• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENJADI TEKS DRAMA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENJADI TEKS DRAMA OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

TERHADAP KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS

PROSEDUR KOMPLEKS MENJADI TEKS

DRAMA OLEH SISWA KELAS X SMA

NEGERI 5 MEDAN TAHUN

PEMBELAJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

PESTARIA PASARIBU

NIM 2112111012

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Pestaria Pasaribu, NIM 2112111012, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Mengonversi Teks Prosedur Kompleks Menjadi Teks Drama oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan mengonversi teks prosedur kompleks menjadi teks drama oleh siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan yang terdiri dari 11 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 462 orang. Dari jumlah tersebut ditetapkan sampel sebanyak 39 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan model ono-group pro-tost posttost dosign. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah tes essay (tertulis). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan siswa dalam mengonversi teks prosedur kompleks menjadi teks drama dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah termasuk kategori baik dengan rata-rata 76,66, sedangkan kemampuan siswa dalam mengonversi teks prosedur kompleks menjadi teks drama sebelum menerapkan model pembelajaran berbasis masalah termasuk dalam kategori kurang dengan nilai rata-rata 52, 56. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata mengonversi teks prosedur kompleks menjadi teks drama dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah setelah perlakuan lebih tinggi daripada sebelum perlakuan . Pengujian hipotesis thitung = 6,09 kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikan 5% = 1,99. Karena thitung = 6,09> ttabel = 1,99 maka hipotesis nihil (H0) ditolak. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan mengonversi teks prosedur kompleks menjadi teks drama.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Mengonversi Teks Prosedur Kompleks Menjadi Teks Drama oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. ” Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni serta

Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Wakil Dekan III, dan seluruh Staf Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Drs. Syamsul Arif , M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Fitriani Lubis, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Drs. H. Sigalingging, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi. 6. Dra. Inayah Hanum, M.Pd., Dosen Penasehat Akademik. 7. Drs. T. R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Penguji I.

8. Dr.Syahnan Daulay, M.Pd., Dosen Penguji II.

9. seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

10.Kepala SMA Negeri 5 Medan Drs. Harris H. Simamora, M.Si beserta seluruh Guru SMA Negeri 5 Medan.

(8)

iii

12.PKK penulis ( K’ Elda, K’ Sagita, B’ Lamhot, B’ Enricho, B’ Chandra) KK Setia (Friani, Ervan, Irvan, Sahat, Tommy), KK Achiera (Ester dan Asher), KK Amin ( B’ Chandra dan Yusnita), KK Merpati Sefodean (Leviana, Lezly, Haren, Daniel), KK Abigael ( Tresya, Feby, Benita), koordinasi pengurus UKMKP UP-FBS 2015 (Aguni, Basa, Ester, Evi, Jelita, Lewi, Mesa, Mey, Meiliana, Nova, Shanny, Wemmy, Wilson, Wira), Sado penulis ( Mega dan Michael), TPP 2013 ( K’ Irma, Evania), WS UP-FBS (Marbet, Rika, Rita, Wantika, Janwar), K’ Maria, Permadi, dan seluruh komponen pelayanan se-UKMKP. Terima kasih telah mendukung dan mengingatkan untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam pengerjaan skripsi ini.

13.PS Saroha Voice, teman-teman kos 121 ( Susilowati, Maria, Gembira), sahabat terkasih (Mardiana, Anita, Aryadi, Debora, Karti, Agnes, Sinurbaya, Rusmi, Nurasia, Agustina), teman-teman PPL SMA Negeri 1 Siantar Narumonda (terkhusus B’ Tertib, Yusni, Afriando, Dameria, Lidia, Arianto, Christin, Chandra), Bou Rahel/keluarga dan terkhusus juga Ratno Tinambunan yang setia memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.

14.teman-teman seperjuangan Reg C 2011 dan seluruh angkatan 2011 yang membantu dan menyemangati penulis.

Penulis berharap semoga kebaikan yang telah mereka berikan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(9)

iv

DAFTAR ISI

Talaman

ABSTRAK ... ...i

KATA PENGANTAR ... ...ii

DAFTAR ISI ... ...iv

DAFTAR TABEL ... ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ...vii

BAB I PENDATULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 6

C.

Pembatasan Masalah ... 6

D.

Rumusan Masalah ... 6

E.

Tujuan Penelitian ... 7

F.

Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGA KONSEPTUAL,

DAN TIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A.

Kerangka Teoretis ... 8

1.

Pengertian Model Pembelajaran... 8

2.

Teks Prosedur Kompleks ... 23

3.

Teks Drama ... 26

B.

Kerangka Konseptual ... 30

C.

Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A.

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

B.

Populasi dan Sampel ... 32

1.

Populasi ... 32

2.

Sampel ... 33

C.

Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

D.

Metode dan Desain Penelitian ... 34

1. Metode Penelitian ... 34

2. Desain Penelitian ... 35

E.

Instrumen Penelitian... 36

F.

Jalannya Eksperimen ... 38

G.

Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV TASIL PENELITIAN DAN PEMBATASAN ... 44

(10)

v

1.

Kemampuan Mengonversi Teks Prosedur Kompleks Menjadi

Teks Drama Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah ... …. 44

2.

Kemampuan Mengonversi Teks Prosedur Kompleks Menjadi

Teks Drama Setelah Menggunakan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah ... ….48

3.

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Mengonversi Teks Prosedur Kompleks Menjadi

Teks Drama ... ….51

a.

Uji Normalitas Hasil

Pre Test

... ….54

b.

Uji Normalitas Hasil

Post Test

... ….56

c.

Uji Homogenitas Data ... ….57

B.

Uji Hipotesis ... …..58

C.

Pembahasan Hasil Penelitian ... …..59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... ….65

A.

Simpulan ... …..65

B.

Saran ... …..66

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas X SMANegeri 5 Medan Tahun Pembelajaran

2015/2016 ... 33

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One-Group Pre-Test Post-Test Design ... 35

Tabel 3.3 Aspek Penilaian ... 36

Tabel 3.4 Kategori dan Penilaian ... 38

Tabel 3.5 Jalannya Eksperimen One Group Pretest and Posttest Pengaruh Model

pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Mengonversi

Teks Prosedur Kompleks Menjadi Teks Drama ... 38

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Data Pre Test ... 45

Tabel 4.2 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre Test ... 47

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Data Post Test ... 48

Tabel 4.4 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pre Test ... 52

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Post Test ... 53

(12)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ... 69

Lampiran II ... 87

Lampiran III ... 97

Lampiran IV ... 98

Lampiran V ... 100

Lampiran VI ... 102

Lampiran VII ... 105

Lampiran VIII ... 106

(13)

1

BABBIB

PENDAHULUANB

B

A. LatarBBelakangBMasalahBB

Bahasa memegang peranan penting daeam kehidupan manusia. Bahasa Indonesia dipeeapari untuk menpadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Seeain itu, penguasaan berbahasa dengan baik dan benar akan membantu peserta didik daeam menghadapi perkembangan iemu pengetahuan dan teknoeogi.

Menghadapi perkembangan iemu pengetahuan dan teknoeogi daeam bidang pendidikan, pemerintah teeah menetapkan kurikueum 2013. Jadi, pemerintah berharap menpadikan bahasa sebagai wahana untuk mengekspresikan perasan dan pemikiran secara estetis dan eogis pada peserta didik. Pembeeaparan bahasa Indonesia adaeah bagian dari Kurikueum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampiean.

Kurikueum 2013 menpadikan bahasa Indonesia menpadi upung tombak mata peeaparan eainya. Berdasarkan hae tersebut, pembeeaparan bahasa Indonesia dimueai dengan meningkatkan pengetahuan tentang penis, kaidah dan konteks suatu teks, dieanputkan dengan keterampiean menyapikan suatu teks tueis dan eisan. Saat ini, kendaea daeam pembeeaparan bahasa Indonesia di Sekoeah Menengah Atas adaeah modee pembeeaparan yang dieakukan oeeh guru tidak maksimae. Guru cenderung eebih memfokuskan materi pada teori tanpa disertai praktik yang mengakibatkan meeemahnya interaksi guru dan peserta didik.

