Latar Belakang

Perkembangan kota-kota besar di Indonesia saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan penduduk di kota-kota tersebut. Perkembangan tersebut menyebabkan tuntutan dibangunnya berbagai fasilitas untuk menunjang kehidupan penduduk. Maraknya pembangunan fasilitas-fasilitas seperti gedung-gedung perkantoran, shopping center, maupun kawasan perumahan menyebabkan terdegradasinya ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, ruang terbuka hijau merupakan suatu area memanjang atau jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alami maupun secara ditanam.

Berkurangnya ruang terbuka hijau berimplikasi pada menurunnya kualitas ekologis di kawasan perkotaan. Kenyamanan masyarakat menurun akibat polusi udara, suhu udara yang tinggi, bau tidak sedap dari sungai maupun asap kendaraan bermotor, dan lainnya. Menurunnya kualitas ekologis juga menyebabkan terjadinya berbagai bencana seperti longsor, banjir dan pohon tumbang sehingga semakin menambah ketidaknyamanan masyarakat kota. Ketidaknyamanan tersebut mengakibatkan masyarakat lebih selektif untuk memilih tempat tinggal.

Masyarakat kota membutuhkan suatu lingkungan tempat tinggal yang nyaman untuk melepaskan kepenatan sepulang bekerja seharian. Kawasan tempat tinggal tersebut tidak hanya sebagai tempat untuk bernaung tetapi juga tempat untuk berekreasi, menyalurkan hobi, dan menyegarkan pikiran dari kondisi perkotaan yang bising. Untuk itu sudah seharusnya pengembang kawasan tempat tinggal memperhatikan kebutuhan masyarakat yang mencari kenyamanan dan ketenangan pada tempat tinggal mereka. Salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan adalah dengan menghadirkan ruang terbuka hijau di tengah lingkungan tempat tinggal, karena dengan adanya ruang terbuka hijau maka kualitas lingkungan menjadi lebih baik.

Discovery Lumina merupakan salah satu kawasan perumahan di Bintaro Jaya, Tangerang Selatan yang dilengkapi dengan ruang terbuka hijau yaitu berupa pengadaan taman lingkungan. Bintaro Jaya merupakan kawasan permukiman terpadu yang diprakarsai oleh perusahaan pengembang real estate PT. Jaya Real Property, Tbk. Seluruh pembangunan di Bintaro Jaya mengusung konsep ramah lingkungan yang sering mereka sebut sebagai “ecommunity”. Dalam penerapannya, konsep “ecommunity” menggunakan bahan bangunan dan desain yang hemat energi sehingga sangat ramah lingkungan. Selain itu, PT. Jaya Real Property, Tbk. juga telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Pada cluster

(14)

2

Pada cluster Discovery Lumina terdapat beberapa proyek lanskap yang masih dalam proses pembangunan. Adapun proyek lanskap tersebut meliputi pekerjaan pra konstruksi dan pekerjaan konstruksi di lapang. Pekerjaan pra kontruksi berupa pemilihan penyedia jasa konstruksi dan penyiapan dokumen-dokumen proyek seperti dokumen-dokumen tender, RAB dan SPK. Sementara pekerjaan konstruksi di lapang meliputi pekerjaan hardscape maupun softscape. Magang pada kawasan tersebut dapat menjadi acuan pembelajaran yang baik bagi mahasiswa agar mendapat pengetahuan dan pengalaman pada bidang pelaksanaan lanskap perumahan yang ramah lingkungan dan bersertifikasi ISO. Selain itu melalui kegiatan magang ini, mahasiswa juga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan.

Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan, dan mendapat pengalaman kerja di bidang arsitektur lanskap. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

1. mempelajari proses pelaksanaan lanskap perumahan Discovery Lumina baik pekerjaan softscape maupun hardscape mulai dari pelaksanaan administrasi hingga pelaksanaan pekerjaan fisik di lapang;

2. menganalisis aspek rencana manajemen dalam pelaksanaan proyek lanskap perumahan Discovery Lumina;

3. mengajukan usulan strategi pelaksanaan lanskap untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Manfaat

Manfaat dari kegiatan magang ini antara lain sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak pengembang, selain itu juga sebagai alternatif solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi selama proses pelaksanaan pada lanskap perumahan Discovery Lumina. Disamping itu kegiatan magang ini juga diharapkan dapat membangun kerja sama dan hubungan yang baik antara Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor dengan pihak perusahaan PT. Jaya Real Property, Tbk.

Kerangka Pikir

(15)

Gambar 1 Bagan kerangka pikir magang

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap Perumahan

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya wajib diupayakan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan pemukiman, didefinisikan bahwa perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan sarana dan utilitas umum sebagai upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

Pertumbuhan penduduk kota semakin meningkat

Pelaksanaan kawasan terbangun semakin marak, sehingga keberadaan ruang terbuka hijau semakin

terdegradasi

Kualitas lingkungan di kawasan perkotaan menjadi menurun

Warga kota membutuhkan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dengan kualitas lingkungan

yang baik

Discovery Lumina merupakan kawasan perumahan yang dikembangkan oleh PT. Jaya Real Property, Tbk.

Perumahan ini mengutamakan kenyamanan dan kesehatan penghuni melalui pengadaan RTH

Proyek pelaksanaan lanskap pada cluster tersebut masih dalam proses pembangunan

(16)

4

Lanskap perumahan menurut Simonds (1983), merupakan kelompok-kelompok rumah yang secara bersama memiliki suatu ruang terbuka hijau (open space) dan berada di bawah suatu manajemen pengelola perumahan tersebut, serta terdapat fasilitas umum seperti ruko, lapangan bermain (playfield) dan daerah penyangga (buffer). Kehadiran fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radikal ataupun pararel, dan dengan akses ke luar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggaan yang ideal dalam lingkungan pemukiman (Eckbo 1964 dalam Aji 2008).

Menurut Chiara dan Koppelman (1989), tujuh karakter fisik yang harus diperhatikan pada kawasan permukiman agar layak dihuni, yaitu:

1. kondisi tanah dan lapisan tanah; 2. air tanah dan drainase;

3. bebas tidaknya dari bahaya banjir permukaan; 4. bebas tidaknya dari bahaya topografi;

5. pemenuhan pelayanan kesehatan, keamanan, pembuangan air limbah, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan jaringan utilitas;

6. potensi untuk pengembangan ruang terbuka; dan

7. bebas tidaknya dari gangguan debu, asap, dan bau busuk.

Winston dan Eastaway (2008) menunjukkan ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pembangunan perumahan yang meliputi lokasi, konstruksi dan desain, serta penggunaan tempat tinggal dan regenerasi. Dalam aspek lokasi, perencanaan penggunaan lahan harus memperhatikan aksesibilitas seperti akses yang mudah menuju transportasi umum. Sedangkan dari segi desain, kepadatan yang tinggi, akses ke ruang terbuka, kualitas perumahan, keterjangkauan, dan keamanan merupakan karakteristik yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah perumahan bagi masyarakat. Sementara itu, dari aspek penggunaan tempat tinggal perlu memperhatikan pemeliharaan serta efisiensi energi tempat tinggal tersebut.

Taman Lingkungan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, taman lingkungan didefinisikan sebagai lahan terbuka yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan. Taman ini mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota (sirkulasi udara dan penyinaran), peredam kebisingan, menambah keindahan visual, area interaksi, rekreasi, tempat bermain, dan menciptakan kenyamanan lingkungan.

(17)

Untermann dan Small (1983) dalam Amanda (2008) menyatakan bahwa taman perumahan adalah taman yang terletak di suatu kawasan permukiman yang diperuntukan bagi beberapa blok rumah dan taman yang dibuat untuk memenuhi jumlah penduduk yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas disebut

community park atau taman lingkungan.

Menurut Simonds (1983), taman lingkungan memiliki dua kategori luasan yaitu:

1. taman lingkungan antartetangga (neighborhood park) merupakan ruang terbuka hijau yang ditata sebagai area bermain, rekreasi, dan taman yang berada di lingkungan kecil antartetangga dengan luas sekitar ± 1,2 ha dan rata-rata 12 m²/jiwa;

2. taman lingkungan antarkomunitas (community park) merupakan ruang terbuka hijau yang ditata selain sebagai areal bermain dan rekreasi juga sebagai tempat berolahraga dengan luas ± 2 ha, berada di lingkungan yang cukup besar dengan rata-rata 20 m²/jiwa.

Pelaksanaan Administrasi Proyek

Pelaksanaan administrasi proyek lanskap adalah pekerjaan lanskap yang dimulai dengan proses pembuatan dokumen pelaksanaan, tahap pelelangan, pembuatan surat-surat, berita acara, perjanjian kerja/kontrak, dan pembuatan form untuk laporan selama kegiatan pelaksanaan fisik serta beberapa prosedur kerja sebagai penuntun dan panduan pekerjaan di lapang (Simonds 1983). Menurut Soeharto (2001) dalam penyelenggaraan proyek terdapat lika-liku negosiasi komersial, kontrak, dan pengaturan kerjasama antarpeserta dalam proses pembangunan proyek tersebut dimana kesepakatan yang dicapai tertuang dalam kontrak. Kontrak merupakan dokumen yang memuat persetujuan bersama secara sukarela yang mempunyai kekuatan hukum antara pihak pertama dan pihak kedua. Pihak pertama berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan jasa dan material untuk membangun proyek bagi pihak kedua, sedangkan pihak kedua berjanji membayar sejumlah uang sebagai imbalan untuk jasa dan material yang telah digunakan.

Pelaksanaan administrasi merupakan proses administrasi pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek. Pengadaan barang dan jasa adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperlukan oleh perusahaan, meliputi pengadaan: barang/jasa pemborongan, jasa konsultasi, dan jasa lainnya. Proses pengadaan barang/jasa meliputi tahapan perencanaan kebutuhan, pemilihan penyedia barang/jasa, pelaksanaan kontrak, dan penerimaan barang/jasa. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010, pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. pelelangan umum: metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi syarat; 2. pelelangan terbatas: metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk

(18)

6

3. pemilihan langsung: metode pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

4. penunjukan langsung: metode pemilihan penyedia barang/jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa;

5. pengadaan langsung: pengadaan barang/jasa langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung.

Pelaksanaan Proyek Lanskap

Proyek konstruksi adalah mengubah gambar perencanaan rekayasa struktur maupun arsitektural berikut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam persyaratan atau spesifikasi teknis yang diwujudkan menjadi bangunan fisik dan dilaksanakan dengan biaya dan jangka waktu tertentu (Latief 2001 dalam Zidni 2008). Ervianto (2006) menyatakan bahwa kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dan hanya terjadi satu kali sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik. Jadi tidak ada dua atau lebih proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis. Sebuah proyek agar terwujud perlu melibatkan banyak orang atau organisasi sesuai dengan kepentingan dan disiplin ilmu, selain waktu dan dana yang cukup besar agar tercapai tujuan proyek. Ervianto juga menambahkan bahwa terdapat beberapa orang atau badan organisasi yang terlibat dan berkepentingan atas terwujudnya proyek tersebut umumnya terdiri dari pemilik pekerjaan (owner), konsultan perencana (engineering consultan), konsultan manajemen konstruksi (management construction consultant), konsultan pengawas (supervisor), kontraktor konstruksi (contractor construction), pemasok (supplier), badan pemerintah, institusi keuangan, tenaga kerja, dan masyarakat. Setiap proyek memiliki batasan yang berbeda terhadap ruang lingkup, waktu dan biaya yang biasa disebut triple constrain (Schwalbe 2004 dalam Zidni 2008)

Simonds dan Starke (2006) menyatakan bahwa tahap pelaksanaan pekerjaan proyek lanskap merupakan realisasi dan bentuk tindak lanjut dari kegiatan perancangan yang meliputi pekerjaan penyerahan kontrak, pengawasan, sanksi pelanggaran dan batas-batas pelaksanaan. Menurut Harris dan Dines (1988), produk dari gambar pelaksanaan lanskap adalah membentuk suatu proses desain yang sistematis yang dapat diimplementasikan pada pelaksanaan lanskap atau tahap pembangunan dari administrasi proyek. Tahap pelaksanaan terdiri dari: (1) pekerjaan pembangunan, pengawasan, dan koordinasi yang mencakup administrasi, jadwal kerja, laporan, dokumentasi, pengawasan, dan kontrol biaya, serta (2) penyelesaian pekerjaan dan pembayaran.

Ingels (2004) menambahkan bahwa proses pembangunan proyek lanskap mempunyai beberapa langkah-langkah meliputi:

1. perumusan sasaran hasil proyek agar terpenuhi sesuai jangka waktu tertentu oleh klien,

2. pemilihan designer sesuai langkah-langkah yang dikenal dengan proses desain, 3. penyetujuan desain dan pemilihan kontraktor lanskap melalui persaingan

(19)

4. kontraktor lanskap menentukan supplier dan kontraktor bawahan untuk menyediakan material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek,

5. pelaksanaan proyek diawasi langsung oleh klien dan designer,

6. serah terima oleh klien yang diikuti dengan pembayaran tagihan akhir, 7. melakukan kontrak perawatan dengan perusahaan pengelola lanskap.

Pemborong pembuatan taman disebut juga sebagai kontraktor taman. Kontraktor taman terpilih harus melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana dan dokumen lain yang ditetapkan perencana. Oleh karena itu, seorang kontraktor taman harus berhubungan dan berkomunikasi secara langsung dengan arsitek taman, baik sebelum penawaran kontrak atau sesudahnya. Seorang kontraktor taman tidak dapat mengubah rencana dan rancangan taman sekehendak-hatinya sendiri, tetapi harus berkonsultasi dengan perancang taman atau paling tidak dengan pemiliknya (Arifin dan Arifin 2005).

Pemeliharaan Lanskap

Pemeliharaan suatu lanskap dilaksanakan untuk menjaga kondisi lanskap tetap berada dalam keadaan bersih, aman, dan nyaman dimana seluruh elemen yang ada di dalamnya (soft material dan hard material) berada dalam keadaan baik serta terpelihara. Carpenter et al. (1975) menyatakan bahwa hal penting dalam pemeliharaan lanskap adalah pengerjaan yang tepat harus dikerjakan pada waktu yang tepat.

