• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN LANGKAT DAN DPC PDI PERJUANGAN KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat - Pengaruh Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Terhadap Sosialisasi Ideologi Partai Dalam Kampanye (StudiPada : DPC Partai PDI Perjua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN LANGKAT DAN DPC PDI PERJUANGAN KABUPATEN LANGKAT A. Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat - Pengaruh Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Terhadap Sosialisasi Ideologi Partai Dalam Kampanye (StudiPada : DPC Partai PDI Perjua"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN LANGKAT DAN DPC PDI PERJUANGAN KABUPATEN LANGKAT

A. Sejarah Ringkas Pemerintahan Kabupaten Langkat

Pada masa pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berupa

Keresidenan dan Kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan yang

disebut dengan Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry

Agesten.Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang

orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli (pribumi) berada ditangan

pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijaabat

oleh:

1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892

2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927

3. Sultan Mahmud 1927-1945/46

Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur

Pemerintahan disebut Luhak dan dibawah Luhak didebut Kejuruan (Raja kecil)

dan Distrik, secara berjenjang disebut dengan Penghulu Balai (Raja kecil karo)

yang berada di desa.

Pemerintahan Luhak dipimpin oleh Pangeran, Pemerintahan Kejuruan

dipimpin oleh seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin oleh seorang kepala

(2)

asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Pemerintahan Kesultanan di Langkat

dibagi atas 3 (tiga) kepala Luhak, yaitu :

1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh

T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 kejuruan dan 2 distrik.

2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh

Pangeran Tengku Jambak/T.Pangeran Ahmad. Wilayah ini terdiri dari 2

kejuruan dan 4 distrik.

3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Brandan dipimpin oleh

Pangeran Tumenggung (Tengku Djakfar). Wilayah inni terdiri dari 1

kejuruan dan 2 distrik.

Awal 1942, kekuasaan pemerintahan Kolonial Belanda beralih ke

Pemerintahan Jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan,

hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh

Syucokan.Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco.Kekuasaan

Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada

tanggal 17-08-1945.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia Sumatera dipimpin oleh

seorang Gubernur yaitu Mr.T.M.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap

dengan status keresidenan dengan status keresidenan dengan asisten residennya

atau kepala pemerintahannya dijabatoleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian

(3)

Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer belanda I,dan II< dan

Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur

(NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala Pemerintahannya Wan

Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di

Pangkalan Berandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah.

Berdasarkan PP No.7 Tahun 1956 secaar administratif Kabupaten Langkat

menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan

kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit. Mengingat luas kabupaten Langkat, maka

Kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 kewedaan yaitu :

1. Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai.

2. Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura.

3. Kewedanan Langkat Teluk Haru berkedudan di Panagkalan Berandan.

Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas

administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Asisten Wedana

(Camat) sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati Kdh.

Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care Taher (Pak Wongso) dan

selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat.

Dan secara berturut-turut jabatan Bupati Kdh.Tingkat II Langkat dijabat oleh :

1. T. Ismail Ashwin 1967-1974

2. HM. Iscad Idris 1974-1979

3. R. Mulyadi 1979-1984

(4)

5. H. Zulfirman Siregar 1989-1994

6. Drs. H. Zulkifli Harahap 1994-1998

7. H. Abdul Wahab Dalimunthe, SH 3-9-1998s/d 20-2-1999

8. H. Syamsul Arifin, SE 1999-2009

9. Ngoggesa Sitepu 2009-sekarang

Untuk melaksanakan pembangunan yang merata, Kabupaten Langkat

dibagi atas 3 wilayah pembangunan, yaitu :

1. Wilayah Pembangunan I (Langkat Hulu) meliputi, :

a. Kecamatan Bahorok dengan 18 desa dan 1 kelurahan

b. Kecamatan Serapit dengan 10 desa

c. Kecamatan Salapian dengan 16 desa dan 1 kelurahan

d. Kecamatan Kutambaru dengan 8 desa

e. Kecamatan Sei Bingai dengan 15 desa dan 1 kelurahan

f. Kecamatan Kuala dengan 14 desa dan 2 keluarahan

g. Kecamatan Selesai dengan 13 desa dan 1 kelurahan

h. Kecamatan Binjai dengan 6 desa dan 1 kelurahan

2. Wilayah Pembangunan II (Langkat Hilir)

a. Kecamatan Stabat dengan 6 desa dan 6 kelurahan

b. Kecamatan Wampu dengan 13 desa dan 1 kelurahan

c. Kecamatan Batang Serangan dengan 7 desa dan 1 kelurahan

d. Kecamatan Sawit Seberang dengan 6 desa dan 1 kelurahan

(5)

f. Kecamatan Hinai dengan 12 desa dan 1 kelurahan

g. Kecamatan Secanggang dengan 16 desa dan 1 kelurahan

h. Kecamatan Tanjung Pura dengan 18 desa dan 1 kelurahan

3. Wilayah pembangunan III (Teluk Haru), meliputi :

a. Kecamatan Gebang dengan 10 desa dan 1 kelurahan

b. Kecamatan Babalan dengan 4 desan dan 4 kelurahan

c. Kecamatan Sei Lepan dengan 9 desa dan 5 kelurahan

d. Kecamatan Berandan Barat dengan 5 desa dan 2 kelurahan

e. Kecamatan Pangkalan Susu dengan 9 desan dan 2 kelurahan

f. Kecamatan Pematang Jaya dengan 8 desa.

Tipa-tiap wilayah pembangunan dipimpin oleh seorang pembantu Bupati.

Disamping itu dalam melaksanakan otonomi daerah Kabupaten Langkat dibantu

atas dinas-dinas otonom, Instansi pusat baik Departemen maupun non

Depertemen yang kesemuanya merupakan pembantu-pembantu Bupati dalam

melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan dan pembangunan.

B. Gambaran Umum Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang berada di Sumatera

Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 30 14’ 00’’ - 4013’ 00’’

Lintang Utara, 970 52’ 00’’ - 980 45’ 00’’ Bujur Timur dan 4-105 m dari

(6)

(626.329 Ha) yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan

Definitif.

Tabel 2.1

Luas Daerah Menurut Kecamatan Tahun 2013

No. Kecamatan Luas Kecamatan Ratio Terrhadap Total

1 Bahorok 1101,83 17,59

Berdasarkan tabel diatas, luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten

Langkat luas daerah terbesar adalah kecamatan Bahorok dengan luas 1.101,83

km2 atau 17 ,59 persen didikuti kecamatan Batang Serangan dengan luas 899,38

(7)

dengan luas 42,05 km2 atau 0,67 persen dari total luas wilayah kabupaten

Langkat.

Wilayah kabupaten Langkat memiliki batas wilayah, adapun

batas-batas tersebut adalah area Kabupaten Langkat di sebelah Utara berbatas-batasan dengan

Provinsi Aceh dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten

Karo, di sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Aceh, dan di sebelah Timur

berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kota Binjai.

Kabupaten Langkat dipimpin oleh seorang Bupati, Ngogesa Sitepu melalui

pemilu Kada Kabupaten Langkat tahun 2009 dan memenangkan pemilu Kada

periode selanjutnya dan menjabat sebagai Bupati Kabupaten Langkat hingga

sekarang. Pada April 2009 diadakan pemilu untuk memilih wakil rakyat di DPR

Pusat, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota. Jumlah partai yang ada bertambah

dari 24 partai padapemilu tahun 2004 menjadi 44 partai tahun 2009, yang terdiri

dari 6 partai lokal dan 38 partai nasional.

Pemilu 2009 menunnjukkan bahwa perolehan suara Partai Golongan

Karya (Golkar) yang mendominasi pemilu dari tahun 2004 tergeser oleh Partai

Demokrat. Dari 38 partai peserta Pemilu tahun 2009 ada 5 partai yang menonjol

dalam perolehan suara, yaitu Partai Demokrat, PDIP, Partai Golkar, Partai Bulan

Bintang (PBB), dan Partai Persatuan Pembangunan.

Jumlah suara sah yang diperoleh untuk organisasi peserta pemilu di

Kabupaten Langkat sebanyak 430.162 suara. Untuk 5 partai terbesar sebanyak

(8)

persen; 50.403 suara untuk partai PDI-P tau 11,72 persen; 43.444 suara untuk

Partai Golkar atau 10,10 persen; 26.656 suara untuk PBB atau 6,20 persen; dan

24.410 untuk PPP atau 5,67 persen dari perolehan suara.

Dari hasil pemilu legislatif tahun 2009 ada 50 orang wakil rakyat yang

duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Langkat dengan rincian 12 orang dari

Partai Demokrat, 6 orang dari partai PDI-P, 6 orang dari partai Golkar, 4 orang

dari PBB, 4 orang dari PAN, 4 orang dari Hanura, 3 orang dari PKPB, 3 orang

dari PKS, 3 orang dari PPP, 2 orang dari Gerindra, dan masing-masing 1 orang

dari PDK, PKB, PDP.

Sedangkan pada pemilu legislatif tahun 2014 di Kabupaten Langkat

setidaknya terdapat 12 partai politik nasinal yang ikut dalam perebutan 50 kursi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Langkat. Keduabelas

partai tersebut adalah Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai

Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai

Golongan Karya (Golkar), Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat

Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai

Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Adapun

perolehan suara dan jumlah kursi yang diperoleh masing-masing partai

(9)

Tabel 2.2

Perolehan Suara Dan Kursi DPRD Masing-Masing Partai Politik Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014.

No Partai Politik Jumlah Kursi Jumlah Suara

1 Golkar 11 101.936

Berdasarkan data-data diatas, partai PDIP selalu menempati posisi 5 besar

perolehan suara dan kursi terbanyak pada pemilu legislatif di kabupaten

langkat.Terkhusus pada pemilu legislatif tahun 2014, setidaknya partai PDIP

menempati posisi ketiga perolehan suara terbanyak, dan berhasil mengantarkan 6

lalegnya menuju kursi DPRD Kabupaten Langkat.

Adapun pada pemilu legislatif tahun 2014, wilayah Kabupaten Langkat

dibagi menjadi lima daerah pemilihan. Pembagian wilayah daerah pemilihan

tersebut terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3

Daerah Pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Langkat

No. Daerah Pemilihan Kecamatan

(10)

Wampu

2 Langkat 2 Babalan, Besitang, Brandan Barat, Pangkalan Susu, Pematang Jaya, Sei Lepan

3 Langkat 3 Gebang, Hinai, Padang Tualang, Sawit Seberang, Tanjung Pura

4 Langkat 4 Binjai, Selesai, Sirapit

5 Langkat 5 Bahorok, Kuala, Kutambaru, Salapian, Sei Bingei.

Sumber : KPU Kabupaten Langkat

Daerah pemilihan Langkat 2 dan Langkat 3 merupakan wilayah daerah

pemilihan terbesar, dimana masing masing daerah pemilihan memiliki 12 alokasi

kursi DPRD Kabupaten Langkat. Daerah Pemilihan Langkat 1, Langkat 4 dan

Langkat 5 masing-masing memiliki 11, 7,dan 8 alokasi kursi DPRD Kabupaten

Langkat.

Selanjutnya penduduk di Kabupaten Langkat, berdasarkan angka Sensus

Penduduk Tahun 2010, Pendududuk Kabupaten Langkat berjumlah 967.535 jiwa

dengan kepadatan penduduk sebesar 154.48 jiwa per Km2. Sedangkan laju

pertumbuhan penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2010 dibandingkan tahun

2000 adalah sebesar 0,88 persen per tahun. Pada tahun 2013 jumlah penduduk

Kabupaten Langkat bertambah menjadi 978.734.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun1999-2013

No. Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

(11)

7 2005 491 424 479 009 970 433

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Stabat, yaitu sebanyak

83.273 jiwa dengan kepadatan penduduk 765.03 per Km2, sedangkan penduduk

paling sedikit berada di kecamatan Pematang Jaya sebesar 13.131 jiwa.

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk Kabupaten Langkat per jenis kelamin

lebih banyak laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2013

jumlah penduduk laki-laki sebesar 492.783 jiwa sedangkan penduduk perempuan

sebanyak 485.951 jiwa dengan rasio jenis kelamin 101,41 persen.

Tabel 2.5

2.328 perempuan. Pencari kerja yang terdaftar tersebut paling banyak mempunyai

tingkat pendidikan SLTA sebnayak 1.709 orang atau 47,79 persen. Sarjana 24,61

(12)

Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah

penduduk.Berikut merupakan gambaran yang jelas tentang jumlah sekolah, guru,

dan murid pada tahun ajaran 2013/2014 dari jenjang pendidikan dasar sampai

dengan tingkat menengah.

Tabel 2.6

Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Di Kabupaten Langkat No. Jenjang

2013/2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

 Rasio murid SD terhadap sekolah adalah 181,90. Hal ini menunjukkan

bahwa tiap sekolah dasar rata-rata memiliki 181 murid. Rasio tertinggi

dijumpai pada Kecamatan Stabat yaitu 276 orang murid per sekolah,

sedangkan rasio terendah dijumpai pada Kecamatan Selesai yaitu 114

orang murid per sekolah.

 Rasio murid SLTP terhadap sekolah adalah 244,68. Hal ini berarti bahwa

(13)

Kecamatan Gebang yaitu 425 murid persekolah dan rasio terendah

dijumpai pada Kecamatan Sirapit yaitu 116 murid per sekolah.

 Rasio murid SLTA terhadap sekolah adalah 255,70 murid per sekolah. Hal

ini berarti bahwa tiap SLTA rata-rata memiliki 256 murid. Rasio tertinggi

dijumpai pada Kecamatan Gebang yaitu 665 murid per sekolah dan rasio

terendah dijumpai pada Kecamatan Sirapit yaitu 52 murid

per-sekolah,sedangkan di kecamatan Kutambaru dan Pematang Jaya

mempunyai rasio 0.

Sarana kesehatan di tingkat kecamatan dan pedesaaan di Kabupaten

Langkat cukup memadai. Pada tahun 2013 tercatat ada 30 buah Puskesmas, 167

Puskesmas Pembantu, dan 1308 Pos Yandu yang tersebar di setiap kecamatan.

Tenaga medis pemerintah yang tersedia di Kabupaten Langkat ada 192 dokter

umum, 61 dokter gigig, dan 14 dokter spesialis. Sementara itu tenaga medis lain

seperti bidan ada 935 orang.

Jumlah sarana ibadah bagi umat beragama di Kabupaten Langkat cukup

memadai jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Pada tahun 2013 jumlah

Mesjid ada 1.067 buah, Mushollah dan Langgar ada 1.069 buah, Gereja 357 buah,

Kuil ada 30 buah dan Vihara 25 buah.

C. Gambaran Umum Partai PDI Perjuangan

Lahirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) tidak

(14)

Indonesia (PDI) dan menguatnya sosok Megawati Soekarnoputri di panggung

politik.

PDI lahir pada 10 januari 1973, sebagai fusi dari 5 partai politik (parpol)

pasca pemilu tahun 1971, yang tergabung dalam Kelompok Demokrasi

Pembangunan. Kelima parpol itu adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Ikatan

Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Murba, Partai Kristen

Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik. Berfusinya kelima parpol memang tak

lepas dari peranan pemerintah yang berupaya menjalankan agenda politik

memperkecil jumlah parpol dengan alasan untuk lebih mudah mengendalikan

stabilitas politik.

Para deklarator PDI yang terlibat pada saat fusi itu antara lain: Mohamad

Isnaeni dan Abdul Madjid (PNI), Ben Mang Reng Say dan FS Wingnyo

Sumarsono (Partai Katolik), Sabam Sirait dan A.Wenas (Parkindo), S Murbantoko

dan Djon Pakan (Partai Murba) sementara dari IPKI diwakili Achmad

Sukmadidjaja dan MH Sadri. Namun dikemudian hari, pada 11 Oktober 1994,

IPKI menyatakan diri kembali kepada jati diri ormas yang independen, non politik

dan non afiliasi.

Pada rapat pertama lima pimpinan parpol, Mohamad Isnaeni Ketua PNI

terpilih menjadi Ketua Umum PDI yang pertama. Susunan kepengurusan Partai

Demikrasi Indonesia pada saat itu terdiri dari 25 anggota MPP (Majelis Pimpinan

Pusat) dan 11 DPP (Dewan Pimpinan Pusat) termasuk Ketua Umum, 5 Ketua dan

(15)

Ragam konflik yang terjadi dalam lima tahun pertama berdirinya PDI pada

dasarnya menjadi ciri khas dinamika internal PDI yang berkelanjutan pada waktu

-waktu sesudahnya. Satu dekade setelahnya, PDI masih terus direpotkan oleh

pertentangan diantara jajaran elit partai.Ketua Umum PDI saat itu Soerjadi,

ditentang oleh kelompok Achmad Subagyo yang membuat manuver politik

dengan membentuk DPP perlihan pada 21 Agustus 1991.Perjalanan konflik terus

berlanjut hingga terselenggaranya Kongres PDI IV di Medan.Intervensi

pemerintah melalui tangan tangan aparat keamanan dan pejabat sospol dalam

berbagai kemelut di tubuh PDI juga sudah berlangsung sesaat sejak ahirnya PDI.

Terlepas dari intervensi dan tekanan terhadap DPP PDI, di tangan Soerjadi

PDI berkembang pesat menjadi partai yang kian diperhitungkan, artinya niat

rezim penguasa untuk terus mengkerdilkan PDI tidak berhasil. Sebaliknya pada

pemilu1992 perolehan suara PDI meninggkat.PDI memperoleh banyak pengikut

dan simpatisan melalui berbagai strategi jajaran pimpinan PDI yang cerdik.Salah

satu strategi adalah mengakomodir tampilnya keluarga Bung Karno dan

penonjolan semangat Soekarnoisme.Pada masa inilah muncul nama-nama

Megawati Sukarno putri, Guruh Sukarnoputa, BN Marbun dan lai-lain.

Dua kali masa kepemimpinan Soerjadi, PDI berhasil menambah perolehan

32 kursi di DPR RI. Pada pemilu 1987 PDI memperoleh tambahan 16 kursi dari

24 kursi pemilu sebelumnya, dan dalam pemilu 1992 naik 16 dari 40 kursi. PDI

(16)

Kongres IV PDI, 21-25 Juli 1993 di Medan, berakibat tidak diakuinya

segala keputusan dalam kongres, termasuk tepilihnya Soerjadi sebagai pimpinan

DPP PDI yang terpilih melalui aklamasi. Megawati menyatakan diri secara de

facto menjadi Ketua Umum PDI periode 1993-1998 lewat sebuah konferensi pers

dihadapan seluruh utusan DPC-DPC dan media massa dalam KLB Kongres Luar

Biasa Surabaya (2-6 Desember 1993). Dalam acara pemandangan umum

sebelumnya pada 4 Desember 1993, Megawati Soekarnoputri sudah memperoleh

84 persen utusan DPC-DPC PDI. Sebanyak 52 fungionaris DPD dari 27 provinsi

secara aklamasi memilih Megawati.

Naiknya Megawati Soekarnoputri ke tampuk PDI mengkhawatirkan

pemerintah. Berbagai hasil analisis ahli politik Soeharto menyatakan, munculnya

sosok megawati akan meradikalisasi suara masyarakat yang sudah jenuh dengan

segala stabilitasa dan dan kemapana ala Orde Baru. Hal ini berpotensi mengancam

stabilitas politik yang sudah dibangun Orde Baru.Langkah-langkah

penggembosan PDI yang selama ini dilakukan pun kemudian lebih diintensifkan,

salah satunya dengan memfasilitasi dan memperbesar konflik yang sedang terjadi

anrata kubu Megawati dan kubu Soerjadi maupun dalam jajaran pengurus PDI

lainnya.

Puncak kemelut penjegalan Megawati oleh pemerintah terjadi dalam

skenario Kongres Medan yang digelar kubu Soerjadi pada tahun 1996, yang

bertujuan menggoyang kepemimpinan Megawati. Pada 20 Juni 1996, Ribuan

(17)

demikian keesokaannya diikuti duabelas ribu massa yang setibanya di Gambir

bentrok dengan ABRI. Aksi serupa berupa penolakan juga merebak di Semarang,

Surabaya, Solo, Lampung dan berbagai daerah lainnya.

Pada peristiwa yang terkenal dengan peristiwa “27 Juli” kelompok massa

Pro Kongres Medan dibantu aparat keamanan merebut secara paksa kantor DPP

PDI. Akibat akibat dari peristiwa itu tercata lima korban tewas, puluhan hilang

dan ratusan luka-luka dan menjadi peristiwa paling kelabu dalam sejarah PDI

hingga saat ini.

Imbas dari berbagai kemelut internal PDI serta sikap Megawati terhadap

Pemilu terlihat pada perolehan kursi PDI pada pemilu 1997. Hasil perolehan suara

PDI secara nasional anjlok dari 14,89 persen menjadi 3,06 persen, perolehan kursi

DPR menurun dari 56 kursi menjadi 11 kursi. Menguatya citra PDI dibawah

Megawati membuat partai memiliki kesempatan melakukan pembenahan internal.

Merebaknya aksi massa serta lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998

membuka lembaran baru bagi PDI Perjuangan untuk mengkokohkan organisasi

partai.

Dalam perkembangan selanjutnya, serta didorong oleh tuntutan situasi

dan kondisi politik nasional, maka pada taggal 1 Februari 1999, PDI Pro Mega

akhirnya membentuk partai baru yang merupakan kelanjutan tak terpisahkan dari

PDI yang didirikan pada 10 Januari 1973. Nama partai diubah menjadi PDI

Perjuangan, dengan azas Pancasila dan bercirikan Kebangsaan, Kerakyatan dan

(18)

banteng dalam segilima menjadi banteng gemuk dalam lingkaran. Sesuai dengan

hasil keputusan kongres ke-5 PDI di Denpasar Bali sebelumnya, maka secara

mendasar tidak banyak terjadi perubahan platform kecual lebih konsisten pada

nilai-nilai kejujuran, keadilan dan kerakyatan.

Pada pemilu 1999,PDI Perjuangan secara dramatis memenangkan Pemilu

dengan perolehan 34 persen suara atau 36 juta pemilih, sementara PDI Soerjadi

tak tembus electoral treshold. Kongres I PDI Perjuangan tanggal 27 Maret -1

April 2000 menhasilkan kepengurusan PDI Perjuangan masa bakti 2000-2005 dan

memantapkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum dan calon presiden

dari PDI Perjuangan.

Tabel 2.7

Pencapaian Suara Dan Kursi DPR RI Partai PDI Perjuangan

Tahun Suara Kursi Peringkat

1999 35.689.073 (33,74%) 153 (33,12%) 1

2004 21.026.629 (18,53%) 109 (19,82%) 2

2009 14.600.091 (14,03%) 95 (16,96%) 3

2014 23.681.471 (18,95 %) 109 (19,46 %) 1

Sumber : KPU, diolah dari berbagai sumber.

Pencapaian pada Pemilu Anggota DPR 2009 PDI Perjuangan mendapat 95

kursi (16,96 %) di DPR, setelah mendapatkan 14.600.091 suara (14,0 %). Dengan

hasil ini PDI Perjuangan menempati posisi ketiga dalam perolehan suara serta

kursi di DPR.Pada pemilu selanjutnya perolehan suara dan kursi PDI Perjuangan

mengalami peningkatan dari hasil pemilu sebelumnya. Pencapaian pada Pemilu

(19)

Pemilihan Umum Anggota DPR tahun 2014, setelah mendapat 23.681.471 suara

(18,95 %). Dengan hasil ini, PDI Perjuangan menempati posisi pertama dalam

perolehan suara serta kursi di DPR.

D. Perspektif Ideologi dan Susunan Kepengurusan Partai D.1 Perspektif Ideolologi Partai

Adapun kerangka landasan yang menjadi dasar bagi PDI Perjuangan

dalam melangkah di dunia politik, sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen

partai PDI Perjuangan, yakni : Azas Partai, Ciri Dan Watak Partai, Tujuan, Fungsi

Serta Platform Partai.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merupakan partai yang berasaskan

Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945 sesuai jiwa dan semangat lahirnya pada 1

Juni 1945. Ciri partai adalah organisasi politik yang terbuka untuk semua warga

negara Indonesia tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kedudukan, sosial,

dan gender. Partai PDI Perjuangan memiliki jati diti Kebangsaa Indonesia,

Kerakyatan dan Keadilan Sosial yang perjuangannya berlandaskan Pancasila dan

watak partai adalah gotong royong, demokratis, merdeka, pantang menyerah dan

terbuka.

(20)

1. Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945

sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

1945.

2. Membangun masyarakat pancasila 1 Juni 1945 dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

makmur.

Adapun tujuan khusus Partai yaitu :

1. Menghimpun dan membangun kekuatan politik rakyat;

2. Memperjuangkan kepentingan rakyat di bidang politik, ekonomi, sosial

dan budaya secara demokratis; dan

3. Berjuang mendapatkan kekuasaan poitik secara konstitusional guna

mewujudkan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Partai ini memiliki fungsi yaitu :

1. Menjadi alat perjuangan guna membentuk dan membangun karakter

bangsa;

2. Mendidik dan mencerdaskan rakyat agar bertanggung jawab

menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara;

3. Menghimpun, merumuskan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam

(21)

4. Menghimpun, membangun dan menggerakkan kekuatan rakyat guna

membangun masyarakat Pancasila ; dan

5. Melakukan komunikasi politik dan partisipasi politik warga negara.

Tugas partai PDI Perjuangan adalah :

1. Mempertahankan dan mewujudkan cita-cita negara proklamasi 17 Agustus

1945 di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. Melaksanakan, mempertahankan dan menyebarluaskan Pancasila sebagai

pandangan hidup bangsa;

3. Menghimpun dan memperjuangkan aspirasi rakyat sebagai arah kebijakan

politik Partai;

4. Memperjuangkan kebijakan politik Partai menjadi kebijakan politik

penyelenggaraan negara;

5. Mempersiapkan kader partai dalam pengisian jabatan politik dan jabatan

publik melalui mekanisme demokrasi, dengan memperhatikan kesetaraan

dan keadilan gender;

6. Mempengaruhi dan mengawasi jalannya penyelenggaraan negara agar

terwujud pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Platform PDI Perjuangan adalah organisai politik yang terbuka untuk

semua warga negara Indonesia tanpa membedakan susku, keturunan,

agama,kedudukan sosial, dan gender serta berwatak: Kebangsaan Indonesia,

Kerakyatan dan Keadilan Sosial yang perjuangannya berlandaskan Pancasila. PDI

(22)

yang mempertahankan jati dirinya sebagai Partai Kerakyatan dengan tetap

berrpegang teguh pada prinsip berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang

ekonomi dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan.

Sebagai partai yang mempunyai roh kedaulatan rakyat, PDI Perjuangan

dicirikan oleh adanya pengakuan dan penghargaan terhadap demokrasi

kebangsaan dan keadilan sosial.Demokrasi menempatkan kekuasaan tertinggi di

tangan rakyat yang diwujudkan melalui kedaulatan anggota partai dan

diselenggarakan sepenuhnya melalui kongres partai.Kebangsaan menempatkan

prinsip “kewarganegaraan” yang mengakui adanya kesamaan hak dan kewajiban

warga negara tanpa kecuali sebagai dasar satu-satunya dalam pengelolaan

partai.Bagi PDI Perjuangan prinsip ini menemukan bentuk konkretnya lewat

sifatnya sebagai partai terbuka yang menempatkan kemajemukan sebagai

kekayaan dan rahmat Tuhan.Keadilan soaial mengungkapkan komitmen PDI

Perjuangan untuk senantiasa mengarahkan semua aktifitas bagi kepentingan

rakyat banyak.

Cita-cita Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

makmur, serta beradab dan berketuhanan tidak hanya menuntut sebuah organisasi

politik yang modern dan mempunyai roh kedaulatan rakyat, tetapi juga menuntut

komitmen, moralitas dan etika yang tinggi bagi para penyelenggaranya.

(23)

Berikut merupakan susunan pengurus PDI Perjuangan untuk massa kerja

2015-2020 hasil kongres IV di Hotel Inna Grand Bali Beach, Bali, April 2015.

Ketua Umum : Megawati Soekarnoputri  Ketua Dewan Pimpinan Pusat:

 Bidang Kehormatan Partai : Komaruddin Watubun

 Bidang Politik dan Keamanan : Puan Maharani

 Bidang Pemenangan Pemilu : Bambang Dwi Hartono

 Bidang Ideologi dan Kaderisasi : Idham Samawi

 Bidang Keanggotaan dan Organisasi : Djarot Saiful Hidayat

 Bidang Hukum dan HAM dan Perundang-undangan : Trimedya

Panjaitan

 Bidang Perekonomian : Hendrawan Supratikno

 Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup : Muhammad Prakosa

 Bidang Kemaritiman : Rokhmin Dahuri

 Bidang Pembanngunnan Manusia dan Kebudayaan : Andreas Hugo

Pariera

 Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana : Ribka Tjiptaning

 Bidang Buruh Tani dan Nelayan : Mindo Sianipar

 Bidang Kesehatan dan Anak : Sri Rahayu

 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan : I Made Urip

 Bidang Koperasi dan UMKM : Nursiwan Sujono

(24)

 Bidang Pemuda dan Olahraga : Sukur Nababan

 Bidang Keagamaan dan Kepercayaan : Hamka Haq

 Bidang Ekonomi Kreatif : Muhammad Prananda Prabowo

Sekretaris Jenderal : Hasto Kritiyanto  Wakil Bidang Internal : Utut Adiyanto

 Wakil Bidang Program Kerakayatan : Eriko Sotarduga

 Wakil Bidang Program Pemerintahan : Ahmad Basarah

Bendahara Umum : Olly Dondokambey  Wakil Bidang Internal : Rudianto Tjen

 Wakil Bidang Program : Juliari Pieter Batubara

Berikut merupakan nama Komposisi Personalia DPC PDI Perjuangan

Kabupaten Langkat masa bakti tahun 2015-2020.

Ketua DPC : Ralin Sinulingga. SE

 Wakil Ketua Bidang Kehormatan Partai : Romelta Ginting. SE

 Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Ideologi : Beren Muli

Sinuraya

 Wakil Ketua Bidang Organisasi : Jumari. S

 Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu : Sedar Sembiring

 Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik/Agitasi Propaganda:

Rasmi. H. Hutabarat

 Wakil Ketua Politik Hukum dan Keamanan : Heri Lesmana

(25)

 Wakil Ketua Bidang Maritim : Siti Aulia

 Wakil Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan :

Kirana Sitepu

 Wakil Ketua Bidang Ekonomi : Joni Sitepu

 Wakil Ketua Bidang Nelayan : Nazaruddin

 Wakil Ketua Bidang Petani : Endang Sri Hastuti

 Wakil Ketua Bidang Buruh : Malem Ukur. SP

 Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak : Ari Ani

 Wakil Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga : Suhardi Surbakti

 Wakil Ketua Bidang Pariwisata, Seni Budaya dan Ekonomi Kreatif

: Nurdiansyah

Sekretaris : Sugiono. S.Pd

 Wakil Sekretaris : Ahmad Muhajir

Bendahara : Hasrizal. SH

D.3Daftar Caleg Tetap (DCT) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Langkat pada Pemilu Legislatif tahun 2014.

Berikut merupakan 50 nama calon legislatif DPC PDI Perjuangan

Kabupaten Langkat yang dibagi kedalam lima daerah pemilihan yakni daerah

pemilihan langkat 1, daerah pemilihhan langkat 2, daerah pemilihan Langkat 3,

(26)

Tabel 2.8 DCT Langkat 1

Nomor Nama Jenis Kelamin

1 Safril L

dengan jumlah kursi DPRD Kabupaten Langkat yang diperebutkan yaitu

sebanyak 11 kursi.Dari DCT diketahui caleg laki-laki berjumlah 7 orang dan caleg

perempuan berjumlah 4 orang.Partai PDI Perjuangan telah memenuhi kuota 30 %

dalam DCT dan mengurutkan DCTnya berdasarkan zipper sistem.

Tabel 2.9 DCT Langkat 2

Nomor Nama Jenis Kelamin

(27)

10 Heri Lesmana Surbakti L

11 Saiful Azhar L

12 Ade Irma Suryani P

Sumber : KPU Kab. Langkat

Di wilayah pemilihan Langkat 2 diisi oleh 12 orang caleg sesuai jumlah

kursi yang diperebutkan.Daftar caleg diisi oleh 7 caleg laki-laki dan 5 orang caleg

perempuan.

Tabel 2.10 DCT Langkat 3

Nomor Nama Jenis Kelamin

1 Romelta Ginting, SE L

2 Jumari S L

3 Endang Sri Astuti P

4 Arianto L

5 Sandrak Herman Manurung S.Sos L

6 Yuyun Sofiana P

Untuk daerah pemilihan Langkat 3, jumlah DCTnya sama dengan jumlah

pada daerah pemilihan Langkat 2 yang berjumlah 12 orang. DCT pada dapil ini

diisi oleh 8 caleg laki-laki dan 4 caleg perempuan.Pengurutan daftar caleg

(28)

Tabel 2.11 DCT Langkat 4

Nomor Nama Jenis Kelamin

1 Malem Ukur L

7 Febri Susilawati Br Sinuraya P

Sumber : KPU Kab. Langkat

Daerah Pemilihan langkat 4 adalah daerah pemilihan paling kecil.Jumlah

DCT dari dapil hanya berjumlah 7 orang sesuia dengan kursi yang

diperebutkan.DCT dari dapil ini diisi oleh 4 orang caleg laki-laki dan 3 orang

caleg perempuan.

Tabel 2.12 DCT Langkat 5

Nomor Nama Jenis Kelamin

(29)

Berdasarkan tabel nama caleg PDI Perjuangan terdapat 31 orang caleg

berjenis kelamin laki-laki dan 19 orang caleg perempuan dati total 50 daftar calon

tetap DPC PDI P Kabupaten Langkat. Hal ini menunjukkan PDI Perjuangan telah

memenuhi persyaratan 30 % kuota caleg perempuan dalam DCTnya.PDI

Gambar

Tabel 2.4
Tabel 2.5 Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Pendidikan
Tabel 2.6
Tabel 2.9
+3

Referensi

Dokumen terkait

Banyak pelajaran yang dapat kita peroleh dari membaca karya sastra, salah satunya membaca cerita rakyat yang disadur atau diolah kembali menjadi cerita anak.. Hasil membaca

Perusahaan pasangan usaha yang termasuk dalam kategori bermasalah atau wanprestasi, maka dilakukan tindakan penyehatan atau penyelamatan dan penyelesaian

Kompetensi Dasar : Mengetahui serta memahami letak anatomi anggota gerak bawah yang meliputi bagian-bagian tulang, persendian, serta otot-otot yang

Penelitian ini dilakukan karenarendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran dan siswa cenderung ramai sendiri

Perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan rancangan desain yang lebih baik dengan jumlah variabel tertentu dan metode yang lebih mendalam untuk meneliti

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap

Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa studi.. Bagus Ahmad Sholahudin seseorang yang teristimewa,

Potensi yang besar pada subsektor tanaman perkebunan tersebut karena dari berbagai alat analisis yang digunakan menunjukkan bahwa subsektor ekonomi ini memiliki keunggulan