• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PENERAPAN PENANAMAN BUD CHIPS PETANI TEBU (Studi Kasus Petani Mitra Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Jawa Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN SOSIAL EKONOMI PENERAPAN PENANAMAN BUD CHIPS PETANI TEBU (Studi Kasus Petani Mitra Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Jawa Timur)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PENERAPAN PENANAMAN

BUD CHIPS PETANI TEBU

(Studi Kasus Petani Mitra Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Jawa Timur)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH:

YESSYCA KURNIAWATI 201110210311031

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Yessyca Kurniawati NIM : 201110210311031 Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian-Peternakan

Judul :Kajian Sosial Ekonomi Penerapan Penanaman Bud Chips Petani Tebu (Studi Kasus Petani Mitra Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Jawa Timur)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1) pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Pertanian-Petenakan

(Dr. Ir. Damat, MP) NIP. 19640228 199003 1 003

Ketua Jurusan Agribisnis

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rakmat taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan Kajian Sosial Ekonomi Penerapan Penanaman Bud Chips Petani Tebu (Studi Kasus Petani Mitra Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Jawa Timur. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak sedikit kendala yang dialami, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak, dan berkah dari Allah SWT kendala-kendala tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, Bapak Hadi Santoso dan Ibu Sriin selalu memberikan dorongan baik moriil maupun materiil

2. Bapak Prof. Dr. Muhajir Effendy. Msi, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Ir. Damat, MP, selaku Dekan FPP Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Ir. Dyah Erni Widyastuti, MM, selaku ketua Jurusan Agribisnis FPP Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

6. Ibu Dr. Ir. Istis Baroh, MP selaku pembimbing pendamping yang telah sabar, teliti, dan ikhlas dalam mebimbing penulis mulai dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini

7. Bapak Sugeng Musta’in, SP selaku Asisten Manejer Tanaman PG.Ngadiredjo yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian terkait petani tebu yang menggunakan bibit bud chips

8. Bapak Supriyatin, SP selaku Asisten Muda Pembibitan Tanaman PG.Ngadiredjo yang selalu sabar serta teliti dalam memberikan informasi terkait metode bud chips

9. Bapak Dwi Andika selaku mandor Pabrik Gula Ngadiredjo wilayah Kecamatan Kandat yang telah memberikan informasi serta arahan dalam melakukan penelitian di lapang

10.Bapak dan Ibu karyawan Pabrik Gula Ngadiredjo yang banyak membantu penulis dalam mengumpulkan informasi terkait petani tebu yang menggunakan bibit bud chips

11.Sahabatku Bestiani Mustikaningsih, Galang Styachi, Lavin Dwi Saputra, dan Endang Ratnasari terima kasih atas bantuan kalian

12.Anak-anak kos hijau terima kasih atas pengertian dan kesabaran pada saat penulis mengerjakan skripsi

13.Teman-teman Agribisnis 2011 yang selalu memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

(5)

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

(6)

DAFTAR ISI

Uraian Hal

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

ABSTRACT ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 9

II.TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Tebu (Saccharum officinarum L) ... 15

2.2.1 Budidaya Tebu ... 15

2.2.2 Pembibitan Tebu Menggunakan Bud Chips ... 19

2.3 Kondisi Pergulaan di Indonesia ... 23

2.4 Potensi Sektor Perkebunan di Indonesia ... 25

2.5 Faktor Sosial Ekonomi ... 27

2.6 Adopsi Inovasi ... 28

2.7 Usaha Tani ... 32

2.8 Kerangka Berpikir ... 37

2.9 Hipotesa Penelitian ... 40

III. METODE PENELITIAN ... 41

3. 1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 41

3.2 Sumber Data ... 41

3.3 Metode Penentuan Sampel ... 42

3.4 Metode Pengambilan Data ... 43

3.4.1 Observasi ... 43

3.4.2 Wawancara ... 43

3.4.3 Angket... 43

3.5 Metode Analisis Data ... 44

3.5.1 Analisis Kondisi Sosial ... 44

3.5.2 Analisis Kondisi Ekonomi ... 45

3.5.3 Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi pendapatan Petani Tebu ... 47

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 52

(7)

4.2 Gambaran Umun Kecamatan Kandat ... 53

4.3 Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja Kecamatan Kandat ... 54

4.4 Kondisi Pertanian Kecamatan Kandat ... 56

4.5 Kondisi Peternakan Kecamatan Kandat ... 59

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

5.1 Karakteristik Responden ... 62

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 62

5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal ... 64

5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Non-formal . 65 5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 66