Menurut Arifin dan Arifin (2005), pemeliharaan dibagi menjadi dua yaitu pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain yang semula sehingga pada periode waktu tertentu diadakan suatu evaluasi. Sementara pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mewujudkan pemeliharaan ideal yang tidak terlepas dari elemen taman yang memiliki daya hidup, sehingga taman tetap terjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan terhadap elemen keras maupun lunak (tanaman). Pemeliharaan elemen keras atau bangunan taman merupakan pemeliharaan pencegahan yang meliputi pembersihan terhadap lumut dan karat, pengecatan dan penggantian atau perbaikan elemen yang rusak. Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan areal taman, penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, penyulaman dan pemindahan tanaman, pembibitan, serta pemeliharaan peralatan.

METODE

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

(20)

8

Lumina yang terletak di Distrik Discovery, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten (Gambar 2).

Gambar 2 Peta lokasi magang

Kegiatan magang dilaksanakan pada unit proyek PT. Jaya Real Property, Tbk. dibawah bimbingan manajer lanskap selama empat bulan, dimulai pada bulan Februari sampai Juni 2014. Adapun jadwal pelaksanaan magang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1 Jadwal pelaksanaan magang

Jenis Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Pengenalan Perusahaan

Pengenalan dengan

staff x x x

Mempelajari kondisi

umum lapang x x x

Kegiatan Administrasi*

Penyusunan RAB x x x Pelaksanaan tender x x x Pre-construction

meeting x x x

Penyiapan dokumen

(21)

Tabel 1 Jadwal pelaksanaan magang (lanjutan)

*Keterangan: Saat pelaksanaan administrasi mahasiswa tidak terlibat langsung di dalamnya, hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut telah dilaksanakan sebelum mahasiswa memulai kegiatan magang. Mahasiswa mempelajari proses kegiatan tersebut melalui wawancara dan studi pustaka.

Batasan Studi

Pengambilan data hanya terbatas pada pembangunan lanskap sebagai fasilitas umum yang berada di dalam kawasan cluster Discovery Lumina. Pengambilan data yang dimaksud meliputi pembangunan pos jaga, wing gate,

signage, kanopi, pagar dan taman utama serta taman berm. Pengambilan data tidak mencakup area komersial seperti bangunan rumah dan taman rumah. Selain itu pengambilan data juga tidak mencakup pembangunan jalan, infrastruktur, dan utilitas.

Metode Pelaksanaan Magang Metode yang digunakan selama kegiatan magang adalah:

1. Partisipasi aktif di lapangan: Saat berpartisipasi aktif di lapangan, mahasiswa sebagai student trainee bertugas sebagai supervisor lanskap yang mengawasi progres pekerjaan konstruksi setiap hari, kemudian melaporkannya sebagai bahan evaluasi pada rapat koordinasi setiap minggu.

2. Wawancara: Wawancara dilakukan dengan berbagai narasumber terkait seperti manajer dan staff bagian lanskap, manajer dan staff bagian tender dan administrasi, manajer dan staff unit perencanaan dan pengembangan, serta kontraktor pelaksana lanskap. Wawancara dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan kuesioner.

3. Studi pustaka: Studi pustaka dilakukan dengan mencari data dari jurnal, buku-buku terkait dan website untuk melengkapi informasi yang tidak didapatkan selama berkegiatan di lapang.

(22)

10

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data adalah: 1. Analisis komparatif: Analisis komparatif merupakan analisis yang bertujuan

untuk mengevaluasi kegiatan administrasi dan pelaksanaan proyek lanskap perumahan yang dilakukan. Analisis tersebut digunakan dengan cara membandingkan kegiatan pelaksanaan proyek yang dilakukan selama magang dengan teori-teori yang didapat pada studi literatur.

2. Analisis SWOT: Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau organisasi. Menurut Rangkuti (2008), analisis SWOT dilakukan berdasarkan logika yang memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Tahapan kerja yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal

Identifikasi faktor internal dilakukan dengan cara membuat daftar semua hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta memberi dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antar faktor tersebut. Sementara identifikasi faktor eksternal dilakukan dengan cara membuat daftar semua peluang dan ancaman yang dimiliki.

Setelah itu masing-masing faktor diberikan peringkat (rating) untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh. Menurut Rangkuti (2008) nilai peringkat untuk faktor positif (kekuatan dan peluang) berbanding terbalik dengan faktor negatif (kelemahan dan ancaman). Pada faktor positif atau faktor pendorong, nilai 4 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang sangat penting, nilai 3 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang penting, nilai 2 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang cukup penting, dan nilai 1 berarti faktor tersebut memiliki tingkat kepentingan yang tidak penting. Penilaian faktor negatif adalah sebaliknya.

b. Penentuan bobot setiap variabel

Setelah mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal, selanjutnya adalah menentukan bobot dari tiap faktor tersebut. Dalam menentukan setiap bobot strategis (Tabel 2) digunakan metode paired comparison (Kinnear dan Taylor 1991) dengan ketentuan sebagai berikut:

• Nilai 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator vertikal,

• Nilai 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal,

• Nilai 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal,

(23)

Tabel 2 Contoh pembobotan faktor internal/eksternal

Faktor Internal/Eksternal A B C D Total Bobot

A

B

C

D

Sumber: Kinnear dan Taylor (1991) dengan penyesuaian

Langkah selanjutnya setelah penentuan bobot adalah menentukan bobot akhir masing-masing variabel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus (Kinnear dan Taylor 1991):

Keterangan:

α

i = bobot variabel ke-i xi = nilai variable ke-i

i = 1, 2, 3, …, n n = jumlah variabel

c. Pembuatan matriks Internal Factors Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE)

Setelah menentukan bobot dan peringkat dari masing-masing faktor, dilanjutkan dengan pembuatan matriks IFE dan EFE (Tabel 3). Dalam membuat matriks IFE dan EFE, setiap peringkat dari faktor-faktor tersebut dikalikan dengan bobot untuk memperoleh skor pembobotan.

Tabel 3 Contoh matriks IFE

Simbol Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor

Total

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

d. Pembuatan matriks internal-eksternal (IE)

Dari total skor yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat diketahui posisi tapak studi di suatu kuadran tertentu pada matriks internal-eksternal (IE) (Tabel 4). Menurut David (2008), matriks IE memiliki sembilan kuadran yang dapat dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut: • Grow and build strategy (Kuadran I, II, dan IV)

(24)

12

Tabel 4 Contoh matriks Internal-Eksternal (IE)

Sumber: David (2008) dengan penyesuaian

e. Pembuatan matriks SWOT

Penyusunan alternatif strategi dilakukan dengan membuat matriks SWOT (Tabel 5). Menurut Kinnear dan Taylor (1991), matriks SWOT merupakan alat yang dapat menggambarkan peluang-peluang dan ancaman dari faktor eksternal dipadukan dengan kelemahan dan kekuatan dari faktor internal untuk menghasilkan empat golongan alternatif strategi yang dapat diterapkan bagi kelangsungan suatu kegiatan sebagai berikut:

• SO (strength-opportunity), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada;

• ST (strength-threat), yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi;

• WO (weakness-opportunity), yaitu berusaha mendapatkan keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan;

• WT (weakness-threat), yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.