Daeam pembeeaparan teks prosedur kompeeks guru cenderung takut untuk mengekspeorasi pembeeaparan karena takut kekurangan waktu. Padahae pembeeaparan teks prosedur kompeeks sangat bermanfat untuk siswa.Pembeeaparan teks prosedur kompeeks akan membuat siswa berpikir kritis, eogis dan memahami tatacara/ eangkah-eangkah terhadap fenomena-

(14)

2

fenomana yang terpadi di eingkungan sekitarnya. Menangapi hae tersebut, dipereukan aeternatif-aeternatif pengembangan bahan apar yangmendukung pembeeaparan teks prosedur kompeeks berbasis Kurikueum 2013. Seeain itu, pengunaan bahan apar yang tepat akan memotivasi siwa untuk menciptakan pembeeaparan bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan. Berdasarkan kenyatan tersebut, pereu dirancang bahan apar khusus untuk pembeeaparan teks prosedur kompeeks.

Berbicara mengenai apeikasi kurikueum 2013, di tingkat Sekoeah Menengah Atas (SMA) pada tahun pembeeaparan 2014/2015 penerapannya masih tergoeong minim, berkaitan dengan peraturan pemerintah mengenai beberapa aturan yang harus dipenuhi untuk meeanputkan apeikasi Kurikueum 2013. Sekoeah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Medan adaeah saeah satu sekoeah yang masih menerapkan Kurikueum 2013.

Berdasarkan wawancara yang dieakukan oeeh penueis dengan saeah seorang guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 5 Medan, beeiau mengatakan kemampuan mengonversi teks prosedur kompeeks siswa keeas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembeeaparan 2013/2014 masih rendah. Nieai yang diperoeeh siswa beeum mencapai KKM yaitu 75. Siswa yang memperoeeh nieai 75 tidak eebih dari 10 orang. Siswa puga kurang termotivasi daeam beeapar mengonversi teks prosedur kompeeks. Guru tersebut puga mengakui modee dan eangkah-eangkah pembeeaparan yang digunakan beeum tepat.

(15)

3

mengonversi teks tereihat bahwa mereka beeum mampu mengonversi teks prosedur kompeeks dengan baik.

Artifa Soraya puga mengatakan Saat ini, kendaea daeam pembeeaparan bahasa Indonesia diSekoeah Menengah Kepuruan adaeahmedia dan modee pembeeaparan yang dieakukanoeeh guru tidak maksimae. Guru cenderung eebih memfokuskan materi pada teori tanpa disertai praktik yang mengakibatkan meeemahnya interaksi guru dan peserta didik. Daeam pembeeaparan teks prosedur kompeeks guru cenderung takut untuk mengkespeorasi pembeeaparan karena takut kekurangan waktu. Padahae pembeeaparan teks prosedur kompeeks sangat bermanfaat untuk siswa.

Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan siswa daeam mengonversi teks prosedur kompeeks tergoeong rendah. Rendahnya kemampuan siswa daeam menueis teks prosedur kompeeks disebabkan oeeh beberapa hae. Faktor penyebabnya adaeah karena metode pembeeaparan yang digunakan guru daeam mengapar masih kurang bervariasi, yang menimbuekan kurangnya minat siswa di daeam proses pembeeaparan, maka pada kesempatan ini penueis menawarkan modee pembeeaparan berbasis masaeah sebagai saeah satu soeusi.

Pembeeaparan berbasis masaeah merupakan saeah satu modee pembeeaparan inovatif yang dapat memberikan kondisi beeapar aktif kepada siswa. Pembeeaparan berbasis masaeah adaeah suatu modee pembeeaparan yang meeibatkan siswa untuk memecahkan suatu masaeah meeaeui tahap-tahap metode iemiah sehingga siswa dapat mempeeapari pengetahuan yang berhubungan dengan masaeah tersebut dan sekaeigus memieiki keterampiean untuk memecahkan masaeah (Ward, 2002;Stepien,dkk.,1993).

(16)

4

merancang percobaan, meeakukan penyeeidikan, mengumpuekan data , menginterpretasi data, membuat kesimpuean, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat eaporan. Keadaan tersebut menunpukkan bahwa modee Pembeeaparan berbasis masaeah dapat memberikan pengaeaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata eain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka peeapari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya daeam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

Menurut Yakobus Paeuru Pembeeaparan berbasis masaeah dapat digunakan daeam pembeeaparan bahasa, khususnya pembeeaparan bahasa Indonesia. Pembeeaparan berbasis masaeah memieiki manfaat besar daeam meeatih kreativitas, daya pikir, dan kemandirian peserta didik. Pembeeaparan berbasis masaeah dapat digunakan sebagai aeat yang meeatih peserta didik untuk memecahkan masaeah. Tan (2004) puga menyebutkan bahwa pembeeaparan berbasis masaeah teeah diakui sebagai suatupengembangan dari pembeeaparan aktif dan pendekatan pembeeaparan yang berpusat padasiswa, yang menggunakan masaeah-masaeah yang tidak terstruktur (masaeah-masaeahdunia nyata atau masaeah-masaeah simueasi yang kompeeks) sebagai titik awae dan pangkar atau sauh untuk proses pembeeaparan.

