• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA KEKUASAAN JABATAN KEPALA DESA (Studi di Desa Godong Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA KEKUASAAN JABATAN KEPALA DESA (Studi di Desa Godong Kecamatan Gudo Kabupaten Jombang)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KESADARAN ORANG TUA SISWA DALAM MEMILIH

SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL (RSBI)

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kediri)

Usulan Tesis Sarjana S-2

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Sosiologi

Diajukan oleh:

SUGENG WIHARTO

NIM. 201020270211008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

KESADARAN ORANG TUA SISWA DALAM MEMILIH

RINTISAN SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL

(Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kediri)

Yang diajukan oleh:

Sugeng Wiharto NIM: 201020270211008

Telah disetujui Tanggal, 20 Nopember 2013

Pembimbing Utama

Dr. Achmad Habib, MA

Pembimbing Pendamping

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul: KESADARAN ORANG TUA SISWA DALAM MEMILIH SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL: (Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kediri). Tesis ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Program Magister Sains Sosiologi di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang.

Tesis terselesaikan melalui proses arahan, bimbingan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Dengan ketulusan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Muhajir Effendy,M.PA selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dr. Achmad Habib,MA selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dr. Asep Nurjaman, M. Si sebagai Dosen Pembimbing Kedua, atas bimbingan, arahan, dan nasehat kepada penulis hingga terselesaikannya tesis ini.

3. Dr, Latipun, M.Kes selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang beserta segenap dosen dan stafnya atas segala pelayanan untuk penyelesaian penelitian tesis ini.

(4)

5. Dr. Achmad Habib, MA, Dr. Asep Nurjaman, M. Si, Dr. Rinikso Kartono, M.Si dan Dr. Rusman, M.Si sebagai penguji, atas kesediaan, kesabaran, saran dan masukannya dalam penyempurnaan tesis ini.

6. Drs. Bambang Tutuko, M.Si selaku Kepala SMA Negeri 2 Kediri beserta dewan guru dan stafnya atas segala bantuannya dalam memberikan informasi dan pelayanan untuk penyelesaian penelitian tesis ini.

7. Kepada Ayahanda Ponidi (almarhum) dan Ibunda Mursiyah, penulis persembahkan rasa hormat, bakti, dan terimakasih yang mendalam. Istriku Erna Lailatul Zaro’i, Anakku Evan Dzaky Irfansyah, Kakakku Murjoko dan Adikku Sri Handayani sungguh merupakan motivator penulis dan pendorong bagi selesainya tesis ini.

Dengan segala kemampuan yang ada serta mengingat terbatasnya pengalaman dan pengetahuan, kami sepenuhnya menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, baik dalam pengungkapan, pokok pikiran, tata bahasa maupun kelengkapan pembahasannya. Penulis menyadari masih banyak yang harus disempurnakan dalam tesis ini. Dengan senang hati penulis menerima semua kritik dan saran yang membangun. Semoga tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi perkembangan pengetahuan dalam membangun masyarakat melalui bidang pendidikan.

Kediri, 20 Nopember 2013 Penulis

(5)

SURAT PERNYATAAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SUGENG WIHARTO

NIM :

201020270211008

Program Studi : Magister Sosiologi Konsentrasi : Sosiologi Pembangunan

Alamat : Desa Plosorejo Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: Kesadaran Orang Tua Siswa Dalam Memilih Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional : Studi Kasus di SMA Negeri 2 Kediri adalah benar-benar karya saya sendiri dengan arahan dan pembimbing akademik dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun, kecuali yang jelas disebutkan rujukannya.

Malang, 20 Nopember 2013 Penulis

(6)

i DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. I

LEMBAR PENGESAHAN ……….. Ii

SURAT PERNYATAAN ……….. Iii

KATA PENGANTAR ……….. Iv

ABSTRAK ……….. V

DAFTAR ISI ……….. Vi

BAB I : PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumuasan Masalah ……… 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA………. 17

A. Pengertian Kesadaran………. 17

B. Pengertian Orang Tua .……….. 22

C. Pengertian Memilih……… 26

D Pengertian Sekolah………. 28

E Pengertian RSBI ……… 32

F Teori Tindakan Sosial Max Weber….……… 36

1. Pengertian Tindakan Sosial ……….. 36

a. Tindakan Sosial Rasional Instrumental……….. 38

b. Tindakan Sosial Berorientasi Nilai ……..……… 39

(7)

ii

d. Tindakan Sosial Efektual . .………. 40

G Kerangka Konseptual Tindakan Sosial………….………. 43

1. Tindakan Sosial Rasional Instrumental……….. 45

2. Tindakan Sosial Berorientasi Nilai ……..…………... 46

3. Tindakan Sosial Efektual . .……… 48

4. Tindakan Sosial Tradisional ………... 49

BAB III : METODE PENELITIAN……… 51

A. Metode Penelitian ………. 51

B. Pendekatan Penelitian ……… 52

C. Subyek Penelitian ……….. 56

1. Observasi ………. 58

2. Wawancara ………. 59

D. Obyek Penelitian ………... 60

E. Data dan Sumber Data Penelitian ………. 62

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 64

1. Partisipasi……… 64

2. Observasi ………... 65

3. Wawancara ………. 66

4. Kajian Dokumen ……… 67

G. Teknik Analisis Data ………. 68

1. Pengertian Teknik Analisis Data ……… 68

2. Teknik Analisis Data Struktural ……… 69

(8)

iii

H. Level Analisis Data ……… 74

1. Level Analisis Data Mikro ……… 75

BAB IV : GAMBARAN UMUM RSBI DI KOTA KEDIRI ……. 77

A. Letak Geografis KotaKediri ………. 77

B. Implementasi RSBI di Indonesia ……….. 79

C. Implementasi RSBI di Kota Kediri ……….. 87

D. Implementasi RSBI di SMA Negeri 2 Kediri ……… 92

1. LokasiSMA Negeri 2 Kediri ………... 92

2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Kediri ……….. 94

3. Dinamika Pendidikan di SMA Negeri 2Kediri …… 95

a. Sejarah Berdirinya RSBI di SMA Negeri 2 Kediri 98 b. Perkembangan RSBI di SMA Negeri 2 Kediri … 103 c. Tahap Mandiri RSBI di SMA Negeri 2 Kediri … 105 E. Pola Penerimaan Siswa Baru di SMA Negeri 2 Kediri…. 108 F. Jalur Masuk dan Kesadaran Masyarakat Memilih SMA Negeri2 Kediri ………. 110 1. Jalur Formal ……….. 113

2. Jalur Kemitraan ……… 116

3. Jalur Kekuasaan ……… 121

4. Jalur Transaksional ………... 126

BAB V : PEMBAHASAN ………... 132 A. Problematika Kesadaran Orang Tua Dalam Memilih

Pendidikan ………

(9)

iv B. Nilai-Nilai Kesadaran Orang Tua Dalam Memilih

Sekolah ... 135

C. Kesadaran Orang Tua Dalam Memilih Sekoah di SMAN

2 Kediri………..

143

1. Kesadaran akademis ………. 148

2. Kesadaran Konstruktif ……….. 152

3. Kesadaran Adaptif ………. 155

4. Kesadaran Pragmatisme ………. 159

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN………... 166

A. Kesimpulan ………... 166

B. Saran-Saran………. 167

DAFTAR PUSTAKA Daftar Lampiran

1. Lampiran Observasi 2. Lampiran Wawancara

3. Lampiran Prestasi SMA Negeri 2 Kediri

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bakri, Masykuri. 2009. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Pendidikan Islam: Analisis Kritis Terhadap Proses Pembelajaran. Surabaya: Visi Press Media

Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada ---. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Media Group

Creswell, John W. 2010. Fawaid, Achmad, dkk . Penerjemah. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dewey, John. Desanto. Penerjemah. 2007. Experience and Education. Colliers Books: New York. Jakarta: Erlangga

Denzin, Norman dan Lincoln, Y vonna S. 2009. Qualitative Research. Dariyatno, dkk (Penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Denzin, N.K. and Lincoln, Y.S. 2009. Handbook of Qualitative Research. Terjemahan oleh Dariyatno dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Freire, Paulo. Prihantoro. Penerjemah 2005. Pendidikan Sebagai Proses:. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

---. Prihantoro, Agung dan Fudiyartanto, Fuad Arif. Penerjemah 2009. Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

---. Tim Redaksi. Penerjemah. 2011. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: LP3ES

Faisal, Sanapiah. 2008. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Gunawan, Ary H. 1995. Kebijakan-Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Giddens, Anthony. Maufur & Daryatno. Penerjemah. 2010. Teori Strukturasi: Dasar-Dasar Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Giddens, Anthony. 2011. Sujono, Adi Loka. Penerjemah. Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial. Yogyakarta: Pedati

---. Sujono, Adi Loka. Penerjemah 2011.. Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial. Yogyakarta: Pedati

H.R. Tilaar. 2003. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta

Islamy, M. Irfan. 1994. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara Illich, Ivan. 2003. Bebaskan masyarakat dari belenggu sekolah. Terjemahan, Sonny Keraf.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Jonathan Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Kasiram, Moh. 2010. Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif. Malang: UIN Maliki Press Lubis, Ahyat Yusuf. 2004. Filsafat Ilmu dan Metodologi Posmodernis. Bogor: Akademia

M. Sirozi. 2010. Dinamika Kepentingan Kekuasaan dan Praktik Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

(11)

Muhadjir, Noeng. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi IV. Yogyakarta: Rake

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Riyadi, Ahmad Ali. 2006. Politik Pendidikan: Menggugat Birokrasi Pendidikan Nasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Rahardjo, Mudjia. 2010. Pemikiran Kebijakan Pendidikan Kontemporer. Malang: UIN Maliki Press

Ritzer, George. (2003). Teori sosial postmodern. Terjemahan, Muhammad Taufik Yogyakarta: Juxtapose

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. 2010. Teori Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Sidoarja: Kreasi Wacana Ritzer, Goerge & Smart, Barry. 2011. Penerjemah: Muttaqien, dkk. Handbook Teori Sosial.

Bandung Nusa Media

Robert K. Yin. 2011. Studi Kasus. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Rahmat, Jalaluddin.2005.Psikologi Komunikas.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Smith, William. Penerjemah: Prihantoro, Agung. 2008. Conscientizacao: Tujuan Pendidikan Paulo Freire. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susilo, Rachmad K. Dwi. 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern: Biografi Para Pelatak Sosiologi Modern. Jagjakarta: Ar Ruzza Media

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Soyomukti, Nurani. 2008. Metode Pendidikan Marxis Sosialis: Antara Teori dan Praktik.

Jagjakarta: Ar Ruzza Media

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Yusuf Lubis, Akhyar. 2004. Filsafat Ilmu dan Metodologi Posmodernis. Yogyakarta: BYRU Rappe. 2011. Kapitalisme dan Pendidikan Liberal Kapitalistik. Jurnal Ilmiah Lintera Pendidikan,

vol. 14 No. 2 Desember 2011

Haryana, Kir. 2007. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (artikel). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Peraturan-Peraturan

Anonim. 2003. Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional --- 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

(12)

--- 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia secara bertahap melakukan reformasi dan rekonstruksi formulasi kebijakan-kebijakan dalam bidang pendidikan. Sebagai upaya untuk mengapai cita-cita bangsa yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, …“mencerdaskan kehidupan bangsa”…. Pembaharuan fundamental dalam merekonstruksi kebijakan

pendidikan sebagai upaya inovasi untuk menyiapkan generasi bangsa yang bermartabat dan berkelanjutan dengan landasan nilai-nilai moral dan spiritual. Konsepsi ini dipertegas dengan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 pasal 4 Sistem Pendidikan Nasional.

Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab ke masyarakat dan kebangsaan.

(14)

2 tertindas (Freire, 2007: 10-11). Dalam konteks sosial, hal ini tidak bisa digeneralisasi atas satu bentuk aspirasi dalam memformulasi kebutuhan pendidikan sebagai ekspresi kesadaaran masyarakat. Mereka mempunyai latar belakang perbedaan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan pengetahuan yang berbeda. Fenomena realitas sosial semacam ini turut mempengaruhi agenda perubahan sosial dan memberi legitimasi kepada kebijakan politik dalam penentuan kebijakan pendidikan yang tengah berlaku. Sebagai suatu proses yang banyak menentukan corak dan kualitas kehidupan individu dan masyarakat (Sirozi, 2010: 59).

(15)

3 Penjaminan Mutu Pendidikan telah melakukan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mutu menurut Mastuhu dapat berarti “superiority atau

excellence”, melebihi standar umum yang berlaku (Bakri, 2009: 45). Salah

satu usahanya dengan melakukan pemetaan mutu dan mengembangkan sekolah-sekolah yang bertaraf internasional. Tujuan pemetaan mutu dalam implementasi pendidikan di sekolah-sekolah berlabel internasional sebagaimana dirumuskan dalam buku Panduan Pemetaan RSBI, 2001 yaitu:

Tujuan utama pemetaan mutu adalah: Pertama, mengetahui kinerja sekolah ditinjau dari pemenuhan dimensi ke-internasionalan-nya. Kedua, mengetahui kinerja masing-masing standar, komponen, dan indikator pendidikan sebagai sekolah penyelenggara RSBI. Ketiga, mengetahui perkembangan profil sekolah penyelenggara RSBI. Keempat, mengetahui berbagai kendala dalam menyelenggaraan RSBI. Kelima, memberikan rekomendasi kepada direktorat teknis untuk melakukan pembinaan sekolah penyelenggara RSBI.

Kebijakan tujuan pemetaan pendidikan yang ditetapkan pemerintah tersebut di atas mempunyai peran dan fungsi penting. Pemerintah dengan kekuatan politiknya dapat membuat kebijakan pendidikan yang berdimensi ketuhanan, kemanusiaan dan sosial-intelektual dalam mencapai tujuan pendidikan yang berkarakter ke-Indonesiaan. M. Sirozi (2010: 1) menegaskan, politik dan pendidikan secara dialektis memberi kontribusi terhadap pembentukan karakter masyarakat di suatu negara.

(16)

4 menduduki posisi ideal secara ekonomi maupun politis. Tentu saja untuk menuju pengembangan pendidikan bermutu tidak bisa dilakukan secara mekanis. Diperlukan sebuah keputusan politik yang koheren dengan rencana untuk merekonstruksi masyarakat dan harus diletakkan pada kondisi material yang mendukung dilakukannya perubahan (Freire, 2008: 17). Oleh karena itu pemerintah bersama masyarakat bisa mengkodifikasi pendidikan sebagai perwujudan dari konsep pendidikan yang menjadi satu rangkaian dengan rekonstruksi kesadaran orang tua siswa dengan usaha menciptakan sebuah pendidikan yang selaras dengan kebutuhan masyarakat masa depan yang sedang dibangun.

(17)

5 kehidupan sosial di masa yang akan datang melalui lembaga pendidikan. Pendidikan mempunyai posisi yang penting dalam kehidupan masyarakat sebagai proses untuk mengantarkan manusia menjadi manusia yang sebenarnya. Talcott Parsons beranggapan, pendidikan merupakan institusi yang dapat difungsikan untuk melakukan perubahan sosial, eskalasi sosial, serta inovasi rekrutmen elit strata masyarakat tertentu yang menempati struktur sosialnya sendiri-sendiri (Mutrofin, 2009: 34).

Sehubungan dengan perubahan sosial di masyarakat, pendidikan pun mengalami perimbangan evolusi dan eskalasi untuk merespon aspirasi dan kesadaran kebutuhan masyarakat. Kehadiran Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di tengah–tengah masyarakat dilatar belakangi oleh empat hal yaitu:

Pertama, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh yayasan dengan menggunakan identitas internasional tetapi tidak jelas kualitas dan standarnya. Kedua, banyak orang tua yang mampu secara ekonomi memilih menyekolahkan anaknya ke luar negeri. Ketiga, perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan. Keempat, sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu pengakuan secara internasional terhadap kualitas proses, dan hasil pendidikannya (Dikjend Man.Pend. Dasar dan Menengah Kemendiknas : 2009)

(18)

6 diformulasikan dengan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2/1989 pasal 51: Pengelolaan satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan oleh badan/perorangan yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang bersangkutan. Dalam Undang-Undang Sisdiknas ini mengindikasikan adanya upaya pemerintah untuk mensinergikan pendidikan dengan dinamika struktur perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini tidak berarti lembaga pendidikan dengan sesukanya mengkomersialkan pendidikan sehingga sekolah menjadi tergadaikan oleh rayuan kapitalisme. Dengan membuat pendidikan menjadi elitis atau hanya bagi mereka yang mampu secara ekonomi saja dengan menambah label “rintisan” dan/atau “internasional”. Akibatnya masyarakat miskin tidak mampu sekolah yang bermutu tersebut karena mahalnya biaya pendidikan. Soyomukti (2009: 8) menegaskan, bahkan mungkin ada upaya sistematis untuk mendesakkan pernyataan mengenaskan bahwa orang miskin dilarang sekolah. Padahal anak-anak Indonesia sekarang ini bagian penting dari aset bangsa, sebab merekalah yang kelak akan meneruskan estafet keberadaan negeri ini. Kata Soyomukti (2009: 282) selanjutnya bahwa menyelamatkan anak-anak bangsa saat ini (golden age) merupakan tindakan menyelamatkan masa depan (reclaiming the future) masyarakat dan keberadaan bangsa.

(19)

7 waktu keterlibatan aktif dari masyarakat. Artinya perkembangan pendidikan memperhatikan pula kecenderungan orientasi masyarakat selaku penerima jasa pendidikan. Oleh karena itu Becker menjelaskan, pendidikan disesuaikan dan diabdikan kepada kepentingan pasar yang mendikte dunia pendidikan (Bakri, 2009: 9). Pendidikan tidak lebih dari sekedar pasar yang menawarkan reproduksi struktural buruh, tetapi secara sosial berfungsi sebagai pendukung sistem yang mendominasi sehingga implementasi pendidikan di sekolah telah menjadi alat reproduksi ekonomi dan budaya. Formulasi cita-cita Kemendiknas dalam membangun pendidikan nasional lebih menekankan pada pendidikan transformatif yaitu menjadikan pendidikan sebagai mobilisasi perubahan dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju (Renstra Kementerian Pendidikan Nasional, 2010: 18). Berdasarkan fakta sosial, pembentukan kesadaran orang tua siswa itu diikuti proses transformasi struktural, yang menandai adanya perubahan di masyarakat dengan mengembangkan dan mengaktualisasikan segala potensi kemanusiannya secara optimal.

(20)

8 dapat meringankan beban ekonomi keluarga. Paradigma masyarakat madern dalam melihat pendidikan berbanding terbalik dengan masyarakat tradisional. Pendidikan bagi masyarakat modern mempunyai prioritas utama dalam hidupnya. Ada comensense dimasyarakat modern dengan ungkapan “ pendidikan anak harus lebih baik dan lebih tinggi dari pada pendidikan orang tua “ sehingga diharapkan mempunyai tingkat kehidupan yang lebih baik.

Esensi paradigma masyarakat tradisional, pendidikan itu tidak menjamin kesuksesan dan kemapanan dalam kehidupan. Konsep kesuksesan dan kemapanan hidup mereka ilustrasikan dengan pencapaian status ekonomi kelas atas. Sekalipun dengan pendidikan rendah hanya tamat sekolah dasar, jika bekerja keras dapat mencapai kemapanan ekonomi dalam hidupnya. Pendidikan itu menghabiskan waktu dan biaya sehingga hanya menambah beban bagi orang tua. Sementara pada masyarakat modern melihat pendidikan sebagai kebutuhan esensial yang harus dipenuhi untuk setiap manusia. Dengan memiliki pendidikan yang memadai dan bahkan jika bisa menyelesaikan samapai tingkat pendidikan tinggi (sarjana), akan memberikan kontribusi dan modal sosial yang besar kepada anaknya. Aktivitas-aktivitas masyarakat tradisional dan modern pada aspek pendidikan dalam kehidupan sosial direproduksi melalui sarana-sarana pengungkapan diri mereka sebagai aktor. Pendidikan merupakan mediasi dengan dunia sekitar dan keterhubungannya dari pelaku.

(21)

9 mencapai tujuan hidup yang lebih baik. James S. Coleman (dalam Ritzer, 2011: 480) mengatakan, orang itu bertindak secara sengaja unuk mencapai suatu tujuan, dengan tujuan dan tindakan yang dibangun oleh nilai atau preferensi. Kontradiktif paradigma masyarakat dalam melihat pendidikan sebagaimana disampaikan Mark Granovetter (dalam Ritzer, 2011: 470), yang mendasari kaitan-kaitan ini adalah gagasan bahwa aktor (individu atau kolektif) dapat memiliki akses berlainan pada sumber-sumber bernilai (kekayaan. kekuasaan dan informasi).

(22)

10 dan sekolah untuk merumuskan keunggulan spesifik dari sekolah dalam memberikan pelayanan yang unggul dan sebaik-baiknya bagi siswa-siswa berbakat, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Ludie Kurnia menyampaikan, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 2 Kediri ini juga didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 5 ayat 4 yang mengamanatkan bahwa “Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Sedangkan pasal 12 ayat 1 menegaskan bahwa “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”. Kemudian ditindak lanjuti pula dengan Keputusan Mendiknas Nomor 048/U/1992 pasal 16 ayat 1 yang menegaskan, “Siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan di SMA sekurang-kurangnya dua tahun”.

(23)

11 masyarakat, tetapi hanya diakses bagi mereka yang memiliki uang. Soyomukti (2008: 7) mengatakan, prinsip paling penting dari seni pengajaran agung (di lembaga pendidikan) adalah “pendidikan untuk semua (education for everyone).

Ekspresi kesadaran orang tua siswa dalam menentukan pilihan sekolah anaknya di SMA Negeri 2 Kediri mempunyai tingakat keragaman yang berbeda. Nur Wakit, Edy Asrory, dan Dodo Sofana selaku orang siswa di Kediri mengatakan, para orang tua mempunyai nilai-nilai tindakan yang bersifat akademis dan ekonoms yang membentuk kesadarannya dalam memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri. Sebagaimana dikatakan Mutrofin (2009: 35), manakala keuntungan ekonomi tidak diperoleh sesudah seseorang mengikuti pendidikan sekolah (misalnya mendapat sekolah dan pekerjaan yang diinginkan), timbul pandangan negatif terhadap sekolah sebab tidak mampu mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Asumsi dan interpretasi orang tuya siswa yang demikian ini bisa saja terjadi di SMA Negeri 2 Kediri sehingga penyelenggaraan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) itu sebatas label gaya hidup edukatif yang konsumtif dengan uforia label “rintisan”. Freire (2008: 39) menegaskan bahwa tanpa kesatuan antara studi dan kerja yang terdapat di dalam kehidupan sosial baru yang sedang di bangun, tidak mungkin menciptakan sebuah masyarakat baru di mana perbedaan antara kerja kasar dan intelektual tidak ditemukan.

(24)
(25)

13 Konsep Weber dalam tindakan sosial tersebut di atas mempunyai makna bagi orang tua siswa dalam memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri merupakan tindakan yang bermakna. Para orang tua ketika memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri menyimpan nilai-nilai material dan nonmaterial yang menjadi dasar dalam melakukan tindakan sosial. Makna yang tersimpan pada SMA Negeri 2 Kediri menformulasi terhadap tindakan orang tua siswa dalam memilih sekolah. Lebel dan predikat yang melekat pada SMA Negeri 2 Kediri membangun persepsi tindakan sosial bagi orang tua siswa dalam menentukan pilihan sekolah di lembaga tersebut. Ekspresi kesadaran tindakan orang tua siswa akan berkurang dan redup untuk memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri jika lembaga pendidikan tersebut tidak memiliki makna. Nur Wakit, Edy Asrory dan Dodo Sofana selaku orang tua yang menggunakan jasa pendidikan dari SMA Negeri 2 Kediri karena anaknya sekolah di SMA Negeri 2 Kediri mengatakan, selama ini SMA Negeri 2 Kediri mendapatkan apresiasi yang positif dari masyarakat karena dinilai sukses mengantarkan siswanya mempunyai kemampuan akademik yang baik untuk kelanjutan pendidikannya sebagai sarana untuk membangun masa depan yang baik dan bermakna. Menurut hasil riset yang dilakukan Zaini Hasan pada tahun 1987, semakin banyak dan semakin bagus pendidikan yang dialami oleh seseorang, semakin kuat orang tersebut memiliki nilai-nilai modernitas yang salah satu cirinya adalah memiliki orientasi masa depan, bukan masa kini. (Mutrofin, 2009: 35).

(26)

14 RSBI secara bertahap. Ludie Kurnia selaku Waka Kurikulum SMA Negeri 2 Kediri mengatakan, SMA Negeri 2 Kediri mengimplementasikan RSBI secara bertahap di mulai pada tahun pelajaran 2006/2007 sehingga pada tahun pelajaran 2012/2013 ini secara keseluruhan semua kelas X di SMA Negeri 2 Kediri telah diterapkan RSBI dan meniadakan kelas regular. Langkah ini diambil untuk lebih meningkatkan kualitas dan prestasi belajar peserta didik di SMA Negeri 2 Kediri sehingga orang tua siswa di masyarakat Kediri dan sekitarnya tetap memiliki antusias dan kesadaran yang tinggi dalam menggunakan jasa pendidikan di SMA Negeri 2 Kediri. Untuk itu dalam penelitian ini mengambil judul: Kesadaran orang tua siswa dalam memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, rumusan masalah yang dapat diformulasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran apakah yang membentuk orang tua siswa dalam memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri ?

2. Bagaimana bentuk kesadaran orang tua siswa dalam memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

(27)

15 b. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kesadaran orang tua dalam

memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari dilakukanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman serta bahan dalam penerapan ilmu sosiologi tentang kesadaran orang tua siswa dalam memilih sekolah. Secara teoritis penelitian ini juga untuk membangun kesadaran akademis yang humanis dan berdaya guna karena mempunyai nilai daya saing dalam kehidupan edukatif dan sosial kemasyarakatan.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi institusi pendidikan, SMAN 2 Kediri sabagai informasi tentang bentuuk-bentuk kesadaran orang tua siswa dalam memilih sekolah di SMA Negeri 2 Kediri.

2. Bagi orang tua siswa sebagai masukan untuk memberikan wawasan pilihan pendidikan dan estimasi kehidupan masa depan anaknya sehingga dapat menentukan sikap dan perilaku yang lebih dewasa secara akadmik, emosional dan sosialnya.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Sidoarjo Tahun

Dengan melihat hasil perhitungan dan analisis yang telah diperoleh, maka dapat hasi penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Variasi

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Formulasi

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Lebih lanjut berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2005), stimulasi verbal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan bicara