Wii
W
•
Kata10g Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
613.62
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
p Pedoman upaya kesehatan kerja bagi masyarakat perikanan (untuk petugas kesehatan). -- Jakarta Kementerian Kesehatan RI, RP セ oN@
1. Judul 1. OCCUPATIONAL HEALTH SERVICES
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah rnelll11 ptl ILセN@ ャゥャ@ rahmat dan hidayat Nya, sehingga buku Pedoman Upaya Kesehat.<J 1l Kl'r Jd Bagi Masyarakat Perikanan telah selesai disusun.
Masalah kesehatan khususnya masalah kesehatan kerja pack! masyarakat perikanan masih cukup banyak dan guna meningkatkan pelayan.WI kesehatan kerja dan produktifitas kerja masyarakat perikanan diperlu k;:m Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan sebagai pand uan bagi petugas dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubah an tata laksana kegiatan di lapangan termasuk kegiatan perikanan pada masyarakat perikanan sehingga Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerja Bagi Petani dan Nelayan (Panduan Untuk Petugas) perlu dirubah sesuai dengan perkembangan yang ada. Oleh karena itu, saran dan perbaikan sangat diharapkan untuk kepentingan penyempurnaan buku pedoman ini ke depan .
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh tim kontributor yang telah bekerja sejak dari revisi awal, pembahasan sa mpai penyempurnaan pedoman ini. Akhimya semoga buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan ini dapat bermanfaat dalam upaya menyehatkan masyarakat pekerja khususnya masyarakat perikanan di Indonesia.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk- Nya dan memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksana kan pelayanan kesehatan kerja bagi masyarakat perikanan di Indonesia.
Jakarta, Desember 2009 Direktur Bina Kesehatan Kerja
セMᄋri@
Dr. H. Abdul Rival, M. Kes
KONTRIBUTOR
EDISI PERTAMA
Agus Trimurcahyo Erna Tresna Ningsih Haryoto Koesno Putranto
Louise Ferdinandus Rosa Christiana Ginting
Sugiharto Umar Fahmi Achmadi
Widyastuti Wibisana Yanti Wijaya Zulkifli Djunaidi
EDISI REVISI
Abdul Rival AzharJaya Dina Dariana Elisabeth L. Tobing I.G. Bagus Sarjana
I nda h Restiaty Jelsi Natalia Marampa
Lisa Trestia Sari Rosani Azwar
Sunarja W achyuni
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
DAFTAR l S I
KATA PENGANTAR
...
KONTRIBUTOR .•••••••.•••••••••• ••••• •••••••••.•.• •.•••••.••.•.••.•... IIDAFTAR lSI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... . C. Sasaran ... ... .J D. Manfaat ... ... ... ... 3
E. Pengertian ... ... ... ... 4
F. Landasan Hukum .. ... ... ... ... . ... 4
BAB II DASAR KESEHATAN KERJA ... 6
A. Pengertian Dasar ... ... . 6
B. Program Pelayanan Kesehatan Kerja .... .... .... .. .. .... . 8
BAB III UPAYA KESEHATAN KERJA BAGI MASYARAKAT PERIKANAN ... 1 1 A. Proses Kerja ... ... 11
B. Identifikasi Bahaya dan Risiko ... .. 14
C. Upaya Pengendalian (Pencegahan dan Penanggulangan) ... .. ... ;... . 18
BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEMITRAAN DALAM UPAYA KESEHATAN KERJA ... A. Pemberdayaan ... .. ... 24
B. Kemitraan ... .. 26
BABV PENUT UP ... 30
Lampiran ... 31
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesa r di duni dengan luas laut mencapai 3/4 yaitu sekitar 5,8 juta km 2, dengan
potensi hasillaut diperkirakan bisa mencapai
$
140 milyar/tahun, sedangkan yang baru dike lola$ 2,1
milyar/tahun. Besarnya potensi yang belum digarap ini disebabkan karena rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) nelayan dan sarana serta prasa rana pendukung yang ada.Nelayan di Indonesia sebagian besar adalah nelayan tangkap yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3,4 juta orang dimana
97% atau 3,2 juta adalah nelayan informal. Jumlah nelayan miskin diperkirakan mencapai 60% atau 20,9 juta orang dari jumlah penduduk miskin di Indonesia (Bapenas, 2008). Sebagian besar nelayan informal tersebut memiliki tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sarana dan prasarana yang kurang serta tidak memahami masalah kesehatan dan keselamatan kerja untuk membantu meningkatkan produktivitas kerjanya.
Masyarakat perikanan dalam melakukan aktivitasnya mempunyai potensi risiko yang cukup kompleks, seperti masalah kesehatan yang timbul akibat proses kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang tidak sehat serta cara kerja yang tidak aman yang dapat menimbulkan berbagai penyakit dan kecelakaan pada pekerj a. Dari beberapa penelitian didapat gambaran penyakit dan kecelakaan akibat kerja nelayan di Indonesia, diantara nya hasil
penelitian Departemen Kesehatan RI tahun 2006 ditemukan 57,5% nelayan penyela m di Pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat menderita nyeri persendian dan 11,3% menderita gangguan pendengaran . 41,37% nelayan penyelam di Kepulauan seribu menderita barot ra uma dan 6,91 % menderita penyakit dekompresi. selama ta hun 2009 sebanyak 16 orang nelayan Cilacap meninggal karena tenggelam (Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap). Masalah lainnya adalah masalah-masalah kesehatan yang berkaitan dengan budaya dan gaya hidup yang tidak sehat pad a pekerja seperti merokok, minum minuman beralkohol, begadang dan lain-lain.
Di samping itu, sebagian besar masyarakat perikanan belum memperoleh pelayanan kesehatan yang paripurna/optimal. Pelayanan yang diperoleh lebih mengarah kepada pelayana n kuratif dengan cara mencari pengobatan sendiri dan atau ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Balai Pengobatan/Klinik, Dokter/bidan praktek swasta, Rumah Sakit di wilayah tersebut. sedangkan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif melalui pemberdayaan masyarakat perika nan melalui Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) belum berjalan sepertl yang diharapkan.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas diperlukan pengeta huan dan pemahaman petugas kesehatan di dalam melaksanakan upay, kesehatan kerja bagi masyarakat perikanan secara paripurn -dengan menekankan pendekatan promotif dan preventif tanpL meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Pedoman Upaya Kesehatan Kerje Bag; Masyarakat Per;kanan (Untuk Petugas Kesehll toJIIJ
B. TU1UAN
1. Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pet Uqi l'
kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan kerJd h dCl1
masyarakat perikanan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan mengenal dasar kesehatan kerja
b. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan mengenai berbagai macam proses kerja yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan dan keselamatan kerja
c. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan untuk melakukan upaya pengendalian bahaya kesehatan dan keselamatan kerja
- d. Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalarn melakukan pemberdayaan masyarakat dan menggalang kemitraan dengan pihak terkait
C. SASARAN
Petugas kesehatan dan petugas lain terkait yang bertugas dl wilayah masyarakat perikanan
D. MANFAAT
Pedoman ini diharapkan bermanfaat bagi petugas di wilayah masyarakat perikanan dan petugas lainnya terkait pemberdayaan masyarakat di bidang perikanan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
E. PENGERTIAN
1. Masyarakat perikanan adalah masyarakat yang bekerja sebagai nelayan tangkap, petani tambak, penyelam dan pengolah hasil tangkapan
2. Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan, agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal
3. Pelayanan kesehatan kerja dasar adalah upaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna meliputi upaya peningkata n kesehatan kerja, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan Penyakit Akibat Kerja (PAK) oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar
F. LANDASAN HUKUM
1. UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 5. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 6.
UU
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan7. PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah PU5dt dan Provinsi
8. PP 23 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Keseh,It.iIl)
9. Kepres No. 22 tahun 1993 tentang Penyaklt Yang nmbul Karena Hubungan Kerja
10. Permenkes No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik
11. Kepmenkes No. 1075/Menkes/SK/VI1/2003 tentang Pedoman Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Kerja
12. Kepmenkes No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di l<abupaten/Kota 13. Kepmenkes No. 1758/Menkes/SK/XII/2003 tentang Standar
Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar
14. Kepmenkes No. 128/Menkes/SK/Il/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
15. Kepmenkes No. 130/Menkes/SK/Il/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag/ Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
4
BAB II
DASAR KESEHATAN KERJA
A. PENGERTIAN DASAR
1. Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan kerja merupakan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosia l yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jabatan; pencegahan penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya (komisi gabungan ILOj WHO,1995).
Keselamatan kerja merupakan upaya keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, alat pelindung diri, bahan dan proses pengolahan serta lingkungannya (Suma'mur).
Penyakit Akibat Kerja yaitu penyakit yang mempunyar penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan (WHO), contoh katarak pada mata nelayan karena cahaya dan pantulan sinar matahari di laut.
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
2. Prinsip dasar kesehatan kerja
Prinsip dasar kesehatan kerja terdiri dari kapasitas kC'1C1, twl '"rl kerja dan lingkungan kerja dimana hubungan interaktlf Ydl II/ serasi antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkd ll kesehatan kerja yang baik dan optimal.
Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerjd dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang primd diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara baik.
Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja merupakan modal awal seseorang untu melakukan pekerjaan yang perlu diperhatikan . Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat juga dipengaruhi oleh kondisi pemukiman kerja, gizi
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat ataupun kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja. Oi samping itu juga diperlukan penyesuaian beban kerja yang terlalu berat dengan jam istirahat dan masalah penyesuaian bioritme tubuh lainnya.
Kondisi lingkungan kerja seperti suhu ekstrim (panas atau dingin yang berubah-ubah), perubahan tekanan udara yang cepat, pajanan angin laut, lingkungan kerja yang lembab dan basah, bising dan lain-lain dapat meru pakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban ta mbahan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
tersebut dapat meni mbul kan gangguan kesehatan atau
penyakit akibat kerja .
B. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
Program pelayana n kesehatan kerja yang paripurna meliputl pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif ya ng kesemuanya dilaksanakan bersama-sama dalam suatu sistem
yang terpadu.
1. Pelayanan pro motif
Program ini diberikan kepada tenaga kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi efisiensl
dan daya produktifitas pekerja. Kegiatan ini meliputi:
Pendidikan dan penyuluhan tentang cara kerja yang sehat dan aman, efektif dan efisien
Penerapan perilaku dan gaya hidup bersih dan sehat (tidak merokok, tidak minum-minuman keras, makan menu seimbang, mencuci tangan sebelum makan)
Pemenuhan gizi seimbang
Olah raga secara teratur dan sebagainya
2. Pelayanan preventif kesehatan kerja
Pelayanan ini diberikan sebagai pelindung pada pekerja sebelum adanya gangguan kesehatan akibat kerja.
Kegiatannya antara lain:
Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan berkala minimal
sekali setahun Imunisasi
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
Pemakaian alat pelindung diri (topi, kaCllnlolt ol h ll:i:Hll
sarung tangan, sepatu boot, pelampung, ellI) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
3. Pelayanan kuratif
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja yangsudah mem perlihdtkan gangguan kesehatan/gejala dini dengan mengobati penyak lt tersebut, mencegah komplikasi atau penularan kepada teman kerja maupun anggota keluarga. Pelayanan yang diberik'l\1 meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyak)t dan kecelakaan akibat kerja, seperti:
Pengobatan malaria pada masyarakat perikanan Pengobatan penyakit dermatitis (penyakit kulit)
4. Pelayanan rehabilitatif
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja yang ka rena penyakit parah atau kecelakaan telah mengakibatkan cacat sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerj secara permanen baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerjanya.
Kegiatan ini meliputi:
pelatihan dan pendidikan pekerja untuk dapat
menggunakan kemampuannya yang ada secara maksimal (contoh nelayan yang lumpuh kaki dilatih menjadi pembuat jaring, kerajinan laut dan lain-lain).
Pemakaian alat bantu dengar bagi nelayan yang gendang telinganya pecah (tuli) akibat penyelaman.
5. Perilaku kerja
Perilaku dan sikap para pekerja yang tidak sesuai dengan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
pnnslp-pnnslp kesehatan dapat mempengaruhi status kesehatan pekerja yang bersangkutan.
8eberapa contoh perilaku dan sikap tersebut adalah: Merokok, terlebih lagi bekerja sambil merokok Pola makan yang tidak teratur dan tidak seimbang
Ceroboh dan tidak mengindahkan aturan kerja yang berlaku, misalnya menolak anjuran menggunakan alat pelindung diri bercanda dengan teman sekerja pada waktu bekerja
Menggunakan obat-obat terlarang
Minum-minuman keras (bir atau jenis minuman beralkohol lainnya)
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
BAB III
UPAYA KESEHATAN KERlA BAGI MASYARAKAT PERIKANAN
Dalam melaksanakan upaya kesehatan kerja bagi masyara kat perikJnr\1l hal yang perlu diperhatian adalah proses kerja dari pekerja itu send" I, identifikasi bahaya dan risiko kerja yang dihadapi pekerja dan upaytl pengendalian (pencegahan dan penanggulangan) dari bahaya d ell I risiko kerja pada pekerja.
A. PROSES KERlA
1. Nelayan Tangkap a. Persiapan
Pada tahap ini nelayan laut melakukan:
Pemeriksaan kapal mereka, apakah laik jalan atau tidak. Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan padd mesin kapal, bahan bakar, layar, lantai kapal (apakah ada kebocoran atau tidak), jangkar dan lain-lain Peralatan yang akan digunakan seperti jala, es batu, kotak pendingin, lampu (jika melaut pada malam hari) dan lain-lain
Persiapan perbekalan (makanan dan minuman)
b. Penangkapan ikan
Pada tahap ini, nelayan menangkap ikan dengan melaut ataupun menebar jala di tepi pantai. Pada umumnya nelayan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja, seperti memakai topi, baju lengan panjang, kaca mata hitam untuk mencegah sengatan panas matahari dan la in-lain
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
c. Pengangkutan hasil tangkapan
Setelah melaut hasil tangkapan dilakukan pensortiran atau pengelompokan, kemudian dibawa ke tempat penjualan yang biasanya dibawa sendiri dengan menggunakan pikulan atau dengan keranjang-keranjang
2. Petani Tambak Persiapan Tambak
Tahap awal dari persiapan tambak adalah perbaikan tanggul, pintu air, saringan, pembuatan saluran keliling dan menutup kebocoran.
Kegiatan selanjutnya adalah pengeringan dasar petakan yang bertujuan untuk:
Menghilangkan gas-gas beracun seperti hydrogen, sulfide (H2S), metana (CH4), dan gas-gas lainnya
Membasmi predator dan competitor yang tidak dikehendaki berada didalam petakan dengan menggunakan pestisida yang tidak membunuh ikan dan sejenisnya. Pestisida ya ng digunakan biasanya dari bahan organik seperti, rotenon (dari akar tuba), saponin (dari biji teh) dan nikotin (dan serbuk tembakau)
Mineralisasi (pemupukan) dengan menggunakan bahan-bahan organik yang terkandung dalam tanah sehingga unsur-unsur yang diperlukan bagi tumbuhan sebagai makanan ikan secara alami, seperti pupuk urea dan triple superfospat (TSP)
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
Setelah tambak siap, maka tambak diisl drr s('suai " dll lllllkH1 Selanjutnya tambak diisi dengan benih Ikan del ll cJipdlllW
serta dilindungi dari predator sampai siap panen
3. Masyarakat pengolah
Pada prinsipnya proses kerja dari pengolah hasil perikanan 1111 berbagai macam, narnun secara garis besar terdiri:
a. Persiapan
Menyiapkan alat (kompor, ember, keranjang, kuali,
rak
penjemuran dan lain-lain) serta bahan yang dibutuhkan (es, garam, bahan bakar minyak dan lain-lain)
b. Pengolahan
• Memilih dan memisahkan hasil tangkapan sesuai keperluan (jenis, ukuran dan lain-lain)
• Mencuci dan rnernbersihkan hasil pemilahan
• Melaksanakan pengolahan (seperti penggaraman, perebusan, penjemuran dan lain-lain)
c. Pengepakan
Memasukan hasil pengolahan dalam kemasa n sesuai kebutuhan sampai siap untuk dipasarkan
4. Penyelam
Penyelaman ini sering dilakukan oleh nelayan untuk untuk mencari kekayaan laut, seperti: mutiara, tripang dan lain-lain Jika seorang nelayan menyelam dalam jangka waktu yang lama dan cukup dalarn C'ebih dari 10 meter), maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Pada prinsipnya proses kerja dari penyelam ini meliputi : persiapan alat, menyelam dan mengangkut hasil.
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Per;kanan (Untuk Petugas Kesehatan)
12
B. IDE NTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKO
1. Nelayan Tangkap a. Persiapan melaut
Potensi bahaya yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
• Luka karena menggunakan alat-alat yang tajam • Penyakit kulit karena bekerja dengan dempul dan
kontak debu kayu
• Ketidakserasian antara posisi tubuh saat bekerja dan alat kerja (masalah ergonomi)
Akibat yang mungkin terjadi antara lain:
• Luka karena benda tumpul dan tajam, rudapaksa dan terkilir
• Gangguan saluran pernafasan • Nyeri otot dan sakit pinggang
• Peradangan kulit (dermatitis) akibat teriritasi dengan dempul dan mesin
b. Penangkapan ikan
Potensi bahaya yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah sebagai berikut:
• Panas akibat sengatan mata hari
• Masalah ergonomi karena membungkuk ketik mengangkat jala
• Kecelakaan seperti tenggelam dan kebakaran sert trauma fisik
• Kebisingan karena suara mesin kapal
• Getaran karena mesin kapal dan ombak
• Iritasi kulit (kontak langsung antara air Idlll 11.11 1
tangan)
• Iritasi mata akibat sinar matahari (UV) • Gigitan binatang laut
Akibat yang mungkin terjadi antara lain: • Kelelahan dan dehidrasi
• Gangguan penglihatan (katarak, pterigium) • Nyeri otot dan sakit pinggang
• Pingsan dan luka bakar, luka robek, luka lecet dll. • Peradangan kulit akibat teriritasi dengan air laut • Gangguan pendengaran
• Mual, muntah dan pusing
• Bengkak dan kematian jaringan pada tempat gigitan binatang laut berbisa
• Raynaud Syndrome akibat getaran atau penyebab lain yang mengganggu peredaran darah
c.
PengangkutanPotensi bahaya yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah sebagai berikut:
•
Masalah ergonomi karena cara 。ョァォ。セM。ョァォオエ@ yang salah atau karena beban yang diangkat terlalu beratAkibat yang ditimbulkan antara lain:
• Nyeri otot dan sakit pinggang serta punggung . • Serangan parasit dan bakteri karena bekerja tan pa
menggunakan sepatu dan sarung tangan
d. Penjualan hasil tangkapan
Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut: • Masalah ergonomi
Akibat yang ditimbulkan antara lain: • Nyeri otot dan sakit pinggang
2. Petani Tambak a. Pemilihan Lokasi
Potensi bahaya yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah trauma, infeksi parasit dan bakteri.
Akibat yang mung kin terjadi adalah luka-Iuka, malaria dan peradangan kulit.
b. Penyiapan tambak
Potensi bahaya yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah sebagai berikut:
• Infeksi parasit karena bekerja tanpa menggunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan sepatu • Infeksi bakteri
• Gangguan pernafasan karena menghirup gas H dan CH4
Akibat yang mungkin terjadi antara lain: • Cacingang (ascariasis)
• Gigitan ular • Malaria
• Mual, muntah, pusing, gangguan pernafasan, kl!.lM!( kejang dan bahkan menimbulkan kemat ian
• Peradangan kulit (dermatitis)
16 Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakaf Perikanan (Untuk Petugas K I}
3. Masyarakat Pengolah a. Persiapan
• Luka akibat terkena benda tajam, terjatuh, terkllll d,l/) lain-lain
• Penyakit kulit seperti iritasi, infeksi, alergi dll ak lh,11 terpapar bahan pengolah (garam, bahan pengawl'\ dan lain-lain)
• Masalah ergonomi seperti sakit pinggang, nyel tengkuk dan lain-lain
b. Pengolahan
• Luka akibat terbakar maupun terkena benda tajam, tertusuk sirip ikan, terjatuh, terkilir dan lain-lain • Muntah-muntah, diare, pusing-pusing akibat bau
busuk ikan
• Gangguan saluran pernafasan akibat asap, uap rebusan. • Lingkungan yang panas (dehidrasi), becek,lembab,
iritasi kulit, infeksi kulit dan lain-lain
• Masalah ergonomi: nyeri otot, sakit pinggang, nyen leher, kerja monoton dan lain-lain
c. Pengepakan
• Masalah ergonomi: nyeri otot, sakit pinggang, nyeri Ieher, kerja monoton dan lain-lain
• Tertimpa benda jatuh, terjatuh, terkilir dan sebagainya
4. Penyelam
Banyak bahaya kesehatan dan keselamatan yang sering dialami oleh seorang penyelam seperti:
d . Bdl Ol ra uma yakni penyakit yang terjadi akibat tubuh
mendapat tekanan yang berubah secara tiba-tiba
b. Penyakit Dekompresi, timbul sebagai akibat tidak tercukupinya proses penyesuaian penurunan tekanan pada saat naik ke permukaan
c. Keracunan oksigen, keracunan C02, CO dan sebagainya d. Kehilangan kesadaran, nyaris tenggelam dan tenggelam e. Cedera akibat serangan binatang laut berbahaya ,seperti
ikan hiu, ular laut dan lain-lain
f. Cedera akibat benturan dengan batu karang, sisa kapal karam dan lain-lain
C. UPAYA PENGENDALIAN (PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN)
Berbagai bahaya dan penyakit yang timbul dari kegiatan masyarakat perikanan, pada prinsipnya dapat dikendalikan dengan upaya sebagai berikut:
1. Kecelakaan a. Pencegahan
• Pemeliharaan alat-alat • Bekerja dengan hati-hati
• Bekerja memakai alat pelindung (sepatu dan sarung tangan)
b. Penanggulangan
• Luka dicuci dengan air bersih, kemudian diberi salep anti septik atau obat merah dan dibungkus dengan kain kasa
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
• Terkilir dibalut dengan kain dan dirujuk ke p ii セォH@ ャiセ ョ G ェ ィ@
• Patah tulang diberi panyangga, dibalut dan chkll il l kePuskesmas
2. Penyakit kulit a. Pencegahan
• Menjaga kebersihan badan dengan mandi dan mengganti pakaian kerja serta mencucinya setelah digunakan
• Memakai alat pelindung seperti sarung tangan dan sepatu
b. Penanggulangan
• Kulit dibersihkan dengan air bersih
• Bila ada radang yang tidak luas diberikan salep anti septik
• Bila radang cukup luas, anjurkan kepada penderita untuk mandi dengan larutan PK tetapi jika sampai timbul demam, cepat bawa ke Puskesmas
• Bila ada keluhan gatal berikan bedak anti gatal tetapi jika gatal terlihat seperti biduran/ultikaria/kaligata segera bawa ke Puskesmas karena mungkin sudah terjadi proses allergi
• Bila gatal karena jamur berikan salep anti jamur
3. Sengatan panas a. Pencegahan
• Istirahat yang cukup selama bekerja. Sebaiknya setiap terasa lelah segera beristirahat selama beberapa menit
19
Podoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kes ehatan)
untuk mem ulihkan kondisinya • Makan yang cukup dan tepat waktu
• Selalu sediakan air minum dan minumlah dalam jumlah yang cukup
• Pakailah topi lebar selama bekerja pada siang hari • Pakailah pakaian kerja, jika bisa baju lengan panjang,
berwarna terang dan dari bahan yang mudah menyerap panas
b. Penanggulangan
• Bila timbul kelelahan, istirahatlah di daerah yang sejuk, serta buka ikatan-ikatan pakaian yang dapat mengganggu pernafasan
• Bila terjadi dehidrasi ringan, berikan minuman yang cukup dan oralit tetapi bila dehidrasi sudah mengganggu kesadaran penderita sebaiknya di bawa ke Puskesmas
4. Infeksi parasit a. Pencegahan
• Gunakan sepatu dan sarung tangan selama bekerja • Cuci tangan dan kaki dengan air bersih setelah
bekerja
• Mandi dengan air sabun dan air bersih 2x sehari
b. Penanggulangan
• Bila terjadi kecacingan dengan gejala-gejala seperti tidak nafsu makan, perut kembung, mual dan lesu, berikan obat cacing sesuai dengan dosisnya
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
• Makan yang cukup 5. Infeksi bakteri (E. Coli)
a. Pencegahan
• Gunakan sepatu dan sepatu selama bekerja
• Cuci tangan dan kaki dengan air bersih setelah bekl'/]tI dan sebelum makan
b. Penanggulangan
• Bila terjadi diare, berikan cairan elektrolit (oralit) untuk menggantikan cairan yang hilang setelah itu bawa ke Puskesman untuk mendapatkan perawatan selanjutnya
6. Masalah ergonomi a. Pencegahan
• Usahakan sikap bekerja tidak banyak terlalu membungkuk
• Sesuaikan alat dengan postur tubuh
• Gunakan alat bantu saat mengangkut hasil tangkapan seperti gerobak dorong, pikulan dan lain-lain
b. Penanggulangan
• Lakukan gerakan seperti olah raga ringan untuk melemaskan otot yang kaku
• Bila terjadi gangguan yang lebih berat, rujuk ke Puskesmas
7. Kebisingan a. Pencegahan
• Gunakan sumbat telinga dari kapas atau kain bersih ketika bekerja dengan mesin dalam waktu yang lama
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan) 21
(Iebih dari 8 jam) b. Penanggulangan
• Jika sudah terjadi gangguan pendengaran segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan
8. Getaran (vibrasi)
a. Pencegahan
• Untuk mengurangi getaran pada mesin motor, berikan bantalan yang lunak, misalnya dudukan mesin diberi alas dengan menggunakan ban bekas atau kain
b. Penanggulangan
• Jika sudah terjadi gangguan seperti nyeri otot segera bawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan
9. Iritasi pada mata
a. Pencegahan
• Memakai pelindung mata (kaca mata) ketika bekerja untuk mengurangi iritasi pada mata
b. Penanggulangan
• Jika sudah terjadi gangguan penglihatan segera bawa ke Puskesmas
10. Gangguan saluran pernafasan
a. Pencegahan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Per;kanan (Untuk Petugas Kesehatan)
• Gunakan masker ketika sedang bekerja b. Penanggulangan
• Jika sudah terjadi gangguan berat segera bawd
kr·
Puskesmas
11. Gangguan pada saat penyelaman (perbedaan tekanan udara)
Pada saat menyelam, kecepatan turun ke kedalaman disesuaikan dengan kemampuan adaptasi penyelam terhadap perbedaan tekanan yang terjadi.
Menyiapkan semua alat bantu selam dengan baik untuk menghindari terjadinya keracunan gas.
Penyelam yang hilang kesadaran segera dibawa ke permukaan dan diangkat ke kapal atau pantai. Dilakukan resusitasi berupa pernafasan buatan, pemijatan jantung dan pemberian oksigen 100%. Bawa ke Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas Ruangan Bertekanan Tinggi (RBT) dalam waktu kurang dari 6 jam.
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perlkanan (Untuk Petugas Kesehatan)
BABIV
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KEMITRAAN DALAM UPAYA KESEHATAN KERlA
Upaya memandirikan masyarakat perikanan di bidang kesehatan kerja perlu diupayakan berbagai kegiatan, salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat. Melalui proses pemberdayaan, segala potensi masyarakat perikanan akan dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga masyarakat perikanan mampu mengenali dan memahami masalah kesehatan kerja serta dapat melakukan penanggulangan masalah tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat perikanan meningkat.
A. PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan masyarakat perikanan dapat berjalan dan dikembangkan dengan baik, maka pemberdayaan tersebut harus diterapkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menumbuh-kembangkan potensi masyarakat perikanan
Segalapotensimasyarakatditumbukandanataudikembangkan seoptimal mungkin untuk mengatasi masalah kesehatan dan memelihara serta meningkatkan status kesehatan masyarakat perikanan dan keluarga. Bila ada bantuan dari luar, sifatnya hanya stimulant untuk menumbuhkan potensi masyarakat dan keluarga .
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
2. Kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan Pemberdayaan masyarakat perikanan berprin sl p meningkatkan kontribusi masyarakat dalam pembangunnn kesehatan kerja, baik secara kuantitatif maupun kualitat if. Secara kuantitatif berarti makin banyak keluarga atau masyarakat perikanan yang berkiprah di bidang kesehatan kerja, misalnya: makin banyak masyarakat perikanan memanfaatkan Pos UKK, menerima penyuluhan tentang kesehatan kerja dan sebagainya. Secara kualitatif berarti keluarga atau masyarakat perikanan bukan hanya memanfatkan pelayanan saja, tetapi juga ikut berkiprah melakukan penyuluhan, ikut menjadi kader Pos UKK nelayan dan sebagainya.
3. Mengembangkan gotong royong
. Pengembangan potensi masyarakat melalui fasilitasi dan motivasi diupayakan agar selalu berpegang teguh pada prinsip memperkuat dan mengembangkan budaya "gotong royong" yang telah membuka di masyarakat Indonesia.
4. Bekerja bersama masyarakat
Prinsip lain yang harus dipegang teguh adalah "bekerja untuk dan bersama masyarakat" karena dengan kebersamaan inilah terjadi proses fasilitasi, motivasi, alih pengetahuan dan alih keterampilan dari petugas kepada kader dan masyarakat perikanan.
5. KIE berbasis masyarakat
Prinsip KIE yang dikembangkan adalah "KIE berbasis
masyarakat". Prinsipnya adalah sebanyak mung kin menggunakan dan memanfaatkan potensi lokal. Bila mungkin gunakan penyuluh lokal, contoh-contoh perilaku dari masyarakat se tempat dan lain-lain.
6. Kemitraan dengan LSM dan ormas lain
Kemitraan antara pemerintah, LSM, Organisasi Masyarakat dan berbagai kelompok organisasi masyarakat lainnya akan memudahkan kerjasama di lapangan, sehingga potensi bisa dimanfaatkan secata optimal.
Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat perikanan di bidang kesehatan kerja adalah dengan dibentuknya Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK). Pos UKK ini merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk pekerja.
B. KEMITRAAN
Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberi manfaat) untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.
Yang perlu diperhatikan dalam kemitraan adalah sebagai berikut:
1. Pelaku Kemitraan
Pelaku kemitraan adalah semua pihak, semua komponen masyarakat baik dari unsur pemerintah, lembaga perwakilan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Per;kanan (Untuk Petugas Keseha.tan)
rakyat, perguruan tinggi, swasta dan lain-lain.
2. Bentuk Kemitraan
Kegiatan kemitraan dapat diselenggarakan melalui kerl'lItraan
antar program, kemitraan program dengan sektor, kemltraan sektor dengan sektor, kemitraan sektor dengan organ's profesi, organisasi sosial masyarakat, lembaga swadayo1 masyarakat, media massa dan swasta.
Kemitraan tidak akan dapat diselenggarakan dengan baik apabila tidak ada forum komunikasi yang jelas.
Forum komunikasi yang dikembangkan sebaiknya sudah dapat menampung aspirasi serta kebutuhan semua anggota.
Untuk Jebih j elasnya dapat dilihat pada baga n berikut :
SWI\STI\
P EMER IN TAH
S F.! KTOR
'L:r:i'
t:L;r'
SEKTOR SEI<TOs:!
LSM / ORMAG
PrN.tt'lNiJ\N c;.l\MnJ\u:
.... ""'
..
,"
Pengembangan kemitran kesehatan dapat dilakukan melalui: • Pemanfaatan forum komunikasi ya ng sudah ada
• Memanfaatkan kegiatan mitra yang sudah berjalan
I."
Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perlkanan (Un/uk Petugas Kesehatan) 27• Membentuk forum komunikasi kemitraan yang baru
3. Peran Mitra
Beberapa alternatif peran yang dapat dilakukan sesuai keadaan, masalah, dan potensi para mitra.
Adapun peran mitra sebagai berikut:
a. Inisiator: memprakarsai kemitraan dalam rangka
sosialisasi dan operasionalisasi kesehatan kerja nelayan
b. Motor/dinamisator: sebagal penggerak kemitraan
melalui Musyawah Masyarakat Oesa (MMD), Survei Mawas Diri (SM D), pertemuan, kegiatan bersama dan lain-lain
c. Fasilitator: memfasilitasi, memberi kemudahan sehingga
kegiatan kemitraan dapat berjalan lancar
d. Anggota aktif: berperan sebagai anggota kemitraan
yang aktif
e. Peserta kreatif: sebagai peserta kegiatan kemitraan
yang kreatif
f. Pemasok input teknis: memberi masukan teknis
(Program Kesehatan Kerja Nelayan)
g. Dukungan sumber daya: memberi dukungan sumber
daya sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada
4. Prinsip dan landasan kemitraan
Agar kemitraan dapat berjalan dengan baik, perlu prinsip dasar, landasan dan kunci keberhasilan bermitra, sebagai berikut: a. Prinsip dasar kemitraan yakni kesetaraan, keterbukaan
dan saling menguntungkan
b. Landasan kemitraan
• Saling memahami kedudukan, tugas, fungsi dan struktur masing-masing
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
• Saling memahami kemampuan • Saling menghubungi
• Saling mendekati
• Saling bersedia membantu dan dibantu • Saling mendorong dan mendukung • Saling menghargai
c. Kunci keberhasilan kemitraan
• Adanya komitmen/kesepakatan bersama • Adanya kerjasama yang harmon is • Adanya koordinasi yang baik • Adanya kepercayaan antar mitra
• Adanya kejelasan tujuan yang akan dicapai
• Adanya kejelasan peran dan fungsi dari masing-masing mitra
BABV
PENUTUP
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan merupakan pedoman yang diperlukan bagi petugas kesehatan di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas dalam rangka pengembangan dan' pembinaan upaya kesehatan kerja bagi masyarakat perikanan.
Keberhasilan pengembangan program kesehatan kerja tidak terlepas dari pemahaman penanggung jawab program dalam menganalisa masalah kesehatan kerja yang ada serta melakukan langkah-Iangkah yang tepat dalam mengatasi setiap masalah kesehatan kerja masyarakat perikanan yang ada di wilayahnya.
Pedoman ini diharapkan dapat membantu petugas kesehatan Kabupaten/Kota memahami masalah-masalah kesehatan kerja masyarakat perikanan di wilayahnya sehingga dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program upaya kesehatan kerja. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemandirian hidup sehat bagi masyarakat perikanan serta tercapai budaya sehat dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas kerja .
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
RINGKASAN
IDENTlFIKASI MASALAH KESEHATAN KERJA PADA NELAYAN TANGKAf SERTA CARA PE NC EGAHAN DAN PENANGGU LANGAN
PROSES KERJA POTENSI AKI BATYAN G PENCEGAHAN DAN
BAHAYA DITIMB ULKAN PENANGGULANGAN
Persiapan melaut: Luka Luka tajam dan Gunakan sepatu da n
•
Persiapan kapal tumpul sarung tangan• Penentuan waktu • Persiaoan alat
-Infeksi kulit Radang kulit
•
Gunakan sarung tangan selama bekerja• Cuci tangan setelah bekerja
•
Berikan salep antisel2tikPemaparan Gangguan • Memakai masker
debu kayu saluran selama
pernafasan menghaluskan badan
kapal
Masalah Sakit pinggang
•
Sesuaikan alat-
ergonomi dan nyeri otot dengan sikap bekerja•
Jangan membungkuk terlalu lama•
Senam untuk melemaskan ototOperasi Panas terik
•
Kelelahan•
Menggunakan toplPenangkapan sinar dan penutup muka
matahari dehidrasi • Menggunakan
•
Sengatan kacamata hitammatahari untuk siang hari serta
•
Katarak pakaian kerjaPterygium
•
Minum yang cukup selama bekerjaSerangan Gangguan
I
•Gunakan topi dan
udara malam saluran pakaian kerja selama
pernafasan bekerja
seperti :
•
Rujuk ke PuskesmasI
• Batuk•
Sesak nafasI
•
Demam• Pilek
doman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Per;kanan (Untuk Petugas Kesehatan) 31
--- -PROSES KERJA
Pengangkutan Hasil Produksi
Pelelangan Hasil Ikan
POTENSI BAHAYA Kebisingan
Getaran
AKIBAT YANG PENCEGAHAN DAN
DITIMBULKAN PENANGGULANGAN
Gangguan
•
Letakkan mesin dipendengaran tempat yang aman
dan baik • Mesin sebaiknya
ditutupi untuk mengurangi kebisingan
•
Gunakan sumbat telingga atau ear plug --f--Gangguan pencernaan, mual, muntah, pusing
•
Letakkan mesin di tempat yang bisa mengurangi getaran• Menjaga
keseimbangan dna _posisi selama melaut
Masalah Sakit pinggang • Sesuaikan alat
ergonomi dan nyeri otot dengan sikap kerja
•
Jangan membungkuk terlalu lama• Senam untuk melemaskan otot Gigitan Bengkak, nyeri,
•
Tekan bagian yangbinatang laut pendarahan, luka sampai keluar
gangguan darah untuk
pernafasan dan membuang bisa dan
pencernaan segera balut luka
kejang, pingsan dengan kasa
• Rujuk ke Puskesmas
Tenggelam Sesak nafas • Pemberian nafas
Pingsan buatan (Resutisasi
Kematian Kardiopulmonal)
• Rujuk ke Puskesmas
Terbakar Luka bakar • Bilas dengan air
dingin dan segera bawa ke Puskesmas
Ergonomi Sakit pinggang Sesuaikan alat dengan
dan nyeri otot sikap bekerja (gunakan pikulan dan mengatur beban yang diangkut aqar tidak t erlalu 「 セセ@
Terkilir Karen Rudapaksa, Pasang penopang daerah lantai yang patah t 41ang yang patah dan segera
licin bawa ke Puskesmas
RINGKASAN
IDENTIFlKASI MASALAH KESEHATAN KERJA PADA PETANI TAMBAK SERTA CARA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PROSES KERJA POTENSI AKlBATYANG PENCEGAHAN DAN
Pemilihan Lekasi BAHAYA I nfeksi DITIMBULKAN cacingan PENANGGULANGAN
•
Gunaka n sarungI
parasit dan (Ascariasis) , tangan dan sepaLu
bakteri Malaria,
Radang Kulit
boot. Jaga
kebersihan tangan
I
dan kaki.• セ。キ。@ ke Puskesmas untuk mendapatkan pil anti malaria dan obat cacing serta salep anti septika Persiapan Tambak: Keeelakaan Luka rudapaksa Cuei luka dengan air
•
Perbaikan dan bersih kemudian berikanpengeringan antiseptic atau merah
petakan lalu ditutup dengan kain
kasa
• Pemberantasan Panas Kelelahan dan
•
Istirahat yang eukuphama dehidrasi • Sediakan air minum
di tempat kerja
.
Infeksi Ascariasis Pakai sarung tangan danparasit (cacingan) sepatu boot ketika
bekeria
•
Pemasangan Infeksi Diare•
Pakailah sarungpelindung bakteri tangan dan sepatu
ketika bekerja
·
Mandi setelah bekerja•
Beri oralit jika telah teriadi dehidrasi Ergonomi Sakit pinggang • Sesuaikan alatdan nyri otot dengan sikap kerja
•
Jangcln membungkuk terlalu lama• Senam untuk melemaskan otot
Pemaparan Mual, muntah, • Gunakan alat
pestisida pusing, kejang- pelindung diri seperti
kejang, sarung tangan
gangguan
•
Jika terjadi keraeun ansaluran bawa ke Puskesmas
pernafasan dan pencernaan
Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Per;kanan (Untuk Petugas Kesehatanj Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
PENCEGAHAN DAN
r-- BAHAYA
AKIBATYANG '""'PROSES KERJA
I
POTENSIPENANGGULANGAN DITIMBULKAN
•
Gunakan sarung BenihKulit meradang • Penebaran Infeksi kulit
tangan selama bekerja
Ergonomi
•
Sesuaikan alatdan nyeri otot Sakit pinggang
dengan sikap kerja
•
Jangan membungkuk terlalu lamaPanas
•
Istirahat yang cukupdehidrasi Kelelahan dan
•
Minum yang cukup•
Sediakan air minum·
Pemberian Infeksi kulit Kulit meradang·
di tempat kerja Gunakan sarung·
·
atngan selama bekerja
Cuci tangan setelah bekerja
Berikan salep antiseptik Pemaparan
Pakan
·
Gunakan sarung denganRadang kulit
atngan selama
bahan bekerja
makanan
·
Cuci tangan setelahikan
·
·
bekerja Berikan salep antiseptic Bila terjadi alergi ru;uk ke PuskesmasPengelolaan air: Panas Kelelahan dan
·
Istirahat yang cukup·
Minum yang cukup dehidrasi• Penggantian air
·
Sediakan air minum kualitas air• Pengendalian
di tempat kerja • Pemupukan
susulan
·
Pakailah sarungtangan dan sepatu ketika bekerja
·
·
Berikan obat cacing Mandi setelah bekerja AscariasisInfeksi parsit
Diare
·
Pakailah sarungBakteri Infeksi
tangan dan sepatu
·
·
ketika bekerja Mandi setelah bekerja Beri oralit jika telah.
terjadi dehidrasiPROSES KERJA POTE NSI
BAHAYA Ergonomi lnfeksi kulit AKIBATYANG DITIMBULKAN Sakit pinggang dan nyeri otot
Kulit meradang
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
-I
•
Sesualkan alatdengan sikap kel)a I
•
Jangan membungkukterlalu lama
•
Gunakan sarung atngan selama bekerja•
Cud tangan setelah bekerja•
Berikan salep antiseptikPanen Panas Kelelahan dan
dl,idrasi
•
Istira hat yang cukup
I
•
Minum yang cukup • Sediakan air minumdi tempat kerja
Ergonomi Sakit pinggang
dan nyeri otot
•
Sesuaikan alat dengan sikap kerja
•
Jangan membungkuk terlalu lama-
Kontakdengan kapur
Radang kuli
•
Gunakan sa rungtangan selama bekerja
•
Jika terjadi radang bawa ke PuskesmasPlldoman Upaya Kesehatan Kerja 8ag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan) Pedoman Upaya Kesehatan Kerja 8ag; Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
PROSES KERJA
Penyelaman
POTENSI BAHAYA
Barotrauma, Penyakit dekompresi
AKIBAT YANG DITIMBULKAN
Kehiiangan kesadaran, nyaris tenggelam
PENC EGAHAN DAN PE NANGGU LANGAN
Keeepatan turun ke kedalaman disesuaikan dengan kemampuan adaptasi penyelam terhadap perbedaan tekanan
Keraeunan Kehilangan Menyiapkan semua alat
O2, CO2, CO kesadaran, bantu selam dengan baik
nyaris untuk menghindari
tenggelam terjadinya keraeunan gas
RINGKASAN RINGKASAN
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN KERJA IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN KERJA PADA PENYELAM
PADA MASYARAKAT PENGOLAH SERTA CARA PENCEGAHAN DAN PE NANGGULANGAN
SERTA CARA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
.
-PROSES KERJA POTENSI AKIBATYANG PENCEGAHAN DAN
BAHAYA DITIMBULKAN PENANGGULANGAN
Persiapan Luka Luka tajam dan Gunakan sepatu dan
tumpul sarunq tanqan
Penyakit kulit Iritasi, infeksi,
•
Gunakan sa rungalergi tangan selama
bekerja
•
Cuei tangan setelah bekerja•
Berikan salepantiseptik I
Ergonomi Sakit pinggang
•
Sesuaikan alatI
dan nyeri otot dengan sikap kerja I
•
Jangan membungkukterlalu lama
Pengolahan Luka bakar Radang kulit
•
Gunakan sarungtangan selama bekerja
•
Gunakan pakaian kerja lengan panjang dan topiPengepakan Ergonomi Sakit pinggang
•
Sesuaikan alatdan nyeri otot dengan sikap bekerja
•
Jangan membungkuk terlalu lama•
Senam untuk melemaskan ototPedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan) Pedoman Upaya Kesehatan Kerja Bagi Masyarakat Perikanan (Untuk Petugas Kesehatan)
o
セ[Z[。@ セ@
]セᄏ
=
c
;:;a ..". =
ッセ CD''''' mr- m ;:;a
0 - - -
3: .."
セ]セュc@
0 - - -
V)
" ' - - ' Z Z ....
セ⦅ 0 セᄏ@
Moュセ
==
V)>
セコュᄏ@
⦅ュセz@
セ
V)>
- » ....
»