• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Medan Ahmad Yani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Medan Ahmad Yani"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN RASIONAL, EMOSIONAL, DAN SPIRITUALTERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH

PT. BANK MANDIRI SYARIAH CABANG MEDAN AHMAD YANI

OLEH

HAFIZ EKA PRAWIRA SIREGAR 130521095

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN RASIONAL, PEMASARAN EMOSIONAL, DAN PEMASARAN SPIRITUAL

TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

MEDAN AHMAD YANI

Bisnis perbankan saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif agar selalu memberikan diferensiasi, serta keunggulan bagi produk dan jasa dibandingkan dengan para pesaingnya. Bank dituntut tidak hanya sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan tetapi juga perlu mengembangkan strategi pemasaran rasional, emosional dan spiritual yang efektif sehingga dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, spiritual terhadap kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Sampel penelitian ini adalah para nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani berjumlah 100 nasabah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dijalankan, data sekunder diperoleh dari literatur perusahaan, penelitian terdahulu, dan lain sebagainya.. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial pemasaran rasional, emosional, dan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah sebesar 52,7%, dan kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah sebesar 25,9%. Variabel yang dominan mempengaruhi kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani adalah variabel pemasaran spiritual.

(3)

PT. BANK SYARIAH MANDIRI BRANCH MEDAN AHMAD YANI

The banking business is now more dynamic, complex, and uncertain, thus spurring banking managers to be able to think in a creative, innovative in order to always deliver differentiation and excellence for products and services compared with its competitors. Banks are required not only to develop good products, offering an attractive price, and make it easily accessible to customers who need but also need to develop marketing strategies rational, emotional and spiritual effectively so as to affect customer satisfaction and loyalty. Purpose of this study was to determine and analyze the influence of marketing rational, emotional, spiritual on customer satisfaction and customer loyalty Bank Syariah Mandiri branch Ahmad Yani Medan. This type of research is associative. Samples were customers of Bank Syariah Mandiri branch Ahmad Yani Medan amounted to 100 customers. The data used are primary data and secondary data. Primary data obtained from questionnaires that run, the secondary data obtained from company literature, previous research, and so forth .. The analytical method used is descriptive analysis method and path analysis method. The results showed that the marketing partially rational, emotional, and spiritual positive and significant impact on customer satisfaction by 52.7%, and customer satisfaction and significant positive effect on customer loyalty amounted to 25.9%. The dominant variable affecting customer satisfaction and customer loyalty PT. Bank Syariah Mandiri branch Ahmad Yani Medan is spiritual marketing variables.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat

dan Karunia-Nya yang selalu menyertai Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu

Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun

untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati,

Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari

Orangtua tercinta Ir. Harrys Siregar dan Henny Ruchainah serta seluruh keluarga yang selama ini mendukung perkuliahan hingga penelitian skripsi ini

selesai. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenty Sadalia, S.E., M.E. dan Dra. Marhayanie, M.Si. selaku Ketua dan

Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. dan Dra. Friska Sipayung, M.Si. selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah

(5)

Utara untuk segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

6. Sahabat-sahabat penulis Fathur, Fariza, Wan Riza, Irna, Fitri, dan Ade yang

telah memberikan dukungan, do’a dan semangat kepada penulis.

7. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, khususnya Dany, Emir, Nazlila, Tya, Zein dan kepada

teman-teman Jurusan S1- Manajemen Ekstensi 2013 yang tidak bisa

disebutkan namanya satu persatu dimana telah memberikan semangat,

harapan dan motivasi yang besar terhadap peneliti sampai selesainya skripsi

ini.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis

dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal

dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini

masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa

yang akan datang.

Medan, Juli 2015

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

2.1.2 Kepuasan Nasabah... 13

2.1.3 Pemasaran Rasional ... 16

2.1.4 Pemasaran Emosional ... 16

2.1.5 Pemasaran Spiritual ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konsep Penelitian ... 24

2.4 Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Definisi Operasional ... 27

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.5 Populasi Dan Sempel Penelitian ... 29

3.5.1 Populasi ... 29

3.5.2 Sampel ... 29

3.6 Jenis Data ... 30

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 31

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ... 39

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 40

4.1.2 Profil Perusahaan ... 42

4.1.3 Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ... 42

4.1.4 Produk Bank Syariah Mandiri ... 43

4.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden ... 44

4.2.1 Crosstab Usia dengan Jenis Kelamin ... 44

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 45

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa ... 47

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 47

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ... 48

4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Menjadi Nasabah Lain ... 49

4.3 Analisis Statistik Deskriptif 4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pemasaran Rasional ... 49

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pemasaran Emosional ... 51

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pemasaran Spiritual ... 52

4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kepuasan Nasabah ... 53

4.3.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Loyalitas Nasabah ... 54

4.4 Metode Analisis Jalur ... 55

4.4.1 Persamaan Struktural Pertama ... 56

4.4.2 Persamaan Struktural Kedua ... 59

4.5 Pembahasan ... 62

4.5.1 Pengaruh Faktor Pemasaran Rasional terhadap Kepuasan Nasabah ... 62

(8)

4.5.3 Pengaruh Faktor Pemasaran Spiritual terhadap Kepuasan

Nasabah... 64

4.5.4 Pengaruh Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(9)

1.1 Persaingan Bank Syariah Tahun 2012 - 2015 ... 5

2.1 Perbandingan Marketing 1.0, 2.0, dan 3.0 ... 20

2.2 Peneliti Terdahulu ... 24

3.1 Operasional Variabel ... 27

3.2 Instrumen Skala Likert ... 29

3.3 Hasil Uji Validitas ... 33

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

4.1 Crosstab Usia dengan Jenis Kelamin ... 44

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 45

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku ... 47

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 47

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ... 48

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Akankah Menjadi Nasabah Lain ... 49

4.8 Distribusi Jawaban Responden untuk Pemasaran Rasional ... 50

4.9 Distribusi Jawaban Responden untuk Pemasaran Emosional ... 51

4.10 Distribusi Jawaban Responden untuk Pemasaran Spiritual ... 52

4.11 Distribusi Jawaban Responden untuk Kepuasan Nasabah ... 53

4.12 Distribusi Jawaban Responden untuk Loyalitas Nasabah ... 55

4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan Struktural Pertama ... 56

4.14 Hasil Uji F Persamaan Struktural Pertama... 57

4.15 Hasil Uji t Persamaan Struktural Pertama ... 58

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi Persamaan Struktural Kedua ... 60

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)
(12)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN RASIONAL, PEMASARAN EMOSIONAL, DAN PEMASARAN SPIRITUAL

TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

MEDAN AHMAD YANI

Bisnis perbankan saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif agar selalu memberikan diferensiasi, serta keunggulan bagi produk dan jasa dibandingkan dengan para pesaingnya. Bank dituntut tidak hanya sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan tetapi juga perlu mengembangkan strategi pemasaran rasional, emosional dan spiritual yang efektif sehingga dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemasaran rasional, emosional, spiritual terhadap kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Sampel penelitian ini adalah para nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani berjumlah 100 nasabah. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang dijalankan, data sekunder diperoleh dari literatur perusahaan, penelitian terdahulu, dan lain sebagainya.. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial pemasaran rasional, emosional, dan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah sebesar 52,7%, dan kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah sebesar 25,9%. Variabel yang dominan mempengaruhi kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani adalah variabel pemasaran spiritual.

(13)

PT. BANK SYARIAH MANDIRI BRANCH MEDAN AHMAD YANI

The banking business is now more dynamic, complex, and uncertain, thus spurring banking managers to be able to think in a creative, innovative in order to always deliver differentiation and excellence for products and services compared with its competitors. Banks are required not only to develop good products, offering an attractive price, and make it easily accessible to customers who need but also need to develop marketing strategies rational, emotional and spiritual effectively so as to affect customer satisfaction and loyalty. Purpose of this study was to determine and analyze the influence of marketing rational, emotional, spiritual on customer satisfaction and customer loyalty Bank Syariah Mandiri branch Ahmad Yani Medan. This type of research is associative. Samples were customers of Bank Syariah Mandiri branch Ahmad Yani Medan amounted to 100 customers. The data used are primary data and secondary data. Primary data obtained from questionnaires that run, the secondary data obtained from company literature, previous research, and so forth .. The analytical method used is descriptive analysis method and path analysis method. The results showed that the marketing partially rational, emotional, and spiritual positive and significant impact on customer satisfaction by 52.7%, and customer satisfaction and significant positive effect on customer loyalty amounted to 25.9%. The dominant variable affecting customer satisfaction and customer loyalty PT. Bank Syariah Mandiri branch Ahmad Yani Medan is spiritual marketing variables.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bisnis perbankan saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif,

inovatif agar selalu memberikan diferensiasi, serta keunggulan bagi produk dan

jasa dibandingkan dengan para pesaingnya. Bank dituntut tidak hanya sekedar

mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan

membuatnya mudah dijangkau oleh nasabah yang membutuhkan tetapi juga perlu

mengembangkan strategi pemasaran yang efektif sehingga dapat mempengaruhi

kepuasan dan loyalitas konsumen.

Sebagaimana pendapat Kotler dan Armstrong (2009), perusahaan haruslah

merancang strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan, sehingga

perusahaan harus memahami dan memenuhi baik perilaku maupun kebutuhan

pelanggan untuk menciptakan kepuasan serta loyalitas pelanggan. Kepuasan

konsumen sangat diperhatikan oleh perusahaan karena akan berdampak pada

kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat ditunjukkan dari banyaknya nasabah

yang puas dan loyal terhadap perusahaan. Kotler dan Armstrong (2009)

menyatakan bahwa, pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang, dan

mereka akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang produk

itu. Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti

terciptanya loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan

(15)

membeli produk. Strategi tersebut antara lain adalah strategi pemasaran rasional,

emosional dan spiritual.

Pergeseran orientasi perkembangan teknologi dunia dari sekadar

menghadirkan manfaat fungsional (lebih produktif, lebih cepat, lebih efisien, lebih

murah dan sejenisnya) menjadi alat mempermudah penyampaian pesan

emosional. Teknologi, khususnya internet tidak hanya mampu menciptakan dunia

yang berbeda dalam arti fisik (new economy), namun juga mampu membawa

pengaruh pada terciptanya manusia-manusia baru (new people) yang mempunyai

kebutuhan, keinginan, sikap dan perilaku yang berbeda dari manusia sebelumnya.

Kemajuan teknologi dan komunikasi telah menciptakan pelanggan baru

yang menginginkan terpenuhinya kepuasan fungsional dan emosional saat

membeli sebuah produk. Bahkan kecenderungan manfaat emosional memiliki

daya pikat lebih besar daripada manfaat fungsional. Kecenderungan ini

memunculkan peluang baru bagi perusahaan yang memiliki daya saing fungsional

yang lebih rendah untuk memenangkan persaingan dengan diferensiasi produknya

pada nilai emosional (emotional value) (Mussry, dkk., 2007:10). Oleh karena itu

selain mentarget benak pelanggan, yang lebih penting lagi adalah mentarget hati

pelanggan dengan memberikan pengalaman baru dan sensasi baru dalam

mengkonsumsi.

Di level intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara

fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti

segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix, branding, dan sebagainya.

(16)

3

perasaan pelanggan menjadi penting. Di sini pelanggan dilihat sebagai manusia

seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Beberapa konsep pemasaran

yang ada pada level emosional ini antara lain experiental marketing dan emotional

branding.

Selain strategi pemasaran rasional dan emosional, perusahaan juga perlu

menerapkan strategi spiritual. Walaupun perusahaan telah menggunakan teknologi

yang super canggih dan memiliki orang-orang berkualitas, namun apabila tidak

bisa menjunjung kredibilitas, perusahaan akan runtuh. Pemasaran juga harus

mulai masuk ke jajaran spiritual yang mengedepankan cinta yang universal.

Pemasaran yang cocok untuk memasarkan nilai perusahaan yang mulia ini adalah

spiritual marketing. Spiritual marketing berusaha untuk membantu perusahaan

yang mempunyai spirit yang baik untuk mendulang keunggulan bersaing. Pada

era di mana etika bisnis menjadi kurang diperhatikan dan kejujuran menjadi

sumberdaya yang langka maka spritualitas berbisnis akan menjadi sumber daya

saing berikutnya. Hal ini juga terjadi pada bisnis perbankan syariah.

Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi. Orang tidak

semata-mata menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang

bersifat duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya

terkandung nilai-nilai spiritual. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya

untuk tumbuh menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang

memiliki kharisma, keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi.

Perbankan Syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya

(17)

dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan

mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada

usaha-usaha berkategori terlarang atau haram.

Sistem perbankan konvensional dan syariah memiliki kesamaan dalam hal

mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam bisnis keuangan. Namun

keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas jasa yang diberikan kepada

para nasabah. Pada perbankan konvensional, sistem penyaluran dana biasanya

berbentuk kredit yang diberikan kepada masyarakat dimana debitur dalam

pengembalian pinjaman diharuskan membayar sejumlah bunga. Sedangkan pada

perbankan Syariah, sistem perbankan tidak berorientasi pada bunga namun

menggunakan sistem bagi hasil. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip balas

jasanya masing-masing, kedua sistem perbankan ini bersaing bebas di dalam

dunia perbankan Indonesia dimana jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai

strategi terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah

yang telah ada. Keputusan masyarakat untuk menjadi nasabah pada sebuah bank

dapat dipengaruhi oleh strategi pemasaran rasional, emosional dan spritual.

Saat ini di Indonesia terdapat 12 (Dua Belas) Bank Umum Syariah, 24

(Dua Puluh Empat) Unit Usaha Syariah, dan 32 (Tiga Puluh Dua) Layanan

Syariah. Hal tersebut dapat dilihat persaingan bank syariah maupun unit usaha

syariah cukuplah ketat. Selain menghadapi persaingan yang ketat, Perbankan

Syariah juga menghadapi berbagai permasalahan lain. Persepsi yang selama ini

ada di benak masyarakat, mengenai perbankan Non-Syariah atau perbankan

(18)

5

perbankan Syariah karena sistem bunganya. Sistem bagi hasil yang diterapkan

bank syariah masih dianggap sama saja dengan bunga pada bank konvensional.

Masalah lain adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap sistem

perbankan Syariah. Banyak masyarakat mengira bank Syariah hanya untuk kaum

muslim saja dan masih ragu terhadap prinsip Syariah yang diterapkan.

Berikut adalah tabel persaingan dari beberapa Bank Syariah teratas pilihan

nasabah selama tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 yang dirangkum dari Top

Brand Awards Indonesia.

Tabel 1.1

Persaingan Bank Syariah Tahun 2012-2015

Nama Bank Syariah Tahun

Rata-rata

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat persaingan dari keempat Bank Syariah teratas

pilihan nasabah. Persaingan antara Bank Syariah Mandiri dengan BRI Syariah

yang selalu bergantian posisi pertama dan kedua sepanjang tahun 2012 sampai

dengan tahun 2015, sedangkan persaingan diposisi ketiga dan keempat juga selalu

bergantian ditempati oleh Bank Muamalat dan BNI Syariah. Hal ini membuktikan

bahwa keempat Bank Syariah tersebut lebih dipercaya oleh para nasabah yang

ingin menggunakan layanan dan produk dari Bank Syariah tersebut.

Dari tabel diatas dapat juga dilihat rata-rata persentase dari persaingan

(19)

dibandingkan dengan Bank Syariah lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa Bank

Syariah Mandiri menjadi pilihan yang utama bagi para nasabah Bank Syariah.

Berdasarkan uraian diatas, dijelaskan bahwa persaingan dari Bank Syariah

sangatlah ketat, maka dari itu masing masing Bank Syariah perlu menerapkan

pemasaran produk yang tepat sasaran untuk mendukung kepuasan para nasabah,

sehingga dengan demikian para nasabah menjadi loyal dengan penawaran produk

yang diberikan oleh tiap masing masing Bank Syariah. Khususnya bagi Bank

Syariah Mandiri harus mempertahankan kualitasnya bahkan bila perlu lebih

ditingkatkan lagi agar tahun selanjutnya dapat kembali merebut posisi puncak

dalam penilaian Top Awards Indonesia untuk kategori Tabungan Syariah.

Penelitian ini akan menganalisis kepuasan dan loyalitas dari Bank Syariah

Mandiri Cabang Medan. Adapun beberapa variabel yang digunakan yaitu

pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap kepuasan dan loyalitas

nasabah. Maka dari itu judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Penerapan Strategi Pemasaran Rasional, Pemasaran Emosional, dan Pemasaran Spiritual Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani.”

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh pemasaran rasional terhadap kepuasan

(20)

7

2. Bagaimanakah pengaruh pemasaran emosional terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani?

3. Bagaimanakah pengaruh pemasaran spiritual terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani?

4. Bagaimanakah pengaruh kepuasan Nasabah terhadap loyalitas nasabah

Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran rasional terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

2. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran emosional terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

3. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran spiritual terhadap kepuasan

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

4. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan nasabah terhadap loyalitas

nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat didalam penelitian ini adalah:

(21)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan

yang bermanfaat bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

dalam penerapan strategi pemasaran.

2. Bagi Peneliti Lanjutan

Referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan pengembangan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Loyalitas Nasabah

Menurut Kotler dan Keller (2009: 139) loyalitas pelanggan merupakan

komitmen pelanggan terhadap suatu merk dan pemasok, berdasarkan sikap yang

positif dan tercermin dalam pembelian yang konsisten.

Pengertian loyalitas tersebut mengandung makna sebagai berikut:

1. Sebagai konsep generik, loyalitas merek menujukkan kecenderungan

konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat

konsistensi yang tinggi.

2. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan denga

loyalitas merek (brand loyality). Perbedaannya, bila loyalitas merek

mencemirkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku

pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang

kali.

3. Pembelian ulang merupakan hasil dominasi (1) berhasil membuat

produknya menjadi satu-satunya alternatif yang tersedia, (2) yang terus–

menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan

membeli kembali merek yang sama.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada unsur perilaku

dan sikap dalam loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan merupakan salah satu

(23)

dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka

panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun waktu tertentu.

Loyalitas merek konsumen timbul karena adanya pengaruh kepuasan terhadap

merek tersebut yang terakumulasi secara terus–menerus disamping adanya

persepsi tentang kualitas produk.

Dari berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa loyalitas

pelanggan merupakan sebuah sikap yang menjadi dorongan perilaku untuk

melakukan pembelian produk/jasa dari suatu perusahaan yang menyertakan aspek

perasaan didalamnya, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang

dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang

dan jasa, tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap

perusahaan yang menawarkan produk/ jasa tersebut.

Griffin (2003:31), menyatakan bahwa pelanggan yang loyal memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Melakukan pembelian secara teratur

2. Membeli di luar lini produk/jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap daya tarik produk sejenis dari pesaing.

Hurriyati (2005: 128) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan memiliki

peran penting dalam sebuah perusahaan, mempertahankan mereka berarti

meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan, hal ini menjadi alasan utama bagi sebuah perusahaan untuk menarik

(24)

11

tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari

mencari pelanggan potensial sampai memperoleh partners.

Menurut Oliver (dalam Situmorang, 2011:213) mendefinisikan loyalitas

adalah sebagai berikut, “Customer loyalty is a deeply held commitment rebuy or

repatronize a preferred product or service consistently in the future, despite

situasuional influences and marketing efforts having the potential to cause

switching behavior.”

Griffin (dalam Hurriyati, 2005:129) mengemukakan loyalty is defined as

non random purchase expressed over time by some decision making unit.

Berdasarkan definisi ini dapat dijelaskan loyalitas lebih mengacu pada wujud

perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara

terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang dipilih. Sehingga

keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki

pelanggan yang loyal antara lain :

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik

palanggan yang baru lebih mahal).

2. Dapat mengurangi biaya transaksi

3. Dapat mengurangi biaya turn over pelanggan (karena pergantian

pelanggan lebih sedikit)

4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa

pasar perusahaan

5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa

(25)

6. Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya pengganti)

Griffin (dalam Hurriyati, 2005:130) juga mengungkapkan karakteristik

yang dimiliki oleh pelanggan yang loyal:

1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases)

2. Membeli diluar lini produk/jasa (purchases across product and service

lines)

3. Merekomendasikan produk lain (refers other)

4. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing

(demonstrates an immunity to be the full of the competition)

Atribut-atribut dalam mengukur loyalitas meliputi :

1. Makes regular repeat purchase, yang menunjukan bahwa pelanggan

yang melakukan pembelian secara berulang terhadap perusahaan dalam

suatu waktu tertentu pelanggan yang loyal.

2. Purchase across product and service lines, pelanggan yang loyal tidak

hanya membeli satu macam produk saja, melainkan juga membeli atas

lini produk dan jasa lain pada perusahaan yang sama

3. Refers others, pelanggan yang loyal akan merekomendasi dan

mencerminkan hal-hal atas pengalaman positif mengenai produk dan jasa

dari perusahaan kepada rekannya atau pelanggan lain, agar mereka tidak

membeli produk dan jasa dari perusahaan yang lain

4. Demonstrate on immunity to the pull of competition, pelanggan yang

loyal akan kekal terhadap adanya penawaran produk dan jasa perusahaan

(26)

13

yang mereka pilih adalah yang terbaik dan berbeda dari produk dan jasa

perusahaan lain

Biasanya pelanggan menjadi setia lebih dulu pada aspek kognitifnya,

kemudian pada aspek afektif, dan akhirnya pada aspek konatif. Ketiga aspek

tersebut biasanya sejalan, meskipun tidak semua kasus mengalami hal yang sama.

Tahapan-tahapan ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian yang

berbeda untuk masing-masing tahap karena setiap tahap memiliki kebutuhan yang

berbeda-beda. Jika, memperhatikan masing-masing tahap dalam memenuhi

kebutuhan masing-masing tahap tersebut, perusahan memiliki peluang yang lebih

besar untuk membentuk calon pembeli menjadi pelanggan loyal.

2.1.2 Kepuasan Nasabah

Kepuasan merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil

perbandingan atas kinerja produk (jasa) yang diterima dan yang diharapkan.

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja suatu produk dan

harapan-harapannya. Kepuasan pelanggan dirasakan setelah konsumen melakukan

evaluasi purnabeli, di mana persepsi terhadap kinerja alternatif produk/jasa yang

dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian. (Kotler dan Keller,

2009: 139)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah :

1. Kualitas Produk

(27)

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Kualitas Pelayanan

Terutama untuk industry jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang

diharapkan.

3. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa

orang lain akan kagum kepadanya bila menggunakan produk dengan

merk tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih

tinggi.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga

yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

5. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu menegeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu mendapatkan suatu produk jasa cenderung

puas terhadap produk atau jasa itu.

Kepuasan pelanggan terus berlanjut sebagai sebuah topik yang seringkali

diteliti oleh perusahaan, karena kepuasan pelanggan merupakan suatu daerah

kehidupan setiap perusahaan, dimana kepuasaan pelanggan menjadi salah satu

elemen penting dalam meningkatkan kinerja pemasaran dalam suatu perusahaan

(28)

15

model-model dan metode terbaru yang dapat menguak informasi penting tentang

kepuasan pelanggan.

Menurut Band (dalam Sukmawati, 2011:3) kepuasan pelanggan

merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari

pelenggan dapat terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang

atau kesetiaan yang berlanjut.

Perusahaan terkemuka akan mencari cara sendiri untuk mempertahankan

kepuasan pelanggannya. Pelanggan yang merasa puas akan kembali membeli, dan

mereka akan memberitahu yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan

produk tersebut. Kuncinya adalah menyesuaikan harapan pelanggan dengan

kinerja perusahaan. Perusahaan yang pintar bermaksud untuk memuaskan

pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka berikan, kemudian

memberikan lebih banyak dari apa yang mereka janjikan.

Perusahaan sudah selayaknya memberikan tingkat kepuasan yang tinggi

terhadap para konsumennya, sebab konsumen yang mendapatkan kepuasan yang

cukup hanya bertahan beberapa waktu dan bisa beralih ke perusahaan/produk lain

yang memberikan penawaran lebih baik. Menurut Lena (dalam Dinar, 2010:25),

pelanggan yang memberikan tingkat kepuasan yang tinggi akan memiliki ikatan

pada produk, bukan hanya preferensi rasional dan akhirnya semua ini akan

(29)

2.1.3 Pemasaran Rasional

Pemasaran Rasional lebih sering diartikan sebagai conventional marketing.

Biasanya seseorang membeli berdasarkan pertimbangan logika atau rasionya.

Setelah secara rasional orang mau, tertarik dan membeli produk atau jasa yang

ditawarkan. Pada level rational ditandai dengan penggunaan tool-tool marketing

yang cerdas, seperti marketing mix, branding, positioning dan sebagainya.

Suatu perusahaan dikatakan menggunakan pemasaran rasional apabila :

1. Perusahaan mampu menghasilkan produk yang memberikan kegunaan

optimal bagi konsumen

2. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen

3. Mutu produk terjamin

4. Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen

2.1.4 Pemasaran Emosional

Manusia rata-rata mampu mengingat 10 ribu brand/merek dagang di otak.

Sayangnya, hanya segelintir brand yang dipilih untuk digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Salah satu cara untuk meningkatkan posisi brand di mata masyarakat,

perusahaan harus meningkatkan keintiman secara emosional dengan pelanggan.

Pada dasarnya, emosi merupakan hal dasar yang memicu seseorang untuk

melakukan sesuatu, berbicara dengan orang lain dan menentukan keputusan.

“Emosi merupakan bagian dari insting sehingga seringkali, tanpa sadar digunakan

untuk menentukan keputusan.” Selain itu, emosi digunakan untuk menanggapi

(30)

17

terlalu banyak tahu dan mengerti soal spesifikasi produk tersebut, emosi menjadi

salah satu unsur yang berperan penting. “Kalau kita tidak tahu harus memilih apa

tapi tanpa disadari, ketika mengingat produk X dari iklan dan merasakan suatu

kebahagian, kita akan memilih produk X tersebut.”

Emosi juga dimanfaatkan untuk mengurangi risiko kehidupan dan

mewarnai lingkungan sosial seseorang. “Unsur emosi membantu kita untuk

memahami sesuatu karena tidak semua hal dimaknai dari unsur verbal ataupun

teks. Kita bisa melakukan pemaknaan dari apa yang kita rasakan saat melihat

ataupun membicarakan brand tertentu. Inilah fungsi emosi,” (Alastair Gordon

(dalam Zachra, 2011). Selain itu, yang menarik, unsur rasional membantu

manusia melakukan pembenaran atas sisi emosional.

Ada tiga kunci penting yang harus dipahami oleh setiap perusahaan.

Pertama, unsur emosional bukanlah segalanya. “Harga dan nilai produk yang

ditawarkan produk juga berperan penting. Jangan sampai hal ini dilupakan oleh

perusahaan. Kedua adalah mempelajari perilaku konsumen. Yang terakhir,

melakukan proses pembentukan emosional di masyarakat terhadap suatu produk

tidak dapat dilakukan terburu-buru. “Perusahaan harus berperilaku objektif dan

tidak boleh menganggap remeh setiap tahapan yang harus dilewati dalam

membangun unsur emosional di masyarakat.”

Membuat hubungan antara merek dan pelanggan yang tidak berhubungan

dengan emosi pelanggan, akhirnya akan kalah dengan merek-merek yang

melakukan. Praktik pemasaran emosional adalah semua tentang mendapatkan

(31)

yang sangat mendasar–tingkat emosi. Contoh pemasaran emosional dapat dilihat

pada merek ternama seperti Starbucks yang memberikan experience kepada

pelanggan. Kopi tidak hanya dihidangkan dengan layanan yang bagus, tapi juga

dirancang untuk menciptakan memorable experience. Minum kopi di Starbuck

tidak hanya untuk menikmati enaknya kopi, tapi lebih jauh lagi mendapatkan

pengalaman ngopi bersama kerabat dan teman dekat – pengalaman ngopi khas

Starbucks.

Menurut Kartajaya (2003:xi), manusia saat ini tinggal di Venus, di dunia

yang lebih emosional dan interaktif. Dimana Emotional Quotient lebih unggul

dari Intelligent Quotient. Dimana feel lebih penting dari pada think. Dimana

keunggulan bersaing perusahaan lebih banyak ditentukan oleh “feel benefit”.

Kartajaya (2003:12) menyampaikan tip-tip untuk sukses di Venus sebagai

berikut:

1. Mengembangkan teknologi dan produk yang mengakomodasi kebutuhan

emosional pelanggan,

2. Menggunakan teknologi informasi untuk membawa pesan-pesan

emosional kepada pelanggan. Dengan demikian pelanggan akan memiliki

connection dan emotional attachment dengan perusahaan dan merek

3. Menyentuh emosi konsumen dengan pesan-pesan yang bersifat personal.

Pergunakanlah media-media yang mengandalkan “pointcasting” seperti

e-mail dan SMS untuk menyampaikan pesan-pesan

Selain itu Kertajaya (2003) menyatakan bahwa pelanggan saat ini adalah

(32)

19

ini adalah “woman oriented man”. Bukan berarti pria yang beralih orientasi seks

ataupun kehilangan maskulinitasnya, tetapi pria yang semakin emosional. Pria

yang semakin mampu mengekspresikan emosi dan perasaannya.

Tip-tip sukses yang disampaikan Kertajaya adalah:

1. Sesungguhnya baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kebutuhan

emosional dan senang diperhatikan sebagai insan yang utuh. Menangkan

hati konsumen, baik pria dan wanita dengan menyentuh emosi mereka

2. WOMEN always pay attention to detail! Konsumen semakin rewel dan

menilai segala sesuatu dengan terperinci. Karenanya jangan sampai Anda

vmelewatkan satu hal kecilpun jika Anda tidak ingin konsumen kecewa,

mulai dari kebijakan perusahaan hingga produk Anda. Sensitivitas

konsumen terhadap berbagai isu harus betul-betul diperhatikan.

3. Rancanglah produk dan kelengkapannya dengan menarik karena ini

memainkan peranan yang semakin besar.

Perasaan atau feeling merupakan akar yang dalam banyak hal

mempengaruhi segala perilaku, sebab perasaan terkait dengan emosi. Emosi

sangat mempengaruhi pemikiran seseorang, emosi membentuk dan

mempengaruhi penilaian dan emosi membentuk perilaku. Oleh sebab itu,

perusahaan harus memberi perhatian penting untuk memperhatikan emosi

pelanggan, dan berusaha mempengaruhi pelanggan sehingga mereka memiliki

emosi yang positif. Dengan upaya ini diharapkan pemikiran dan perilaku mereka

(33)

2.1.5 Pemasaran Spiritual

Pada era sekarang, pemasaran tidak hanya diterjemahkan dalam pengertian

positioning, diferensiasi dan merek yang dibungkus dalam identitas merek,

integritas merek, dan menghasilkan citra merek. Dunia pemasaran perlu

menunjukkan nilai-nilai spiritual dalam pemasaran. Pemasaran spiritual adalah

pemasaran yang beretika dan jujur yang memaksimalkan pencapaian kepuasan

pemangku kepentingan (stakeholder) secara seimbang. Nilai-nilai yang ditebarkan

itu diyakini tidak hanya mendongkrak profit tetapi juga menjamin kelanggenan

dan penguatan karakter brand, sekaligus membentuk diferensiasi yang tidak

tertandingi.

Perjalanan waktu telah membuat model pemasaran berubah, dari

Marketing 1.0 ke Marketing 2.0 – dari product centric ke customer-centric era,

dan sekarang marketing telah mentransformasi diri ke dalam human-centric era.

Itulah yang dikatakan sebagai Marketing 3.0. Berikut merupakan tabel

perbandingan antara marketing 1.0, 2.0, dan 3.0

Tabel 2.1

Perbandingan Marketing 1.0, 2.0 dan 3.0 Marketing

Menjual produk Memuaskan dan

membuat konsumen

(34)

21

Kunci Konsep Pemasaran

Pengembangan produk

Diferensiasi Nilai-nilai (values)

Panduan

Fungsional Fungsional dan

emosional Sumber: Kertajaya (2012)

Marketing 1.0 mengandalkan rational intelligent: produk bagus, harga

terjangkau. Konsumen memilih produk berdasarkan tinggi-rendahnya harga yang

ditawarkan produsen. Pada level ini konsumen sangat mudah berpindah.

Marketing 2.0 berbasiskan emotional intelligent: Sentuhlah hati customer.

Meski suatu produk lebih mahal dibanding yang lain, tapi tetap dipilih konsumen,

sebab sudah memiliki ikatan emosional dengan produknya.

Marketing 3.0 berdasarkan spiritual intelligent: Lakukan semua dengan

Nilai-Nilai Universal seperti kasih dan ketulusan maka profit akan datang. Pada

tahap ini, merek telah menjadi “reason for being”, karena merek itu maka si

konsumen diakui keberadaannya.

Values-driven marketing adalah model untuk Marketing 3.0, yang

melekatkan nilai-nilai pada misi dan visi perusahaan. Gagasan ini akan

memperbaiki persepsi publik terhadap marketing dan membimbing perusahaan

dan pemasar untuk menginkorporasikan visi yang lebih manusiawi dalam memilih

(35)

hubungan produsen dengan konsumen atau stakeholder-nya. Wujud spiritualisme

adalah bagaimana mencintai jejaring stateholder bisnis kita dengan modal dan

menjunjung tinggi kejujuran. Jika sudah sampai tahap spiritual sedemikian itu,

hubungan antara perusahaan dengan siapapun yang berkepentingan, apakah itu

konsumen, karyawan, supplier, akan langgeng terus. Marketing 3.0 inilah yang

merupakan cikal bakal pemikiran bahwa pada akhirnya marketing menjadi

horisontal, di mana sisi humanisme si pemasar membuat pasar menjadi datar.

Artinya, tidak ada perbedaan status antara Marketer dan Customer. Marketer dan

Customer sama rata. Marketer sudah berbaur dengan Customer-nya.

Mussry, dkk (2007: 22) menyatakan bahwa prinsip-prinsip untuk

menjalankan spiritual marketing dituangkan secara komprehensif dalam Ten

Credos of Compassionate Marketing yaitu sebagai berikut:

1. Love your customer and respect your competitor.

2. Be sensitive to change and be ready to transform

3. Guard your name, be clear of who you are.

4. Customer are differs, go first to whom really need you

5. Always offer good package at fair price

6. Always make yourself available, and spread the good news

7. Get customer, keep and grow them.

8. Whatever your business, it is service business

9. Always refine your business process in term of quality, cost and delivery

(36)

23

Strategi Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual dapat disinergikan–

dapat di padupadankan, sehingga mampu menghasilkan pemasaran yang lebih

optimal dan memberikan manfaat yang lebih positif bagi para konsumen atau

pelanggan. Biasanya seseorang membeli berdasarkan pertimbangan logika atau

rasionya dan setelah secara rasional orang mau, tertarik dan membeli produk atau

jasa, tahap selanjutnya kita juga harus mampu memberikan sesuatu yang

menyentuh emosi mereka. Salah satu tujuannya, agar penjualan kita bisa terus

berlanjut, bukan hanya dalam waktu singkat. Secara umum, emotional marketing

akan berjalan dengan baik jika kita benar–benar mampu mengutamakan kepuasan

pengalaman pelanggan dalam menggunakan produk atau jasa kita. Setelah

berhasil memberikan yang terbaik kepada konsumen, baik secara rasional ataupun

emosional, selanjutnya kita juga bisa membuat sinergi antara rational,emotional

dengan spiritual marketing. Dalam Spiritual Marketing, di antaranya ; seorang

konsumen akan mempertimbangkan apa yang diputuskan, dibeli atau digunakan

juga bisa memberi arti bagi kehidupannya di akhirat nanti. Oleh karena itu,sebagai

seorang pebisnis, kita juga harus senantiasa mengembangkan Spiritual Marketing

(37)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Rini, Absah,

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Sumut Syariah, Kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah Bank Sumut Syariah. Sedangkan pemasaran rasional berpengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank Sumut Syariah Cabang Medan.

Economic Content berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan dan kepuasan nasabah Bank Sumut, Resource Content berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan dan

kepuasan nasabah Sumut, Social Content berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan dan kepuasan nasabah Bank Sumut,

Kepercayaan dan kepuasan nasabah

berpengaruh signifikan terhadap komitmen nasabah Bank Sumut, dan Komitmen

berpengaruh signifikan terhadap relationship intention nasabah Bank Sumut.

2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Waringin (2012) menyatakan bahwa biasanya seseorang membeli

berdasarkan pertimbangan logika atau rasionya dan setelah secara rasional orang

mau, tertarik dan membeli produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, tahap

selanjutnya perusahaan juga harus mampu memberikan sesuatu yang menyentuh

emosi mereka. Salah satu tujuannya, agar penjualan bisa terus berlanjut, bukan

hanya dalam waktu singkat. Di antaranya bisa dengan; menjalin kedekatan,

memberikan perhatian secara tulus dan rutin. Selain kepada konsumen yang

(38)

orang-25

orang di sekitarnya yang memiliki kedekatan atau arti tersendiri bagi konsumen

sehingga konsumen bukan hanya merasa diperhatikan, namun juga merasa

dihargai. Secara umum, rational dan emotional marketing yang dijalankan dengan

baik akan mampu memberikan kepuasan pelanggan dalam menggunakan produk

atau jasa perusahaan. Faktor lain yang mendasari masyarakat untuk menjadi

nasabah bank adalah faktor spiritual. Dalam hal ini masyarakat menggunakan

nilai-nilai agama seperti prinsip perbankan yang sesuai dengan syariah dan

penggunaan dana yang hanya disalurkan pada usaha yang halal. Dalam Spiritual

Marketing, di antaranya seorang konsumen akan mempertimbangkan apa yang

diputuskan, dibeli atau digunakan juga bisa memberi arti bagi kehidupannya di

akhirat nanti. Penerapan strategi pemasaran rasional, emosional dan spiritual

diprediksi akan menimbulkan kepuasan pelanggan dan akhirnya akan

menyebabkan pelanggan loyal. Griffin (2002:5) berpendapat bahwa pelanggan

yang loyal adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu

sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun

yang dikenal.

Berdasarkan dengan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah

dipaparkan, penelitian ini akan meneliti pengaruh penerapan strategi pemasaran

rasional, emosional, dan spiritual terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah PT.

Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani, maka kerangka konseptual

(39)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Dari uraian model kerangka konseptual tersebut dan ditinjau dari teori

yang telah diturunkan sebelumnya, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

1. Pemasaran rasional berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah

Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

2. Pemasaran emosional berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Bank

Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

3. Pemasaran spiritual berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah

Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

4. Kepuasan nasabah berpengaruh terhadap loyalitas nasabah Bank Syariah

Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani

Pemasaran Rasional

(X1)

Pemasaran Emosional

(X2)

Kepuasan Nasabah

(Y1)

Loyalitas Nasabah

(Y2)

Pemasaran Spiritual

(40)

27

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang

menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh suatu variabel

terhadap variabel lainnya (Ginting dan Situmorang, 2008:57).

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena arah

dan fokus penelitian ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan

pengukuran rumus, penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik (Ginting

dan Situmorang, 2008:89-90).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang

Medan Ahmad Yani, sedangkan waktu penelitian akan dilakukan dari April 2015

sampai dengan Juni 2015.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian ini adalah:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

(41)

Variabel Defenisi Indikator Skala 2. Pengaruh orang lain

3. Keamanan 2. Terhindar dari sistem riba

3. Kepercayaan

Kepuasan Nasabah (Y1)

Kepuasan pelanggan / nasabah adalah perasaan senang seorang pelanggan yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan – harapannya

1. Pelayanan sesuai harapan

Likert

Komitmen yang kuat untuk terus menjadi nasabah dan memiliki sikap positif terhadap Bank Syariah Mandiri

1. Terus menjadi nasabah

Likert 2. Membeli di luar lini

produk/jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap daya tarik produk sejenis dari pesaing

Sumber : Kartajaya (2004), Mussry et al. (2007), dan Setiadi (2003)

3.4 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,

yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Dalam melakukan penelitian

(42)

29

(Sugiyono,2008:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang

dapat berbentuk sebagai berikut.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008:86)

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek

penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi pada penelitian ini adalah nasabah Bank

Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani yang berjumlah 34.631 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107). Untuk menentukan jumlah sampel

digunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar sepuluh persen (Prasetyo

2007) adalah sebagai berikut:

(43)

Keterangan:

n = Besaran sampel

N = Besaran populasi

e = Penyimpangan yang ditorelir

Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel dengan nilai kritis

sepuluh persen sebagai berikut:

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel untuk penelitian pada

Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Ahmad Yani adalah sebanyak 100 orang.

Responden akan ditentukan dengan Sampel Random Sistematik (Systematic

Random Sampling), dimana nasabah yang akan dijadikan sampel adalah setiap

tiga nasabah yang datang berturut-turut dan kemudian berjarak dua nasabah.

3.6 Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah:

1. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari responden

yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara

memberikan daftar pertanyaan.

2. Data sekunder, yakni data yang diperoleh melalui studi dokumentasi

baik dari buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan situs internet

(44)

31

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono,2008:199). Kuesioner

penelitian ini dilakukan dengan memberi daftar pertanyaan kepada

nasabah yang telah ditetapkan menjadi sampel atau responden

penelitian.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari data dari buku-buku, jurnal-jurnal

penelitian, majalah dan internet yang memiliki relevansi dengan

penelitian.

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner diakatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali,2006:45). Adapun jumlah anggota sampel yang digunakan berjumlah 30

orang diluar sampel yang dilakukan pada nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang

(45)

nilai kolerasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Kriteria

dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid

Jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak valid

Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom (df) = n-k, dalam hal ini

n adalah jumlah sampel. Data yang diperoleh harus menunjukan hasil yang stabil

dan konsisten dan bila dilakukan kembali terhadap objek yang sama. Untuk

mengetahui konsistensi dari data yang dilakukan dengan uji realibilitas

konsistensi dari data dilakukan dengan uji realiabilitas konsistensi internal, suatu

kuesioner dikatakan realiabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan yang diajukan konsisten.

Pengujian ini dilakukan oleh penulis pada Bank Syariah Mandiri Cabang

Medan Ahmad Yani. Kepada 30 nasabah sebagai responden dan Pada penelitian

ini uji validitas dan realiabilitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot

method), dimana metode pengukuran ini cukup dilakukan satu kali, dan dengan

menggunakan program SPSS 20.0 for windows. hasil dari uji validitas dapat

(46)

33

Sumber : Output SPSS, (2015)

Tabel 3.3 menunjukan bahwa semua butir pernyataan memiliki nilai

Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai <rtabel (0.361). dengan

demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid dan koesioner dapat

(47)

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif

konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Ginting,2008:37). Makin kecil

kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukuran dan sebaliknya. Besar

kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui antara lain dari indeks korelasi

antara pengukuran pertama dan kedua. Bila angka kolerasi (r) dikuadratkan, hasil

kuadrat ini disebut koefisien determinasi. Makin tinggi angka kolerasi, makin

rendah kesalahan pengukuran. Pengujian reliabilitas di lakukan dengan kriteria

sebagai berikut :

Jika ralpha > rtabel maka kuesioner reliabel

Jika ralpha < rtabel maka kuesioner tidak reliabel

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.958 24

Sumber : Output SPSS, (2015)

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.4, Cronbach Alpha

sebesar 0,958. Karena Cronbach Alpha diatas 0,80 maka seluruh butir pernyataan

(48)

35

3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan metode analisis data dimana

peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan

menginterprestasikan data sehingga dapat memberikan gambar yang jelas

mengenai masalah yang diteliti.

3.9.2 Metode Analisis Jalur

Menurut Sugiyono (2007: 297) analisis jalur digunakan untuk melukiskan

dan menguji model hubungan atar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan

bentuk hubungan interaktif/reciprocal).

Menurut Sugiyono (2007: 297-298) Beberapa asumsi penggunaan analisis

jalur :

1. Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier adiptif dan

kasual.

2. Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang

mendahuluinya, dan tidak juga berkorelasi dengan variabel yang lainnya.

3. Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kasual/sebab-akibat.

4. Data variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari sumber

yang sama.

Penelitian menggunakan analisis jalur karena terdapat kemungkinan hubungan

antarvariabel dalam model yang bersifat linier dan pada analisis ini juga bertujuan

(49)

atau bisa langsung kesasaran akhir. Peneliti menggunakan bantuan program

software SPSS versi 20.0 agar hasil yang diperoleh lebih terarah.

Analisis jalur (Path Analysis) di lakukan dengan menggunakan langkah –

langkah sebagai berikut :

1. Membuat persamaan Struktural

Persamaan Struktural Pertama

Y1 = Py1x1X1 + Py1x2X2 + Py1x3X3 +

ϵ

1

dimana:

= Kepuasan Nasabah

X1 = Pemasaran Rasional

X2 = Pemasaran Emosional

X3 = Pemasaran Spiritual

= Koefisien jalur ke

= Koefisien jalur variabel error 1

Persamaan Stuktural Kedua

Y2 = Py2y1Y1 +

ϵ

2

dimana:

Y2 = Loyalitas Nasabah

Y1 = Kepuasan Nasabah

Py2y1 = Koefisien jalur Y1 ke Y2

(50)

37

2. Menguji koefisien determasi (R²)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk

melihat besranya pengaruh variabel bebas. R- square atau nilai determinan (R²)

mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kuat.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (Uji F)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistic dirumuskan sebagai berikut :

a. Kaidah pengujian signifikan secara manual adalah dengan

menggunakan Tabel F

b. Kaidah pengujian signifikan : Program SPSS 20.00

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), makam H0 di terima dan Ha

di tolak, artinya tidakn signifikan

2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig ), maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu (Uji t)

Uji – t (uji prasial) di lakukan untuk melihat secara individu pengaruh

secara signifikan dari variabel terhadap variabel terikat, dengan menggunakan

langkah- langkah sebagai berikut :

a. Mencari nilai t tabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan drajat kebebasan (df)

b. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi.

(51)

H0 diterima bila t hitung < t table atau H0 diterima, apabila nilai

signifikan t > (α).

Ha diterima bila t hitung > t tabel atau Ha diterima apabila nilai

signifikansi

t < (α).

5. Menggambarkan Analisis Jalur

Menggambarkan diagram jalur lengkap, menentukan sub-sub strukturnya

dan merumuskan persamaan strukturnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.

Gambar 3.1 Diagram Jalur

Pemasaran Rasional (X1)

Pemasaran Spiritual (X3)

Pemasaran Emosional (X2)

Loyalitas Nasabah (Y2) Kepuasan Nasabah

(Y1) Py1x1

Py1x2

Py1x3

Py2y1

Py1

ϵ

1 P

y2

ϵ

2

(52)

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas

telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal

pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan

hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul

dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi

kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,

industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional

mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak

pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati

bersama untuk dishared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut

Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri

disingkat “ETHIC”, yaitu:

a. Excellence:

(53)

b. Teamwork:

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

c. Humanity:

Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.

d. Integrity:

Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.

e. Customer Focus:

Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya

melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,

Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri

(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga

menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik

mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

Gambar

Tabel 1.1 Persaingan Bank Syariah Tahun 2012-2015
Perbandingan Marketing 1.0, 2.0 dan 3.0Tabel 2.1
Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Saya selaku Pembina Polwan RI mengharapkan dengan adanya Buku Saku ini dapat meminimalisir pelanggaran moral dan disiplin serta dapat memberikan warna dan kontribusi positif bagi

Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015 1... Himpunan Peraturan Gubernur Tahun 2015

Ahmad Bagus S, dan Dwi Retno A .” Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Produk Abon Jamur TiramDi Ailanifood Kota Malang Jawa Timur

Menghadapi dinamisasi persoalan yang terus bermunculan, pada saat yang sama rumusan-rumusan masa lalu tidak lagi leluasa menuntaskan persoalan- persoalan baru tersebut, ijtihad

Penerapan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada Holdingisasi BUMN di tinjau dari Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011...118. BAB V

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh antara aroma, kemasan, merek, dan iklan dengan keputusan pembelian pada UMKM Jenang Garuda Kudus secara parsial. Metode

Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi,