PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA
DAERAH TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAHPROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH
RAHDIANSYAH
NIM. 7103330035
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
ABSTRAK
RAHDIANSYAH, 7103330035. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Skripsi, Jurusan Akuntansi, Kekhususan Akuntansi Pemerintahan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2016.
Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini Apakah Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui dan membuktikan pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah secara simultan terhadap kinerja keuangan Provinsi Sumatera Utara.
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan APBD tahun 2012 – 2014 dari 33 kabupaten/kota pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus dimana seluruh data populasi dijadikan sampel yang berjumlah 99 sampel data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan Hasil uji statistik simultan yang dilakukan, diketahui bahwa variabel pendapatan asli daerah dan belanja daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan Pemda Kab/Kota di Sumatera Utara. Kontribusi pendapatan asli daerah dan belanja daerah terhadap kinerja keuangan hanya sebesar 8,8%. Sedangkan sisanya 91,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Kesimpulan Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik simultan (uji F), diketahui nilai Fhitung (4.006) lebih besar dari Fhitung dengan signifikansi 0,021 (Sig.< 0,05) maka hipotesis diterima artinya Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan pemda kab/kota di Sumatera Utara. Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 (UU No.33/2004) tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan pada daerah menjadi sumber keuangan daerah. pendapatan asli daerah dan belanja daerah akan sangat mempengaruhi kinerja keuangan Pemerintah Daerah.
iv
ABSTRACT
RAHDIANSYAH, 7103330035. Influence of Regional Income and Expenditure Regional Financial Performance Against North Sumatra Provincial Government. Thesis, Department of Accounting, Administration, majoring in Accounting, Faculty of Economics, Universitas Negeri Medan, 2016.
The problems discussed in this study Is regional revenue and expenditure simultaneously affect the financial performance of North Sumatra Province. The purpose of this study was to determine determine and prove the influence of regional revenue and expenditure simultaneously on the financial performance of North Sumatra Province.
The population in this study is a report budget in 2012 - 2014 from 33 districts / cities in North Sumatra Province government. The sample in this study using census technique in which the entire data population sampled totaling 99 sample data. Data collection techniques used in this research is the method of documentation. Data analysis techniques using multiple linear regression analysis.
The results of this study indicate the results of statistical tests performed simultaneously, it is known that the variable local revenues and expenditures simultaneous effect on the performance of local government finance district / city in North Sumatra. Contribution of local revenues and expenditures on financial performance only at 8.8%. While the remaining 91.2% influenced or explained by other variables not included in this research model.
Testing hypotheses simultaneously using statistical test ( Test F ), note that the value of F ( 4,066 ) greater than Fhitung ( 2.20 ) with 0.021 significance ( Sig . < 0.05 ) then the hypothesis is accepted meaning Regional Revenue and Expenditure Regional influence simultaneous to the performance of the local government financial district / city in North Sumatra . Referring to Law No. 33 of 2004 ( Law No. 33/2004 ) on Financial Balance between the Central Government and Local Government . All financial resources inherent in any government matter submitted on the region become sources of funding. local revenues and expenditures will greatly affect the financial performance of Local Government.
iii
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur yang teramat besar penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan limpahan kasih sayang dan berkah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”. Penulisan skripsi ini merupakan sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan.
Teristimewa kepada orang tua penulis, Ayahanda Khairunsyah dan
Ibunda Rosmawati Lubis. Terimakasih atas segala kasih sayang, didikan, nasihat,
materi, motivasi, dan doa yang tiada hentinya diberikan kepada penulis dalam
mendukung penyelesaian skripsi ini. Terimakasih sudah jadi Ayah dan Ibu yang
hebat buat saya.
Pada kesempatan ini ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Indra Maipita M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
iv
5. Bapak Muhammad Ishak SE, M.Si, Ak, CA, sebagai Ketua Jurusan Akuntansi dan juga dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh dosen Jurusan Akuntansi, yang telah membimbing saya selama masa perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini. 10.Terimakasih Bang Ricky selaku staf kantor jurusan akuntansi yang telah
banyak membantu dalam pengurusan administrasi dan membantu segala yang saya perlukan.
11.Terimakasih buat orang yang terkasih Novitasari Amd, yang telah memberikan saya semangat, motivasi, tempat bertukar fikiran dan tempat luapan segala emosi saat penyusunan skripsi sehinga saya bisa menyelesaikan skripsi.
12.Terimakasih Kurnia Hayati Spd dan Nazwa Salsabila selaku kakak dan keponakan saya.
13.Terimakasih buat sahabat saya Aga, Adi, Agam, Asdik, Ilham,wanda 14.Terimakasih untuk team ICT UNIMED terutama bang Mohamad Ihwani,
Bang Adi, Bang Zuhari, Mufli, Oris, Jefri, Kak Ria, Kak Eli, semuanya yang telah membantu saya sampai sekarang.
15.Terimakasih untuk teman-teman AKP 2010, yang telah menjadi teman yang baik selama perkuliahan.
v
17.Terimakasih untuk adik-adik stambuk 2012 dan 2013 Akuntansi yg telah memberikan semangat, dan bantuan saat seminar maupun sidang meja hijau.
18.Terima kasih buat para senior AKP 2009, 2008, 2007 selama ini telah menjadi tempat untuk bertukar fikiran.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun arah yang lebih baik lagi. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Agustus 2016
vi
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
2.1.1. Pendapatan Asli Daerah ... 10
2.1.1.1. Defenisi Pendapatan Asli Daerah ... 10
2.1.1.2. Sumber – Sumber Pendapatan Asli Daerah... 13
2.1.2. Belanja Daerah ... 17
2.1.2.1 Defenisi Belanja Daerah ... 17
2.1.2.2 Kebijakan Belanja Daerah ... 18
2.1.3 Kinerja Keuangan ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 30
3.2 Populasi Dan Sampel ... 30
3.2.1 Populasi ... 30
3.2.1 Sampel ... 30
3.3 Jenis Dan Sumber Data ... 31
3.4 Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ... 31
3.4.1 Variabel Penelitian ... 31
vi
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.6 Teknik Analisis Data ... 33
3.6.1 Uji Asumsi Klasik... 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1 Hasil Penelitian ... 38
4.1.1 Deskripsi Data Variabel ... 38
4.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah ... 38
4.1.1.2 Belanja Daerah ... 39
4.1.1.3 Kinerja Keuangan Daerah ... 41
4.1.2.Statistik Deskriptif ... 42
4.1.3. Uji Asumsi Klasik ... 44
4.1.3.1 Uji Normalitas ... 44
4.1.3.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 46
4.1.3.3. Uji Multikolonieritas... 49
4.1.3.4. Uji Heteroskedastisitas ... 49
4.1.3.5. Uji Autokolerasi ... 50
4.1.4. Pengujian Hipotesis Simultan ... 51
4.1.5. Regresi Linier Berganda ... 52
4.1.6. Koefesien Determinasi ... 54
4.2 Pembahasan ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 4.1. Realisasi Penerimaan Hasil Pendapatan Asli Daerah ... 38
Tabel 4.2. Data Belanja Daerah Tahun 2012 – 2014 ... 40
Tabel 4.3. Data Perhitungan Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2012 – 2014 ... 41
Tabel 4.4. Descriptive Statistics ... 43
Tabel 4.5. Uji Normalitas ... 45
Tabel 4.6. Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 47
Tabel 4.7. Uji Multikolonieritas ... 49
Tabel 4.8. Uji Autokorelasi Setelah Transformasi ... 51
Tabel 4.9. Uji Simultan ... 51
Tabel 4.10.Hasil Regresi Berganda ... 53
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ... 27
Gambar 4.1. Normal P-Plot ... 45
Gambar 4.2. Grafik Histogram... 46
Gambar 4.3. Normal P-Plot Setelah Transformasi ... 48
Gambar 4.4. Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 48
Gambar 4.5. Scatterplot Setelah Transformasi ... 50
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Tabel Tabulasi Data
Lampiran B : Hasil SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diberlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 (UU No. 32/2004)
memberikan dampak terhadap kewenangan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk
mengatur dan mengelola pemerintahannya secara mandiri berdasarkan atas asas
otonomi. Semangat desentralisasi dan otonomi sebenarnya telah dimulai sejak
Indonesia memasuki era reformasi pada pertengahan tahun 1998, dimana timbul
tuntutan pelaksanaan otonomi yang lebih luas, nyata, dan bertanggung jawab
kepada daerah terutama pada tingkat kabupaten/kota. Hubungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah diatur dalam Undang-Undang (UU) No 22 tahun 1999
hingga diterbitkan UU No.32/2004 sebagai penggantinya.
