• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN E-LEAARNING MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN MESIN KONVERSI ENERGI DI SMK NEGERI 2 TANJUNGBALAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN E-LEAARNING MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJARAN MESIN KONVERSI ENERGI DI SMK NEGERI 2 TANJUNGBALAI."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN E-LEAMNING MENGGUNAKAN SCHOOLOGY PADA MATA PELAJAMAN MESIN KONVEMSI ENEMGI

DI SMK NEGEMI 2 TANJUNGBALAI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Matih Danu Warso

NIM. 8116122014

PMOGMAM PASCASAMJANA

UNIVEMSITAS NEGEMI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ratih Danu Warso, 8116122014. Pengembangan E-Leaarning Menggunakan Schoology Pada Mata Pelajaran Mesin Konversi Energi Di SMK Negeri 2 Tanjungbalai.

Tesis : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Kata kunci : Macromedia Flash, Mesin Konversi Energi, E-learning Schoology

Studi ini bertujuan menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berbasis e-learning yang layak digunakan dan efektif, mudah dipelajari siswa dan dapat dipakai untuk pembelajaran individual.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Brog dan Gall yang dipadu dengan model pengembangan pembelajaran Dick and Carey. Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematis dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model ini meliputi enam tahap yaitu : studi literatur, perencanaan, atau desain, pengembangan, pengembangan produk, validasi ahli, uji coba, revisi, produk akhir. Subjek uji coba terdiri dari dua ahli materi mesin konversi energi, dua ahli desain pembelajaran, dua ahli rekayasa perangkat lunak dan desain grafis, tiga siswa untuk uji perorangan, sembilan siswa untuk uji coba kelompok kesil dan lima puluh delapan siswa untuk uji coba lapangan. Data kualitas produk pengembagan ini dikumpulkan dengan angket. Data-data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

(6)

ABSTRACT

Ratih Danu Warso, 8116122014. E-Learning Development Using Schoology On Energy Conversion Engineering Subjects in SMK Negeri 2 Tanjungbalai. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2016.

Keywords : Macromedia Flash, Energy Conversion Engineering, E-learning Schoology

This study aims to produce a media product based learning e-learning proper use and effective, easy to learn and can be used for the students' individual learning.

This type of research is the development of research that uses models and Gall Brog product development combined with the development of learning models Dick and Carey. This learning product development model is a model that is prepared in a programmed sequence of systematic and meet the characteristics of the students in learning. This model includes six phases: the study of literature, planning, or the design, development, product development, validation expert, testing, revision, the final product. Subject trial consists of two subject matter experts energy conversion machines, two instructional design experts, two expert software engineering and graphic design, three students for individual trials, nine students for the test group kesil and fifty-eight students for field trials. Pengembagan product quality data is collected by questionnaire. The data collected were analyzed with descriptive qualitative data analysis techniques.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

TAT I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian ... 13

TAT II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA TERFIKIR, Dan PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 15

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Mesin Konversi Energi ... 15

a. Hakikat Belajar... 15

(8)

c. Mesin Konversi Energi ... 19

2. Hakikat Teknologi Pembelajaran ... 23

3. Hakikat e-learning dalam Pembelajaran ... 32

a. Pengertian e-learning ... 32

b. Fungsi e-learning ... 35

c. Kelebihan e-learning ... 36

d. Kekurangan e-learning ... 38

4. Hakikat Schoology ... 38

5. Hakikat Media Pembelajaran ... 40

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 40

b. Pembelajaran Dengan Media Komputer ... 42

c. Media Pembelajaran Mesin Konversi Energi ... 49

6. Hakikat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis e-learning pada Pembelejaran Mesin Konversi Energi ... 55

7. Hakikat Model Pengembangan Pembelajaran Mesin Konversi Energi ... 69

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 78

C. Kerangka Berfikir... 80

D. Hipotesis ... 81

TAT III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 82

B. Langkah-langkah Penelitian ... 82

(9)

2. Model Pengembangan ... 82

3. Prosedur Pengembangan ... 85

4. Tahap Uji Coba Produk ... 87

5. Teknik Pengumpulan Data ... 95

6. Teknik Analisis Data ... 96

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 101

1. Deskripsi Awal Produk ... 101

2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 107

a. Data Hasil Uji Coba Tahap I ... 107

b. Data Hasil Uji Coba Tahap II ... 121

c. Data Hasil Uji Coba Tahap III ... 124

d. Data hasil Uji Coba Tahap IV ... 127

3. Analisis Data ... 130

a. Analisis I : Analisis Data Hasil Validasi Produk Awal ... 130

b. Analisis II : Analisis Data Hasil Uji Coba Perorangan ... 139

c. Analisis III : Analisis Data Hasil Uji Coba Kelompok Kecil 140 d. Analisis IV : Analisis Data Hasil Uji Coba Lapangan ... 142

4. Revisi Produk ... 143

a. Revisi Pertama ... 143

b. Revisi Kedua ... 146

c. Revisi Ketiga ... 147

(10)

B. Hasil Penelitian Uji Keefektifan Produk ... 147

1. Deskripsi Data Penelitian ... 147

2. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 150

3. Pengajuan Hipotesis ... 151

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 154

1. Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 154

2. Pembahasan Hasil Penelitian Uji Keefektifan Produk ... 155

D. Keterbatasan Penelitian ... 157

TAT V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 159

B. Implikasi ... 160

C. Saran ... 161

DAFTAR PUSTAKA ... 163

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komptensi Dasar dan Indikator Mata pelajaran Mesin

