• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING BERBANTU MEDIA KARTU BERPASANGAN PADA MATERI REAKSI REDOKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING BERBANTU MEDIA KARTU BERPASANGAN PADA MATERI REAKSI REDOKS."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BERPASANGAN PADA MATERI REAKSI REDOKS

Oleh: Rizka Amanda NIM 4123331043

Progran Studi Pendidikan Kimia

SKIRIPSI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

DAN DISCOVERY LEARNING BERBANTU MEDIA KARTU BERPASANGAN PADA MATERI REAKSI REDOKS

Rizka Amanda (NIM. 4123331043) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) berbantu media kartu berpasangan lebih tinggi daripada pembelajaran dengan model Discovery Learning pada materi reaksi redoks. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X IPA SMAN 21 Medan, yang berjumlah 7 kelas sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara purposif, 1 kelas sebagai kelas eksperimen I dan 1 kelas lagi sebagai kelas eksperimen II. Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimental. Instrumen tes yang valid sebanyak 20 soal dan dinyatakan reliabel = 0,80. Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diketahui bahwa data hasil pretest pada kelas eksperimen I dan eksperimen II berdistribusi normal dan homogen. Sedangkan untuk uji hipotesis dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung ≥ ttabel, yakni 3,05 > 1,6697, berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu peningkatan hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantu media kartu berpasangan lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran Discovery Learning pada materi reaksi redoks di kelas X IPA SMA Negeri 21 Medan yaitu 83,06% > 77,78% .

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Problem Based Learning Dan Discovery Learning Berbantu Media Kartu Berpasangan Pada

Materi Reaksi Redoks”. Adapun penyusunan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Ibu Dra. Ani Sutiani M,Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, pengarahan, saran motivasi dan waktunya kepada penulis

sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Marudut sinaga, M.Si,

Dr. Muhammad Yusuf, M.Si, dan Ibu Nora Susanti,S.Si.Apt,M.Sc, ibu Dr.Ir.

Nurfajriani,M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada

Ibu Dra. Gulmah Sugiarti M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik dan seluruh

Bapak/Ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Yurmaini Siregar, M.Si Kepala Sekolah SMA

Negeri 21 Medan dan Ibu Helbin Siahaan selaku guru kimia serta siswa-siswi

kelas X IPA 2 dan X IPA 3 yang telah banyak membantu penulis selama

penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada sosok yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi, yang mengajarkan

banyak hal, sosok yang rela berkorban dan selalu mendoakan penulis, yakni

(5)

penulis sampaikan kepada kakak dan adik penulis, Rizki Fatimah dan Ridwan

Halomoan yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis.

Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yakni

seluruh teman-teman Pendidikan Kimia Ekstensi B 2012 yang telah banyak

membantu, memotivasi khususnya kepada Dina Wahida,Melinda

Siregar,Nurkumalasari dan Rahmi Ananda,Nurmeni Boru Sinuraya atas kesetiaan

persahabatan dari kalian, yang selalu mendengarkan dan memberi dukungan

moral serta motivasi kepada penulis, terima kasih buat Devi fitri

Angraiani,Soloha,Melisa,Dian Sari,serta kawan-kawan PPL atas semangat dan

saran yang kalian berikan..

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,

susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 2016

Penulis

Rizka Amanda

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Ruang Lingkup 5

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Batasan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Belajar dan Pembelajaran 9

2.2. Definisi Hasil Belajar 9

2.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 10

(7)

2.3.2. Langkah-Langkah Dalam Problem Based Learning 13

2.3.3. Kelebihan Model Pembelajaran Problem Based Learning 13

2.4. Model pembelajaran discovery learning 14

2.4.1. Kelebihan Dan Kekurangna Model Discovery Learning 15

2.4.2 Langkah-Langkah Operasional Discovery Learning 16

2.5. Pengertian Media 18

2.5.1.Fungsi Media Pembelajaran 19

2.6 .Kartu Berpasangan Sebagai Media Pembelajaran 20

2.7. Deskripsi Materi 21

2.7.1. Reaksi Redoks 21

2.8. Kerangka Berfikir 27

2.9. Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 29

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 29

3.2.1 Populasi 29

3.2.2 Sampel 29

3.3. Variabel Dan Instrumen Penelitian 29

3.3.1. Variabel Terikat 29

3.3.2. Variabel Bebas 30

3.3.3. Variabel Kontrol 30

3.4. Instrumen Penelitian 30

3.4.1. Validitas Tes 30

3.4.2. Reabilitas Tes 31

3.4.3. Indeks Kesukaran 32

3.4.4. Daya Pembeda Soal 32

3.5. Rancangan/Desain Penelitian 35

3.6. Teknik Pengumpulan Data 36

(8)

