• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baliho dan Perilaku Politik Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Baliho dan Perilaku Politik Masyarakat"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

BALIHO DAN PERILAKU POLITIK MASYARAKAT

(Studi Korelasi Penggunaan Baliho Calon Anggota Legislatif Nomor Urut Satu dari Partai Amanat Nasional dan Perilaku Politik Masyarakat Jalan

Stasiun Kota Pangkalan Brandan )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

O

L

E

H

ANGELIA SURI UTAMI

090904001

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Angelia Suri Utami

NIM : 090904001

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : BALIHO DAN PERILAKU POLITIK MASYARAKAT

(Studi Korelasi Kuantitatif Penggunaan Baliho Calon Anggota

Legislatif Nomor urut Satu Dari Partai Amanat Nasional dan

Perilaku Politik Masyarakat Jalan Stasiun Kota Pangkalan

Brandan dalam Pemiluhan Umum Calon anggota Legislatif)

Medan, Agustus 2015

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen

Ilmu Komunikasi,

Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A

NIP. 196007281987032002 NIP. 196208281986012001

Dekan FISIP USU,

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Baliho

dan Perilaku Politik Masyarakat”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak ,

sangatlah sulit bagi sayauntuk menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih dengan

setulus hati kepada semua pihak yang sudah memberi dukungan kepada saya

dalam menyelesaikan skripsi ini, yakni :

1. Kedua orang tua saya yang sangat saya cintaiAyahandaH. Syah Afandin dan

Ibunda Hj. Endang Kurniasih yang telah banyak memberikan bantuan dengan

penuh keikhlasan dan kasih sayang yang tak terhingga demi kesuksesan

saya.Abang dankakak saya Hamdi Hidayat dan Inda Rossi yang selalu

memberikan dorongan dan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan tugas

akhir saya ini.

2. Kepada Bapak Dekan FISIP USU Prof. Badaruddin,M.Si beserta seluruh

jajarannya.

3. Kepada Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra.

Fatmawardy Lubis, M.A dan kepada Serketaris Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra. Dayana, M.Si yang telah memberikan izin

dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.si selaku dosen pembimbing saya yang

telah memberikan bimbingan dan motivasi yang berharga serta meluangkan

waktu, tenaga dan kesabaran dalam membantu pengerjaan skripsi ini.

5. Kepada sahabat yang saya sayangi yaitu Hambali dan Evalyn yang sudah

memberikan motivasi, dorongan, semangat dan membantu saya dalam

(4)

6. Kepada para sahabat saya yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi, yaitu Mhd Yasir dan Vany Abadi serta Andri

Tampubolon yang telah menyelesaikan tugas akhirnya. Terima kasih saya

ucapkan untuk kebahagiaan dan kesedihan yang kita lalui bersama saat

mengikuti proses belajar mengajar di FISIP USU. Semoga apa yang kita

cita-citakan selama ini dikabulkan oleh Allah SWT.

7. Tidak Lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Informan dan Responden

dalam memenuhi data penelitian skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa yang telah membantu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2015

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : Angelia Suri Utami

N I M : 090904001

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-eksklusive

Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: BALIHO DAN

PERILAKU POLITIK (Studi Korelasi Kuantitatif Penggunaan Baliho Calon Anggota Legislatif Nomor Urut Satu dari Partai Amanat Nasional dan Perilaku Politik Masyarakat Jalan Stasiun Kecamatan Babalan Kota Pangkalan Brandan), beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/ format lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal :Juli 2015

Yang Menyatakan,

(6)

ABSTRAK

Penelitian iniberjudul Pengaruh Penggunaan Baliho Terhadap Tingkat

Keingintahuan dan Perilaku Politik Masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana efektivitas Baliho terhadap tingkat keingintahuan

dan perilaku politik masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan dalam

pemilihan umum calon anggota Legislatif . Teori yang dianggap relevan dalam

penelitian ini adalah teori Komunikasi, teori Komuniasi Massa, teori AIDDA dan

teori Komunikasi Politik. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif.

Populasidalampenelitianiniadalahmasyarakat di Jalan Stasiun Kecamatan Babalan

Kota Pangkalan Brandan yang pernah melihat baliho calon anggota legislatif

dengan nomor urut 1 (satu) dari partai PAN, yangberjumlah sebanyak 70 orang.

Dengan menggunakan rumus total sampling,keseluruhan populasi dijadikan

sebagai sampel.Adapun teknikpengumpulan datadengan menggunakan penelitian

lapangan melalui kuesioner dan penelitian kepustakaan melalui literatur, sumber

bacaan dan teori-teori yang relevan dalam penelitian ini. Adapunteknikanalisis

data yang digunakan adalah analisistabeltunggal dan analisis tabel silang.Dari

hasil yang diperoleh dalampenelitian initernyatabahwa keberadaan Baliho

mempengaruhi tingkat keingintahuan dan perilaku politik masyarakat, hal ini

dapat dilihat dari hasil persentase dari data tabel tunggal sebesar 62 orang

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 8

2.1.1 Komunikasi ... 8

2.1.1.1 Tujuan dan Fungsi Komunikasi ... 14

2.1.1.2 Gangguandalam Komunikasi ... 17

2.1.2 Komunikasi Massa ... 18

2.1.3 Komunikasi Politik ... 19

2.2 KerangkaKonsep ... 25

2.3 Model Teoritis ... 25

2.4 Operasional Variabel ... 26

2.5 Definisi Operasional...27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 29

3.1.1 SejarahSingkat FISIP USU ... 29

3.1.2 Visi dan Misi FISIP USU ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.5 Teknik Analisis Data ... 40

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Tabel Tunggal ... 42

4.1.1 Karakteristik Responden ... 43

4.1.2 Opini Publik... 46

4.1.3 Baliho dan Perilaku Politik... 52

4.2 Pembahasan ... 67

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 71

5.2 Saran Penelitian ... 72

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman Gambar1.1Proses TerjadinyaKomunikasi... 12

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Baliho

dan Perilaku Politik Masyarakat”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak ,

sangatlah sulit bagi sayauntuk menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih dengan

setulus hati kepada semua pihak yang sudah memberi dukungan kepada saya

dalam menyelesaikan skripsi ini, yakni :

1. Kedua orang tua saya yang sangat saya cintaiAyahandaH. Syah Afandin dan

Ibunda Hj. Endang Kurniasih yang telah banyak memberikan bantuan dengan

penuh keikhlasan dan kasih sayang yang tak terhingga demi kesuksesan

saya.Abang dankakak saya Hamdi Hidayat dan Inda Rossi yang selalu

memberikan dorongan dan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan tugas

akhir saya ini.

2. Kepada Bapak Dekan FISIP USU Prof. Badaruddin,M.Si beserta seluruh

jajarannya.

3. Kepada Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra.

Fatmawardy Lubis, M.A dan kepada Serketaris Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP USU, Ibu Dra. Dayana, M.Si yang telah memberikan izin

dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.si selaku dosen pembimbing saya yang

telah memberikan bimbingan dan motivasi yang berharga serta meluangkan

waktu, tenaga dan kesabaran dalam membantu pengerjaan skripsi ini.