Tabel 5 Contoh matriks SWOT Eksternal

Internal

Opportunity Threat

Strenght SO ST

Weakness WO WT

(25)

Tahapan Magang

Tahapan magang terdiri atas tahap persiapan, pengenalan perusahaan, pengumpulan data melalui partisipasi aktif dalam kegiatan administrasi, dan partisipasi aktif di lapangan. Selanjutnya setelah semua data terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data, kemudian penyusunan strategi (Gambar 3).

Gambar 3 Skema kegiatan magang 1. Persiapan

Pada tahap persiapan mahasiswa melakukan konsultasi intensif dengan dengan pembimbing dalam menentukan lokasi magang. Kegiatan dilanjutkan dengan survei lokasi magang, pembuatan surat izin magang, permohonan magang ke PT. Jaya Real Property, Tbk, kemudian berkonsultasi dengan manajer lanskap setempat mengenai kegiatan magang yang dilakukan.

2. Pengenalan Perusahaan

Pada tahap ini dilakukan orientasi perusahaan dengan melakukan pengenalan dengan staff, struktur organisasi perusahaan serta kondisi umum tapak dan perusahaan. Selain itu diperkenalkan juga bentuk pelaksanaan proyek lanskap yang dilakukan.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan selama kegiatan magang berlangsung melalui wawancara dan partisipasi aktif mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan administrasi dan pelaksanaan kegiatan di lapang.

a. Pelaksanaan Kegiatan Administrasi

Pada tahap ini mahasiswa tidak dapat mengikuti proses secara langsung karena kegiatan tersebut telah dilakukan sebelum mahasiswa memulai kegiatan magang. Pengambilan data pada tahap ini dilakukan dengan wawancara dan studi pustaka. Pada tahap ini dilakukan kegiatan

Persiapan

Pengenalan Perusahaan

Pengambilan Data

A.Pelaksanaan Kegiatan Administrasi B. Pelaksanaan Kegiatan Lapang

Pengolahan dan Analisis Data

(26)

14

prakonstruksi seperti penyusunan rencana anggaran biaya (RAB), pemilihan kontraktor melalui kegiatan tender, pengumuman pemenang tender, pre-construction meeting, dan penerbitan dokumen proyek seperti surat perintah kerja (SPK).

b. Pelaksanaan Kegiatan Lapang

Pada tahap ini mahasiswa melakukan pengawasan terhadap pekerjaan lanskap di lapangan. Terdapat beberapa unit pekerjaan yang dilakukan, antara lain pembangunan pos jaga beserta kanopinya, wing gate, gerbang,

signage, pagar, berm, serta taman seluas 849 m2. Pada taman tersebut dilakukan pekerjaan softscape dan hardscape. Pekerjaan softscape yang dilakukan meliputi pengadaan tanaman dan penanaman tanaman.

Sedangkan pekerjaan hardscape taman yang dilakukan meliputi pembuatan shelter, lampu dekoratif, bangku taman, paving dan children playground.

4. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh oleh mahasiswa selanjutnya diolah dan dianalisis. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan analisis SWOT.

5. Penyusunan Strategi

Strategi disusun berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Strategi tersebut berupa alternatif strategi untuk pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan selama proses pelaksanaan lanskap sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Sejarah dan Profil Perusahaan

PT. Jaya Real Property Tbk didirikan pada tanggal 25 Mei 1979. Perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan PT. Pembangunan Jaya yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah DKI Jakarta. PT. Jaya Real Property, Tbk merupakan salah satu pengembang real estate di Indonesia. Perusahaan ini bergerak pada bidang pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman terpadu dengan salah satu proyek unggulannya adalah Bintaro Jaya. Bintaro Jaya memiliki luas lebih dari 2000 ha yang di dalamnya terdiri dari beberapa perumahan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, bank, pusat perbelanjaan, tempat usaha, tempat rekreasi, serta jaringan transportasi yang terintegrasi. Adapun visi dari perusahaan ini adalah menjadi salah satu pengembang dan pengelola properti terbaik di Indonesia, dengan misi: 1. mencapai pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata pertumbuhan industri real

estate dan properti di Indonesia,

2. memberi produk dan pelayanan yang bermutu yang memuaskan konsumen, 3. membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan iklim kerja yang baik

(27)

4. mengoptimalkan produktivitas seluruh sumber daya yang dimiliki demi manfaat konsumen, pemegang saham, dan karyawan,

5. peduli pada aspek sosial dan lingkungan di setiap unit usaha.

Pada September 2006, PT. Jaya Real Property, Tbk berhasil mendapat akreditasi ISO 9001:2000, yang kini sudah diperbaharui menjadi ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 merupakan sertifikasi pada bidang manajemen mutu. ISO 9001:2008 berfokus pada efektivitas proses perbaikan berkelanjutan dengan pola berpikir PDCA (planning, do, check, action), yaitu dalam setiap proses senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan pengawasan dalam pelaksanaan agar dapat menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi. Dalam ISO 9001:2008 seluruh hal yang tertera pada Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja (PK/IK) perusahaan harus dilaksanakan, dan seluruh hal yang dikerjakan oleh perusahaan harus mempunyai bukti tertulis yang valid. Audit ISO dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu audit internal yang dilakukan antar unit dalam perusahaan dan audit eksternal yang dilakukan oleh badan sertifikasi ISO.

Pada tahun 2008 Bintaro Jaya mulai mengembangkan konsep ramah lingkungan dengan tajuk ECOmmunity. ECOmmunity merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk membangun suatu komunitas dengan gaya hidup baru yang lebih peduli dan ramah lingkungan. Berdasarkan data dari website resmi PT. Jaya Real Property, Tbk, ECOmmunity memadukan fitur-fitur dan fasilitas pada hunian dan lingkungan sekitarnya yang dapat dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu:

1. Health Care: mendukung upaya menciptakan udara yang lebih bersih dan air yang higienis untuk dikonsumsi dengan peduli terhadap pemakaian bahan bangunan dan pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung kesehatan. Beberapa aplikasinya adalah penggunaan cat berbahan dasar air, pemanfaatan biotank, penggunaan grease trap dan optimalisasi penggunaan vegetasi untuk mengurangi polusi udara,

2. Earth Care: mendorong pelestarian hutan dan lingkungan dengan

menitikberatkan pada pengurangan penggunaan kayu sebagai bahan bangunan dan konservasi sumber daya alam. Beberapa aplikasinya antara lain pemilihan bahan bangunan yang dapat diperbaharui, pemilihan material carport, penggunaan teknik biopori serta penerapan roof garden,

3. Energy Care: membantu warga menghemat konsumsi energi sekaligus mengurangi biaya penggunaan tenaga listrik dengan peduli terhadap penggunaan fitur/sistem yang dapat mengurangi pemakaian energi. Beberapa aplikasinya antara lain optimalisasi pencahayaan dan sirkulasi udara alami, pemakaian elemen air, penggunaan sistem gravitasi, penggunaan alumunium foil dan penanaman pohon peneduh.

Struktur Organisasi

(28)

16

Koordinator manajer bangunan bertanggung jawab dalam pembangunan bangunan. Manajer tender dan adminstrasi bertanggung jawab dalam pemilihan kontraktor, pembuatan RAB serta SPK. Sementara koordinator infrastruktur bertanggung jawab pada pembangunan jalan dan infrastruktur yang dipimpin oleh manajer infrastruktur, pembangunan lanskap yang dipimpin oleh seorang manajer lanskap, serta pemasangan pipa-pipa saluran air, kabel listrik dan kabel telepon yang dipimpin oleh manajer utilitas. Adapun struktur organisasi perusahaan tertera pada Gambar 4.

Selama melaksanakan kegiatan magang mahasiswa menjabat sebagai

student trainee di bawah bimbingan pengawas lanskap yang bertanggung jawab langsung kepada manajer lanskap. Mahasiswa bertugas mengawasi progres pekerjaan konstruksi setiap hari, kemudian melaporkannya sebagai bahan evaluasi pada rapat koordinasi setiap minggu. Dalam proyek pelaksanaan lanskap, secara keseluruhan pengaturan jadwal pelaksanaan dan koordinasi teknis pekerjaan dilakukan dibawah pimpinan proyek yaitu manajer lanskap. Manajer lanskap menugaskan pengawas lanskap untuk mengawasi progres pekerjaan kontraktor di lapang setiap harinya.

Gambar 4 Struktur organisasi perusahaan Batas dan Luas Tapak

Salah satu perumahan yang berada di kawasan Bintaro Jaya adalah cluster

(29)

Gambar 5 Peta batas tapak Cluster Discovery Lumina

Cluster Discovery Lumina dibangun dalam 2 tahap karena terdapat sebagian lahan yang masih dalam sengketa. Cluster Discovery Lumina tahap 1 memiliki luas keseluruhan 30.399 m2 yang terdiri dari area komersial dan area untuk fasilitas umum. Berdasarkan konsep ecommunity yang diterapkan, luas area di

cluster Discovery Lumina memiliki proporsi 60% berupa ruang terbangun dan 40% berupa ruang terbuka (Tabel 6). Ruang terbangun merupakan area komersial yang memiliki luas 18.259 m2 yang terdiri dari 121 unit kavling dan area untuk fasilitas umum berupa ruang terbuka seluas 12.140 m2. Pada fasilitas umum terdapat gerbang cluster, pos jaga beserta kanopinya, jalan, berm dan juga 5 buah taman yang tersebar dengan total luas taman 849 m2.

Tabel 6 Luas area pada cluster Discovery Lumina

A Area Komersial (Salable area)

1 Kavling Blok Standar Standar Standar Sudut Khusus Jumlah Luas % 8 x 16 9 x 16 10 x 16 Unit (m2)

DL-A 6 4 10 1680

DL-B 18 8 26 4344

DL-C 16 13 10 2 41 5734

DL-D 4 1 5 840

DL-F 6 2 8 1113

DL-G 6 5 3 7 21 2973

DL-H 6 2 2 10 1576

Total 28 24 28 30 11 121 18259 60

B Fasilitas Umum

1 ROW 11291 37

2 Taman 849 3

Total 12140 40

Sumber: PT. Jaya Real Property, Tbk, 2013

Konsep

(30)

18

baru yang memiliki anak-anak kecil. Konsep tersebut diimplementasikan dengan pengadaan children playground pada tiap cluster. Cluster Discovey Lumina mengusung tema cahaya yaitu perumahan yang memaksimalkan pencahayaan alami yang berasal langsung dari sinar matahari.

Perumusan konsep dilakukan oleh unit pemasaran, setelah itu diserahkan kepada unit perencanaan dan pengembangan untuk detail perancangannya. Unit perencanaan dan pengembangan menunjuk CV. Darcaniya Cinitra sebagai konsultan lanskap untuk proyek seluruh cluster di Distrik Discovery sehingga desain lanskap pada cluster-cluster di distrik tersebut memiliki kesamaan karakter. Penunjukkan langsung dilakukan karena selain lebih menghemat waktu, konsultan tersebut juga telah mempunyai track record baik dan dianggap mampu dalam mengerjakan proyek yang akan diberikan. CV. Darcaniya Cinitra mendesain untuk bagian welcome area (Gambar 6) dan seluruh taman yang berada di Discovery Lumina.

Gambar 6 Desain welcome area Discovery Lumina Sumber: PT. Jaya Real Property, Tbk, 2013 Aksesibilitas dan Sirkulasi

Cluster Discovery Lumina dapat diakses melalui Jalan Jombang Raya dan Boulevard Bintaro Jaya menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Pihak developer sendiri menyediakan transportasi berupa bus in-trans yang berkeliling di kawasan perumahan Bintaro Jaya dan langsung terhubung ke stasiun. Kawasan ini sangat mudah diakses karena selain dekat dengan tol juga berada dekat dengan moda transportasi massal seperti commuter line dan bus. Stasiun yang berada dekat dengan kawasan ini adalah Stasiun Sudimara, Stasiun Jurang Mangu dan Stasiun Pondok Ranji, sementara terminal terdekat adalah Terminal Lebak Bulus.

Sirkulasi di dalam cluster adalah jalan utama dengan lebar jalan 6 meter. Jalan tersebut ditujukan untuk pengendara mobil, pengendara motor, pengendara sepeda dan juga pejalan kaki. Pada cluster hanya terdapat satu pintu masuk dan keluar untuk alasan keamanan.

Topografi dan Tanah

(31)

kemiringan tanah rata-rata 0-3% dan memiliki ketinggian wilayah antara 0–25 m dpl. Pada umumnya Kota Tangerang Selatan memiliki jenis tanah berupa asosiasi latosol merah dan latosol cokelat kemerahan. Sementara kondisi geologi pada kawasan tersebut umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan yang baik sampai sedang serta unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik (Portal Resmi Pemerintah Kota Tangerang Selatan 2014).

Iklim

Berdasakan data dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Tangerang Selatan tahun 2013, kawasan Tangerang Selatan memiliki curah hujan tertinggi pada bulan April yaitu sebesar 289.3 mm dan curah hujan terendah pada bulan September yaitu 11.4 mm. Tekanan udara pada kawasan ini sebesar 759.8 mmHg. Suhu udara di Tangerang Selatan berkisar antara 32.5 oC hingga 33.7 oC dengan kelembaban udara berkisar antara 61.4 % hingga 61.7 %. Arah angin menuju ke arah Selatan dengan kecepatan 0.1-2.1 m/d.

Drainase

Seluruh air buangan pada cluster Discovery Lumina langsung dibuang menuju saluran drainase pada cluster tersebut. Saluran drainase pada cluster

Discovery Lumina merupakan drainase tertutup dengan penutup grill besi yang langsung terhubung dengan saluran air atau gorong-gorong yang terletak di berm. Kemudian saluran tersebut langsung membawa air menuju polder atau danau buatan yang ada di tengah taman distrik (Gambar 7). Selanjutnya dari polder tersebut air langsung dialirkan ke sungai terdekat.

Gambar 7 Polder pada Distrik Discovery

Pelaksanaan Administrasi

(32)

20

Kemudian pada saat tender, masing-masing kontraktor diberikan kesempatan mengajukan harga untuk pekerjaan yang dilakukan. Setelah itu dilakukan rapat tertutup untuk menentukan kontraktor yang memenangkan proyek tersebut.

Berdasarkan hasil rapat, kontraktor yang memenangkan tender

pembangunan lanskap cluster Discovery Lumina terbagi menjadi dua, yaitu bagian hardscape yang dimenangkan oleh kontraktor PT. Seribu Bintang Jaya dan bagian softscape yang dimenangkan oleh CV. Euphorbia Landscape (Lampiran 1). Pekerjaan hardscape yaitu pembangunan pada welcome area meliputi pos jaga, kanopi, wing gate, pagar, signage serta pedestrian track dan pembangunan

hardscape pada taman yaitu pembuatan bangku taman, children playground,

shelter, dan lampu dekoratif. Sementara pekerjaan softscape meliputi pengadaan dan penanaman tanaman pada taman dan berm.

Setelah pengumuman pemenang tender, kemudian dilakukan pre-construction meeting pada hari Rabu, 22 Januari 2014 (Gambar 8). Rapat tersebut dihadiri oleh pihak kontraktor pemenang tender dan pihak owner yang terdiri dari manajer dan pengawas lanskap, perwakilan bagian tender dan admisnistrasi, dan perwakilan unit perencanaan dan pengembangan. Pada rapat tersebut dibahas dan disepakati beberapa hal meliputi waktu pengerjaan, paket pekerjaan, metode pelaksanaan, struktur organisasi lapang, rencana pengajuan shop drawing dan material, serta teknis di lapang (Lampiran 2).

Gambar 8 Suasana saat pre-constructionmeeting

Setelah dicapai kesepakatan antara kedua belah pihak kemudian dilanjutkan dengan penyusunan surat perintah kerja (SPK). Masing-masing kontraktor menerima dua SPK. PT. Seribu Bintang Jaya menerima SPK untuk pekerjaan pembangunan hardscape pada welcome area (Lampiran 3) dan taman cluster

(33)

satu sama lain sehingga tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kegiatan pembangunan pos jaga dan taman utama wajib diselesaikan kontraktor dalam 3 bulan dengan masa retensi selama 3 bulan setelah pembangunan lanskap tersebut selesai yang ditandai dengan penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST). Sementara untuk pembangunan berm dilaksanakan dalam kurun waktu setahun karena mengikuti progres pembangunan bangunan rumah. Menurut Munandar (2007) dalam Aji (2008), secara garis besar SPK memuat:

a. pihak yang memerintahkan (owner) dan yang menerima perintah (kontraktor); b. pokok-pokok pekerjaan yang diperjanjikan;

c. harga yang tetap dan pasti serta tata cara dan syarat pembayaran; d. persyaratan dan spesifikasi teknis;

e. jangka waktu penyelesaian/penyerahan;

f. sanksi dalam hal rekanan tidak memenuhi kewajibannya; g. cara menyelesaikan perselisihan;

h. status hukum;

i. hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam kontrak; j. penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri; k. rumusan eskalasi harga (untuk proyek multi years).

Pada SPK yang diterima oleh kontraktor dijelaskan mengenai beberapa hal, diantaranya lingkup pekerjaan, biaya, cara pembayaran, alat dan bahan, waktu pelaksanaan pekerjaan, masa pemeliharaan, sanksi, dan larangan. Untuk cara pembayaran, masing-masing termin pembayaran dibagi berdasarkan progres pekerjaan dilapang. Untuk pekerjaan pada welcome area dan hardscape taman utama cara pembayarannya dibagi kedalam 3 termin. Termin pertama adalah setelah progres pekerjaan selesai 55%, dilakukan pembayaran 45% dari harga total, kemudian termin kedua adalah setelah pekerjaan selesai 100%, dilakukan pembayaran sebesar 50% dari harga total dan pelunasan sebesar 5% dari harga total dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan masa retensi. Sementara untuk pekerjaan softscape taman juga sama dibagi kedalam 3 termin. Termin pertama adalah setelah progres pekerjaan selesai 55%, dilakukan pembayaran 40% dari harga total, kemudian termin kedua adalah setelah pekerjaan selesai 100%, dilakukan pembayaran sebesar 45% dari harga total dan pelunasan sebesar 5% dari harga total dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan masa retensi. Sementara pekerjaan berm cara pembayarannya dibagi menjadi 5 termin. Namun berdasarkan hasil wawancara, kontraktor melakukan penagihan pembayaran saat pekerjaan sudah 100% selesai dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan karena mereka menganggap prosedur admisnistrasi yang diperlukan untuk melakukan penagihan cukup banyak dan kurun waktu yang diberikan cukup sempit sehingga lebih mudah bila penagihan pembayaran sekaligus dilakukan di akhir.

Pada SPK tersebut tidak tercantum penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri dan rumusan eskalasi harga karena proyek yang dilaksanakan tidak sampai hitungan tahun. Selain itu pada SPK tersebut sanksi juga tidak tertulis dengan lengkap. Pada SPK hanya tertulis sanksi yang diperoleh oleh penerima kerja (kontraktor) tetapi tidak tertulis sanksi yang diperoleh pemberi kerja (developer) bila melanggar kewajiban.

Selain itu pada SPK tertulis bahwa kontraktor wajib membuat time schedule

(34)

22

report setiap bulannya namun hal tersebut juga tidak dilakukan oleh kontraktor. Pihak pengawas tidak memberikan sanksi atas kelalaian tersebut karena sanksi atas kelalaian administrasi tidak tercantum dalam SPK. Dokumen-dokumen tersebut baru diserahkan oleh kontraktor saat akan melakukan penagihan pembayaran kerja, karena kelengkapan dokumen-dokumen tersebut merupakan salah satu syaratnya.

Pelaksanaan Proyek Lanskap

Pelaksanaan proyek lanskap di cluster Discovery Lumina dimulai pada minggu pertama bulan Februari sesuai hasil kesepakatan pada pre-construction meeting walaupun SPK belum diterima kontraktor. Pelaksanaan pembangunan lanskap pada cluster ini di bawah pengawasan unit proyek dan unit perencanaan dan pengembangan. Pihak owner dan kontraktor melakukan rapat setiap minggunya untuk membahas progres pekerjaan dan mendiskusikan berbagai masalah yang ditemui di lapang. Rapat ini bertujuan agar proyek yang dilaksanakan dapat selesai dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan kontrak yang telah disepakati kedua belah pihak.

Pembangunan dilakukan berdasarkan gambar kerja dari unit perencanaan dan pengembangan yang telah diterima kontraktor. Pelaksanaan pembangunan diawali dengan pembangunan pos jaga pada welcome area. Secara bersamaan pembangunan taman utama dan penanaman pada berm mulai dilaksanakan. Gambar kerja welcome area dan taman utama yang akan dikerjaan tertera pada Lampiran 7. Untuk penanaman pada taman rumah, berm depan rumah dan taman pada sudut-sudut cluster merupakan pekerjaan terakhir yang dilakukan karena harus menunggu progres pekerjaan bangunan di lapang. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya risiko kerusakan tanaman jika penanaman dilaksanakan sebelum pekerjaan pembangunan bangunan selesai dilaksanakan.

