• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan

Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri

( Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh :

Anyke Putri Regiana 201110050311040

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Soisal dan Ilmu Politik

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Telah Dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 30 April 2015

Jam : 13.00 – 14.00

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji

1. Dr. Asep Nurjaman, M.Si

:

2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si

:

3. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov :

4. Nurudin, S.Sos, M.Si

:

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Anyke Putri Regiana

NIM : 201110050311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang

Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten

Kediri (Studi Kasus di Dinas Pengairan,

Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov Nurudin, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Kajur Ilmu Pemerintahan

(4)

iii

SURAT PERNYATAAN

Nama : Anyke Putri Regiana

Tempat, Tanggal Lahir : Balikpapan, 16 Nopember 1993

NIM : 201110050311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul:

Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.

Malang,30 April 2015

Yang Menyatakan,

(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN

Nama : Anyke Putri Regiana

NIM : 201110050311040

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul : Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri)

Pembimbing : 1. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov 2. Nurudin, S.Sos, M.Si

20 Januari 2015 Pengajuan Proposal

02 Febuari 2015 Revisi Proposal

03 Februari 2015 ACC Seminar Proposal

17 Maret 2015 Pengajuan Bab II

20 Maret 2015 Revisi Bab II

15 April 2015 ACC Bab II

17 Maret 2015 Pengajuan Bab III

20 Maret 2015 Revisi Bab III

15 April 2015 ACC Bab III

15 April 2015 Pengajuan Bab IV

16 April 2015 Revisi Bab IV

25 April 2015 ACC Bab IV

16 April 2015 Pengajuan Bab V

16 April 2015 Revisi Bab V

25 April 2015 ACC Bab V

27 April 2015 Pengajuan Abstraksi

27 April 2015 ACC Abstraksi

(6)

v

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov Nurudin, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(7)

vi

BERITA ACARA

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

Pada hari ini Kamis, tanggal 5 Februari 2015 Telah dilaksanakan seminar

proposal skripsi mahasiswa :

N a m a : Anyke Putri Regiana

NIM : 201110050311040

Judul Skripsi : Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar

Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri

(Studi pada Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

Kabupaten Kediri)

Malang, 5 Februari 2015

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov Nurudin, S.Sos, M.Si

Mengetahui,

Ketua/Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan

(8)

vii ABSTRAKSI

ANYKE PUTRI REGIANA, 2015,201110050311040, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri, Pembimbing I : Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov ; Pembimbing II : Nurudin, S.Sos, M.Si

Kata kunci: strategi, pertambangan liar.

Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah yaitu berupa hasil tambang mineral bukan logam dan batuan (pasir, batu, kerikil, tanah urug). Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kediri ini baru mempunyai makna apabila dikelola dan diusahakan secara optimal. Dalam pengelolaannya pemerintah kurang efektif dalam mengawasi pertambangan yang ada di Kabupaten Kediri sehingga pertambangan liar pun semakin menjamur. Beberapa masalah yang dirisaukan pemerintah pada penambang liar ini yaitu tidak adanya kesadaran untuk mengurus izin kegiatan usaha pertambangan hingga dampak terhadap lingkungan.

Metodelogi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu melukiskan atau menggambarkan secara sistematis, akturat sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik penelitian data ini diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Lokasi penelitian di lakukan di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri.

Hasil penelitian menunjukan bahwa data dari Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri terdapat beberapa lokasi pertambangan mineral bukan logam dan batuan yaitu ada 15 Kecamatan. Dari semua lokasi pertambangan tersebut terdapat pertambangan yang resmi berizin dan tidak berizin/ilegal. Dengan adanya pertambangan liar, maka pemerintah merumuskan strategi yaitu melakukan pengawasan dengan cara turun langsung ke lapangan (sidak), sosialisasi hingga melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti masyarakat, kepolisian, TNI, Satpol PP, dispenda, BPMP2TSP, dishub, Bappeda, BPN, Kecamatan dan desa untuk membantu Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi dalam melakukan pengawasan bagi para penambang.

(9)

viii

kedepannya dinas menambah jumlah personil , mempererat kerjasama yang baik, mempermudah proses perijinan, hingga menyediakan alternatif lapangan kerja lain yang lebih menjamin kesejahteraan bagi para penambang liar.