Konversi Energi ... 20

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tentang Kualitas Materi Pembelajaran, Sistem Penyampian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pemeblajaran ... 91

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tentang Kualitas Desain Informasi Desain Interaksi dan Desain Presentase ... 92

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Tentang Kualitas Materi Pembelajaran dan Kualitas Teknis/Tampilan ... 93

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian ... 95

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Tes ... 96

Tabel 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 102

Tabel 4.2 Skor Penilian Media e-learning Menggunakan Schoology oleh Ahli Materi Tentang Kualitas Materi ... 108

Tabel 4.3 Skor Penilian Media e-learning Menggunakan Schoology oleh Ahli Materi Tentang Kualitas Strategi ... 109

Tabel 4.4 Skor Penilian Media e-learning Menggunakan Schoology oleh Ahli Materi Tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran .... 109

Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli materi Terhadap Kualitas materi Pembelajaran ... 110

(12)

Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli materi Terhadap

Sistem Penyampian Pembelajaran ... 111

Tabel 4.8 Ikhtisar data Hasil kajian terhadap Media Pembeljara oleh

Ahli Materi ... 111 Tabel 4.9 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Scoology

Oleh Ahli Desain tentang Aspek Kualitas ... 113 Tabel 4.10 Skor Penilaian Media e-learning Menggunakan Schoology

oleh Ahli Desain tentang Aspek Kualitas Informasi ... 113 Tabel 4.11 Skor Penilaian Media e-learning Menggunakan Schoology

oleh Ahli Desain tentang Aspek Kualitas Interaksi ... 114

Tabel 4.12 Skor Penilaian Media e-learning Menggunakan Schoology

oleh Ahli Desain tentang Aspek Kualitas Presentase ... 115

Tabel 4.13 Tingkat kecendeerungan Penilaian Ahli Desain

Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Pembelajaran ... 116 Tabel 4.14 Tingkat kecendeerungan Penilaian Ahli Desain

Pembelajaran Terhadap Kualitas Desain Informasi ... 116 Tabel 4.15 Tingkat kecendeerungan Penilaian Ahli Desain

Pembelajaran Terhadap Kualitas Interaksi ... 116

Tabel 4.16 Tingkat kecendeerungan Penilaian Ahli Desain

Pembelajaran Terhadap Kualitas Presentase ... 117

Tabel 4.17 Ikhtisar data Hasil kajian terhadap Media Pembeljara oleh

(13)

Tabel 4.18 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoologu Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak Pada Aspek

Pemrograman ... 118 Tabel 4.19 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

Oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak Pada Aspek Kualitas

Teknis ... 119 Tbel 4.20 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat

Lunak dan Desain Grafis terhadap Pemrograman ... 120 Tabel 4.21 Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Rekayasa Perangkat

Lunak dan Desain Grafis terhadap Kualitas Teknis ... 120

Tabel 4.22 Ikhtisar data Hasil kajian terhadap Media Pembelajaran oleh

Ahli Rekayasa Perangkat Lunak...121`

Tabel 4.23 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

Pada Uji Coba Perorangan tentang Kualitas Materi ... 122 Tabel 4.24 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

Pada Uji Coba Perorangan tentang Kualitas Teknis ... 123 Tabel 4.25 Tingkat Kecenderungan Penilaian terhadap Aspek Kualitas

Materi pada Uji Coba Perorangan ... 123

Tabel 4.26 Tingkat Kecenderungan Penilaian terhadap aspek Kualitas

Teknis pada Uji Coba Perorangan ... 124

Tabel 4.27 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

Pada Uji Coba Kelompok Kecil tentang Kualitas Materi... 125 Tabel 4.28 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

(14)

Tabel 4.29 Tingkat Kecenderungan Penilaian terhadap Aspek Kualitas

Materi pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 126

Tabel 4.30 Tingkat Kecenderungan Penilaian terhadap Aspek Kualitas

Teknis pada Uji Coba Kelompok Keecil ... 127 Tabel 4.31 Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Media E-learning Pada

Uji Coba Kelompok Kecil ... 127 Tabel 4.32 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

Pada Uji Coba Lapangan pada Aspek Kualitas Materi ... 128 Tabel 4.33 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology

Pada Uji Coba Lapangan pada Aspek Kualitas Teknis ... 129

Tabel 4.34 Tingkat Kecenderungan Penilaian terhadap Aspek Kualitas

Materi pada Uji Coba Lapangan ... 129

Tabel 4.35 Tingkat Kecenderungan Penilaian terhadap Aspek Kualitas

Teknis pada Uji Coba Lapangan ... 130 Tabel 4.36 Persentase rata-rata Hasil Penilaian oleh Ahli Materi ... 131

Tabel 4.37 Persentase rata-rata Hasil Penilaian oleh Ahli Desain

Pembelajaran ... 134 Tabel 4.38 Persentase rata-rata Hasil Penilaian oleh Ahli Rekayasa

Perangkat Lunak ... 135 Tabel 4.39 Persentase rata-rata Hasil Penilaian Pada Uji Coba

Perorangan ... 139 Tabel 4.40 Persentase rata-rata Hasil Penilaian Pada Uji Coba

Kelompok Kecil ... 140

(15)

Tabel 4.42 Data Hasil Revisi Pada tiga topik Ahli Materi ... 144 Tabel 4.43 Data Hasil Revisi Pada topik Kontruksi Torak oleh Ahli

Materi ... 144 Tabel 4.44 Data Hasil Revisi Pada Mekanisme Torak oleh Ahli Materi ... 144 Tabel 4.45 Data Hasil Revisi Pada topik Langakh Kerja Motor 2 dan 4

Tak Oleh Ahli Materi ... 144 Tabel 4.46 Data Hasil Revisi Ahli Desain Pembelajaran ... 145

Tabel 4.47 Data Hasil Revisi Ahli Rekayasan Perangkat Lunak ... 146 Tabel 4.48 Frekuensi Nilai Hasil Belajar Yang Menggunakan

E-learning Schoology ... 148

Tabel 4.49 rekuensi Nilai Hasil Belajar Yang Tanpa Menggunakan

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan ... 31

Gambar 2.2 Sistem Pembelajaran Mesin Konversi Energi ... 52

Gambar 2.3 Skema Model Komunikasi ... 54

Gambar 2.4 Pendekatan Sistem Pada Pembelajaran ... 69

Gambar 2.5 Model Pengembangan Desain Instructional Dick & Carey ... 71

Gambar 4.1 Tahap-tahap Produk Awal dan Uji coba Produk ... 106

Gambar 4.2 Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Media E-Learning Menggunakan Schoology pada Mata Pelajaran Mesin Konversi Energi oleh Ahli Desain Pembelajaran oleh Ahli Materi ... 132

Gambar 4.3 Diagaram Batang Perolehan Skor Empiris Media E-Learning Menggunakan Schoology pada Mata Pelajaran Mesin Konversi Energi oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 136

Gambar 4.4 Diagaram Batang Perolehan Skor Empiris Media E-Learning Menggunakan Schoology pada Mata Pelajaran Mesin Konversi Energi oleh Ahli Rekayasa Perangkat Lunak ... 138

(17)

Gamabar 4.6 Diagaram Batang Perolehan Skor Empiris Media

E-Learning Menggunakan Schoology pada Mata Pelajaran

Mesin Konversi Energi pada Uji Coba Kelompok Kecil di

SMK Negeri 2 Tanjungbalai ... 141

Gambar 4.7 Diagaram Batang Perolehan Skor Empiris Media

E-Learning Menggunakan Schoology pada Mata Pelajaran

Mesin Konversi Energi pada Uji Coba Lapangan di SMK

Negeri 2 Tanjungbalai ... 142

Gambar 4.8 Histogram Frekuensi Nilai Pembelajaran dengan Media ... 148

(18)

BABBIB

PENDAHULUANB

B

A.BLatarBBelakangBMasalahB

Pendedekan merupakan salah satu aspek kehedupan yang sangat vetal dan

fundamental karena pendedekan memeleke peran yang amat penteng

dalam menentukan aspek–aspek kehedupan laennya. Oleh karena etu,

pengelolaan pendedekan perlu memperoleh preoretas dan perhatean yang sereus

oleh segenap pemangku kepentengan pendedekan, dan bukan hanya tanggung

jawab pemerentah semata. Pendedekan naseonal bertujuan untuk

mengembangkan potense peserta dedek agar menjade manusea yang bereman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulea, sehat, berelmu,

cakap, kreatef, mandere dan menjade warga negara yang demokrates serta

bertanggung jawab (Permendeknas No. 20 Tahun 2003). Pendedekan merupakan

salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusea yang denames. Oleh karena etu

perubahan dan perkembangan pendedekan menjade sesuatu yang seharusnya

terjade sejalan dengan perubahan budaya kehedupan. Perubahan dalam arte

perbaekan mutu pendedekan pada semua tengkat perlu terus menerus delakukan

sebagae antesepase kepentengan masa depan. Berdasarkan hal ene maka peran

guru menjade kunce sukses keberhaselan dalam mencapae tujuan pendedekan dan

tujuan pembelajaran de sekolah.

Perubahan Kurekulum juga terus delakukan pemerentah guna mencapae

hasel terbaek. Kurekulum merupakan salah satu unsur yang memberekan

(19)

peserta dedek tersebut. Kurekulum KTSP mesalnya, desusun pemerentah dengan

melebatkan masyarakat dan guru sehengga kurekulum tersebut tersusun sesuae

dengan kondese reel sekolah. Kene pemerentah membuat suatu kurekulum baru

yang desebut kurekulum 2013, berbases pada kompetense sebagae enstrumen untuk

mengarahkan peserta dedek menjade: (1) manusea berkualetas yang mampu dan

proaktef menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusea terdedek

yang bereman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulea,

sehat, berelmu, cakap, kreatef, mandere; dan (3) warga negara yang

demokrates, bertanggung jawab, seperte tertules dalam Modul Pelatehan

Implementase Kurekulum 2013.

Untuk mencapae kualetas seperte yang telah derancang dalam dokumen

kurekulum 2013, kegeatan pembelajaran seharusnya menggunakan prensep yang

berpusat pada peserta dedek, mengembangkan kreatevetas peserta dedek,

menceptakan kondese menyenangkan dan menantang, bermuatan nelae seperte eteka,

esteteka, logeka, dan kenesteteka, dan juga menyedeakan pengalaman belajar yang

beragam melalue penerapan berbagae stratege dan metode pembelajaran yang

menyenangkan, kontekstual, efektef, efeseen, dan bermakna. Pada suatu

pembelajaran, guru menyedeakan pengalaman belajar untuk seswa sehengga seswa

dapat melebatkan dere secara aktef dalam melakukan beragam aktevetas yang dapat

membantu mereka untuk mengembangkan potensenya menjade suatu

kompetense,seperte yang detetapkan dalam dokumen kurekulum 2013. Pengalaman

belajar semaken lama semaken menengkat hengga akhernya akan menjade suatu

kebeasaan belajar mandere dan tetap sebagae salah satu pondase untuk menjade

(20)

Proses pembelajaran etu sendere merupakan sebuah sestem yang de

dalamnya terdapat berbagae komponen yang saleng bekerja sama dan terpadu

untuk mencapae tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah

tujuan pengajaran, guru dan peserta dedek, bahan pengajaran, metode dan stratege

belajar mengajar, alat atau medea, sumber pelajaran dan evaluase.

Menurut Sademan (2003:1), proses belajar mengajar pada hakekatnya

adalah proses berkomunekase. Proses berkomunekase yaetu proses penyampaean

pesan dare sumber pesan melalue saluran atau medea tertentu kepada penerema

pesan. Pesan-pesan tersebut berupa ese ajaran dan dedekan yang detuangkan de

dalam kurekulum dan oleh guru detuangkan ke dalam sembol-sembol komunekase

vesual maupun verbal.

Mata pelajaran konverse energy adalah mata pelajaran dasar kompetense

kejuruan yang mebahas tentang proses-proses mesen konverse energe pada matere

(1) menjelaskan konsep motor bakar. (2) menjelaskan konsep motor lestrek, (3)

menjelaskan konsep generator lestrek. (4) menjelaskan konsep pompa flueda.(5)

menjelaskan konsep kompresor. (5) menjelaskan konsep refregerase. . Dalam

pembelajaran kompetense dasar kejuruan bertujuan mengembangkan kemampuan

peserta dedek untuk memahame dasar-dasar teknologe dalam konteks elmu

pengetahuan teknologe sehengga dapat berperan dalam perkembangan teknologe

baek dalam tengkat lokal, naseonal, regeonal, maupun global. Pembelajaran mesen

konverse energe de tengkat pendedekan menengah bertujuan mengembangkan

pengetahuan seswa dalam konsep motor bakar dalam arte umum, baek dalam

domaen konsepse, apresease maupun tujuan psekologes edukatef untuk

(21)

konverse energe de sekolah untuk menetekberatkan seswa pada enovatef, kreatef dan

terampel.

Kurekulum berbases kompetense derancang untuk memberekan pengalaman

belajar seluas-luasnya bage peserta dedek untuk mengembangkan sekap,

ketrampelan dan pengetahuan yang deperlukan untuk membangun kemampuan

yang derumuskan dalam Standar Kompetense Lulusan (SKL). Jade tujuan akher

pembelajaran mengacu ke SKL. Kompetense Inte merupakan terjemahan atau

operaseonalesase SKL dalam bentuk kualetas yang harus demeleke mereka yang

telah menyelesaekan pendedekan pada satuan pendedekan tertentu atau jenjang

pendedekan tertentu, gambaran mengenae kompetense yang dekelompokkan ke

dalam aspek sekap, pengetahuan, dan keterampelan (afektef, kognetef, dan

psekomotor) yang harus depelajare peserta dedek untuk suatu jenjang sekolah, kelas

dan mata pelajaran. Kompetense Inte harus menggambarkan kualetas yang

seembang antara pencapaean hard skells dan soft skells.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negere 2 Tanjungbalae adalah salah

satu SMK yang memeleke faseletas pembelajaran yang cukup memadae. Dare sarana

dan prasarana yang tersedea dapat menunjang hasel belajar yang maksemal. Ine

terbukte dengan beberapa faseletas pembelajaran yang mendukung dare proses

pembelajaran deantaranya ketersedeaan enfocus deseteap ruangan, faseletas lab

computer serta jarengan Wefe yang tersedea untuk membantu guru dan seswa dalam

mencare elmu pengetahuan yang baru. Namun pada kenyataannya faseletas yang

tersedea tedak mendorong untuk mendapatkan hasel belajar seswa yang maksemal.

(22)

Nelae rata-rata hasel belajar seswa kelas X pada semester ganjel, tahun

pelajaran 2015/2016 belum mencapae KKM (Kreterea Kelulusan Maksemal) yang

detentukan untuk mata pelajaran mesen konverse energe. KKM yang detetapkan

untuk mata pelajaran mesen konverse energe adalah 75, sedangkan nelae rata-rata

hasel belajar seswa kelas X yaetu 69,83 (sumber data kumpulan nelae dare guru

bedang stude mesen konverse energy SMK Negere 2 Tanjungbalae).Ine berarte hasel

belajar belum maksemal. Beberapa faktor yang mempengaruhe nelae hasel belajar

seswa pada mata pelajaran mesen konverse energe, antara laen; (1) Tujuan yang

hendak decapae, (2) seswa dan guru (3) matere/bahan ajar, (4) metode dan (5)

evaluase atau penelaean. Selaen etu, faktor-faktor organesase matere dan stratege juga

sangat menentukan dalam pencapaean berhaselnya proses belajar mengajar. Oleh

karena etu, menurut teore perspektef (Reegeluth, 1983) agar hasel pembelajaran

menengkat, maka lakukanlah analeses ese atau organesase ese bedang stude (kondese)

dengan menggunakan stratege tertentu. Hasel belajar sangat depengaruhe oleh

vareabel-vareabel stratege dan kondese pembelajaran, sebab enterakse antara

vareabel-vareabel tersebut merupakan faktor yang menentukan keberhaselan

pembelajaran. Oleh karena etu deperlukan perencanaan yang sestemates dare guru

yang memuat bagaemana mengelola proses pembelajaran agar bermakna bage

seswa.

Untuk mengemplementasekan pembelajaran deperlukan stratege

pembelajaran yang cocok. Stratege yang degunakan dalam pembelajaran akan

memberekan bukte bahwa pembelajaran akan lebeh efektef pada pelaran mesen

konverse energy. Pengembangan bahan ajar yang bertujuan merangsang daya

(23)

Bahan Ajar mememegang peranan penteng dalam menentukan tengge rendahnya

prestase belajar peserta dedek. Terdapat tega alasan mengapa bahan ajar memeleke

posese sentral, yakne : (1) Sebagae representase sajean guru, (2) Sebagae sarana

pencapaean standar kompetense; dan 3) sebagae pengoptemalan pelayanan terhadap

peserta dedek.

Pertama, bahan ajar sebagae representase dare penjelasan guru de depan

kelas. Keterangan-keterangan, uraean-uraean yang harus desampaekan, dan

enformase yang harus desajekan guru dehempun de dalam bahan ajar. Dengan

demekean, guru dapat mengurange aktefetas untuk menjelaskan pelajaran, sehengga

memeleke banyak waktu untuk membembeng peserta dedek dalam belajar atau

membelajarkan peserta dedek.

Kedua, bahan ajar berkedudukan sebagae alat atau sarana untuk mencapae

standar kompetense dan kompetense dasar. Oleh karena etu, penyusunan bahan ajar

berpedoman pada Standar Kompetense (SK) dan Kompetense Dasar (KD) yang

terdapat dalam standar ese sebagaemana tertuang dalam Peraturan Mentere Nomor

22 Tahun 2006.. Bahan Ajar yang desusun memedomane Standar Kompetense dan

Kompetense Dasar, tentulah tedak akan memberekan banyak manfaat terhadap

peserta dedek.

Ketiga, bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendedekan

terhadap peserta dedek. Pelayanan endevedual dapat terjade dengan bahan ajar.

Seswa berhadapan dengan bahan yang terdokumentase dan berhubungan dengan

enformase yang konsesten sehengga bage peserta dedek yang cepat belajar, akan

(24)

berulang-ulang. Dengan demekean, optemalesase pelayanan belajar terhadap peserta

dedek dapat terselenggara dengan baek melalue penggunaan bahan ajar.

Tedak tercapaenya Standar Kompetense Lulusan (SKL) pada mata pelajaran

Mesen Konverse Energe, menyebabkan kurang tumbuhnya motevase dan kreatefetas

seswa dalam proses belajar. Dalam hal ene terutama pada proses belajar mata

pelajaran Mesen Konverse Energe. Padahal, mata pelajaran Mesen Konverse Energe

de SMK/MAK menekankan pada ranah kognetef, afektef dan psekomotor.

Perkembangan teknologe juga sangat berpengaruh terhadap dunea

pendedekan. Instetuse pendedekan yang tedak menerapkan teknologe khususnya

komputer ene akan kalah bersaeng. Penggunaan komputer pada sekolah-sekolah,

merupakan salah satu contoh sekolah untuk menengkatkan kualetas enstetusenya,

karena dengan perangkat tersebut sebuah sekolah dapat menengkatkan akses,

mempercepat proses, dan mengurange admenestrase berokrase konvenseonal.

Dengan perkembangan teknologe yang begetu pesat enelah, ternyata cukup

mempengaruhe tatanan kehedupan manusea de semua sektor.

Pada saat ene, sekolah mulae deperkenalkan pemanfaatan Teknologe

Informase dan Komunekase (TIK). Dengan pendayagunaan komputer dalam proses

pembelajaran, setedaknya Teknologe Informase dan Komunekase menempate tega

peranan, yakne sebagae konten pembelajaran, sebagae medea pembelajaran, dan

sebagae alat belajar.

Salah satu pemanfaatan TIK dalam bedang pendedekan adalah penggunaan

E-learneng sebagae medea pembelajaran. E-learneng merupakan sestem

pembelajaran yang memanfaatkan medea elektronek sebagae alat untuk membantu

(25)

Pemanfaatan e-Learning menjade salah satu soluse terhadap kesenjangan

akses pendedekan yang memargenalkan masyarakat yang berada de luar Pulau Jawa

sehengga anggota masyarakat besa menekmate pendedekan, baek yang

deselenggarakan secara tatap muka (konvenseonal) maupun secara modern yang

salah satunya delaksanakan melalue pemanfaatan enternet. Hal yang sama

deungkapkan oleh Soekartawe (2007:4) bahwa “... e-Learning memang sangat

membantu menyelesaekan masalah pendedekan yang menyangkut upaya

menengkatkan pemerataan dan akses pendedekan”.

E-Learning atau Electronic Learning membawa pengaruh terjadenya

proses transformase pendedekan konvenseonal ke dalam bentuk degetal, baek secara

ese (content) maupun sestemnya. Dalam pengertean yang sederhana, e-Learning

memeleke banyak pengertean deantaranya adalah pembelajaran jarak jauh, edukase

on-line, pelatehan berbases komputer dan kelas vertual. Semua pengertean tersebut

tetap dapat mengacu kepada hal yang sama yaetu: proses pembelajaran atau

pelatehan yang delaksanakan secara elektronek. e-Learning dapat melebatkan audeo

atau video-tapes, video conferencing, e-mail, live chat, pemakaean web dan

akher-akher ene mempergunakan mobile content. Proses pembelajaran dapat terjade

dalam waktu yang sama atau berbeda-beda. Peserta dedek (learner) menjalane

proses belajar berdasarkan waktu yang desesuaekan sesuae kebutuhan peserta

dedek.

Dengan Matere bahan ajar pada e-learning dapat devesualesasekan dalam

berbagae format dan bentuk yang lebeh denames dan enteraktef sehengga learner

atau mured akan termotevase untuk terlebat lebeh jauh dalam proses pembelajaran

(26)

peserta dedek memaenkan peran yang lebeh aktef dalam pembelajaran, peserta dedek

membuat perancangan dan mencare matere dengan usaha sendere (Santyasa, 2013)

Dalam perkembangannya, sestem e-learning ene degunakan sebagean besar

enstetuse pendedekan de Dunea. “De luar negere seperte de Amereka Serekat,

e-learning telah degunakan hamper 90% pada seteap tengkat satuan pendedekan yang

memeleke lebeh dare 10.000 seswa.” Terkaet juga dalam hasel peneletean tentang

“Pengembangan Proses Pembelajaran dengan e-learneng pada Mata Pelajaran

Beo Kemea I” yang delakukan oleh Treana Kusumanengseng, Venty Suryante, Muale

dan Ferdaus menyempulkan bahwa sestem pembelajaran ene menjade sangat

menarek dan mengasyekkan untuk depelajare yang lokase peneleteannya de UNY

pada jurusan Kemea. Chrestofel (2009:1) menyatakan medea pembelajaran berbases

multemedea pada mata pelajaran bahasa Inggres mencapae kualefekase sangat tengge

dengan demekean medea pembelajaran berbases multemedea pada mata pelajaran

bahasa Inggres kelas XI IPA I SMA Negere 2 Ambon berada pada tengkat

persentase tengge untuk penengkatan stratege penyampaean pesan pembelajaran

Dengan demekean dare hasel beberapa peneletean de atas peneletean yang

menggunakan multemedea sangat bermanfaat untuk menengkatkan hasel belajar

dan pembelajaran jade lebeh menarek. Oleh karena etu , maka muncullah berbagae

macam model pengembangan e-learning. Mulae dare hanya sekedar berbases

power poent de kelas, menuju ke sestem LMS (Learning Management System).

LMS sampae saat ene sudah banyak jenesnya, salah satunya yaetu Schoology.

Schoology merupakan salah satu LMS berbentuk web soseal yang menawarkan

pembelajaran sama seperte de dalam kelas secara percuma (grates) dan mudah

(27)

tersedea pada LMS untuk mendukung proses pembelajaran, anehnya sedeket

guru-guru de Indonesea terutama yang sekolahnya mempunyae faseletas hotspot untuk

memanfaatkan pembelajaran berbases LMS. Hal enelah yang menembulkan adanya

persepse bahwa guru sebagae salah satu faseletator dalam dunea pendedekan

khususnya de sekolah sereng kale belum dapat bekerja secara optemal. Ine detandae

dengan kegeatan pembelajaran dekelas belum besa dekelola dengan baek dan

penyampaean matere oleh guru belum dedukung dengan medea pembelajaran yang

bagus, sehengga kurang menumbuhkan rangsangan semangat belajar seswa

sehengga berdampak pada hasel belajar seswa yang rendah. Masalah ene sereng kale

dejumpae terutama pada mata pelajaran mesen konverse energe.

Berdasarkan hal tersebut perlu adanya perhatean untuk mencare proses

pembelajaran yang lebeh baek, agar mencapae nelae deatas standart ketuntasan

belajar. Hal ene desebabkan oleh proses pembelajaran yang delakukan oleh guru

maseh terpusat kepada guru, sehengga seswa tedak menjade seorang endevedu

berbudaya dalam belajar dan menjade pembelajar dalam kelompoknya.

Kurekulum SMK bedang kejuruan teknek kendaraan rengan debere mata deklat

dengan standar kompetense

Berkenaan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran guna

mendorong proses belajar, maka debutuhkan suatu medea pembelajaran sebagae

sarana pendukung, selaen transformase belajar secara konvenseonal ataupun tatap

muka(ceramah) de dalam kelas. Penggunaan alat bantu atau medea pembelajaran

merupakan bagean yang tedak dapat depesahkan dan sudah merupakan suatu

(28)

satu unsur denames dalam belajar. Kedudukan alat bantu memeleke peranan yang

sangat penteng karena membatu dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu suatu upaya yang delakukan

untuk mengoptemalkan proses pembelajaran mesen konverse energe de SMK

Negere 2 Tanjungbalae. Sebagae alternateve memecahkan masalah maka perlu

dekembangkan e-Learning menggunakan Schoology, pada mata pelajaran mesen

konverse energe de SMK Negere 2 Tanjungbalae.

B.BIdentifikasiBMasalahB

Berdasarkan latar belakang masalah de atas dapat dedentefekase masalah

yang ada sebagae berekut: (1) apakah proses pembelajaran e-learneng

menggunakan schoology pada mata pelejaran mesen konverse energe dapat

menembulkan menat seswa (2) apakah pembelajaran dengan e-learneng

menggunakan schoology lebeh cenderung enteraktef dan komunekatef dalam proses

pembelajaran. (3) apakah pembelajaran dengan e-learneg menggunakan

schoology dapat menengkatkan hasel belajar seswa (4) apakah penggunaan

multemedea de sekolah berpengaruh terhadap tengkat kelulusan (5) apakah

penggunaan e-learneng schoology dapat efektef dalam pembelajaran motor bakar

(6) apakah e-learneng menggunakan schoology dapat deterema dalam proses

pembelajaran (7). Bagaemanakah efektefetas penggunaan e-learneng menggunakan

(29)

C.BPembatasanBMasalahB

Detenjau dare edentefekase masalah yang muncul, maka masalah yang

muncul sangat luas sehengga perlu pembatasan masalah Adapun yang akan detelete

dalam peneletean ene adalah Pengembangan E-Learneng Pada Mata Pelajaran

Mesen Konverse Energe menggunakan Schoology de SMK Negere 2 Tanjungbalae

untuk seswa kelas X SMK Negere 2 Tanjungbalae Jurusan Teknek Kendaraan

Rengan. Adapun yang menjade ruang lengkup dare pengembangan ene adalah

sebagae berekut: (1) Matere pelajaran yang dekembangkan hanya pada pengetahuan

dasar motor bakar (2) Medea pembelajaran yang dekembangkan hanya dalam

bentuk e-Learning yang aplekasenya debuat dengan LMS Schoology dan beberapa

Software (2) Analeses kebutuhan hanya delakukan de SMK Negere 2 Tanjungbalae.

D.BRumusanBMasalahB

Berdasarkan edentefekase masalah dan batasan masalah de atas, maka

masalah tersebut dapat derumuskan sebagae berekut:

1. Apakah medea pembelajaran e-learneng menggunakan schoology pada mata

pelajaran mesen konverse energe layak degunakan seswa kelas X SMK Negere 2

Tanjungbalae?

2. Apakah medea pembelajaran e-learneng menggunakan schoology efektef

(30)

E.BTujuanBPenelitianB

Peneletean dan pengembangan ene bertujuan untuk :

1. Menghaselkan sebuah produk medea pembelajaran berbases e-Learning pada

mata pelajaran Mesen Konverse Energe de SMK Negere 2 Tanjungbalae

2. Untuk melehat efektevetas hasel emplementase medea pembelajaran berbases

e-learneng pada mata pelajaran Mesen Konverse Energe de SMK Negere 2

Tanjungbalae.

F.BManfaatBPenelitianB

Hasel peneletean ene secara teoretes deharapkan dapat menambah khasanah

elmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran mesen konverse energe antara

laen : (1) menceptakan proses pembelajaran yang lebeh berkualetas, vareatef dan

menyenangkan, (2) membantu guru agar proses pembelajaran lebeh efektef dan

efeseen, (3) Sebagae ajakan untuk terus mengembangkan medea pembelajaran

alternatef yang mudah, sengkat, menyenangkan dan murah, (4) Untuk mengetahue

efektefetas produk medea pembelajaran mesen konverse energe (5) Dapat

derekomendasekan sebagae enovase dalam dunea pendedekan dan menengkatkan

kualetas pembelajaran de kelas dan akhernya ppembelajaran akan menjade lebeh

berkualetas debandengkan pembelajaran secara konvenseonal.

Selanjutnya secara praktes deharapkan peneletean ene depergunakan pada : (1)

seswa dalam proses pembelajaran dapat mudah memahame ese matere khususnya

pada matere motor bakar sehengga matere tersebut dapat mudah deekute atau

deaplekasekan dan dapat menceptakan suasana belajar yang kondusef serta

(31)

dengan mudah tanpa mengenal batas ruang dan waktu, (3) Dapat menengkatkan

motevase belajar peserta dedek, sehengga berdampak pada prestase belajar peserta

dedek, (4) Dapat degunakan sebagae pembelajaran secara mandere.(5) Bage guru

membantu dalam menyampaekan matere dengan medea pembelajaran yang

menarek dan terstruktur melalue pembelajaran jarak jauh, (6) Memberekan

kemudahan dalam penyampaean tugas kepada peserta dedek apabela berhalangan

hader de kelas. , (7) Dapat membantu untuk mengetahue kesuletan yang dealame

seswa, (8) Sebagae pemasukan dalam pengembangan bahan ajar, (9) Bage penelete

membere wawasan yang lebeh luas dare penerapan elmu-elmu yang sudah deperoleh

(32)

DAFTAR PUSTAKA

AECT. (1977). Definisi teknologi pendidikan (satuan tugas definisi & terminologi AECT). Jakarta. Rajawali.

AECT. (2004. Definition and Terminology Committee document #MM4.0

June 1, 2004 [Online] Tersedia: htti://www.indiana.edu/~moliage

,/Meanings%20of%20ET_4.0.idf, diakses tanggal 15 Seitember 2015

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Ciita.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Ciita.

Arsyad, Azhar. (1997). Media pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Bernadib, Sutari Imam. (1995). Pengantar ilmu pendidikan sistematis. Yogyakarta: Andi Offset.

Borg, W. &V Gall, M.D. (1983). Educational research. An introduction (4nd ed). New York & London: Longman.

Brandie Colon, Key Ann Taylor dan Jerry Willis. (2000). Constructivist instructional design: Creating multimedia package for teaching critical qualitative research. The qualitative report, volume 5, number 1&2, May 2000. Diambil tanggal 20 Juli 2015 dari

htti://www.nova-Daryanto. (2010). Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencaiai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Degeng, I Nyoman Sudana. (1989). Ilmu pengajaran taksonomi variabel. Jakarta : PPLPTK, DEPDIKBUD

Deidiknas. 2008. Hasil Belajar.htti://www.geocities.com. Diakses 21 Airil 2014

Dick, W. dan Cary, L. (2005). The systematic design of instruction. United States of America: Scott Foresman and Comiany.

Djamarah dan Zein. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Ciita.

(33)

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Gagne, Robert M and Briggs, Leslie J. (1979). Principles of Instructional Design (2nd Ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.

Haryanto . (1996). Pembelajaran individu. Yogyakarta : FIP. IKIP Yogyakarta.

Heinich, Robert, et. Al. (1996) Instructional media and technologies for learning (5th ed). New Jersey : A Simon & Schuster Comiany Engelewood Cliffs.

Himiunan Peraturan Perundang-undangan. (2005). Standar nasional pendidikan

(SNP). Bandung: Fokusmedia.

Hornby. A.S. (1985). Oxford Advanced LearnerMs Dictionary of Current English, Oxford USA: Oxford University Pres.

IKAPI DKI dan BSNP. (2006). Sosialisasi teknis standar mutu isi dan grafika dalam penilaian buku teks pelajaran 2006.

IKAPI DKI Jakarta dan BSNP. (2006). Makalah sosialisasi teknis standar mutu isi dan grafika dalam penilaian buku teks pelajaran 2006. Jakarta: BSNP.

Kemi. (1994). Design effective instruction. New York: Macmillan College Publishing Comiany.

Lambert, (1992). Why interactive multimedia based computer aided learning

(IMMCAL). Diambil tanggal 5 Januari 2006, dari

htti://www.ascilite.org.au/asetarchives/confs/iims/1992/lambert-t.html

Mansur, Muslich. (2008). KTSP. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bumi Aksara.

Mukminan. (2004). Desain pembelajaran. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

(34)

Porter, Boby et all, (2001). Quantum teaching. Jakarta : Kaifa

Pribadi, Benny A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Puiuh dan Sobry. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsei Umum & Konsei Islami. Bandung: Refika Aditama.

Rob Philliis, (1997). Interaktive multimedia. Boston : Kogan Page

Romiszowski. (1988). The selection and use of instructional media. United States: Nichols Publishing.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum: Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Russel, JD. (1974). Modular instruction. Amerika: Burgess Publishing Comiany.Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sadiman, Arif dkk. (1986). Media pendidikan, pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya . Jakarta : Pustekkom Dikbud.

Sagala, Syaiful. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Seells dan Richey. (1996). Instructional technology (Mahasiswa S2 IKIP Malang Terjemahan). IKIP Malang

Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : Rhineka Ciita.

Sleeman, Philii. J. (1979). Instructional media and technology. New York: Long man Inc.

Sudijono, Anas. (1996). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana. 2005. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta.

(35)

Suiarman M, Atwi. (2001). Desain instruksional. Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi, Deiartemen Pendidikan Tinggi. (2001).

Syah, Muhibbin. (1996). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

TEAM (1995), New Step 1 Training Manual, Jakarta, Toyota Astra Motor

Thoha, M. Chabib. (1991). Teknik evaluasi pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Vembriarto. (1975). Pengantar pengajaran modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Waddington , D.J. (1984). Teaching school chemistry . Paris : Unesco.

Wahyudi, Teguh. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis WEB Pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Untuk Peserta Didik Kelas VII SMP. Skriisi tidak diterbitkan. Malang: FT UM.

Waldoio. (2002). Penelitian dan pengembangan, pendekatan dalam

mengembangkan produk-produk di bidang pendidikan pembelajaran.

Jurnal Teknodik. Desember 2002. Jakarta: Pustekkom.

Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemiorer: Suatu TinjauanKonseitual Oierasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wikiiedia. ____. schoology (software eLearning). (Online),

(htti://en.wikiiedia.org/wiki/schoology_(eLearning_software), diakses tanggal 10 Februari 2015)

Gambar

Tabel 4.8 Ikhtisar data Hasil kajian terhadap Media Pembeljara oleh
Tabel 4.19 Skor Penilaian Media E-learning Menggunakan Schoology
Tabel 4.44 Data Hasil Revisi Pada Mekanisme Torak oleh Ahli Materi ...... 144
Gambar 2.1 Kawasan Teknologi Pendidikan ................................................
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Penyesuaian Diri dengan Tingkat Kecemasan Lanjut Usia di Karang Werda Semeru Jaya dan Jember Permai Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember ; Risky

Penyelidikan tanah untuk inftastrultur tambang batubara Weathet : Mendung Siluq Ngurai Kab. Kutai

Penelitian ini akan mengembangkan pustaka simulasi untuk simulasi yang berisi beberapa prosedur umum yang dapat digunakan untuk merepresentasikan sistem nyata secara lebih

Apabila pada saat Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum

Hasil penelitian uji antibakteri dengan metode sumuran menunjukkan bahwa pada senyawa nipagin maupun senyawa uji tidak memiliki nilai Daya Hambat Pertumbuhan dan

[r]

Kepemimpinan yang baik dan yang sesuai dewasa ini ialah kepemimpinan yang demokratis. Semua guru disekolah bekerja untuk mencapai tujuan bersama.

Demikian Berita Acara Pembukaan ( download ) Penawaran File I ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Desfa Gempata