• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK (Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK

(Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sains Sosiologi

Oleh: MUSTOFAH NIM: 201110270211035

DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK

(Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)

TESIS

Program Studi Magister Sains Sosiologi

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Magister Sains Sosiologi

Oleh:

MUSTOFAH

NIM: 201110270211035

DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK

(Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)

Oleh:

MUSTOFAH

NIM: 201110270211035

Telah disetujui

Tanggal, 10 Januari 2013

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. Achmad Habib, M.A. Dr. Asep Nurjaman, M.Si.

Direktur Ketua Program Studi

Program Pascasarjana Magister Sains Sosiolog

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Empat

faktor

seseorang

layak

jadi

pemimpin,

yakni

Adabnya,Kejujurannya,Hharga Dirinya, dan Amanahnya”

“Jika ingin memuaskan hati seorang pria, sentuhlah akalnya, Jika ingin

memuaskan hati seorang wanita, sentuhlah perasaannya, Jika ingin

memuaskan orang banyak, bangkitkan semangatnya”

(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : MUSTOFAH NIM : 201110270211035

Program Studi : Magister Sosiologi

Dengan ini menyatakan dengan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Tesis dengan judul Penurunan Perolehan Suara Partai Politik (Studi Penurunan Suara Partai PDIP Pada Pemilu Legislatif Di Kabupaten Gresik Tahun 2009)

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperolehh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

2. Apabila ternyata di dalam tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsure-unsur PLAGIASI, saya bersedia tesis ini DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, 03 November 2013 Yang menyatakan

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis

yang berjudul Penurunan Perolehan Suara Partai Politik (Studi Penurunan Suara Partai

PDIP pada Pemilu Legislatif di Kabupaten Gresik Tahun 2009)” tepat pada waktunya.

Adapun maksud dan tujuan penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi persyaratan guna

mendapatkan gelar Magister Sosiologi (M.Si) pada Program Pasca Sarjana Jurusan Magister

Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam pembuatan tesis ini banyak pihak yang turut membantu. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Latipun, M.Kes., selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah malang

3. Drs. Rinikso Kartono, M.Si., selaku ketua Program Studi Magister Sosiologi.

4. Dr. Achmad Habib, MA selaku Dosen pembimbing Utama, yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan, dan masukan.

5. Dr. Asep Nurjaman, M. Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping, yang juga banyak

memberikan masukan tentang permasalahan dalam tesis ini.

6. Para dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan yang membangun demi

perbaikan tesis ini.

7. Rekan-rekan sesama mahasiswa program Pasca Sarjana jurusan Magister Sosiologi yang

banyak memberikan masukan dan diskusi-diskusi seputar materi.

8. Semua yang terlibat dalam pembuatan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya

(7)

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

penyempurnaan, sehingga menjadi tesis yang memenuhi standar keilmuan.

Gresik, 03 November 2013

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii

LEMBAR PENGESAHAN ………. iii

DAFTAR ISI ... iv

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 12

C.Tujuan Penelitian ... 12

D.Manfaat Penelitian ... 12

1. Manfaat Teoritis ... 12

2. Manfaat Praktis ... 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A.Politik Pencitraan ………... 14

B.Komunikasi Politik ……… 20

C.Persuasi, Manajemen Pencitraan, dan Opini Publik ……….. 22

D.Media Massa dan Komunikasi Politik ………... 31

E.Penurunan Perolehan Suara...………. 39

F. Partai Politik ……... 44

G.Pemilihan Umum (Pemilu) ………….……… 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian... ... 61

B. Lokasi Penelitian... 62

C. Subjek Penelitian ………... 62

D. Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data... 63

E. Teknik Analisis Data ………... 68

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ……… 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 74

1. Deskripsi Geografis Kabupaten Gresik ………... 74

2. Deskripsi Politik Kabupaten Gresik ……… 77

B.Profil Subjek Penelitian ………. 90

(10)

1. Faktor Umum Penurunan Suara ………... 106 2. Faktor Internal ……….. 109 3. Faktor Eksternal ………116

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan……….121 B.Saran………...124

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partai politik merupakan fenomena modern bagi negara-negara di

dunia. Istilah tersebut baru muncul pada abad 19 Masehi, seiring dengan

berkembangnya lembaga-lembaga perwakilan, dilaksanakannya pemilihan

umum, dan meluasnya hak-hak orang yang ambil bagian dalam pemilihan

umum (Irsyam, 2003 : 11). Menurut catatan para ahli, pada tahun 1950-an

hampir semua nation states di dunia, baik negara maju maupun berkembang

sudah mengenal dan memiliki partai politik (Dhakidae, 1985 : 189).