5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 67

5.2 Proses Adopsi Bibit Bud Chips ... 69

5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Tebu ... 71

5.3.1 Penerimaan Usahatani Tebu Menggunakan Bibit Bud Chips ... 72

5.3.2 Biaya Usahatani Tebu Menggunakan Bibit Bud Chips ... 72

5.3.3 Pendapatan Usahatani Tebu Menggunakan Bibit Bud Chips ... 74

5.3.4 Hasil Analisa Regresi ... 74

VI. PENUTUP ... 79

6.1 Kesimpulan ... 79

6.2 Saran ... 79

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Uraian Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Kode Responden Lampiran 3 Identitas Responden Lampiran 4 Luas Lahan Bud Chips

Lampiran 5 Penerimaan Petani

Lampiran 6 Biaya Tenaga Kerja Persiapan Tanam Lampiran 7 Biaya Tenaga Kerja Penanaman Lampiran 8 Biaya Tenaga Kerja Pemupukan Lampiran 9 Biaya Tenaga Kerja Klentek Lampiran 10 Biaya Tenaga Kerja Walik Gulud

Lampiran 11 Biaya Tenaga Kerja Pembersihan Rumput Lampiran 12 Biaya Tenaga Kerja Bumbun

Lampiran 13 Biaya Tenaga Kerja Panen Lampiran 14 Total Biaya Tenaga Kerja Lampiran 15 Biaya Bibit

Lampiran 16 Biaya Pupuk

Lampiran 17 Biaya Pupuk Tetes dan Za

Lampiran 18 Biaya Pajak, Irigasi, dan Sewa Traktor Lampiran 19 Biaya Angkut dan Bunga Kredit

Lampiran 20 Total Biaya Usahatani Tebu menggunakan Bibit Bud Chips

Lampiran 21 Data Riil Usahatani Lampiran 22 Data Konversi

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Buku Ajar Pengantar Bisnis (Online). Linggarjati.dosen. narotama.ac.id. Diakses pada 2 November 2014 pukul 14.00 WIB

Ernawati, Lilis dan Erma Suryani. Jurnal 2013. Analisi Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor dengan Menggunakan Sistem Dinamik. Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).Vol. 1 No. (2013) 1-7

Harinta, Yos Wahyu. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Adopsi Inovasi Pertanian di Kalangan Petani di Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo (Tesis). Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta: Surakarta

Herman, dkk. Jurnal 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao : Studi Kasus di Sulawesi Barat. Jurnal Pelita Perkebunan. Pelita Perkebunan. 22(3), 222— 236

Ibrahim, Jabal Tarik. 1996. Metode Penelitian SosialEkonomi Pertanian. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang: Malang

. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang Press: Malang

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga: Jakarta

Indrawanto, Chandra,dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. ESKA Media: Jakarta.

Jatari, Gita Febriana. 2013. Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga Miskin Masyarakat Sekitar Hutan (Studi Kasus di Desa Garon Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan (Skripsi). Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian – Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang: Malang

(10)

Mubyarto. 1983. Masalah Industri Gula di Indonesia. BPFE: Yogyakarta

Rokhman, Hidayatur. Jurnal 2014. Jumlah Anakan dan Rendemen Enam Klon Tebu (Saccharum officinarum L.) Asal Bibit Bagal, Mata Ruas Tunggal, dan Mata Tunas Tunggal. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Vol.3 No.3, 2014 : 89 – 96

Sarwono, Jonathan. 2012. Statistik Multivariat Aplikasi untuk Riset Skripsi. Andi Offset: Yogyakarta

Sudiyono, Armand dan Endri Purnomowati. 1996. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang: Malang

Susila, Wayan. R. Jurnal 2007. Peran Industri Berbasis Perkebunan dalam Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan: Pendekatan Neraca Sosial. Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Bogor dan Universitas Warmadewa Bali. Vol.25 Nomor. 2, Oktober 2007: 125-147

Tain, Anas. 2005. Buku Ajar Usahatani. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang: Malang

Widarwati, Tutik. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Gula di Pg Pagottan (Skripsi). Institut Pertanian Bogor: Bogor

Yusnita, Sari. 2010. Hubungan Antara Faktor – Faktor Sosial Ekonomi dengan Tingkat Adopsi Inovasi Petani pada Budidaya Tanaman Jeruk Besar di Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen (Skripsi). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta: Surakarta

(11)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi disuatu negara. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang menghasilkan berbagai macam produk baik dari sektor hortikultura maupun perkebunan. Seiring dengan perkembangan zaman, luas lahan pertanian di Indonesia terus menurun. Sehingga ketersediaan lahan untuk sektor pertanian terus berkurang setiap tahunnya. Alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian tidak dapat dihindari lagi.

