• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DALAM MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN PARIWISATA DI INDONESIA MELALUI PROGRAM TEKO NANG JAWA 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DALAM MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN PARIWISATA DI INDONESIA MELALUI PROGRAM TEKO NANG JAWA 2019"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DALAM

MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN PARIWISATA DI INDONESIA

MELALUI PROGRAM “TEKO NANG JAWA” 2019

Oleh:

Cristin Fariani 1

Putri Hergianasari2

Triesanto Romulo S3

ABSTRACT

South Korea is one of the countries in East Asia that adopts a foreign policy approach through non-state actors. This approach is also known as a public diplomacy. This study aims to explain about a program named Teko Nang Jawa 2019. Teko Nang Jawa 2019 is a public diplomacy program which held in Indonesia by South Korea government. This program aims to promote South Korea’s culture and cultural tourism in Indonesia. The explanation begins with the South Korea nation branding, culture, and cultural tourism progress. This research used qualitative research method with descriptive explanation about the detail of the program. The data were analyzed through literature study and interview. The researcher found that there are many actors participate in this pubic diplomacy program. Korean wave, which is South Korea nation branding, is an instrument in public diplomacy. Teko Nang Jawa 2019 program was held to promote culture and cultural tourism intensely to the Indonesian especially in java. Public diplomacy done by the South Korea government to achieve the national interest such as national security, economic development, increase national power and national prestige interest.

Key Words: Culture, Cultural Tourism, Korean Wave Teko, Nang Jawa 2019, Public Diplomacy.

1 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Internasional Universitas Kristen Satya Wacana.

2 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu, Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana.

3 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu, Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana.

(2)

146

1. PENDAHULUAN

Korea Selatan merupakan suatu wilayah yang terletak di wilayah paling timur benua Asia. Warga negara Korea Selatan bangga karena mereka merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah berusia kurang lebih 5000 tahun dan merupakan salah satu suku bangsa yang berbudaya. Dalam sepanjang sejarah sampai akhir abad ke 19, semenanjung Korea sudah lama menjadi jembatan penghubung kebudayaan, politik, sosial dan ekonomi dari daratan Cina. Sejak kemerdekaannya republik Korea Selatan berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi berkat keberhasilannya mengembangkan perindustrian nasional. Sebagaian besar perusahaan dan tenaga kerja sangat aktif melakukan kegiatan diluar negeri hal ini membuat banyak masyarakat Korea Selatan yang tersebar di luar negeri. Kemajuan yang dicapai ini mendorong kebudayaan Korea Selatan untuk berkembang. Sistem demokrasi yang menjamin kebebasan beragama dan beraktivitas seni-budaya sehingga banyak variasi kegiatan yang dilakukan di Korea Selatan.

Saat ini, banyak bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Korea yang menjadi destinasi pariwisata bagi wisatawan asing. Tidak hanya bangunan bersejarah, kesenian termasuk alat-alat musik tradisional, nyanyian rakyat, seni pertunjukan tradisional, permainan tradisional, pakaian tradisional, rumah tradisional dan bahkan makanan tradisional seperti kimchi yang merupakan makanan hasil permentasi dari sayuran, gimbab yaitu nasi yang dibungkus dengan rumput laut dan juga jajjangmyon yaitu mi dengan pasta kedelai hitam. Saat ini, tidak hanya kebudayaan tradisional saja yang menjadi destinasi pariwisata di Korea Selatan. Namun, Korea Selatan juga memiliki destinasi wisata yang baru yaitu wisata modern yang didorong oleh munculnya budaya populer Korea Selatan seperti kosmetik, musik pop, boyband dan girl band dan drama Korea.

Dengan munculnya budaya modern, hal ini dapat memberikan warna baru dalam destinasi pariwisata di Korea Selatan. Oleh karena itu, pemerintah Korea Selatan harus melakukan kegiatan promosi pariwisata dan budaya. Salah

(3)

147 satu cara mempromosikan pariwisata dan kebudayaan Korea Selatan adalah melalui perwakilan luar negeri yang ada di negara-negara penerima. Saat ini, negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mengirimkan wisatawan ke Korea Selatan dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari hubungan bilateral kedua negara yang sudah terjalin selama kurang lebih empat puluh enam tahun. Hubungan kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan sudah berjalan sangat lama. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan sudah dimulai sejak September 1973. Indonesia dan Korea Selatan sudah melakukan banyak kerjasama bilateral dalam bidang politik, ekonomi, pertahanan dan sosial budaya. Dalam bidang pariwisata, negara Indonesia dan Korea Selatan memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi. Kedua negara juga saling mempromosikan kebudayaan mereka masing-masing. Oleh sebab itu bagaimana upaya diplomasi publik Korea Selatan dalam mempromosikan pariwisatanya di Indonesia?

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teko Ning Jawa

Pemerintah Korea Selatan di Indonesia sudah melakukan promosi pariwisata dan kebudayaan melalui beberapa organisasi yaitu Korean Tourism Organization (KTO) dan Korean Cultural Center (KCC). Organisasi ini melakukan promosi pariwisata dan kebudayaan Korea Selatan dengan cara promosi yang berbeda. Dalam program TeKo Nang Jawa 2019 pemerintah Korea Selatan mengandeng Korean Tourism Organization (KTO), Korean Cultural Center (KCC) dan bahkan Korea Agro-Fisheries and Food Corporation (KAT).

TeKo Nang Jawa dalam bahasa Jawa memiliki arti datang ke Jawa. Namun, dalam kegiatan ini “TeKo” memiliki arti Teman Korea, TeKo Nang Jawa adalah program yang dikembangkan oleh Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Indonesia dengan melakukan roadshow menggunakan bus patas ke

(4)

148

beberapa kota di Pulau Jawa. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Cirebon, Brebes, Solo dan Surabaya. Kegiatan ini sejalan dengan program yang dimiliki oleh Kedutaan Besar Republik Korea Selatan yaitu untuk menelusuri wilayah-wilayah Indonesia.

Perjalanan ini akan ditempuh oleh duta besar bersama dengan staf Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia dan beberapa orang Korea dengan menggunakan bus yang ditempeli stiker Kpop idol asal Korea yaitu EXO dan Astroboy. Saat ini, EXO merupakan brand ambassador dari Korean Tourism Organization (KTO). Tidak hanya bus saja, dalam perjalanan 1000 km ini juga terdapat food truck yang membawa makanan khas Korea seperti tteokbokki kue beras, odeng adalah kue ikan dan mandu yaitu pangsit Korea. Kegiatan TeKo Nang Jawa 2019 memiliki agenda yang berbeda di setiap kota. Namun, hal-hal seperti makanan khas Korea, pakaian tradisional, kebudayaan dan pariwisata tetap menjadi prioritas dalam kegiatan ini. Berdasarkan latar belakang di atas penelirian ini akan menganalisis upaya diplomasi public Korea Selatan dalam mempromosikan budaya dan pariwisata di Indonesia melalui program “Teko Nang Jawa” 2019 mengunakan teori diplomasi publik.

3. METODE PENELITIAN

Dalam Penelitian ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebuah metode penelitian yang dapat secara spesifik menjelaskan objek penelitian melalui teknik-teknik penelitian yang detil. Penelitian kualtitatif dapat digunakan untuk menginterpretasi perilaku objek penelitian sehingga dapat digunakan sebagai hasil penelitian (Monique, 2011). Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian deskriptif, di mana peneliti telah menentukan beberapa konsep dan teori yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis data-data hasil penelitian. Maka, pendekatan deskriptif kualitatif dalam penelitian ini akan memberi jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana upaya diplomasi public

(5)

149 yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam mempromosikan pariwisata dan kebudayaan di Indonesia melalui program Teko Nang Jawa 2019. Dalam penelitian ini Sumber data primer merupakan hasil wawancara dengan instansi terkait dan juga dokumen-dokumen yang di muat di media masa, makalah, dan media internet yang berkaitan dengan upaya diplomasi public Korea Selatan di Indonesia melalui program Teko Nang Jawa 2019.

4. PEMBAHASAN

4.1 Analisis Upaya Diplomasi Publik Korea Selatan Dalam Mempromosikan Kebudayaan dan Pariwisata Melalui Program “Teko Nang Jawa’’ 2019.

Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah program perdana yang dilakukan di Indonesia oleh Kedutaan Besar Republik Korea Selatan. Tidak hanya di Indonesia, Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Amerika Serikat dan Cina pernah melakukan kegiatan serupa pada tahun 2019. Diplomsi publik dapat terjalin karena adanya kepercayaan dan kredibilitas antar negara. Dalam hal ini, pelaksanaan TeKo Nang Jawa 2019 dapat terjalin karena adanya hubungan bilateral yang baik antar negara Korea Selatan dan Indonesia. Hubungan bilateral antara kedua negara sudah terjalin selama kurang lebih 47 tahun. Hubungan dan kerja sama bilateral memasuki babak barupada kunjungan kenegaraan Presiden Moon Jae-in ke Indonesia tanggal 8-10 November 2017. Melalui “Republic of Korea-Republic of Indonesia Joint Vision Statement for Co-Prosperity and Peace" kedua pemimpin negara sepakat untuk meningkatkan status kemitraan menjadi special strategic partnership, dengan fokus kerja sama pada empat area, yaitu: pertahanan dan hubungan luar negeri, perdagangan bilateral dan pembangunan infrastruktur, people-to-people exchanges, dan kerja sama regional dan global (Kemlu.go.id). Untuk terus meningkatkan hubungan yang baik antar negara pemerintah Korea Selatan melakukan upaya untuk melakukan komunikasi langsung dengan masyarakat

(6)

150

negara Indonesia agar masyarakat Indonesia dapat mengenal negara Korea Selatan baik kebudayaan dan pariwisata budaya.

Kegiatan Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah kegiatan diplomasi publik, diplomasi publik menurut Paul Sharp adalah proses hubungan langsung dengan orang-orang disuatu negara untuk mencapai kepentingan dan menyebarkan ide atau nilai dari negara pengirim kepada negara penerima (Melissen, 2005). Kegiatan Teko Nang Jawa 2019 di lakukan dengan bus patas yang kemudian mengunjungi lima kota di Pulau Jawa yaitu Jakarta, Cirebon, Brebes, Solo, dan Surabaya. Di setiap Kota, Duta Besar dan para aktor menyapa secara langsung warga negara Indonesia dengan memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata Korea Selatan.

Dalam program Teko Nang Jawa 2019 milenians menjadi target utama. Oleh karena itu, Pemerintah Korea Selatan menggunakan Korean wave yang saat ini sangat di gemari oleh para milineals. Keberadaan poster boy band Korea Selatan yaitu Astroboy dan Exo-L yang di tempelkan di bus patas yang di gunakan dalam program Teko Nang Jawa 2019 dan keberadaan seorang youtuber asal Korea Selatan Jang Han Sol memliki daya tarik tersendiri bagi para milineals dan juga masyarakat Indonesia untuk mengikuti program Teko Nang Jawa 2019. Tidak hanya poster boy band Korea Selatan, di bus patas maupun setiap acara pemerintah Korea Selatan selalu menyertakan logo slogan pariwisata Korea Selatan saat ini yaitu “Imagine Your Korea” yang bertujuan untuk menunjukkan mengapa negara ini merupakan tujuan yang unik, dan akan menyoroti berbagai atraksi mulai dari belanja hingga budaya, dan masakan hingga musik pop. Logo slogan pariwisata ini merupakan bentuk pemasaran baru pariwisata budaya Korea Selatan dari budaya tradisional maupun modern.

(7)

151 Gambar 1. Poter Boy Band Astroboy dan grup band exo di bus patas Teko Nang Jawa 2019

Sumber: https://m.clozette.co.id/

Gambar 2. Logo Slogan pariwisata Korea Selatan “Imagine Your Korea ” di bus patas

Teko Nang Jawa 2019

Sumber: https://citranewsindonesia.com/

Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah upaya diplomasi publik Korea Selatan yang di katakan berhasil. Untuk mengimplementasikan upaya pertama ini pemerintah Korea Selatan memilih untuk mengunjungi Pulau Jawa, pemilihan Pulau Jawa memiliki alasan tersendiri hal ini di karenakan lebih dari 50% penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Pelaksanaan program ini dilakukan dan di atur oleh Kedutaan Besar Republik Korea di Indonesia dan di bantu oleh banyak pihak baik dari Korea Selatan mapun dari pemerintah Indonesia. Kegiatan Teko Nang Jawa 2019 di lakukan di 5 kota yang da di Pulau

(8)

152

Jawa kebudayaan yang khas dan adanya connecting link antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan menjadi alasan mengapa Jakarta, Cirebon, Brebes, Solo, dan Surabaya di pilih menjadi 5 kota tujuan program Teko Nang Jawa 2019.

Tujuan yang hendak di capai dalam pelaksanaan program Teko Nang Jawa 2019 adalah mempromosikan budaya Korea Selatan di Pulau Jawa serta memperkenalkan Korea Selatan secara mendalam kepada warga Indonesia di Pulau Jawa tidak hanya itu Memperluas pertukaran dan kerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah, institusi. Kegiatan ini di rasa efektif hal di dapat di lihat dari terdapat sekitar 150 laporan media. Kedutaan Besar Republik Korea Selatan memperoleh tambahan pengikut baru di media sosial 3.500 lebih banyak pengikut di instagram selama Teko Nang Jawa 2019.

4.2 Peran Setiap Aktor dalam Program Teko Nang Jawa 2019

Dalam diplomasi pubik yang dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan melalui program Teko Nang Jawa 2019 pemerintah Korea Selatan menggandeng beberapa aktor lainnya. Seperti yang di kemukakan oleh Jan Melissen bahwa pada era global ini diplomasi publik tidak melihat diplomasi sebagai suatu hal yang dilakukan oleh suatu negara, walaupun prakteknya sangat menekankan pada aktor negara. Aktor non-pemerintah dan aktor lain juga berperan dalam diplomasi publik (Melissen, 2005). Aktor yang terlibat dalam hal ini adalah Kedutaan Besar Republic Korea Selatan di Indonesia dan di bantu oleh aktor-aktor lain seperti Korean Cultural Center (KCC) dan Korean Tourism Organization (KTO) dan juga seorang youtuber dari Korea yang menguasai bahasa Jawa dan organiasi maupun institusi dari Indonesia dan Korea Selatan yag membantu mensukseskan program ini. Dalam kegiatan ini Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Indonesia menjadi perencana dan manajer yang mengatur seluruh rangakaian program Teko Nang Jawa 2019.

Sementara peran Korean Cultural Center (KCC) dan Korean Tourism Organization (KTO) dalam program Teko Nang Jawa 2019 adalah membantu mempersiapkan acara yang ada di setiap kota yang di kunjungi. Korean Cultural

(9)

153 Center (KCC) dan Korean Tourism Organization (KTO) memiliki perannya masing-masing dalam setiap acara local yang dilaksanakan di lima kota berbeda. Korean Cultural Center (KCC) menyiapkan stand yang menyediakan “pengalaman Korea” seperti stand untuk yang menyediakan pakaian tradisional Korea, permaianan tradisional, dan mengenalkan serta memberikan pengalaman menulis tulisan Korea. Sementara Korean Tourism Organization (KTO) menyediakan informasi terkait pariwisata Korea dan menawarkan paket perjalanan wisata dan juga membagikan brosur dan peta turis terkait pariwisata Korea yang sering di kunjungi dan cara-cara untuk mengakses tempat wisata di Korea. Dan seorang youtuber yang memiliki subscriber sebanjak 3.28 M yaitu Jang Han Sol (Korean Reomit) atau yang lebih di kenal sebagai orang Korea yang medok. Jang hanspl menyapa subscibernya dengan sebutan “bolo-bolo”. Jang han sol memiliki peran untuk mempromosikan Teko Nang Jawa 2019 secara luas melalui media social seperti Instagram dan youtube dan jang han sol juga memiliki peran mendokumentasikan setiap kegiatan Teko Nang Jawa 2019 dengan merekam kegiatan melalui vlog-nya di youtube.

Gambar 3 : Vlog Teko Nang Jawa 2019 Sumber: Youtube Jang Han Sol

https://www.youtube.com/results?search_query=jang+hansol+teko+nang+ja wa

Dalam program Teko Nang Jawa 2019 Kedutaan Besar Republik Korea juga melakukan kerjasama degan berbagai pihak untuk mengsukseskan

(10)

154

program ini yaitu Korea Foundation, At (Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corp), Marine Technology Cooperation Research Center, Perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia, Bank, dan juga pemerintah daerah dan universitas yang dikunjungi dalam kegiatan ini.

4.3 Kepentingan Korea Selatan

Program Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah kebijakan yang di buat oleh pemerintah Korea Selatan melalui lembaga-lembaga yang ada. Hans J Morgenthau dalam bukunya yang berjudul “Politic Among Nation” Pemerintah dengan melalui berbagai lembaga-lembaga, pada akhirnya merumuskan dan mengimplementasikannya dalam bentuk kebijakan yang di arahkan untuk mencapai kepentingan nasional, Kepentingan nasional sering menjadi tolok ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan sebuah negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan. (T. May, 2002). Pelaksanaan program Teko Nang Jawa 2019 dalam hal ini di bentuk untuk mencapai kepentingan nasional Korea Selatan.

Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah program diplomasi publik yang di lakukan oleh pemerintah Korea Selatan bersama dengan aktor-aktor non-negara lainnya, kegiatan ini merupakan sebuah diplomasi publik dimana aktor negara dan non- negara dari negara pengirim dalam hal ini negara Korea Selatan melakukan komunikasi secara langsung dengan publik dari negara penerima yaitu Indonesia. Program Teko Nang Jawa 2019 dilakukan untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Korea Selatan di Indonesia sehingga mempererat hubungan dan kerjasama antar kedua negara. Diplomasi publik menurut Jan Melissen adalah mekanisme representasi, komunikasi dan negosiasi dimana negara dan aktor internasional lainnya berusaha mencapai kepentingan masing-masing pada lingkungan internasional (Melissen, 1999) dalam hal ini pemerintah korea selatan sebagai aktor dalam program Teko Nang Jawa 2019 tentunya memiliki tujuan-tujuan yang ingin di capai melalui program ini. Menurut Dadelford dan Lincoln (1962) berpendapat bahwa kepentingan nasional suatu bangsa meliputi kepentingan keamanan nasional,

(11)

155 pengembangan ekonomi, peningkatan kekuatan nasional, kepentingan prestise nasional.

Dalam wawancara dengan sekretaris kedua dari Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Indonesia Seong Ji-Hui. Beliau menyatakan bahwa di adakannya program Teko Nang Jawa 2019 dilatar belakangi dengan diadakannya KTT Peringatan ASEAN-Republik Korea yang diselenggarakan pada tanggal 25-27 November 2019 di Kota Busan, pertemuan ini untuk merayakan peringatan 30 tahun Kemitraan Dialog negara-negara ASEAN dan Korea Selatan. Anak Agung Banyu Parwita juga menyatakan bahwa kepentingan nasional adalah tujuan – tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa atau negara atau sehubungan dengan hal yang dicita - citakan (Parwita, 2005). Pelaksanaan prohram Teko Nang Jawa 2019 juga di adakan dengan tujuan untuk memperkuat Special Strategic Partnership antara Indonesia dan Korea Selatan. Keempat bidang kerja sama yang dijabarkan dalam "Pernyataan Visi Bersama Korea-Indonesia untuk Kemakmuran Bersama dan Perdamaian" meliputi: pertahanan dan urusan luar negeri, perdagangan bilateral dan pembangunan infrastruktur, pertukaran orang-ke-orang, dan kerja sama regional & global. (Korea.net).

Program Teko Nang Jawa 2019 juga merupakan sebuah sebuah kegiatan untuk Mempromosikan kebudayaan Korea Selatan dan pariwisata budaya Korea Selatan di Indonesia. Korean wave merupakan alat diplomasi yang di gunakan untuk mencapai citra positif di mata dunia. Kepetingnan Korea Selatan untuk mencapai citra positif ini membuat pentinganya perwakilan negaranya di negara penerima untuk terus mempromosikan kebudayaan dan pariwisata budaya. Salah satunya melalui program Teko Nang Jawa 2019 ini. Sehingga masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa dapat mengetahui kebudayaan Korea Selatan dan melihat langsung keindahan Korea Selatan dengan hal ini citra positif Korea Selatan akan semakin di kenal dalam lapisan masyarkat.

(12)

156

5. KESIMPULAN

Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa fenomena penyebaran kebudayaan Korea Selatan pada tahun 1999 Korean Wave terus berkembang sebagai nation branding Korea Selatan. Negara Korea Selatan sampai saat ini menggunakan Korean Wave sebagai alat diplomasi. Korea Selatan juga terus mengembangkan slogan-slogan nasional maupun pariwisata seperti Sparkling Korea, Imagine Your Korea, Creative Korea, dan Dynamic Korea untuk terus memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata budaya Korea Selatan di dunia termasuk di Indonesia. Di Indonesia, pemerintah Korea Selatan sangat sering melakukan pegenalan kebudayaan dan pariwisata budaya hal ini tentunya dapat terjadi karena hubungan yang terjalin baik antara kedua negara. Di Indonesia pemerintah Korea Selatan terus melakuka pengenalan kebudayaan dan pariwisata budaya melalui Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Indonesia dan organisasi Korea Selatan seperti Korean Cultural Center (KCC) dan Korean Tourism Organization (KTO).

Program Teko Nang Jawa 2019 merupakan sebuah diplomasi publik yang di buat oleh Kedutaan Besar Republik Korea Selatan. Program Teko Nang Jawa 2019 dilakukan untuk memperkenalkan kebudayaan dan pariwisata kebudayaan secara langsung kepada masyarakat Indonesia. Pertunjukan seni, makanan, pakaian, dan kebudayaan tradisional dan popular Korea Selatan menjadi agenda utama dalam kegiatan di setiap kota. Dalam program ini pemerintah Korea Selatan juga mengunakan Korean Wave sebagai instrument diplomasi dan mengunakan slogan pariwisata Korea Selatan. Terdapat banyak aktir yang terlbat dalam program Teko Nang Jawa 2019 selain dari Kedutaan Besar Republik Korea Selatan terdapat juga Korean Cultural Center (KCC) dan Korean Tourism Organization (KTO). Dan seorang youtuber asal Korea Selatan Jang Han Sol. Pelaksanaakn diplomasi publik melalui program Teko Nang Jawa 2019 tidak lepas dari kepentingan nasional Korea Selatan meliputi kepentingan keamanan nasional, pengembangan ekonomi, peningkatan kekuatan nasional, kepentingan prestise nasional.

(13)

157 DAFTAR PUSTAKA

Andrianti, Nita .2015. Komunikasi internasional dan politik media. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).

Anholt, S. 2003. Brand New Justice. The Upside of Global Branding. London: Butterworth- Heinemann.

Banyu Parwita, Anak Agung. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Rosdakarya.

Cheng, Li-Chih, 2008. “The Korea Brand: The Cultural Dimension of South Korea’s Branding Project in 2008”, The SAIS-U.S -Korea Yearbook 2008, Jhons Hopkins University Press.

Damanik, Phil Janianton. 2013. Pariwisata Indonesia: Antara Peluang dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Geun, A. A. (2014). Carilah Ilmu ke Negeri Korea Mewujudkan Hubungan yang Harmoni antara Korea dan Indonesia. Jakarta: PT Simi Informasindo Jaya. Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata Pedesaan Berbasis

Masyarakat (Sebuah Pendekatan Konsep). Yogyakarta: Graha Ilmu

Hasmath, Reza. 2015. Inclusive Growth, Development and Welfare Policy: A Critical Assessment. New York: Routledge.

Jacobus.Ranjabar, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia; Suatu Pengantar (Bogor: GHalia Indonesia.)

Koentjaraningrat,1993, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama).

Korea: Dulu dan Sekarang. 2012. Di akses pada tanggal 10 Maret 2020 dari www.Korea.net. Halaman 152-153.

(14)

158

Macionis, J. J. 1997. Sociology: Sixth edition. (New Jersey, Prentice Hall, Upper Saddle River).

Melissen, Jan (ed.). 1999. Innovation in Diplomatic Practice. Basingstoke: Macmillan.

Melissen, Jan. 2005. The New Public Diplomacy Soft Power In International Relation.New York : Palgrave Macmillan.

Mansbach, Richard W. & Kristen L. Rafferty. 2008. Introduction to Global Politics. New York: Routledge.

Monique Hennink, et. al. (2011). Qualitative Research Method. (London: SAGE Publications).

Nye, Joseph S, 2008. Public Diplomacy and Soft Power.The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science.

T, May Rudy. 2002.Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin. Bandung: Refika Aditama.

INTERNET

Arungbudoyo, W. (2015) Kisah Presiden Korsel Park Chung-hee Tewas Ditembak. okezone.com.

Domasti, A.A. 2018. www.travel.kompas.com diakses pada 9 maret 2020 dari (https://travel.kompas.com/read/2018/11/22/230000227/pergi-ke-Korea-selatan-kala-musim-salju-betapa-asyiknya-)

Khoiri, Agniya. “Nol Komplain Jadi Langkah Korea Selatan Majukan Pariwisata”, CNN Indonesia, 12 Februari 2017, https://www.cnnindonesia.com/gaya- hidup/20170210150401-269-192646/nol-komplain-jadi-langkah-Korea-selatan-majukan-pariwisata/

(15)

159 Ko, J. M. 2004.” Korean Wave Sweeps the Globe.” Industry Report dalam

http://www.seriworld.org/08/wldPrint.html?p=k.

Korean Culture and Information Service. 2011. The Korean Wave: A New Pop Culture Phenomenon, hlm. 20.

Kbsworld.2018. Jumlah Wisatawan Asing ke Korsel Tahun Lalu Menurun 22,7%. Darikbsworld.co.kr.(http://world.kbs.co.kr/service/news_view.htm?lang= i&Seq_Code=48808) diakses pada tanggal 6 mei 2020 pukul 21.06 WIB. Korea Cultural Center Indonesia.Piala Dunia FIFA Korea-Jepang 2002. dari

(http://id.Korean-culture.org/id/158/Korea/56) diakses pada tanggal 13 Januari 2020.

Panji, Aditya. 2016. 1369 orang di Korea Selatan di karantina karena MERS. Dari cnnindonesia.com

(https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150604231559-113-57809/1369-orang-di-Korea-selatan-dikarantina-karena-mers) diakses pada tanggal 6 mei 2020 pukul 20.52 WIB.

Seung-ah, Lee. 2014. Imagine your Korea: nation’s new tourism brand slogan.

Dari www.Korea.net

(http://www.Korea.net/NewsFocus/Travel/view?articleId=120713) diakses pada tanggal 11 januari 2020

Woo-young, Lee. 2016. “Creative Korea” New Nation Brand Slogan. Dari www.Koreaherald.com

(http://www.Koreaherald.com/view.php?ud=20160704000755) diakses pada tanggal 23 januari 2020.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Profil Negeri dan Hubungan

Bilateral. Dari

Https://Kemlu.Go.Id/Seoul/Id/Pages/Hubungan_Bilateral/558/Etc-Menu diakses pada tanggal 3 September 2019 Pukul 15.03 WIB

(16)

160

Http://EXO-l.smtown.com diakses tanggal 20 Oktober 2019 pukul 15.34 Skripsi dan Jurnal

Adina Dwirezanti. (2012). Budaya Popular Sebagai Alat Diplomasi Publik: Analisa Peran Korean Wave Dalam Diplomasi Publik Korea Periode 2005-2010. Depok: Unversitas Indonesia.

Andrianita, A. (2015). Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Asal I I Indonesia ke Korea Selatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Dafy Rahadi Putra S. (2012). Peran diplomasi publik Amerika Serikat melalui sports envoy program pada masa pemerintahan presiden Obama (2008- 2012). Jakarta: Universitas Indonesia.

Darini, R. (2010). Park Chunghee dan Keajaiban Ekonomi Korea Selatan. Jurnal Mozaik Vol 5 No. 1. Halaman 22- 29.

Kristiningrum, Nur Dwi. (2014). Heritage Tourism dan Creative Tourism: Eksistensi Pasar Seni (Central market) di Malaysia sebagai salah satu pasar bersejarah. Jurnal Hubungan Internasional tahun VII, No.1 Januari-Juni 2014 (Diakses 3 November 2019, pukul 14.01 WIB).

Lee, S.J. 2011. “The Korean Wave: The Seoul of Asia.” The Elon Journal of Undergraduate Research in Communications, Vol. 2, No. 1, halaman. 85-93. Murrow, Edward R. Center for The Study and Advancement of Public Diplomacy, Difinitions of Public Diplomacy, The Fletcher School, Tufts University, Massachusetts.

(17)

161 Noor Rahmah Yulia. (2013). Diplomasi kebudayaan Republic of Korea melalui film dan drama: pencapaian citra dan ekonomi Republic of Korea di Indonesia. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Riyanti, K. (2017). Kerjasama Pemerintah Korea Selatan dengan Federasi Muslim

Korea Dalam Pariwisata dan Ekspor Korean Food. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Hubungan Internasional. Yogyakarta. Winanti, Poppy S. 2003. Development State dan tantangan globalisasi:

pengalaman Korea Selatan. Jurnal ilmu sosial dan politik. Vol. 7 hlm. 175-204

(18)

Gambar

Gambar 2. Logo Slogan pariwisata Korea Selatan “Imagine Your Korea ” di bus patas  Teko Nang Jawa 2019
Gambar 3 : Vlog Teko Nang Jawa 2019  Sumber: Youtube Jang Han Sol

Referensi

Dokumen terkait

Tipe penelitian ini adalah Deskriptif kualitatif dilihat dari unit analisanya berada tingkat yang lebih rendah daripada unit explanasinya karena diplomasi publik Afrika

Diharapkan para peneliti yang memiliki ketertarikan dalam isu diplomasi budaya Korea Selatan dapat meneliti lebih jauh lagi, terutama mengenai pengaruh

Batas penelitian ini adalah pada diplomasi publik Korea Selatan di Indonesia melalui sektor pendidikan KOICA tahun 2011-2015, tahun tersebut dipilih oleh penulis karena

3.3 Meningkatkan Hubungan dan Pemenuhan Kebutuhan Publik Terhadap Korea Selatan Melalui Bioskop CGV di Indonesia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya diplomasi budaya yang dilakukan oleh BigHit Entertainment memberikan pengaruh positif bagi upaya diplomasi budaya pemerintah

Dari hasil pemaparan diatas maka dapat ditarik garis besar bahwa model diplomasi publik melalui produksi hiburan oleh pemerintah Korea Selatan di bawah ke kepemimpinan Moon Jae In

Para murid kelas bahasa Korea ini pada dasarnya merupakan sasaran terdekat diplomasi publik KSIC Indonesia pada dimensi sehari-hari dan dimensi strategis, yang kemudian

Keberhasilan Indonesia meningkatkan kesadaran dan minat akan batik di Korea Selatan melalui diplomasi budaya Wijaya & Purbantina, 2022 dan meningkatnya citra positif Indonesia di mata