Partai Politik merupakan salah satu institusi inti dari pelaksanaan

demokrasi modern. Demokrsi modern mengandaikan sebuat sistem

keterwakilan, baik dalam lembaga formal kenegaraan seperti parlemen

(DPR/DPRD) maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi

kepartaian. Berbeda dengan demokrasi langsung sebagai praktek di masa

Yunani kuno, demokrasi modern sebagai demokrasi tak langsung

membutuhkan media penyambung pesan politik kepada negara (pemerintah).

Media yang berupa institusi tersebut biasa kita sebut dengan partai politik dan

keberadaannya diatur dalam konstitusi negara modern.

Mengingat pentingnya fungsi partai politik, sering keberadaan dan

kinerja merupakan ukuran mutlak bagaimana demokrasi berkembang di suatu

negara. Meskipun ia bukan merupakan pelaksana dari pemerintahan, namun

(12)

2

pemerintahan yang berjalan. Terutama bagi partai pemenang pemilihan atau

partai yang berkuasa dan partai oposisi yang berjalan efektif, partai politik

merupakan pelaksana pemerintah yang tersembunyi. Keberadaannya

mempengaruhi ragam kebijakan yang dikembangkan. Karena itu bisa

dikatakan bahwa kegagalan sekaligus keberhasilan suatu pemerintahan dalam

melayani dan memakmurkan rakyatnya adalah kegagalan dan keberhasilan

partai politik menjalankan fungsinya secara efektif.

Meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu

diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik

lahir dan berkembang untuk menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak

dan pemerintah dipihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai

manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang

dalam proses memodernisasikan diri. Oleh karena itulah, di negara-negara

berkembang umumnya partai politik sudah menjadi lembaga politik yang biasa

dijumpai. Pentingnya partai politik dalam mencapai tujuan-tujuan politik,

dikatakan oleh Richard M. Merelman dengan, ”politisi modern tanpa partai

politik sama dengan ikan yang berada di luar air” (Duverger, 1981 : v)

Mempertegas pentingnya keberadaan partai dalam proses politik, secara

lebih elaboratif Miriam Budiharjo (2004 : 163-164) memaparkan empat

macam fungsi partai politik, yakni : pertama, partai politik sebagai sarana

komunikasi politik. Dalam konteks ini ada yang disebut interest aggregation

(penggabungan kepentingan) dan interest articulation (perumusan

kepentingan); kedua, partai politik sebagai sarana sosialisasi politik

(13)

3

rekruitmen politik, dengan pengertian bahwa partai akan terus aktif mencari

anggota (political recruitment); dan keempat, partai politik sebagai sarana

conflic management (pengatur konflik).

Kehidupan kepartaian di Indonesia sangat menarik untuk diamati,

terlebih ketika pintu keterbukaan demokrasi mulai dirasakan bangsa kita.

Melalui reformasi paket undang-undang politik, pendirian politik

mengingatkan kita pada Maklumat Wakil Presiden Republik Indonesia Nomor

X tanggal 16 Oktober 1945 yang disusul kemudian dengan maklumat

pemerintah tanggal 3 November 1945, maka lahirlah sistem multipartai politik

sebagai manifestasi ide demokrasi yang merupakan cita-cita jaman pergerakan

kebangsaan.

Semenjak bulan Mei 1998, diperolehnya kembali kebebasan dan hak

partai politik yang sesungguhnya dituntut demokrasi, tuntutan modernisasi

partai politik salah satunya adalah dampak positif dan demokrasi di Indonesia.

Setelah Orde Baru tumbang menunjukkan gejala adanya desakan yang sangat

kuat dari masyarakat agar demokrasi dijalankan oleh pemerintah di bidang

kepartaian sebagai bagian dari tuntutan demokrasi dan reformasi. Sejarah telah

menunjukkan kepada kita bahwa desakan itu sedemikian kuat sehingga

pemerintah tidak pernah melarang pembentukan partai baru karena pemerintah

memang tidak mau berhadapan dengan arus besar demokrasi.

Menurut Sigmound Neumann, partai politik adalah organisasi

artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat

(14)

4

pemerintah dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat dengan

beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Carl J. Friedrich mengemukakan partai politik adalah suatu kelompok

manusia yang diorganisir secara stabil dengan tujuan mengamankan atau

memelihara penguasaan para pemimpinnya atas suatu pemerintahan yang dapat

memberikan anggota-anggotanya keuntungan-keuntungan serta

kelebihan-kelebihan ideal dan material.

Mark N. Hogopian, menyebutkan partai politik sebagai organisasi

yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijaksanaan politik

dalam kerangka prinsip-prinsip dan kepentingan ideology tertentu melalui

praktek kekuasaan secara lengkap atau partisipasi rakyat dalam pemilihan.

Partai politik merupakan bagian insfratruktur politik yang menjalankan

fungsi-fungsi politik tertentu (Arifin, 2003).

Menurut Lance Castle, partai politik sebagai sarana sosialisasi politik

yang artinya partai politik mentrasformasikan norma-norma dan nilai-nilai

secara teratur dan sistematis. Sedangkan partai sebagai sarana komunikasi

politik adalah peranan partai politik sebagai penghubung antara rakyat dan

pemerintah (Castle, 1995).

Michael Rush dan Philip Al Thoff mendefinisikan komunikasi politik

sebagai suatu proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu

bagian sistem politik kepada bagian lainnya. Diantara sistem-sistem sosial

dengan sistem politik, komunikasi politik sebagai layaknya darah mengalirkan

(15)

5

jantung pusat pemrosesan sistem politik, dan hasil pemrosesan tersebut yang

tersimpul dalam fungsi-fungsi output dialirkan kembali menjadi umpan balik

sistem politik. Komunikasi politik akhirnya menjadi sistem politik hidup dan

dinamis.

Maswardi Rouf menerangkan bahwa konflik adalah setiap

pertentangan atau perbedaan-perbedaan antara dua orang atau lebih, konflik ini

disebut konflik nonfisik atau lisan, sedangkan Austin Ranney, menyatakan

bahwa dalam kehidupan manusia penuh dengan kompleksitas, perbedaan dan

pertentangan dari segala sesuatu yang diinginkan dan cara untuk

memaenuhinya.

Partai politik merupakan bagian insfratruktur politik yang

menjalankan fungsi-fungsi tertentu, sekurang-kurangnya terdapat 4 (empat)

fungsi partai politik, yaitu:

1. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik

Salah satu dari tugas partai politik yang menyalurkan aneka ragam

pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa

sehingga, kesimpang siuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Dalam

masyarakat modern yang begitu luas, pendapat dan aspirasi seorang atau

suatu kelompok akan hilang tak terbekas seperti suara di padang pasir,

apabila tidak ditampung dan digabung dengan pendapat dan aspirasi orang

lain yang senada. Proses ini dinamakan penggabungan kepentingan

(interest aggregation). Sesudah digabung, pendapat dan aspirasi ini diolah

(16)

6

perumusan kepentingan (interest culation). Semua kegiatan tersebut

dilakukan oleh partai.

Partai politik selanjutnya merumuskannya sebagai usulan

kebijaksanaan. Usulan ini dimasukkan dalam program partai untuk

diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan

kebijaksanaan umum (public policy). Dengan demikian tuntutan dan

kepentingan masyarakat di sampaikan kepada pemerintah melalui partai

politik. Di lain pihak partai politik berfungsi juga untuk memperjuangkan

dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan-kebijaksanaan

pemerintah. Dengan demikian terjadi arus informasi seperti dialog dari

atas ke bawah dan dari bawah ke atas, dimana partai politik memainkan

peranan sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah,

antara pemerintah dan warga masyarakat. Dalam menjalankan fungsi ini

partai politik sering disebut sebagai broker (perantara) dalam serta bursa

ide-ide (clearing house ideas). Kadang-kadang juga dikatakan bahwa

partai politik bagi pemerintah bertindak sebagai alat pendengar, sedangkan

bagi warga masyarakat sebagai pengeras suara.

2. Partai sebagai sarana sosialisasi politik (instrument of political

socialization)

Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai proses

melalui mana seseorang memperoleh sikap orientasi terhadap fenomena

politik. Yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana ia berada.

(17)

7

masyarakat menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari suatu dari

satu generasi ke generasi berikutnya.

Dalam dalam hubungan ini partai politik berfungsi sebagai salah

satu sarana sosialisasi politik. Dalam usaha menguasai pemerintah melalui

kemenangan dalam pemilihan umum. Partai juga menanamkan solidaritas

dan juga mendidik anggota-anggotanya menjadi manusia yang sadar akan

tanggung jawab sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan

sendiri di bawah kepentingan nasional, kursus kader, penataran dan lain

sebagainya.

3. Partai politik sebagai rekrutmen politik

Partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang

berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik. Sebagai anggota partai

turut memperluas partisipasi politik. Caranya dengan melalui kontak

menarik golongan muda untuk menjadi kader di masa mendatang

mengganti pimpinan lama.

4. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik (conflict management)

Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat

dalam masyarakat merupakan soal yang wajar jika sampai terjadi konflik.

Partai politik berusaha untuk mengatasinya. Dalam praktek politik sering

dilihat bahwa fungsi-fungsi tersebut di atas tidak dilaksanakan seperti yang

diharapkan. Misal, informasi yang diberikan justru menimbulkan

kegelisahan dan perpecahan di masyarakat, yang dikejar bukan

(18)

8

pengkotakan politik sehingga konflik tidak diselesaikan tetapi malah

dipertajam.

Tujuan partai politik adalah memperoleh kekuasaan politik dan

melalui kekuasaan diperoleh jika mendapat dukungan dari rakyat melalui

perolehan suara mayoritas dalam pemilihan umum. Oleh karena itu

menjaga agar kepercayaan masyarakat terhadap partai semakin menguat

merupakan bagian dari komunitas vertikal antara pemerintah dan

masyarakat.

Pemilih yang berpartisipasi melalui pemberian suara atau kegiatan

lain terdorong mereka akan tersalur skurang-kurangnya di perhatikan.

Pemilih sangat dipengaruhi oleh kebutuhan dan kepentingan saat

menentukan pilihan politik. Pilihan seseorang terhadap suatu partai

tergantung dari identifikasi orang tersebut terhadap partai politik.

Dalam penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat yang memiliki

hak pilih dalam pemilu tahun 2009 di wilayah Kabupaten Gresik secara

luas baik di daerah pedesaan maupun perkotaan sehingga petinggi

partai-partai politik mengetahui karakteristik segmen pemilih. Sedangkan

pendekatan segmentasi yang digunakan adalah pendekatan struktural,

selanjutnya segmen yang telah dibentuk berdasarkan pendekatan tersebut

akan dihubungkan dengan variabel sosiologis, ekologis, psikologi sosial

dan pilihan rasional. Untuk melihat karakteristik dan pendorong

(19)

9

Pendekatan struktural, digunakan melihat kegiatan memilih

sebagai produk dari konteks struktur yang lebih jelas, sperti struktur sosial,

sistem kepartaian, sistem pemilihan umum dan program yang ditunjukkan

oleh partai. Pendekatan sosiologis mirip dengan pendekatan struktural

tetapi lebih menekankan kegiatan memilih dalam kaitannya dengan

konteks sosial. Pendekatan ekologis, diperlukan bila suatu daerah

pemilihan terdapat perbedaan karakteristik pemilih berdasarkan unit

teritorial, seperti desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten dan sebagainya,

karena data hasil pemilu atau unit teritorial berbeda. Pendekatan psikologis

sosial, melihat perilaku dan keputusan seseorang akan dipengaruhi oleh

interaksi antara faktor internal seperti kepercayaan dan faktor eksternal

seperti pengalaman politik. Pendekatan rasional, melihat pemilih sebagai

produk kegiatan untuk rugi dalam pendekatan ini yang menjadi

pertimbangan tidak sekedar ongkos atau biaya, memilih dan kemungkinan

suaranya dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.

Data umum terkait penurunan suara partai politik di Gresik

diketahui bahwa pada Pemilu legislative tahun 2009 PDIP memperoleh

65.482 suara atau 11,89 persen dari seluruh jumlah suara yang masuk. Dari

jumlah suara itu PDIP berhak menempatkan 7 wakilnya di DPRD

Kabupaten Gresik atau sebanyak 14.00 persen. Perbandingannya bahwa

tahun 1999 PDIP meraih 166.526 suara atau 27,64 persen dan

menempatkan 12 wakilnya (30 persen) di DPRD Kabupaten Gresik.

Sedangkan tahun 2004 PDIP memperoleh 76.071 suara atau 12 persen dan

(20)

10

sisi kuantitas antara Pemilu legislative tahun 1999, 2004, sampai pada

2009 terjadi penurunan.

Penurunan perolehan suara yang dialami oleh partai-partai politik

di Kabupaten Gresik disebabkan karena parpol dihadapkan dengan

berbagai problema, baik secara internal maupun eksternal. Selain dua

problema tersebut, fenomena penurunan perolehan suara partai-partai pada

pemilu 2009 di Kabupaten Gresik menarik untuk dikaji karena

karakteristik pemilih di daerah. Adapun karakteristik pemilih yang

digunakan di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kerekatan

hubungan antara partai dengan pemilih digunakan acuan Saiful Mujani

(2005) tentang relasi pemilih terdiri dari empat tipe: loyal, terasing,

bersekutu dan pragmatis. Terkait dengan persoalan loyalitas pemilih,

terdapat tiga karakteristik pemilih, yaitu:

a. Pemilih Rasional, pemilih yang memiliki ikatan, sentimen dan loyaitas

yang longgar terhadap partai, jika partai dan pemimpin partai tidak

menunjukkan kinerja yang baik bahkan penuh konflik, pemilih dengan

model ini dengan mudah pindah ke partai lain.

b. Pemilih Primordial, pemilih yang memiliki ikatan, sentimen dan

loyalitas yang kuat terhadappartai, jika partai dan pemimpin partai tidak

menunjukkan kinerja yang baik bahkan penuh konflik, pemilih model

ini tidak muda pindah ke partai lain.

c. Pemilih Rasional Fanatik, pemilih yang memiliki ikatan, sentimen dan

loyalitas yang longgar tetapi jika situasi menguntungkan ia

(21)

11

demikian, jika menguntungkan ia tetap di partai, tetapi jika merugikan

pemilih model ini akan pindah partai lain.

Dari tiga jenis pemilih diatas, jelaslah bahwa pemilih yang rentan

berubah aspirasi politiknya adalah pemilih yang memiliki Loyalitas

Rasional dan Loyalitas Rasional Fanatik, sementara pemilih yang memiliki

Loyalitas Fanatik/Primordial adalah pemilih yang sulit berubah dalam

memilih partai. Partai yang memiliki basis utama berasal dari ikatan

Organisasi Keagamaan, seperti PKB, PAN dan PDI Pejuangan Kabupaten

Gresik adalah pemilih yang mulai beranjak dari pemilih Primordial

menjadi pemilih yang Rasional, karena itu mereka rentan berubah pilihan

ke partai lain. Dalam batas-batas tertentu pemilih model ini sangat baik

karena mereka mulai lebih rasional, ingin mandiri dan mulai meninggalkan

ikatan Primordial, seperti keterikatan dengan elit Primordial dalam

pemilihan partai.

Kondisi tersebut diatas yang menyebabkan penulis merasa tertarik

untuk mengadakan penelitian yang akan dituangkan dalam sebuah karya

ilmiah dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Suara

Partai Politik pada Pileg Tahun 2009 di Kabupaten Gresik”. Pembahasan

masalah ini merupakan tinjauan kualitatif tentang unsur yang

(22)

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan

masalah yaitu “ Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penurunan suara partai

politik pada pemilu legislatif di Kabupaten Gresik?”

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi penurunan suara partai politik pada pemilu legislatif di

Kabupaten Gresik.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan

memberikan kontribusi (kegunaan) dalam pengembangan keilmuan

terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan sosial politik masyarakat

atau kajian sosiologi politik.

2. Manfaat Praktis

Kontribusi penelitian ini tidak hanya memperkaya khasanah teori,

tetapi hasil temuan yang diolah secara proporsional dan profesional

diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam

(23)

Partai-13

partai politik di kabupaten/kota dapat memberikan gambaran mengenai

segmen pemilih dan perbedaan segmen tersebut berdasarkan pendekatan

sosiologis, ekologis, Psikologis Sosial dan Pilihan Rasional, sehingga partai

memiliki informasi untuk menargetkan langkah strategi berikutnya yaitu

Referensi

Dokumen terkait

Dengan teknologi AR ini, diharapkan akan berguna dalam proses pembelajaran pelajaran Biologi mengenai materi organ dalam manusia, organ-organ tersebut akan dipresentasikan

1) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menujukan bahwa kebijakan,

Definisi 2.1 Graf adalah pasangan himpunan dengan adalah himpunan tidak kosong dan berhingga dari obyek-obyek yang disebut sebagai titik dan adalah

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan teknik pemodelan ontologi untuk memodelkan pengetahuan tumbuhan obat Indonesia menggunakan konsep morfologi, dan menerapkan

Penelitian dilakukan untuk menganalisa data mining dengan metode clustering k-Means yang kemudian diterjemahkan dalam sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk

Pada langkah ini guru diharapkan unutk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran yang akan diajarkan. Dengan

Sebelum Perlakuan Diberikan: Menyiapkan instrumen berupa skala kontrol diri dalam menggunakan internet , dan menyiapkan media yang diperlukan saat pemberian