Pembangunan sektor pertanian meliputi sub sektor perkebunan, kehutanan, tanaman pangan sangat diperlukan untuk memenuhi ketersediaan bahan makanan serta untuk menambah devisa negara. Perikananserta kehutanan menduduki peringkat ketiga teratas dalam menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor pertanian, peternakan, dan perikanan menyumbangkan 14% produk domestik bruto tahun 2004-2012 (Kementan, 2013).Subsektor pertanian yang menyumbang produk domestik bruto paling besar adalah subsektor tanaman pangan sebesar 49 %. Sedangkan subsektor perkebunan dan perikanan sebesar 16%, peternakan 13%, dan kehutanan 6% (Kementan,2013).Salah satu produk pertanian yang sangat strategis adalah tebu. Produk utama yang dihasilkan dari proses penggilingan tebu adalah gula kristal putih sedangkan produk sampingnya adalah ampas, blotong, dan tetes. Gula pasir tergolong

(12)

2

kebutuhan pokok dari masyarakat setelah beras yang cukup strategis yaitu sebagai bahan pangan yang menempati urutan keempat setelah padi-padian, pangan hewani serta minyak dan lemak dengan pangsa sebesar 6,7 % (Sugianto, 2007).

Menurut Selosoemardjan dalam (Mubyarto, 1983), industri gula merupakan Industri yang paling penting di Indonesia sejak sebelum perang dunia II. Sebagian besar perkebunan tebu berada di Pulau Jawa yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tahun 1928 industri gula menyumbang ¼ dari penerimaan pemerintahan Hindia Belanda dengan jumlah pabrik gula di Jawa sebanyak 178 pabrik dengan luas panen 200.000 Ha dan menghasilkan 3 juta ton gula (Mubyarto,1983). Pada tahun 1928Pulau Jawa menduduki peringkat kedua ekspor gula di dunia setelah Kuba akan tetapi pada tahun 1966 kebutuhan gula nasional mulai didatangkan dari luar negeri. Penurunan industri gula di Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 1932 dilihat dari luas lahan dan produksinya tetapi pada tahun 1936 industri gula mulai bangkit dari keterpurukan sejak tahun 1936 (Mubyarto,1983). Penurunan industri gula di Indonesia disebabkan penurunan kondisi ditingkat on-farm maupun off-farm. Salah satu kondisi on-farm

(13)

3

Kondisi sosial yang dialami oleh petani di Indonesia semakin memperburuk kondisi pertanian saat ini salah satunya petani tebu.Komoditi tebu dahulunya menjadi primadona dikalangan petani Indonesia tetapi banyak petani yang beralih untuk menanam tanaman pangan lainnya seperti padi, kacang kedelai, serta jagung karena musim tanam yang relatif singkat dibandingkan menanam tebu. Waktu yang diperlukan dalam sekali musim tanam membutuhkan waktu 1 tahun dari penyebaran bibit sampai tebu siap giling. Kondisi inilah yang menjadi alasan petani mulai meninggalkan tebu dan beralih untuk menanam tanaman lain. Kurun waktu 3 tahun terakhir, yaitu tahun 2010-2013 produksi gula nasional sebanyak 9.680.215 ton sedangkan 5.394.000 ton berasal dari perkebunan rakyat atau sekitar 55,72% produksi gula nasional berasal dari tebu rakyat (BPS,2014). Sehingga hampir setengah dari produksi gula nasioanal dihasilkan dari tebu yang disetor oleh petani ke pabrik gula.

(14)

4

oleh lembaga peneliti tebu untuk meningkatakan kualitas serta kuantitas tebu salah satunya adalah kualitas bibit. Peningkatan kualitas bibit diharapkan dapat menghasilkan tebu siap giling yang bagus. Upaya yang dilakukan untuk meningkatakan kualitas bibit tebu adalah menggunakan bud chips. Pembibitan dengan bibitbud chips adalah metode pembibitan yang diadopsi dari Columbia oleh PT. Perkebunana Nusantara X. Metode pembibitan ini yaitu dengan cara mengambilsatu mata tunas pada tanaman induk yang berumur enam bulan untuk dijadikan bibit dengan berbagai perlakuan seperti sterilisasi mata tunas dari virus dan penyakit, sterilisasi media pembibitan mata tunas hal ini dapat menekan kegagalan panen. Keunggulan dari metode ini yaitu satu mata tunas akan menghasilkan 10-15 batang tebu. Perbedaan bibit bud chips dengan bibit konvensional terletak pada jumlah anakan yang dihasilkan dari bibit tersebut. Bibit yang berasal dari bud chips cukup steril dibandingkan dengan bibit bagal. Pada bibit bagal, tanaman tebu induk dipotong tanpa adanya perlakuan sterilisasi sebelum ditanam sehingga bibit rentan terserang virus serta bibit penyakit. Pembibitan dengan bud chipsadalah upaya yang dilakukan untuk memperbaiki industri gula disisi on-farm. Peranan penyuluh petanian untuk mensosialisasikan metode ini sangat penting keberadaannya. pembibitan bud chips.

(15)

5

mitra Pabrik Gula Ngadiredjo sampai tahun 2014 sebanyak 1.847 petani yang tersebar di Kabupaten Kediri dan Blitar. Kecamatan Kandat merupakan salah satu wilayah kerja Pabrik Gula Ngadiredjo yang terletak di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan informasi yang didapat dari Pabrik Gula Ngadiredjo, jumlah petani tebu yang menggunakan bibit bud chips sebanyak 32 orang pada tahun 2010. Kondisi sosial ekonomi petani tebu dilingkungan Pabrik Gula Ngadiredjo memberikan pengaruh nyata terhadap adopsi penerapan pembibitan

bud chips. Pelaksanaan sosialisasi penerapan pembibitan bud chips dimulai sejak tahun 2010. Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menganalisis kondisi sosial ekonomi petani tebu. Kondisi sosial ekonomi serta karakteristik bibit bud chips ini yang merupakan faktor pendorong petani tebu menerapkan penanaman tebu dengan bibit bud chips.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil topik serta melakukan penelitian yang lebih mendalam dengan judul Kajian Sosial Ekonomi Penerapan Penanaman

Bud Chips Petani Tebu(Studi Kasus Petani Mitra Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Jawa Timur)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diawal, terdapat beberapa rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis. Rumusan masalah tersebut meliputi:

(16)

6

2. Bagaimana keadaan ekonomi petani yang menerapakan budidaya tebu dengan bibit bud chips dilihat dari luas lahan dan pendapatan?

3. Bagaimana proses adopsi penggunaan bibit bud chips dalam usahatani tebu? 4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tebu yang

menggunakan bud chips?(X)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui keadaan sosial petani dilihat dari umur, pendidikan formal, dan pendidikan nonformalyang menerapkan budidaya tebu dengan bibit bud chips

2. Mengetahui keadaan ekonomi petani yang menerapakan budidaya tebu dengan bibit bud chips dilihat dari luas lahan dan pendapatan

3. Mengetahuiproses adopsi penggunaan bibit bud chips dalam usahatani tebu 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani tebu yang

menggunakan bud chips)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari kegiatan penelitian dengan objek petani tebu yang menerapkan

bud chips di lingkungan Pabrik Gula Ngadiredjo adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi pemerintah yaitu sebagai bahan informasi untuk mendorong petani tebu dalam meningkatkan produksi on-farm dengan menggunakan bibit

bud chips serta sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan 2. Manfaat bagi perusahaan yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

(17)

7

3. Manfaat bagi peneliti lain yaitu sebagai bahan rujukan untuk meneliti secara lebih dalam

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Petani tebu yang diteliti adalah petani tebu yang menerapkan penananam dengan bibit bud chipsdan yang menjadi mitra Pabrik Gula Ngadiredjo.

2. Pendapatan yang diukur dalam penelitian ini diperoleh dari penerimaan pada panen pertama (plant cane) dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama satu musim tanam dihitung pada satu hektar lahan.

3. Klentek adalah kegiatan menghilangkan daun tebu untuk mengurangi jumlah daun yang melekat dalam batang tebu. Dalam penelitian ini klentek yang dilakukan oleh responden sebanyak dua kali

4. Walik Gulud adalah kegiatan mengolah tanah dengan cara membalik tanah dengan tujuan agar terjadi sirkulasi udara. Kegiatan walik gulud yang dilakukan oleh responden dilakukan sebanyak satu kali pada saat tebu berumur dua bulan setelah tanam. Akan tetapi, tidak semua responden melakukan kegiatan walik gulud karena kelangkaan sumberdaya manusia yang ada.

5. Tebang adalah proses panen tebu yang dilakukan mulai bulan mei sampai bulan november. Kegiatan tebang dilakukan menggunakan dua cara yaitu cara tradisional dan modern. Cara tradisional dalam tebang menggunakan sumberdaya manusia sedangkan cara modern menggunakan mesin.