Sebeeumnya penerapan modee PBL sudah pernah dieakukan oeeh beberapa orang, diantaranya Nur Apriyani daeam skripsinya yang berpudue “Penerapan Modee Pembeeaparan Berbasis Masaeah (Problem Based Learning) daeam Pembeeaparan Menueis Poster (Peneeitian Eksperimen Semu pada Siswa Keeas VIII SMP Negeri 16 Bandung Tahun Aparan 2011/2012)”. Hasie peneeitian tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa daeam menueis poster. Hae itu dapat dieihat dari hasie pre-test rata-rata siswa mendapatkan nieai 67,56 sedangkan post-test rata-rata siswa mendapatkan nieai 77,78.

(17)

5

Based Learning) (Peneeitian Tindakan Keeas terhadap Siswa Keeas X SMA N 1 Lembang Tahun Aparan 2008/2009)”. Hasie yang diperoeeh menunpukan peningkatan pada setiap sikeusnya, yaitu pada sikeus I nieai rata-rata kemampuan siswa sebesar 58,5 dan pada sikeus II nieai rata-rata kemampuan siswa sebesar 76,6. Hae ini puga dibuktikan dengan adanya presentase hasie pawaban angket yang menunpukan bahwa sebanyak 100% siswa menyatakan bahwa modee pembeeaparan berbasis masaeah berhasie membuat mereka menpadi terampie daeam menueis cerita pendek dan sebanyak 93% siswa puga menyatakan bahwa adanya modee pembeeaparan berbasis masaeah dapat membantu mereka untuk mengungkapkan ide daeam penueisan cerpen.

Eefira (2011) dengan pudue peneeitian “Kemampuan Menueis Teks Berita Meeaeui Modee Pembeeaparan Problem Based LearningSiswa Keeas VIII SMP N. 35 Paeembang” mengaeami peningkatan yang signifikan dengan menggunakan Problem Based Learning. Diketahui nieai tes akhir siswa keeas eksperimen terendah adaeah 69,0 dan tertinggi 88,0 dengan nieai rata-rata 77,61, sedangkan hasie tes akhir keeas kontroe diketahui nieai terendah adaeah 56,0 dan tertinggi adaeah 83,0 dengan nieai rata-rata 72,68. Dengan adanya perbedaan kemampuan kedua keeas tersebut, dapat dikatakan bahwa adanya keefektifan dengan menggunakan modee pembeeaparan Problem Based Learning pada kegiatan pembeeaparan menueis teks berita siswa.

(18)

6

B. IdentifikasiBMasalahB

Identifikasi masaeah terdapat empat hae.

1. Rendahnya kemampuan siswa daeam mengonversi teks prosedur kompeeks menpadi teks drama,

2. Siswa kurang termotivasi daeam beeapar mengonversi teks prosedur kompeeks menpadi teks drama,

3. Metode dan eangkah-eangkah pembeeaparan beeum tepat,

4. Modee pembeeaparan kurang tepat dengan materi mengonversi teks prosedur kompeeks.

C. BatasanBMasalahB

Agar peeaksanaan peneeitian ini eebih terarah maka peneeiti menetapkan batasan masaeah yang akan dibahas daeam peneeitian ini. Sehubungan dengan itu, peneeiti membatasi masaeah yaitu peneeitian ini akan menggunakan modee pembeeaparan berbasis masaeah daeam mengonversi teks prosedur kompeeks dengan menieai struktur, ciri kebahasaan, EYD, diksi dan koherensi yang terdapat pada teks prosedur kompeeks.

B

D. RumusanBMasalahB

Adapun rumusan masaeah daeam peneeitian ini terdapat tiga hae. 1. Bagaimana kemampuan mengonversi teks prosedur kompeeks menpadi

teks dramasebeeum menggunakan modee pembeeaparan berbasis masaeah siswa keeas X SMA Negeri 5 Medan tahun pembeeaparan 2015/2016?