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 36

3.6.3. Tahap Akhir Penelitian 37

3.7 Tehnik Analisis Data 37

3.7.1. Menghitung Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku 38

3.7.2. Uji Normalitas 38

3.7.3. Uji Homogenitas 39

3.7.4. Uji Hipotesis 39

3.7.5. Persen(%) Peningkatan Hasil Belajar 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 41

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 41

4.1.1.1 Analisis Intrumen Tes 42

4.1.2 Data Hasil Penelitian 43

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 44

4.3 Analisis Data Hasil penelitian 45

4.3.1 Uji Normalitas 45

4.3.2 Uji Homogenitas 46

4.3.3 Uji Hipotesis 47

4.4 Pembahasan 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 53

5.2 Saran 53

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 35

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 41

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks untuk PBL 12

Tabel 2.2 Reaksi redoks 23

Tabel 3.1 Rancangan penelitian 34

Tabel 3.2 Makna dari koefisien 42

Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar 44

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Hasil Belajar 46

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 46

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2. RPP 58

Lampiran 3. Analisis Masalah 77

Lampiran 4.Media 85

Lampiran 5. Kisi-Kisi instrumen 95

Lampiran 6. Instrumen Tes Sebelu Validasi 96

Lampiran 7. Lember Vaiditas Intrumen 105

Lampiran 8. Instrumen Sesudah Validasi 120

Lampiran 9. Perhitungan Validitas Tes 125

Lampiran 10. Tabel Uji Validitas Instrumen Tes 127

Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 128

Lampiran 12. Tabel Uji Tingkat Kesukaran 130

Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda 131

Lampiran 14. Tabel Uji Daya Beda 134

Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Tes 135

Lampiran 16. Tabel Uji Relibilitas tes 136

Lampiran 17. Tabulasi Nilai Siswa 137

(12)

Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas 142

Lampiran 20. Pengujian Hipotesis 144

Lampiran 21. Tabel Nilai r-Prodict Moment 146

Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 147

Lampiran 23. Tabel Nilai Distribusi-t 148

Lampiran 24. Nilai kritis Distribusi-f 149

Lampiran 25. Dokumentasi 150

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang

rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa

hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM 75), terutama untuk mata pelajaran MIPA.

Kimia merupakan salah satu cabang pelajaran MIPA yang masih banyak dianggap

sulit. Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa

fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan

pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu: produk, proses, dan

sikap ilmiah. Siswa seringkali kesulitan memahami materi kimia karena bersifat

abstrak. Kesulitan yang tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi

pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya

fakta-fakta yang bersifat abstrak merupakan penjelasan bagi fakta-fakta-fakta-fakta dan konsep

konkret. Salah satu indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan

dengan implementasi belajar, yaitu lemahnya proses pembelajaran yang

berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang

mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif mengembangkan

pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru (Wasonowati.2014).

Situasi dan proses belajar yang pasif tidak akan mampu mengembangkan

keterampilan siswa untuk berpikir konstruktivis dalam membangun ide dan

konsep, sehingga mengakibatkan kurangnya aktivitas dan kreativitas siswa.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan para siswa menjadi pasif karena mereka

cenderung hanya menghafal, akibatnya siswa hanya pandai secara teoritis tetapi

lemah dalam aplikasi. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan mengkonstruksi

pengetahuan melalui pengalaman langsung dan nyata tidak hanya menalar

(Ramson.2010).

Redoks adalah sub materi pokok pada semester genap di kelas X IPA.

(14)

materi ini akan terus dipelajari sampai kelas XII IPA. Materi ini membutuhkan

daya hafalan dan pemahaman yang baik, karena siswa akan dikenalkan pada

bilangan oksidasi dan reduksi.Oleh karena itu diperlukan keaktifan dalam

kegiatan pembelajaran tidak hanya terpusat oleh guru dan perlunya belajar dalam

kelompok untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik (Setiawan, 2013).

Oleh karena itu, untuk membantu keaktifan berpikir dan bekerja dari para

siswa diperlukan suatu metode pembelajaran ilmiah. Metode pembelajaran ilmiah

memiliki beberapa model yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan

karakteristik materi serta kondisi siswa, sehingga pembelajaran ilmiah dapat

diterapkan dengan model pembelajaran berlandaskan paradigma konstruktivisme.

Model pembelajaran konstruktivisme yang dapat membangun proses berpikir

ilmiah siswa antara lain adalah: Inquiry, Project Based Learning (PJBL),

Discovery Learning (DL), dan Problem Based Learning (PBL) (Suyadi.2013

dalam Nuryanto.2015).

Salah satu model pembelajaran ilmiah berlandaskan teori konstruktivisme

yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran hukum-hukum dasar kimia

adalah Problem Based Learning (PBL). Pelaksanaan model PBL terdiri dari lima

langkah utama yaitu: orientasi siswa pada masalah, pengorganisasian siswa untuk

belajar, penyelidikan individu maupun kelompok, pengembangan dan penyajian

hasil, serta kegiatan analisis dan evaluasi (Johnson.2002).

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), selanjutnya

disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat

memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning adalah

suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu

masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki

keterampilan untuk memecahkan masalah (Ngalimun, 2013).

Model pembelajaran PBL tepat digunakan untuk materi Reaksi Redoks.

Karakteristik materi Reaksi Redoks yang bersifat hitungan dan berisi

konsep-konsep serta mempunyai keterkaitan antar konsep-konsep, sehingga diperlukan

(15)

perlu dilakukan upaya dengan memberikan banyak permasalahan supaya siswa

terbiasa memecahkan masalah dalam Reaksi Redoks. Pem-belajaran dengan

pemberian masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang dikemas

dalam model PBL, diharapkan mampu memudahkan siswa memahami dan

mengaplikasi-kannya dalam perhitungan Reaksi Redoks. Pemecahan masalah

dalam model PBL juga dapat mengembangkan kemampu-an siswa untuk berpikir

kritis dan mengembang-kan konsep belajar secara terus menerus untuk

meng-aplikasikan pengetahuan yang mereka miliki.

Selain model problem based learning model yang dapat digunakan adalah

model discover learning. Pembelajaran yang menggunakan discovery learning,

siswa dilatih untuk mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan

mengomunikasikan melalui sintaksnya seperti pada langkah-langkah pendekatan

saintifik. Tahap stimulation siswa diajak untuk mengamati dan bertanya. Tahap

problem statement siswa diajak untuk bertanya dan mengumpulkan

informasi.Tahap data collection siswa diajak untuk mengamati dan

mengumpulkan informasi. Tahap data processing siswa diajak untuk menalar.

Tahap verification siswa diajak untuk menalar, dan tahap terakhir yaitu

generalization siswa diajak untuk mengomunikasikan. Model guided discovery

learning dengan pendekatan saintifik diyakini dapat mengatasi kesulitan siswa

dalam memahami Reaksi Redoks sehingga memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar dan sikap ilmiah (Mayer.2004).

Keberhasilan yang diharapkan ditentukan oleh beberapa faktor selain

model yang tepat dapat juga digunakan media pengajaran. Agar proses

pembelajaran lebih menarik lagi dan menumbuhkan kerjasama siswa maka model

Problem Based Learning dapat dipadukan dengan media kartu pasangan yang

mana terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban yang disesuaikan dengan materi

pelajaran yang dapat memancing rasa ingin tahu dan usaha untuk menemukan

pasangan kartunya (Nugraha, 2013). Penggunaan media kartu pasangan pada

proses pembelajaran reaksi redoks adalah sangat tepat baik ditinjau dari tingkat

perkembangan siswa dan ketersediaan bahan, biaya, serta waktu maupun

(16)

Penelitian sehubungan dengan pembelajaran Problem Based Learning

maupun penggunaan media kartu berpasangan telah dilakukan, diantaranya

Chairani (2011) tentang pengaruh macromedia flash pada pembelajaran

pendekatan (PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa dapat disimpulkan bahwa

peningkatan atau persen hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen I sebesar 68%

sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 52%. Selanjutnya penelitian Nurhayati

(2013) bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dengan media crossword, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa (kognitif

siswa siklus I sebesar 51,64% meningkat menjadi 81,69% pada siklus II, aspek

afektif pencapaian siklus I sebesar 67,29% meningkat menjadi 77,20%). Hal yang

sama dikemukakan Sitorus (2011) bahwa implementasi Problem Based Learning

pada pembelajaran elektrokimia berbantukan powerpoint memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar siswa dengan gain kelas eksperimen 0,68 sedangkan kelas

kontrol 0,54. Sedangkan untuk penelitian penggunaan media dikemukakan oleh

Nugraha (2013) yang menyatakan bahwa media kartu berpasangan (index card

match) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi reaksi redoks sehingga

prestasi belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

Selanjutnya penelitian tentag Discovery Learning menurut Nuzlia(2014)

Besarnya pengaruh penggunaan model guided discovery learning dengan

pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran kimia terhadap hasil belajar

dilihat menggunakan effect size. Hasil perhitungan effect size sebesar 0,79 yang

termasuk ke dalam kategori sedang, sehingga penggunaan model guided discovery

learning dengan pendekatan saintifik memberikan pengaruh sebesar 28,32%

terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIA SMAN 2 Pontianak. Besarnya

pengaruh penggunaan model guided discovery learning dengan pendekatan

saintifik dalam proses pembelajaran kimia terhadap sikap ilmiah dilihat dengan

menggunakan effect size. Hasil perhitungan effect size sebesar 0,70 yang termasuk

ke dalam kategori sedang, sehingga penggunaan model guided discovery learning

dengan pendekatan saintifik memberikan pengaruh sebesar 25,80% terhadap sikap

(17)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Yang Menggunakan Model Problem Based Learning Dan Discovery Learning Berbantu Media Kartu Berpasangan Pada Materi Reaksi Redoks”.

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

ruang lingkup dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dan Discovery learning berbantu media kartu

berpasangan pada materi redoks di SMA Negeri 21 dan pengaruhnya pada

peningkatan hasil belajar kimia siswa.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup penelitian, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning berbantu kartu berpasangan lebih tinggi daripada yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran Discovery Learning pada materi redoks?

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

daripada yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Discovery

Learning pada materi redoks?

1.4. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, batasan masalah dalam penelitan ini

adalah :

1. Model yang digunakan adalah model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dan model pembelajaran Discovery Learning.

2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu berpasangan.

3. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas X IPA semester II SMA Negeri

(18)

4. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada materi redoks.

5. Hasil belajar kimia siswa dibedakan menjadi dua yaitu kognitif dan afektif. Ranah

kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3

(aplikasi), C4 (analisis) dan ranah afektif dilihat dari sikap kerjasama siswa dalam

kelompok belajarnya.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar kimia siswa yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih

tinggi daripada yang dibelajarkan dengan model Discovery Learning.

2. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan

yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada

pokok bahasan redoks.

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi reaksi redoks dan

meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

2. Bagi guru dan calon guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru dalam

mengajar agar dapat mengembangkan model pembelajaran serta media

pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah melalui

(19)

4. Bagi peneliti/mahasiswa

Dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti tentang pembelajaran di

kelas dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan

Discovery learning berbantu media kartu berpasangan. Selain itu hasil penelitian

diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

1.7.Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap

variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk

mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :

1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), selanjutnya disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan

kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang

melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode

ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan

masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan

masalah (Ngalimun, 2013).

2. Model pembelajaran discovery learning ( belajar menemukan) adalah proses belajar mental ketika siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip.

Adapun proses mental yang dilakukan, menjelaskan, mengelompokkan dan

membuat kesimpulan, bertujuan untuk menumbuhkan keterampilan-keterampilan

yang dimiliki siswa sesuai dengan taraf perkembangannya sehingga mereka

memperoleh fakta atau konsep baru.

3. Media kartu berpasangan (index card match) merupakan suatu media pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran yang berupa kartu berbentuk

persegi panjang dengan ukuran yang dapat disesuaikan, berisi kata-kata berupa

soal tentang materi yang dipelajari dan kartu yang lain berisi jawabannya

(Nugraha, 2013).

(20)

peningkatan hasil belajar dapat dihitung dengan rumus g faktor (gain skor

ternormalisasi).

5. Redoks adalah sub materi pokok pada semester genap di kelas X IPA. Pada bab ini banyak terdapat konsep, butuh pemahaman yang cukup, karena materi ini akan

terus dipelajari sampai kelas XII IPA. Materi ini membutuhkan daya hafalan dan

pemahaman yang baik, karena siswa akan dikenalkan pada bilangan oksidasi dan

reduksi.Oleh karena itu diperlukan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran tidak

hanya terpusat oleh guru dan perlunya belajar dalam kelompok untuk mencapai

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :

1. Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

problem based learning bermediakan kartu berpasangan lebih tinggi dari hasil

belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model discovery

learning bermediakan kartu berpasangan.

2. Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran problem based learning dimana hasilnya

83.06% daripada yang dibelajarkan manggunakan model pembelajaran

discovery learning sebesar 77,78%.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal - hal berikut

1. Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran problem

based learning bermediakan kartu berpasanagn sehingga dapat

mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran kimia.

2. Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model

pembelajaran problem based learning dan discovery learning dan diharapkan

menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai studi

pembandingan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan hasil

belajar yang lebih signifikan dan juga dengan media yang berbeda.

3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian

lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti gaya

(22)

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model

pembelajaran problem based learning dan discovery learning bermediakan

kartu berpasangan, sebaiknya memperhatikan kelemahan -kelemahan dalam

menerapkan model dan media dalam pembelajaran ini agar diperoleh hasil

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T., (2009), Inovasi pendidikan Melalui Problem Based Learning:

Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan,

Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Darmayanti, Nefi., (2009), Psikologi Belajar, CV. Perdana Mulya Sarana,

Medan.

Divisi PLPG Rayon 102., (2013), Buku Kurikulum 2013, Universitas Negeri

Medan Press, Medan.

Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamdani., ( 2011) , Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hartono, (2008), PAIKEM Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan, Zanafa, Pekanbaru.

Istarani, (2011), Model – Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada,

Medan

Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan

Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terj. Ibnu Setiawan.

Bandung: Mizan Learning Center.

Mawaddah NE, Kartono, Hardi Suyitno, (2015), model pembelajaran discovery

learning dengan pendekatan metakognitif untuk meningkatkan

metakongnisi dan kemampuan berpikir kreatif matematis, jurnal

pendidikan 4(1): 386

Mayer, R. E. (2004). Should There Be a Three-Strikes Rule Against Pure. The

American Psychological Association. (online).(http://apps.fischlerschool.

(24)

Mayer.pdf, diakses tanggal 5 Maret 2015).

Ngalimun, (2013), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo,

Yogyakarta

Nugraha, Dian Anita., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Think

Pair Share (TPS) Yang Dilengkapi Media Kartu Berpasangan (Index

Card Match) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Ikatan Kimia

Kelas X Semester Gasal SMS N 2 Karanganyar Tahun Pelajaran

2012/2013, Skripsi, FMIPA, UNS, Surakarta.

Ramson, A, (2010), Model Pembelajaran Konstruktivis untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP pada

Topik Cahaya, Tesis, Bandung, UPI

Sadiman, A.S., (2009), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Setiawan, Dwi Arief., (2013), Prestasi Belajar Dengan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) Lebih Tinggi Dari Pada

Think-Pair-Share (TPS) Pada Materi Pelajaran Tata Nama Senyawa Kimia Dan

Persamaan Reaksi Kimia, Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebelas

Maret (JPK),.2(4).

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerbit Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

(25)

Sudarmo,U., (2013), KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X, Jakarta, Erlangga

Utami, (2009), Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan nasional, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, tarsito, Bandung.

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum

Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction ( TWSD)

Bagi Mahasiswa Calon Guru. Desertasi, UPI, Bandung

Susilana, R. & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Syaputra, N.R, A.Ifriany Harun, (2014), Pengaruh Discovery Learning Terhadap

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas Iv, jurnal pendidikan

kimia, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Wasonowati, R.T, Tri Redjeki2, dan Sri Retno Dwi Ariani, (2014), upaya

meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan model

problem based learning (PBL), Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Program

Gambar

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian
Tabel 2.1 Sintaks untuk PBL

Referensi

Dokumen terkait

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMUNIKASI SISWA DAN KREATIFITAS GURU, KELAS XI IPS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WONOSARI

2 x 45 menit Kondisi lingkung an sekitar 3.4 Melakuka n upaya penanggula ngan penyakit endemik  Macam- macam penyakit endemic dan upaya penanggulanga nnya  Juj ur  Ra sa

Meningkatkan kreativitas pada pelajaran matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Mranggen Kecamatan Jatinom dengan menggunakan strategi

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kampung Samin Klopoduwur dimana terdapat Komunitas Wong Sikep yang memilki budaya unik berpotensi menjadi wisata unggulan di

Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan di Indonesia telah. dikembangkan sejak tahun 1992, sejalan dengan diberlakukannya UU

Apabila melihat kegunaan dari beton berpori sebagai beton multifungsi, pengaplikasian beton berpori diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pembangunan prasarana

Undenwiting Treaty & Retrosesi, Kepala Dibisi Undehting Facultative clan Kepala Bagian Undmwiting Treaty & Retrosesi. Reasuransi Nasional Indonesia dengan nilai TAS

Melihat latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Minat Membaca Buku Perpustakaan Dan Media Pembelajaran