• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISI TENTANG KANDUNGAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS ISI TENTANG KANDUNGAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISI TENTANG KANDUNGAN NILAI MORAL

PANCASILA DALAM FILM 5 CM KARYA RIZAL

MANTOVANI

Skripsi ini dikemukakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S-1) bidang kajian komunikasi

Oleh:

Defiana Restu Utami 2011 100 40 311 040

Dosen Pembimbing: 1. Budi Suprapto, P.hD 2. Dr. Wahyudi, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Defiana Restu Utami NIM : 201110040311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Mengetahui,

Dosen Pembimbing II

Dr. Wahyudi, M.Si Dosen Pembimbing I

Budi Suprapto, P.hD

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Defiana Restu Utami

NIM : 201110040311040

Konsentrasi : AudioVisual

Judul Skripsi : Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai Moral Pancasila Pada Film 5CM Karya Rizal Mantovani

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsi

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Kamis

Tanggal : 5 November 2015

Tempat : GKB 1, Lantai 6, Ruang 605

Mengesahkan

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji

1. Drs. Farid Rusman, M.Si Penguji I ( )

2. Rahadi, M.Si Penguji II ( )

3. Budi Suprapto, P.hD Penguji III ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Defiana Restu Utami

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 11 Desember 1992

Nomor Induk Mahasiswa : 201110040311040

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai Moral Pancasila Pada Film 5CM Karya Rizal Mantovani adalah bukan karya tulis (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 13 Oktober 2015

Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI 1. Nama : Defiana Restu Utami

2. NIM : 201110040311040

3. Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Program Studi : Ilmu Komunikasi

5. Judul Skripsi : Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai Moral Pancasila Pada Film 5CM Karya Rizal Mantovani

6. Pembimbing : 1. Budi Suprapto, P.hD

2. Dr. Wahyudi, M.Si

7. Kronologi Bimbingan :

Mengetahui,

Dosen Pembimbing II

Drs. Wahyudi, M.Si Dosen Pembimbing I

Budi Suprapto, P.hD

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, serta salam dan solawat kepada Nabi dan Rasul Akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai – Nilai Pancasila Pada Film 5 CM Karya Rizal Mantovani”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas muhammadiyah malang.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bekal ilmu pengetahuan, dorongan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak mungkin dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran dalam menempuh pendidikan, semoga ilmu yang didapat barakah dan dapat bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan agama.

2. Kedua orang tua peneliti, Papa Febby Bambang S dan Mama Deccy Ruby G Winarti serta adikku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti selama perjalanan kuliah hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Univeristas Muhammadiyah Malang

4. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyuah Malang

5. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas muhammadiyah

6. Bapak Budi Suprapto, P.hD selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar telah membimbing, memberikan ilmu, dorongan, dan masukan bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang dengan sabar telah membimbing, memberikan ilmu, dorongan, dan masukan bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

8. Gusti Renny, Danang Cahyadi, Debby Yolanda, Dicky Yudha, Tian Santoso, Hervinto sahabat sekaligus saudara dalam perantauan yang berjuang bersama dari awal perkuliahan hingga saat ini dan saling memotivasi untuk menyelesaikan penelitan skripsi. Semoga persahabatan ini tetap terjalin selamanya.

(7)

semuanya yang telah membantu dan memberikan cerita selama perjalanan perkuliahan dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyelsaian skripsi ini.

Demi kesempatan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 13 Oktober 2015

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS...iii

BERITA ACARA BIMBINGAN...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

ABSTRAK...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... ... 10

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Manfaat Penelitian ………... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Film sebagai Medium Komunikasi Massa ... 12

2.2 Film sebagai Media Institusi ... 19

2.3Film sebagai Industri ... 21

2.4Unsur – unsur film ... 23

2.5Genre Film ... 27

2.6Sifat Pesan dalam Media Komunikasi Massa ... 29

2.7Pesan dalam Film sebagai Medium Komunikasi Massa ... 32

2.8Pesan Moral dalam Film ... 34

2.9Pancasila Moral Pancasila dalam Film ... 35

(9)