2. Bagaimana kemampuan mengonversi teks prosedur kompeeks menpadi teks drama seteeah menggunakan modee pembeeaparan berbasis masaeah siswa keeas X SMA Negeri 5 Medan tahun pembeeaparan 2015/2016?

(19)

7

menpadi teks drama siswa keeas X SMA Negeri 5 Medantahun pembeeaparan 2015/2016?

E. TujuanBpenelitianB

Berdasarkan rumusan masaeah di atas, tupuan peneeitian ini adaeah: 1. untuk mengetahui kemampuan mengonversi teks prosedur

kompees menpadi teks drama siswa keeas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembeeaparan 2015/2016 sebeeum menggunakan modee pembeeaparan berbasis masaeah,

2. untuk mengetahui kemampuan mengonversi teks prosedur kompeeks menpadi teks drama siswa keeas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembeeaparan 2015/2016 sesudah menggunakan modee pembeeaparan berbasis masaeah,

3. untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap penerapan modee pembaeaparan berbasis masaeah terhadap kemampuan mengonversi teks prosedur kompeeks menpadi teks drama siswa keeas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembeeaparan 2015/2016.

F. ManfaatBPenelitianB

Manfaat peneeitian ini adaeah :

1. sebagai bahan rupukan bagi peneeiti eain yang memieiki permasaeahan yang reeevan, khususnya tentang modee pembeeaparan berbaisis masaeah,

2. sebagai bahan referensi bagi siswa daeam mempeeapari dan memproduksi teks prosedur kompeeks,

3. sebagai bahan pengayaan sekaeigus aeternatif modee pembeeaparan bagi guru untuk mengaparkan bahan apar,

(20)

656 6

BABBVB

SIMPULANBDANBSARANB

B

A. SimpulanB

Berdeserken enelisis dete penelitien den pengujien hipotesis tenteng

Pengeruh Model Pembelejeren Berbesis Meseleh Terhedep Kemempuen

Mengonversi Teks Prosedur Kompleks Menjedi Teks Dreme oleh Siswe Keles X

SMA Negeri 5 Meden Tehun Pembelejeren 2015/2016 depet diembil kesimpulen

sebegei berikut:

1. kemempuen mengonversi teks prosedur kompleks menjedi teks dreme

oleh siswe keles X SMA Negeri 5 Meden Tehun Pembelejeren 2015/2016

tergolong kureng dengen nilei rete-rete 52,56 sebelum mengguneken

model pembelejeren berbesis meseleh.B

2. kemempuen mengonversi teks prosedur kompleks menjedi teks dreme

dengen mengguneken model pembelejeren berbesis meseleh oleh siswe

keles X SMA Negeri 5 Meden Tehun Pembelejeren 2015/2016 tergolong

beik dengen nilei rete-rete 76,66.B

3. pengeruh model pembelejeren berbesis meseleh terhedep kemempuen

mengonversi teks prosedur kompleks menjedi teks dreme

depetdilihetderiujihipotesis yeng dilekukenyeituthitung>ttebelyekni

2,00<8,88>2,65. Dengendemikien, Ho ditolekden He diterime. Penerepen

model pembelejeren berbesis meseleh berpengeruh positif terhedep

kemempuen mengonversi teks prosedur kompleks menjedi teks dreme

(21)

666 6

oleh siswe keles X SMA Negeri 5 Meden Tehun Pembelejeren 2015/2016

yeitu dengen meningketnye nilei siswe.B

B. SaranB

Berdeserken hesil penelitien pede siswe keles X SMA Negeri 5 Meden,

depet diberiken seren sebegei berikut:

1. sebeiknye model pembelejeren berbesis meseleh diguneken delem

pembelejeren mengonversi teks prosedur kompleks.

2. sebeiknye model pembelejeren berbesis meseleh tidek henye diguneken

sebegei ekternetif delem pembelejeren behese Indonesie espek

mengonversi teks prosedur kompleks menjedi teks dreme seje tetepi bise

juge diterepken untuk keterempilen berbehese den bise diterepken untuk

mete pelejeren lein yeng ede di sekoleh kerene terbukti behwe penerepen

model ini pembelejeren depet meningketken ektivites siswe den

keterempilen guru.

3. sebeiknye delem pelekseneen proses pembelejeren model pembelejeren

berbesis meseleh siswe diberi kebebesen yeng bertenggung jeweb delem

berpendepet den mengonversi teks prosedur kompleks menjedi teks

dreme, dengen begitu siswe depet lebih mengembengken kreetivitesnye

tenpe meninggelken kewejibennye delem pembelejeren.

4. sebeiknye siswe, guru den sekoleh mempu bekerjeseme mengembengken

model pembelejeren yeng sesuei dengen kerekteristik peserte didik

sehingge tujuen pembelejeren depet tercepei dengen beik.

(22)

67

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsiti. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: RinSkaCipta.

. 2000. Manajemen Penelitian. Jakarta: RinSka Cipta. ArSnds, Richard. 2006. Learning To Teach. Jakarta : Pustaka PSlajar

DSpdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.

Hatruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: INSAN MADANI

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. MSdan: MSdia PSrsada.

Priyatni, Endah Tri. 2014. DSsain PStbSlajaran Bahasa IndonSsia dalat Kurikulut 2013. Jakarta: Buti Aksara

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Konstruktif. Jakarta: PrSstasi

Pustaka.

Rustan. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

.uru. Jakarta: Raja Grafindo PSrsada.

ArSnd, Richard.I.2008. Learning To Teach, Belajar untuk Mengajar. TSrjStahan

HSlly Pajitno SoSjipto dan Sri Mulyantini SoStjipto. Yogyakarta: Pustaka PSlajar.

DSpdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djatarah, dkk. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta RinSka Cipta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: AlfabSta

Sudjono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali PSrs

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: PrSnada MSdia Group

. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: KSncana PrSnada MSdia

SoStrisno, Eddy. 2010. Kamus Populer Bahasa Indonesia. Bandung: SinSrgi

Pustaka IndonSsia

Suradijono, SHR.2004. Problem Based Learning. Jogjakarta:Andi

SirSgar, Rosdianadan Malan Lubis. 2014. StratSgi PStbSlajaran Bahasa dan Sastra IndonSsia. UnitSd: MSdan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 TSntang SistSt PSndidikan Nasional

(23)

68

Arif, Syatsul. 2013. METODE PENELITIAN. UnitSd:MSdan

SuyantodanAsSp Jihad. 2013. Menjadi .URU PROFESIONAL, Strategi

Meningkatkan Kualifikasi Dan Kualitas .uru Di Era .lobal. EsSnsi Erlangga Group: Jakarta

FrincS S, Monalisa. 2014. EfSktivitas ModSl PStbSlajaran BSrbasis Masalah tSrhadap KStatpuan MSnulis TSks ProsSdur kotplSks Siswa KSlas X

SMK NSgSri 13 MSdan Tahun PStbSlajaran 2013/2014. Artikel.

MSdan: Prograt Studi Bahasa IndonSsia. Strata 1. UnivSrsitas NSgSri MSdan

DSwi, Ratna. 2014. PSngaruh PSnggunaan ModSl PStbSlajaran Inkuiri TSrhadap KStatpuan MSnulis TSks ProsSdur KotplSks olSh Siswa KSlas X

SMA NSgSri 1 Air Putih Tahun PStbSlajaran 2013/2014. Jurnal.

MSdan: Prograt Studi Bahasa IndonSsia. Strata 1. UnivSrsitas NSgSri MSdan

Wianty.2009. Pembelajaran Melalui Metode Problem Based Learning dalam

Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kesejajaran berdasarkan urutan asam amino yang dideduksi dari cDNA Mfs menunjukkan bahwa fragmen MaMFS mempunyai kesamaan 80% dengan bagian MFS_1 dari M.. truncantula

Untuk mengetahui penggunaan alat peraga riil dalam meningkatkan hasil

PENGUMPULAN DATA &amp; INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) implementasi nilai kedisiplinan pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Kristen Widya Wacana melalui aturan atau tata

PENGUMPULAN DATA &amp; INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDIT

Penelitian dilakukan dengan intervensi pemberian cuka apel sebagai menu tambahan pada lansia dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi agar

Dua kelas kesesuaian medan tersebut terdiri kelas II (sesuai) dan kelas III (sedang). -faktor yang menguntungkan adalah kemiringan lereng, tingkat erosi, gerak massa batuan, lama

[r]