• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepentingan Indonesia dalam Diplomasi Publik Melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepentingan Indonesia dalam Diplomasi Publik Melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Kepentingan Indonesia dalam Diplomasi Publik

Melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)

dan

Indonesia Channel 2011

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh:

Prima Anugrahaningtyas

08260045

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Prima Anugrahaningtyas, 2012, 08260045, Universitas Muhammadiyah Malang,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Hubungan Internasional, KEPENTINGAN INDONESIA DALAM DIPLOMASI PUBLIK MELALUI PROGRAM BEASISWA SENI DAN BUDAYA INDONESIA (BSBI) DAN INDONESIA CHANNEL 2011. Dosen pembimbing 1: Tonny Dian Effendi, S.Sos, M. Si dan Dosen Pembimbing II: Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

Abstraksi

Indonesia sebagai negara dengan kapasitas hard power rendah sangat berkepentingan dengan pengembangan soft power. Terutama berkaitan dengan sumber daya potensial yaitu seni dan budaya. Berpijak dari kenyataan tersebut, Indonesia melancarkan diplomasi publiknyamelalui penyelenggaraan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011. Persoalannya adalah apa kepentingan Indonesia dalam diplomasi publik melalui program BSBI dan Indonesia Channel 2011? Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Konsep yang digunakan adalah konsep diplomasi publik yang digunakan oleh Indonesia untuk membentuk persepsi yang positif mengenai negaranya di lingkungan internasional. Hasil dari penelitian ini adalah diplomasi publik melalui program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011 dilaksanakan atas prakarsa pemerintah yang diarahkan sebagai soft power dan people-to-people contact serta membentuk citra Indonesia dan membangun unsur peran serta publik secara keseluruhan.

Kata Kunci: Seni dan budaya, BSBI, Indonesia Channel 2011, Diplomasi Publik, Soft Power

Malang, 21 Oktober 2012 Penulis

Prima Anugrahaningtyas

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(7)

Prima Anugrahaningtyas, 2012, 08260045, University of Muhammadiyah Malang, Social and Political Sciences Faculty, International Relations Department, THE INDONESIA’S INTEREST IN PUBLIC DIPLOMACY OF INDONESIA’S ARTS AND CULTURES SCHOLARSHIP (IACS) PROGRAM AND INDONESIA CHANNEL 2011. Supervisor Counselor I: Tonny Dian Effendi, S. Sos, M. Si and Supervisor Counselor II: Dra. Frida Kusumastuti, M. Si

Abstract

Indonesia is the low of hard power capacity country, have the necessity to bulid a soft power. Mainly for the large assets had possesed: Arts and Cultures. Based on that argument, Indonesia did it’s public diplomacy in effectuable Indonesia’s Arts and Cultures Scholarship (IACS) program and Indonesia Channel 2011. The problem is; What is the Indonesia’s interest in public diplomacy of Indonesia’s Arts and Cultures Scholarship (IACS) program and Indonesia Channel 2011? This research conducted as a descriptive study. This research use the concept of public diplomacy to explain the way of Indonesia percepting it’s country in the international arena. The results of this research is public diplomacy in Indonesia’a Arts and Cultures Scholarship (IACS) program and Indonesia Channel 2011. Conducted by goverment legitimation, aimed as soft power and people to people contact to build an image of Indonesia as the country with the high credibility and fascilitaty.

Keywords: Arts and cultures, IACS, Indonesia Channel 2011, Public Diplomacy, Soft Power

Malang, October 21, 2012 Author

Prima Anugrahaningtyas

Approval,

Supervisor Counselor I Supervisor Counselor II

(8)
(9)

L e m b a r P e r s e m b a h a n

U ngkapan teri ma kasi hku yang tak terhi ngga kepada T uhanku Y ang

M aha P engasi h, A llah S W T . T eri ma kasi h karena telah memberikan

kelancaran dal am proses penyusunan skri psi i ni .

S kri psi i ni kupersembahkan untuk P api, M ami , I bunda dan

A yahku terci nta. T eri ma kasi h atas do’a yang ti ada henti , moti vasi ,

semangat dan sumber i nspi rasi pali ng hebat dal am hi dup P ri ma. K epada

kedua kakakku tersayang, D i an R i f i yani S eti ani ngti yas. dan N ofi

K usumani ngti yas, M as A an dan M as Eko, teri ma kasi h atas do’a dan

semangat kali an. B i ll y & Q ueen, I L ove U .

T hanks to M y Honey, R udy D anur F ebri anto who always

bri ghteni ng my day & al ways ready f or me. T eri ma kasi h juga buat

M ama, P apa, M bak D i na & R i o atas supportnya selama i ni .

T eri ma kasi h juga untuk P ak T onny dan B u F ri da karena sudah

meluangkan banyak waktu, piki ran dan tenaga demi kelancaran skri psi

P ri ma. K epada semua para dosen J urusan Hubungan I nternasi onal,

teri ma kasi h telah membi mbi ng selama proses kuli ah.

U ntuk semua sahabat-sahabat tersayang, Ef ry A di tya, R i zka

Hajuda, R i cky S aputro, A pri li na R , I ka, N anni ng, D edi k, M oni c,

serta semua teman-teman Hubungan I nternasi onal angkatan 20 0 8 yang ti dak

bi sa di sebutkan satu per satu, teri ma kasi h atas semua semangat dan

moti vasi kali an. L ove Y ou A ll...

T eri ma kasi h buat adi kku yang canti k, L ai lya A ri stantya yang

sudah selalu menjadi adi k sepupu sekali gus teman sekamar kost yang bai k

& selalu seti a menemani . B uat adi kku sepupuku yang ganteng D i cki

(10)

U ntuk semua sahabat-sahabat, A dnan, N i na, F erdi , D ea, M as

Egar, M bak S erli na, S eluruh teman-teman M agetti dan GB N , M bak

N yi mas, M as Eky, M bak R ati h teri ma kasi h sudah menjadi teman bai k

yang ti dak berhenti memberi semangat.

L ove Y ou S o M uch...

M al ang, 21 A pri l 20 12

(11)

DAFTAR ISI

BAB II POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA 2.1 Karakteristik Utama Politik Luar Negeri Indonesia...25

2.1.1 Prinsip Dasar Politik Luar Negeri Indonesia...25

2.1.1.1 Politik Luar Negeri Era Soekarno...26

2.1.1.2 Politik Luar Negeri Era Soeharto...29

2.1.1.3 Politik Luar Negeri Era B. J. Habibie...32

2.1.1.4 Politik Luar Negeri Era Abdurrahman Wahid...34

2.1.1.5 Politik Luar Negeri Era Megawati Soekarnoputri...35

2.1.1.6 Politik Luar Negeri Era Susilo Bambang Yudhoyono...37

(12)

2.2 Diplomasi Indonesia: Peluang dan Tantangan...45

2.2.1 Diplomasi Total...46

2.2.2 Diplomasi Publik...48

2.2.3 Kesimpulan Umum: Peluang dan Tantangan Diplomasi Indonesia...50

BAB III KEPENTINGAN INDONESIA DALAM DIPLOMASI PUBLIK MELALUI PROGRAM BEASISWA SENI DAN BUDAYA INDONESIA (BSBI) DAN INDONESIA CHANNEL 2011 3.1 Periodesasi Program BSBI dan Indonesia Channel...53

3.1.1 Program BSBI Periode Tahun 2003-2005...53

3.1.2 Program BSBI dan Indonesia Channel Periode Tahun 2006-2008...55

3.1.3 Program BSBI dan Indonesia Channel Periode Tahun 2009-2010...58

3.2 Diplomasi Publik Melalui BSBI dan Indonesia Channel 2011...60

3.3 Kepentingan Indonesia Melalui Program BSBI dan Ind. Channel 2011...66

3.3.1 BSBI dan Ind. Channel 2011 Sebagai Soft Power Indonesia...66

3.3.1.1 Hubungan Antara Diplomasi Publik dan Soft Power...72

3.3.1.2 Diplomasi Publik Sebagai Upaya mewujudkan Soft Power...73

3.3.2 Hubungan Antar Masyarakat (People-to-People Contact)...73

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan...78

4.2 Saran...81

(13)

Daftar Lampiran

(14)

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Bandoro, Bantarto. 2005. Mencari Desain Baru Politik Luar Negeri Indonesia. Yogyakarta: CSIS.

Djelantik, S. 2004. Diplomasi Publik Analisis. Jakarta: CSIS.

Holsti, K. J. 1978. International Politics, A Framework for Analysis, Third Edition. New Delhi:Prentice Hall of India, New Delhi.

Irsan, Abdul. 2010. Peluang dan Tantangan Diplomasi Indonesia. Jakarta: Himmah Media Utama.

Ju Lan,Thung dan M. Azzam Manan. 2011. Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia. Jakarta: LIPI Press

Kemlu RI. 2011. Diplomasi Indonesia 2011. Jakarta: Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia.

Nasikun, DR. 2007. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Perwita, Anak Agung Banyu dan DR. Yanyan M. Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Restiana, Nana. Diplomasi Publik China dalam Olimpiade Beijing 2008. UMM: Unpublished

Wuryandari, Ganewati (Ed.), 2008. Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik. Jakarta: P2P LIPI dan Pustaka Pelajar

Wuryandari, Ganewati (Ed.). 2009. Format Baru Politik Luar negeri Indonesia. Jakarta: LIPI Press, anggota IKAPI.

Sumber Internet (Artikel):

50 Bule Jadi Penari Tradisional dalam

http://internasional.rmol.co/read/2011/08/01/34893/50-Bule-jadi-Penari-Tradisonal-, diakses pada tanggal 12 Agustus 2012

50 Pelajar Asing Dapat Beasiswa dalam

http://www.berita8.com/read/2009/07/29/5/13586/50-Pelajar-Asing-Dapat-Beasiswa, diakses pada tanggal 1 September 2012

(15)

http://politik.kompasiana.com/2011/01/16/periodisasi-politik-luar-negeri-indonesia-dari-masa-orde-lama-hingga-masa-reformasi/, diakses tanggal 13 Juni 2012

Atraksi Budaya Lintas Negara dalam

http://gudeg.net/id/news/2008/11/3875/Atraksi-Budaya-Lintas-Negara.html, diakses pada tanggal 2 September 2012

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2011 dan Indonesia Channel 2011 dalam http://www.kemlu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP=1223&l=id, diakses tanggal 2 Januari 2012

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia Semakin Diminati dalam http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/34-agustus-2009/58-he.pdf diakses tanggal 25 Mei 2012

Hassan Wirajuda. Pidato Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda pada Loka karya Nasional Diplomasi Publik. Bandung; 6 Desember 2006 dalam A. Saefudin Ma’mun. 2009. Citra Indonesia di Mata Dunia Gerakan Kebebasan Informasi dan Diplomasi Publik. Bandung: AIPI Bandung dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/citra_indonesia_di_mata_dunia_a.pdf, diakses pada tanggal 25 Mei 2012

Indonesia Channel 2010, Wajah Indonesia Di Kanvas Pelukis Asing.

http://www.indonesiakreatif.net/index.php/id/news/read/indonesia-channel-2010-wajah-indonesia-di-kanvas-pelukis-asing, diakses pada tanggal 1 September 2012

I Nyoman Nikanaya. Penyelenggaraan BSBI Telah Berhasil Membuat Generasi

Muda Mancanegara Mencintai Budaya Indonesia dalam

http://www.tabloiddiplomasi.org/current-issue/174-diplomasi-agusutus- 2012/1506-penyelenggaraan-bsbi-telah-berhasil-membuat-generasi-muda-mancanegara-mencintai-budaya-indonesia.html, diakses pada tanggal 10 Agustus 2012

(16)

idato&Name2=Menteri&IDP=181&l=id, diakses pada tanggal 19 September 2012

Kementerian Luar Negeri RI. Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia Tahun 2006 dalam http://www.deplu.go.id/Pages/PressRelease.aspx?IDP= 123&l=id, diakses pada tanggal 1 September 2012

Lembaga penelitian Sosial dan Konsultan Independen. Diplomasi Publik, dalam http://creativainstitute.wordpress.com/category/diplomasi/, diakses tanggal 20 juni 2012

McDonald, J. 1991. Further Exploration of Track Two Diplomacy. dalam L. Kreisberg & S.J. Thorson. Timing The De-escalation of International

Conflict. Syracuse: University Press dalam

http://www.peaceinstitute.hawaii.edu/agent-orange-module/resources/a-02-further-exploration-of-track-two.pdf, diakses pada tanggal 26 Mei 2012

Menlu RI membuka Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia dalam http://angklung-web-institute.com/content/view/126/2/lang,en/, diakses pada tanggal 1 September 2011

Mulyana, Budi . Pragmatisme Polugri Indonesia, dalam http://www.hizbut-tahrir.or.id/al-waie/index.php/2007/12/04/pragmatisme-polugri-indonesia/, diakses pada 3 Juni 2012

Napitupulu, Elvis. Diplomasi Publik Indonesia (1), dalam

http://politik.kompasiana.com/2010/04/21/diplomasi-publik-indonesia-1/, diakses tanggal 20 Juni 2012

Nye, Joseph S. 2004. Soft Power, Hard Power, and Leadership dalam

http://www.hks.harvard.edu/netgov/files/talks/docs/11_06_06_seminar_N ye_HP_SP_Leadership.pdf, diakses pada tanggal 26 Mei 2012

Nye, Joseph S. 2004. Soft Power: The Means To Success In World

Politics-Chapter 4-Wielding Soft Power dalam

http://belfercenter.hks.harvard.edu/files/joe_nye_wielding_soft_power.pdf, diakses pada tanggal 26 Mei 2012

Pagelaran Indonesia Channel 2011 dalam

http://forum.nationalgeographic.co.id/topic-1312.html, diakses tanggal 3 Januari 2012

(17)

Persahabatan, Modal, dan Diplomasi dalam

http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail- PressReleaseLike.aspx?l=id&ItemId=b3907a8a-be23-472c-8867-13590602bc0a, diakses pada tanggal 1 September 2012

Peserta Beasiswa Seni Budaya 2008 Gelar Pameran Hasil Karya di Yogyakarta dalam http://www.kemlu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail-

PressReleaseLike.aspx?l=en&ItemId=df754b84-ff06-4cc5-aa14-388e1195a8b8, diakses pada tanggal 1 September 2012

Pohan, Haz. Membangun Pusat Budaya Indonesia Di Luar Negeri dalam http://luar-negeri.kompasiana.com/2011/02/13/membangun-pusat-budaya-indonesia-di-luar-negeri/, diakses pada tanggal 10 Agustus 2012

Pokok-pokok Press Briefing Juru Bicara Departemen luar Negeri RI dalam

http://www.deplu.go.id/_layouts/mobile/PortalDetail- PersBriefingLike.aspx?l=id&ItemId=cc251bbe-ef93-4815-9e53-7f8cd7430bab, diakses pada tanggal 1 September 2012

RI leluasa Berhubungan Dengan Negara Manapun, dalam

http://www.gomong.com/2012/02/29/14046/ri-leluasa-berhubungan-dengan-negara-manapun/, diakses tanggal 12 Juni 2012

Rizky Kendra Anjani. Landasan dan Prinsip Politik Luar Negeri Indonesia, dalam

http://rizky-k-a-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-45340-Studi%20Strategis%20Indonesia%202%20:%20Politik%20Luar%20Neger

i%20Indonesia-LANDASAN%20DAN%20PRINSIP%20POLITIK%20LUAR%20NEGE RI%20REPUBLIK%20INDONESIA.html, diakses tanggal 13 Mei 2012

Rosenau, James N. 1980. The Scientific Study of Foreign Policy. New York: The

Free Press

dalamhttp://www.jstor.org/discover/10.2307/20096976?uid=3738224&uid =2129&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21101274386701, diakses pada tanggal 20 Mei 2012

Rosyida, A. 2010. Efektivitas Diplomasi Publik dalam menampilkan wajah Indonesia yang Moderat, Demokratis, dan Progresif. UMY: publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/view/617/1168/, diakses pada tanggal 15 Mei 2012

Seni dan Budaya Sebagai “Soft Power Diplomacy” dalam

http://www.deplu.go.id/Lists/News/DispForm.aspx?ID=5054&l=en, diakses pada tanggal 20 Agustus 2012

Siaran Pers: Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel

(18)

http://www.kemlu.go.id/Lists/PressRelease/DispForm.aspx?ID=1223, diakses tanggal 2 Januari 2012

Siaran Pers: Indonesia Channel 2010 dalam

http://www.kemlu.go.id/Lists/PressRelease/DispForm.aspx?ID=1010&l=n diakses pada tanggal 1 September 2012

Sigit Nur Pratama. Perkembangan Politik Luar Negeri, dalam

http://politik.kompasiana.com/2012/03/03/perkembangan-politik-luar-negeri-indonesia/, diakses tanggal 2 Juni 2012

Tantangan Multidimensi Pengaruhi Diplomasi Indonesia, dalam

http://jakarta.okezone.com/read/2012/01/04/468/551615/tantangan-multidimensi-pengaruhi-diplomasi-indonesia, diakses tanggal 12 Mei 2012

Utami Dewi, Anggia. 2011. Review artikel: Not Quite the Sum of its Parts: Public Diplomacy from an Australian Perspective dalam http://anggiautamidewi.blogsp tanggal; ot.com/2011/12/review-artikel-not-quite-sum-of-its.html, dakses pada tanggal 22 Mei 2012

Wang, J. 2006. Public Diplomacy and Global Business. The Journal of Business Strategy dalam http://proquest.umi.com, diakses pada tanggal 25 Mei 2012

Yustiningrum, Emilia. Enam Dekade Dinamika Persahabatan Indonesia Rusia, dalam http://www.politik.lipi.go.id/index.php/in/kolom/eropa/392-enam-dekade-dinamika-persahabatan-indonesia-rusia-, diakses tanggal 3 Juni 2012

Sumber Gambar:

http://www.deplu.go.id/Pages/PhotoDisplay.aspx?IDP=3114&l=id#12

http://foto.news.viva.co.id/read/3970--bule--unjuk-kebolehan-dalam-indonesia-channel-2011

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang plural. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan hal tersebut terjadi. Beberapa diantaranya yaitu pertama, faktor

keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia kurang lebih 3000 pulau di

suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat dan

lebih dari 1000 mil dari Utara ke Selatan.1 Faktor kedua yaitu letak Indonesia di

antara samudera Indonesia dan Samudera Pasifik yang mempengaruhi terciptanya

pluralitas agama di dalam masyarakat Indonesia.2

Dunia internasional sedang mengalami dua proses perkembangan yang

kerapkali saling berlawanan. Perkembangan pertama adalah globalisasi.

Perkembangan kedua adalah mengemukanya partikularisme domestik. Globalisasi

dapat didefinisikan sebagai “the extension of social relations over the globe”

telah memunculkan kecenderungan similaritas dan uniformitas dari para individu,

kelompok dan sistem sosial yang melewati atau bahkan menghapus batas

tradisional negara.3 Baik secara sosial, ekonomi maupun politik, globalisasi

memungkinkan terjadinya bentuk pergeseran citizenship dan kesetiaan dari

keterikatan nasional ke dalam keterikatan global.4

1

Nasikun. 2007. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal 42

2

Ibid. Hal 46

3

Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan M. Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 136

4

(20)

Beberapa tahun terakhir, semakin banyak yang menganggap bahwa

globalisasi dan otonomi daerah sebagai suatu ancaman jika dikaitkan dengan

nasionalisme dan ketahanan budaya. Hingga upaya guna menepis keresahan

tersendiri terhadap ancaman tersebut yaitu mencoba berpikir secara global, namun

bertindak secara lokal. Biasanya lebih akrab dikenal dengan jargon “Think

globally, act locally”.5 Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk tetap optimis

terhadap globalisasi dengan budaya asli Indonesia dan tetap mempertahankan

sesuatu yang orisinil dari negeri sendiri untuk lebih diperkenalkan kepada dunia.

Dengan begitu, dunia akan mengenal Indonesia dengan berbagai macam potensi

budaya yang kuat tanpa harus menutup diri dari kenyataan terhadap globalisasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, citra atau image Indonesia di mata

internasional terkesan semakin terpuruk. Hal ini dipicu oleh berbagai

permasalahan yang terjadi. Ada beberapa titik lemah yang menyebabkan image

atau citra Indonesia yang begitu terpuruk. Pertama, tudingan terhadap

pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kasus Timor Timur, Aceh, dan

Papua, serta pelanggaran HAM melalui kasus terorisme.6 Berbagai peristiwa

seperti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia selama

periode awal transisi reformasi telah memberikan stigma negatif sehingga

Indonesia lebih dikenal sebagai negara yang tidak aman, rawan kekerasan,

terorisme dan sebagainya. Penilaian tersebut sangat merugikan tidak hanya bagi

5

Thung Ju Lan dan M. Azzam Manan. 2011. Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia. Jakarta: LIPI Press. Hal 141

6

Andi Purwono, Sutiyoso dan Citra Indonesia dalam

(21)

pemulihan laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri, melainkan mempengaruhi

kerjasama Internasional yang selama ini telah terjalin dengan negara-negara lain.7

Kedua, berbagai permasalahan yang terjadi di wilayah domestik seperti

praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), sehingga mengakibatkan

lemahnya kepercayaan terhadap Indonesia di mata dunia.8 Praktik korupsi justru

semakin meningkat di kalangan pejabat atau wakil rakyat. Bahkan salah satu

masalah korupsi yang muncul seperti kasus Gayus Tambunan telah berhasil

mencoreng citra Indonesia di dunia internasional.9

Ketiga, lemahnya bargaining power Indonesia, sehingga hal tersebut dapat

menjadikan Indonesia sebagai negara yang mudah diremehkan oleh bangsa lain.10

Dengan kondisi yang demikian maka diperlukan banyak tindakan positif.