(18)

8

sementara dan efektif. Tujuan perhitungan rendemen sementara untuk menentukan bagi hasil gula petani secara cepat

7. Juringan adalah lubang tanam untuk meletakkan bibit tebu

8. Dibor adalah melubangi batang tebu yang bertujuan untuk mengambil mata kemudian mata tersebut ditanam dipolybag

9. Gembor adalah alat yang digunakan untuk menyiram bibit tebu terbuat dari besi atau plastik

10. Got adalah tempat untuk menampung dan membuang air

11. Blotong adalah produk samping dari proses penggilingan tebu menjadi gula yang berbentuk padatan dan berwarna hitam pekat. Blotong dapat digunakan sebagai pupuk organik yang bisa diaplikasikan pada tanaman tebu

12. Ampas adalah produk samping dari proses penggilingan tebu menjadi gula yang berbentuk serat. Ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar untuk proses penggilingan.

13. Tetes adalah produk samping dari penggilingan tebu yang berbentuk cairan pekat berwarna coklat. Tetes tebu dapat digunakan sebagai pupuk cair.

14. Brix adalah jumlah zat padat semu yang larut dalam setiap 100 gram larutan. 15. Sogolanadalah anakan tebu yang tumbuh setelah tebu mencapai kemasakan

optimal dan indukan sudah siap untuk dipanen. Sogolan ini dapat megurangi kadar gula yang terdapat didalam tebu induk

(19)

9

18. Giling adalah proses pemasakan tebu menjadi gula yang dilakukan menggunakan mesin di Pabrik Gula Ngadiredjo

1.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel merupakan konstruk yang sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan yang mempunyai variasi nilai (Ibrahim, 1996). Sedangkan definisi operasional variabel merupakan petunjuk pelaksanaan mengukur variabel yang digunakan dalam suatu penelitian (Singarimbun, 1987). Definisi operasional akan memudahkan dan membantu peneliti lain, apabila akan menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional dan pengukuran variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Umur responden adalah umur yang diukur dari responden lahir sampai dilakukannya penelitian yang diukur dengan satuan tahun.

2. Pendidikan formal responden adalah pendidikan yang ditempuh oleh responden dibangku sekolah yang diukur dalam satuan jenjang pendidikan dengan pendekatan skor.

3. Pendidikan nonformal responden adalah pendidikan yang diperoleh oleh responden diluar bangku sekolah. Dalam penelitian ini, pendidikan nonformal responden adalah banyaknya penyuluhan yang diikuti selama satu tahun terakhir dihitungan dengan pendekatan skor.

4. Luas lahan adalah luas lahan tebu yang dimiliki oleh petani dan ditanami dengan bibit bud chipsyang diukur dengan satuan m2.

(20)

10

hanya mendeskribsikannya berdasarkan hasil study lapang yang telah dilakukan.

6. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu musim tanam setiap satu hektar lahan. Pendapatan yang diukur adalah pendapatan dari tanam pertama diukur dengan menggunakan satauan rupiah.

7. Biaya Pupukadalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam pengadaan pupuk yang diukur dengan satuan rupiah.

8. Biaya Bibit adalah biaya yang dikeluarkan petani dalam pengadaan bahan baku yaitu bibit bud chips yang diukur menggunakan satuan rupiah.

Referensi

Dokumen terkait

100.000.000,00 BANTUAN SOSIAL UNTUK BEASISWA S1 KEPADA RISTI ANJARWATI, DENGAN ALAMAT KP. PANCORAN

Substansi dari Program Kerja Pemerintah Kota Depok Tahun 2016 tersebut merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan program unggulan serta program andalan Kota Depok yang

Pengujian validitas dilakukan terhadap kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan emosional dan kescerdasan spiritual terhadap pemahaman

Deaya uaja now&a oebonar-Byft to- lob pemeh DPiwapal tSnCfcat toeosAaofin yano ASmfeaud taAl* to» tap!. fc&nuAtan tincfcat I»eet*a&nanrsfcttwebufc Xciyap

Kondisi dari pure bundling inilah yang kemudian dapat dikatakan memiliki kesamaan dengan suatu konsep tying agreement, dimana jika dilihat definisi dari tying agreement, pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi berpengaruh signifikan terhadap kadar alkohol, kadar air, pH, organoleptik rasa, aroma, warna dan

1) Analisis Aspek Hukum, dengan melakukan analisis terhadap aspek hukum, maka bank syariah akan mendapat informasi tentang pihak yang berhak melakukan

Menurut Isjoni dan Ismail (2008: 146), jika pembelajaran sejarah kurang mengikutsertakan siswa maka akan berdampak pada munculnya ‘budaya diam’ berlangsung di dalam