2.9.2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab………. 37

2.9.3 Persatuan Indonesia………. 38

2.9.4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan……….. 39

2.9.5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia…… 40

2.10 Penelitian Terdahulu ... 44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Pendekatan Penelitian dan Tipe Penelitian ... 45

3.2Struktur Kategori ... 47

5.3Analisis Isi Kandungan Nilai Moral Pancasila dalam Film 73

5.2.1 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa ... 73

5.2.2 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ... 84

(10)

5.2.4 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila 4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan . 108 5.2.4 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila

5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ... 113 5.4 Uji Relabilitas ... 128

BAB VI PENUTUP

6.1Kesimpulan ... 143 6.2Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Koding ... 59

Tabel 4.1 Kru Film 5CM ... 68

Tabel 4.2 Penghargaan Film 5CM ... 70

Tabel 5.1 Frekuensi Kemunculan Nilai Moral dalam Pancasila ... 72

Tabel 5.2 Rincian Shoot Mengandung Nilai Moral Pancasila ... 72

Tabel 5.3 Tabel Expected Agreement Nilai Moral dalam Pancasila Peneliti... 129

Tabel 5.4 Tabel Expected Agreement Nilai Moral dalam Pancasila Koder 1 .... 132

Tabel 5.5 Tabel Expected Agreement Nilai Moral dalam Pancasila Koder 2 .... 136

Tabel 5.6 Total Observed Agreement Antara Peneliti dan Koder 1 ... 139

Tabel 5.7 Expected Agreement Peneliti dan Koder 1... 140

Tabel 5.8 Total Observed Agreement Antara Peneliti dan Koder 2 ... 141

(12)

Daftar Pustaka

Buku :

Abudin, Nata. (1966). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.

Baran, J. Stanley.(2011). Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

Biagi, S. (2010). Media/Impact: Pengantar Media Massa (Edisi 9). Jakarta: Salemba Humanika.

Budiyono, K. (2009). Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Alfabeta.

Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: Rajawali Press.

Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Yogyakarta: Yayasan Konfiden.

Effendy, Heru. (2008). Industri Perfilman Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Film, I. (2013, February 3). Imagin3 Film.com. Retrieved from

http://imagin3film.com/2013/02/03/perkembangan-film-4-negara-asean-2012-indonesia-malaysia-singapura-thailand/

Hamidi.2007.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.Malang: UMM Press

Irawanto, B. (2003). Film ideologi dan militer: hegemoni militer dalam sinema indonesia. Yogyakarta: Media Pressindo.

Krippendorff, Klauss. (1991). Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: CV. Rajawali.

Kusnawan, Aep. (2004). Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang Merah.

Mambor, V. (2000). Satu abad gambar idoep indonesia. Jakarta: Kunci Cultural Studies Center.

Mardalis.2007.Metode Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara McQuail, D. (2000). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:

Erlangga.

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

(13)

Mulkhan, A. M., Fadjar, A. M., Achijat, D., & Tinus, A. (1992). Pancasila Dasar Filsafat Negara Prinsip - Prinsip Kehidupan Beragama. Malang: UMM Press.

Mulyana, Deddy.2007.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyana, D., & Subandy, I. (1997). Bercinta dengan Televisi Ilusi, Impresi dan Imaji Sebuah Kotak Ajaib. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.

Rivers, W. L., Jensen, J. W., & Peterson, T. (2004). Media massa dan masyarakat modern (edisi 2). Jakarta: Pranada Media.

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Srijanti, A. R., & S.K., P. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suharsaputra, Dr. Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tamburaka, Apriadi.(2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajawali Press Vera, N. (2014). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Vivian, John.2008.Teori Komunikasi Massa, Edisi kedelapan.Jakarta: Kencana

Wimmer, R. D., & Dominick, J. R. (2000). Mass Media Research: An Introduction. New York: Wadsworth.

Winarni.2003.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Malang: UMM Press

Jurnal :

Hakim, L. (2011). Implementasi Nilai - Nilai Pancasila Pada Film (Analisis Isi pada Film Preman In Love Karya Rako Prijanto). Malang: UMM.