Proses pekerjaan lanskap pada cluster Discovery Lumina diawali dengan tahapan pembersihan dan pengolahan lahan baik pada lahan welcome area

maupun pada lahan taman utama. Kemudian pada lahan welcome area dilakukan pembangunan pos jaga, wing gate, gerbang, dan pedestrian track. Untuk pembuatan kanopi, gerbang dan signage dilakukan di bengkel kontraktor, baru kemudian dipasang di lapang. Sementara pada lahan taman utama dilakukan pematokan dan pembentukan lahan terlebih dahulu. Setelah itu dilanjutkan dengan pembangunan hardscape seperti shelter, bangku taman, pedestrian track, dan pengadaan lampu dekoratif serta children playground. Setelah pembangunan

hardscape taman selesai dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan penanaman sesuai gambar kerja.

Pembangunan Pos Jaga

1. Pekerjaan pembersihan dan pengolahan lahan

(35)

Gambar 9 Proses pekerjaan pembersihan dan pengolahan lahan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada kontraktor lanskap, pada RAB lahan dianggap sudah rata sehingga tidak ada biaya yang dianggarkan untuk kegiatan pengolahan tanah. Untuk itu pihak kontraktor akan mengajukan addendum. Addendum merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan yang tidak ada di dalam kontrak sebelumnya.

Pekerjaan pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, sekop, linggis, ember, dan keranjang sampah. Sampah, batuan dan puing-pung bangunan kemudian dibawa oleh mobil pick-up untuk dibuang di tempat penampungan sampah sementara. Dalam kegiatan pengolahan tanah, tanah yang berlebih ditambahkan pada lahan-lahan yang cekung pada cluster tersebut.

Kendala yang dihadapi saat pelaksanaan pembersihan dan pengolahan lahan adalah cuaca yang sering hujan dan adanya timbunan puing-puing bangunan dari pelaksana bagian bangunan rumah sehingga menghambat pekerjaan (Gambar 10a). Selain itu kendala lainnya adalah terdapat kurangnya koordinasi antara bagian utilitas dengan bagian lanskap. Kendala tersebut adalah dibangunnya saluran inlet oleh bagian utilitas pada lahan yang akan dibangun pos jaga (Gambar 10b). Untuk itu saluran inlet yang telah dibangun harus dipindah.

(a) (b)

(36)

24

2. Pengukuran dan pematokan lahan

Setelah selesai dilakukan pembersihan dan pengolahan lahan, hal yang selanjutnya dikerjakan adalah pengukuran dan pematokan lahan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran. Pematokan dilakukan untuk menandai batas-batas lahan yang akan dibangun pos jaga dengan menggunakan patok-patok bambu yang ditancapkan ke tanah kemudian saling dihubungkan.

Gambar 11 Pematokan pada lahan pos jaga 3. Pembuatan pondasi

Pondasi adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban dari struktur bangunan ke dalam tanah. Pondasi yang digunakan pada pos jaga ini adalah jenis pondasi dangkal yaitu gabungan antara pondasi menerus dengan pondasi setempat. Kondisi permukaan tanah pada lahan yang akan dibangun dinilai cukup kuat dan kaku untuk menahan beban bangunan. Di sepanjang bagian bawah dinding dibuat pondasi menerus yang terbuat dari susunan batu kali dengan kedalaman 80 cm (Gambar 12a), kemudian diatasnya dibuat sloof. Sloof merupakan struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan yang berfungsi untuk mendistribusikan beban dari bangunan ke pondasi, sehingga beban yang disalurkan ke tiap titik pondasi dapat tersebar secara merata. Sloof sendiri terbuat dari coran beton bertulang setinggi 20 cm. Dengan menggunakan pondasi menerus, beban bangunan dapat disalurkan secara lebih merata. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan pondasi setempat pada kolom-kolom utama. Pondasi yang digunakan adalah pondasi cakar ayam (Gambar 12b) dengan kedalaman 80 cm. Pada gambar kerja, kedalaman pondasi yang diminta adalah 60 cm, namun untuk alasan keamanan kedalamannya pun ditambah.

(37)

(a) (b)

Gambar 12 Pembuatan pondasi menerus dinding pos jaga (a), pondasi cakar ayam pada kolom-kolom utama pos jaga (b)

4. Pembangunan dinding dan pengecoran kolom

Setelah pondasi selesai dibangun, dilanjutkan dengan pembangunan dinding pos jaga yang tersusun dari pasangan bata merah (Gambar 13). Bersamaan dengan itu dilakukan juga kegiatan pengecoran kolom-kolom pada sisi kanan dan kiri pos jaga (Gambar 14). Coran terdiri dari campuran semen, pasir, dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Pengecoran kolom-kolom memakan waktu yang cukup lama karena jumlah kolom yang cukup banyak yaitu 12 kolom dan ukuran kolom yang cukup tinggi setinggi 5 meter sehingga pengecoran dilakukan secara bertahap. Pengecoran secara bertahap disini dilakukan dengan melakukan pengecoran setengah tubuh kolom bagian bawah terlebih dahulu kemudian barulah dilanjutkan dengan melakukan pengecoran setengah bagian atasnya. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori bahwa pengecoran tidak boleh dilakukan secara bertahap karena dikhawatirkan hasil coran tidak dapat tersambung dengan baik. Pengecoran secara bertahap ini dilakukan oleh kontraktor karena apabila melakukan pengecoran secara langsung maka tingkat kesulitan akan yang lebih tinggi dan waktu yang dibutuhkan akan lebih lama. Untuk mengantisipasi hasil coran yang kurang menyatu akibat pengecoran yang dilakukan secara bertahap, kontraktor menambahkan bahan penguat beton (beton mix) di antara sambungan coran tersebut sehingga sambungan dapat menyatu dengan lebih baik dan lebih kokoh. Adapun penguat beton merupakan bahan yang berfungsi untuk meningktakan mutu beton dan mempercepat pengerasan.

(38)

26

Gambar 13 Proses pemasangan batu bata untuk dinding pos jaga

Gambar 14 Proses pengecoran pada kolom-kolom pos jaga 5. Pembuatan atap

Setelah pengecoran kolom-kolom pos jaga selesai, dilanjutkan dengan pembuatan atap. Atap pos jaga berbentuk dak dengan tebal 20 cm. Proses pembuatan atap diawali dengan pemasangan bekisting kemudian dilanjutkan dengan pengecoran. Atap pos jaga terbuat dari coran beton bertulang.

6. Pekerjaan pemlesteran, pengacian dan pengecatan

Pekerjaan pemlesteran dilakukan setelah pekerjaan pamasangan dinding ½ bata dan pengecoran kolom-kolom selesai dilakukan. Pemlesteran dilakukan menggunakan campuran semen dan pasir (Gambar 15a). Pekerjaan pemlesteran dilakukan menggunakan lotan yang digantung untuk menandai tebal plesteran yaitu 3 cm. Setelah plesteran sudah kering, dilanjutkan dengan pekerjaan pengacian. Pekerjaan pengacian dilakukan untuk memperhalus permukaan dinding yaitu dengan melapisinya dengan semen. Setelah selesai diaci, dilanjutkan dengan pekerjaan pengecatan (Gambar 15b). Pengecatan diawali dengan memberikan cat dasar anti alkali dan anti jamur pada dinding sebanyak 2 lapis, kemudian lanjutkan dengan finishing cat warna putih weather coat

(39)

(a) (b)

Gambar 15 Pemlesteran pada pos jaga (a), pengecatan pada pos jaga (b) 7. Pemasangan keramik dan kloset

Bersamaan dengan dilakukannya kegiatan pengacian pada dinding dan kolom-kolom, dilakukan juga pemasangan kloset dan keramik pada toilet pos jaga (Gambar 16). Keramik dipasang pada lantai bagian dalam pos jaga dengan ukuran 40x40 cm serta lantai dan dinding pada toilet dengan ukuran 20x20 cm. Pada awalnya pemasangan keramik dilakukan dengan cara melapisi alas dengan adukan semen dan air. Setelah itu pada bagian atasnya diletakkan susunan keramik sambil diketuk-ketuk agar keramik memiliki posisi yang baik. Setelah kering, pada sela-sela antar keramik diberi nat. Sementara itu pemasangan kloset dilakukan setelah pipa pada kloset selesai dihubungkan ke

septitank.

(40)

28

8. Pemasangan pintu dan kaca

Pemasangan pintu dilakukan dengan memasang engsel pintu terlebih dahulu pada kusen. Kemudian dilanjutkan dengan memasang daun pintu pada engsel. Setelah itu pemasangan handle pada daun pintu. Pintu yang digunakan berupa pintu kaca.

Sementara itu pemasangan kaca diawali dengan pembuatan rangka untuk meletakkan kaca pada dinding pos jaga. Rangka kaca tersebut terbuat dari besi dan langsung dibuat di lokasi. Setelah rangka tersebut dibuat, rangka langsung dipasang (Gambar 17a) pada dinding kemudian kaca diletakkan. Kaca - kaca tersebut saling disambungkan dengan menggunakan lem kaca (Gambar 17b). Kaca yang dipasang memiliki ketebalan 8 mm.

(a) (b)

Gambar 17 Pemasangan rangka kaca pada dinding (a), pemasangan kaca pada dinding (b)

Pembangunan Wing gate

Pembangunan wing gate dilakukan setelah pekerjaan pembangunan pos jaga sudah 50% dilaksanakan. Wing gate merupakan bangunan berupa kolom-kolom dengan atap diatasnya. Pada bagian depan kolom tersebut akan dipasang signage

“Discovery Lumina”. Secara umum langkah-langkah pembangunan wing gate

(41)

(a) (b)

Gambar 18 Proses pengecoran kolom pada wing gate (a), proses pengecatan pada

wing gate (b)

Signage “Discovery Lumina” dibuat di bengkel kontraktor selama 3 minggu. Signage tersebut terbuat dari material plat galvanis yang dibentuk kemudian finishing menggunakan cat duco warna putih susu (Gambar 19a). Setelah selesai dibuat di bengkel, signage tersebut dibawa ke lapang untuk kemudian dipasang pada kolom di wing gate (Gambar 19b).

(a) (b)

Gambar 19 Proses pembuatan signage “Discovery Lumina” (a), pemasangan

signage “Discovery Lumina” pada wing gate (b) Pemasangan Kanopi

Pemasangan kanopi dilakukan setelah pekerjaan pos jaga dan wing gate

selesai dilakukan. Kanopi dipasang dengan menggantungkannya di antara atap dak pos jaga dengan atap dak wing gate. Kanopi dibuat di bengkel kontraktor selama 3 bulan kemudian dibawa ke lapang untuk dipasang. Kanopi tersebut berukuran 8 m x 4 m yang berbentuk seperti daun-daun yang menyatu. Material yang digunakan berupa fiberglass yang dibentuk seperti daun kemudian dirangkai menggunakan rangka besi. Finishing kanopi menggunakan cat warna putih. Pemasangan kanopi menggunakan pipa besi yang dipasang pada sisi kanan dan kiri untuk kemudian digantung pada dak beton atap pos jaga dan wing gate

(42)

30

(a) (b)

Gambar 20 Proses pemasangan kanopi (a), kanopi saat sudah terpasang (b) Pemasangan Pagar

Pagar pada cluster Discovery Lumina dibuat di bengkel kontraktor selama 1 minggu dengan menggunakan material utama berupa besi hollow. Besi tersebut dibentuk kemudian dicat dengan warna hitam. Pagar tersebut berukuran 6,3 m x 2,5 m. Pemasangan pagar dilakukan setelah seluruh pembangunan pada welcome area selesai dilakukan (Gambar 21). Pada bagian bawah pagar tersebut diberi 2 buah roda untuk pergerakan pagar.

Gambar 21 Pemasangan pagar pada welcome area Discovery Lumina Pembangunan Taman Cluster

1. Pekerjaan pembersihan dan pematokan lahan

(43)

disebabkan kurangnya koordinasi antara pengawas dengan pihak perencana dalam menentukan titik pusat lingkaran sehingga kontraktor tidak dapat segera menyelesaikan pembentukan pola pada lahan tersebut.

(a) (b)

Gambar 22 Pembersihan lahan taman cluster (a), pematokan pada lahan taman

cluster (b) 2. Pengadaan Hardscape

Hardscape yang terdapat pada taman cluster antara lain perkerasan beton, shelter, bangku taman, lampu dekoratif dan children playground. Pembuatan shelter, lampu dekoratif dan children playground dilakukan di bengkel kontraktor kemudian dipasang di lapang saat sudah selesai dibuat. a. Perkerasan Beton

Pekerjaan perkerasan beton dilakukan pada lahan yang berbentuk lingkaran seperti pada gambar kerja. Pondasi awalnya menggunakan batu kali kemudian dipadatkan menggunakan stamper. Setelah itu bagian atas batu kali tersebut diletakkan wiremesh agar beton lebih terikat kuat (Gambar 23). Kemudian pada bagian atas wiremesh barulah dilakukan pengecoran.

Gambar 23 Pemasangan wiremesh pada perkerasan beton b. Shelter

Shelter pada cluster ini memiliki atap berbentuk setengah lingkaran dengan motif daun-daun yang disatukan seperti motif pada kanopi gerbang.

(44)

32

dan besi hollow untuk motif pada atap dan pipa besi untuk tiang penyangga. Sebelum memasang shelter tersebut, pada taman sudah dibuat pondasi terlebih dahulu. Pondasi untuk shelter menggunakan pondasi cakar ayam pada bagian bawah tiang-tiang penyanggnya. Shelter tersebut dipasang dengan cara merangkai strukturnya (Gambar 24) kemudian struktur tersebut di cat dengan warna hitam, setelah itu dipasang bagian atapnya (Gambar 25).

Gambar 24 Pemasangan struktur shelter

Gambar 25 Pemasangan atap shelter

c. Bangku taman

(45)

(a) (b)

Gambar 26 Proses pembuatan pondasi bangku taman (a), pemlesteran bangku taman (b)

Finishing tubuh bangku taman tidak menggunakan cat melainkan dengan batu andesit motif bintik (Gambar 27). Sementara finishing dudukan bangku taman menggunakan cat warna kayu.

Gambar 27 Pemasangan batu andesit pada bangku taman

d. Lampu dekoratif

Gambar

Gambar 1  Bagan kerangka pikir magang
Gambar 2  Peta lokasi magang
Tabel 1 Jadwal pelaksanaan magang (lanjutan)
Tabel 4 Contoh matriks Internal-Eksternal (IE)
+7

Referensi

Dokumen terkait