CITRA MALANG SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN DALAMKONSTRUKSI
BERITA SURAT KABAR(Analisis Wacana pada Rubrik Metro Edupolitan
Malang Post )
Oleh: Arsad Nizar Al Hamidi ( 06220092 )
Communication Science Dibuat: 20101103 , dengan 6 file(s).
Keywords: Konstruksi Berita, Wacana
ABSTRAK
Malang Post salah satu surat kabar yang ada di Malang. Sebagai surat kabar lokal Malang Post lebih menonjolkan sisi lokalitas, Malang Post terdiri 20 halaman dengan porsi pemberitaan tentang Malang Raya dan sekitarnya sekitar 90% yang meliputi politik, pendidikan, remaja, teknologi, bisnis, dan sebagainya. Menariknya Malang Post satusatunya media massa cetak yang ada di Malang yang memiliki rubrik khusus pendidikan. Metro edupolitan adalah rubrik khusus pendidikan yang memuat berita seputar pendidikan di seputar Malang Raya. Metro edupolitan ada semenjak 6 tahun silam bersamaan dengan penambahan 12 halaman menjadi 16 halaman. Rubrik metro edupolitan hadir setap hari Senin hingga Jumat. Keberadaan rubrik tersebut berawal dari kebutuhan masyarakat Malang terhadap informasi pendidikan. Sudah diketahui bersama bahwa Malang memiliki predikat sebagai kota pendidikan. Dengan adanya rubrik tersebut Malang post berkeinginan untuk menjadi jembatan antara masyarakat dan penyedia layanan pendidikan. Sehingga pendidikan dikota Malang bisa semakin maju.
Metro edupolitan merupakan produk dari Malang Post, produk tersebut adalah terobosan baru untuk surat kabar wilayah Malang Raya. Oleh karena itu metro edupolitan menarik untuk dikaji lebih mendalam dari aspek teoritis dan praktisnya. Maka untuk menganalisa konstruski berita pendidikan metro edupolitan, menggunakan model analisis wacana Norman Fairclough. Norman membagi menjadi tiga demensi analisis wacana, yakni: teks, discourse practice dan sociocultural practice. Teks dianalisis dengan melakukan pendekatan linguistic, discourse practice dapat dilakukan dengan wawancara pada pekerja media dalam proses produksi dan konsumsi teks. Sedangkan sociocultural practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks diluar teks. Dalam analisis Fairclough lebih menekankan faktor struktur dan praktik kerja media yang dihubungkan dengan kepentingan ekonomi dan politik media. Analisis wacana Fairclough menggunakan pendekatan kritis, media dipandang sebagai ruang sosial yang sarat tarikmenarik kepentingan. Bahasa dalam teks merupakan representasi dari ideologi media itu sendiri dan masyarakat memiliki pengaruh dalam proses penafsiran makna sehingga individu tidak bisa bebas menafsirkan makna sesuai pikirannya.
edupolitan Malang Post ingin memenuhi informasi pendidikan masyarakat Malang dan saluran publikasi programprogram pemerintah yang dapat meningkatkan pendidikan. Ketiga, citra kota pendidikan sudah dicanangkan sejak 40 tahun lalu. Sejumlah lembaga pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi memperkuat citra Malang sebagai kota pendidikan.
ABSTRACT
Malang Post is one of newspaper in Malang. As local daily newspaper, Malang Post focused on locality dimension. Malang Post consisted of 20 pages with news proportion about Malang and its region, about 90% consisted of politic, education, adolescent, technology, business, etc. What interesting is, Malang Post is the only printed mass media in Malang which has education special column. Metro Edupolitan is a special column about education which loaded news about
education around Malang. Metro Edupolitan existed since 6 years ago along with additional 12 pages into 16 pages. Metro Edupolitan column existed each Monday to Friday. The column existence started from Malang society needs about education information. There found that Malang has title as education city. By the column, Malang Post has intention to be bridge between society and education service provider, so that education in Malang city could be progressed.
Metro Edupolitan is a product of Malang Post, the product was a new breakthrough for Malang Newspaper. That’s why Metro Edupolitan was interesting to be discussed deeper from its theoretical and practical aspect. To analyze the construction of education news in Metro
Edupolitan, the writer used Norman Fairclough’s discourse analysis. Norman divided into three dimensional discourse analysis, they were: text, discourse practice, and sociocultural practice. Text was analyzed using linguistic approach, discourse practice could be done using interview in media worker in production and text consumption.
While sociocultural practice was dimension related with context outside the text. Fairclough analysis focused on structure factor and media work practice connected with economic and media politic needs. Fairclough’s discourse analysis used critical approach, media seen as social room which full of needs. Language in text was representation of the media ideology itself and society owed influence in making meaning interpretation, so that individual couldn’t be free to interpret meaning as their thought.
Fairclough’s research method divided into three dimensional, with data collection technique based on observation, interview, and library study. The research result of the three dimensional could be found. They were, first: in micro analysis, that was text. There found tendency of relation build in text using government approach and dominant group (education service