Internet :

Film Indonesia. (2012, Desember 12). Retrieved from 5 CM:

(14)

Indonesia Film Center. (2012, Desember 12). Retrieved from 5 CM: http://www.indonesianfilmcenter.com/film/5-cm.html

Marifah, K. (2014, Februari 24). Lunturnya nilai - nilai luhur pancasila. Retrieved from BKKBN:

http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=105

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi suatu kebutuhan yang

sangat penting dalam masyarakat. Media massa telah menjadi sumber dominan

masyarakat untuk menyuguhkan segala informasi dan hiburan untuk memenuhi

kebutuhan informasi masyarakat. Media massa sangat berhubungan erat dengan

segala aktivitas yang dilakukan setiap individu dalam masyarakat. Setiap hari, rata

– rata setiap individu menghabiskan lebih banyak waktunya dengan media massa

daripada tanpa media, terkadang media massa juga mempengaruhi apa yang

dikonsumsi, dibicarakan, dikerjakan, dan dipelajari (Biagi, 2010).

Jay Black dan Frederick C. Whitney mengatakan fungsi komunikasi massa

adalah to inform (menginformasikan), to entertain (memberi hiburan), to persuade

(membujuk), transmission of the culture (transmisi budaya) (Nurudin, 2007).

Dilihat dari fungsinya film merupakan salah satu media komunikasi massa yang

sangat ampuh. Karena saat ini film merupakan salah satu hiburan yang digemari

oleh masyarakat, yang mencakup semua fungsi media massa.

Film sebagai salah satu bentuk media massa dipandang mampu memenuhi

permintaan selera masyarakat akan hiburan dikala penat menghadapi aktifitas

kehidupan sehari – hari. Dalam pandangan Denis McQuail film berperan sebagai

(16)

2

drama, humor dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail,

2011).

Selain sebagai hiburan film juga mempunyai fungsi sebagai penyampai

pesan. Film merupakan salah satu media yang berperan penting dalam

menanamkan pesan yang baik bagi generasi penerus bangsa agar tidak menjadi

bangsa yang hilang ingatan terhadap sejarah bangsanya. Menurut Theodore

Peterson pesan komunikasi terwujud dalam cerita dan misi yang dibawa film

tersebut terangkum dalam bentuk jenis – jenis film yang ada. Sehingga sutradara

mampu mengemasnya sesuai dengan cerita dari masing – masing film tersebut,

seperti fungsi hiburan, fungsi informasi, fungsi edukasi, maupun fungsi persuasi

pada penontonnya (Rivers, Jensen, & Peterson, 2004).

Berdasarkan maksud ingin memberikan informasi, secara umum film

dikelompokkan menjadi dua pembagian besar yaitu film cerita (fiksi) dan non

cerita. Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita yang

mengandung unsur – unsur yang menyentuh rasa manusia. Film yang bersifat

auditif visual, yang dapat disajikan kepada publik dalam bentuk gambar yang dapat

dilihat dengan suara yang didengar. Seperti yang dikatakan Heru Effendy (Effendy,

2002).

“Film itu sendiri mempunyai banyak unsur – unsur yang terkonstruksi menjadi kesatuan yang menarik. Unsur – unsur seks, kejahatan atau kriminalitas, roman, kekerasan, rasisme dan sejarah adalah unsur – unsur cerita yang dapat menyentuh rasa manusia, yang dapat membuat publik terpesona, tertawa terbahak – bahak, menangis terisak – isak, dongkol, marah, terharu, iba, bangga, tegang dan lain – lain. Maka diambillah dari kisah – kisah sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari

(17)

3

Film dapat menyajikan pesan atau objek yang sebenarnya termasuk

dramatisir secara audio visual dan unsur gerak (live) dalam waktu bersamaan. Sifat

yang audio visual tersebut menjadikan film mampu menyampaikan pesan verbal

dan non verbal yang dapat dinikmati dalam suasana akrab, nyaman dan santai. Film

merupakan perwujudan dari seluruh realitas kehidupan dunia yang luas dalam

masyarakat, oleh karena itu film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, dan

benturan emosional khalayak penonton atau audien, seolah mereka ikut merasakan

dan menjadi bagian dari cerita film tersebut.