Pertama, perbaikan kondisi domestik, baik dari aspek politik, ekonomi maupun

sosial budaya. Kedua, upaya diplomasi secara terus-menerus menyampaikan

informasi yang utuh mengenai situasi dan perkembangan Indonesia kepada publik

di luar negeri dalam konteks tantangan kita yang multidimensional. Peran

pemerintah sangat dibutuhkan, selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa peran

private actors juga diharapkan dapat membantu proses untuk membangun citra

yang positif sehubungan dengan adanya kepentingan nasional Indonesia.

Sebagai salah satu upaya perbaikan citra atau image Indonesia, pemerintah

melakukan langkah positif melalui program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia

7

Diplomasi Publik dan Masa Depan Sebuah Negara dalam http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/citra_indonesia_di_mata_dunia_a.pdf, diakses pada tanggal 23 Mei 2012

8

Op. Cit

9

Presiden SBY: Gayus Mencoreng Citra Indonesia di Mata Internasional dalam

http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=9547, diakses pada tanggal 24 mei 2012

10

Andi Purwono, Sutiyoso dan Citra Indonesia dalam

(22)

(BSBI) dan Indonesia Channel 2011. Program tersebut merupakan salah satu

bentuk diplomasi publik Indonesia. Melalui fenomena tersebut, dapat dilihat

bahwa ada semacam kebutuhan atau necessity untuk melakukan aktifitas

diplomasi guna mencapai kepentingan nasional yang salah satunya yaitu

membangun citra atau image yang lebih baik di dunia internasional. Meskipun

citra atau image Indonesia di dunia internasional dikenal cukup terpuruk, namun

diharapkan melalui kegiatan tersebut, Indonesia masih dinilai memiliki citra yang

sangat positif melalui beragam keunikan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain

yaitu berupa kekayaan seni dan budaya.

Berawal dari tahun 2003, Pemerintah Republik Indonesia yang dalam hal

ini diwakili oleh Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan program

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI). Selama 9 (sembilan) tahun, Kemlu

RI telah memberikan beasiswa kepada 384 generasi muda dari 44 negara. Kemlu

RI meyakini bahwa promosi kekayaan seni dan budaya Indonesia juga merupakan

salah satu instrumen penting dalam mendukung diplomasi Indonesia.11 Kegiatan

ini pun juga salah satu operasional kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan

upaya diplomasi publik Indonesia. Pemerintah Indonesia menyadari bahwa

kegiatan tersebut sangat diperlukan.

Generasi muda mancanegara yang menyampaikan aplikasi untuk

mengikuti program kegiatan ini, setiap tahun semakin bertambah. Hal tersebut

menunjukkan besarnya minat dari generasi muda asing untuk mengenal seni

budaya Indonesia. Selama mereka di Indonesia mereka diperkenalkan dengan

11

(23)

budaya Indonesia dalam pemahaman yang luas. Mereka tidak saja hanya

mengenal dan mempelajari seni musik dan tari, melainkan nilai-nilai

ke-Indonesia-an yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.12 Kemlu RI memandang

bahwa rasa saling memahami dan menghargai harus tumbuh dari dua belah pihak,

untuk itu penting pula bagi konstituen diplomasi di dalam negeri untuk

memahami isu internasional dan berinteraksi langsung dengan masyarakat asing.

Sejauh ini, para peserta BSBI merupakan mitra kerja Perwakilan RI di luar negeri

dalam memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia di negara akreditasi kerja

perwakilan RI. Sebagai contoh, para peserta ikut tampil mengisi acara di berbagai

kegiatan seni budaya atau bahkan membuat pertunjukkan/promosi Indonesia

sendiri di lingkungan masing-masing. Ada pula peserta asing yang bahkan

menjadi guru musik tradisional Indonesia di Universitas maupun di Perwakilan

RI.

BSBI 2011 berlangsung selama kurang lebih tiga bulan. Mulai dari tanggal

25 April sampai 29 Juli 2011. BSBI 2011 diikuti oleh 50 peserta dari 31 negara,

yaitu: Afrika Selatan, AS, Australia, Austria, Azerbaijan, Belanda, China, Fiji,

India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kep. Solomon, Kiribati, Korea

Selatan, Nauru, Perancis, Rusia, Samoa, Spanyol, Suriname, Timor-Leste, Tonga,

Tuvalu, dan Vanuatu. Tahun ini, ada beberapa negara baru yang ikut serta dan

diberikan kesempatan dalam program BSBI tersebut, diantaranya yaitu Hungaria,

Polandia, Republik Ceko dan Turki.13

12

Ibid

13

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2011 dan Indonesia Channel 2011 dalam

(24)

Para peserta mendapat pembekalan berupa informasi umum mengenai seni

dan budaya yang akan dipelajari. Selain itu terdapat pelatihan bahasa, informasi

tentang kebijakan luar negeri RI, dan informasi umum tentang Indonesia melalui

paparan dan kunjungan ke museum bersejarah serta kegiatan keakraban.

Pembekalan berlangsung selama sepekan (25 April – 1 Mei 2011). Setelah itu

seluruh peserta akan dibagi kedalam 4 (empat) kelompok yang kemudian dikirim

ke beberapa sanggar, yakni Sanggar Saung Angklung Udjo (Bandung), Sanggar

Soeryo Soemirat (Solo), Studio Tydif (Surabaya), dan Sanggar Semarendana

(Bali).14 Selama di sanggar para peserta akan mendapatkan pendidikan

kebudayaan setempat selama kurang lebih 3 bulan. Kegiatan akan ditutup dengan

acara puncak yaitu Indonesia Channel bertema Indonesians Culture and Arts for

Peace, Solidarity & Friendship yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2011 di

Bandung. Acara ini dilaksanakan bekerjasama dengan Pemerintah Kota serta

komunitas mahasiswa dan seni di Bandung dan sekitarnya.15

Melalui kegiatan tersebut, seni dan budaya mampu menembus batas-batas

antar bangsa. Ketidaksamaan dalam berpikir dan bertindak tidak berlaku dalam

rasa. Segurat senyum tetaplah manis meski disunggingkan oleh bangsa yang

berbeda atau musuh sekalipun. Seni dan budaya adalah bahasa dunia yang dapat

dipahami oleh siapapun. Pertukaran seni dan budaya adalah sesuatu yang penting

bagi persahabatan dan perdamaian dunia.

Kegiatan diplomasi merupakan pelaksanaan dari kebijakan politik luar

negeri yang memperjuangkan kepentingan nasional. Diplomasi tersebut juga

14

Pagelaran Indonesia Channel 2011 dalam http://forum.nationalgeographic.co.id/topic-1312.html, diakses tanggal 3 Januari 2012

15

(25)

merupakan bagian dari strategi mencapai sasaran. Dalam hal ini, penyelenggaraan

program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel

2011 yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah Indonesia, merupakan suatu

kegiatan atau aktifitas yang disengaja sebagai perwujudan dari diplomasi publik di

Indonesia. Bertambahnya jumlah peserta dari tahun ke tahun, menunjukkan

perkembangan yang baik bagi Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan. Ini

merupakan salah satu bukti bahwa diplomasi publik Indonesia melalui program

Beasiswa Seni dan Budaya (BSBI) dan Indonesia Channel mampu menarik

perhatian peserta dari bangsa lain. Setidaknya, kegiatan tersebut juga

memunculkan catatan reputasi yang positif bagi Indonesia di tengah situasi

Indonesia yang seringkali mendapat sorotan negatif di dunia internasional.

Satu hal yang dapat diangkat oleh penulis dari terselenggaranya kegiatan

tersebut yaitu sebagai berikut; Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat

keanekaragaman tinggi. Keanekaragaman yang terbentuk bukan berarti harus

dijadikan sebagai sesuatu yang memicu adanya masalah hanya karena selalu

merasa berbeda satu sama lain. Justru diharapkan dapat menjadi sesuatu yang

mampu untuk saling menguatkan. Banyak bentuk seni dan budaya yang tercipta

dari adanya keanekaragaman tersebut. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu

potensi tersendiri bagi Indonesia. Modal tersebut akan jauh lebih potensial apabila

dikembangkan dengan baik. Diperlukan upaya seperti diplomasi publik untuk

mengoptimalkan potensi yang ada. Pada akhirnya modal atau potensi yang telah

(26)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan analisis mengenai Kepentingan Indonesia dalam Diplomasi Publik melalui

Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel

2011.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka dapat ditarik

suatu perumusan masalah sebagai berikut: Apa kepentingan Indonesia dalam

Diplomasi Publik melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)

dan Indonesia Channel 2011?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Perumusan masalah dari penelitian tersebut memberikan arahan tentang

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Tujuan yang ditetapkan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kepentingan Indonesia dalam

Diplomasi Publik melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)

dan Indonesia Channel 2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi fokus dalam penelitian

ini dan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini nantinya dapat

memberi manfaat sebagai berikut;

(27)

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi atau

wawasan mengenai bentuk diplomasi publik Indonesia yang bersifat soft, yaitu

bentuk kepentingan Indonesia dalam diplomasi publik melalui Program Beasiswa

Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011. Penelitian ini

juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan Ilmu

Hubungan Internasional khususnya dalam mengkaji dan mengenal berbagai

bentuk diplomasi publik antar negara melalui pendekatan budaya di dunia

internasional.

1.3.2.2Manfaat Praktis

Peneliti berharap agar penelitian dapat bermanfaat bagi pemerintah, dalam

hal ini pemerintah dapat terus bahkan lebih mengembangkan potensi kekayaan

budaya asli Indonesia sebagai salah satu alat diplomasi publik antar negara

sekaligus sebagai soft power Indonesia. Selain itu peneliti juga berharap agar

penelitian dapat bermanfaat juga bagi masyarakat Indonesia, dalam hal ini

diharapkan agar masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk dapat

menjaga rasa bangga, menjunjung tinggi budaya asli yang dimiliki dan

meningkatkan rasa cinta tanah air serta menyadari bahwa kekuatan dari segi

culture pun mampu menjadi soft power tersendiri untuk menjalin perdamaian

antar negara.

1.4Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tinjauan

dari penelitian terdahulu atau analisa yang berhubungan dengan penulisan ini.

(28)

dibahas di beberapa penelitian, dimana soft power tersebut akan menjadi pedoman

sekaligus dasar digunakannya diplomasi publik. Berbagai penelitian lain pun juga

berusaha untuk memaparkan diplomasi publik menjadi berbagai bentuk dan

penggunaan soft power sebagai alternatif untuk melakukan diplomasi antar

negara.

Rosyida telah melakukan penelitian tentang Efektivitas Diplomasi Publik

dalam menampilkan wajah Indonesia yang Moderat, Demokratis, dan Progresif.16

Dalam Penelitian tersebut, Rosyida memberikan gambaran tentang berbagai

peristiwa yang berdampak terhadap citra Indonesia, yaitu dengan menonjolkan

keunikan dan kelebihan yang dimiliki, serta memberikan informasi tentang

pelaksanaan diplomasi publik, khususnya dalam rangka untuk membangun

kembali citra Indonesia. Dalam penelitiannya tersebut, Rosyida menggunakan 4

(empat) variabel dalam mengukur efektivitas diplomasi publik dalam

menampilkan wajah Indonesia yang Moderat, Demokratis, dam Progresif,

diantaranya yaitu; Kemampuan untuk menyesuaikan diri, kemampuan

memperoleh sumber daya dan memanfaatkannya, proses komunikasi, dan

Produktifitas.17

Ditinjau dari penelitian di atas, yang membedakan penelitian tersebut

dengan penulis yaitu tentang fokus yang akan diteliti. Dalam penelitiannya,

Rosyida berusaha untuk mengukur efektifitas aktifitas diplomasi publik Indonesia

dalam menghadapi persaingan yang ketat antar negara dalam kaitannya dengan

16

A. Rosyida. 2010. Efektivitas Diplomasi Publik dalam menampilkan wajah Indonesia yang Moderat, Demokratis, dan Progresif. UMY:

publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/view/617/1168/, diakses pada tanggal 15 Mei 2012

17

(29)

globalisasi. Sedangkan penulis berusaha untuk mendeskripsikan tentang bentuk

diplomasi publik Indonesia kepada beberapa negara, serta sekaligus mengetahui

tentang kepentingan Indonesia dalam aktifitas tersebut melalui program Beasiswa

Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011.

Nana Restiana telah melakukan penelitian tentang diplomasi publik China

dalam Olimpiade Beijing tahun 2008. Dalam penelitian tersebut mengangkat

fenomena Olimpiade yang melibatkan negara-negara seluruh dunia, dimana

Olimpiade tersebut diadakan di China yang notabene merupakan salah satu negara

komunis terbesar di dunia yang telah mampu sekaligus berhasil dalam

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan selama tiga dasawarsa

terakhir.18 Melalui momentum Olimpiade tersebut, China ingin mencapai tujuan

tertentu melalui diplomasi publik yaitu ingin membendung penilaian atau

perspektif negatif mengenai kemunculannya di arena internasional dan

menunjukkan keberhasilan serta pencapaian ekonomi yang telah diraihnya dengan

memperlihatkan kapabilitas atau kemampuannya sebagai tuan rumah yang

berhasil dan luar biasa.19

Ditinjau dari penelitian di atas, yang membedakan penelitian tersebut

dengan penulis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nana Restiana merupakan

bentuk diplomasi publik dalam bidang olahraga. Selain itu China juga memiliki

kepentingan tersendiri ketika menjadi tuan rumah dalam Olimpiade Beijing

tersebut, yaitu guna membendung perspektif negatif serta memperlihatkan

kapabilitas atau kemampuannya sebagai negara yang memiliki pencapaian

18

Nana Restiana. 2009. Diplomasi Publik China dalam Olimpiade Beijing 2008. UMM: Unpublished

19

(30)

ekonomi yang signifikan selama tiga dasawarsa terakhir (terbukti oleh

keberhasilannya dalam menjadi tuan rumah Olimpiade Beijing tersebut).

Sedangkan penulis berusaha mendeskripsikan tentang bentuk kepentingan dari

Indonesia dalam diplomasi publik melalui program Beasiswa Seni dan Budaya

Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011. Dalam hal ini penulis mencoba

mendeskripsikan tentang keberhasilan Indonesia ketika menjadi tuan rumah

melalui diplomasi budaya ke beberapa negara.

Anggia Utami Dewi, telah mereview artikel yang dibuat oleh Caitlin

Byrne dalam Exchange: The Journal of Public Diplomacy, Fall Edition tahun

2010 yang berjudul Not Quite the Sum of its Parts: Public Diplomacy from an

Australian Perspective. Artikel tersebut memberikan gambaran mengenai

diplomasi publik di Australia. Byrne mengungkapkan bahwa Australia cukup

tertinggal dalam diskusi Internasional mengenai diplomasi publik. Di kalangan

birokrasi pemerintah dan akademik, diplomasi publik masih belum dipahami

sebagai konsep. Australia hanya fokus terhadap debat isu-isu domestik sehingga

kurang memperhatikan isu-isu internasional.20

Fakta yang diperoleh dari Departemen Urusan Luar Negeri dan

Perdagangan Australia (DFAT) yaitu minimnya anggaran yang disediakan bagi

para praktisi terkait bidang diplomasi, untuk ikut serta dalam konferensi

internasional yang membahas mengenai isu diplomasi publik dan minimnya minat

dari akademisi di Australia untuk membahas mengenai diplomasi publik. Langkah

yang dilakukan pemerintah Australia yaitu pertama, pendefinisian diplomasi

20Anggia Utami Dewi. 2011. Review artikel: Not Quite the Sum of its Parts: Public Diplomacy

(31)

publik Australia oleh Komite Senat Australia. Kedua, Koordinasi antara DFAT

dengan organisasi seperti AICC (Australian International Cultural Council), FCIs

(Foundations, Councils, and Institutes), dan International Media Centre dalam

mendukung hal terkait urusan budaya, media, melalui publikasi-publikasi, internet

dan laporan-laporan tahunan. Ketiga, praktik nyata terkait penanganan masalah

isu serangan terhadap mahasiswa asing (khususnya keturunan India di

Australia).21

Ditinjau dari penelitian tersebut, yang membedakan penelitian tersebut

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Byrne merupakan penelitian tentang perkembangan diplomasi publik di

Australia, sedangkan penulis melakukan penelitian tentang gambaran diplomasi

publik melalui Program BSBI dan Indonesia Channel 2011 di Indonesia.

1.5Kerangka Pemikiran

1.5.1 Konsep Diplomasi Publik

Diplomasi publik adalah suatu proses komunikasi antar pemerintah

terhadap publik asing atau mancanegara yang bertujuan untuk memberi

pemahaman atas negara, sikap, institusi, budaya, kepentingan nasional dan

kebijakan yang diambil oleh negaranya22. Hal tersebut bermakna bahwa diplomasi

publik adalah upaya untuk meningkatkan mutu komunikasi antara negara dengan

masyarakat. Sementara itu, Jan Mellisen mendefinisikan bahwa diplomasi publik

adalah upaya untuk mempengaruhi orang atau organisasi lain di luar negaranya

21

Ibid

22

(32)

dengan cara yang positif sehingga dapat mengubah cara pandang orang tersebut

terhadap suatu negara.23

Diplomasi publik menurut Departemen Luar Negeri Republik Indonesia

tidak bermaksud hanya memberikan informasi kepada publik di negara lain, tetapi

juga kepada publik di dalam negeri itu sendiri. Menteri Luar Negeri RI juga

mengemukakan bahwa diplomasi publik Indonesia berbeda dengan upaya

diplomasi publik negara lain yang hanya berurusan dengan publik di negara lain.

Diplomasi publik Indonesia diarahkan untuk berkomunikasi dengan aktor-aktor

non pemerintah dan publik di dalam negeri, mengingat faktor pentingnya

kemitraan antara Deplu dengan berbagai kalangan masyarakat yang bisa

menjalankan peran dalam upaya menjangkau aktor-aktor non pemerintah di luar

negeri.24

Sebagai instrumen dari soft power, diplomasi tergolong berkembang pesat.

Pesatnya perkembangan tersebut dipicu oleh kurang efektifnya diplomasi

tradisional atau diplomasi jalur utama dalam mengatasi konflik-konflik antar

negara. Ketidak efektifan atau kecenderungan untuk gagal dalam first track

diplomacy tersebut mengembangkan pemikiran untuk melakukan peningkatan

dalam hal diplomasi publik untuk menyelesaikan masalah.25 Diplomasi publik

23

Joseph S. Nye. 2004. Soft Power: The Means To Success In World Politics-Chapter 4-Wielding Soft Power dalam http://belfercenter.hks.harvard.edu/files/joe_nye_wielding_soft_power.pdf, diakses pada tanggal 26 Mei 2012

24

Hassan Wirajuda. Pidato Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda pada Loka karya Nasional Diplomasi Publik. Bandung; 6 Desember 2006 dalam A. Saefudin Ma’mun. 2009. Citra Indonesia di Mata Dunia Gerakan Kebebasan Informasi dan Diplomasi Publik.

Bandung: AIPI Bandung dalam

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/citra_indonesia_di_mata_dunia_a.pdf, diakses pada tanggal 25 Mei 2012

25

(33)

yang sifatnya informal tersebut juga dianggap mampu menurunkan tensi

ketegangan, menghilangkan ketakutan, dan meningkatkan saling ketergantungan

di antara para pihak.26

Meski diplomasi tradisional cenderung gagal, diplomasi publik tidak

lantas menggantikan diplomasi jalur pertama atau diplomasi tradisional. Idealnya,

diplomasi publik harus memberikan peluang untuk bernegosiasi antar pemerintah,

memberi masukan melalui berbagai informasi penting, dan sebagainya. Untuk itu

diperlukan kerjasama antara aktor negara dan aktor non-negara yang ditujukan

untuk meningkatkan nilai tawar pemerintah. Aktor non negara ini nantinya dapat

berinteraksi dengan rekanan mereka dalam mempengaruhi, memberikan masukan

dan menerapkan kebijakan luar negeri.

Tujuan yang ingin dicapai dalam aktifitas diplomasi publik itu sendiri

sebenarnya adalah terbentuknya pemahaman bagi ide-ide dan cita-cita nasional,

institusi serta budayanya. Beberapa hal tersebut dipromosikan dengan berbagai

upaya untuk menumbuhkan saling pengertian, memberikan informasi dan

mempengaruhi masyarakat asing.27 Dengan demikian, isu-isu yang dapat diangkat

melalui proses diplomasi publik secara umum yaitu mencakup aspek ideologis,

institusional, serta sosial budaya. Diplomasi publik adalah diplomasi yang tidak

hanya dilakukan oleh pemerintah dan publik sebagai aktornya, namun diplomasi

publik juga ditujukan untuk publik, khususnya publik asing. Selain itu, diplomasi

http://www.peaceinstitute.hawaii.edu/agent-orange-module/resources/a-02-further-exploration-of-track-two.pdf, diakses pada tanggal 26 Mei 2012

26

S. Djelantik. 2004. Diplomasi Publik Analisis. Jakarta: CSIS. Hal 352

27Inggrid D’Hooge. 2007. The Rise of China’s Public Diplomacy, Clingendael Diplomacy Papers

(34)

publik saat ini adalah upaya untuk menarik publik (bukan sekedar memberi

informasi) dan upaya untuk menjalin hubungan jangka panjang berdasarkan

kepercayaan.28

Diplomasi publik juga termasuk salah satu upaya untuk mengoptimalkan

aktifitas komunikasi internasional, yaitu dengan cara mengumpulkan, mengolah,

dan menyebarkan informasi demi kepentingan negara. Hal ini mengisyaratkan

peran dari media massa (nasional maupun internasional) yang semakin signifikan

dalam mempengaruhi pelaksanaan diplomasi, khususnya diplomasi publik. Hal

tersebut pernah diungkapkan oleh mantan Menteri Luar Negeri AS, George Shulz:

“Bahan baku diplomasi adalah informasi: bagaimana memperolehnya,

menganalisis, dan menempatkannya dalam sistem”.29

Peran media massa baik media massa berskala nasional maupun

internasional dapat berpengaruh dalam mengimplementasi diplomasi publik.

Pengaruhnya akan semakin kuat ketika informasi tersebut telah dimobilisasi

bahkan dapat menjadi bagian dari propaganda. Pengaruh semacam itu, dapat

menjadi senjata yang ampuh untuk mempengaruhi opini publik (khususnya publik

internasional) demi pencapaian kepentingan nasional suatu negara. Sarana

diplomasi publik adalah segala bentuk alat komunikasi berupa media elektronik

(televisi, radio, internet, dan lain-lain), maupun media cetak (koran, majalah,

jurnal, dan lain-lain) yang dianggap mampu menyampaikan pesan atau, isi dari

politik luar negeri tertentu.

28

Ibid

29George P. Shulz. 1997. Keynote Address from the Virtual Diplomacy Conferrence: The

Information Revolution & International Conflict Management dalam

(35)

Tujuan utama dari upaya Diplomasi Publik adalah untuk mempengaruhi

pendapat publik (khususnya masyarakat negara lain) guna mendukung kebijakan

politik luar negeri tertentu. Oleh karena itu, diplomasi publik syarat akan

kemampuan komunikasi antar budaya karena terkait dengan kondisi perubahan

sikap masyarakat, saling memahami, saling pengertian dalam melihat

persoalan-persoalan politik luar negeri. Sedangkan sasaran utama dari diplomasi publik

yaitu pendapat umum baik pada level nasional maupun internasional, dengan

harapan pendapat umum tersebut dapat mempengaruhi para pengambil kebijakan

pada pemerintah atau organisasi internasional tertentu terhadap negara yang

melakukan diplomasi publik tersebut.

Berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, aktifitas melalui program

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011 yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia merupakan salah satu bentuk dari

diplomasi publik yang mencakup aspek sosial budaya. Kegiatan tersebut dapat

menarik perhatian masyarakat di beberapa negara, khususnya wakil dari

masing-masing negara yang menjadi peserta program tersebut.

Apresiasi dari peserta dirasa begitu tinggi, hingga mereka berusaha untuk

menampilkan potensi terbaik dari diri mereka yang telah mereka pelajari selama

tiga bulan masa karantina dalam program Indonesia Channel 2011. Rasa

kebersamaan, kekeluargaan dan kecintaan para peserta BSBI yang disatukan oleh

seni dan budaya Indonesia menjadi sebuah cahaya terang bahwa bangsa ini masih

dapat terus berkembang dan tentunya fakta bahwa masih banyak orang yang cinta

(36)

Melalui kegiatan tersebut, para peserta yang merupakan delegasi dari

masing-masing negara tersebut dapat membawa informasi yang baik mengenai

Indonesia ketika mereka harus kembali ke negaranya masing-masing. Setidaknya,

mereka mampu menularkan pengalaman mereka semasa di Indonesia kepada

masyarakat, khususnya para pengambil kebijakan di negaranya, sehingga akan

meminimalkan kesalah pahaman dan penilaian negatif tentang Indonesia seperti

yang telah dipublikasikan media, baik level nasional maupun internasional selama

ini. Hal tersebut pada akhirnya akan berdampak positif terhadap hubungan

kerjasama di segala bidang. Selain itu, kegiatan tersebut juga memberikan

kesempatan pemerintah untuk melakukan pendekatan dan pemahaman kepada

masyarakat domestik bahwa dukungan untuk melestarikan dan mengembangkan

seni dan budaya adalah tindakan penting yang sangat diperlukan. Hal ini

membuktikan bahwa agenda diplomasi publik yang dilakukan oleh pemerintah

Indonesia melalui program BSBI dan Indonesia Channel 2011 tersebut cukup

mengena.

1.5.2 Konsep Soft Power

Menurut Joseph Nye Konsep soft power adalah kemampuan

mempengaruhi pihak lain untuk memperoleh hasil yang diinginkan dengan cara

bekerja sama dalam kerangka agenda, persuasi dan daya tarik yang positif.30

Dalam istilah perilaku, mungkin dapat dijelaskan bahwa soft power adalah

kekuatan daya tarik, sedangkan dalam istilah sumber daya, sumber daya soft

power adalah aset yang mampu memberikan daya tarik tersebut.

30Nye, Joseph. 2004. Soft Power, Hard Power, and Leadership dalam

(37)

Terdapat berbagai sumber daya yang luas untuk dikonversikan menjadi

soft power melalui strategi konversi yang tepat. Sumber daya dasar tersebut

mencakup budaya, nilai-nilai, kebijakan yang tepat, model domestik yang baik,

kesuksesan ekonomi dan sebagainya. Berbagai sumber daya tersebut terkadang

memang dibentuk dengan tujuan soft power seperti intelijen, agen informasi,

diplomasi, diplomasi publik, program pertukaran, program bantuan, program

pelatihan, dan berbagai program pertukaran lain.31

Berkaitan pula dengan pembahasan oleh penulis bahwa apabila suatu

potensi atau modal yang dimiliki Indonesia berupa seni dan budaya tersebut

mampu dikembangkan secara optimal melalui langkah positif seperti diplomasi

publik, maka potensi tersebut akan menjadi soft power yang memberikan dampak

positif bagi Indonesia itu sendiri. Intinya, aktifitas diplomasi publik oleh

pemerintah Indonesia melalui program pemberian Beasiswa Seni dan Budaya

Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011 tersebut mampu menciptakan daya

tarik yang positif bagi para peserta yang berasal dari mancanegara sehingga

timbul kepedulian dari mereka untuk turut mencintai budaya Indonesia. Kekuatan

daya tarik itulah yang dalam hal ini disebut sebagai soft power.

Secara militer dan ekonomi, Indonesia memang tidak bisa jika

dibandingkan dengan AS. Secara politik, Indonesia juga mengalami masa-masa

terjebak dalam masalah korupsi, permasalahan pelanggaran HAM, sulitnya

penegakan hukum, dan lain-lain. Namun, jika kerangka soft power yang potensial

tersebut dapat di-exercising dengan baik melalui program beasiswa (seperti

31

(38)

halnya program BSBI dan Indonesia Channel 2011), pertukaran budaya,

pertukaran pendidikan, dan lain sebagainya, maka Indonesia pun juga memiliki

harapan yang besar untuk dapat terus berkembang, bersaing dan dikenal sebagai

negara yang memiliki citra positif di kancah internasional.

1.6Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian Deskriptif Kualitatif. Metode penelitian Deskriptif Kualitatif

merupakan tipe penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci

tentang fenomena yang terjadi dan menggambarkan gejala atau variabel yang

dijelaskan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat dan

hubungan antara fenomena yang diamati. Peneliti melakukan pengamatan

terhadap hubungan variabel yang telah tercantum dalam penelitian. Jadi dalam hal

ini peneliti ingin mengamati atau meneliti tentang Kepentingan Indonesia dalam

Diplomasi Publik melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)

dan Indonesia Channel 2011.

1.6.2 Batasan Waktu Penelitian

Batasan waktu yang diambil dalam penelitian ini adalah tahun 2011.

Tepatnya pada bulan April hingga bulan Juli 2011. Pada tahun dan bulan tersebut

Indonesia melakukan diplomasi publiknya melalui penyelenggaraan Besiswa Seni

dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011.

Selain itu, penulis juga mengupas masalah-masalah yang bersifat tinjauan

(39)

dimaksud dengan pertimbangan bahwa selama itu masih memiliki korelasi dan

relevansi dengan permasalahan yang diangkat.

1.6.3 Batasan Materi Penelitian

Adapun tujuan untuk menentukan batasan materi disini adalah agar

pembahasan penelitian ini mengenai fenomena yang diamati tidak keluar dari

kerangka penelitian yang ditentukan. Upaya pembatasan materi ini agar

disamping penulis dapat tetap fokus, penulis dapat terbantu dalam menganalisis

data yang sesuai dengan kerangka pemikiran penelitian ini. Sebagai pembatasan

dalam materi atau topik dalam penelitian ini yaitu penelitian ini membahas

mengenai kepentingan Indonesia dalam Diplomasi Publik melalui Program

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011.

1.6.4 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penelitian ini penulis menggunakan studi pustaka. Dalam

teknik pengumpulan data penulis akan mengeksplorasi data yang sesuai dengan

pembahasan mengenai Kepentingan Indonesia dalam Diplomasi Publik melalui

Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel

2011. Dalam hal ini data yang diperoleh dari berbagai buku atau literatur,

dokumen, jurnal, artikel maupun informasi dari media cetak maupun media

elektronik lainnya yang relevan dengan masalah-masalah yang diamati. Setelah

dikumpulkan, data diseleksi dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab

pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan.

(40)

Data yang diperoleh dari penelitian, selanjutnya akan dianalisis dengan

menggunakan teknik data deskriptif yaitu dengan memberikan suatu interpretasi

terhadap data yang diperoleh secara rasional dan juga objektif, lalu kemudian

menganalisa hubungan antara variabel lain yang diteliti agar dapat

menggambarkan fenomena tertentu secara konkrit dan terperinci. Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu berupa

informasi-informasi yang disimbolkan bukan dengan menggunakan angka, tetapi dengan

kata-kata yang berorientasi pada pengertian atau makna dan hubungan antar

variabel yang nantinya akan membentuk fenomena tersebut.

Data-data yang telah terkumpul dikaji dengan menggunakan pendekatan

analisis logis yaitu pencarian hubungan antara variabel dan konsep. Dalam

melakukan pendekatan ini, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah

memetakan data ke dalam kategori-kategori. Kemudian data-data tersebut dicari

hubungannya satu sama lain yang disesuaikan dengan kerangka logika yang

dipersiapkan. Pada akhirnya proses ini akan menghasilkan sebuah konstruksi

pemahaman tentang fenomena yang menjadi topik penelitian.

(41)

1.6.7 Lokus dan Fokus Penelitian

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis akan menjabarkan bagian dalam bab skripsi.

Pembagian ini akan disesuaikan berdasarkan kerangka pemikiran membentuk

keseluruhan dari peneliti. Sistematika penulisan dalam penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, metode

penelitian, tingkat analisa, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, ruang

lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang Politik Luar Negeri Indonesia. Dalam hal ini

akan dilengkapi dengan uraian karakteristik utama politik luar negeri Indonesia

(42)

politik luar negeri Indonesia serta penjelasan singkat tentang diplomasi Indonesia

secara umum.

BAB III Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang periodesasi program BSBI dan Indonesia

Channel 2011, deskripsi mengenai Diplomasi Publik Indonesia melalui Program

Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011. Dalam

bab ini akan dijelaskan mengenai sumber daya soft power dari Program Beasiswa

Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dan Indonesia Channel 2011 serta aspek-aspek

penunjangnya sebagai dasar diplomasi publik. Selain itu, dilengkapi tentang aktor

yang berperan yang pada akhirnya merujuk pada kepentingan Indonesia dalam

diplomasi publik melalui penyelenggaraan program BSBI dan Indonesia Channel

2011.

BAB IV Penutup

Dalam bab ini penulis membuat kesimpulan berdasarkan data-data yang

dimuat serta memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun publik dunia telah mengetahui secara pasti bahwa wayang kulit dan Tari Pendet merupakan budaya Indonesia, gencar- nya promosi kebudayaan yang dilakukan pemerintah

Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah program diplomasi publik yang di lakukan oleh pemerintah Korea Selatan bersama dengan aktor-aktor non- negara lainnya, kegiatan

Menggunakan batik sebagai sarana diplomasi budaya dapat menjembatani Indonesia dengan negara-negara lain untuk membangun kesepahaman bersama melalui obyek budaya tersebut,

Alhamdulillah, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Diplomasi Publik Indonesia melalui Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)”

Hal-hal yang didapat melalui wawancara yang dilakukan kepada jajaran Biro Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan alumni penerima Beasiswa Seni dan

Strategi Diplomasi Publik Indonesia melalui Bali Democracy Forum Bali Democracy Forum merupakan forum multilateral yang bersifat inklusif dan terbuka yang digagas oleh Indonesia di

 Pengembangan Rumah Budaya Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menjelaskan bahwa dalam melakukan pengembangan, promosi serta diplomasi budaya dapat dilakukan melalui

Program BSBI dari Kementerian Luar Negeri yang ditujukan kepada para masyarakat Internasional sejak tahun 2003 ini merupakan langkah yang bagus untuk menunjang peningkatan diplomasi