Asas otonomi ini berlaku pula dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
Tujuan utama penyelenggaran otonomi kepada daerah adalah untuk
memungkinkan daerah yang bersangkutan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dan pembangunan di daerahnya (Zahari, 2008). Untuk mencapai
tujuan tersebut maka diperlukan pula kinerja yang memadai dari pemerintah
daerah terhadap kewenangannya tersebut.
Pada kenyataannya kebijakan otonomi daerah yang diterapkan pemerintah
pusat belum dapat berjalan dengan baik karena masih banyak terjadi kesenjangan
antar daerah di Indonesia (Adi, 2005). Kesenjangan ini muncul berkaitan dengan
2
ekonomi yang hanya berkutat di pusat (Kuncoro, 2004). Dalam kaitannya dengan
kendala tersebut, maka pemerintah daerah perlu memiliki kinerja yang memadai
pula untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan mencapai tujuan
otonomi tersebut. Pengukuran kinerja merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan pemerintah daerah dalam mencapai pemerintahan yang baik (Halacmi,
2005).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2008 (PP No. 6/2008)
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, salah satu
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah berupa Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD). Adapun EKPPD ini
menggunakan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) yang
menggunakan Indikator Kinerja Kunci (IKK) (Permendagri No. 73/2009), dimana
hasil dari EKPPD tersebut berupa Laporan Hasil Evaluasi Pemeringkatan Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Lebih lanjut, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 (PP No.
3/2007) tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, disebutkan bahwa ruang lingkup
LPPD mencakup penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas perbantuan dan
tugas umum pemerintahan, dimana penyelenggaraan urusan desentralisasi
meliputi urusan wajib dan pilihan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat
3
Sedangkan urusan pilihan merupakan urusan yang secara nyata ada di daerah dan
berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan kondisi,
kekhasan dan potensi unggulan daerah. Oleh karena itu, hasil LPPD Pemda akan
sangat bergantung dari urusan yang menjadi otoritasnya serta karakteristik dari
masing-masing Pemda itu sendiri.
Setiap daerah tentu memiliki karakteristik yang berbeda pada
masing-masing daerahnya. Hal ini disebabkan oleh potensi suatu daerah yang
berbeda-beda, sehingga suatu daerah boleh jadi memiliki potensi yang lebih besar dari
daerah lainnya, termasuk pula potensi keuangannya. Berdasarkan atas asas
otonomi, maka potensi keuangan daerah ini tentu akan dioptimalkan pemerintah
daerah dalam rangka menopang keterselenggaraan urusan Pemda tersebut.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan perwujudan dari penggalian sumber
daya atau potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) ini diperoleh bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan Pendapatan Asli Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang
sah. Oleh karena adanya perbedaan PAD dari setiap daerah, maka Pendapatan
Asli suatu daerah dari sisi keuangannya akan berbeda pula.
Dengan adanya otonomi daerah ini berarti pemerintah daerah dituntut
untuk lebih mandiri, tak terkecuali juga mandiri dalam hal finansial. Meski begitu
pemerintah pusat tetap memberi dana bantuan yang berupa Dana Perimbangan
yang ditransfer ke Pemda. Melihat adanya perbedaan ukuran keuangan suatu
4
Semakin besar PAD suatu daerah, maka dana perimbangan yang diberikan
pemerintah pusat akan semakin kecil. Ini berarti tingkat ketergantungan suatu
daerah akan semakin kecil kepada pemerintah pusat. Dengan kata lain, tingkat
kemandirian suatu daerah dapat dikatakan baik, sesuai dengan asas desentralisasi
dan otonomi. Sebaliknya, apabila semakin kecil PAD suatu daerah, maka dana
perimbangan yang akan diberikan oleh pemerintah pusat akan semakin besar,
yang berarti tingkat ketergantungan Pemda akan semakin besar pula kepada
pemerintah pusat. Menurut Kusumadewi dan Rahman (2007), dana perimbangan
terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana
Bagi Hasil.
Aset suatu daerah tentu akan berimplikasi pada belanja suatu daerah.
Belanja suatu daerah akan sangat bergantung pada berapa besar aset yang
dimilikinya. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri
dari urusan wajib dan urusan pilihan berdasarkan PP No. 3/2007 pasal 3.
Eksistensi pilar legislatif dalam sistem check and balances tak jarang
menyebabkan eksekutif terbelenggu, bahkan terkooptasi oleh riak politik dalam
tubuh parlemen/legislatif. Hal itu menyebabkan kekuasaan eksekutif acap kali
tidak memiliki imunitas terhadap tekanan-tekanan (kepentingan) politik dalam
tubuh legislatif (Tjandra, 2014). Komposisi ukuran legislatif yang terdiri dari
banyaknya individu dan partai politik, tentu menimbulkan banyak kepentingan
5
Whittaker (1995) menyatakan bahwa pengukuran/penilaian kinerja
adalah suatu alat manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan akuntabilitas. Fakta yang terjadi khususnya di Sumatera Utara, masih perlu
banyak perbaikan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah daerahnya. Hal ini
tercermin dari penilaian daftar capaian akuntabilititas kinerja tahun 2012 oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dimana
Sumatera Utara mendapatkan penilaian kategori CC yang artinya cukup baik,
namun perlu banyak perbaikan yang tidak mendasar.
Pendapatan Asli Daerah merupakan aset yang dikelola oleh Pemerintah
Pusat maupun Daerah. Pada UU 17/2003 pasal 2 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 angka 1, menyatakan: kekayaan negara/Pendapatan Asli Daerah adalah
kekayaan yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga,
piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah. Kekayaan
pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan/atau kepentingan umum. Pendapatan Asli Daerah harus lah
dikelola dengan sebaik-baiknya guna dapat membiayai belanja daerah.
Pendapatan Asli Daerah dapat diperoleh dari penerimaan sumber daya alam,
penerimaan produksi, penerimaan perdagangan, penerimaan pertanian,
penerimaan pajak dan lain sebagainya yang dikelola Pemerintah.
Pendapatan Asli daerah dapat berpengaruh positif atau berbanding lurus
dimana semakin tinggi Pendapatan Asli daerah maka semakin tinggi kinerja
6
bahwa peningkatan PAD sebenarnya merupakan akses dari pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan yang positif akan mendorong investasi yang juga
mendorong peningkatan perbaikan infrastruktur daerah. Peningkatan infrastruktur
daerah diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan publik yang
mencerminkan kinerja pemerintah daerah yang baik.
Belanja daerah dapat berpengaruh positif atau berbanding lurus dimana
semakin tinggi belanja daerah maka semakin tinggi kinerja keuangannya.
Penelitian Fajar Nugroho & Abdul Rohman (2012) membuktikan Belanja modal
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Belanja daerah oleh Pemda
dilaksanakan dalam rangka melaksanakan pelayanan publik semisal penyediaan
fasilitas kesehatan, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Semakin tinggi
belanja daerah maka diharapkan semakin terpenuhi pula kebutuhan pelayanan
publik, yang artinya semakin baik pula kinerja keuangan daerah tersebut.
Fenomena masalah yang terlihat pada data kinerja keuangan setiap
daerah di Provinsi Sumatera Utara yaitu belum meratanya kinerja keuangan yang
baik pada setiap daerah. Hal ini disebabkan adanya penggunaan Pendapatan Asli
Daerah dan belanja daerah yang belum optimal. Misalkan seperti kabupaten Nias
belum memiliki Pendapatan Asli Daerah yang stabil dimana pada tahun 2011
PAD sebesar 27.526 M meningkat di tahun 2012 menjadi 765.110 M, namun
turun derastis di tahun 2013 menjadi 47.666 M. Sedangkan dari sisi belanja
daerah justru terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Begitu juga Sibolga
pada tahun 2011 PAD sebesar 44.793 M turun di tahun 2012 menjadi 26.698 M,
7
Kabupaten Humbang Hasudutan dimana tahun 2011 PAD sebesar 23.031 M turun
di tahun 2012 menjadi 15.592 M dan turun lagi di tahun 2013 menjadi 9.081 M.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Daerah di setiap
Provinsi Sumatera Utara belum merata sehingga perlu adanya penilaian
Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah. Pendapatan Asli daerah dan belanja
daerah secara bersama-sama dapat berpengaruh positif atau berbanding lurus
dimana semakin tinggi Pendapatan Asli daerah dan belanja daerah secara
bersama-sama mampu meningkatkan kinerja keuangannya. Secara bersama-sama
Pendapatan Asli daerah yang tinggi dan belanja daerah yang besar menunjukkan
kemampuan Pemerintah Daerah dapat mengelola keuangannya dengan baik
sehingga pencapaian kinerja keuangannya juga baik.
Berdasarkan uraian diatas, penulis memandang bahwa konsep penilaian
kinerja keuangan Pemerintah sangat penting diterapkan untuk menunjang tujuan
umum perusahaan. Penulis ingin mencoba untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara”
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan hal sangat penting dalam sebuah
penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi
beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Pendapatan Asli daerah masih rendah untuk beberapa kabupaten/kota di
8
2. Penyerapan belanja daerah terus meningkat untuk beberapa kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Utara.
3. Adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan daerah.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam
melakukan pembahasan, maka dalam penelitian ini penulis membatasi
permasalahan tentang Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah terhadap kinerja
keuanganProvinsi Sumatera Utara.
1.4 Perumusan Masalah
Perumusan masalah ini dilakukan untuk mengarahkan dan memudahkan
dalam penelitian yang terfokus sistematis, Berdasarkan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Apakah Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan Provinsi Sumatera
Utara?”
1.5 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan “Untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh
Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah secara simultan terhadap kinerja
9
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Penulis, Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan serta akan memberikan pengalaman
dalam pengembangan kemampuan ilmiah khususnya pada penelitian
tentang Pendapatan Asli Daerah dan belanja daerah terhadap kinerja
keuangan.
2. Bagi Pemerintah Daerah, dapat sebagai dasar atau acuan bagi
pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah untuk dapat
dievaluasi kinerjanya.
3. Bagi Akademis, dapat menjadi referensi bagi calon peneliti selanjutnya
yang berminat melakukan penelitian menyangkut masalah yang
57
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pendapatan asli daerah dan belanja
daerah terhadap kinerja keuangan daerah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik simultan (Uji F), diketahui
bahwa nilai Fhitung (4.066) lebih besar dari Fhitung (2.20) dengan signifikansi
0,021 (Sig.< 0,05) maka hipotesis diterima artinya Pendapatan Asli Daerah
Dan Belanja Daerah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja
keuangan Pemda Kab/Kota di Sumatera Utara. Mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 (UU No 33/2004) tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Semua sumber
keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan
pada daerah menjadi sumber keuangan daerah. pendapatan asli daerah dan
belanja daerah akan sangat mempengaruhi kinerja keuangan Pemerintah
Daerah
2. Kontribusi pengaruh pendapatan asli daerah dan belanja daerah terhadap
kinerja keuangan hanya sebesar 8,8%. Sedangkan sisanya 91,2%
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
58
5.2 Keterbatasan Penelitian
Meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan
penelitian sedemikian rupa, namun masih terdapat beberapa keterbatasan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Keterbatasan data penelitian yang hanya tiga tahun sehingga belum dapat
menyimpulkan hasil penelitian secara umum.
2. Keterbatasan dalam masalah penelitian yang hanya berkaitan tentang
pendapatan asli daerah dan belanja daerah saja.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat dikemukakan dalam
penelitian adalah :
1. Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan asli daerahnya dan lebih jeli lagi untuk
merealisasikan belanja daerah agar dapat meningkatkan kinerja keuangan
secara keseluruhan.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel penelitian
seperti dikaitkan dengan mur administratif Pemda, pajak derah, retribusi,
DAFTAR PUSTAKA
_____.2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat)
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu: Yogyakarta
Azhar, Mhd Karya Satya. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah. Medan : Universitas Sumatra Utara.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Yogyakarta : Pusat Pengembangan Akuntansi FE Universitas Gajah Mada
Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Penerbit. Salemba 4: Jakarta.
Fajar Nugroho, Abdul Rohman. 2012. Pengaruh Kekayaan Daerah terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan Daerah dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai Variabel Intervining. Diponegoro Jurnal of Accounting, Semarang. ISSN: 1411-0229 Vol 1 No.1 Des 2012
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi 4. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro: Semarang.
Hamzah, Ardi. 2007. Pengaruh Belanja dan Pendapatan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran. Konferensi Penelitian: Jatim.
Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3. Salemba 4 : Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Penerbit AMP. YKPN.
Kusumawardani, Media. 2001. Pengaruh Size, Kemakmuran, Ukuran Legislatif, Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Semarang, Semarang Vol. 8 No. 1 Februari 2001.
Mahmudi. 2010.Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga
Mardiasmo, 2002. Akuntasnsi Sektor Publik, Penerbit Andi, Yogyakarta
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan daerah. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara, 2008, www.sumutprov.go.id.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Sesotyaningtyas, Mirna. 2012. Pengaruh Leverage, Ukuran Legislatif, Intergorvenmental Revenue dan Pendapatan Pajak Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Accounting Analysis Journal. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Sumarjo, Hendro. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
Wenny, Cherrya Dhia. 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Kinerja Keuangan pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Selatan.Vol.1 No.1, Desember 2012.