Jelas bahwa film adalah media yang tepat untuk mengedukasi masyarakat,

antara lain tentang nilai - nilai nasionalisme, karena jiwa nasionalisme di kalangan

generasi muda sekarang telah memudar. Bahkan film laris dari Hollywood yang

paling menghibur sekalipun, mempunyai pesan kuat yang pengaruhnya melebihi

dari film propaganda Rusia. Usmar Ismail, tokoh perfilman Indonesia pernah

menulis bahwa menonton film Hollywood, akan membuat audiens terbius dengan

layar peraknya, dan tak terasa pikiran audiens dimasuki propaganda film

Hollywood tersebut (Sasono, 2005). Artinya, film tanpa disadari oleh audiennya

selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan

(message) dibaliknya. Selain itu, kekuatan dan kemampuan film menjangkau

banyak segmen sosial, sehingga membuat para ahli film memiliki potensi untuk

mempengaruhi khlayaknya.

Menurut Jowet dalam Film Ideologi dan Militer: Hegemoni Militer dalam

(18)

4

membentuk semacam konsensus publik secara visual (visual public consensus).

Hal ini disebabkan karena isi film selalu bertautan dengan nilai – nilai yang hidup

dalam masyarakat dan selera publik. Singkatnya, film merangkum pluralitas nilai

yang ada dalam masyarakat. Film mampu menangkap gejala dan perubahan yang

terjadi dalam masyarakat yang kemudian disajikan kembali kepada masyarakat

untuk mendapat apresiasi.

Realitas yang disajikan dalam film dapat bersumber pada realitas

sebenarnya, atau dapat juga berupa realitas imajinasi (fiksi). Film menunjukkan

pada kita jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini

dan keinginan manusia terhadap masa yang akan datang. Fenomena perkembangan

film yang begitu pesat membuat film kini disadari sebagai fenomena budaya yang

progresif. Bukan saja oleh negara yang memiliki industri besar seperti Amerika,

tetapi juga oleh negara yang memiliki industri film besar misalnya India dan

Hongkong, yang baru saja menata industri filmnya. Apa yang telah dihasilkan oleh

Hollywood, Bollywood dan Hongkong dengan menggambarkan sesuatu yang

semula hanyalah sebuah sub-kultur di negara asalnya, menjadi latar belakang

kesadaran tersebut. Film juga bisa dianggap merepresentasi citra atau identitas

komunitas tertentu. Bahkan juga bisa membentuk komunitas sendiri karena

sifatnya yang universal (Mambor, 2000).

Perkembangan industri film Indonesia saat ini cukup baik. Tahun 2012

menjadi tahun yang istimewa untuk perfilman Indonesia. Ada sekitar 90 judul film

(19)

5

Amerika dan beredar luas di berbagai negara. Film tersebut adalah film The Raid,

film yang masih menjadi juara box office Indonesia sampai bulan Desember tahun

2012 dengan mengumpulkan jumlah 1,8 juta penonton. Tema perfilman Indonesia

tidak lagi dikuasai oleh horor berbau seks dan komedi dari jumlah 90 film yang

beredar di tahun 2012 lalu hampir separuh dari jumlah film yang beredar bergenre

drama dengan total 40 judul. Kemudian disusul genre horor dengan jumlah total 15

judul, horor komedi 9 judul, drama anak 7 judul, komedi 6 judul, omnibus 5 judul,

petualangan 3 judul. Sementara dari tema documenter, animasi dan action masing

– masing menyumbang 1 judul (Film, 2013).

Film dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan kehidupan realitas di

Indonesia, untuk memperkenalkan bagaimana Indonesia itu sebenarnya. Ada pula

film yang mempunyai tujuan salah satunya adalah untuk menyampaikan pesan

moral yang terkandung dalam sila - sila Pancasila lewat kehidupan sehari – hari di

Indonesia yang di filmkan. Contoh film Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza,

yang di dalamnya banyak memuat pesan sosial yang patut di contoh paling tidak

dari para penikmat film itu sendiri. Lalu film Gie yang merupakan penyampaian

pesan kegelisahan Sutradara Riri Riza tentang pemerintahan Soekarno pada masa

itu. Kemudian film G 30/S PKI karya Arifin C. Noer, yang di dalamnya bermuatan

politik. Film ini menceritakan tentang pemberontakan Gerakan 30 September oleh

PKI (Partai Komunis Indonesia) yang ingin mengganti ideologi negara berdasarkan

Pancasila dengan ideologi yang lain. Ketiga film tersebut merupakan film yang

(20)

6

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa

setiap perilaku masyarakat bangsa Indonesia berpedoman pada nilai – nilai moral

(etik) yang terdapat dalam Pancasila. Saat ini bangsa Indonesia telah berhasil

merumuskan norma etik (moral) yang berpedoman dari nilai Pancasila sebagai nilai

budaya bangsa Indonesia. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan

MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara dan

Bermasyarakat.

Nilai moral yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya merupakan

kesatuan moral bangsa. Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwa

moral bangsa telah menjadi moral negara yaitu mengikat negara sekaligus

mengandung arti telah menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukum serta

jiwa seluruh kegiatan negara dalam aspek kehidupan negara. Nilai moral dalam

Pancasila, sekaligus mengandung arti sebagai norma. Pancasila sebagai norma

terdiri dari lima norma sebagai tercantum pada lima sila Pancasila sebagai satu

kesatuan. Pancasila sebagai ajaran moral mengikat seluruh bangsa Indonesia,

bahkan sebenarnya seluruh umat manusia karena nilai – nilai moral yang

terkandung di dalam Pancasila bersifat universal.

Pancasila memiliki nilai – nilai yang menjadi tujuan bangsa Indonesia. Nilai

Pancasila merupakan ukuran bagi baik buruknya sikap warga negara Indonesia

secara nasional. Nilai pancasila merupakan tolak ukur, penyaring, atau alat

penimbang bagi semua nilai yang ada, baik dari dalam maupun luar negeri bangsa

(21)

7

Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian

Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara

Indonesia.

Namun tidak tahu berawal dari apa, dari mana dan sejak kapan, masyarakat

bangsa Indonesia semakin bergerak melangkah jauh meninggalkan apa yang

menjadi pandangan hidupnya. Pancasila yang menjadi pandangan hidup, dasar

negara dan bangsa Indonesia semakin lama menjadi semakin kabur keberadaannya.

Nilai – nilai pancasila yang digagas oleh para pejuang, kurang diimplementasikan

dengan baik, padahal Pancasila sudah menjadi pandangan hidup bangsa dan negara

sejak tahun 1945. Saat ini masyarakat bangsa Indonesia cenderung menganggap

Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai – nilai

yang terkandung di dalamnya. Hal ini diperkuat oleh Khaeri Marifah (2014) yang

mengatakan (Marifah, 2014):

(22)

8

semakin lunturnya toleransi atas perbedaan dan kemajemukan di antara komponen bangsa. Permasalahan ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena akan melemahkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.

Lunturnya nilai – nilai Pancasila berarti masyarakat bangsa Indonesia tidak lagi

melihat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Masyarakat bangsa

Indonesia tidak mengimplementasikan nilai – nilai Pancasila. Hal ini memunculkan

suatu pertanyaan masih berlakukah Pancasila atau bahkan adakah Pancasila itu di

Negara Kesatuan Republik Indonesia pada saat ini. Lunturnya nilai – nilai Pancasila

pada masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara

Indonesia. Kondisi nyata yang saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah

munculnya ego kedaerahan. Ini terbukti dengan timbulnya Organisasi Papua

Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang

bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan

Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan

Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. OPM merasa bahwa mereka

tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun

negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun

1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak

Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas

jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap

sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.

Karena peran Pancasila yang sangat penting sebagai pedoman hidup bangsa

(23)

9

mengandung nilai – nilai moral dalam Pancasila agar dapat diketahui bahwa untuk

mempelajari Pancasila tidak harus melalui pembelajaran di dalam kelas yang

membosankan hanya dengan mendengar penjelasan dari pengajar , tetapi dapat juga

dipelajari melalui film.

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi nilai – nilai Pancasila yang

terkandung dalam film Indonesia. Film yang menjadi penelitian adalah film yang

berjudul 5CM karya sutradara Rizal Mantovani. Film yang rilis pada tanggal 12

Desember 2012 ini merupakan adaptasi dari novel best seller karya Donny

Dirgantoro yang berjudul sama. Film 5CM merupakan film yang sukses terbukti

dari prestasinya yang telah mendapatkan 4 penghargaan dalam Festival Film

Bandung pada tanggal 15 Juni 2013 lalu. Kategori penghargaan yang diraih yaitu

Film Terpuji, Sutradara Terpuji, Penata Editing Terpuji dan Penata Kamera

Terpuji.

Film ini menceritakan tentang Genta, Arial, Zafran, Riani, dan Ian yang

sudah lama bersahabat dan merasa jenuh dengan kehidupan persahabatan mereka

yang monoton. Mereka memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi

satu sama lain selama tiga bulan. Setelah 3 bulan mereka bertemu kembali dan

merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan

tantangan. Mereka melakukan pendakian gunung Semeru demi mengibarkan sang

saka merah putih pada tanggal 17 Agustus. Film 5CM merupakan film yang

mengandung nilai – nilai dasar Pancasila akan tetapi pesan tersebut dikemas secara

(24)

10

nyaman akan tetapi terkadang melewatkan bahwa adegan yang mereka lihat

tersebut merupakan sebuah pengimplementasian atau pengamalan nilai – nilai

moral dalam Pancasila. Karena itu peneliti tertarik ingin menganalisis adegan –

adegan mana saja yang merupakan kandungan nilai moral Pancasila yang

diimplementasikan dalam film 5CM ini.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1. Nilai – nilai Pancasila manakah yang paling dominan dalam film 5 CM?

2. Bagaimana frekuensi kemunculan nilai Pancasila tersebut dari Sila ke 1

sampai dengan Sila ke 5?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetehui nilai Pancasila ke berapa yang paling dominan dalam

film 5 CM.

2. Untuk mengetahui frekuensi kemunculan masing – masing nilai dari sila

(25)

11 1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber

informasi khususnya di dunia perfilman serta lebih lanjut bermanfaat pula

sebagai referensi dan bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi para

sineas muda agar dapat melahirkan film bergenre drama petualangan yang

jauh lebih baik lagi dan memiliki muatan cerita yang kuat dan tidak sekedar

demi keuntungan semata. Dan peneletian ini juga dapat menumbuhkan

kesadaran bagi masyarakat agar lebih dapat memahami kandungan moral

Pancasila agar mereka dapat memilih perilaku yang baik dan tidak baik

Referensi

Dokumen terkait

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan

NILAI MORAL DALAM FILM(Analisis Semiotik Tentang Nilai Moral Agama Islam dalam Film Sang Pencerah).Skripsi, Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Teknik catat dilakukan untuk mencatat data yang berupa tuturan dalam dialog film 5 CM karya Rizal Mantovani yang mengandung tindak tutur lokusi dan perlokusi. Sumber

Judul Skripsi : Pesan Budaya Patriarki Dalam Film (Analisis Isi Pada Film Ruang Karya Teddy Soerjaatmadja)...

Nilai-nilai moral merupakan salah satu perwujudan dari kehidupan manusia tersebut dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan penulis dalam karya sastra film Tilik karay

Skripsi dengan judul PESAN MORAL DALAM FILM DRAMA (Analisis Isi Film Sang Pemimpi Karya Riri Riza) merupakan skripsi yang disusun untuk mengetahui besar

PROPAGANDA AMERIKA SERIKAT TENTANG TERORISME ISLAM MELALUI MEDIA FILM (Analisis Isi pada Film Zero Dark Thirty, Karya Kathryn Bigelow).. Adalah bukan karya tulis ilmiah orang

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul: KEKERASAN OLEH PEREMPUAN DALAM FILM (Analisis Isi pada Film Red Cobex Karya Upi Avianto).. adalah bukan karya tulis