5. Kepada sahabat yang saya sayangi yaitu Hambali dan Evalyn yang sudah

memberikan motivasi, dorongan, semangat dan membantu saya dalam

(11)

6. Kepada para sahabat saya yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi, yaitu Mhd Yasir dan Vany Abadi serta Andri

Tampubolon yang telah menyelesaikan tugas akhirnya. Terima kasih saya

ucapkan untuk kebahagiaan dan kesedihan yang kita lalui bersama saat

mengikuti proses belajar mengajar di FISIP USU. Semoga apa yang kita

cita-citakan selama ini dikabulkan oleh Allah SWT.

7. Tidak Lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Informan dan Responden

dalam memenuhi data penelitian skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa yang telah membantu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2015

(12)

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : Angelia Suri Utami

N I M : 090904001

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-eksklusive

Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: BALIHO DAN

PERILAKU POLITIK (Studi Korelasi Kuantitatif Penggunaan Baliho Calon Anggota Legislatif Nomor Urut Satu dari Partai Amanat Nasional dan Perilaku Politik Masyarakat Jalan Stasiun Kecamatan Babalan Kota Pangkalan Brandan), beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/ format lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal :Juli 2015

Yang Menyatakan,

(13)

ABSTRAK

Penelitian iniberjudul Pengaruh Penggunaan Baliho Terhadap Tingkat

Keingintahuan dan Perilaku Politik Masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana efektivitas Baliho terhadap tingkat keingintahuan

dan perilaku politik masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan dalam

pemilihan umum calon anggota Legislatif . Teori yang dianggap relevan dalam

penelitian ini adalah teori Komunikasi, teori Komuniasi Massa, teori AIDDA dan

teori Komunikasi Politik. Adapun Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode korelasi dengan pendekatan kuantitatif.

Populasidalampenelitianiniadalahmasyarakat di Jalan Stasiun Kecamatan Babalan

Kota Pangkalan Brandan yang pernah melihat baliho calon anggota legislatif

dengan nomor urut 1 (satu) dari partai PAN, yangberjumlah sebanyak 70 orang.

Dengan menggunakan rumus total sampling,keseluruhan populasi dijadikan

sebagai sampel.Adapun teknikpengumpulan datadengan menggunakan penelitian

lapangan melalui kuesioner dan penelitian kepustakaan melalui literatur, sumber

bacaan dan teori-teori yang relevan dalam penelitian ini. Adapunteknikanalisis

data yang digunakan adalah analisistabeltunggal dan analisis tabel silang.Dari

hasil yang diperoleh dalampenelitian initernyatabahwa keberadaan Baliho

mempengaruhi tingkat keingintahuan dan perilaku politik masyarakat, hal ini

dapat dilihat dari hasil persentase dari data tabel tunggal sebesar 62 orang

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang berbentuk demokrasi dimana

sistem kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Salah satu perwujudan

demokrasi di Indonesia adalah dengan adanya pemilihan umum (Pemilu).Pemilu

merupakan bentuk keikutsertaan rakyat dalam pembentukan ketatanegaraan.

Tujuan dari penyelenggaraan pemilu menurut Jimmly Asshiddiqie ( DAMANG,

2011 ) dapat dirumuskan dalam 4 bagian yakni :

1. Untuk memungkinkan terjadinya pemilihan kepemimpinan pemerintahan

secara tertib dan damai.

2. Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili

kepentingan rakyat di lembaga perwakilan.

3. Untuk melaksanakan prinsip kedaulatan rakyat.

4. Untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi warga negara

Di Indonesia terdapat dua jenis pemilu yaitu pemilu eksekutif dimana

masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan bebas untuk menentukan

dan memilih presiden dan wakil presiden (Pilpres) maupun kepala daerah serta

pemilu legislatif dimana masyarakat menentukan wakil – wakilnya (DPR,

DPD,dan DPRD) yang akan ikut menyelenggarakan pemerintahan. Pemilu

diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) dan Badan Pengawasan

Pemilihan Umum ( Bawaslu ).

Pemilu legislatif diadakan setiap 5 tahun sekali. Pada tanggal 9 April 2014

akan dilaksanakan pemilu legislatif yang merupakan pemilu anggota DPR, DPD,

dan DPRD langsung ketiga di Indonesia. Pada tanggal 8 Januari 2013 KPU

mengumumkan 10 nama partai politik yang lolos dalam verifikasi awal,

(15)

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_legislatif_Indonesia2014).

Berikut adalah daftar partai tersebut beserta nomer urutnya :

1. Partai NasDem

2. Partai Kebangkitan Bangsa

3. Partai Keadilan Sejahtera

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

5. Partai Golongan Karya

6. Partai Gerakan Indonesia Raya

7. Partai Demokrat

8. Partai Amanat Nasional

9. Partai Persatuan Pembangunan

10.Partai Hati Nurani Rakyat

Partai Amanat Nasional merupakan salah satu dari 10 besar partai politik

yang lolos dari verifikasi KPU dan menduduki nomer urut delapan. Partai

berlambang matahari ini dideklarasikan pada tanggal 23 Agustus 1998 di Jakarta

(pan.or.id). Pada kongres PAN III di Batam, tanggal 8-10 Januari 2010, Ir.M.

Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN untuk

periode 2010-2015 dan Prof. DR. M. Amien Rais, MA sebagai ketua MPP DPP

PAN. PAN juga membentuk Bappilu ( Badan Pembinaan dan Pemenangan

Pemilu ) berdasarkan kewilayahan, agar lebih terfokus untuk menangani langsung

kewilayahan partai dalam rangka pembinaan partai dan pemenangan partai.

Untuk wilayah Sumatera Utara daerah pemilihan dibagi mulai dari daerah

pemilihan 1 sampai 12. Daerah pemilihan Sumut-1 adalah Medan 1, daerah

pemilihan Sumut-2 adalah Medan 2, daerah pemilihan Sumut-3 adalah Deli

Serdang, daerah pemilihan Sumut-4 adalah Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi,

daerah pemilihan Sumut-5 adalah Batubara, Asahan dan Tanjung Balai, daerah

pemilihan Sumut-6 adalah Labuhan Batu Utara, Labuhan Batu dan Labuhan Batu

Selatan, daerah pemilihan Sumut-7 adalah Padang Lawas Utara, Padang Lawas,

Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan dan Mandailing Natal, daerah pemilihan

Sumut-8 adalah Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat dan Gunung Sitoli,

(16)

Samosir, Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan, daerah pemilihan Sumut-10

adalah Pematang Siantar dan Simalungun, daerah pemilihan Sumut-11 adalah

Dairi, Pak-Pak Barat dan Tanah Karo, daerah pemilihan Sumut-12 adalah Binjai

dan Langkat.

Para calon Legislatif telah melakukan berbagai bentuk kampanye sebagai

aksi pendekatan kepada masyarakat. Kampanye sendiri memilik pengertian yaitu

serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek

tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada

kurun waktu tertentu ( Rogers dan Storey, 1987 ). Salah satu bentuk kampanye

yang dilakukan oleh para calon legislatif adalah dengan penggunaan spanduk atau

baliho yang dipasang di jalan raya untuk memudahkan masyarakat melihat dan

mengenal para calon tersebut. Spanduk atau baliho dapat digunakan sebagai

bentuk salah satu jenis iklan politik ( political advertising ) untukpencitraan dan

penggambaran diri para calon legislatif, dari partai mana Ia didukung, serta di

nomor berapakah masyarakat harus memilih nantinya untuk mendukung calon

tersebut. Penggunaan spanduk atau baliho juga mencakup penggunaan

simbol-simbol tertentu seperti pemilihan warna, pemilihan kata-kata yang digunakan

sebagai slogan serta penggunaan gambar wajah calon tersebut agar dapat dikenali

oleh masyarakat.

Baliho sendiri memiliki pengertian suatu sarana atau media berpromosi

yang mempunyai unsur memberitahukan informasi event atau kegiatan yang

berhubungan dengan masyarakat luas, selin itu baliho juga digunakan untuk

mengiklankan suatu produk baru

(www.pengertianku.net/2014/11/inilah-pengertian-spanduk-dan-baliho-lengkap.html).

Beberapa fungsi lain dari Baliho antara lain sebagai media promosi yang

mudah dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dapat dilakukan secara instant

dan untuk promosi yang bersifat kontemporer, dan untuk menaikkan pamor atau

popularitas si pengiklan

(17)

Bedanya baliho dengan media periklanan lain seperti spanduk, poster dan

billboard adalah dari segi ukuran, penempatan, dan bahan yang digunakan. Baliho

bahan konstruksinya bersifat semi permanen seperti kayu, logam atau fiberglas

karena baliho digunakan untuk informasi jangka pendek. Spanduk merupakan

kain rentang yang biasanya berada di pinggir jalan dan text, berwarna dan

bergambar.Spanduk digunakan dalam ukuran besar dan biasanya untuk

event-event seperti seminar dan dicetak dengan print digitalatau dengan cat atau sablon.

Poster merupakan karya seni desain grafis dengan bahan kertas dan

pengaplikasiannya dengan cara ditempel dinding atau permukaan datar lainnya.

Sedangkan billboard adalah media periklanan bersifat permanen,besar, dan

diletakkan di tempat yang tinggi dan banyak di lalui orang. Konstruksi billboard

merupakan konstruksi tetap, berdiri sendiri, ataupun menempel pada bangunan

(www.pengertianku.net/2014/11/inilah-pengertian-spanduk-dan-baliho-lengkap.html).

Sederhananya, bagaimana penggunaan baliho yang ditujukan untuk

menggapai khalayak mampu mempengaruhi masyarakat untuk lebih mengenal

calon legislatif tersebut dan mempengaruhi selektivitas masyarakat sehingga

mencapai target khalayak yang diharapkan.

Salah satu calon anggota legislatif dari Partai PAN di daerah pemilihan

Binjai-Langkat ialah H. Syah Afandin, SH. Beliau juga menggunakan media

baliho sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.

Pria kelahiran Kota Pangkalan Brandan 23 Juni 1967 ini merupakan calon

anggota legislatif dengan nomor urut 1 (satu) daerah pemilihan Binjai-Langkat.

Selain menjabat sebagai Ketua PAN wilayah Sumatera Utara, Beliau juga

menjabat sebagai Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) untuk

wilayah Sumatera Utara. Pria yang akrab disapa Ondim ini telah lama

berkecimpung di dunia politik. Beliau memulai karirnya di Partai Amanat

(18)

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah sebagai langkah pendefinisian atau pemberian arti masalah

dan peluang ( opportunity ) baik keluasan maupun kedalamannya (Umar, 2004:

61).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dibuat rumusan masalah penilitian sebagai

berikut “Bagaimana pemasangan spanduk atau baliho calon anggota legislatif di

Pangkalan Brandan mempengaruhi sikap dan perilaku politik masyarakat sebagai

calon pemilih terhadap calon legislatif tersebut?”.

1.3. Pembatasan Masalah

Adanya batasan masalah ini guna memperjelas dan membatasi ruang lingkup

penelitian dan untuk menghasilkan uraian yang sistematis. Adapun

batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan di Jalan Stasiun Kecamatan Babalan Kota

Pangkalan Brandan Sumatera Utara

2. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2014 sampai selesai..

3. Objek penelitian adalah masyarakat di Jalan Stasiun Kecamatan Babalan

Kota Pangkalan Brandan yang mempunyai hak pilih pada pelaksanaan

Pemilihan Calon Anggota Legislatif.

4. Penelitian ini terbatas pada calon anggota legislatif dari partai PAN Dapil

12 dengan nomor urut 1.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Melihat dan menganalisis hubungan penggunaan baliho sebagai media

kampanye calon anggota legislatif di jalan Stasiun Kecamatan Babalan

Kota Pangkalan Brandan terhadap tingkat keingintahuan masyarakat

terhadap calon tersebut.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan baliho terhadap sikap dan

(19)

3. Untuk mengetahui pendapat masyarakat di jalan setasiun Kecamatan Babalan Kota Pangkalan Berandan terhadap penggunaan baliho didalam

kampanye legislatif.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil akhir yang hendak dicapai dalam penelitian, yakni manfaat yang meliputi

manfaat akademis, manfaat praktis dan manfaat teoritis :

1. Secara akademis penulis berharap penelitian ini dapat berguna untuk

menambah bahan perbandingan dan ragam penelitian terhadap berbagai media

kampanye.

2. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi

dan memberikan masukan-masukan untuk kemajuan pelaksanaan kampanye

dengan menggunakan media baliho agar dapat mengenai sasaran pesan dengan

tepat yakni masyarakat.

3. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta

(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teoritis

Dalam memecahkan suatu masalah penelitian , perlu adanya teori-teori

yang akan dijadikan fokus untuk menyoroti permasalahan. Teori-teori yang

digunakan menjadi pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah

penelitian akan disoroti ( Nawawi, 2001:41).

Kerangka teori adalah bagian dari penelitian tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel

atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 2005: 72).

Teori yang dianggap relevan untuk membantu peneliti adalah :

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah hal yang dilakukan sehari-hari. Istilah komunikasi berasal dari

bahasa Latin ‘communicatio’ yang secara etimologi bersumber dari kata

‘communis’ yang berarti sama, bersama, atau sama makna (Drs. K Prent CM, dkk,

seperti yang dikutip peneliti dalam Budiharsono, 2003: 6).

Komunikasi sebagai upaya mencari kesamaan makna, memelihara dan

menggerakkan kehidupan manusia, sebagai penggerak dan alat yang

menggambarkan aktifitas masyarakat dan peradaban (Budiharsono, 2003: 6).

Komunikasi dapat merubah naluri menjadi inspirasi melalui pelbagai proses untuk

menjelaskan, bertanya, memerintah, dan mengawasi. Disamping itu, komunikasi

merupakan gambaran antara ilmu pengetahuan, perasaan dan pemikiran yang lahir

berupa ingatan manusia.

Untuk memahami komunikasi, beberapa ahli memberikan definisi tersendiri

(21)

• Belch dan Belch (2000:139) mendefinisikan komunikasi sebagai arus informasi untuk pertukaran ide atau sebagai proses pembentukan kesatuan

pemikiran antara pengirim pesan dan penerima pesan. Berdasarkan

definisi ini, bahwa untuk terjadi suatu komunikasi, pertama-tama

diperlukan kesamaan pikiran antara pengirim pesan dan penerima pesan. • Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya

lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain

(komunikan) (Effendy, 2003:2).

Definisi komunikasi yang sejalan dengan pendapat Hovland yaitu batasan

pengertian yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell, yang kemudian

dikenal dengan formula Lasswell yaitu siapa (who), berkata apa (says what),

melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), bagaimana

efeknya (with what effect). Secara umum, komunikasi memiliki 4 fungsi

utama, yaitu menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur

(to entertain), dan mempengaruhi (to persuade).

2.1.1.1 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan

pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan

makna antara komunikator dengan komunikannya.

Effendy, seperti yang peneliti kutip dari Ruslan (2005: 20), menyatakan

bahwa teknik dan proses dalam komunikasi adalah suatu cara atau seni untuk

menyampaikan pesan (message) dua arah atau timbal balik (reciprocal two

way traffic communication) yang dilakukan komunikator sehingga

menimbulkan dampak tertentu terhadap komunikan. Pesan yang disampaikan

komunikator adalah suatu pernyataan sebagai paduan antara buah pikiran dan

perasaan (cognitive and affective)yang dapat berupa ide, informasi, keluhan,

keyakinan, anjuran, persuasi, publikasi, berita dan sebagainya.

Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif

(22)

terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk

mewujudkan motif komunikasi (id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_komunikasi).

Lambang-lambang yang dipergunakan dalam komunikasi dapat berbentuk

verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang

menggunakan lambang-lambang bahasa, baik lisan maupun tulisan.

Sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan

lambang-lambang yang bukan bahasa seperti gesture, isyarat dengan

menggunakan alat, gambar dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini

komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi verbal, yakni komunikasi yang

menggunakan bahasa lisan maupun tertulis guna mencapai tujuan komunikasi.

2.1.1.2 Elemen Komunikasi

Unsur atau elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi (Cangara,

2006 : 23-26) ialah :

• Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melihat sumber sebagai pembuat atau

pengirim informasi. Sumber sering disebut pingirim, komunikator (

source, sender ). • Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan

cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu

pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. • Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi

massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan

penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat,

(23)

• Penerima

penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber.

Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk

kelompok, partai atau negara. Penerima adalah elemen yang paling penting

dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari

komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan

menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut

perubahan, apakah pada sumber, pesan atau saluran. • Pengaruh/efek

Pengaruh atau efek

perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi

pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu,

pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan

pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat

penerimaan pesan. • Tanggapan balik

Ada yang beranggapan bahwa sebenarnya adalah salah satu bentuk

daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi sebenarnya umpan

balik juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan

belum sampai pada penerima. • Lingkungan atau situasi

faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi.

2.1.1.3 Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secaraefektif. Bahkan beberapa

ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan

komunikasi yang benar-benar efektif. Ada banyak hambatan yang dapat

merusak komunikasi, diantaranya yaitu (Effendy, 2003:45)

 Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang

(24)

gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan

saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sedangkan

gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan

pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak.

 Kepentingan

Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalammenanggapi

atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang

yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya

mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap.

Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktip terhadap

segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu

kepentingan ( Effendy, 2003:47 ).  Motivasi terpendam

Motivasi akan mendorong seseorangberbuat sesuatu yang benar

sesuai keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan

dan kekurangan seseorang berbeda beda dengan orang lain, dari waktu ke

waktu, dari tempat ke tempat sehingga karena motivasinya itu berbeda

intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang

semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik

oleh pihak yang bersangkutan.  Prasangka

Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat

bagi suatu kegiatan komunikasioleh karena orang yang mempunyai

prasangka belum apa-apa sudah mempunya sifat curiga dan menentang

komunikator yang hendak melakukan komunikasi.

2.1.1.4 Fungsi Komunikasi

Menginformasikan (to inform) Mendidik (to educate)

(25)

Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many

Voices, One World) menyatakan tentang fungsi komunikasi bila komunikasi

dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran

berita dan pesan, tetapi sebagai kegaiatan individu dan kelompokmengenai tukar

menukar data, fakta dan ide, fungsi komunikasi dalam setiap sistem, yaitu sebagai

berikut ( Effendy, 1995: 27-28 ):

• Informasi

Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,

gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang

dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional,

lingkungan,dan orang lain, dan agardapat mengambil keputusan yang

tepat. • Sosialisasi

Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang

bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang

menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif

didalam masyarakat. • Motivasi

Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka

panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama

yang akan dikerjakan. • Perdebatan dan Diskusi

Menyediakan dan saling bertukar fakta yang diperlukan untuk

memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat

mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang

diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih

melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di

(26)

• Pendidikan

Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan

intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta

kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. • Memajukan kebudayaan

Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan

warisan masa lalu, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas serta

kebutuhan estetika. • Hiburan

Penyebarluasan simbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari kesenian,

kesusastraan, musik, komedi, olah raga permainan dan sebagainya unuk

rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu. • Integrasi

Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan

memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling

kenal, mengerti dan menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang

lain (Widjaya, 1993:9).

2.1.2 Teori Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi dimana

komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik

dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada

khalayak luas ( Bungin, 2008 : 71 ). Pengertian lain dari komunikasi massa ialah

sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepadasejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen, dan anonim melalui media cetak serta elektronik sehingga pesan yang

sama dapat diterima secara serentak dan sesaat ( Ardianto, 2004 : 7).

Berdasarkan definisi komunikasi massa tersebut terdapat karakteristik

komunikasi massa yang membedakannya dengan komunikasi lainnya. Perbedaan

yang dimaksud meliputi komponen-komponen yang terlibat di dalamnya dan

(27)

Adapun yang menjadi karakteristik komunikasi massa yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Komunikator terlembagakan ( Ardianto, 2004 :8 )

Komunikator dalam komunikasi massa adalah media massa itu sendiri. Artinya

adalah semua pihak yang yang bekerja dalam sebuah media massa. Sehingga

dapat dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa merupakan

kumpulan individu-individuyang memiliki perannya masing-masing dalam sebuah

sistem media massa.

2. Informasi atau pesan yang disampaikan bersifat umum ( Nurudin, 2004 : 21).

Informasi atau pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa ditujukan

kepada semua orang tidak hanya untuk sekelompok orang tertentu saja. Dengan

kata lain, pesan yang disampaikan tidak boleh bersifat khusus karena pesan

tersebut akan disampaikan kepada masyarakat luas.

3. Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen ( Ardianto,

2004 : 9).

Komunikasi massa bersifat anonim artinya pada komunikassi massa komunikator

tidak mengenal komunikan karena komunikasinya menggunakan media dan tidak

tatap muka. Selain bersifat anonim komunikan juga bersifat heterogen yang

artinya terdiri dari beberapa lapisan masyarakat yang berbeda karakteristik.

4. Media Massa menimbulkan keserempakan ( Ardianto, 2004: 10 ).

Keserempakan media massa yang dimaksud adalah keserempakan kontak dengan

khalayak dalam jarak yang jauh dengan komunikator dimana khalayak tersebut

berada dalam keadaan yang terpisah satu sama lainnya.

5. Komunikasi berlangsung satu arah ( Nurudin, 2004 :23 ).

Komunikator tidak dapat melihat secara langsung respon dari komunikannya atas

informasi yang diberikan karena bersifat tertunda. Dalam komunikasi massa tidak

(28)

6. komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper ( Nurudin,2004:28).

Gatekeeper adalah orang atau pihak yang sangat berperan dalam penyebaran

informasi melalui media massa. Informasi yang berasal dari media massa telah

terlebih dahulu di seleksi oleh gatekeeper apakah informasi tersebut layak atau

tidak untuk disebarkan.

2.1.3 Teori Komunikasi Politik

Komunikasi politik sebagai disiplin ilmu telah lama tercantum dalam

kurikulum ilmu sosial, baik dalam kajian ilmu komunikasi maupun dalam kajian

ilmu politik. Masyarakat dari berbagai tingkatan baik mahasiswa, anggota DPR,

siapapun telah terlibat dalam fenomena komunikasi politik. Di Indonesia pada

saat ini momen-momen politik begitu banyak terjadi dan melibatkan masyarakat

secara luas seperti melalui pemilihan umum secara langsung anggota parlemen,

pemilihan langsung Presiden, dan pemilihan langsung kepala daerah.

Momen-momen politik tersebut memungkinkan lahirnya berbagai bentuk komunikasi

politik. Oleh sebab itu, kajian mengenai komunikasi politik ini akan terus

berkembang seiring dengan berjalannya proses politik di Indonesia.

Berikut ini adalah beberapa pengertian komunikasi politik menurut para

ahli:

• Komunikasi politik adalah ( kegiatan ) komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan konsekuensi-konsekuensinya ( aktual

maupun potensial ) yang mengatur perbuatan manusia dalam kondisi

konflik ( Dan Nimmo, 1989:9 )

• Komunikasi politik adalah proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari suatu bagian sistem politik kepada bagian lainnya, dan

diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik (Rush,1990:24) • Maswadi Rauf (1993:28) mengartikan komunikasi politik sebagai

penyampaian pesan-pesan politik dari komunikator kepada komunikan

yang berlangsung di setiap lapisan masyarakat melalui saluran apa saja

(29)

2.1.3.1 Fungsi Komunikasi Politik

Menurut Sumarno, fungsi komunikasi dapat dibedakan kepada dua bagian

yakni:

• Fungsi komunikasi politik yang berada pada struktur pemerintah (suprastruktur politik) atau disebut pula dengan istilah the governmental

political sphere, yaitu berisikan informasi yang menyangkut kepada

seluruh kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Isi komunikasi

ditujukan kepada upaya untuk mewujudkan loyalitas dan integritas

nasional untuk mencapai tujuan negara yang lebih luas.

• Fungsi yang berada pada struktur masyarakat (infrastruktur politik) yang disebut pula dengan istilah the socio political sphere, yaitu sebagai

agresasi kepentingan dan artikulasi kepentingan, dimana kedua fungsi

tersebut sebagai proses komunikasi yang berlangsung diantara kelompok

asosiasi dan proses penyampaian atau penyaluran isi komunikasi terhadap

pemerintah dari hasil agregasi dan artikulasi tersebut (Sumarno, 1993 :

28).

Apabila dilihat secara umum, maka fungsi komunikasi politik pada hakekatnya

sebagai jembatan penghubung antara suprastruktur dan infrastruktur yang bersifat

interdependensi dalam ruang lingkup negara. Komunikasi ini bersifat timbal balik

atau saling merspon sehingga mencapai saling pengertian dan diorientasikan

sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat.

2.1.4 Teori AIDDA

Konsep komunikasi yang dinamakan AIDDA, singkatan dari attention

(perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision (keputusan), dan action

(kegiatan). AIDDA itu sering juga disebut A-A Procedure, yang maksudnya agar

terjadi action pada komunikan, terlebih dahulu harus dibangkitkan attention

(Effendi, 2007:51-52).

(30)

1. Attention (Perhatian)

Perhatian yaitu suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu

tentang sesuatu yang dilihatnya

2. Interest (Minat)

Pada fase ini, komunikator berusaha untuk membangkitkan minat masyarakat

utuk mengenal tentang calon legislatif yang dilihatnya yaitu dengan melakukan

pendekatan dengan membuat gambar baliho yang menarik.

3. Desire (Hasrat)

Hasrat atau desire adalah fase dimana keinginan dan minat sudah timbul maka

akan ada kemungkinan yang timbul dari masyarakat untuk bertanya atau mencari

tahu tentang calon legislatif.

4. Decision (Keputusan)

Keputusan atau decision adalah fase dimana masyarakat sudah merasa yakin akan

keputusannya, apakah Ia akan memilih si calon legislatif atau tidak.

5. Action (Tindakan)

Tindakan atau action adalah fase dimana calon pemilih secara nyata menerima

dalam artian jadi memilih si calon legislatif, atau menolak dalam artian tidak jadi

memilih si calon legislatif.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan baliho sebagai

media periklanan dan pendekatan calon anggota legislatif terhadap masyarakat

haruslah menarik perhatian, baik dari penggunaan kata-kata dan pemilihan

gambar agar dapat membantu masyarakat untuk memutuskan secara selektif.

Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan

dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasil atau

tidaknyaperhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator (source

(31)

Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (attention) akan

merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah

terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest)

yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan

dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk

melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hanya ada hasrat

saja dalam diri komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan

dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan

kegiatan (action).

Berikut akan ditampilakan tabel AIDDA

Attention (Perhatian) Khalayak memperhatikan iklan public

figure yang berupa baliho. Perhatian ini

muncul karena public figure yang

menjadi caleg dari partai politik PAN

sehingga kelihatan menarik.

Interest (Minat) Setelah perhatian khalayak terfokus kepada iklan tersebut, maka perhatian

tersebut dapat menjadi minat jika

digunakan kata-kata atau kalimat yang

merangsang yang menimbulkan rasa

ingin tahu lebih jauh. Dengan

memperhatikan objek calon anggota

legislatif karena adanya kepentingan

atau ketertarikan melihat iklan yang

menimbulkan public figure yang kelihatan bagus dan terkenal, khalayak

tergoda untuk mengetahuinya lebih

jauh.

Desire (Hasrat) Kebutuhan atau keinginan khalayak untuk memiliki, memakai, atau

melakukan sesuatu harus dibangkitkan,

(32)

atau ketertarikan terhadap public figure

yang menjadi calon legislatif.

Decision (Keputusan) Pada tahap ini kebutuhan khalayak telah berhasil diciptakan. Khalayak

harus diyakinkan agar mengambil

keputusan untuk melakukan tindakan

memilih. Khalayak harus benar-benar

yakin dengan keputusan yang dilakukan

untuk memiliki (memilih atau tidak

memilih) public figure sebagai calon

anggota legislatif.

Action (Tindakan) Tahap ini adalah tahap terakhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah

melalui tahap penelitian, kepentingan,

keinginan, keputusan. Public figure

dalam iklannya selalu membuat slogan

dan diharapkan dapat melakukan

tindakan memilih terhadap dirinya.

2.1.4.1 Iklan Politik Luar Ruang Pengetian Iklan Luar Ruang

Iklan luar ruang merupakan salah satu media yang diletakkan di ruangan terbuka

yang pada saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, terutama untuk

menyampaikan pesan promosi suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut pakar ahli

F. Tjiptono mengemukakan bahwa iklan luar ruang atau media periklanan luar ruang

adalah media yang berukuran besar yang dipasang di tempat-tempat terbuka seperti

dipinggir jalan, dipusat keramaian atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti

(33)

 Baliho

Baliho merupakan bagian dari iklan luar ruang. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia baliho merupakan publikasi yang berlebih lebihan ukurannya

agar menarik perhatian masyarakat biasanya dengan gambar yang besar di tempat

yang ramai (kbbi.web.id/baliho).

Ciri utama media luar ruang adalah bersifat situasional, artinya dapat

ditujukan kepada orang spesifik pada waktu yang paling nyaman dan menarik

bagi mereka. Bentuk-bentuk iklan politik luar ruang antara lain : papan reklame,

poster, spanduk, umbul-unbul, iklan mobil/bus (iklan transit), dan iklan pohon

(Moriarty, 2011 : 298). Iklan yang merupakan salah satu media untuk

berkomunikasi dikatakan efektif bila mengandung unsur-unsur tertentu. Hal ini

sesuai dengan teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan the 7 C’s of

communication yaitu :

1. Credibility, memulai komunikasi dengan membangun kepercayaan.

2. Context, suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan

lingkungan hidup atau keadaan sosial yang bertentangan dan seiring

dengan keadaan tertentu dsn memperhatikan sikap partisipatif.

3. Content, pesan itu mempuyai arti bagi audiensnya dan memiliki

kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak

dan bermanfaat.

4. Clarity, menyusun pesan dengan bahasa sehingga khalayak mudah

mengerti atau mempunyai kesamaan arti antara komunikator dan

komunikan.

5. Continuity and consistency, komunikasi tersebut mrupakan suatu

proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan

pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan.

6. Channel, penggunaan media atau pemiihan media yang tepat untuk

menyampaikan pesan.

7. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan yaitu melibatkan

berbagai faktor adanya suatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau

(34)

dari pihak komunikator dalam menghasilkan suatu pesan (Ruslan,

2005 : 72-74).

Dalam proses pemasangan baliho, komunikasi yang terjadi mempunyai tujuan

yang utama yaitu menimbulkan efek terhadap khalayak. Adapun efek-efek

tersebut berupa :

1. Efek Kognitif

terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau

dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,

keterampilan, kepercayaan atau informasi.

2. Efek Afektif

timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci

khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.

3. Efek Behavioral

merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati meliputi tindakan,

kegiatan atau kebiasaan berprilaku yang dilakukan setelah terjadinya efek kognitif

dan afektif terhadap khalayak.

2.1.5 Perilaku Politik

2.1.5.1 Pengertian Perilaku Politik

Sebelum kita bicara mengenai perilaku politik, ada baiknya kita tahu dulu

apa itu arti perilaku. Menurut Sastroadmodjo, perilaku sebagai sesuatu yang

dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata.

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja dan lain-lain. Perilaku politik merupakan

salah satu aspek dari perilaku secara umum karena disamping perilaku politik

(35)

keagamaan, dan sebagainya. Perilaku politik merupakan perilaku yang

menyangkut masalah politik. Perilaku poitik dapat dirumuskan sebagai kegiatan

yang berkenaan dengan proses dan pelaksanaan keputusan politik

(Sastroatmodjo,1995 : 12).

2.1.5.2 Hubungan Baliho dengan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Khalayak

Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), pengetahuan berasal dari

kata “tahu” yang berarti mengerti sesudah melihat (menghasilkan, mengalami,

dan sebagainya). Pengetahuan itu sendiri berarti segala sesuatu yang diketahui.

Pengetahuan merupakan salah satu hasil dari tahu dan ini terjadi melalui proses

penginderaan terhadap suatu objek maupun stimulus tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, indera

pendengaran, indera penciuman, indera perasa dan peraba. Pengetahuan yang

dimiliki seseorang secara umum sebagian besar diperoleh lewat indera

penglihatan dan pendengaran. Terbentuknya suatu tindakan seseorang (Overt

Behaviour) sangat dipengaruhi oleh pengetahuan atau domain kognitif.

Menurut Notoatmodjo, penetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu: • Tahu (know)

Artinya kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk diantaranya mengingat kembali

terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. • Memahami (comprehension)

Artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi terssebut

(36)

Aplikasi (aplication)

Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi pada situasi atau kondisi sebenarnya, yaitu

penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, prinsip dan sebagainya. • Analisis (analysis)

Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

kedalam komponen-komponen,tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. • Sintesis (synthesis)

Artinya kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian ke

dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada. • Evaluasi (evaluation)

Artinya kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian tersebut berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria

yang ada (Notoatmodjo, 2007 : 47).

Sikap

Sikap dapat dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat

mengalami perubahan. Sesuai yang dinyatakan oleh Sherif & Sherif bahwa sikap

dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang diberikan. Sebagai hasil dari

belajar sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena pembentukan sikap

akan berlangsung dengan manusia dan berhubungan dengan objek tertentu

(Hudaniah,2003:98).

Tidak semua sikap adalah sama dalam kemampuannya memprediksi

perilaku. Cara bagaimana sikap itu pada awalnya terbentuk mempengaruhi

hubungan sikap dengan perilaku. Sikap yang pada dasarnya terbentuk dari

pengalaman interaksi secara langsung dengan objek sikap akan cenderung lebih

konsisten dengan perilaku daripada sikap yang terbentuk melalui cara yang lain.

(37)

langsung kemungkinan berkaitan erat dengan self-image, sikap ini lebih mudah

diakses secara kognitif. Penjelasan yang kedua ini berhubungan dengan

kecenderungan orang untuk menggunakan availability heuristic dalam

pemrosesan informasi sosial. Sebab sikap yang terbentuk berdasar pada

pengalaman secara langsung ini akan tersedia dan dapat diakses secara kognitif

dan lebih mungkin menjadi pedoman perilaku seseorang.

Selain itu, sikap biasanya cenderung secara kuat dilandasi ketika orang

tersebut memiliki kepentingan pribadi terhadap isu (objek sikap) itu. Sikap ini

juga secara kognitif dapat diakses dan lebih jelas berkaitan dengan perilaku.

(Hudaniah,2003:126)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat

tetapi hanya dapat ditafsirkan atau diasumsi terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup (Notoatmodjo, 2007 : 49).

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya relevansi atau kesesuaian

antara reaksi dengan stimulus tertentu, yang dalam kehidupan sehari-hari

merupakan reaksi yag bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum

merupakan suatu tindakan, melainkan predisposisi terhadap terjadinya suatu

tindakan. Sikap itu masih merupakan suatu respon tertutup, bukan merupakan

reaksi yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk melakukan

aktivitas terhadap objek yang ada di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek tertentu. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: • Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memerhatikan

stimulus yang diberikan objek. • Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. • Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mediskusikan suatu

(38)

Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko (Notoadmodjo, 2007 : 50).

Tindakan

Menurut Notoadmodjo, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu

tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan : • Persepsi (perseption)

Mengenal dan memilih objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. • Respon terpimpin (Guided Response)

Dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. • Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktek tingkat tiga. • Adopsi (Adoption)

Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik

(Notoadmodjo, 2007 : 52).

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan kerangka berfikir yang bersifat teoritis serta

tersusun secara sistematis menegenai masalah yang diteliti (Adi, 2004:29).

Sementara, Suwardi Lubis mengemukakan bahwa kerangka konsep merupakan

kemampuan peneliti menyusun konsep operasional peneliti yang bertitik tolak

pada kerangka teori dan tujuan penelitian. Dalam kerangka konsep harus dapat

menunjukkan sistematis variabel-variabel penelitian yang menujukkan kerangka

(39)

Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai hubungan

antara pelaksanaan pelaksanaan pemilihan Pemilu Legislatif di Kota Pangkalan

Berandan dan penggunaan baliho sebagai media kampanye untuk mempengaruhi

tingkat pengetahuan masyarakat terhadap calon anggota legislatif.

Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Konsep

2.3 Variabel Penelitian

a. Variabel X (Independence Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dinamakan variabel

bebas dikarenakan bebas dalam mempengaruhi variabel lainnya.

Variabelbebas dalam penelitian ini adalah baliho calon anggota legislatif

dari partai PAN dengan nomor urut satu.

b. Variabel Y (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipangaruhi atau yang menjadi akibat

dari adanya variabel bebas. Disebut dengan variabel terikat karena variabel

ini dipengaruhi oleh variabel terikat.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap dan perilaku masyarakat

terhadap calon anggota legislatif tersebut.

c. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah: umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan dan frekuensi melihat baliho. Variabel (X)

Baliho calon anggota legislatif dari partai PAN nomor urut

satu

Variabel (Y) Tingkat keingintahuan

(40)

Tabel 2

Operasional Variabel

Variabel teoritis Variabel Operasional

1. Baliho ( Variabel X )

2. Tingkat Keingintahuan Masyarakat

dan sikap beserta perilaku masyarakat

dalam memilih (Variabel Y)

1. Suasana saling percaya

(credibility)

2. Dibutuhkan masyarakat ( contex)

3. Menyangkut kepentingan orang

banyak (content)

4. Kata-kata isi pesan jelas (clarity)

5. Isi pesan yang terus-menerus

(continuity and consistency)

6. Saluran media tepat (channels)

7. Kebermanfaatan bagi individu

(capability of the audiences)

1. Pengetahuan

Bertanggung Jawab (responsible) 3. Tindakan

Persepsi (perseption)

Respon terpimpin (guided

(41)

3. Karakteristik Responden

Mekanisme (mechanism) Adopsi (adoption)

3.1 Usia

3.2 Jenis Kelamin

3.3 Frekuensi Melihat

3.4 Pekerjaan

3.5 Pendidikan

2.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

A. Variabel Bebas terdiri dari:

1. Suasana saling percaya (credibility), sikap percaya yang ditunjukan khalayak

sebagai individu atau kelompok di dalam masyarakat tehadap kemasan iklan

politik yang ditampilkan dan isi pesan politik yang disampaikan secara terbuka.

2. Dibutuhkan masyarakat (contex), informasi didalam iklan mengemas

pemberitahuan untuk mendukung keputusan pemilih menentukan pilihan dalam

pemilu legislatif dan gambaran kepercayaan pemilih dengan isi pesan iklan.

3. Menyangkut kepentingan orang banyak (content), kemasan dan isi pesan iklan

mampu mendukung pembentukan pemahaman mengenai pentingnya isi informasi

di dalam iklan.

4. Kata-kata isi pesan iklan jelas (clarity), informasi yang sampai kepada

masyarakat dapat dipahami tujuannya.

5. Isi pesan yang terus-menerus (continuity and consistency), bahwa isi pesan

iklan sebagai informasi disampaikan secara teratur dan dalam jangka waktu lama

(42)

6. Saluran media tepat (channels), penggunaan media luar ruang untuk iklan

baliho sebagai media informasi sudah sesuai dengan keinginan masyarakat.

7. kebermanfaatan bagi individu (capability of the audience), menunjukkan

manfaat positif yang secara langsung dapat diperoleh khalayak dengan kebenaran

informasi yang dapat diperoleh khalayak dari media lain, hingga membentuk

kebermanfaatan bagi masyarakat secara luas mendukung pemilihan legislatif.

B. variabel Terikat (Perilaku Politik) terdiri dari :

1. Pengetahuan

Tahu (know) yaitu masyarakat di jalan Stasiun Pangkalan Brandan tahu atau mengingat tentang isi pesan iklan politik ( baliho ) yang digunakan

para calon anggota legislatif di daerah tersebut.

Memahami (comprehension) yaitu masyarakat jalan Stasiun Pangkalan Brandan mampu untuk menjelaskan secara benar tentang isi iklan politik

baliho para calon anggota legislatif di daerah tersebut dan dapat

menginterpretasikannya secara benar.

Aplikasi (aplication) yaitu masyarakat jalan Stasiun Pangkalan Brandan mampu untuk menggunakan iklan politik baliho para calon anggota

legislatif di daerah tersebut dalam situasi atau kondisi yang sebenarnya. • Analisis (analysis) yaitu masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan

mampu untuk menganalisis isi iklan politik luar ruang (baliho) para calon

anggota legislatif didaerah tersebut.

Sintesis (synthesis) yaitu masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan mampu untukmembuat suatu gagasan baru tentang iklan politik luar ruang

(baliho) para calon anggota legislatif tersebut.

Evaluasi (evaluation) yaitu masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan mampu untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap iklan politik

(43)

2. Sikap

Menerima (receiving) yaitu masyarakat jalan Stasiun Pangkalan Brandan memerhatikan dan mau menerima keberadaan baliho para calon anggota

legislatif di daerah tersebut.

Merespon (responding) yaitu masyarakat jalan Stasiun Pangkalan Brandan memberikan respon terhadap baliho para calon anggota legislatif di daerah

tersebut.

Menghargai (valuing) yaitu masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan mengajak orang lain untuk mendiskusikan tentang baliho para calon

anggota legislatif di daerah tersebut.

Bertanggung Jawab (responsible) yaitu masyarakat di Jalan Stasiun Pangkalan Brandan bertanggung jawab dan mau turut andil dalam

penyebaran informasi Pemilu legislatif mengenai baliho para calon

anggota legislatif di daerah tersebut.

3. Tindakan

Persepsi (perseption) yaitu masyarakat Jalan Stasiun Pangkalan Brandan mengenal dan akan memilih salah satu dari calon anggota legislatif di

daerah tersebut.

Respon terpimpin (guided response) yaitu masyarakat di Jalan Stasiun Pangkalan Brandan dapat mengingat dan menyebutkan nomor urut calon

anggota legislatif didaerah tersebut.

Mekanisme (mecanism) yaitu masyarakat di Jalan Stasiun Pangkalan Brandan dapat menyesuaikan dirinya dengan iklan baliho para calon

anggota legislatif di daerah tersebut.

Adopsi (adoption) yaitu masyarkat di Jalan Stasiun Pangkalan Brandan sudah bisa menerima keberadaan baliho para calon anggota legislatif di

daerah tersebut dan akhirnya dapat menjatuhkan pilihannya pada salah

(44)

C. Karakteristik Responden

• Usia yaitu umur masyarakat atau responden ketika mengisi kuesioner. • Jenis kelamin yaitu jenis kelamin rsponden yang mengisi kuesioner • Frekuensi melihat yaitu perkiraan berapa kali kira-kira responden melihat

baliho tersebut dalam sehari selama masa pemilu

• Pekerjaan yaitu mata pencaharian responden sebagai sumber ekonomi. • Pendidikan yaitu pendidikan formal terakhir responden.

2.5 Hipotesis

Goode dan Hatt menjelaskan ciri-ciri hipotesis yang baik adalah hipotesis

harus jelas secara konseptual, harus mempunyai rujukan empiris, harus bersifat

spesifik, harus dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada, dan harus

berkaitan dengan suatu teori (Rakhmat, 2004 : 14-15).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha:

1. Terdapat pengaruh penggunaan baliho calon anggota legislatif dari

Partai PAN dengan nomor urut 1 (satu) daerah pemilihan 12 Sumatera

Utara terhadap keingintahuan masyarakat di Jalan Stasiun Pangkalan

Brandan.

2. Terdapat pengaruh penggunaan baliho calon anggota legislatif dari

partai PAN dengan nomor urut 1 (satu) daerah pemilihan 12 Sumatera

Utara terhadap perilaku politik masyarakat di Jalan Stasiun Pangkalan

Brandan.

Ho:

1. Tidak terdapat pengaruh penggunaan baliho calon anggota legislatif

dari Partai PAN dengan nomor urut 1 (satu) daerah pemilihan 12

Sumatera Utara terhadap keingintahuan masyarkat di Jalan Stasiun

(45)

2. Tidak teerdapat pengaruh penggunaan baliho calon anggota legislatif

dari Partai PAN dengan nomor urut 1 (satu) daerah pemilihan 12

Sumatera Utara terhadap perilaku politik masyarakat di Jalan Stasiun

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Gambaran Umum Jalan Stasiun

Luas wilayah Jalan Stasiun Pangkalan Brandan adalah 6ha/m2.

Jalan Stasiun termasuk dalam Kelurahan Brandan Timur Kecamatan

Babalan Kabupaten Langkat Profinsi Sumatera utara. Luas wilayah

Kelurahan Brandan Timur ialah 27 ha/m2. Lokasi penelitian yang peneliti

lakukan terletak di Jalan Stasiun yang merupakan salah satu lingkungan

dari lima lingkungan yang ada di kelurahan Brandan Timur.

Secara geografis, kelurahan Brandan Timur berbatasan dengan :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan sei Bilah Barat

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Brandan Timur Baru

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Brandan Barat

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Sei Bilah Timur

Jalan Stasiun adalah jalan yang menghubungkan Jalan Mesjid dan Jalan

Imam Bonjol. Panjang Jalan Stasiun 500m. Disepanjang Jalan Stasiun terdapat

rumah-rumah penduduk dan beberapa kedai makanan. Menjelang pemilihan calon

anggota legislatif, di pinggir jalan tersebut dipasangi iklan-iklan kampanye para

calon anggota legislatif yang bentuknya beraneka ragam.

3.1.2 Keadaan Penduduk

Sumatera Utara (Sumut) merupakan provinsi yang jumlah penduduknya

cukup besar, sehingga menempati urutan keempat se-Indonesia dalam sektor

jumlah penduduk. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara,

Suharno mengatakan, jumlah penduduk di Indonesia tercatat setiap tahunnya

mengalami pertumbuhan yang signifikan. Jumlah penduduk Sumatera Utara

(47)

provinsi Sumatera Utara meraih posisi keempat setelah Jawa Barat mencapai

40,92 juta orang, Jawa Timur 37,09 juta orang, dan Jawa Tengah sebanyak 32,63

juta orang (sumut.bps.go.id).

3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Penelitian Kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah

sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel yang

diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menentukan

apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2009:77). Metode

penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode korelasi dengan

tujuan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat antara dua variabel.

Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai

hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat (Krisyantono, 2008 :62).

Pengertian lain dari metode korelasional (correlational study), sebagai

riset yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang

berbeda dalam suatu populasi. Perbedaan utama dengan metode lain adalah

adanya usaha untuk menaksir hubungan, dan bukan sekedar deskripsi (Umar,

2003: 44).

Jadi, metode korelasional sebagai upaya untuk menaksir hubungan bukan

hanya menggambarkan variabel penelitian yang ada. Untuk mengetahui tingkat

hubungan variabel-variabel dalam penelitian, tentang pengaruh baliho terhadap

tingkat keingintahuan dan perilaku politik masyarakat di Jalan Stasiun,

Kecamatan Babalan, Kota Pangkalan Brandan, dengan pertimbangan bahwa

masyarakat adalah individu yang aktif, yang mampu menentukan pilihan mereka

masing-masing, media hanya sebagai sumber informasi, dengan efek terbatas

(limited effect).

Metode korelasional digunakan untuk mengukur hubungan dianatara

berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang

Gambar

figure yang berupa baliho. Perhatian ini
Tabel 2
Tabel 4.1
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan transportasi diarahkan pada terwujudnya transportasi yang handal, berkemampuan tinggi serta tertib, lancar, aman, nyaman dan efisisen

Dalam menganalisis kestabilan suatu PBH, ada beberapa metode yang dapat digunakan, pada penelitian ini metode analisis kestabilan yang digunakan yaitu melalui

[r]

Definisi 2.1 Graf adalah pasangan himpunan dengan adalah himpunan tidak kosong dan berhingga dari obyek-obyek yang disebut sebagai titik dan adalah

morfologi parasit menunjukkan bahwa pada jam ke-24 terhadap kultur yang di beri ekstrak dan senyawa andrografolida herba sambiloto telah terlihat adanya efek pada morfologi

Simulation Based Learning sesuai untuk anak tunarungu karena membawa situasi nyata ke dalam situasi tiruan dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga anak akan berperan

Wardhana (2004) menyatakan emisi gas rumah kaca dari sektor industri dapat ditanggulangi atau dikurangi secara teknis dengan cara mengganti sumber energi yang digunakan,

( Marshall Plan dibentuk untuk memberikan bantuan ekonomi dan militer untuk membangun kembali Eropa. Truman Doctrine bertujuan memberikan bantuan ekonomi dan militer kepada Yunani