• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBEBANAN STRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV PEMBEBANAN STRUKTUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMBEBANAN STRUKTUR

A. Daftar Beban Yang Bekerja Pada Struktur

1. Beban pada lantai 1

a. Beban Mati

Elemen strukutur pada lantai 1 yang terkena beban mati adalah

balok, yang dikarenakan pembebanan oleh pasangan dinding setengah

bata.

1) Beban pada balok

Beban yang terjadi pada balok lantai 1 adalah beban dinding setengah

batu, rincian perhitungan beban adalah sebagai berikut

Tinggi tembok = 3,95 m

Beban merata = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Reduksi = 0,75

QDL = 3,95 x 2,5 x 0,75

= 7,406 kN/m

2) Beban pada pelat lantai

Beban yang terjadi pada lantai 2 diperhitungkan sebagai beban merata

yang tercantum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1.Daftar beban mati pada plat lantai 1

No Jenis Beban Berat Satuan jumlah Beban Area Catatan

1 Berat Sendiri 24 kN/m3 5 cm 0 kN/m2 Program ETABS

2 Finishing 0,21 kN/m2 3 cm 0,63 kN/m2 PPIUG 1983

(2)

b. Beban Hidup

Pada pelat lantai 1 = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

2. Beban Lantai 2

a. Beban Mati

Beban mati yang membebani pada lantai 2 yaitu terletak pada plat

lantai 2 dan juga pada balok.

1) Beban Pada Plat Lantai 2

Beban yang terjadi pada lantai 2 diperhitungkan sebagai beban merata

yang tercantum pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.Daftar beban mati pada plat lantai 2

No Jenis Beban Berat Satuan jumlah Beban Area Catatan

1 Berat Sendiri 24 kN/m3 12 cm 0 kN/m2 Program ETABS

2 Finishing 0,21 kN/m2 5 cm 1,05 kN/m2 PPIUG 1983

3 Instalasi 0,098 kN/m2 PPIUG 1983

4 Plafond + Rangka 0,18 kN/m2 1 0,18 kN/m2 PPIUG 1983

Q = 1,28 kN/m2

2) Beban Pada Balok

Beban yang terjadi pada balok lantai 2 adalah beban dinding setengah

batu, adapun rincian perhitungan beban adalah sebagai berikut

Tinggi tembok = 3,5 m

Beban merata = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Reduksi = 0,75

QDL = 3,5 x 2,5 x 0,75

= 6,5625 kN/m

b. Beban Hidup

(3)

3. Beban Pada Lantai 3

a. Beban Mati

Beban mati yang membebani pada lantai 3 yaitu terletak pada plat

lantai 3 dan juga pada balok.

1) Beban Pada Plat Lantai 3

Beban yang terjadi pada lantai 3 diperhitungkan sebagai beban merata

yang tercantum pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3.Daftar beban mati pada plat lantai 3

No Jenis Beban Berat Satuan jumlah Beban Area Catatan

1 Berat Sendiri 24 kN/m3 12 cm 0 kN/m2 Program SAP 2000

2 Finishing 0,21 kN/m2 5 cm 1,05 kN/m2 PPIUG 1983

3 Instalasi 0,05 kN/m2 PPIUG 1983

4 Plafond + Rangka 0,18 kN/m2 1 0,18 kN/m2 PPIUG 1983

Q = 1,28 kN/m 2

2) Beban Pada Balok

Beban yang terjadi pada balok lantai 3 adalah beban dinding setengah

batu, adapun rincian perhitungan beban adalah sebagai berikut

Tinggi tembok = 3 m

Beban merata = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Reduksi = 0,75

QDL = 3 x 2,5 x 0,75

= 5,625 kN/m

b. Beban Hidup

(4)

4. Beban Pada Lantai 4

a. Beban Mati

Beban mati yang membebani pada lantai 4 yaitu terletak pada plat

lantai 4 dan juga pada balok.

1) Beban Pada Plat Lantai 4

Beban yang terjadi pada lantai 3 diperhitungkan sebagai beban merata

yang tercantum pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4.Daftar beban mati pada plat lantai 4

No Jenis Beban Berat Satuan jumlah Beban Area Catatan

1 Berat Sendiri 24 kN/m3 12 cm 0 kN/m2 program ETABS

2 Finishing 0,21 kN/m2 5 cm 1,05 kN/m2 PPIUG 1983

3 Instalasi 0,05 kN/m2 PPIUG 1983

4 Plafond + Rangka 0,18 kN/m2 1 0,18 kN/m2 PPIUG 1983

Q = 1,28 kN/m 2

2) Beban Pada Balok

Beban Mati yang bekerja pada Balok lantai 4 adalah beban

dinding setengah batu dan juga beban atap, adapun rincian

perhitungan beban adalah sebagai berikut

Beban dinding setengah batu :

Tinggi tembok = 2,65 m

Beban merata = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Reduksi = 0,75

QDL = 2,65 x 2,5 x 0,75

(5)

a) Beban Pada Ring Balk

Beban mati yang membebani pada Ring Balk yaitu beban dari

Atap dan juga beban dari pasangan batu ½ bata yang sering disebut

gunungan, besarnya adalah sebagai berikut:

I. Beban Atap :

Atap 1

Luas atap = panjang x lebar

= 7,434 x 4,5

= 33,453 m2

Keliling = 2 panjang + 2 lebar

= ( 2x7,434 ) + ( 2x4,5 )

= 23,868 m

Beban atap = 0,11 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Berat = Luas Atap x Beban Atap

= 33,453 x 0,11

= 3,679 kN/m2

Beban pada balok = Berat / keliling

= 3,679 / 23,868

= 0,154 kN/m

Atap 2

Luas atap = panjang x lebar

= 7,434 x 6

= 44,604 m2

Keliling = 2 panjang + 2 lebar

= ( 2x7,434 ) + ( 2x6 )

= 26,864 m

Beban atap = 0,11 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Berat = Luas Atap x Beban Atap

= 44,604 x 0,11

(6)

Beban pada balok = Berat / keliling

= 4,906 / 26,864

= 0,183 kN/m

II. Beban Gunungan

Gunungan yang utuh

Tinggi gunungan = 1,5 m

Beban merata = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Reduksi = 0,75

QDL = 1,5 x 2,5 x 0,75

= 2,8125 kN/m

Gunungan yang hanya setengah

Tinggi gunungan = 1,5 m

Beban merata = 2,5 kN/m2 ...(PPIUG 1983, lampiran 1)

Reduksi = 0,75

QDL = 0,5 x 1,5 x 2,5 x 0,75

= 1,406 kN/m

b) Beban Pada Plat Dak

Beban yang terjadi pada atap lubang tangga diperhitungkan

sebagai beban merata yang tercantum pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Daftar beban mati pada plat dak

No Jenis Beban Berat Satuan jumlah Beban Area Catatan

1 Berat Sendiri 24 kN/m3 12 cm 0 kN/m2 Program ETABS

2 Spesi 0,21 kN/m2 1 cm 0,21 kN/m2 PPIUG 1983

3 Plafond + Rangka 0,18 kN/m2 1 0,18 kN/m2 PPIUG 1983

Q = 0,39 kN/m 2

b. Beban Hidup

(7)

5. Beban Gempa

a. Wilayah Gempa : 3 (Jakarta , dapat dilihat pada

Lampiran)

b. Jumlah lantai : 4

c. Tinggi Gedung : 10,5 m

d. Faktor keutamaan : 1 (Penghunian, Perniagaan dan

perkantoran, sesuai dengan Tabel 4.)

e. Faktor Reduksi Gempa : 4,5 ( Daktail parsial,sesuai Tabel 4. )

f. Skala Faktor Gempa : ( G x I ) / R ... (4. )

: 2,18

Dimana G = Percepatan gravitasi sebesar 9,810 mm/detik2

g. Perhitungan Gaya Geser Gempa :

h. Spektrum percepatan maksimum (Am) : 2,5 x A0

: 2,5 x 0,22

: 0,55

i. Respon Spektrum Gempa Rencana :

Tabel 4.6. perbandingan antara T dengan C

(8)

Gambar 4.1. Respon Spektrum Gempa Rencana Wilayah 3

B. Daftar Elemen Struktur

Pembebanan struktur berfungi untuk merencanakan beban-beban yang

akan membebani elemen struktur pada bangunan.gambar denah dari bangunan

tersebut bisa dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Denah Lantai 1

Elemen-elemen penyusun bangunan yang terdapat dalam gambar bisa di

(9)

Tabel 4.7 Daftar Elemen struktur

Simbol Nama Struktur Dimensi (mm)

K1

Kolom struktur 1 lantai 1

Kolom struktur 1 lantai 2

Kolom struktur 1 lantai 3

Kolom struktur 2 lantai 1

Kolom struktur 2 lantai 2

Kolom struktur 2 lantai 3

Kolom struktur 3 lantai 1

Kolom struktur 3 lantai 2

Kolom struktur 3 lantai 3

Kolom struktur 1 lantai 1

Kolom struktur 1 lantai 2

Kolom struktur 1 lantai 3

Balok struktur 1

Balok struktur 2

Balok struktur 3

Balok struktur 4

Balok struktur 5

Balok struktur 6

Balok struktur 7

Balok struktur 8

Balok T 1

C. Analisis Berat Sendiri Plat Lantai

Setiap elemen pada bangunan pasti mempunyai berat sendiri yang

berbeda-beda antar benda satu dengan benda lainya. Untuk pemakaian Program Etabs,

berat sendiri elemen dihitung secara otomatis, dan tentunya lebih memudahkan

dalam perhitungan, jadi pada perhitungan plat lantai pada lantai 1, 2, 3, dan 4

(10)

D. Analisis beban gempa

Dalam perhitungan pembebanan pada suatu bangunan, beban gempa harus

dimasukan dalam perhitungan. Beban gempa sangatlah berbahaya, karena arah

gerakan dari gempa itu sendiri yang tidak beraturan.

Perhitungan dari beban gempasudah di cantumkan pada bagian

sebelumnya, besarnya beban gempa tergantung oleh letak geografis dari pulau

tempat bangunan itu sendiri, untuk wilayah bangunan yang penulis rencanakan

terletak pada wilayah 3, dan di desain untuk bangunan yang daktail parsial.

Gambar

Tabel 4.2.Daftar beban mati pada plat lantai 2
Tabel 4.3.Daftar beban mati pada plat lantai 3
Tabel 4.5. Daftar beban mati pada plat dak
Tabel 4.6. perbandingan antara T  dengan C
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dopant Pt pada katalis TiO 2 dengan morfologi nanotubes jauh lebih baik dibandingkan dengan Pt/TiO 2 nanopartikel. Dengan menggunakan Pt/TiO 2 NT dapat

Konsentrasi TDZ terbaik untuk perbanyakan tunas in vitro tanaman pisang ‘Ambon Kuning’ adalah 0,05 mg/l TDZ yang menghasilkan 4 propagul per eksplan dengan panjang tunas 2,33 cm..

Layaknya kontrak maro yang disampaikan oleh Marzali (Marzali, 2003), petani penggarap atau pemaro sudah dikenal baik oleh pemilik sawah dan tidak jarang

Dalam Pengelolaan Sampah yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Manado berdasarkan instruksi dari Pimpinan Dinas baik dari Kepala Bidang ataupun

Dari hasil pengamatan kecepatan, pada saluran induk Colo Barat didapat kecepatan desain pada kantong lumpur (KL) = 0,40 m/det dan saluran irigasi (SI) = 0,42 m/det.

ME mengundang pasangan suami istri yang ingin menghangatkan kembali relasi suami istri dan belum pernah bergabung dalam ME untuk mengikuti Week-end yang akan diadakan

Berdasarkan hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian, agar merek mampu mencapai nilai maksimal maka toko candra

Pada pembangunan jalan layang Tanjung Priok Paket 2 tersebut digunakan pondasi dalam, yaitu tiang pancang dan bored pile.. Dalam pembahasan ini penulis