Malang, Mei 2015 Penulis,

AnykePutri Regiana

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(10)

ix ABSTRACT

Anyke Putri Regiana, 2015, 201110050311040, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social science and Political Science, Departement of Governmental Science, Government strategy in Tackling Illegal Mines Non Metallic Minerals and Rocks in Kediri, Advisor 1: Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov; Advisor 2:Nurudin,S.Sos, M.Si.

Keywords: Strategy, Illegal Mines.

Kediri is one area that has abundant natural resources in the form of non-metal mineral mining and rock (sand, stone, gravel, soil). Owned natural wealth of Kediri has meaning if it is managed and cultivated optimally. In government management is less effective in monitoring existing mining in Kediri that illegal mining are increasing. Some of the problems that worry the government on illegal miners that there is no consciousness to attend to permit mining operations and awareness of the impact on the environment.

The research methodology used in this study is a qualitative method uses descriptive research describe systematically, accurately in accordance with the actual facts. Source of data used in qualitative research is the source of primary data and secondary data sources. taking research data obtained by observation, interviews, and documentation. The location of research done at the Department of Irrigation, Mining, and Energy Kediri.

The results showed that the data of the Department of Water Resources, Mining and Energy Kediri, there are several locations nonmetallic mineral mining and rocks that there are 15 sub-district. Of all the mining sites are officially licensed mining and unauthorized / illegal. With the illegal mining, the government formulate strategies that perform direct supervision of the way down to the field (inspection), socialization to conduct cooperation with relevant parties such as the community, the police, the military, municipal police, Dispenda, BPMP2TSP, Transportation Agency, Bappeda, BPN , sub-district and village to help the Department of irrigation, Mining, and Energy in conducting surveillance for the miners.

(11)

x

Malang, Mei 2015

Writer,

AnykePutri Regiana

Advisor I Advisor II

(12)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri (studi pada Dinas

Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri)” .

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan bagi mahasiswa program S1.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh

rasa hormat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:

1. Ibu Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov selaku Kepala Jurusan Ilmu

Pemerintahan sekaligus dosen pembimbing I yang telah sabar dalam

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah sabar

dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan yang telah mengajar dan memberikan

(13)

xii

4. Seluruh staf dan karyawan Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

Kabupaten Kediri yang telah membantu memberikan informasi dan data

yang dibutuhkan dalam melaksanakan penelitian ini.

5. Kedua orang tuaku yang kucintai Ayahanda Budi Santoso dan Ibunda

Binti Khoiriyah yang telah banyak berkorban dalam segala hal kepada

penulis.

6. Adikku tersayang Islamia Dewi Setyorini yang telah memberikan

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh keluarga besar saya yang selalu memberikan doa dan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikannya.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan saya Ilmu Pemerintahan angkatan

2011 terkhususnya Ida Warti, Detalia Yolanda, Jomeq Paspol, Unike Ayu,

Octavia Dheta, Lia Arista, Novia Suhastini, Revita Laut, Iffah, Ardhan,

Haeril, Nana, Nofrian yang selalu menyemangati dan memberikan

bantuan selama melakukan proses penulisan skripsi serta teman-teman

Ilmu Pemerintahan 2011 lain yang telah memberikan seluruh

kenangan-kenangan terindah selama dibangku perkuliahan.

9. Teman-teman terbaik saya Isna, Dzikri, KKN 37 seluruh teman-teman

SMA khusunya kelas XII IPA 1 the kopet, serta teman-teman saya yang

lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan

semangat dan dorongan bagi penulis selama proses penulisan skripsi ini.

10.Teman-teman kost terbaik saya Witha, Eka, Anggi yang selalu

(14)

xiii

11.Serta semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.

Malang, Mei 2015

(15)

xiv

3. Fungsi Manajemen dalam Strategi………. ... 35

C. Tambang Liar 1. Pengertian Pertambangan ... 39

2. Pertambangan Liar ... 42

BAB III PROFIL DINAS DAN POTENSI TAMBANG MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DI KABUPAEN KEDIRI A.Deskripsi Wilayah Kabupaten Kediri 1. Gambaran Umum ... 46

B. Profil Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kab. Kediri 1. Gambaran Umum ... 50

2. Visi dan Misi ... 51

3. Struktur Organisasi ... 54

4. Tugas Pokok dan Fungsi ... 59

(16)

xv

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri ... 63 1.Melakukam Pengawasan ... 69 2. Sosialisasi ... 73 B. Faktor Peghambat dan pendukung

1. Faktor penghambat... 75 2. Faktor pendukung ... 96 BAB V Penutup

A. Kesimpulan ... 98 B. Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Golongan Bahan Galian 11

Tabel 2.2 Golongan bahan tambang 40

Tabel 3.4 Unit Pelayanan Teknis Daerah Kabupaten Kediri 57 Tabel 3.5 Lokasi Penambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Kabupaten

Kediri Tahun 2014 60

Tabel 4.1 Tujuan dan sasaran strategi Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kediri 68

Tabel 4.6 Persyaratan dan Mekanisme Izin Pertambangan Mineral Bukan Logam

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Kediri 46

Gambar 3.2 Kantor Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi 51 Gambar 4.2 Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri saat melakukan pengawasan

Gambar 4.3 Sosialisasi kepada masyarakat dan para penambang 74 Gambar 4.4 Pertambangan liar mineral bukan logam dan batuan di Desa Tiron

Kecamatan Banyakan 76

Gambar 4.5 Penutupan tambang liar di Desa Karangtengah Kecamatan

Kandangan 78

Gambar 4.6 Pos Penarikan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan di Desa

Jerukwangi Kecamatan Kandangan 83

(19)

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Lingkup fungsi-fungsi manajemen 36

Bagan 3.3 Struktur Organisasi Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

(20)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara

Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 1 Tahun 2011 tentang pajak daerah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan

usaha pertambangan mineral dan batubara

Joko Subagyo, P Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Singarimbun, Masri. 1982. Metode Penelitian Survey. Jakarta. LP3ES.

Adisasmita, Rahardjo.2011.Manajemen Pemerintah Daerah. Yogyakarta.Graha Ilmu. Hal 41

Wisadirman, Dirsono. 2005. Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi Untuk Ilmu Sosial. Malang. UMM Press

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Cetakan Ke9. Hal 72

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta. Bumi Aksara

Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. Mandar Maju.Hal 29.

Syafie, Inu Kencana. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta. Cetakan Ke2. Hal 95.

Kansil, CST. 2008. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta. Bumi Aksara. Cetakan Ke3. Hal 143

Hidajat, Imamm 2002. Teori-Teori Politik. Malang. Panti Asuhan :Nurul Abdyah”. Hal 151

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi. Bandung. Armilo. Hal 59

(21)

Internet

Dikutip dari http://www.dprdkedirikab.go.id/NEWS/Berita-126.htm diakses pada 14 Januari 2015

Dikutip dari Radar Kediri: Larang Tapi Pungut Pos Retribusi Galian C Harus

Cek Legalitas Muatan Truk Pasir.

http://www.dprdkedirikab.go.id/NEWS/Berita-126.htm diakses pada 14 Januari 2014

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang

meliputi peneyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiatan pascatambang.1Kekayaan alam yang terkandung didalamnya bumi dan air

yang biasa disebut dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung dalam

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “bahwa bumi, air, dan

kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Amanat UUD 1945

ini merupakan landasan pembangunan pertambangan dan energi untuk

memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam, mineral, dan energi yang

dimiliki secara optimal dalam mendukung pembangunan nasional yang

berkelanjutan.

Indonesia sangat kaya akan sumber daya alamnya yang sangat melimpah

sehinggapertambangan merupakan salah satu usaha industri yang dapat diandalkan

untuk mendatangkan devisa negara bagi Indonesia. Selain itu, industri

pertambangan juga menciptakan lapangan kerja di kabupaten dan kota dimana

merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adanya lingkungan

pertambangan ini masyarakat Indonesia selalu berlomba-lomba untuk berada

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 1 tentang pertambangan mineral

(23)

2

didalamnya, karena pertambangan merupakan perindustrian yang mendunia dan

bagi masyarakat Indonesia ini adalah suatu keberuntungan tersendiri.

Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber

daya alam yang berlimpah. Aset yang menonjol di Kabupaten Kediri adalah

tambang pasir, batu, dan kerikil (mineral bukan logam dan batuan) karena

Kabupaten Kediri salah satu kawasan aliran Gunung Kelud. Pemanfaatan pasir dan

batu hasil normalisasi kantong lahar akibat dari erupsi Gunung Kelud perlu

dikelola.Namun dalam pengelolaanya banyak sekali dijumpai berbagai

permasalahan yang terjadi seperti Ijin Usaha Pertambangan (IUP), dampak

terhadap lingkungan, pajak mineral bukan logam dan batuan, hingga Kebijakan

Pemerintah.

Dalam mengelola hasil alam ini malah justru banyak yang

menyalahgunakannya, yaitu seperti di Kabupaten Kediri yang semakin banyak

dijumpai para penambang liar yang tidak memiliki ijin resmi dari pemerintah.

Sejumlah lokasi tambang bahan galian mineral bukan logam dan batuan ilegal

dibiarkan beraktivitas tanpa punya izin usaha. Hal itu jelas sekali melanggar

ketentuan hukum karena menurut UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara, suatu pertambangan bisa beroperasi dengan syarat harus

memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP).Data yang di himpun dari 2 tahun yang

lalu ijin pengelolaan mineral bukan logam dan batuan yang dikeluarkan

(24)

3

Brantas.Yang berada di Sungai Brantas dipastikan ilegal karena Pemprov Jatim

tidak lagi mengeluarkan ijin untuk melakukan penambangan.2

Penambangan mineral bukan logam dan batuan ilegal ini harus ditindak

tegas agar tidak semakin marak karena bila dibiarkan tanpa ada aturan yang jelas

maka akan merusak lingkungan dan infrastruktur lainnya. Untuk mencegah

penambangan liar ini diperlukan keseriusan dari Pemerintah Daerah Kabupaten

Kediri. Sejauh ini Pemerintah dan Polisi sudah berupaya untuk menangani

masalah tambang liar ini seperti melakukan razia. Namun upaya itu tidak cukup

berhasil meskipun telah jelas ada peraturan hukumnya, karena para penambang

liar ini seperti bermain-main dengan aparat sehingga itu menyulitkan pemerintah

dan polisi untuk melakukan penertiban. Dibalik maraknya tambang liar ini pun

pasti jelas ada oknum-oknum yang ikut terlibat atau main belakang untuk

melancarkan para para penambang liar tersebut.

Masalah lingkungan sangat menentukan kehidupan manusia dan makhluk

hidup lainnya, namun sebaliknya manusia juga dapat menentukan keadaan

lingkungan. Alam yang ada secara fisik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

manusia dalam mengupayakan kehidupan yang lebih baik dan sehat menjadi tidak

baik dan tidak sehat dan dapat pula sebaliknya, apabila pemanfaatannya tidak

digunakan sesuai dengan kemampuan serta melihat situasinya. Manusia dalam

memanfaatkan sumber daya alam haruslahmemperhatikan tujuan serta pengaruh

(dampak) yang akan ditimbulkan akibat pemakaian.3

(25)

4

Seiring dengan perkembangan dan berbagai kebijakan pemerintah,

Undang-Undang No 11 Tahun 1967 diganti dengan dibentuknya Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yang

kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010

tentang wilayah pertambangan, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan

Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Semangat otonomi daerah

dalam penyelenggaraan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indinesia telah

membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara Pemerintah dan

Pemerintah Daerah, termasuk dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup. Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam

kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu

dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh

dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.

Penelitian ini berkaitan dengan tanggung jawab pemerintah Kabupaten

Kediri dalam mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam

yang menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup khususnya

tanggung jawab di bidang pertambangan yang menimbulkan kerusakan lingkungan

yang diakibatkan dari penambangan liar (khusunya penambang mineral bukan

logam dan batuan).Maraknya aktifitas tambang mineral bukan logam dan batuan

liar di sejumlah wilayah di Kabupaten Kediri sangat memprihatinkan. Dampaknya

(26)

5

sekitar. Kegiatan penambangan yang dilakukan para penambang ini sepertinya

tidak lagi memikirkan dampak lingkungan. Dampak buruk akibat aktifitas

tambang tersebut selain merusak lingkungan juga merusak jalan desa yang

dilintasi truk-truk besar yang membawa hasil mineral bukan logam dan

batuanberupa pasir, batu, kerikil.

Contohnya saja, tingkat pencemaran air Sungai Brantas sudah pada taraf

yang mengkhawatirkan sehingga membuat ikan-ikan yang hidup di dalam sungai

terlebar dan terpanjang di Jawa Timur ini mulai mengalami kepunahan karena ulah

manusia yang tidak bertanggung jawab pada lingkungan sekitarnya.Selain itu juga

telah banyak ditemui sungai-sungai yang dieksploitasi untuk diambil pasirnya.

Sungai yang dulunya indah kini rusak karena dikeruk oleh mesin-mesin penyedot

pasir untuk diambil pasirnya dan kemudian tidak bertanggung jawab hingga

merusak ekologi dan pencemaran terhadap air tanah.

Di Kabupaten Kediri terdapat beberapa pos penarikan mineral bukan

logam dan batuan di berbagai titik lokasi. Yaitu diantaranya di Desa Jerukwangi

Kecamatan Kandangan, Desa Asmoro Bangun Kecamatan Puncu, Desa Sumberjo

Kecamatan Purwoasri, Desa Plosokidul Kecamatan Plosoklaten, Desa Wonorejo

Trisulo Kecamatan Plosoklaten, dan Desa Blaru Kecamatan Badas. Pos penarikan

mineral bukan logam dan batuan ini merupakan pos resmi dari pemerintah yang

berada dibawah tanggung jawab dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda)

Kabupaten Kediri. Pos tersebut beroperasi setiap hari dari pukul 07.00 – 19.00

WIB, dan bila diluar dari jam operasional tersebut maka pos tersebut dikelola oleh

(27)

truk-6

truk pengangkut pasir yang lewat yang hasilnya akan disetorkan kepada Dispenda

yang masuk sebagai PAD. Namun jika warga kampung yang mengelola maka

hasilnya digunakan untuk kepentingan desa tersebut. Dimana setiap truk

pengangkut pasir yang lewat sesuai dengan Perda No 1 Tahun 2011 akan dikenai

pajak sebesar Rp 10.000,00 per m3.

Namun melihat dari pernyataan diatas masih banyak juga truk-truk

pengangkut pasir yang nakal seperti tidak membayar sesuai ketentuan. Selain itu

anehnya lagi yaitu biarpun truk pengangkut pasir yang tidak memiliki ijin (ilegal)

pun tetap saja ditarik. Adanya hal itu justru memunculkan anggapan bahwa

penambangan tanpa ijin sah-sah saja. Karena itu mestinya pemerintah tidakhanya

mengejar setoran dengan memungut retribusi dari truk-truk tersebut. Tapi lebih

dari itu juga memeriksa legalitas dari pasir yang diangkut.

Meskipun banyak sekali peraturan hukum yang menjelaskan bahwa

tambang liar sangatlah dilarang tetapi tetap saja hal itu tidak membuat para pelaku

tambang liar takut ataupun jera. Justru mereka malah semakin menjadi-jadi. Hal

itu jelas menggambarkan bahwa kurangnya kesadaran diri atas perilaku yang telah

mereka lakukan. Pemerintah serta aparat terkait harus lebih tegas dan ketat lagi

dalam menerapkan kebijakan tanpa ada belas kasihan. Pemerintah pun harus di

tuntut bermain bersih agar tidak ada lagi para penambang yang beranggapan

bahwa pemerintah serta aparat mudah ditaklukan dengan bermain belakang. Selain

itu, pemerintah perlu melakukan peremajaan atau pembaharuan pada

(28)

7

Kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kediri ini baru mempunyai

makna apabila dikelola dan diusahakan secara optimal. Melihat berbagai masalah

yang terjadi, maka peranan pemerintah dalam perencanaan strategi sangat penting.

Oleh karena itu, perencanaan strategi dapat disebut sebagi metode yang berurusan

dengan kompleksitas lingkungan yang seringkali erat kaitannya dengan

kepentingan organisasi, juga merupakan suatu metode untuk menangani

kompleksitas lingkungan internal yang ditimbulkan oleh bermacam-macam

kebutuhan dari unit kerja di daerah sebagai suatu organisasi.4 Dengan perencanaan

strategi ini maka pemerintah daerah dapat menentukan apa yang dikehendaki

suatu organisasi dimasa datang dan bagaimana upaya mencapainya. Dari uraian

yang telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Liar

Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri”.

(29)

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral

bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri ?

2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bagi pemerintah dalam

menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten

Kediri ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana strategi pemerintah daerah dalam

menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di

Kabupaten Kediri.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat bagi

pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan

logam dan batuandi Kabupaten Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Sebagai pengembangan ilmu baru mengenai strategi pemerintah daerah

dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan di

Kabupaten Kediri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi pemerintahan Kabupaten Kediri, diharapkan penelitian ini

dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran ataupun masukan dalam

(30)

9

b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman

bahwa sebenarnya kegiatan tambang liar itu jelas melanggar hukum dan

menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga dengan adanya pemahaman

ini maka masyarakat diharapkan dapat menyadari untuk tidak lagi

melakukan penambangan secara liar.

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep merupakan unsur atau bagian dalam penelitian dan

merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara

abstrak suatu fenomena.5Untuk memperoleh kejelasan arti dari penelitian ini,

maka diperlukan adanya definisi konseptual yang memberikan arahan serta ruang

lingkup penelitian agar mudah dalam mengadakan penelitian. Definisi-definisi

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Strategi Pemerintah Daerah

Menurut Marrus ( 2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu

proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

jangka panjang oganisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selanjutnya Quinn (1999:10)

mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana yang

mengintegrasikan tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan dan rangkaian

tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh.

(31)

10

Dari kedua pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi

merupakan suatu rencana untuk mencapai tujuannya. Rencana tersebut

meliputi : tujuan, kebijakan, serta tindakan yang harus dilakukan.

Berdasarkan UU No 32 tahun 2004 sebagaimana yang telah direvisi

dengan UU No 12 tahun 2008 tentang Pemerintah daerah pasal 1 ayat (2)

yaitu “ Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh

pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Atau

bisa juga diartikan Pemerintah Daerah adalah unsur penyelenggara unsur

Pemerintah Daerah yang terdiri dari Gubernur, Bupati, Walikota, dan

perangkat daerah. Perangkat daerah yaitu :

a. Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov), yang terdiri atas Gubernur

dan Perangkat Daerah, meliputi Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan

Lembaga Teknis Daerah.

b. Pemerintah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot) terdiri atas

Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah, meliputi Sekretariat Daerah,

Dinas Daerah, Lembaga Teknis Dearah, Kecamatan dan Kelurahan.

Strategi Pemerintah adalah pendekatan secara keseluruhan yang

berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah

(32)

11

2. Tambang liar mineral bukan logam dan batuan

Tambang liar merupakan kegiatan tambang yang dalam

pekerjaannya tidak memiliki izin resmi, tidak melakukan pertambangan

sesuai prosedur.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2010 Pasal 2 ayat

2, bahan galian di golongkan menjadi 5 golongan yaitu :

Tabel 1.1 Golongan Bahan Galian

No Golongan Bahan Galian

1. Mineral radioaktif radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radioaktif lainnya;

2. Mineral logam litium, berilium, magnesium,

kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnesit, besi, galena, alumina, niobium, zirkonium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, alumunium, palladium, rhodium, osmiun, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;

(33)

12

fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball, clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, walastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping untuk semen;

4. Batuan pumice, tras, toseki, obsidian,

marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jesper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak Sumber: UU Nomor 23 Tahun 2010

Dasar-dasar penggolongan bahan-bahan galian, yaitu :

(34)

13

b. Terdapatnya suatu bahan galian dalam alam (genese)

c. Penggunaan bahan galian bagi industri

d. Pengaruhnya terhadap hidup rakyat banyak

e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha6

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

variabel diobservasi atau dapat diukur.7 Maka untuk mengukur keberhasilan

variabel diatas ditentukan indikator-indikator sebagai berikut :

1. Strategi Pemerintah dalam Menanggulangi Tambang Mineral Bukan

Logam dan Batuan di Kabupaten Kediri.

a. Pengawasan

Memonitor kinerja dan mengarahkan upaya menuju tujuan yang

sudah direncanakan.

b. Sosialisasi

Proses atau langkah-langkah untuk menuntut individu kearah yang

lebih baik untuk mencapai tujuan.

2. Faktor Pendukung dan penghambat bagi pemerintah dalam

menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan batuan.

a. Faktor Pendukung:

 Adanya kesadaran dari masyarakat yang masih peduli

6Dikutip dari Irfan Hakari, Bahan Galian, http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/bahan-galian.html

diakses pada tanggal 20 Januari 2014

7Wisadirman, Dirsono, 2005, Metode Penelitian dan Penulisan Skripsi Untuk Ilmu Sosial, Malang:

(35)

14

 Adanya kerjasama dalam melakukan pengawasan

b. Faktor Penghambat:

 Jumlah teknis lapangan kurang dari Dinas Pengairan,

Pertambangan, dan Energi

 Pengurusan izin yang rumit

 Kurangnya kesadaran para penambang untuk membayar pajak

mineral bukan logam dan batuan

 Kurangnya kesadaran dari para penambang

 Terjadinya kerusakan lingkungan akibat penambangan

mineral bukan logam dan batuan liar

(36)

15

G. Kerangka Berfikir

Sumber: Diolah peneliti dari berbagai sumber

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah digunakan

dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif menurut Bogdan & Taylor

(1990) dalam Imam Gunawan (2013:82) adalah “prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan

a. Turun ke lapangan (sidak) b. Bekerjasama dengan aparat

(37)

16

individu secara holistic (utuh)”.8Penelitian dilakukan dengan metode

kualitatif agar memperoleh data secara ilmiah serta komperehensif sesuai

dengan latar dan data yang diperoleh tidak merupakan hasil rekayasa

ataupun manipulasi karena tidak ada unsur atau variabel lain mengontrol.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif9, karena

peneliti melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu

keadaan suatu obyek atau suatu pariwisata. Penelitian ini menjelaskan

mengenai strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral

bukan logam dan batuandi Kabupaten Kediri. Peneliti mendeskripsikan

tentang strategi pemerintah daerah dalam menanggulangi tambang liar

mineral bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri, terkait dengan

strategi atau upaya apa saja yang dilakukan pemerintah terkait tambang

liar mineral bukan logam dan batuandi Kabupaten Kediri.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan data, adapun data yang

digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah :

a. Data Primer, adalah data asli yang memuat informasi atau data

yang langsung diperoleh dari sumber datanya. Dalam penelitian

ini sumber data primernya adalah narasumber yang dapat

dipercaya dalam memberikan informasi tentang kebijakan,

8Gunawan, Imam. 2013. Metode Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta. Bumi Aksara

(38)

17

pendapatan, serta ijin mengenai strategi pemerintah daerah

dalam menanggulangi tambang liar mineral bukan logam dan

batuan di Kabupaten Kediri.

b. Data sekunder, adalah data yang diambil tidak langsung dari

sumber aslinya. Misalnya data diperoleh dari dokumen, refrensi

buku-buku, perundang-undangan, surat kabar, hasil penelitian,

jurnal, artikel, internet, dan bahan lainnya yang berkaitan dengan

strategi pemerintah dalam menanggulangi tambang liar mineral

bukan logam dan batuan di Kabupaten Kediri.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan masalah yang

diteliti serta menunjang kelengkapan data yang tepat dan memadai, maka

adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan serta pencatatan

secara sistematis terhadap obyek penelitian. Teknik observasi

digunakan karena peneliti juga membutuhkam data-data yang

lebih obyektif berdasarkan fakta lapangan dan bersifat umum.

Observasi dilakukan ditempat langsung pada tempat

(39)

18

perijinan, kebijakan, pendapatan tambangmineral bukan logam

dan batuan di Kabupaten Kediri.

b. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan antara peneliti

(pewawancara) dengan yang informan atau yang diminta untuk

diwawancarai.10Dalam penelitian ini, proses wawancara

dilakukan secara fomal dan informal dengan cara tanya jawab

mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan ditanyakan

selama proses wawancara. Adapun wawancara ini dilakukan

pada instansi terkait seperti Dinas Pengairan Pertambangan dan

Energi yang mengurusi tentang pertambangan yang ada di

Kabupaten Kediri.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian untuk menelusuri data-data yang

mendukung. Dokumentasi ini berbentuk tulisan, gambar ataupun

karya-karya dari seseorang, pengambilan dokumentasi dilakukan

pada saat observasi langsung. Melalui dokumentasi ini

diharapkan data-data yang ada dapat lebih dipertanggung

jawabkan karena ada bukti yang konkrit.

(40)

19

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian. Adapun kriterianya yaitu:

a. Bekerja di Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Energi

Kabupaten Kediri.

b. Laki-laki

c. Usia minimal 30 tahun

d. Pendidikan minimal S1

e. Bidang Bina Pemaanfaatan Air, Pertambangan, dan Energi

Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, maka ditemukan

subyek penelitian atas nama :

Bidang Bina Pemanfaatan Air Pertambangan dan Energi di Dinas

Pengairan, Pertambangan, dan Energi Kabupaten Kediri.

1. Pak Herianto

2. Pak Nowo Kartiko

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya

penelitian untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan

guna menunjang penelitian ini. Adapun penelitian ini dilakukan yaitu

di Dinas Pengairan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kediri yang

(41)

20

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda, dan

mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan

fokus atau masalah yang ingin dijawab.11Miles dan Huberman

mengemukakan ada tiga tahapan dalam menganalisis data penelitian

kualitatif, yaitu reduksi data (reduction data), penyajian data (display

data), menarik kesimpulan atau verifikasi (conclusion/verifying).

Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara bersamaan dengan

proses pengumpulan data berlangsung, artinya kegiatan-kegiatan yang

dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berikut

gambarannya secara sederhana :

Komponen dalam analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1992)

Sumber: Imam Gunawan (2013:211)

Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dan mencari tema

11Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatid Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Hal

209

Data Collection Data Collection

Data Reduction

(42)

21

dan polanya (Sugiyono, 2007:92). Data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan

pengumpulan data. Temuan yang dipandang asing, tidak dikenal, dan

belum memiliki pola, maka hal itu yang dijadikan perhatian penelitian

kualitatif bertujuan mencari pola dan makna yang tersembunyi dibalik

poladan makna yang tampak. Data yang sudah direduksi maka langkah

selanjutnya adalah memaparkan data. Pemaparan data sebagai

sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan (Miles & Huberman, 1992:17). Penyajian data

digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan sebagai

acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis sajian

data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung

dengan matriks jaringan kerja.

Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang

menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan

disajikan dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan berpedoman

pada kajian penelitian. Berdasarkan analisis interactive model,

kegiatan pengumpulan data, reduksi data, paparan data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif. Analisis

data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus

(43)

22

menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian

kegiatan analisis yang saling menyusul.12

Gambar

Tabel 1.1 Golongan Bahan Galian
Tabel 1.1 Golongan Bahan Galian

Referensi

Dokumen terkait

Alasan diajukannya permohonan wali adhal ini adalah ayah dan ibu pemohon menolak dengan alasan karena kepercayaan Jawa mengenai arah mata angina kerumah calon suami

Jika orientasi pendidikan adalah untuk mentransfer pengetahun ( transfer knowledge ) maka akan bermunculan platform-platform belajar yang jauh lebih inovatif dan

pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambah pada biaya (cost) tersebut. 12 Murabahah adalah akad jual beli atas barang tetentu dimana

Dalam penelitian ini portofolio yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran P3 BIO yang dirancang dengan memberikan tugas secara bertahap kepada mahasiswa,

Penulis melakukan perencanaan pembuatan program baru dengan program aplikasi Multiuser untuk membantu menanggulangi permasalahan yang dialami SMK Perintis 29-01

Ketiga hasil analisis keberadaan pengaruh hari terhadap kadar etanol pada ketiga perasan buah memberikan hasil yang sama sehingga diperoleh kesimpulan yang sama.. Kesimpulan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) size berpengaruh positif terhadap CSR, dengan demikian perusahaan besar akan mengungkapkan

Pada siklus II meningkat lagi menjadi 90% yakni yang tuntas adalah sebanyak 18 orang.Peningkatan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe