Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Karya Akhir
MEKANISME PROSES PEMANASAN AIR DI DALAM BOILER
DENGAN MEMPERGUNAKAN HEATER TAMBAHAN UNTUK
EFISIENSI PEMBAKARAN
O
L
E
H
Nim : 035203039
Nama : HELMON SIHOMBING
PROGRAM DIPLOMA – IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
MEKANISME PROSES PEMBAKARAN DI DALAM BOILER
DENGAN MEMPERGUNAKAN HEATER TAMBAHAN UNTUK
EFISIENSI PEMBAKARAN
OLEH :
Nama : HELMON SIHOMBING Nim : 035203039
Disetujui oleh : Pembimbing Karya Akhir
Ir. ZULKARNAEN PANE Nip : 19570720 1983031 001
Pelaksana Harian Ketua Program Diploma – IV Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Ir. USMAN BA’AFAI NIP : 19461022 1973021 001 PROGRAM DIPLOMA – IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
ABSTRAK
Pada proses pemanasan air, air yang berasal dari raw water (air tanah) tidak
langsung dibakar didalam boiler. dalam hal ini digunakan peralatan instrumen
Deaerator dan economizer yang berfungsi untuk pemanasan awal sebelum dibakar
didalam boiler.
Fungsi deaerator dan economizer ini adalah sebagai komponen pembantu
untuk memanaskan air sebelum dibakar didalam boiler. Apabila pemanasan air
langsung dilakukan didalam boiler maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama
dan menggunakan bahan bakar yang cukup banyak sehingga proses produksi tidak
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini. Tidak lupa pula
penulis ucapkan ribuan terima kasih kepada Ayahanda Antonius Mangatur
Sihombing dan Ibunda Romauli Damanik serta kakanda Helen Sihombing, adindan Rimbun Sihombing, dan adinda Helmi Mariance Sihombing tercinta yang tak
pernah letih mengasuh, membesarkan, memberi dukungan moral maupun materil dan
selalu menyertai Ananda dengan do’a sampai Ananda menyelesaikan Karya Akhir Ini.
Dan tak luput pula penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada calon
pendamping hidup saya Veronika Dora Lina Pandiangan, SH yang senantiasa
mendampingi, memberikan semangat dan dorongan nya melalui cinta dan kasih
sayangnya dan selalu menyertai saya dengan do’a sampai saya menyelesaikan Karya
Akhir.
Dalam proses penyusunan karya akhir ini, penulis telah mendapat bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak, maka untuk bantuan yang di berikan baik materil,
spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sepantasnya penulis
mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting M.Eng. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Alm. Bapak Ir. Nasrul Abdi MT.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Ba’afai, selaku P.J.S ketua Jurusan Teknik
Elektro.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
5. Bapak Ir. Zulkarnaen Pane. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan
karya akhir ini.
6. Bapak Ir. Satria Ginting selaku Dosen Wali.
7. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik angkatan
2003 yang telah banyak membantu penulis.
Akhir kata tak ada gading yang tak retak, karena keterbatasan waktu dan
kemampuan, penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Akhir ini masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Untuk itu penyususn membuka diri
atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat di diskusikan dan di
pelajari bersama demi kemajuan wawasan ilmu pengetahuann teknologi. Semoga
karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2009
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
D A F T A R I S I
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
I.1. Pendahuluan ... 1
I.1.1. Deaerator ... 2
I.1.1.1 Economizer ... 3
I.2. Tujuan Karya Akhir ... 4
I.3. Rumusan Masalah ... 5
I.4. Batasan Masalah ... 5
I.5. Metode Penulisan... 5
I.6. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
II.1 Teori Dasar ... 8
II.2. Diagram fase steam ... 12
II.3. Kualitas steam ... 14
II.4. Sistem Distribusi Steam ... 14
II.5. Pipa – Pipa ... 19
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.5.2 Tata Letak Pemipaan ... 19
II.6. Strainers... 20
II.7. Filter ... 23
II.8. Pemisah/Separator ... 25
II.9. Ventilasi udara ... 27
II.10. Pemanfaatan Kembali Kondensat ... 30
II.11 Jenis – Jenis Boiler Uap ... 32
II.11.1 Fire Tube Boiler ... 32
II.11.2 Water Tube Boiler ... 32
II.11.3 Boiler Paket ... 34
II.11.4 Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC) ... 35
II.11.5 Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler... 37
II.11.6 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler ... 38
II.11.7 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC) ... 38
II.11.8 Stoker Fired Boilers ... 39
II.11.8.1 Spreader stokers ... 40
II.11.8.2 Chain-grate atau traveling-grate stoker ... 40
II.11.9 Pulverized Fuel Boiler ... 41
II.11.10 Boiler Limbah Panas ... 43
II.11.11 Boiler Pemanas Fluida Termis ... 44
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
III.1 Proses Pemanasan Air ... 45
III.2 Keterpasangan alat deaerator ... 51
III.2.1 Data Teknis Deaerator ... 53
III.3 Keterpasangan Peralatan Pada Economizer ... 55
III.4 Data Teknis Boiler ... 57
III.5 Data Teknis Generator ... 58
BAB IV MEKANISME KERJA DEAREATOR DAN EKONOMIZER ... 58
IV.1. Deaerator Dan Economizer Sebagai Instrument Pembantu Dalam Pemanasan Air ... 58
IV.2 Mekanisme Deaerator Dan Economizer Merupakan Instrument Pendukung ... 61
IV.3 Analisa Performasi Dari Deaerator dan Economizer ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75
V.1. Kesimpulan ... 75
V.2. Saran ... 75
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Deaerator ... 4
Gambar 2.1 Kurva Steam Jenuh ... 13
Gambar 2.2 Diagram Fase Entalpi Suhu ... 14
Gambar 2.3 Contoh Sirkuit Steam ... 17
Gambar 2.4 Instalasi Pemipaan Steam ... 21
Gambar 2.5 Strainer Jenis-Y ... 22
Gambar 2.6 Strainer Jenis-Keranjang/basket ... 22
Gambar 2.7 Penggunaan untuk Steam atau Gas ... 23
Gambar 2.8 Penggunaan untuk Cairan ... 23
Gambar 2.9 Aliran Turun Secara Vertikal ... 24
Gambar 2.10 Filter In-line Horizontal ... 26
Gambar 2.11 Separator Tipe Baffle ... 28
Gambar 2.12 Ujung Ventilasi Udara Otomatis Utama... 30
Gambar 2.13 Sebuah Sirkuit Steam dan Kondensat ... 32
Gambar 2.14 Fire Tube Boiler ... 33
Gambar 2.15 Water Tube Boiler ... 34
Gambar 2.16 Boiler Paket ... 36
Gambar 2.17 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC) ... 39
Gambar 2.18 Spreader Stoker Boiler ... 40
Gambar 2.19 Traveling Grate Boiler ... 41
Gambar 2.20 Pembakaran Tangensial untuk Bahan Bakar Halus ... 42
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.22 Boiler Pemanas Fluida Termis ... 45
Gambar 3.1 Diagram Block Proses ... 48
Gambar 3.2 Kurva Steam Jenuh ... 53
Gambar 3.3 Konstruksi Deaerator ... 51
Gambar 3.4 Sootblower ... Gambar 3.5 Ash Handling Sistem ... Gambar 4.1 Mekanisme kerja Deaerator dan Economizer ... 52
Gambar 4.2 Penampang Economizer ... 54
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Steam, Air Panas,Fluida Minyak ... 10
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan
Didalam suatu pabrik yang mempunyai system pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) terutama pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sangat banyak
menggunakan peralatan instrumentasi sebagai komponen vital dalam
pengoperasiannya. Untuk itu peralatan tersebut harus dapat menghasilkan hasil
pengukuran dengan baik dan akurat. Pada prosesnya, PLTU menggunakan air sebagai
bahan baku yang dibakar didalam boiler dan menghasilkan steam (Uap) untuk
memutar turbin dan generator sehingga dapat menghasilkan listrik
Boiler uap atau boiler adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk
mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah
menjadi energi panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini
didapat dari hasil pembakaran, maka boiler harus mempunyai dapur sebagai tempat
pembakar. Dimana boiler uap terdiri dari drum yang tertutup pada ujung serta pangkal
nya dan dalam perkembangannya dikenal dengan boiler pipa api dan boiler pipa air.
Konstruksi boiler uap berhubungan dengan sifat yang dimiliki oleh air
terutama uap serta peristiwa yang terjadi pada pembentukan uap. Naiknya temperature
air terjadi karena adanya panas yang diberikan nyala api terhadap air melalui dinding
boiler yang berisikan gas panas hasil pembakaran.
Akibat pemberian panas secara terus menerus maka akan terbentuk
gelembung-gelembung uap yang bergerak keatas permukaan. Hal ini akibat perbedaan
berat jenis antara uap air dan air, selanjutnya air pun turun, begitulah bersirkulasi
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Pada boiler pipa air, dimana air mengalir didalam pipa-pipa, sedangkan
pemanasan air itu dilakukan oleh gas asap dinding-dinding pipa bagian luar.
Konstruksi dari boiler ini mempunyai beberapa kelompok pipa-pipa, pada boiler yang
sudah modern pipa-pipa airnya ditempatkan juga pada dinding dapur. Pipa-pipa air ini
terutama dari pipa baja yang berdinding tipis dan dipasang miring atau tegak dan
mempunyai garis tengah yang kecil. Kemiringan dari pipa-pipa ini minimum 15%.
Boiler pipa air ini lebih tepat untuk tekanan-tekanan uap yang besar, karena ukuran
bagian-bagian boiler yang kecil dan dinding-dinding dapat dikatakan tidak ada sama
sekali.
I.1.1 Deaerator
Deaerator adalah alat yang bekerja untuk membuang gas-gas yang terkandung
dalam air boiler, sesudah melalui proses pemurnian air (water treatment). Selain itu
deaerator juga berfungsi sebagai pemanas awal air pengisian boiler sebelum
dimasukkan kedalam boiler. Deaerator bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang
kelarutannya pada air akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu.
Gambar I.1 Deaerator
Alat deaerator ini terdiri dari dua drum dimana drum yang lebih kecil
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
boiler, sedangkan drum yang lebih besar adalah merupakan tempat penampungan
bahan air boiler yang jatuh dari drum yang lebih kecil di atasnya.
I.1.2 Economizer
Economizer dapat diartikan sebagai penghemat bahan bakar dalam proses
pemanasan air pengisian pada boiler. Alat ini juga mempunyai keuntungan yang lain,
dimana air pengisian (feed water) masuk kedalam boiler dengan suhu yang lebih
tinggi, sehingga air boiler tidak banyak mengalami pendinginan ketika memasukkan
air pengisian yang baru. Dengan demikian pembuatan uap tidak banyak terganggu.
Economizer adalah sejenis alat penukar panas aliran silang dimana panas
dipindahkan dari gas asap (hasil pembakaran) ke air pengisian (feed water) yang
sedang masuk. Penyerapan di economizer ini juga dapat meningkatkan efisiensi
boiler.
Fungsi dari economizer sebagai pemanas awal feed water sebelum masuk
kedalam steam drum dimana panas yang diperoleh dari gas asap diserap oleh
dinding-dinding pipa economizer untuk memanaskan air dalam pipa sehingga air tersebut
menjadi saturated.
Jadi urutan mekanisme proses cara kerja boiler adalah sebagai berikut :
1. Air yang telah di filtrasi melalui Reverse Osmosis kemudian dialirkan ke
deaerator untuk dipanaskan awal dan memisahkan logam atau mineral
yang berada didalam air, dengan tujuan agar air dapat dibakar didalam
boiler dan meningkatkan efisiensi air dan menghindari korosi pada pipa
– pipa yang dilaluinya.
2. Setelah diproses dideaerator kemudian air dipompakan menuju
economizer menggunakan feeding pump. Pemanasan didalam
economizer menggunakan gas buang yang berasal dari dalam boiler. Gas
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
chimney. Tujuan gas panas dialirkan melalui economizer hanyalah untuk
pemanasan pembantu untuk air yang akan dibakar didalam boiler.
3. Setelah air dipanaskan melalui economizer, maka air tadi akan dialirkan
ke drum boiler dengan tujuan sebagai tempat penyimpanan sementara
untuk air sebelum dibakar didalam boiler.
4. Air didalam drum boiler merupakan air yang sudah panas yang bersuhu
sekitar 165 – 1800C yang akan segera dibakar didalam boiler untuk
menjadikan air menuju steam.
5. Setelah dibakar didalam boiler, air tadi berubah menjadi steam tapi
belum bisa digunakan disebabkan air masih menjadi steam basah, oleh
sebab itu steam basah tersebut dialirkan ke superheater dengan tujuan
untuk meningkatkan suhu dah mengubah steam basah menjadi steam
kering hingga dapat memutar turbin dan generator.
I.2. Tujuan Karya Akhir
Adapun tujuan dari karya akhir ini adalah
1. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan masa studi sebagai Mahasiswa
program Diploma IV Teknologi Instrumentasi Pabrik.
2. Mengetahui dan memahami mekanisme cara kerja dari boiler dan
penggunaan perangkat tambahan serta penggunaannya pada proses
pemanasan air menjadi steam.
I.3. Rumusan Masalah
• Bagaimana proses pemanasan air menjadi steam
• Bagaimana cara kerja perangkat tambahan seperti dearator, ekonomizer,
elektostatic precipitator sebagai komponen ekonomis dalam konsumsi energi.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
I.4. Batasan Masalah
Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai
ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah karya akhir ini pada
:
• Hanya membahas prinsip kerja dari boiler
• Tidak membahas perhitungan secara mendetail
I.5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dipergunakan dalam penulisan Karya Akhir ini antara
lain sebagai berikut:
1. Dengan mempelajari teori dan pengamatan langsung di lapangan serta
melakukan diskusi dengan pembimbing dilapangan dan juga operator di
bagian pembangkit listrik tenaga uap.
2. Melakukan diskusi dengan Dosen Pembimbing Fakultas.
3. Dengan mencari buku-buku referensi dari beberapa pustaka dan mengambil
artikel – artikel dari website yang dapat menunjang penyusunan Karya Akhir.
I.7. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan karya akhir ini, maka
penulis membuat suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini merupakan
urutan bab demi bab termasuk isi dari sub – sub babnya. Adapun sistematika
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, tujuan karya
akhir, Tinjauan umum, rumusan dan batasan masalah, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pembakaran air menjadi
steam, teori dasar mengenai boiler dan teori alat-alat pendukung
dalam proses pengontrolan pemanasan air menjadi steam.
BAB III : MEKANISME PERUBAHAN AIR MENJADI UAP DI DALAM BOILER
Bab ini berisikan penjelasan mengenai prinsip kerja, kontruksi alat,
gambar keterpasangan peralatan, data teknis.
BAB IV :MEKANISME KERJA DEAREATOR DAN EKONOMIZER SERTA ANALISA PERFORMASI DARI DEAERATOR DAN ECONOMIZER
Bab ini menjelaskan mekanisme kerja deareator dan ekonomizer dan
analisa penghematan penggunaan deaearator dan economizer
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil
penulis dari pengamatan dilapangan dan pada waktu penulisan karya
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Teori Dasar
Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern.
Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,
daya, pemanasan dan transportasi tidak akan ada atau muncul seperti sekarang ini.
Steam memberikan suatu cara pemindahan sejumlah energi yang terkendali dari suatu
pusat, ruang boiler yang otomatis, dimana energi dapat dihasilkan secara efisien dan
ekonomis, sampai ke titik penggunaan. Steam yang bergerak mengelilingi pabrik
dianggap sama dengan transportasi dan penyediaan energi. Untuk beberapa alasan,
steam merupakan komoditas yang paling banyak digunakan untuk membawa energi
panas. Penggunaannya terkenal diseluruh industri untuk pekerjaan yang luas dari
produksi daya mekanis sampai penggunaan proses dan pemanasan ruangan. Alasan
dari penggunaan steam adalah:
• Steam dapat dengan mudah dan murah untuk didistribusikan ke titik
penggunaan
• Steam mudah dikendalikan
• Energinya mudah ditransfer ke proses
• Plant steam yang modern mudah untuk dikendalikan
• Steam bersifat fleksibel
Selain penggunaan steam adalah air dan fluida panas seperti minyak bersuhu
tinggi. Masing-masing metoda memiliki keuntungan dan kerugiannya, sebagaimana
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Tabel 2.1 Perbandingan Steam, Air Panas, Fluida Minyak
Steam Air panas Minyak bersuhu tinggi
Kandungan panas
Untuk suhu yang tinggi
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Dilakukan melalui
valve
Penurun suhu
Diperlukan steam traps Tidak diperlukan
steam traps
Tidak ada flash steam
Perlu blowdown boiler Tidak perlu
blowdown
Tidak perlu blowdown
Diperlukan pengolahan
air untuk mencegah
korosi
Sedikit terjadi korosi Korosi diabaikan
Diperlukan jaringan
Flens seperti biasa Flens seperti biasa
Tidak ada resiko
Dengan meningkatnya suhu dan air mendekati kondisi didihnya, beberapa
molekul mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk mencapai kecepatan yang
membuatnya sewaktu-waktu lepas dari cairan ke ruang diatas permukaan, sebelum
jatuh kembali ke cairan. Pemanasan lebih lanjut menyebabkan eksitasi lebih besar dan
sejumlah molekul dengan energi cukup untuk meninggalkan cairan jadi meningkat.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
densitas steam lebih kecil dari air, sebab molekul steam terpisah jauh satu dengan
yang lainnya. Ruang yang secara tiba-tiba terjadi diatas permukaan air menjadi terisi
dengan molekul steam yang kurang padat.
Jika jumlah molekul yang meninggalkan permukaan cairan lebih besar dari
yang masuk kembali, maka air menguap dengan bebasnya. Pada titik ini air telah
mencapai titik didihnya atau suhu jenuhnya, yang dijenuhkan oleh energi panas. Jika
tekananya tetap, penambahan lebih banyak panas tidak mengakibatkan kenaikan suhu
lebih lanjut namun menyebabkan air membentuk steam jenuh. Suhu air mendidih
dengan steam jenuh dalam sistem ya ng sama adalah sama, akan tetapi energi panas
per satuan massa nya lebih besar pada steam. Pada tekanan atmosfir suhu jenuhnya
adalah 100°C. Tetapi, jika tekanannya bertambah, maka akan ada penambahan lebih
banyak panas yang peningkatan suhu tanpa perubahan fase. Oleh karena itu, kenaikan
tekanan secara efektif akan meningkatkan entalpi air dan suhu jenuh. Hubungan
antara suhu jenuh dan tekanan dikenal sebagai kurva steam jenuh (Gambar 2.1).
Gambar 2.1 Kurva Steam Jenuh
Air dan steam dapat berada secara bersamaan pada berbagai tekanan pada
kurva ini, keduanya akan berada pada suhu jenuh. Steam pada kondisi diatas kurva
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Suhu diatas suhu jenuh disebut derajat steam lewat jenuh
• Air pada kondisi dibawah kurva disebut air sub- jenuh.
Jika steam dapat mengalir dari boiler pada kecepatan yang sama dengan yang
dihasilkannya, penambahan panas lebih lanjut akan meningkatkan laju produksinya.
Jika steam yang sama tertahan tidak meninggalkan boiler, dan jumlah panas yang
masuk dijaga tetap, energi yang mengalir ke boiler akan lebih besar dari pada energi
yang mengalir keluar. Energi berlebih ini akan menaikan tekanan, yang pada
gilirannya akan menyebabkan suhu jenuh meningkat, karena suhu steam jenuh
berhubungan dengan tekanannya.
II.2 Diagram fase steam
Data yang diberikan dalam tabel steam dapat juga dinyatakan dalam bentuk
grafik. Gambar 2.2 memberi gambaran hubungan antara entalpi dan suhu pada
berbagai tekanan, dan dikenal dengan diagram fase.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Ketika air dipanaskan dari 0°C sampai suhu jenuhnya, kondisinya mengikuti
garis cair jenuh sampai menerima seluruh entalpi cairannya, hf, (A - B). Jika panas
ditambahkan lebih lanjut, maka akan merubah fase ke steam jenuh dan berlanjut
meningkakan entalpi sambil tetap pada suhu jenuhnya, hfg, (B - C). Jika campuran
steam/air meningkat kekeringannya, kondisinya bergerak dari garis cair jenuh ke garis
uap jenuh. Oleh karena itu pada titik tepat setengah diantara kedua keadaan tersebut,
fraksi kekeringan (x) nya sebesar 0,5. Hal yang sama, pada garis uap jenuh steamnya
100 % kering. Begitu menerima seluruh entalpi penguapannya maka akan mencapai
garis uap jenuh. Jika pemanas dilanjutkan setelah titik ini, suhu steam akan mulai naik
mencapai lewat jenuh (C - D). Garis-garis cairan jenuh dan uap jenuh menutup
wilayah dimana terdapat campuran steam/air–steam basah. Dalam daerah sebelah kiri
garis cair jenuh, hanya terdapat air, dan pada daerah sebelah kanan garis uap jenuh
hanya terdapat steam lewat jenuh. Titik dimana garis cairan jenuh dan uap jenuh
bertemu dikenal dengan titik kritis. Jika tekanan naik menuju titik kritis maka entalpi
penguapannya berkurang, sampai menjadi nol pada titik kritisnya. Hal ini
menunjukkan bahwa air berubah langsung menjadi steam jenuh pada titik kritisnya.
Diatas titik kritis hanya gas yang mungkin ada. Keadaan gas merupakan keadaan yang
paling terdifusi dimana molekulnya hampir memiliki gerakan yang tidak dibatasi, dan
volumeenya meningkat tanpa batas ketika tekanannya berkurang. Titik kritis
merupakan suhu tertinggi dimana bahan berada dalam bentuk cairan. Pemberian
tekanan pada suhu konstan dibawah titik kritis tidak akan mngakibatkan perubahan
fase. Walau begitu, pemberian tekanan pada suhu konstan dibawah titik kritis, akan
mengakibatkan pencairan uap begitu melintas dari daerah lewat jenuh/ superheated ke
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
bars. Diatas tekanan ini steam disebut superkritis dan tidak ada titik didih yang dapat
diterapkan.
II.3 Kualitas Steam
Steam harus tersedia pada titik penggunaan :
• Dalam jumlah yang benar untuk menjamin bahwa aliran panas yang memadai
tersedia untuk perpindahan panas
• Pada suhu dan tekanan yang benar, atau akan mempengaruhi kinerja
• Bebas dari udara dan gas yang dapat mengembun yang dapat menghambat
perpindahan panas
• Bersih, karena kerak (misal korosi atau endapan karbonat) atau kotoran dapat
meningkatkan laju erosi pada lengkungan pipa dan orifice kecil dari steam
traps dan valve
• Kering, dengan adanya tetesan air dalam steam akan menurunkan entalpi
penguapan aktual, dan juga akan mengakibatkan pembentukan kerak pada
dinding pipa dan permukaan perpindahan panas.
II.4 Sistem Distribusi Steam
Sistem distribusi steam merupakan hubungan penting antara pembangkit
steam dan pengguna steam. Terdapat berbagai macam metoda untuk membawa steam
dari pusat sumber ke titik penggunaan. Pusat sumber mungkin berupa ruang boiler
atau pengeluaran dari plant kogenerasi. Boiler dapat menggunakan bahan bakar
primer, atau boiler limbah panas yang menggunakan gas buang dari proses bersuhu
tinggi, mesin- mesin atau bahkan insinerator. Apapun sumbernya, sistem distribusi
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
tekanan yang benar ke peralatan yang menggunakan steam. Pemasangan dan
perawatan sistem steam merupakan hal penting dan harus sudah dipertimbangkan
mulai tahap perancangan.
Diperlukan suatu pemahaman mengenai dasar sirkuit steam atau ‘loop
kondensat dan steam’. Ketika steam mengembun didalam proses, kondensat
dialirankan kembali kedalam pipa suplai air boiler. Kondensat memiliki volume yang
sangat kecil dibandingkan dengan steam, dan hal ini menyebabkan penurunan
tekanan, yang membuat steam mengalir melalui pipa-pipa. Steam yang dihasilkan
pada boiler harus dibawa melalui pipa kerja ke titik dimana energi panasnya
diperlukan. Pada awalnya hanya terdapat satu atau lebih pipa utama, atau ‘saluran
pipa steam’, yang membawa steam dari boiler kearah plant yang menggunakan steam.
Pipa-pipa cabang yang lebih kecil membawa steam ke masing- masing peralatan.
Ketika valve isolasi boiler utama (kadangkala disebut valve ‘mahkota’) dibuka, steam
dengan segera melintas dari boiler menuju dan sepanjang saluran pipa steam ke titik
pada tekanan rendah. Pipa kerja pada mulanya lebih dingin daripada steam, sesampai
panas dipindahkan dari steam ke pipa. Udara disekitar pipa-pipa juga sebelumnya
lebih dingin dari steam, kemudian pipa kerja akan mulai memindahkan panas steam
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.3 Contoh Sirkuit Steam
Steam yang berkontak dengan pipa yang lebih dingin akan mulai mengembun
dengan segera. Pada saat start-up, laju kondensasi akan berada pada nilai
maksimumnya, hal ini merupakan waktu dimana terjadi perbedaan suhu yang
maksimum antara steam dan pipa kerja. Laju kondensasi ini biasanya disebut ‘beban
permulaan’. Begitu pipa kerja telah dihangatkan, perbedaan suhu antara steam dan
pipa kerja menjadi minimal, namun kondensasi akan terjadi kaerna pipa kerja masih
terus memindahkan panas ke udara sekitar. Laju kondensasi ini disebut ‘beban
berjalan’. Hasil dari kondensasi (kondensat/embun) jatuh ke bagian bawah pipa dan
dibawa oleh aliran steam yang dibantu oleh gaya gravitasi, karena sudut kemiringan
pada saluran pipa steam dibuat diatur turun pada arah aliran steam. Kondensat
kemudian harus dikeluarkan dari berbagai titik strategis pada saluran pipa steam.
Ketika valve pada pipa steam yang melayani bagian plant yang menggunakan
steam dibuka, steam mengalir dari sistem distribusi masuk ke plant dan terjadi lagi
kontak dengan permukaan yang lebih dingin. Steam kemudian memindahkan
energinya dan menghangatkan peralatan dan produk (beban permulaan), dan bila telah
mencapai suhunya, pemindahan panas berlanjut ke proses (beban berjalan). Sekarang
terdapat pasokan steam yang sinambung dari boiler untuk mencukupi beban
terhubung dan untuk menjaga pasokan ini, harus dihasilkan steam yang lebih banyak
lagi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, dibutuhkan air yang lebih banyak (dan bahan
bakar untuk memanaskan air ini) untuk dipasok ke boiler sebagai air make up yang
sebelumnya sudah diuapkan menjadi steam. Kondensat yang terbentuk dalam pipa
distribusi steam dan dalam peralatan proses dapat dipakai sebakai pasokan sebagai air
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
ini juga merupakan komoditi yang sangat berharga yang tidak boleh dibiarkan untuk
menjadi limbah. Mengembalikan seluruh kondensat ke tangki umpan boiler akan
menutup loop energi steam, dan harus dilakukan bila memungkinkan.
Distribusi tekanan steam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, dan dibatasi oleh:
• Tekanan kerja maksimum yang aman bagi boiler
• Tekanan minimum yang diperlukan pada plant
Ketika steam melewati pipa distribusi, maka steam tidak dapat menghindari
kehilangan tekanannya karena :
• Tahanan gesekan/friksi didalam pipa.
• Kondensasi/pengembunan yang terjadi didalam pipa ketika panas dipindahkan
ke lingkungan.
Oleh karena itu pada saat menentukan tekanan distribuís awal, harus ada
kelonggaran untuk kehilangan tekanan ini. Satu kilogram steam pada tekanan yang
lebih tinggi mempunyai volume lebih kecil dari pada pada tekanan rendah. Jadi, jika
steam dibangkitkan dalam boiler pada tekanan tinggi dan didistribusikan pada tekanan
yang tinggi pula, maka ukuran saluran pipa distribusi akan menjadi lebih kecil.
Pembangkitan dan pendistribusian steam pada tekanan tinggi memberikan tiga
keuntungan yang cukup penting:
• Kapasitas penyimpanan panas pada boiler meningkat, membantu boiler lebih
efisien dalam menangani beban yang berfluktuasi, meminimalkan resiko
terbentuknya steam basah dan kotor.
• Diperlukan saluran pipa steam yang lebih kecil, sehingga biaya investasinya
untuk pipa, bahan penunjang, bahan isolasi dan buruh lebih rendah.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Pada sistem distribusi tekanan tinggi, diperlukan penurunan tekanan steam pada
setiap zona atau titik penggunaan pada sistem untuk menyesuaikan dengan tekanan
maksimum yang diperlukan penggunanya. Penurunan tekanan tersebut juga akan
menghasilkan steam yang lebih kering pada titik penggunaan.
Komponen penting pada sistem distribusi akan dijelaskan pada bagian berikut:
• Pipa-pipa
• Titik pengeluaran
• Jalur cabang
• Saringan/ strainers
• Saringan/ filters
• Pemisah/ separator
• Steam traps
• Ventilasi udara
II.5 Pipa-pipa II.5.1 Bahan pipa
Pipa sistem steam biasanya dibuat dari baja karbon ANSI B 16.9 Al06. Bahan
yang sama juga dapat digunakan untuk jalur kondensat, walaupun pipa tembaga lebih
disukai oleh beberapa industri. Untuk saluran pipa steam lewat jenuh yang bersuhu
tinggi, ditambahkan bahan campuran seperti chromium dan molybdenum untuk
memperbaiki kuat tarik dan resistansi terhadap golakan pada suhu tinggi. Biasanya
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.5.2 Tata Letak Pemipaan
Saluran pipa steam harus dipasang dengan penurunan/slope tidak kurang dari
1:100 (turun 1 m untuk setiap 100 m), kearah aliran steam. Sudut kemiringan ini akan
menjamin bahwa gravitasi, dan juga aliran steam, akan membantu pergerakan
kondensat menuju titik pengeluaran dimana kondensat akan dengan aman dan efektif
diambil.
Gambar 2.4 Instalasi Pemipaan Steam
II.6 Strainers
Dengan semakin meningkatnya persaingan pasar, penekanan lebih banyak
ditujukan pada pengurangan penghentian/downtime pabrik dan perawatan. Dalam
sistem steam dan kondensat, kerusakan pabrik seringkali diakibatkan oleh
kotoran-kotoran pada saluran pipa seperti kerak, korosi, senyawaan pada sambungan,
pengelasan logam dan padatan lainnya, yang dapat masuk menuju sistem pemipaan.
Strainers adalah peralatan yang menangkap padatan tersebut dalam cairan atau gas,
dan melindungi peralatan dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan, dengan
begitu mengurangi waktu penghentian dan perawatan. Strainer harus dipasang pada
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Strainers dapat dikelompokkan kedalam dua tipe utama menurut bentuk dan susunan
badannya : yakni tipe-Y dan tipe keranjang/basket. Contoh khas dari tipe strainers
dapat dilihat dalam Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Strainer Jenis-Y
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Untuk steam, strainer tipe-Y merupakan standar yang umum dan banyak
digunakan dimana-mana. Badannya berbentuk silinder yang kompak, sangat kuat dan
dapat menangani tekanan yang tinggi. Alat ini sebetulnya merupakan tangki
bertekanan, dan strainer tipe-Y ini mampu menangani tekanan sampai 400 bar/g.
Karena pada tekanan tersebut steam biasanya bersuhu sangat tinggi, maka untuk
mengatasi hal tersebut dibuat strainers yang menggunakan bahan yang luar biasa
seperti baja chrome-molybdenum. Walau terdapat berbagai pengecualian, ukuran
demi ukuran, strainer tipe-Y memiliki kapasitas penanganan kotoran yang lebih
rendah daripada strainer tipe keranjang, yang berarti memerlukan lebih seringnya
pembersihan. Pada sistem steam, hal ini tidaklah menjadi masalah, kecuali bila tingkat
korosinya tinggi, atau segera setelah commissioning ketika sejumlah besar kotoran
masuk. Pada penggunaan dimana terdapat sejumlah kotoran yang signifikan, sebuah
valve blowdown biasanya dapat dipasang pada tutup strainer, yang membuat strainer
mampu untuk mengunakan tekanan steam untuk membersihkan, dan tanpa harus
mematikan pabrik. Strainer tipe-Y pada steam horisontal atau jalur gas harus dipasang
dengan pocket nya berada dalam bidang horisontal. Cara ini mencegah air terkumpul
dalam pocket, membantu mencegah terbawanya tetesan air yang dapat menyebabkan
erosi dan mempengaruhi proses perpidahan panas. Bentuk pocket harus mengarah
turun secara tegak lurus.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.8 Penggunaan untuk cairan
Gambar 2.9 Aliran turun secara vertikal
Walau ada baiknya memasang strainer pada arah horisontal, tetapi hal ini tidak
selalu memungkinkan, dan strainer dapat dipasang pada saluran pipa vertikal jika
alirannya turun, dimana kotorannya akan secara alami menuju pocket.
Pemasangannya tidak memungkinkan pada aliran yang naik, dimana strainer harus
dipasang dengan bukaan pocket menuju kebawah dan kotorannya turun dalam pipa.
II.7 Filter
Filter digunakan untuk membuang partikel-partikel yang lebih kecil. Jika strainer
membuang seluruh partikel yang terlihat didalam steam, partikel yang lebih kecil juga
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Bila dilakukan injeksi steam langsung ke proses dimana kotoran dapat
menyebabkan pencemaran produk. Contoh : Pada industri makanan, dan untuk
sterilisasi peralatan proses dalam industri obat-obatan.
• Dimana steam kotor akan menyebabkan penolakan produk atau hasil proses
karena noda atau penumpukan partikel yang terlihat. Contoh : Mesin sterilisasi
dan mesin kertas/kardus.
• Dimana emisi partikel minimum diperlukan dari pelembab steam. Contoh :
Pelembab yang digunakan dalam lingkungan “bersih”.
• Untuk penurunan kandungan air steam, menjamin pasokan yang kering dan
jenuh.
Dalam penggunaan ‘steam bersih’ seperti itu, strainer tidaklah pas dan harus
digunakan filter. Filter yang digunakan dalam sistem steam biasanya terdiri dari
elemen filter dari baja tahan korosi yang disinter. Proses sinteringnya menghasilkan
struktur berpori yang sangat halus dalam baja tahan korosi, yang membuang berbagai
partikel dari fluida yang melewatinya. Filter yang tersedia mampu membuang partikel
sekecil 1/gym, sesuai dengan kebutuhan praktek yang baik yang berhubungan dengan
steam untuk makanan/ culinary.
Sifat pori-pori yang halus dari elemen filter akan menciptakan penurunan tekanan
yang lebih besar yang melintas filter daripada yang terdapat pada strainer dengan
ukuran sama, hal ini harus dipertimbangkan secara seksama ketika membuat ukuran
filter. Lagipula filter muda h rusak oleh laju aliran yang berlebih, dan batas-batas dari
fihak pembuatnya tidak boleh dilampaui.
Jika filter diterapkan dalam penggunaan steam, separator harus dipasang pada
aliran hulu filter untuk membuang berbagai tetesan kondensat yang tertahan dalam
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
akan memperpanjang umur filter. Strainer tipe-Y juga harus dipasang dibagian hulu
filter untuk membuang seluruh partikel besar dimana kalu tidak dipasang akan dengan
cepat menyumbat filter, meningkatnya kebutuhan pembersihan dan mengur angi umur
elemen filter. Dengan memasang pengukur tekanan pada sisi filter sebelah manapun,
penurunan tekanan yang melintasi filter dapat diukur, yang kemudian dapat digunakan
untuk mengidentifikasi saat filter memerlukan pembersihan.Sebagai alternatif
terhadap hal ini adalah dengan memasang saklar tekanan pada sisi aliran bawah filter.
Ketika tekanan aliran bawah berkurang dibawah tingkat yang sudah diatur sedemikian
rupa, cahaya tanda bahaya akan menyala didalam ruang kendali yang memberi sinyal
kepada operator yang kemudian dapat membersihkan filter.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.8 Pemisah/Separator
Separator digunakan untuk menghilangkan tetesan air tersuspensi dari steam.
Steam basah mengandung sejumlah air, dan merupakan salah satu perhatian utama
pada berbagai sistem steam. Steam basah ini dapat menurunkan produktivitas pabrik
dan kualitas produk, dan dapat menyebabkan kerusakan pada hampir semua item
pabrik dan peralatan. Pengurasan dan trapping yang dilakukan secara hati- hati hanya
dapat membuang hampir seluruh air, namun tidak untuk tetesan air yang tersuspensi
dalam steam. Untuk menghilangkan tetesan air tersuspensi tersebut, dipasang
pemisah/separator pada jalur pemipaan.
Steam yang dihasilkan dalam boiler yang dirancang untuk menghasilkan steam
jenuh pada dasarnya memang basah. Fraksi kering pada steam biasanya bervariasi
tegantung dari tipe boiler, dan hampir semua tipe shell pada boiler akan menghasilkan
steam dengan fraksi kering antara 95 sampai 98 %. Kandungan air dari steam yang
dihasilkan oleh boiler akan terus meningkat jika terjadi priming dan pemindahan.
Selalu terjadi kehilangan panas pada pipa distribusi, yang menyebabkan steam
mengembun. Karena gaya gravitasi, molekul air yang mengembun akan mengendap
di bagian bawah pipa membentuk sebuah lapisan air. Steam yang mengalir diatas air
ini dapat meningkatkan riak-riak kecil yang dapat membesar menjadi gelombang.
Ujung gelombang tersebut cenderung untuk pecah, melemparkan tetesan kondensat ke
aliran steam.
Keberadaan air dalam steam dapat menyebabkan sejumlah masalah:
• Air merupakan penghalang yang sangat efektif terhadap perpindahan panas,
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Tetesan air yang berjalan pada kecepatan steam yang tinggi akan meng-erosi
ruang valve dan sambungan- sambungan, suatu kondisi yang dikenal dengan
wiredrawing. Tetesan air juga akan meningkatkan korosi.
• Pembentukan kerak yang meningkat pada pipa dan permukaan pemanasan dari
bahan pencemar terbawa dalam tetesan air.
• Operasi yang tidak menentu dari valve pengendali dan pengukur aliran/flor
meter.
• Kegagalan valve dan pengukur aliran karena pemakaian yang cepat atau
hantaman air.
Walaupun terdapat berbagai desain separator, namun pada dasarnya digunakan
untuk menghilangkan kadar air yang tersuspensi dalam aliran steam, yang tidak dapat
dihilangkan dengan pengurasan dan trapping steam.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.9 Ventilasi udara
Jika udara tercampur dengan steam dan mengalir bersamaan dengannya,
kantong udara akan tetap tinggal pada permukaan penukar panas dimana steam
terkondensasikan. Secara perlahan, terhimpun sebuah lapisan tipis yang membentuk
sebuah selimut isolasi, yang menghalangi perpindahan panas sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar 2.12. Konduktivitas panas udara adalah 0,025 W/m °C,
sementara nilainya untuk air adalah 0,6 W/m °C, untuk besi sekitar 75 W/m °C dan
untuk tembaga sekitar 390 W/m °C. Sebuah lapisan udara dengan ketebalan hanya 1
mm memberikan resistansi terhadap aliran panas yang kurang lebih sama dengan
tembaga dengan tebal 15 meter.
Bilamana udara ditambahkan ke steam, kandungan panas dari volume
campuran lebih rendah dari steam murni dengan volume yang sama, sehingga suhu
campuran rendah. Jadi, keberadaan udara memiliki pengaruh ganda:
• Udara memberikan resistansi terhadap perpindahan panas melalui pengaruh
pelapisannya
• Udara menurunkan suhu ruang steam yang kemudian menurunkan gradien
suhu yang melewati permukaan perpindahan panas
Pengaruh keseluruhannya adalah mengurangi laju perpindahan panas yang
mungkin diperlukan oleh proses kritis, dan dalam kasus terburuknya mungkin dapat
mencegah tercapainya suhu proses akhir yang diperlukan. Dalam beberapa proses,
diperlukan suhu minimum untuk mendapatkan perubahan kimia atau fisik produk,
hanya suhu minimum diperlukan bagi alat pensteril/sterilizer. Kehadiran udara pada
prinsipnya merupakan masalah sebab udara akan mengakibatkan kacaunya alat
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Udara yang ada didalam pipa steam dan peralatan steam pada saat start-up.
Bahkan jika sistem diisi dengan steam murni ketika digunakan, steam yang
terkondensasikan akan menyebabkan keadaan vakum dan menarik udara ke pipa pada
saat operasi berhenti. Udara dapat juga masuk ke sistem tercampur dalam air umpan.
Pada suhu 80°C, air dapat larut sekitar 0,6% volume, dari udara.
Tanda-tanda adanya udara adalah:
• Menurunnya hasil produksi secara berangsur -angsur pada berbagai peralatan
yang dipanaskan oleh steam
• Gelembung udara dalam kondensat
• Korosi
Cara memventilasikan udara yang paling efisien adalah dengan menggunakan
sebuah alat otomatis. Udara yang tercampur dengan steam akan menurunkan suhu
campuran. Dapat digunakan alat termostatik (berdasarkan tekanan seimbang atau
prinsip bimetallic) untuk memventilasikan sistem steam. Sebuah alat ve ntilasi udara
yang dipasang pada suatu tangki ruang steam atau pada ujung pipa saluran steam akan
terbuka ketika ada udara.
Untuk pembuangan udara yang maksimal, pembuangannya harus sebebas
mungkin. Sebuah pipa seringkali dipasang untuk membawa buangan ke lokasi yang
aman, lebih disukai yang bukan jalur pengembalian kondensat, yang dapat membatasi
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.12 Ujung Ventilasi Udara Otomatis Utama
Bila sebuah ventilasi udara dipasang untuk mem-bypass sebuah steam trap,
maka ventilasi ini akan bertindak sebagai steam trap setelah udara diventilasikan, dan
dapat juga membuang kondensat dari waktu ke waktu. Dalam kasus seperti itu perlu
untuk menghubungkan ulang ventilasi udara ke jalur kondensat setelah trap. Jika jalur
buangan kondensat dari sebuah trap meningkat ke tingkat yang tertinggi, jalur yang
banjir akan mengganggu tekanan balik pada trap dan ventilasi udara. Kemampuan
ventilasi udara dalam membuang udara jadi berkurang, terutama pada saat start-up.
Hal ini sama juga bila ventilasi udara terintegrasikan didalam steam trap. Bila bentuk
penggunaan ruang steam dan lokasi saluran masuk steam menyebabkan hampir semua
udara meninggalkan saluran keluar kondensat, maka lebih disukai jika jalur
pembuangan steam trap dan ventilasi udara tidak ditempatkan pada tempat yang
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.10 Pemanfaatan Kembali Kondensat
Seperti halnya dengan kandungan panas, kondensat pada dasarnya merupakan
air suling, yang ideal untuk penggunaan air umpan boiler. Suatu sistem steam yan
efisien akan mengumpulkan kondesat ini dan mengembalikannya ke deaerator, tangki
umpan boiler, atau menggunakannya dalam proses lain. Hanya jika benar-benar
terdapat resiko pencemaran maka kondensat tidak boleh dikembalikan ke boiler.
Bahkan, memungkinkan untuk mengumpulkan kondensat dan menggunakannya
sebagai air proses panas atau melewatkannya melalui sebuah alat penukar panas
dimana kandungan panasnya dapat dimanfaatkan kembali sebelum air dibuang.
Kondensat dibuang dari plant dan peralatan steam melalui steam traps dari tekanan
yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Sebagai akibat dari turunnya tekanan,
beberapa kondensat akan menguap kembali menjadi ‘flash steam’. Bagian steam yang
akan ‘flash off’ dengan cara ini ditentukan oleh sejumlah panas yang dapat ditahan
dalam steam dan kondensat. Biasanya jumlah flash steam sekitar 10% sampai 15%,
tetapi dapat juga lebih dari itu. Kondensat pada tekanan 7 bar/g akan kehilangan
massanya sekitar 13% bila flashing ke tekanan atmosfir, namun steam yang dihasilkan
akan memerlukan ruang 200 kali lebih besar daripada kondensat darimana bahan ini
dibentuk. Kondensat ini berpengaruh terhadap penghambatan jalur pembuangan trap
yang berukuran lebih kecil dari yang semestinya, dan harus diperhitungkan ketika
menghitung ukuran jalur tersebut.
Suatu sistem pemanfaatan kembali kondensat yang efektif, mengumpulkan
kondensat panas dari steam dengan menggunakan peralatan dan mengembalikannya
ke sistem umpan boiler, dapat membayar dirinya sendirinya dalam jangka waktu yang
sangat cepat. Gambar 2.13 memperlihatkan sebuah sirkuit steam dan kondensat yang
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.13 Sebuah Sirkuit Steam dan Kondensat
II.11 Jenis-jenis Boiler Uap II.11.1 Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada
didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan
untuk kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai
sedang. Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam sampai
12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers dapat
menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.14
Fire Tube Boiler
II.11.2 Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk
kedalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam
pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan
steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga.
Water tube boiler yang sangat modern dirancang dengan kapasitas steam
antara 4.500–12.000 kg/jam, dengan tekanan sangat tinggi. Banyak water tube boilers
yang dikonstruksi secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas.
Untuk water tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Karakteristik water tube boilers sebagai berikut:
• Forced, induced dan balanced draft membantu untuk meningkatkan efisiensi
pembakaran
• Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
• Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi.
Gambar 2.15 Water Tube Boiler
II.11.3 Boiler Paket
Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai paket yang lengkap. Pada
saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar
dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi. Paket boiler biasanya merupakan tipe
shell and tube dengan rancangan fire tube dengan transfer panas baik radiasi maupun
konveksi yang tinggi.
Ciri-ciri dari packaged boilers adalah:
• Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas menghasilkan
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
• Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki
perpindahan panas konvektif yang baik.
• Sistem forced atau induced draft menghasilkan efisiensi pembakaran yang
baik.
• Sejumlah lintasan/pass menghasilkan perpindahan panas keseluruhan yang
lebih baik.
• Tingkat efisiensi thermisnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan boiler
lainnya.
Boiler tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah pass nya–yaitu berapa kali
gas pembakaran melintasi boiler. Ruang pembakaran ditempatkan sebagai lintasan
pertama setelah itu kemudian satu, dua, atau tiga set pipa api. Boiler yang paling
umum dalam kelas ini adalah unit tiga pass/lintasan dengan dua set fire-tube/pipa api
dan gas buangnya keluar dari belakang boiler.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
II.11.4 Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem
pembakaran yang konvensional dan memberikan banyak keuntungan–rancangan
boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi
dan berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar
yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara, barang tolakan dari tempat
pencucian pakaian, sekam padi, bagas & limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized
bed memiliki kisaran kapasitas ya ng luas yaitu antara 0.5 T/jam sampai lebih dari 100
T/jam. Bila udara atau gas yang terdistribusi secara merata dilewatkan keatas melalui
bed partikel padat seperti pasir yang disangga oleh saringan halus, partikel tidak akan
terganggu pada kecepatan yang rendah. Begitu kecepatan udaranya berangsur-angsur
naik, terbentuklah suatu keadaan dimana partikel tersuspensi dalam aliran udara–bed
tersebut disebut “terfluidisasikan”.
Dengan kenaikan kecepatan udara selanjutnya, terjadi pembentukan
gelembung, turbulensi yang kuat, pencampuran cepat dan pembentukan permukaan
bed yang rapat. Bed partikel padat menampilkan sifat cairan mendidih dan terlihat
seperti fluida-“bed gelembung fluida/bubbling fluidized bed”. Jika partikel pasir
dalam keadaan terfluidisasikan dipanaskan hingga ke suhu nyala batubara, dan
batubara diinjeksikan secara terus menerus ke bed, batubara akan terbakar dengan
cepat dan bed mencapai suhu yang seragam. Pembakaran dengan fluidized bed (FBC)
berlangsung pada suhu sekitar 8400C hingga 9500C. Karena suhu ini jauh berada
dibawah suhu fusi abu, maka pelelehan abu dan permasalahan yang terkait
didalamnya dapat dihindari. Suhu pembakaran yang lebih rendah tercapai disebabkan
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
fluidized bed dan ekstraksi panas yang efektif dari bed melalui perpindahan panas
pada pipa dan dinding bed. Kecepatan gas dicapai diantara kecepatan fluidisasi
minimum dan kecepatan masuk partikel. Hal ini menjamin operasi bed yang stabil dan
menghindari terbawanya partikel dalam jalur gas.
II.11.5 Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric
Fluidized Bed Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler
konvensional biasa yang ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem
seperti telah dipasang digabungkan dengan water tube boiler/boiler pipa air
konvensional. Batubara dihancurkan menjadi ukuran 1–10 mm tergantung pada
tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara ke ruang pembakaran. Udara atmosfir,
yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan pembakaran, dimasukkan dengan tekanan,
setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang bahan bakar. Pipa dalam bed yang
membawa air pada umumnya bertindak sebagai evaporator. Produk gas hasil
pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu mengalir ke economizer, ke
pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke atmosfir.
II.11.6 Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor
memasok udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan.
Laju panas yang dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang
dalam digunakan untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan
meningkatkan efisiensi pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
panas dari cerobong menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat
digunakan untuk pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga
dengan siklus gabungan/combined cycle. Operasi combined cycle (turbin gas & turbin
uap) meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8%.
II.11.7 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Dalam sistem sirkulasi, parameter bed dijaga untuk membentuk padatan
melayang dari bed. Padatan diangkat pada fase yang relatif terlarut dalam pengangkat
padatan, dan sebuah down-comer dengan sebuah siklon merupakan aliran sirkulasi
padatan. Tidak terdapat pipa pembangkit steam yang terletak dalam bed.
Pembangkitan dan pemanasan berlebih steam berlangsung di bagian konveksi,
dinding air, pada keluaran pengangkat/riser. Boiler CFBC pada umumnya lebih
ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih
dari 75–100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku
boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang semakin baik, partikel bahan
bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.17 Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers
(CFBC)
II.11.8 Stoker Fired Boilers
Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku
dan oleh jenis grate nya. Klasifikasi utama nya adalah spreader stoker dan chain-gate
atau traveling-gate stoker.
II.11.8.1 Spreader stokers
Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan
pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas bed
pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi; partikel yang
lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara
yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
cepat bila laju pembakaran meningkat. Karena hal ini, spreader stoker lebih disukai
dibanding jenis stoker lainnya dalam berbagai penerapan di industri.
Gambar 2.18 Spreader Stoker Boiler
II.11.8.2 Chain-grate atau traveling-grate stoker
Batubara diumpankan ke ujung grate baja yang bergerak. Ketika grate
bergerak sepanjang tungku, batubara terbakar sebelum jatuh pada ujung sebagai abu.
Diperlukan tingkat keterampilan tertentu, terutama bila menyetel grate, damper udara
dan baffles, untuk menjamin pembakaran yang bersih serta menghasilkan seminimal
mungkin jumlah karbon yang tidak terbakar dalam abu. Hopper umpan batubara
memanjang di sepanjang seluruh ujung umpan batubara pada tungku. Sebuah grate
batubara digunakan untuk mengendalikan kecepatan batubara yang diumpankan ke
tungku dengan mengendalikan ketebalan bed bahan bakar. Ukuran batubara harus
seragam sebab bongkahan yang besar tidak akan terbakar sempurna pada waktu
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Gambar 2.19 Traveling Grate Boiler
II.11.9 Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara
menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar
juga menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan
diseluruh dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90% kapasitas pembakaran
batubara merupakan jenis ini.
Untuk batubara jenis bituminous, batubara digiling sampai menjadi bubuk
halus, yang berukuran +300 micrometer ( m) kurang dari 2% dan yang berukuran
dibawah 75 microns sebesar 70-75%. Harus diperhatikan bahwa bubuk yang terlalu
halus akan memboroskan energi penggilingan. Sebaliknya, bubuk yang terlalu kasar
tidak akan terbakar sempurna pada ruang pembakaran dan menyebabkan kerugian
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
dengan sebagian udara pembakaran masuk menuju plant boiler melalui serangkaian
nosel burner.
Gambar 2.20 Pembakaran tangensial untuk bahan bakar halus
Udara sekunder dan tersier dapat juga ditambahkan. Pembakaran berlangsung
pada suhu dari 1300 - 1700°C, tergantung pada kualitas batubara. Waktu tinggal
partikel dalam boiler biasanya 2 hingga 5 detik, dan partikel harus cukup kecil untuk
pembakaran yang sempurna. Sistem ini memiliki banyak keuntungan seperti
kemampuan membakar berbagai kualitas batubara, respon yang cepat terhadap
perubahan beban muatan, penggunaan suhu udara pemanas awal yang tinggi dll. Salah
satu sistem yang paling populer untuk pembakaran batubara halus adalah pembakaran
tangensial dengan menggunakan empat buah burner dari keempat sudut untuk
menciptakan bola api pada pusat tungku.
II.11.10 Boiler Limbah Panas
Dimanapun tersedia limbah panas pada suhu sedang atau tinggi, boiler limbah
panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari steam yang
dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan yang
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini
banyak digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas
dan mesin diesel.
Gambar 2.21 Boiler Limbah Panas
II.11.11 Boiler Pemanas Fluida Termis
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai
penerapan untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida
petroleum sebagai media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu
yang konstan. Sistem pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft
mekanis. Pemanas fluida thermis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah
kumparan ganda, konstruksi tiga pass dan dipasang dengan sistem jet tekanan. Fluida
termis, yang bertindak sebagai pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
proses melalui penukar panas, kemudian fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran
fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan oleh katup pengendali yang
dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi. Pemanas beroperasi pada
api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang kembali yang
bervariasi tergantung beban sistem.
Keuntungan pemanas tersebut adalah:
• Operasi sistem tertutup dengan kehilangan minimum dibanding dengan boiler
steam.
• Operasi sistem tidak bertekanan bahkan untuk suhu sekitar 2500C
dibandingkan kebutuhan tekanan steam 40 kg/cm2 dalam sistem steam yang
sejenis.
• Penyetelan kendali otomatis, yang memberikan fleksibilitas operasi.
• Efisiensi termis yang baik karena tidak adanya kehilangan panas yang
diakibatkan oleh blowdown, pembuangan kondensat dan flash steam.
Faktor ekonomi keseluruhan dari pemanas fluida termis tergantung pada
penerapan spesifik dan dasar acuannya. Pemanas fluida thermis berbahan bakar
batubara dengan kisaran efisiensi panas 55-65% merupakan yang paling nyaman
digunakan dibandingkan dengan hampir kebanyakan boiler. Penggabungan peralatan
pemanfaatan kembali panas dalam gas buang akan mempertinggi tingkat efisiensi
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
Helmon Sihombing : Mekanisme Proses Pemanasan Air Di Dalam Boiler Dengan Mempergunakan Heater Tambahan Untuk Efisiensi Pembakaran, 2010.
BAB III
MEKANISME PERUBAHAN AIR MENJADI UAP DI DALAM BOILER
III.1 Proses pemanasan air
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air
sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan
sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan
tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler
merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari : sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai valve disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan valve dan dipantau dengan alat pemantau tekanan.
Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan
pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada
sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan.
Dua sumber air umpan adalah: kondensat atau steam yang mengembun yang kembali
dari proses dan air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari